pengaruh dividend payout ratio,volume

advertisement
PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO,VOLUME
PERDAGANGAN SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN (FIRM
SIZE), DEBT TO EQUITY RATIO, PRICE EARNING RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
MELAKUKAN PEMBAYARAN DIVIDEND KAS
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2004-2007
Oleh :
Syarifah Zahroh
NIM : 204081002239
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
i
PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO,VOLUME
PERDAGANGAN SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE),
DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG
MELAKUKAN PEMBAYARAN DIVIDEND KAS
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2004-2007
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Syarifah Zahroh
NIM: 204081002239
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof, Dr Ahmad Rodoni MM
NIP. 150 317 955
Titi Dewi Warninda, SE, Msi
NIP. 150 368 746
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
ii
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, Tanggal 23 Bulan Junii Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Syarifah Zahroh NIM: 204081002239 dengan judul skripsi
“PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, VOLUME PERDAGANGAN,
UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), DEBT TO EQUITY RATIO, DAN
PRICE
EARNING
RATIO
RETURN
TERHADAP
SAHAM
PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN DEVIDEN KAS”
Memperhatikan
kemampuan
keilmuan
mahasiswa
tersebut
selama
ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Februari 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Penguji I
Penguji II
Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM
Titi Dewi Warninda,SE,Msi
NIP. 150 317 955
NIP. 150 368 746
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891
iii
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, Tanggal 28 Bulan April Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Syarifah Zahroh NIM: 204081002239 dengan judul skripsi
“Pengaruh Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan
(Firm Size), Debt To Equity Ratio, Dan Price Earning Ratio Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas di Bursa
Efek Indonesia Pada Periode 2004-2007”. Memperhatikan kemampuan keilmuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Februari 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Penguji I
Penguji II
Indo Yama Nasarudin,SE.,MBA
H.M.Arief Mufraini,LC,M.Si
Ketua
Sekretaris
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama
: Syarifah Zahroh
2. Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 03 September 1986
3. Alamat
: Perum. Sarua Permai Jl. Diponegoro C.32/12
Benda Baru – Pamulang
4. No Telepon Rumah
: 021 – 7416627
5. No Handphone
: 0856 – 1086-246
6. Agama
: Islam
7. Kewarganegaraan
: Indonesia
B. DATA PENDIDIKAN
1. Tahun 1992-1998
SDN Benda Baru 01
2. Tahun 1998-2001
SMP Muhammadiyah 22 Pamulang Pamulang
3. Tahun 2001-2004
SMUN 29 Jakarta
4. Tahun 2004-2009
FEIS Manajemen UIN
SYARIFHIDAYATULLAH
Pamulang
Jakarta Selatan
Jakarta
C. DATA PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun 2004
: Anggota ROHIS 29 JAKARTA
D. DATA PENGALAMAN KERJA
Tahun 2007
: Job Training / Magang PPPTMGB”LEMIGAS”
Bagian Keuangan dan Rumah Tangga, Divisi Jasa
Teknologi (selama 3 bulan)
Tahun 2007
: Job Training / Magang Pemerintah
Kotamadya Jakarta Selatan – Kelurahan Mampang
Prapatan (Selama 1 Bulan)
v
ABSTRACT
This research has purposes : (1). To analyze the effect partial between Dividend
Payout Ratio, Firm Size, Trade Volume, Debt to Equity, and Price Earning Ratio
upon the stock return which is registered in the Indonesian Stock Exchange. (2). To
analyze the effect simultan’s between Dividend Payout Ratio, Firm Size, Trade
Volume, Debt to Equity, and Price Earning Ratio upon this stock return which is
registered in the Indonesian Stock Exchange. (3). To Analyze the most dominant
independent variable upon the stock return. The research is using the secondary
data which come from Indonesian Stock Exchange. The researcs is samples are all of
registered companies in the Indonesian Stock Exchange from 2004 until 2007
category cash dividend of payment, from the research we can find that Dividend
Payout Ratio and Firm Size, But, on the previous research, is the most find Dividend
Payout Ratio and Price Earning Ratio is the most dominant analysis variable.
Keywords: Dividend Payout Ratio, Firm Size, Trade Volume, Debt to Equity Ratio,
and Price Earning ratio
vi
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) Menganalisa pengaruh dividend payout ratio,
volume perdagangan, ukuran perusahaan, debt to uquity ratio dan price earning
terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2) Menganalisa
pengaruh secara simultan antara dividend payout ratio, volume perdagangan, ukuran
perusahaan, debt to equity ratio dan price earning terhadap return saham yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (3) Menganalisa variabel independen mana
yang paling dominan terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisa
regresi linier berganda, Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
masuk kategori Pembayaran Dividend Kas mulai dari tahun 2004 sampai dengan
tahun 2007. Pada penelitian yang saya lakukan ditemukan hasil analisa variabel yang
paling dominan adalah Dividend Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan (Firm Size)
sedangkan Pada Penelitian sebelumnya ditemukan hasil analisa variabel yang paling
dominan adalah Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio.
Kata kunci: Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan,
Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulilahi Rabbil’ Alamin, segala puji hanya
bagi Allah SWT pemilik segala sesuatu yang ada dibumi dan langit. Atas berkat
rahmat dan ridha-Nya, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi
Muhammad SAW yang menjadi panutan ummat dan telah membawa manusia dari
alam jahiliyah menuju jalan cahaya, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutpengikutnya hingga akhir jaman.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh Ujian
Program Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi penyempurnaan
skripsi ini.
Dengan segenap kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan bundaku tercinta, terimakasih atas kasih sayang, cinta dan doa yang tak
pernah henti untukku. Dan untuk adikku tersayang zaidan yang selalu
memberikan semangat untukku. Semoga Allah SWT selalu memberikan
perlindungan-Nya kepada kita bersama.
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dengan kesabaran dan ketabahanya.
Terima kasih atas semua arahan dan saran yang telah diberikan selama
bimbingan hingga selesainya skripsi ini.
viii
3. Titi Dewi Warninda, SE, Msi., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan
penuh keikhlasan. Terima kasih atas semua arahan dan saran yang telah
diberikan selama bimbingan hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak IndoYama Nasarudin, SE, MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan
ilmunya selama masa perkuliahan.
8. Seluruh staf bagian akademik dan perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, Terima kasih atas keramahannya dalam memberikan pelayanan.
9. Kepada Abdul Khoer yang selalu memberikan semangat dan semangat dari mulai
ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi, makasih untuk semuanya, ipeh
gak akan bisa begini tanpa bantuan khoer
10. Kepada Ayuningtyas Puspitasari yang selalu memberikan daku semangat dan
semangat dari mulai ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi, Makasih ya
buw….dikau tahu bagaimana usahaku,perjuanganku dan pengorbananku selama
ini…sangat sulit…
11. Kepada teman-temanku di FEIS 2004 Manajemen, Firman, Rangga, Isra, Hany,
Azman, Angga, Erwin, Rere, Srikananda, Tripunk, Yani, Semangat ya,....Doaku
selalu menyertai kalian.
12. Kepada teman-temanku di FEIS 2004 Manajemen, Izza, Dcy, Angkis, Nure,
Armel, Rikha, nayLa, Semangat ya, Doaku selalu menyertai kalian.
13. Terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
ix
Demikianlah dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan penulisan, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun
untuk skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Terima Kasih....
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, Juli 2009
Syarifah Zahroh
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam................................................................................ i
Halaman Pengesahan Skripsi ........................................................................ ii
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi.............................................................. iii
Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. iv
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... v
Abstract.......................................................................................................... vi
Abstrak........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel ................................................................................................. xiv
Daftar Gambar .............................................................................................. xv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen Keuangan........................................................
2. Definisi Dan Tujuan Investasi .............................................................
B. Dividend
1. Pengertian dividend............................................................................ 17
xi
2. Faktor yang mempengaruhi Kebijakan dividend suatu perusahaan.....
3. Kontroversi Kebijakan Dividend.........................................................
4. Macam-macam Dividend....................................................................
C. Dividend Payout Ratio
1. Pengertian Dividend Payout Ratio………………………………….
2. Pola pembayaran dividend payout ratio……………………………
3. Prosedur umum pembagian dividend payout ratio………………….
4. Faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio………………….
5. Cara menghitung dividend payout ratio…………………………….
D. Pengertian Volume Perdagangan .......................................................... 31
E. Pengertian Ukuran Perusahaan (Firm Size) ............................................ 32
F. Pengertian Debt to Equity Ratio ............................................................. 33
G. Pengertian Price Earning Ratio ............................................................. 35
H. Pengertian Return Saham ...................................................................... 36
I. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 39
J. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 43
K. Hipotesis Penelitian............................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 45
B. Metode Penentuan Sample..................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 45
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 46
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 52
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 55
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 55
B. Sejarah Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividen Kas ............. 66
C. Hasil Dan Pembahasan .......................................................................... 81
D. Interpretasi............................................................................................... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 104
A. Kesimpulan .......................................................................................... 104
B. Saran .................................................................................................... 105
C. Implikasi .............................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
4.1
Data Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio
108
4.2
Data Hasil Perhitungan Volume Perdagangan
109
4.3
Data Hasil Perhitungan Firm Size
110
4.4
Data Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio
111
4.5
Data Hasil Perhitungan Price Earning Ratio
112
4.6
Data Hasil Perhitungan Return Saham
113
4.7
Hasil Pengujian Multikoloniaritas
93
4.8
Hasil Uji Autokolerasi
94
4.9
Uji Hipotesis
96
4.10
Uji ANOVA
99
4.11
Variabel Indsependen Yang Paling Berpengaruh
100
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Gambar Kerangka Pemikiran
43
4.1
Gambar Uji Normalitas
92
4.2
Gambar Uji Heterokedastisitas
95
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Keterangan
1.
Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividend Kas
2.
Data Mentah
3.
Data Perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR)
4.
Data Perhitungan Dividend Per Share (DPS)
5.
Hasil Uji Metode Dengan SPSS 16.0
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar modal meningkat secara terus-menerus, ini
disebabkan karena pemerintah membuat suatu peraturan berupa paket kebijakan
(PAKDES, 1988), yang di dalamnya berisi mengenai pengembangan pasar
modal, agar nantinya diharapkan meningkatnya jumlah investor yang
menanamkan modalnya di dalam pasar modal. Yang kemudian akan digunakan
sebagai modal untuk menjalankan perusahaan. Dana tersebut sangat dibutuhkan
bagi perusahaan yang kekurangan dana. Perubahan keadaan perekonomian
negara menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Banyak sekali pengaruh yang disebabkan karena keadaan negara yang
stabil. Maka suatu perusahaan harus dapat menciptakan suatu kinerja yang efektif
dan secara efisien agar terciptanya keuntungan yang optimal seperti yang
diinginkan setiap perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menghadapi tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah dan persaingan global yang semakin ketat
dan padat.
Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan atau
profitabilitas yang sebesar-besarnya, meningkatkan penjualan barang dan
memaksimalkan nilai perusahaan. Melihat tujuan utama tersebut kita dapat
melihat bahwa semua perusahaan pasti melakukan kegiatan usahanya hanya
untuk mencari laba atau profit dan memperkaya diri agar mencapai suatu
kemakmuran. Dalam teori manajemen keuangan modern, menyatakan bahwa
xvii
tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para
pemegang saham. Dan dengan memaksimalkan harga saham dan berupaya
meningkatkan tingkat pengembalian dari modal / asset yang ditanamkan atau
yang diinvestasikan.
Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi
dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan
investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia
menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi
dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini
diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas,
wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.
Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual
ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi
pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, return pun memiliki
peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi
(Linda:2005).
Pada dasarnya return memiliki dua komponen yang dapat menaikan atau
menurunkan, yaitu berdasarkan cash yang diterima dari cash dan berdasarkan
keuntungan atau kerugian dari suatu investasi “ This return will usually have two
component. First, you may receive some cash directly while you own the
investment. This called the income component of your return. Second, the value
of the asset your purchase will often change inthis case. You have a capital gain
or capital loss on your investment” (Ross, Westernfield, Jordan, 2008 : 382))
xviii
Investor sebagai penanam modal, menginvestasikan dananya bertujuan
untuk mendapatkan imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Bagi
investor yang menginvestasikan dananya pada suatu saham perusahaan akan
memperoleh pendapatan yang berupa deviden atau capital gains.
Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya yaitu untuk
memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan dividen
(dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga
belinya (capital gain). Dalam kaitannya dengan pendapatan dividen, para
investor pada umumnya menginginkan pembagian dividend yang relatif stabil.
Stabilitas
perusahaan.
dividend
Karena
akan
akan
meningkatkan
mengurangi
kepercayaan
investor
ketidakpastian
investor
terhadap
dalam
menanamkan dananya. Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen
yang harus dibagikan kepada para investor disebut kebijakan dividend (dividend
policy). Di sisi lain perusahaan di hadapkan dalam berbagai macam kebijakan,
antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin
lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat
pemegang, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen
kas dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen
Investor yang membeli saham akan mendapatkan keuntungan dari salah
satu atau keduanya seperti berikut; (a) memperoleh dividend selama mereka
memegang saham; (b) memperoleh capital gain atau keuntungan yang diperoleh
apabila harga saham pada saat dijual lebih besar dibandingkan harga saham pada
saat dibeli.
xix
Para investor yang tidak bersedia mengambil resiko mempunyai
pandangan bahwa semakin tinggi resiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi
juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap
resiko tersebut. Selanjutnya dividend yang diterima pada saat ini akan
mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada capital gain yang akan diterima
dimasa yang akan datang. Dengan demikian, investor yang tidak bersedia
berspekulasi akan lebih menyukai dividend dari pada capital gain.
Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor dari
pada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi
ketidakpastian
dalam
melaksanakan
aktivitas
investasinya
pada
suatu
perusahaan. Demikian pula, stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan
mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan, sehingga stabilitas
dividen juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh
manajemen perusahaan, ada beberapa variabel yang berpengaruh dalam
penentuan dividen, yaitu : (1) profitabilitas, (2) stabilitas dan earning, (3)
likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan.
Pengumuman pembagian deviden merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa return saham dan harga saham bereaksi
terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan
(Sularso 2003 dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada harihari disekitar tanggal ex-dividend.
xx
Deviden adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham
masih dimiliki, sedangkan capital gains adalah pendapatan yang diperoleh
karena harga jual saham lebih tinggi dari pada harga belinya. Pendapatan ini baru
diperoleh jika saham dijual. Capital gains banyak dimanfaatkan oleh para
spekulator karena lebih bersifat harian sesuai dengan perubahan harga saham
yang terjadi pada setiap hari perdagangan saham. Spekulator harus mempunyai
informasi mengenai faktor pemicu perubahan harga saham. Kemungkinan salah
satu faktor pemicu adalah besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan.
Deviden yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada
kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang
lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan deviden pada hakikatnya
adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan.
Jika adanya reaksi harga saham yang diakibatkan dari suatu pengimuman,
maka bisa diartikan bahwa pengumuman itu mengandung informasi. Reaksi
harga saham dapat diukur dengan menggunakan Abnormal return saham sebagai
nilai
perubahan
harga.
Pengumuman
pembayaran
deviden
dikatakan
mengandung informasi apabila memberikan return yang signifikan kepada pasar.
Hal sebaliknya juga bila pengumuman pembayaran dividen tidak memberikan
abnormal return yang tidak signifikan maka itu tidak mengandung informasi.
Perkembangan harga saham dan volume perdagangan di pasar modal
merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu
investor. Dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar
xxi
modal, biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi
yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi
pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika
keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan transaksi di pasar modal,
dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan harga dan volume perdagangan
saham. Dengan demikian, seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi
dapat disimpulkan dengan mempelajari kaitan antara pergerakan harga saham
dan volume perdagangan di pasar modal dengan keberadaan informasi tersebut
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator
utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga
profitabilitas sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen.
Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari
investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada
saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor
dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian
mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi
perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh
karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu
mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik
keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angkaangka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran (size)
perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan
(Indriani:2005).
xxii
Pada jurnal tahun 2006 Hubungan Antara Size Perusahaan Dengan
Return Saham yakni, Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan
total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur
yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari
perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang
baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa
perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang kecil (Indriani:2005).
Pengaruh size perusahaan, status pendaftaran dan jenis industri terhadap
luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang yang terdaftar
dibursa. Ukuran perusahaan (Firm Size)
merupakan variabel penting yang
menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis
industri ditemukan bahwa perusahaan yang melakukan pembayaran dividend kas
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis
industri lain, pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa
besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya
diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang
lebih tinggi dibanding perusahaan besar.
Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan
dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini
xxiii
digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa
besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal
yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang
dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam
masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan
dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran
perusahan.
Debt
to
equity
ratio
merupakan
perhitungan
sederhana
yang
membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Dengan
analisis debt to equity ratio maka akan menambah informasi hutang perusahaan
dan modal perusahaan yang akan menjadi tolak ukur bagi investor untuk
menanamkan modalnya di suatu saham. Karena dengan melihat hutang dan
modal dalam suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap return dari saham
yang akan ditanamkan investor.
Suatu analisa perlu adanya dasar teori dan acuan yang tepat dalam
melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini terdapat teori-teori pendukung
dan berdasarkan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini peneliti akan
menganalisa kembali dari penelitian terdahulu dengan sedikit perbedaan yang
dapat menjadi analisa yang baru. Adapun perbedaan dari analisis kali ini dengan
penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :
Pada penelitian terdahulu menganalisa perusahaan yang berada pada
”Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia”, sedangkan pada penelitian
xxiv
ini menganalisa perusahaan yang masuk katagori ”Perusahaan yang melakukan
Pembayaran Dividen Kas”
Pengumuman pembagian deviden merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Dalam penelitian ini
peneliti akan membatasi masalah dengan menganalisa “Pengaruh Dividend
Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham, Ukuran Perusahaan (Size Firm),
Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dapat
ditentukan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Dividen
Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt
to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham.
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Deviden
Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt
To Equity Ratio, dan Price Earning ratio terhadap Return Saham.
3. Variabel independent manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap Return Saham.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan diatas maka diambil tujuan dari
penelitian ini, yaitu ;
xxv
1. Menganalisis pengaruh yang signifikan secara parsial antara Dividend Payout
Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio,
Price Earning Ratio terhadap Return Saham.
2. Menganalisis pengaruh yang signifikan secara simultan antara Dividen
Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity
Ratio, Price Equity Ratio terhadap return saham.
3. Menganalisis variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap
Return Saham.
D. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui pemecahan permasalahan, maka akan diperoleh
beberapa manfaat, antara lain ;
1. Bagi investor
Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham dan tidak bersedia
berspekulasi lebih mengharapkan keuntungan dari pembagian dividend, dapat
menggunakan hasil penelitian ini dalam memprediksi pembayaran dividend
yang akan dibagikan dari emiten.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung di lapangan.
Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan berbagai metode yang
telah dapatkan selama saya mengikuti.
3. Bagi Akademik
xxvi
Bagi akademik dan pihak lain adalah sebagai literature dan dapat digunakan
sebagai informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat
digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
xxvii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di setiap perusahaan merupakan salah satu
bagian yang penting dan tidak dapat dianggap hal yang biasa. Tujuan utama
dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan dan
memaksimalkan laba dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Di
dalam perusahaan manajemen keuangan digunakan untuk pengelolaan
perusahaan berdasarkan modal yang ada. (Puji Astuti, 2004) menyatakan
bahwa secara umum manajemen keuangan dapat diartikan sebagai
manajemen untuk fungsi-fungsi keuangan oleh sebab itu manajemen
keuangan disuatu perusahaan diangap penting dibandingkan aspek yang
lainnya.
Perusahaan pada umumnya baik yang berskala besar maupun kecil
memerlukan perhatian yang besar dibidang keuangan. Karena keberhasilan
ataupun kegagalan usaha sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan
keuangan. Aktifitas perusahaan dalam menghasilkan output atau produk
diperlukan bahan buku yang kemudian diperlukannya mesin dan sumber
daya manusia untuk mengolahnya.
Untuk menjalankan operasinya,
perusahaan perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan tersebut,
untuk pengaturan kegiatan tersebut diperlukan manajemen keuangan.
xxviii
Definisi manajemen keuangan menurut (Van Horne dan Wachowicz,
2001) adalah segala aktifitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang
berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara
efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau
pembelanjaan secara efisien.
Sedangkan menurut Kamus Lengkap Bisnis definisi Manajemen
Keuangan adalah proses pendapatan dana untuk membiayai perusahaan dan
pemberian nasehat dalam penggunaan dana tersebut yang meliputi analisis
arus dana melalui perusahaan.
Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan dalam memperoleh
dana yang dialokasikan untuk kepentingan perusahaan yang digunakan secara
efisien dan efektif dan memerlukan suatu pengambilan keputusan oleh para
manajer dengan tepat dan cepat.
Pada umumnya, setiap perusahaan manajemen keuanganya tidak
sama tetapi pada prinsipnya terdapat fungsi utama seorang manajer
keuangan, antara lain :
1. Keputusan alokasi dana (investasi), menentukan investasi apa saja yang
baik bagi perusahaan untuk mencapai laba yang optimal
xxix
2. Pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi,
bagaimana seorang manajer mengambil suatu keputusan tentang
pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal
3. Kebijakan deviden, pengambilan keputusan pembagian deviden kepada
para pemegang saham, apa berupa kas dan pembelian kembali saham atau
sebaiknya laba itu ditahan terlebih dahulu.
Fungsi Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan
yang
penting
bagi
keberhasilan
satu
tujuan
perusahaan.
Dalam
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, seorang manajer keuangan
akan menghadapi keputusan bidang keuangan ini, oleh karena itu, fungsi
pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga
area utama; keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting yang dibuat dalam
perusahaan. Langkah awal adalah menentukan jumlah keseluruhan aktiva
yang dibutuhkan perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan utama yang kedua adalah keputusan pendanaan seorang
manajer keuangan harus menentukan sebaik apakah usaha untuk
memperoleh dana yang dibutuhkan investasi macam apa yang paling baik
bagi perusahaan. Lebih lanjut, kebijakan dividen harus dianggap sebagai
bagian terpadu dari keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran
deviden menentukan jumlah laba yang ditahan. Semakin besar laba di
xxx
tahan berarti semakin sedikit uang yang tersedia untuk pembayaran
deviden.
3. Keputusan Manager Aktiva
Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam
tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva
yang ada. Tanggung jawab ini menurut manajer keuangan untuk lebih
memperhatikan manajemen aktiva lancer dari pada aktiva tetap.
Tujuan manajemen keuangan untuk bisa mengambil keputusankeputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan
yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan
membantu tujuan tersebut secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah
untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Menurut Agus Sartono, tujuan yang harus dicapai oleh manajer
keuangan adalah bukan memaksimumkan profit melainkan memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau maximization wealth of stockholders
melalui maksimilisasi nilai perusahaan.
2. Definisi Dan Tujuan Investasi
Definisi mengenai investasi cukup banyak dari para ahli, di mana
pada dasarnya tiap para ahli mendefinisikan mengenai saham adalah suatu
tabungan yang akan meningkat di masa datang. Menurut sumber buku yang
dikarang oleh (“Dr.Eduardus Tandelilin, M.B.A”) seorang dosen “Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta”
dalam bukunya yang
berjudul “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio” beliau mengatakan
xxxi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
masa datang. Seorang investor memiliki suatu saham saat ini memiliki
harapan memperoleh suatu keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun
deviden yang akan meningkat di masa depan.
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan
“investor”. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Investor Individual (Individual/retail investor), individu-individu yang
langsung melakukan aktivitas investasi
2. Investor Institusional (Instittutional investor), terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga
simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan
investor, kesejahteraan dalam konteks ini adalah kesejahteraan yang bersifat
moneter, yang dilihat berdasarkan jumlah pendapatan yang dimiliki saat ini
dan nilai saat ini pendapatan di masa datang.
Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang, tujuan tersebut merupakan salah satunya. Tetapi tujuan yang
paling luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan
dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan
penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa
datang.
xxxii
Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatanya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek
lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai
kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian
fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
Dividend
1. Pengertian Dividend
Bagi pemegang saham, pemberian dividend merupakan hal yang
penting selain pertumbuhan perusahaan. Pemegang saham ingin mengetahui
berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan karena mereka telah
menginvestasikan dana untuk perusahaan tersebut dan berapa yang akan
dibagikan sebagai dividend kepada mereka.
xxxiii
Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada
waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba
yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahun selanjutnya laba yang
ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk
pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan
yang berasal dari laba yang ditahan dan penyusutan aktiva tetap maka makin
kuat posisi financial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh
perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen.
Mengenai penentuan besarnya dividend yang akan dibagikan itulah yang
merupakan kebijakan dividend dari pimpinan perusahaan (Prof.Dr.Dermawan
Sjahrial,MM,2009).
Dividend adalah bagian dari laba yang diberikan untuk para
pemegang saham perusahaan, yang dapat berupa dividend, andaikata
perusahaan ternyata tidak mampu memperoleh laba (Sudarsono,2001;56).
Dividend adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan yang menjadi hak
pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat
ini dan yang akan datang (Sundjaja dan Barlin,2003;380).
Dapat dikatakan bahwa dividend sebagai pembiayaan kepada para
pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya.
Keuntungan yang didapat adalah dari kegagalan usaha pada periode tertentu,
hal ini terjadi jika pada suatu periode tertentu perusahaan tersebut mendapat
keuntungan dari kegiatan usahanya dan berdasarkan kesepakatan bersama,
xxxiv
karena besarnya dividend tergantung besarnya keuntungan dan jumlah saham
yang beredar.
2. Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Dividend
Suatu
Perusahaan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain (Prof.Dr. Dermawan
Sjahrial,MM,2009).
a. Posisi likuiditas perusahaan
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividend yang
dibayarkan.
b. Kebutuhan dana untuk membayar utang
Apabila sebagian besar laba yang digunakan untuk membayar utang
maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividend makin kecil.
c. Rencana Perluasan usaha
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang
akan dibayarkan untuk dividend.
d. Pengawasan terhadap perusahaan
Kebijakan pembiayaan; untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari pihak
intern antara lain; laba.
Apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan
kontrol dari kelompok pemegang saham dominant. Karena suara
pemegang saham mayoritas berkurang.
3. Kontroversi Kebijakan Dividend
xxxv
Kebijakan
dividend
merupakan
masalah
yang
mengundang
perdebatan. Berbagai pendapat tentang dividend bisa dikelompokkan menjadi
tiga pandangan dasar, yaitu (Prof.Dr.Dermawan Sjahrial,MM,2009).
a. Kelompok Satu yang biasa disebut Kelompok kanan yang mengatakan
bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividend sebesar-besarnya.
b. Kelompok kedua yang biasa disebut Kelompok tengah (Middle of
Roaders, Brealey and Myers) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen
adalah tidak relevan. Artinya apakah perusahaan akan membagikan
dividen yang besar atau yang kecil., akibatnya bagi kemakmuran pemilik
perusahaan (pemegang saham) sama saja.
c. Kelompok ketiga yang biasa disebut kelompok kiri yang mengatakan
bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen sekecil-kecilnya.
Kalau perlu tidak usah membagikan dividen.
4. Macam-Macam Dividen
Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham menurut
Bambang Suripto, dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian :
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai adalah jenis dividen paling umum yang sering dibagikan
oleh perusahaan-perusahaan. Untuk mengumumkan dividen, harus
dipertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ditentukan oleh posisi
keuangan dari saldo uang tunai perusahaan. Dividen tunai dapat
dibayarkan dalam bentuk tunai dengan aktiva bukan kas lain atau dengan
saham.
xxxvi
2. Dividen Harta (Property Dividend)
Apabila perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, atau mempunyai
kas cukup tetapi untuk tujuan lain, perusahaan dapat membagikan dividen
dengan pembayaran aktiva selain kas, seperti rumah, kendaraan, tanah
dan lain-lain sesuai dengan jumlah nominal dividen yang telah
ditentukan.
3. Dividend Saham (Stock Dividend)
Dividen dapat juga dibayarkan dengan saham perusahaan. Dengan adanya
dividen saham berarti perusahaan membagikan tambahan saham
perusahaan itu sendiri kepada pemegang sahamnya tanpa melakukan
setoran apapun. Dividen ini memungkinkan perusahaan untuk tetap
menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan di lain
pihak menawarkan tambahan saham pemilikan kepada pemegang saham.
Saham yang dikeluarkan untuk dividen dinilai dengan harga pasar pada
saat dividen diumumkan.
4. Dividend Script (Script Dividend)
Jika perusahaan kekurangan kas tetapi menginginkan pembagian dividen,
perusahaan dapat menerbitkan dividen script. Yaitu pembagian dividen
dalam bentuk tertulis untuk membayar secara tunai dimasa yang akan
datang. Janji itu merupakan salah satu bentuk hutang wesel. Dividen
script ini dapat berbunga dan dapat diperjualbelikan antar pemegang
saham atau pemegang script.
5. Dividend Likuidasi ( Liquidity Dividend)
xxxvii
Dividen yang tidak didasarkan pada laba yang ditahan. Dividen ini
menunjukkan pengembalian atas investasi (Return on Investment) dan
bukan merupakan distribusi laba. Dividen ini didasarkan pada modal
yang timbul dari donasi pihak luar atau pemegang saham, namun pada
umumnya dividen ini diperlakukan sebagai pengurangan rasio saham dan
bukan laba ditahan (Retained Earnings).
Dividend Payout Ratio
1. Pengertian Dividend Payout Ratio
Dividen Payout Ratio adalah jumlah dividend per lembar saham
dibagi jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividend Payout
Ratio memberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadap
pembayaran dividend. Semakin besar rasio dividend maka semakin besar pula
alokasi keuntungan perusahaan untuk pemegang saham (Rodoni,2005;83).
Dividend Payout Ratio adalah persentase tertentu dari laba
perusahaan yang dibayarkan sebagai dividend kas kepada pemegang saham
(Darmadji dan Fakhruddin,2001:142).
Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan
dibayar kepada para pemegang saham sebagai dividend. Jika makin tinggi
tingkat dividend yang dibayarkan berarti semakin sedikit laba yang ditahan
dan sebagai akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan
dalam mendapatkan pendapatan dan harga sahamnya (Riyanto,2001;266)
Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) yaitu dividen kas
tahunan dibagi laba tahunan; atau dividend per lembar saham dibagi laba per
xxxviii
lembar saham. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang
dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas.
Dari pengertian diatas Dividend Payout Ratio merupakan hasil dari
kebijakan dividend perusahaan dalam menghitung persentase pembagian
hasil keuntungan kepada pemegang saham. Rasio ini menunjukkan
persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk kas. Semakin tinggi tingkat dividend payout ratio yang ditetapkan
perusahaan berarti semaikn kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan dalam
perusahaan.
Dalam menentukan dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan,
pihak manajemen perusahaan perlu menganalisa dengan baik dan
membicarakannya dengan para investor dalam Rapat Umum Pemegang
Saham. Apakah laba akan dibagikan senagai dividen dalam bentuk kas (cash
dividend) atau saham (stock dividend), berapa kali pembagian dividen dalam
setahun, kapan akan dibagikan dan kapan akan ditahan. Permasalahan
mengenai kebijakan dividen ini kadang kala nampak rumit. Dengan
keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dan adanya alternative investasi
yang menguntungkan, perusahaan juga perlu menginvestasikan kembali
keuntungan yang diperoleh untuk pertumbuhan perusahaan di masa yang
akan datang. Namun di sisi lain perusahaan juga mempunyai kewajiban
memakmurkan pemegang saham sebagai imbalan atas saham yang mereka
miliki.
