e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) ANALISIS RASIO EFISIENSI KEUANGAN KPRI KUWERA: SEBUAH KAJIAN DARI PERSPEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN Ni Kadek Santi Juliantari, I Wayan Bagia, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan deskriptif mengenai (1) penyebab tingginya rasio efisiensi, (2) dampak tingginya rasio efisiensi terhadap kesejahteraan anggota dan kinerja KPRI Kuwera, dan (3) Upaya yang dilakukan untuk menurunkan rasio efisiensi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) penyebab tingginya rasio efisiensi adalah: modal luar terlalu besar, beban biaya yang cukup besar, perputaran total aktiva yang masih kurang memenuhi standar, penggunaan dana sosial sangat tinggi, selisih antara bunga pinjaman dengan bunga tabungan kecil, dan sebesar 45% SHU dibagikan untuk anggota, (2) tingginya rasio efisiensi tidak berdampak terhadap kesejahteraan anggota, tetapi berdampak terhadap kinerja KPRI Kuwera, yaitu kemampuan koperasi dalam memupuk modal sendiri akan kecil dan koperasi tidak akan kuat berdiri, (3) upaya yang dilakukan untuk menurunkan rasio efisiensi, yaitu meningkatkan modal sendiri, menekan biaya, memaksimalkan perputaran total aktiva, menekan penggunaan dana sosial, menaikkan suku bunga kredit, tidak membagikan SHU untuk beberapa tahun, meningkatkan pendapatan, menurunkan suku bunga tabungan, dan lebih selektif dalam memberikan pinjaman. Kata kunci: rasio efisiensi, KPRI Abstract This research aimed to obtain descriptive finding about (1) the caused of the high efficiency ratio, (2) the impact of the high efficiency ratio to the welfare of the member and KPRI Kuwera performance, and (3) efforts have to do to decrease efficiency ratio. This research is a descriptive research with qualitative approach. This data where collected using observation, in-depth interviews, and documentations, and it is analysed using descriptive qualitative technique. The result of this study indicates that (1) the cause of the high efficiency ratio are cost of capital is very high, the costs are high, total asset turnover is out of the standards, very high use of social funds, the interest margin is small, and SHU by 45% distributed to members, (2) high efficiency ratio has no impact on the welfare of the members, but it is influence the performance of KPRI Kuwera which is the ability of cooperative to cultivate their own capital and strong cooperative will not be able to stand, (3) efforts made to lower the efficiency ratio are increase capital, reduce costs, maximize the total asset turnover, to decrease the use of social funds, raising interest rates, not share SHU for several years, increasing revenue, lowering interest rate on saving and more selective in lending. Keywords : efficiency ratio, KPRI e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) PENDAHULUAN Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai negeri sipil di Indonesia. KPRI berfungsi sebagai wadah untuk usaha bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya. Oleh karena itu, agar sasaran kegiatan pokok KPRI tercapai, maka KPRI harus mengadakan usaha-usaha yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya secara efisien. KPRI Kuwera Undiksha Singaraja merupakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang beranggotakan dosen dan pegawai dilingkungan Undiksha yang bergerak dibidang simpan pinjam. Kinerja KPRI Kuwera dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan di antaranya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio efisiensi. Adapun standar dari keempat rasio tersebut di antaranya rasio likuiditas 125-200%, rasio solvabilitas 110-150%, rasio rentabilitas 810%, dan rasio efisiensi 40-60%. Realita pada KPRI Kuwera menunjukkan bahwa rasio efisiensi sebesar 68,94%. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio tersebut tidak efisien. Alasan kenapa tidak efisiennya rasio ini dalam laporan keuangan tahun 2012 tidak jelas dan hasil wawancara dengan pengurus juga belum menemukan jawaban. Oleh karena itu, dipandang perlu dilakukan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa manfaat praktis dan teoritis, memberikan sumbangan dalam pengembangan teori rasio efisiensi khususnya koperasi serta proposisi hipotesis mengenai rasio efisiensi yang akan diuji pada penelitian berikutnya, dan dapat memberikan solusi terhadap tingginya rasio efisiensi KPRI Kuwera agar bisa berada pada standar yang ditentukan. Rasio efisiensi adalah rasio antara hasil yang diperoleh dengan unsur manajemen yang dipergunakan atau perbandingan antara output dengan input (Komarudin, 1994). Efesiensi adalah penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran dengan input realisasi. Efisiensi koperasi diukur berdasarkan tercapainya tujuan dan sistem tujuan dari berbagai pihak yang berkepentingan terhadap koperasi (Dezhi, 2009). Senada dengan teori Halim, dkk. (2000:72) yang menyatakan bahwa “efisiensi adalah rasio antara output dengan input atau jumlah output per unit dibandingkan dengan input per unit. Ukuran efisiensi bisa dikembangkan dengan menghubungkan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya misalnya anggaran.” Biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat, lebih jauh lagi, produksi keluaran harus berhubungan dengan masukan yang dibuat, dan keseluruhan efek finansial perubahan produktivitas harus dikalkulasi, agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai. Perusahaan bisa memilih proses dengan biaya yang paling rendah untuk menghasilkan keluaran tertentu yaitu suatu proses yang secara ekonomis paling efisien. Bagus, dkk. (2001: 13) mengungkapkan bahwa manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Moeljadi (2006) yang berpendapat bahwa manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi: keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) pembagian dividen suatu perusahaan. Di samping itu, Martono dan Harjito (2007: 4) juga berpendapat bahwa manajemen keuangan merupakan segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi, dan DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh hasil dari faktor penyebab tingginya rasio efisiensi, dampak tingginya rasio efisiensi, bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. gabungan ketiganya atau trianggulasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti menjadi instrumen penelitian dalam mengumpulkan data, kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif. HASIL serta upaya menurunkan rasio efisiensi. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1: penyebab, dampak, dan upaya menurunkan rasio efisiensi Penyebab Tingginya Rasio Efisiensi Modal luar telalu besar Beban biaya yang cukup besar, di antaranya: - biaya simpanan wajib - RAT - Biaya kematian - biaya yang ditimbulkan dari perbedaan persepsi perhitungan pajak badan antara pihak pajak dengan pihak koperasi Perputaran total aktiva yang masih kurang memenuhi standar Penggunaan dana sosial sangat tinggi Selisih antara bunga pinjaman dengan bunga tabungan kecil Dampak Tingginya Rasio Efisiensi Tingginya rasio efisiensi tidak berdampak terhadap kesejahteraan anggota, tetapi berdampak terhadap kinerja KPRI Kuwera yaitu komponen neraca akan terlihat jelek dan pendapatan yang diperoleh oleh koperasi akan berkurang, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap kemampuan koperasi dalam memupuk modal sendiri akan kecil dan koperasi tidak akan kuat berdiri Sebesar 45% SHU dibagikan untuk anggota Sumber: Hasil Olah Penelitian Upaya Menurunkan Rasio Efisiensi Meningkatkan modal sendiri Menekan biaya-biaya di antaranya biaya simpanan wajib, RAT, dan menugaskan satu pegawai khusus untuk menangani pajak Memaksimalkan perputaran total aktiva, meningkatkan pendapatan Menekan penggunaan dana sosial Menurunkan bunga tabungan dan menaikkan bunga pinjaman Lebih selektif dalam memberikan pinjaman Tidak membagikan SHU untuk beberapa tahun e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) (1) Faktor Penyebab Tingginya Rasio Efisiensi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui studi dokumentasi dan wawancara maka diperoleh beberapa penyebab tingginya rasio efisiensi yaitu sebagai berikut. Pertama, tingginya rasio efisiensi KPRI Kuwera terjadi karena modal luar terlalu besar. Modal