artikel universitas ngudi waluyo ungaran prodi d

advertisement
ARTIKEL
PERBEDAAN KUALITAS MENYUSU SEBELUM DAN SESUDAH
DILAKUKAN PIJAT BAYI USIA 3-4 BULAN
DI AMOR BABY SPA
Oleh :
RIA ARISKA
NIM. 030216A137
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2017
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
1
PERBEDAAN KUALITAS MENYUSU SEBELUM DAN SESUDAH
DILAKUKAN PIJAT BAYI USIA 3-4 BULAN DI AMOR BABY SPA
Ria Ariska1, Erna Setiawati2, Raharjo Apriyatmoko3
Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo
email: [email protected]
ABSTRAK
Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan paling
popular. Pijat merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah
dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan diduga terapi ini sudah dikenal
sejak awal manusia ada didunia. Pijat telah dipraktikan hampir diseluruh dunia
sejak dahulu kala, termasuk di Indonesia. Seni pijat diajarkan turun temurun,
walaupun belum diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat
memiliki pengaruh yang begitu positif pada tubuh manusia, total waktu pemijatan
itu sendiri disarankan sekitar 15 menit.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental, rancangan penelitian ini
menggunakan one group pretest-posttest karena pada rancangan ini tidak
menggunakan kelompok pembanding (kontrol), sampel berjumlah 12 bayi yang
berusia 3-4 bulan. Penelitian dilakukan selama satu minggu.
Hasil penelitian ini diperoleh nilai p value adalah 0,008 (p < 0,05). Terdapat
perbedaan yang signifikan pijat bayi setelah diberikan perlakuan.
Diharapkan ibu-ibu yang memiliki bayi agar membawa bayinya ke klinik
baby spa yang menyediakan perawatan bayi terutama pijat bayi, setidaknya
seminggu 2 kali agar mendapatakan manfaat yang baik bagi bayi.
Kata Kunci : Kualitas menyusu, Pijat bayi
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
2
THE DIFFERENCE IN QUALITY OF BREASTFEEDING BEFORE AND
AFTER THE BABY MASSAGE IN AMOR BABY SPA
Ria Ariska1, Erna Setiawati2, Raharjo Apriyatmoko3
DIV Midwifery Study Program, Faculty of Health Science
Ngudi Waluyo University
email: [email protected]
ABSTRACT
Baby Massage is the oldest known human touch therapy and most popular.
Massage is the art of health care and treatment that has been practiced since
centuries ago. Even this therapy is suspected to have been kown since the
beginning of the world. Human massage has been practiced almost all over the
world since ancient times included in Indonesia. Massage art is taught from
generation to generation although it is well known that how massage and touch
can have such a positive effect on the human body. The total time of the massage
itself is recommended 15 minutes.
To know the difference between the quality of breastfeeding before and
after baby massage in Amor baby spa Semarang regency using 12 respondents of
babies aged 3-4 months old
The Mcnemar test obtained p value 0,008 (p < 0,05). There are significant
differences in infant massage after masaage.
It is expected that mothers who have babies to bring their babies to a baby
spa clinic that provides infant care, especially baby massage at least twice a week
to get good benefits for babies
Keywords : Breastfeeding Quality, Baby Massage
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
3
PENDAHULUAN
Menyusui merupakan suatu aktivitas yang bisa mendatangkan kebahagiaan
tersendiri bagi ibu, yang memang menjadi kodratnya. Untuk mendukung
keberhasilan menyusui, perlu mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar.
Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan karena kesalahan ibu
dalam memposisikan dan meletakkan bayi saat menyusui. Posisi menyusui dapat
dilakukan dengan beberapa posisi. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. menyusui dengan teknik yang tidak
benar dapat mengakibatkan puting payudara lecet. Salah satu faktor yang sering
dilakukan saat menyusui adalah posisi menyusui yang belum tepat sehingga
mengganggu produksi dan transfer ASI ke bayi Khasanah, (2011) dalam Dian,
(2017).