2. Pola Pembayaran Deviden Payout Ratio
xxxix
Pola pembayaran Dividend Payout Ratio yang dilakukan perusahaan
(Riyanto,1995;269)
1. Kebijakan Deviden Stabil
Jumlah dividend per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya
relative tetap selama jangka waktu tertentu.
2. Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus Ekstra
Jumlah rupiah minimal per lembar saham setiap tahunnya ditetapkan
terlebih dahulu. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan
akan ada dividend ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
3. Penetapan Rasio Pembayaran Yang Konstan
Jumlah dividend per lembar saham yang akan dibayarkan setiap tahunnya
berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang
diperoleh setiap tahunnya.
4. Penetapan rasio pembayaran yang fleksibel
Jumlah deviden setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi financial dari
perusahaan yang bersangkutan.
Dari keempat macam pola pembayaran diatas, dividen stabil
merupakan kebijakan yang paling banyak digunakan perusahaan karena dapat
memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang. Dan juga dengan jumlah
deviden yang pasti akan menunjukkan kinerja perusahaan cukup baik.
3. Prosedur Umum yang Dilakukan Perusahaan dalam Pembagian
Dividend
xl
Dalam penelitian Buddi dan Adler (2004;01) prosedur umum yang
dilakukan perusahaan dalam pembagian dividen adalah;
1. Tanggal pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi
mengumumkan deviden. Pada tanggal tersebut deviden menjadi
kewajiban perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal
pengumuman ini biasanya beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran
dividen.
2. Cum Dividen adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan
sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan deviden.
3. Tanggal pencatatan (date of record) merupakan tanggal yang dipilih oleh
dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak
menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyusun daftar para
pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga
minggu
setelah
pengumuman dividen,
namun sebelum
tanggal
pembayaran dividen.
4. Ex-dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak
mendapatkan deviden.
5. Tanggal pembayaran (date of payment) adalah tanggal deviden benarbenar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung beberapa minggu
setelah tanggal pengumuman deviden.
Dalam hal pembagian deviden, dikenal istilah deviden interm dan
deviden final. Dividend interim adalah deviden yang sifatnya sementara
sehingga dimungkinkan adanya pemberian deviden lanjutan hingga
xli
terciptanya nilai deviden yang sifatnya final untuk tahun buku tertentu.
Setelah dikeluarkannya dividen final maka tidak ada tambahan deviden untuk
tahun buku tersebut. Dividen final diputuskan pada RUPS tahunan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Pada uraian sebelumnya telah dibahas aspek teoritis dari dividen.
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi Devidend Payout Ratio
yaitu:
1. Posisi likuiditas perusahaan (Cash Position)
Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama
dalam keputusan dividen. Dividen merupakan arus kas keluar. Maka
dapatlah dikatakan bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan
terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang, makin
tinggi Devidend Payout Rationya.
2. Laju pertumbuhan perusahaan (Growth Potential)
Bisnis yang tumbuh cepat, juga menghasilkan laba, mungkin harus
membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan
untuk investasi pertumbuhan. Oleh karenanya laju pertumbuhan
perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen.
Sebagai
indikator
dari
atribut
pertumbuhan,
digunakan
tingkat
pertumbuhan campuran yang diatur pada setiap tahun dalam total assets
(Chang dan Rhee,1990)
xlii
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Oleh karena dividen
diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka
keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya Devidend Payout
Ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan
membayar porsi yang lebih besar sebagai dividen.
4. Umur dan Besaran (Firm Size)
Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke
pasar-pasar modal. Perusahaan besar dan dewasa lazimnya dianggap lebih
aman dari pada perusahaan yang masih muda usia. Karena kemudahan
akses
ke
pasar
modal
cukup
berarti
untuk
fleksibilitas
dan
kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih tinggi dari pada
perusahaan kecil.
5. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditujukan oleh beberapa bagian
modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Oleh karena itu
semakin rendah Debt to Equity Ratio akan semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Jika beban hutang
semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen
xliii
akan semakin rendah, sehingga Debt to Equity Ratio mempunyai
hubungan negatife dengan Devidend Payout Ratio.
6. Perjanjian yang membatasi
Kadang-kadang ada pembatasan dalam perjanjian kredit yang membatasi
dividen yang boleh dibayarkan.
7. Kemantapan laba
Perusahaan dengan laba mantap lebih berkemungkinan mendistribusikan
persentase yang lebih tinggi dari laba daripada perusahaan yang tidak
mantap labanya.
8. Mempertahankan kendali
Manajer keuangan yang enggan menerbitkan saham biasa tambahan
karena khawatir akan mencairkan kendali atas bisnis, akan menahan
persentase lebih tinggi dari laba. Pendanaan internal memberi
kemampuan kepada perusahaan untuk mempertahankan kendali.
9. Kemampuan mendanai secara eksternal
Perusahaan yang mampu masuk ke pasar-pasar modal dengan mudah
dapat menerima beban rasio pembayaran dividen lebih tinggi. Bila akses
ke sumber-sumber pendanaan eksternal terbatas, maka perusahaan akan
lebih banyak menahan laba supaya dapat memenuhi kebutuhan keuangan
yang direncanakan.
10. Ketidakpastian
xliv
Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian dalam benak pemegang
saham tentang kesehatan keuangan perusahaan.
11. Denda pajak
Keinginan untuk menghindari kemungkinan terkena denda pajak atas
akumulasi lebih dari laba ditahan, dapat menghasilkan pembayaran
dividen tinggi.
12. Kedudukan pajak investor
Di bawah undang-undang perpajakan yang berlaku, investor dikenakan
pajak penuh atas dividen, tetapi perolehan modal jangka-panjang dibatasi
pada 28 persen.
5. Cara Menghitung
1. Dividend Payout Ratio
Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003;391) Dividend
Payout Ratio diperoleh dengan cara;
Dividend per Share
Dividend Payout Ratio =
x 100%
Earning Per Share
Dividend per share adalah jumlah dividen per saham sedangkan
Earning per share adalah jumlah laba per saham.
2. Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham dihitung dengan menggunakan rumus;
Menurut Arif dan Zaki (1999;101) aktivitas volume perdagangan saham
dilihat dengan menggunakan indicator Trading Volume Activity (TVA).
xlv
∑ saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
TVAit =
∑ saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t
3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran Perusahaan ditentukan oleh Log Natural dari Total Asset (Ln
TA) tiap tahunnya (Alli et al,1993 dalam Sutrisno,2001;5).
4. Debt Equity Ratio (DER)
Membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang
saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003. Adapun
perhitungan dari Debt Equity Ratio adalah :
5. Price Earning Rasio (PER)
Menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar saham
dengan laba bersih per lembar saham. (Joel dan Jae, 2000).
Harga pasar per saham
Price Earning Ratio =
Laba bersih perusahaan per saham
Pengertian Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam
analisis teknikal dipenilaian harga saham. Kegiatan perdagangan saham dan
xlvi
volume yang tinggi disuatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan
membaik (bullish). Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan
peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat atau kondisi yang
membaik (bullish) (Suad Husnan, 2002;354).
(Magdalena, 2004) menjelaskan volume perdagangan saham sebagai
jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Sedangkan (Abdul
Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000) mendefinisikan bahwa volume perdagangan
(Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t.
Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham
tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka
dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan.
(Magdalena, 2004;25).
Pengertian Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran
perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal.
Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju
pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk
memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman dari pada perusahaan
yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran
dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan
diwakili oleh Log natural dan Total Asset. (Alli et al.,1993, dalam Sutrisno,
2001:03).
xlvii
Perusahaan yang besar dianggap mempunyai resiko lebih kecil
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasannya, karena perusahaan
yang besar bisa dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, dan variabel
ini diprediksi mempunyai huibungan yang negative dengan resiko.
Berdasarkan penelitian tersebut penelitian ini menggunakan total aktiva
sebagai indicator pengukuran besar atau kecilnya perusahaan, Semakin besar
suatu perusahaan berarti semakin banyak dana yang digunakan untuk
menjalankan
operasi
perusahaan,
dengan
demikian
perusahaan
dapat
menghasilkan laba yang besar pula.
Jumlah asset dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukuran perusahaan.
Asset perusahaan ada pada posisi neraca dimana mencerminkan kekayaan yang
merupakan hasil penggunaan dalam berbagai bentuk. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ukuran perusahaan yang dinilai dari jumlah assets yang dimiliki
perusahaan tersebut bear atau kecil, maka hal ini dapat mempengaruhi laba yang
akan diperoleh perusahaan.
Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Menurut Jogianto, Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari
harga saham terhadap earning. Jadi rasio ini menunjukkan berapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.
xlviii
Sedangkan Sutrisno (2000;268) menjelaskan bahwa Price Earning Ratio
yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan
dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham.
Mohammad Usman (2001;83) menyatakan bahwa sebagai alternatif lain
selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai
fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba
perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi
nilai intrinsik adalah pendekatan Price Earning Ratio (PER).
Menurut gruber, Pendekatan Price Earning Ratio (PER) merupakan
model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak dipergunakan oleh
para pemodal dan analisis saham. Pendekatan ini juga paling sering digunakan
oleh penjamin emiten (underwriter) untuk menentukan harga saham perdana
(Suad Husnan). Selain itu Price Earning Ratio (PER) mempunyai arti yang
cukup penting dalam penilaian saham, karena mencerminkan salah satu
indokator perusahaan tentang pada masa mandatang, pada perusahaan yang
mempunyai Price Earning Ratio tinggi resiko yang rendah serta pertumbuhan
yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham perusahaan dengan
harga tinggi dan berharap akan mendapatkan aliran kas mendatang lebih tinggi.
Selanjutnya Abdul Halim menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rasio
ini lebih menarik dibandingkan model dividen. Pertama, Price Earning Ratio
memberikan sesuatu standar yang tepat untuk membandingkan dengan harga dari
saham-saham yang memiliki tingkat pendapatan per lembar saham yang berbeda.
Kedua, model ini lebih mudah digunakan dari pada model dividen terutama bagi
xlix
saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak membagi dividen sekarang ini.
Ketiga, estimasi input ini digunakan pada model Price Earning Ratio lebih
mudah dilakukan dari pada estimasi input pada model.
Suad Husnan juga menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam
industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempengaruhi Price
Earning Ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada
pada industri yang sudah mapan.
Berdasarkan pengertian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham (P = Price) dan
Laba per saham (E = earning), Price/earning = R (ratio). Price Earning ratio
terdiri dari tiga variabel dalam kaitan pembentukan harga saham, variabel P
(price) tergantung pada variabel E (earning) dan R (ratio), Jika E dan R
diketahui maka P (price) dapat dihitung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning ratio (PER)
Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor
yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah :
1. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka
meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio
2. Tingkat keuntungan yang dipandang layak (discount rate). Apabila faktorfaktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya discount rate akan
menurunkan Price Earning Ratio
l
3. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka
meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Price Earning Ratio
(Suad Husnan,2001;342).
Pengertian Debt to Equity Ratio
Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana
yang
membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat (Ross et al : 2003) yang menyatakan bahwa
“debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”. Menurut Horne dan
Wachoviz (1998:145) “Debt to equity is computed by simply dividing the total
debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity”. Debt
to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total
hutang perusahaan dari modal pemegang saham.
Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. (2001:490)
“Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan
bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang
dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity
ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu
hutang.
H. Pengertian Return Saham
Return atau tingkat keuntungan merupakan persentase dari kekayaan
pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam rupiah adalah
li
sama dengan deviden tunai yang diterima dalam satu jangka waktu ditambah
dengan perubahan dalam nilai saham yang berlaku dalam jangka waktu tersebut.
(Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002;1).
Tingkat keuntungan (return) adalah konsep penting dalam setiap
keputusan investasi karena merupakan tolak ukur investasi. Suatu investasi
dinyatakan berhasil apabila kekayaan investor itu meningkat, sebaliknya
investasi itu rugi apabila kekayaan investor itu menurun. Tingkat keuntungan
suatu saham adalah seluruh pendapatan bersih yang diterima pemegang saham
pada suatu akhir periode tertentu. Yaitu deviden ditambah dengan capital gain
atau capital loss dibagi dengan saham awal periode.
Saham menurut Dahlan Siamat adalah suatu bukti kepemilikan gabungan
suatu modal pada suatu perseroan terbatas.
Vonny Dwiyanti, saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya
kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham.
Para pemegang saham perusahaan berhak untuk memilih direksi perusahaan yang
umum berlaku adalah one share one vote artinya satu saham satu suara,
pemegang saham biasanya memberikan suara pada RUPS.
Secara umum hak pemegang saham biasa adalah sebagai berikut;
a. Berhak atas pendapatan perusahaan
b. Berhak atas harta perusahaan
c. Berhak mengeluarkan suara (UU PT Pasar Modal 45,46)
d. Tanggung jawab terbatas (UU perseroan Terbatas pasal 3)
e. Hak memesan efek terlebih dahulu.
lii
Ada beberapa faktor yang harus disadari oleh setiap investor. Faktor
tersebutlah yang menjadu salah satu daya yang memicu berfluktuasi harga
saham. Menurut Ali Arifin (2002,117) faktor yang dapat mempengaruhi harga
saham adalah sebagai berikut;
a. Kondisi Fundamental
b. Hukum permintaan dan penawaran
c. Tingkat suku bunga
d. Valuta asing
e. Dana asing di Bursa
f. IHSG
Keuntungan (return) yang akan diperoleh para investor dari investasi
saham di pasar modal dapat berupa:
a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan
nilai jual dari nilai beli saham
b. Deviden, yaitu keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang
saham.
Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada
pemegang saham, tetapi ada bagian yang diinvestasikan kembali. Besarnya
deviden yang dibagikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) perusahaan tersebut.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
pengembalian keuntungan yang berasal dari investasi selama beberapa periode
liii
adalah perubahan harga pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak
kepemilikan, dibagi dengan harga pasar awal investasi.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Perkembangan saham yang semakin meningkat, maka semakin banyak
investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal. Sebagai seorang
Investor dalam menginvestasikan saham harus dapat mengetahui faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi return saham. Banyak faktor yang
mempengaruhi return saham. Bagi seorang pemodal informasi mengenai naik
turunya harga saham sangat dibutuhkan, karena seorang pemodal dapat
mengetahui bagaimana menghitung tingkat keuntungan (return) yang akan
diterima. Seorang pemodal juga harus mengetahui seberapa besar β atau resiko
yang akan muncul ketika akan melakukan investasi. Resiko dan return saham
dapat diukur dengan metode CAPM dan SIM. Tetapi dalam menghitung return
dan resiko harus memiliki informasi yang cukup akurat dan cepat, sehingga dapat
mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menentukan investasi.
Menurut Maorish Kandel dalam teorinya menyatakan bahwa harga saham
bersifat uncretable (tidak dapat di prediksi) atau biasa disebut random walk
(acak/tidak beraturan), maka harga saham hanya dapat diperkirakan saja
berdasarkan berdasarkan harga saham masa lalu, dan hanya dapat dilihat
berdasarkan naik turunya harga saham berdasarkan kekuatanya. Dan dapat
dihitung dengan menggunakan metode regresi linier sederhana yang dapat
menghitung saham di masa lalu. Return saham tidak hanya dipengaruhi oleh
liv
tingkat resiko (β) tetapi terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
dan menjadi acuan dalam penentuan return suatu perusahaan.
