rancang bangun sistem proteksi motor induksi tiga phasa terhadap

advertisement
RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI
MOTOR INDUKSI TIGA PHASA TERHADAP GANGGUAN ARUS
BERBASIS MIKROKONTROLLER
1
2
3
Ahmad Ridwan , Endro Wahjono S.ST.,MT. , Arman Jaya ST.,MT.
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri, PENS-ITS, Surabaya,Indonesia,
e-mail: [email protected] 1
2,3
Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri, PENS-ITS, Surabaya,Indonesia.
Abstrak
Motor induksi tiga phasa merupakan salah satu motor yang banyak digunakan di industri. Hal ini
dikarenakan motor induksi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses produksi. Apabila terjadi
gangguan arus pada motor induksi tiga phasa maka proses produksi akan terhenti dan mempunyai dampak
yang sangat berbahaya. Gangguan arus ini bisa menimbulkan panas pada motor induksi tiga phasa,
jaringan serta pada sisi sumbernya. Gangguan arus motor induksi ini jika tidak segera diatasi dapat merusak
motor itu sendiri dan industri akan mengalami kerugian yang cukup besar.
Berdasarkan masalah tersebut, maka pada proyek akhir ini penulis membuat suatu sistem yang
dapat mendeteksi serta mengamankan motor induksi tiga phasa dari gangguan arus. Arus yang diamankan
pada pengaman ini adalah arus beban lebih, arus hubung singkat dan arus bocor. Pada arus beban lebih
metode yang digunakan adalah metode inverse time (standart inverse), untuk arus hubung singkat
menggunakan metode instantaneous relay sedangkan untuk arus bocor menggunakan metode gabungan
dari definite time relay dan moderately inverse relay.
Dari hasil pengujian arus beban lebih dengan setting arus 3 ampere terdapat presentase error
sebesar 4,4% sehingga ketepatan waktu adalah 95,6%. Sedangkan untuk arus hubung singkat waktu yang
diperlukan untuk memutuskan daya adalah 0 detik. Pada pengaman arus bocor lama waktu atau jeda waktu
untuk memutuskan system pada saat I/Is (arus gangguan / arus setting) diantara 1 sampai 1.2 pemutus
daya akan trip dengan waktu 2 detik. Pada saat I/Is (arus gangguan / arus setting) lebih dari 1.2 maka
pemutus akan trip sesuai karakteristik moderately inverse.
Kata kunci: sistem pengaman, motor induksi tiga phasa, sensor arus.
Abstract
Three-phase induction motor is one of the motors are widely used in industry. This is
because the induction motor has a very important role in the production process. In the event of disruption
to the current three-phase induction motor is stopped and the production process will have very harmful
effects. These disorders can lead to heat flow in a three phase induction motor, as well as on the tissue
source. This induction motor current noise if not addressed could damage the motor itself and the industry
will experience substantial losses.
Based on these issues, then at the end of the project, the writer makes a system that can detect
and secure the three-phase induction motor from the flow disturbance. The current that is secured in a
safety overload current, short circuit current and leakage current. On the load current over the method
used is the method of inverse time (standard inverse), for the short circuit current using the method of
instantaneous relay to the leakage current while using the combined method of definite and moderately
inverse time relay relay.
From the test results are the percentage of load current over error of 4.4% to an average
punctuality was 95.6%. As for the short circuit current of time it takes to break the power is 0 seconds.
Leakage current on the length of time or lag time to decide when the system I / Is (fault current / current
setting) between 1 to 1.2 then the breaker will trip with a time of 2 seconds and at the I / Is (fault current /
current setting) is more than 1.2 then the breaker will trip according to moderately inverse characteristics.
Keywords: security system, three-phase induction motor, the current sensor
1. Pendahuluan
Motor induksi 3 phasa merupakan salah
satu motor yang banyak di gunakan di industri.
Hal ini di karenakan motor induksi 3 phasa
memiliki keunggulan di bandingkan motor jenis
yang lain, akan tetapi motor induksi 3 phasa
sering mengalami gangguan yaitu arus lebih yang
di sebabkan oleh adanya gangguan baik dari
sumber tegangan maupun dari motor itu sendiri.
