HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 6-12 BULAN DI BPM ATIKA, A.Md.Keb. KABUPATEN MADIUN TAHUN 2015 PENELITIAN DOSEN PENELITIAN DOSEN Oleh: SUNDARI, SST.,M.Kes. NBM. 1069337 AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MADIUN TAHUN 2015 i HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 6-12 BULAN DI BPM ATIKA, A.Md.Keb. KABUPATEN MADIUN TAHUN 2015 PENELITIAN DOSEN Disusun Sebagai Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Di Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun Oleh: SUNDARI, SST.,M.Kes. NBM. 1069337 AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MADIUN TAHUN 2015 ii iii MOTTO Bertanggungjawab pada keputusan yang sudah diambil iv ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 6-12 BULAN DI BPM ATIKA, A.Md.Keb. KABUPATEN MADIUN TAHUN 2015 Oleh : Sundari, SST.,M.Kes. Waktu tidur yang cukup sangat penting bagi anak. Saat tidur, otak merangsang memori dan pengetahuan baru. Otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh dan tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur. Hal ini karena saat itu tubuh memproduksi hormone pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan ketika terjaga. Fenomena yang terjadi dalam kajian akhir-akhir ini menyatakan bahwa kurang dari 20 % dari kelompok bayi berusia 9 bulan yang dapat tidur tanpa terbangun sedikitnya satu kali diantara tengah malam dan jam 5 pagi. 72,2 % Orang tua menganggap masalah tidur pada bayi dan balita adalah masalah kecil, padahal apabila si kecil terganggu masalah tidurnya maka pertumbuhan dan perkembangan yang optimal akan sulit dicapai. Faktor yang mempengaruhi tidur adalah penyakit, aktivitas/kelelahan, nutrisi, dan lingkungan. Pemijatan merupakan salah satu cara untuk membantu agar tidur bayi menjadi lelap. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa adanya hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika, Amd Keb. Jenis penelitian analitik menggunakan rancangancross sectional. Populasi dan sampel sejumlah 20 orang diambil secara sampel jenuh. Variable independen adalah pijat bayi.Variable dependen adalah kualitas tidur bayi. Pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner untuk mengetahui pijat bayi dan kualitas tidur bayi. Pengolahan data menggunakan uji fisher exact dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 bayi (65%) yang dipijat dan 7 bayi (35%) yang tidak dipijat. Kualitas tidur bayi nyenyak sebanyak 12 bayi (60%) dan 8 bayi (40 %) tidak nyenyak. Berdasarkan hasil uji fisher exact dengan hasil p = 0,047 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika, Amd Keb. Disarankan khusunya orang tua untuk memijat bayinya dan memahami kebutuhan tidur bayinya. Disarankan bidan/tenaga kesehatan bisa memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang pijat bayi agar masyarakat mengetahui manfaat pijat bayi yang mempengaruhi kualitas tidur bayi menjadi lebih baik. Dan sesuai dengan penelitian ini disarankan untuk menggali lebih dalam factor-faktor yang berkaitan dengan kualitas tidur bayi, karena kualitas tidur bayi tidak hanya dipengaruhi oleh pijat bayi saja kemungkinan factor lain seperti lingkungan, nutrisi dan penyakit. Kata kunci : pijat bayi, kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12 Bulan di BPM Atika, Amd. Keb. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, diantaranya : 1. Faqih Ruhyanudin, M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku Direktur Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun 2. Atika , Amd. Keb selaku pemilik BPM. 3. Rekan-rekan Akbid Muhammadiyah Madiun yang terkait dalam penyelesaian penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Madiun, Agustus 2015 Penyusun vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................ iii MOTTO. .......................................................................................................... iv ABSTRAK. ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR…………………………………… ............................... x DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang. ............................................................................... 1 1.2 RumusanMasalah. .......................................................................... 5 1.3 Tujuanpenelitian. ............................................................................ 5 1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6 BAB II TINAJAUAN TEORI 2.1 PenelitianTerdahulu. ...................................................................... 7 2.2 Pijat Bayi. ....................................................................................... 8 2.3 KonsepTidur. .................................................................................. 25 2.4 HubunganantaraVariabelPenelitian. ............................................... 33 2.5 KerangkaKonsep. ........................................................................... 34 2.6 HipotesisPenelitian. ........................................................................ 35 vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian. ............................................................................... 36 3.2 RancanganPenelitian. ..................................................................... 36 3.3 KerangkaKerjaPenelitian. .............................................................. 38 3.4 PopulasiPenelitian. ......................................................................... 39 3.5 VariabelPenelitian. ......................................................................... 40 3.6 DefinisiOperasional. ....................................................................... 41 3.7 LokasidanWaktuPenelitian............................................................. 42 3.8 Pengumpulan Data danAnalisa Data. ............................................. 43 3.9 EtikaPenelitian. .............................................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian. ............................................................................. 48 4.2 Pembahasan. ................................................................................... 52 4.3 Keterbatasan. .................................................................................. 55 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan..................................................................................... 57 5.2 Saran. .............................................................................................. 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii DAFTAR TABEL Table 3.1 DefinisiOperasional…………………………………………. 41 Table 3.2 TabulasiResponden…………………………………………. 45 Tabel 4.1 Hubungan Pijat Bayi Dan Kualitas Tidur Bayi Di BPM Atika Tahun 2015………………………………………..51 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 KerangkaKonsep…………………………………………..... 34 Gambar 3.1 KerangkaOperasional…...…………………………………... 38 Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Pendidikan Orang Tuadi BPM Atika Amd Keb Tahun 2015…………………………. 48 Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Pekerjaan Orang Tuadi BPM Atika Amd Keb Tahun 2015…………………………………….. 49 Gambar 4.3Distribusi Frekuensi Pijat Bayi di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015……………………………………………………….. 