Dari hasil penelitian United Nation Child’s Fund (UNICEF) dari tahun 2005
hingga 2011 didapati bayi Indonesia yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan
pertama ialah sebanyak 32% dan didapati 50% anak diberikan ASI Eksklusif
sehingga usia 23 bulan. Tetapi persentase ini masih rendah bila dibandingakan
dengan negara berkembang lain seperti Bangladesh didapati 43% anak diberikan
asi eksklusif selama 6 bulan dan 91% anak mendapat ASI sehingga usia 23 bulan
(UNICEF, 2011). Begitu pula yang terjadi di Indonesia, data dari Sentra laktasi
Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia
2007-2010, hanya 48% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Di Indonesia, ratarata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan, sementara pemberian susu
formula meningkat 3 kali lipat. Dan berdasarkan data dari Bappenas tahun 2010
menyatakan bahwa hanya 31% bayi di Indonesia mendapatkan ASI Eksklusif
hingga usia 6 bulan. Terdapat beberapa penyebab rendahnya pemberian ASI
Eksklusif yaitu belum semua Rumah Sakit menerapkan 10 LMKM (Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusui), belum semua bayi lahir mendapatkan IMD
(Inisiasi Menyusui Dini), Jumlah penyuluh ASI masih sedikit 2.921 penyuluh dari
target 9.323 pemyuluh, dan promosi susu Formula yang tergolong gencar
(Bappenas, 2011).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa semua bayi
harus mendapat air susu ibu secara eksklusif sejak lahir, sesegera mungkin sampai
setidaknya usia 4 bulan dan bila mungkin hingga usia 6 bulan. Frekuensi
menyusui harus diberikan sebanyak dan sesering yang diinginkan oleh bayi, baik
siang maupun malam hari dan setidaknya 8 kali (Nindya, 2006). Penelitian
disuatu negara berkembang oleh Emond yang dipublikasikan di Pediatries 30
maret 2006 menunjukkan bawa bila bayi dibiarkan menyusui sendiri dalam waktu
30-60 menit, tidak saja akan mempermudah keberhasilannya menyusui tetapi
menurunkan 22% angka kematian bayi di bawah 28 hari (Roesli, 2006).
Penelitian Lana Kristiane F. Flores (2010) di Australia membuktikan bahwa
bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecenderungan peningkatan
berat badan karena kualitas menyusu bayi yang lebih baik. adapun kualitas
menyusu bayi dengan baik adalah dengan ciri-ciri bayi pada saat menyusu tidak
rewel dan tenang, frekuensi bayi menyusu dengan baik yaitu 8-12 kali perhari,
bayi menghsap puting susu dengan pelan dan kuat dan. Pijat bayi dapat dilakukan
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
4
pada pagi hari dan malam hari. Pijat bayi dapat dilakukan satu kali atau dua kali
seminggu dan dilakukan saat bayi sedang dalam keadaan terjaga dengan baik.
Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan volume ASI, penyerapan makanan
menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi
cepat lapar dan akan lebih sering menyusu pada ibunya sehingga ASI akan lebih
banyak diproduksi. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme
penyerapan makanan, bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus
vagus yang akan menyebabkan peningkatan enzim penyerapan gastrin dan insulin
sehingga menyebabkan penyerapan makanan menjadi lebih baik, sehingga bayi
akan cepat merasa lapar. Bayi yang sering lapar proses menyusu nya akan lebih
sering. Payudara yang sering disusukan akan semakin sering kosong dan payudara
yang sering kosong akan lebih banyak memproduksi ASI. Sehingga pijat bayi
dapat meningkatkan kualitas menyusu dan meningkatkan produksi ASI.
(Penelitian Field dan Scanberg, 1986).
