BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE 3.1 Metode Analisis dan Perancangan Ada beberapa metode analisis yang digunakan untuk membangun suatu data warehouse. Metode analisis yang dapat diterapkan antara lain top-down, bottom-up, dan gabungan dari kedua metode yang telah disebutkan. Metode topdown adalah metode analisis yang dilakukan mulai dari pimpinan perusahaan sampai pada kepala masing-masing divisi beserta staff yang ada untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Metode bottom-up adalah metode analisis yang dilakukan mulai dari karyawan, kepala bagian sampai pada para eksekutif dalam perusahaan. Gabungan antara kedua metode top-down dan bottom-up dipakai untuk memperoleh keuntungan dari kedua metode tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis top-down dan bottom-up. Metode analisis top-down dipakai untuk mengidentifikasikan latar belakang perusahaan, struktur organisasi, analisis matriks, dan kebutuhan informasi dari para eksekutif. Metode bottom-up digunakan untuk menganalisis teknologi informasi pada PT. Bursa Berjangka Jakarta baik perangkat keras maupun piranti lunak. Sedangkan dalam perancangan data warehouse dilakukan perancangan skema bintang dan prototipe aplikasi data warehouse. 3.2 Latar Belakang Organisasi Pemerintah Indonesia sejak lama sudah sadar akan perlunya suatu sarana lindung nilai (= Bursa Berjangka). Sederetan menteri sejak jaman Presiden Soeharto mencoba memudahkan berdirinya Bursa Berjangka dan mencegah menjadikannya suatu kasino. Bermain di Bursa manapun banyak mengandung resiko apalagi di luar negeri yang tidak jelas keberadaan Bursanya. Apakah benar amanat diteruskan atau tidak, tidak jelas. Pemerintah mengambil tindakan sejak tahun 1977, yaitu: 1. Melarang penyaluran amanat keluar negeri (instruksi Mendag No. 03/M/lNS/VI/77) 2. Mendirikan Bappebti (Badan Pelaksana Bursa Komoditi) serta PT. Kliring dan Jaminan Bursa Komoditi (PP No. 35 tahun 1982) Karena banyak tantangan dari para Commission House dan karena citra Bursa komoditi sudah dirusak oleh mereka serta kurangnya pengetahuan masyarakat, usaha pemerintah untuk mendirikan Bursa komoditi tidak berhasil. Adanya Bulog, berbagai tata niaga dan kebiasaan pejabat yang dengan super human wisdom menentukan harga wajar memang tidak memungkinkan adanya Bursa Berjangka. Pada tahun 1991, pemerintah mulai banting setir. Dahulu mereka mencoba menentukan komoditi mana yang pantas diperdagangkan derivatifnya di Bursa Berjangka, sekarang mereka sudah mulai bertanya kepada pelaku pasar anggota berbagai asosiasi, yaitu : Apakah komoditi yang saudara perdagangkan siap diBursakan? Jawaban wakil asosiasi memang menarik, hanya tiga asosiasi bersedia yaitu : AEKI, AIMMI dan GAPKI. Diikuti dengan keputusan Bappebti No. 07/BAPEBTI/KP/XJ/1991 untuk mengangkat tim kecil yang sudah mulai bekerja pada bulan Agustus 1991. Pada bulan Juli 1992, dua tim kecil berhasil merampungkan bab XIII dan bab X serta Peraturan Tata Tertib Bursa yang akan dijalankan Bappebti dengan suatu peraturan pemerintah. Pemerintah berubah pikiran dan meminta swasta saja yang mendirikan Bursa. Pertemuan dilakukan dengan Menteri Muda Perdagangan pada bulan November 1992 dan pada tanggal 26 Februari 1993 diangkat suatu tim kecil dengan Keputusan Menteri. Anggota tim adalah utusan dari FAMNI (AIMMI dan GAPKI) dan AEKI. Tim ini mengumpulkan uang untuk membiayai konsultan dari Australia dan Malaysia untuk membuat studi kelayakan, rencana usaha dan rancangan tata tertib Bursa. Disamping itu pemerintah juga mengusahakan adanya UndangUndang Perdagangan Berjangka untuk mengatur perdagangan berjangka yang ada di Indonesia. Usaha AEKI dan FAMNI untuk menghilangkan kata komoditi dari RUU tidak berhasil, usaha untuk memasukkan produk finansial secara eksplisit juga tidak berhasil, tetapi diserahkan kepada presiden. Tim yang ditunjuk Memperindag untuk mempersiapkan berdirinya Bursa ditolak DPR dan dijadikan alasan untuk menunda keluarnya undang-undang itu. Ada desas - desus tanpa bukti beredar bahwa ada pihak yang membiayai penundaan itu. Desas - desus bahwa AEKI dan FAMNI ingin memonopoli Bursa Berjangka juga disebar. Undang-undang No. 32 tahun 1997 akhirnya keluar. Undang-undang tersebut jelas: 1. Tidak menutup kemungkinan ada lebih dan satu Bursa (tidak monopoli). 2. Melarang pendiri terafiliasi. 3. Melarang pemegang saham memiliki atau menguasai lebih dari satu saham. 4. Pemegang saham baru (selain pendiri) harus pialang sedangkan tidak ada satupun pendiri pialang. 5. Mengharuskan direksi independen dan professional. 