Penelitian Terdahulu
Menurut Fama dan French, 2001 menyatakan bahwa perusahaan besar
menyukai untuk membayar dividen, sehingga perusahaan yang memiliki asset
yang besar akan lebih mampu untuk memperbesar payout ratio mereka.
Penelitian lain dilakukan oleh Aivazian et.al, 2003 menemukan hasil
yang mixed berkenaan dengan hubungan antara firm size dan kebijakan dividen
untuk beberapa pasar modal yang berkembang.
Penelitian lain dilakukan oleh Hartono,2000 dan Wuryatiningsih, 2002
menemukan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki dividend payout yang
lebih tinggi. Dibandingkan dengan perusahaan kecil, perusahaan besar memiliki
akses kepada pasar modal sehingga tidak tergantung pada dana internal
perusahaan. Sehingga dividend payout ratio memiliki hubungan yang positif
dengan ukuran perusahaan (firm size).
Penelitian lain dilakukan oleh Fama dan French,2001 melaporkan bahwa
kecenderungan untuk membayar dividen berhubungan dengan secara positif
terhadap ukuran (size) dan keuntungan perusahaan, dan berhubungan secara
negative terhadap kesempatan pertumbuhan perusahaan. Pembatasan untuk
karakteristik tersebut, Fama dan French melaporkan bahwa proporsi pembayaran
dividen dalam perusahaan Go Public Amerika, non keuangan, non utilitas telah
menurun secara substansial pada dua decade terakhir.
lv
Penelitian lain dilakukan oleh Bandi dan Hartono,2000:205, Perubahan
harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat,
sebaliknya volume perdagangan harga saham merupakan jumlah tindakan atau
perdagangan
investor
individual.
Reaksi
harga
atas
informasi
publik
merefleksikan revisi kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan akibat
dari adanya informasi tersebut.
Menurut Bandi dan Jogianto,2000:205 mengamati makin besar ukuran
perusahaan dalam kondisi “economic of scale” akan lebih efisien dalam
menjalankan operasinya. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besarnya total
aktiva. Salah satu cara untuk memperbesar ukuran perusahaan adalah melalui
pemanfaatan hutang disamping akuitas.
Menurut Chang dan Rhee,2000 Deviden merupakan sebagian dari laba
bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya deviden akan dibagikan jika
perusahaan memperoleh keuntungan. Oleh karena deviden diambil dari
keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan
mempengaruhi besarnya deviden payout ratio.
Penelitian tentang Price Earning Ratio pertama kali dipopulerkan oleh
Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor Jr,2002 dengan menggunakan variable
eksplantori yaitu Pertumbuhan laba, Dividen Payout Ratio, dan standar deviasi
pertumbuhan laba terhadap Price Earning Ratio. Faktor pertumbuhan laba dan
Dividen Payout Ratio mempunyai hubungan Positif terhadap Price Earning
Ratio, sedangkan faktor standar deviasi pertumbuhan laba mempunyai hubungan
yang negative terhadap Price Earning Ratio.
lvi
Menurut Jones,2000 menyatakan Price Earning Ratio sebagai salah satu
aspek keuangan yang penting bagi manajer dan para analis. Menurutnya, Model
Price Earning Ratio konsisten dengan nilai sekarang karena mempertimbangkan
nilai intrinsik suatu saham atau bursa saham agregat dan menggambarkan
seberapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
Penelitian tentang Price Earning Ratio sebelumnya dilakukan oleh
beberapa peneliti antara lain Rosemarie S.N, 2003 tentang analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi Price Earning Ratio emiten di Bursa Efek Indonesia. Hasil
dari penelitian tanpa pengelompokkan menunjukkan bahwa secara serempak
faktor-faktor Fundamental seperti Fixed Asset, Dividen Payout Ratio, Total
Asset, Firm Size, berpengaruh signifikan terhadap Price Earning ratio dan
pengujian secara sendiri-sendiri faktor-faktor Fundamental yang berpengaruh
terhadap Price Earning Ratio adalah Dividen Payout ratio dan Earning growth.
Menurut Mohammad Usman 2001;83 dalam penelitiannya mengenai
pengaruh dividend payout ratio, return on equity, dan earning growth terhadap
price earning ratio, menghasilkan pengujian secara serempak ke tiga variabel
yaitu; dividend payout ratio, return on equity, dan earning growth berpengaruh
signifikan terhadap price earning ratio dan pengujian secara sendiri-sendiri
ketiga variable tersebut juga berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio,
namun variabel yang paling dominan mempengaruhi Price Earning Ratio adalah
Return On Equity.
lvii
Dengan pertimbangan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka
peneliti mencoba menganalisa kembali dengan variabel bebas yang sama, tetapi
dengan tambahan satu variabel bebas yaitu debt to equity ratio. Dalam sumber
yang peneliti baca, debt to equity ratio
adalah salah satu variabel yang
mempengaruhi return. Dengan pertimbangan itu maka peneliti mencoba
menganalisa kembali dan akan menganalisa sesuai tahun penelitian selama lima
tahun dengan sektor yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Mudah-mudahan
dengan penelitian yang akan diteliti akan menghasilkan hasil yang yang sesuai
demgan teori dan dapat bermanfaat bagi para investor dalam menganalisa
keadaan return saham dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang lebih baik
lagi.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
lviii
Kerangka Pemikiran
Return Saham
Bursa Efek Indonesia
DPR, Volume Perdagangan, Ukuran Perusahaan, DER,PER
Uji Model Regesi
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolonieritas
Uji Autokolerasi
Uji Heterokedastitas
Uji F
Uji T
Interpretasi
Hipotesis Penelitian
lix
Uji R2
1. H0 : b 1, b 2, b 3, b 4, b5 = 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham,
Ukuran Perusahaan (firm size), Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio
tidak berpengaruh secara signifikan simultan terhadap Return Saham.
H1 : b 1, b2, b3, b 4, b5, ≠ 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan
Saham, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt To Equity, Price Earning Ratio
berpengaruh secara signifikan simultan terhadap Return Saham.
2. H0 : b 1, b 2, b 3, b 4, b5 = 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan Saham,
Ukuran Perusahaan (firm size), Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio
tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.
H1 : b 1, b2, b3, b 4, b5, ≠ 0 Deviden Payout Ratio, Volume Perdagangan
Saham, Ukuran Perusahaan (Firm Size), Debt To Equity, Price Earning Ratio
berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
lx
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian pada perusahaan yang melakukan
Pembayaran Dividen Kas yang telah tercatat sejak periode 2004-2007 di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Data-data yang digunakan untuk keperluan analisis adalah
data sekunder yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2004-2007.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Adapun sampel ditentukan berdasarkan data Perusahaan yang
melakukan Pembayaran Dividen Tunai atau Dividen Kas.
Perusahaan yang melakukan Pembayaran Dividen Kas yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2004 sampai
2007.
1. Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Deviden Kas pada tahun 2004
sampai tahun 2007
2. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk
digunakan dalam penelitian ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan berasal dari;
1. Penelitian kepustakaan (library research)
lxi
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data kepustakaan mengenai
teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data-data
tersebut diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal ekonomi dan dengan mencari
melalui situs-situs di internet.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan media yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (JSX Monthly Statistic, Fact Book)
dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk medeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik (Imam ghazali,2005).
1) Analisa Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
2) Uji Statistik
lxii
Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji
statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji statistik
sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness
dari residual.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel
ini tidak ortogonal (Imam Ghozali,2005). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukan adanya multikoloniaritas adalah nilai Tolerance < 0,10
atau sama dengan nilai VIF > 10.
c. Uji Autokorelasi
lxiii
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainya (Imam Ghozali,2005). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian.
1) Uji Durbin – Watson
Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
(first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokodastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdasitas (Imam ghazali,2005).
Dalam analisis memiliki dasar yaitu :
lxiv
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedasitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan ( Uji f )
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau
tidak.
Hipotesis :
Ho : Model regresi tidak dapat digunakan
Hi : Model regresi dapat digunakan
Kriteria Pengujian :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
b. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji t )
lxv
Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikasi
pengaruh masing-masing variabel indenpenden secara parsial terhadap
variabel dependen
Hipotesis :
Ho : Koefisien regresi tidak signifikan
Hi : Koefisien regresi signifikan
Kriteria Pengujian :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
dan
c.
Koefisien Determinasi (R²)
Pada analisis regresi berganda, penggunaan koefisien determinasi yang
telah disesuaikan (Adjusred R²) lebih baik dalam melihat seberapa baik
model dibandingkan koefisien determinasi. Koefisien determinasi
disesuaikan merupakan hasil penyesuaian koefisien determinasi terhadap
tingkat kebebasan dari persamaan prediksi. Hal ini melindungi dari
lxvi
kenaikan atau kesalahan karena kenaikan dari jumlah variabel independen
dan kenaikan dari jumlah sampel (Dr. Purbayu Budi Santoso,2005).
Dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negative, walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif (Gujarati, 2003). Jika dalam uji
emoiris didapat nilai adjusted R² negative, maka nilai adjusted R²
dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka adjusted
R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² =
( 1-k) / (n-
k). Jika nilai k>1, maka adjusted R² akan bernilai negative.
d.
Analisis Regresi Berganda (Multiple Regresion Analysis)
Metode yang digunakan adalah Regresi Berganda. Persamaan regresi ini
bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat dengan menggunakan
data variabel bebas yang telah diketahui besarnya (Santoso,2002;163).
Metode ini digunakan untuk menganalisa hubungan deviden dan return
saham sebagai variabel bebas terhadap volume perdagangan saham sebagai
variabel terikat. Adapun Regresi Linear Berganda dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + εi
Y
: Return Saham
α
: Konstanta
X1
: Dividen Payout Ratio
X2
: Volume perdagangan saham
X3
: Ukuran perusahaan (Firm Size)
lxvii
X4
: Debt Equity Ratio
X5
: Price Earning Ratio
E. Operasional Variabel Penelitian
Secara garis besar variabel-variabel dalam penelitian ini adalah;
1. Variabel Dependen
Return
Return adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan bagi
para investor, dan merupakan suatu harapan bagi investor setelah melakukan
investasi. Return adalah suatu harapan keuntungan di masa yang akan datang
tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan
investasi yang dilakukan (Tandelilin,2001:47). Return saham diukur dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
R1
= Return Saham
P1
= Harga Saham akhir (jual)
P0
= Harga Saham awal (beli)
2. Variabel Independen
a. Dividend Payout Ratio
lxviii
Dividen Payout Ratio adalah jumlah dividend per lembar saham dibagi
jumlah pendapatan per lembar saham per tahun. Dividend Payout Ratio
memberikan gambaran seberapa besar kontribusi perusahaan terhadap
pembayaran dividend. Semakin besar rasio dividend maka semakin besar
pula
alokasi
keuntungan
perusahaan
untuk
pemegang
saham
(Rodoni,2005;83).
Dividen per Share
Dividend Payout Ratio =
x 100%
Earning Per Share
b. Volume perdagangan saham
Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang
diperdagangkan pada hari ke t (Halim dan Hidayat,2000;73). Magdalena
mengutip dari Foster (1986). Volume perdagangan saham dihitung
dengan menggunakan rumus; Menurut Arif dan Zaki (1999;101) aktivitas
volume perdagangan saham dilihat dengan menggunakan indicator
Trading Volume Activity (TVA).
∑saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
TVAit =
∑saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t
c. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
lxix
Ditentukan melalui Log natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya.
Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar
mudah memperoleh dana yang lebih besar karena dianggap lebih aman
dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu
memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi dari pada
perusahaan kecil.
d. Price Earning Rasio (PER)
Price Earning Rasio (PER) menunjukan perbandingan antara harga pasar
per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Rasio ini
digunakan dalam kemungkinan investasi sebuah perusahaan. (Joel dan
Jae, 2000).
Harga pasar per saham
Price Earning Ratio =
Laba bersih perusahaan per saham
e. Debt Equity Ratio (DER)
Debt Equity To Ratio merupakan perhitungan sederhana mengenai analisa
keuangan yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal
pemegang saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003.
Adapun perhitungan dari DER adalah :
BAB IV
lxx
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
(BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30 November
2007. Selanjutnya BEI mulai aktif 1 Desember 2007, di mana Bursa Efek
Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.
Sebelum penggabungan ini, telah dilakukan RUPS (Rapat Umum
Penegang Saham) pada tanggal 30 Oktober 2007 untuk pembahasan rencana
merger tersebut. Pada saat itu, proses merger kedua bursa tersebut masih
menunggu persetujuan dari Dephukham. Sebab badan hukum dan nama
keduanya berubah menjadi Bursa Efek Indonesia. Setelah menjalani beberapa
proses, maka sekarang namanya telah menjadi Bursa Efek Indonesia.
Mengenai direksi Bursa Efek Indonesia, posisi-posisi masih ditempati oleh
direksi-direksi kedua bursa. Direksi tersebut akan melanjutkan tugas sampai
RUPS 2009 dilakukan.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
b. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
lxxi
c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II
f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman
Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR.Sumitro Djojohadikusumo).
Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif.
h. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT
Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan
go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
j. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
lxxii
k. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
l. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu Bursa Efek Jakarta terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat.
m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
(BES).
p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi Bursa Efek Jakarta. BAPEPAM berubah
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT Bursa Efek Jakarta (BEJ).
q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996.
lxxiii
s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
u. 2002 : Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai mengaplikasikan sistem
perdagangan jarak jauh (remote trading).
v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa
Efek Jakarta (BEJ) melibatkan banyak lembaga masing-masing pihak
mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda dan saling menunjang
kepentingan pihak lainnya. Pihak-pihak dan saling kegiatan di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) adalah :
a. Perusahaan yang go publik (Emiten)
Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah
melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana
guna membelanjai operasi rencana investasi
b. Perusahaan Efek
lxxiv
Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk
beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara pedagang efek,
manager investasi atau penasehat investasi.
c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan
Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan
penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta
penitipan harta untuk pihak lain.
d. Perusahaan Reksa dana
Adalah pihak yang kegiatan umumya melakukan investasi,
investasi kembali (reinvestasi).
e. Lembaga Penunjang
Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat
atau penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta adalah
yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak
kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trusrt agent) adalah pihak
yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang
obligasi atau sertifikat kredit. Penaggung (gurator) adalah pihak yang
menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau
sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
Sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan
penting dalam regristrasi saham, setelah scripless berperan memelihara
investasi hingga memantau peroleh deviden investor, penawaran perdana
lxxv
(IPO), atau corporate action lainnya. Dan saat ini pencatatan semua
daham investor beralih ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
f. Profesi Penunjang
Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal)
dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki
keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing).
Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan
keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang
berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad
Glad 1860 No. 3 tentang pengaturan jabatan notaris.
Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran
dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilaian
appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan
penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang disusun
berdasarkan pemerikasaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum
adalah ahli hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan
hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum.
Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain.
g. Pemodal (Investor)
Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan
modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.
lxxvi
h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga
pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat
diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien
dengan maksud untuk melinduingi kepentingan para pemodal dan
masyarakat.
2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement
dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana, perusahaan sekuritas
dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para
profesional.
3) Untuk memberikan rekomendasi tentangt pasar modal kepada Menteri
Keuangan.
Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan
perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengannya
diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan mulai oleh
badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) secara konsisten.