Gangguan pada motor induksi 3 phasa ini
mempunyai dampak yang sangat berbahaya bila
dibiarkan secara terus menerus. Gangguan ini
bisa menimbulkan panas pada motor induksi 3
phasa sehingga menyebabkan motor induksi 3
phasa akan terbakar. Selain itu gangguan arus ini
juga dapat merusak pada jaringan dan sisi
sumbernya apabila tidak diamankan.
Selama ini jenis pengaman motor induksi
telah banyak diproduksi atau dijual dipasaran,
1
akan tetapi pengaman yang dijual di pasaran lebih
spesifik pada jenis gangguan tertentu saja.
Misalnya untuk pengaman overload, arus hubung
singkat, arus bocor memerlukan jenis pengaman
sendiri - sendiri. Selain jenis pengaman yang
terpisah – pisah pengaman motor induksi 3 phasa
di pasaran sulit dalam proses instalasinya. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka dibuat alat
yang dapat mendeteksi serta mengamankan
motor induksi 3 phasa dari gangguan arus.
Pengaman motor induksi 3 phasa ini tidak hanya
arus overload yang diamankan tetapi juga dapat
mengamankan gangguan arus hubung singkat
dan arus bocor. Sehingga tidak terjadi kerusakan
yang lebih parah pada motor induksi 3 phasa dan
tidak sampai merusak pada system jaringan serta
sumber dari motor induksi 3 phasa.
Pengaman motor induksi ini lebih mudah
digunakan dari pada pengaman yang ada
dipasaran. Untuk setting arus bisa dimasukan
melalui tombol sehingga dapat diatur arus setting
yang di inginkan. Selain itu dalam proses instalasi
lebih mudah dibuat dan mudah dalam wiringnya.
Pengaman ini dilengkapi dengan display dan
lampu indikator untuk mengetahui besar arus dan
jenis gangguan yang terjadi pada motor induksi 3
phasa.
V1.25.9 Standard. Setelah itu program dicompile dengan tujuan untuk mengetahui
apakah program masih terdapat error atau
tidak. Untuk men-download program, dilakukan
dengan cara menghubungkan langsung
mikrokontroler
dengan
PC
menggunakan
komunikasi pararel dan menggunakan rangkaian
ISP downloader sebagai rangkaian buff.
Dibawah ini merupakan system flowchart
secara umum:
Mulai
Inisialisai I/O
INPUT SET
POINT
Isc > Isp?
YA
Isp < Iol < Isp1?
Arus Hubung singkat
NO
NO
YA
Arus beban Lebih
NO
Ibc > sp2?
YA
Arus Bocor
NO
Pemutus, Alarm dan
lampu indikator ON
2. Konfigurasi Sistem
Tampilan LCD
Pada perancangan sistem pengaman motor
induksi 3 phasa terhadap gangguan arus akan
dibuat seperti blok digram sebagai berikut.
selesai
Gambar 2 Flowchart Program
Perangkat Keras
Sumber 3 Phasa
SOFT SWITCH
2.2 Perencanaan dan Pembuatan Sensor
Arus ACS712
Sensor arus ini mengunakan ACS712-20A-T
yang memiliki kemampuan arus sampai 20
Ampere. Keluaran dari ACS ACS712-20A-T
adalah tegangan dc ripple. Perubahan yang
dihasilkan dari keluaran sensor arus ACS
ACS712-20A-T ini sangat kecil sekitar 100 mV
setiap perubahan 1 Ampere (sesuai data sheet).
Motor Induksi 3
Phasa
Pemutus
Sensor Arus
Perangkat Lunak
ADC
Mikrokontroler
Keypad
Alarm
LCD
Gambar 1 Blok DiagramSistem Pengaman Motor
Induksi 3 PhasaTerhadap Gangguan Arus
2.1 Mikrokontroller
Sistem Mikrokontroler yang direncanakan
adalah menggunakan ATMega16 dengan
memori program internal 512 Kbyte sehingga
tidak memerlukan memori program eksternal.
