UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) Agus Sukartono Abstrak : Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengjkaji apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( student Teams Acheivement Division) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Desain Penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas langkahnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. hasil analisis data yng diperoleh dari penelitian ini adalah : Penerapan Pembelajaran kooperatif Model STAD ( Student Teams Achievement Division) dapat Meningkatkan Kulaitas Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kondisi awal ketuntasn hanya pada mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kondidi awal ketuntasan hanya mencapai 40%, tetapi pada siklus pertama ketuntasannya mencapai 80% pada siklus kedua meningkat ketuntasannya mencapai 96% Kualitas proses tampak pada keaktifan mahasiswa pada siklus kedua mencapai 88%. Kata Kunci : Kualitas Proses dan hasil, STAD PENDAHULUAN banyak kalangan pelajar menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenagkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu okok bahasan, baik yang sedang disampaiakn dosen maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Kegiatan ini hampir selalu dirasakan bukan sebagai upaya aktif untuk memperdalam ilmu (Sudikin 2002:152). Mereka belum menemukn kesadaran untuk mengerjakan seluruh tugas – tugas sekolah. banyak diantara mashasiswa yang meganggap bahwa mengikuti pelajaran hanya sekedar rutinitas untuk mengisi daftar absensi dan mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan ataupun mengasah keterampilan. Akibatnya, mahasiswa kurang berpartisipasi, kurang etrlibat dan tidak memiliki inisiatif serat konstribusi baik secara intelektual maupun emosional. Pertanyaan dari mahasiswa, gagasan atau pendapat jarang muncul. Kalaupun ada pendapat, hal itu jarang didikuti oleh gagasan lain sebagai respon. Setidaknya ada tiga faktor penyeabab rendahnya partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran yakni : 1) Mahasiswa kurang emmiliki keberanian untuk merumuskan gagasan sendiri, 2) Maahsiswa kurang memiliki keberanian untk menyemapaiakn pendapat kepada orang lain dan 3) maahsiswa belum terbiasa bersaing menyemapaiakn pendapat dengan teman yang lain ( Hemalik, 1993: 8-9 ). Kesalaahn tersebut tidak hanya dibebankan kepada mahasiswa saja, tetapi yang pertama bertanggung jawab hendaknya dosen. Dosen terkadang secara sadar atau tidak menerapkan otoriter , menghindari pertanyaan dari bahasiswam meneyampaiakn penegtahuan secara searah, menaganggap murid sebagai penerima, pencatat dan emngingat saja. Oleh karena itu , Dosen hendaknya memiliki pemahaman yang memadai tentang pseserta didik yang menajdi sasaran tugasnya. Menurut Sudjana ( 1990 : 15) dalam proses pembelajaran intinya terletak pada kegiatan belajar para peserta didik. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan dosen . Oleh sebab itu pembelajran yang baik hendaknya lebih banyak melibatkan pseserta didik untuk aktid dalam kegiatan belajar mengajar. Aktivitas belajar mahasiswa merupakan pusat kegaitan pembelajaran yang di dalamnya terjadi psoses interaksiantara dosen dengan mahasiswa. setiap aktivitas terjadi pada proses pembelajaran ini sangart mempengeruhi hasil belajar mahasiswa, terutama, aktivitas mahasiswa itu sendiri. menurut HendraWidjaya (1994:24) akativitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik atau mntal. Jika salah sday\tu keduanya tidak ada, maka tidak akan etrjadi suatu aktivitas belajar yang baik. Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika kativitas mahasiswa di kelas berlangsung optimal. Model pembelajran yang dapat mendorong semangat belajar mahasiswa sehinggga mampu meningkatkan hasil belajarnya mahasiswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif (Ibrahim, 2000:17). Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa tentang kebrhasilan kelompoknya. Dengan Pembelajaran kooperatif, tidak berarrti diakui, namun diharapkan dapat membantu teman yang lain. keberhasilan individu tetap diakui, namun diharapkan dapat membantu teman yang lain untuk suskes bersama. pembelajaran tipe STAD ( Student Teams Achievement Division) adalah salah satu cara dalam metode pembelajaran kooperatif yang dapat menumbuhkan kemmapuan kerjasama, berfikir kritis dan dapat membantu teman dala memahami materi pelajaran secara bersama – sama. Pembelajaran tipe STAD dapat pula memberikan respon positif secara konkret dan objektif yang erupa membangkitkan partisipasi mahasiswa, baik dalam bentuk kontributif isissiatif. Bentuk partisipasi kontributif dan inisiatif ini akan mampu membentuk mahasiswa untuk selalu aktif dan kretaif sehingga mereka sadar bahwa ilmu itu hanya bisa diperoleh melalui usha keras sekaligus menyedari makna dan arti penting belajar ( Nurhadi dkk, 2004:64). Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran kooperatif uyang paing sedrhana. setiap anggota kelompok mengerjakan tugas dan menguasai materi tersebut dengan cara mendiskusikann dengan kelompoknya. Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran lainnya untuk menuntaskan materi pembelajaran, setelah selesai satu pokok bahasan semua mahasiswa diberi tes individual. Setiap anggota kelompok tidak boleh saling membantu satu sama lain ( Ibrahim, 2001 : 20). Berdasarkan penelitian terdahulu, Rofi’I 92001:29) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD selain dapat meningkatkan hasil belajar Matematika, pembelajaran kooperatif model koopertif tipe STAD juga dapat mengaktifkan mahasiswa baik secara mandiri atau secara kelompok dalam menyampaiakn idea tau konsep. Hal ini didukung oleh pndapat Hayuningtyas (2004:10) dalam penelitinanya menunjukkan bahwa spembelajaran kooperatif yang memudahkan mahasiswa dalam memahami dan mengingat materi pembelajaran secara bersama – sama tanpa adanya persaingan yang berarti antar mahasiswa. Harapan yang akan diwujudkan jika diterapkan model pembelejaran kooperatif tipe STAD yang menekankan pada kebersamaan dan kgotong royongan pada pembelajaran Sejarah adalah meningkatkan hasil belajar dan memudahkan mahasiswa memahami konsep Sejarah. Selain itu dengan penggunaan pembelajaran yang embosankan. Bedasarkan laatr beleakang di atas, penulis penulis tertarik untuk menerapkan pembelajaran KOoperatif tipe STAD untuk emningkatkan kualitas proses dan hasil belajar di [yrogram Studi PPKn IKIP PGRI Jember. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagi berikut : Apakah Penerangan model Pembelajaran Kooperatif Tipe SYAD (Student Teams Achievement Division ) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa pada mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi penulis, sebagai pengalaman yang berharga dalam ikut serta memecahkan salah satu masalah pembelajaran dan pengalaman berharga dalam pelaksanaan penelitian; 2) dapat menjadi alternative dalam pemilihan model pembelajaran; 3) Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, dapat memberikan sumbangan pemikiran guna peningkatan kualitas pembelajaran. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini etrmasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sunardi (1997:3) bahwa penelitian tindakn merupakan penelitian atau kajian secara sistematis dan terancana yang dialkukan oleh peneliti dan praktisi, untuk memperbaiki pelajaran dengan jalan mengadakan perbaikan atau perubahan dan emmpelajari akibat yang ditimbulkan. Penelitian tindakan bertujuan untuk menegmabangkan keterampilan – keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memcahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual. Rancangan penelitian ini emnggunakan skema model penelitian tindakan Hopkins yaitu siauatu model tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral yang etrdiri 4 fase yitu meliputi : Perencanaan (planning), tindakan (action) , pengamatan (observation), refleksi (reflection). 1) Perencanaan (plan) dalam penelitian ini disususn suatu desain pemeblajatran model jigsaw, meteri pelejaran, Post-tes, pedoman observasi, angket, mengkordinir tindakan. 