BAB II KAJIAN REPERTOAR A. Sejarah Drumset Alat musik perkusi termasuk dalam golongan alat musik tidak bernada (unpitch) yang sangat beragam jenisnya, salah satunya adalah drumset. Di dalam musik barat istilah drum sendiri lebih digunakan untuk menyebut jenis alat musik perkusi yang menggunakan cylindrical shell atau tabung yang berongga yang terbuat dari kayu maupun logam. Alat musik ini mempunyai dua head atau membran kulit yang dulunya terbuat dari kulit binatang, seperti: kulit sapi, kadal dan ular.1 Sebagian besar instrumen perkusi termasuk dalam kategori membranophone. Membranophone ialah instrumen yang sumber bunyinya berasal dari membran atau head yang bergetar karena dipukul. Macam-macam bentuk dari drum sangat berpengaruh pada suara yang dihasilkan, semakin kecil bentuk tabung drum maka suara yang dihasilkan semakin tinggi dan semakin besar bentuk tabung drum maka suara yang dihasilkan lebih rendah.2 Drumset muncul pada akhir abad ke-19, berawal dari terciptanya pedal pada tahun 1890. Dengan adanya pedal memungkinkan pemain lebih leluasa dalam bermain dan membebaskan tangan si pemain, sehingga dapat memainkan perkusi secara bersamaan. Tahun 1920, kegunaan pedal bass drum menjadi peralatan standar bagi pemain drum jazz sampai pada era sekarang. Susunannya pun terdiri dari bass drum, snare, tom 10”, floor tom 16”, hi-hat dan cymball (crash 16” dan ride 20”). Stick yang digunakannya pun bukan stick kayu melainkan stick yang ujungnya seperti sikat kawat yang dinamakan „brushes’, kegunaan stick ini untuk menciptakan bunyi yang gaduh.3 1 James Blade. Percussion Instrument and their History. (London: Faber and Faber, 1984) hal 50. 2 Marc De Douvan. The Drumset History. http://www.marcdedouvan.com/en/instru.php?instru=drums, 30 juni 2015 3 J. Bradford Robinson “Drum Kit.” Dalam The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 7 (London: Mc Milan Publishers Ltd, 2001), 616617. 7 Kegunaan dari drum pada umumnya dipakai dalam upacara kemiliteran, ritual keagamaan dan hiburan. Drum dimainkan secara ensembel atau kelompok seperti didalam sebuah drum band/marching band dan bisa dimainkan secara perseorangan. Seiring perkembangan jaman, pemain drum menggabungkan beberapa macam drum dari yang berdiameter kecil hingga besar dan menambahkan beberapa instrumen perkusi lain seperti cymbal. Dari penggabungan instrumen drum lebih dikenal dengan nama drumset. Drumset biasanya terdiri dari macam-macam perangkat yang digabung menjadi satu kesatuan yaitu: snare drum, bass drum, tom (small tom dan large tom), cymbal (ride cymbal, hi-hat, crash cymbal, China cymbal, splash, dan cymbal efek) dan hardware (stand/tiang cymbal, pedal bass/kick, pedal hi-hat dan kursi). Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa drumset yang dikenal sekarang sudah hadir sekitar tahun 1930. Bahkan pada tahun 1930- an, sistem tuning (lug casings dan tunable heads) yang baru saja ditambahkan pada tom-tom dan hi-hat masih terhitung baru. Drumset dengan susunan yang sekarang, merupakan tambahan baru pada repertoar pemain perkusi. Hingga pada akhir 1800an, pemain drum dalam sebuah band memainkan salah satu dari bass drum, snare drum atau cymbal. Hal ini membutuhkan 3 orang pemain dan menyita ruang dari panggung yang sudah penuh. Dengan mengikuti era modern, drumset juga mengalami perkembangan susunan, seperti dengan adanya tambahan tom 8”, tom 12”, dan cymbal (splash 10” dan crash 18”). Berikut ini adalah sejarah dan perkembangan drumset dari snare drum, bass drum, tom, cymbal dan hi-hat. 1. Snare Drum Pada abad pertengahan 1300 di Eropa ditemukan snare drum yang dikenal dengan nama tabor. Dimainkan bersamaan dengan fife yang mempunyai 3 lubang. Membran pada tabor memakai kulit anak sapi atau kulit kepala domba. Lalu pada tahun 1332 tercatat keberadaan asosiasi drum dan fife di kota Basel di Swiss. 8 Gambar 1.2. Tabor Tabor ini lebih populer pada abad ke 14 oleh Lansquenet (tentara Swiss) dan diikuti oleh Ottoman Empire (tentara Turki) karena digunakan untuk marching band dan kegiatan militer guna untuk memberikan sinyal tetapi dengan ukuran yang lebih besar dinamakan field drum. Seiring berjalannya waktu, field drum ini menyebar ke negara-negara lain tetapi dengan versi lain. Gambar 1.3. Field Drum Abad 16 di Inggris ditemukan tabor tetapi namanya diganti dengan drome atau drume yang bertujuan untuk menjamu Ratu Elisabeth 1. Lalu terdapat nama lain dari tabor juga yaitu Drunisled atau Drumslade berasal dari Jerman dan Low dari Belanda. Tahun 1558 di Perancis juga ditemukan tabor dengan ukuran dan kedalaman yang berbeda. Tahun 1706 oleh komposer Perancis yang bernama Marin Marais, mempergunakan pertama kalinya snare drum ke dalam orkestra dalam opera