Mikrokontroler ATMega16 dipilih selain karena
telah terdapat ADC internal di dalam chip-nya
dengan tingkat kestabilan yang cukup presisi,
mempunyai compiler canggih dengan bahasa
pemrograman tingkat tinggi yaitu bahasa C
Gambar 3 Rangkaian Sensor Arus ACS 712
2.3 Perencanaan dan Pembuatan Arus ZCT
Sensor arus bocor ini menggunakan sensor
arus ZCT type TZ2L9 yang memiliki kemampuan
arus sampai 100A. Keluaran ZCT type TZ2L9 ini
adalah berupa tegangan AC. Perubahan yang
dihasilkan dari sensor ZCT type TZ2L9 ini sangat
kecil bila diparalel dengan resistor 33 ohm yaitu
40 mvsetiap perubahan 1 ampere (sesuai
datasheet). Pada gambar 3.22 ini merupakan
gambar dari sensor arus ZCT type TZ2L9.
sehingga lebih memudahkan programmer, dan
juga karena memiliki memori, serta jumlah port
yang cukup untuk digunakan dalam proyek
akhir ini.
Cara pengujiannya yaitu terlebih
dahulu IC mikrokontroler di isi program
menggunakan
software
CodeVisionAVR
2
3.1 Pengujian Sensor Arus ACS 712
Pengujian sensor dilakukan dengan
menggunakan variac dan beban 3 phasa.Terdapat
sepuluh step dalam beban, dimana setiap step
bernilai 0.5A. Sensor arus ini dipasang seri
terhadap beban.
Untuk mengambil sinyal arus digunakan
sensor arus ACS712 20A yang dipasang seri
disetiap fasenya (R, S, T). Output dari sensor arus
ACS712
yang
nantinya
masuk
ADC
mikrokontroler.
Gambar 4 Sensor Arus ZCT
Penguatan operasional di desain dengan
penguatan 200 kali, ini bertujuan agar dapat
menanggulangi pembacaan sensor arus ZCT
TZ2L9. Perhitungan desainya sebagai berikut:
Vout=-k x Vinput
Dimana :
k
1
R2
R1
1
200k
1k
Tabel.1 Data Hasil Pengujian Sensor Arus
ACS712
201
Keluaran
dari
inverting
amplifier
disearahkan dengan rectifier. Hal ini bertujuan
agar sinyal dari sensor arus dapat dibaca oleh
ADC internal mikrokontroller.
Berikut adalah simulasi perencanaan
penguatan sensor arus ZCT. Output sensor ZCT
dikuatkan 200 kali karena output dari sensor
sangat kecil yaitu mulai dari 25mV.
Softswitch adalah pengganti relay yang
digunakan untuk menyambung dan memutuskan
kontaktor. Fungsi dari softswitch ini bisa meredam
arus yang muncul pada saat memutus dan
menyambungkan kontaktor dari drive mikrokontroller. Softswitch ini menggunakan TRIAC
(BTA12) dan di drive dengan menggunkan MOC
3041 yang mendapat pulsa dari mikrokontroller.
Di bawah ini adalah gambar rangkaian softswitch
1
6
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Sensor
Phasa
S (Volt)
1.564
1.615
1.665
1.716
1.767
1.816
1.867
1.920
1.970
2.019
Sensor
Phasa
T (Volt)
1.564
1.614
1.655
1.715
1.766
1.817
1.867
1.921
1.970
2.020
Volt/div = 1 Volt
Time/div = 0.5 ms
Phasa
2
3
MOC
3041
5
39 ohm
4
Triac
BTA 12
220 V ac
Gambar 7 Gelombang Keluaran Tegangan
Sensor Arus
0.01 uf
330 ohm
LOAD
Netral
Gambar 6 Rangkaian Softswitch
3.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sensor
phasa R
(Volt)
1.565
1.615
1.665
1.716
1.767
1.817
1.867
1.920
1.969
2.019
360 Kohm
Vcc
Gnd
Arus
Input (A)
Pada Tabel 1 merupakan hasil pengujian
sensor arus. Pengujian ini dilakukan dengan
memberikan arus antara 0 sampai dengan 4.5
Ampere. Keluaran sensor arus ini berupa
tegangan dc antara 1.564 V sampai dengan 2.020
V untuk arus 0 sampai dengan 4.5 Ampere. Dan
gelombang keluaran tegangan sensor arus ACS
712 pada gambar 6.