luar yang dimaksud adalah modal yang diperoleh dari anggota koperasi yang berupa simpanan sukarela. Modal luar bersifat sementara yang merupakan hutang koperasi dimana hutang tersebut menimbulkan beban bunga bagi koperasi dan harus dibayarkan untuk setiap anggota yang menyimpan dananya di koperasi, sehingga dengan adanya pembebanan bunga tersebut maka pendapatan dari koperasi itu sendiri akan berkurang. Penelitian ini sejalan dengan teori Mutis (1992) yang menyatakan bahwa efisiensi berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana yang biasanya dilihat pada perbandingan pertumbuhan simpanan sukarela dan modal sendiri dengan pertumbuhan pinjaman, silang pinjam atau investasi tahunan. Kedua, tingginya rasio efisiensi terjadi karena biaya-biaya yang ditanggung cukup besar. Biaya yang tidak bisa ditekan dan ditambah dengan adanya kebutuhankebutuhan yang terkadang kurang riil di dalam mengalokasikan suatu biaya dapat mempengaruhi tingginya rasio efisiensi. Sementara pendapatan sudah pasti bisa dihitung. Dengan dialokasikannya biayabiaya dalam RAT yang tujuannya yaitu untuk kesejahteraan anggota, agar anggota merasakan bagaimana manfaatnya berkoperasi. Disitulah muncul semacam pembebanan yang cukup tinggi, sehingga akan mempengaruhi tingkat efisiensi. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sugiyanto (2000) yang menyatakan bahwa tingkat efisiensi akan semakin tinggi atau semakin efisien jika terdapat input yang lebih kecil dari output. Sebaliknya, jika input lebih besar dari output maka akan tidak efisien. Sejalan juga dengan teori dari Halim, dkk. (2000: 72) yang menyatakan bahwa “efisiensi adalah rasio antara output dengan input atau jumlah output per unit dibandingkan dengan input per unit. Ukuran efisiensi bisa dikembangkan dengan menghubungkan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya misalnya anggaran.” Adapun biaya-biaya yang ditanggung oleh KPRI Kuwera yang merupakan penyebab tingginya rasio efisiensi yang pertama yaitu biaya simpanan wajib yang merupakan biaya yang dikeluarkan koperasi untuk anggota yang besarnya 5% dari jumlah simpanan wajib. Kedua, biaya Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dikeluarkan koperasi setiap tahunnya yang jumlahnya sangat besar yaitu Rp 61.994.300,00. Ketiga, biaya kematian yaitu biaya yang dikeluarkan koperasi. Biaya ini merupakan biaya yang tidak terduga yang tujuannya untuk mengurangi risiko terjadinya hutang tak tertagih akibat adanya kematian. Biaya ini dialokasikan dari dana risiko, dimana dana risiko ini merupakan modal sendiri dari koperasi. Keempat, biaya yang ditimbulkan dari perbedaan persepsi perhitungan pajak badan antara pihak pajak dengan pihak koperasi yang menimbulkan hutang bagi koperasi karena adanya kesalahan perhitungan. Ketiga, perputaran total aktiva yang masih kurang memenuhi standar yang diakibatkan oleh modal luar yang lebih besar dari modal sendiri. Perbandingan modal luar dengan modal sendiri yaitu besarnya modal luar pada tahun 2012 yaitu Rp 26.891.223.993,00, sedangkan modal sendirinya yaitu sebesar Rp 8.833.456.808,00. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menciptakan penjualan dan memperoleh laba. Dengan melihat perbandingan modal luar dengan modal sendiri dari koperasi tersebut sudah bisa dipastikan kalau pendapatan yang diperoleh koperasi akan e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) kecil, dimana pendapatan tersebut 1,1% dari hasil peminjaman modal sendiri dan 0,1% dari hasil peminjaman modal luar setelah dikurangi dengan biaya bunga dari simpanan sukarela. Besarnya modal luar akan mempengaruhi rentabilitas dari modal sendiri dimana yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri akan kecil. Penelitian ini sejalan dengan teori dari Sartono (2001:120) yang mengemukakan bahwa perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh elemen aktiva itu sendiri. Keempat, penggunaan dana sosial sangat tinggi. Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi juga tidak terlepas dari kegiatan sosial. Kegiatan Sosial yang dilakukan koperasi tentu membutuhkan dana. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan sosial pada KPRI Kuwera disebut dengan dana sosial. Dana sosial yang dikeluarkan oleh koperasi ini cukup tinggi yaitu sebesar Rp 73.146.959,-. Dana sosial ini diambil dari modal sendiri. Jadi, semakin tinggi pengeluaran untuk kegiatan sosial maka semakin tinggi juga pengeluaran dari modal sendiri. Pengeluaran tersebut akan mengakibatkan berkurangnya modal sendiri. Berkurangnya modal sendiri membuat koperasi membutuhkan modal luar lebih besar untuk menalangi arus pinjaman dari anggota koperasi, sehingga akan mempengaruhi rentabilitas dari modal sendiri koperasi. Penelitian ini sejalan dengan teori Riyanto (2010: 4) yang menyatakan bahwa “fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien, ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut atau rentabilitas.” Kelima, yang menyebabkan tingginya rasio efisiensi KPRI Kuwera yaitu selisih bunga kecil, yang dimaksudkan adalah selisih bunga antara bunga yang diperoleh dari hasil usaha dengan bunga yang dikeluarkan oleh koperasi untuk membayar bunga dari simpanan sukarela yang besarnya yaitu 1,1% berbanding 1%. Selisih yang 0,1% ini digunakan untuk pembiayaan segala aktivitas koperasi, maka tidak dapat dipungkiri rasio efisiensi KPRI Kuwera tidak efisien. Keenam, yang merupakan faktor terakhir yang menyebabkan tingginya rasio efisiensi KPRI Kuwera yaitu 45% Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan untuk anggota. SHU yang dibagikan untuk anggota cukup besar yaitu 45% dari SHU yang diperoleh koperasi dengan nominal sebesar Rp 366.206.767,00. Seharusnya, jika ingin menekan pengeluaran maka SHU yang sebesar itu bisa dipakai untuk menambah modal sendiri sehingga kebutuhan akan modal luar akan bisa dikurangi dan pengeluaran yang dirimbulkan dari modal luar yang berupa biaya bunga bisa dikurangi juga. (2) Dampak Tingginya Rasio Efisiensi Terhadap Kesejahteraan Anggota dan Kinerja Koperasi Koperasi di dalam menjalankan usahanya tidak efisien tetapi hal ini tidak berdampak terhadap kesejahteraan anggota, karena anggota sudah merasakan manfaat dari koperasi itu. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya anggota yang menabung yang dikarenakan oleh bunga tabungan yang ditawarkan oleh koperasi cukup besar yaitu sebesar 1%, dan banyaknya anggota yang meminjam dana yang dikarenakan oleh kecilnya bunga pinjaman dari koperasi yaitu sebesar 1,1%. Selain itu, SHU yang diperoleh oleh koperasi pada tahun 2012 juga meningkat dari Rp 813.792.815,00 menjadi Rp 1.243.996.040,00, sehingga pembagian SHU yang diperoleh anggota pun akan meningkat juga. Tetapi, jika dilihat dari e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) kinerja koperasi hal tersebut akan berdampak negatif, karena komponen neraca akan terlihat jelek dan pendapatan yang diperoleh oleh koperasi akan berkurang yang diakibatkan dari penggunaan biaya yang kurang efisien, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap kemampuan koperasi dalam memupuk modal sendiri akan kecil dan koperasi tidak akan kuat berdiri karena modal luar yang besar. (3) Upaya Menurunkan Tingginya Rasio Efisiensi Dalam mencegah tingginya rasio efisiensi terjadi lagi, maka harus dilakukan upaya dalam menurunkan rasio efisiensi KPRI Kuwera sehingga bisa lebih efisien sesuai dengan standar bahkan bisa mencapai di bawah standar. adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan modal sendiri, menekan biaya, memaksimalkan perputaran total aktiva, menekan penggunaan dana sosial, menaikkan suku bunga kredit, tidak membagikan SHU untuk beberapa tahun, meningkatkan pendapatan dengan cara menaikkan omset, menurunkan suku bunga tabungan, dan lebih selektif dalam memberikan pinjaman. Dari hasil penelitian ini, diperoleh pengembangan teori dari Abdul Halim, dkk. (2000), yang menyatakan bahwa “efisiensi adalah rasio antara output dengan input atau jumlah output per unit dibandingkan dengan input per unit. Ukuran efisiensi bisa dikembangkan dengan menghubungkan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya misalnya anggaran.” Keterkaitan teori ini yaitu apabila terjadi kegiatan di luar program kerja koperasi yang menimbulkan biaya-biaya yang tak terduga yang tidak