MODUL 9 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Afrizon KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN BISNIS INTERNASIONAL Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 dengan dikeluarkannya Accounting Research (ARB) No. 4. ketentuan ini kemudian diperbaharui dengan ARB No. 43 tahun 1953. Di Indonesia perkembangan standar akuntansi untuk bisnis internasional berjalan seiring dengan dikeluarkannya PSAK tahun 1994. Dalam PSAK No. 10 dan 11 dijelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi dalam mata uang asing dan dalam menjabarkan laporan keuangan mata uang asing. Sejumlah pendekatan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang ke dalam mata uang domestik (dalam hal ini rupiah), meliputi: 1. Metode lancar-tak lancar (current-noncurrent), yang menjabarkan akun-akun lancar (current account) pada kurs sekarang, serta akun-akun tidak lancar (noncurrent account) pada kurs historis. 2. Metode Moneter – Nonmoneter, yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs sekarang (current exchange rate) serta aktiva dan kewajiban nonmoneter pada kurs historis. Metode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor ditranslasikan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini. Dalam metode ini melihat bahwa aktiva dan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Afrizon, SE, M.Si, Akt AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 1 kewajiban menghadapi risiko mata uang asing karena pos-pos moneter akan diselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini untuk mentraslasikan pos-pos ini menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang mencerminkan nilai realisasinya atau penyelesaiannya. Metode ini juga bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. 3. Metode Temporal yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada harga masa lalu, sekarang dan masa depan sedemikian rupa sehingga mereka bisa dinilai dengan prinsip akuntansi yang berlaku sama. Misalnya akun kas, hutang dan piutang, serta aktiva dan kewajiban yang dinilai dengan harga sekarang atau masa depan dijabarkan ke dalam kurs sekarang. Dengan metode ini, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Pos-pos moneter seprti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang dinilai dalam laporan mata uang asing sebesar biaya historis ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar historis menghasilkan biaya historis dalam mata uang domestik. Hal yang sama juga berlaku untuk pos-pos nonmoneter yang dicatat di luar negeri berdasarkan nilai kini ditranslasikan dengan kurs kini karena nilai kini dalm mata uang asing yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar kini akan menghasilkan nilai kini dalam mata uang domestik. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi terkait berlangsung, meskipun kurs-kurs rata dapat digunakan apabila transaksi yang menyangkut pendapatan atau beban terjadi dalam jumlah yang sangat banyak. Karena kemiripan dengan metode moneter-nonmoneter, metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama. Karena sengaja mengabaikan inflasi lokal, metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi yang lainnya. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Afrizon, SE, M.Si, Akt AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 2 4. Kurs Kini, yang menjabarkan seluruh aktiva dan kewajiban pada kurs sekarang. istilah kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada historis atau kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba-rugi untuk pospos beban. Pilihan kurs nilai tukar yang paling tepat tidak terlalu jelas karena setiap mata uang dalam suatu waktu dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai tukar. Ada kurs beli dan ada kurs jual, kurs spot dan forward, kurs resmi dan kurs pasar bebas, dan terdapat perbedaan nilai kurs diantaranya. TUJUAN PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL Tujuan pencabaran laporan keuangan adalah a. menyajikan informasi yang sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan b. menggambarkan dalam laporan konsolidasi dari aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang-mata uang fungsional agar bisa sejalan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum konsep mata uang fungsional mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasi utama perusahaan. Jadi, mata uang fungsional dari sebuah entitas luar negeri adalah mata uang dengan mana perusahaan tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas mereka. Jika mata uang tidak dapat diidentifikasi dari arus kas, maka faktor-faktor lain dapat dipertimbangkan. Indikasi ekonomi sebagai pelengkap arus kas yang digunakan untuk menentuan mata uang fungsional adalah: 1. Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persaingan di tingkat lokal atau oleh regulasi pemerintah lokal, ketimbang oleh perubahan kurs jangka pendek atau gejolak pasar dunia, maka mata uang lokal dari entitas luar negeri tersebut dapat dipakai sebagai mata uang fungsional 2. suatu pasar penjualan yang seluruhnya berada di negara perusahaan induk, atau kontrak penjualan yang didasarkan pada mata uang perusahaan induk, memungkinkan perusahaan untuk menjadikan mata uang dari negara perusahaan induk sebagai mata uang fungsional PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Afrizon, SE, M.Si, Akt AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 3 3. pengeluaran seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya lokal dapat membenarkan dijadikannya mata uang lokal dari entitas luar negeri, sebagai mata uang fungsional 4. jika pendanaan ditentukan oleh mata uang lokal dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun akan datang, maka mata uang lokal dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungsional 5. perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar juga dapat dijadikan dasar untuk menggunakan mata uang dari perusahaan induk sebagai mata uang fungsional Mata uang asing adalah semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas. Misalnya diasumsikan sebuah perusahaan Indonesia memiliki perusahaan anak di Jerman, dan pembukuan di perusahaan anak tersebut menggunakan basis mark Jerman. Jika mata uang fungsional dari perusahaan anak tersebut adalah mark Jerman, maka rupiah menjadi mata uang asing. Namun jika rupiah sudah ditentukan sebagai mata uang fungsional pada perusahaan anak, maka Mark Jerman dengan sendirinya menjadi mata uang asing, sekalipun Mark sebenarnya adalah mata uang lokal dari segi pencatatan akuntansinya. Standar ini mengijinkan penggunaan dua metode yang berbeda untuk mengkonversikan laporan keuangan dari perusahaan anak di luar negeri ke dalam mata uang domestik (dalam hal ini rupiah) berdasarkan mata uang fungsional dari entitas luar negeri. Jika mata uang fungsional adalah rupiah maka laporan keuangan dari laporan keuangan dari perusahaan anak di luar negeri dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan metode temporal. Jika mata uang fungsional adalah mata uang lokal di wilayah perusahaan anak, maka laporan keuangan perusahaan anak dikonversikan ke Rupiah dengan menggunakan metode kurs sekarang. DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran, serta unit pengukuran. Mata uang dari negara-negara yang berbeda memenuhi kedua PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Afrizon, SE, M.Si, Akt AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 4 fungsi pertama dengan derajat efisiensi yang berbeda-beda. Suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang tertentu jika besarnya dinyatakan dalam mata uang tersebut. Aktiva dan kewajiban dinyatakan dalam denominasi mata uang tertentu jika jumlahnya selalu disebut dalam mata uang tersebut. Denominasi dapat merujuk kepada: nilai harga yang tercantum pada sebuah surat berharga. Transaksi yang terjadi didalam satu negara (transaksi lokal) biasanya dinilai dan dinyatakan dalam mata uang negara tsb. Dalam hal transaksi antar entitas bisnis negara-negara yang berbeda, jumlah hutang maupun piutang biasanya dilaporkan dalam mata uang lokal dari negara-negara yang berbeda, jumlah hutang maupun piutang biasanya dilaporkan dalam mata uang lokal dari negara-negara yang berbeda, jumlah hutang maupun piutang biasanya dilaporkan dalam mata uang lokal dari negara pembeli ataupun penjual. Untuk mengukur transaksi dalam mata uang mereka sendiri kebanyakan perusahaan di seluruh dunia mengambil nilai kurs negosiasi sebagai dasarnya. Perhitungan Langsung dan Tak Langsung atas Kurs Kurs adalah nisbah antara saru unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara dengan mata uang tersebut pada satu periode. Kurs dapat dihitung langsung maupun tidak langsung. Jika diasumsikan bahwa Rp. 1.600 dapat ditukar dengan 1 Dollar Singapura, maka: Perhitungan langsung (setara rupiah): Rp. 1.600 = Rp. 1.600 1 Artinya Rp. 1.600 sama nilainya dengan 1 Dollar Singapura (satu unit mata uang asing) Perhitungan tak langsung (mata uang asing per rupiah): 1 = Rp. 0,000625 Rp. 1.600 Artinya Rp. 0,000625 Dollar Singapura sama nilainya dengan 1 Rupiah. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Afrizon, SE, M.Si, Akt AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 5