Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 B4 PORTABLE MONITORING PENDERITA PENYAKIT JANTUNG TERHADAP SERANGAN BERULANG BERBASIS ANDROID Musfirah Putri Lukman 1), Hendra Surasa 2) 1) 2) Teknik Informatika STMIK Kharisma Makassar Jl. Baji Ateka No. 20, Makassar email : 1)[email protected], ABSTRACT 1. Pendahuluan Serangan jantung banyak yang terjadi secara diamdiam, tanpa menunjukkan gejala apapun. Tercatat 45% kasus dalam jurnal Circulation terbitan America Heart Association serangan jantung yang tidak diawali dengan gejala membuat kematian akibat jantung meningkat tiga kali lipat. Oleh sebab itu pemantauan berkelanjutan terhadap detak jantung, frekuensi nafas dan suhu tubuh penderita khususnya aktivitas yang telalu cepat, terlalu lambat dan tidak ada perlu dilakukan untuk mengurangi terjadinya serangan jantung berulang. Sistem monitoring berbasis GPS dan android ini dirancang dengan tujuan melindungi penderita terutama dengan faktor resiko lansia dari kematian mendadak di lokasi tejadinya serangan ulang. Identifikasi kelainan aktivitas fungsi jantung, suhu, dan pernapasan serta deteksi lokasi terjadinya serangan berulang jantung dilakukan secara real-time melalui teknologi GPS tanpa batasan lokasi, jarak, dan waktu. Perangkat ini menggunakan mikrokontroller sebagai pengolah data dari sensor yang akan memberikan keputusan logika pada buzzer untuk alarm pada penderita dan aplikasi user jika kondisi logika memenuhi kondisi kritis pasien. Aplikasi user dibangun dengan bahasa pemrograman java dan memanfaatkan webservice untuk pengiriman data. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan respon terhadap penanganan penyelamatan awal penderita yang tiba-tiba mengalami serangan jantung berulang, dengan mengirimkan alarm sebagai tanda bahaya sehingga dapat mengurangi resiko kelumpuhan, pasien koma bahkan kematian. Penyakit jantung merupakan bagian dari kelompok penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner, jantung reumatik, jantung bawaan, dan gagal jantung kongestif. [18]. Menurut World Health Organization, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian. Diperkirakan pada tahun 2015, lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskuler dialami oleh negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah, dan terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan[16]. Tingginya angka kamatian penyakit jantung, menunjukkan bahwa perlu suatu upaya untuk menyelamatkan kehidupan penderita jantung dari serangan ulang yang dapat mengakibatkan kelumpuhan, koma bahkan kematian akibat keterlambatan penanganan awal medis[10]. Penanganan berkelanjutan ini memerlukan suatu teknologi dibidang kesehatan dan peran family centered care: post discharge untuk mendukung upaya menurunkan angka kematian [8] penderita jantung sehingga dapat menurunkan lama hari rawat dan biaya perawatan di rumah sakit[14]. Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membuat suatu perangkat tekno-biomedis yang mengintegrasikan instrument pengukur paramater suhu, frekuensi pernapasan, dan detak jantung yang lebih murah dan mudah digunakan. 2. Menerapkan teknologi GPS berbasis android yang dapat mendeteksi titik lokasi kejadian serangan berulang jantung/stroke pada penderita dan memberikan alarm sebagai tanda bahaya baik pada alat maupun aplikasi pengguna. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode waterfall. Metode waterfall terdiri dari beberapa tahapan proses seperti analisis kebutuhan, desain sistem, pengujian alat serta operasi pemeliharaan alat. Tahap-tahap tersebut dilakukan dalam pembuatan sistem portable monitoring penderita jantung baik dari sisi perangkat keras maupun Key words monitoring, jantung/stroke, GPS, android 20 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 B4 Temperatur normal manusia antara 36,5o-37,5oC [4]. Untuk kondisi kelainan fungsi alat vital temperatur tubuh cenderung lebih rendah/lebih tinggi. Frekuensi nafas manusia dalam kondisi rileks adalah 14-20 hembusan per menit. Untuk kondisi abnormal frekuensi napas cenderung lebih rendah atau lebih