6. Mengharuskan paling sedikit satu komisaris mewakili masyarakat. Karena kebutuhan uang dan untuk menghilangkan citra bahwa Bursa tidak akan dimonopoli oleh AEKI dan FAMNI, PT. Kliring dan Jaminan Bursa Komoditi diikutsertakan untuk menampung calon pendiri non AEKI - non FAMNI dengan perjanjian historis yang disaksikan Bappebti pada tanggal 8 Juni 1998. UU No. 32 tahun 1997 keluar pada saat krisis ekonomi memuncak. Selama tahun 1998 boleh dikatakan tidak ada minat untuk melakukan apa-apa di sektor ini. Tingkah laku pemerintah kambuh lagi dengan larangan ekspor sawit. Setelah PP No. 9 tahun 1999 keluar pada tanggal 27 Januari 1999, gerakan pendirian Bursa dimulai lagi. AEKI dan FAMNI bekerja cepat, rekrutmen calon pendiri dilakukan dari anggota masing-masing dan dari luar. Orang-orang baru yang sama sekali tidak mengerti Bursa Berjangka, bermodal kecil dan belum pernah membaca Undangundang No. 32 tahun 1997 dan PP No. 9 tahun 1999 termasuk pelanggar undang- undang dan peraturan pemerintah berlomba-lomba masuk. Ada juga usaha untuk memasukkan pihak-pihak terkait. Bappebti mengharuskan bahwa semua pendiri layak dan patut. Setelah pemeriksaan, ada beberapa calon ditolak. Ada yang tidak layak dan patut, ada yang ditolak karena terafiliasi dan ada yang mengundurkan diri karena keinginannya tidak terpenuhi. Satu jam sebelum pertemuan pembentukan perseroan pada tanggal 19 Agustus 1999 semua itu baru selesai. AEKI dan FAMNI berhasil mengumpulkan 29 perusahaan tidak terafiliasi dan industri (kopi, sawit, keuangan dan perdagangan), banyak diantara mereka baru bertemu pertama kali dalam satu perseroan dan dalam waktu begitu pendek (5 bulan sejak ditunjuk menjadi promotor) serta dalam keadaan masih krisis. Pada tanggal 11 Juli 2000 pukul 16.00 dimasukkanlah permohonan untuk ijin usaha suatu Bursa Berjangka sudah diajukan kepada Bappebti. Ini merupakan permohonan ijin usaha pertama untuk satu Bursa Berjangka dalam sejarah Republik Indonesia. Pada tanggal 21 November 2000 Bursa Berjangka Jakarta resmi mendapatkan ijin dari Bappebti. Setelah melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan, akhirnya Bursa Berjangka Jakarta resmi berdiri dan mulai resmi melakukan perdagangan pertamanya pada tanggal 15 Desember 2000. 3.2.1 Tahun Berdiri Perusahaan, Notaris, Nomor Akta, Alamat, Bidang usaha Nama Perusahaan : PT. Bursa Berjangka Jakarta Alamat : Annex Gedung BTN lantai 2 Jl. MH.Thamrin No. 5 Jakarta Telepon : (021) 39832735 Fax : (021) 39832730 Tanggal Berdiri : 19 Agustus 1999 Tempat Berdiri : Jakarta SK Bappebti : No.02/BAPPEBTI/SI/XI/2000 Bidang Usaha : Perdagangan Berjangka 3.3 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bursa Berjangka Jakarta Seperti halnya dalam hukum Indonesia, organisasi diatur oleh dua sistem yaitu para dewan direktur pengawasan (dewan komisaris) dan dewan direktur eksekutif (dewan direktur). Sebagai tambahan terhadap ketetapan ini, Hukum Perdagangan Komoditas Berjangka tahun 1997 menyediakan sedikitnya salah satu dari komisaris mewakili masyarakat bebas (bukan pemegang saham) dan semua direktur eksekutif menjadi para profesional. Mereka semua harus melewati ujian kelayakan yang diselenggarakan oleh Bappebti. Manajemen harian dilaksanakan oleh direktur eksekutif yang masing-masing mengawasi dua di antara yang enam divisi yang dilukiskan pada struktur organisasi di atas. Berikut ini adalah nama-nama dewan direksi dan dewan komisaris : Dewan Komisaris : - Marsuki Usman - Paian Nainggolan (Alm.) Dewan Direksi : Presiden : Hasan Zein Mahmud Direktur : Jahja W. Sudomo 3.3.1 Tugas dan Wewenang Tata kerja yang berlaku dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta antara lain : 1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi dan komisaris. 2. Dewan Komisaris Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan. 3. Dewan Direksi Dewan direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 4. Komite Komite beranggotakan para anggota Bursa maupun pihak lain yang mempunyai kompetensi di bidangnya untuk membantu memberikan saran dan rekomendasi terhadap penyelenggaraan kegiatan Bursa sehari-hari. 5. Satuan Pemeriksa Satuan pemeriksa bertugas melakukan pengawasan terhadap Bursa dan anggota Bursa untuk memastikan bahwa Bursa dan anggota Bursa melakukan kegiatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Satuan pemeriksa terdiri dari 1 orang koordinator merangkap anggota dan minimal 3 orang anggota. Koordinator satuan pemeriksa adalah kepala divisi audit dan pengawasan yang merangkap sebagai anggota, sedangkan anggota lainnya adalah kepala divisi hukum dan keanggotaan, kepala divisi umum, kepala perdagangan dan pejabat lain yang ditunjuk oleh direksi. Satuan pemeriksa melaporkan secara langsung kepada direksi, dewan komisaris Bursa dan Bappebti tentang masalah materiil yang ditemukan. 6. Unit Khusus Pengelola Dana Kompensasi Unit khusus pengelola dana kompensasi bertugas melakukan pembukuan, pengelolaan dan pelaporan posisi dana kompensasi kepada Bursa. 7. Divisi Divisi-divisi yang ada dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah : a. Divisi Hukum dan Keanggotaan Divisi hukum dan keanggotaan memberikan informasi dan memproses permohonan keanggotaan Bursa, membantu merancang berbagai dokumen yang bersifat legal, dan menjaga legalitas perseroan serta kegiatan usahanya. (i). Hukum - Membuat rancangan penambahan maupun perubahan pada peraturan dan tata tertib Bursa serta anggaran dasar perusahaan untuk diajukan kepada direksi. - Mengajukan penambahan dan perubahan atas peraturan dan tata tertib Bursa kepada lembaga pengawas pemerintah, Bappebti. - Membantu anggota Bursa dalam bentuk saran dan bimbingan mengenai penulisan dokumen-dokumen antara para anggota Bursa dan antara anggota Bursa dengan nasabahnya. - Bertindak sebagai sekretariat komite perselisihan dan arbitrasi. - Menangani segala macam masalah hukum