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Meskipun hanya berupa
usapan halus tanpa tekanan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila
pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari
sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak,untuk seluruh tahap
pemijatan secara lengkap perlu disediakan waktu khusus minimal 15 menit.
Hasil studi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada bulan Januari 2017 di
Amor Baby Spa dengan mengambil data pada bulan januari 2017 pengunjung
sebanyak 45 pengunjung. Data tersebut terdiri dari usia 2 bulan sebanyak 4 bayi,
bayi usia 3 bulan sebanyak 12, bayi usia 4 bulan sebanyak 13 yang memang
mengatakan bahwa bayi mereka sering rewel dan kadang tidak mau menyusu,
bayi yang usia 5 bulan sebanyak 4 dan usia 6 bulan sebanyak 7, dan selebihnya
adalah bayi yang berumur lebih dari 6 bulan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan
kualitas menyusu sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi usia 3-4 bulan di
Amor Baby Spa. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimanakah perbedaan kualitas menyusu sebelum dan sesudah dilakukan pijat
bayi usia 3-4 bulan di Amor Baby Spa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan pre-eksperimental, karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen, Populasi penelitian ini didapatkan sebanyak 25 bayi berusia 3-4 bulan
Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 3-4 bulan. Pengambilan
sampel penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditentukan. Sampel penelitian ini berjumlah 12 bayi
yang berusia 3-4 bulan. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
McNemar, hasil dikatakan ada hubungan bila nilai p value < 0,05. Bila hasil
uji McNemar di dapatkan hasil p value > 0,05 maka tidak ada hubungan.
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Karakteristik Responden Menurut Umur
Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden di
klinik amor kabupaten semarang
Umur Responden
3 bulan
4 bulan
Jumlah
Frekuensi (n)
8
4
12
Persentase (%)
66,7%
33,3%
100
Tabel tersebut menunjukan bayi yang berusia 3 bulan sebanyak 8
bayi dengan presentase (66,7%) dan bayi yang berusia 4 bulan sebanyak 4
bayi (33,3%) di Amor Baby Spa
2. Gambaran Distribusi Frekuensi Kualitas Menyusu
Tabel.2 Analisis Kualitas Bayi Menyusu Sebelum Dilakukan Pijat
Bayi Pada Bayi Usia 3-4 Bulan Di Klinik Amor Kabupaten
Semarang
Kategori Kualitas Menyusu
Baik
Kurang Baik
Frekuensi (n)
3
9
Persentase (%)
25,0%
75,0%
Jumlah
12
100
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa kategori kualitas
bayi menyusu sebelum dilakukan pijat bayi pada kategori baik sejumlah 3
responden (25,0%) dan kategori kurang baik sejumlah 9 responden
(75,0%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria Purwani
(2012) yang berjudul pengaruh frekuensi, durasi menyusu bayi dengan berat
badan bayi sebelum dan sesudah di pijat bayi, Berdasarkan hasil analisa data
mengenai frekuensi menyusui, menunjukkan bahwa mayoritas frekuensi
menyusui dalam kategori baik sebesar 74,8% dengan jumlah pemberian ASI
rata-rata 7x per hari.
Frekuensi menyusui harus diberikan sebanyak dan sesering yang
diinginkan oleh bayi, baik siang maupun malam hari dan setidaknya 8 kali.
Penelitian disuatu negara berkembang oleh Emond yang dipublikasikan di
Pediatries 30 maret 2006 menunjukkan bawa bila bayi dibiarkan menyusui
sendiri dalam waktu 30-60 menit, tidak saja akan mempermudah
keberhasilannya menyusui tetapi menurunkan 22% angka kematian bayi di
bawah 28 hari (Roesli, 2006).
Penelitian Lana Kristiane F. Flores (2010) di Australia membuktikan
bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecenderungan
peningkatan berat badan karena kualitas menyusu bayi yang lebih baik.