50 Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Bayi usia 6-12 BulanDi BPM Atika Amd KebTahun 2015………………………….. x 50 DAFTAR LAMPIRAN 1. LembarPermohonanMenjadi Responden 2. LembarPersetujuanMenjadi Responden 3. Lembar Kuesioner 4. Lembar Kunci Jawaban Kuesioner 5. Analisa Data Statistik 6. Table Faktorial xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah hal yang penting (meskipun kita tidak tahu persis apa alasannya). Meskipun bertahun-tahun telah diadakan penelitian yang serius, para ilmuwan belum sepenuhnya memahami tujuan tidur sesungguhnya.Beberapa ilmuwan percaya bahwa tidur itu terjadi ketika kita beralih dari memori-memori yang pendek menuju memori-memori yang panjang.Tidur sepertinya juga bisa meningkatkan system kekebalan kita, mungkin itulah mengapa kita merasa seperti banyak tidur ketika kita sedang sakit dan mengapa kita lebih rentan terserang flu, sakit tenggorokan, dan beberapa infeksi yang biasa lainnya ketika kita terlalu lelah. Pada bayi tidur mungkin bisa memberi kontribusi pada perkembangan otak, menjaga dan mengatur semua kemampuan yang luar biasa dan informasi yang mereka serap setiap hari. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa anak-anak mengalami pertumbuhan saat tidur (Heildenberg, 2008). Fenomena yang terjadi dalam kajian akhir-akhir ini menyatakan bahwa kurang dari 20 % dari kelompok bayi berusia 9 bulan yang dapat tidur tanpa terbangun sedikitnya satu kali diantara tengah malam dan jam 5 pagi (Kelly, 2002). Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sekartini R, Damayanti M, Sofyani S, Rismarini, mengenai masalah tidur pada bayi dan balita yang disebarkan di Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, Batam pada tahun 2004-2005, terungkap bahwa 72,2 % orang tua menganggap masalah tidur pada bayi dan balita adalah 1 masalah kecil, padahal apabila si kecil terganggu masalah tidurnya maka pertumbuhan dan perkembangan yang optimal akan sulit dicapai (Sekartini, 2004). Waktu tidur yang cukup sangat penting bagi anak.Disebabkan saat tidur, otak merangsang memori dan pengetahuan baru.Otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh dan tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur.Hal ini karena saat itu tubuh memproduksi hormone pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan ketika terjaga (Nazwa, 2015). Faktor yang mempengaruhi tidur adalah penyakit, aktivitas/kelelahan, obat, stress, nutrisi, budaya dan lingkungan. Aktivitas berlebihan yang dilakukan oleh bayi saat siang hari sering membuat bayi menjadi sering gelisah/rewel saat tidur malam. Pemijatan merupakan salah satu cara untuk membantu agar tidur bayi menjadi lelap (Hartini, 2009). Di Touch Research Institusi Amerika telah dilakukan penelitin pada sekelompok anak yang dilakukan pemijatan mengalami perubahan gelombang otak. Pada 20 anak yang dilakukan pemijatan selama 2 x 15 menit dalam jangka waktu 5 minggu mengalami 50 % perubahan gelombang otak dibanding sebelum dipijat, perubahan gelombang otak ini terjadi dengan cara menrunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang β serta merta sehingga bayi akan tertidur lebih lelap (Roesli, 2010). Penelitian Di Touch Research Institusi Amerika juga menemukan bayi yang mendapatkan pijatan lebih aktif dan waspada, selain itu pijatan menyebabkan neurologis pada bayi yang dipijat lebih cepat matang daripada bayi yang tidak 2 dipijat. Anak-anak yang mendapatkan sentuhan penuh cinta kasih sejak usia dini mempunyai ketrampilan bahasa dan membaca, maupun IQ yang lebih kuat. Ini dibuktikkan pada kajian yang diselenggarakan di Rainbow Babies and Children’s Hospital di Cleveland, Ohio. Suatu tim peneliti dari Warwick Medical School dan Institute of Education dari University of Warwick, meneliti 9 macam gerakan massage yang diterapkan kepada 598 bayi usia dibawah 6 bulan. Dari hasil penelitian tersebut salah satunya disebutkan bahwa pijatan dapat mempengaruhi keluarnya hormon tidur melatonin, dimana dengan hormon tersebut bayi dapat memiliki pola tidur yang teratur (Roesli, 2010). Pengamatan T. Field seperti dikutip dr. J. David Hull, menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan, tidur bayipun bertambah tenang (Kautsar, 2007). Namun kenyataannya pijat bayi ini masih kurang dalam pelaksanaannya. Sebagian besar bayi dipijat hanya saat sakit saja. Beberapa rumah sakit di Amerika Serikat, Cina, Filipina, Hong Kong sudah memasukkan pijat bayi ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Beberapa rumah sakit di Indonesia yang sudah memasukkan pijat bayi ke dalam sistem pelayanan adalah beberapa Rumah Sakit/Rumah Bersalin di Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Medan. Pemijatan dilakukan oleh bidan. Pijat bayi diyakini merupakan salah satu stimulasi sentuhan (touch) yang bisa membantu mengoptimalkan pertumbuhan bayi(Subakti,2008). Laporan tertua tentang seni pijat bayi untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran zaman mesir kuno. Di India juga ditemukan AyurVeda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum masehi) yang menuliskan 3 tentang pijat, diet, dan olahraga, sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Selain itu, sekitar 5000 tahun yang lalu pakar dokter di Cina dari Dinasti Tang meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang penting (Roesli, 2010). Sebenarnya, pijat telah dipraktekkan hampir diseluruh dunia sejak dahulu kala, termasuk diindonesia.Seni pijat diajarkan secara turun temurun walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh demikian positif pada tubuh manusia (Roesli, 2010). Pijat bayi mempunyai efek yang positif dan banyak manfaatnya yang telah diuji secara ilmiah. Manfaat pijat bayi antara lain adalah: meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding), dan meningkatkan produksi ASI. Efek pijat bayi antara lain: efek biokimia, dan klinis/fisik (Roesli, 2010). Pijat pada bayi menurut Prasetyono (2009) mampumemberikan rasa aman, menciptakan hubungan emosi dan sosial yang baik antara ibu dan bayi. Pijat bayi merupakan terapi sentuh yang sudah dikenal sejak lama dan diwariskan secara turun temurun. Gerakan-gerakan pada pijat bayi juga sangat bervariasi. Berbagai riset mengenai pijat bayi telah dilakukan, antara lain riset yang menemukan peningkatan lama tidur pada bayi yang diberikan terapi pijat (Aprilia, 2009). Hal ini membuktikan bahwa pijat bayi memiliki manfaat untuk memberikan kenyamanan, sehingga bayi dapat memiliki waktu tidur yang lebih lama. Dampak lebih lanjut dari pijat bayi adalahmengurangi rewel saat terbangun dan 4 meningkatkan konsentrasi bayi. Melihat bahwa manfaat pijat bayi cukup banyak, maka dirasakan sangat penting melakukan pijat bayi sebagai salah satu bentuk stimulasi perkembangan. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan pada bulan Mei didapatkan 20 ibu dan bayinya berumur 6-12 tahun yang berkunjung di BPM Atika untuk memijatkan bayinya. Dari kunjungan tersebut didapatkan 7 bayi (35 %) tidak mengalami gangguan tidur dan 13 bayi (65 %) sebelum dipijat mengalami gangguan tidur, tetapi setelah dilakukan pemijatan bayi mengalami peningkatan kualitas tidur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut; Apakah ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi pijat bayi. 2. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi yang dipijat. 3. Menganalisa hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. 5 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat Bagi masyarakat khususnya keluarga supaya melakukan sendiri pemijatan pada bayinya karena sentuhan dari keluarga sendiri lebih bermanfaat bagi bayi. 2. Bagi insitusi kesehatan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meninjau kembali pelaksanaan peran bidan dalam memberikan pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat tentang manfaat dan hasil pijat bayi. 3. Bagi peneliti lain Memberikan sumbangan pemikiran pada peneliti lain, dapat digunakan sebagai dasar referensi penelitian selanjutnya 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu oleh indriatie, enung mardiana h., yekti nuzulia (2009) berjudul “Pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di polindes jiyu-kutorejo Mojokerto”, dengan menggunakan model rancangan eksperimental ulang non-random. Populasinya bayi usia 6-12 bulan 52 bayi, Pengambilan sampel secara quota sampling sebanyak 28 bayi.Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli 2009 sampai 13 Agustus 2009. Variabel independennya adalah Pijat bayi, variabel dependennya adalah kualitas tidur bayi. Sebagian besar setelah dilakukan pemijatan kualitas tidur bayi lelap, sejumlaah 11 bayi (78,5 %). Sedangkan bayi yang tidak dilakukan pemijatan sebagian besar kualitas tidurnya tidak lelap,sejumlah10 bayi (71,5 %). Setelah dianalisis dengan uji chi kuadrat didapatkan adanya pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan. Dari hasil penelitian kualitas tidur bayi yang dilakukan pemijatan menunjukkan tidurnya tidak lelap sejumlah 3 bayi (21,5 %). Hal ini bisa terjadi karena adanya beberapa faktor diantaranya : 1. fisik : maturasi otak, lapar dan kenyang, kelainan gigi, telinga, saluran cerna, saluran pernafasan, saluran kemih, otot, tulang, kontak fisik 2. Psikis : tahapan perkembangan anak, polah asuh, bounding, temperamen, aktivitas. 3. Lingkungan : teman bermain, obat, kamar 7 tidur, penerangan. Hal ini yang menyebabkan bayi di tahun pertamanya sering terbangun di malam hari. Oleh karena itu diantaranya kontak fisik berupa sentuhan untuk bayi adalah hal yang tak kalah pentingnya yang dibutuhkan oleh bayi setelah lelah beraktivitas dipagi dan siang hari (Sinar Harapan, 2003). 2.2 Pijat Bayi 2.2.1 Pengertian Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasan serta sirkulsi darah dan limpha (Subakti, 2008) Pengalaman pertama yang dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir si ibu. Proses kelahiran adalah suatu pengalaman traumatic bagi bayi karena bayi yang lahir harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, dan nyaman dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhansentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya, seperti halnya ketika berada di dalam rahim (suririnah, 2009). Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular.Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telahsejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Santi, 2012). 8 Pijat bayi disebut juga stimulasi touch atau terapi sentuh. Disebut terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi antara ibu dan buah hatinya. Sebenarnya, dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia sejak berabad-abad yang lalu.Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih saying antara orang tua dengan anak. Melalui sentuhan pada kulit berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi dan tumbuh kembang anak (Riksani, 2012). 2.2.2 Mekanisme Dasar pemijatan Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan bayi adalah penelitian tentang mekanika dasar pemijatan.Mekanisme dasar pijat bayi belum banyak diketahui.Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori tentang mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya. Diajukan beberapa mekanisme untuk menolong menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, menurut Roesli (2010) antara lain : a. Beta Endorphin Mempengaruhi Mekanisme Pertumbuhan Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan) ibu tikus kepada bayinya terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini : 9 1) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan. 2) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan. 3) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical betha-endorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan. b. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat. c. Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan Volume ASI Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas Nervus Vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI. 10 d. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormone stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. e. Pijat dapat Mengubah Gelombang otak Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram). 2.2.3 Manfaat Pijat Bayi Menurut ardhillah (2012), manfaat pijat bayi adalah merangsang syaraf motorik, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional, selain juga menyehatkan tubuh dan otot-ototnya.Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik. Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah. Menurut Salsabila (2009) manfaat pijat bayi antara lain sebagai berikut : 11 1. Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain : a. Menurunkan kadar hormon stress b. Meningkatkan kadar serotonin 2. Selain efek biokimia, pijatan memberikn efek fisik/klinis sebagai berikut : a. Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system immunitas (sel pembunuh alami) b. Mengubah gelombang otak secara positif c. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan d. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan e. Meningkatkan kenaikan berat badan f. Mengurangi depresi dan ketegangan g. Meningkatkan kesiagaan h. Membuat tidur lelap i. Mengurangi rasa sakit j. Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut) Beberapa hasil laporan penelitian para pakar mengenai manfaat pijat bayi, yaitu : 1) Meningkatkan berat badan Penelitian yang dilakukan prof. T. Field dan scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature (berat badan 1.280 dan 1.176 gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20 % - 47 % lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali 12 seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari kontrol. 2) Meningkatkan pertumbuhan Schanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan menemukan bahwa tanpa dilakukan rangsangan raba/taktil pada tikus telah terjadi penurunan hormone perrumbuhan. 3) Meningkatkan daya tahan tubuh Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah dan toksisitas sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS. 4) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Di Touch research Institusi Amerika, dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal matematika. Setelah itu, dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15 menit setiap minggunya selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya, pada anak-anak tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya memerlukan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata pula tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50 % dari sebelum dipijat. 13 5) Membina ikatan kasih saying orang tua dan anak (bonding) Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang tuaadalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara timbale balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri. 6) Meningkatkan produksi ASI Berdasarkan penelitian Cynthia mersmann, ibu yang memijat bayinya mampu memproduksi ASI perah lebih banyak dibandingkan kelompok control.Pada saat menyusui bayinya mereka merasa kewalahan karena ASI terus-menerus menetes dari payudara yang tidak disusukan.Jadi, pijat bayi dapat meningkatkan volume ASI peras sehingga periode waktu pemberian ASI secara ekslusif dapat ditingkatkan, khususnya oleh ibu-ibu karyawati. 2.2.4 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi 2.2.4.1 Pelaksanaan Pemijatan Bayi Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesui keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli, 2010). Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini : Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak. 14 2.2.4.2 Persiapan Sebelum Memijat Menurut Roesli (2010), sebelum melakukan pemijatan harus memperhatikan hal-hal berikut ini: a) Tangan bersih dan hangat b) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi c) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap d) Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar e) Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan f) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang g) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih h) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion) i) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara j) Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. 2.2.5 Praktek Pijat Bayi Menurut Roesli(2010) urutan pijat bayi adalah sebagai berikut: 1. Kaki a) Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu. 15 b) Peras dan putar Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki. c) Telapak kaki Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. d) Tarikan lembut jari Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari. e) Gerakan peregangan (stretch) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit. f) Titik tekan Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. g) Punggung kaki Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian. h) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles) 16 Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jarijari lainnya di pergelangan kaki bayi. i) Perahan cara swedia Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pegelangan kaki ke pangkal paha. j) Gerakan menggulung Pegang pangkal paha dengan kedua tangan Anda. Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki. k) Gerakan akhir Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan Anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki. 2. Perut a. Mengayuh sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri. b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki. c. Bulan- Matahari Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke 17 daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M)) beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). d. Gerakan I-Love-U “I”, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”. “Love”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. “You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah. e. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara. 3. Dada a) Jantung besar Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujungujung jari kedua telapak tangan Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat 18 gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati. b) Kupu-kupu Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati. 4. Tangan a. Memijat ketiak (armpits) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak dilakukan. b. Perahan cara India Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi. 19 c. Peras dan putar Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. d. Membuka tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari. e. Putar jari-jari Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari. f. Punggung tangan Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut. g. Peras dan putar pergelangan tangan Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk. h. Perahan cara Swedia Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru. Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak. 20 i. Gerakan menggulung Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan. Bentukklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan atau jari-jari. 5. Muka a) Dahi: menyetrika dahi (Open Book) Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata. b) Alis: menyetrika alis Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis. c) Hidung: senyum I Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum. 21 d) Mulut bagian atas: senyum II Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. e) Mulut bagian bawah: senyum III Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum. f) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw) Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi. g) Belakang telinga Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu. 6. Punggung a. Gerakan maju mundur (kursi goyang) Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher. 22 b. Gerakan menyetrika Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung. c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi. d. Gerakan melingkar Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecilkecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat. e. Gerakan menggaruk Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan Anda pada punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi. 7. Gerakan relaksasi Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersamasama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus, dan melambunglambungkan secara lembut adalah contoh gerakan relaksasi.Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. 23 8. Gerakan peregangan lembut Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. Berikut ini bentuk gerakn-gerakan peregangan : a) Tangan disilangkan Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali. b) Membentuk diagonal tangan-kaki Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. c) Menyilangkan kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. 24 Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. d) Menekuk kaki Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut.Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali. e) Menekuk kaki bergantian Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki secara bergantian. 2.3 Konsep Tidur 2.3.1 Definisi Tidur Tidur adalah normal, proses alamiah dan merupakan kondisi istirahat yang diperlukan oleh manusia secara rutin. Keadaan tidur ini ditandai oleh berkurangnya gerakan tubuh dan penurunan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitarnya (Sekartini, 2012). Tidur adalah kebutuhan semua manusia dan untuk kesehatan fisik dan psikologis (Curetonlane & Fontaine, 1997). Tidur merupakan proses perbaikan dan pertumbuhan jaringan (Maryunani, 2010). Perubahan yang terjadi selama tidur tidak menyebabkan semua aktivitas susunan syaraf berkurang, melainkan terjadi perubahan keseimbangan antara aktivitas dan inaktivitas dari berbagai system saraf di otak.Beberapa fungsi saraf menjadi inaktif, sementara system yang lain aktif, misalnya sel-sel saraf di korteks 25 otak tidak seluruhnya menjadi inaktif selama tidur. Perubahan ini menyimpulkan bahwa tidur bukan proses pasif, tetapi merupakan aktifitas yang dapat dibangkitkan (Sekartini, 2012). Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi.Ketika baru lahir, bayi menghabiskan waktunya dengan tidur.Tumbuh kembang bayi sangat tergantung dari tidur. Tanpa tidur, bayi tidak akan tumbuh secara optimal, karena pada saat itulah terjadi perbaikan (repair) sel-sel otak dan sekitar 75 % hormone pertumbuhan diproduksi (Sekartini, 2012). Tidur mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan mental, emosi dan fisik, serta system imuntias tubuh.Adanya abnormalitas pada otak juga dapat diketahui dari bagaimana pola tidur anak tersebut. Dan, gangguan tidur akan mengakibatkan efek sebaliknya (Sekartini, 2012). Aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang otak, karena 75 persen hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur. Hormon pertumbuhan ini yang bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan.Selain itu, hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila si bayi sering terlelap sesuai dengan kebutuhan tidur bayi. Selain itu, tidur juga membantu perkembangan psikis emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan kecerdasan.Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu mendapat perhatian dari keluarga agar nantinya bayi dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Soedjatmiko, 2006). 26 2.3.2 Siklus Tidur Menurut Maryunani (2010), Tidur dibagi menjadi 2 siklus, yaitu : 1) Tidur REM (tidur aktif) a. Karakteristik : - Ekspirasi dan nadi yang tidak teratur - Pergerakan tubuh - Pergerakan mata yang cepat dan singkat. b. Tidur REM ditandai oleh adanya aktivitas. Banyak oksigen digunakan, suplai darah ke otak meningkat, temperature meningkat, gelombang otak menunjukkan peningkatan aktivitas. Sensori menstransmisikan impuls sama seperti saat tidak tidur. Stimulasi visual,auditori, dan vestibular bergabung diotak membentuk mimpi (Maryunani,2010). 2) Tidur Non-REM (tidur tenang) a. Karakteristik b. Selama tidur Non-REM, denyut jantung dan pola nafas teratur. Saat siklus ini terjadi restorasi fungsi tidur. c. Terdapat 4 tahap tidur Non-REM, yaitu : - Tahap I : mengantuk, terjadi penurunan kesadaran terhadap dunia luar. - Tahap II : mudah dibangunkan. - Tahap III : tidur menjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung sangat stabil, otot relaksasi, gelombang otak sangat lambat 27 - Tahap IV : tidur yang paling dalam, sangat sulit dibangunkan, kecuali dengan stimulus yang kuat.anak dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa terbangun. Pada bayi baru lahir 50 % tidur REM, pada anak yang lebih besar tidur REM sekitar 20 %. 2.3.3 Kualitas Tidur Bayi Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun.Jika kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh dalam hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur (Candra, 2005). Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam.Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur kembali (Wahyuni, 2008). Para peneliti di Carneigie Mellon University dan University of Pensylvania menemukan bahwa kuantitas serta kualitas tidur sesungguhnya mempengaruhi bagaimana orang bisa menjadi sakit. Ciri-ciri bayi cukup tidur, yaitu, ia akan dapat jatuh tertidur dengan mudah di malam hari, bugar saat bangun tidur, tidak 28 rewel, dan tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan perkembangannya. Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi.Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, koordinasi neuromuskular buruk, proses penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak psikologinya meliputi emosi lebih labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan menggabungkan pengalamannya lebih rendah.Namun, kelebihan waktu tidur (terutama tidur tenang) menyebabkan terjadi penyimpanan energi berlebihan.Anakpun kurang aktif bermain, sehingga kurang berinteraksi menyebabkan perkembangan emosi dan kognitifnya kurang optimal (Soedjatmiko, 2006). Kualitas dan kuantitas tidur bayi berpengaruh tidak hanya pada perkembangan fisik, juga terhadap perkembangan emosionalnya.Bayi yang tidur cukup tanpa terbangun lebih bugar dan tidak gampang rewel keesokan harinya (sekartini, 2012). Pemenuhan kebutuhan tidur seseorang dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas tidurnya. Kuantitas dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Kuantitas tidur adalah waktu atau jumlah tidur seseorang yang biasanya dihitung dengan jumlah waktu (jam). Sedangkan kualitas adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, 29 perhatian terpecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Bayi baru lahir mulai untuk menjalani kehidupan dengan jadwal tidur dan aktivitas yang sistematis, dua sampai dengan 3 hari pasca lahir merupakan hal yang normal bagi bayi untuk tidur terus menerus, yang merupakan fase pemulihan setelah kelelahan dalam menjalani proses kelahiran. Siklus tidur pada bayi sangat bervariasi, tetapi berkisar 16-18 jam per hari (Maryunani, 2010) Pola tidur sangat bervariasi pada masa ini.Umumnya bayi yang aktif tidur lebih sedikit daripada bayi yang tenang. Umumnya pada usia 3-4 bulan bayi sudah mengembangkan pola tidur pada malam hari sekurang-kurangnya 9-11 jam. Total secara keseluruhan tidur bayi adalah lebih dari 15 jam. Jumlah tidur siang pada bayi sangat bervariasi, umumnya bayi menjalani 2-3 kali tidur siang. Bayi yang menyusu dengan ASI umumnya tidur lebih panjang serta frekuensi bangun yang sering bila dibandingkan dengan bayi yang menyusu dengan botol (Maryunani, 2010) 2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur bayi. Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor.Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara yang dapat mempengaruhinya adalah : 30 1) Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur.Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Anda bisa meletakkan boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang orangtua atau di kamar tersendiri. Hindarkan juga suara bising yang membuatnya mudah terjaga.Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa membuatnya sesak.Nyamuk memang sering membuat bayi tidak nyenyak tidur.Pakailah kelambu yang bisa melindungi bayi dari serangan nyamuk. Keadaan lampu yang sangat terang akan membuat bayi sulit membedakan siang dan malam. Keadaan yang gelap akan merangsang otak untuk memproduksi melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pinela untuk memberitahu otak bahwa diluar hari sudah gelap. 2) Latihan Fisik Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.Hal tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah melakukan pemijatan dan mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam hal ini pemijatan bayi yang dilakukan sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang dapat 31 meningkatkan relaksasi karena pemijatan dapat mempengaruhi keluarnya hormon tidur melatonin. 3) Nutrisi Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein utama pada whey protein yang merupakan protein halus dan mudah dicerna. Alfa protein kaya akan asam amino essensial yang sangat berguna untuk tumbuh kembang bayi, terutama triptofan. Triptofan adalah asam amino yang berperan dalam proses neurotranmitter dan pengatur pola hidup (neurobehavioral) dimana salah satu fungsinya adalah mengatur pola tidur. Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang.Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur.Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, si kecil tidak lagi sering terbangun di tengah malam. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari kesehatan gigi, kebiasaan memberikan susu di malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul (sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI eksklusif). Sebagai gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau tenangkan bayi agar tidur kembali. Selain itu, memberikan makanan terlalu banyak pada bayi terutama susu akan membuat kantong kemih kencang pada malam harinya dan kedaan ini akan membuat bayi lebih sering terbangun. 32 4) Penyakit Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau rasa sakit pada gigi, telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya dapat mengganggu tidur bayi (Perry and Potter, 2006) 2.4 Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Pijat bayi dapat mempengaruhi kualitas tidur pada bayi, karena pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat dibuktikan dengan EEG (electro encephalogram). 33 2.5 Kerangka Konsep Pijat bayi Mekanisme pijat bayi a. Beta Endorphin Mempengaruhi Mekanisme Pertumbuhan b. Aktivitas Nervus Mempengaruhi Vagus mekanisme penyerapan makanan c. Aktivitas Nervus Kualitas tidur Vagus Meningkatkan Volume ASI d. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh e. Pijat dapat Mengubah Gelombang otak Factor – factor mempengaruhi kualitas tidur a. b. c. d. Lingkungan Latihan fisik Nutrisi penyakit Diteliti Tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep 34 yang Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular.Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Santi, 2012). Mekanisme dasar pemijatan pada bayi antara lain pengeluaran beta endokrin yang mempengaruhi mekanisme pertumbuhan, aktifitas nervus vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan dan meningkatkan volume ASI, produksi serotonin meningkatkan daya tahan tubuh, dan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Salah satu mekanisme pijat bayi yaitu mengubah gelombang otak inilah yang menyebabkan bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan atau konsentrasi. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha. Dengan ini maka kualitas tidur bayi meningkat, tetapi ada bebrapa factor yang bisa mengakibatkan kualitas tidur bayi kurang yaitu faktor lingkungan, faktor fisik, faktor nutrisi dan factor penyakit. 2.6 Hipotesis penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi”. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sebagai cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2012). 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi.Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara factor resiko dengan efek.Yang dimaksud efek adalah suatu akibat dari adanya factor resiko, sedangkan factor resiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh) (Notoatmodjo, 2012).Tujuan penelitian ini adalah membuktikan adanya hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. 3.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008). 36 Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu itu (Nursalam, 2008). Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Rancangan cross sectional, ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time apporoach). Artinya, setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012). 37 3.3 Kerangka Kerja Penelitian Kerangka operasional diperlukan untuk memudahkan alat kerja penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi Semua bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika sebanyak 20 orang Sampel Menggunakan total populasi yaitu 20 orang Teknik Sampling Sampling jenuh Pengumpulan data Analisa data Hasil penelitian Pembahasan Kesimpulan Publikasi Hasil Gambar 3.1 Kerangka Operasional 38 3.4 Populasi Penelitian 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011).Populasi dalam penelitian ini adalah bayi usia 6-12 bulan yang dipijat di BPM Atika, Amd Keb, yang berjumlah 20 orang. 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteris yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya kan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2011). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Ari kunto, 2006). Karena jumlah populasi yang terbatas maka, dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah semua bayi usia 6-12 bulan yang dipijat di BPM Atika, Amd Keb yang berjumlah 20 bayi. Kriteria inklusi adalah karekteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Bayi umur 6-12 bulan yang dipijat di BPM Atika, Amd Keb. 39 2. Bayi dalam keadaan sehat Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003) : 1. Bayi dengan trauma kepala 3.4.3 Besar sampel Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus pengambilan sampel dari Saryono (2011) : n= N 1+N(d 2 ) Keterangan : n : besar sampel N : besar populasi d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05) 3.4.4 Cara Pengambilan Sampel Sampling adalah proses menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel sampling jenuh artinya teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, karena jumlah populasi relative kecil kurang dari 30 orang. 3.5 Variabel Penelitian Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian 40 tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). 3.5.1 Variabel bebas Variabel independen atau variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variable yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2011).Variable bebas dalam penelitian ini adalah pijat bayi. 3.5.2 Variabel terikat Variabel dependen atau variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2011).Variable terikat dalam penelitian ini adalah kualitas tidur bayi. 3.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003). Tabel 3.1 Definisi Operasional no Variable Definisi Kriteria Skala operasional 1 Variable Hasil jawaban 1. dipijat, jika bayi dipijat independen orangtua 2x15 : terhadap minggunya. Pijat bayi kuesioner menit setiap 2. Tidak dipijat, jika bayi 41 Nominal tentang pijat tidak dipijat 2x15 menit bayi 2 setiap minggunya. Variable Hasil jawaban 1. Nyenyak, jika bayi tidur dependen : orangtua malam Kualitas terhadap terbangun ≤ 3 kali dan tidur bayi kuesioner lama terbangunnya ≤ 1 tentang kualitas jam dan bayi tidak rewel tidur bayi saat bangun pagi. ≥ Nominal 9 jam dan Jumlah jawaban kuesioner ya = 4, tidak = 3. 2. Tidak nyenyak, bayi tidur malam ≤ 9 jam dan terbangun ≥ 3 kali dan lama terbangunnya ≥ 1 jam dan bayi tidak rewel saat bangun pagi. 3.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di BPM Atika, Amd Keb. Waktu penelitian akan dimulai bulan Juni-Juli 2015. 42 3.8 Pengumpulan Data dan Analisis Data 3.8.1 Instrumen Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini dengan kuesionertentang hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. Kuesioner adalah bentuk penjabaran variable-variabel yang terlibat dalam tujuan penelitian dan hipotesis.Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancaran) tinggal memberikan jawaban atau dengan member tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2012). 3.8.2 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data pijat bayi dan kualitas tidur bayi melalui kuesioner tertutup, artinya semua jawaban disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang ada (Arikunto, 2010). 3.8.3 Teknik Analisa Data 1. Editing Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada didaftar pertanyaan (Saryono, 2011). Editing adalah hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan terlebih dahulu. Menurut Notoatmodjo, secara umum 43 editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau koesioner tersebut : a. Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi b. Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca c. Apakah jawabanya relevan dengan pertanyaanya. d. Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan yang lainnya. 2. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disuting, selanjutnya dilakukan peng kodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (Notoatmodjo, 2012). Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden ke dalam kategori (Saryono, 2011). 3. Tabulating Memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel sesuai dengan kriteria (Arikunto, 2010). Tabulating adalah pekerjaan membuat table.Jawaban-jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam table.Langkah reakhir dari penelitian ini adalah melakukan analisa data.Selanjutnya data dimasukkan ke computer dan dianalisis secara statistik (Saryono, 2011). 44 Dalam penelitian ini menggunakan rumus distribusi frekuensi, yaitu : 𝑓 = x 100 % P 𝑁 Dimana : p = angka presentase f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = jumlah frekuensi/banyaknya individu Dalam penelitian ini kode-kode yang telah ditentukan dimaukkan kedalam table sesuai nomer urut responden. Proses tabulasi digunakan crosstab pada tiap variable. 