Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN MANAJEMEN PRODUKSI YANG BERBASIS KEWIRAUSAHAAN NEL ARIANTY UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Jl. Kapten Muchtar Basri No 3 Medan Telp (061) 6624567 [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan mata kuliah manajemen produksi yang berbasiskewirausahaan yang diharapkan akan menunjang minat berwirausaha mahasiswa, di samping dapat meningkatkan hasil evaluasi pembelajaran. Metode pembelajaran yang direkomendasikan adalah pembelajaran kontekstual. Metode kontekstual akan membantu mahasiswa membangun sendiri konsep manajemen produksi berdasarkan keadaan di lapangan. Peran dosen hanyalah sebagai fasilitator dan motivator dalam mengembangkan kemampuan dirinya. Desain pembelajaran yang terdiri dari kurikulum (SAP, GBPP, silabus, media dan metode), implementasi dan evaluasi pembelajaran memuat secara rinci bagaimana pembelajaran yang akan diaplikasikan. Penilaian yang dilakukan melalui beberapa metode, baik secara individu maupun berkelompok. . Kata kunci : metode pembelajaran, manajemen produksi, kewirausahaan industri, baik jasa maupun manufaktur. PENDAHULUAN Mata kuliah Manajemen Produksi Akhir-akhir ini pemerintah sedang merupakan salah satu mata kuliah wajib menggalakkan program kewirausahaan dalam karena kurikulum Jurusan Fakultas Manajemen Ekonomi Universitas merupakan perekonomian bangsa yang paling kokoh. Muhammadiyah Sumatera Utara. Mata Kegiatan kuliah ini dengan penting karena merupakan fundamen kewirausahaan terkait manajemen erat produksi. salah satu dari 5 mata kuliah yang Kompetensi mahasiswa lemah dalam diujikan pada saat mahasiswa menjalani manajemen produksi, ujian skripsi/ sidang meja hijau. merupakan basis bagi kewirausahaan. Hal Pokok bahasan dalam mata kuliah ini ini menjadi berkaitan dengan pemahaman konsep, dikembangkan penalaran, pengambilan kesimpulan dan manajemen keputusan yang berhubungan dengan kewirausahaan. padahal alasan model produksi itu perlunya pembelajaran yang berbasis proses produksi dan operasi dalam bidang 359 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 Berdasar evaluasi pelaksanaan ujian berbasis kewirausahaan untuk menunjang serta pengerjaan tugas kelompok tadi, minat dan kemampuan mahasiswa dalam dapat diidentifikasi penyebab kegagalan berwirausaha. tersebut khususnya adalah sebagai berikut: adalah digunakan 1) metode (ceramah) yang sangat Sedangkan 1. Merancang model tujuan dan strategi membosankan, sehingga mereka kurang pembelajaran yang akan menciptakan bisa mahasiswa menangkap memaknainya secara konsep dan benar, 2) yang kemampuan memiliki manajemen produksi permasalahan yang dibahas di kelas lebih berbasis kewirausahaan yang bersifat teoritis, sehingga saat harus aplikatif, serta bagi terjun ke lapangan mereka kurang paham pembelajaran manajemen produksi tentang informasi dikumpulkan, 3) yang harus mahasiswa kurang modul 2. Merancang kurikulum, media, evaluasi yang sesuai berminat untuk terlibat dalam proses mendapatkan pembelajaran karena kurang memahami kemampuan materi yang dibahas serta kurangnya berbasis kewirausahaan motivasi untuk mengerjakan tugas dengan benar dengan alasan terlalu dan untuk keseimbangan manajemen 3. Menyusun daftar produksi kompetensi manajemen produksi banyak tugas dan tidak mengerti (tapi tidak mau bertanya). METODE Alternatif pemecahan masalah di atas adalah merancang model pembelajaran manajemen produksi Penelitian ini penelitian dilakukan berbasis dalam waktu 3 tahun dan melalui tahap kewirausahaan yang diharapkan berguna uji coba sehingga dapat dikategorikan untuk menunjang minat berwirausaha di sebagai samping (developmental research). akan yang Desain Penelitian merubah pola penelitian pengembangan pembelajaran sehingga berdampak pada Definisi Operasional hasil evaluasi. Perancangan model ini Persepsi yaitu proses di mana individu- akan dapat diaplikasikan pada kegiatan individu wirausaha menafsirkan kesan indera mereka agar Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk pembelajaran mengembangkan manajemen Produksi memberi mengorganisasikan makna kepada dan lingkungan mereka. Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran manajemen produksi 360 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 dengan indicator dan sub indicator adalah 3.308, yang berarti berada dalam sebagai berikut : kategori cukup a. Pebelajar (pihak yang menjadi fokus) pernyataan baik. Beberapa mengindikasikan yang perlu diketahui dengan sub karakteristik indikator misalnya latar belakang pendidikan SMA karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat pebelajar bahwa cukup baik, cukup menunjang proses pembelajaran b. Instruktur adalah yang mengajar manajemen produksi, sedangkan sisanya dengan sub indikator pembimbing, menyatakan tidak dipengaruhi oleh latar dinamisator, belakang SMA. fasilitator, dan motivator Secara umum, atensi mahasiswa dalam pembelajaran c. Tujuan pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran cukup baik, misalnya dalam pengerjaan tugas kelompok, kemampuan individu dalam kompetensi yang akan dikuasai oleh mengerjakan pebelajar perkuliahan. Nilai cukup baik ini dapat dengan sub indikator kompetensi d. Strategi atensi dalam direpresentasikan sebagai kadang-kadang Pembelajaran, dilakukan tugas, secara dapat makro (dalam (baik) dan kadang-kadang (tidak baik). Nilai rata-rata variable instruktur kurun satu tahun) atau mikro (dalam sebesar 3,63, yang artinya berada dalam kurun kategori satu mengajar) kegiatan dengan sub belajar indikator responden baik/ tinggi. Mayoritas memandang bahwa adalah kejelasan, variasi, orientasi keberadaan dosen sudah dalam peran tugas, yang disyaratkan. Dosen berperan sekaligus motivator keterlibatan siswa dalam belajar e. Bahan yang sebagai ajar, adalah format materi fasilitator akan kepada kompetensi mahasiswa. Penilaian yang indikator dilakukan dirasa sudah baik, sesuai pebelajar diberikan dengan Ketersediaan sub bahan, kesesuaian, mudah dipahami dengan untuk dan kemampuan meningkatkan yang dimiliki mahasiswa. Dosen menyediakan bahan ajar, namun tidak menjadikan mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN belajar sebelum memulai kuliah. Hasil analisis deskriptif dari angket Nilai rata-rata bahan ajar sebesar 3,71, yang disebarkan meliputi 5 variabel. yang berada dalam kategori baik / tinggi. Nilai rata-rata untuk variable pebelajar Bahan ajar sudah disediakan oleh dosen, 361 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 dengan menyesuaikan dengan kurikulum sebesar 3,74, pada program studi. Mahasiswa kurang kategori baik/ tinggi. menanggapi adanya soal-soal latihan mahasiswa yang ada di bagian akhir buku. Hal ini memiliki sikap netral terhadap penjelasan dikarenakan oleh motivasi belajar yang yang diberikan dosen, yang artinya rendah. Materi yang dicakup dirasa bahwa mereka kadang-kadang mengerti sudah sesuai dengan kebutuhan dunia dan kadang-kadang tidak mengerti. Nilai industry, tertinggi namun masih perlu artinya yang pada berada dalam Ada sebagian menyatakan bahwa instrument dosen disempurnakan dengan meminta saran memberikan contoh sehingga mudah dari para ahli, praktisi maupun dosen dimengerti. Adanya presentasi kelompok mata kuliah yang sama. juga sangat mendapat atensi, karena Variabel tujuan pembelajaran akan mengkaji sejauh mana mata kuliah selaras dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Nilai rata-rata variable bertujuan untuk melatih kemampuan menjelaskan dan keberanian. Nilai rata-rata keseluruhan variable adalah sebesar 3,61, yang artinya berada tujuan pembelajaran sebesar 3,65, artinya dalam kategori baik / tinggi. berada dalam kategori baik/ tinggi. keseluruhan Mahasiswa menerima kuliah tidak menganggap manajemen pembelajaran mampu manajemen sebagai produksi dengan baik. Namun itu tidak menghadapinya sejalan dengan nilai yang diperoleh serta dengan sikap yang biasa. Pemberian pemahaman yang mereka miliki ketika tugas dilakukan dalam bentuk individu mahasiswa yang bersangkutan diajak maupun mahasiswa berkomunikasi/ditanya mampu menyelesaikan persoalan yang manajemen produksi. diberikan. muncul ketika mahasiswa menghadapi tantangan, secara produksi mata mahasiswa Secara sehingga kelompok agar Dengan memberikan tugas berkelompok, diharapkan sidang meja hijau. dengan rekannya untuk memecahkan kebermaknaan dalam masalahnya. manajemen produksi. adalah strategi topic Permasalahan sidang komprehensif sebagai bagian dari mahasiswa mampu saling bekerja sama Variabel