BIOAKUMULASI TIMBAL (Pb)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai Code merupakan salah satu sungai yang ada di kota Yogyakarta,
berdasarkan hasil pengamatan selama ini, kualitas Sungai Code semakin menurun,
hal ini disebabkan oleh masukan limbah dari berbagai aktivitas masyarakat seperti
kegiatan industri, perhotelan, rumah sakit, aktivitas perkotaan dan rumah tangga.
Pencemaran di Sungai Code ini mempengaruhi penduduk di sekitar sungai.
Sungai sebagai salah satu media penampungan segala macam limbah, dalam hal
ini timbal (Pb) dan kadmium (Cd), diduga keberadaannya besar di Sungai Code.
Darmono (2001) menyatakan bahwa bahan partikel yang tidak terlarut
seperti bahan kimia inorganik dan organik menjadi bentuk bahan tersuspensi di
dalam air, sehingga bahan tersebut menjadi penyebab polusi di dalam air. Partikel
tersuspensi menyebabkan kekeruhan dalam air, sehingga mengurangi kemampuan
ikan dan organisme air lainnya memperoleh makanan, mengurangi kemampuan
tanaman air melakukan fotosintesis, insang ikan dan kerang (benthos) tertutup
oleh sedimen dan akan mengakumulasi bahan beracun
seperti pestisida dan
senyawa logam.
Diantara hewan-hewan akuatik, benthos merupakan jenis hewan atau
kelompok organisme air yang hidup menempel pada substrat, atau benda-benda
lain di dasar sungai selama beberapa saat atau atau selama seluruh fase hidupnya.
Benthos dapat dijadikan sebagai biota indikator perairan karena sifat hidupnya
menetap dan memepunyai keanekaragaman yang tinggi, sehingga dapat
memberikan petunjuk atau signal suatu sungai telah mengalami penurunan
kualitas air. Dibandingkan dengan jenis organisme akuatik lainnya, benthos lebih
disukai untuk pengembangan metode penentuan kualitas air. Alasan-alasan yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: (1) Sifat hidupnya yang relatif
menetap atau tidak berpindah-pindah meskipun kualitas air mengalami perubahan,
(2) Mengalami habitat akuatik dalam spektrum luas dengan berbagai kondisi
kualitas air, (3) Masa hidupnya cukup lama (tergantung pada jenisnya, dapat
hidup selama beberapa bulan hingga 2 tahun) sehingga keberadaannya
memungkinkan untuk menunjukkan kualitas lingkungan sekitarnya, (4) Terdiri
atas berbagai jenis yang memberikan respon berbeda terhadap kualitas air, (5)
Relatif lebih mudah untuk diidentifikasi dibandingkan dengan jenis bioindikator
lainnya, terutama ganggang
dan mikroorganisme, (6) Mudah dalam
pengumpulannya atau sampling (Woodwiss, 1964).
Menurut Darmono (1995) dalam monitoring pencemaran logam, analisis
biota air sangat penting artinya daripada analisis air itu sendiri. Hal ini disebabkan
kandungan logam dalam air yang dapat berubah-ubah dan sangat tergantung pada
lingkungan dan iklim. Kandungan dalam biota air biasanya akan selalu bertambah
dari waktu ke waktu karena sifat logam yang “bioakumulatif” sehingga biota air
sangat baik digunakan untuk monitoring pencemaran logam dalam lingkungan
perairan Phillips (1980), menyatakan bahwa moluska (gastropoda, bivalvia) dan
makroalgae merupakan indikator yang paling tepat dan efisien untuk pencemaran
logam berat, karena; dapat mengakumulasi pencemar tanpa hewan itu sendiri
mati terbunuh; terdapat dalam jumlah banyak; terikat pada suatu wilayah yang
luas sehingga dapat mewakili daerah yang diteliti; hidup dalam waktu yang lama
sehingga memungkinkan sampling yang lebih dari satu kali jika dibutuhkan;
mempunyai ukuran yang memadai untuk keperluan analisis; mudah diambil serta
tidak mudah rusak; mempunyai toleransi terhadap air payau yang memungkinkan
penelitian di daerah estuaria; dapat menunjukkan korelasi antara kandungan bahan
pencemar dalam air dan dalam tubuh organisme. Siput air (Melanoides spp) dalam
penelitian ini, banyak sekali ditemukan di Sungai Code, sehingga dapat dijadikan
sebagai bioindikator pencemaran di Sungai Code.
B. Perumusan masalah
1. Apakah dengan bertambahnya berat siput (Melanoides spp), maka konsentrasi
Pb dan Cd juga bertambah.
2. Bagaimana kemampuan akumulasi Pb dan Cd pada siput selama 33 hari.
3. Apakah ada hubungan antara konsentrasi Pb dan Cd pada siput dengan
konsentrasi Pb dan Cd di sedimen dan air.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pertambahan berat siput selama 33 hari.
2. Mengetahui pola peningkatan konsentrasi dan akumulasi Pb dan Cd pada
siput.
3. Mengetahui perbandingan konsentrasi Pb dan Cd pada siput dengan Pb dan
Cd di sedimen dan air.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi secara ilmiah tentang akumulasi Pb dan Cd pada
siput air (Melanoides spp) di Sungai Code.
Download