i HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI
USIA 6-12 BULAN DI BPM ATIKA, A.Md.Keb. KABUPATEN MADIUN
TAHUN 2015
PENELITIAN DOSEN
PENELITIAN DOSEN
Oleh:
SUNDARI, SST.,M.Kes.
NBM. 1069337
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MADIUN
TAHUN 2015
i
HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI
USIA 6-12 BULAN DI BPM ATIKA, A.Md.Keb. KABUPATEN MADIUN
TAHUN 2015
PENELITIAN DOSEN
Disusun Sebagai Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Di Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun
Oleh:
SUNDARI, SST.,M.Kes.
NBM. 1069337
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MADIUN
TAHUN 2015
ii
iii
MOTTO
Bertanggungjawab pada
keputusan yang sudah diambil
iv
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI
USIA 6-12 BULAN DI BPM ATIKA, A.Md.Keb. KABUPATEN MADIUN
TAHUN 2015
Oleh :
Sundari, SST.,M.Kes.
Waktu tidur yang cukup sangat penting bagi anak. Saat tidur, otak
merangsang memori dan pengetahuan baru. Otot, kulit, sistem jantung dan
pembuluh darah, metabolisme tubuh dan tulang mengalami pertumbuhan pesat
saat tidur. Hal ini karena saat itu tubuh memproduksi hormone pertumbuhan
tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan ketika terjaga. Fenomena yang terjadi
dalam kajian akhir-akhir ini menyatakan bahwa kurang dari 20 % dari kelompok
bayi berusia 9 bulan yang dapat tidur tanpa terbangun sedikitnya satu kali
diantara tengah malam dan jam 5 pagi. 72,2 % Orang tua menganggap masalah
tidur pada bayi dan balita adalah masalah kecil, padahal apabila si kecil terganggu
masalah tidurnya maka pertumbuhan dan perkembangan yang optimal akan sulit
dicapai. Faktor yang mempengaruhi tidur adalah penyakit, aktivitas/kelelahan,
nutrisi, dan lingkungan. Pemijatan merupakan salah satu cara untuk membantu
agar tidur bayi menjadi lelap. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisa adanya hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi
usia 6-12 bulan di BPM Atika, Amd Keb.
Jenis penelitian analitik menggunakan rancangancross sectional. Populasi
dan sampel sejumlah 20 orang diambil secara sampel jenuh. Variable independen
adalah pijat bayi.Variable dependen adalah kualitas tidur bayi. Pengumpulan data
dengan cara pengisian kuesioner untuk mengetahui pijat bayi dan kualitas tidur
bayi. Pengolahan data menggunakan uji fisher exact dengan tingkat kemaknaan p
< 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 bayi (65%) yang dipijat dan 7 bayi
(35%) yang tidak dipijat. Kualitas tidur bayi nyenyak sebanyak 12 bayi (60%) dan
8 bayi (40 %) tidak nyenyak. Berdasarkan hasil uji fisher exact dengan hasil p =
0,047 < 0,05 sehingga Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara pijat bayi dengan
kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika, Amd Keb. Disarankan
khusunya orang tua untuk memijat bayinya dan memahami kebutuhan tidur
bayinya. Disarankan bidan/tenaga kesehatan bisa memberikan pendidikan dan
penyuluhan tentang pijat bayi agar masyarakat mengetahui manfaat pijat bayi
yang mempengaruhi kualitas tidur bayi menjadi lebih baik. Dan sesuai dengan
penelitian ini disarankan untuk menggali lebih dalam factor-faktor yang berkaitan
dengan kualitas tidur bayi, karena kualitas tidur bayi tidak hanya dipengaruhi oleh
pijat bayi saja kemungkinan factor lain seperti lingkungan, nutrisi dan penyakit.
Kata kunci : pijat bayi, kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul
Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12 Bulan di
BPM Atika, Amd. Keb. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, diantaranya :
1. Faqih Ruhyanudin, M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku Direktur Akademi
Kebidanan Muhammadiyah Madiun
2. Atika , Amd. Keb selaku pemilik BPM.
3. Rekan-rekan Akbid Muhammadiyah Madiun yang terkait dalam
penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penelitian ini.
Madiun, Agustus 2015
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN. ............................................................................ iii
MOTTO. .......................................................................................................... iv
ABSTRAK. ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………… ............................... x
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang. ............................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah. .......................................................................... 5
1.3 Tujuanpenelitian. ............................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
BAB II TINAJAUAN TEORI
2.1 PenelitianTerdahulu. ...................................................................... 7
2.2 Pijat Bayi. ....................................................................................... 8
2.3 KonsepTidur. .................................................................................. 25
2.4 HubunganantaraVariabelPenelitian. ............................................... 33
2.5 KerangkaKonsep. ........................................................................... 34
2.6 HipotesisPenelitian. ........................................................................ 35
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian. ............................................................................... 36
3.2 RancanganPenelitian. ..................................................................... 36
3.3 KerangkaKerjaPenelitian. .............................................................. 38
3.4 PopulasiPenelitian. ......................................................................... 39
3.5 VariabelPenelitian. ......................................................................... 40
3.6 DefinisiOperasional. ....................................................................... 41
3.7 LokasidanWaktuPenelitian............................................................. 42
3.8 Pengumpulan Data danAnalisa Data. ............................................. 43
3.9 EtikaPenelitian. .............................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian. ............................................................................. 48
4.2 Pembahasan. ................................................................................... 52
4.3 Keterbatasan. .................................................................................. 55
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 57
5.2 Saran. .............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Table 3.1 DefinisiOperasional………………………………………….
41
Table 3.2 TabulasiResponden………………………………………….
45
Tabel 4.1 Hubungan Pijat Bayi Dan Kualitas Tidur Bayi
Di BPM Atika Tahun 2015………………………………………..51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 KerangkaKonsep………………………………………….....
34
Gambar 3.1 KerangkaOperasional…...…………………………………...
38
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Pendidikan Orang Tuadi BPM Atika
Amd Keb Tahun 2015………………………….
48
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Pekerjaan Orang Tuadi BPM Atika
Amd Keb Tahun 2015……………………………………..
49
Gambar 4.3Distribusi Frekuensi Pijat Bayi di BPM Atika Amd Keb Tahun
2015………………………………………………………..
50
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Bayi usia 6-12 BulanDi BPM
Atika Amd KebTahun 2015…………………………..
x
50
DAFTAR LAMPIRAN
1.
LembarPermohonanMenjadi Responden
2.
LembarPersetujuanMenjadi Responden
3.
Lembar Kuesioner
4.
Lembar Kunci Jawaban Kuesioner
5.
Analisa Data Statistik
6.
Table Faktorial
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur adalah hal yang penting (meskipun kita tidak tahu persis apa alasannya).
Meskipun bertahun-tahun telah diadakan penelitian yang serius, para ilmuwan
belum sepenuhnya memahami tujuan tidur sesungguhnya.Beberapa ilmuwan
percaya bahwa tidur itu terjadi ketika kita beralih dari memori-memori yang
pendek menuju memori-memori yang panjang.Tidur sepertinya juga bisa
meningkatkan system kekebalan kita, mungkin itulah mengapa kita merasa seperti
banyak tidur ketika kita sedang sakit dan mengapa kita lebih rentan terserang flu,
sakit tenggorokan, dan beberapa infeksi yang biasa lainnya ketika kita terlalu
lelah. Pada bayi tidur mungkin bisa memberi kontribusi pada perkembangan otak,
menjaga dan mengatur semua kemampuan yang luar biasa dan informasi yang
mereka serap setiap hari. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa anak-anak
mengalami pertumbuhan saat tidur (Heildenberg, 2008).
