BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE

advertisement
BAB 3
ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE
3.1
Metode Analisis dan Perancangan
Ada beberapa metode analisis yang digunakan untuk membangun suatu
data warehouse. Metode analisis yang dapat diterapkan antara lain top-down,
bottom-up, dan gabungan dari kedua metode yang telah disebutkan. Metode topdown adalah metode analisis yang dilakukan mulai dari pimpinan perusahaan
sampai pada kepala masing-masing divisi beserta staff yang ada untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Metode bottom-up adalah metode
analisis yang dilakukan mulai dari karyawan, kepala bagian sampai pada para
eksekutif dalam perusahaan. Gabungan antara kedua metode top-down dan
bottom-up dipakai untuk memperoleh keuntungan dari kedua metode tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis top-down dan bottom-up.
Metode analisis top-down dipakai untuk mengidentifikasikan latar belakang
perusahaan, struktur organisasi, analisis matriks, dan kebutuhan informasi dari
para eksekutif. Metode bottom-up digunakan untuk menganalisis teknologi
informasi pada PT. Bursa Berjangka Jakarta baik perangkat keras maupun piranti
lunak. Sedangkan dalam perancangan data warehouse dilakukan perancangan
skema bintang dan prototipe aplikasi data warehouse.
3.2
Latar Belakang Organisasi
Pemerintah Indonesia sejak lama sudah sadar akan perlunya suatu sarana
lindung nilai (= Bursa Berjangka). Sederetan menteri sejak jaman Presiden
Soeharto mencoba memudahkan berdirinya Bursa Berjangka dan mencegah
menjadikannya suatu kasino.
Bermain di Bursa manapun banyak mengandung resiko apalagi di luar
negeri yang tidak jelas keberadaan Bursanya. Apakah benar amanat diteruskan
atau tidak, tidak jelas.
Pemerintah mengambil tindakan sejak tahun 1977, yaitu:
1. Melarang penyaluran amanat keluar negeri (instruksi Mendag No.
03/M/lNS/VI/77)
2. Mendirikan Bappebti (Badan Pelaksana Bursa Komoditi) serta PT. Kliring
dan Jaminan Bursa Komoditi (PP No. 35 tahun 1982)
Karena banyak tantangan dari para Commission House dan karena citra
Bursa komoditi sudah dirusak oleh mereka serta kurangnya pengetahuan
masyarakat, usaha pemerintah untuk mendirikan Bursa komoditi tidak berhasil.
Adanya Bulog, berbagai tata niaga dan kebiasaan pejabat yang dengan super
human wisdom menentukan harga wajar memang tidak memungkinkan adanya
Bursa Berjangka.
Pada tahun 1991, pemerintah mulai banting setir. Dahulu mereka
mencoba menentukan komoditi mana yang pantas diperdagangkan derivatifnya
di Bursa Berjangka, sekarang mereka sudah mulai bertanya kepada pelaku pasar
anggota berbagai asosiasi, yaitu : Apakah komoditi yang saudara perdagangkan
siap diBursakan? Jawaban wakil asosiasi memang menarik, hanya tiga asosiasi
bersedia yaitu : AEKI, AIMMI dan GAPKI.
Diikuti dengan keputusan Bappebti No. 07/BAPEBTI/KP/XJ/1991 untuk
mengangkat tim kecil yang sudah mulai bekerja pada bulan Agustus 1991.
Pada bulan Juli 1992, dua tim kecil berhasil merampungkan bab XIII dan bab X
serta Peraturan Tata Tertib Bursa yang akan dijalankan Bappebti dengan suatu
peraturan pemerintah. Pemerintah berubah pikiran dan meminta swasta saja yang
mendirikan Bursa.
Pertemuan dilakukan dengan Menteri Muda Perdagangan pada bulan
November 1992 dan pada tanggal 26 Februari 1993 diangkat suatu tim kecil
dengan Keputusan Menteri.
Anggota tim adalah utusan dari FAMNI (AIMMI dan GAPKI) dan
AEKI. Tim ini mengumpulkan uang untuk membiayai konsultan dari Australia
dan Malaysia untuk membuat studi kelayakan, rencana usaha dan rancangan tata
tertib Bursa. Disamping itu pemerintah juga mengusahakan adanya UndangUndang Perdagangan Berjangka untuk mengatur perdagangan berjangka yang
ada di Indonesia.
Usaha AEKI dan FAMNI untuk menghilangkan kata komoditi dari RUU
tidak berhasil, usaha untuk memasukkan produk finansial secara eksplisit juga
tidak berhasil, tetapi diserahkan kepada presiden. Tim yang ditunjuk
Memperindag untuk mempersiapkan berdirinya Bursa ditolak DPR dan dijadikan
alasan untuk menunda keluarnya undang-undang itu. Ada desas - desus tanpa
bukti beredar bahwa ada pihak yang membiayai penundaan itu. Desas - desus
bahwa AEKI dan FAMNI ingin memonopoli Bursa Berjangka juga disebar.
Undang-undang No. 32 tahun 1997 akhirnya keluar. Undang-undang
tersebut jelas:
1. Tidak menutup kemungkinan ada lebih dan satu Bursa (tidak monopoli).
2. Melarang pendiri terafiliasi.
3. Melarang pemegang saham memiliki atau menguasai lebih dari satu saham.
4. Pemegang saham baru (selain pendiri) harus pialang sedangkan tidak ada
satupun pendiri pialang.
5. Mengharuskan direksi independen dan professional.
6. Mengharuskan paling sedikit satu komisaris mewakili masyarakat.
Karena kebutuhan uang dan untuk menghilangkan citra bahwa Bursa
tidak akan dimonopoli oleh AEKI dan FAMNI, PT. Kliring dan Jaminan Bursa
Komoditi diikutsertakan untuk menampung calon pendiri non AEKI - non
FAMNI dengan perjanjian historis yang disaksikan Bappebti pada tanggal 8 Juni
1998.
UU No. 32 tahun 1997 keluar pada saat krisis ekonomi memuncak.
Selama tahun 1998 boleh dikatakan tidak ada minat untuk melakukan apa-apa di
sektor ini.
Tingkah laku pemerintah kambuh lagi dengan larangan ekspor sawit.
