BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tijauan Umum Pencarian data dan teori diperlukan untuk membantu dalam pengerjaan Visual Publikasi tentang Bambu asal Indonesia. Data Diambil Dari berbagai Sumber Sebagai Berikut : a. Data Internet http://www.rumah.com/berita-properti/2012/7/1406/furnitur-bambu-danrotan-indonesia-diminati-ameri http://propertytoday.co.id/mengenal-karakteristik-bambu-sebagai-alternatifbahan-bangunan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu http://www.notepedia.info/2013/04/memahami-teori-dasar-design.html http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster http://beecreative.web.id/about-2/pekerjaan-kami/corporate-brand-identity http://fransxavegatra.blogspot.com/2014/10/teori-buku-ilustrasi.html http://2013.indonesiamenanam.com/news/2013/11/kenalan-dengan-tanamanbambu-yuk#.VX36o0ZYvZR b. Narasumber • Yayasan Bambu Indonesia • Kak Hikmatullah atau biasa dipanggil kang Ujang selaku pengurus Yayasan Bambu Indonesia. • Bapak Haji Jatnika Nanggamihardja selaku ketua harian Yayasan Bambu Indonesia. c. Buku Literatur Berikut adalah buku yang penulis gunakan sebagai sumber literatur. 3 4 1. Buku “Serumpun Bambu Sejuta Karya” karya H.Jatnika Naggamihardja (2012). Penerbit :YSHI. Buku ini berisi catatan perjuangan mengembangkan kebudayaan bambu dan kearifan lokal. Buku ini memberikan berbagai macam makna bambu di Indonesia. Melalui buku ini penulis menerangkan bagaimana bambu sangat dekat dengan kehidupan manusia. Bambu yang berasal dari indonesia memiliki daya tarik bagi pasar luar negeri namun hanya sebagian kecil kebutuhan luar negeri yang dapat terpenuhi. Alasannya katidakseimbangan antara ketersedian bahan baku yang besar dengan ketersedian tenaga ahli. 2. Buku “Rotan dan Bambu (Kelapa, Kelapa Sawit, Nipah, Sagu)” Karya Kasmudjo (2012). Penerbit : Cakrawala Media. Buku ini menerangkan bagaimana bambu bisa memiliki potensi dan daya guna yang amat besar di Indonesia. Selain itu juga dijelaskan proses pengolahan bambu menurut penggunaanya yang dibambarkan dengan bagan dan table yang jelas, karakteristik bambu, hingga manfaatnya. 3. Buku “Jenis-Jenis Bambu di Bali dan Potesinya” karya Ida Bagus Ketut Arinasa dan I Nyoman Peneng (2013). Penerbit : LIPI Press, angota Ikapi. Buku ini menjabarkan 18 jenis bambu penunjang Industri di Indonesia dimana setiap bambu memiliki potensi, karakter, keistimewaan dan manfaat yang berbeda-beda. Selain itu juga pembaca diajak untuk mengenal tanaman bambu secara lebih mendalam. Secara khusus buku ini juga membahas tentang pesebaran, nama daerah, nilai ekonomi, tempat tumbuh serta tinjauan karakteristik bambu sehubungan dengan kegunaanya. Dari buku ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Bali sangat dekat denganbambu sehingga bambu yang berlimpah di Bali dapat dimanfaatkan secara optimal. 5 d. Hasil Wawancara Narasumber : Kang Ujang dan H.Jatnika Naggamihardja Institusi : Yayasan Bambu Indonesia Lokasi : Cibinong, Bogor Tanggal dan Waktu : 6 April 2015 pukul 11.00 AM Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap Yayasan Bambu Indonesia yang berlokasi di Cibinong Bogor dapat Disimpulkan sebaga berikut : Di Indonesia ada anggapan keliru yang terus berkembang di masyarakat tentang bambu. Bambu seringkali dianggap seperti rumput atau tanaman liar. Karena itu munculah sikap yang kurang menghargai dan kurang memperhitungkan eksistensinya. Bambu dapat tumbuh dengan baik di tanah vulkanis karena itu mudah ditanam dan berkembang di indonesia yang memiliki banyak gunung berapi. Bambu dalam tradisi Jawa Barat disebut sebagai awi yang merupukan kependekan dari asal wiwitan yang berarti asal mula. Bambu yang serupakan klasifikasi tanaman rerumputan dalam tradisi Jawa Barat percaya bahwa bambu merupakan tumbuhan yang pertama kali hidup di muka bumi, maka itu disebut sebagai asal wiwitan yang diartikan asal mula tumbuhan. Bambu bagi bangsa Indonesia khususnya bagi masyarakat Sunda Jawa Barat memiliki makna yang amat dalam. Dari Semenjak Manusia Lahir bambu telah digunakan oleh manusia sebagai alat untuk memotong tali pusar bahkan setelah meninggalpun masyarakat Jawa Barat masih menggunakan bambu sebagai alat untuk mengangkut jenazah dan sebagai penutup makam. Dalam kehidupan manusia tidak luput dari bambu