yang dapat timbul sewaktu-waktu. - Memberikan pelayanan hukum untuk internal Bursa. - Menjaga aspek pemenuhan aktivitas Bursa. - Mengkoordinir pelaporan kepada Bappebti dan instansi lain yang terkait. (ii). Keanggotaan - Memproses dan mengkaji dokumen permohonan keanggotaan Bursa untuk memastikan bahwa permohonan tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku serta sesuai dengan peraturan dan tata tertib Bursa. - Mengadministrasikan dan meneliti permohonan jual beli dan sewa-menyewa hak keanggotaan. - Menginformasikan kepada para anggota Bursa tentang berbagai hal mengenai keanggotaan Bursa, misalnya : rincian mengenai keanggotaan yang dijual, disewakan atau dicabut; dan pada harga berapa keanggotaan tersebut dijual atau disewakan. - Mempersiapkan laporan atas permohonan keanggotaan untuk dipelajari lebih lanjut oleh komite keanggotaan. - Bertindak sebagai sekretariat komite keanggotaan. - Menyebarluaskan informasi kepada seluruh anggota Bursa mengenai penawaran beli, penawaran jual dan harga transaksi terakhir keanggotaan Bursa dan identitas para pihak yang ingin berinteraksi. b. Divisi Keuangan dan Administrasi Divisi keuangan dan administrasi mengawasi dan mengendalikan anggaran keuangan perusahaan serta menyiapkan laporan keuangan yang rutin untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan umum perusahaan, menyusun program diklat bagi karyawan dan mengawasi pelaksanaan kantor yang tertib dan aman. (i). Keuangan dan Umum - Melakukan pencatatan pembukuan atas setiap transaksi keuangan yang terjadi dan membuat laporan keuangan PT. Bursa Berjangka Jakarta, minimum setiap akhir kwartal, yang terdiri atas neraca, rugi laba, arus kas dan laba ditahan, secara rutin dan periodikal, atau bilamana diperlukan oleh direksi untuk tujuan pengambilan keputusan. - Membuat dan menyampaikan proyeksi keuangan PT. Bursa Berjangka Jakarta kepada direksi disertai dengan saran-saran terhadap anggaran atas biaya-biaya investasi pokok seperti : instalasi atau peningkatan sistem telekomunikasi, instalasi sistem perangkat keras dan lunak, dan lain-lain. - Mengawasi dan mengendalikan anggaran keuangan bagi tiap divisi usaha Bursa dan anak perusahaan jika ada. - Melindungi, mengadministrasikan dan mengawasi pemanfaatan kekayaan (aset) dan peralatan PT. Bursa Berjangka Jakarta dan anak perusahaan jika ada. - Mengelola penerimaan piutang dan pembayaran utang dari dan atau kepada pihak ketiga. - Mengkoordinasikan penyusunan RKAP (Rencana Kegiatan Anggaran dan Pembelanjaan) pada bulan Agustus untuk digunakan di RUPS Oktober sesuai dengan UU perseroan. - Mengkoordinasikan pengadaan dan pengawasan penggunaan kebutuhan kantor untuk tujuan efisiensi. - Sekretariat unit khusus pengelola dana kompensasi. (ii). Personalia (Sumber Daya Manusia) - Menyusun sistem rekrutmen yang memadai mulai dari penyeleksian calon karyawan sampai pengkaryaan. - Membuat rincian dari tugas dan tanggung jawab setiap karyawan dan melakukan penyempurnaan dari waktu ke waktu bila dirasa perlu. - Mempersiapkan sistem jenjang jabatan dan sistem kepangkatan, lengkap dengan standar renumerasi karyawan. - Menyusun dan melaksanakan program pendidikan dan pelatihan karyawan yang memadai guna meningkatkan kualitas dan produktivitas karyawan. - Mengendalikan dan melaksanakan administrasi atas dana kesejahteraan perusahaan. - Membuat dan melaksanakan sistem administrasi yang baik bagi karyawan Bursa, misalnya : sistem penggajian, prosedur-prosedur urusan personalia, dan lain-lain. - Melakukan pengawasan dan pengendalian atas jasa pelayanan keamanan dan gedung kantor. c. Divisi Audit dan Pengawasan Pasar Divisi pengawasan pasar mempunyai ruang lingkup memonitor dan mendeteksi sedini mungkin situasi pasar untuk dapat segera mengantisipasi, mencegah setiap kemungkinan usaha atau tindakan manipulasi harga dan atau kepedulian pasar yang berakibat merusak integritas pasar. Untuk menjalankan tugas tersebut, divisi pengawasan pasar melaksanakan hal-hal sebagai berikut : - Mengawasi perkembangan harga di pasar berjangka dan pasar fisik, serta hubungan dari kedua harga tersebut. - Mengawasi masa jatuh temponya suatu kontrak berjangka untuk memastikan proses keluar pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta mengawasi gerakan harga pada hari-hari terakhir perdagangan. - Mengawasi batas posisi spekulasi dan mengawasi posisi lindung nilai yang besar yang dikecualikan dari kewajiban memenuhi batas posisi spekulasi. - Memastikan sistem laporan bagi pedagang yang mempunyai posisi besar. - Mengawasi proses penyerahan barang dan memastikan bahwa penyerahan barang berlangsung sesuai dengan ketentuan. - Mengawasi tingkat harga dan posisi rekening pengelola kontrak terbuka yang besar untuk mencegah timbulnya potensial masalah keuangan dari setiap anggota atau nasabah. - Mengawasi posisi modal bersih disesuaikan. - Mereview pelanggaran ketentuan Bursa Berjangka Jakarta berhubungan dengan kegiatan pengawasan pasar. - Menyiapkan laporan pelanggaran dan mempresentasikannya pada Direksi PT. Bursa Berjangka Jakarta. - Bekerja sama dengan pejabat di Bappebti untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan pengawasan pasar. - Membuat laporan pengawasan pasar yang diminta