3 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tijauan

advertisement
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tijauan Umum
Pencarian data dan teori diperlukan untuk membantu dalam pengerjaan Visual
Publikasi tentang Bambu asal Indonesia. Data Diambil Dari berbagai Sumber
Sebagai Berikut :
a. Data Internet
http://www.rumah.com/berita-properti/2012/7/1406/furnitur-bambu-danrotan-indonesia-diminati-ameri
http://propertytoday.co.id/mengenal-karakteristik-bambu-sebagai-alternatifbahan-bangunan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu
http://www.notepedia.info/2013/04/memahami-teori-dasar-design.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster
http://beecreative.web.id/about-2/pekerjaan-kami/corporate-brand-identity
http://fransxavegatra.blogspot.com/2014/10/teori-buku-ilustrasi.html
http://2013.indonesiamenanam.com/news/2013/11/kenalan-dengan-tanamanbambu-yuk#.VX36o0ZYvZR
b. Narasumber
•
Yayasan Bambu Indonesia
•
Kak Hikmatullah atau biasa dipanggil kang Ujang selaku pengurus
Yayasan Bambu Indonesia.
•
Bapak Haji Jatnika Nanggamihardja selaku ketua harian Yayasan
Bambu Indonesia.
c. Buku Literatur
Berikut adalah buku yang penulis gunakan sebagai sumber literatur.
3
4
1. Buku “Serumpun Bambu Sejuta Karya”
karya H.Jatnika Naggamihardja (2012). Penerbit :YSHI.
Buku ini berisi catatan perjuangan mengembangkan kebudayaan bambu
dan kearifan lokal. Buku ini memberikan berbagai macam makna bambu
di Indonesia. Melalui buku ini penulis menerangkan bagaimana bambu
sangat dekat dengan kehidupan manusia. Bambu yang berasal dari
indonesia memiliki daya tarik bagi pasar luar negeri namun hanya
sebagian kecil kebutuhan luar negeri yang dapat terpenuhi. Alasannya
katidakseimbangan antara ketersedian bahan baku yang besar dengan
ketersedian tenaga ahli.
2. Buku “Rotan dan Bambu (Kelapa, Kelapa Sawit, Nipah, Sagu)”
Karya Kasmudjo (2012). Penerbit : Cakrawala Media.
Buku ini menerangkan bagaimana bambu bisa memiliki potensi dan daya
guna yang amat besar di Indonesia. Selain itu juga dijelaskan proses
pengolahan bambu menurut penggunaanya yang dibambarkan dengan
bagan dan table yang jelas, karakteristik bambu, hingga manfaatnya.
3. Buku “Jenis-Jenis Bambu di Bali dan Potesinya”
karya Ida Bagus Ketut Arinasa dan I Nyoman Peneng (2013). Penerbit :
LIPI Press, angota Ikapi.
Buku ini menjabarkan 18 jenis bambu penunjang Industri di Indonesia
dimana setiap bambu memiliki potensi, karakter, keistimewaan dan
manfaat yang berbeda-beda. Selain itu juga pembaca diajak untuk
mengenal tanaman bambu secara lebih mendalam. Secara khusus buku ini
juga membahas tentang pesebaran, nama daerah, nilai ekonomi, tempat
tumbuh
serta
tinjauan
karakteristik
bambu
sehubungan
dengan
kegunaanya. Dari buku ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Bali
sangat dekat denganbambu sehingga bambu yang berlimpah di Bali dapat
dimanfaatkan secara optimal.
5
d. Hasil Wawancara
Narasumber : Kang Ujang dan H.Jatnika Naggamihardja
Institusi : Yayasan Bambu Indonesia
Lokasi : Cibinong, Bogor
Tanggal dan Waktu : 6 April 2015 pukul 11.00 AM
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap Yayasan Bambu Indonesia
yang berlokasi di Cibinong Bogor dapat Disimpulkan sebaga berikut :
Di Indonesia ada anggapan keliru yang terus berkembang di masyarakat
tentang bambu. Bambu seringkali dianggap seperti rumput atau tanaman liar.