Gambar 5 Rangkaian simulasi menggunakan
PSIM
2.4 Perencanaan dan Pembuatan Softswitch
R in
1 Kohm
No
Pengujian Dan Analisa
Pengujian dilakukan dengan cara pengukuran dan pengambilan bentuk gelombang output
dari setiap rangkaian yang dibutuhkan.
3
Untuk data pengujian adc sensor ACS712
ditunjukkan pada Tabel 2
3.3 Pengujian Softswitch
Pengujian softswitch dilakukan dengan
cara memberikan tegangan 5 Volt yang nantinya
tegangan ini diperoleh dari sinyal tegangan yang
dihasilkan dari mikrokontroller. Hasil pengujian
bila diberikan tegangan 5 Volt dc maka softswitch
akan bekerja dan beban akan teraliri sumber listrik
dan sebaliknya. Data percobaan untuk softswitch
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 2 Data Hasil Pengujian adc Sensor ACS712
Arus
ADC
ADC
ADC
No
Input
sensor
sensor
sensor
(A)
R
S
T
319
319
1
0
320
2
0.5
330
330
329
3
1
341
341
341
349
4
1.5
350
350
5
2
359
359
359
369
6
2.5
369
368
7
3
380
380
380
8
3.5
391
391
391
9
4
400
401
401
410
410
411
10
4.5
Tabel 5 Pengujian softswitch
PORTB.0
0
1
3.4
Tabel 3 Pengujian Sensor ZCT
I (mA)
1
20
Output Sensor
(Volt)
0.24
2
30
0.83
3
40
1.42
4
50
2.01
5
60
2.59
6
70
3.18
7
80
3.77
Tabel 4 Pengujian ADC sensor ZCT
NO
I (mA)
ADC
20
50
2
30
170
3
40
290
4
50
410
5
60
530
6
70
650
7
80
770
On
Off
Pengujian Arus Hubung Singkat
Tabel 6 DataPengujian Gangguan Arus Hubung
Singkat
Untuk data pengujian ADC sensor ZCT
ditunjukkan pada Tabel 4
1
Kontaktor
Untuk menguji gangguan short circuit atau
hubung singkat digunakan beban 3 phasa. Arus
hubung singkat ini mempunyai nilai yang sangat
besar. Oleh karena itu, setting point arus hubung
singkat harus lebih besar dari arus beban lebih.
Arus hubung singkat ini memiliki karakteristik
insantanteous atau tidak ada jeda waktu untuk
memutuskan system. Jika nilai arus melebihi
setting point yang diinputkan, maka relay akan ON
dan kontaktor langsung trip, tanpa jeda waktu.
Berikut ini adalah contoh listing program dari
gangguan arus short circuit atau arus hubung
singkat.Berikut adalah tabel hasil pengujian
gangguan arus hubung singkat.
3.2 Pengujian Sensor ZCT
Pengujian Sensor ZCT dilakukan dengan
menggunakan variac dan beban 1 phasa.
Terdapat 7 step dalam beban, dimana setiap step
bernilai 10 mA. Sensor arus ini dipasang dengan
cara melewatkan tegangan sumber pada lubang
sensor.
NO
Tegangan Input
Optocoupler
5 volt
0 volt
Arus Set
Point
Arus yang
lewat (A)
Pemutus
Daya
4
4
4
4
5
5
5
5
3
4
5
6
4
5
6
7
Tidak trip
Trip
Trip
Trip
Tidak trip
Trip
Trip
Trip
Waktu
trip
(s)
0
0
0
0
0
0
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa tidak ada
jeda waktu untuk melakukan pemutusan pada
pemutus daya. Semuanya dieksekusi tanpa delay
waktu jika melebihi setting point. Setiap arus yang
lewat melebihi setting point yang dimasukkan,
maka sistem langsung trip tanpa jeda waktu.
