Kronologis Perlunya Terminologi Baru Sebagai Pengganti Istilah

advertisement
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
Kronologis Perlunya Terminologi Baru Sebagai Pengganti
Istilah Penyandang Cacat
Resume Hasil Diskusi Pakar Terminologi Penyandang cacat Komnas Ham 19-20 Maret
2010
Pada 8-9 Januari 2009 telah diselenggarakan Semiloka Terminologi “Penyandang Cacat”
Dalam Rangka Mendorong Ratifikasi Konvensi Internasional Tentang Hak-Hak
Penyandang Cacat. Semiloka yang dihadiri oleh para pakar (linguistik, sosial budaya,
hukum, HAM, psikologi), perwakilan instansi pemerintah (Depsos, Depkumham, Meneg PP,
Deplu, Depnaker, dan lain-lain), pemerhati penca, LSM, dan masyarakat umum, itu
menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
A. Alasan Perlunya Mengganti Istilah Penca
Semiloka berhasil memunculkan kesepahaman tentang pentingnya mengganti istilah
“penyandang cacat”. Ada beberapa alasan yang mendasari kesimpulan tersebut, yaitu:
1. Dari aspek bahasa, kata cacat secara denotatif mempunyai arti yang bernuansa negatif,
seperti penderita, kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik, cela,
aib, dan rusak. Kata cacat juga mempunyai makna konotatif yang berupa rasa
merendahkan atau negatif.
2. Kata cacat muncul karena adanya suatu kekuasaan (kelompok atau negara) yang
memberikan kata tersebut sebagai identitas kepada sekelompok manusia yang
dianggap cacat. Cacat sesungguhnya merupakan konstruksi sosial bukan realitas
keberadaan sesorang.
3. Secara filosofis, tidak ada orang yang cacat. Manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan
yang paling sempurna dan dengan derajat yang setinggi-tingginya.
4. Secara empirik, istilah “penyandang cacat” yang digunakan selama ini telah
menimbulkan sikap dan perlakuan yang tidak baik kepada orang yang disebut sebagai
penyandang cacat. Istilah “penyandang cacat” telah menimbulkan kekeliruan dalam
memahami keberadaan (eksistensi) orang yang disebut penyandang cacat. Kecacatan
dianggap sebagai identitas dari sesorang, yang lebih rendah daripada orang yang
disebut tidak cacat. Padahal ke-‘cacat’-an bukanlah suatu keadaan yang menentukan
kualitas terhadap yang tidak ‘cacat’. Ke-‘cacat’-an bukanlah ukuran suatu
keterbatasan eksistensi manusia. Ke-‘cacat’-an hanyalah kondisi tertentu dari manusia
yang mengantarkan dirinya kepada permasalahan ‘perbedaan cara’ di tingkatan
realitas ketika menghadapi kehidupan itu sendiri, dibandingkan manusia lainnya. Ketika
Ke-‘cacat’-an dipandang sebagai identitas tertentu manusia hal tersebut justru
merendahkan martabat manusia. Istilah “penyandang cacat” dengan demikian menjadi
bentuk kekerasan terhadap manusia. Penggunaan istilah “penyandang cacat” telah
menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap hak asasi manusia orang yang disebut
sebagai “penyandang cacat”.
5. Dampak psikososial dari adanya istilah “penyandang cacat” antara lain: menciptakan
jarak sosial, membuat subyek dan orang-orang terdekat merasa bersalah, orang yang
1/7
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
disebut “penyandang cacat” mengkonstruksikan diri sebagai tidak lengkap, tidak
mampu, tidak diharapkan, dan memposisikan sebagai korban.
B. Kriteria Istilah Baru Pengganti Istilah Penyandang Cacat
Semiloka berhasil merumuskan sejumlah kriteria yang harus dipakai untuk menentukan istilah
baru pengganti istilah “penyandang cacat”. Kriterianya adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan secara jelas subyek yang dimaksud dengan istilsh tersebut
(deeskriptif maksimalis).