2) tindakan ( action) pada fase tindakan dilakukan adalah peenrapan pemeblaajran kooperatif Tipe STAD Penelitian ini direncanakan menggunakan 2 siklus jika pada siklus pertama hasil belajar sudah mencapau ketuntasan maka siklus akan dihentikan begitu sebalikanya,. Tempat satau lokasi untuk melakukan penelituan yaitu di Program study PKn FPIPS IKI PGRI Jember Pada Semestar gasal 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Observasi 2. Metode wawancara. 3. Metode tes 4. Metode Dokumantasi Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualiattif terhadap data – data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara oleh peneliti seperi tanggapan dosen dan mahamasiswa mengenai penerapan pembelajran kooperatif dengan tipe STAD dan kegiatan dosen selama proses pembelajaran berlangsung sedangkan analisis data kauantitatif diperoleh dari hasil tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menagamati secara langsung aktivitas maahsiswa selama kagiatan pembelajaan. Hasil penelitian melalui metode observasi ini merupakan data yang dianalisis untuk mengatahui aktivitas belajar ayau kualitas proses yang menggunakan pembelajran kooperatif tipe STAD dan aktivitas belajar mahasiswa. dari hasil observasi yang dilakukan pada tahap pertama selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa data persentase aktivitas maahsiswa : Aktivitas perhatian terhadap pelajaran sebesar 84.,92%, aktivitas 73,80% dan aktivitas perhatian pengerjaan tugas 84,92%, obeservasi yang dialkukan pada tahap kedua dann menunjukkan persentase aktivitas mehasiswa yang tidak jauh berbeda dengan hasil observasi yang dilakukan pada pertama, Hasil Observasi tahap kedua menegnai aktivitas pembelajaran pada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan angka persentase yang tinggi. Hasil wawancara dilakukan dengan mahasiswa yang menjadi responden penelitian yaitu mengenai persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division ) pada pelajaran menyatakan bahwa mahasiswa lebih aktif. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division ) menarik untuk dikembangkan, kerena selain bersama – sama dalam menyelesaiakan tugas ( lemabar kegiatan maahsiswa) dan berlatih berinteraksi dengan teman yang memiliki kemampuan yang berbeda – beda tanpa dihalangi dengan perbedaan itu sendiri. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement Division) Diharapkan pula dapat membuat maahsiswa berani menyampaiakan pendapat. Kegiatan pertama – tama dilakukan dalam penelitian ini adalah melaksnakan kegiatan sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini persiapan telah dialkukan, baik yang berkaitan dengan persiapan mengajar ( rencana Pembeklajaran, alat Evaluasi dan peerncanaan setting pembelajAran) lembar Observasi, pandaun wawancara, dan persiapan latihannya. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD . dalam pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas belajar mahasiswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan dilakukan oleh peneliti dan pembantu peneliti. Didamping ini peneliti juga memberikan tes tertulis. Untuk menegathui tingkat pemehaman materi dan pencapaian kompetensi mata pelajaran. Pada saat refleksi peneliti mengadakan analisis, inetrpretasi dan Evaluasi , etrhadap kegaitan – kegiatan yng telah dialkukan, seperti kegiatan observasi, hasil – hasil wawancara, angket, dan hasil test. Semua Kegiatan ini dilakukan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan. beberapa kegiatan yang dianalisis, didinterpreatasi dan dievaluasi meliputi a) Prestasi mahasiswa b) Aktivitas belajar mahasiswa. Pada suatu permulaan, suasanan kelas cukup kondusif dan tertib. Aktivitas dosen ( peneliti ) dan pembantu peneliti dalam melakukan pembelajaran, Utamanya dalam melakukan observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran masih nampak agak kesulitan. Hal ini disebabkan karena benyaknya lembar observasi yang harus di pakai oleh peneliti baik yang bersifat individu. Dari analisis, bahwa bebarap permasalahan tersebut. Karena peneliti belum sepenuhnya hafal secara perseorangan terhadap nama – nama mahasiswa pada kelas ini, Partisipasi mahasiswa masih