3. Mekanisme Perdagangan
a. Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai
perdagangan di Indonesia Stock Exchange Building, Jl. Jenderal
lxxvii
Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190, hingga saat ini, instrumeninstrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
saham, bukti right, warant, obligasi dan obligasi konversi. Sejak 22 Mei
1995. sistem perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sudah
menggunakan komputer. Sistem yang tergolong paling modern yaitu
Jakarta Automated Trading System (JATS), sedangkan kegiatan
administratif dan manajemen Bursa Efek Indonesia terpusat di lantai
empat gedung yang sama.
b. Sistem pasar : digerakkan oleh Order dan Lelang Terbuka
Bursa Efek Jakarta menganut sistem order – driven market atau
pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang
secara terus-menerus. Pembeli atau penjual, yang hendak melakukan
transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang
membeli dan menjual efek dilantai bursa atas perintah atau permintaan
(order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang melakukan jual efek
untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi
portofolio.
Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki
semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa.
Orang-orang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut disebut Wakil
Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan Jakarta
Automated Trading (JATS), order-order tersebut diolah oleh komputer
yang akan melakukan matcing dengan mempertimbangkan prioritas harga
lxxviii
dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di bursa Efek
Jakarta adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus
menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari perusahaan
pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui terminal
yang ada di lantai bursa. Bursa Efek Indonesia telah menerapkan akses
jarak jauh atau (remote trading access) untuk Jakarta Automated Trading
System (JATS) sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung
melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta.
1) Penyelesaian Transaksi
Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan
transaksi yang bersifat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi
dilakukan hari ini, maka penterahan saham dan pembayaran harus
diselesaikan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa ke lima
(T+4) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk transasksi
obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan transaksi.
Sementara itu, penyelesaian untuk transaksi right dilakukan melalui
PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI).
2) Sistem Otomasi Perdagangan
Otomasi sistem perdgangan atau Jakarta Automated Trading
System (JATS) dimulai tanggal 22 Mei 1995. awalnya, Bursa Efek
Jakarta menyediakan 444 unit trader work sistem di lantai
lxxix
perdagangan bursa. Pada bulan Mei 2000, Bursa Efek Indonesia
melakukan perluasan lantai dengan 360 terminal di lantai 5 gedung
bursa, perluasan ini dilakuakn untuk sementara. Terminal-terminal
yang dinamakan Trader Work System atau booth dihubungkan dengan
mesin utama perdagangkan (Trading Engine) melalui jakarta Stock
Exchange Network.
Pada tahap poertama, implementasi Jakarta Automated
Trading System (JATS) lebih dipusatkan pada sistem konversi dari
manual ke sistem komputerisasi. Pengembangan implementasi
Jakarta Automated Trading System (JATS)
terdiri dari beberapa
tahap, antara lain :
a) Implementasi perdagangan tanpa warant (scriless trading) yang
terintegrasi dengan sistem kliring dan penjaminan (clearing and
guarante system) PT. Kliring dan Penjaminan Indonesia.
b) Berkenaan dengan peningkatan transaksi, perluasan lantai
perdagangan dengan kapasitas 804 booth dilakukan untuk
mengantisipasi kebutuhan anggota bursa terhadap fasilitas
perdagangan pada pertengahan tahun 2000.
c) Pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
Dengan menggunakan fasilitas ini anggota bursa dapat secara
langsung mengakses Jakarta Automated Trading System (JATS)
dari kantornya, kantor pusat maupun kantor cabang.
3) Biaya Transaksi
lxxx
Untuk membeli atau menjual saham, investor diwajibkan
membayar biaya transaksi kepada perusahaan pialang berdasarkan
kesepakatan. Dalam peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), biaya
komisi setinggi-tingginya 1% dari total nilai transaksi (beli atau jual).
Sementara itu, pialang diwajibkan membayar biaya transaksi sebesar
0,04 % dari total nilai transaksi di bursa.
Perusahaan pilang diwajibkan membayar biaya-biaya sebagai
berikut :
a) Untuk transaksi saham dan right dikenakan sebesar 0,04 % dari
kumulatif nilai transaksi setiap bulan dan 0,01 % dari biaya
tersebut oleh PT. Kliring Penjamin efek (KPEI) dan sisanya 0,015
% untuk biaya operasional bursa dan 0,006 % untuk PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
b) Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya
transaksi.
c) Untuk transaksi warant dikenakan biaya sebesar 0,02 % dari nilai
transaksi dimana 0,005 % untuk dana jaminan dan kliring di PT.
Kliring Penjamin Efek Indonesia. 0,0045 % untuk biaya
penyelesaian dan kliring di Kliring Penjamin Efek Indonesia, dan
sisasnya untuk biaya operasional bursa 0,0075 % dan untuk
Kustodian Sentral efek Indonesia 0,003 %.
lxxxi
d) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali,
wajib membayar biaya administratif kepada bursa sebesar Rp
250.000 per bulan (untuk anggota aktif).
Pengenaan komisi dan biaya-biaya transaksi ini belum termasuk Pajak
Penambahan nilai (PPn) sebesar 10 %. Pajak transaksi penjualan saham
ditetapkan sebesar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjualan (khusus untuk
saham).
B. Sejarah Perusahaan yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas
Nama Perusahaan
Kode Saham
1
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
ADMF
2
PT. Aneka Tambang Tbk
3
PT. Astra Agro Lestari Tbk
AALI
4
PT. Astra Graphia Tbk
ASGR
5
PT. Astra internasional Tbk
ASII
6
PT. Asuransi Ramayana Tbk
ASMR
7
PT. Aqua Golden Mississipi Tbk
AQUA
8
PT. Bakrie and Brother Tbk
BNBR
9
PT. Bank Central Asia Tbk
BBCA
10.
PT. Bank Mandiri Tbk
BMRI
11
PT. Bentoel Tbk
RMBA
12
PT. Berlian Laju Tanker Tbk
BLTA
13
PT. Bumi Resources Tbk
BUMI
14
PT. Delta DjakartaTbk
DLTA
15
PT. Fast Food Indonesia Tbk
FAST
lxxxii
ANTAM
16.
PT. Gudang Garam Tbk
GGRM
17.
PT. HM Sampoerna Tbk
HMSP
18.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
19.
PT. Indosat Tbk
ISAT
20.
PT. Kalbe Farma Tbk
KLBF
21.
PT. Kimia Farma Tbk
KAEF
22.
PT. Mandom Tbk
TCID
23
PT. Mayora indah Tbk
MYOR
24.
PT. Medco Energi International Tbk
MEDC
25.
PT. Merek Indonesia Tbk
MERK
26.
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI
27.
PT. Mustika Ratu Tbk
MRAT
28.
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk
PGAS
29.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
30.
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
TSPC
31.
PT. Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA
32.
PT. Unilever Indonesia Tbk
UNVR
33.
PT. United Tractor Tbk
UNTR
1. PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
lxxxiii
TELKOM
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk adalah perusahaan
pembiayaan konsumen bidang otomotif terbesar, yang didirikan pada tahun
1990 dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1991. Beberapa contoh
produk adalah pembiayaan untuk mobil dan motor baik baru maupun bekas
dari berbagai merek, Customer to Customer (Berjual beli di Adira), Seru
(Selalu Baru – tukar tambah), dan Maxi (Maximum Solusi)
2. PT. Aneka Tambang Tbk
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk didirikan di
Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968, dengan nama “Perusahaan
Negara (PN) Aneka Tambang”, kemudian pada tahun 1974, status
Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara
Perseroan Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu dikenal sebagai
“Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang”.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dibidang pertambangan
berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri,
perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan
galian tersebut.
3. PT. Astra Agro Lestari Tbk
PT. Astra Agro Lestari Tbk merupakan perusahaan multinasional
yang memproduksi perkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini menghasilkan
berbagai macam-macam bahan perkebunan.
lxxxiv
4. PT. Astra Graphia Tbk
PT. Astra Graphia Tbk merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975. Perusahaan ini menghasilkan
berbagai macam-macam barang kebutuhan hidup lainnya.
5. PT. Astra internasional Tbk
PT Astra International Tbk atau lebih dikenal dengan Astra Group
adalah salah satu kelompok bisnis terbesar di Indonesia, yang didirikan sejak
tanggal 20 Februari 1957. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta
sejak tanggal 4 April 1990.
PT. Astra International juga memiliki lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan tersebut diberi nama Politeknik Manufaktur Astra. Politeknik
Manufaktur Astra memiliki Program Studi sbb: Teknik Mesin Manufaktur
(TMM), Teknik Proses & Produksi Manufaktur (TPM), Sistem Informasi,
Teknik Otomotif, Teknik Mekatronika.
6. PT. Asuransi Ramayana Tbk
PT Asuransi Ramayana Tbk didirikan dengan. 14 tanggal 6 Agustus
1956, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dibidang
asuransi kerugian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. PT. Aqua Golden Mississipi Tbk
lxxxv
Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau
menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di
Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973.
Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian
disusul dengan kemasan AQUA galon.
8. PT. Bakrie and Brother Tbk
PT. Bakrie & Brothers Tbk. adalah perusahaan perdagangan
Indonesia yang didirikan pada 1942 dan menjadi sebuah grup perusahaan
yang bergerak di banyak bidang. Sekarang ini, perusahaan ini bergerak di
bidang telekomunikasi, produksi pipa, bahan bangunan, komponen otomotif,
dan investasi dalam pertambangan batu bara.
9. PT. Bank Central Asia Tbk
Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini
didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan
pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini
(untuk masa jabatan 2006-2008) adalah Djohan Emir Setijoso.
10. PT. Bank Mandiri Tbk
Bank Mandiri dibentuk pada tahun 1999. Direktur Utamanya yang
pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan
digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun sebelum
digantikan Martowardojo.
Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang
tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu,
lxxxvi
Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan
utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
11. PT. Bentoel International Investama Tbk
Produk Rokok Bentoel, Terdiri dari :
a. Mild-Sigaret Kretek Mesin ; Star Mild, Bentoel Mild
b. Reguler-Sigaret Kretek Mesin ; Bentoel Indonesia Sensasi Klasik, Inter
Biru Deluxe,
c. Sigaret Kretek Tangan ; Bentoel Merah Spc, Pris1p Asli, Bentoel
Indonesia Sensasi Sejati.
d. Sigaret Putih Mesin ; Country Intl
Produk Distribusi ; Long Beach, L&M
12. PT. Berlian Laju Tanker Tbk
PT. Berlian Laju Tanker Tbk (IDX: BLTA) merupakan perusahaan
publik yang bergerak dalam bidang transportasi dan bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1979.
13. PT. Bumi Resources Tbk
PT. Bumi Resources Tbk adalah perusahaan pertambangan minyak,
gas bumi, batu bara, investasi pertambangan, perdagangan umum, industri
hotel dan pariwisata serta pelayanan dalam bidang usaha lainnya.
Nama perusahaan mengalami perubahan pada tanggal 20 September
2000, yang awalnya bernama PT. Bumi Modern Tbk menjadi PT. Bumi
Resources Tbk. Produknya antara lain; Batu Bara, Minyak, dan Gas Bumi.
14. PT. Delta DjakartaTbk
lxxxvii
PT Delta Djakarta didirikan pada tanggal 15 Juni 1932 oleh kelompok
usaha jerman dengan nama Archipel Brouwerij NV, dan beroperasi pada
tahun 1933, bidang usahanya adalah memproduksi dan mendistribusikan
produk Bir Pilsener dan Bir Hitam dengan merek“Anker”,”Carlsberg”, “San
Miguel”,
“Kuda
Putih”dan“San Mig Light”,serta
produk minuman
nonalkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”.
15. PT. Fast Food Indonesia Tbk
PT. Fast food Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael
pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994.
Produk
unggulannya,“Colonel’s
Original
Recipe”dan“Hot&
Crispy
Chicken”, selain itu menawarkan menu pilihan seperti Perkedel, Nasi, Salad
dan Jagung Manis, serta produk lain-lain seperti Crispy Strips, Twister, dan
Spaghetti, menu kombinasi hemat seperti“KFC Attack”dan “Super Panas”
senantiasa ditawarkan.
16. PT. Gudang Garam Tbk
Gudang Garam adalah sebuah perusahaan Indonesia yang merupakan
produsen rokok. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo,
perusahaan ini merupakan pemimpin dalam produksi rokok kretek.
Produk
Gudang
Garam
Sigaret
Kretek
Klobot
Manis,
Gudang Garam Merah King Size (Soft Pack),Gudang Garam Merah King
Size (Hard Pack),Taman Sriwedari Lurik,Gudang Garam Special deLuxe,
Gudang Garam
Filter
International Merah,
Gudang
Garam
Filter
International Merah, Gudang Garam Filter Surya, Gudang Garam Filter
lxxxviii
Surya Profesional, Gudang Garam Filter Surya, Gudang Garam Filter
International Coklat, Gudang Garam Tanda Mata, Taman Sriwedari Biru
Lurik, Gudang Garam Merah King Size (Hard Pack), Sigaret Kretek Klobot
Tawar.
17. PT. HM Sampoerna Tbk
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahaan rokok terbesar
ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur.
Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga
Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah
tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari AS.
Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe,
A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal
perusahaan tersebut.
18. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia
pada tanggal 14 Agustus 1990, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri
dari, antara lain, produksi mie, penggilingan tepung, kemasan, jasa
manajemen serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, Perusahaan
terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1990.
19. PT. Indosat Tbk
lxxxix
PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite
Corporation
Tbk.,
adalah
sebuah
perusahaan
penyelenggara
jalur
telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi
dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Mentari,
Matrix, IM3, StarOne). Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta, Bursa Saham Singapura, serta Bursa Saham New York.
Produk indosat berupa Mentari, kartu prabayar GSM untuk pengguna
umum, Matrix, kartu pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan umum
Matrix Auto, kartu prabayar-pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan
umum, dan IM3, kartu prabayar dan pascabayar GSM untuk pengguna mudamudi dan umum.
20. PT. Kalbe Farma Tbk
PT. Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi farmasi yang bermarkas di Bekasi, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1966. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macammacam bahan farmasi.
21. PT. Kimia Farma Tbk
PT. Kimia Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi farmasi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan
induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan
produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang
tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
xc
Fasilitas produknya Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet
salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim,
antibiotika dan injeksi, Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan
turunan-turunannya, rifampicin, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi
dalam rahim, Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak
jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak), Plant Watudakon di Jawa
Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di
Indonesia, Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan
untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk ini meliputi
sediaan tablet, krim dan kapsul.
22. PT. Mandom Indonesia Tbk
Produk-produk mandom ; Face and skin creams and lotions - Minyak
atsiri, Kosmetik wangi-wangian, Beauty or make-up preparations &
preparations for the care of the skin - Minyak atsiri, Kosmetik wangiwangian, Perfumes And Toilet Waters - Minyak atsiri, Kosmetik wangiwangian, Lip Make-Up Preparations, Other Preparations, Used For Hair Minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian, Eye Make-Up Preparations Minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian.
23. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR)
PT Mayora Indah Tbk, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977.
Ruang lingkup perusahaan menjalankan usahanya dalam bidang industri,
perdagangan serta agen/perwakilan, dan saat ini perusahaan menjalankan
usaha industri makanan, kembang gula, dan biscuit.
xci
Grup Mayora memproduksi beberapa lini produk, yakni:
a) Biskuit: di antaranya, Roma dan Better
b) Permen: Kopiko, Kis, Tamarin, Plonk ,dinamit.
c) Wafer: Beng-Beng dan Astor
d) Coklat: Choki-Choki dan Danisa
e) Sereal: Energen dan Milkuit
f) Kopi: Torabika
g) Bubur : Super Bubur
h) Mi instan: Mi Gelas dan Mi Duo
24. PT. Medco Energi International Tbk
PT Medco Energi Internasional Tbk, kadang dikenal sebagai
MedcoEnergi, adalah salah satu perusahaan publik di Indonesia yang
bergerak di dalam bidang energi terintegrasi. Perusahaan ini bermula dari
sebuah perusahaan kontraktor pertikelir di bidang jasa pengeboran minyak
dan gas bumi di daratan (onshore drilling), Meta Epsi Pribumi Drilling Co,
yang didirikan Arifin Panigoro pada tanggal 9 Juni 1980.
