asuhan kebidanan pada ny”i” masa hamil, bersalin, nifas, neonatus

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”I” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS,
NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS
BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO
NINIK HARIYANI
1311010074
SUBJECT:
Kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan Keluarga Berencana
Description:
Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal didunia masih
cukup tinggi. Secara umum kehamilan berlangsung dengan normal dan aman,
namun sebagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan juga menpengaruhi kesejahteraan bayi yang mengncam
jiwa ibu serta mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkan. Tujuan studi
kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana
sesuai dengan standart asuhan dengan menggunakan SOAP dengan pendekatan
managemen kebidanan.
Studi kasus di lakukan di wilayah puskesmas di wilayah puskesmas
Bangsal,Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.Subyek studi kasus adalah
Ny.”I” usiaa 21 tahun. Proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5
langkah SOAP, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana
asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi.
Pemberian asuhan kebidanan pada Ny.”I” dari hasil pemeriksaan
ditemukan kesenjangn yaitu ibu mempunyai Hb10,5 g/dl pada proses persalinan
dilakukan secara cesar karena ibu mengalami ketuban pecah dini. Asuhan pada
nifas menunjukkan hasil pemeriksaan bahwa Ny.”I” tidak ada penyulit dan masa
nifas berjalan secara fisiologis. Asuhan neonatus menunjukkan hasil pemerikkaan
bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik. Pada kunjungan nifas yang ke
empat tanggal 09 April 2016 ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya
dapat rutin memeriksaan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila
terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera di atasi dan melakukan
konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan keluarga berencana.
ABSTRACT
Maternal mortality and perinatal mortality rate in the word is still quite
high. Generally pregnancy lasts normally and safely, but most of pregnant
mothers there are mothers who suffer from life threatening maternal complication
that can affect the welfare of the mothers and also the baby. The purpose of this
case study was to comprehensively implement midwifery care to the mother from
pregnancy, parturition, postpartum, and neonatal in accordance with the standart
of care by using SOAP documentation with midwifery management approach.
The case study was done in the Puskesmas Bangsal, Pacing, Bangsal,
Mojokerto, the subject of the case study was Mrs. “I” 21 years old. Midwifery
management process completed through the five steps of SOAP, namely the
assessment, formulate a diagnosis, plan of comprehensive care, implementation
and evaluation.
Antenatal care on Mrs. “I” From the results of the examination found a
gapthat the mother had Hb of 10.5 g/dlduring parturition process that done by
sectio caesarea surgery because the mother had premature rupture of
membranes. Postpartum care indicated the results that Mrs. “I” had no
complications and postnatal was running physiologically. Neonatal care showed
the results of infant jaundice, the baby’s condition was good and normal. On
fourthpostpartum visit at 09 April 2016 mother using 3 monthly contraceptive
injection.
Based on the results of midwifery care that is done, pregnant mothers
should do routine chekups at health personnel so that if there any complications
in pregnancy it can be immediately overcame and do consultation about
pregnancy, parturition, neonatal, postpatum and family planing.
Keywords:Pregnant mothers, parturition, post-partum, neonatal, family
planning
Contributor : 1. Ika Yuni Susanti, M.P.H
2. Dyah Permata Sari, MM
Date
: 31 Agustus 2016
Type Material: Laporan Penelitian
Identifier
:Right
: Open Document
Summary
:
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara.WHO (2012)
memperkirakan di seluruh dunia setiap harinya sekitar 800 perempuan meninggal
akibat komplikasi selama kehamilan, setelah kehamilan dan setelah
persalinan.Komplikasi utama sebesar 80% disebabkan oleh pendarahan, infeksi,
preeklampsia/eklampsia dan aborsi yang tidak aman.Seluruh kematian ibu
tersebut 99% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Faiqoh dan
Hendrati, 2014). Tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia yang sekaligus
merupakan indikator rendahnya derajat kesehatan reproduksi, akibat terlalu
banyaknya ibu hamil yang mempunyai keadaan “4 terlalu” yakni terlalu muda,
terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak antar kelahiran, tentunya
kondisi – kondisi seperti rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, dan
biaya persalinan yang relatif mahal bagi sebagian besar masyarakat kita juga
memberi kontribusi yang signifikan, bagi tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
(Yustina, 2007).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup.(“Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2012,” 2013).
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur tahun 2012 mencapai 97.43 per
100.000 kelahiran hidup. . Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaanya
berada 5 point di bawah dari target MDGs (Millenium Development Goals)tahun
2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu
(AKB) estimasi telah mencapai 28,31 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam kurun
waktu 2 (dua) tahun ke depan, di harapkan mencapai target MDGs yaitu 23 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Dinkes Jatim, 2013).