oleh Bappebti. - Sekretariat Komite Pelaksanaan Perdagangan. d. Divisi Perdagangan Tugas pokok divisi perdagangan adalah berupaya memastikan bahwa aktivitas perdagangan berlangsung dengan aman dan lancar serta dilakukan secara adil dan teratur. Untuk itu, divisi perdagangan melakukan tugas-tugas sebagai berikut : - Memantau kesiapan seluruh aktivitas penunjang perdagangan sebelum transaksi dimulai. - Mengawasi selama jam perdagangan agar fasilitas perdagangan yang tersedia digunakan dengan cara yang pantas dan bertanggung jawab. - Memantau seluruh proses perdagangan sehingga semua pesanan beli, jual dan transaksi dilaksanakan sesuai dengan peraturan Bursa. - Memantau seluruh operator anggota Bursa sehingga seandainya ditemukan pelanggaran segera bisa diketahui dan dilaporkan kepada divisi pengawasan untuk dilakukan penyelidikan. - Mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu dalam menyelesaikan kesalahan prosedur atau perselisihan yang terjadi saat berlangsungnya perdagangan. - Memberikan pengarahan kepada anggota Bursa apabila terjadi kerusakan pada sistem komputer atau interupsi atas perdagangan. - Melakukan perhitungan harga penutupan (settlement price) setiap harinya berdasarkan formula yang telah ditetapkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring. - Bertindak sebagai sekretariat Komite Perilaku. - Mengawasi pelaksanaan perubahan parameter aturan perdagangan, seperti pelonggaran batas harga maksimum, batas posisi terbuka untuk bonafide hedging dll. - Mengulas kembali secara berkala sistem perdagangan dan menyampaikan usul-usul perbaikan kepada direksi. e. Divisi Pengembangan Usaha Tugas utama dari divisi pengembangan usaha adalah mencari peluang pengembangan usaha bagi anggota Bursa. Tugas tersebut meliputi analisis kontrak berjangka yang layak diperdagangkan serta sosialisasi dan promosi dari produk Bursa yang ada. Adapun tujuan akhir dari semua tugas ini adalah untuk meningkatkan jumlah investor di Bursa Berjangka. Detil dari tugas di atas adalah sebagai berikut : (i). Pemasaran - Menjalin hubungan yang baik dengan semua pihak yang terkait dengan promosi Bursa seperti : anggota Bursa, calon anggota Bursa, media massa, media elektronik, asosiasi, situs internet, dll. - Menjalin hubungan dengan Bursa-Bursa luar negeri dan organisasi lain yang terkait. - Membina hubungan dengan lembaga-lembaga terkait di dalam negeri dalam rangka peningkatan aktivitas Bursa Berjangka. - Merancang produk publikasi seperti : brosur, buklet, profil perusahaan, pengembangan situs internet web page termasuk spesifikasi kontrak, brosur promosi, kalender perdagangan, laporan tahunan dan newsletter. - Mengkoordinasikan dan menjalankan fungsi promosi seperti peluncuran kontrak baru, seminar untuk produk dan program pengarahan bagi anggota Bursa termasuk melayani semua permintaan informasi tertulis secara elektronik dan e-mail. (ii). Pengembangan Produk - Melakukan riset dan analisis terhadap produk yang akan diperdagangkan dan telah diperdagangkan di Bursa baik dari segi kelayakannya diperdagangkan maupun perkembangan perdagangannya termasuk perbandingan dengan pasar fisiknya. (iii). Pendidikan Pelatihan - Menyelenggarakan dan mengelola program pendidikan yang berhubungan dengan produk Bursa Berjangka baik untuk kepentingan Bursa maupun masyarakat luas. - Mendirikan dan mengelola perpustakaan yang digunakan oleh karyawan anggota Bursa, masyarakat umum, dan karyawan Bursa. (iv). Statistik dan Pelatihan Jasa - Membuat laporan statistik yang menunjukan penawaran dan harga jual kontrak yang diperdagangkan di Bursa. - Mempersiapkan laporan insidentil untuk penggunaan internal yang dipergunakan oleh departemen internal lainnya seperti pemasaran, penelitian, dan pengawasan. - Mengelola seluruh aspek komersil, pemasaran dan perjanjian yang berhubungan dengan persyaratan untuk data aktual (real time information) termasuk menjalin hubungan dengan lembaga penjual informasi. f. Divisi Teknologi Informasi Secara umum tugas mengaplikasikan divisi teknologi teknologi komputer informasi yang optimal adalah bagi pelayanan Bursa Berjangka Jakarta kepada masyarakat. Teknologi terus menerus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan pelayanan itu sendiri. (i). Strategis - Mempelajari perkembangan teknologi yang dapat diaplikasikan dalam bisnis perusahaan. - Memberikan saran kepada direksi dalam implementasi teknologi. - Mendidik direksi dengan memberikan presentasi (bersama pemasok) dan melengkapi mereka dengan analisis biaya dan keuntungan. - Mengevaluasi pemasok dan bersama direksi melakukan negosisasi untuk mendapatkan harga terbaik. - Mendidik seluruh karyawan dan pengguna komputer di Bursa Berjangka Jakarta. (ii). Pengembangan - Menangkap dan mengevaluasi kebutuhan pengguna akan aplikasi yang dapat menunjang produktivitas. - Membangun aplikasi atau melakukan pemantauan terhadap pemasok yang dikontrak untuk membangun aplikasi. - Mengembangkan kehadiran perusahaan di dunia maya. - Membuat dokumentasi sistem dan petunjuk pengguna. (iii). Pemeliharaan - Melakukan implementasi akan aplikasi termasuk melakukan tes, instalasi, dan pelatihan kepada pengguna. - Memelihara dan mengoptimalisasi penggunaan infrastruktur jaringan komputer dan komunikasi. - Mengembangkan metode back up dan melakukan back up secara teratur. - Memelihara basis data dan mengoptimalisasi penggunaannya. 