Alcyone. Lalu pada tahun 1749, Handel juga menggunakan snare drum dalam Minuet dan Rejouissance untuk Music Royal Firework. Ditempat yang sama pada tahun 1779 oleh Willibald Gluck juga membawakan Iphigenie en Tauride. Abad ke 18, snare drum dimodifikasi dengan kuningan dan ukuran yang lebih kecil untuk menghasilkan suara yang lebih tajam. Kemudian pada tahun 1837 oleh Cornelius Ward (asal Inggris) menemukan metode baru yaitu dipasangkan sekrup disekeliling untuk memperkencang jeratannya. Hal ini 9 menciptakan suara bernada tinggi dan mirip seperti snap. Dengan metode tersebut maka drummer bisa bermain dengan tempo yang cepat dan irama yang lebih kompleks. Abad 19 meningkatnya popularitas snare drum. Di abad ini pula, nama James Blades muncul. Dia adalah seorang timpanist dan percussionist yang berasal dari Inggris. Karirnya dimulai dari umur 19tahun sebagai pemimpin band sirkus. Seiring berjalannya waktu, dia mulai membuat efek suara, bermain di band dansa dan membuat rekaman. Karir cemerlangnya dimulai pada tahun 1940 sebagai pemain perkusi utama di LSO, Melos Ensemble dan Inggris Opera Group. Lalu menjalin kerja sama dengan Benjamin Britten dengan membuat efek suara. Tahun 1956, dia mengalami kecelakaan tetapi dia tidak putus asa. Di tahun 1960, dia menjadi profesor timpani dan perkusi di RAM karena dia melakukan banyak hal untuk meningkatkan standar siswa perkusi dan dia sangat bangga dengan prestasi Evelyn Glennie (anak didiknya). Di tahun 1973 diterbitkannya film seri yang berjudul Wake Me Music dan catatan Blades on Percussion. Lalu abad ini snare drum mengalami modifikasi lagi yaitu mendapat tambahan logam counter hoops untuk mengencangkan membran drum. Pada abad ini, snare drum dikenal sampai sekarang tetapi penggunaannya lebih mengarah ke drum set yaitu gabungan dari alat-alat perkusi (salah satunya snare drum) dan cymbal. Tahun 1950, membrannya mendapat perbaikan yaitu menggunakan plastik yang berkualitas tinggi yang memungkinkan untuk mengontrol suara menjadi yang lebih baik. Sampai sekarang snare drum terus menerus mengalami modifikasi dari bahan, desain shell dan hardware tergantung dari merk produsen drum tersebut. Gambar 1.4. Snare Modern 10 Pada awal abad 20 nama snare drum menjadi umum dan dikenal oleh masyarakat. Tetapi bagian orkestra paling terkenal di mana snare drum mempunyai peranan penting adalah Maurice Ravel dengan judul Bolero pada tahun 1928. Dia memperkenalkan ritme yang dimainkan secara berulang-ulang tetapi dengan tempo yang konsisten. Yang menunjukkan adanya hubungan singkat antara ritme snare dengan tarian tradisional. Gambar 1.5. Ritme Bolero (1928) Dan di abad ini, snare drum semakin berkembang pesat dan para komposer banyak yang menggunakan snare drum, salah satunya bernama Ives yang dikonserkan dalam 3 tempat yaitu di New England (10 Jan 1931), Concertati Berio (1958-9) dan Concerto Carter untuk Orchestra (1968-9). Kemudian pada abad ini juga, snare drum menjadi komponen penting dalam bermain jazz karena dapat mengolah teknik-teknik bermain dalam snare drum. 1. Strainer Down 2. Strainer Up 3. Shell 4. Tensioning brackets 5. Counter hoop 6. Tensioning screw Gambar 1.6. Konstruksi Snare Keterangan: Strainer Up dan Strainer Down: Mengencangkan atau mengendurkan string atau snappy (kawat yang berada di membran bawah menghasilkan suara derak) dengan tuas. Selain itu, tuas dilengkapi dengan sekrup yang memungkinkan untuk penyesuain ketegangan tali. 11 Shell: Ini adalah badan dari snare drum tersebut. Pada umumnya bahan shell menggunakan kayu atau logam dan bisa juga dengan plastik (akrilik). Tensioning brackets, Counter hoop dan Tensioning screw: Membantu mengencangkan membran supaya menghasilkan suara yang bagus dan enak didengar. 2. Bass Drum Pada abad ke-14 di Mediterania Timur bass drum ditemukan dan sering disebut dengan davul atau tabl turki. Davul ini berbentuk silinder dengan menggunakan double-head (terdiri dari 2 lapis pada permukaan). Gambar 2.1. Davul/tabl turki Sampai pada abad ke-18 bass drum ini tetap langka di Eropa. Tetapi ketika meniru dari grup musik Turki Janissary dari militer Eropa, bass drum ini mulai dikenal. Percobaan awal tahun 1680 di Freschi opera Berenice vendicativa, bass drum ditampilkan. Lalu diikuti pada awal abad ke-18 oleh Gottfried Finger berjudul Concerto alla turchesta, tahun 1761 di Le cadi dupe oleh komposer klasik Gluck dan diikuti juga oleh Mozart di Die Entfuhrung tahun 1782, dengan Haydn di Military Symphonynya (1793-1794) dan oleh Beethoven dalam bukunya Kesembilan Symphony (1822-1824). Bass drum digunakan dalam orkestra sampai pada abad ke-19 dengan bass drum yang berbentuk batang kayu silinder dengan panjang kurang lebih 50cm. Alat musik ini dinamakan