Karena itu munculah sikap yang kurang menghargai dan kurang
memperhitungkan eksistensinya. Bambu dapat tumbuh dengan baik di tanah
vulkanis karena itu mudah ditanam dan berkembang di indonesia yang
memiliki banyak gunung berapi.
Bambu dalam tradisi Jawa Barat disebut sebagai awi yang merupukan
kependekan dari asal wiwitan yang berarti asal mula. Bambu yang serupakan
klasifikasi tanaman rerumputan dalam tradisi Jawa Barat percaya bahwa
bambu merupakan tumbuhan yang pertama kali hidup di muka bumi, maka
itu disebut sebagai asal wiwitan yang diartikan asal mula tumbuhan.
Bambu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi masyarakat Sunda Jawa Barat
memiliki makna yang amat dalam. Dari Semenjak Manusia Lahir bambu
telah digunakan oleh manusia sebagai alat untuk memotong tali pusar bahkan
setelah meninggalpun masyarakat Jawa Barat masih menggunakan bambu
sebagai alat untuk mengangkut jenazah dan sebagai penutup makam. Dalam
kehidupan manusia tidak luput dari bambu karena bambu sangat sebarguna
bagi masyarakat dan tidak bisa ditinggalkan.
Dalam Yayasan Bambu Indonesia telah dibudidayakan sebanyak 43 jenis
bambu yang kebanyakan dikirim dari luar daerah Jawa Barat untuk tujuan
konservasi. Beberapa diantaranya bambu betung yang memiliki 4 jenis
6
klasifikasi merupakan jenis yang paling besar dan biasa digunakan sebagai
tiang penyangga rumah dan perabotan besar seperti tempat tidur. Kedua
bambu gombong yang juga memiliki 4 klasifikasi yang biasa digunakan
sebagai bagian konstruksi rumah dan pembuatan perabot. Sealin itu ada
bambu tali diklasifikasikan menjadi dua jenis yang merupakan jenis bambu
ukuran kecil dan sifatnya sangat lentur dan sering dijadikan sebagai tali
pengikat dan masih banyak jenis bambu lainya.
Dalam penggunaanya ciri-ciri bambu yang baik untuk dipakai yaitu memiliki
serat-serat yang padat dan memiliki kulit yang licin. Cara penanaman bambu
merupakan yang termudah dari semua tanaman, menurut Bapak Jatnika
“sekali menanam bambu seumur hidup tidak usah menanam lagi” karena
bambu akan berumpun dengan sendirinya. Cara penanaman pertama
dilakukan dengan pengambilan satu batang bambu muda beserta akarnya
untuk kemudian ditanam kembali selain itu ada cara lain yang lebih modern
melalu metode kultur jaringan. Dalam pemanenan atau penebangan pohon
bambu hal utama yang harus diperhatikan adalah bambu tidak boleh memiliki
kada air yang tinggi karena bambu tersebut cenderung lebih mudah rusak dan
dapat menarik hama bambu.
Agar bambu tahan lama dan tidak mudah rusak bambu harus diawetkan
terlebih dahulu sebelum digunakan dengan cara direndam di kolam
pengawetan selama kira-kira 2 bulan. Ada dua cara pengaweta yaitu secara
kimia dan alami. Pengawetan kimia dengan menggunakan bahan sarpeko
yang dicampur dengan air sedangkan pengawetan alami dilakukan dengan
mencampur air dengan daun bambu, garam atau dapat juga menggunakan
umbi gadung kemudian dirunggu hingga membusuk baru bambu dapat
direndam. Bambu yang sudah diawetkan dapat memiliki ketahan seperti kayu
bahkan lebih.
Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa bambu sangat penting dalam
kehidupan manusia, maka dari itu sangat penting untuk dilestarikan. Bambu
memilik manfaat yang sangat besar serta tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum
7
memahami tentang potensi bambu yang amat besar sehingga perlu publikasi
yang dapat membuat orang tertarik terhadap bambu dan berbagai macam
penggunaannya dalam konstruksi bangunan, musik, dan tradisi khususnya di
daerah Jawa Barat.