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
6
adapun kualitas menyusu bayi dengan baik adalah dengan ciri-ciri bayi pada
saat menyusu tidak rewel dan tenang, frekuensi bayi menyusu dengan baik
yaitu 8-12 kali perhari, bayi menghsap puting susu dengan pelan dan kuat.
Pijat bayi dapat dilakukan pada pagi hari dan malam hari. Pijat bayi dapat
dilakukan satu kali atau dua kali seminggu dan dilakukan saat bayi sedang
dalam keadaan terjaga dengan baik.
Pada bayi yang tidak di pijat sering sakit di sebabkan karena tidak
terjadi peningkatan hormon gastrointestinal yang
berfungsi sebagai
penyerapan makanan sehingga bayi menjadi malas untuk menyusu yang
mengakibatkan ASI yang di produksi sedikit se hingga kekebalan bayi tidak
meningkat dan menjadikan bayi sering sakit. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Idha (2010) dalam berita harian Detik Surabaya bahwa dengan
pijatan minimal 1 minggu sekali selama 20 menit maka akan membuat bayi
tenang dan menurunkan produksi hormon adrenalin yang selanjutkan
meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga pada bayi yang tidak di pijat
akan cenderung sering sakit.
B. Analisis Bivariat
1. Gambaran Distribusi Kualitas Menyusu
Tabel.3 Analisis Kualitas Bayi Menyusu Sesudah Dilakukan Pijat
Bayi Pada Bayi Usia 3-4 Bulan Di Klinik Amor Kabupaten
Semarang
Kategori Kualitas Menyusu
Baik
Kurang Baik
Frekuensi (n)
11
1
Persentase (%)
91,7%
8,3%
Jumlah
12
100%
Tabel diatas menunjukan kualitas menyusu setelah dilakukan pijat
bayi untuk kategorik baik sebanyak 11 responden (91,7%) dan kategori
kurang baik sebanyak 1 bayi responden (8,3%). Peneliti melakukan uji
statistik untuk mengetahui bagaimana pengaruh pijat bayi terhadap kualitas
bayi menyusu sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh. Setelah
pemberian pijat bayi 1 minggu 2 kali pijat bayi didapatkan perbedaan hasil
kualitas bayi menyusu antara pre dan post yang signifikan. Kemudian
setelah dilakukan uji data dengan menggunakan uji Mc Nemar maka
didapatkan p=0,008 (p<0,05), maka didapatkan hasil bahwa hipotesis yang
diajukan oleh peneliti dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa pijat
bayi efektif terhadap kualitas bayi menyusu usia 3-4 bulan. Penelitian ini
hampir senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Jin Jing, et al (2007)
yang menyatakan pemberian pijatan dan latihan gerak dapat meningkatkan
frekuensi menyusu dengan bayi usia 6 bulan dengan p=0,010.
Manfaat dari pijat adalah salah satu terapi yang baik bagi bayi di
awal tumbuh kembangnya. Pijat pada bayi telah diketahui memiliki banyak
manfaat salah satunya adalah meningkatkan frekuensi bayi menyusu
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
7
sehingga kualitas menyusu bayi menjadi lebih baik. Pijat bayi bisa
dilakukan sejak bayi lahir. Kekuatan pemijatan biasanya dilakukan bertahap
sesuai dengan usia. pijatan-pijatan yang lembut pada badan bayi membuat
bayi merasakan nyaman. Penelitian internasional yang berudul ABC of
complementar y medicine Massage therapies juga menyebutkan bahwa
manfaat Terapi pijat adalah manipulasi jaringan lunak daerah seluruh tubuh
untuk mewujudkan perbaikan kesehatan, seperti kualitas tidur dan membuat
nyaman bagi tubuh..