Setelah PP No. 9 tahun 1999 keluar pada tanggal 27 Januari 1999, gerakan
pendirian Bursa dimulai lagi.
AEKI dan FAMNI bekerja cepat, rekrutmen calon pendiri dilakukan dari
anggota masing-masing dan dari luar. Orang-orang baru yang sama sekali tidak
mengerti Bursa Berjangka, bermodal kecil dan belum pernah membaca Undangundang No. 32 tahun 1997 dan PP No. 9 tahun 1999 termasuk pelanggar undang-
undang dan peraturan pemerintah berlomba-lomba masuk. Ada juga usaha untuk
memasukkan pihak-pihak terkait.
Bappebti mengharuskan bahwa semua pendiri layak dan patut. Setelah
pemeriksaan, ada beberapa calon ditolak. Ada yang tidak layak dan patut, ada
yang ditolak karena terafiliasi dan ada yang mengundurkan diri karena
keinginannya tidak terpenuhi.
Satu jam sebelum pertemuan pembentukan perseroan pada tanggal 19
Agustus 1999 semua itu baru selesai. AEKI dan FAMNI berhasil mengumpulkan
29 perusahaan tidak terafiliasi dan industri (kopi, sawit, keuangan dan
perdagangan), banyak diantara mereka baru bertemu pertama kali dalam satu
perseroan dan dalam waktu begitu pendek (5 bulan sejak ditunjuk menjadi
promotor) serta dalam keadaan masih krisis.
Pada tanggal 11 Juli 2000 pukul 16.00 dimasukkanlah permohonan untuk
ijin usaha suatu Bursa Berjangka sudah diajukan kepada Bappebti. Ini
merupakan permohonan ijin usaha pertama untuk satu Bursa Berjangka dalam
sejarah Republik Indonesia.
Pada tanggal 21 November 2000 Bursa Berjangka Jakarta resmi
mendapatkan ijin dari Bappebti. Setelah melalui perjuangan yang panjang dan
melelahkan, akhirnya Bursa Berjangka Jakarta resmi berdiri dan mulai resmi
melakukan perdagangan pertamanya pada tanggal 15 Desember 2000.
3.2.1
Tahun Berdiri Perusahaan, Notaris, Nomor Akta, Alamat, Bidang
usaha
Nama Perusahaan : PT. Bursa Berjangka Jakarta
Alamat : Annex Gedung BTN lantai 2
Jl. MH.Thamrin No. 5 Jakarta
Telepon : (021) 39832735
Fax : (021) 39832730
Tanggal Berdiri : 19 Agustus 1999
Tempat Berdiri : Jakarta
SK Bappebti : No.02/BAPPEBTI/SI/XI/2000
Bidang Usaha : Perdagangan Berjangka
3.3
Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bursa Berjangka Jakarta
Seperti halnya dalam hukum Indonesia, organisasi diatur oleh dua sistem
yaitu para dewan direktur pengawasan (dewan komisaris) dan dewan direktur
eksekutif (dewan direktur). Sebagai tambahan terhadap ketetapan ini, Hukum
Perdagangan Komoditas Berjangka tahun 1997 menyediakan sedikitnya salah
satu dari komisaris mewakili masyarakat bebas (bukan pemegang saham) dan
semua direktur eksekutif menjadi para profesional. Mereka semua harus
melewati ujian kelayakan yang diselenggarakan oleh Bappebti. Manajemen
harian dilaksanakan oleh direktur eksekutif yang masing-masing mengawasi dua
di antara yang enam divisi yang dilukiskan pada struktur organisasi di atas.
Berikut ini adalah nama-nama dewan direksi dan dewan komisaris :
Dewan Komisaris :
- Marsuki Usman
- Paian Nainggolan (Alm.)
Dewan Direksi :
Presiden : Hasan Zein Mahmud
Direktur : Jahja W. Sudomo
3.3.1
Tugas dan Wewenang
Tata kerja yang berlaku dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta antara
lain :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi
dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada direksi dan komisaris.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat
kepada direksi dalam menjalankan perseroan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan
serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
4. Komite
Komite beranggotakan para anggota Bursa maupun pihak lain yang
mempunyai kompetensi di bidangnya untuk membantu memberikan
saran dan rekomendasi terhadap penyelenggaraan kegiatan Bursa
sehari-hari.
5. Satuan Pemeriksa
Satuan pemeriksa bertugas melakukan pengawasan terhadap Bursa
dan anggota Bursa untuk memastikan bahwa Bursa dan anggota
Bursa melakukan kegiatannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Satuan pemeriksa terdiri dari 1 orang koordinator merangkap anggota
dan minimal 3 orang anggota. Koordinator satuan pemeriksa adalah
kepala divisi audit dan pengawasan yang merangkap sebagai anggota,
sedangkan anggota lainnya adalah kepala divisi hukum dan
keanggotaan, kepala divisi umum, kepala perdagangan dan pejabat
lain yang ditunjuk oleh direksi.
Satuan pemeriksa melaporkan secara langsung kepada direksi, dewan
komisaris Bursa dan Bappebti tentang masalah materiil yang
ditemukan.
6. Unit Khusus Pengelola Dana Kompensasi
Unit khusus pengelola dana kompensasi bertugas melakukan
pembukuan, pengelolaan dan pelaporan posisi dana kompensasi
kepada Bursa.
7. Divisi
Divisi-divisi yang ada dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah :
a. Divisi Hukum dan Keanggotaan
Divisi hukum dan keanggotaan memberikan informasi dan
memproses
permohonan
keanggotaan
Bursa,
membantu
merancang berbagai dokumen yang bersifat legal, dan menjaga
legalitas perseroan serta kegiatan usahanya.
(i). Hukum
- Membuat rancangan penambahan maupun perubahan pada
peraturan dan tata tertib Bursa serta anggaran dasar
perusahaan untuk diajukan kepada direksi.
- Mengajukan penambahan dan perubahan atas peraturan dan
tata tertib Bursa kepada lembaga pengawas pemerintah,
Bappebti.
- Membantu anggota Bursa dalam bentuk saran dan
bimbingan mengenai penulisan dokumen-dokumen antara
para anggota Bursa dan antara anggota Bursa dengan
nasabahnya.
- Bertindak sebagai sekretariat komite perselisihan dan
arbitrasi.