2.1.1 Pengertian Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.
Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di
dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat.
Karena memiliki sistem akar rimpang/rhizoma (akarnya dapat menjalar dan dapat
menghasilkan tunas baru dari akar), dalam sehari tanaman bambu dapat tumbuh
sepanjang 60cm bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat
ia ditanam.
2.1.2 Manfaat dan Kegunaan Bambu Bambu
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi kehidupan.
Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan rebungnya
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan menurut Berlian & Rahayu. Menurut
Duryatmo, mengatakan bahwa manfaat tanaman serbaguna ini sangat beragam.
Setidaknya ada 600 jenis barang kebutuhan manusia berbahan baku bambu. Dalam
kehidupan sehari-hari, perabot berbahan.
Manfaat lain dari bambu yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber
tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah
tanah secara nyata.
Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam,
tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah (baik
lahan basah/kering), tidak membutuhkan investasi besar, pertumbuhannya cepat,
setelah tanaman mantap (3 – 5 tahun) dapat di panen setiap tahun tanpa merusak
rumpun dan
memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran,.
Bambu juga memiliki kemampuan peredam suara yang baik dan menghasilkan
8
banyak oksigen sehingga dapat ditanam di pusat pemukiman dan pembatas jalan
raya.
2.1.3 Asal Usul Bambu
Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan
Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia
merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah
Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal
tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah subtropik dan
daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi (Berlian &
Rahayu, 1995).
Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan
hutan alam, misalnya karena logging. Bambu semakin tersebar, misalnya jenis
Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan.
Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh.
2.1.4 Karakteristik Bambu
•
Memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik. Batangnya berwujud pipa beruas
dengan kekuatan struktur yang terkonsentrasi pada permukaan dinding luar,
liat namun lentur, mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk. Seratnya elastis,
optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk. Bambu denga
pengolahan yang baik dapat memiliki kekuatan setara dengan kayu bahkan
lebih.
•
Rupanya artistik, memiliki pembawaan warna alami, mulus nan cantik meski
tanpa dicat, jika cukup umur saat ditebang. Bentuk batang relatif lurus rapi,
mudah dikemas, dan dikirim ke lokasi proyek.
•
Relatif murah dibanding bahan bangunan lain karena tumbuh di banyak
tempat dan produksi per tahunnya cukup melimpah.
9
•
Tidak bersifat polutif. Seluruh bagian berguna, tanpa menyisa. Semisal,
batangnya untuk bangunan, daunnya untuk obat dan dibuat kompos, bahkan
sisa-sisa industri perabot dapat disulap menjadi arang.
•
Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun (rentang
waktu yang digunakan para ahli sebagai parameter tanaman itu bisa atau tidak
diperbaharui). Dalam sepuluh tahun bisa dipanen hingga tiga kali, sedangkan
kayu hanya sekali bahkan ada yang harus menunggu hingga seratus tahun
baru bisa ditebang.
2.2 Tijauan Khusus
2.2.1 Landasan Teori
a. Teori Desain
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar untuk menyampaikan seefektif munkin kepada audience sebuah
pesan ataupun informasi. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar
karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. desain
grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain
lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metode
merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang
digunakan (desain). Secara garis besar seni desain grafis mencakup
keterampilan
visual
dalam
mengelola
tipografi,
ilustrasi,
fotografi,
pengolahan gambar, dan tata letak dalam satu kasus.
Dalam buku Foundation of Art And Design karya Alan Pipes mejelaskan
bahwa suatu design dapat terbentuk dari 2 bagian utama yang saling berkaitan
yaitu Element dan Rules. Selain itu buku ini menjabarkan berbagai macam
elemen dan prinsip desain yang sering digunakan dalam seni beserta
penerapan, pengertian, perkembangan, jenis, serta kegunaanya masingmasing.
Prinsip-prinsip desain antara lain :
10
•
Keseimbangan : Keseimbangan sama dengan dua bagian atau objek yang
terlihat sama berat/bobotnya. Setiap elemen pada sebuah visual memiliki
bobot yang telah ditentukan oleh ukuran gelap atau terang serta tebal atau
tipis sebuah garis. Dalam desain grafis, yang dibicarakan adalah tentang
tentang bobot visual.