yang ingin dikaji lainnya tentang Tak ada pembelajaran Permasalahan yang timbul diduga pembelajaran yang disebabkan oleh motivasi belajar yang diimplementasikan oleh dosen. Nilai rendah, metode belajar yang kurang rata-rata variable strategi pembelajaran diapresiasi oleh mahasiswa karena 362 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 kurangnya pemahaman terhadap proses bekerja pembelajaran. yang sesuatu yang baru bagi anggota kelas didiskusikan (mahasiswa). Sesuatu yang baru datang dengan beberapa pihak yang mengerti dari menemukan sendiri bukan dari apa tentang kebutuhan manajemen produksi, kata dosen. Begitulah peran dosen di terutama kelas yang dikelola dengan pendekatan disediakan Bahan masih perlu ajar yang diadaptasikan dengan kemampuan kewirausahaan. relevan dengan program struktur studi mata produksi akan penguatan kurikulum adalah konsep belajar yang membantu yang dosen mengaitkan antara materi yang Pada diajarkannya dengan situasi dunia nyata manajemen mahasiswa dan mendorong mahasiswa salah satu membuat hubungan antara pengetahuan kurikulum yang dimilikinya dengan penerapannya kuliah dari struktur kewirausahaan. dalam kehidupan mereka sehari-hari. Metode pembelajaran yang diduga Tujuh komponen sesuai dengan manajemen produksi yang pembelajaran diadaptasikan konstruktivisme kepada kewirausahaan kontekstual. menemukan kontekstual. Pembelajaran kontekstual Manajemen menjadi untuk Hal ini berorientasi pada kewirausahaan. akhirnya bersama kompetensi adalah metode Metode bertanya utama dalam kontsektual, yakni: (constructivism), (questioning), menemukan kontekstual (inquiri), masyarakat belajar (learning merupakan sebuah system belajar yang community), pemodelan (modeling), dan didasarkan penilaian pada filosofi bahwa mahasiswa mampu menyerap pelajaran sebenarnya (authentic assessment). bila mereka menangkap makna dalam Adapun strategi dalam pembelajaran materi akademis yang mereka terima dan kontekstual ini, kegiatan yang akan menangkap dilakukan adalah : makna bila mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan 1. Dosen menyusun silabus, satuan pengalaman yang sudah mereka miliki acara perkuliahan, garis-garis besar sebelumnya. pendidikan dan pengajaran, yang Dalam kelas kontektual, tugas dosen adalah membantu mahasiswa memuat : mencapai tujuannya. Dosen lebih banyak a. Kompetensi dasar yang diharapkan berurusan dengan b. Materi pokok setiap pertemuan memberi informasi. strategi Tugas daripada dosen mengelola kelas sebagai sebuah tim yang c. Indikator pencapaian setiap materi / sub materi 363 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 d. Penilaian, yang terdiri dari jenis tugas (individu bentuk atau instrument dalam kelompok), (portofolio, perspektif manajemen produksi. 5. Dosen mempraktekkan role play makalah, laporan, penyelesaian soal / untuk beberapa materi manajemen kasus) beserta dengan soal yang produksi diberikan, serta alokasi waktu secara sederhana. 2. Dosen menyusun buku ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan yang dengan metode mahasiswa dalam Dengan manajemen produksi ukm kontekstual langkah-langkah dari strategi aplikasi metode kontekstual, diharapkan 3. Dosen memberikan motivasi yang lebih besar kepada mahasiswa mahasiswa kelompok) untuk : proses masuk kelas memahami b. Melakukan pre tes untuk mengetahui Hasil menjadi lebih dari proses pembelajaran tidak sekedar angka yang baik sebelum lebih pembelajaran bermakna. a. Mempelajari bahan ajar sebelum belajar akan manajemen produksi secara utuh dan 4. Mahasiswa diberikan tugas (individu/ hasil dipraktekkan 6. Dosen melakukan evaluasi terkait industry dan juga kewirausahaan mengelola bisa di atas kertas (nilai) namun pemahaman dan kompetensi manajemen dosen produksi berbasis kewirausahaan. untuk Kompetensi proses Yang Diperlukan Dunia Industri Dan menerangkan c. Melakukan post mengetahui hasil tes setelah perkuliahan Manajemen Produksi UKM d. Melakukan field trip ke ukm dan Pengumpulan data untuk identifikasi industry yang menjadi mitra belajar kompetensi manajemen produksi yang untuk diperlukan dilakukan pada : mempelajari aplikasi manajemen produksi 1. PT. Coca Cola Amatil Medan, Bank e. Menganalisis hasil field trip yang ditemukan sehubungan dengan