3.4 Visi dan Misi Perusahaan PT. Bursa Berjangka Jakarta memiliki visi dan misi sebagai berikut : 3.4.1 Visi Visi PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah ikut membangun struktur keuangan di Indonesia yang tidak rentan terhadap resiko sistemik karena tersedianya sarana pengelolaan resiko yang transparan, teratur, wajar, efisien dan efektif. 3.4.2 Misi Misi PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah menyediakan sarana perdagangan berjangka yang berciri-ciri : - Mampu menjadi sarana lindung nilai yang efisien. - Mampu menjadi sumber referensi harga yang transparan dan terpercaya. - Mampu mendidik masyarakat investor dalam mengelola resiko secara bertanggung jawab. 3.5 - Mampu melayani kebutuhan pasar. - Mampu menjaga dan mempertahankan integritas pasar. - Mampu mengembangkan kesempatan usaha bagi para anggota. - Mampu ikut berperan dalam arus globalisasi. Subjek Data dan Fungsi Bisnis Berdasarkan hasil survei, didapatkan subjek data yang ada dan fungsi bisnis yang dilakukan dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta antara lain : 3.5.1 Subjek Data Subjek data adalah sekumpulan entitas level tinggi yang menjadi sumber atau masukan bagi sistem yang sedang berjalan dalam suatu perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bursa Berjangka Jakarta, diperoleh subjek data sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel subjek data No. Subjek Data Keterangan 1 Member Berisi data-data mengenai anggota Bursa Berjangka Jakarta. 2 Customer Data mengenai kode nasabah dari tiap member. 3 Tariff Berisi biaya transaksi yang dikenakan tiap lot per kontrak. 4 Category Data tentang kategori kontrak yang ada dalam Bursa Berjangka Jakarta. 5 Contract Berisi informasi mengenai transaksi kontrak yang berlangsung di Bursa Berjangka Jakarta. 6 Group Data tentang klasifikasi group kontrak yang ada dalam Bursa Berjangka Jakarta. 7 Invoice Berisi informasi mengenai tagihan yang harus dibayar oleh setiap member Bursa Berjangka Jakarta yang berstatus pialang atas transaksi yang dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan. 8 Employee Data mengenai user (dalam hal ini karyawan) yang memasukkan data transaksi kontrak jual beli. 3.5.2 Fungsi Bisnis Fungsi bisnis adalah kegiatan utama atau aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing bagian dalam perusahaan yang dilaksanakan secara bersama-sama dan berkesinambungan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Fungsi bisnis dapat membangun dan meningkatkan proses bisnis yang vital dari perusahaan, fungsi ini meliputi area fungsi antar sistem dalam perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bursa Berjangka Jakarta, diperoleh fungsi bisnis sebagai berikut : Tabel 3.2 Tabel fungsi bisnis No Fungsi Bisnis 1 Rekomendasi 2 Pengawasan member 3.6 3. Kompensasi 4. Rekrutmen member 5. Perancangan peraturan Bursa 6. Pelaporan ke instansi terkait 7. Pemberitaan informasi member 8. Perencanaan keuangan 9. Laporan keuangan 10. Administrasi 11. Rekrutmen karyawan 12. Pengawasan pasar 13. Pengawasan transaksi 14. Pengelolaan harga penutupan 15. Analisis, sosialisasi, dan promosi produk Bursa 16. Implementasi teknologi komputer 17. Negosiasi harga terbaik 18. Pemeliharaan database dan infrastruktur jaringan 19. Pencatatan transaksi kontrak Analisis Matriks Berikut ini adalah analisis matriks organisasi versus subjek data, organisasi versus fungsi bisnis dan fungsi bisnis versus subjek data : 3.6.1 Organisasi vs Subjek Data Matriks ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara unit organisasi dengan subyek data yang digunakan oleh unit organisasi tersebut. Matriks ini digambarkan pada tabel di bawah ini : X Dewan Komisaris X X X X Dewan Direksi X X X X X Satuan Pemeriksa X X X Unit Khusus Pengelola Dana Kompensasi X X X Divisi Hukum dan Keanggotaan X X X Divisi Keuangan dan Administrasi X Divisi Perdagangan X X Divisi Pengembangan Usaha Divisi Teknologi Informasi X X X X X Komite Divisi Audit dan Pengawasan Pasar Employee RUPS Invoice Group Contract Category Tariff Customer ORGANISASI Member SUBJEK DATA Tabel 3.3 Matriks organisasi vs subjek data X X X X X X Keterangan matriks organisasi vs subjek data : X : memperlihatkan adanya hubungan antara organisasi dengan subjek data. 3.6.2 Organisasi vs Fungsi Bisnis Matriks ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara fungsi bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan unit organisasi yang menjalankan fungsi bisnis tersebut. Matriks ini digambarkan pada tabel di bawah ini : Dewan Direksi Komite Satuan Pemeriksa Unit Khusus Pengelola E E R A E E E R A E R E W I R E W I R A E A E R A E R A E A E R A E R A E A E R A E R A E I E E A E R E E E R I A A E E R E E E R I A A E E I I I I Pemeliharaan database dan infrastruktur Pencatatan transaksi kontrak Pengawasan pasar Pengawasan transaksi Pengelolaan harga penutupan Analisis, sosialisasi, dan promosi produk Bursa Implementasi teknologi komputer Negosiasi harga terbaik Pelaporan ke instansi terkait Pemberitaan informasi member Perencanaan