PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO,VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), DEBT TO EQUITY RATIO, PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN DIVIDEND KAS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2007 Oleh : Syarifah Zahroh NIM : 204081002239 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 i PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO,VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN DIVIDEND KAS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2007 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Syarifah Zahroh NIM: 204081002239 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof, Dr Ahmad Rodoni MM NIP. 150 317 955 Titi Dewi Warninda, SE, Msi NIP. 150 368 746 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 ii LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, Tanggal 23 Bulan Junii Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syarifah Zahroh NIM: 204081002239 dengan judul skripsi “PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, VOLUME PERDAGANGAN, UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO RETURN TERHADAP SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN DEVIDEN KAS” Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 24 Februari 2009 Tim Penguji Ujian Skripsi Penguji I Penguji II Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda,SE,Msi NIP. 150 317 955 NIP. 150 368 746 Penguji Ahli Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891 iii LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, Tanggal 28 Bulan April Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syarifah Zahroh NIM: 204081002239 dengan judul skripsi “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt To Equity Ratio, Dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2004-2007”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 24 Februari 2009 Tim Penguji Ujian Komprehensif Penguji I Penguji II Indo Yama Nasarudin,SE.,MBA H.M.Arief Mufraini,LC,M.Si Ketua Sekretaris Penguji Ahli Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI 1. Nama : Syarifah Zahroh 2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 03 September 1986 3. Alamat : Perum. Sarua Permai Jl. Diponegoro C.32/12 Benda Baru – Pamulang 4. No Telepon Rumah : 021 – 7416627 5. No Handphone : 0856 – 1086-246 6. Agama : Islam 7. Kewarganegaraan : Indonesia B. DATA PENDIDIKAN 1. Tahun 1992-1998 SDN Benda Baru 01 2. Tahun 1998-2001 SMP Muhammadiyah 22 Pamulang Pamulang 3. Tahun 2001-2004 SMUN 29 Jakarta 4. Tahun 2004-2009 FEIS Manajemen UIN SYARIFHIDAYATULLAH Pamulang Jakarta Selatan Jakarta C. DATA PENGALAMAN ORGANISASI Tahun 2004 : Anggota ROHIS 29 JAKARTA D. DATA PENGALAMAN KERJA Tahun 2007 : Job Training / Magang PPPTMGB”LEMIGAS” Bagian Keuangan dan Rumah Tangga, Divisi Jasa Teknologi (selama 3 bulan) Tahun 2007 : Job Training / Magang Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan – Kelurahan Mampang Prapatan (Selama 1 Bulan) v ABSTRACT This research has purposes : (1). To analyze the effect partial between Dividend Payout Ratio, Firm Size, Trade Volume, Debt to Equity, and Price Earning Ratio upon the stock return which is registered in the Indonesian Stock Exchange. (2). To analyze the effect simultan’s between Dividend Payout Ratio, Firm Size, Trade Volume, Debt to Equity, and Price Earning Ratio upon this stock return which is registered in the Indonesian Stock Exchange. (3). To Analyze the most dominant independent variable upon the stock return. The research is using the secondary data which come from Indonesian Stock Exchange. The researcs is samples are all of registered companies in the Indonesian Stock Exchange from 2004 until 2007 category cash dividend of payment, from the research we can find that Dividend Payout Ratio and Firm Size, But, on the previous research, is the most find Dividend Payout Ratio and Price Earning Ratio is the most dominant analysis variable. Keywords: Dividend Payout Ratio, Firm Size, Trade Volume, Debt to Equity Ratio, and Price Earning ratio vi ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan: (1) Menganalisa pengaruh dividend payout ratio, volume perdagangan, ukuran perusahaan, debt to uquity ratio dan price earning terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2) Menganalisa pengaruh secara simultan antara dividend payout ratio, volume perdagangan, ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan price earning terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (3) Menganalisa variabel independen mana yang paling dominan terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda, Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kategori Pembayaran Dividend Kas mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Pada penelitian yang saya lakukan ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Dividend Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) sedangkan Pada Penelitian sebelumnya ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio. Kata kunci: Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio vii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulilahi Rabbil’ Alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT pemilik segala sesuatu yang ada dibumi dan langit. Atas berkat rahmat dan ridha-Nya, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan ummat dan telah membawa manusia dari alam jahiliyah menuju jalan cahaya, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutpengikutnya hingga akhir jaman. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh Ujian Program Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Dengan segenap kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayah dan bundaku tercinta, terimakasih atas kasih sayang, cinta dan doa yang tak pernah henti untukku. Dan untuk adikku tersayang zaidan yang selalu memberikan semangat untukku. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan-Nya kepada kita bersama. 2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan kesabaran dan ketabahanya. Terima kasih atas semua arahan dan saran yang telah diberikan selama bimbingan hingga selesainya skripsi ini. viii 3. Titi Dewi Warninda, SE, Msi., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan penuh keikhlasan. Terima kasih atas semua arahan dan saran yang telah diberikan selama bimbingan hingga selesainya skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak IndoYama Nasarudin, SE, MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan. 8. Seluruh staf bagian akademik dan perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Terima kasih atas keramahannya dalam memberikan pelayanan. 9. Kepada Abdul Khoer yang selalu memberikan semangat dan semangat dari mulai ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi, makasih untuk semuanya, ipeh gak akan bisa begini tanpa bantuan khoer 10. Kepada Ayuningtyas Puspitasari yang selalu memberikan daku semangat dan semangat dari mulai ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi, Makasih ya buw….dikau tahu bagaimana usahaku,perjuanganku dan pengorbananku selama ini…sangat sulit… 11. Kepada teman-temanku di FEIS 2004 Manajemen, Firman, Rangga, Isra, Hany, Azman, Angga, Erwin, Rere, Srikananda, Tripunk, Yani, Semangat ya,....Doaku selalu menyertai kalian. 12. Kepada teman-temanku di FEIS 2004 Manajemen, Izza, Dcy, Angkis, Nure, Armel, Rikha, nayLa, Semangat ya, Doaku selalu menyertai kalian. 13. Terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. ix Demikianlah dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan penulisan, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun untuk skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Terima Kasih.... Wassalamu’alaikum wr.wb. Jakarta, Juli 2009 Syarifah Zahroh x DAFTAR ISI Halaman Sampul Dalam................................................................................ i Halaman Pengesahan Skripsi ........................................................................ ii Halaman Pengesahan Ujian Skripsi.............................................................. iii Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. iv Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... v Abstract.......................................................................................................... vi Abstrak........................................................................................................... vii Kata Pengantar .............................................................................................. viii Daftar Isi ........................................................................................................ xi Daftar Tabel ................................................................................................. xiv Daftar Gambar .............................................................................................. xv Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12 A. Landasan Teori 1. Pengertian Manajemen Keuangan........................................................ 2. Definisi Dan Tujuan Investasi ............................................................. B. Dividend 1. Pengertian dividend............................................................................ 17 xi 2. Faktor yang mempengaruhi Kebijakan dividend suatu perusahaan..... 3. Kontroversi Kebijakan Dividend......................................................... 4. Macam-macam Dividend.................................................................... C. Dividend Payout Ratio 1. Pengertian Dividend Payout Ratio…………………………………. 2. Pola pembayaran dividend payout ratio…………………………… 3. Prosedur umum pembagian dividend payout ratio…………………. 4. Faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio…………………. 5. Cara menghitung dividend payout ratio……………………………. D. Pengertian Volume Perdagangan .......................................................... 31 E. Pengertian Ukuran Perusahaan (Firm Size) ............................................ 32 F. Pengertian Debt to Equity Ratio ............................................................. 33 G. Pengertian Price Earning Ratio ............................................................. 35 H. Pengertian Return Saham ...................................................................... 36 I. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 39 J. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 43 K. Hipotesis Penelitian............................................................................... 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 45 A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 45 B. Metode Penentuan Sample..................................................................... 45 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 45 D. Metode Analisis Data ............................................................................ 46 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 52 xii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 55 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 55 B. Sejarah Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividen Kas ............. 66 C. Hasil Dan Pembahasan .......................................................................... 81 D. Interpretasi............................................................................................... 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 104 A. Kesimpulan .......................................................................................... 104 B. Saran .................................................................................................... 105 C. Implikasi .............................................................................................. 106 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 4.1 Data Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio 108 4.2 Data Hasil Perhitungan Volume Perdagangan 109 4.3 Data Hasil Perhitungan Firm Size 110 4.4 Data Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio 111 4.5 Data Hasil Perhitungan Price Earning Ratio 112 4.6 Data Hasil Perhitungan Return Saham 113 4.7 Hasil Pengujian Multikoloniaritas 93 4.8 Hasil Uji Autokolerasi 94 4.9 Uji Hipotesis 96 4.10 Uji ANOVA 99 4.11 Variabel Indsependen Yang Paling Berpengaruh 100 xiv DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran 43 4.1 Gambar Uji Normalitas 92 4.2 Gambar Uji Heterokedastisitas 95 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan 1. Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividend Kas 2. Data Mentah 3. Data Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) 4. Data Perhitungan Dividend Per Share (DPS) 5. Hasil Uji Metode Dengan SPSS 16.0 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal meningkat secara terus-menerus, ini disebabkan karena pemerintah membuat suatu peraturan berupa paket kebijakan (PAKDES, 1988), yang di dalamnya berisi mengenai pengembangan pasar modal, agar nantinya diharapkan meningkatnya jumlah investor yang menanamkan modalnya di dalam pasar modal. Yang kemudian akan digunakan sebagai modal untuk menjalankan perusahaan. Dana tersebut sangat dibutuhkan bagi perusahaan yang kekurangan dana. Perubahan keadaan perekonomian negara menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Banyak sekali pengaruh yang disebabkan karena keadaan negara yang stabil. Maka suatu perusahaan harus dapat menciptakan suatu kinerja yang efektif dan secara efisien agar terciptanya keuntungan yang optimal seperti yang diinginkan setiap perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menghadapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dan persaingan global yang semakin ketat dan padat. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan atau profitabilitas yang sebesar-besarnya, meningkatkan penjualan barang dan memaksimalkan nilai perusahaan. Melihat tujuan utama tersebut kita dapat melihat bahwa semua perusahaan pasti melakukan kegiatan usahanya hanya untuk mencari laba atau profit dan memperkaya diri agar mencapai suatu kemakmuran. Dalam teori manajemen keuangan modern, menyatakan bahwa xvii tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Dan dengan memaksimalkan harga saham dan berupaya meningkatkan tingkat pengembalian dari modal / asset yang ditanamkan atau yang diinvestasikan. Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Linda:2005). Pada dasarnya return memiliki dua komponen yang dapat menaikan atau menurunkan, yaitu berdasarkan cash yang diterima dari cash dan berdasarkan keuntungan atau kerugian dari suatu investasi “ This return will usually have two component. First, you may receive some cash directly while you own the investment. This called the income component of your return. Second, the value of the asset your purchase will often change inthis case. You have a capital gain or capital loss on your investment” (Ross, Westernfield, Jordan, 2008 : 382)) xviii Investor sebagai penanam modal, menginvestasikan dananya bertujuan untuk mendapatkan imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Bagi investor yang menginvestasikan dananya pada suatu saham perusahaan akan memperoleh pendapatan yang berupa deviden atau capital gains. Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya yaitu untuk memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam kaitannya dengan pendapatan dividen, para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividend yang relatif stabil. Stabilitas perusahaan. dividend Karena akan akan meningkatkan mengurangi kepercayaan investor ketidakpastian investor terhadap dalam menanamkan dananya. Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para investor disebut kebijakan dividend (dividend policy). Di sisi lain perusahaan di hadapkan dalam berbagai macam kebijakan, antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen kas dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen Investor yang membeli saham akan mendapatkan keuntungan dari salah satu atau keduanya seperti berikut; (a) memperoleh dividend selama mereka memegang saham; (b) memperoleh capital gain atau keuntungan yang diperoleh apabila harga saham pada saat dijual lebih besar dibandingkan harga saham pada saat dibeli. xix Para investor yang tidak bersedia mengambil resiko mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi resiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap resiko tersebut. Selanjutnya dividend yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada capital gain yang akan diterima dimasa yang akan datang. Dengan demikian, investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividend dari pada capital gain. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan. Demikian pula, stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan, sehingga stabilitas dividen juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan, ada beberapa variabel yang berpengaruh dalam penentuan dividen, yaitu : (1) profitabilitas, (2) stabilitas dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Pengumuman pembagian deviden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa return saham dan harga saham bereaksi terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan (Sularso 2003 dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada harihari disekitar tanggal ex-dividend. xx Deviden adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki, sedangkan capital gains adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi dari pada harga belinya. Pendapatan ini baru diperoleh jika saham dijual. Capital gains banyak dimanfaatkan oleh para spekulator karena lebih bersifat harian sesuai dengan perubahan harga saham yang terjadi pada setiap hari perdagangan saham. Spekulator harus mempunyai informasi mengenai faktor pemicu perubahan harga saham. Kemungkinan salah satu faktor pemicu adalah besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan. Deviden yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan deviden pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Jika adanya reaksi harga saham yang diakibatkan dari suatu pengimuman, maka bisa diartikan bahwa pengumuman itu mengandung informasi. Reaksi harga saham dapat diukur dengan menggunakan Abnormal return saham sebagai nilai perubahan harga. Pengumuman pembayaran deviden dikatakan mengandung informasi apabila memberikan return yang signifikan kepada pasar. Hal sebaliknya juga bila pengumuman pembayaran dividen tidak memberikan abnormal return yang tidak signifikan maka itu tidak mengandung informasi. Perkembangan harga saham dan volume perdagangan di pasar modal merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar xxi modal, biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan harga dan volume perdagangan saham. Dengan demikian, seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat disimpulkan dengan mempelajari kaitan antara pergerakan harga saham dan volume perdagangan di pasar modal dengan keberadaan informasi tersebut Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angkaangka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran (size) perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Indriani:2005). xxii Pada jurnal tahun 2006 Hubungan Antara Size Perusahaan Dengan Return Saham yakni, Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Indriani:2005). Pengaruh size perusahaan, status pendaftaran dan jenis industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang yang terdaftar dibursa. Ukuran perusahaan (Firm Size) merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan bahwa perusahaan yang melakukan pembayaran dividend kas berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain, pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar. Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini xxiii digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahan. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Dengan analisis debt to equity ratio maka akan menambah informasi hutang perusahaan dan modal perusahaan yang akan menjadi tolak ukur bagi investor untuk menanamkan modalnya di suatu saham. Karena dengan melihat hutang dan modal dalam suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap return dari saham yang akan ditanamkan investor. Suatu analisa perlu adanya dasar teori dan acuan yang tepat dalam melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini terdapat teori-teori pendukung dan berdasarkan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisa kembali dari penelitian terdahulu dengan sedikit perbedaan yang dapat menjadi analisa yang baru. Adapun perbedaan dari analisis kali ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut : Pada penelitian terdahulu menganalisa perusahaan yang berada pada ”Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia”, sedangkan pada penelitian xxiv ini menganalisa perusahaan yang masuk katagori ”Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividen Kas” Pengumuman pembagian deviden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi masalah dengan menganalisa “Pengaruh Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan (Size Firm), Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas” B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dapat ditentukan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Dividen Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham. 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt To Equity Ratio, dan Price Earning ratio terhadap Return Saham. 3. Variabel independent manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Return Saham. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan diatas maka diambil tujuan dari penelitian ini, yaitu ; xxv 1. Menganalisis pengaruh yang signifikan secara parsial antara Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio terhadap Return Saham. 2. Menganalisis pengaruh yang signifikan secara simultan antara Dividen Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Price Equity Ratio terhadap return saham. 3. Menganalisis variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap Return Saham. D. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui pemecahan permasalahan, maka akan diperoleh beberapa manfaat, antara lain ; 1. Bagi investor Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham dan tidak bersedia berspekulasi lebih mengharapkan keuntungan dari pembagian dividend, dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam memprediksi pembayaran dividend yang akan dibagikan dari emiten. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung di lapangan. Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan berbagai metode yang telah dapatkan selama saya mengikuti. 3. Bagi Akademik xxvi Bagi akademik dan pihak lain adalah sebagai literature dan dapat digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. xxvii BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan di setiap perusahaan merupakan salah satu bagian yang penting dan tidak dapat dianggap hal yang biasa. Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan laba dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Di dalam perusahaan manajemen keuangan digunakan untuk pengelolaan perusahaan berdasarkan modal yang ada. (Puji Astuti, 2004) menyatakan bahwa secara umum manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen untuk fungsi-fungsi keuangan oleh sebab itu manajemen keuangan disuatu perusahaan diangap penting dibandingkan aspek yang lainnya. Perusahaan pada umumnya baik yang berskala besar maupun kecil memerlukan perhatian yang besar dibidang keuangan. Karena keberhasilan ataupun kegagalan usaha sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan keuangan. Aktifitas perusahaan dalam menghasilkan output atau produk diperlukan bahan buku yang kemudian diperlukannya mesin dan sumber daya manusia untuk mengolahnya. Untuk menjalankan operasinya, perusahaan perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan tersebut, untuk pengaturan kegiatan tersebut diperlukan manajemen keuangan. xxviii Definisi manajemen keuangan menurut (Van Horne dan Wachowicz, 2001) adalah segala aktifitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Sedangkan menurut Kamus Lengkap Bisnis definisi Manajemen Keuangan adalah proses pendapatan dana untuk membiayai perusahaan dan pemberian nasehat dalam penggunaan dana tersebut yang meliputi analisis arus dana melalui perusahaan. Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan dalam memperoleh dana yang dialokasikan untuk kepentingan perusahaan yang digunakan secara efisien dan efektif dan memerlukan suatu pengambilan keputusan oleh para manajer dengan tepat dan cepat. Pada umumnya, setiap perusahaan manajemen keuanganya tidak sama tetapi pada prinsipnya terdapat fungsi utama seorang manajer keuangan, antara lain : 1. Keputusan alokasi dana (investasi), menentukan investasi apa saja yang baik bagi perusahaan untuk mencapai laba yang optimal xxix 2. Pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi, bagaimana seorang manajer mengambil suatu keputusan tentang pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal 3. Kebijakan deviden, pengambilan keputusan pembagian deviden kepada para pemegang saham, apa berupa kas dan pembelian kembali saham atau sebaiknya laba itu ditahan terlebih dahulu. Fungsi Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan satu tujuan perusahaan. Dalam memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, seorang manajer keuangan akan menghadapi keputusan bidang keuangan ini, oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama; keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting yang dibuat dalam perusahaan. Langkah awal adalah menentukan jumlah keseluruhan aktiva yang dibutuhkan perusahaan. 2. Keputusan Pendanaan Keputusan utama yang kedua adalah keputusan pendanaan seorang manajer keuangan harus menentukan sebaik apakah usaha untuk memperoleh dana yang dibutuhkan investasi macam apa yang paling baik bagi perusahaan. Lebih lanjut, kebijakan dividen harus dianggap sebagai bagian terpadu dari keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba yang ditahan. Semakin besar laba di xxx tahan berarti semakin sedikit uang yang tersedia untuk pembayaran deviden. 3. Keputusan Manager Aktiva Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva yang ada. Tanggung jawab ini menurut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan manajemen aktiva lancer dari pada aktiva tetap. Tujuan manajemen keuangan untuk bisa mengambil keputusankeputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu tujuan tersebut secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Agus Sartono, tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan adalah bukan memaksimumkan profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau maximization wealth of stockholders melalui maksimilisasi nilai perusahaan. 2. Definisi Dan Tujuan Investasi Definisi mengenai investasi cukup banyak dari para ahli, di mana pada dasarnya tiap para ahli mendefinisikan mengenai saham adalah suatu tabungan yang akan meningkat di masa datang. Menurut sumber buku yang dikarang oleh (“Dr.Eduardus Tandelilin, M.B.A”) seorang dosen “Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta” dalam bukunya yang berjudul “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio” beliau mengatakan xxxi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor memiliki suatu saham saat ini memiliki harapan memperoleh suatu keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun deviden yang akan meningkat di masa depan. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan “investor”. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Investor Individual (Individual/retail investor), individu-individu yang langsung melakukan aktivitas investasi 2. Investor Institusional (Instittutional investor), terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor, kesejahteraan dalam konteks ini adalah kesejahteraan yang bersifat moneter, yang dilihat berdasarkan jumlah pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini pendapatan di masa datang. Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang, tujuan tersebut merupakan salah satunya. Tetapi tujuan yang paling luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. xxxii Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatanya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. 2. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Dividend 1. Pengertian Dividend Bagi pemegang saham, pemberian dividend merupakan hal yang penting selain pertumbuhan perusahaan. Pemegang saham ingin mengetahui berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan karena mereka telah menginvestasikan dana untuk perusahaan tersebut dan berapa yang akan dibagikan sebagai dividend kepada mereka. xxxiii Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahun selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan dan penyusutan aktiva tetap maka makin kuat posisi financial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividend yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividend dari pimpinan perusahaan (Prof.Dr.Dermawan Sjahrial,MM,2009). Dividend adalah bagian dari laba yang diberikan untuk para pemegang saham perusahaan, yang dapat berupa dividend, andaikata perusahaan ternyata tidak mampu memperoleh laba (Sudarsono,2001;56). Dividend adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan yang menjadi hak pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang (Sundjaja dan Barlin,2003;380). Dapat dikatakan bahwa dividend sebagai pembiayaan kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Keuntungan yang didapat adalah dari kegagalan usaha pada periode tertentu, hal ini terjadi jika pada suatu periode tertentu perusahaan tersebut mendapat keuntungan dari kegiatan usahanya dan berdasarkan kesepakatan bersama, xxxiv karena besarnya dividend tergantung besarnya keuntungan dan jumlah saham yang beredar. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Suatu Perusahaan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain (Prof.Dr. Dermawan Sjahrial,MM,2009). a. Posisi likuiditas perusahaan Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividend yang dibayarkan. b. Kebutuhan dana untuk membayar utang Apabila sebagian besar laba yang digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividend makin kecil. c. Rencana Perluasan usaha Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang akan dibayarkan untuk dividend. d. Pengawasan terhadap perusahaan Kebijakan pembiayaan; untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari pihak intern antara lain; laba. Apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominant. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang. 3. Kontroversi Kebijakan Dividend xxxv Kebijakan dividend merupakan masalah yang mengundang perdebatan. Berbagai pendapat tentang dividend bisa dikelompokkan menjadi tiga pandangan dasar, yaitu (Prof.Dr.Dermawan Sjahrial,MM,2009). a. Kelompok Satu yang biasa disebut Kelompok kanan yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividend sebesar-besarnya. b. Kelompok kedua yang biasa disebut Kelompok tengah (Middle of Roaders, Brealey and Myers) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen adalah tidak relevan. Artinya apakah perusahaan akan membagikan dividen yang besar atau yang kecil., akibatnya bagi kemakmuran pemilik perusahaan (pemegang saham) sama saja. c. Kelompok ketiga yang biasa disebut kelompok kiri yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen sekecil-kecilnya. Kalau perlu tidak usah membagikan dividen. 