- Menangani segala macam masalah hukum yang dapat
timbul sewaktu-waktu.
- Memberikan pelayanan hukum untuk internal Bursa.
- Menjaga aspek pemenuhan aktivitas Bursa.
- Mengkoordinir pelaporan kepada Bappebti dan instansi lain
yang terkait.
(ii). Keanggotaan
- Memproses
dan
mengkaji
dokumen
permohonan
keanggotaan Bursa untuk memastikan bahwa permohonan
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku serta
sesuai dengan peraturan dan tata tertib Bursa.
- Mengadministrasikan dan meneliti permohonan jual beli dan
sewa-menyewa hak keanggotaan.
- Menginformasikan kepada para anggota Bursa tentang
berbagai hal mengenai keanggotaan Bursa, misalnya :
rincian mengenai keanggotaan yang dijual, disewakan atau
dicabut; dan pada harga berapa keanggotaan tersebut dijual
atau disewakan.
- Mempersiapkan laporan atas permohonan keanggotaan
untuk dipelajari lebih lanjut oleh komite keanggotaan.
- Bertindak sebagai sekretariat komite keanggotaan.
- Menyebarluaskan informasi kepada seluruh anggota Bursa
mengenai penawaran beli, penawaran jual dan harga
transaksi terakhir keanggotaan Bursa dan identitas para
pihak yang ingin berinteraksi.
b. Divisi Keuangan dan Administrasi
Divisi keuangan dan administrasi mengawasi dan mengendalikan
anggaran keuangan perusahaan serta menyiapkan laporan
keuangan yang rutin untuk digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
umum perusahaan, menyusun program diklat bagi karyawan dan
mengawasi pelaksanaan kantor yang tertib dan aman.
(i). Keuangan dan Umum
- Melakukan pencatatan pembukuan atas setiap transaksi
keuangan yang terjadi dan membuat laporan keuangan PT.
Bursa Berjangka Jakarta, minimum setiap akhir kwartal,
yang terdiri atas neraca, rugi laba, arus kas dan laba ditahan,
secara rutin dan periodikal, atau bilamana diperlukan oleh
direksi untuk tujuan pengambilan keputusan.
- Membuat dan menyampaikan proyeksi keuangan PT. Bursa
Berjangka Jakarta kepada direksi disertai dengan saran-saran
terhadap anggaran atas biaya-biaya investasi pokok seperti :
instalasi atau peningkatan sistem telekomunikasi, instalasi
sistem perangkat keras dan lunak, dan lain-lain.
- Mengawasi dan mengendalikan anggaran keuangan bagi tiap
divisi usaha Bursa dan anak perusahaan jika ada.
- Melindungi,
mengadministrasikan
dan
mengawasi
pemanfaatan kekayaan (aset) dan peralatan PT. Bursa
Berjangka Jakarta dan anak perusahaan jika ada.
- Mengelola penerimaan piutang dan pembayaran utang dari
dan atau kepada pihak ketiga.
- Mengkoordinasikan penyusunan RKAP (Rencana Kegiatan
Anggaran dan Pembelanjaan) pada bulan Agustus untuk
digunakan di RUPS Oktober sesuai dengan UU perseroan.
- Mengkoordinasikan
pengadaan
dan
pengawasan
penggunaan kebutuhan kantor untuk tujuan efisiensi.
- Sekretariat unit khusus pengelola dana kompensasi.
(ii). Personalia (Sumber Daya Manusia)
- Menyusun sistem rekrutmen yang memadai mulai dari
penyeleksian calon karyawan sampai pengkaryaan.
- Membuat rincian dari tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan dan melakukan penyempurnaan dari waktu ke
waktu bila dirasa perlu.
- Mempersiapkan
sistem
jenjang
jabatan
dan
sistem
kepangkatan, lengkap dengan standar renumerasi karyawan.
- Menyusun dan melaksanakan program pendidikan dan
pelatihan karyawan yang memadai guna meningkatkan
kualitas dan produktivitas karyawan.
- Mengendalikan dan melaksanakan administrasi atas dana
kesejahteraan perusahaan.
- Membuat dan melaksanakan sistem administrasi yang baik
bagi karyawan Bursa, misalnya : sistem penggajian,
prosedur-prosedur urusan personalia, dan lain-lain.
- Melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
atas
jasa
pelayanan keamanan dan gedung kantor.
c. Divisi Audit dan Pengawasan Pasar
Divisi pengawasan pasar mempunyai ruang lingkup memonitor
dan mendeteksi sedini mungkin situasi pasar untuk dapat segera
mengantisipasi, mencegah setiap kemungkinan usaha atau
tindakan manipulasi harga dan atau kepedulian pasar yang
berakibat merusak integritas pasar.
Untuk menjalankan tugas tersebut, divisi pengawasan pasar
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
- Mengawasi perkembangan harga di pasar berjangka dan pasar
fisik, serta hubungan dari kedua harga tersebut.
- Mengawasi masa jatuh temponya suatu kontrak berjangka untuk
memastikan proses keluar pasar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, serta mengawasi gerakan harga pada hari-hari terakhir
perdagangan.
- Mengawasi batas posisi spekulasi dan mengawasi posisi lindung
nilai yang besar yang dikecualikan dari kewajiban memenuhi
batas posisi spekulasi.
- Memastikan sistem laporan bagi pedagang yang mempunyai
posisi besar.
- Mengawasi proses penyerahan barang dan memastikan bahwa
penyerahan barang berlangsung sesuai dengan ketentuan.
- Mengawasi tingkat harga dan posisi rekening pengelola kontrak
terbuka yang besar untuk mencegah timbulnya potensial
masalah keuangan dari setiap anggota atau nasabah.
- Mengawasi posisi modal bersih disesuaikan.
- Mereview pelanggaran ketentuan Bursa Berjangka Jakarta
berhubungan dengan kegiatan pengawasan pasar.
- Menyiapkan laporan pelanggaran dan mempresentasikannya
pada Direksi PT. Bursa Berjangka Jakarta.
- Bekerja sama dengan pejabat di Bappebti untuk menangani
permasalahan yang berkaitan dengan pengawasan pasar.
- Membuat laporan pengawasan pasar yang diminta oleh
Bappebti.
