pengaruh penggunaan metode pbl secara

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PBL SECARA KOOPERATIF
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
DI SMK-TR RAKSANA MEDAN
OLEH
KETUA
: ELVIARNI (0103118401)
ANGGOTA
: OKKY HARZAINI NASUTION
([email protected])
Abstrak
Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dari hasil observasi peneliti
dimana hasil belajar fisika siswa tergolong rendah. Maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode PBL secara
kooperatif terhadap hasil belajar siswa di SMK-TR Raksana Medan. Adapun
langakah-langkah pembelajaran pada metode PBL ini adalah : Orientasi siswa
kepada masalah; mengorganisasikan siswa untuk belajar; membimbing
penyelidikan individual dan kelompok; mengembangkan dan menyajikan hasil
karya; menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Peneliti
memilih metode PBL dengan alasan karna metode ini dapat melibatkan siswa
untuk memecahkan suatu masalah sehingga semua siswa dapat aktif dalam
pembelajaran fisika sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Dimana
hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan metode PBL (Problem Based
Learning). Secara kooperatif memiliki nilai rata-rata 23,4 dengan standart
deviasi 3,40 dan memiliki nilai tertinggi 30 dan terendah 17. Sedangkan hasil
belajar fisika siswa dengan menggunakan metode konvensional memiliki ratarata 18,5 dengan standart deviasi 2,47 yang memiliki nilai tertinggi 15 dan
terendah 23. Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua bentuk
metode pembelajaran tersebut dengan thitung 67,12 > ttabel 1,697.
Kata Kunci : Metode PBL Secara Kooperatif
A. Pendahuluan
Masalah yang jelas terlihat dalam pendidikan sekarang ini adalah
masalah rendahnya mutu pendidikan. Ada banyak faktor yang menyebabkan
tidak terjadinya peningkatan mutu pendidikan salah satunya yaitu metode yang
digunakan guru di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal
pada berlangsungnya pembelajaran. Karena selama ini guru kebanyakan hanya
menggunakan metode ceramah. Dimana siswa hanya mendengarkan guru
menjelaskan saja. Padahal dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan guru
harus sama-sama aktif. Harus ada kerja sama anatara guru dengan siswanya.
Dan guru harus mampu menyajikan materinya secara optimum. Oleh karena itu
guru harus kreatif memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dalam
penyajian materi pelajaran.
Namun kenyataan menunjukkan sampai saat ini masih banyak guru
yang tidak tau menempatkan metode pembelajaran yang cocok dengan materi
pelajaran, salah satunya pada pelajaran fisika yang merupakan bahan penelitian
penulis.
Metode ceramah itu pada umumnya membuat siswa belum terarah
untuk memahami sendiri konsep-konsep fisika yang sedang dipelajari. Dengan
demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep fisika yang
dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap
konsep-konsep fisika menjadi sangat kurang.
Hal ini juga dikuatkan dari hasil observasi penulis di kelas X SMK-TR
Raksana, kondisi pembelajaran seperti yang digambarkan di atas masih sering
terjadi. Sehingga siswa masih kurang aktif dalam proses belajar mengajar, hal
ini mengakibatkan hasil belajar fisika siswa tergolong rendah.
Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu upaya memecahakan
masalah tersebut menurut penulis yaitu diberikannya metode PBL secara
kooperatif pada pelajaran fisika. Karena pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
yang dapat memberikan kondisi belajar aktif. Oleh karena itu perlu diamati
dengan penerapan langsung di lapangan. Untuk menyelidiki hal tersebut
peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penggunaan
Metode PBL Secara Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK-TR
Raksana Medan.
Dengan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hasil belajar
siswa dengan metode PBL (problem based learning) secara kooperatif, Untuk
mengetahui hasil belajar siswa dengan metode konvensional dan Untuk
mengetahui keefektifan penggunaan metode PBL secara kooperatif terhadap
hasil belajar siswa di SMK-TR Raksana Medan.
Dan yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X yang
diajarkan dengan metode PBL di SMK-TR Raksana Medan.