Usaha Medco Energi termasuk dalam bidang eksplorasi dan produksi
minyak dan gas bumi, penyediaan jasa pengeboran minyak dan gas, produksi
metanol, produksi LPG dan pembangkit tenaga listrik.
25. PT. Merek Indonesia Tbk
Merck & Co, Merck Sharp and Dohme (dikenal di luar AS dan
Kanada) adalah sebuah perusahaan pharmaceutical. Perusahaan ini awalnya
xcii
merupakan anak perusahaan dari perusahaan Jerman, Perusahaan ini sekarang
merupakan perusahaan pharmaceutical 5 besar dunia baik dalam modal dan
pemasukan.
Produknya,
Vytorin
(ezetimibe/simvastatin)
–
acombination
cholesterol - lowering preparation, Zocor (simvastatin) – a cholesterollowering statin, Propecia/Proscar (finasteride) – used for alopecia and
prostatic conditions, Emend (aprepitant) – treats vomiting and nausea brought
about by chemotherapy, Fosamax (alendronate) – osteroporosis medication,
Singulair (montelukast) – an asthma medication, Crixivan (indinavir) – HIV
medication, Maxalt (rizatriptan) one of many "triptans" used to treat
migraines, Zetia (ezetimibe) – cholesterol-lowering drug, marketed in
collaboration with Schering-Plough, Primaxin (imipenem with cilastatin) – a
broad spectrum carbapenem antibiotic.
26. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
PT.
Multi
Bintang
Indonesia
Tbk,
merupakan
perusahaan
multinasional yang memproduksi minuman. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1973. Perusahaan ini menghasilkan minuman seperti Bir Bintang.
1929 (3 Juni) Mulai berdiri di Medan, dengan nama NV.
Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen, 1936 Membangun pabrik di
Surabaya, 1972 Membuka pabrik di Tangerang dengan nama PT. Perusahaan
Bir Indonesia, 1982 Berganti nama menjadi PT. Multi Bintang Indonesia,
xciii
sampai dengan sekarang : Memproduksi dan memasarkan Bir Bintang,
Bintang Zero, Heineken, GreenSands.
27. PT. Mustika Ratu Tbk
PT. Mustika Ratu didirikan pada tahun 1975. Pada awalnya, jamu
yang diproduksi hanyalah 5 macam, berserta beberapa kosmetika tradisional
seperti lulur, mangir, bedak dingin, dan air mawar. Pada tahun 1978 produkproduk Mustika Ratu mulai didistribusikan hingga pada tahun 1980-an,
perusahaan ini mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.
Produk Mustika Ratu, yakni ;
a) Perawatan rambut : Bilasan Santan, Coconut Milk Conditioner, Green
Coconut Hair Nourishment, Green Coconut Shampoo,Minyak Cemceman Murni, Ramuan Penyubur Rambut, Shampoo Bayam, Shampoo
Daun Landep, Shampoo Daun Waru, Shampoo Kacang Hijau, Shampoo
Merang, Shampoo Orang-Aring.
b) Perawatan Wajah : Krim Anti Jerawat , Krim Buah-Buahan, Pembersih
Wajah, Penyegar Wajah, Pelembab Wajah, Masker, Peeling, Sabun
Pembersih Wajah, Krim Anti Sinar Matahari.
c) Perawatan tubuh : Pelembab Tubuh, Sabun Cair, Sabun Wangi,
Pengharum tubuh, Cairan Atiseptik, Lulur, Pasta Gigi, Bedak Tabur
28. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN adalah
sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.
xciv
Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta
Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang
memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu
bara. Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan dirubah
menjadi PN Gas yang selanjutnya berubah menjadi Perusahaan Gas Negara.
29. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah perusahaan informasi dan
komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap
di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa (fixed wireline), (fixed wireless),
(mobile service), data/internet serta jasa multimedia lainnya.
Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM: Telepon
tetap (PSTN), Telkom Flexi, layanan telepon CDMA, sedangkan untuk
layanam penggunaan internet
yaitu; TELKOMNet Instan, TELKOMNet
Astinet, Speedy, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron), Solusi
Enterprise–INFONET.
30. PT. Tempo Scan Pacific Tbk
PT. Tempo Scan Pacific Tbk merupakan perusahaan multinasional
yang memproduksi farmasi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan
ini didirikan pada tahun 1977. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macammacam bahan farmasi. Tempo Group atau PT Tempo Scan Pacific (TSP)
adalah perusahaan induk (holding company) yang memiliki beberapa
perusahaan farmasi PT Tempo Scan Pacific , PT Supra Ferbindo Farma, PT
Indonesian Pharmaceutical Industries.
xcv
Produk-produk farmasi yang diproduksi oleh TSP al. Bodrex,
Bodrexin, Hemaviton, Hemaviton Jreng, Zevit-C, Vidoran SMART,
Contrexin.
31. PT. Tunas Baru Lampung Tbk
Perusahaan ini bergerak dalam ruang lingkup kegiatan usahanya
meliputi bidang perkebunan, pertanian, dan perindustrian, termasuk bertindak
sebagai pedagang eksportir dan importer, saat ini perusahaan bergerak dalam
bidang minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa, minyak
sawit dan sabun, serta bidang perkebunan kelapa sawit dan hibrida,
perusahaan mulai berjalan kegiatan produksi CPO bulan September 1995 dan
minyak goring bulan oktober 1996, hasil produksi dipasarkan di dalam negeri
dan luar negeri.
32. PT . Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember
1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever yang dibuat oleh Tn.A.H. van
Ophuijsen, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. oleh
notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan
diubah menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,
margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim,
makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Produkproduknya berupa ;
xcvi
a. Perawatan Pribadi ; Citra, Clear, Lifebuoy, Lux, Pepsodent, Sunsilk
b. Makanan ; Bango, Blue Band, Sariwangi, Taro, Wall's
c. Perawatan Rumah ; Rinso, Sunlight.S
C. Hasil Dan Pembahasan
1. Deskriptif Data
Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan
Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan
data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel
deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis
regresi berganda, yaitu variabel Y (Return Saham) sebagai variabel terikat,
variabel X1 (Dividend Payout Ratio), X2 (Volume Perdagangan), X3 (Firm
Size), X4 (Debt to Equity Ratio), dan X5 (Price Earning Ratio) sebagai
variabel bebas. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah:
1. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio merupakan cara perhitungan persentase dari setiap
rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik saham sehingga
menghasilkan kebijakan dividend per saham dengan laba per saham dikali
100%.
Tabel 4.1
Dividend Payout Ratio
NO
EMITEN
DPR'04
DPR'05
DPR'06
DPR'07
1
Adira Dinamika
0,40816
0,62556
0,00015
0,62492
2
Antam
0,11674
0,30665
0,18437
0,12102
3
Astra Agro
0,37249
0,2988
0,83997
0,33509
4
Astra Graphia
0,86588
0,68792
0,79369
0,97153
xcvii
5
Astra Internasional
0,21522
0,31662
0,65248
0,34767
6
Asuransi Ramayana
0,30967
0,003479
0,40638
0,55475
7
Aqua
0,16828
0,16871
0,24104
0,1712
8
Bakrie and Brother
0,00939
0,02663
0,05938
0,07446
9
Bank Central Asia
0,63127
0,44944
0,42464
0,46957
10
Bank Mandiri
0,00447
0,04621
0,01309
0,0036
11
Bentoel
0,16639
0,14458
0,21383
0,56506
12
Berlian Laju Tanker
0,04915
0,06954
0,07391
0,21013
13
Bumi Resources
0,00729
0,07853
0,08297
0,21372
14
Delta
0,40298
0,27665
0,25931
0,63916
15
Fast Food
0,1991
0,19453
0,12948
0,20041
16
Gudang Garam
0,32244
0,50911
0,95458
0,63667
17
Hm Sampoerna
0,92465
0,94292
0,68281
0,62319
18
Indofood
0,63166
0,75052
0,21574
0,26968
19
Indosat
0,46142
0,50308
0,00818
0,34527
20
Kalbe Farma
0,06543
0,04297
0,0024
0,14281
21
Kimia farma
0,22084
0,43905
0,35491
0,38508
22
Mandom
0,31201
0,33586
0,39757
0,41857
23
Mayora
0,22488
0,41903
0,20476
0,23206
24
Medco energi international
0,03314
0,0286
0,10313
0,46519
25
Merek
0,74635
0,5435
0,36239
0,67983
26
Multi Bintang
0,49347
0,55938
0,5763
0,9474
27
Mustika Ratu
0,10705
0,23139
0,15342
0,17048
28
Perusahaan Gas
0,5525
0,26645
0,25049
0,60176
29
Telkom
0,62187
0,37288
0,48804
0,47036
30
Tempo Scan Pacific
0,55475
0,63944
0,04953
0,43141
31
Tunas Baru Lampung
0,65554
0,23401
0,03383
0,0131
32
Unilever
0,00766
0,07811
0,32529
0,06119
33
United Tractor
0,0518
0,09495
0,47508
0,27671
(Sumber data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan Dividend Payout Ratio masing-masing
perusahaan pada Tabel 4.1, Pada tahun 2004, Dividend Payout Ratio tertinggi
dimiliki oleh PT. Astra Graphia Tbk sebesar 0,86588 dan terendah dipegang
oleh PT. Bakrie and Brother Tbk sebesar -0.00939. Pada tahun 2005, Dividend
xcviii
Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Graphia Tbk sebesar 0,68792
dan terendah PT. Asuransi Ramayana Tbk sebesar 0.003479. Pada Tahun 2006,
Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk
sebesar 0.95458 dan terendah PT. Adira Dinamika Tbk sebesar 0,00015. Pada
Tahun 2007, Dividend Payout Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Astra Graphia
Tbk sebesar 0,97163 dan terendah PT. Unilever Tbk sebesar 0.06119 .
Peningkatan Dividend Payout Ratio setiap tahun dipengaruhi oleh nilai laba per
saham. Semakin tinggi nilai laba per saham semakin tinggi pula bagian dividend per
sahamnya.
2. Volume Perdagangan
Volume Perdagangan dihitung dengan cara membagi jumlah lembar saham
yang diperdagangkan pada hari ke t dengan jumlah lembar saham yang
beredar (listing) pada waktu t.
Tabel 4.2
Volume Perdagangan
NO
EMITEN
VP'04
VP'05
VP'06
VP'07
1
Adira Dinamika
1.874.903.000.000
15.236.000.000.000
17.826.000.000
73.880.000.000
2
Antam
2.035.872.000.000
1.646.323.000.000
1.475.526.000.000
13.831.893.000.000
3
Astra Agro
1.284.246.000.000
611.633.000.000
315.353.000.000
478.456.000.000
4
Astra Graphia
671.873.000.000
1.405.480.000.000
802.670.000.000
3.111.681.000.000
5
Astra Internasional
2.677.244.000.000
1.944.193.000.000
2.289.924.000.000
1.932.470.000.000
6
Asuransi Ramayana
369.000.000.000
580.000.000.000
393.000.000.000
149.000.000.000
7
Aqua
237.000.000.000
232.000.000.000
128.000.000.000
18.000.000.000
8
Bakrie and Brother
68.263.646.000.000
60.208.347.000.000
66.655.541.000.000
87.685.069.000.000
9
Bank Central Asia
3.751.807.000.000
5.151.439.000.000
3.142.228.000.000
2.698.323.000.000
xcix
10
Bank Mandiri
13.326.319.000.000
10.477.633.000.000
17.961.946.000.000
17.757.141.000.000
11
Bentoel
9.596.498.000.000
4.963.436.000.000
5.684.868.000.000
2.575.355.000.000
12
Berlian Laju Tanker
1.024.839.000.000
5.305.393.000.000
8.525.345.000.000
4.090.562.000.000
13
Bumi Resources
25.141.956.000.000
22.690.088.000.000
22.377.040.000.000
35.444.901.000.000
14
Delta
479.000.000.000
300.000.000.000
91.000.000.000
82.000.000.000
15
Fast Food
1.360.000.000.000
1.802.000.000.000
1.815.000.000.000
5.378.000.000.000
16
Gudang Garam
341.104.000.000
295.453.000.000.000
220.212.000.000.000
141.441.000.000.000
17
Hm Sampoerna
1.575.012.000.000
5.218.669.000.000
18.622.000.000.000
18.674.000.000.000
18
Indofood
3.560.121.000.000
8.478.262.000.000
7.872.026.388.000.000
7.932.993.000.000
19
Indosat
2.437.743.000.000
2.887.230.000.000
3.714.114.010.000.000
2.491.660.000.000
20
Kalbe Farma
5.007.180.000.000
4.378.027.000.000
6.312.695.000.000
4.786.938.000.000.000
21
Kimia farma
737.258.000.000
623.484.000.000
435.546.000.000.000
2.445.318.000.000
22
Mandom
11.313.000.000.000
4.439.000.000.000
6.326.000.000.000
2.919.000.000.000
23
Mayora
164.020.494.000.000
169.620.000.000
345.392.000.000.000
69.913.000.000
24
Medco Energi Int.
347.925.000.000
1.252.727.000.000
572.618.000.000
191.622.000.000
25
Merek
1.547.000.000.000
744.000.000.000
974.000.000.000
465.000.000.000
26
Multi Bintang
49.000.000.000
135.000.000.000
64.000.000.000
86.000.000.000
27
Mustika Ratu
153.867.000.000
105.157.000.000.000
86.406.000.000.000
159.179.000.000.000
28
Perusahaan Gas
4.685.064.000.000
2.925.185.000.000
2.827.990.000.000
4.146.095.000.000.000
29
Telkom
4.314.693.000.000
6.645.262.000.000
6.424.636.000.000
7.213.758.000.000.000
30
Tempo Scan Pacific
108.410.000.000
40.493.000.000.000
996.800.000.000.000
2.139.145.000.000
31
Tunas Baru Lampung
690.589.000.000
296.968.000.000
3.650.748.000.000.000
14.560.472.000.000
32
Unilever
996.075.000.000
503.931.000.000
454.259.000.000.000
639.630.000.000
33
United Tractor
2.780.649.000.000
2.703.741.000.000
1.704.721.000.000.000
1.826.945.000.000
(Sumber data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan Volume Perdagangan masing-masing
perusahaan pada Tabel 4.2, Pada Tahun 2004, Volume Perdagangan tertinggi
dimiliki oleh PT. Mayora Tbk sebesar 164.020.494.000.000 dan terendah
dipegang oleh PT. Multi Bintang Tbk sebesar 49.000.000.000. Pada Tahun
2005, Volume Perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk
sebesar 295.453.000.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Multi Bintang Tbk
sebesar 135.000.000.000 . Pada Tahun 2006, Volume Perdagangan tertinggi
c
dimiliki oleh PT. Indosat Tbk sebesar 3.714.114.010.000.000 dan terendah
dipegang oleh PT. Multi Bintang Tbk dan sebesar 64.000.000.000. Pada Tahun
2007, Volume Perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Telkom Tbk sebesar
7.213.758.000.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk
dan PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 18.000.000.000. Nilai Volume Perdagangan
yang tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi volume maka semakin besar
kemungkinan peningkatan harga makin membaik dan mengindikasikan
bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan.
3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar mudah
memperoleh dana karena dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih
baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang
lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Firm Size dihitung dengan cara melalui
Log Natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya.