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak 22 per
100.000 kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 129 per 100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto,
2014).Hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan Total Fertility Rate (TFR) sebesar
2.6 dari target 2.1 (Kemenkes RI, 2013). Provinsi Jawa Timur pengguna Keluarga
Berencana (KB) sebesar 9,45 (Dinkes Jatim, 2013). Di Kabupaten Mojokerto
pengguna Keluarga Berencana (KB) sebesar 6,61 (Dinkes Jatim, 2013).
Cakupan K1 di Indonesia mencapai 96.84%, K4 mencapai 90.18%, dan
pertolongan persalinan oleh tenanga kesehatan 88.64%. Target MDGs 2015
cakupan pertolongan persalinan oleh tenanga kesehatan di indonesia sebesar 90%
(Kementrian Kesehatan RI, 2014). Di Provinsi Jawa Timur sebesar
92.14.Cakupan K1 di Kabupaten Mojokerto sebesar 89.23.Cakupan K4 di
Provinsi Jawa Timur sebesar 84.38.Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto sebesar
78.89 (Dinkes Jatim, 2013).
Setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan, atau nifas,
16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka.Penyebab
utama kematian ibu telah diuraikan di atas, yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi
dalam kehamilan, partus macet, dan aborsi. Penyebab kematian ibu secara tidak
langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, tuberkolosis, atau
penyakit lain yang diderita ibu (Kemenkes RI, 2012). Penyebab Kematian Bayi
adalah asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan
sebab – sebab lain (Prawirahardjo, 2010).
Strategi yang dapat dilakukan oleh bidan di masyarakat untuk
menekan Angka Kematian Ibu dan Anak dengan cara membina dan mengarahkan
masyarakat agar bersedia dan mampu mengenali masalah (deteksi dini) risiko
tinggi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir sehingga masyarakat dapat
mengetahui secara tepat dan cepat apa yang harus di perbuat jika menghadapi
kasus resiko tinggi, bekerja sama dan melakukan pembinaan kader dalam
memantau atau melakukan pengamatan sehari – hari terhadap kondisi ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, memberi penyuluhan dan mengkampanyekan
tentang suami siaga. Suami dari ibu hamil, bersalin, nifas, diharapkan selalu
bersiaga terutama saat menjelang persalinan, sehingga apabila terjadi kedaruratan
sewaktu – waktu dapat langsung bertindak, bersama masyarakat menggalang
tabungan ibu bersalin (Tabulin) (Yulifah dan Yuswanto, 2009).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan SOAP:
1. S (Subjektive) : menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis
2.
3.
4.
O (Objektive) : menggambarkan pendokukmentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tes diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I.
A (Assesment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari
interpretasi data objektif dalam identifikasi yang meliputi :
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi
atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.
P (Penatalaksanaan) : menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, dan evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan
HASIL PENELITIAN
Asuhan kebidanan pada Ny “I” usia 21 tahunG1P00000, usia
kehamilanusia kehamilan 38 minggu dilakukan selama 3 kali kunjungan,
kunjungan yang pertama di lakukan pada tanggal 26 Februari 2016 jam 10.00
WIB di dapatkan kadar Hb ibu 10,5 g/dl sedangkan menurut teori Romauli
(2014).Bila kadar Hb kurang dari 11 gr% berarti ibu dalam keadaan anemia,
terlebih bila kadar Hb kurang dari 8 g% berarti ibu anemia berat, Penanganan
ibu anemia pada ibu hamil dapat di lakukan dengan cara mengkomsumsi zat
besi dari makanan seperti: bayam, daun pepaya, daun singkong,
mengkomsumsi pangan hewani dalam jumlah yang cukup seperti: hati dan
minum tablet penambah darah (FE).
Pada kunjungan ke 2 UK 38 minggu pasien mengeluhkan sering
kencing, menurut Romauli (2014) sering kencing pada ibu hamil trimester 3
merupakan hal yang fisiologis karena pada kehamilan trimester 3 kepala janin
mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi
karena kandung kemih tertekan akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan
tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdeletasi dari pada pelvis
kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan. Perubahan – perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urin dalam volume lebih
besar dan juga memperlambat laju aliran urin.
Ibu juga mengeluhkan sakit punggung, menurut teori Hani (2011)
untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung hindari memakai sepatu atau
sendal yang tinggi karena sepatu hak tinggi akan menambah sikap tubuh
menjadi hiperlordosis dan spasme otot – otot pinggang, hindari mengangkat
barang berat untuk mengurangi aktifitas ibu selama ibu hamil agara terjaga
kesehatan baik untuk ibu dan janin, gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung karena dapat membatu ibu merasa nyaman saat
istirahat.