Fenomena yang terjadi dalam kajian akhir-akhir ini menyatakan bahwa kurang
dari 20 % dari kelompok bayi berusia 9 bulan yang dapat tidur tanpa terbangun
sedikitnya satu kali diantara tengah malam dan jam 5 pagi (Kelly, 2002). Dan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sekartini R, Damayanti M, Sofyani S,
Rismarini, mengenai masalah tidur pada bayi dan balita yang disebarkan di
Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, Batam pada tahun 2004-2005, terungkap
bahwa 72,2 % orang tua menganggap masalah tidur pada bayi dan balita adalah
1
masalah kecil, padahal apabila si kecil terganggu masalah tidurnya maka
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal akan sulit dicapai (Sekartini,
2004).
Waktu tidur yang cukup sangat penting bagi anak.Disebabkan saat tidur, otak
merangsang memori dan pengetahuan baru.Otot, kulit, sistem jantung dan
pembuluh darah, metabolisme tubuh dan tulang mengalami pertumbuhan pesat
saat tidur.Hal ini karena saat itu tubuh memproduksi hormone pertumbuhan tiga
kali lebih banyak dibandingkan dengan ketika terjaga (Nazwa, 2015).
Faktor yang mempengaruhi tidur adalah penyakit, aktivitas/kelelahan,
obat, stress, nutrisi, budaya dan lingkungan. Aktivitas berlebihan yang dilakukan
oleh bayi saat siang hari sering membuat bayi menjadi sering gelisah/rewel
saat tidur malam. Pemijatan merupakan salah satu cara untuk membantu agar
tidur bayi menjadi lelap (Hartini, 2009).
Di Touch Research Institusi Amerika telah dilakukan penelitin pada
sekelompok anak yang dilakukan pemijatan mengalami perubahan gelombang
otak. Pada 20 anak yang dilakukan pemijatan selama 2 x 15 menit dalam jangka
waktu 5 minggu mengalami 50 % perubahan gelombang otak dibanding sebelum
dipijat, perubahan gelombang otak ini terjadi dengan cara menrunkan gelombang
alpha dan meningkatkan gelombang β serta merta sehingga bayi akan tertidur
lebih lelap (Roesli, 2010).
Penelitian Di Touch Research Institusi Amerika juga menemukan bayi yang
mendapatkan pijatan lebih aktif dan waspada, selain itu pijatan menyebabkan
neurologis pada bayi yang dipijat lebih cepat matang daripada bayi yang tidak
2
dipijat. Anak-anak yang mendapatkan sentuhan penuh cinta kasih sejak usia dini
mempunyai ketrampilan bahasa dan membaca, maupun IQ yang lebih kuat. Ini
dibuktikkan pada kajian yang diselenggarakan di Rainbow Babies and Children’s
Hospital di Cleveland, Ohio. Suatu tim peneliti dari Warwick Medical School dan
Institute of Education dari University of Warwick, meneliti 9 macam gerakan
massage yang diterapkan kepada 598 bayi usia dibawah 6 bulan. Dari hasil
penelitian tersebut salah satunya disebutkan bahwa pijatan dapat mempengaruhi
keluarnya hormon tidur melatonin, dimana dengan hormon tersebut bayi dapat
memiliki pola tidur yang teratur (Roesli, 2010).
Pengamatan T. Field seperti dikutip dr. J. David Hull, menyebutkan terapi
pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan, tidur bayipun
bertambah tenang (Kautsar, 2007). Namun kenyataannya pijat bayi ini masih
kurang dalam pelaksanaannya. Sebagian besar bayi dipijat hanya saat sakit saja.
Beberapa rumah sakit di Amerika Serikat, Cina, Filipina, Hong Kong sudah
memasukkan pijat bayi ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Beberapa
rumah sakit di Indonesia yang sudah memasukkan pijat bayi ke dalam
sistem
pelayanan
adalah
beberapa
Rumah Sakit/Rumah Bersalin di
Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Medan. Pemijatan dilakukan
oleh bidan. Pijat bayi diyakini merupakan salah satu stimulasi sentuhan (touch)
yang bisa membantu mengoptimalkan pertumbuhan bayi(Subakti,2008).
Laporan tertua tentang seni pijat bayi untuk pengobatan tercatat di Papyrus
Ebers, yaitu catatan kedokteran zaman mesir kuno. Di India juga ditemukan AyurVeda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum masehi) yang menuliskan
3
tentang pijat, diet, dan olahraga, sebagai cara penyembuhan utama masa itu.
Selain itu, sekitar 5000 tahun yang lalu pakar dokter di Cina dari Dinasti Tang
meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang
penting (Roesli, 2010).
Sebenarnya, pijat telah dipraktekkan hampir diseluruh dunia sejak dahulu kala,
termasuk diindonesia.Seni pijat diajarkan secara turun temurun walaupun tidak
diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh demikian
positif pada tubuh manusia (Roesli, 2010).
Pijat bayi mempunyai efek yang positif dan banyak manfaatnya yang telah
diuji secara ilmiah. Manfaat pijat bayi antara lain adalah: meningkatkan berat
badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat
bayi tidur lebih lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
(bonding), dan meningkatkan produksi ASI. Efek pijat bayi antara lain: efek
biokimia, dan klinis/fisik (Roesli, 2010).
Pijat pada bayi menurut Prasetyono (2009) mampumemberikan rasa aman,
menciptakan hubungan emosi dan sosial yang baik antara ibu dan bayi. Pijat bayi
merupakan terapi sentuh yang sudah dikenal sejak lama dan diwariskan secara
turun temurun. Gerakan-gerakan pada pijat bayi juga sangat bervariasi. Berbagai
riset mengenai pijat bayi telah dilakukan, antara lain riset yang menemukan
peningkatan lama tidur pada bayi yang diberikan terapi pijat (Aprilia, 2009). Hal
ini membuktikan
bahwa pijat bayi memiliki manfaat untuk memberikan
kenyamanan, sehingga bayi dapat memiliki waktu tidur yang lebih lama. Dampak
lebih lanjut dari pijat bayi adalahmengurangi rewel saat terbangun dan
4
meningkatkan konsentrasi bayi. Melihat bahwa manfaat pijat bayi cukup banyak,
maka dirasakan sangat penting melakukan pijat bayi sebagai salah satu bentuk
stimulasi perkembangan.
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan pada bulan Mei didapatkan 20 ibu
dan bayinya berumur 6-12 tahun yang berkunjung di BPM Atika untuk
memijatkan bayinya. Dari kunjungan tersebut didapatkan 7 bayi (35 %) tidak
mengalami gangguan tidur dan 13 bayi (65 %) sebelum dipijat mengalami
gangguan tidur, tetapi setelah dilakukan pemijatan bayi mengalami peningkatan
kualitas tidur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut;
Apakah ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi pijat bayi.
2. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi yang dipijat.
3. Menganalisa hubungan pijat bayi dengan kualitas tidur bayi.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya keluarga supaya melakukan sendiri pemijatan
pada bayinya karena sentuhan dari keluarga sendiri lebih bermanfaat bagi
bayi.
2. Bagi insitusi kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meninjau kembali
pelaksanaan peran bidan dalam memberikan pendidikan dan pelayanan
kepada masyarakat tentang manfaat dan hasil pijat bayi.