3.2 Tabel Tabulasi data responden No Pijat bayi Kualitas tidur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-20 45 4 Analizing a) Analisis univariate Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2012). b) Analisis bivariate Analisis bivariate yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Menggunakan uji fisher exact probability test untuk membuktikan adanyahubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi taraf kesalahan uji : 0,05 Ho ditolak jika ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi yaitu jika P≤ 0,05. p =(A + B) ! (C + D) ! (A + C) ! (B + D) ! N! A! B! C! D! 3.9 Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan surat pengantar dari Direktur Akademi Kebidanan Muhammadiyah madiun untuk BPM Atika. Penelitian akan dilakukan dengan menekankan pada etika yang meliputi : a. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Lembar persetujuan (inforned consent) tersebut diberikan sebelum penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adala agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya, jika responden bersedia menjadi responden maka mereka 46 diharus menandatangani lembar persetujuan dan jika subyek jika bersedia, maka peneliti harus menghormati hak calon responden (Hidayat, 2007). b. Anonimity (tanpa nama) Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. c. Confidentiality (kerahasiaan) Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian BPM berada didesa Golan, batasan wilayah sebelah utara berbatasan dengan desa teseh, sebelah selatan berbatas dengan desa bakur, sebelah barat berbatas dengan desa klagen dan sebelah timur berbatas dengam sawah. Di BPM tersebut terdapat 1 bidan dan 1 asisten. Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian tentang hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika, Amd Keb. Hasil penelitian ini meliputi karakteristik orang tua menurut pendidikan, pekerjaan dan hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi.Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2015 dengan menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui apakah bayi dipijat atau tidak dan mengukur kualitas tidur bayi. 4.1.2 Data Umum 1. Pendidikan Orang Tua 5% (1 ibu) 55% (11 ibu) 40% (8 ibu) SD SMP SMA Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Pendidikan Orang Tua di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015 4848 Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang tercantum dalam gambar 4.1 diatas didapatkan bahwa dari 20 orang tua, jumlah pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA sejumlah 11 ibu (55%) dan 1 ibu (10%) pendidikan terakhir SD. 2. Pekerjaan Orang Tua 15% (3 ibu) 0% 0% 85% (17 ibu) IRT SWASTA Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Pekerjaan Orang Tua di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015 Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang tercantum dalam gambar 4.2 diatas didapatkan bahwa dari 20 orang tua, jumlah pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 ibu (85%) dan 3 ibu (15%) pekerja swasta. 49 4.1.3 Data Khusus 1. Pijat Bayi 0% 0% 35% (7 ibu) 65% (13 ibu) di pijat tidak pijat Gambar 4.3Distribusi Frekuensi Pijat Bayi di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015 Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang tercantum dalam gambar 4.3 diatas didapatkanbahwa dari 20 bayi sebanyak 13 (60%) bayi yang dipijat dan 7 (35%) bayi yang tidak dipijat. 2. Kualitas Tidur Bayi 40% (8 bayi) 60% (12 ibu) Nyenyak tidak nyenyak Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Bayi usia 6-12 Bulan Di BPM Atika Amd KebTahun 2015 50 Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang tercantum dalam gambar 4.4 diatas didapatkan dari 20 bayi sebanyak 12 (60%) bayi tidur nyenyak dan 8 (40%) bayi tidur tidak nyenyak. 3. Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Hasil penelitian menggambarkan bahwa 13 bayi yang dipijat sebanyak 10 bayi kualitas tidur bayi dikategorikan nyenyak dan 3 bayi tidak nyenyak. Sedangkan 7 bayi yang tidak dipijat 2 bayi dikategorikan tidurnya nyenyak dan 5 bayi tidak nyenyak. Hasil uji fisher exact didapatkan hasil p=0,045 ≤ α=0,05 maka H0 ditolak kesimpulannya ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 612 bulan di BPM Atika. Hasil uji statistic sebagaimana table 4.3 berikut; Table 4.3 Hubungan pijat bayi dan kualitas tidur bayi Di BPM Atika Tahun 2015 Pijat bayi Kualitas Dipijat Jumlah Tidak dipijat Tidur Bayi f % f % f % Nyenyak 10 83,4 2 16,6 12 100 Tidak 3 37,5 5 62,5 8 100 13 65 7 35 20 100 nyenyak Jumlah p = 0,047 ≤ α 0,05 51 4.2 Pembahasan Disini akan dibahas lebih jelas tentang data umum yang berupa karakteristik responden yaitu orang tua dari bayi usia 6-12 bulan dan data khusus yaitu hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika yang hasilnya sudah dijelaskan secara singkat di bab sebelumnya. 4.2.1 1. Data Umum Pendidikan Orang Tua Menurut hasil penelitian pendidikan sebagian besar ibu berpendidikan SMA 11 ibu (55%), 1 ibu (10%) berpendidikan SD, dan 8 ibu (35%) berpendidikan SMP.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam penelitian Indriati (2010) bahwa Pendidikan adalah suatau proses belajar dimana proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, masyarakat menurutAlimul A(2007). Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan ibu, akan mendorong ibu untuk memenuhi kebutuhan tidur bayinya. 2. Pekerjaan Orang Tua Ditinjau dari segi pekerjaan, ibu yang mempunyai pekerjaan akan mempunyai pendapatan sendiri dan akan tetapi membuat para ibu meluangkan waktunya hanya sebentar untk bayinya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu untuk bersama bayinya dan mampu untuk memenuhi kebutuhan tidur bayinya. Dalam penelitian ini banyak ibu yang tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sejumlah 17 ibu (85%),sedangkan 3 ibu (15%) pekerja swasta.Menurut Indriati (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kenaikan 52 tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja menyebabkan menurunnya kesediaan ibu untuk merawat bayinya. 4.2.2 Data Khusus 1. Pijat Bayi Menurut hasil penelitian ini terdapat 65 % bayi dipijat dan terdapat 35 % bayi tidak dipijat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua sudah paham dengan manfaat dari pijat bayi. Hal ini terbukti dari hasil pengumpulan data kuesioner yang terbanyak menjawab “ya” pada pertanyaan tentang pijat bayi. Hal ini sesuai dengan pendapat Roesli (2010) bahwa pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan oreng tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Menurut Nazwa (2015) bahwa pemijatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan anak, memberikan rasa nyaman, serta meningkatkan ikatan kasih saying antara ibu dan anak. 2. Kualitas Tidur Bayi Dalam penelitian ini terdapat 60 % bayi tidur nyenyak dan terdapat 40 % bayi tidak nyenyak. Hal ini bisa terjadi karena adanya beberapa faktor diantaranya : 1. fisik : maturasi otak, lapar dan kenyang, kelainan gigi, telinga, saluran cerna, saluran pernafasan, saluran kemih, otot, tulang, kontak fisik 2. Psikis : tahapan 53 perkembangan anak, pola asuh, bounding, temperamen, aktivitas. 3. Lingkungan : teman bermain, obat, kamar tidur, penerangan, menurut Indriatie (2010) yang dikemukakan dalam penelitiannya. Dari 12 (60%) bayi 10 bayi dipijat dan 2 bayi tidak dipijat. Sedangkan 8 (40%) bayi 7 bayi nyenyak dan 3 bayi tidak nyenyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Roesli (2010) bahwa pemijatan dapat meningkatkan kadar serotonin yang akan menghasilkan melatonin yang berperan dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada malam hari. Serotonin juga akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glukokortikoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress) sehingga bayi yang diberi perlakuan pemijatan akan tampak lebih tenang dan tidak rewel. Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi juga meningkat. 3. Hubungan atara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi Analisa data menggunakan fisher exact dengan hasil tingkat kemaknaan p=0,047 ≤ α 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima kesimpulannya ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika. Hubungan tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Naswa (2015 ) menyatakan bahwapada anak sangat baik bagi kesehatannya. Pemijatan membuat anak lebih santai dan tenang sehingga bisa meningkatkan efektivitas tidurnya. Mengurangi stress dan tekanan, pijatan menenangkan dan menurunkan produksi hormone adrenalin yang selanjutnya akan meningkatkan daya tahan 54 tubuh bayi. Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin dan endorphin, kedua hormone itu dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil. Meningkatkan konsentrasi bayi, umumnya bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap sehingga pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Menurut Roesli (2010) menyatakan bahwa di Thouch research institute, Amerika dilakukan penelitian pada anak yang dilakukan pemijatan dalam 2x15 menit setiap minggunya, dan hasilnya bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram). Selain dari pijat bayi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas tidur bayi, Menurut Perry and Potter (2006) mengatakan bahwa factor lingkungan, latihan fisik, nutrisi dan penyakit juga sangat mempengaruhi kualitas tidur bayi. 4.3 Keterbatasan Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah : 1. Tenaga dan waktu penelitian yang singkat 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini sudah sesuai dengan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan, namun kemungkinan penelitian ini akan 55 menghasilkan data yang lebih baik jika dilakukan pada populasi yang lebih besar dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi. 3. Terbatasnya dan kurangnya pengetahuan serta kemampuan peneliti untuk menjabarkan permasalahan sehingga kedalaman isi penelitian ini kurang sempurna. 4. Belum dilakukan uji validasi pada kuesionernya. 56 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi di BPM Atika, Amd Keb dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Sebagian besar ibu di BPM Atika memijat bayinya. 2. Sebagian besar bayi tidur nyenyak setelah dilakukan pijat bayi. 3. Ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur 5.2 Saran 1. Bagi orang tua/masyarakat Disarankan khususnya orang tua bayi untuk memijat bayinya sendiri dan memenuhi kebutuhan tidur bayinya. 2. Bagi institusi kesehatan Disarankan bidan/tenaga kesehatan bisa memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang pijat bayi agar masyarakat mengetahui manfaat pijat bayi yang mempengaruhi kualitas tidur bayi menjadi lebih baik. Dan memberikan pelayanan pijat bayi kepada masyarakat dengan baik. 3. Bagi peneliti lain Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai factor – factor lain yang mempengaruhi tidur bayi. 57 DAFTAR PUSTAKA Ardhillah, City, Azz. 2012. Segalanya Bayi, Kupas Tuntas Ilmu Bayi A-Z. Yogyakarta: Syura Mediautama Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Hartini. 2009. Kebutuhan Tidur Bayi Dan Anak-Anak. http://berbagisehat.com/index.php/advertorial/index.php?view=artickdancati d=99=baby-a-toddler&id=319=kebutuhantidur-bayidanformat=Pdf (diakses tanggal 19 April 2015 jam 10.00 WIB) Heildenberg, Steven, M.D. 2008. Buku Pintar Perawatan Bayi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Hidayat, AA. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Indriatie. 2009. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12 Bulan Di Polindes Jiyu-Kutorejo Mojokerto. Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media Nazwa, N.U. 2015. Rahasia Ibu Pintar, Panduan Merawat Bayi Pasca Persalinan Sampai 12 Bulan. Yogyakarta: Katahati Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Metodologi Penelitian Ilmu Prasetyono. 2009. Teknik-Teknik Memijat Bayi Sendiri. Yogyakarta: Diva Press Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat Roesli, Utami. 2010. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: PT. Trubus Agriwidya Salsabila, Salwa. 2009. Tips Cerdas Merawat Bayi. Yogyakarta: Luna Publisher Santi, Enidya. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk Tumbuh Kembang Optimal Sehat dan Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher 58 Saryono. 2011. Metodologi penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika Sekartini, Rini. 2012. Buku Pintar bayi. Jakarta: Pustaka Bunda Soedjatmiko. 2006. Pijat Bayi, seberapa penting ? http//www.republika.com.httm (diakses pada 19 April 2015 jam 10.00 WIB) Subakti dan Deri, Rizky. 2008. Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta: Wahyu Media Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA Suririnah. 2009. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama Wahyuni, A. 2008. BAB II Tinjauan Pustaka. http://diglib.unimus.ac.id/files/disk1/III/jtptunimus-gdl-liariadian-5513-33.babi-a.Pdf (diakses tanggal 4 Juni 2015 jam 10.05 WIB) 59 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJAI RESPONDEN Kepada Yth.Calon Responden Penelitian Di BPM Atika Amd Keb Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun : Nama : Sundari, SST.,M.Kes. NBM : 1069337 Bersamaan ini kami menujukan permohonan kepada ibu beserta bayi usia 6-12 bulan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika Amd Keb”. Jawaban yang diberikan terjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu kami berharap ibu memberikan jawaban dengan sejujur-jujurnya. Atas perhatiannya dan kerjasama untuk menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih. Madiun,…….2015 60 Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED COSENT) Kami yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12 Bulan di BPM Atika Amd Keb” yang peneliti lakukan. Nama Ibu/Anak :…………………………………….. Umur :…………………………………….. Alamat :……………………………………. Kami bersedia memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian tersebut dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Demikian surat persetujuan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Madiun…-….-2015 responden 61 Lampiran 3 Lembar Kuesioner Tanggal : Nomer Respoden : Kuesioner Petunjuk : Beri tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih dengan keadaan saat ini ! No Pertanyaan Ya 1 Apakah bayi dipijat 2x15 menit setiap minggu. 2 Apakah bayi tidur malam ≥ 9 jam ? 3 Apakah bayi tidur malam terbangun ≤ 3 kali ? 4 Apakah bayi terbangun lamanya ≤ 1 jam pada malam hari ? 5 Apakah bayi rewel saat akan tidur ? 6 Apakah bayi terlihat bugar dan ceria saat bangun pagi ? 7 Apakah bayi terlihat lemas dan menangis saat bangun dipagi hari ? 8 Apakah bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit tidur kembali ? 62 Tidak Lampiran 4 Kunci Jawaban Kuesioner Dipijat Soal no Nyenyak Soal no Ya 1 Ya 2,3,4,6 Tidak 5,7,8 63 Lampiran 5 Analisa dengan menggunakan uji fisher exact, α 0,05 p= p= p= p= A+B ! C+D ! A+C ! B+D ! N!A!B!C!D! 10+2 ! 3+5 ! 10+3 ! 2+5 ! 20! 10!2!3!5! 479001600 40320 6227020800 (5040 ) 2432902008176640000 .3628800 .2.6.120 12713061322470803374080000000 606133573888700841000000 p = 0,047 64 Lampiran 6 TABEL HARGA FACTORIAL N N! 0 1 1 1 2 2 3 6 4 24 5 120 6 720 7 5040 8 40320 9 362880 10 3628800 11 39916800 12 479001600 13 6227020800 14 87178291200 15 1307674368000 16 20922789888000 17 355687428096000 18 6402373705728000 19 121645100408832000 20 2432902008176640000 65