2. Mendeskripsikan fakta nyata.
3. Tidak mereinkarnasikan atau melembagakan unsur negatif (tidak melecehkan).
4. Menumbuhkan semangat pemberdayaan.
5. Memberikan inspirasi hal-hal positif (menonjolkan hal-hal positif).
6. Istilah belum digunakan pihak lain untuk mencegah kerancuan istilah
7. Memperhatikan ragam pemakai dan ragam pemakaian
8. Dapat diserap dan dimengerti oleh pelbagai kalangan secara cepat
9. Bersifat representatif-akomodatif-baku untuk kepentingan ratifikasi Konvensi
10. Bukan istilah yang mengandung kekerasan bahasa atau mengandung unsur pemanis
11. Mempertimbangkan keselarasan istilah dengan istilah internasional
12. Memperhatikan perspektif linguistik.
C. Usulan-usulan Istilah Baru Pengganti Istilah “Penyandang Cacat”
Semiloka berhasil menyepakati sejumlah usulan istilah baru pengganti istilah “penyandang
cacat”, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Orang berkemampuan khusus
Difabel
Berkemampuan beda
Insan spesial
Insani
Hendaya
Penyandang ketunaan
Orang dengan kemampuan beda
Diferensia
Orang berkebutuhan khusus
Orang dengan tantangan istimewa
Penyandang identitas
Narahandaya
Usulan-usulan di atas setelah didiskusikan ulang, terseleksi menjadi 9 usulan istilah, sebagai
berikut:
1. Orang berkemampuan khusus
2. Difabel
2/7
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Insan spesial
Penyandang ketunaan
Orang dengan kemampuan beda
Direrensia
Orang dengan tantangan istimewa
Orang berkebutuhan khusus
Narahandaya
Selanjutnya masing-masing pengusul istilah diminta memaparkan alasan penggunaan istilah
tersebut. Alasan-alasan yang mendasari usulan istilah sebagai berikut:
1. Orang berkemampuan khusus
Setiap orang mempunyai kemampuan, yang membedakan hanya cara
menggunakan kemampuannya.
Melihat potensi orang.
2. Difabel
Kependekan dari different ability.
Setiap orang sempurna
Mendekonstruksi istilah disable
Tidak berbenturan dengan pengertian lain
Media umum sudah banyak yang menggunakan
Menunjukkan kebutuhan khusus dari kemampuan berbeda
Mempunyai landasan teori sosial modern
3. Insan Spesial
Tidak berkonotasi hanya sebagai subyek
Istilah lebih humanis
Menunjuk orang yang mempunyai kemampuan khusus
4. Penyandang Ketunaan
Mendeskripsikan sesuai kenyataan
Orang Indonesia sudah akrab dengan istilah ketunaan
Istilah sudah masuk dalam dokumen legal
Istilah asli bahasa Indonesia
Bukan istilah asing
Tidak bias
Maknanya bagus
5. Orang dengan Kemampuan Beda
Kosa kata asli Indonesia
Orang Berkemampuan Khusus
Sejajar dengan bahasa rumpun melayu
Sejajar dengan bentuk bahasa aslinya
Mudah untuk disosialisasikan
Isunya adalah kemampuan secara positif
6. Diferensia
Menunjukkan kepercayan diri
Filosofinya: setiap orang mempunyai perbedaan
Sudah memperlihatkan kebutuhan khusus
3/7
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
Lebih familiar dan dinamis untuk masa depan
Sudah ada yang menggunakan
Kata sederhana
Istilah lebih “gaul” dan populer
7. Orang dengan Tantangan Istimewa
Filosofinya: setiap orang mempunyai masalah. Apabila masalah tersebut
dihadapai secara positif maka akan menjadi tantangan.
Tantangan yang dihadapi penyandang cacat lebih istimewa.
Istilah memberikan inspirasi dan semangat
8. Orang Berkebutuhan Khusus
Istilah sudah digunakan masyarakat
Orang berkemampuan khusus
Menunjukkan perlunya kebijakan khusus
Lebih bebas dari pemaknaan destruktif
Mencerminkan penghormatan kepada martabat manusia
Filosofi: negara sebagai penyedia layanan
9. Narahandaya
Dari bahasa sansekerta, artinya orang yang mempunyai daya
Istilah memancarkan daya dan mendorong semangat
Mempunyai nilai positif untuk penguatan keluarga/ orang tua
Merupakan kata benda
D. Tim Kecil Untuk Memilih Pengganti Istilah Penca
Semiloka merekomendasikan kepada Departemen Sosial dan Komnas HAM untuk membentuk
Tim Kecil yang akan memilih pengganti istilah Penca dari 9 usulan istilah pengganti yang telah
disepakati di Semiloka tersebut.
Diskusi Pakar membahas terminologi pengganti istilah Penyandang Cacat dihadiri oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
DR. Saharuddin Daming (Komnas HAM)
Ibu Hesti (Komnas HAM)
Prof. Irwanto (Puska UI)
Romo Mudji Sutrisno (ahli filsafat Driakara)
Yudi Latif P.hD (Reform Institute)
Eva Rahmi Kasim MDS (Kementerian Sosial)
Ebah Suhaibah, M.Hum (Ahli Bahasa, Pusat Bahasa Indonesia)
Winarta SH, M.H (LBH Jogyakarta)
Aryani Soekanwo (HWPCI)
Zainal Ari (LBH , Jakarta)
Peny (Unika Atmadjaya)
Hasil Diskusi Pakar Membahas Termonologi Pengganti Istilah Penyandang Cacat
KOMNAS HAM ,Jakarta 19 -20 Maret 2010
Diskusi berpijak pada kriteria hasil pertemuan Cibinong dengan kriteria Istilah sebagai
4/7
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
Pengganti Istilah Penyandang Cacat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Mendeskripsikan secara jelas subyek yang dimaksud dengan istilah tersebut.
Mendeskripsikan fakta nyata.
Tidak mengandung unsur negatif.
Menumbuhkan semangat pemberdayaan.
Memberikan inspirasi hal-hal positif
Istilah belum digunakan pihak lain untuk mencegah kerancuan istilah.
Memperhatikan ragam pemakai dan ragam pemakaian.