3. Bagi peneliti lain
Memberikan sumbangan pemikiran pada peneliti lain, dapat digunakan
sebagai dasar referensi penelitian selanjutnya
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu oleh indriatie, enung mardiana h., yekti nuzulia
(2009) berjudul “Pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan
di polindes jiyu-kutorejo Mojokerto”, dengan menggunakan model rancangan
eksperimental ulang non-random. Populasinya bayi usia 6-12 bulan 52 bayi,
Pengambilan sampel secara
quota sampling
sebanyak 28 bayi.Penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli 2009 sampai 13 Agustus 2009. Variabel
independennya adalah Pijat bayi, variabel dependennya adalah kualitas tidur bayi.
Sebagian besar setelah dilakukan pemijatan kualitas tidur bayi lelap,
sejumlaah 11 bayi (78,5 %). Sedangkan bayi yang tidak dilakukan pemijatan
sebagian besar kualitas tidurnya tidak lelap,sejumlah10 bayi (71,5 %). Setelah
dianalisis dengan uji chi kuadrat didapatkan adanya pengaruh pijat bayi terhadap
kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan.
Dari hasil penelitian kualitas tidur bayi yang dilakukan pemijatan
menunjukkan tidurnya tidak lelap sejumlah 3 bayi (21,5 %). Hal ini bisa terjadi
karena adanya beberapa faktor diantaranya : 1. fisik : maturasi otak, lapar dan
kenyang, kelainan gigi, telinga, saluran cerna, saluran pernafasan, saluran kemih,
otot, tulang, kontak fisik 2. Psikis : tahapan perkembangan anak, polah asuh,
bounding, temperamen, aktivitas. 3. Lingkungan : teman bermain, obat, kamar
7
tidur, penerangan. Hal ini yang menyebabkan bayi di tahun pertamanya sering
terbangun di malam hari. Oleh karena itu diantaranya kontak fisik berupa
sentuhan untuk bayi adalah hal yang tak kalah pentingnya yang dibutuhkan oleh
bayi setelah lelah beraktivitas dipagi dan siang hari (Sinar Harapan, 2003).
2.2 Pijat Bayi
2.2.1 Pengertian
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus
pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang
bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasan serta
sirkulsi darah dan limpha (Subakti, 2008)
Pengalaman pertama yang dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan,
yaitu pada waktu melalui jalan lahir si ibu. Proses kelahiran adalah suatu
pengalaman traumatic bagi bayi karena bayi yang lahir harus meninggalkan rahim
yang hangat, aman, dan nyaman dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu
dunia dengan kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhansentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya, seperti halnya ketika berada di
dalam rahim (suririnah, 2009).
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling
popular.Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan
sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telahsejak awal manusia
diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Santi, 2012).
8
Pijat bayi disebut juga stimulasi touch atau terapi sentuh. Disebut terapi
sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi antara ibu dan
buah hatinya. Sebenarnya, dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia
sejak berabad-abad yang lalu.Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis
gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak
memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan
kasih saying antara orang tua dengan anak. Melalui sentuhan pada kulit
berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi dan tumbuh kembang anak
(Riksani, 2012).
2.2.2 Mekanisme Dasar pemijatan
Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan bayi adalah
penelitian tentang mekanika dasar pemijatan.Mekanisme dasar pijat bayi belum
banyak diketahui.Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai
beberapa teori tentang mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya.
Diajukan beberapa mekanisme untuk menolong menerangkan mekanisme
dasar pijat bayi, menurut Roesli (2010) antara lain :
a. Beta Endorphin Mempengaruhi Mekanisme Pertumbuhan
Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun
1989, Schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian
pada bayi-bayi tikus dan ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan)
ibu tikus kepada bayinya terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini :
9
1) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang menjadi
petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
2) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
3) Penurunan
kepekaan
ODC
jaringan
terhadap
pemberian
hormon
pertumbuhan.
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical betha-endorphine,
yang akan mengurangi pembentukan
hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.
b. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi
yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10)
yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan
insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu
sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak
daripada yang tidak dipijat.
c. Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan Volume ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas
Nervus Vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering
menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti
diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta.
Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini
berdampak positif pada peningkatan volume ASI.
10
d. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormone stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya
penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon
stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
e. Pijat dapat Mengubah Gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan
kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat
mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat
dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram).
2.2.3 Manfaat Pijat Bayi
Menurut ardhillah (2012), manfaat pijat bayi adalah merangsang syaraf
motorik, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan
ketenangan emosional, selain juga menyehatkan tubuh dan otot-ototnya.Bayi yang
dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih
baik.
Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang
menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah. Menurut Salsabila (2009)
manfaat pijat bayi antara lain sebagai berikut :
11
1. Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain :
a. Menurunkan kadar hormon stress
b. Meningkatkan kadar serotonin
2. Selain efek biokimia, pijatan memberikn efek fisik/klinis sebagai berikut :
a. Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system immunitas (sel
pembunuh alami)
b. Mengubah gelombang otak secara positif
c. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan
d. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
e. Meningkatkan kenaikan berat badan
f. Mengurangi depresi dan ketegangan
g. Meningkatkan kesiagaan
h. Membuat tidur lelap
i. Mengurangi rasa sakit
j. Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut)
Beberapa hasil laporan penelitian para pakar mengenai manfaat pijat bayi, yaitu :
1) Meningkatkan berat badan
Penelitian yang dilakukan prof. T. Field dan scafidi (1986 & 1990)
menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature (berat badan 1.280 dan 1.176
gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat
badan per hari 20 % - 47 % lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian
pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali
12
seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari
kontrol.
2) Meningkatkan pertumbuhan
Schanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan menemukan
bahwa tanpa dilakukan rangsangan raba/taktil pada tikus telah terjadi
penurunan hormone perrumbuhan.
3) Meningkatkan daya tahan tubuh
Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam
seminggu selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah dan
toksisitas sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal tersebut dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS.
4) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap
Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, sedangkan pada
waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh.
Di Touch research Institusi Amerika, dilakukan penelitian pada
sekelompok anak dengan pemberian soal matematika. Setelah itu, dilakukan
pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15 menit setiap minggunya
selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya, pada anak-anak tersebut diberikan
lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya memerlukan waktu
penyelesaian setengah dari waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan soal
terdahulu, dan ternyata pula tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50 % dari
sebelum dipijat.
13
5) Membina ikatan kasih saying orang tua dan anak (bonding)
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan mengalirkan
kekuatan jalinan kasih diantara keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan
orang tuaadalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta
kasih secara timbale balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk
secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri.
6) Meningkatkan produksi ASI
Berdasarkan penelitian Cynthia mersmann, ibu yang memijat bayinya
mampu memproduksi ASI perah lebih banyak dibandingkan kelompok
control.Pada saat menyusui bayinya mereka merasa kewalahan karena ASI
terus-menerus menetes dari payudara yang tidak disusukan.Jadi, pijat bayi
dapat meningkatkan volume ASI peras sehingga periode waktu pemberian ASI
secara ekslusif dapat ditingkatkan, khususnya oleh ibu-ibu karyawati.
2.2.4 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi
2.2.4.1 Pelaksanaan Pemijatan Bayi
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesui keinginan
orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari
dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli, 2010).
Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut ini : Pagi hari, pada
saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru dan Malam hari, sebelum
tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
14
2.2.4.2 Persiapan Sebelum Memijat
Menurut
Roesli
(2010),
sebelum
melakukan
pemijatan
harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
a) Tangan bersih dan hangat
b) Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi
c) Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap
d) Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar
e) Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna
melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan
f) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang
g) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
h) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion)
i) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara
j) Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa
dimulai.