long drum. Lalu pada abad pertengahan, bass drum ini menggunakan tali yang berbentuk huruf V yang dirangkai untuk memperkuat dan memperlemah tegangan. Bass drum ini terus digunakan sebagai alat militer band sepanjang abad 18 sampai awal abad ke-19. Dalam perkembangan bass drum pada tahun 1890-an, penemuan pedal bass drum memungkinkan drummer untuk memainkan dua instrumen. Pedal bass 12 drum awal dapat dikelompokkan pada dua kategori, yakni pedal yang digantung pada tepi rim atas, dan pedal yang dipasang pada tepi rim bawah. Model yang digantung dioperasikan oleh sebuah kawat, tangkai atau kabel yang menghubungkan pedal yang terletak di lantai. Namun karena sebagian besar bass drum yang digunakan berukuran 26” atau lebih besar, maka panjangnya tangkai pemukul menghasilkan suara pukulan yang lemah.4 Pada tahun 1909 pedal bass drum dikembangkan oleh William F. Ludwig di Chicago. Bass drum menjadi bagian penting dari perkusi jazz dan diikuti dengan berkembangnya teknik permainan bass drum dengan pedal. Pedal bass drum memungkinkan bagi pemain drum untuk memainkan instrumen lain, seperti snare drum, cymbal dan bass drum. Pengelompokkan drumset ini akhirnya menyebar dan digunakan dalam genre big band, be-bop combo, rock dan musik pop. 3. Tom Tom merupakan jenis drum yang berasal dari Afrika. Tom ini digunakan oleh penduduk pribumi untuk memberi sinyal ke sukunya agar waspada. Mereka dapat membuat drum dari gading yang dilubangi dan membrannya terbuat dari kulit hewan, mereka juga menciptakan berbagai irama dan pola sesuai dengan ciri khas Afrika. Sekitar 2000 SM, bangsa Yunani menjalin hubungan dengan Afrika. Mereka mempelajari drum yang berasal dari Afrika dan membawa sebagian pulang, tetapi bangsa Yunani tidak terlalu tertarik. Mereka jarang menggunakan drum tersebut. Namun kemudian, bangsa Romawi datang. Kerajaan Romawi tumbuh semakin besar sekitar 200 SM, mereka telah menjajah Yunani dan Afrika bagian selatan. Bangsa Romawi juga mempelajari drum. Bangsa Romawi tertarik dan mulai menggunakan drum untuk pasukan dan orkestra mereka. Namun walaupun mereka manggunakan drum Afrika, mereka tidak menggunakan irama dan pola yang sama, sehingga nuansa Afrika pun hilang dari musik bangsa Romawi. 4 John Alridge. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal. 5. 13 Tahun 1990an, tom digunakan dalam drumset dan sebagian besar alat musik di tahun ini dipakai sebagai musik teater. Sehingga para pemain drum dituntut untuk menghasilkan efek suara sesuai dengan aksi panggung yang sedang berlangsung. Para pemain drum menambahkan peralatan tambahan lainnya yang menghasilkan efek-efek suara yang beragam. Setelah bass drum, cymbal dan snare drum, tom seperti China tom menjadi salah satu suara efek pelengkap. Gambar 3.1. China Tom China tom adalah jenis tom berasal dari Cina. Tom ini terdiri dari satu head atau yang dilapisi dengan kulit dan tidak menggunakan hoop sehingga langsung ditempelkan pada badan tom. Drum yang tidak memiliki kumparan snare di bawah head dikategorikan sebagai tom, antara lain: conga dan bongo. Sampai pada awal 1930, china tom secara perlahan tergantikan oleh tom modern yang mempunyai single head yang dapat ditata dan berkembang lagi dengan tom yang memiliki head yang terpasang pada bagian atas dan bawah.5 4. Cymbal Nama cymbal (Cimbel atau cymbel) berasal dari bahasa latin cymbalum yang awal mulanya berasal dari Yunani (kumbalon). Cymbal berasal dari Asia dan termasuk instrumen perkusi tertua. Kegunaan cymbal digunakan untuk ibadah dan ritual (misalnya upacara pemakaman dan keagamaan). Cymbal pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada Abad Pertengahan oleh Saracen (adalah istilah yang digunakan oleh orang Kristen yang berasal dari Eropa terutama pada abad pertengahan untuk merujuk kepada orang yang memeluk agama Islam (tanpa memperdulikan ras atau sukunya)) lalu dibawa ke 5 John Alridge. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal. 25. 14 daerah Spanyol dan Italia Selatan. Pada era modern, nama cymbal ini sempat memudar dikarenakan seni memalu telah ditinggalkan. Meskipun demikian, penggambaran cymbal dapat ditemukan dalam miniatur-miniatur pada abad pertengahan sampai sekitar abad ke-15. Abad ke-19 terhitung dari tiga puluh tahun terakhir cymbal akhirnya ditetapkan sebagai bagian perkusi. Instrumen tersebut digunakan sangat efektif oleh Ludwig van Beethoven (Symphony ke-9), Wolfgang Amadeus Mozart (The Abduction from the Seraglio, 1782), Georges Bizet (Carmen), Piotr I. Tchaikovsky (Romeo and Juliet, Fantasy-overture, 1870, rev. 1880) dan Franz Liszt (Mazeppa).6Dalam orkestra, penggunaan cymbal lebih menekankan pada aksen musik yang penting, tetapi juga dapat digunakan bersamaan dengan bass drum sebagai instrumen pengiring ritme. 