karena bambu sangat sebarguna bagi masyarakat dan tidak bisa ditinggalkan. Dalam Yayasan Bambu Indonesia telah dibudidayakan sebanyak 43 jenis bambu yang kebanyakan dikirim dari luar daerah Jawa Barat untuk tujuan konservasi. Beberapa diantaranya bambu betung yang memiliki 4 jenis 6 klasifikasi merupakan jenis yang paling besar dan biasa digunakan sebagai tiang penyangga rumah dan perabotan besar seperti tempat tidur. Kedua bambu gombong yang juga memiliki 4 klasifikasi yang biasa digunakan sebagai bagian konstruksi rumah dan pembuatan perabot. Sealin itu ada bambu tali diklasifikasikan menjadi dua jenis yang merupakan jenis bambu ukuran kecil dan sifatnya sangat lentur dan sering dijadikan sebagai tali pengikat dan masih banyak jenis bambu lainya. Dalam penggunaanya ciri-ciri bambu yang baik untuk dipakai yaitu memiliki serat-serat yang padat dan memiliki kulit yang licin. Cara penanaman bambu merupakan yang termudah dari semua tanaman, menurut Bapak Jatnika “sekali menanam bambu seumur hidup tidak usah menanam lagi” karena bambu akan berumpun dengan sendirinya. Cara penanaman pertama dilakukan dengan pengambilan satu batang bambu muda beserta akarnya untuk kemudian ditanam kembali selain itu ada cara lain yang lebih modern melalu metode kultur jaringan. Dalam pemanenan atau penebangan pohon bambu hal utama yang harus diperhatikan adalah bambu tidak boleh memiliki kada air yang tinggi karena bambu tersebut cenderung lebih mudah rusak dan dapat menarik hama bambu. Agar bambu tahan lama dan tidak mudah rusak bambu harus diawetkan terlebih dahulu sebelum digunakan dengan cara direndam di kolam pengawetan selama kira-kira 2 bulan. Ada dua cara pengaweta yaitu secara kimia dan alami. Pengawetan kimia dengan menggunakan bahan sarpeko yang dicampur dengan air sedangkan pengawetan alami dilakukan dengan mencampur air dengan daun bambu, garam atau dapat juga menggunakan umbi gadung kemudian dirunggu hingga membusuk baru bambu dapat direndam. Bambu yang sudah diawetkan dapat memiliki ketahan seperti kayu bahkan lebih. Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa bambu sangat penting dalam kehidupan manusia, maka dari itu sangat penting untuk dilestarikan. Bambu memilik manfaat yang sangat besar serta tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum 7 memahami tentang potensi bambu yang amat besar sehingga perlu publikasi yang dapat membuat orang tertarik terhadap bambu dan berbagai macam penggunaannya dalam konstruksi bangunan, musik, dan tradisi khususnya di daerah Jawa Barat. 2.1.1 Pengertian Bambu Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem akar rimpang/rhizoma (akarnya dapat menjalar dan dapat menghasilkan tunas baru dari akar), dalam sehari tanaman bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. 2.1.2 Manfaat dan Kegunaan Bambu Bambu Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan menurut Berlian & Rahayu. Menurut Duryatmo, mengatakan bahwa manfaat tanaman serbaguna ini sangat beragam. Setidaknya ada 600 jenis barang kebutuhan manusia berbahan baku bambu. Dalam kehidupan sehari-hari, perabot berbahan. Manfaat lain dari bambu yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata. Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah (baik lahan basah/kering), tidak membutuhkan investasi besar, pertumbuhannya cepat, setelah tanaman mantap (3 – 5 tahun) dapat di panen setiap tahun tanpa merusak rumpun dan memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran,. Bambu juga memiliki kemampuan peredam suara yang baik dan menghasilkan 8 banyak oksigen sehingga dapat ditanam di pusat pemukiman dan pembatas jalan raya. 2.1.3 Asal Usul Bambu Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi (Berlian & Rahayu, 1995). Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan hutan alam, misalnya karena logging. Bambu semakin tersebar, misalnya jenis Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan. Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh. 2.1.4 Karakteristik Bambu • Memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik. Batangnya berwujud pipa beruas dengan kekuatan struktur yang terkonsentrasi pada permukaan dinding luar, liat namun lentur, mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk. Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk. Bambu denga pengolahan yang baik dapat memiliki kekuatan setara dengan kayu bahkan lebih. • Rupanya artistik, memiliki pembawaan warna alami, mulus nan cantik meski tanpa dicat, jika cukup umur saat ditebang. Bentuk batang relatif lurus rapi, mudah dikemas, dan dikirim ke lokasi proyek. • Relatif murah dibanding bahan bangunan lain karena tumbuh di banyak tempat dan produksi per tahunnya cukup melimpah. 9 • Tidak bersifat polutif. Seluruh bagian berguna, tanpa menyisa. Semisal, batangnya untuk bangunan, daunnya untuk obat dan dibuat kompos, bahkan sisa-sisa industri perabot dapat disulap menjadi arang. • Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun (rentang waktu yang digunakan para ahli sebagai parameter tanaman itu bisa atau tidak diperbaharui). Dalam sepuluh tahun bisa dipanen hingga tiga kali, sedangkan kayu hanya sekali bahkan ada yang harus menunggu hingga seratus tahun baru bisa ditebang. 2.2 Tijauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori a. Teori Desain Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan seefektif munkin kepada audience sebuah pesan ataupun informasi. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain). Secara garis besar seni desain grafis mencakup keterampilan visual dalam mengelola tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak dalam satu kasus. Dalam buku Foundation of Art And Design karya Alan Pipes mejelaskan bahwa suatu design dapat terbentuk dari 2 bagian utama yang saling berkaitan yaitu Element dan Rules. Selain itu buku ini menjabarkan berbagai macam elemen dan prinsip desain yang sering digunakan dalam seni beserta penerapan, pengertian, perkembangan, jenis, serta kegunaanya masingmasing. Prinsip-prinsip desain antara lain : 10 • Keseimbangan : Keseimbangan sama dengan dua bagian atau objek yang terlihat sama berat/bobotnya. Setiap elemen pada sebuah visual memiliki bobot yang telah ditentukan oleh ukuran gelap atau terang serta tebal atau tipis sebuah garis. Dalam desain grafis, yang dibicarakan adalah tentang tentang bobot visual. • Irama : Ritme/ Irama adalah elemen-elemen yang secara berulang dan bervariasi membetuk suatu pola yang teratur dan berulang. Pengulangan (mengulangi elemen serupa secara yang konsisten) dan variasi (perubahan dalam ukuran, letak, posisi, ataupun warna) adalah ciri utama yang dapat terilihat dari ritme/ irama visual. • Penekanan : Penekanan dilakukan untuk membuat suatu elemen atau objek desain menjadi paling menonjol sehingga menjadi titik fokus dalam suatu tampilan visual. • Kesatuan: Dalam desain perlu adanya kesatuan dalam masing-masing bagian visual berupa tipografi, gambar, fotografi, ilustrasi dan elemen lainnya yang digunakan. Keserasian yang dibuat dapat membuat benang merah, keteraturan bahkan arah baca yang jelas. b. Teori Layout Menurut Surianto Rustan dalam buku berjudul Layout Dasar dan Penerapannya layout diartikan sebagai : “tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya” Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan mendesain. Buku Basics Design Layout – Second Edition berisi dasar-dasar dalam penerapan layout, penggunaan grid system, kegunaan dan fungsi layout mendukung fungsi dri design dimana ide dan informasi sebagai media untuk berkomuikasi, serta bagaimana mencapai tingkat kreativitas yang lebih tinggi melalui layout. Buku Quick Solution to Great Layout mengelompokan dasar-dasar desain layout dengan beberapa media print yang berbeda yaitu – newsletters, 11 brochures, stationary dan advertisements. Dalam buku ini menjelaskan berbagai macam layout yang digunakan beserta proses bagaimana suatu layout dibuat dari berbagai macam material (Typografi, gambar, elemen dan space) yang sama namun dengan hasil yang berbeda. c. Teori Warna Dalam buku Color Basic warna dapat memiliki peran dalam penyampaian pesan yang ingin disampaikan. Penggunaan warna yang berbeda dapat menghasilkan arti yang diterjemahkan secara berbeda. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut: • Warna merupakan sebuah alat untuk menciptakan kesan menarik perhatian. • Warna dapat memberikan penekanan pada bagian atau elemen tertentu dalam suatu visual. • Warna memiliki kemampuan untuk mempengaruhi psikologis yang menyusun mood karya tersebut. Prinsip warna menurut Robert B. Parker, antara lain : • Penggunaan warna harus mempunyai fungsi. • Warna harus memberi ciri khas dari perusahaan atau produk yang disampaikan. • Penggunaan warna jangan hanya untu k memberikan kesan artistik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian adanya. • Hindari penggunaan warna yang tidak perlu. Warna sangatlah diperlukan dan merupakan variabel yang berpengaruh dalam desain grafis, karena memiliki kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam emosi yang dapat diartikan berbeda tiap warnanya, memberikan petunjuk pada bagian khusus, bahkan dapat membentuk koneksi dengan pembaca. Dengan warna kita dapat menyapu segala batas interpretasi, 12 pengaruh penilaian definitif dan makna yang tidak mungkin, tugas yang berguna dan bijak bagi seorang desainer untuk menalar bagaimana sebuah komposisi dan kategori warna berperilaku tunggal atau saat dikombinasikan. d. Teori Publikasi Menurut Thomas Mann dalam buku "Ordnung and Eccentricity" mendesain sebuah buku merupakan lebih dari menampilkan teks dan gambar yang jelas. Sebuah buku yang baik harus memenuhi keinginan pembaca dan menjadi objek yang bernilai. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa sebuah buku tidak hanya menampilkan konten yang baik, tetapi harus membawa sebuah perasaan ketika membaca buku dan pada saat membeli buku itu agar dianggap menjadi objek yang bernilai, sehingga buku yang akan dibuat penulis harus lebih unik dalam konsepnya. Dengan semakin banyaknya penerbit-penerbit baru, maka jumlah buku yang di produksi pun makin banyak dan juga bervariasi. Oleh karena itu, maka desain harus dapat untuk menarik minat para konsumen/pembeli. Pada awalnya para konsumen buku pasti akan tertuju pada media promosi, cover, ataupun packaging dari buku yang dijual, oleh karena itu desain dari cover dan packaging buku harus dapat menarik pembaca terlebih dahulu, baru setelah itu mereka akan tertuju kepada informasi yang akan diberikan oleh isi dari buku tersebut. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah : • Navigasi Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasiinformasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik sehingga tidak membingungkan dan menyesatkan para pembaca. • Struktur Dalam suatu buku dibentuk oleh 3 unsur utama yaitu tipografi, image, dan layout. 13 e. Teori Grid Audre Jute dalam bukunya GRIDS : The Structure of Graphic Design menyebutkan bahwa tujuan menciptakan keteraturan dan utama penggunaan menghindari adanya grid adalah untuk kekacauan. Grid membantu pembaca menemukan materi di tempat yang diharapkan setiap saat, baik ketika sedang secara santai membuka halaman demi halaman pada majalah, ataupun ketika secara cepat membaca sebuah jurnal profesional untuk mendapatkan informasi yang relevan. Otl Aicher seorang desainer yang terkenal untuk keteraturan dan kemampuanya dalam mengelola tipografi dan layoutnya menjabarkan kegunaan grid sebagai penolong desainer untuk berpikir secara konstruktif dengan cara yang terkonstukturisasi dengan membatasi pemilihan penggunaan elemen untuk setiap halaman. Kedua, sebagai pembawa unity dalam sebuah desain. Dengan meletakan sebuah huruf di landasan yang memiliki batasan memberikan relasi antara huruf dan pinggiran, dan jarak yang diciptakan seputar huruf tersebut. Proses yang dapat diatur dengan cara yang tak disengaja, dapat diprediksi dan determinasi dengan penggunaan sebuah grid. Josef Muller-Brockmann berkata, “To function successfully, the grid system, like all workable systems, must be interpreted as freely as necessary. It is this very freedom which adds richness and a note of surprise to what might... be potentialy lifeless.” Secara khusus bagi desainer grafis, grid mempunyai beberapa tujuan, yaitu : 1. Pengulangan (repeatability), untuk membuat setiap halaman-halaman yang serupa sama, atau dalam desain yang berbeda-beda namun tetap terlihat untuk membuat kesinambungan dan kesatuan dalam suatu desain dengan tujuan yang sama. 2. Komposisi untuk Menggabungkan tipografi dengan ilustrasi, fotografi atau display text. Mengatur ukuran dan bentuk untuk menciptakan keseimbangan elemen-elemen untuk menciptakan prioritas relatif yang tepat serta membantu pemahaman tanpa merusak sususan pengulangan. 