Tabel 4.3
Firm Size
NO
FS'04
FS'05
FS'06
FS'07
1 Adira Dinamika
1.588.977.000.000
1.633.211.000.000
1.584.893.000.000
2.962.636.000.000
2 Antam
6.042.568.000.000
6.402.714.000.000
7.290.906.000.000
12.037.917.000.000
3 Astra Agro
3.382.821.000.000
3.191.715.000.000
3.496.955.000.000
5.352.986.000.000
571.015.000.000
518.804.000.000
584.839.000.000
704.664.000.000
5 Astra Internasional
39.145.053.000.000
46.985.862.000.000
57.929.290.000.000
63.519.598.000.000
6 Asuransi Ramayana
191.260.000.000
204.318.000.000
232.060.000.000
284.402.000.000
7 Aqua
671.109.000.000
730.586.000.000
795.244.000.000
853.644.000.000
EMITEN
4 Astra Graphia
ci
8 Bakrie and Brother
5.219.257.000.000
7.012.882.000.000
8.666.760.000.000
14.137.256.000.000
9 Bank Central Asia
149.168.842.000.000
150.180.752.000.000
176.798.726.000.000
218.005.008.000.000
10 Bank Mandiri
248.155.827.000.000
263.383.348.000.000
267.517.192.000.000
319.085.590.000.000
11 Bentoel
1.956.823.000.000
1.842.317.000.000
2.347.942.000.000
3.110.352.000.000
12 Berlian Laju Tanker
4.361.847.000.000
7.908.587.000.000
8.205.956.000.000
20.668.625.000.000
13 Bumi Resources
13.661.647.000.000
16.446.361.000.000
22.684.662.000.000
26.556.109.000.000
14 Delta
455.117.000.000
537.785.000.000
577.411.000.000
560.216.000.000
15 Fast Food
322.647.000.000
377.905.000.000
483.575.000.000
567.403.000.000
16 Gudang Garam
20.591.389.000.000
22.128.851.000.000
21.733.034.000.000
22.883.314.000.000
17 Hm Sampoerna
11.563.295.000.000
11.934.600.000.000
12.659.804.000.000
14.741.691.000.000
18 Indofood
15.669.008.000.000
14.786.084.000.000
16.112.493.000.000
29.527.466.000.000
19 Indosat
27.872.467.000.000
32.787.133.000.000
34.228.658.000.000
45.305.086.000.000
20 Kalbe Farma
3.016.864.000.000
4.728.369.000.000
4.624.619.000.000
5.138.213.000.000
21 Kimia farma
1.173.438.000.000
1.177.603.000.000
1.261.225.000.000
1.328.618.000.000
22 Mandom
472.364.000.000
545.695.000.000
672.197.000.000
764.618.000.000
23 Mayora
1.280.645.000.000
1.459.969.000.000
1.553.377.000.000
1.801.945.000.000
24 Medco Energi Int.
2.619.203.000.000
3.207.286.000.000
4.043.663.000.000
4.610.420.000.000
25 Merek
200.466.000.000
218.034.000.000
282.699.000.000
309.313.000.000
26 Multi Bintang
558.388.000.000
575.385.000.000
610.437.000.000
613.234.000.000
27 Mustika Ratu
294.415.000.000
290.646.000.000
291.769.000.000
304.801.000.000
28 Perusahaan Gas
11.039.703.000.000
12.574.761.000.000
15.113.902.000.000
20.348.341.000.000
29 Telkom
56.269.092.000.000
62.171.044.000.000
75.135.745.000.000
82.058.760.000.000
30 Tempo Scan Pacific
2.141.419.000.000
2.345.760.000.000
2.479.251.000.000
2.698.977.000.000
31 Tunas Baru Lampung
1.352.092.000.000
1.451.439.000.000
2.049.163.000.000
2.457.120.000.000
32 Unilever
3.663.709.000.000
3.842.351.000.000
4.626.000.000.000
5.333.406.000.000
33 United Tractor
6.769.367.000.000
10.633.839.000.000
11.247.846.000.000
13.002.619.000.000
(Sumber data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan Ukuran Perusahaan masing-masing
perusahaan pada Tabel 4.3, Pada Tahun 2004, Firm Size, tertinggi dimiliki
oleh PT. Bank Mandiri Tbk dan sebesar 248.155.827.000.000 dan terendah
dipegang oleh PT. Fast Food Tbk, sebesar 322.647.000.000 Pada Tahun 2005,
Firm
Size,
tertinggi
dimiliki
oleh
PT.
Bank
Mandiri
Tbk
sebesar263.383.348.000.000 danterendah dipegang oleh PT. Asuransi ramayana
cii
Tbk sebesar 204.318.000.000 . Pada Tahun 2006, Firm Size, tertinggi dimiliki
oleh PT.. Bank Mandiri Tbk sebesar 267.517.192.000.000 dan terendah
dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk, sebesar 232.060.000.000. Pada
Tahun 2007, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar
319.085.590.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana
Tbk, sebesar 284.402.000.000. Nilai Firm Size yang tinggi menunjukkan
bahwa semakin tinggi total asset maka semakin besar ukuran perusahaan
sebagai perusahaan besar yang mampu membagikan dividend.
4. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya. Debt to Equity Ratio mempengaruhi besarnya
dividend karena semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk
struktur modal perusahaannya semakin besar pula jumlah kewajibannya.
Debt to Equity Ratio dihitung dengan cara membagi total hutang dengan
ekuitas
Tabel 4.4
Debt to Equity Ratio
NO
EMITEN
DER'04
DER'05
DER'06
DER'07
1
Adira Dinamika
2,06
1,34
3,61
1,86
2
Antam
1,44
1,11
0,70
0,37
3
Astra Agro
0,60
0,19
0,24
0,28
4
Astra Graphia
0,72
0,82
0,98
1,12
5
Astra Internasional
1,18
1,11
1,41
1,17
6
Asuransi Ramayana
1,57
1,44
1,50
1,90
7
Aqua
0,87
0,78
0,77
0,72
ciii
8
Bakrie and Brother
1,64
0,57
0,71
1,48
9
Bank Central Asia
9,71
8,48
8,79
9,66
10
Bank Mandiri
8,95
10,35
9,16
9,91
11
Bentoel
0,86
0,65
0,97
1,36
12
Berlian Laju Tanker
1,62
2,94
1,62
5,23
13
Bumi Resources
8,39
7,84
5,95
1,26
14
Delta
0,29
0,32
0,31
0,24
15
Fast Food
0,66
0,66
0,68
0,66
16
Gudang Garam
0,69
0,69
0,65
0,65
17
Hm Sampoerna
1,31
1,55
1,21
1,05
18
Indofood
2,50
2,33
2,13
2,62
19
Indosat
1,10
1,28
1,24
1,72
20
Kalbe Farma
1,26
0,76
0,36
0,33
21
Kimia farma
0,44
0,39
0,45
0,48
22
Mandom
0,19
0,19
0,11
0,14
23
Mayora
0,46
0,61
0,58
0,68
24
medco energi int.
1,28
1,05
1,09
1,09
25
Merek
0,30
0,21
0,20
0,20
26
Multi Bintang
1,11
1,52
2,08
2,22
27
Mustika Ratu
0,19
0,14
0,10
0,11
28
Perusahaan Gas
2,30
1,80
1,61
2,11
29
Telkom
1,53
1,40
1,39
1,16
30
Tempo Scan Pacific
0,20
0,26
0,23
0,23
31
Tunas Baru Lampung
1,65
1,83
1,37
1,62
32
Unilever
0,59
0,76
0,95
0,98
33
United Tractor
1,17
1,58
1,44
1,26
(Sumber data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan Debt to Equity Ratio masing-masing
perusahaan pada Tabel 4.4, Pada Tahun 2004, Debt to Equity Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk sebesar 9,71 dan terendah dipegang
oleh PT. Mustika Ratu Tbk dan PT Mandom Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun
2005, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk
civ
sebesar 10,35 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Tbk dan PT
Mandom Tbk sebesar 0,19. Pada Tahun 2006, Debt to Equity Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 9,16 dan terendah dipegang oleh
PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 0,10. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio,
tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 9.91 dan terendah
dipegang oleh PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 0,11. Nilai Debt to Equity Ratio
yang tinggi menunjukkan tingkat hutang yang besar sehingga beban hutang
akan lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividend, hal ini berarti
semakin kecil kemampuan perusahaan dalam membayar dividend.
5. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio adalah mengukur seberapa besar perbandingan antara
harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para
pemegang saham.
Tabel 4.5
Price Earning Ratio
NO
EMITEN
PER '04
PER'05
PER'06
PER'07
1
Adira Dinamika
9,37
3,51
5,01
3,93
2
Antam
4,08
8,10
9,83
8,32
3
Astra Agro
6,09
9,76
25,20
22,34
4
Astra Graphia
11,56
11,03
7,40
11,04
5
Astra Internasional
7,19
7,57
17,12
16,95
6
Asuransi Ramayana
2,99
3,79
3,69
3,98
7
Aqua
6,89
12,89
29,64
24,47
8
Bakrie and Brother
-5,83
11,10
19,40
35,74
9
Bank Central Asia
11,46
11,65
15,12
20,10
10
Bank Mandiri
7,36
55,03
24,70
17,33
11
Bentoel
10,81
8,40
14,34
16,68
12
Berlian Laju Tanker
11,93
6,70
6,00
14,52
13
Bumi Resources
12,81
12,07
8,70
11,95
cv
14
Delta
6,00
10,22
8,43
6,07
15
Fast Food
13,07
12,97
11,78
12,27
16
Gudang Garam
14,56
11,86
19,47
10,07
17
Hm Sampoerna
14,63
16,37
12,04
13,70
18
Indofood
19,98
69,30
19,28
26,69
19
Indosat
18,61
18,31
26,01
24,39
20
Kalbe Farma
12,00
15,39
17,86
15,88
21
Kimia farma
14,64
15,24
20,83
31,35
22
Mandom
7,56
6,89
12,56
10,56
23
Mayora
10,81
13,75
13,27
8,71
24
Medco Energi Int.
29,01
41,92
11,92
19,77
25
Merek
8,92
9,43
10,35
13,15
26
Multi Bintang
10,38
12,11
15,75
18,30
27
Mustika Ratu
13,34
13,58
15,06
11,79
28
Perusahaan Gas
17,54
35,91
27,81
40,11
29
Telkom
15,87
14,88
18,50
15,63
30
Tempo Scan Pacific
10,54
8,57
14,86
9,71
31
Tunas Baru Lampung
22,58
51,95
18,72
37,48
32
Unilever
17,15
22,64
29,25
24,51
33
United Tractor
5,89
9,97
20,08
20,82
(Sumber data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan Price Earning Ratio masing-masing
perusahaan pada Tabel 4.5, Pada Tahun 2004, Price Earning Ratio, tertinggi
dimiliki oleh PT. Indofood Tbk sebesar 19,98 dan terendah dipegang oleh
PT. Bakrie and Brother Tbk sebesar 5,83. Pada Tahun 2005, Price Earning
Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Indofood Tbk sebesar 69,30 dan terendah
dipegang oleh PT. Adira Dinamika Tbk sebesar 3,51 . Pada Tahun 2006,
Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Tbk sebesar
29,64 dan terendah dipegang oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk sebesar 3,69.
Pada Tahun 2007, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT.
cvi
Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar 40,11 dan terendah dipegang oleh PT.
Adira Dinamika Tbk sebesar 3,93. Nilai Price Earning Ratio yang tinggi
mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan
dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham.
6. Return Saham
Return saham adalah tingkat pengembalian keuntungan yang berasal dari
investasi selama beberapa periode adalah perubahan harga pasar ditambah
dengan kas yang diterima karena hak kepemilikan, dibagi dengan harga pasar
awal investasi.
Tabel 4.6
Return Saham
NO
EMITEN
RETURN'04
RETURN'05
RETURN'06
RETURN'07
1
Adira Dinamika
0,1671
-0,0375
0,0322
-0,0025
2
Antam
0,0197
0,0675
0,0787
0,0330
3
Astra Agro
0,0667
0,0451
0,0851
0,0763
4
Astra Graphia
0,0016
0,0027
0,0065
0,0818
5
Astra Internasional
0,0559
0,0096
0,0417
0,0525
6
Asuransi Ramayana
0,0188
0,0246
0,0017
0,0152
7
Aqua
0,0125
0,0251
0,0554
0,0163
8
Bakrie and Brother
-0,0080
0,3342
0,0292
0,0593
9
Bank Central Asia
0,0057
0,1574
0,0379
0,0309
10 Bank Mandiri
0,0399
0,5919
0,0526
0,0205
11 Bentoel
0,7595
0,0200
0,0750
0,0540
12 Berlian Laju Tanker
0,6335
0,0379
0,0482
0,0425
13 Bumi Resources
0,0489
0,0004
0,0167
0,1783
14 Delta
0,0410
0,0871
-0,0353
-0,0229
15 Fast Food
0,0214
0,0190
0,0365
0,0273
16 Gudang Garam
-0,0020
-0,0058
-0,0099
-0,0131
17 Hm Sampoerna
0,0266
0,0292
0,0087
0,0129
18 Indofood
0,0014
0,0205
0,0397
0,0597
19 Indosat
-0,0184
0,0006
0,0208
0,0233
cvii
20 Kalbe Farma
0,0248
0,0539
0,0226
0,0070
21 Kimia farma
0,0061
-0,0248
0,0122
0,0709
22 Mandom
0,0486
0,0042
0,1060
0,0171
23 Mayora
0,0342
-0,0209
0,0652
0,0099
24 Medco Energi Int.
0,0236
0,0445
0,0923
0,0191
25 Merek
0,0172
0,0077
0,0470
0,0243
26 Multi Bintang
0,0193
0,0167
0,0084
0,0013
27 Mustika Ratu
0,0040
-0,0314
0,0181
-0,0283
28 Perusahaan Gas
0,5300
0,1227
0,0490
0,0307
29 Telkom
-0,0216
0,0192
0,0476
0,0027
30 Tempo Scan Pacific
0,0287
-0,0218
-0,0361
-0,0128
31 Tunas Baru Lampung
0,0446
-0,0088
0,0422
0,0975
32 Unilever
-0,0029
0,0248
0,0317
0,0117
33 United Tractor
0,0666
0,0460
0,0511
0,0474
(Sumber data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan Return
Saham masing-masing
perusahaan pada Tabel 4.7, Pada Tahun 2004, Return Saham, tertinggi
dimiliki oleh PT. Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar 0.34630 dan terendah
dipegang oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar -0.00005. Pada Tahun 2005,
Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Bakrie and Brother Tbk sebesar
0.29820 dan terendah dipegang oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar -0,0058.
Pada Tahun 2006, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT. Berlian Laju
Tanker Tbk sebesar 0.24070 dan terendah dipegang oleh PT. Gudang Garam Tbk
sebesar -0,0099. Pada Tahun 2007, Return Saham, tertinggi dimiliki oleh PT.
Delta Djakarta Tbk sebesar 0.68980 dan terendah dipegang oleh PT. Adira
Dinamika Tbk sebesar -0,0025.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
cviii
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal.
Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel
independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.
Gambar 4.1
Pengujian Normalitas Data
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki
penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai ratarata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat
dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.
b. Uji Multikolinieritas
cix
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus
terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi
antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan
melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) harus berada di bawah 10, hal
ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Multikolonearitas
a
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-9.110
2.447
DIVIDENT PAYOUT RATIO
.012
.005
VOLUME PERDAGANGAN
1.713E-11
FIRM SIZE
DEBT EQUITY RATIO
PRICE EARNINGS RATIO
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-3.723
.000
.238
2.304
.023
.795
1.258
.000
.189
1.897
.061
.854
1.172
.199
.087
.294
2.284
.025
.514
1.946
.055
.063
.106
.866
.388
.564
1.774
-.015
.011
-.145
-1.431
.156
.826
1.211
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
(Sumber data diolah)
Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala
multukolonieritas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan
melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka
data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolonearitas. Karena
cx
data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10, keadaan seperti
itu membuktikan tidak terjadinya multikolonearitas.
c. Uji Autokolerasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam
penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW).