disominasi oleh mahasiswa tertentu. Kurangnya partisipasi, karena mahasiswa yang laim masih nampak malu dan bahkan takut mengemukakan pendapat. Selama kegaitan ini kativitas peneliti menjadi sangat sibuk, karena disamping harus membantu mahasiswa dalam kegiatan pembelajran, juga harus mengamati aktivitas mahasiswa yang lain yang mengerjakan tugas. permasalahan yang dihadapi peneliti kuarng lebih sama dengan yang dihadapai oleh dosen itu masih masih susuah mengadakan pengematan terhadap aktivitas mahasiswa salaam proses pembelajaran Hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa tentang implementasi pembelajran mereka merasa termotivasi untuk unutk mengikuti proses pembelajran, yang berbeda dengan proses sebelumnya, mereka merasa lebih jelas dalam memahami persoalan. berdasarkan anaslisiss daya serap masing – masing mahasiswa pada saat kondisi awal sebelum pelksanaan penelitian rata – rata mahasiswa mencapai 60,1 yang belum tuntas mencapai 10 mahasiswa atau 40% yang sudah tuntas mencapai 15 siswa atau 60 %, sealnjutnya pada saat setelah dilakukan siklus pertama mengelami peningkatan. Pada siklus 1. rata – rata yang di capai sebesar 68,86 sebaran nilainya adalah sebagai berikut : Tabel Nilai yang dicapai Mahasiswa pada Siklus Ke – 1 Skor Jumlah Mahasiswa Prosentase (5%) <65 5 20 65 – 100 20 80 Total 25 100% Sumber : Data Yang Diolah > 65 65 - 100 Berdasarkan hasil analisis keaktifan mahasiswa secara keseluruhan siswa semua ikut KBM namun pada saat kegiatan diskusi, tampak masih ada bebrapa yang tidak aktif lebih rinci sebaga berikut : tidak aktif 1 mahasiswa 4%. Kurang aktif 12 mahasiswa 48%, aktif 12 mahasiswa 48%, sangat aktif 1 mahasiswa 4%. Grafik Tingkat Keaktifan Mahasiswa dalam Kagiatan Hasil kegiatan pada siklus I, tingkat penguasaan materi sudah cukuo berhasil. hal ini ditandai dengan hasil analisis tingkat pengeuasaan materi mahasiswa atau hasil daya serap mahasiswa. Kegiatan PBM yang kurang yang aktif maka masuih diperlukan perbaiakan pada siklus berikutnya ( Siklus 2), untuk mengaktirfkan mahasiswa, Yaitu dengan merubah teknik sdiskusi. Diubah dengan bentuk diskusi kelompok kecil agar semua mahasiswa terlibat aktif. Setelah mengenalisis kegiatan pada siklus 1, maka perlu diadakan bebrapa perbaiakan agar hasil yang diagharapkan lebih baik. Pada atahap ini semua persiapan dialkukan berdasarkan bebrapa kelemahan yang terjadi pada Siklus 1 untuk itu ada beberapa perencanaan ulang yang perlu dialkukan. hal ini baik yang berkaitan dengan aktivitas peneliti, Peran mahasiswa. mangatasi Kelamahan yang etrjadi pada asiklus I, selain itu peneliti yang akan melibatkan mahaiswa diajak berdiskusi tentang beberapa kelemahan yang terjadi, sehingga dapat menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. tentang Kaaktifan Mahasiswa yang kurang optimal dapat dipecahkan dengan merubah teknik diskusi. Semula jumlah sebanyak 5 Mahasiswa, diubah dengan bentuk diskusi kelompok kecil sebanyak 3 atau 2 mahasiswa agar semua mahasiswa terlibat aktif. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dosen mengajar materi sesuai rencana yang telah direncanakan, dosen lebih menekankan pada aktivitasmahasiswa. Langkah – langkah dalam pembelajaran pertama – tama dosen menjelaskan ruang lingkup materi kemudian dosen menjelaskan garis besar maetri, selanjutnya mahasiswa diberi tugas diskusi kelompok kecil, kemudian dipresentasikan mahasiswa yang mau maju kedepan, dalam diskusi paripurna. Langkah selanjutnya dosen memberi ksesmpatan kepada para mahasiswa untuk bertanya. Setelah proses diskusi selesai, mahasiswa diberi tugas soal. Pada Kegiatan ini ada beberapa yang diamati yaitu: a) aktivitas dosen; b) Aktivitas selama mengikuti proses pembelajaran mengamati proses mahasiswa selama mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok maupun pada saat mereka menegrjakan test diakhir proses pembelajaran. Peneliti juga membaut catatan untuk mengcover beberapa peristiwa yang tidak terekam dalam kagiatan observasi yang telah dipersiapkan, selain itu peneliti juga menyebar angket dan emngadakan wawancara kepada beberapa