Besarnya nilai arus hubung singkat yang mengalir
akan menjadi 5-10 kali dari arus nominalnya. Dari
data dan analisa Ini membuktikan bahwa arus
short
circuit
memiliki
karakteristik
sifat
instantaneous. Dengan setting point 3 A, maka
system akan trip jika arus yang lewat melebihi 3 A.
Pada gambar 4.10 menunjukkan tampilan LCD
jika terjadi gangguan hubung singkat sebesar
3.00A.
4
Grafik Inverse
Time
40
Gambar 8 Tampilan Gangguan Arus Hubung
t(s) 20
Singkat
3.5
0
Pengujian Arus Beban Lebih
3.65 4.05 4.55 4.95
Berbeda dengan arus hubung singkat, arus
beban lebih ini mempunyai jeda waktu untuk
melakukan trip. Arus beban lebih ini memiliki
karakteristik normali inverse, yaitu semakin besar
arus yang mengalir semakin pendek waktu untuk
trip.
Untuk membedakan arus yang mengalir ke
beban arus hubung singkat atau arus beban lebih
adalah dengan ada tidaknya delay waktu. Jika
tidak ada jeda waktu, maka arus tersebut arus
hubung singkat, sebaliknya bila ada tundaan
waktu, maka arus tersebut adalah arus beban
lebih. Serta setting point dari arus beban lebih
lebih kecil dibanding arus hubung singkat.
Berikut adalah tabel data pengujian dari
tundaan waktu arus beban lebih. dimana semakin
besar arus semakin cepat pula waktu untuk trip.
Arus
Gambar 9 Grafik invers time
Tabel 9 Hasil Pengujian Waktu Trip I Setting 3
Ampere Pada Alat Sistem Pengaman Terhadap
Overload
Setting
Point
Arus
Beban
Lebih (A)
3
3
3
3
Tabel 7 Data Pengujian Gangguan Arus Beban
Lebih dengan setting arus 3 ampere
Setting Point
Arus Beban
Lebih (A)
Nilai Arus (A)
Alat ukur
Display
Analog
LCD
Waktu
trip (s)
3
3
3.00
-
3
3.6
3.65
35.62
3
4
4.05
23.25
3
4.5
4.55
16.44
3
5
4.95
13.91
Tabel 8 Data Pengujian Gangguan Arus Beban
Lebihdengan setting arus 4 ampere
Setting Point
Arus Beban
Lebih (A)
Nilai Arus (A)
Alat Ukur
Display
Analog
LCD
4
4
4.00
-
4
4.9
4.95
32.47
4
5.1
5.05
29.96
3.6
4
4.5
5
Waktu Untuk Trip
(s)
Trip
Trip
Alat
teori
%
error
35.62
23.25
16.44
13.91
7.04
4.16
4.36
2.05
38.32
24.26
17.19
13.63
Pada pengujian sistem pengaman arus
beban lebih dengan arus setting 3 Ampere
dilakukan dengan cara memberi arus beban yang
melebihi dari arus setting yaitu antara 3 Ampere
sampai 5 Ampere. Dari perbandingan antara arus
beban dengan arus setting maka terdapat pula
perbedaan waktu trip. Pada pengujian ini terdapat
perbedaan antara waktu trip alat dengan waktu trip
secara perhitungan sehingga terdapat prosentase
error antara 0 % sampai 7.04 % dengan rata–rata
prosentase error 4,4 % untuk arus setting 3
Ampere.
3.6
Waktu
trip (s)
Arus
yang
lewat(A)
Pengujian Arus Bocor
Arus bocor memiliki karakteristik definite time,
yaitu dengan jeda waktu yang ditentukan. Dari
tabel 11 bisa dilihat bahwa semua arus yang lewat
melebihi arus setting point.,maka system akan trip
dengan jeda waktu yang ditentukan.