2.2.5 Praktek Pijat Bayi
Menurut Roesli(2010) urutan pijat bayi adalah sebagai berikut:
1. Kaki
a) Perahan cara India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul
softball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah
susu.
15
b) Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara
bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal
paha kearah mata kaki.
c) Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai
dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.
d) Tarikan lembut jari
Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak
kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
e) Gerakan peregangan (stretch)
Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari
batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah
tumit. Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki
pada daerah pangkal kaki kearah tumit.
f) Titik tekan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan
telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
g) Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung
kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian.
h) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)
16
Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jarijari lainnya di pergelangan kaki bayi.
i) Perahan cara swedia
Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara bergantian
dari pegelangan kaki ke pangkal paha.
j) Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan Anda. Buatlah gerakan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
k) Gerakan akhir
Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri rapatkan
kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan Anda secara bersamaan pada pantat
dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha
ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
2. Perut
a. Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari
atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain,
pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
c. Bulan- Matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke
17
daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari (M)) beberapa
kali.
Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai
dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama.
Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan
kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).
d. Gerakan I-Love-U
“I”, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”.
“Love”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan
atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
“You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan
berakhir di perut kiri bawah.
e. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)
Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan
jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna
mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
3. Dada
a) Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujungujung jari kedua telapak tangan Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat
18
gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang
selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
b) Kupu-kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan
tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau
ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri
ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
4. Tangan
a. Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu
diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan tidak dilakukan.
b. Perahan cara India
Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan
cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot.
Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti
memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan
bayi.
Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan
tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan
tangan.
Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara
bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.
19
c. Peras dan putar
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
d. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah
jari-jari.
e. Putar jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan
gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap
ujung jari.
f. Punggung tangan
Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut.
g. Peras dan putar pergelangan tangan
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
h. Perahan cara Swedia
Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan.
Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.
Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari pergelangan
tangan kanan bayi ke arah pundak
Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.
20
i. Gerakan menggulung
Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan.
Bentukklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah
pergelangan tangan atau jari-jari.
5. Muka
a) Dahi: menyetrika dahi (Open Book)
Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi.
Tekankan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping
kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.
Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di
daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah
mata.
b) Alis: menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari
untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai
dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.
c) Hidung: senyum I
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari
pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan
membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
21
d) Mulut bagian atas: senyum II
Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan
kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
e) Mulut bagian bawah: senyum III
Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi
seolah membuat bayi tersenyum.
f) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah
rahang bayi.
g) Belakang telinga
Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu
di bawah dagu.
6. Punggung
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri dan
kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan
maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai
ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.
22
b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai
dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan
pantat bayi seolah menyetrika punggung.
c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.
d. Gerakan melingkar
Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecilkecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri
tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di
daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
e. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan Anda pada
punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke
pantat bayi.
7. Gerakan relaksasi
Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersamasama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat
dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi.
Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus, dan melambunglambungkan secara lembut adalah contoh gerakan relaksasi.Sentuhan relaksasi
ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi.
23
8. Gerakan peregangan lembut
Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat
perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi.
Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pijatan. Setiap
gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali.
Berikut ini bentuk gerakn-gerakan peregangan :
a) Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada.
Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini
sebanyak 4-5 kali.
b) Membentuk diagonal tangan-kaki
Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan
tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung
tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki
bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang
sebanyak 4-5 kali.
c) Menyilangkan kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas.
Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri
dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas
sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar.
24
Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat diulang
sebanyak 4-5 kali.
d) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu
tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah perut.Gerakan menekuk lutut ini
dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
e) Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki
secara bergantian.
2.3 Konsep Tidur
2.3.1 Definisi Tidur
Tidur adalah normal, proses alamiah dan merupakan kondisi istirahat yang
diperlukan oleh manusia secara rutin. Keadaan tidur ini ditandai oleh
berkurangnya gerakan tubuh dan penurunan kewaspadaan terhadap lingkungan
sekitarnya (Sekartini, 2012).
Tidur adalah kebutuhan semua manusia dan untuk kesehatan fisik dan
psikologis (Curetonlane & Fontaine, 1997). Tidur merupakan proses perbaikan
dan pertumbuhan jaringan (Maryunani, 2010).
Perubahan yang terjadi selama tidur tidak menyebabkan semua aktivitas
susunan syaraf berkurang, melainkan terjadi perubahan keseimbangan antara
aktivitas dan inaktivitas dari berbagai system saraf di otak.Beberapa fungsi saraf
menjadi inaktif, sementara system yang lain aktif, misalnya sel-sel saraf di korteks
25
otak tidak seluruhnya menjadi inaktif selama tidur. Perubahan ini menyimpulkan
bahwa tidur bukan proses pasif, tetapi merupakan aktifitas yang dapat
dibangkitkan (Sekartini, 2012).
Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi.Ketika baru lahir, bayi
menghabiskan waktunya dengan tidur.Tumbuh kembang bayi sangat tergantung
dari tidur. Tanpa tidur, bayi tidak akan tumbuh secara optimal, karena pada saat
itulah terjadi perbaikan (repair) sel-sel otak dan sekitar 75 % hormone
pertumbuhan diproduksi (Sekartini, 2012).
Tidur mempunyai efek yang besar terhadap kesehatan mental, emosi dan
fisik, serta system imuntias tubuh.Adanya abnormalitas pada otak juga dapat
diketahui dari bagaimana pola tidur anak tersebut. Dan, gangguan tidur akan
mengakibatkan efek sebaliknya (Sekartini, 2012).
Aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang
otak, karena 75 persen hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur. Hormon
pertumbuhan
ini
yang
bertugas
merangsang
pertumbuhan
tulang
dan
jaringan.Selain itu, hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki
dan memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel
saraf otak. Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila si bayi
sering terlelap sesuai dengan kebutuhan tidur bayi. Selain itu, tidur juga
membantu perkembangan psikis emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan
kecerdasan.Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu
mendapat perhatian dari keluarga agar nantinya bayi dapat mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal (Soedjatmiko, 2006).
26
2.3.2 Siklus Tidur
Menurut Maryunani (2010), Tidur dibagi menjadi 2 siklus, yaitu :
1) Tidur REM (tidur aktif)
a. Karakteristik :
-
Ekspirasi dan nadi yang tidak teratur
-
Pergerakan tubuh
-
Pergerakan mata yang cepat dan singkat.
b. Tidur REM ditandai oleh adanya aktivitas. Banyak oksigen digunakan,
suplai darah ke otak meningkat, temperature meningkat, gelombang otak
menunjukkan peningkatan aktivitas. Sensori menstransmisikan impuls
sama seperti saat tidak tidur. Stimulasi visual,auditori, dan vestibular
bergabung diotak membentuk mimpi (Maryunani,2010).
2) Tidur Non-REM (tidur tenang)
a. Karakteristik
b. Selama tidur Non-REM, denyut jantung dan pola nafas teratur. Saat siklus
ini terjadi restorasi fungsi tidur.
c. Terdapat 4 tahap tidur Non-REM, yaitu :
-
Tahap I
: mengantuk, terjadi penurunan kesadaran terhadap dunia
luar.
-
Tahap II
: mudah dibangunkan.
-
Tahap III
: tidur menjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung
sangat stabil, otot relaksasi, gelombang otak sangat lambat
27
-
Tahap IV
: tidur yang paling dalam, sangat sulit dibangunkan, kecuali
dengan stimulus yang kuat.anak dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat lain tanpa terbangun.