tinggi. perangkat lunak sistem. Untuk tahap spesifikasi kebutuhan komponen elektronika yang digunakan pada sistem ini dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan proses desain sistem dapat dilihat pada gambar 1 yang menjelaskan blok diagram sistem lengkap dengan prinsip kerja serta variabel yang akan diukur. Tahap pengujian sistem dilakukan dengan pengambilan data di lapangan dan data dianalisis menggunakan analisis Uji-T. Tabel 1 Komponen Elektronika Alat Portable Monitoring Penderita Jantung Gambar 1 Blok diagram portable monitoring penderita jantung Penelitian terhadap sistem pemantauan kondisi telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian oleh Anita Dwi dengan judul perancangan alat pemantau kondisi kesehatan manusia. Hasil penelitiannya menyatakan terdapat perbedaan pengukuran yang kecil antara pengukuran menggunakan arduino dan alat standar yang digunakan tenaga medis [5]. Penelitian selanjutnya oleh A.Amil dan kawan-kawan berbasis Arduino menggunakan LCD sebagai output parameter denyut nadi pasien yang diukur. Alat ini menggunakan XBee sebagai sensor nirkabel yang dapat mengirim data ke alat pemantau (komputer). Hasil penelitian menunjukkan alat ini dapat menghitung denyut pasien dengan tingkat perbedaan sebesar 0.007% dengan hasil perhitungan dokter menggunakan stetoskop.[1][7] Dengan mendesain perangkat tekno-biomedis yang murah, mudah digunakan dan fleksibel diharapkan dapat membantu keluarga untuk melakukan pengawasan secara real-time terhadap terjadinya serangan berulang penderita jantung/stroke. Dengan demikian dapat mencegah terjadinya pasien koma, lumpuh, dan mengalami kematian dengan cepatnya perangkat ini merespon kondisi kritis dari penderita yang menggunakan perangkat tersebut. Hal ini juga dapat menghemat waktu dan tenaga keluarga untuk melakukan pengawasan terhadap penderita setelah keluar dari rumah sakit. Secara singkat dapat dijelaskan prinsip kerja sistem portable monitoring penderita jantung serangan berulang dikenakan pada manusia yang akan dipantau kondisi tubuhnya. Alat pemantau ini terdiri dari tiga sensor utama yang akan mendeteksi denyut jantung, frekuensi napas dan suhu tubuh manusia[11][17]. Data dari ketiga sensor yang telah diukur akan dikirim serta diolah pada mikrokontroller dan ditampilkan pada sisi pengguna yang berfungsi sebagai pengawas manusia yang menggunakan alat portable monitoring. Pada smartphone akan muncul informasi berupa jumlah detak jantung, suhu, dan frekuensi napas manusia yang menggunakan perangkat tersebut. Jika terjadi kelainan pada kondisi tubuh manusia yang menggunakan alat tersebut maka alarm akan berbunyi seketika dan secara bersamaan pesan berupa pemberitahuan keadaan gawat akan dikirimkan ke smartphone pengguna untuk memberitahukan lokasi dari pengguna alat pemantau kondisi tubuh sehingga dapat diambil tindakan secepatnya. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari : • Denyut jantung normal antara 60-80 BPM [12]. Untuk denyut jantung abnormal cenderung lebih lambat dibawah 60 kali per menit. 21 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 B4 inframerah yang dimiliki setiap benda kemudian dikonversikan dalam bentuk besaran suhu. Sensor ini dipilih karena memiliki akurasi tinggi, kecil, ringan dan dapat mengukur suhu lebih cepat dibanding thermometer biasa dan tanpa perlu menyentuh objek. 2. Sistem Monitoring Penderita Jantung Berbasis Mikrokontroller dan GPS 2.1 Jantung Jantung adalah organ pada tubuh manusia yang paling vital dan berfungsi utama sebagai pemompa darah keseluruh bagian tubuh. Bias kita bayangkan jika kinerja jantung tidak maksimal maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, mengakibatkan kematian setiap manusia yang masih hidup pasti memiliki jantung yang berdetak secara terus menerus hingga meninggal dunia. Jumlah detakan jantung tersebut berbeda-beda antara satu orang denagn yang lain. Orang yang sehat umumnya memiliki detak jantung tertentu. Detak jantung normal manusia bisa diketahui dengan menghitung jumlah detakan permenit. 