14 f. Teori Tipografi Menurut buku Tipografi dalam Desain Grafis karya Danton Sihombing MFA, huruf adalah bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan struktur dasar dalam membangun sebuah kata atau kalimat. Seiring perkembangan zaman tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu visual, tetapi sudah menjadi elemen utama komunikasi yang berbentuk dapat diterapkan dalam buku, katalog, atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. Tidak ada jenis huruf yang buruk. Seorang perancang grafis dapat memanfaatkan setiap jenis huruf menjadi baik secara visual. Tipografi bukan mempersoalkan huruf yang indah dan buruk, melainkan sebuah ilmu yang menjadi alat utama untuk dapat mengerti dan menciptakan karya desain grafis yang baik. Tampilan visual dari jenis-jenis huruf harus dapat menimbulkan karakteristik, kesan, suasana hari, ataupun atmosfer yang berbeda. Seperti perasaan tenang, bahagia, sedih, optimis, ataupun romantis. Menurut David Jury menjelaskan bahwa menulis dapat bermakna atau memberikan informasi mengenai suatu kejadian bersejarah ataupun kehidupan sehari-hari. Menulis sendiri tersebut juga merupakan suatu pembelajaran, yang pada budaya bugis, tulisan menjadi media untuk menyimpan, menyampaikan informasi, maupun sebagai suatu seni sastra. Menurut Allan Halley, tipografi yang baik dalam penggunaannya memiliki kriteria berikut : • Visibility Kemampuan suatu huruf, kata, kalimat dalam suatu karya komunikasi visual dapat terlihat dan terbaca dengan jelas dalam jarak tertentu. • Legibility Merupakan kemampuan mata manusia dalam mengenali suatu karakter/huruf tanpa harus bersusah payah. Legibility dapat ditentukan dari kerumitan huruf, warna yang digunakan, dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 15 • Readability Penerapan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf lain yang disusun sehingga nyaman untuk dibaca. Readability dipengaruhi oleh ukuran huruf, jenis huruf, pengaturan huruf (spasi, kerning dan perataan), serta kotras atau kejelasan terhadap latar belakang. g. Teori Ilustrasi Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul The Complete Guide to Advanced Illustration and Design, ilustrasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu ilustrasi sebagai pemberi informasi, ilustrasi sebagai elemen dekorasi, ilustrasi sebagai komentar(ilustrasi yang dapat menyampaikan suatu pesan). Peter Hunt (1996:110) menyatakan bahwa buku ilustrasi adalah buku yang di dalamnya terdapat kombinasi antara teks lisan dan gambar ilustrasi yang memberikan asumsi bahwa gambar berkomunikasi lebih langsung daripada kata-kata, dimana gambar memudahkan pembaca memahami isi bacaan serta memberikan daya imajinasi. Sebuah ilustrasi di dalam buku harus mendekati gambar realis dimana objek yang digambarkan harus sesuai prespektifnya, sesuai dengan pandangan mata, dimana benda jauh digambarkan kecil, benda dekat digambar besar, sedangkan bentuk harus mendekati proposional sesuai dengan objek yang digambarkan. Hal ini memudahkan pembaca memahami ilustrasi serta mengembangkan imajinasinya saat melihat ilustrasi tersebut. 2.2.2 Analisis SWOT Strength • Indonesia adalah negeri yang kaya akan bambu sehingga dapat ditemukan di berbagai tempat termasuk di Jawa Barat. 16 • Belum ada buku yang secara khusus membahas bambu dan kebudayaannya di Jawa Barat secara mendalam. • Visual dalam publikasi dapat memberikan pengalaman yang berbeda bagi pembacanya. Weakness • Kurangya peminat bambu di kalangan remaja dewasa dan anakanak. • Minimnya ketertarikan orang terhadap bambu di Jawa Barat. • Sulit untuk memperoleh narasumber yang mendalami bambu secara khusus dan kompeten dibidangnya Opportunity • Publikasi dapat memberikan inspirasi yang dapat meningkatkan penggunaan bambu dan mengurangi penggunan kayu sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan. • Publikasi tentang bambu dapat membantu melestarikan budayabudaya di daerah Jawa Barat. • Buku yang sudah ada masih belum didukung dengan visual yang baik atau dibuat secara textual. Threat • Terdapat buku-buku lainnya yang membahas tentang bambu di negara lain seperti China dan Jepang • Bambu masih dianggap tradisional dan kuno oleh sebagian masyarakat. • Kebanyakan masyarakat masih menggunakan material kayu dibandingkan bambu.