1. Hi-hat Hi-hat dikembangkan tahun 1926 oleh Barney Walberg dari Perusahaan aksesori drum Walberg dan Auge agar dapat dimainkan bersamaan dengan tangan dan kaki. Pada awal mulanya hi-hat disebut clangers yaitu cymbal kecil yang terpasang pada pinggiran bass drum dan dipukul dengan lengan pedal pada bass drum. Kemudian clangers berkembang lagi dengan nama snowshoes pedal yang terdiri dari dua papan bergantung dengan cymbal pada ujung yang saling berbenturan. Berikutnya adalah low-boy atau low-hat, yang mirip dengan stand hihat modern dan perbedaannya hanya pada jarak tinggi rendahnya antara cymbal dengan lantai. Pada peralihan abad ke-20, Vaudeville orchestra mengadakan pertunjukkan, tetapi karena tempatnya terlalu sempit dan keterbatasan dana maka pemain perkusi yang biasanya terdiri dari 3 orang, antara lain memainkan snare drum, bass drum dan cymbal dirangkap menjadi satu orang saja. Berbagai macam model bass drum dirancang, namun demikian sebagian besar menggunakan model dengan pemukul kedua untuk membunyikan cymbal yang dipasang pada 6 Sejarah “cymbal” yang diulas dalam laman Vienna Symphony Library. http//www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (11 Mei 2015) 15 hoopbass drum. Alat musik ini “clang”. disebut clanger yang menghasilkan bunyi 7 Gambar 5.1. Clanger Seiring perkembangan jaman, para pemain drum menginginkan bunyi cymbal yang lebih ramai sehingga cymbal mendapat perubahan dan muncul dengan nama pedal snowshoe. Konstruksinya hanya terdiri dari dua cymbal yang disusun diantara dua papan berbentuk kaki dengan engsel. Pemainnya menyelipkan kakinya ke dalam sebuah tali (sehingga dinamakan snowshoe) dan dapat menghasilkan bunyi “crash” atau “chick” tergantung dari cara memainkannya. Gambar 5.2. Snowshoe 7 John Alridge. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal. 22. 16 Gambar 5.3. Snowshoe modern Snowshoe berkembang ke versi yang lebih canggihnya yaitu Low-boy atau Low-hat yang dirancang oleh Walberg and Auge. Rancangan Low-boy mirip dengan hi-hat jaman sekarang, Perbedaannya hanya pada cymbal bagian bawah mempunyai tinggi 9” dari lantai. Cymbal standar yang digunakan pada Low-boy pada umumnya sekitar 10” dengan bell besar yang berdiameter sampai 5”. Gambar 5.4. Low-boy Di pertengahan tahun 1930-an, nama hi-hat muncul dan mulai digemari di komunitas drum sehingga Low-Boy ditinggalkan dan menjadi sejarah. Sampai pada akhir 1960-an, cymbal hi-hat standar yang digunakan berdiameter 14”. Gambar 5.5. Hi-hat 17 B. Sejarah Perkembangan Genre Musik 1. ALTERNATIVE ROCK Alternative rock sering disebut juga indie rock atau indie movement. Istilah ini berhubungan dengan kelompok-kelompok musik yang tidak masuk ke dalam genre mainstream dan ada sejak awal dekade 80. Walaupun corak band-band indie variatif dan jarang terdengar di radio, namun umumnya mereka berkisar di area corak punk. Grup-grup penting dari tahun 80-an di dalam alternative movement antara lain: R.E.M., Sonic Youth, The Smiths, Pixies dan banyak lagi yang lain. Banyak artis yang terikat kontrak dengan label indie, mereka membangun aliran musik underground dengan menggunakan sarana promosi radio kampus, majalah fans dan dari mulut ke mulut. Walaupun grup-grup ini tidak pemah berhasil dalam penjualan album, mereka memberikan pengaruh yang kuat untuk generasi musisi pendatang pada tahun 80-an dan berhasil secara komersial pada dekade 90. Beberapa corak subgenre yang menonjol dari aliran ini seperti jungle pop, gothic rock, college rock dan indie rock.8 2. SUB-GENRE JAZZ DEKADE 70 Keanekaragaman jazz menunjukkan perkembangan dengan menyerap pengaruh berbagai kebudayaan, world music, musik klasik dan wilayah rock serta musik pop. Di awal dekade 70, artis-artis musisi seperti Keith Jarrett, Paul Bley, the Pat Metheny Group, Jan Garbarek, Ralph Towner dan Eberhard Weber tergabung dalam label rekaman ECM telah membentuk format musik chamber yang baru dan artistik, menampilkan umumnya alat musik akustik dan menggabungkan beberapa elemen kebudayaan non-barat dan musik rakyat. Corak ini sering kali disebut Eropean Jazz walaupun pemain-pemainnya banyak yang berasal dari Amerika Serikat. Musik genre Jazz-rock atau Fusion menjadi kian populer dan berhasil meraih market secara luas. Jazz merambah ke dalam 8 Gilang Ramadhan, Alternative Rock (Jakarta: Gilang Ramadhan Studio Drummer, 2007), 36. 