2.2 Arduino dan Sensor 2.2.1 Arduino Arduino adalah papan elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler Atmega328 dari jenis AVR dari perusahaan Atmel. Karakteristik dan struktur arduino adalah :[15] a) Integrated Development Environment (IDE) Arduino merupakan multi platform dan pemrograman Arduino menggunakan port Universal Serial Bus (USB) b) Arduino adalah hardware dan software open source dan biaya hardware cukup terjangkau. Perangkat keras dalam arduino uno adalah: 1) Port USB dan Integrated Circuit (IC) konverter serial USB dengan tegangan masukan (7-12 V). 2) Mikrokontroler ATMega 328 dan 14 pin I/O digital (Pin D0-D13), 6 diantaranya port PWM (Pin 3, 5, 6, 9, 10, 11) serta 8 Pin I/O Analog (Pin A0-A7) Gambar 3 Sensor Suhu MLX90614ESF-AAA 2.2.3 Pulse Sensor Rangkaian dasar dari sensor ini dibangun menggunakan phototransistor dan Light Emitting Diode (LED). Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pantulan sinar LED. Kulit dipakai sebagai permukaan reflektif untuk sinar LED. Kepadatan darah pada kulit akan mempengaruhi reflektifitas sinar LED. Aksi pemompaan jantung mengakibatkan kepadatan darah meningkat. Pada saat jantung memompa darah, maka darah akan mengalir melalui pembuluh arteri dari yang besar hingga kecil seperti di ujung jari. Volum darah pada ujung dari bertambah maka intensitas cahaya yang mengenai phototransistor akan kecil karena terhalang oleh volume darah, begitu pula sebaliknya. Keluaran sinyal dari phototransistor kemudian dikuatkan oleh sebuah Op-Amp sehingga dapat dibaca oleh ADC mikrokontroler. Gambar 3 menunjukkan bentuk fisik dari pulse sensor. Gambar 2 Jenis-jenis Arduino 2.2.2 Sensor Suhu Sensor Suhu MLX90614ESF-AAA mendeteksi intensitas radiasi inframerah yang dipancarkan objek/benda uji. Sensor ini mampu mendeteksi radiasi pada temperatur objek antara -700C hingga 3800C. Keluaran dari sensor ini telah berbentuk digital karena telah ada Analog to Digital Converter (ADC) didalamnya. Prinsip kerjanya dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran Gambar 4 Pulse Sensor 22 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 B4 2.2.4 Sound Sensor Sound sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi hembusan nafas dari manusia. Komponen utama dari sensor ini adalah sebuah kondensor microphone yang berfungsi mengubah getaran hembusan napas menjadi sinyal listrik, namun sinyal listrik yang dikeluarkan dari kondensor microphone ini masih sangat kecil. Untuk itu perlu dikuatkan oleh sebuah rangkaian Op-Amp. Gambar 5 menunjukkan bentuk fisik sound sensor. Gambar 7 Modul SIM800L Quad Bank GPRS/GSM 2.2.7 Android Android adalah sebuah sistem operasi untuk berbagai perangkat mobile seperti handphone, netbook, dan komputer tablet. Sistem operasi ini dikembangkan oleh Google dengan berbasis kernel Linux versi 2.6 dan berbagai perangkat lunak dari GNU yang bersifat Open Source. Salah satu keunggulan Android adalah adanya komunitas para developer dan programmer yang luas untuk mengembangkan berbagai aplikasi yang berjalan di satu perangkat berbasis Android sehingga mampu memperluas fitur dan kemampuan perangkat tersebut. Software stack untuk Android OS terdiri atas berbagai aplikasi Java yang berjalan di atas framework Java berorientasi obyek, yang kemudian berjalan di atas core library Java dari Dalvik Virtual Machine (DVM) melalui JIT compiler. Sebagian library yang kritis ditulis dengan bahasa C demi kinerja seperti Surface Manager untuk dukungan touchpad/touchscreen, OpenCore Media Framework, SQLite untuk database, OpenGL ES untuk grafis 3D, FreeType untuk dukungan font, WebKit layout engine untuk user interface, SGL graphics engine untuk grafis 2D, SSL untuk koneksi yang aman, dan Bionic libc. Gambar 5 Sound sensor 2.2.5 Teknologi Global Positioning System dan Modul GPS Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan bantuan sistem satelit. Modul GPS ini menggunakan teknologi terbaru untuk memberikan informasi posisi terbaik, memungkinkan untuk kinerja yang lebih baik dengan ardupilot/platform kontrol multirotor lainnya. Kelebihan dari modul ini adalah receiver standalone GPS dengan modul GPS tipe U-blox NEO-6M memerlukan waktu kurang dari 1 detik untuk mulai bekerja. SuperSense ® GPS Indoor: -162 dBm sensitivitas pelacakan dan nti-jamming teknologi serta dukungan SBAS (WAAS, EGNOS, MSAS, GAGAN). 