4. Macam-Macam Dividen Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham menurut Bambang Suripto, dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian : 1. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai adalah jenis dividen paling umum yang sering dibagikan oleh perusahaan-perusahaan. Untuk mengumumkan dividen, harus dipertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ditentukan oleh posisi keuangan dari saldo uang tunai perusahaan. Dividen tunai dapat dibayarkan dalam bentuk tunai dengan aktiva bukan kas lain atau dengan saham. xxxvi 2. Dividen Harta (Property Dividend) Apabila perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, atau mempunyai kas cukup tetapi untuk tujuan lain, perusahaan dapat membagikan dividen dengan pembayaran aktiva selain kas, seperti rumah, kendaraan, tanah dan lain-lain sesuai dengan jumlah nominal dividen yang telah ditentukan. 3. Dividend Saham (Stock Dividend) Dividen dapat juga dibayarkan dengan saham perusahaan. Dengan adanya dividen saham berarti perusahaan membagikan tambahan saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang sahamnya tanpa melakukan setoran apapun. Dividen ini memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan di lain pihak menawarkan tambahan saham pemilikan kepada pemegang saham. Saham yang dikeluarkan untuk dividen dinilai dengan harga pasar pada saat dividen diumumkan. 4. Dividend Script (Script Dividend) Jika perusahaan kekurangan kas tetapi menginginkan pembagian dividen, perusahaan dapat menerbitkan dividen script. Yaitu pembagian dividen dalam bentuk tertulis untuk membayar secara tunai dimasa yang akan datang. Janji itu merupakan salah satu bentuk hutang wesel. Dividen script ini dapat berbunga dan dapat diperjualbelikan antar pemegang saham atau pemegang script. 5. Dividend Likuidasi ( Liquidity Dividend) xxxvii Dividen yang tidak didasarkan pada laba yang ditahan. Dividen ini menunjukkan pengembalian atas investasi (Return on Investment) dan bukan merupakan distribusi laba. Dividen ini didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau pemegang saham, namun pada umumnya dividen ini diperlakukan sebagai pengurangan rasio saham dan bukan laba ditahan (Retained Earnings). Dividend Payout Ratio 1. Pengertian Dividend Payout Ratio Dividen Payout Ratio adalah jumlah dividend per lembar saham dibagi jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividend Payout Ratio memberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadap pembayaran dividend. Semakin besar rasio dividend maka semakin besar pula alokasi keuntungan perusahaan untuk pemegang saham (Rodoni,2005;83). Dividend Payout Ratio adalah persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividend kas kepada pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin,2001:142). Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayar kepada para pemegang saham sebagai dividend. Jika makin tinggi tingkat dividend yang dibayarkan berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan dalam mendapatkan pendapatan dan harga sahamnya (Riyanto,2001;266) Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) yaitu dividen kas tahunan dibagi laba tahunan; atau dividend per lembar saham dibagi laba per xxxviii lembar saham. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas. Dari pengertian diatas Dividend Payout Ratio merupakan hasil dari kebijakan dividend perusahaan dalam menghitung persentase pembagian hasil keuntungan kepada pemegang saham. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas. Semakin tinggi tingkat dividend payout ratio yang ditetapkan perusahaan berarti semaikn kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan dalam perusahaan. Dalam menentukan dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan, pihak manajemen perusahaan perlu menganalisa dengan baik dan membicarakannya dengan para investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Apakah laba akan dibagikan senagai dividen dalam bentuk kas (cash dividend) atau saham (stock dividend), berapa kali pembagian dividen dalam setahun, kapan akan dibagikan dan kapan akan ditahan. Permasalahan mengenai kebijakan dividen ini kadang kala nampak rumit. Dengan keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dan adanya alternative investasi yang menguntungkan, perusahaan juga perlu menginvestasikan kembali keuntungan yang diperoleh untuk pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Namun di sisi lain perusahaan juga mempunyai kewajiban memakmurkan pemegang saham sebagai imbalan atas saham yang mereka miliki. 2. Pola Pembayaran Deviden Payout Ratio xxxix Pola pembayaran Dividend Payout Ratio yang dilakukan perusahaan (Riyanto,1995;269) 1. Kebijakan Deviden Stabil Jumlah dividend per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relative tetap selama jangka waktu tertentu. 2. Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus Ekstra Jumlah rupiah minimal per lembar saham setiap tahunnya ditetapkan terlebih dahulu. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan ada dividend ekstra diatas jumlah minimal tersebut. 3. Penetapan Rasio Pembayaran Yang Konstan Jumlah dividend per lembar saham yang akan dibayarkan setiap tahunnya berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya. 4. Penetapan rasio pembayaran yang fleksibel Jumlah deviden setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi financial dari perusahaan yang bersangkutan. Dari keempat macam pola pembayaran diatas, dividen stabil merupakan kebijakan yang paling banyak digunakan perusahaan karena dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dan juga dengan jumlah deviden yang pasti akan menunjukkan kinerja perusahaan cukup baik. 3. Prosedur Umum yang Dilakukan Perusahaan dalam Pembagian Dividend xl Dalam penelitian Buddi dan Adler (2004;01) prosedur umum yang dilakukan perusahaan dalam pembagian dividen adalah; 1. Tanggal pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi mengumumkan deviden. Pada tanggal tersebut deviden menjadi kewajiban perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini biasanya beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran dividen. 2. Cum Dividen adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan deviden. 3. Tanggal pencatatan (date of record) merupakan tanggal yang dipilih oleh dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyusun daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga minggu setelah pengumuman dividen, namun sebelum tanggal pembayaran dividen. 4. Ex-dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak mendapatkan deviden. 5. Tanggal pembayaran (date of payment) adalah tanggal deviden benarbenar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung beberapa minggu setelah tanggal pengumuman deviden. Dalam hal pembagian deviden, dikenal istilah deviden interm dan deviden final. Dividend interim adalah deviden yang sifatnya sementara sehingga dimungkinkan adanya pemberian deviden lanjutan hingga xli terciptanya nilai deviden yang sifatnya final untuk tahun buku tertentu. Setelah dikeluarkannya dividen final maka tidak ada tambahan deviden untuk tahun buku tersebut. Dividen final diputuskan pada RUPS tahunan. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada uraian sebelumnya telah dibahas aspek teoritis dari dividen. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi Devidend Payout Ratio yaitu: 1. Posisi likuiditas perusahaan (Cash Position) Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam keputusan dividen. Dividen merupakan arus kas keluar. Maka dapatlah dikatakan bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang, makin tinggi Devidend Payout Rationya. 2. Laju pertumbuhan perusahaan (Growth Potential) Bisnis yang tumbuh cepat, juga menghasilkan laba, mungkin harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan untuk investasi pertumbuhan. Oleh karenanya laju pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen. Sebagai indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan campuran yang diatur pada setiap tahun dalam total assets (Chang dan Rhee,1990) xlii 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya Devidend Payout Ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi yang lebih besar sebagai dividen. 4. Umur dan Besaran (Firm Size) Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar dan dewasa lazimnya dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih muda usia. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. 5. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditujukan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Oleh karena itu semakin rendah Debt to Equity Ratio akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen xliii akan semakin rendah, sehingga Debt to Equity Ratio mempunyai hubungan negatife dengan Devidend Payout Ratio. 6. Perjanjian yang membatasi Kadang-kadang ada pembatasan dalam perjanjian kredit yang membatasi dividen yang boleh dibayarkan. 7. Kemantapan laba Perusahaan dengan laba mantap lebih berkemungkinan mendistribusikan persentase yang lebih tinggi dari laba daripada perusahaan yang tidak mantap labanya. 8. Mempertahankan kendali Manajer keuangan yang enggan menerbitkan saham biasa tambahan karena khawatir akan mencairkan kendali atas bisnis, akan menahan persentase lebih tinggi dari laba. Pendanaan internal memberi kemampuan kepada perusahaan untuk mempertahankan kendali. 9. Kemampuan mendanai secara eksternal Perusahaan yang mampu masuk ke pasar-pasar modal dengan mudah dapat menerima beban rasio pembayaran dividen lebih tinggi. Bila akses ke sumber-sumber pendanaan eksternal terbatas, maka perusahaan akan lebih banyak menahan laba supaya dapat memenuhi kebutuhan keuangan yang direncanakan. 10. Ketidakpastian xliv Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian dalam benak pemegang saham tentang kesehatan keuangan perusahaan. 11. Denda pajak Keinginan untuk menghindari kemungkinan terkena denda pajak atas akumulasi lebih dari laba ditahan, dapat menghasilkan pembayaran dividen tinggi. 12. Kedudukan pajak investor Di bawah undang-undang perpajakan yang berlaku, investor dikenakan pajak penuh atas dividen, tetapi perolehan modal jangka-panjang dibatasi pada 28 persen. 5. Cara Menghitung 1. Dividend Payout Ratio Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003;391) Dividend Payout Ratio diperoleh dengan cara; Dividend per Share Dividend Payout Ratio = x 100% Earning Per Share Dividend per share adalah jumlah dividen per saham sedangkan Earning per share adalah jumlah laba per saham. 2. Volume Perdagangan Volume perdagangan saham dihitung dengan menggunakan rumus; Menurut Arif dan Zaki (1999;101) aktivitas volume perdagangan saham dilihat dengan menggunakan indicator Trading Volume Activity (TVA). xlv ∑ saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAit = ∑ saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t 3. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran Perusahaan ditentukan oleh Log Natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya (Alli et al,1993 dalam Sutrisno,2001;5). 4. Debt Equity Ratio (DER) Membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003. Adapun perhitungan dari Debt Equity Ratio adalah : 5. Price Earning Rasio (PER) Menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. (Joel dan Jae, 2000). Harga pasar per saham Price Earning Ratio = Laba bersih perusahaan per saham Pengertian Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal dipenilaian harga saham. Kegiatan perdagangan saham dan xlvi volume yang tinggi disuatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish). Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat atau kondisi yang membaik (bullish) (Suad Husnan, 2002;354). (Magdalena, 2004) menjelaskan volume perdagangan saham sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Sedangkan (Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000) mendefinisikan bahwa volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. (Magdalena, 2004;25). Pengertian Ukuran Perusahaan (Firm Size) Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh Log natural dan Total Asset. (Alli et al.,1993, dalam Sutrisno, 2001:03). xlvii Perusahaan yang besar dianggap mempunyai resiko lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasannya, karena perusahaan yang besar bisa dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, dan variabel ini diprediksi mempunyai huibungan yang negative dengan resiko. Berdasarkan penelitian tersebut penelitian ini menggunakan total aktiva sebagai indicator pengukuran besar atau kecilnya perusahaan, Semakin besar suatu perusahaan berarti semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar pula. Jumlah asset dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukuran perusahaan. Asset perusahaan ada pada posisi neraca dimana mencerminkan kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dalam berbagai bentuk. Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang dinilai dari jumlah assets yang dimiliki perusahaan tersebut bear atau kecil, maka hal ini dapat mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. Pengertian Price Earning Ratio (PER) Menurut Jogianto, Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Jadi rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning. xlviii Sedangkan Sutrisno (2000;268) menjelaskan bahwa Price Earning Ratio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham. Mohammad Usman (2001;83) menyatakan bahwa sebagai alternatif lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan Price Earning Ratio (PER). Menurut gruber, Pendekatan Price Earning Ratio (PER) merupakan model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak dipergunakan oleh para pemodal dan analisis saham. Pendekatan ini juga paling sering digunakan oleh penjamin emiten (underwriter) untuk menentukan harga saham perdana (Suad Husnan). Selain itu Price Earning Ratio (PER) mempunyai arti yang cukup penting dalam penilaian saham, karena mencerminkan salah satu indokator perusahaan tentang pada masa mandatang, pada perusahaan yang mempunyai Price Earning Ratio tinggi resiko yang rendah serta pertumbuhan yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tinggi dan berharap akan mendapatkan aliran kas mendatang lebih tinggi. Selanjutnya Abdul Halim menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rasio ini lebih menarik dibandingkan model dividen. Pertama, Price Earning Ratio memberikan sesuatu standar yang tepat untuk membandingkan dengan harga dari saham-saham yang memiliki tingkat pendapatan per lembar saham yang berbeda. Kedua, model ini lebih mudah digunakan dari pada model dividen terutama bagi xlix saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak membagi dividen sekarang ini. Ketiga, estimasi input ini digunakan pada model Price Earning Ratio lebih mudah dilakukan dari pada estimasi input pada model. Suad Husnan juga menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempengaruhi Price Earning Ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. Berdasarkan pengertian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham (P = Price) dan Laba per saham (E = earning), Price/earning = R (ratio). Price Earning ratio terdiri dari tiga variabel dalam kaitan pembentukan harga saham, variabel P (price) tergantung pada variabel E (earning) dan R (ratio), Jika E dan R diketahui maka P (price) dapat dihitung. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning ratio (PER) Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah : 1. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio 2. Tingkat keuntungan yang dipandang layak (discount rate). Apabila faktorfaktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya discount rate akan menurunkan Price Earning Ratio l 3. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Price Earning Ratio (Suad Husnan,2001;342). Pengertian Debt to Equity Ratio Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Ross et al : 2003) yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”. Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145) “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. (2001:490) “Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang. H. Pengertian Return Saham Return atau tingkat keuntungan merupakan persentase dari kekayaan pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam rupiah adalah li sama dengan deviden tunai yang diterima dalam satu jangka waktu ditambah dengan perubahan dalam nilai saham yang berlaku dalam jangka waktu tersebut. (Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002;1). Tingkat keuntungan (return) adalah konsep penting dalam setiap keputusan investasi karena merupakan tolak ukur investasi. Suatu investasi dinyatakan berhasil apabila kekayaan investor itu meningkat, sebaliknya investasi itu rugi apabila kekayaan investor itu menurun. Tingkat keuntungan suatu saham adalah seluruh pendapatan bersih yang diterima pemegang saham pada suatu akhir periode tertentu. Yaitu deviden ditambah dengan capital gain atau capital loss dibagi dengan saham awal periode. Saham menurut Dahlan Siamat adalah suatu bukti kepemilikan gabungan suatu modal pada suatu perseroan terbatas. Vonny Dwiyanti, saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham. Para pemegang saham perusahaan berhak untuk memilih direksi perusahaan yang umum berlaku adalah one share one vote artinya satu saham satu suara, pemegang saham biasanya memberikan suara pada RUPS. Secara umum hak pemegang saham biasa adalah sebagai berikut; a. Berhak atas pendapatan perusahaan b. Berhak atas harta perusahaan c. Berhak mengeluarkan suara (UU PT Pasar Modal 45,46) d. Tanggung jawab terbatas (UU perseroan Terbatas pasal 3) e. Hak memesan efek terlebih dahulu. lii Ada beberapa faktor yang harus disadari oleh setiap investor. Faktor tersebutlah yang menjadu salah satu daya yang memicu berfluktuasi harga saham. Menurut Ali Arifin (2002,117) faktor yang dapat mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut; a. Kondisi Fundamental b. Hukum permintaan dan penawaran c. Tingkat suku bunga d. Valuta asing e. Dana asing di Bursa f. IHSG Keuntungan (return) yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar modal dapat berupa: a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham b. Deviden, yaitu keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang diinvestasikan kembali. Besarnya deviden yang dibagikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengembalian keuntungan yang berasal dari investasi selama beberapa periode liii adalah perubahan harga pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak kepemilikan, dibagi dengan harga pasar awal investasi. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perkembangan saham yang semakin meningkat, maka semakin banyak investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal. Sebagai seorang Investor dalam menginvestasikan saham harus dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi return saham. Banyak faktor yang mempengaruhi return saham. Bagi seorang pemodal informasi mengenai naik turunya harga saham sangat dibutuhkan, karena seorang pemodal dapat mengetahui bagaimana menghitung tingkat keuntungan (return) yang akan diterima. Seorang pemodal juga harus mengetahui seberapa besar β atau resiko yang akan muncul ketika akan melakukan investasi. Resiko dan return saham dapat diukur dengan metode CAPM dan SIM. Tetapi dalam menghitung return dan resiko harus memiliki informasi yang cukup akurat dan cepat, sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menentukan investasi. Menurut Maorish Kandel dalam teorinya menyatakan bahwa harga saham bersifat uncretable (tidak dapat di prediksi) atau biasa disebut random walk (acak/tidak beraturan), maka harga saham hanya dapat diperkirakan saja berdasarkan berdasarkan harga saham masa lalu, dan hanya dapat dilihat berdasarkan naik turunya harga saham berdasarkan kekuatanya. Dan dapat dihitung dengan menggunakan metode regresi linier sederhana yang dapat menghitung saham di masa lalu. Return saham tidak hanya dipengaruhi oleh liv tingkat resiko (β) tetapi terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi dan menjadi acuan dalam penentuan return suatu perusahaan. Penelitian Terdahulu Menurut Fama dan French, 2001 menyatakan bahwa perusahaan besar menyukai untuk membayar dividen, sehingga perusahaan yang memiliki asset yang besar akan lebih mampu untuk memperbesar payout ratio mereka. Penelitian lain dilakukan oleh Aivazian et.al, 2003 menemukan hasil yang mixed berkenaan dengan hubungan antara firm size dan kebijakan dividen untuk beberapa pasar modal yang berkembang. Penelitian lain dilakukan oleh Hartono,2000 dan Wuryatiningsih, 2002 menemukan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki dividend payout yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan perusahaan kecil, perusahaan besar memiliki akses kepada pasar modal sehingga tidak tergantung pada dana internal perusahaan. Sehingga dividend payout ratio memiliki hubungan yang positif dengan ukuran perusahaan (firm size). Penelitian lain dilakukan oleh Fama dan French,2001 melaporkan bahwa kecenderungan untuk membayar dividen berhubungan dengan secara positif terhadap ukuran (size) dan keuntungan perusahaan, dan berhubungan secara negative terhadap kesempatan pertumbuhan perusahaan. Pembatasan untuk karakteristik tersebut, Fama dan French melaporkan bahwa proporsi pembayaran dividen dalam perusahaan Go Public Amerika, non keuangan, non utilitas telah menurun secara substansial pada dua decade terakhir. lv Penelitian lain dilakukan oleh Bandi dan Hartono,2000:205, Perubahan harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan harga saham merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual. Reaksi harga atas informasi publik merefleksikan revisi kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan akibat dari adanya informasi tersebut. Menurut Bandi dan Jogianto,2000:205 mengamati makin besar ukuran perusahaan dalam kondisi “economic of scale” akan lebih efisien dalam menjalankan operasinya. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besarnya total aktiva. Salah satu cara untuk memperbesar ukuran perusahaan adalah melalui pemanfaatan hutang disamping akuitas. Menurut Chang dan Rhee,2000 Deviden merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya deviden akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Oleh karena deviden diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya deviden payout ratio. Penelitian tentang Price Earning Ratio pertama kali dipopulerkan oleh Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor Jr,2002 dengan menggunakan variable eksplantori yaitu Pertumbuhan laba, Dividen Payout Ratio, dan standar deviasi pertumbuhan laba terhadap Price Earning Ratio. Faktor pertumbuhan laba dan Dividen Payout Ratio mempunyai hubungan Positif terhadap Price Earning Ratio, sedangkan faktor standar deviasi pertumbuhan laba mempunyai hubungan yang negative terhadap Price Earning Ratio. lvi Menurut Jones,2000 menyatakan Price Earning Ratio sebagai salah satu aspek keuangan yang penting bagi manajer dan para analis. Menurutnya, Model Price Earning Ratio konsisten dengan nilai sekarang karena mempertimbangkan nilai intrinsik suatu saham atau bursa saham agregat dan menggambarkan seberapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Penelitian tentang Price Earning Ratio sebelumnya dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain Rosemarie S.N, 2003 tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio emiten di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian tanpa pengelompokkan menunjukkan bahwa secara serempak faktor-faktor Fundamental seperti Fixed Asset, Dividen Payout Ratio, Total Asset, Firm Size, berpengaruh signifikan terhadap Price Earning ratio dan pengujian secara sendiri-sendiri faktor-faktor Fundamental yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio adalah Dividen Payout ratio dan Earning growth. Menurut Mohammad Usman 2001;83 dalam penelitiannya mengenai pengaruh dividend payout ratio, return on equity, dan earning growth terhadap price earning ratio, menghasilkan pengujian secara serempak ke tiga variabel yaitu; dividend payout ratio, return on equity, dan earning growth berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio dan pengujian secara sendiri-sendiri ketiga variable tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio, namun variabel yang paling dominan mempengaruhi Price Earning Ratio adalah Return On Equity. lvii Dengan pertimbangan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka peneliti mencoba menganalisa kembali dengan variabel bebas yang sama, tetapi dengan tambahan satu variabel bebas yaitu debt to equity ratio. Dalam sumber yang peneliti baca, debt to equity ratio adalah salah satu variabel yang mempengaruhi return. Dengan pertimbangan itu maka peneliti mencoba menganalisa kembali dan akan menganalisa sesuai tahun penelitian selama lima tahun dengan sektor yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Mudah-mudahan dengan penelitian yang akan diteliti akan menghasilkan hasil yang yang sesuai demgan teori dan dapat bermanfaat bagi para investor dalam menganalisa keadaan return saham dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang lebih baik lagi. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 lviii Kerangka Pemikiran Return Saham Bursa Efek Indonesia DPR, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, DER,PER Uji Model Regesi Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolonieritas Uji Autokolerasi Uji Heterokedastitas Uji F Uji T Interpretasi Hipotesis Penelitian lix Uji R2 1. H0 : b 1, b 2, b 3, b 4, b5 = 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan (firm size), Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan simultan terhadap Return Saham. H1 : b 1, b2, b3, b 4, b5, ≠ 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt To Equity, Price Earning Ratio berpengaruh secara signifikan simultan terhadap Return Saham. 2. H0 : b 1, b 2, b 3, b 4, b5 = 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan (firm size), Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham. H1 : b 1, b2, b3, b 4, b5, ≠ 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt To Equity, Price Earning Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham. BAB III METODOLOGI PENELITIAN lx A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian pada perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividen Kas yang telah tercatat sejak periode 2004-2007 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data-data yang digunakan untuk keperluan analisis adalah data sekunder yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2004-2007. B. Metode Penentuan Sampel Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun sampel ditentukan berdasarkan data Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividen Tunai atau Dividen Kas. Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividen Kas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2004 sampai 2007. 1. Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Deviden Kas pada tahun 2004 sampai tahun 2007 2. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini. C. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan berasal dari; 1. Penelitian kepustakaan (library research) lxi Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data kepustakaan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal ekonomi dan dengan mencari melalui situs-situs di internet. 2. Data Sekunder Data sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan media yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (JSX Monthly Statistic, Fact Book) dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. D. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk medeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Imam ghazali,2005). 1) Analisa Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. 2) Uji Statistik lxii Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan : 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Imam Ghozali,2005). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikoloniaritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. c. Uji Autokorelasi lxiii Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya (Imam Ghozali,2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian. 1) Uji Durbin – Watson Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0) d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokodastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdasitas (Imam ghazali,2005). Dalam analisis memiliki dasar yaitu : lxiv 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedasitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Simultan ( Uji f ) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak. Hipotesis : Ho : Model regresi tidak dapat digunakan Hi : Model regresi dapat digunakan Kriteria Pengujian : Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima b. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji t ) lxv Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel indenpenden secara parsial terhadap variabel dependen Hipotesis : Ho : Koefisien regresi tidak signifikan Hi : Koefisien regresi signifikan Kriteria Pengujian : Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan c. Koefisien Determinasi (R²) Pada analisis regresi berganda, penggunaan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusred R²) lebih baik dalam melihat seberapa baik model dibandingkan koefisien determinasi. Koefisien determinasi disesuaikan merupakan hasil penyesuaian koefisien determinasi terhadap tingkat kebebasan dari persamaan prediksi. Hal ini melindungi dari lxvi kenaikan atau kesalahan karena kenaikan dari jumlah variabel independen dan kenaikan dari jumlah sampel (Dr. Purbayu Budi Santoso,2005). Dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negative, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif (Gujarati, 2003). Jika dalam uji emoiris didapat nilai adjusted R² negative, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = ( 1-k) / (n- k). Jika nilai k>1, maka adjusted R² akan bernilai negative. d. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regresion Analysis) Metode yang digunakan adalah Regresi Berganda. Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat dengan menggunakan data variabel bebas yang telah diketahui besarnya (Santoso,2002;163). Metode ini digunakan untuk menganalisa hubungan deviden dan return saham sebagai variabel bebas terhadap volume perdagangan saham sebagai variabel terikat. Adapun Regresi Linear Berganda dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + εi Y : Return Saham α : Konstanta X1 : Dividen Payout Ratio X2 : Volume perdagangan saham X3 : Ukuran perusahaan (Firm Size) lxvii X4 : Debt Equity Ratio X5 : Price Earning Ratio E. Operasional Variabel Penelitian Secara garis besar variabel-variabel dalam penelitian ini adalah; 1. Variabel Dependen Return Return adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan bagi para investor, dan merupakan suatu harapan bagi investor setelah melakukan investasi. Return adalah suatu harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan (Tandelilin,2001:47). Return saham diukur dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: R1 = Return Saham P1 = Harga Saham akhir (jual) P0 = Harga Saham awal (beli) 2. Variabel Independen a. Dividend Payout Ratio lxviii Dividen Payout Ratio adalah jumlah dividend per lembar saham dibagi jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividend Payout Ratio memberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadap pembayaran dividend. Semakin besar rasio dividend maka semakin besar pula alokasi keuntungan perusahaan untuk pemegang saham (Rodoni,2005;83). Dividen per Share Dividend Payout Ratio = x 100% Earning Per Share b. Volume perdagangan saham Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari ke t (Halim dan Hidayat,2000;73). Magdalena mengutip dari Foster (1986). Volume perdagangan saham dihitung dengan menggunakan rumus; Menurut Arif dan Zaki (1999;101) aktivitas volume perdagangan saham dilihat dengan menggunakan indicator Trading Volume Activity (TVA). ∑saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAit = ∑saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t c. Ukuran Perusahaan (Firm Size) lxix Ditentukan melalui Log natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya. Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar mudah memperoleh dana yang lebih besar karena dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. d. Price Earning Rasio (PER) Price Earning Rasio (PER) menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Rasio ini digunakan dalam kemungkinan investasi sebuah perusahaan. (Joel dan Jae, 2000). Harga pasar per saham Price Earning Ratio = Laba bersih perusahaan per saham e. Debt Equity Ratio (DER) Debt Equity To Ratio merupakan perhitungan sederhana mengenai analisa keuangan yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003. Adapun perhitungan dari DER adalah : BAB IV lxx ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30 November 2007. Selanjutnya BEI mulai aktif 1 Desember 2007, di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Sebelum penggabungan ini, telah dilakukan RUPS (Rapat Umum Penegang Saham) pada tanggal 30 Oktober 2007 untuk pembahasan rencana merger tersebut. Pada saat itu, proses merger kedua bursa tersebut masih menunggu persetujuan dari Dephukham. Sebab badan hukum dan nama keduanya berubah menjadi Bursa Efek Indonesia. Setelah menjalani beberapa proses, maka sekarang namanya telah menjadi Bursa Efek Indonesia. Mengenai direksi Bursa Efek Indonesia, posisi-posisi masih ditempati oleh direksi-direksi kedua bursa. Direksi tersebut akan melanjutkan tugas sampai RUPS 2009 dilakukan. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. b. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I lxxi c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR.Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950) g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. h. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum. i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. j. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. lxxii k. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. l. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu Bursa Efek Jakarta terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya (BES). p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi Bursa Efek Jakarta. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT Bursa Efek Jakarta (BEJ). q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems). r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. lxxiii s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. u. 2002 : Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa Efek Jakarta (BEJ) melibatkan banyak lembaga masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda dan saling menunjang kepentingan pihak lainnya. Pihak-pihak dan saling kegiatan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah : a. Perusahaan yang go publik (Emiten) Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi b. Perusahaan Efek lxxiv Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manager investasi atau penasehat investasi. c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain. d. Perusahaan Reksa dana Adalah pihak yang kegiatan umumya melakukan investasi, investasi kembali (reinvestasi). e. Lembaga Penunjang Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta adalah yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trusrt agent) adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penaggung (gurator) adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji. Sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan penting dalam regristrasi saham, setelah scripless berperan memelihara investasi hingga memantau peroleh deviden investor, penawaran perdana lxxv (IPO), atau corporate action lainnya. Dan saat ini pencatatan semua daham investor beralih ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). f. Profesi Penunjang Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad Glad 1860 No. 3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilaian appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemerikasaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain. g. Pemodal (Investor) Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan. lxxvi h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien dengan maksud untuk melinduingi kepentingan para pemodal dan masyarakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana, perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para profesional. 3) Untuk memberikan rekomendasi tentangt pasar modal kepada Menteri Keuangan. Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan mulai oleh badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) secara konsisten. 3. Mekanisme Perdagangan a. Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai perdagangan di Indonesia Stock Exchange Building, Jl. Jenderal lxxvii Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190, hingga saat ini, instrumeninstrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah saham, bukti right, warant, obligasi dan obligasi konversi. Sejak 22 Mei 1995. sistem perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sudah menggunakan komputer. Sistem yang tergolong paling modern yaitu Jakarta Automated Trading System (JATS), sedangkan kegiatan administratif dan manajemen Bursa Efek Indonesia terpusat di lantai empat gedung yang sama. b. Sistem pasar : digerakkan oleh Order dan Lelang Terbuka Bursa Efek Jakarta menganut sistem order – driven market atau pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang secara terus-menerus. Pembeli atau penjual, yang hendak melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang membeli dan menjual efek dilantai bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang melakukan jual efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio. Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut disebut Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan Jakarta Automated Trading (JATS), order-order tersebut diolah oleh komputer yang akan melakukan matcing dengan mempertimbangkan prioritas harga lxxviii dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di bursa Efek Jakarta adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Bursa Efek Indonesia telah menerapkan akses jarak jauh atau (remote trading access) untuk Jakarta Automated Trading System (JATS) sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta. 1) Penyelesaian Transaksi Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan transaksi yang bersifat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi dilakukan hari ini, maka penterahan saham dan pembayaran harus diselesaikan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa ke lima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk transasksi obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan transaksi. Sementara itu, penyelesaian untuk transaksi right dilakukan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 2) Sistem Otomasi Perdagangan Otomasi sistem perdgangan atau Jakarta Automated Trading System (JATS) dimulai tanggal 22 Mei 1995. awalnya, Bursa Efek Jakarta menyediakan 444 unit trader work sistem di lantai lxxix perdagangan bursa. Pada bulan Mei 2000, Bursa Efek Indonesia melakukan perluasan lantai dengan 360 terminal di lantai 5 gedung bursa, perluasan ini dilakuakn untuk sementara. Terminal-terminal yang dinamakan Trader Work System atau booth dihubungkan dengan mesin utama perdagangkan (Trading Engine) melalui jakarta Stock Exchange Network. Pada tahap poertama, implementasi Jakarta Automated Trading System (JATS) lebih dipusatkan pada sistem konversi dari manual ke sistem komputerisasi. Pengembangan implementasi Jakarta Automated Trading System (JATS) terdiri dari beberapa tahap, antara lain : a) Implementasi perdagangan tanpa warant (scriless trading) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penjaminan (clearing and guarante system) PT. Kliring dan Penjaminan Indonesia. b) Berkenaan dengan peningkatan transaksi, perluasan lantai perdagangan dengan kapasitas 804 booth dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan anggota bursa terhadap fasilitas perdagangan pada pertengahan tahun 2000. c) Pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Dengan menggunakan fasilitas ini anggota bursa dapat secara langsung mengakses Jakarta Automated Trading System (JATS) dari kantornya, kantor pusat maupun kantor cabang. 3) Biaya Transaksi lxxx Untuk membeli atau menjual saham, investor diwajibkan membayar biaya transaksi kepada perusahaan pialang berdasarkan kesepakatan. Dalam peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), biaya komisi setinggi-tingginya 1% dari total nilai transaksi (beli atau jual). Sementara itu, pialang diwajibkan membayar biaya transaksi sebesar 0,04 % dari total nilai transaksi di bursa. Perusahaan pilang diwajibkan membayar biaya-biaya sebagai berikut : a) Untuk transaksi saham dan right dikenakan sebesar 0,04 % dari kumulatif nilai transaksi setiap bulan dan 0,01 % dari biaya tersebut oleh PT. Kliring Penjamin efek (KPEI) dan sisanya 0,015 % untuk biaya operasional bursa dan 0,006 % untuk PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). b) Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi. c) Untuk transaksi warant dikenakan biaya sebesar 0,02 % dari nilai transaksi dimana 0,005 % untuk dana jaminan dan kliring di PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia. 0,0045 % untuk biaya penyelesaian dan kliring di Kliring Penjamin Efek Indonesia, dan sisasnya untuk biaya operasional bursa 0,0075 % dan untuk Kustodian Sentral efek Indonesia 0,003 %. lxxxi d) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali, wajib membayar biaya administratif kepada bursa sebesar Rp 250.000 per bulan (untuk anggota aktif). Pengenaan komisi dan biaya-biaya transaksi ini belum termasuk Pajak Penambahan nilai (PPn) sebesar 10 %. Pajak transaksi penjualan saham ditetapkan sebesar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjualan (khusus untuk saham). B. Sejarah Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk ADMF 2 PT. Aneka Tambang Tbk 3 PT. Astra Agro Lestari Tbk AALI 4 PT. Astra Graphia Tbk ASGR 5 PT. Astra internasional Tbk ASII 6 PT. Asuransi Ramayana Tbk ASMR 7 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk AQUA 8 PT. Bakrie and Brother Tbk BNBR 9 PT. Bank Central Asia Tbk BBCA 10. PT. Bank Mandiri Tbk BMRI 11 PT. Bentoel Tbk RMBA 12 PT. Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 13 PT. Bumi Resources Tbk BUMI 14 PT. Delta DjakartaTbk DLTA 15 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST lxxxii ANTAM 16. PT. Gudang Garam Tbk GGRM 17. PT. HM Sampoerna Tbk HMSP 18. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 19. PT. Indosat Tbk ISAT 20. PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 21. PT. Kimia Farma Tbk KAEF 22. PT. Mandom Tbk TCID 23 PT. Mayora indah Tbk MYOR 24. PT. Medco Energi International Tbk MEDC 25. PT. Merek Indonesia Tbk MERK 26. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 27. PT. Mustika Ratu Tbk MRAT 28. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 29. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk 30. PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 31. PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 32. PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 33. PT. United Tractor Tbk UNTR 1. PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk lxxxiii TELKOM PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk adalah perusahaan pembiayaan konsumen bidang otomotif terbesar, yang didirikan pada tahun 1990 dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1991. Beberapa contoh produk adalah pembiayaan untuk mobil dan motor baik baru maupun bekas dari berbagai merek, Customer to Customer (Berjual beli di Adira), Seru (Selalu Baru – tukar tambah), dan Maxi (Maximum Solusi) 2. PT. Aneka Tambang Tbk Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968, dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang”, kemudian pada tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang”. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dibidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. 3. PT. Astra Agro Lestari Tbk PT. Astra Agro Lestari Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi perkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan. lxxxiv 4. PT. Astra Graphia Tbk PT. Astra Graphia Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam barang kebutuhan hidup lainnya. 5. PT. Astra internasional Tbk PT Astra International Tbk atau lebih dikenal dengan Astra Group adalah salah satu kelompok bisnis terbesar di Indonesia, yang didirikan sejak tanggal 20 Februari 1957. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. PT. Astra International juga memiliki lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tersebut diberi nama Politeknik Manufaktur Astra. Politeknik Manufaktur Astra memiliki Program Studi sbb: Teknik Mesin Manufaktur (TMM), Teknik Proses & Produksi Manufaktur (TPM), Sistem Informasi, Teknik Otomotif, Teknik Mekatronika. 6. PT. Asuransi Ramayana Tbk PT Asuransi Ramayana Tbk didirikan dengan. 14 tanggal 6 Agustus 1956, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dibidang asuransi kerugian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. PT. Aqua Golden Mississipi Tbk lxxxv Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA galon. 8. PT. Bakrie and Brother Tbk PT. Bakrie & Brothers Tbk. adalah perusahaan perdagangan Indonesia yang didirikan pada 1942 dan menjadi sebuah grup perusahaan yang bergerak di banyak bidang. Sekarang ini, perusahaan ini bergerak di bidang telekomunikasi, produksi pipa, bahan bangunan, komponen otomotif, dan investasi dalam pertambangan batu bara. 9. PT. Bank Central Asia Tbk Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini (untuk masa jabatan 2006-2008) adalah Djohan Emir Setijoso. 10. PT. Bank Mandiri Tbk Bank Mandiri dibentuk pada tahun 1999. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun sebelum digantikan Martowardojo. Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, lxxxvi Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri. 11. PT. Bentoel International Investama Tbk Produk Rokok Bentoel, Terdiri dari : a. Mild-Sigaret Kretek Mesin ; Star Mild, Bentoel Mild b. Reguler-Sigaret Kretek Mesin ; Bentoel Indonesia Sensasi Klasik, Inter Biru Deluxe, c. Sigaret Kretek Tangan ; Bentoel Merah Spc, Pris1p Asli, Bentoel Indonesia Sensasi Sejati. d. Sigaret Putih Mesin ; Country Intl Produk Distribusi ; Long Beach, L&M 12. PT. Berlian Laju Tanker Tbk PT. Berlian Laju Tanker Tbk (IDX: BLTA) merupakan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang transportasi dan bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1979. 13. PT. Bumi Resources Tbk PT. Bumi Resources Tbk adalah perusahaan pertambangan minyak, gas bumi, batu bara, investasi pertambangan, perdagangan umum, industri hotel dan pariwisata serta pelayanan dalam bidang usaha lainnya. Nama perusahaan mengalami perubahan pada tanggal 20 September 2000, yang awalnya bernama PT. Bumi Modern Tbk menjadi PT. Bumi Resources Tbk. Produknya antara lain; Batu Bara, Minyak, dan Gas Bumi. 14. PT. Delta DjakartaTbk lxxxvii PT Delta Djakarta didirikan pada tanggal 15 Juni 1932 oleh kelompok usaha jerman dengan nama Archipel Brouwerij NV, dan beroperasi pada tahun 1933, bidang usahanya adalah memproduksi dan mendistribusikan produk Bir Pilsener dan Bir Hitam dengan merek“Anker”,”Carlsberg”, “San Miguel”, “Kuda Putih”dan“San Mig Light”,serta produk minuman nonalkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”. 15. PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Fast food Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Produk unggulannya,“Colonel’s Original Recipe”dan“Hot& Crispy Chicken”, selain itu menawarkan menu pilihan seperti Perkedel, Nasi, Salad dan Jagung Manis, serta produk lain-lain seperti Crispy Strips, Twister, dan Spaghetti, menu kombinasi hemat seperti“KFC Attack”dan “Super Panas” senantiasa ditawarkan. 16. PT. Gudang Garam Tbk Gudang Garam adalah sebuah perusahaan Indonesia yang merupakan produsen rokok. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo, perusahaan ini merupakan pemimpin dalam produksi rokok kretek. Produk Gudang Garam Sigaret Kretek Klobot Manis, Gudang Garam Merah King Size (Soft Pack),Gudang Garam Merah King Size (Hard Pack),Taman Sriwedari Lurik,Gudang Garam Special deLuxe, Gudang Garam Filter International Merah, Gudang Garam Filter International Merah, Gudang Garam Filter Surya, Gudang Garam Filter lxxxviii Surya Profesional, Gudang Garam Filter Surya, Gudang Garam Filter International Coklat, Gudang Garam Tanda Mata, Taman Sriwedari Biru Lurik, Gudang Garam Merah King Size (Hard Pack), Sigaret Kretek Klobot Tawar. 17. PT. HM Sampoerna Tbk PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari AS. Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. 18. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mie, penggilingan tepung, kemasan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1990. 19. PT. Indosat Tbk lxxxix PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk., adalah sebuah perusahaan penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Mentari, Matrix, IM3, StarOne). Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Saham Singapura, serta Bursa Saham New York. Produk indosat berupa Mentari, kartu prabayar GSM untuk pengguna umum, Matrix, kartu pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan umum Matrix Auto, kartu prabayar-pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan umum, dan IM3, kartu prabayar dan pascabayar GSM untuk pengguna mudamudi dan umum. 20. PT. Kalbe Farma Tbk PT. Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi yang bermarkas di Bekasi, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1966. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macammacam bahan farmasi. 21. PT. Kimia Farma Tbk PT. Kimia Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. xc Fasilitas produknya Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi, Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampicin, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim, Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak), Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia, Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul. 22. PT. Mandom Indonesia Tbk Produk-produk mandom ; Face and skin creams and lotions - Minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian, Beauty or make-up preparations & preparations for the care of the skin - Minyak atsiri, Kosmetik wangiwangian, Perfumes And Toilet Waters - Minyak atsiri, Kosmetik wangiwangian, Lip Make-Up Preparations, Other Preparations, Used For Hair Minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian, Eye Make-Up Preparations Minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian. 23. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) PT Mayora Indah Tbk, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Ruang lingkup perusahaan menjalankan usahanya dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan, dan saat ini perusahaan menjalankan usaha industri makanan, kembang gula, dan biscuit. xci Grup Mayora memproduksi beberapa lini produk, yakni: a) Biskuit: di antaranya, Roma dan Better b) Permen: Kopiko, Kis, Tamarin, Plonk ,dinamit. c) Wafer: Beng-Beng dan Astor d) Coklat: Choki-Choki dan Danisa e) Sereal: Energen dan Milkuit f) Kopi: Torabika g) Bubur : Super Bubur h) Mi instan: Mi Gelas dan Mi Duo 24. PT. Medco Energi International Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk, kadang dikenal sebagai MedcoEnergi, adalah salah satu perusahaan publik di Indonesia yang bergerak di dalam bidang energi terintegrasi. Perusahaan ini bermula dari sebuah perusahaan kontraktor pertikelir di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi di daratan (onshore drilling), Meta Epsi Pribumi Drilling Co, yang didirikan Arifin Panigoro pada tanggal 9 Juni 1980. Usaha Medco Energi termasuk dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, penyediaan jasa pengeboran minyak dan gas, produksi metanol, produksi LPG dan pembangkit tenaga listrik. 25. PT. Merek Indonesia Tbk Merck & Co, Merck Sharp and Dohme (dikenal di luar AS dan Kanada) adalah sebuah perusahaan pharmaceutical. Perusahaan ini awalnya xcii merupakan anak perusahaan dari perusahaan Jerman, Perusahaan ini sekarang merupakan perusahaan pharmaceutical 5 besar dunia baik dalam modal dan pemasukan. Produknya, Vytorin (ezetimibe/simvastatin) – acombination cholesterol - lowering preparation, Zocor (simvastatin) – a cholesterollowering statin, Propecia/Proscar (finasteride) – used for alopecia and prostatic conditions, Emend (aprepitant) – treats vomiting and nausea brought about by chemotherapy, Fosamax (alendronate) – osteroporosis medication, Singulair (montelukast) – an asthma medication, Crixivan (indinavir) – HIV medication, Maxalt (rizatriptan) one of many "triptans" used to treat migraines, Zetia (ezetimibe) – cholesterol-lowering drug, marketed in collaboration with Schering-Plough, Primaxin (imipenem with cilastatin) – a broad spectrum carbapenem antibiotic. 26. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973. Perusahaan ini menghasilkan minuman seperti Bir Bintang. 1929 (3 Juni) Mulai berdiri di Medan, dengan nama NV. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen, 1936 Membangun pabrik di Surabaya, 1972 Membuka pabrik di Tangerang dengan nama PT. Perusahaan Bir Indonesia, 1982 Berganti nama menjadi PT. Multi Bintang Indonesia, xciii sampai dengan sekarang : Memproduksi dan memasarkan Bir Bintang, Bintang Zero, Heineken, GreenSands. 27. PT. Mustika Ratu Tbk PT. Mustika Ratu didirikan pada tahun 1975. Pada awalnya, jamu yang diproduksi hanyalah 5 macam, berserta beberapa kosmetika tradisional seperti lulur, mangir, bedak dingin, dan air mawar. Pada tahun 1978 produkproduk Mustika Ratu mulai didistribusikan hingga pada tahun 1980-an, perusahaan ini mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional. Produk Mustika Ratu, yakni ; a) Perawatan rambut : Bilasan Santan, Coconut Milk Conditioner, Green Coconut Hair Nourishment, Green Coconut Shampoo,Minyak Cemceman Murni, Ramuan Penyubur Rambut, Shampoo Bayam, Shampoo Daun Landep, Shampoo Daun Waru, Shampoo Kacang Hijau, Shampoo Merang, Shampoo Orang-Aring. b) Perawatan Wajah : Krim Anti Jerawat , Krim Buah-Buahan, Pembersih Wajah, Penyegar Wajah, Pelembab Wajah, Masker, Peeling, Sabun Pembersih Wajah, Krim Anti Sinar Matahari. c) Perawatan tubuh : Pelembab Tubuh, Sabun Cair, Sabun Wangi, Pengharum tubuh, Cairan Atiseptik, Lulur, Pasta Gigi, Bedak Tabur 28. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. xciv Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara. Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan dirubah menjadi PN Gas yang selanjutnya berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. 29. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa (fixed wireline), (fixed wireless), (mobile service), data/internet serta jasa multimedia lainnya. Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM: Telepon tetap (PSTN), Telkom Flexi, layanan telepon CDMA, sedangkan untuk layanam penggunaan internet yaitu; TELKOMNet Instan, TELKOMNet Astinet, Speedy, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron), Solusi Enterprise–INFONET. 30. PT. Tempo Scan Pacific Tbk PT. Tempo Scan Pacific Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1977. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macammacam bahan farmasi. Tempo Group atau PT Tempo Scan Pacific (TSP) adalah perusahaan induk (holding company) yang memiliki beberapa perusahaan farmasi PT Tempo Scan Pacific , PT Supra Ferbindo Farma, PT Indonesian Pharmaceutical Industries. xcv Produk-produk farmasi yang diproduksi oleh TSP al. Bodrex, Bodrexin, Hemaviton, Hemaviton Jreng, Zevit-C, Vidoran SMART, Contrexin. 31. PT. Tunas Baru Lampung Tbk Perusahaan ini bergerak dalam ruang lingkup kegiatan usahanya meliputi bidang perkebunan, pertanian, dan perindustrian, termasuk bertindak sebagai pedagang eksportir dan importer, saat ini perusahaan bergerak dalam bidang minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa, minyak sawit dan sabun, serta bidang perkebunan kelapa sawit dan hibrida, perusahaan mulai berjalan kegiatan produksi CPO bulan September 1995 dan minyak goring bulan oktober 1996, hasil produksi dipasarkan di dalam negeri dan luar negeri. 32. PT . Unilever Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Produkproduknya berupa ; xcvi a. Perawatan Pribadi ; Citra, Clear, Lifebuoy, Lux, Pepsodent, Sunsilk b. Makanan ; Bango, Blue Band, Sariwangi, Taro, Wall's c. Perawatan Rumah ; Rinso, Sunlight.S C. Hasil Dan Pembahasan 1. Deskriptif Data Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis regresi berganda, yaitu variabel Y (Return Saham) sebagai variabel terikat, variabel X1 (Dividend Payout Ratio), X2 (Volume Perdagangan), X3 (Firm Size), X4 (Debt to Equity Ratio), dan X5 (Price Earning Ratio) sebagai variabel bebas. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah: 1. Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio merupakan cara perhitungan persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik saham sehingga menghasilkan kebijakan dividend per saham dengan laba per saham dikali 100%. Tabel 4.1 Dividend Payout Ratio NO EMITEN DPR'04 DPR'05 DPR'06 DPR'07 1 Adira Dinamika 0,40816 0,62556 0,00015 0,62492 2 Antam 0,11674 0,30665 0,18437 0,12102 3 Astra Agro 0,37249 0,2988 0,83997 0,33509 4 Astra Graphia 0,86588 0,68792 0,79369 0,97153 xcvii 5 Astra Internasional 0,21522 0,31662 0,65248 0,34767 6 Asuransi Ramayana 0,30967 0,003479 0,40638 0,55475 7 Aqua 0,16828 0,16871 0,24104 0,1712 8 Bakrie and Brother 0,00939 0,02663 0,05938 0,07446 9 Bank Central Asia 0,63127 0,44944 0,42464 0,46957 10 Bank Mandiri 0,00447 0,04621 0,01309 0,0036 11 Bentoel 0,16639 0,14458 0,21383 0,56506 12 Berlian Laju Tanker 0,04915 0,06954 0,07391 0,21013 13 Bumi Resources 0,00729 0,07853 0,08297 0,21372 14 Delta 0,40298 0,27665 0,25931 0,63916 15 Fast Food 0,1991 0,19453 0,12948 0,20041 16 Gudang Garam 0,32244 0,50911 0,95458 0,63667 17 Hm Sampoerna 0,92465 0,94292 0,68281 0,62319 18 Indofood 0,63166 0,75052 0,21574 0,26968 19 Indosat 0,46142 0,50308 0,00818 0,34527 20 Kalbe Farma 0,06543 0,04297 0,0024 0,14281 21 Kimia farma 0,22084 0,43905 0,35491 0,38508 22 Mandom 0,31201 0,33586 0,39757 0,41857 23 Mayora 0,22488 0,41903 0,20476 0,23206 24 Medco energi international 0,03314 0,0286 0,10313 0,46519 25 Merek 0,74635 0,5435 0,36239 0,67983 26 Multi Bintang 0,49347 0,55938 0,5763 0,9474 27 Mustika Ratu 0,10705 0,23139 0,15342 0,17048 28 Perusahaan Gas 0,5525 0,26645 0,25049 0,60176 29 Telkom 0,62187 0,37288 0,48804 0,47036 30 Tempo Scan Pacific 0,55475 0,63944 0,04953 0,43141 31 Tunas Baru Lampung 0,65554 0,23401 0,03383 0,0131 32 Unilever 0,00766 0,07811 0,32529 0,06119 33 United Tractor 0,0518 0,09495 0,47508 0,27671 (Sumber data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan Dividend Payout Ratio masing-masing perusahaan pada Tabel 4.1, Pada tahun 2004, Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Graphia Tbk sebesar 0,86588 dan terendah dipegang oleh PT. Bakrie and Brother Tbk sebesar -0.00939. Pada tahun 2005, Dividend xcviii Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Graphia Tbk sebesar 0,68792 dan terendah PT. Asuransi Ramayana Tbk sebesar 0.003479. Pada Tahun 2006, Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 0.95458 dan terendah PT. Adira Dinamika Tbk sebesar 0,00015. Pada Tahun 2007, Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Graphia Tbk sebesar 0,97163 dan terendah PT. Unilever Tbk sebesar 0.06119 . Peningkatan Dividend Payout Ratio setiap tahun dipengaruhi oleh nilai laba per saham. Semakin tinggi nilai laba per saham semakin tinggi pula bagian dividend per sahamnya. 2. Volume Perdagangan Volume Perdagangan dihitung dengan cara membagi jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari ke t dengan jumlah lembar saham yang beredar (listing) pada waktu t. Tabel 4.2 Volume Perdagangan NO EMITEN VP'04 VP'05 VP'06 VP'07 1 Adira Dinamika 1.874.903.000.000 15.236.000.000.000 17.826.000.000 73.880.000.000 2 Antam 2.035.872.000.000 1.646.323.000.000 1.475.526.000.000 13.831.893.000.000 3 Astra Agro 1.284.246.000.000 611.633.000.000 315.353.000.000 478.456.000.000 4 Astra Graphia 671.873.000.000 1.405.480.000.000 802.670.000.000 3.111.681.000.000 5 Astra Internasional 2.677.244.000.000 1.944.193.000.000 2.289.924.000.000 1.932.470.000.000 6 Asuransi Ramayana 369.000.000.000 580.000.000.000 393.000.000.000 149.000.000.000 7 Aqua 237.000.000.000 232.000.000.000 128.000.000.000 18.000.000.000 8 Bakrie and Brother 68.263.646.000.000 60.208.347.000.000 66.655.541.000.000 87.685.069.000.000 9 Bank Central Asia 3.751.807.000.000 5.151.439.000.000 3.142.228.000.000 2.698.323.000.000 xcix 10 Bank Mandiri 13.326.319.000.000 10.477.633.000.000 17.961.946.000.000 17.757.141.000.000 11 Bentoel 9.596.498.000.000 4.963.436.000.000 5.684.868.000.000 2.575.355.000.000 12 Berlian Laju Tanker 1.024.839.000.000 5.305.393.000.000 8.525.345.000.000 4.090.562.000.000 13 Bumi Resources 25.141.956.000.000 22.690.088.000.000 22.377.040.000.000 35.444.901.000.000 14 Delta 479.000.000.000 300.000.000.000 91.000.000.000 82.000.000.000 15 Fast Food 1.360.000.000.000 1.802.000.000.000 1.815.000.000.000 5.378.000.000.000 16 Gudang Garam 341.104.000.000 295.453.000.000.000 220.212.000.000.000 141.441.000.000.000 17 Hm Sampoerna 1.575.012.000.000 5.218.669.000.000 18.622.000.000.000 18.674.000.000.000 18 Indofood 3.560.121.000.000 8.478.262.000.000 7.872.026.388.000.000 7.932.993.000.000 19 Indosat 2.437.743.000.000 2.887.230.000.000 3.714.114.010.000.000 2.491.660.000.000 20 Kalbe Farma 5.007.180.000.000 4.378.027.000.000 6.312.695.000.000 4.786.938.000.000.000 21 Kimia farma 737.258.000.000 623.484.000.000 435.546.000.000.000 2.445.318.000.000 22 Mandom 11.313.000.000.000 4.439.000.000.000 6.326.000.000.000 2.919.000.000.000 23 Mayora 164.020.494.000.000 169.620.000.000 345.392.000.000.000 69.913.000.000 24 Medco Energi Int. 347.925.000.000 1.252.727.000.000 572.618.000.000 191.622.000.000 25 Merek 1.547.000.000.000 744.000.000.000 974.000.000.000 465.000.000.000 26 Multi Bintang 49.000.000.000 135.000.000.000 64.000.000.000 86.000.000.000 27 Mustika Ratu 153.867.000.000 105.157.000.000.000 86.406.000.000.000 159.179.000.000.000 28 Perusahaan Gas 4.685.064.000.000 2.925.185.000.000 2.827.990.000.000 4.146.095.000.000.000 29 Telkom 4.314.693.000.000 6.645.262.000.000 6.424.636.000.000 7.213.758.000.000.000 30 Tempo Scan Pacific 108.410.000.000 40.493.000.000.000 996.800.000.000.000 2.139.145.000.000 31 Tunas Baru Lampung 690.589.000.000 296.968.000.000 3.650.748.000.000.000 14.560.472.000.000 32 Unilever 996.075.000.000 503.931.000.000 454.259.000.000.000 639.630.000.000 33 United Tractor 2.780.649.000.000 2.703.741.000.000 1.704.721.000.000.000 1.826.945.000.000 (Sumber data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan Volume Perdagangan masing-masing perusahaan pada Tabel 4.2, Pada Tahun 2004, Volume Perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Mayora Tbk sebesar 164.020.494.