manajemen produksi f. Mempresentasikan Syariah Mandiri, RS Materna dengan hasil sebagai berikut : a. Kompetensi hasil manajemen produksi temuan dapat diperoleh melalui pelatihan selama field trip dan menganalisis (artinya bahwa tidak selalu manajer produksi berasal dari program studi 364 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 manajemen), namun kemampuan 6) Kemampuan mengelola persediaan, dasarnya adalah kemampuan teknis yang dan konseptual dalam merumuskan tingkat produksi dan pemenuhan program yang berkenaan dengan permintaan konsumen. proses operasional perusahaan c. Karyawan b. Untuk menunjang poin a, maka kompetensi manajemen produksi yang perlu dimiliki adalah : karena berpengaruh harus pada mempunyai kemampuan komunikasi yang baik karena membutuhkan kerja sama yang baik dengan pihak lain dalam 1) Kemampuan merumuskan strategi produksi, sangat permintaan perencanaan kapasitas produksi d. Kemampuan analisis seringkali bersifat fluktuatif sehingga adalah memerlukan perencanaan kapasitas haruslah cepat tanggap terhadap dan peramalan yang baik segala 2) Kemampuan dalam mendesain produk yang sesuai dengan beberapa aspek, yaitu aspek harapan bahwa yang baik, manajer persoalan sehingga produksi yang mampu dihadapi, mengambil keputusan yang tepat. e. Kemampuan pembelajaran yang konsumen dan aspek ergonomis. baik, karena segala hal yang dihadapi 3) Kemampuan dalam mengorganisasi perusahaan bisa jadi merupakan hal manusia dan sistem kerja, sehingga yang dinamis dan memerlukan satu mampu mendesain sistem kerja yang konsep pemecahan yang baru. efektif dan efisien serta memenuhi 2. UKM, dengan hasil sebagai berikut: tingkat kepuasan karyawan. a) Kemampuan melakukan inovasi dan Di samping itu memahami dengan baik pengembangan akan kriteria penilaian kinerja. diferensiasi produk serta 4) Kemampuan penilaian tata letak, b) Kemampuan memilih bahan baku yang berguna untuk mengevaluasi yang berkualitas, sesuai dengan jenis tata letak fasilitas dan departemen produk dan segmentasi pasar untuk meminimalisir perpindahan 5) Kemampuan dalam manajemen mutu c) Kemampuan mengelola kapasitas produksi, yang disesuaikan dengan dan penilaian mutu, hal ini sangat keadaan diperlukan karena mutu merupakan mengalami hal utama yang akan diberikan penurunan. ketika kenaikan permintaan maupun kepada konsumen. 365 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 d) Kemampuan mengelola tenaga kerja, manusia mempengaruhi dalam cara memberikan upah dan insentif yang mendesain pekerjaan yang efektif dan memotivasi efisien, seperti dalam mengatur kondisi e) Kemampuan menentukan persediaan lingkungan kerja fisik, kelelahan dan cara sehingga tidak terjadi kekurangan kerja yang ergonomis. persediaan, sama terutama ketika permintaan meningkat yang baik Adanya kerja antara manajemen produksi dan manajemen sumber daya f) Kemampuan melakukan perencanaan manusia akan meningkatkan kinerja tata letak sehingga mengoptimalkan karyawan, meningkatkan motivasi dan penggunaan meminimalisir dampak kelelahan dan ruang dan meminimalkan perpindahan dalam ruangan. stres kerja. Dalam Pada hakikatnya kemampuan satu hubungannya manajemen pemasaran, dengan manajemen akan saling terkait dengan kemampuan produksi berada di tengah, di antara yang lain. aktifitas Misalnya saja perencanaan pemasaran dan riset kapasitas akan didahului oleh peramalan, pengembangan, di mana pemasaran akan yang akan dilanjutkan dengan penentuan berusaha mengidentifikasi aspek produk persediaan. Keterkaitan ini menyebabkan apa saja yang dapat dikembangkan, manajer produksi harus peka terhadap sedangkan perkembangan yang terjadi, baik di pengembangan tingkat internal Manajer ketajaman departemen akan riset dan mengembangkan maupun eksternal. teknik untuk menjadi prototipe dan harus memiliki dilanjutkan dan mampu produksi analisis oleh produksi departemen produksi. pada Di samping itu, memperkirakan tren yang akan terjadi, manajemen mutu dikelola bersama antara bahkan untuk beberapa tahun yang akan manajemen pemasaran dan manajemen datang, jika perusahaan ingin terus produksi. bertahan dan memenangkan persaingan. Manajemen produksi Manajemen keuangan akan memiliki berpengaruh pada manajemen produksi keterkaitan dengan fungsi perusahaan dalam segi penyediaan aset, dan rencana yang lain, yaitu manajemen sumber daya ke depan (investasi dan invasi). Di mana manusia, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan akan melakukan manajemen Dalam peramalan dari segi keuangan, yang akan manajemen produksi, aspek sumber daya ditindaklanjuti dengan kegiatan investasi keuangan. 