Pada bayi baru lahir 50 % tidur REM, pada anak yang lebih besar tidur
REM sekitar 20 %.
2.3.3 Kualitas Tidur Bayi
Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan
selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada
waktu orang itu bangun.Jika kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh
dalam hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur
(Candra, 2005).
Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi
juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun akan
lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi dikatakan mengalami gangguan tidur
jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan
lama terbangunnya lebih dari 1 jam.Selama tidur bayi terlihat selalu rewel,
menangis dan sulit tidur kembali (Wahyuni, 2008).
Para peneliti di Carneigie Mellon University dan University of Pensylvania
menemukan bahwa kuantitas serta kualitas tidur sesungguhnya mempengaruhi
bagaimana orang bisa menjadi sakit. Ciri-ciri bayi cukup tidur, yaitu, ia akan
dapat jatuh tertidur dengan mudah di malam hari, bugar saat bangun tidur, tidak
28
rewel, dan tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan
perkembangannya.
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi.Dampak fisiologi
meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, koordinasi
neuromuskular buruk, proses penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh
menurun. Sedangkan dampak psikologinya meliputi emosi lebih labil, cemas,
tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan menggabungkan pengalamannya lebih
rendah.Namun, kelebihan waktu tidur (terutama tidur tenang) menyebabkan
terjadi penyimpanan energi berlebihan.Anakpun kurang aktif bermain, sehingga
kurang berinteraksi menyebabkan perkembangan emosi dan kognitifnya kurang
optimal (Soedjatmiko, 2006).
Kualitas dan kuantitas tidur bayi berpengaruh tidak hanya pada
perkembangan fisik, juga terhadap perkembangan emosionalnya.Bayi yang tidur
cukup tanpa terbangun lebih bugar dan tidak gampang rewel keesokan harinya
(sekartini, 2012).
Pemenuhan kebutuhan tidur seseorang dapat dilihat dari kuantitas dan
kualitas tidurnya. Kuantitas dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari
semua kelompok usia. Kuantitas tidur adalah waktu atau jumlah tidur seseorang
yang biasanya dihitung dengan jumlah waktu (jam). Sedangkan kualitas adalah
kepuasan
seseorang
terhadap
tidur,
sehingga
seseorang
tersebut
tidak
memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis,
kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih,
29
perhatian terpecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat,
2006).
Bayi baru lahir mulai untuk menjalani kehidupan dengan jadwal tidur dan
aktivitas yang sistematis, dua sampai dengan 3 hari pasca lahir merupakan hal
yang normal bagi bayi untuk tidur terus menerus, yang merupakan fase pemulihan
setelah kelelahan dalam menjalani proses kelahiran. Siklus tidur pada bayi sangat
bervariasi, tetapi berkisar 16-18 jam per hari (Maryunani, 2010)
Pola tidur sangat bervariasi pada masa ini.Umumnya bayi yang aktif tidur
lebih sedikit daripada bayi yang tenang. Umumnya pada usia 3-4 bulan bayi sudah
mengembangkan pola tidur pada malam hari sekurang-kurangnya 9-11 jam. Total
secara keseluruhan tidur bayi adalah lebih dari 15 jam. Jumlah tidur siang pada
bayi sangat bervariasi, umumnya bayi menjalani 2-3 kali tidur siang. Bayi yang
menyusu dengan ASI umumnya tidur lebih panjang serta frekuensi bangun yang
sering bila dibandingkan dengan bayi yang menyusu dengan botol (Maryunani,
2010)
2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur bayi.
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor.Kualitas
tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara yang dapat
mempengaruhinya adalah :
30
1) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi tidur
berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur.Atur
suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur yang meliputi tata cahaya,
ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Anda bisa meletakkan
boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang orangtua atau di kamar
tersendiri.
Hindarkan
juga
suara
bising
yang
membuatnya
mudah
terjaga.Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa
membuatnya sesak.Nyamuk memang sering membuat bayi tidak nyenyak
tidur.Pakailah kelambu yang bisa melindungi bayi dari serangan nyamuk.
Keadaan lampu yang sangat terang akan membuat bayi sulit membedakan
siang dan malam. Keadaan yang gelap akan merangsang otak untuk
memproduksi melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pinela untuk
memberitahu otak bahwa diluar hari sudah gelap.
2) Latihan Fisik
Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih
banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.Hal
tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah
melakukan pemijatan dan mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam
hal ini pemijatan bayi yang dilakukan sebelum waktu tidur membuat tubuh
mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang dapat
31
meningkatkan relaksasi karena pemijatan dapat mempengaruhi keluarnya
hormon tidur melatonin.
3) Nutrisi
Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak
adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI terbukti
mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein
utama pada whey protein yang merupakan protein halus dan mudah dicerna.
Alfa protein kaya akan asam amino essensial yang sangat berguna untuk
tumbuh kembang bayi, terutama triptofan. Triptofan adalah asam amino yang
berperan
dalam
proses
neurotranmitter
dan
pengatur
pola
hidup
(neurobehavioral) dimana salah satu fungsinya adalah mengatur pola tidur.
Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum
kenyang.Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum
tidur.Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, si kecil tidak lagi sering terbangun di
tengah malam. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari kesehatan gigi, kebiasaan
memberikan susu di malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul
(sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI eksklusif). Sebagai gantinya, berikan air
putih jika ia memang haus atau tenangkan bayi agar tidur kembali. Selain itu,
memberikan makanan terlalu banyak pada bayi terutama susu akan membuat
kantong kemih kencang pada malam harinya dan kedaan ini akan membuat
bayi lebih sering terbangun.
32
4) Penyakit
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik dapat
menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau rasa sakit pada
gigi, telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau
tulangnya dapat mengganggu tidur bayi (Perry and Potter, 2006)
2.4 Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur
Pijat bayi dapat mempengaruhi kualitas tidur pada bayi, karena pijatan dapat
mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat
dibuktikan dengan EEG (electro encephalogram).
33
2.5 Kerangka Konsep
Pijat bayi
Mekanisme pijat bayi
a. Beta
Endorphin
Mempengaruhi
Mekanisme Pertumbuhan
b. Aktivitas
Nervus
Mempengaruhi
Vagus
mekanisme
penyerapan makanan
c. Aktivitas
Nervus
Kualitas tidur
Vagus
Meningkatkan Volume ASI
d. Produksi
Serotonin
Meningkatkan
Daya Tahan Tubuh
e. Pijat dapat Mengubah Gelombang
otak
Factor
–
factor
mempengaruhi kualitas tidur
a.
b.
c.
d.
Lingkungan
Latihan fisik
Nutrisi
penyakit
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
34
yang
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling
popular.Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan
sejak berabad-abad silam (Santi, 2012). Mekanisme dasar pemijatan pada bayi
antara lain pengeluaran beta endokrin yang mempengaruhi mekanisme
pertumbuhan, aktifitas nervus vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan dan
meningkatkan volume ASI, produksi serotonin meningkatkan daya tahan tubuh,
dan pijatan dapat mengubah gelombang otak.
Salah satu mekanisme pijat bayi yaitu mengubah gelombang otak inilah
yang menyebabkan bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan atau
konsentrasi. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha
dan meningkatkan gelombang beta serta tetha. Dengan ini maka kualitas tidur
bayi meningkat, tetapi ada bebrapa factor yang bisa mengakibatkan kualitas tidur
bayi kurang yaitu faktor lingkungan, faktor fisik, faktor nutrisi dan factor
penyakit.