- Sekretariat Komite Pelaksanaan Perdagangan.
d. Divisi Perdagangan
Tugas pokok divisi perdagangan adalah berupaya memastikan
bahwa aktivitas perdagangan berlangsung dengan aman dan
lancar serta dilakukan secara adil dan teratur. Untuk itu, divisi
perdagangan melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
- Memantau kesiapan seluruh aktivitas penunjang perdagangan
sebelum transaksi dimulai.
- Mengawasi selama jam perdagangan agar fasilitas perdagangan
yang tersedia digunakan dengan cara yang pantas dan
bertanggung jawab.
- Memantau seluruh proses perdagangan sehingga semua pesanan
beli, jual dan transaksi dilaksanakan sesuai dengan peraturan
Bursa.
- Memantau seluruh operator anggota Bursa sehingga seandainya
ditemukan pelanggaran segera bisa diketahui dan dilaporkan
kepada divisi pengawasan untuk dilakukan penyelidikan.
- Mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu dalam
menyelesaikan kesalahan prosedur atau perselisihan yang terjadi
saat berlangsungnya perdagangan.
- Memberikan pengarahan kepada anggota Bursa apabila terjadi
kerusakan
pada
sistem
komputer
atau
interupsi
atas
perdagangan.
- Melakukan perhitungan harga penutupan (settlement price)
setiap harinya berdasarkan formula yang telah ditetapkan oleh
Bursa dan Lembaga Kliring.
- Bertindak sebagai sekretariat Komite Perilaku.
- Mengawasi
pelaksanaan
perubahan
parameter
aturan
perdagangan, seperti pelonggaran batas harga maksimum, batas
posisi terbuka untuk bonafide hedging dll.
- Mengulas kembali secara berkala sistem perdagangan dan
menyampaikan usul-usul perbaikan kepada direksi.
e. Divisi Pengembangan Usaha
Tugas utama dari divisi pengembangan usaha adalah mencari
peluang pengembangan usaha bagi anggota Bursa. Tugas tersebut
meliputi analisis kontrak berjangka yang layak diperdagangkan
serta sosialisasi dan promosi dari produk Bursa yang ada. Adapun
tujuan akhir dari semua tugas ini adalah untuk meningkatkan
jumlah investor di Bursa Berjangka. Detil dari tugas di atas adalah
sebagai berikut :
(i). Pemasaran
- Menjalin hubungan yang baik dengan semua pihak yang
terkait dengan promosi Bursa seperti : anggota Bursa, calon
anggota Bursa, media massa, media elektronik, asosiasi,
situs internet, dll.
- Menjalin hubungan dengan Bursa-Bursa luar negeri dan
organisasi lain yang terkait.
- Membina hubungan dengan lembaga-lembaga terkait di
dalam negeri dalam rangka peningkatan aktivitas Bursa
Berjangka.
- Merancang produk publikasi seperti : brosur, buklet, profil
perusahaan,
pengembangan
situs
internet
web
page
termasuk spesifikasi kontrak, brosur promosi, kalender
perdagangan, laporan tahunan dan newsletter.
- Mengkoordinasikan dan menjalankan fungsi promosi seperti
peluncuran kontrak baru, seminar untuk produk dan program
pengarahan bagi anggota Bursa termasuk melayani semua
permintaan informasi tertulis secara elektronik dan e-mail.
(ii). Pengembangan Produk
- Melakukan riset dan analisis terhadap produk yang akan
diperdagangkan dan telah diperdagangkan di Bursa baik dari
segi kelayakannya diperdagangkan maupun perkembangan
perdagangannya termasuk perbandingan dengan pasar
fisiknya.
(iii). Pendidikan Pelatihan
- Menyelenggarakan dan mengelola program pendidikan yang
berhubungan dengan produk Bursa Berjangka baik untuk
kepentingan Bursa maupun masyarakat luas.
- Mendirikan dan mengelola perpustakaan yang digunakan
oleh karyawan anggota Bursa, masyarakat umum, dan
karyawan Bursa.
(iv). Statistik dan Pelatihan Jasa
- Membuat laporan statistik yang menunjukan penawaran dan
harga jual kontrak yang diperdagangkan di Bursa.
- Mempersiapkan
laporan
insidentil
untuk
penggunaan
internal yang dipergunakan oleh departemen internal lainnya
seperti pemasaran, penelitian, dan pengawasan.
- Mengelola
seluruh
aspek
komersil,
pemasaran
dan
perjanjian yang berhubungan dengan persyaratan untuk data
aktual (real time information) termasuk menjalin hubungan
dengan lembaga penjual informasi.
f. Divisi Teknologi Informasi
Secara
umum
tugas
mengaplikasikan
divisi
teknologi
teknologi
komputer
informasi
yang
optimal
adalah
bagi
pelayanan Bursa Berjangka Jakarta kepada masyarakat. Teknologi
terus menerus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
perkembangan pelayanan itu sendiri.
(i). Strategis
- Mempelajari
perkembangan
teknologi
yang
dapat
diaplikasikan dalam bisnis perusahaan.
- Memberikan saran kepada direksi dalam implementasi
teknologi.
- Mendidik direksi dengan memberikan presentasi (bersama
pemasok) dan melengkapi mereka dengan analisis biaya dan
keuntungan.
- Mengevaluasi pemasok dan bersama direksi melakukan
negosisasi untuk mendapatkan harga terbaik.
- Mendidik seluruh karyawan dan pengguna komputer di
Bursa Berjangka Jakarta.
(ii). Pengembangan
- Menangkap dan mengevaluasi kebutuhan pengguna akan
aplikasi yang dapat menunjang produktivitas.
- Membangun aplikasi atau melakukan pemantauan terhadap
pemasok yang dikontrak untuk membangun aplikasi.
- Mengembangkan kehadiran perusahaan di dunia maya.
- Membuat dokumentasi sistem dan petunjuk pengguna.
(iii). Pemeliharaan
- Melakukan implementasi akan aplikasi termasuk melakukan
tes, instalasi, dan pelatihan kepada pengguna.
- Memelihara dan mengoptimalisasi penggunaan infrastruktur
jaringan komputer dan komunikasi.
- Mengembangkan metode back up dan melakukan back up
secara teratur.
- Memelihara
basis
data
dan
mengoptimalisasi
penggunaannya.