366 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 atau invasi yang melibatkan manajemen manajemen produksi yang dihadapi ukm produksi dalam hal perencanaan kapasitas maupun industry besar. dan lokasi untuk perluasan. perkuliahan, Kurikulum Manajemen Produksi pemahaman Sejak menggunakan kurikulum tahun Dalam proses dosen dan kemampuan memberikan penekanan mahasiswa, akan sehingga 2011, mata kuliah manajemen produksi memotivasi mahasiswa untuk berpikir tidak lagi diberikan dalam 2 semester kreatif, analitis dan inovatif. Karena pada (manajemen produksi dan manajemen dasarnya mahasiswa sudah memiliki produksi lanjutan). Manajemen produksi pengetahuan dari segala pengalaman diberikan dalam tempo 1 semester, yang dialaminya serta pembelajaran yang dengan beban materi yang merupakan telah dijalaninya. Permasalahan yang gabungan dari manajemen produksi dan sering mahasiswa manajemen produksi kesulitas dalam melakukan konstruksi (sebelumnya). Hal ini menyebabkan terlalu beratnya lanjutan beban dihadapi pengalaman ke adalah dalam konsep. mahasiswa Kurikulum dan metode pembelajaran mempelajari materi dan dosen dalam yang tepat akan membantu mahasiswa memberikan materi. mengatasi permasalahan tersebut. Namun beban itu bisa diatasi dengan melakukan metode Mahasiswa akan mengetahui tujuan pembelajaran yang tepat, yang mampu pembelajaran, kompetensi yang akan membentuk kemampuan analitis, dan dibentuk, membentuk mempelajari konsep atas dasar dan diharapkan manajemen dengan produksi. pengetahuan yang dibangun berdasarkan Adanya kuliah yang aplikatif, yang pengalamannya terjun ke lapangan. Oleh membutuhkan sebab mahasiswa, baik pada industri besar itu, pembelajaran akan menggunakan metode kontekstual, yang maupun ukm, bermaksud akan membangun pemahaman meningkatkan dari aplikasi yang ditemui. Metode yang mahasiswa. intensitas diharapkan motivasi aktifitas dapat belajar tepat diharapkan akan membantu proses pembelajrana, terutama dalam memfokuskan pada aspek kewirausahaan. Metode kontekstual yang digunakan diharapkan wawasan akan yang lebih memberikan mendalam KESIMPULAN Kesimpulan 1. Secara umum kondisi pembelajaran manajemen produksi sudah baik, terhadap 367 Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014 namun diperlukan pengembangan dalam hal model pembelajaran 2. Metode yang sesuai digunakan adalah metode kontekstual 3. Komponen kurikulum pembelajaran manajemen produksi harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia industry dan ukm DAFTAR PUSTAKA Bambang Sad Kurnianto dan Sulistya Ika Putra, 2012, Menumbuh Kembangkan Minat Berwirausaha Bagi Para Mahasiswa Di Lingkungan Perguruan Tinggi, Prosiding Seminar & Konferensi Nasional Manajemen Bisnis, 26 Mei 2012 Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press. Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya, DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Depdiknas (2006). Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Jakarta. Indarti, N dan Rokhima Rostiani, 2008, Intensi Kewiausahaan Mahasiswa, Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta : UGM No.4 Volume 23, 369-384 Irfan (2007). Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Perbankan. Laporan Penelitian Teaching Grant TPDSP-P3AIDikti-UMSU.. Muladi Wibowo, 2011, Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat Wirausaha Lulusan SMK, Ekplanasi Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011 Nur, Muhammad. 2001. Strategi-Strategi Pembelajaran. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah, Unesa. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.Bina Aksara. Supinah, 2008, Pembelajaran Matematika SD Dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Melaksanakan KTSP, Paket Fasilitasi Pemberdayaan Kkg/Mgmp Matematika, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, Yogyakarta Elaine B Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc 368