Hasil dari penelitian lainnya terkait dengan efektifitas pijat bayi
terhadap berat badan pada bayi usia 6 bulan ini senada dengan penelitian
yang dilakukan oleh Merineherta (2009) yang menyatakan bahwa ada
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan,
yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada bayi yang dilakukan
pemijatan jauh lebih baik dari bayi yang tidak dilakukan pemijatan dengan
nilai p<0,05. Penelitian lain yang dilakukan oleh Lilik Mardiana dan Diah E
M. (2014) selama 2 minggu dengan 6 kali perlakuan, mengambil
kesimpulan sebagai berikut: Kuantitas bayi menyusu usia 3-6 bulan sesudah
dilakukan pemijatan lebih tinggi (rerata 13,77 jam/hari) daripada sebelum
pemijatan (rerata 12,42 jam/hari) dengan rerata peningkatan sebesar 1,29
jam/hari. Sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan terdapat
pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas menyusu bayi usia 3-6 bulan di Desa
Munungrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Penelitian yang
dilakukan Yuliana, Suharto, dan Handayani (2013) kepada bayi usia 3-5
bulan didapatkan peningkatan berat badan bayi dipijat selama 4 minggu
yang dilakukan secara rutin lebih tinggi dibandingkan berat badan bayi yang
tidak dipijat. Hal ini terjadi karena hormon stress pada bayi menurun, maka
bayi dapat menghisap ASI lebih banyak, kualitas menyusunya baik sehingga
produksi ASI meningkat dan berat badan akan meningkat.
SIMPULAN
1. Kategori kualitas bayi menyusu sebelum dilakukan pijat pada kategori baik
sejumlah 3 responden (25,0%) dan kategori kurang baik sejumlah 9
responden (75,0%).
2. Kategori kualitas bayi menyusu sesudah dilakukan pijat bayi pada kategori
baik sejumlah 11 responden (91,7%) dan kategori kurang baik sejumlah 1
responden (8,3%).
3. Uji analisa statistik dengan menggunakan uji McNemar diperoleh nilai p
value adalah 0,008 (p < 0,05) yang berarti pijat bayi efektif terhadap
kualitas bayi menyusu pada bayi usia 3-4 bulan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI,
Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta
Badan Pembangunan Nasional, 2010. (http://els.bappenas.go.id/ 5 Desember
2011)
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
8
BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015.
http://www.4shared.com/get/I45gBOZ/Rencana_Aksi_Nasional_Pangan .
Diakses 8 Januari 2017
Desti.2010. Pemberian asi eksklusif dan penurunan berat badan ibu di wilayah
kerja puskesmas tenayan raya pekanbaru.skripsi
Khasanah, Nur, 2011. ASI atau Susu Formula ya?. Jogyakarta: Flashbook
Mahayu, Putri. 2016. Buku Lengkap Perawatan Bayi Dan Balita.
Yogyakarta: Saufa
Miah & Asri. 2010. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
Umur 0 -3 Bulan Di Bps Saraswati Sleman Yogyakarta. Skripsi: Stikes
Aisyiyah Yogyakarta
Nindya, 2006. Dampak Penurunan ASI Eksklusif Terhadap Kesuburan Seorang
Wanita. www.kalbe.co.id
Paramitha. (2010). Hubungan antara frekuensi menyusui dan status gizi ibu
menyusu dengan kenaikan berat badan bayi 1-6 bulan di puskesmas alalak
sekta Banjarmasin Utara, Skripsi. Universitas Muhammadiyah, Malang.
Pollard, Maria.2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC
Roesli, Utami . 2005. Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif . Jakarta: Pustaka
Bunda.
UNICEF. 2011. ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia dalam
http://situs.kesrepro.info/kia/agu/2006/kia03.htm
World Health Organization. Schistosomiasis and soil transmitted helminths
country
profile:
Indonesia.
Diunduh
dari
:
http://www.who.int/wormcontrol/databank/Indonesia_ncp3.pdf.
Diakses
20 Januari 2017
Perbedaan Kualitas Menyusu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Usia 3-4 Bulan di
Amor Baby Spa
9
Download