Pendidikan Agama Islam Modul ke: 07 Etos Kerja Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 Manajemen Dr. Achmad Jamil, M.Si Etos Kerja Islam Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan Bekerja di dunia, bagi umat Islam merupakan bekal di akherat kelak. Hidup di surga di akherat kelak merupakan tujuan dan impian kesuksesan setiap umat Islam. Kesuksesan di akherat tersebut juga tidak terlepas dari kesuksesan di dunia melalui ibadah dan amalan sebagaimana diajarkan dan mengharapkan ridho dari Allah SWT TUJUH ETOS KERJA MUSLIM Etos Kerja 1: Bekerja sampai tuntas Terkait dengan bekerja dengan tuntas, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di antara kamu yang apabila mengerjakan suatu pekerjaan, dia rapikan pekerjannya itu" Kemampuan profesionalitas menuntut pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni atau standar di bidangnya terutama pemahaman tentang kedalaman dan seberapa luas bidang pekerjaan, seberapa rumit dan kompleksnya pekerjaan dan seberapa besar membutuhkan komitmen dan hubungan interpersonality antara sesama manusia. Etos Kerja 2: Bekerja dengan Ikhlas Bekerja dalam konteks Islam harus dimaknai sebagai bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Terkait dengan etos kerja Ikhlas, Nabi bersabda: "Usaha dan bekerja yang paling baik ialah usaha dan bekerja dengan ikhlas dan bersih". pekerjaan tersebut sebagai ladang amal, dengan demikian kita dapat menganggap pekerjaan kita bukan sebagai beban yang mendatangkan stress tetapi sebagai jalan untuk melatih diri menjadi orang yang sabar, kuat dan ikhlas. • Etos Kerja 3: Bekerja dengan Jujur Bekerja dengan jujur dapat diartikan bekerja untuk mencapai tujuan dengan tidak berbohong, lurus hati, tidak berkhianat dan dapat dipercaya dalam ucapakan maupun perbuatan Rasulullah SAW bersabda: "Kamu semua adalah gembala, dan kamu semua bertanggungjawab atas gembalamu. Seorang imam adalah pengembala dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang laki-laki pemimpin terhadap keluarganya dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang pembantu adalah penjaga harta majikannya, dan dia bertanggungjawab terhadap tugasnya. Seorang anak laki-laki adalah penjaga harta ayahnya dan dia bertanggungjawab terhadap tugasnya. Oleh sebab itu, semua adalah pemimpin dan semua kamu bertanggungjawab atas yang kamu pimpin" (Taisirul Wushuul, Juz I, hlm 32). • Etos Kerja 4: Bekerja menggunakan teknologi Bekerja menggunakan teknologi dapat diartikan dalam melakukan pekerjaan menggunakan benda/alat yang dikembangkan manusia untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Bagaimana Islam memandang faktor teknologi dalam pekerjaan mencari nafkah Rasulullah SAW bersabda: "Rasullah SAW mengambil dua dirham dan memberikan ke seorang laki-laki Anshar, dan berkata:"Satu dirham untuk membeli makanan dan berikan kepada keluargamu, dan satu dirham untuk membeli kampak, kemudian baivalah kemari". Orang tersebut kemudian kembali kepada Rasululah SAW dengan membawa kampak, dan Rasulullah SAW bersabda: "pergilah mencari kayu, kemudian juallah kayu itu dan kamu jangan menampakkan dirimu di hadapanku selama lima belas hari". • Etos Kerja 5. Bekerja dengan Kelompok Bekerja dengan kelompok dapat diartikan bahwa melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan bersama-sama dengan orang lain atau beberapa orang lain. Terkait dengan kerjasama kelompok, Rasullah SAW memberikan teladan sebagaimana diriwayatkan oleh Salman Al-Farisy: "Diriwayatkan oleh Salman Al-Farisy: "Rasulullah SAW pergi bersamaku ke tempat yang telah kugali tanahnya dan aku menunjukkan bibit kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW lah yang menanamkannya dengan tangannya sendiri sehingga selesai" • Etos Kerja 6. Bekerja Keras Etos kerja bekerja keras dapat diartikan sebagai bekerja dengan penuh semangat atau penuh motivasi. Manusia merupakan ciptaan Allah yang sempurna, manusia diberikan tubuh yang sempurna lengkap dengan indranya serta kemampuan berpikir. Oleh sebab itu sudah selayaknya umat Islam memacu diri untuk berbuat yang terbaik dalam hidupnya, yang bermanfaat di dunia dan bermakna di akherat nanti. • firman Allah dan teladan Rasul: "Apabila kamu telah selesai mengerjakan sesuatu urusan atau tugas, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lainnya" (QS Al Insyirah:7). "Ketika kaum kafir Quraisy dan para sekutunya dari kabilah Arab dan Yahudi berkumpul untuk menyerbu Madinah, maka Rasullulah S AIV menyuruh umatnya untuk menggali parit. Beliau sendiri ikut serta memecahkan batu dengan memakai linggis dan menggali tanah sampai kelihatan perutnya yang putih, dan beliau pun menutupinya." • Etos Kerja 7. Bekerja sebagai Bentuk Pelayanan Bekerja sebagai bentuk pelayanan dapat diartikan kita bekerja sebagai bentuk usaha melayani kebutuhan orang lain. Bekerja sebagai bentuk pelayanan, yang pada saat ini dikenal dengan Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction), sebenarnya sudah lama dan banyak dicontohkan oleh nabi-nabi. Rasullah SAW terkait dengan bekerja sebagai bentuk pelayanan menyampaikan sabdanya: "Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada seorang Nabi yang tidak mengembalakan kambing". Ada yang bertanya: "Engkau juga, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab, "Ya, Aku juga". Kesimpulan • Demikianlah etos kerja dalam Islam yang tidak hanya diucapkan, tetapi sudah dijalankan oleh Rasulullah SAW. Sehingga bagi kita tidak ada contoh lebih baik dari Rasulullah. Oleh sebab itu, kapan kita mencontoh etos Rasul yaitu mulai bekerja secara tuntas, ikhlas, jujur, menggunakan teknologi, bekerja berkelompok, bekerja keras dan bekerja melayani orang lain ?. Terima Kasih Dr. Achmad Jamil, M.Si