Pembelajaran Pemecahan Masalah (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal
dengan Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran .
http://herifisika.wordpress.com, menyatakan “PBL adalah proses
pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam
kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari
masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai
sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan
terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.”
Suradijono (2004:31) menyatakan bahwa PBL adalah metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru.
Hamizer, dkk (2003:45) menyatakan bahwa “Dengan menggunakan
metode PBL ini , siswa akan bekerja secara kooperatif dalam kumpulan untuk
menyelesaikan masalah sebenarnya dan yang paling penting membina
kemahiran untuk menjadi siswa yang belajar secara sendiri.” Siswa akan
membina kemampuan berfikir secara kritis, secara kontiniu berkaitan dengan
ide yang dihasilkan serta yang akan dilakukan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PBL adalah metode
pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan kerjasama
dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.
Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum
mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiabkan siswa untuk berpikir secara
kritis dan analitis, serta mampu mendapatkan dan menggunakan secara tepat
sumber-sumber pembelajaran.
Persoalan pemecahan masalah terdapat langkah-langkah pemecahan
masalahnya, sebagai berikut:
1. Merumuskan permasalahan dengan jelas,
2. Menyatakan kembali persoalan dalam bentuk yang dapat diselesaikan,
3. Menyusun hipotesa (sementara) dan strategi pemecahan masalahnya,
4. Melaksanakan prosedur pemecahan masalah,
5. Melakukan evaluasi terhadap penyelesaian.
Polya (dalam http://www.pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstrakmat2004.html)
mengembangkan empat langkah penting dalam strategi pemecahan masalah,
yaitu memahami masalah, mencari alternatif penyelesaian, melakukan
perhitungan, dan memeriksa ulang hasil perhitungan.
Sintaksis Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
Tahapan
Tingkah Laku Guru
Tahap 1:
Orientasi siswa kepada masalah
Tahap 2:
Mengorganisasikan
siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
Guru membantu siswa mendefenisikan dan
mengorganisasikan
tugas
belajr
yang
untuk berhubungan dengan masalah tersebut.
belajar
Tahap 3:
Membimbing penyelidikan
individual dan kelompok
Tahap 4:
Mengembangkan dan menyajikan
hasul karya
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi
yang
sesuai,
melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan
video, fan model serta membantu mereka
berbagai tugas dengan temannya.
Tahap 5:
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau
evaluasi terhapat penyelidikan mereka dan
Menganalisis dan mengevaluasi proses-proses yang mereka gunakan.
proses pemecahan masalah
Langkah-langkah kegiatan Problem Based Learning
Setiap guru memiliki kebijakan sendiri dalam menyusun waktu kegiatan yang
akan dilaksanakan, adalah langkah-langkah kegiatan problem based learning
sebagaimana dikemukakan dalam http://herifisika.wordpress.com adalah
sebagai berikut:
Diskusi kelompok I
a. Identifikasi masalah
b. Analisi masalah
c. Hipotesis/penjelasan logis sistematis
d. Identifikasi pengetahuan.
Fasilisator
Belajar mandiri /individual
a. penentuan sumber pembelajaran
b. identifikasi pengetahuan baru
c. sintesis
pengetahuan
lama
dan
baru
untuk
diterapkan
pada
permasalahan.
Narasumber
Diskusi kelompok II
a. pengulangan kegiatan
b. menyimpilkan hal yang tidak dipelajari
c. perangkuman hasil/ penyusunan laporan kemasalah berikutnya.
Perbedaaan Metode Konvensional dengan Metode problem Based
learning. Sudjana (2009:154) memberikan batasan pengertian dari metode
konvensional, yakni:
Metode ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku
dikelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan
oleh guru atau pengajar. Hakekat mengajar menurut
pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada siswa. Siswa dipandang sebagai obyek yang menerima
apa yang diberikan guru.
Metode konvensional lebih menekankan penggunaan metode ceramah
sehingga interaksi belajar hanya satu arah dan menyebabkan siswa jadi pasif.