Berikut adalah tabel data pengujian dari
tundaan waktu arus bocor. dimana waktu untuk
trip pada arus bocor ini tergantung dari besarnya
arus yang melewati pada sensor.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa semakin
besar arus yang lewat dan melebihi setting point,
maka semakin cepat pula tundaan waktu yang
terjadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar grafik 7
5
Tabel 11 Pengujian Gangguan Arus Bocor 35mA
Setting
Point
Arus
Bocor
(mA)
35
Nilai Arus (mA)
Display
Alat Ukur
LCD
Analog
pengujian didapatkan prosentase error
rata – rata adalah 4,4%
sehingga
ketepatan waktu rata – rata adalah 95,6
% untuk pengaman arus beban lebih.
2. Arus hubung singkat memiliki jeda waktu
0 detik untuk memutuskan sistem,
sedangkan arus beban lebih mengikuti
karakteristik normaly inverse dan arus
bocor mengikuti karakteristik
definite
time dan moderately inverse.
3. Pada arus bocor, lama waktu atau jeda
waktu untuk memutuskan system pada
saat I/Is (arus gangguan / arus setting)
diantara 1 sampai 1.2 maka pemutus
akan trip dengan waktu 2 detik dan pada
saat I/Is (arus gangguan / arus setting)
lebih dari 1.2 maka pemutus akan trip
sesuai karakteristik moderately inverse.
Waktu
trip
(s)
30
30.35
-
35
35
35.50
2
35
40
41.00
2
35
45
45.15
1.04
35
50
50.10
0.76
35
55
55.05
0.61
35
60
60.20
0.51
35
65
65.05
0.44
5 Daftar Pustaka
Tabel 12 Pengujian Gangguan Arus Bocor 40 mA
Setting
Point
Arus
Bocor
(mA)
40
Nilai Arus (mA)
Display
Alat Ukur
LCD
Analog
Waktu
trip
(s)
[2]
[3]
30
30.11
-
40
40
40.05
2
40
45
46.00
2
40
50
50.10
1.21
40
55
55.20
0.84
40
60
61.05
0.64
65
64.90
0.57
40
[1]
[4]
[5]
[6]
[7]
Dari table 12 dapat dilihat bahwa semakin
besar arus yang lewat dan melebihi setting point,
maka semakin cepat pula tundaan waktu yang
terjadi.
4
Kesimpulan
Setelah
dilakukan
proses
perencanaan, pembuatan dan pengujian alat
serta dari data yang didapat dari
perencanaan
dan
pembuatan
sistem
pengaman motor induksi 3 phasa terhadap
gangguan arus didapat:
1. Dari
pengujian
sistem
pengaman
terdapat
presentase
error
pada
pengaman arus beban lebih. Pada saat
arus beban lebih disetting 3 ampere dan
arus gangguan beban lebih sebesar 5
ampere didapatkan lama waktu untuk
memutuskan daya adalah 13,91 detik.
Sedangkan lama waktu secara teori yang
diperlukan 13.63 detik. Maka dari data
6
Afif Amrulloh,”Rancang bangun alat pendeteksi
Jenis Gangguan Pada Motor Induksi 3 Phase
Berbasis Mikrokontroller”, PENS-ITS, 2010.
Ario Makmur,”Rancang bangun alat pendeteksi
Jenis Gangguan Pada Motor Induksi 3 Phase
Berbasis Mikrokontroller”, PENS-ITS, 2010.
Efendi,”Pengujian Alat Proteksi Motor Induksi 3
Phasa Terhadap Ketidakseimbangan Sumber ”,
Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang, 2008.
I Wayan Artha Wijaya,”Pendeteksian Gangguan
Kumparan Stator Motor Serempak Magnet
Permanen Menggunakan Metode Modified
Anfis”, Teknik Elektro Udayana, 2006.
Lucky Pradigta, “Motor induksi 3 phase terhadap
gangguan unbalance voltage dan overload”,
PENS – ITS, 2008.
Heri Andrianto, “Pemrogaman Mikrokontroller
AVR AT MEGA 16”, Informatika, Bandung,
2008
Datasheet of OVER CURRENT PROTECTION
RELAYS,CKR Series.
Download