Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. TUMBUHAN OBAT DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DISEKITAR DESA HUTAN ADAT GUGUK KECAMATAN RENAH PEMBARAP Puti Nur, Yusi Nursiam dan Nur Asiah* I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumberdaya alam dan kekayaan alammya yang penuh keajaiban dan misteri masih banyak yang belum tergali . Keajaiban inilah yang membuat indonesia tertantang untuk memanfaatkan kekayaan alam tersebut untuk kesejahteraan rakyat. Dimana Indonesia saat ini berada dalam situai perekonomiaan yang kurang menguntungkan. Dalam bidang kesehatan, Indonesia termasuk negara yang masyarakatnya rawan terkena penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Flu burung dan penyakit lainya. Dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat Indonesia menggunakan berbagai cara seperti melalui, dokter, tenaga medis lainnya maupun melalui obat-obatan yang diperoleh dari alam lingkungan sekitar. Adapun masyarakat yang masih memanfaatkan alam lingkungan untuk memperoleh obat-obatan adalah masyarakat didesa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin. Warga masyarakat disana menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan yang ada disekitar pekarangan maupun hutan adapt desa guguk untuk mengatasi penyakit yang mereka derita. Tumbuhan obat-obatan ini sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat guguk untuk dijadikan bahan obat-obatan untuk membantu merigankan penyakit yang mereka derita. Adapun tuumbuhan obat-obatan itu mempunyai kearifan local tersendiri bagi masyarakat setempat. Hal ini sangat baik untuk dikembangkan lagi dan dikaji lagi mengenai khasiat obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga manfaatnya dapat lebih luas. 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan penjelasan di dalam latar belakang, dapat difokuskan telaahnya dalam 5 permasalahan yaitu: * Penulis adalah Siswa Madrasah Aliah Negeri Bangko Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 1. Apa saja tumbuhan obat-obatan yang tumbuh di sekitar hutan adat guguk. 2. Apa khasiat dari tumbuhan obat-obatan tersevut. 3. Bagian apa yang digunakan pada tumbuhan obat-obatan tersebut sebagai obatnya. 4. Bagaimana penduduk lokal memanfaatkan tumbuhan tersebut. 5. Bagaimana penduduk lokal melestarikan tumbuhan-tumbuhan itu. 1.3 Rumusan Masalah Sesuai dengan batas masalah,maka yang dapat dirumuskan dalam karya ilmiah adalah untuk menjelaskan bagaimana penduduk lokal memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan obat-obatan yang tumbuh di sekitar desa hutan adat guguk,kabupaten merangin. 1.4 Tujuan Penulisan Adapun penulisan karya ilmiah ini bertujuan sebagai berikut : 1. Ingin mengenalkan kepada masyarakat luas tentang hutan adat guguk,yang dimana dihutan tersebut terdapat banyak tumbuhan obat-obatan 2. ingin mengidentifikasi jenis tumbuhab obat-obatan yang tumbuh di sekitar hutan adat guguk tersebut berserta kegunaannya. 3. mengenalkan tentang kearifan lokal masyarakat guguk terhadap tumbuhan obat yang tumbuh di desa guguk,dengan nantinya agar tumbuhan obat-obatan itu dilestarikan dan tepat dibudidayakan. 1.5 Cara Penulisan Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis melakukan studi pustaka serta studi kasus,yang dimana penulis mengumpulkan bahan-bahan penulisan dari buku,media internet dan melakukan wawancara langsung kepada penduduk setempat mengenai masalah yang akan di bahas. 1.6 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah agar nantinya dapat dimanfaatkan,baik oleh pemerintah ataupun masyarakat. Bagi Pemerintah untuk mengembangkan tumbuhan obat khususnya yang tumbuh di Hutan Adat Guguk agar Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. dapat digunakan oleh masyarakat luas. Bagi masyarakat, agar dapat memanfaatkan serta mengolah tumbuhan tersebut menjadi obat alami untuk pemenuhan kesehatan. 1.7. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan metode wawancara dalam menerik kesimpulan. Wawancara yang dilakukan penulis dengan memberikan pertanyaan langsung dan terbuka kepada pihak yang dianggap mengetahui dan memahami permasalahan yang menjadi topik penelitian. Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk semi structured yang mula-mula pewawancara menanyakan sesuatu pertanyaan yang kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut (suharsimi, 2006:2007). Lokasi pelaksanaan penelitian tumbuhan obat-obatan dan kearifan lokal ini bertempat di desa hutan adat guguk, tepatnya di desa guguk kecamatan renah pembarap Kebupaten Merangin Provinsi Jambi. II. TELAAH PUSTAKA 2.1 Tanaman Obat Penelitian tumbuhan obat telah berkembang luas di China, India, Thailand, Korea, dan Jepang. Tumbuhan obat mampu memberikan sumbangan besar bagi pelayanan kesehatan jika pemerintah Indonesia mau memberikan anggaran yang cukup untuk melakukan penelitian obat. Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional yang telah digunakan sebagian besar masyarakat indonesia. Keuntungan obat tradisional adalah kemudahan untuk memperoleh dan bahan bakunya dapat ditanam diperkarangan rumah sendiri, murah dan dapat diramu sendiri. Kelemahan tumbuhan obat : 1. Sulitnya mengenali jenis tumbuhan dan bedanya nama tumbuhan berdasarkan daerah tempatnya tumbuh. 2. Kurangnya sosialisasi tentang manfaat tumbuhan obat, terutama dikalangan dokter. 3. Penampilan tumbuhan obat yang berkhasiat berupa Fitofarmaka kurang menarik di bandingkan obat-obatan paten. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 4. Kurangnya penelitian dan komprehensif dan terintegrasi dari tumbuhan obat. 5. Belum ada upaya pengenalan dini terhadap tumbuhan yang berkhasiat. 2.2 Kearifan Lokal Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Penyebab kegagalan ekselarasi pembangunan masyarakat desa perdesaan dan komunitas adat terpencil adalah pembangunan tidak berdasarkan pada pengetahuan pembangunan yang lengkap tentang SWOT budaya kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 2.3 Gambaran tentang Hutan Adat Guguk Desa Guguk kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin Provinsi Jambi merupakan salah satu desa tua di kecamatan Renah Pembarap, pemekaran dari kecamatan Sei.Manau yang terbentuk sejak masa penjajahan belanda dengan nama pelagi panjang. Adapun batas-batas wilayah desa guguk adalah : Sebelah utara berbatasan dengan desa mauara bantan. Sebelah selatan berbatsan dengan desa lubuk beringin dan EX HPH PT. INJAPSIN. Sebelah timur berbatasan dengan desa Marus Jaya. Sebelah barat berbatasan dengan desa simpang parit dan desa Parit Ujung tanjung. Desa Guguk kecamatan Renah Pembarap dengan jarak dari Ibukota Kabupaten Merangin (Kota Bangko) + 30 km, luas wilayah 63000 Ha, Jumlah penduduk 1.181 jiwa, jumlah kepala keluarga 296 kepala keluarga. Dari luar wilayah desa guguk terdapat kawasan Hutan Adat Guguk dengan luas 690 Ha yang mempunyai nilai konservasi tinggi dengan dikukuhkan melalui surat keputusan Bupati Merangin No. 287 tahun 2003 tanggal 23 November 2003. Pada tanggal 11 Agustus 2006 Hutan Guguk memperoleh penghargaan CBFM Award dari Menteri Kehutanan RI dan setelah mendapat payung hukum. Diterbitkan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. surat keputusan bersama No.81/KB/VIII/2003 tentang pembentukan kelompok pengelolaan hutan adat tersebut ditetapkan aturan pengelolaan sebagai berikut : a. Hutan Adat Guguk adalah hutan adat milik desa Guguk. b. Hutan Adat Guguk terletak di Desa Guguk dengan luas 690 Ha. c. Dilarang membuat ladang atau humo dikawasan hutan adat guguk. d. Ladang/humo dan sesap yang telah ada dikawasan hutan adat tidak boleh diperluas. e. Dilarang menangkap ikan dikawan hutan adat dengan cara menggunakan racun atau tuba, menyetrum, peledak dan sebagainya. f. Ketua kelompok pengelola hutan adat adalah kalbu yang ada didesa Guguk. III. PEMBAHASAN Kearifan Lokal Dan Pemanfaatan Tumbuh Obat Pemanfaatan tumbuhan obat bagi masyarakat lokal (kearifan lokal) berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan dari masyarakat lokal dan paranormal (dukun kampung), sampel jenis-jenis tumbuhan obat yang di pakai dalam pengobatan tradisional ada +39 jenis tanaman yang digunakan oleh masyarakat guguk. Pemanfaatan jenis obat tersebut sebagian ada melalui perantara dukun dan ada yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat. Penggunaan melalui media paranormal kebanyakan berupa pengobatan untuk penyakit dalam dan gangguan makhluk halus. Penggunaan oleh paranormal biasanya diramu dengan beberapa jenis lainnya dan dapat dipakai untuk minum atau untuk mandi. Keberadaan jenis tumbuhan obat yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh masyarakat tersebut banyak membantu dalam pengobatan terutama dilokasi yang cukup jauh dari kecamatan atau kabupaten yang memiliki sarana kesehatan. Berdasarkan sejarah singkat Hutan Adat Guguk telah diketahui bahwa didalam hutan tersebut terdapat berbagai jenis tumbuhan obat-obatan. Dari hasil wawancara , adapun Desa Guguk adalah suatu desa yang rawan terkena penyakit. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Sofyan selaku pengelola Hutan Adat Guguk yang menjabat sebagai Sekretaris Pengelola Hutan Adat Guguk : ”Desa Guguk ini juga rawan terkena penyakit, hal itu dikarenakan letak wilayahnya yang berada didataran rendah dan dipedalaman, serta jauhnya tempat pengobatan juga menjadi faktor penyebabnya”.(Sofyan,wawancara,21 Juli 2011). Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Masalah penyakit ini,sebagian besar masyarakat lokal yang tinggal di sekitar desa Hutan Adat Guguk lebih memilih pengobatan tradisional, Hal ini berdasarkan hasil wawancara penulis dengan masyarakat Guguk : ”Karena Desa Guguk jauh dari tempat pengobatan dan tidak hanya pukesmas ataupun balai-balai pengobatan menyebabkan masyarakat hanya memanfaatkan obat-obatan tradisional yang mereka buat sendiri dan juga bahannya mereka hanya memenfaatkan sumber daya alam yang ada tanpa perlu menghabiskan banyak biaya”.(Ridwan, Wawancara 21 juli 2011). Jenis-jenis tumbuhan obat : 1. Pasak Bumi 2. Tumbuhan Akar Kayu Putih 3. Kunyit Mlai/Banglai 4. Jerangau 5. Buah Ksai (POMETIA Pinnata) 6. Buah Melun (CEREMAI) 7. Daun Selasih 8. Adas 9. Bayam Duri (AMARANTHUS Spinosusl) 10. Pandan Wangi 11. Inggu 12. Samberoto (SAMBIROTO) 13. Daun Kenuduk 14. Kumis Kucing (ORTHOSIPHON Aristatus) IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan wawancara kepada pengelola hutan adat guguk dan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan adat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hutan adat guguk adalah hutan seluas 690 Ha yang terletak di kecamatan renah pembarap yang dimana didalam hutan tersebut terdapat berbagai jenis flora dan fauna ataupun tumbuhan obat.Adapun tumbuhan-tumbuhan obat itu dijadikan sebagai kearifan laokal masyarakat itu sendiri yang dimana sampai sekarang masyarakat Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. guguk masih menggunakan obat-obat dari tumbuhan yang ada di hutan tersebut.Masyarakat guguk lebih memeilih menggunakan obat tradisional tersebut karena jauhnya tempat pengobatan didesa tersebut.Berbagai macam jenis tumbuhan obat di hutan juga menyebabkan masyarakat tidak kesulitan untuk mengatasi penyakitpenyakit yang ada. 4.2. Saran 4.2.1. Pemerintah Pemerintah hendaknya mengembangkan tumbuhan-tumbuhan obat yang ada di hutan adat guguk itu menjadi obat-obatan alami. Pemerintah hendaknya memperbanyak dokter yang ahli di bidang farmasi untuk membuat obat-obatan yang lebih alami. Pemmerintah hendaknya memperhatiakn masyarakat lokal yang masih keterbelakangan. 4.2.2. Masyarakat Masyarakat hendaknya menggunakn obat-obatan yang alami tanpa banyak menggunakan campuran bahan kimia karena obatan yang alami itu mudah diperoleh bahannya karena sudah disediakan oleh alam dan juga obatan alami itu tidak terlalu sulit untuk membuatnya. 4.2.3. Pengelola Hutan Adat Guguk Agar lebih meningkatkan kelestarian Hutan Adat Guguk. DAFTAR PUSTAKA Dalimamarta,setiawan,1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1 (Jakarta : Trubus Agriwidya,1999) Irwan,Dedi,2010.Upaya Peningkatan Kualitas Pembuatan Kursi Bambu Pada Usaha Kerajinan Bambu Indah Di Desa Mentawak Kecamatan Nalo Tanan. STKIP YPM BANGKO. Tim Pengelola Hutan Adat Guguk, Keputusan Bupati Merangin No 287 Tahun 2003 : 4 (Desa Guguk Kec.Renah Pembarap Kab. Merangin Prov.Jambi, 2010). Tim Pengelola Hutan adat Guguk, Propil Hutan Adat Guguk (Desa Guguk Kec.Renah Pembarap Kab.Merangin Prov.Jambi). Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tim Pengelola Hutan adat Guguk, Sejarah Singkat Huatan Adat Guguk (Desa Guguk Kec. Renah Pembarap Kab.Merangin Prov. Jambi). Suharsimi.(1990), Manajemen Penelitian, Jakarta: rinka Cipta. Zetra,Bellry,2004.Daftar Tanaman Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Di Site CBFM (Community Base Forest Management)WARSI Anonim.2011.Kearifan Lokal. ( http://www.Kearifan - l okal.co.id/htp/files/Kearifan. htmi.diakses Pada tanggal 14 Juli 20011 Rajab-kat.2006.Kearifan Lokal.http:// www. Kearifan- Lokal.co.id/htp/files/kearifan.htmi.Diakses pada tanggal 14 Juli 2011. e-USU Repository @2005.Tumbuhan Obat. http://www.Tumbuhan- Obat.co.id/htp/files/Tumbuhan.htmi.Diakses tanggal 1 Juli 2011 WAWANCARA Sofyan, Sekretaris Pengelola Hutan Adat Guguk, tanggal 21 Juli 2011 Ridwan, Masyarakat Guguk,tanggal 21 Juli 2011