•
Irama : Ritme/ Irama adalah elemen-elemen yang secara berulang dan
bervariasi membetuk suatu pola yang teratur dan berulang. Pengulangan
(mengulangi elemen serupa secara yang konsisten) dan variasi (perubahan
dalam ukuran, letak, posisi, ataupun warna) adalah ciri utama yang dapat
terilihat dari ritme/ irama visual.
•
Penekanan : Penekanan dilakukan untuk membuat suatu elemen atau objek
desain menjadi paling menonjol sehingga menjadi titik fokus dalam suatu
tampilan visual.
•
Kesatuan: Dalam desain perlu adanya kesatuan dalam masing-masing bagian
visual berupa tipografi, gambar, fotografi, ilustrasi dan elemen lainnya yang
digunakan. Keserasian yang dibuat dapat membuat benang merah,
keteraturan bahkan arah baca yang jelas.
b. Teori Layout
Menurut Surianto Rustan dalam buku berjudul Layout Dasar dan
Penerapannya layout diartikan sebagai : “tataletak elemen-elemen desain
terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan
yang dibawanya” Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat
meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang
mengatakan me-layout itu sama dengan mendesain.
Buku Basics Design Layout – Second Edition berisi dasar-dasar dalam
penerapan layout, penggunaan grid system, kegunaan dan fungsi layout
mendukung fungsi dri design dimana ide dan informasi sebagai media untuk
berkomuikasi, serta bagaimana mencapai tingkat kreativitas yang lebih tinggi
melalui layout.
Buku Quick Solution to Great Layout mengelompokan dasar-dasar desain
layout dengan beberapa media print yang berbeda yaitu – newsletters,
11
brochures, stationary dan advertisements. Dalam buku ini menjelaskan
berbagai macam layout yang digunakan beserta proses bagaimana suatu
layout dibuat dari berbagai macam material (Typografi, gambar, elemen dan
space) yang sama namun dengan hasil yang berbeda.
c. Teori Warna
Dalam buku Color Basic warna dapat memiliki peran dalam penyampaian
pesan yang ingin disampaikan. Penggunaan warna yang berbeda dapat
menghasilkan arti yang diterjemahkan secara berbeda. Warna dapat menarik
perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati).
Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan
beberapa alasan berikut:
•
Warna merupakan sebuah alat untuk menciptakan kesan menarik
perhatian.
•
Warna dapat memberikan penekanan pada bagian atau elemen
tertentu dalam suatu visual.
•
Warna memiliki kemampuan untuk mempengaruhi psikologis yang
menyusun mood karya tersebut.
Prinsip warna menurut Robert B. Parker, antara lain :
•
Penggunaan warna harus mempunyai fungsi.
•
Warna harus memberi ciri khas dari perusahaan atau produk yang
disampaikan.
•
Penggunaan warna jangan hanya untu k memberikan kesan artistik,
tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian
adanya.
•
Hindari penggunaan warna yang tidak perlu.
Warna sangatlah diperlukan dan merupakan variabel yang berpengaruh dalam
desain grafis, karena memiliki kemampuan untuk menyampaikan berbagai
macam emosi yang dapat diartikan berbeda tiap warnanya, memberikan
petunjuk pada bagian khusus, bahkan dapat membentuk koneksi dengan
pembaca. Dengan warna kita dapat menyapu segala batas interpretasi,
12
pengaruh penilaian definitif dan makna yang tidak mungkin, tugas yang
berguna dan bijak bagi seorang desainer untuk menalar bagaimana sebuah
komposisi dan kategori warna berperilaku tunggal atau saat dikombinasikan.
d. Teori Publikasi
Menurut Thomas Mann dalam buku "Ordnung and Eccentricity" mendesain
sebuah buku merupakan lebih dari menampilkan teks dan gambar yang jelas.