mahasiswa. Kegiatan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi utamanya dilakukan oleh doseb ( sebagai peneliti ) dan di bantu oleh Dosen lain, Observasi difukuskan pada proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran Uamanya berkaitan dengan keterampilan dosen dalam mengajarkan dan aktivitas -ahasiswa dalam PBM. Obeservasi juga dilakukan untuk mengetahui aktivitas mahasiswa selama -engikuti proses pembelajaran. Kegiatan dilakukan oleh peneliti dan pembantu reneliti.Disamping ini peneliti juga memberikan tes tertulis. Untuk mengetahui tingkat "enahaman materi dan pencapaian kompetensi mata pelajaran. Pada saat refleksi peneliti mengadakan analisis, interprestasi dan evaluasi, . ~adap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, seperti kegiatan observasi, hasil *asil wawancara, angket, dan hasil test. Semua kegiatan ini dilakukan utamanya =dalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan. Beberapa kegiatan yang dianalisis, diinterprestasi dan dievaluasi meliputi : a) S-'ektivitas pembelajaran Cooperative; b)Prestasi mahasiswa; c)Aktivitas belajar "ahasiswa. Pada suatu permulaan, suasa kelas cukup kondusif dan tertib. Aktivitas dosen zeneliti) dan pembantu peneliti dalam melakukan pembelajaran, utamanya dalam -elakukan observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran . Hasil wawancara peneliti pebeliti dengan beberapa mahasiswa tentang implementasi pembelajaran mereka merasa termotivasi untuk mengikuti untuk mengikuti proses pembelajaran, yang berbeda dengan proses sebelumnya, mereka merasa lebih jelas dalam memahami persoalan . Berdasarkan hasil analisis daya serap masing-masing mahasiswa pada siklus I adalah menunjukkan ketuntasan baik secara klasika! maupun secara individual ==cara kiasikan 100 % tuntas, secara individual juga ketuntasannya mencapai 100 :. Rincian dan sebaran nilainya sebagai berikut sebagai berikut: Hasil Belajar Mahasiswa Pada Siklus -2 Skor Jumlah mahasiswa Prosentase >65 65-100 Total 1 24 25 4 96 100 % Sumber: Data yang diolah Grafik Nilai yang dicapai mahasiswa pada siklus 2 Mahasiswa yang telah tuntas sebanyak 23 mahasiswa atau 96 % sedangkan yang belum tuntas sebanyak 2 orang atau 8 % . Berdasarkan hasil analisis keaktifan mahasiswa secara keseluruhan siwa ikut dalam PBM, pada saat kegiatan diskusi, mahasiswa aktif , lebih rinci sebagai berikut: Kurang aktif 1 mahasiswa 4%, aktif 22 mahasiswa 88 %, sangat aktif 2 mahasiswa 8% Model pembelajaran cooperative Learning tipe STAD, yang diterapkan dengar metode diskusi yang dilaksanakan KBM berdampak pada peningkatan keakfifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar mahasiswa. Peningkatan kedua aspek tersebut juga diiringi dengan adanya peningkatan aspek psikologis penting lainnya, yakni minat mahasiswa terhadap meteri pembelajaran. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperols~ informasi bahwa mayoritas mahasiswa terlibat secara mental dan fisik dalam prose; pembelajaran. Partisipasi/keaktifan tersebut terlihat dalam hal kemauan ata. keberanian mahasiswa untuk memberikan pendapat mereka dengan memberika-penjelasan kepada sesama teman dalam kelompok. Mereka juga saling memberika-argumentasi untuk mempertahankan pendapat yang mereka kemukakan. MeskipL" masih juga ada mahasiswa yang kurang berani ambil bagian daiam diskusi, namu" demikian jumlah kejadian ini tidak terlalu besar. Sehingga partisipasi mahasiswa tersebut jauh lebih baik dibandingkan hasil observasi pada studi pendahuluan. Hasil perbandingan keaktifan dari siklus pertama dan siklus kedua tampat pada grafik sebagaimana diatas. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya meskipu" penelitian dilaksanakan pada bidang studi dan tingkat kelas yang berbeda. Leb^ lanjut Moedjiono dan Dimyati (1992) menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan mahasiswa untuk berani mengungkapkan pendapat sikap menghargai pendapat orang lain, menentukan pengambilan keputusan, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD memungkinkan terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa, Mahasiswa dapat belajar dengan kemampuan masing-masing dengan bantuan dosen. Dengan metode ini dosen dapat memberikan perhatian kepada setiap mahasiswa sehingga terjadi hubungan yang lebih dekat antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa. Sehingga akan terjadi interaksi yang lebih baik antara dua atau lebih mahasiswa yang terlibat dan saling tukar pendapat serta informasi untuk membahas masalah yang mereka hadapi bersama. Pengajaran dengan metode ini memungkin-kan mahasiswa lebih aktif dalam proses belajar, antara lain keberanian untuk mengemukakan pendapat mengenai topik yang sedang didiskusikan dan mencari keputusan yang terbaik berdasarkan keputusan bersama, selain itu memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan mahasiswa. Peningkatan Hasif Belajar yang Dicapai Mahasiswa. Hasil belajar yang diukur menggunakan tes hasil belajar meliputi hasil belajar sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, hasil belajar pada siklus pertama dan hasil belajar pada siklus kedua. Perbandingan ketiga hasil belajar terssbut menunjukkan adanya peningkatan secara meyakinkan. Hal ini dapat dipahami karena Cooperative Learning tipe STAD ini adalah sebauh model pembelajaran sangat mengedepankan pentingnya factor kerjasama (kerja kelompok) yang aktif produktif. Cooperative Learning. Menurut Roger (1982) dan Johnson & Johnson (1991), Cooperative Learning sebagai sebuah model pembelajaran - mensyaratkan adanya prossedur ketergantungan berikut ini: (1) saling atau terpenuhinya positif, (2) lima unsur dan tanggung jawab perseorangan , (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, serta (5) evaluasi proses kelompok = kelompok. Hal ini searah dengan tujuan pembelajaran maka dengan penerapan Cooperative Learning IPS/Sejarah, akan meningkatkan kualitas proses dan peembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam bukan sematamata diperoleh dari dosen, melainkan dari pihak lain yang dalam pembelajaran yaitu teman sebaya. Hal ini diketahui dari kegiatan kelompok atau belajar tim yang telah dilakukan mahasiswa. Dalam belajar kelompok ini setiap individu bertanggung jawab atas semua anggota kelompoknya saling berinteraksi dengan mahasiswa yang lain. Disini peranan dosen hanya fasilitator dan pembimbing bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Melalui belajar dengan teman sebaya secara kelompok yang memiliki aman tertentu seperti kemampuan akademik, status sosial, suku ataupun jenis lain serta di bawah bimbingan dosen maka penerimaan dan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran khususnya pembelajaran IPS/sejarahs semakin mudah. Dan hal ini dapat dicapai dengan penggunaan metode rencana pemlajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan di depan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Penerapan Pembelajaran kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) dapat Veningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa pada matakuliah -enidikan Kewarganegaraan. Saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :Dari hasil renelitian bila pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) diterapkan dalam pembelajaran, hendaknya lebih memperhatikan prosess Pembelajaran yang berlangsung dan menguasai materi yang akan disampaikan agar ^egiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk penelitian selanjutnya, agar lebih mengembangkan penelitian pembelajaran tipe STAD Student Teams Achievement Division) pada materi yang lain dalam ruang lingkup vang lebihh luas dan dalam jangka waktu yang lama. DAFTAR RUJUKAN A. Tabrani Rusyan. 1992. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Karya. Djamarah, S.B.. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta. Mohamad Nur.2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:Gramedia Widia Sarana Indonesia. Sukidin 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendikia. Tim Pelatih Proyek PGSM.1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta Wardani, IGK. 1981. Pengembangan Paket Belajar. Penataran Lokakarya Tahap II Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). t>epdikbud, Jakarta.