3.4
Visi dan Misi Perusahaan
PT. Bursa Berjangka Jakarta memiliki visi dan misi sebagai berikut :
3.4.1
Visi
Visi PT. Bursa Berjangka Jakarta
adalah ikut membangun
struktur keuangan di Indonesia yang tidak rentan terhadap resiko sistemik
karena tersedianya sarana pengelolaan resiko yang transparan, teratur,
wajar, efisien dan efektif.
3.4.2 Misi
Misi PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah menyediakan sarana
perdagangan berjangka yang berciri-ciri :
-
Mampu menjadi sarana lindung nilai yang efisien.
-
Mampu menjadi sumber referensi harga yang transparan dan
terpercaya.
-
Mampu mendidik masyarakat investor dalam mengelola resiko secara
bertanggung jawab.
3.5
-
Mampu melayani kebutuhan pasar.
-
Mampu menjaga dan mempertahankan integritas pasar.
-
Mampu mengembangkan kesempatan usaha bagi para anggota.
-
Mampu ikut berperan dalam arus globalisasi.
Subjek Data dan Fungsi Bisnis
Berdasarkan hasil survei, didapatkan subjek data yang ada dan fungsi
bisnis yang dilakukan dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta antara lain :
3.5.1 Subjek Data
Subjek data adalah sekumpulan entitas level tinggi yang menjadi
sumber atau masukan bagi sistem yang sedang berjalan dalam suatu
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bursa Berjangka
Jakarta, diperoleh subjek data sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel subjek data
No.
Subjek Data
Keterangan
1
Member
Berisi data-data mengenai anggota Bursa Berjangka
Jakarta.
2
Customer
Data mengenai kode nasabah dari tiap member.
3
Tariff
Berisi biaya transaksi yang dikenakan tiap lot per
kontrak.
4
Category
Data tentang kategori kontrak yang ada dalam
Bursa Berjangka Jakarta.
5
Contract
Berisi informasi mengenai transaksi kontrak yang
berlangsung di Bursa Berjangka Jakarta.
6
Group
Data tentang klasifikasi group kontrak yang ada
dalam Bursa Berjangka Jakarta.
7
Invoice
Berisi informasi mengenai tagihan yang harus
dibayar oleh setiap member Bursa Berjangka
Jakarta yang berstatus pialang atas transaksi yang
dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan.
8
Employee
Data mengenai user (dalam hal ini karyawan) yang
memasukkan data transaksi kontrak jual beli.
3.5.2
Fungsi Bisnis
Fungsi bisnis adalah kegiatan utama atau aktivitas yang dilakukan
oleh masing-masing bagian dalam perusahaan yang dilaksanakan secara
bersama-sama dan berkesinambungan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Fungsi bisnis dapat membangun dan meningkatkan proses bisnis
yang vital dari perusahaan, fungsi ini meliputi area fungsi antar sistem
dalam perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bursa
Berjangka Jakarta, diperoleh fungsi bisnis sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tabel fungsi bisnis
No
Fungsi Bisnis
1
Rekomendasi
2
Pengawasan member
3.6
3.
Kompensasi
4.
Rekrutmen member
5.
Perancangan peraturan Bursa
6.
Pelaporan ke instansi terkait
7.
Pemberitaan informasi member
8.
Perencanaan keuangan
9.
Laporan keuangan
10.
Administrasi
11.
Rekrutmen karyawan
12.
Pengawasan pasar
13.
Pengawasan transaksi
14.
Pengelolaan harga penutupan
15.
Analisis, sosialisasi, dan promosi produk Bursa
16.
Implementasi teknologi komputer
17.
Negosiasi harga terbaik
18.
Pemeliharaan database dan infrastruktur jaringan
19.
Pencatatan transaksi kontrak
Analisis Matriks
Berikut ini adalah analisis matriks organisasi versus subjek data,
organisasi versus fungsi bisnis dan fungsi bisnis versus subjek data :
3.6.1
Organisasi vs Subjek Data
Matriks ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara unit
organisasi dengan subyek data yang digunakan oleh unit organisasi
tersebut. Matriks ini digambarkan pada tabel di bawah ini :
X
Dewan Komisaris
X
X
X
X
Dewan Direksi
X
X
X
X
X
Satuan Pemeriksa
X
X
X
Unit Khusus Pengelola Dana Kompensasi
X
X
X
Divisi Hukum dan Keanggotaan
X
X
X
Divisi Keuangan dan Administrasi
X
Divisi Perdagangan
X
X
Divisi Pengembangan Usaha
Divisi Teknologi Informasi
X
X
X
X
X
Komite
Divisi Audit dan Pengawasan Pasar
Employee
RUPS
Invoice
Group
Contract
Category
Tariff
Customer
ORGANISASI
Member
SUBJEK DATA
Tabel 3.3 Matriks organisasi vs subjek data
X
X
X
X
X
X
Keterangan matriks organisasi vs subjek data :
X : memperlihatkan adanya hubungan antara organisasi dengan subjek
data.
3.6.2
Organisasi vs Fungsi Bisnis
Matriks ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara fungsi
bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan unit organisasi yang
menjalankan fungsi bisnis tersebut. Matriks ini digambarkan pada tabel di
bawah ini :
Dewan Direksi
Komite
Satuan Pemeriksa
Unit Khusus Pengelola
E E R
A
E
E E R
A
E
R
E
W
I R
E
W
I
R
A
E
A
E
R
A
E
R
A
E
A
E
R
A
E
R
A
E
A
E
R
A
E
R
A
E
I
E E
A
E
R E E E R I
A
A
E
E
R E E E R I
A
A
E
E
I
I
I
I
Pemeliharaan database dan infrastruktur
Pencatatan transaksi kontrak
Pengawasan pasar
Pengawasan transaksi
Pengelolaan harga penutupan
Analisis, sosialisasi, dan promosi produk Bursa
Implementasi teknologi komputer
Negosiasi harga terbaik
Pelaporan ke instansi terkait
Pemberitaan informasi member
Perencanaan keuangan
Laporan keuangan
Administrasi
Rekrutmen karyawan
Rekrutmen member
Perancangan peraturan Bursa
E
RUPS
Dewan Komisaris
Kompensasi
Pengawasan member
ORGANISASI
Rekomendasi
FUNGSI BISNIS
Tabel 3.4 Matriks organisasi vs fungsi bisnis
W
Dana Kompensasi
Divisi Hukum dan
I
Keanggotaan
R
A
E
W
R R R
A E E
E W W
W
R
A
E
W
Divisi Keuangan dan
Administrasi
I
Divisi Audit dan
R
A
E
W
I
R
A
E
W
R
A
E
W
Pengawasan Pasar
Divisi Perdagangan
I
I
R I
E
W
I
I
R R
E E
W W
Divisi Pengembangan
Usaha
I
Divisi Teknologi
Informasi
I
I
R
A
E
W
I R R R R
E A E E
W E W W
W
Keterangan matriks organisasi vs fungsi bisnis :
R : direct management responsibility, memperlihatkan unit organisasi
yang menerima pertanggungjawaban langsung dalam melaksanakan
fungsi bisnis.