Dapat diserap dan dimengerti oleh berbagai kalangan secara cepat.
Bersifat representatif, akomodatif, dan baku untuk kepentingan ratifikasi Konvensi
Bukan istilah yang mengandung kekerasan bahasa atau mengandung unsur pemanis
Mempertimbangkan keselarasan istilah dengan istilah internasional
Memperhatikan perspektif linguistik.
Pada awal diskusi dimunculkan pula kriteria baru , yaitu:
1.
2.
3.
4.
Mengandung penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia
Menggambarkan kesamaan atau kesetaraan.
Enak bagi yang disebut dan enak bagi yang menyebutkan.
Memperhatikan dinamika perkembangan masyarakat.
Dalam awal Diskusi tersebut, disepakati 5 istilah yang mendekati kriteria tersebut di atas, yaitu:
Orang Berkemampuan Khusus
Orang Berkemampuan Beda
Orang Berkebutuhan Khusus
Penyandang Kekhususan
Penyandang Disabilitas *
*Prof Irwanto dan Eva mengusulkan perlunya menambah istilah Penyandang Disabilitas, karena
sejalan dengan semangat CRPD. Menurut Eva, dari beberapa istilah yang ditetapkan
sebelumnya, tidak ada yang mendekati dengan CRPD yang menggambarkan konstruksi sosial
tentang orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik, mental, intelektual atau indera.
Permasalahan disabilitas justru timbul karena adanya interaksi unsure keterbatasan fisik,
mental, intelektual dan indera dengan sikap masyarakat serta lingkungan (fisik) yang
menghambat. Menurut ahli bahasa Ibu Ebah, kalau memang belum ada padanan kata dalam
bahasa Indonesia yang tepat, maka sah saja menggunakan bahasa Inggris sebagai serapan
bahasa baru, dan ini sudah banyak dilakukan seperti kata : Kualitas, produktivitas, efektivitas
dan lain sebagainya. Akhirnya disepakati untuk mengusulkan istilah Penyandang Disabilitas
sebagai pengganti istilah Penyandang Cacat.
Definisi Penyandang Disabilitas:
Orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau indera dalam jangka waktu
lama yang di dalam interaksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui
5/7
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan
hak.
PENGGUNAAN ISTILAH PENYANDANG DISABILITAS SEBAGAI PENGGANTI ISTILAH
PENYANDANG CACAT
BERDASARKAN KRITERIA PEMBENTUKAN ISTILAH (hari I)
No.
1.
Kriteria
Mendeskripsikan secara jelas subyek yang dimaksud dengan istilah tersebut.
2.
Mendeskripsikan fakta nyata.
3.
Tidak mengandung unsur negatif dari subyek.
4.
Menumbuhkan semangat pemberdayaan.
5.
6.
7.
Memberikan inspirasi hal-hal positif
Istilah belum digunakan pihak lain untuk mencegah kerancuan istilah.
Memperhatikan ragam pemakai dan ragam pemakaian.
8.
Dapat diserap dan dimengerti oleh berbagai kalangan secara cepat.
9.
Penyandang d
Orang yang m
jangka waktu
masyarakatny
penuh dan efe
Sesuai fakta d
masyarakat)
Tidak mengan
interaksi deng
Hambatan mu
masyarakat, s
aksesibilitas
Mendorong pe
Belum diguna
Dapat digunak
dengan sosial
Sudah benntu
kualitas
Sudah sesua
Bersifat representatif, akomodatif, dan baku untuk kepentingan ratifikasi
Konvensi.
10.
Bukan istilah yang mengandung kekerasan bahasa atau mengandung unsur Istilah luas, bu
pemanis.
11.
Mempertimbangkan keselarasan istilah dengan istilah internasional
Mengadopsi is
12.
Memperhatikan perspektif linguistik.
Penyerapan is
13.
Mengandung penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia.
Tidak meleceh
14.
Menggambarkan kesamaan atau kesetaraan.
Ada unsur kes
15.
Enak bagi yang disebut dan enak bagi yang menyebutkan.
Istilah ini tidak
16.
Memperhatikan dinamika perkembangan masyarakat.
Pendekatan ri
ALASAN PENGGUNAAN ISTILAH PENYANDANG DISABILITAS SEBAGAI PENGGANTI
ISTILAH PENYANDANG CACAT
BERDASARKAN KRITERIA PEMBENTUKAN ISTILAH (Perbaikan/ Hari II)
6/7
Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia
Indonesia Disabled People Association
http://ppdi.co
No.
1.
2.
3.
4.
Kriteria
Mendeskripsikan secara jelas subyek yang dimaksud Penyandang disabilitas secara jelas men
dengan istilah tersebut.
keterbatasan fisik, mental, intelektual at
lingkungan dan sikap masyarakatnya da
penuh dan efektif berdasarkan kesamaa
Mendeskripsikan fakta nyata.
Sesuai fakta disandang, dialami dan diha
masyarakat)
Tidak memuat makna negatif.
Tidak memuat makna negatif karena me
masyarakat. Tidak mengasihani, tidak
Menumbuhkan semangat pemberdayaan.
7/7
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download