18 berbagai corak musik kontemporer menciptakan subgenre-subgenre yang tak dapat dikategorikan secara khusus.9 3. ROCK AND ROLL Istilah ini pertama kali digunakan oleh Alan Freed, seorang DJ Cleveland, Ohio USA, diambil dari lagu berjudul “My Baby Rocks Me with a Steady Roll” (1922) karya Trixie Smith. Rock and Roll berkaitan dengan tradisi di dalam suatu blues, suatu bentuk populer yang berevolusi dari genre rhythm and blues. Musik rock and roll memiliki karakter suara gitar elektrik, ritme yang kuat dengan aksen “off-beat” serta menggunakan lirik berorientasi pada makalah remaja. Pada jaman keemasaan tahun 1955-1964, sejarah musik rock and roll dimulai oleh Bill Haley dan His Comets dan sedikit informasi tentang rekaman rhythm and blues yang mereka gunakan sebagai model. Sub-genre rock ini tidak muncul secara tiba-tiba tanpa latar belakang yang jelas, melainkan berevolusi secara lambat sampai ke titik ketika sebuah penampilan, publikasi atau rekaman menarik peminat untuk mengapresiasikan kualitas corak musiknya yang unik. Contohnya rekaman album Wyonnie Harris pada tahun 1947 berjudul “Good Rocking Tonight” adalah salah satu dari sekian banyak “rhythm records” dibuat pada akhir dekade 40-an. Dan ketika Elvis Presley merekam kembali lagu tersebut pada tahun 1954, dengan pendekatan yang berbeda dan hasilnya seolah-olah seperti lagu karya baru. Apa yang membuatnya seperti baru dan berbeda adalah konteksnya. Tanpa eksplorasi sejarah perjalanan musik pop kulit hitam, musik country dan western, relasi antar ras, perkembangan teknis dan industri musik, kita akan mengambil konklusi bahwa musik rock and roll tercipta secara tiba-tiba. Kita dapat menelusuri karakter musik Afrika yang dibawa ke Amerika pertama kali pada tahun 1619 dan bagaimana musik Afrika melebur dengan musik Eropa yang di bawa oleh kolonialis. Kisah interaksi musik ini berkaitan musik populer Amerika termasuk lagu-lagu perkebunan oleh Stephen Foster, ragtime 9 Gilang Ramadhan, Sub-Genre Jazz Dekade 70 (Jakarta: Gilang Ramadhan Studio Drummer, 2007), 14. 19 karya Scott Joplin, musik blues Bessie Smith, lagu-lagu jazz Count Basie dan “the jump bands” Louis Jordan. Pengetahuan dari arus musik populer Amerika memberikan celah untuk kita dapat mengerti bahwa musik rock and roll adalah hasil percampuran berbagai aspek musikal yang alami. Rock and roll dapat di uraikan sebagai suatu genre musik yang berevolusi di Amerika Serikat pada akhir dekade 40 yang menjadi populer pada awal tahun 1950, kemudian menyebar ke seluruh dunia secara instan. Saat ini telah berkembang menciptakan berbagai subgenre yang secara sederhana masuk ke dalam kategori rock. Dengan irama dasar boogy woogie ritme blues yang menekankan pada aksentuasi “back-beat” yang ditandai dengan permainan snare drum. Rock and roll awal dimainkan dengan satu atau dua gitar elektrik bass elektrik dan drum. Keyboard menjadi umum ditambahkan pada awal dekade 50 dan saxophone digunakan sebagai instrumen lead yang kemudian digantikan oleh gitar elektrik pada pertengahan dekade 50. Irama boogy woogy piano dari era big band mendominasi musik populer Amerika pada dekade 40 kuat pengaruhnya pada rock and roll. Popularitas musik rock and roll di seluruh dunia mengakibatkan pengaruh sosial yang kuat. Lebih daripada hanya sebuah genre musik, rock and roll telah mempengaruhi gaya hidup, fashion, sikap dan bahasa. Banyak bintang-bintang rock and roll seperti Elvis Presley membuat film atau televisi di dalam karir musikalnya.10 4. PROGRESSIVE ROCK Grup-grup progresif menerapkan eksperimen selangkah lebih maju dari formula standar musik rock, seperti percobaan dengan alat-alat non-konvensional, format lagu dan corak musik. Setelah King Crimson menciptakan album musik “in the Court of Crimson King” pada tahun 1969, kelompok progresif mengambil unsur-unsur musik dari klasik, jazz, elektronik sampai musik eksperimental. Lagu-lagu progressive rock mencakup musik yang harmonis tonal, atonal atau 10 Gilang Ramadhan, Rock And Roll (Jakarta: Gilang Ramadhan Studio Drummer, 2007), 29-30. 20 disonan dan struktur yang kompleks. Beberapa berhasil meraih market yang luas seperti grup Yes, Jethro Tull, Emerson Lake and Palmer, Genesis. Band-band progressive rock termasuk: Barclay James Harvest, Bill Bruford, Camel, Can, Caravan, Marillion, Electric Light Orchestra, Emerson, Lake Palmer, Faust, Genesis, Gentle Giant, Gong, Jethro Tull, King Crimson, Magma, The Nice, Pavlov's Dog, Procol Harum, Rush, Steve Hillage, Soft Machine, dan U.K.11 C. Analisis Repertoar 1. Analisis repertoar “Overture 1928” karya Dream Theater Dream Theater adalah grup band bergenre progressive rock dan terbentuk tahun 1985 di Berklee College of Music di Massachusetts, Boston. Personilnya meliputi John Petrucci (gitar), John Myung (bass), Mike Portnoy (drum), James LaBrie (vocal) dan Jordan Rudess (keyboard). Hasil karyanya berjudul Overture 1928 merupakan bagian dari album kelima berjudul Metropolis Part 2:Scenes from a Memory yang dirilis tanggal 26 oktober 1999 di BearTracks Studios, New