A : executive or policy making authority, memperlihatkan unit organisasi
yang memiliki wewenang dalam membuat dan melaksanakan
kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan fungsi bisnis.
I : involved in the function, memperlihatkan keterlibatan suatu unit
organisasi dalam melaksanakan fungsi bisnis.
I
E : technical expertise, memperlihatkan unit organisasi yang memiliki
keahlian teknis dalam melaksanakan fungsi bisnis.
W : actual execution of the work, memperlihatkan unit organisasi yang
melaksanakan langsung pekerjaan fungsi bisnis.
3.6.3
Fungsi Bisnis vs Subjek Data
Matriks ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara fungsi
bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan subyek data yang
digunakan untuk menjalankan fungsi bisnis tersebut. Matriks ini
digambarkan pada tabel di bawah ini :
R
R
R
Kompensasi
R
R
R
CR CR
Rekrutmen member
U
U
D
R
D
R
Perancangan peraturan Bursa
Pelaporan ke instansi terkait
R
R
Pemberitaan informasi member
R
R
R
R
CR CR R
CR
U
U
U
D
D
U
D
R
Employee
Pengawasan member
Invoice
R
Group
R
Contract
R
Category
Customer
Rekomendasi
FUNGSI BISNIS
Tariff
Member
SUBJEK DATA
Tabel 3.5 Matriks fungsi bisnis vs subjek data
Perencanaan keuangan
R
Laporan keuangan
Administrasi
R
R
R
R
R
U
R
U
R
Rekrutmen karyawan
CR
U
D
Pengawasan pasar
R
R
R
Pengawasan transaksi
R
R
Pengelolaan harga penutupan
R
R
R
CR
Analisis, sosialisasi, dan promosi
U
produk Bursa
D
Implementasi teknologi komputer
Negosiasi harga terbaik
R
R
R
R
R
R
R
Pemeliharaan database dan
infrastruktur jaringan
Pencatatan transaksi kontrak
CR
CR
U
U
D
D
Keterangan matriks fungsi bisnis vs subyek data :
C : create, memperlihatkan subyek data yang diciptakan pada saat
melaksanakan fungsi bisnis.
R : read, memperlihatkan subyek data yang dibaca pada saat
melaksanakan fungsi bisnis.
U : update, memperlihatkan subyek data yang diubah pada saat
melaksanakan fungsi bisnis.
D : delete, memperlihatkan subyek data yang dihapus pada saat
melaksanakan fungsi bisnis.
3.7
Analisis SWOT
Dari hasil analisis yang dilakukan pada PT. Bursa Berjangka Jakarta,
diperoleh analisis SWOT sebagai berikut:
1. Strength
•
Murah, hanya perlu uang jaminan sebesar perubahan harga satu hari
•
Aman cidera janji, uang jaminan dari tiap pihak dipegang lembaga
independen.
•
Fleksibel, dapat dilikuidasi (dibatalkan) sebelum jatuh tempo tanpa ijin
lawan transaksi.
•
Adil, kedua belah pihak menaruh jaminan dan uang jaminan dipegang
pihak independen.
•
Inovatif, mencari jalan untuk menawarkan produk (dalam bentuk kontrak
berjangka) yang dibutuhkan tanpa melanggar undang-undang.
2. Weakness
•
Lingkungan pemerintah yang tidak kondusif.
•
Kontrak yang diperdagangkan harus disetujui oleh presiden.
•
Pandangan masyarakat yang negatif mengenai perdagangan berjangka
perihal kasus penipuan yang dilakukan oleh instansi semacam Bursa
Berjangka.
3. Opportunities
•
Banyaknya produsen atau para pemilik komoditi yang ingin mencegah
kerugian turunnya nilai komoditi akibat kemungkinan turunnya harga.
•
Banyaknya para ekspotir, pengolah dan pemakai bahan baku yang
membutuhkan bahan baku secara kontinu dengan harga yang wajar dan
ingin menjaga kontinuitas persediaan.
4. Threats
•
Pihak luar khususnya luar negeri yang membuka Bursa dengan
kesempatan yang sama seperti Bursa Berjangka Jakarta tetapi
menggunakan internet (tanpa batasan).
•
Orang-orang tertentu yang mengganggap kegiatan transaksi dalam Bursa
Berjangka Jakarta adalah berjudi sehingga mereka cenderung akan
berpaling ke kasino.
Tabel 3.6 Matriks SWOT
S
O
• Mengembangkan
dan
• Memberikan pengertian yang
atau
jelas dan transparan mengenai
komoditi untuk diperdagangkan
perdagangan berjangka melalui
dalam Bursa Berjangka Jakarta.
seminar-seminar.
menambah
T
W
produk
• Meningkatkan pelayanan kepada
semua anggota Bursa
• Melakukan
promosi
investor atau spekulator
• Melakukan promosi terhadap
investor
kepada
• Menjalin hubungan erat dengan
pemerintah
dan
meyakinkan
bahwa Bursa Berjangka Jakarta
adalah sarana untuk lindung
nilai
3.8
Analisis Critical Success Factor
Critical Success Factor adalah faktor kunci yang sangat penting untuk
menyelesaikan tujuan strategi perusahaan. Sejumlah kecil faktor kunci
dipertimbangkan oleh pihak eksekutif perusahaan, hal ini penting bagi
kesuksesan perusahaan. Critical Success Factor juga merupakan areal kunci
dimana penampilan yang baik dapat memastikan kesuksesan organisasi dan hasil
karya dari pencapaian tujuan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut ini adalah hal-hal yang
secara keseluruhan menjadi Critical Success Factor pada PT. Bursa Berjangka
Jakarta :
1. Sumber Daya Manusia
PT. Bursa Berjangka Jakarta memiliki sumber daya manusia yang berpotensi
dan berakhlak jujur dalam pelaksanaan proses bisnis yang terkait dengan
perusahaan ini.