2.6 Hipotesis penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara pijat bayi
dengan kualitas tidur bayi”.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian sebagai cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode
ilmiah (Notoatmodjo, 2012).
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik adalah penelitian yang
mencoba
menggali
bagaimana
dan
mengapa
fenomena
kesehatan
terjadi.Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau
antara factor resiko dengan efek.Yang dimaksud efek adalah suatu akibat dari
adanya factor resiko, sedangkan factor resiko adalah suatu fenomena yang
mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh) (Notoatmodjo, 2012).Tujuan penelitian
ini adalah membuktikan adanya hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur
bayi.
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman
atau penuntun pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008).
36
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang
menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan
dependen hanya satu kali pada satu itu (Nursalam, 2008).
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Rancangan cross sectional,
ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor
risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time apporoach). Artinya, setiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variable subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).
37
3.3 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka operasional diperlukan untuk memudahkan alat kerja penelitian
(Notoatmodjo, 2012).
Populasi
Semua bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika sebanyak 20 orang
Sampel
Menggunakan total populasi yaitu 20 orang
Teknik Sampling Sampling jenuh
Pengumpulan data
Analisa data
Hasil penelitian
Pembahasan
Kesimpulan
Publikasi Hasil
Gambar 3.1
Kerangka Operasional
38
3.4 Populasi Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011).Populasi
dalam penelitian ini adalah bayi usia 6-12 bulan yang dipijat di BPM Atika, Amd
Keb, yang berjumlah 20 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteris yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel, kesimpulannya kan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel diambil dari populasi harus betul-betul representative
(mewakili) (Sugiyono, 2011).
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Ari kunto, 2006).
Karena jumlah populasi yang terbatas maka, dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah semua bayi usia 6-12 bulan yang dipijat di BPM Atika, Amd Keb
yang berjumlah 20 bayi.
Kriteria inklusi adalah karekteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Bayi umur 6-12 bulan yang dipijat di BPM Atika, Amd Keb.
39
2. Bayi dalam keadaan sehat
Kriteria
ekslusi
adalah
menghilangkan/mengeluarkan
subjek
yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003) :
1. Bayi dengan trauma kepala
3.4.3 Besar sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel. Besar
sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus pengambilan
sampel dari Saryono (2011) :
n=
N
1+N(d 2 )
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)
3.4.4 Cara Pengambilan Sampel
Sampling adalah proses menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel
sampling jenuh artinya teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel, karena jumlah populasi relative kecil kurang dari 30
orang.
3.5 Variabel Penelitian
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
40
tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
3.5.1 Variabel bebas
Variabel
independen
atau
variable
bebas
adalah
variabel
yang
mempengaruhi atau variable yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2011).Variable bebas dalam penelitian ini
adalah pijat bayi.
3.5.2 Variabel terikat
Variabel dependen atau variable terikat merupakan variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono,
2011).Variable terikat dalam penelitian ini adalah kualitas tidur bayi.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
no
Variable
Definisi
Kriteria
Skala
operasional
1
Variable
Hasil
jawaban 1. dipijat, jika bayi dipijat
independen
orangtua
2x15
:
terhadap
minggunya.
Pijat bayi
kuesioner
menit
setiap
2. Tidak dipijat, jika bayi
41
Nominal
tentang
pijat
tidak dipijat 2x15 menit
bayi
2
setiap minggunya.
Variable
Hasil
jawaban 1. Nyenyak, jika bayi tidur
dependen :
orangtua
malam
Kualitas
terhadap
terbangun ≤ 3 kali dan
tidur bayi
kuesioner
lama terbangunnya ≤ 1
tentang kualitas
jam dan bayi tidak rewel
tidur bayi
saat bangun pagi.
≥
Nominal
9 jam dan
Jumlah jawaban kuesioner
ya = 4, tidak = 3.
2. Tidak nyenyak, bayi tidur
malam
≤
9 jam dan
terbangun ≥ 3 kali dan
lama terbangunnya ≥ 1
jam dan bayi tidak rewel
saat bangun pagi.
3.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di BPM Atika, Amd Keb. Waktu penelitian akan
dimulai bulan Juni-Juli 2015.
42
3.8 Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.8.1 Instrumen
Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini dengan kuesionertentang hubungan pijat
bayi dengan kualitas tidur bayi.
Kuesioner adalah bentuk penjabaran variable-variabel yang terlibat dalam
tujuan penelitian dan hipotesis.Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang
tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan
interviewer (dalam hal wawancaran) tinggal memberikan jawaban atau dengan
member tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2012).
3.8.2 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
pengumpulan data pijat bayi dan kualitas tidur bayi melalui kuesioner tertutup,
artinya semua jawaban disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang
ada (Arikunto, 2010).
3.8.3 Teknik Analisa Data
1. Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
pengumpul data.Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada didaftar pertanyaan (Saryono, 2011).
Editing adalah hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan terlebih dahulu. Menurut Notoatmodjo, secara umum
43
editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
koesioner tersebut :
a. Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi
b. Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau
terbaca
c. Apakah jawabanya relevan dengan pertanyaanya.
d. Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan
yang lainnya.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disuting, selanjutnya dilakukan peng
kodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
angka atau bilangan.Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (Notoatmodjo, 2012).
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden ke dalam
kategori (Saryono, 2011).
3. Tabulating
Memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel sesuai dengan kriteria
(Arikunto, 2010).
Tabulating adalah pekerjaan membuat table.Jawaban-jawaban yang telah diberi
kode kemudian dimasukkan ke dalam table.Langkah reakhir dari penelitian ini
adalah melakukan analisa data.Selanjutnya data dimasukkan ke computer dan
dianalisis secara statistik (Saryono, 2011).
44
Dalam penelitian ini menggunakan rumus distribusi frekuensi, yaitu :
𝑓
= x 100 %
P
𝑁
Dimana :
p
= angka presentase
f
= frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N
= jumlah frekuensi/banyaknya individu
Dalam penelitian ini kode-kode yang telah ditentukan dimaukkan kedalam
table sesuai nomer urut responden. Proses tabulasi digunakan crosstab pada tiap
variable.
3.2 Tabel
Tabulasi data responden
No
Pijat bayi
Kualitas tidur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10-20
45
4 Analizing
a) Analisis univariate
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2012).
b) Analisis bivariate
Analisis bivariate yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012).
Menggunakan
uji
fisher
exact
probability
test
untuk
membuktikan
adanyahubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi taraf kesalahan uji :
0,05 Ho ditolak jika ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi
yaitu jika P≤ 0,05.
p =(A + B) ! (C + D) ! (A + C) ! (B + D) !
N! A! B! C! D!
3.9
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan surat pengantar dari
Direktur Akademi Kebidanan Muhammadiyah madiun untuk BPM Atika.
Penelitian akan dilakukan dengan menekankan pada etika yang meliputi :
a. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan (inforned consent) tersebut diberikan sebelum penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adala agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta
mengetahui dampaknya, jika responden bersedia menjadi responden maka mereka
46
diharus menandatangani lembar persetujuan dan jika subyek jika bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak calon responden (Hidayat, 2007).
b. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BPM berada didesa Golan, batasan wilayah sebelah utara berbatasan dengan
desa teseh, sebelah selatan berbatas dengan desa bakur, sebelah barat berbatas
dengan desa klagen dan sebelah timur berbatas dengam sawah. Di BPM tersebut
terdapat 1 bidan dan 1 asisten.
