BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akidah Akhlak merupakan ilmu yang mempelajari tentang keimanan dan akhlak mulia, mempunyai peran penting dalam rangka pembentukan karakter peserta didik agar menjadi seorang muslim yang shaleh dan menjadi warga negara yang santun sesuai dengan program pendidikan karakter yang saat ini sedang diprogramkan pemerintah. Untuk menguasai dan membentuk generasi muda seperti tersebut di atas, diperlukan penguasaan Akidah Akhlak yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Akidah Akhlak perlu disampaikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar dan sekolah menengah sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik dengan keimanan dan akhlak mulia. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan mengelola dan mengatasi dorongan-dorongan negatif dari dalam diri dan pengaruh sosial budaya sehingga peserta didik memiliki kepribadain yang kokoh dengan keimanan dan memiliki perilaku yang santun dan indah melalui akhlak mulia. Konteks pembelajaran Akidah Akhlak di madrasah, berdasarkan data dan pengalaman mengajar di SMP Darul Muqorrobin Kendal selama ini, sebagian besar peserta didik kelas VII mengalami kesulitan dalam memahami kompetensi asmaul husna sehingga peserta didik mengalami kesulitan menyelesaikan soalsoal materi Asmaul Husna. Hal ini dapat dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar peserta didik, baik dilihat dari tes lisan maupun dari nilai hasil tes formatif maupun tes sumatif. Pada tes lisan peserta didik tidak mampu menghafalkan lafadz asmaul husna, demikian juga ketika disuruh mengartikan lafadz asmaul husna, sebagian peserta didik hanya mampu mengartian beberapa asmaul husna saja, padahal secara keseluruhan jumlah asmaul husna adalah 99 nama-nama Allah yang indah. Sementara pada nilai tes sumatif kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014 semester II nilai terendah 5,75 sedang nilai rata-rata 6,50, rata-rata yang diperoleh lebih rendah jika dibanding rata-rata mata pelajaran lain. Sedangkan untuk nilai tes formatif khususnya 1 2 kompetensi Asmaul Husna nilai terendah 5,00 dan nilai rata-rata 6,75, hasil belajar peserta didik seperti ini terjadi hampir setiap tahun. Padahal KKM mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal adalah 70. Permasalahan rendahnya hasil belajar peserta didik khususnya pada kompetensi Asmaul Husna tersebut memerlukan solusi alternatif agar tidak berlarut-larut. Banyak strategi pembelajaran ditawarkan untuk memudahkan belajar Akidah Akhlak dan mengatasi kesulitan yang ditemui peserta didik dalam menguasai kompetensi Asmaul Husna. Salah satu strategi pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut adalah strategi index card match. Index Card Macth bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Strategi pembelajaran ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan pada strategi pembelajaran dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan. 1 Strategi Index Card Macth merupakan strategi pembelajaran aktif yang relative masih baru dan saat ini sedang kondusif diterapkan di berbagai sekolah atau madrasah. Strategi Index Card Macth sangat efektif diterapkan terutama untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, seperti penguasaan mendiskripsikan Asmaul Husna pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Berdasarkan pembahasan secara runtut di atas permasalahan yang muncul di kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal pada proses pembelajaran Akidah Akhlak penyebabnya sebagai berikut : 1) Salahnya paradigma tentang pembelajaran Akidah Akhlak. Banyak guru berpedoman pembelajaran Akidah Akhlak sekedar pemberian penjelasan melalui ceramah di depan kelas dan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kompetensi peserta didik terhadap materi yang baru disampaikan dan selanjutnya diberikan contoh soal dan latihan memecahkan masalah. Padahal dalam pembelajaran Akidah Akhlak sebenarnya dituntut proses mental yang mampu memberikan andil besar pada kepribadian 1 50 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan, 2008), hlm. 3 peserta didik, seperti tanggung jawab, disiplin, jujur dan lain-lain; 2) Proses pembelajaran yang monoton. Banyak guru mengetahui metode atau strategi pengajaran, namun bisa dikatakan hanya sebagai pengetahuan belaka, sedangkan pada penerapannya jarang dilaksanakan. Metode atau strategi pembelajaran yang sering digunakan ceramah dan penugasan, penggunaan strategi atau metode monoton ini menjadikan peserta didik jenuh mengikuti pelajaran; 3) Tuntutan kurikulum. Hal ini bisa dikatakan sebagai dasar permasalahan guru, jika penyebab di atas ditanyakan kepada guru jawabannya adalah tuntutan kurikulum mengejar materi selesai sesuai pedoman silabus mata pelajaran Akidah Akhlak. Hal ini mengakibatkan siswa mempunyai banyak pengetahuan tetapi miskin kemampuan berpikir, tidak hafal, tidak mampu memahami dan miskin kepribadian, termasuk berjiwa penakut, kurang berani mengambil simpulan dan kurang berani bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menduga bahwa penyebab hasil belajar Akidah Akhlak peserta didik masih rendah sebagai berikut : 1. Minat belajar peserta didik di SMP Darul Muqorrobin terhadap pelajaran Akidah Akhlak masih rendah, karena mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang relatif sulit. 2. Sistem hafalan banyak menekankan pada hafalan-hafalan, sehingga menyebabkan peserta didik cepat bosan dan mudah lupa. 3. Proses pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered), peserta didik hanya duduk, mendengarkan guru, dan mengerjakan perintah guru. 4. Di dalam kelas peserta didik dianggap mempunyai kesamaan baik dari kesiapan belajar, minat belajar, maupun latar belakang sosial ekonomi. 