2. Electric Power Source
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya PT. Bursa Berjangka Jakarta sangat
bergantung pada sumber listrik. Hal ini dikarenakan PT. Bursa Berjangka
Jakarta menggunakan sistem perdagangan elektronik yaitu JaFeTS. Sejauh
ini ada tiga tahapan untuk melakukan back up apabila sumber listrik dari
Perusahaan Listrik Negara terputus atau mati, yaitu :
a. Generator set yang disediakan oleh gedung tempat PT. Bursa Berjangka
Jakarta berada
b. UPS (Unit Power Supply) yang merupakan generator set yang disediakan
oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta untuk semua komputer
c. UPS yang ada di setiap komputer
3. Besarnya open interest
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penyelesaian transaksi
dibagi menjadi tiga macam, yaitu secara likuidasi, penyerahan fisik, dan
tunai. Suatu Bursa Berjangka dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila
semua penyelesaian transaksinya dilakukan dengan cara likuidasi. Hal ini
mempengaruhi besarnya open interest. Semakin besar open interest berarti
semakin besar pula transaksi yang belum terselesaikan secara likuidasi.
3.9
Teknologi Informasi PT. Bursa Berjangka Jakarta
Teknologi informasi yang dipakai untuk mendukung kegiatan bisnis PT.
Bursa Berjangka Jakarta meliputi penggunaan perangkat keras dan piranti lunak.
3.9.1
Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan pada PT. Bursa Berjangka
Jakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Perangkat keras PT. Bursa Berjangka Jakarta
Item
Hardware & Acc. :
Jumlah
Jumper Cords
9
Power Cord
16
HP Tie Together Kit
1
Keterangan
HP Net Server
Accessories
-
Floppy Cable
123
Jumper Cable
20
HP Net Raid Adpater
1
Cisco Cable Switch+Jack 16 pair
SCSI Cable Kit
10
Personal UPS
3
HP Net Server Hard Disk 18 Empty Hard Disk
Cover
Cover
18 Full Hard Disk
Cover
PDU 16 A
2
Ballast Kit
3
Large Side Panel Kit
1
APC 300
CPU Komputer
160 Unit (12 server,
Spesifikasi komputer client
8 tester computer,
: ASUS P3WE Mainboard
120 client, sisanya
Pentium III 550 MHZ
tersebar di setiap
Processor 64 MB RAM
divisi)
8.4 Gigabyte Hard Disk
Workstation Keyboard
8
Server Keyboard
1
Mouse HP
8
Dokumentasi :
Cisco Switch
16 unit
HP Netraid Server + CD
1 box
HP Vectra + CD
1 box
Asus Mainboard+CD
1 box
INOVA PDC User's
Guide
1 box
Products Booklet
2 box
Cabble Guide Kit
1 box
3.9.2
Piranti Lunak
Piranti lunak yang digunakan pada PT. Bursa Berjangka Jakarta
adalah produk dari Microsoft dengan sistem operasinya adalah Windows.
Berikut ini adalah piranti lunaknya :
- Server : Windows 2000 Server
- Client : Windows 2000 Professional
- Database : Microsoft SQL Server 2000 Developer Edition
- Office Automation : Microsoft Office
- Reporting : Microsoft Access, Microsoft Active Server Pages
3.9.3
Matriks Fungsi Bisnis vs Aplikasi
Dalam menjalankan usahanya PT. Bursa Berjangka Jakarta
memiliki sejumlah aplikasi yang sangat vital bagi kelangsungan
pelaksanaan kegiatan bisnis. Aplikasi yang didukung oleh teknologi
informasi ini digambarkan dengan tabel di bawah ini :
Tabel 3.8 Aplikasi PT. Bursa Berjangka Jakarta
No
1.
Aplikasi
Kegunaan
Spesifikasi Minimum
Sonic MQ
Messaging data
Processor : Intel (R) Xeo
Container
transaksi atau sebagai
n(Tm) CPU 3,2 GHz
broadcaster
AT/AT Compatible
Memory : 2,096,632 KB
RAM
2.
Trade Info
Melakukan update dan
Processor : X86 Family 6
menerima data dari
Model
database
8 Stepping 6
AT/AT Compatible
Memory : 1,648,044 KB
RAM
3.
Veritas
Melakukan backup
Processor : X 86 Family 6
BackupExec
semua data transaksi
Model
8 Stepping 1
AT/AT Compatible
Memory : 261,612 KB RAM
4.
Web Logic
Mengolah informasi
Processor : X 86 Family 6
yang terkait dengan
Model
web Bursa Berjangka
8 Stepping 6
Jakarta
AT/AT Compatible
Memory : 1,648,044 KB
RAM
5.
Trade
Menerima data
Processor : AMD Duron
Registration
transaksi dari pialang
AT/AT Compatible
Memory : 2,228,848 KB
Server
RAM
6.
JaFeTS 2 Back
Mengirim data
Processor : AMD Duron
Office
transaksi ke pialang
AT/AT Compatible
dan untuk proses
Memory : 228,848 KB RAM
settlement
7.
8.
Datafeed
Menyediakan informasi Processor : AMD Duron
Vendor
berupa data transaksi
AT/AT Compatible
bagi vendor
Memory : 490,992 KB RAM
Mengirim data
Processor : X 86 Family 6
transaksi ke kliring
Model
Datafeed Client
8 Stepping 1
AT/AT Compatible
Memory : 63,924 KB RAM
9.