Pada saat pengakajian di peroleh bahwa Ny”I” mengatakan hamil anak
ke 1 usia 20 tahun dengan kehamilan usia 38 minggu, ibu mengatakan
mengeluarkan cairan pervagina, setelah di bawa kebidan ternyata ibu tidak
merasakan adanya kenceng – kenceng, belum ada pembukaan dan tidak
mengeluarkan lendir bercampur darah seperti tanda – tnda persalinan, menurut
Prawirohardjo (2010) cairan yang keluar pervagina merupakan cairan ketuban
atau biasanya di sebut dengan ketuban pecah dini (KPD), Menurut Sofian
(2002) pecanya ketuban sebelum inpartu atau ketuban pecah dini yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
Nadi pasien mulai dari pengkajian awal kehamilan sampai persalinan
yaitu :N :88x/menit dan N :86x/menit menurut romauli (2011) dalam keadaan
santai denyut nadi ibu sekitar 60 – 80x/menit. Denyut nadi 100x/menit atau
lebih dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu
100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan
seperti tegang, ketakutan atau cemas akibat masalh tertentu, perdarahan berat,
anemia, demam, gangguan tyroid, gangguan jantung.
Dari hasil pengkajian data subjektif 2 jam post sc pada Ny”I”
mempunyai keluhan nyeri pada luka bekas operasi, pada pengkajian juga di
dapat TFU ibu 2 jari di bawah pusat dan lochea pada 2-8 jam post sc yaitu
lochea rubra, 6 hari lochea sanguinnolenta, 2 minggu lochea alba dan 6 minggu
lochea alba, menurut Nugroho Taufan (2014) involusi uterus atau pengerutan
uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali kekondisi sebelum
hamil. Menurut suherni (2009) ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari
pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul,
setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil). Jika sampai 2 minggu
postpartum, uterus belum masuk panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi
dapat disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum
haemorrhage). Dari camum uteri keluar cairan sekret disebut lochea, ada
beberapa jenis lochea yaitu: lochea rubra (Cruenta) berisi darah segar dan sisa
– sisa selaput ketuban sel – sel desidua (desidua, yakni selaput lendir rahim
dalam keadaan hamil) terjadi selama 2 hari pasca persalinan, lochia
sanguinolenta warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke
3-7 pasca persalianan, lochia serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan, lochia alba cairan putih yang
terjadi pada hari setelah 2 minggu, lochia purulenta ini karena terjadi infeksi
keluar cairan seperti nanah berbau busuk, lochotosis lochia tidak lancar
keluarnya.
Pada masa nifasa Ny”I” involusi uterus berjalan secara normal, proses
involusi uterus dari pengukuran TFU dan pengeluaran lochea berjalan secara
fisiologis, hal ini karenakan pola nutrisi yang baik, mobilisai dini dan
menyusui yang benar. Pola laktasi pada Ny”I’ tidak ada keluhan.pengeluaran
ASI baik dan bayimenyusu ketika lapar atau sedang menagis.
Bayi Ny “I” secar tanggal 28 Februari 2016 pukul 22.00 WIB,
menangis kuat dan gerak aktif, jenis kelamin perempuan, tidak ada kelainan
kongenital, berat 3300 gram, panjang badan 51 cm.
Riwayat neonatal di temukan bahwa bayi lahir pada usia kehamilan 38
minggu. Hasil pemeriksaan pada bayi Ny”I” yang di lakukan yakni keadaan
umum baik, suhu 36,8°C, nadi 136x/menit, pernafasan 44x/menit. Berat
badan 3300 gram, Reflek bayi sebagai berikut: reflek moro (+), reflek
rooting (+), reflek swallowing (+), reflek babinski (+), grap reflek (+), reflek
sucking (+), Menurut (sondakh, 2013) denyut nadi berkisar 120 – 160x/menit
saat bangun dan 100x/menit saat tidur, bunyi jantung dalam menit pertama ±
180x/menit, kemudian turun sampai 140 – 120x/menit pada saat bayi
berumur 30 menit, pernapasan cepat pada menit – menit pertama kira – kira
80x/menit disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 – 42 minggu dengan berat
badan sekitar 2500 – 4000 gram dan panjang badan sekitar 50 – 55 cm.
Hasil pemeriksaan pada bayi Ny”I” yang di lakukan tidak di
temukan kesenjangan antara fakta dan teori, dan suhu bayi juga normal
karena menerapkan pencegahan hipotermi diantaranya menjaga suhu tubuh
tetap hangat yaitu dengan di bedong.