5. Model pengajaran kurang bervariasi dan kurang mengembangkan kreativitas peserta didik untuk menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata. Menghadapi permasalahan pembelajaran sebagaimana identifikasi di atas, sebagai faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya kompetensi Asmaul Husna di atas dan guna menjembatani rendahnya hasil belajar peserta didik pada materi pelajaran tersebut, guru perlu mencari solusi yang tepat agar 4 tujuan pembelajaran Akidah Akhlak dapat tercapai sesuai standar. Untuk itu guru perlu memberikan materi pelajaran dengan pendekatan pembelajaran Index card match., di mana peserta didik dapat menguasai keterampilan menghafal asmaul husna dan memahami kandungan pada Asmaul Husna agar dapat diterapkan dalam realitas kehidupan. Berdasarkan alasana di atas, peneliti tertarik mengangkat tema tersebut dalam penelitian tindakan kelas berjudul ”Implementasi Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk Meningkatakn Hasil Belajar Akidah Akhlak Kompetensi Asmaul Husna Siswa Kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015“. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah- masalah yang muncul pada pembelajaran Akidah Akhlak kompetensi asmaul husna di kelas VI SMP Darul Muqorrobin Kendal sebagai berikut : 1. Pembelajaran akidah akhlak masih diterapkan guru dengan model klasikal yakni guru hanya mentransfer materi pelajaran dan bukan bagaimana kebutuhan belajar peserta didik terhadap materi asmaul husna. Dalam hal ini guru menjadi pusat pembelajaran, sementara peserta didik terkesan pasif menerima mentah-mentah materi dari guru tanpa adanya inisiatif dan kreativitas untuk menyusun pengetahuaanya sendiri tentang asmaul husna dalam perilaku keseharian. 2. Peserta didik beranggapan hasil belajar kompetensi asmaul husna adalah jika mampu menghafal asmaul husna berjumlah 99. Hal ini mengakibatkan pemahaman peserta didik terhadap kandungan nama-nama Allah yang indah itu menjadi kabur, dalam artian peserta didik tidak memahami bagaimana kandungannya diinternalisasikan dalam kepribadian dan tingkah laku. 3. Identifikasi masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak kompetensi asmaul husna yang disebabkan faktor-faktor sebagai berikut : a). Minat belajar peserta didik terhadap pelajaran Akidah Akhlak masih rendah, karena mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang relatif sulit; b) Sistem hafalan banyak menekankan pada 5 hafalan-hafalan, sehingga menyebabkan peserta didik cepat bosan dan mudah lupa; c) Proses pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered), peserta didik hanya duduk, mendengarkan guru, dan mengerjakan perintah guru; d) Di dalam kelas peserta didik dianggap mempunyai kesamaan baik dari kesiapan belajar, minat belajar, maupun latar belakang sosial ekonomi; dan e) Model pengajaran kurang bervariasi dan kurang mengembangkan kreativitas peserta didik untuk menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dikhususkan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak kompetensi Asmaul Husna dengan menerapkan strategi pembelajaran Index Card Match melalui penelitian tindakan kelas di kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini yaitu : “Apakah implementasi strategi index card match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Akidah Akhlak kompetensi Asmaul Husna di kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 ?” E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan : “Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Akidah Akhlak kompetensi Asmaul Husna melalui implementasi strategi index card match di kelas VII SMP Darul Muqorrobin Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015”. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 6 1. Secara Teoritis a. Sebagai bahan masukan bagi pendidik, dan pemerhati pendidikan untuk dijadikan bahan analisis dalam rangka memberdayakan peningkatan kualitas pembelajaran Akidah Akhlak melalui penerapan strategi pembelajaran index card match. b. Mampu menambah keilmuan dan keterampilan tentang penerapan strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif dalam penelitian tindakan kelas, khususnya strategi dan peranann guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak kompetensi asmaul husna melalui strategi index card match. 2. Secara Praktis a. Manfaat bagi peserta didik 1) Terciptanya kondisi pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat terkonsentrasi untuk menangkap materi yang dipelajari dengan mudah. 2) Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar Akidah Akhlak kompetensi asmaul husna. 3) Mendapatkan pemahaman konsep yang benar tentang kompetensi asmaul husna. 4) Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Akidah Akhlak kompetensi asmaul husna melalui penerapan strategi pembelajaran index card match. b. Manfaat bagi guru 1) Meningkatkan kreativitas guru Akidah Akhlak dalam penerapan strategi pembelajaran index card match sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. 2) Sebagai tolak ukur dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas dan motivasi meningkatkan keterampilan memahami strategi pembelajaran yang bervariasi dan bermakna sesuai dengan tuntutan profesionalisme guru. 7 c. Manfaat bagi lembaga/sekolah 1) Memberi masukan dalam menggunakan strategi index card match sebagai inovasi dalam pembelajaran Akidah Akhlak. 2) Memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan proses pembelajaran pada khususnya dan sekolah/madrasah lain pada umumnya. d. Manfaat bagi peneliti 1) Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana memilih strategi pembelajaran menggunakan strategi index card match pada mata pelajaran Akidah Akhlak SMP/MTs, sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak di lapangan. 2) Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah. 3) Peneliti sebagai guru mata pelajaran Akidah Akhlak dapat menanamkan konsep tentang asmaul husna dengan benar. 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [585] Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah. [586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah.