Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015 GAMBARAN UMUR IBU DAN USIA KEHAMILAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2014 Oleh Suci Sulistyorini Dosen Tetap Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang e-mail : [email protected] ABSTRAK Asfiksia merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Studi pendahuluan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tahun 2012 bayi yang mengalami asfiksia sebanyak 87 bayi, tahun 2013 sebanyak 91 bayi, sedangkanbulan Januari sampai Oktober tahun 2014 sebanyak 41 bayi. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran umur ibu dan usia kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia di RS. Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini dilakukan di bagian ruang neonatal Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Penelitian dilaksanakan tanggal 21 s.d.25November2014. Penelitian ini menggunakan desain deksriptif dengan analisis data univariat. Data yang digunakan adalah data sekunder. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi asfiksia pada bulan Januari s.d Oktober 2014 yakni sebanyak 41 bayi. Sampel adalah total populasi. Hasil analisis data univariat diperoleh distribusi frekuensi ibu yang melahirkan bayi asfiksia berjumlah 41 responden (2,4%), sebagian besar umur reproduktif yaitu 32 responden (78,%), sebagian besar usia kehamilan aterm yaitu 26 responden (63,4%), dan sebagian besar bayi baru lahir normal yakni sejumlah 1.624 bayi (97,4%). Dari hasil penelitian maka disarankan agar petugas kesehatan khususnya bidan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada asuhan kebidanan dengan bayi yang asfiksia. Kata Kunci Daftar Bacaan : Asfiksia, umur ibu, usia kehamilan. : 32 (2002-2014) ABSTRACT Asphyxia is one of the main factors which affects on perinatal and neonatal mortality. The preliminary study at Muhammadiyah Hospital Palembang from 2012 up to 2014 have increased and decreased, that is, in 2014 there were 87 newborns experienced asphyxia, in 2013 there were 91 newborns, furthermore in January until Oktober period of 2014 there were 41 newborns. The purpose of this study was to determine the description of parients’ age and pregnancy age with asphyxia on newborns at RS. Muhammadiyah Hospital Palembang 2014. This study was conducted in the Neonatal room Muhammadiyah Hospital Palembang. The period of conducting this study was on November 21st 2014. This study used an descriptif method. The population of this study was all newborns with asphyxia as many as 41 newborns. The Sample was taken by total population. Based on univariate data it was obtained that the results of asphyxia frequency was 41 respondents (2.41%), most of reproductive ages had more proportion, that is, 32 respondents (78%), compared by young ages were 3 respondents (7,4%), and old ages were 6 respondents (14.6%). Most of aterm pregnancy ages haad more proportion, that is, 26 respondents (63.4%), compared by preterm pregnancy ages were 9 respondents (21.9%) and posterm pregnancy ages were 6 respondents (14.7%). Normally givenbirth newborns were 1624 (97.4%). In this case the expected health workers, especially midwives to be able to improve the quality of health care in midwifery care with baby asphyxia Key words Bibliography : Asphyxia, maternal age, gestational age. : 32 (2002-2014) 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data World Health Organization (WHO) setiap tahunnya di negara miskin dan berkembang kematian maternal merupakan masalah terbesar. Angka kematian yang terjadi berkisar 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa bayi baru lahir (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu bayi baru lahir meninggal (Wiknjosastro, 2008). Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian bayi sebesar 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal, setiap lima menit terdapat satu neonatus yang meninggal. Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia, salah satunya adalah asfiksia sebesar 27% yang merupakan penyebab kedua kematian bayi baru lahir setelah bayi berat lahir rendah (BBLR) (Dinkes Prop. Sumsel, 2014). Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, angka kematian bayi (AKB) di Propinsi Sumatera Selatan mencapai 30,21% per 1.000 kelahiran hidup. sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 38,48% per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2010 meningkat kembali menjadi 40,26% per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) ini Gambaran Umur Ibu Dan Usia Kehamilan Ibu Yang Melahirkan Bayi Asfiksia Di Rs.Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 Oleh Suci Sulistyorini 1 Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015 berada pada level yang sangat tinggi dan setiap tahun mengalami peningkatan(BPS, 2011). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2011 sebanyak 1,5% per 1.000 kelahiran hidup, meningkat pada tahun 2012 sebesar 1,6% per 1.000 kelahiran hidup, meningkat kembali pada tahun 2013 sebanyak 1,8% per 1.000 kelahiran hidup dan semua itu disebabkan berbagai masalah mulai dari pernapasan (asfiksia), infeksi pada bayi, berat bayi lahir rendah, dan hipotermi (DinkesKota Palembang, 2013). Menurut data rekam medik di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, tahun 2012 jumlah kelahiran sebanyak 2.407 bayi dan yang mengalami asfiksia sebanyak 87 bayi (3,61%), sedangkan tahun 2013 jumlah kelahiran sebanyak 2.601 bayi dan yang mengalami asfiksia sebanyak 91 bayi (3,49%), dan pada bulan Januari s.d Oktober 2014jumlah kelahiran sebanyak 1.701 bayi dan yang mengalami asfiksia sebanyak 41 bayi (2,41%) (RekamMedik RS. Muhammadiyah, 2014). Asfiksia neonatarum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa depresi pernapasan yang berlanjut sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Disamping itu asfiksia neonatarum atau asfiksia perinatal merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang penting. Asfiksia paling sering terjadi pada periode segera setalah lahir dan menimbulkan sebuah kebutuhan resusitasi dan intervensi segera untuk meminimalkan mortalitas dan morbilitas (Maryunani, 2009). Berdasarkan penelitian Ningsih (2011) dengan judul gambaran karakteristik kejadian asfiksia di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2010 menunjukkan bahwa kejadian bayi asfiksia lebih tinggi pada kelompok ibu umur resiko tinggi < 20 tahun dan > 35 tahun yaitu sebanyak masing masing 25 orang atau (41,6%) dibanding dengan kelompok ibu resiko rendah (20 tahun sampai 35 tahun) yaitu sebanyak 10 orang (16,6%) dari 60 sampel yang diteliti. Hal tersebut dikarenakan umur yang < 20 tahun kondisi sistem reproduksi belum siap dan umur > 35 tahun akan mengalami berbagai komplikasi saat proses kehamilan dan persalinan, salah satunya yaitu bayi asfiksia. Berdasarkan penelitian Hardiyanti (2012) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi berat ringannya kejadian asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh tahun 2011menunjukkan dari 60 sampel, kejadian asfiksia lebih tinggi terjadi pada kelompok usia kehamilan preterm dan posterm dengan distribusi 60,0% pada ibu dengan resiko tinggi.Dari hasil penelitian dan penelitian terkait maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran umur ibu dan usia kehamilan dengan ibu yang melahirkan bayi asfiksia di RS. Muhammadiyah Palembang tahun 2014 1.2 1.2.1 Tujuan Umum Diketahuinya gambaran umur ibu dan usia kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia diRumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2014. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi umur ibu yang melahirkan bayi asfiksia di Rumah SakitMuhammadiyah Palembang tahun 2014. b. Diketahuinya distribusi frekuensi usia kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia di Rumah SakitMuhammadiyah Palembang tahun 2014. 1.3. Manfaat Penelitian 1.3.1 Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan serta dapat menjadikan sebagai bahan ajar dalam proses belajar mengajar pada mahasiswa.. 1.3.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang dan dapat menambah wawasan yang berguna dalam proses belajar mengajar. 1.3.3 Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Dapat menjadi sumber pengetahuan dan bahan masukan guna pengembangan dalam kualitas pelayanan khususnya tentang bayi asfiksia, 2. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayi asfiksia di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada bulan Januari s.dOktober 2014 yang berjumlah 41 bayi. Sampel adalah total populasi. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis data menggunakan analisis univariat. Penelitiandilakukanpadatanggal 21-25 November tahun 2014. Penelitian dilakukan di ruang noenatal Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang 3. 3.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi frekuensi umur ibu yang melahirkan bayi asfiksia di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2014 Hasil analisis data pada variabel umur ibu sebagaimana pada tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Melahirkan Bayi Asfiksia di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 Tujuan Penelitian Gambaran Umur Ibu Dan Usia Kehamilan Ibu Yang Melahirkan Bayi Asfiksia Di Rs.Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 Oleh Suci Sulistyorini 2 Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015 Umur Ibu Muda Reproduktif Tua Persentase (%) 7,4 78 14,6 Dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar umur ibu yang melahirkan bayi asfiksia adalah umur reproduktif (78%). Menurut Ririn (2011),kejadian bayi asfiksia lebih tinggi pada kelompok ibu umur resiko tinggi < 20 tahun dan > 35 tahun yaitu sebanyak masing masing 25 orang (41,6%) dibanding dengan kelompok ibu resiko rendah (20 tahun sampai 35 tahun) yaitu sebanyak 10 orang (16,6%) dari 60 sampel yang diteliti. Hal tersebut dikarenakan umur yang < 20 tahun kondisi sistem reproduksi belum siap dan umur > 35 tahun akan mengalami berbagai komplikasi saat proses kehamilan dan persalinan, salah satunya yaitu bayi asfiksia. Hasil penelitian Ririn (2011) tak sejalan dengan hasil penelitian ini, peneliti berasumsi ada faktor lain yang dapat menyebabkan bayi mengalami asfiksia seperti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lilitan tali pusat, air ketuban bercampur mekonium, ibu yang mengalami preeklamsia dan eklamsia, dan sebagainya. Dapat pula disebabkan kurangnya asupan gizi selama masa kehamilan serta kurangnya kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur. Antenatal care secara teratur dapat mendeteksi secara dini jika ada kelainan pada ibu dan janin. Status gizi ibu hamil yang kurang tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan ibu tetapi juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR) sehingga kemungkinan terjadi asfiksia. 3.2 Distribusi frekuensi usia kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2014 Hasil analisis data pada variabel usia kehamilan ibu sebagaimana pada tabel 3.2 dibawah ini: Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Melahirkan Bayi Asfiksia di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 Usia Kehamilan Ibu Preterm Aterm Posterm Persentase (%) 21,9% 63,4% 14,7% Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar usia kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia adalah usia aterm (63,4%). Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Suci (2012) di Rumah Sakit Umum Meuraxa tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kejadian asfiksia lebih tinggi terjadi pada kelompok usia kehamilan preterm dan posterm dengan distribusi 60,0% pada ibu dengan resiko tinggi dari 60 sampel. Asfiksia merupakan penyebab utama lahir mati dan kematian neonatus. Selain itu menyebabkan mortalitas yang sering dan sering menimbulkan gejala sisa berupa kelainan neorology. Insidesi asfiksia perinatal di negara maju berkisar antara 1,0-1,5% tergantung dari masa gestasi dan berat lahir. Insidensi asfiksia pada bayi matur berkisar 0,5%, sedangkan bayi prematur adalah 0,6%. Di Indonesia, prevalensi asfiksia sekitar 3% kelahiran atau setiap tahunnya berkisar 144/900 bayi dilahirkan dengan keadaan asfiksia sedang dan berat (Rukiyah, 2009). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagian besar bayi asfiksia lahir pada usia kehamilan ibu aterm karena dari data yang didapat ada diagnosa lain yang menjadi faktor predisposisi yang menyebabkan bayi lahir dengan asfiksia yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah, adanya lilitan tali pusat, air ketuban bercampur mekonium, ibu yang mengalami preeklamsia dan eklamsia dan lain lain. Hal ini di sebabkan kurangnya asupan gizi selama masa kehamilan serta kurangnya kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur. Antenatal care secara teratur dapat mendeteksi secara dini jika ada kelainan pada ibu dan janin. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar umur ibu yang melahirkan bayi asfiksia adalah umur reproduktif (78%). 2. Sebagian besar usia kehamilan ibu yang melahirkan bayi asfiksia adalah usia aterm (63,4%). 4.2 Saran 1. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan untuk dapat meningkatkan pengetahuan para ibu tentang pentingnya antenatal care (ANC) dengan menggunakan standar 10T sehingga dapat dilakukan deteksi dini jika terjadi komplikasi pada bayi baru lahir. 2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meningkatkan penelitian ini dengan desain yang berbeda dan jumlah variabel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Palembang. 2011 Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2013 DinasKesehatanProvinsisumatera Selatan tahun 2010;2014http://www.portalgaruda.orgDi akses pada tanggal 19 November 2014. Gambaran Umur Ibu Dan Usia Kehamilan Ibu Yang Melahirkan Bayi Asfiksia Di Rs.Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 Oleh Suci Sulistyorini 3 Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015 Hardiyanti S.2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Ringannya Kejadian asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. (KTI). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Banda Aceh. Maryunani, A dan Nurhayati. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonatus. Jakarta : TIM Ningsih R. 2011. Gambaran Karakteristik Kejadian Asfiksia di RSUP Dr. Mohammad Hoesin palembang. (KTI). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang. Rukiyah A, dan Lia Y. 2009. Asuhan Kebidanan II. Jakarta : TIM. Winkjosastro G. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : JNPK-KR Gambaran Umur Ibu Dan Usia Kehamilan Ibu Yang Melahirkan Bayi Asfiksia Di Rs.Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 Oleh Suci Sulistyorini 4