Sebuah buku yang baik harus memenuhi keinginan pembaca dan menjadi
objek yang bernilai. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa sebuah buku
tidak hanya menampilkan konten yang baik, tetapi harus membawa sebuah
perasaan ketika membaca buku dan pada saat membeli buku itu agar
dianggap menjadi objek yang bernilai, sehingga buku yang akan dibuat
penulis harus lebih unik dalam konsepnya.
Dengan semakin banyaknya penerbit-penerbit baru, maka jumlah buku yang
di produksi pun makin banyak dan juga bervariasi. Oleh karena itu, maka
desain harus dapat untuk menarik minat para konsumen/pembeli. Pada
awalnya para konsumen buku pasti akan tertuju pada media promosi, cover,
ataupun packaging dari buku yang dijual, oleh karena itu desain dari cover
dan packaging buku harus dapat menarik pembaca terlebih dahulu, baru
setelah itu mereka akan tertuju kepada informasi yang akan diberikan oleh isi
dari buku tersebut. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett
faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah :
•
Navigasi
Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasiinformasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang
baik sehingga tidak membingungkan dan menyesatkan para pembaca.
•
Struktur
Dalam suatu buku dibentuk oleh 3 unsur utama yaitu tipografi, image,
dan layout.
13
e. Teori Grid
Audre Jute dalam bukunya GRIDS : The Structure of Graphic Design
menyebutkan
bahwa
tujuan
menciptakan keteraturan
dan
utama
penggunaan
menghindari adanya
grid
adalah untuk
kekacauan.
Grid
membantu pembaca menemukan materi di tempat yang diharapkan setiap
saat, baik ketika sedang secara santai membuka halaman demi halaman
pada majalah, ataupun ketika secara cepat membaca sebuah jurnal
profesional untuk mendapatkan informasi yang relevan.
Otl Aicher seorang desainer yang terkenal untuk keteraturan dan
kemampuanya dalam mengelola tipografi dan layoutnya menjabarkan
kegunaan grid sebagai penolong desainer untuk berpikir secara konstruktif
dengan
cara
yang terkonstukturisasi
dengan membatasi pemilihan
penggunaan elemen untuk setiap halaman. Kedua, sebagai pembawa unity
dalam sebuah desain.
Dengan meletakan sebuah huruf di landasan yang memiliki batasan
memberikan relasi antara huruf dan pinggiran, dan jarak yang diciptakan
seputar huruf tersebut. Proses yang dapat diatur dengan cara yang tak
disengaja, dapat diprediksi dan determinasi dengan penggunaan sebuah
grid. Josef Muller-Brockmann berkata, “To function successfully, the grid
system, like all workable systems, must be interpreted as freely as necessary.
It is this very freedom which adds richness and a note of surprise to what
might... be potentialy lifeless.” Secara khusus bagi desainer grafis, grid
mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Pengulangan (repeatability), untuk membuat setiap halaman-halaman
yang serupa
sama,
atau
dalam
desain
yang
berbeda-beda namun tetap terlihat
untuk membuat kesinambungan dan kesatuan dalam suatu
desain dengan tujuan yang sama.
2. Komposisi untuk Menggabungkan tipografi dengan ilustrasi, fotografi atau
display text. Mengatur ukuran dan bentuk untuk menciptakan keseimbangan
elemen-elemen untuk menciptakan
prioritas
relatif
yang tepat serta
membantu pemahaman tanpa merusak sususan pengulangan.
14
f. Teori Tipografi
Menurut buku Tipografi dalam Desain Grafis karya Danton Sihombing MFA,
huruf adalah bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan struktur
dasar dalam membangun sebuah kata atau kalimat. Seiring perkembangan
zaman tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu visual, tetapi sudah
menjadi elemen utama komunikasi yang berbentuk dapat diterapkan dalam
buku, katalog, atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi
visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat
penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. Tidak ada jenis
huruf yang buruk. Seorang perancang grafis dapat memanfaatkan setiap jenis
huruf menjadi baik secara visual. Tipografi bukan mempersoalkan huruf yang
indah dan buruk, melainkan sebuah ilmu yang menjadi alat utama untuk
dapat mengerti dan menciptakan karya desain grafis yang baik.