Pada tabel 4.8 diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,970 nilai
ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5%, jumlah sample (n) 102 dan jumlah variabel independen (k)
adalah 5. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,785 dan 4 – du = 4 – 1,785 =
2,215. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,785 < 1,970 < 2,215 maka dapat
disimpulkan tidak ada autokorelasi baik posistif maupun negatif.
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Autokolerasi
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R
Model
1
Square
.143
R Square
Durbin-
Change
Watson
F Change
.185
4.368
df1
df2
5
Sig. F Change
96
a. Predictors: (Constant), PER, VOLUME PERDAGANGAN, DER, DPR, FIRM SIZE
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
d. Uji Heteroskedastisitas
cxi
.001
1.970
Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal
terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel
kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi
dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram.
Gambar 4.2
Uji Heteroskedasitas
Pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan
cxii
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada
gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
yang terdiri dari Dividend Payout Ratio, Volume Perdagangan, Ukuran
Perusahaan, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio terhadap return
Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Uji t
a
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-9.110
2.447
.012
.005
VOLUME PERDAGANGAN 1.713E-11
FIRM SIZE
DEBT EQUITY RATIO
t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
-3.723
.000
.238
2.304
.023
.795
1.258
.000
.189
1.897
.061
.854
1.172
.199
.087
.294
2.284
.025
.514
1.946
.055
.063
.106
.866
.388
.564
1.774
-.015
.011
-.145
-1.431
.156
.826
1.211
DIVIDENT PAYOUT RATIO
PRICE EARNINGS RATIO
Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
(Sumber : Data diolah)
Variabel DPR, dengan nilai t hitung sebesar 2.304 > 2.000 atau
nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.023 < 0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang menyatakan
cxiii
tolak ukur kinerja perusahaan DPR berpengaruh nyata terhadap return
saham terbukti. Hal ini DPR menjadi patokan dalam pengambilan
keputusan suatu investasi oleh para investor. Hasil Penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hartono, 2000 dan
Wuryatiningsih, 2002 menemukan bahwa perusahaan besar cenderung
memiliki dividend payout yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan
perusahaan kecil, perusahaan besar memiliki akses kepada pasar modal
sehingga tidak tergantung pada dana internal perusahaan. Sehingga
dividend payout ratio memiliki hubungan yang positif dengan ukuran
perusahaan (firm size).
Variabel Volume Perdagangan, dengan nilai t hitung sebesar
1.897 < 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.061 > 0.05), maka
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang
menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Volume Perdagangan Saham
tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini
dikarenakan return saham berubah bukan berdasarkan volume perdagangan
saja, tapi masih banyak pengaruh yang lebih besar lagi. Penelitian lain
dilakukan oleh Bandi dan Hartono, 2000:2005, Perubahan harga
merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat,
sebaliknya volume perdagangan harga saham merupakan jumlah tindakan
atau perdagangan investor individual. Reaksi harga atas informasi public
merefleksikan revisi kepercayaan dalam pasar agregat yang merupakan
akibat dari adanya informasi tersebut.
cxiv
Variabel Firm Size, dengan nilai t hitung sebesar 2.284 > 2.000
atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.025 < 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang
menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Firm Size berpengaruh nyata
terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan Firm Size adalah
patokan bagi investor berdasarkan total asset perusahaan. Penelitian lain
dilakukan oleh Fama dan French,2001 melaporkan bahwa kecenderungan
untuk membayar dividen berhubungan dengan secara positif terhadap
ukuran (size) dan keuntungan perusahaan, dan berhubungan secara negative
terhadap kesempatan pertumbuhan perusahaan.
Variabel Debt to Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 0,866 <
2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.388 > 0.05), maka dapat
disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang
menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Debt to Equity Ratio
tidak
berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti, dikarenakan adanya
variabel yang lebih mempengaruhi return saham.
Variabel Price Earning Ratio, dengan nilai t hitung sebesar -1.431 <
2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.156 > 0.05), maka dapat
disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang
menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Price Earning Ratio
tidak
berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan PER
bukanlah patokan yang tepat dalam melakukan investasi. Penelitian tentang
Price Earning Ratio pertama kali dipopulerkan oleh Volkert S. Whitbeck dan
cxv
Manown Kisor Jr, 2002 dengan menggunakan variabel eksplantori yaitu
Pertumbuhan laba, Dividen Payout Ratio, dan standar deviasi pertumbuhan
laba terhadap Price Earning Ratio. Faktor pertumbuhn laba dan Dividen
Payout Ratoi mempunyai hubungan Positif terhadap Price Earning Ratio,
sedangkan faktor standar deviasi pertumbuhan laba mempunyai hubungan
yang negatif terhadap Price Earning Ratio.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang
terdiri dari Dividen Payout Ratio, Volume Perdagangan, Firm Size, Debt
To Equity Ratio, Price Earnings Ratio terhadap Return Saham secara
simultan atau serentak.
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Uji f
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
b
df
Mean Square
32.385
5
6.477
Residual
142.337
96
1.483
Total
174.722
101
F
4.368
Sig.
.001
a
a. Predictors: (Constant), PER, VOLUME PERDAGANGAN, DER, DPR, FIRM SIZE
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
(Sumber : Data diolah)
Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat
nilai F hitung sebesar 4.368 dengan signifikan 0.001. Dengan mencari pada
table F, diperoleh nilai F tabel 2.37. Dengan kondisi dimana F hitung lebih
cxvi
besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0.05),
maka dapat diambil kesimpulan adalah menolak H0 yang berarti H1
diterima dan koefisien korelasi signifikan secara statistik. Kolom pertama
dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians
yang dihasilkan dari model persamaan regresi, sedangkan kolom kedua
yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari
model persamaan regresi.
c. Koefisien Determinasi ( Adj R Square)
Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien
2
2
determinasi (Adj R ). Dari koefisien determinasi (Adj R ) dapat diketahui
derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya
variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai (Adj
2
R ) = 0,143 yaitu persentase pengaruh variabel yaitu Dividend Payout
Ratio, Volume Perdagangan, Firm Size, Debt To Equity Ratio, dan Price
Earnings Ratio berpengaruh terhadap return saham sebesar 14%.
Sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap return saham.
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Adj R Square
b
Model Summary
Change Statistics
Model
Adjusted R
R Square
Square
Change
F Change
df1
cxvii
df2
Sig. F Change
Durbin-Watson
1
.143
.185
4.368
5
96
.001
1.970
a. Predictors: (Constant), PER, VOLUME PERDAGANGAN, DER, DPR, FIRM SIZE
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
(Sumber : Data diolah)
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Dividend Payout Ratio,
Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Price Earning Ratio, Debt to
Equity Ratio terhadap Return saham di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi
a
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-9.110
2.447
DIVIDENT PAYOUT RATIO
.012
.005
VOLUME PERDAGANGAN
1.713E-11
FIRM SIZE
DEBT EQUITY RATIO
PRICE EARNINGS RATIO
Collinearity Statistics
t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
-3.723
.000
.238
2.304
.023
.795
1.258
.000
.189
1.897
.061
.854
1.172
.199
.087
.294
2.284
.025
.514
1.946
.055
.063
.106
.866
.388
.564
1.774
-.015
.011
-.145
-1.431
.156
.826
1.211
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
(Sumber : Data diolah)
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Volume
Perdagangan Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio terhadap return
saham sebagai berikut:
cxviii
Y = -9,110 + 0,012 x1 + 0,199 x3
Keterangan :
Y = Return
a
= konstanta
x1 = Dividend Payout Ratio
x3 = Ukuran Perusahaan (Firm Size)
ei = error term
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat
diartikan koefisien regresi untuk Konstan sebesar –0.9110 sedangkan
variabel Dividend Payout Ratio sebesar 0.012 menunjukkan bahwa jika
variabel Dividend Payout Ratio
meningkat 1 satuan maka akan
meningkatkan return saham sebesar 0,012 satuan, dan Variabel Ukuran
Perusahaan sebesar 0.199 menunjukkan bahwa jika variabel Ukuran
Perusahaan meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return saham
sebesar 0.199 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
D. Interpretasi
Dari hasil uji regresi berganda maka hasil yang didapat adalah yang paling
berpengaruh dan signifikan adalah Dividend Payout Ratio dan Firm Size, hasil ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Volkert S. Whitbeck dan
Manown Kisor Jr,2002), hasil penelitianya adalah ada dua variabel yang
berpengaruh yaitu Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Volkert S. Whitbeck dan Manown
Kisor Jr,2002, Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio mempengaruhi
cxix
Return saham, sedangkan dalam penelitian ini Price Earning Ratio (PER) tidak
mempengaruhi return saham karena masih banyak alat analaisa data yang lebih
baik lagi selain PER dalam menentukan suatu investasi yang tepat.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Usman, 2001, dalam
hasil penelitianya terdapat dua variabel yang mempengaruhi return saham adalah
Volume Perdagangan dan Debt to Equity Ratio. Sedangkan dalam penelitian ini
Volume Perdagangan, Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi return saham, ini
disebabkan karena adanya perbedaan tahun penelitian dan objek yang diteliti.
Dalam hal ini perbedaan antara hasil pengujian sebelumya dengan
pengujian ini dikarenakan adalah perbedaan waktu penelitian dan sektor yang
diteliti dan menambahkan variabel bebasnya, yaitu Price Earnings Ratio dan
Debt To Equity Ratio, sehingga adanya perbedaan hasil analisis.
Sedangkan untuk return saham, bila dikaitkan dengan variabel yang
berpengaruh dan signifikan yaitu Dividend Payout Ratio Dan Firm Size adalah
variabel yang mempengaruhi Return saham dan Return saham adalah salah satu
patokan dari para pemegang saham untuk menanamkan modalnya untuk
berinvestasi. Dan untuk memprediksi Return dapat dilihat berdasarkan hasil
Dividend Payout Ratio Dan Firm Size. Karena Dividend Payout Ratio Dan Firm
Size adalah patokan yang tepat karena semakin besar dividen yang didapat maka
akan semakin besar pula dana yang dinvestasikan dan semakin besar pula
keuntungan perusahaan. Maka para pemegang saham harus memperhitungkan
Dividend Payout Ratio Dan Firm Size sehingga dapat keuntungan yang lebih baik
cxx
lagi. Dan Dividend Payout Ratio Dan Firm Size menjadi suatu alat analisis dalam
mencapai Return yang baik pada saat ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) menjelaskan
Independen
(Dividend
Payout Ratio,
Ukuran
bahwa variabel
Perusahaan,
Volume
Perdagangan, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio) secara bersamasama berpengaruh terhadap Return saham.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap
Return saham adalah Dividend Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan (Firm
Size), sedangkan Volume Perdagangan, Debt to Equity Ration, dan Price
Earning Ratio, tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham.
3. Nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R Square)
sebesar 0,143. Hal ini berarti 14,3 % dari return saham dapat dijelaskan oleh
variabel (Dividend Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan, Volume
cxxi
Perdagangan, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio). Sedangkan sisanya
yaitu 85,7 % dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak diketahui
dan tidak termasuk dalam analisis model regresi penelitian.
4. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat dijelaskan bahwa
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Return saham adalah
yaitu Dividend Payout Ratio, atau yang memiliki nilai koefisien regresi lebih
besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.
B. Saran Dan Implikasi
Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti, penelitian
ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu
diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya, beberapa
saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik lagi, adapun saranya
sebagai berikut :
1. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan keadaan pasar yang
sesungguhnya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.
2. Memperpanjang periode (waktu) Penelitian agar menambah jumlah data.
3. Menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi return sehingga dapat
menjadi luas penelitian
4. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang.
Implikasi :
Laporan keuangan merupakan acuan atau patokan bagi para investor,
karena laporan keuangan menggambarkan kondisi ekonomi suatu perusahaan,
cxxii
sehingga para investor tidak salah dalam melakukan investasi di suatu
perusahaan, yang akan meningkatkan keuntungan bagi investor. Maka perlu
adanya penelitian-penelitian yang lainnya yang dapat meningkatkan keakuratan
dalam melakukan investasi
Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang
dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, yaitu:
1. Implikasi Bagi Investor
Pada umumnya
hampir
semua
investasi mengandung unsur
ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan
diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi
kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat
hanya mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor
harus bersedia menanggung risiko atas investasinya. Oleh karena itu dalam
melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara
matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan investasi yang dilakukannya, sehingga menghasilkan keuntungan
yang lebih baik lagi dan untuk mengetahui perubahan-perubahan sehingga
tidak salah dalam melakukan investasi.
2. Implikasi Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam
berhubungan dengan investasi.
3. Implikasi Bagi Akademis
cxxiii
melakukan
kebijakan
yang
Penilaian analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio, Volume
Perdagangan, Firm Size, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio
yang mempengaruhi return saham dapat dijadikan tambahan pengetahuan
bagi penelitian selanjutnya.
cxxiv
DAFTAR PUSTAKA
Arif dan Maulani Zaki. “Dividen Saham Bonus, EPS dan PBV”, Detik finance;
konsultasi saham : 2, 2002.
Astuti, Puji, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
Perusahaan Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek”, Jakarta, 2004
Bandi dan H. M. Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 1,
Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2002.
Bursa Efek Jakarta (2004), Indonesian Capital Market Directory, Institute for
Economic and Financial Research.
Charles P.Jones, Investment Analisis and Management 9 th edisi, New York:John
Wiley and Sons,2004.
Charles P.Jones, Investments”, Wiley, United State Of America, 2007.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Edisi III, Jakarta, 2005.
Halim, Abdul dan Nasuhi Hidayat,”Studi Empiris tentang Pengaruh Volume
Perdagangan dan Return terhadap Bid Ask Spread di Bursa Efek, Vol 3,1 Jan
2000,hal 69-85,UGM,Yogyakarta.
Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta,
2005.
Husnan, Suad. “ Dasar-dasar teori Portofilio dan Analisis Sekuritas”. Edisi Ketiga,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2003.
Joel, G.S dan Jae K. Shim. “Kamus Istilah Akuntansi”. Cetakan 4, Agustus 2000.
M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto (2001), Perangkat Dan Model Analisis
Investasi Di Pasar Modal, Buku 1, Elex Media Komputindo.
Nany, Magdalena, ”Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, dan Volume
Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laporan
Keuangan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 9(1): 23-21,2004.
Riyanto, Bambang, ” Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi ke Empat,
Cetakan Pertama,Penerbit Erlangga:Jakarta,2000
cxxv
Rodoni, Ahmad dan Othman Yong, ”Analisis Investasi dan Teori Portofolio”. PT.
Raja Grafindo Persada,2002.
Ross, Westerfield, Jordan, Fundamental Of Corporation Finance”, McGraw-Hill
Irwin, Boston, 2008.
Santoso, Purbayu dan Ashari. ”Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS”
Andi,Yogyakarta,2005.
Sudarsono,et.all. ” Kamus Ekonomi Uang dan Bank”, Rineka Cipta,Jakarta,2001.
Sundjaja, Ridwan S dan Barlian, Inge. ”Manajemen Keuangan”, Edisi 4, Literata
Lintas Media, Jakarta,2001 dan 2003.
Sjahrial, Dermawan, ”Manajemen Keuangan”, Edisi 3, Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media,2009.
S.N.Rosemarie,”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio”.
Jurnal Ekonomi, FE UNTAR,2000
Sutrisno, Dasar-dasar manajemen Keuangan. Ekonisia FE UII, Yogyakarta,2003.
Tandelilin, Eduardus, ”Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio”,
PT.BPFE, Yoogyakarta, 2001
Tjiptono Darmadji dan H. M. Fakhruddin (2001), Pasar Modal di Indonesia, Jakarta:
Penerbit Salemba 4.
Usman, Mohammad, ” Pengaruh Dividend Payout Ratio, Return on Equity dan
Earning Growth terhadap Price Earning Ratio”, Ekoma,2001.
cxxvi
Download