sesuai dengan anggaran, sehingga input suatu koperasi lebih besar dari luarannya, maka koperasi bisa dikatakan tidak efisien. jadi, kesimpulannya apabila input lebih bessar dari output koperasi maka koperasi tersebut tidak efisien. Di samping itu, modal luar yang terlalu besar, perputaran total aktiva yang kurang memenuhi standar, penggunaan dana sosial yang tinggi, selisih antara bunga pinjaman dengan bunga tabungan yang kecil, dan sebesar 45% SHU dibagikan untuk anggota, juga akan mempengaruhi tingginya rasio efisiensi. Adapun proposisi hipotesis yang dihasilkan dari penelitian ini yang nantinya dapat diuji pada penelitian berikutnya, yaitu sebagai berikut. 1. Jika modal luar besar, maka rasio efisiensi akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat modal sendiri lebih besar dari pada modal luar. 2. Jika beban biaya tinggi, maka rasio efisiensi akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat penggunaan biaya sudah sesuai dengan standar koperasi. 3. Jika perputaran total aktiva kurang memenuhi standar, maka rasio efisiensi akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat perputaran total aktiva memenuhi standar. 4. Jika penggunaan dana sosial tinggi, maka rasio efisiensi akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat penggunaan biaya memenuhi standar koperasi. 5. Jika selisih antara bunga pinjaman dengan bunga tabungan kecil, maka rasio efisiensi akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat selisih antara bunga pinjaman dengan bunga tabungan besar. 6. Jika sebesar 45% SHU dibagikan untuk anggota, maka rasio efisiensi akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat SHU tidak dibagikan, namun digunakan untuk modal sendiri. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) PENUTUP Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Penyebab tingginya rasio efisiensi KPRI Kuwera pada tahun 2012 adalah (a) modal luar terlalu besar, (b) biaya yang ditanggung terlalu besar, (c) perputaran total aktiva yang masih kurang memenuhi standar, (d) penggunaan dana sosial sangat tinggi, (e) Selisih antara bunga tabungan dengan bunga pinjaman kecil, dan (f) Sebesar 45% Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan untuk anggota. 2. Adapun dampak yang ditimbulkan dari tingginya rasio efisiensi yaitu hal ini tidak berdampak terhadap kesejahteraan anggota, karena anggota sudah merasakan manfaat dari koperasi itu. Tetapi, jika dilihat dari kinerja koperasi hal tersebut akan berdampak negatif, karena komponen neraca akan terlihat jelek dan pendapatan yang diperoleh oleh koperasi akan berkurang yang diakibatkan dari penggunaan biaya yang kurang efisien, sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap kemampuan koperasi dalam memupuk modal sendiri akan kecil dan koperasi tidak akan kuat berdiri karena modal luar yang besar. 3. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan rasio efisiensi KPRI Kuwera sesuai dengan indikasi yang tampak adalah (1) meningkatkan modal sendiri, (2) menekan biaya, (3) memaksimalkan perputaran total aktiva, (4) menekan penggunaan dana sosial, (5) menaikkan suku bunga kredit, (6) tidak membagikan SHU untuk beberapa tahun, (7) meningkatkan pendapatan dengan cara manaikkan omset, (8) menurunkan suku bunga tabungan, dan (9) lebih selektif dalam memberikan pinjaman. DAFTAR RUJUKAN Bagus, Gusti, Putu Wiagustini, dan Bagus Panji. 2001. Manajemen Keuangan. Denpasar : Universitas Udayana. Dezhi, 2009. Pengertian efisiensi (http://dansite.wordpress.com/2009 /03/28/pengertian-efisiensi) diakses pada tanggal 27-oktober-2012. Halim, Abdul, Achmad, dan Fakhri. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi Cetakan Pertama. Yogyakarta: AMP YKPN. Komarudin. 1994, Ensiklopedia Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. Martono dan Harjito, Agus. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisa. Moeljadi. 2006. Manjemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Malang : Bayumedia. Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi, Kumpulan Karangan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Sugiyanto. 2000. Bandung: Jurnal Ilmiah FMK. Ikopin.