Pada kunjungankeluargaberencana dilakukan dua kali pada saat
kunjungan ibu diberikan HE sesuai dengan keadaan ibu pada saat kunjugan
serta memberikan konseling KB yang akan di gunakan ibu nanti, setelah
dilakukan konseling dan diskusi dengan klien dan meminta persetujuan suami
maka Ny “I” memutuskan untuk memilih menggunakan KB suntik 3 bulan.
Tanggal 9 April 2016 mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan dan
saat ini ibu menyusui anak pertamanya yang lahir pada tanggal 27 Februari
2016. Berat badan 70kg, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86x/mnt, suhu
36,70C.
Menurut Saifudin (2013) suntik KB 3 bulan bekerja mencegah
ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi,
menghambat transportasi gamet oleh tuba, dan tidak mempengaruhi kualitas
serta volume ASI, setelah memberikan informedconsent dan menjelaskan
manfaat KB yang di pilih ibu, yaitu ibu tetap bisa menyusui bayinya karena
KB suntik 3 bulan tidak menghambat proses pengeluaran ASI
Simpulan
Asuhan kehamilan pada Ny “I” G1P000 usia kehamilan 38 minggu
dengan keluhan sering buang air kecil, nyeri punggung Ny”I” melakukan
persalinan secara secar di karenakan indikasi ketuban pecah dini dan kehamilan
ini adalah anak mahal.Persalinan Ny”I” dilakukan dengan cara secar karena
dengan adanya indikasi ketuban pecah dini. kehamilan pertama setelah usia
pernikahan 1 tahun. Pada masa nifas telah dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali
yaitu pada 8 jam post partum, nifas 7 hari, ibu masih mengeluhkan nyeri abdomen
dan ASI tidak keluar nifas 2 minggu, dan nifas 6 minggu, ibu mengeluhkan ASI
keluar dan mau menyusu pada ibu.Asuhan neonatus di dapati bahwa bayi Ny”I”
lahir cukup bulan, lahir pada tanggal 27-2-2016, pukul 10.00 WIB, secara SC,
segera menagis, jenis kelamin laki-laki, BB 3300 gram, panjang badan 50 cm,
ketuban jernis, apgar skor 7-9. Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak 4 kali dan
tidak ada keluhan.Asuhan keluarga berencana dilakukan kunjungan sebanyak 1
kali dan tidak ada keluhan, ibu mengunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
Rekomendasi
1. Bagi Lahan Praktik
Lahan praktikdapat dijadikan sebagai bahan tambahan wawasan guna
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan secara continuity of care
pada ibu dan bayi mulai dari kehamilan sampai pelayanan kontrasepsi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi pengetahuan dan ketrampilan tambahan untuk pengembangan
ilmu kebidanan dan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan (bidan) di Puskesmas dapat meningkatkan
kualitas pelayanan KIA,khususnya dalam memberikan asuhan pada ibu
hamil,bersalin,nifas,bayibaru lahir dan keluarga berencana dalam batasan
Continuity of Care.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan agar responden dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada
tenaga kesehatanapabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera di
atasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, masa nifas,
neonatusdan KB. Ibu yang mengalami abses dapat memeriksakan keadaanya
pada pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas untuk di
lakukan penangan lebih lanjut.
5. Bagi Penulis Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep asuhan kebidanan
secara continuity of care pada ibu hamil,bersalin,nifas,neonatus dan KB dengan
kehamilan risiko tinggi.
Daftar Pustaka
Dinkes Jatim, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dinkes Kab. Mojokerto, 2010.Profil Kesehatan Mojokerto.
Faiqoh, Elok. Hendrati Y Lucia 2014. Hubungan Karakteristik Ibu, Anc Dan
Kepatuhan Perawatan Ibu Hamil Dengan Terjadinya Preeklampsia. Jurnal
Berkala Epidemiologi (online) Vol. 2, No. 2 Mei 2014: 216–226. Diakses
tanggal 10 november 2015
Hani, Ummi, Kusbandiyah, jiarti, Marjati & Yulifah, Rita. 2014. Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI, 2013. Rencana AKSI Nasional Pelayanan Keluarga
Berencana.Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
Kemenkes RI, 2012. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI
Prawirohardjo, Sarwono, 2010.Ilmu Kebidanan , Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Yustina, Ida 2007. Upaya strategi penurunan AKI dan AKB.Jurnal wawasan
(online) vol. volume 13, nomor 2. Diakses tanggal 13 november 2015
Yulifah, Rita. Yuswanto Agus Johan Tri, 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta. Salemba Medika
Alamat Correspondensi:
- Email
:[email protected]
- No.HP
: 081230756976
- Alamat
:Desa waiasih, RT 04 RW 01, Kec. Seram Utara, Kab. Maluku
Tengah
Download