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian tentang hubungan antara pijat
bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika, Amd Keb. Hasil
penelitian ini meliputi karakteristik orang tua menurut pendidikan, pekerjaan dan
hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi.Pengambilan data
dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2015 dengan menggunakan lembar kuesioner
untuk mengetahui apakah bayi dipijat atau tidak dan mengukur kualitas tidur bayi.
4.1.2 Data Umum
1.
Pendidikan Orang Tua
5% (1 ibu)
55% (11 ibu)
40% (8 ibu)
SD
SMP
SMA
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Pendidikan Orang Tua
di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015
4848
Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang
tercantum dalam gambar 4.1 diatas didapatkan bahwa dari 20 orang tua, jumlah
pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA sejumlah 11 ibu (55%) dan 1 ibu
(10%) pendidikan terakhir SD.
2.
Pekerjaan Orang Tua
15% (3 ibu)
0%
0%
85% (17 ibu)
IRT
SWASTA
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Pekerjaan Orang Tua
di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015
Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang
tercantum dalam gambar 4.2 diatas didapatkan bahwa dari 20 orang tua, jumlah
pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 ibu (85%) dan 3 ibu
(15%) pekerja swasta.
49
4.1.3 Data Khusus
1.
Pijat Bayi
0%
0%
35% (7 ibu)
65% (13 ibu)
di pijat
tidak pijat
Gambar 4.3Distribusi Frekuensi Pijat Bayi
di BPM Atika Amd Keb Tahun 2015
Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang
tercantum dalam gambar 4.3 diatas didapatkanbahwa dari 20 bayi sebanyak 13
(60%) bayi yang dipijat dan 7 (35%) bayi yang tidak dipijat.
2.
Kualitas Tidur Bayi
40% (8 bayi)
60% (12 ibu)
Nyenyak
tidak nyenyak
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Bayi usia 6-12 Bulan
Di BPM Atika Amd KebTahun 2015
50
Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti yang
tercantum dalam gambar 4.4 diatas didapatkan dari 20 bayi sebanyak 12 (60%)
bayi tidur nyenyak dan 8 (40%) bayi tidur tidak nyenyak.
3.
Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas Tidur Bayi
Hasil penelitian menggambarkan bahwa 13 bayi yang dipijat sebanyak 10
bayi kualitas tidur bayi dikategorikan nyenyak dan 3 bayi tidak nyenyak.
Sedangkan 7 bayi yang tidak dipijat 2 bayi dikategorikan tidurnya nyenyak dan 5
bayi tidak nyenyak.
Hasil uji fisher exact didapatkan hasil p=0,045 ≤ α=0,05 maka H0 ditolak
kesimpulannya ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 612 bulan di BPM Atika. Hasil uji statistic sebagaimana table 4.3 berikut;
Table 4.3 Hubungan pijat bayi dan kualitas tidur bayi
Di BPM Atika Tahun 2015
Pijat bayi
Kualitas
Dipijat
Jumlah
Tidak dipijat
Tidur Bayi
f
%
f
%
f
%
Nyenyak
10
83,4
2
16,6
12
100
Tidak
3
37,5
5
62,5
8
100
13
65
7
35
20
100
nyenyak
Jumlah
p = 0,047 ≤ α 0,05
51
4.2 Pembahasan
Disini akan dibahas lebih jelas tentang data umum yang berupa karakteristik
responden yaitu orang tua dari bayi usia 6-12 bulan dan data khusus yaitu
hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM
Atika yang hasilnya sudah dijelaskan secara singkat di bab sebelumnya.
4.2.1
1.
Data Umum
Pendidikan Orang Tua
Menurut hasil penelitian pendidikan sebagian besar ibu berpendidikan SMA
11 ibu (55%), 1 ibu (10%) berpendidikan SD, dan 8 ibu (35%) berpendidikan
SMP.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan dalam penelitian Indriati
(2010) bahwa Pendidikan adalah suatau proses belajar dimana proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, masyarakat menurutAlimul
A(2007). Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan ibu, akan mendorong ibu
untuk memenuhi kebutuhan tidur bayinya.
2.
Pekerjaan Orang Tua
Ditinjau dari segi pekerjaan, ibu yang mempunyai pekerjaan akan mempunyai
pendapatan sendiri dan akan tetapi membuat para ibu meluangkan waktunya
hanya sebentar untk bayinya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja mempunyai
banyak waktu untuk bersama bayinya dan mampu untuk memenuhi kebutuhan
tidur bayinya. Dalam penelitian ini banyak ibu yang tidak bekerja dan menjadi ibu
rumah tangga sejumlah 17 ibu (85%),sedangkan 3 ibu (15%) pekerja
swasta.Menurut Indriati (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kenaikan
52
tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam
segala bidang kerja menyebabkan menurunnya kesediaan ibu untuk merawat
bayinya.
4.2.2 Data Khusus
1.
Pijat Bayi
Menurut hasil penelitian ini terdapat 65 % bayi dipijat dan terdapat 35 %
bayi tidak dipijat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua sudah
paham dengan manfaat dari pijat bayi. Hal ini terbukti dari hasil pengumpulan
data kuesioner yang terbanyak menjawab “ya” pada pertanyaan tentang pijat bayi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Roesli (2010) bahwa pijat bayi dapat segera
dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai keinginan oreng tua. Dengan lebih cepat
mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi
jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia
6-7 bulan.
Menurut Nazwa (2015) bahwa pemijatan adalah untuk meningkatkan status
kesehatan anak, memberikan rasa nyaman, serta meningkatkan ikatan kasih saying
antara ibu dan anak.
2.
Kualitas Tidur Bayi
Dalam penelitian ini terdapat 60 % bayi tidur nyenyak dan terdapat 40 % bayi
tidak nyenyak. Hal ini bisa terjadi karena adanya beberapa faktor diantaranya : 1.
fisik : maturasi otak, lapar dan kenyang, kelainan gigi, telinga, saluran cerna,
saluran pernafasan, saluran kemih, otot, tulang, kontak fisik 2. Psikis : tahapan
53
perkembangan anak, pola asuh, bounding, temperamen, aktivitas. 3. Lingkungan :
teman bermain, obat, kamar tidur, penerangan, menurut Indriatie (2010) yang
dikemukakan dalam penelitiannya. Dari 12 (60%) bayi 10 bayi dipijat dan 2 bayi
tidak dipijat. Sedangkan 8 (40%) bayi 7 bayi nyenyak dan 3 bayi tidak nyenyak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Roesli (2010) bahwa pemijatan dapat
meningkatkan kadar serotonin yang akan menghasilkan melatonin yang berperan
dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada malam hari. Serotonin
juga akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat
glukokortikoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses ini menyebabkan
terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress) sehingga bayi yang
diberi perlakuan pemijatan akan tampak lebih tenang dan tidak rewel. Pemijatan
juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga
nafsu makan bayi juga meningkat.
3.
Hubungan atara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi
Analisa data menggunakan fisher exact dengan hasil tingkat kemaknaan
p=0,047 ≤ α 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima kesimpulannya ada
hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM
Atika.
Hubungan tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Naswa (2015
) menyatakan bahwapada anak sangat baik bagi kesehatannya. Pemijatan
membuat anak lebih santai dan tenang sehingga bisa meningkatkan efektivitas
tidurnya. Mengurangi stress dan tekanan, pijatan menenangkan dan menurunkan
produksi hormone adrenalin yang selanjutnya akan meningkatkan daya tahan
54
tubuh bayi. Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin dan
endorphin, kedua hormone itu dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang
dirasakan si kecil. Meningkatkan konsentrasi bayi, umumnya bayi yang dipijat
akan tertidur lebih lelap sehingga pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih
penuh.