Server TRS-DB
Menampung semua
Processor : X 86 Family 6
data transaksi
Model
8 Stepping 3
AT/AT Compatible
Memory : 523,756 KB RAM
10. Server Office
Sebagai exchange e-
Processor : X 86 Family 6
mail
Model
8 Stepping 3
AT/AT Compatible
Memory : 1,048,040 KB
RAM
11. General Ledger
Melakukan proses
Processor : Intel (R) Pentium
pembukuan atas arus
(R) III
keuangan dalam
CPU Family
perusahaan
AT/AT Compatible
Memory : 523,804 KB RAM
Matriks fungsi bisnis versus aplikasi dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan antara fungsi bisnis dengan aplikasi yang
digunakan oleh perusahaan. Gambaran matriks ini sebagai berikut :
Rekomendasi
X
X
X
Pengawasan member
Kompensasi
X
X
Rekrutmen member
X
Perancangan peraturan Bursa
X
X
X X X
Pelaporan ke instansi terkait
Pemberitaan informasi member
X
X
X
General Ledger
FUNGSI BISNIS
Sonic MQ Container
Trade Info
Veritas BackupExec
Web Logic
Trade Registration Server
JaFeTS 2 Back Office
Datafeed Vendor
Datafeed Client
Server TRS-DB
Server Office
APLIKASI
Tabel 3.9 Matriks fungsi bisnis vs aplikasi
Perencanaan keuangan
X
Laporan keuangan
X
Administrasi
X
X
Rekrutmen karyawan
e
Pengawasan pasar
X
Pengawasan transaksi
X
Pengelolaan harga penutupan
K
Analisis, sosialisasi, dan promosi
X
r
X
X
X
X
X X
produk Bursa
t Implementasi teknologi komputer
e
X X X X X
X X X X X X X X X X X
Negosiasi harga terbaik
X
X
Pemeliharaan database dan
X X X X X X X X X X X
infrastruktur jaringan
Pencatatan transaksi kontrak
X X X X
X
Keterangan matriks fungsi bisnis vs aplikasi
X : memperlihatkan adanya hubungan antara fungsi bisnis dengan
aplikasi.
3.9.4
Matriks Subjek Data vs Aplikasi
Matriks subjek data versus aplikasi dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan antara subjek data dengan aplikasi yang digunakan
oleh perusahaan. Gambaran matriks ini sebagai berikut :
JaFeTS 2 Back Office
Datafeed Vendor
Datafeed Client
Server TRS-DB
X
X
X
X
X
X
Customer
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tariff
Category
X
X
Contract
X
X
Group
X
X
Invoice
General Ledger
Trade Registration Server
X
Server Office
Web Logic
X
SUBJEK DATA
Veritas BackupExec
Trade Info
Member
APLIKASI
Sonic MQ Container
Tabel 3.10 Matriks subjek data vs aplikasi
X
X
X
X
X
X
X
X
User
Keterangan matriks subjek data vs aplikasi :
X : memperlihatkan adanya hubungan antara subjek data dengan aplikasi.
3.10
Analisis Kebutuhan Data dan Informasi
Ketersediaan data dan informasi menjadi faktor yang sangat penting
untuk menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang diambil oleh manajemen.
Dalam suatu organisasi, kualitas maupun kuantitas masalah-masalah yang harus
dicarikan jalan keluar atau pemecahannya bervariasi, tetapi harus diselesaikan
menurut urutan prioritasnya dengan hasil yang prima. Semua ini tergantung pada
masukan data dan informasi yang dimiliki. Makin sedikit dan makin tidak akurat
masukan yang dipakai, semakin besar resiko kesalahan dalam keputusan yang
dibuat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, data dan informasi yang
dibutuhkan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta antara lain :
a. Mengetahui kontrak berjangka mana yang paling banyak diminati.
b. Mengetahui nasabah yang teraktif .
c. Mengetahui open position / interest yang paling besar.
d. Mengetahui perkembangan fluktuasi harga dari berbagai komoditi yang
ditransaksikan di Bursa.
e. Mengetahui member yang teraktif berdasarkan banyaknya nasabah yang
menyampaikan amanatnya untuk membeli atau menjual kontrak berjangka
kepada pialang tersebut.
f. Mengetahui berapa banyak transaksi kontrak (total transaction) yang terjadi.
3.11
Masalah yang Dihadapi
Setelah dilakukan penelitian pada PT. Bursa Berjangka Jakarta,
ditemukan
masalah-masalah
yang
dianggap
menjadi
penghambat
bagi
perkembangan usaha. Beberapa masalah tersebut adalah :
1. Laporan rutin yang ditujukan kepada pihak eksekutif masih terlalu rinci
Selama ini laporan yang disajikan untuk pihak eksekutif PT. Bursa Berjangka
Jakarta masih bersifat harian sehingga datanya belum akurat untuk digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
2. Tidak ada referensi tentang fluktuasi harga kontrak per lot
Pergerakan harga kontrak yang diperdagangkan dalam satuan lot oleh PT.
Bursa Berjangka Jakarta sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar. Pengaruh
lingkungan luar seperti masalah ekonomi, politik, budaya, serta tidak luput
juga issues atau rumor yang beredar di masyarakat menyebabkan harga
kontrak sering kali berubah-ubah. Dalam hal ini PT. Bursa Berjangka Jakarta
belum memiliki referensi atas fluktuasi harga kontrak sehingga tidak dapat
dilakukan analisis mengenai harga kontrak.
3.12
Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang ada dalam PT. Bursa Berjangka
Jakarta
maka
alternatif
pemecahan
masalah
yang
diusulkan
adalah
dibutuhkannya data warehouse. Adanya data warehouse dapat menjawab
permasalahan yang ada dengan penjelasan sebagai berikut :
- Laporan rutin yang ditujukan kepada manajer masih terlalu rinci
Setelah adanya data warehouse, laporan yang tersaji sudah mengandung data
yang lebih akurat dan terintegrasi. Melalui prototipe aplikasi data warehouse,
informasi yang dihasilkan dapat ditinjau dari berbagai dimensi. Selain itu
informasi dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti histogram, diagram
lingkaran dan sebagainya sehingga memudahkan pihak eksekutif dalam
melihat perkembangan dari pola yang terbentuk. Informasi ini sudah dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi pihak eksekutif.
- Tidak ada referensi tentang fluktuasi harga kontrak
Data warehouse dapat menyediakan referensi atau catatan sejarah atas
perubahan harga kontrak per lot sehingga pihak eksekutif dapat melihat harga
kontrak yang sebelumnya dan sebagai dasar untuk pertimbangan dalam
menetapkan kebijakan atau langkah yang harus diambil untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.
Download