keuangan Laporan keuangan Administrasi Rekrutmen karyawan Rekrutmen member Perancangan peraturan Bursa E RUPS Dewan Komisaris Kompensasi Pengawasan member ORGANISASI Rekomendasi FUNGSI BISNIS Tabel 3.4 Matriks organisasi vs fungsi bisnis W Dana Kompensasi Divisi Hukum dan I Keanggotaan R A E W R R R A E E E W W W R A E W Divisi Keuangan dan Administrasi I Divisi Audit dan R A E W I R A E W R A E W Pengawasan Pasar Divisi Perdagangan I I R I E W I I R R E E W W Divisi Pengembangan Usaha I Divisi Teknologi Informasi I I R A E W I R R R R E A E E W E W W W Keterangan matriks organisasi vs fungsi bisnis : R : direct management responsibility, memperlihatkan unit organisasi yang menerima pertanggungjawaban langsung dalam melaksanakan fungsi bisnis. A : executive or policy making authority, memperlihatkan unit organisasi yang memiliki wewenang dalam membuat dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan fungsi bisnis. I : involved in the function, memperlihatkan keterlibatan suatu unit organisasi dalam melaksanakan fungsi bisnis. I E : technical expertise, memperlihatkan unit organisasi yang memiliki keahlian teknis dalam melaksanakan fungsi bisnis. W : actual execution of the work, memperlihatkan unit organisasi yang melaksanakan langsung pekerjaan fungsi bisnis. 3.6.3 Fungsi Bisnis vs Subjek Data Matriks ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara fungsi bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan subyek data yang digunakan untuk menjalankan fungsi bisnis tersebut. Matriks ini digambarkan pada tabel di bawah ini : R R R Kompensasi R R R CR CR Rekrutmen member U U D R D R Perancangan peraturan Bursa Pelaporan ke instansi terkait R R Pemberitaan informasi member R R R R CR CR R CR U U U D D U D R Employee Pengawasan member Invoice R Group R Contract R Category Customer Rekomendasi FUNGSI BISNIS Tariff Member SUBJEK DATA Tabel 3.5 Matriks fungsi bisnis vs subjek data Perencanaan keuangan R Laporan keuangan Administrasi R R R R R U R U R Rekrutmen karyawan CR U D Pengawasan pasar R R R Pengawasan transaksi R R Pengelolaan harga penutupan R R R CR Analisis, sosialisasi, dan promosi U produk Bursa D Implementasi teknologi komputer Negosiasi harga terbaik R R R R R R R Pemeliharaan database dan infrastruktur jaringan Pencatatan transaksi kontrak CR CR U U D D Keterangan matriks fungsi bisnis vs subyek data : C : create, memperlihatkan subyek data yang diciptakan pada saat melaksanakan fungsi bisnis. R : read, memperlihatkan subyek data yang dibaca pada saat melaksanakan fungsi bisnis. U : update, memperlihatkan subyek data yang diubah pada saat melaksanakan fungsi bisnis. D : delete, memperlihatkan subyek data yang dihapus pada saat melaksanakan fungsi bisnis. 3.7 Analisis SWOT Dari hasil analisis yang dilakukan pada PT. Bursa Berjangka Jakarta, diperoleh analisis SWOT sebagai berikut: 1. Strength • Murah, hanya perlu uang jaminan sebesar perubahan harga satu hari • Aman cidera janji, uang jaminan dari tiap pihak dipegang lembaga independen. • Fleksibel, dapat dilikuidasi (dibatalkan) sebelum jatuh tempo tanpa ijin lawan transaksi. • Adil, kedua belah pihak menaruh jaminan dan uang jaminan dipegang pihak independen. • Inovatif, mencari jalan untuk menawarkan produk (dalam bentuk kontrak berjangka) yang dibutuhkan tanpa melanggar undang-undang. 2. Weakness • Lingkungan pemerintah yang tidak kondusif. • Kontrak yang diperdagangkan harus disetujui oleh presiden. • Pandangan masyarakat yang negatif mengenai perdagangan berjangka perihal kasus penipuan yang dilakukan oleh instansi semacam Bursa Berjangka. 3. Opportunities • Banyaknya produsen atau para pemilik komoditi yang ingin mencegah kerugian turunnya nilai komoditi akibat kemungkinan turunnya harga. • Banyaknya para ekspotir, pengolah dan pemakai bahan baku yang membutuhkan bahan baku secara kontinu dengan harga yang wajar dan ingin menjaga kontinuitas persediaan. 4. Threats • Pihak luar khususnya luar negeri yang membuka Bursa dengan kesempatan yang sama seperti Bursa Berjangka Jakarta tetapi menggunakan internet (tanpa batasan). • Orang-orang tertentu yang mengganggap kegiatan transaksi dalam Bursa Berjangka Jakarta adalah berjudi sehingga mereka cenderung akan berpaling ke kasino. Tabel 3.6 Matriks SWOT S O • Mengembangkan dan • Memberikan pengertian yang atau jelas dan transparan mengenai komoditi untuk diperdagangkan perdagangan berjangka melalui dalam Bursa Berjangka Jakarta. seminar-seminar. menambah T W produk • Meningkatkan pelayanan kepada semua anggota Bursa • Melakukan promosi investor atau spekulator • Melakukan promosi terhadap investor kepada • Menjalin hubungan erat dengan pemerintah dan meyakinkan bahwa Bursa Berjangka Jakarta adalah sarana untuk lindung nilai 3.8 Analisis Critical Success Factor Critical Success Factor adalah faktor kunci yang sangat penting untuk menyelesaikan tujuan strategi perusahaan. Sejumlah kecil faktor kunci dipertimbangkan oleh pihak eksekutif perusahaan, hal ini penting bagi kesuksesan perusahaan. Critical Success Factor juga merupakan areal kunci dimana penampilan yang baik dapat memastikan kesuksesan organisasi dan hasil karya dari pencapaian tujuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut ini adalah hal-hal yang secara keseluruhan menjadi Critical Success Factor pada PT. Bursa Berjangka Jakarta : 1. Sumber Daya Manusia PT. Bursa Berjangka Jakarta memiliki sumber daya manusia yang berpotensi dan berakhlak jujur dalam pelaksanaan proses bisnis yang terkait dengan perusahaan ini. 2. Electric Power Source Dalam melaksanakan kegiatan usahanya PT. Bursa Berjangka Jakarta sangat bergantung pada sumber listrik. Hal ini dikarenakan PT. Bursa Berjangka Jakarta menggunakan sistem perdagangan elektronik yaitu JaFeTS. Sejauh ini ada tiga tahapan untuk melakukan back up apabila sumber listrik dari Perusahaan Listrik Negara terputus atau mati, yaitu : a. Generator set yang disediakan oleh gedung tempat PT. Bursa Berjangka Jakarta berada b. UPS (Unit Power Supply) yang merupakan generator set yang disediakan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta untuk semua komputer c. UPS yang ada di setiap komputer 3. Besarnya open interest Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penyelesaian transaksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu secara likuidasi, penyerahan fisik, dan tunai. Suatu Bursa Berjangka dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila semua penyelesaian transaksinya dilakukan dengan cara likuidasi. Hal ini mempengaruhi besarnya open interest. Semakin besar open interest berarti semakin besar pula transaksi yang belum terselesaikan secara likuidasi. 3.9 Teknologi Informasi PT. Bursa Berjangka Jakarta Teknologi informasi yang dipakai untuk mendukung kegiatan bisnis PT. Bursa Berjangka Jakarta meliputi penggunaan perangkat keras dan piranti lunak. 3.9.1 Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan pada PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Perangkat keras PT. Bursa Berjangka Jakarta Item Hardware & Acc. : Jumlah Jumper Cords 9 Power Cord 16 HP Tie Together Kit 1 Keterangan HP Net Server Accessories - Floppy Cable 123 Jumper Cable 20 HP Net Raid Adpater 1 Cisco Cable Switch+Jack 16 pair SCSI Cable Kit 10 Personal UPS 3 HP Net Server Hard Disk 18 Empty Hard Disk Cover Cover 18 Full Hard Disk Cover PDU 16 A 2 Ballast Kit 3 Large Side Panel Kit 1 APC 300 CPU Komputer 160 Unit (12 server, Spesifikasi komputer client 8 tester computer, : ASUS P3WE Mainboard 120 client, sisanya Pentium III 550 MHZ tersebar di setiap Processor 64 MB RAM divisi) 8.4 Gigabyte Hard Disk Workstation Keyboard 8 Server Keyboard 1 Mouse HP 8 Dokumentasi : Cisco Switch 16 unit HP Netraid Server + CD 1 box HP Vectra + CD 1 box Asus Mainboard+CD 1 box INOVA PDC User's Guide 1 box Products Booklet 2 box Cabble Guide Kit 1 box 3.9.2 Piranti Lunak Piranti lunak yang digunakan pada PT. Bursa Berjangka Jakarta adalah produk dari Microsoft dengan sistem operasinya adalah Windows. Berikut ini adalah piranti lunaknya : - Server : Windows 2000 Server - Client : Windows 2000 Professional - Database : Microsoft SQL Server 2000 Developer Edition - Office Automation : Microsoft Office - Reporting : Microsoft Access, Microsoft Active Server Pages 3.9.3 Matriks Fungsi Bisnis vs Aplikasi Dalam menjalankan usahanya PT. Bursa Berjangka Jakarta memiliki sejumlah aplikasi yang sangat vital bagi kelangsungan pelaksanaan kegiatan bisnis. Aplikasi yang didukung oleh teknologi informasi ini digambarkan dengan tabel di bawah ini : Tabel 3.8 Aplikasi PT. Bursa Berjangka Jakarta No 1. Aplikasi Kegunaan Spesifikasi Minimum Sonic MQ Messaging data Processor : Intel (R) Xeo Container transaksi atau sebagai n(Tm) CPU 3,2 GHz broadcaster AT/AT Compatible Memory : 2,096,632 KB RAM 2. Trade Info Melakukan update dan Processor : X86 Family 6 menerima data dari Model database 8 Stepping 6 AT/AT Compatible Memory : 1,648,044 KB RAM 3. Veritas Melakukan backup Processor : X 86 Family 6 BackupExec semua data transaksi Model 8 Stepping 1 AT/AT Compatible Memory : 261,612 KB RAM 4. Web Logic Mengolah informasi Processor : X 86 Family 6 yang terkait dengan Model web Bursa Berjangka 8 Stepping 6 Jakarta AT/AT Compatible Memory : 1,648,044 KB RAM 5. Trade Menerima data Processor : AMD Duron Registration transaksi dari pialang AT/AT Compatible Memory : 2,228,848 KB Server RAM 6. JaFeTS 2 Back Mengirim data Processor : AMD Duron Office transaksi ke pialang AT/AT Compatible dan untuk proses Memory : 228,848 KB RAM settlement 7. 8. Datafeed Menyediakan informasi Processor : AMD Duron Vendor berupa data transaksi AT/AT Compatible bagi vendor Memory : 490,992 KB RAM Mengirim data Processor : X 86 Family 6 transaksi ke kliring Model Datafeed Client 8 Stepping 1 AT/AT Compatible Memory : 63,924 KB RAM 9. Server TRS-DB Menampung semua Processor : X 86 Family 6 data transaksi Model 8 Stepping 3 AT/AT Compatible Memory : 523,756 KB RAM 10. Server Office Sebagai exchange e- Processor : X 86 Family 6 mail Model 8 Stepping 3 AT/AT Compatible Memory : 1,048,040 KB RAM 11. General Ledger Melakukan proses Processor : Intel (R) Pentium pembukuan atas arus (R) III keuangan dalam CPU Family perusahaan AT/AT Compatible Memory : 523,804 KB RAM Matriks fungsi bisnis versus aplikasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara fungsi bisnis dengan aplikasi yang digunakan oleh perusahaan. Gambaran matriks ini sebagai berikut : Rekomendasi X X X Pengawasan member Kompensasi X X Rekrutmen member X Perancangan peraturan Bursa X X X X X Pelaporan ke instansi terkait Pemberitaan informasi member X X X General Ledger FUNGSI BISNIS Sonic MQ Container Trade Info Veritas BackupExec Web Logic Trade Registration Server JaFeTS 2 Back Office Datafeed Vendor Datafeed Client Server TRS-DB Server Office APLIKASI Tabel 3.9 Matriks fungsi bisnis vs aplikasi Perencanaan keuangan X Laporan keuangan X Administrasi X X Rekrutmen karyawan e Pengawasan pasar X Pengawasan transaksi X Pengelolaan harga penutupan K Analisis, sosialisasi, dan promosi X r X X X X X X produk Bursa t Implementasi teknologi komputer e X X X X X X X X X X X X X X X X Negosiasi harga terbaik X X Pemeliharaan database dan X X X X X X X X X X X infrastruktur jaringan Pencatatan transaksi kontrak X X X X X Keterangan matriks fungsi bisnis vs aplikasi X : memperlihatkan adanya hubungan antara fungsi bisnis dengan aplikasi. 3.9.4 Matriks Subjek Data vs Aplikasi Matriks subjek data versus aplikasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara subjek data dengan aplikasi yang digunakan oleh perusahaan. Gambaran matriks ini sebagai berikut : JaFeTS 2 Back Office Datafeed Vendor Datafeed Client Server TRS-DB X X X X X X Customer X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Tariff Category X X Contract X X Group X X Invoice General Ledger Trade Registration Server X Server Office Web Logic X SUBJEK DATA Veritas BackupExec Trade Info Member APLIKASI Sonic MQ Container Tabel 3.10 Matriks subjek data vs aplikasi X X X X X X X X User Keterangan matriks subjek data vs aplikasi : X : memperlihatkan adanya hubungan antara subjek data dengan aplikasi. 3.10 Analisis Kebutuhan Data dan Informasi Ketersediaan data dan informasi menjadi faktor yang sangat penting untuk menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang diambil oleh manajemen. Dalam suatu organisasi, kualitas maupun kuantitas masalah-masalah yang harus dicarikan jalan keluar atau pemecahannya bervariasi, tetapi harus diselesaikan menurut urutan prioritasnya dengan hasil yang prima. Semua ini tergantung pada masukan data dan informasi yang dimiliki. Makin sedikit dan makin tidak akurat masukan yang dipakai, semakin besar resiko kesalahan dalam keputusan yang dibuat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, data dan informasi yang dibutuhkan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta antara lain : a. Mengetahui kontrak berjangka mana yang paling banyak diminati. b. Mengetahui nasabah yang teraktif . c. Mengetahui open position / interest yang paling besar. d. Mengetahui perkembangan fluktuasi harga dari berbagai komoditi yang ditransaksikan di Bursa. e. Mengetahui member yang teraktif berdasarkan banyaknya nasabah yang menyampaikan amanatnya untuk membeli atau menjual kontrak berjangka kepada pialang tersebut. f. Mengetahui berapa banyak transaksi kontrak (total transaction) yang terjadi. 3.11 Masalah yang Dihadapi Setelah dilakukan penelitian pada PT. Bursa Berjangka Jakarta, ditemukan masalah-masalah yang dianggap menjadi penghambat bagi perkembangan usaha. Beberapa masalah tersebut adalah : 1. Laporan rutin yang ditujukan kepada pihak eksekutif masih terlalu rinci Selama ini laporan yang disajikan untuk pihak eksekutif PT. Bursa Berjangka Jakarta masih bersifat harian sehingga datanya belum akurat untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. 2. Tidak ada referensi tentang fluktuasi harga kontrak per lot Pergerakan harga kontrak yang diperdagangkan dalam satuan lot oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar. Pengaruh lingkungan luar seperti masalah ekonomi, politik, budaya, serta tidak luput juga issues atau rumor yang beredar di masyarakat menyebabkan harga kontrak sering kali berubah-ubah. Dalam hal ini PT. Bursa Berjangka Jakarta belum memiliki referensi atas fluktuasi harga kontrak sehingga tidak dapat dilakukan analisis mengenai harga kontrak. 3.12 Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang ada dalam PT. Bursa Berjangka Jakarta maka alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah dibutuhkannya data warehouse. Adanya data warehouse dapat menjawab permasalahan yang ada dengan penjelasan sebagai berikut : - Laporan rutin yang ditujukan kepada manajer masih terlalu rinci Setelah adanya data warehouse, laporan yang tersaji sudah mengandung data yang lebih akurat dan terintegrasi. Melalui prototipe aplikasi data warehouse, informasi yang dihasilkan dapat ditinjau dari berbagai dimensi. Selain itu informasi dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti histogram, diagram lingkaran dan sebagainya sehingga memudahkan pihak eksekutif dalam melihat perkembangan dari pola yang terbentuk. Informasi ini sudah dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi pihak eksekutif. - Tidak ada referensi tentang fluktuasi harga kontrak Data warehouse dapat menyediakan referensi atau catatan sejarah atas perubahan harga kontrak per lot sehingga pihak eksekutif dapat melihat harga kontrak yang sebelumnya dan sebagai dasar untuk pertimbangan dalam menetapkan kebijakan atau langkah yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja perusahaan.