Menurut Roesli (2010) menyatakan bahwa di Thouch research institute,
Amerika dilakukan penelitian pada anak yang dilakukan pemijatan dalam 2x15
menit setiap minggunya, dan hasilnya bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap,
sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Hal ini
disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi
dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta
serta tetha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG
(electro
encephalogram).
Selain dari pijat bayi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas tidur
bayi, Menurut Perry and Potter (2006) mengatakan bahwa factor lingkungan,
latihan fisik, nutrisi dan penyakit juga sangat mempengaruhi kualitas tidur bayi.
4.3 Keterbatasan
Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :
1. Tenaga dan waktu penelitian yang singkat
2. Jumlah sampel dalam penelitian ini sudah sesuai dengan jumlah minimal
sampel yang dibutuhkan, namun kemungkinan penelitian ini akan
55
menghasilkan data yang lebih baik jika dilakukan pada populasi yang lebih
besar dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi.
3. Terbatasnya dan kurangnya pengetahuan serta kemampuan peneliti untuk
menjabarkan permasalahan sehingga kedalaman isi penelitian ini kurang
sempurna.
4. Belum dilakukan uji validasi pada kuesionernya.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai hubungan antara pijat bayi dengan
kualitas tidur bayi di BPM Atika, Amd Keb dapat disimpulkan sebagai
berikut;
1. Sebagian besar ibu di BPM Atika memijat bayinya.
2. Sebagian besar bayi tidur nyenyak setelah dilakukan pijat bayi.
3. Ada hubungan antara pijat bayi dengan kualitas tidur
5.2 Saran
1. Bagi orang tua/masyarakat
Disarankan khususnya orang tua bayi untuk memijat bayinya sendiri dan
memenuhi kebutuhan tidur bayinya.
2. Bagi institusi kesehatan
Disarankan bidan/tenaga kesehatan bisa
memberikan pendidikan dan
penyuluhan tentang pijat bayi agar masyarakat mengetahui manfaat pijat
bayi yang mempengaruhi kualitas tidur bayi menjadi lebih baik. Dan
memberikan pelayanan pijat bayi kepada masyarakat dengan baik.
3. Bagi peneliti lain
Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
lebih lanjut mengenai factor – factor lain yang mempengaruhi tidur bayi.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ardhillah, City, Azz. 2012. Segalanya Bayi, Kupas Tuntas Ilmu Bayi A-Z.
Yogyakarta: Syura Mediautama
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Hartini.
2009.
Kebutuhan
Tidur
Bayi
Dan
Anak-Anak.
http://berbagisehat.com/index.php/advertorial/index.php?view=artickdancati
d=99=baby-a-toddler&id=319=kebutuhantidur-bayidanformat=Pdf (diakses
tanggal 19 April 2015 jam 10.00 WIB)
Heildenberg, Steven, M.D. 2008. Buku Pintar Perawatan Bayi. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Hidayat, AA. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Indriatie. 2009. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 6-12
Bulan Di Polindes Jiyu-Kutorejo Mojokerto.
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media
Nazwa, N.U. 2015. Rahasia Ibu Pintar, Panduan Merawat Bayi Pasca Persalinan
Sampai 12 Bulan. Yogyakarta: Katahati
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Prasetyono. 2009. Teknik-Teknik Memijat Bayi Sendiri. Yogyakarta: Diva Press
Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat
Roesli, Utami. 2010. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: PT. Trubus Agriwidya
Salsabila, Salwa. 2009. Tips Cerdas Merawat Bayi. Yogyakarta: Luna Publisher
Santi, Enidya. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk Tumbuh Kembang Optimal
Sehat dan Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher
58
Saryono. 2011. Metodologi penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sekartini, Rini. 2012. Buku Pintar bayi. Jakarta: Pustaka Bunda
Soedjatmiko. 2006. Pijat Bayi, seberapa penting ? http//www.republika.com.httm
(diakses pada 19 April 2015 jam 10.00 WIB)
Subakti dan Deri, Rizky. 2008. Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta: Wahyu
Media
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA
Suririnah. 2009. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama
Wahyuni,
A.
2008.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka.
http://diglib.unimus.ac.id/files/disk1/III/jtptunimus-gdl-liariadian-5513-33.babi-a.Pdf (diakses tanggal 4 Juni 2015 jam 10.05 WIB)
59
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJAI RESPONDEN
Kepada
Yth.Calon Responden Penelitian
Di BPM Atika Amd Keb
Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Akademi Kebidanan
Muhammadiyah Madiun :
Nama
: Sundari, SST.,M.Kes.
NBM
: 1069337
Bersamaan ini kami menujukan permohonan kepada ibu beserta bayi usia
6-12 bulan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan
antara pijat bayi dengan kualitas tidur bayi usia 6-12 bulan di BPM Atika Amd
Keb”. Jawaban yang diberikan terjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu kami
berharap ibu memberikan jawaban dengan sejujur-jujurnya.
Atas perhatiannya dan kerjasama untuk menjadi responden, saya
mengucapkan terima kasih.
Madiun,…….2015
60
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED COSENT)
Kami yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Pijat Bayi Dengan Kualitas
Tidur Bayi Usia 6-12 Bulan di BPM Atika Amd Keb” yang peneliti lakukan.
Nama Ibu/Anak
:……………………………………..
Umur
:……………………………………..
Alamat
:…………………………………….
Kami bersedia memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam
penelitian tersebut dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Demikian surat persetujuan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.
Madiun…-….-2015
responden
61
Lampiran 3
Lembar Kuesioner
Tanggal
:
Nomer Respoden
:
Kuesioner
Petunjuk
: Beri tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih
dengan keadaan saat ini !
No
Pertanyaan
Ya
1
Apakah bayi dipijat 2x15 menit setiap minggu.
2
Apakah bayi tidur malam ≥ 9 jam ?
3
Apakah bayi tidur malam terbangun ≤ 3 kali ?
4
Apakah bayi terbangun lamanya ≤ 1 jam pada malam
hari ?
5
Apakah bayi rewel saat akan tidur ?
6
Apakah bayi terlihat bugar dan ceria saat bangun pagi ?
7
Apakah bayi terlihat lemas dan menangis saat bangun
dipagi hari ?
8
Apakah bayi terlihat selalu rewel, menangis dan sulit
tidur kembali ?
62
Tidak
Lampiran 4
Kunci Jawaban Kuesioner
Dipijat
Soal no
Nyenyak
Soal no
Ya
1
Ya
2,3,4,6
Tidak
5,7,8
63
Lampiran 5
Analisa dengan menggunakan uji fisher exact, α 0,05
p=
p=
p=
p=
A+B ! C+D ! A+C ! B+D !
N!A!B!C!D!
10+2 ! 3+5 ! 10+3 ! 2+5 !
20! 10!2!3!5!
479001600
40320 6227020800 (5040 )
2432902008176640000 .3628800 .2.6.120
12713061322470803374080000000
606133573888700841000000
p = 0,047
64
Lampiran 6
TABEL
HARGA FACTORIAL
N
N!
0
1
1
1
2
2
3
6
4
24
5
120
6
720
7
5040
8
40320
9
362880
10
3628800
11
39916800
12
479001600
13
6227020800
14
87178291200
15
1307674368000
16
20922789888000
17
355687428096000
18
6402373705728000
19
121645100408832000
20
2432902008176640000
65
Download