York. Pada album tersebut merupakan alur cerita dari lagu-lagu yang berjudul Regression, Overture 1928, Strange Deja Vu, Through My Words, Fatal Tragedy, Beyond This Life, Through Her Eyes, Home, The Dance of Eternity, One Last Time, The Spirit Carries On dan Finally Free. Bagian Overture 1928 merupakan cuplikan (trailer) dari album Metropolis Part 2:Scenes from a Memory dengan menggabungkan lagu Regression, Overture 1928, Strange Deja Vu, Home, The Dance Eternity dan One Last Time. Kisahnya berawal dari mimpi, mimpi yang selalu menghantui Nicholas disaat dia sedang tertidur pulas. Dia ketakutan dan pergi ke ahli hipnoterapi, disitu dia bercerita tentang mimpi yang selalu menghantuinya dan terapi pun dimulai. Memasuki tahun 1928 didalam mimpinya, dia bertemu dengan seorang wanita yang diketahui namanya, Victoria. Nicholas bertanya kepada Victoria, “Hai, maukah anda menjelaskan kenapa saya bisa berada disini?” Namun wanita 11 Gilang Ramadhan, Progressive Rock (Jakarta: Gilang Ramadhan Studio Drummer, 2007), 33. 21 tersebut hanya diam dengan tatapan mata yang berkaca-kaca seperti ada sesuatu yang ia pendam dan sangat menyakitkan. Kemudian lama-kelamaan Victoria bercerita bahwa ia berselingkuh dengan Edward Baynes (The Miracle), saudara kandung Julian Baynes (The Sleeper). Julian Baynes adalah kekasih dari Victoria yang diketahui oleh masyarakat bahwa ia meninggal dunia karena kecanduan alkohol dan sifatnya yang suka berjudi yang tak kunjung membaik. Tetapi disaat yang bersamaan jasad Victoria ditemukan berdampingan dengan Julian. (Kembali kemasa sekarang) Nicholas tersentak dan terbangun dari terapinya, ia penasaran dengan bukti-bukti pembunuhan yang ia temukan dengan banyak keganjilan yang terjadi. Nicholas terus berpikir dan bertanya-tanya, apakah Victoria meminta bantuannya untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya? Lalu apa hubungannya Nicholas, Victoria, Julian dan Edward? Selanjutnya bagaimana hubungan Victoria dengan Edward?” Semua masih menjadi teka-teki Nicholas untuk membuktikan apa yang sebenarnya terjadi. Lagu ini terdiri dari beberapa bagian: Intro : bir. 1-8 A : bir. 9-16 B : bir. 17-24 C : bir. 25-33 D : bir. 34-41 E : bir. 42-49 F : bir. 50-57 B‟ : bir. 58-65 G : bir. 66-74 H : bir. 75-81 I : bir. 82-86 Ending : bir. 87-100 Pada lagu ini dalam birama 1 menit ke 02:14 sampai birama 7 diawali dengan sukat 4/4 dan intro yang dimainkan secara unison dengan instrument lainnya secara berulang-ulang dengan pola ritme sextuplets penggabungan notasi 1/16, 1/4 dan 1/8. 22 Gambar C.1.1. Pola ritme unison Didalam intro ini dinamika cressendo dimainkan kemudian terdapat perpindahan sukat 4/4 menuju 2/4 dalam birama 7 ke birama 8 dan terjadi penambahan aksen pada snare drum di birama tersebut untuk mencapai klimaks di dalam intro. Gambar C.1.2. Pengembangan pola unison Pada bagian A terdapat 8 birama (birama 9-16) yang terdiri dari satu pola ritme yang berulang-ulang. Bagian pola pertama terdiri dari 4 birama (birama 912) yang menggunakan not ¼ pada ketukan pertama di crash cymbal dan ketukan selanjutnya pada ride cymbal. Pada pola kedua yaitu pengembangan dari pola pertama pada ride cymbal yang menggunakan not 1/8 dan pada birama 16 terdapat pengembangan not 1/16 untuk menujukkan perpindahan pola selanjutnya. Gambar C.1.3. Pola ritme bagian A 23 Pada bagian B terdapat 8 birama (birama 17-24) yang menggunakan teknik independent dengan penggabungan beberapa not. Birama 20 adanya penambahan fill in untuk melanjutkan ke birama selanjutnya. Gambar C.1.4. Pola ritme bagian B Pada bagian C terdapat 9 birama (birama 25-33) yang mempunyai sukat 3/4 pada birama 25-31 dan berpindah sukat 5/4 pada birama 32, tetapi dengan adanya perpindahan sukat, pola ritme drumnya tetap sama hanya berbeda cara menghitungnya saja. Pada birama 28 terdapat penambahan variasi pada snare drum berupa sextuplets dan birama 33 terjadi perpindahan sukat 4/4 dengan pola tutti yang dimainkan sebanyak satu birama dan pola tersebut sama seperti pola pada intro. Gambar C.1.5. Pola ritme bagian C 24 Pada bagian D terdapat 8 birama ( birama 34-41). Birama 34-40 merupakan bagian solo keyboard yang diiringi dengan alunan alat musik lainnya yang dimainkan secara sederhana, terutama pada bagian drum yang memainkan pola ritme sederhana pada snare drum dan variasi di bass drum. Gambar C.1.6. Pola ritme bagian D Pada birama 41 merupakan fill in pada bagian D yang menggunakan penggabungan not yang bervariasi untuk menuju ke bagian E. Gambar 1.6.1. Pola Fill in bagian D Selanjutnya pada bagian E terdapat 8 birama (birama 42-49), bagian ini merupakan solo gitar yang bernuansa lebih tenang daripada pola lainnya. Pada bagian ini pola ritme drum menggunakan