Tampilan visual dari jenis-jenis huruf harus dapat menimbulkan karakteristik,
kesan, suasana hari, ataupun atmosfer yang berbeda. Seperti perasaan tenang,
bahagia, sedih, optimis, ataupun romantis. Menurut David Jury menjelaskan
bahwa menulis dapat bermakna atau memberikan informasi mengenai suatu
kejadian bersejarah ataupun kehidupan sehari-hari. Menulis sendiri tersebut
juga merupakan suatu pembelajaran, yang pada budaya bugis, tulisan menjadi
media untuk menyimpan, menyampaikan informasi, maupun sebagai suatu
seni sastra.
Menurut Allan Halley, tipografi yang baik dalam penggunaannya memiliki
kriteria berikut :
•
Visibility
Kemampuan suatu huruf, kata, kalimat dalam suatu karya komunikasi
visual dapat terlihat dan terbaca dengan jelas dalam jarak tertentu.
•
Legibility
Merupakan kemampuan mata manusia dalam mengenali suatu
karakter/huruf tanpa harus bersusah payah. Legibility dapat
ditentukan dari kerumitan huruf, warna yang digunakan, dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
15
•
Readability
Penerapan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf
lain yang disusun sehingga nyaman untuk dibaca. Readability
dipengaruhi oleh ukuran huruf, jenis huruf, pengaturan huruf (spasi,
kerning dan perataan), serta kotras atau kejelasan terhadap latar
belakang.
g. Teori Ilustrasi
Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul The Complete
Guide to Advanced Illustration and Design, ilustrasi memiliki tiga fungsi
utama, yaitu ilustrasi sebagai pemberi informasi, ilustrasi sebagai elemen
dekorasi, ilustrasi sebagai komentar(ilustrasi yang dapat menyampaikan suatu
pesan).
Peter Hunt (1996:110) menyatakan bahwa buku ilustrasi adalah buku yang di
dalamnya terdapat kombinasi antara teks lisan dan gambar ilustrasi yang
memberikan asumsi bahwa gambar berkomunikasi lebih langsung daripada
kata-kata, dimana gambar memudahkan pembaca memahami isi bacaan serta
memberikan daya imajinasi.
Sebuah ilustrasi di dalam buku harus mendekati gambar realis dimana objek
yang digambarkan harus sesuai prespektifnya, sesuai dengan pandangan
mata, dimana benda jauh digambarkan kecil, benda dekat digambar besar,
sedangkan bentuk harus mendekati proposional sesuai dengan objek yang
digambarkan. Hal ini memudahkan pembaca memahami ilustrasi serta
mengembangkan imajinasinya saat melihat ilustrasi tersebut.
2.2.2 Analisis SWOT
Strength
•
Indonesia adalah negeri yang kaya akan bambu sehingga dapat
ditemukan di berbagai tempat termasuk di Jawa Barat.
16
•
Belum ada buku yang secara khusus membahas bambu dan
kebudayaannya di Jawa Barat secara mendalam.
•
Visual dalam publikasi dapat memberikan pengalaman yang
berbeda bagi pembacanya.
Weakness
•
Kurangya peminat bambu di kalangan remaja dewasa dan anakanak.
•
Minimnya ketertarikan orang terhadap bambu di Jawa Barat.
•
Sulit untuk memperoleh narasumber yang mendalami bambu
secara khusus dan kompeten dibidangnya
Opportunity
•
Publikasi dapat memberikan inspirasi yang dapat meningkatkan
penggunaan bambu dan mengurangi penggunan kayu sehingga
dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan.
•
Publikasi tentang bambu dapat membantu melestarikan budayabudaya di daerah Jawa Barat.
•
Buku yang sudah ada masih belum didukung dengan visual yang
baik atau dibuat secara textual.
Threat
•
Terdapat buku-buku lainnya yang membahas tentang bambu di
negara lain seperti China dan Jepang
•
Bambu masih dianggap tradisional dan kuno oleh sebagian
masyarakat.
•
Kebanyakan masyarakat masih menggunakan material kayu
dibandingkan bambu.
Download