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Multi Bintang Tbk sebesar 49.000.000.000. Pada Tahun 2005, Volume Perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 295.453.000.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Multi Bintang Tbk sebesar 135.000.000.000 . Pada Tahun 2006, Volume Perdagangan tertinggi c dimiliki oleh PT. Indosat Tbk sebesar 3.714.114.010.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Multi Bintang Tbk dan sebesar 64.000.000.000. Pada Tahun 2007, Volume Perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Telkom Tbk sebesar 7.213.758.000.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk dan PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 18.000.000.000. Nilai Volume Perdagangan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi volume maka semakin besar kemungkinan peningkatan harga makin membaik dan mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. 3. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar mudah memperoleh dana karena dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Firm Size dihitung dengan cara melalui Log Natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya. Tabel 4.3 Firm Size NO FS'04 FS'05 FS'06 FS'07 1 Adira Dinamika 1.588.977.000.000 1.633.211.000.000 1.584.893.000.000 2.962.636.000.000 2 Antam 6.042.568.000.000 6.402.714.000.000 7.290.906.000.000 12.037.917.000.000 3 Astra Agro 3.382.821.000.000 3.191.715.000.000 3.496.955.000.000 5.352.986.000.000 571.015.000.000 518.804.000.000 584.839.000.000 704.664.000.000 5 Astra Internasional 39.145.053.000.000 46.985.862.000.000 57.929.290.000.000 63.519.598.000.000 6 Asuransi Ramayana 191.260.000.000 204.318.000.000 232.060.000.000 284.402.000.000 7 Aqua 671.109.000.000 730.586.000.000 795.244.000.000 853.644.000.000 EMITEN 4 Astra Graphia ci 8 Bakrie and Brother 5.219.257.000.000 7.012.882.000.000 8.666.760.000.000 14.137.256.000.000 9 Bank Central Asia 149.168.842.000.000 150.180.752.000.000 176.798.726.000.000 218.005.008.000.000 10 Bank Mandiri 248.155.827.000.000 263.383.348.000.000 267.517.192.000.000 319.085.590.000.000 11 Bentoel 1.956.823.000.000 1.842.317.000.000 2.347.942.000.000 3.110.352.000.000 12 Berlian Laju Tanker 4.361.847.000.000 7.908.587.000.000 8.205.956.000.000 20.668.625.000.000 13 Bumi Resources 13.661.647.000.000 16.446.361.000.000 22.684.662.000.000 26.556.109.000.000 14 Delta 455.117.000.000 537.785.000.000 577.411.000.000 560.216.000.000 15 Fast Food 322.647.000.000 377.905.000.000 483.575.000.000 567.403.000.000 16 Gudang Garam 20.591.389.000.000 22.128.851.000.000 21.733.034.000.000 22.883.314.000.000 17 Hm Sampoerna 11.563.295.000.000 11.934.600.000.000 12.659.804.000.000 14.741.691.000.000 18 Indofood 15.669.008.000.000 14.786.084.000.000 16.112.493.000.000 29.527.466.000.000 19 Indosat 27.872.467.000.000 32.787.133.000.000 34.228.658.000.000 45.305.086.000.000 20 Kalbe Farma 3.016.864.000.000 4.728.369.000.000 4.624.619.000.000 5.138.213.000.000 21 Kimia farma 1.173.438.000.000 1.177.603.000.000 1.261.225.000.000 1.328.618.000.000 22 Mandom 472.364.000.000 545.695.000.000 672.197.000.000 764.618.000.000 23 Mayora 1.280.645.000.000 1.459.969.000.000 1.553.377.000.000 1.801.945.000.000 24 Medco Energi Int. 2.619.203.000.000 3.207.286.000.000 4.043.663.000.000 4.610.420.000.000 25 Merek 200.466.000.000 218.034.000.000 282.699.000.000 309.313.000.000 26 Multi Bintang 558.388.000.000 575.385.000.000 610.437.000.000 613.234.000.000 27 Mustika Ratu 294.415.000.000 290.646.000.000 291.769.000.000 304.801.000.000 28 Perusahaan Gas 11.039.703.000.000 12.574.761.000.000 15.113.902.000.000 20.348.341.000.000 29 Telkom 56.269.092.000.000 62.171.044.000.000 75.135.745.000.000 82.058.760.000.000 30 Tempo Scan Pacific 2.141.419.000.000 2.345.760.000.000 2.479.251.000.000 2.698.977.000.000 31 Tunas Baru Lampung 1.352.092.000.000 1.451.439.000.000 2.049.163.000.000 2.457.120.000.000 32 Unilever 3.663.709.000.000 3.842.351.000.000 4.626.000.000.000 5.333.406.000.000 33 United Tractor 6.769.367.000.000 10.633.839.000.000 11.247.846.000.000 13.002.619.000.000 (Sumber data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan Ukuran Perusahaan masing-masing perusahaan pada Tabel 4.3, Pada Tahun 2004, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk dan sebesar 248.155.827.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Fast Food Tbk, sebesar 322.647.000.000 Pada Tahun 2005, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar263.383.348.000.000 danterendah dipegang oleh PT. Asuransi ramayana cii Tbk sebesar 204.318.000.000 . Pada Tahun 2006, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT.. Bank Mandiri Tbk sebesar 267.517.192.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk, sebesar 232.060.000.000. Pada Tahun 2007, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 319.085.590.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk, sebesar 284.402.000.000. Nilai Firm Size yang tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi total asset maka semakin besar ukuran perusahaan sebagai perusahaan besar yang mampu membagikan dividend. 4. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Debt to Equity Ratio mempengaruhi besarnya dividend karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal perusahaannya semakin besar pula jumlah kewajibannya. Debt to Equity Ratio dihitung dengan cara membagi total hutang dengan ekuitas Tabel 4.4 Debt to Equity Ratio NO EMITEN DER'04 DER'05 DER'06 DER'07 1 Adira Dinamika 2,06 1,34 3,61 1,86 2 Antam 1,44 1,11 0,70 0,37 3 Astra Agro 0,60 0,19 0,24 0,28 4 Astra Graphia 0,72 0,82 0,98 1,12 5 Astra Internasional 1,18 1,11 1,41 1,17 6 Asuransi Ramayana 1,57 1,44 1,50 1,90 7 Aqua 0,87 0,78 0,77 0,72 ciii 8 Bakrie and Brother 1,64 0,57 0,71 1,48 9 Bank Central Asia 9,71 8,48 8,79 9,66 10 Bank Mandiri 8,95 10,35 9,16 9,91 11 Bentoel 0,86 0,65 0,97 1,36 12 Berlian Laju Tanker 1,62 2,94 1,62 5,23 13 Bumi Resources 8,39 7,84 5,95 1,26 14 Delta 0,29 0,32 0,31 0,24 15 Fast Food 0,66 0,66 0,68 0,66 16 Gudang Garam 0,69 0,69 0,65 0,65 17 Hm Sampoerna 1,31 1,55 1,21 1,05 18 Indofood 2,50 2,33 2,13 2,62 19 Indosat 1,10 1,28 1,24 1,72 20 Kalbe Farma 1,26 0,76 0,36 0,33 21 Kimia farma 0,44 0,39 0,45 0,48 22 Mandom 0,19 0,19 0,11 0,14 23 Mayora 0,46 0,61 0,58 0,68 24 medco energi int. 1,28 1,05 1,09 1,09 25 Merek 0,30 0,21 0,20 0,20 26 Multi Bintang 1,11 1,52 2,08 2,22 27 Mustika Ratu 0,19 0,14 0,10 0,11 28 Perusahaan Gas 2,30 1,80 1,61 2,11 29 Telkom 1,53 1,40 1,39 1,16 30 Tempo Scan Pacific 0,20 0,26 0,23 0,23 31 Tunas Baru Lampung 1,65 1,83 1,37 1,62 32 Unilever 0,59 0,76 0,95 0,98 33 United Tractor 1,17 1,58 1,44 1,26 (Sumber data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan Debt to Equity Ratio masing-masing perusahaan pada Tabel 4.4, Pada Tahun 2004, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 9,71 dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu Tbk dan PT Mandom Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2005, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk civ sebesar 10,35 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Tbk dan PT Mandom Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2006, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 9,16 dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 0,10. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 9.91 dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 0,11. Nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan tingkat hutang yang besar sehingga beban hutang akan lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividend, hal ini berarti semakin kecil kemampuan perusahaan dalam membayar dividend. 5. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio adalah mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham. Tabel 4.5 Price Earning Ratio NO EMITEN PER '04 PER'05 PER'06 PER'07 1 Adira Dinamika 9,37 3,51 5,01 3,93 2 Antam 4,08 8,10 9,83 8,32 3 Astra Agro 6,09 9,76 25,20 22,34 4 Astra Graphia 11,56 11,03 7,40 11,04 5 Astra Internasional 7,19 7,57 17,12 16,95 6 Asuransi Ramayana 2,99 3,79 3,69 3,98 7 Aqua 6,89 12,89 29,64 24,47 8 Bakrie and Brother -5,83 11,10 19,40 35,74 9 Bank Central Asia 11,46 11,65 15,12 20,10 10 Bank Mandiri 7,36 55,03 24,70 17,33 11 Bentoel 10,81 8,40 14,34 16,68 12 Berlian Laju Tanker 11,93 6,70 6,00 14,52 13 Bumi Resources 12,81 12,07 8,70 11,95 cv 14 Delta 6,00 10,22 8,43 6,07 15 Fast Food 13,07 12,97 11,78 12,27 16 Gudang Garam 14,56 11,86 19,47 10,07 17 Hm Sampoerna 14,63 16,37 12,04 13,70 18 Indofood 19,98 69,30 19,28 26,69 19 Indosat 18,61 18,31 26,01 24,39 20 Kalbe Farma 12,00 15,39 17,86 15,88 21 Kimia farma 14,64 15,24 20,83 31,35 22 Mandom 7,56 6,89 12,56 10,56 23 Mayora 10,81 13,75 13,27 8,71 24 Medco Energi Int. 29,01 41,92 11,92 19,77 25 Merek 8,92 9,43 10,35 13,15 26 Multi Bintang 10,38 12,11 15,75 18,30 27 Mustika Ratu 13,34 13,58 15,06 11,79 28 Perusahaan Gas 17,54 35,91 27,81 40,11 29 Telkom 15,87 14,88 18,50 15,63 30 Tempo Scan Pacific 10,54 8,57 14,86 9,71 31 Tunas Baru Lampung 22,58 51,95 18,72 37,48 32 Unilever 17,15 22,64 29,25 24,51 33 United Tractor 5,89 9,97 20,08 20,82 (Sumber data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan Price Earning Ratio masing-masing perusahaan pada Tabel 4.5, Pada Tahun 2004, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Indofood Tbk sebesar 19,98 dan terendah dipegang oleh PT. Bakrie and Brother Tbk sebesar 5,83. Pada Tahun 2005, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Indofood Tbk sebesar 69,30 dan terendah dipegang oleh PT. Adira Dinamika Tbk sebesar 3,51 . Pada Tahun 2006, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Tbk sebesar 29,64 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk sebesar 3,69. Pada Tahun 2007, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. cvi Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar 40,11 dan terendah dipegang oleh PT. Adira Dinamika Tbk sebesar 3,93. Nilai Price Earning Ratio yang tinggi mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham. 6. Return Saham Return saham adalah tingkat pengembalian keuntungan yang berasal dari investasi selama beberapa periode adalah perubahan harga pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak kepemilikan, dibagi dengan harga pasar awal investasi. Tabel 4.6 Return Saham NO EMITEN RETURN'04 RETURN'05 RETURN'06 RETURN'07 1 Adira Dinamika 0,1671 -0,0375 0,0322 -0,0025 2 Antam 0,0197 0,0675 0,0787 0,0330 3 Astra Agro 0,0667 0,0451 0,0851 0,0763 4 Astra Graphia 0,0016 0,0027 0,0065 0,0818 5 Astra Internasional 0,0559 0,0096 0,0417 0,0525 6 Asuransi Ramayana 0,0188 0,0246 0,0017 0,0152 7 Aqua 0,0125 0,0251 0,0554 0,0163 8 Bakrie and Brother -0,0080 0,3342 0,0292 0,0593 9 Bank Central Asia 0,0057 0,1574 0,0379 0,0309 10 Bank Mandiri 0,0399 0,5919 0,0526 0,0205 11 Bentoel 0,7595 0,0200 0,0750 0,0540 12 Berlian Laju Tanker 0,6335 0,0379 0,0482 0,0425 13 Bumi Resources 0,0489 0,0004 0,0167 0,1783 14 Delta 0,0410 0,0871 -0,0353 -0,0229 15 Fast Food 0,0214 0,0190 0,0365 0,0273 16 Gudang Garam -0,0020 -0,0058 -0,0099 -0,0131 17 Hm Sampoerna 0,0266 0,0292 0,0087 0,0129 18 Indofood 0,0014 0,0205 0,0397 0,0597 19 Indosat -0,0184 0,0006 0,0208 0,0233 cvii 20 Kalbe Farma 0,0248 0,0539 0,0226 0,0070 21 Kimia farma 0,0061 -0,0248 0,0122 0,0709 22 Mandom 0,0486 0,0042 0,1060 0,0171 23 Mayora 0,0342 -0,0209 0,0652 0,0099 24 Medco Energi Int. 0,0236 0,0445 0,0923 0,0191 25 Merek 0,0172 0,0077 0,0470 0,0243 26 Multi Bintang 0,0193 0,0167 0,0084 0,0013 27 Mustika Ratu 0,0040 -0,0314 0,0181 -0,0283 28 Perusahaan Gas 0,5300 0,1227 0,0490 0,0307 29 Telkom -0,0216 0,0192 0,0476 0,0027 30 Tempo Scan Pacific 0,0287 -0,0218 -0,0361 -0,0128 31 Tunas Baru Lampung 0,0446 -0,0088 0,0422 0,0975 32 Unilever -0,0029 0,0248 0,0317 0,0117 33 United Tractor 0,0666 0,0460 0,0511 0,0474 (Sumber data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan Return Saham masing-masing perusahaan pada Tabel 4.7, Pada Tahun 2004, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar 0.34630 dan terendah dipegang oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar -0.00005. Pada Tahun 2005, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Bakrie and Brother Tbk sebesar 0.29820 dan terendah dipegang oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar -0,0058. Pada Tahun 2006, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 0.24070 dan terendah dipegang oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar -0,0099. Pada Tahun 2007, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 0.68980 dan terendah dipegang oleh PT. Adira Dinamika Tbk sebesar -0,0025. 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data cviii Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Data Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai ratarata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal. b. Uji Multikolinieritas cix Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Pengujian Multikolonearitas a Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error -9.110 2.447 DIVIDENT PAYOUT RATIO .012 .005 VOLUME PERDAGANGAN 1.713E-11 FIRM SIZE DEBT EQUITY RATIO PRICE EARNINGS RATIO Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -3.723 .000 .238 2.304 .023 .795 1.258 .000 .189 1.897 .061 .854 1.172 .199 .087 .294 2.284 .025 .514 1.946 .055 .063 .106 .866 .388 .564 1.774 -.015 .011 -.145 -1.431 .156 .826 1.211 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM (Sumber data diolah) Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multukolonieritas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolonearitas. Karena cx data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolonearitas. c. Uji Autokolerasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Pada tabel 4.8 diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,970 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sample (n) 102 dan jumlah variabel independen (k) adalah 5. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,785 dan 4 – du = 4 – 1,785 = 2,215. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,785 < 1,970 < 2,215 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik posistif maupun negatif. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Autokolerasi b Model Summary Change Statistics Adjusted R Model 1 Square .143 R Square Durbin- Change Watson F Change .185 4.368 df1 df2 5 Sig. F Change 96 a. Predictors: (Constant), PER, VOLUME PERDAGANGAN, DER, DPR, FIRM SIZE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM d. Uji Heteroskedastisitas cxi .001 1.970 Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. Gambar 4.2 Uji Heteroskedasitas Pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan cxii demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Signifikansi a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio terhadap return Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial. Tabel 4.9 Hasil Pengujian Uji t a Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error -9.110 2.447 .012 .005 VOLUME PERDAGANGAN 1.713E-11 FIRM SIZE DEBT EQUITY RATIO t Beta Sig. Tolerance VIF -3.723 .000 .238 2.304 .023 .795 1.258 .000 .189 1.897 .061 .854 1.172 .199 .087 .294 2.284 .025 .514 1.946 .055 .063 .106 .866 .388 .564 1.774 -.015 .011 -.145 -1.431 .156 .826 1.211 DIVIDENT PAYOUT RATIO PRICE EARNINGS RATIO Collinearity Statistics a. Dependent Variable: RETURN SAHAM (Sumber : Data diolah) Variabel DPR, dengan nilai t hitung sebesar 2.304 > 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.023 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang menyatakan cxiii tolak ukur kinerja perusahaan DPR berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini DPR menjadi patokan dalam pengambilan keputusan suatu investasi oleh para investor. Hasil Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hartono, 2000 dan Wuryatiningsih, 2002 menemukan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki dividend payout yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan perusahaan kecil, perusahaan besar memiliki akses kepada pasar modal sehingga tidak tergantung pada dana internal perusahaan. Sehingga dividend payout ratio memiliki hubungan yang positif dengan ukuran perusahaan (firm size). Variabel Volume Perdagangan, dengan nilai t hitung sebesar 1.897 < 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.061 > 0.05), maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Volume Perdagangan Saham tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan return saham berubah bukan berdasarkan volume perdagangan saja, tapi masih banyak pengaruh yang lebih besar lagi. Penelitian lain dilakukan oleh Bandi dan Hartono, 2000:2005, Perubahan harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan harga saham merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual. Reaksi harga atas informasi public merefleksikan revisi kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan akibat dari adanya informasi tersebut. cxiv Variabel Firm Size, dengan nilai t hitung sebesar 2.284 > 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.025 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Firm Size berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan Firm Size adalah patokan bagi investor berdasarkan total asset perusahaan. Penelitian lain dilakukan oleh Fama dan French,2001 melaporkan bahwa kecenderungan untuk membayar dividen berhubungan dengan secara positif terhadap ukuran (size) dan keuntungan perusahaan, dan berhubungan secara negative terhadap kesempatan pertumbuhan perusahaan. Variabel Debt to Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 0,866 < 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.388 > 0.05), maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti, dikarenakan adanya variabel yang lebih mempengaruhi return saham. Variabel Price Earning Ratio, dengan nilai t hitung sebesar -1.431 < 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.156 > 0.05), maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Price Earning Ratio tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan PER bukanlah patokan yang tepat dalam melakukan investasi. Penelitian tentang Price Earning Ratio pertama kali dipopulerkan oleh Volkert S. Whitbeck dan cxv Manown Kisor Jr, 2002 dengan menggunakan variabel eksplantori yaitu Pertumbuhan laba, Dividen Payout Ratio, dan standar deviasi pertumbuhan laba terhadap Price Earning Ratio. Faktor pertumbuhn laba dan Dividen Payout Ratoi mempunyai hubungan Positif terhadap Price Earning Ratio, sedangkan faktor standar deviasi pertumbuhan laba mempunyai hubungan yang negatif terhadap Price Earning Ratio. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Dividen Payout Ratio, Volume Perdagangan, Firm Size, Debt To Equity Ratio, Price Earnings Ratio terhadap Return Saham secara simultan atau serentak. Tabel 4.10 Hasil Pengujian Uji f ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression b df Mean Square 32.385 5 6.477 Residual 142.337 96 1.483 Total 174.722 101 F 4.368 Sig. .001 a a. Predictors: (Constant), PER, VOLUME PERDAGANGAN, DER, DPR, FIRM SIZE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM (Sumber : Data diolah) Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 4.368 dengan signifikan 0.001. Dengan mencari pada table F, diperoleh nilai F tabel 2.37. Dengan kondisi dimana F hitung lebih cxvi besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0.05), maka dapat diambil kesimpulan adalah menolak H0 yang berarti H1 diterima dan koefisien korelasi signifikan secara statistik. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan dari model persamaan regresi, sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi. c. Koefisien Determinasi ( Adj R Square) Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien 2 2 determinasi (Adj R ). Dari koefisien determinasi (Adj R ) dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai (Adj 2 R ) = 0,143 yaitu persentase pengaruh variabel yaitu Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Firm Size, Debt To Equity Ratio, dan Price Earnings Ratio berpengaruh terhadap return saham sebesar 14%. Sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap return saham. Tabel 4.11 Hasil Pengujian Adj R Square b Model Summary Change Statistics Model Adjusted R R Square Square Change F Change df1 cxvii df2 Sig. F Change Durbin-Watson 1 .143 .185 4.368 5 96 .001 1.970 a. Predictors: (Constant), PER, VOLUME PERDAGANGAN, DER, DPR, FIRM SIZE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM (Sumber : Data diolah) 4. Analisis Regresi Linier Berganda Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio terhadap Return saham di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi a Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error -9.110 2.447 DIVIDENT PAYOUT RATIO .012 .005 VOLUME PERDAGANGAN 1.713E-11 FIRM SIZE DEBT EQUITY RATIO PRICE EARNINGS RATIO Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance VIF -3.723 .000 .238 2.304 .023 .795 1.258 .000 .189 1.897 .061 .854 1.172 .199 .087 .294 2.284 .025 .514 1.946 .055 .063 .106 .866 .388 .564 1.774 -.015 .011 -.145 -1.431 .156 .826 1.211 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM (Sumber : Data diolah) Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio terhadap return saham sebagai berikut: cxviii Y = -9,110 + 0,012 x1 + 0,199 x3 Keterangan : Y = Return a = konstanta x1 = Dividend Payout Ratio x3 = Ukuran Perusahaan (Firm Size) ei = error term Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk Konstan sebesar –0.9110 sedangkan variabel Dividend Payout Ratio sebesar 0.012 menunjukkan bahwa jika variabel Dividend Payout Ratio meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,012 satuan, dan Variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0.199 menunjukkan bahwa jika variabel Ukuran Perusahaan meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return saham sebesar 0.199 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. D. Interpretasi Dari hasil uji regresi berganda maka hasil yang didapat adalah yang paling berpengaruh dan signifikan adalah Dividend Payout Ratio dan Firm Size, hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor Jr,2002), hasil penelitianya adalah ada dua variabel yang berpengaruh yaitu Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio. Pada penelitian yang dilakukan oleh Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor Jr,2002, Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio mempengaruhi cxix Return saham, sedangkan dalam penelitian ini Price Earning Ratio (PER) tidak mempengaruhi return saham karena masih banyak alat analaisa data yang lebih baik lagi selain PER dalam menentukan suatu investasi yang tepat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Usman, 2001, dalam hasil penelitianya terdapat dua variabel yang mempengaruhi return saham adalah Volume Perdagangan dan Debt to Equity Ratio. Sedangkan dalam penelitian ini Volume Perdagangan, Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi return saham, ini disebabkan karena adanya perbedaan tahun penelitian dan objek yang diteliti. Dalam hal ini perbedaan antara hasil pengujian sebelumya dengan pengujian ini dikarenakan adalah perbedaan waktu penelitian dan sektor yang diteliti dan menambahkan variabel bebasnya, yaitu Price Earnings Ratio dan Debt To Equity Ratio, sehingga adanya perbedaan hasil analisis. Sedangkan untuk return saham, bila dikaitkan dengan variabel yang berpengaruh dan signifikan yaitu Dividend Payout Ratio Dan Firm Size adalah variabel yang mempengaruhi Return saham dan Return saham adalah salah satu patokan dari para pemegang saham untuk menanamkan modalnya untuk berinvestasi. Dan untuk memprediksi Return dapat dilihat berdasarkan hasil Dividend Payout Ratio Dan Firm Size. Karena Dividend Payout Ratio Dan Firm Size adalah patokan yang tepat karena semakin besar dividen yang didapat maka akan semakin besar pula dana yang dinvestasikan dan semakin besar pula keuntungan perusahaan. Maka para pemegang saham harus memperhitungkan Dividend Payout Ratio Dan Firm Size sehingga dapat keuntungan yang lebih baik cxx lagi. Dan Dividend Payout Ratio Dan Firm Size menjadi suatu alat analisis dalam mencapai Return yang baik pada saat ini. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) menjelaskan Independen (Dividend Payout Ratio, Ukuran bahwa variabel Perusahaan, Volume Perdagangan, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio) secara bersamasama berpengaruh terhadap Return saham. 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap Return saham adalah Dividend Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan (Firm Size), sedangkan Volume Perdagangan, Debt to Equity Ration, dan Price Earning Ratio, tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham. 3. Nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R Square) sebesar 0,143. Hal ini berarti 14,3 % dari return saham dapat dijelaskan oleh variabel (Dividend Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan, Volume cxxi Perdagangan, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio). Sedangkan sisanya yaitu 85,7 % dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis model regresi penelitian. 4. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat dijelaskan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Return saham adalah yaitu Dividend Payout Ratio, atau yang memiliki nilai koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya. B. Saran Dan Implikasi Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti, penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya, beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik lagi, adapun saranya sebagai berikut : 1. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan keadaan pasar yang sesungguhnya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. 2. Memperpanjang periode (waktu) Penelitian agar menambah jumlah data. 3. Menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi return sehingga dapat menjadi luas penelitian 4. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang. Implikasi : Laporan keuangan merupakan acuan atau patokan bagi para investor, karena laporan keuangan menggambarkan kondisi ekonomi suatu perusahaan, cxxii sehingga para investor tidak salah dalam melakukan investasi di suatu perusahaan, yang akan meningkatkan keuntungan bagi investor. Maka perlu adanya penelitian-penelitian yang lainnya yang dapat meningkatkan keakuratan dalam melakukan investasi Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, yaitu: 1. Implikasi Bagi Investor Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus bersedia menanggung risiko atas investasinya. Oleh karena itu dalam melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih baik lagi dan untuk mengetahui perubahan-perubahan sehingga tidak salah dalam melakukan investasi. 2. Implikasi Bagi Perusahaan Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam berhubungan dengan investasi. 3. Implikasi Bagi Akademis cxxiii melakukan kebijakan yang Penilaian analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Firm Size, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio yang mempengaruhi return saham dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya. cxxiv DAFTAR PUSTAKA Arif dan Maulani Zaki. “Dividen Saham Bonus, EPS dan PBV”, Detik finance; konsultasi saham : 2, 2002. Astuti, Puji, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek”, Jakarta, 2004 Bandi dan H. M. Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 1, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2002. Bursa Efek Jakarta (2004), Indonesian Capital Market Directory, Institute for Economic and Financial Research. Charles P.Jones, Investment Analisis and Management 9 th edisi, New York:John Wiley and Sons,2004. Charles P.Jones, Investments”, Wiley, United State Of America, 2007. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Edisi III, Jakarta, 2005. Halim, Abdul dan Nasuhi Hidayat,”Studi Empiris tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return terhadap Bid Ask Spread di Bursa Efek, Vol 3,1 Jan 2000,hal 69-85,UGM,Yogyakarta. Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2005. Husnan, Suad. “ Dasar-dasar teori Portofilio dan Analisis Sekuritas”. Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2003. Joel, G.S dan Jae K. Shim. “Kamus Istilah Akuntansi”. Cetakan 4, Agustus 2000. M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto (2001), Perangkat Dan Model Analisis Investasi Di Pasar Modal, Buku 1, Elex Media Komputindo. Nany, Magdalena, ”Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 9(1): 23-21,2004. Riyanto, Bambang, ” Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi ke Empat, Cetakan Pertama,Penerbit Erlangga:Jakarta,2000 cxxv Rodoni, Ahmad dan Othman Yong, ”Analisis Investasi dan Teori Portofolio”. PT. Raja Grafindo Persada,2002. Ross, Westerfield, Jordan, Fundamental Of Corporation Finance”, McGraw-Hill Irwin, Boston, 2008. Santoso, Purbayu dan Ashari. ”Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS” Andi,Yogyakarta,2005. Sudarsono,et.all. ” Kamus Ekonomi Uang dan Bank”, Rineka Cipta,Jakarta,2001. Sundjaja, Ridwan S dan Barlian, Inge. ”Manajemen Keuangan”, Edisi 4, Literata Lintas Media, Jakarta,2001 dan 2003. Sjahrial, Dermawan, ”Manajemen Keuangan”, Edisi 3, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,2009. S.N.Rosemarie,”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio”. Jurnal Ekonomi, FE UNTAR,2000 Sutrisno, Dasar-dasar manajemen Keuangan. Ekonisia FE UII, Yogyakarta,2003. Tandelilin, Eduardus, ”Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio”, PT.BPFE, Yoogyakarta, 2001 Tjiptono Darmadji dan H. M. Fakhruddin (2001), Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba 4. Usman, Mohammad, ” Pengaruh Dividend Payout Ratio, Return on Equity dan Earning Growth terhadap Price Earning Ratio”, Ekoma,2001. cxxvi