not 1/4 yang dimainkan di open hi-hat untuk menutupi bagian yang terlalu sepi, sehingga tidak merusak suasana rancak yang sudah dibangun dari awal lagu. Pada ketukan keempat terdapat bagian sinkopasi pada snare drum untuk menambah variasi. Pada bagian E mempunyai dua fill in pada birama 45 dan birama 49 untuk memperhalus ke birama selanjutnya. Gambar C.1.7. Pola ritme bagian E 25 Gambar C.1.7.1. Pola fill in pertama bagian E Gambar C.1.7.2. Pola fill in kedua bagian E Pada bagian F terdapat 8 birama (birama 50-57) yang mengalami perpindahan sukat dimulai dari 4/4 ke 3/4 dilanjutkan ke sukat 4/4 kembali ke 3/4 dan diakhiri dengan sukat 4/4 tetapi diiringi dengan dua pola ritme sama yang dimainkan secara berulang-ulang. Pada birama 57 ketukan ketiga, disisipkan permainan snare drum yang mengarah ke not 1/16 guna untuk menambah variasi ke birama berikutnya. Gambar C.1.8. Pola ritme bagian F Pada bagian B‟ terdapat 8 birama (birama 58-65), merupakan pengembangan pola ritme bagian B yang dimainkan pada floor tom dan tom. Pengembangan pola ritme B‟ lebih mengarah pada perpindahan permainan snare drum dan bass drum tetapi tetap mempunyai pola yang sama seperti pola ritme bagian B dan birama 61 terdapat penambahan variasi sextuplets pada bass drum. 26 Gambar C.1.9. Pola ritme bagian B‟ Pada bagian G terdapat 9 birama (birama 66-74) yang merupakan bagian solo gitar kedua. Pola ritme drumnya pun lebih bervariasi dan mendapat penambahan not 1/16 pada hi-hat dan dibirama selanjutnya pada tom dengan pola yang sama. Pada birama 69 dan birama 73 merupakan fill in untuk ke birama selanjutnya. Gambar C.1.10. Pola ritme bagian G Gambar C.1.10.1. Pola fill in pertama bagian G Gambar C.1.10.2. Pola fill in kedua bagian G 27 Selanjutnya pada bagian H terdapat 7 birama (birama 75-81) yang mengalami perpindahan sukat dimulai dari 4/4 menuju ke sukat 3/4 lalu ke sukat 4/4 dan kembali ke sukat 2/4 tetapi tetap mempunyai pola ritme dasar yang sama. Perbedaannya hanya cara menghitung dan pada sukat 4/4 ketukan pertama dimulai dari bass drum dan terdapat sinkopasi di setiap ketukan pertama, ketiga dan keempat. Sedangkan sukat 3/4 lebih disederhanakan. Kemudian birama 79 dan birama 80 merupakan fill in yang dimainkan secara unison dengan instrumen lainnya. Pada birama 81 terdapat tanda istirahat selama 2 ketuk. Gambar C.1.11. Pola ritme bagian H Pada bagian I terdapat 5 birama (birama 82-86) yang mempunyai 2 bagian pola ritme. Bagian pertama mempunyai sukat 4/4 yang menggunakan not 1/8 dan not 1/16. Pada bagian ini variasi tidak hanya pada snare drum dan bass drum melainkan terdapat juga variasi di ride bell cymbal yang ditandai dengan simbol segitiga hitam dan bersamaan dibunyikan dengan bass drum. Selanjutnya pada bagian kedua mempunyai sukat 7/8, pada pola ini lebih mengutamakan permainan double pedal di bass drum dan ketukan keempat mendapat penambahan variasi snare drum. Gambar C.1.12. Pola ritme pertama bagian I 28 Gambar C.1.12.1. Pola ritme kedua bagian I Selanjutnya pada bagian ending terdapat 14 birama (birama 87-100). Pada bagian ini lebih menonjolkan teknik double pedal sampai akhir lagu. Di birama 87-93 merupakan ending pertama yang menggunakan pola yang sama. Sedangkan pada birama 94 terdapat fill in guna menjembatani untuk menuju ke ending kedua. Lalu pada birama 95 merupakan ending kedua. Ending kedua ini mempunyai pola yang sama seperti ending pertama hanya saja mendapat pengembangan pada hihat berupa not 1/8 tetapi tetap menonjolkan teknik double pedal. Pada birama 99 dan birama 100 merupakan bagian penutup dari lagu dan dimainkan secara unison dengan instrumen lainnya. Gambar C.1.13. Pola ritme ending pertama Gambar C.1.13.1. Pola fill in pada ending pertama Gambar C.1.13.2. Pola ritme ending kedua Gambar C.1.13.3. Pola ritme akhir lagu dan unison 29 2. Analisis repertoar “La Bamba” karya Ritchie Valens La Bamba merupakan salah satu lagu rakyat Meksiko yang pertama kali dinyanyikan oleh Ritchie Valens dan dirilis tanggal 18 oktober 1958. Dimasa itu, lagu ini merupakan era awal bagi lagu bergenre rock and roll yang sangat terkenal sehingga masuk peringkat 40 besar di Amerika Serikat. Kemudian tahun 1987 dipopulerkan kembali oleh grup band Los Lobos. Lagu ini terdiri dari beberapa bagian: Intro : bir. 1-4 A : bir. 5-15 B : bir. 16-20 C : bir 21-28 A‟ : bir. 29-34 D : bir. 35-58 Ending : bir. 70-76 Pada birama 1 ketukan ketiga sampai birama 4 diawali dari intro yang bersukat 4/4 dan dimulai dari instrumen gitar, sehingga drum hanya mengisi bagian fill in yang dimainkan secara triplet pada birama 3 ketukan ketiga sampai birama 4 ketukan pertama untuk menuju bagian A. Gambar C.2.1. Pola ritme intro Pada bagian A terdapat 11 birama (birama 