Dalam metode konvensional sesuai dengan maksudnya sebagai penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru didepan kelas, maka peranan murid ialah
mendengarkan dengan teliti serta mencatat hal-hal penting secara garis besar
atau menanyakan hal-hal yang belum jelas yang diberikan oleh guru.
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variable yang dihubungkan. Bentuk
hubungan antara variable yakni kausal. Hal ini dapat digambarkan seperti
skema berikut :
Metode Problem Based
Hasil Belajar
Learning
Y
Gambar 1
Hubungan kausal/sebab akibat, X mempengaruhi Y
Peneliti mengambil seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian
ini yakni 60 orang siswa (total sampling), yakni kelas X TKJ-1 = 30 orang
siswa sebagai kelas control dan kelas X A-Plus = 30 orang siswa sebagai kelas
eksperimen.
Untuk mengukur hasil belajar digunakan tes. Tes yang digunakan
berbentuk multiple choice atau pilihan berganda yang terdiri dari 30 soal
dengan 5 option dengan skor 1 bila menjawab benar dan 0 bila menjawab
salah, sehingga skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 30.
Berhubung karena tes hasil belajar buatan guru sendiri, maka tes
tersebut harus diujicobakan kepada 40 orang siswa di kelas X diluar sampel,
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.
Dalam penelitian ini jenis data yang diambil dan digunakan untuk
menguji hipotesis adalah jenis data kuantitatif, karena data tersebut merupakan
angka-angka sebagai hasil tes dari kedua kelompok belajar. Adapun langkahlangkah yang ditempuh dalam pengumpulan data tersebut adalah:
1. Kelompok 1 yaitu kelas yang diajarkan dengan metode PBL (Problem
Based learning)
2. Kelompok 2 yaitu kelas yang diajarkan dengan metode konvensional
3. Setelah selesai tes maka seluruh lembar jawaban siswa diperiksa dan
diberi skor, kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam tabel
distribusi.
Data yang diperoleh sebagai skor individu diolah dengan menggunakan
prosedur statistik, untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah diajukan
dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Untuk pengolahan data
digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Rataan hitung yang dihitung
2. Simpangan baku dihitung
3. Simpangan baku gabungan
4. Uji Persyaratan Data
a. Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
5. Uji Hipotesis
Dari rancangan penelitian yang telah dibuat diharapkan penelitian ini
dapat berhasil sehingga para guru dapat mencoba metode PBL secara
Kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa.
C. Hasil Penelitian
Hasil belajar fisika siswa kelas X SMK-TR Raksana medan tahun
Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode PBL (Problem Based
Learning). Secara kooperatif memiliki nilai rata-rata 23,4 dengan standart
deviasi 3,40 dan memiliki nilai tertinggi 30 dan terendah 17
Hasil belajar fisika siswa kelas X SMK-TR Raksana medan tahun
Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode konvensional memiliki
rata-rata 18,5 dengan standart deviasi 2,47 yang memiliki nilai tertinggi 15 dan
terendah 23.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua bentuk metode
pembelajaran fisika terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK-TR Raksana
Medan Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan thitung 67,12 > ttabel 1,697.
D. Pembahasan
Penelitian yang telah penulis lakukan, didapat bahwa hasil penelitian
menunjukkan perbedaan hasil belajar fisika siswa, dimana hasil belajar fisika
dengan menggunakan metode Problem Based Learning secara kooperatif lebih
baik dibandingkan hasil belajar fisika dengan menggunakan metode
konvensional.
Dari hasil pengolahan data secara statistik, temuan ilmiah yang
diperoleh adalah :
1. Uji normalitas Lilliefors diperoleh
a. Metode Problem Based Learning LO max = 0,1991
b. Metode konvensional LO max = 0,5874
2. Dalam uji homogenitas dengan uji Barttlet didapat:
X2 hitung = 0,32
3. Metode Problem Based Learning
a. Rata-rata hitung = 23,4
b. Standar Deviasi = 3,40
4. Metode Konvensional
a. Rata-rata hitung = 18,5
b. Standar Deviasi = 2,47
5. Beda rata – rata sebesar = 4,9
6. Hargat thitung = 67,12
Dari hasil penelitian di atas jelas bahwa metode PBL secara kooperatif
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa hal ini dikarenakan
metode PBL secara kooperatif merupakan pengajaran yang realita dan sesuai
dengan aktifitas siswa sehari-hari. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
Http://herifisika.wordpress.com,
menyatakan
:”PBL
adalah
proses
pembelajaran yang titik awal pemebelajaran berdasarkan masalah dalam
kehidupan nyata lalu dari maslah ini siswa dirangsang untuk mempelajari
maslah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai
sebelumnya sehingga dari sini akan dibentuk pengetahuan dan pengalaman
baru”. Maka dari pendapat ini jelas bahwa dengan metode PBL secara
kooperatif dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.
E. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisa data dan
pengujian hipotesis, dari pengolahan dan akhirnya diperoleh temuan, maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMK-TR Raksana medan tahun
Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode PBL (Problem Based
Learning). Secara kooperatif memiliki nilai rata-rata 23,4 dengan standart
deviasi 3,40 dan memiliki nilai tertinggi 30 dan terendah 17
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X SMK-TR Raksana medan tahun
Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode konvensional memiliki
rata-rata 18,5 dengan standart deviasi 2,47 yang memiliki nilai tertinggi 15
dan terendah 23.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua bentuk metode
pembelajaran fisika terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK-TR Raksana
Medan Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan thitung 67,12 > ttabel 1,697.
Saran
Berdasarkan temuan-temuan penelitian, maka peneliti menyerahkan
kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Kepada Kepala sekolah hendaknya dapat mendukung sarana dan prasarana
belajar siswa serta lingkungan yang menyenangkan agar guru dan siswa
merasa betah dan tidak membosankan dalam melakukan aktifitas belajar
mengajar.
2. Kepada guru pengajar bidang studi fisika agar kiranya dapat lebih
meningkatkan lagi metode mengajar terutama dalam pengajaran fisika agar
hasil belajar siswa semakin meningkat.
3. Kepada siswa juga hendaknya dapat bekerjasama dengan guru dalam
proses belajar mengajar agar tercapainya hasil belajar yang lebih baik lagi.
F. Ucapan Terimakasih
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini
disusun dengan menggunakan penjelasan – penjelasan yang dikutip dari
beberapa buku.
Penulis sadar dalam penyusunan penelitian ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang penulis perbuat, itu disebabkan keterbatasan
kemampuan penulis. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan moril /
material dari berbagai pihak, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam – dalamnya terutama
kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2. Teristimewa kepada kedua Orangtua, suami dan anak saya tercinta yang
selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril maupun materil
serta kasih sayang kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan baik.
3. Kepada
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi,
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan dana bantuan
untuk penelitian ini.
4. Dan yang terakhir kepada rekan – rekan kerja yang telah membantu,
baik saran atau kritik selama proses penelitian ini berlangsung.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian ini bermanfaat bagi
kita semua dan bagi kemajuan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan
aktivitas sehari – hari. Amin
G. Daftar Pustaka
Anwar Bey Hasibuan. 2000. Cara Belajar yang Efektif. Medan: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati, Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru.Surabaya: Usaha Nasional
Ramayulis. 2004. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia
Muhibbin, 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. 1999. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Turyanto,Ragil. 2007. Case (Problem) Based Learning. Diakses dari
Hamalik, Oemar, 2003, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Hudoyo. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Usaman, Mohammad Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Suradijono. 2004. Problem Based Learning : Apa dan bagaimana ? Makalah
Seminar
Barrow, 1992, Diakses dari http://www.ibii.ac.id/files/newsletter/edisi 3
http://ragilt.org/archives/caseproblem-based learning.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/pengembangan-aktivitaskreativitas-dan-motivasi-siswa/
Download