5-15) merupakan pola dasar dari keseluruhan lagu yang terdiri dari dua birama yang berulang-ulang. Bagian ini merupakan penggabungan not 1/4 dan 1/8. Pada bagian ini menggunakan pola ritme dasar yaitu birama 5 ketukan pertama tangan kanan dimainkan menggunakan not 1/8 yang diawali dengan crash cymbal dan selanjutnya dimainkan dengan cara open hi-hat supaya memunculkan suasana keruh (senang) dan bass drum dimainkan pada ketukan pertama, keduanya n dan ketiga. Sedangkan tangan kiri memainkan snare drum pada ketukan kedua dan improvisasi dilakukan menggunakan tom dan floor tom. 30 Gambar C.2.2. Pola ritme bagian A Selanjutnya, pada lagu ini mempunyai 2 penggunaan untuk memainkan fill in dapat menggunakan triplet ataupun 1/16. Fill in dimainkan tidak mutlak seperti yang tertulis, tetapi lagu ini mempunyai 3 alternatif cara untuk memainkan fill in, yaitu ketukan ketiga menggunakan triplet dan ketukan keempat menggunakan not 1/8, alternatif lain menggunakan triplet pada ketukan ketiga dan keempat atau bisa juga fill in diisi dengan 1/16 pada ketukan ketiga dan ketukan keempat not 1/8. Gambar C.2.3. Alternatif 3 cara untuk fill in Pada bagian B terdiri dari 5 birama (bir. 16-20). Pola ritme pada bagian ini sama dengan pola dasar tetapi pada bagian B ini mempunyai birama yang sedikit. Gambar C.2.4. Pola ritme bagian B Selanjutnya, bagian C terdiri dari 8 birama (bir. 21-28) merupakan bagian reff dari lagu ini. Pola ritme pada reff ini sama juga dengan pola dasar hanya saja dimainkan di ride cymbal dan pada birama 24 mengalami variasi dengan menggunakan penambahan floor tom. 31 Gambar C.2.5. Pola ritme bagian C Pada bagian D terdiri dari 29 birama (bir.35-58) merupakan bagian solo gitar dan pada bagian ini dimainkan dengan open hi-hat. Pola ritmenya sama dengan pola bagian C. Selanjutnya menuju bagian bridge dengan close hi-hat pada birama 55-58 untuk kembali menuju bagian A. Gambar C.2.6. Pola ritme bridge bagian D Selanjutnya, bagian ending terdiri dari 9 birama (bir. 70-76) merupakan bagian penutup dari sebuah lagu. Bagian ini dimainkan di ride cymbal dan dengan ending flam pada snare drum. Gambar C.2.7. Pola ritme ending Analisis struktural pada lagu ini merujuk pada perpindahan akord dikarenakan terlalu simplenya serta pola ritme yang sama pada drum sehingga kurang bisa sebagai acuan analisis dari pola ritme tersebut. 32 3. Analisis repertoar “Freedom at Midnight” karya David Benoit David Benoit adalah pianis jazz asal Amerika dan merupakan komposer dan produser dari Los Angeles, California. Lagu “Freedom at Midnight” dirilis tahun 1987 merupakan salah satu hasil karyanya yang terbaik dan mampu masuk sebagai urutan nomor 5 di Billboard’s Top Contemporary Jazz. Lagu ini terdiri dari beberapa bagian: Intro : bir. 1-4 A : bir. 5-16 B : bir. 17-24 C : bir. 25-34 C‟ : bir. 55-66 Ending : bir. 79-90 Pada bagian intro terdiri dari 4 birama (bir. 1-4) yang diawali dengan iringan keyboard dan mempunyai sukat 4/4. Birama pertama mendapat pengulangan sebanyak 5 kali, kemudian disusul dengan instrumen bass, gitar dan drum. Pola drum pada birama kedua dimulai dengan sinkopasi yang dimainkan dengan crash cymbal dan bass drum. Gambar C.3.1. Pola ritme intro Pada bagian A terdiri dari 12 birama (bir. 5-16) yang dimainkan secara close hi-hat dan dua birama ini merupakan pola dasar dari semua bagian. Setelah perpindahan per bagian selalu diakhiri dengan fill in. Gambar C.3.2. Pola ritme bagian A 33 Bagian B terdiri dari 8 birama (bir. 17-24). Bagian ini merupakan reff dari sebuah lagu. Ketukan pertama diawali dengan sinkopasi yang dimainkan dengan crash cymbal dan bass drum. Pada birama ke 23 merupakan bagian fill in untuk menuju ke bagian C. Gambar C.3.3. Pola ritme bagian B Selanjutnya, bagian C terdiri dari 10 birama (bir. 25-34). Pada bagian ini mempunyai pola ritme yang sederhana dibandingkan dengan pola bagian A dan B dengan memainkan tangan kanan pada ride cymbal untuk memunculkan suasana tenang, bass drum pada ketukan pertama, sinkopasi kedua, ketiga dan snare drum dimainkan pada ketukan dua dan empat. Gambar C.3.4. Pola ritme bagian C Pada bagian C birama 33 dan birama 34 merupakan bagian improvisasi untuk drum dan birama ini sengaja dikosongkan karena penulis ingin menciptakan improvisasi sesuai suasana dipanggung. Setelah improvisasi, alur lagunya kembali ke bagian A, B, A, B dan C‟. Selanjutnya bagian C‟ terdiri dari 12 birama (bir. 55-66). Yang membedakan antara bagian C dan bagian C‟ adalah adanya penambahan 2 birama pada bagian improvisasi untuk menuju ke bagian B. Gambar C.3.4.2. Improvisasi bagian C‟ Selanjutnya pada bagian ending terdiri dari 12 birama (bir. 79-90) merupakan pengulangan permainan pola yang sama dengan bagian C. 34