2.2.7 Analisi Uji-T Teknik analisis data dilakukan untuk mengolah data penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan uji beda atau uji t. Uji t adalah jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika [2]. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel sebanyak 30 sampel pada setiap instrumen ukur. Perbedaan efektifitas dari masingmasing pengukuran dicari dengan rumus: [2] Gambar 6 Modul GPS Ublox NEO-6M 2.2.6 Modul GPRS SIM800L Quad Bank GPRS/GSM module ini dapat menambahkan kemampuan SMS dan koneksi internet lewat GPRS pada semua proyek yang anda kerjakan. Bekerja pada tegangan 3.7-4.2V dengan dukungan jaringan: Global quad-band network. TTL serial port untuk serial port yang langsung terkoneksi ke mikrokontroller tanpa perlu MAX232. Boot otomatis dan terkoneksi ke jaringan dan lampu sinyal onboard.. D=Xa- Xb......................................... (1) Dari hasil yang didapat dari perhitungan perbedaan efektifitas alat ukur, kemudian dicari mean difference dari pengukuran yaitu dengan rumus: MD = ΣD/N ………………………..(2) Dari hasil perhitungan Mean Different dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, yang dirumuskan dengan rumus sebagai berikut: 23 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 B4 ……..(3) …………………….(4) thit =( 1 – 2)/S ……………………....(5) Keterangan: Xa : hasil pengukuran dengan menggunakan alat pembanding Xb : hasil pengukuran menggunakan alat yang menggunakan Arduino MD : mean difference Σd2 : jumlah deviasi perbedaan dikuadratkan ΣD : jumlah perbedaan N : jumlah sampel Gambar 9 Antarmuka aplikasi untuk form menu dan form button data 3. Hasil Percobaan 3.1 Perangkat Jantung Portable Monitoring Penderita Integrasi keseluruhan sistem perangkat portable monitoring penderita jantung yang dipasang pada manusia dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 10 Antarmuka aplikasi untuk form menu dan form button data Gambar 8 Integrasi keseluuhan perangkat portable monitoring 3.2 Analisis Uji-T Independen Tampilan antarmuka pengguna dapat dilihat pada gambar 9. Data yang ditampilkan gambar 9 adalah salah satu nilai data pada tubuh seorang manusia sebagai sampel. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari tepatnya tanggal 16-18 Agustus 2017. Waktu Pengambilan data mulai dari jam 09.00 sampai 16.00 dengan 10 sample per harinya pada ruang terbuka. Pada gambar 10 data yang tampil dengan skenario kasus nilai napas dihentikan dengan menutup ujung sensor sound selama 10 detik menghasilkan data frekuensi napas 0 RR, suhu yang terbaca 340C, denyut jantung sebesar 53BPM. Perangkat portable monitoring penderita jantung ini mendeteksi adanya nilai abnormal dan segera membunyikan buzzer pada alat dan mengirimkan lokasi serta melakukan panggilan ke nomor pengguna aplikasi ini. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata rata-rata antara dua alat berbeda untuk mengukur data yang sama. Data pertama yaitu data ukur arduino dan data kedua adalah data yang diukur menggunakan alat ukur kedokteran. Data-data tersebut ditampilkan pada tabel 2 dan tabel 3. Hasil analisis Uji-T independen untuk kasus perbandingan data pengukuran terhadap arduino dan pengukuran pada alat medis menggunakan persamaan 1-5 diperoleh nilai thitung dan nilai error rata-rata untuk 30 data pada masing-masing variable penelitian adalah sebagai berikut : • Variabel denyut jantung : Nilai |thit|= 1.24517 dan nilai t table=2.042, 24 dengan demikian 1= 2, secara lengkap, Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 B4 kita dapat menyimpulkan bahwa metode pengukuran dengan Arduino dan stetoskop bisa dikatakan sama atau hanya memiliki nilai error yang kecil yaitu sebesar 0.5%. • Untuk variabel suhu : nilai |thit|= -1.9886 dan nilai t signifikan. BPM1, 0C1 dan RR1 adalah pengukuran dengan perangkat portable sedangkan BPM2, 0C2 dan RR2 adalah pengukuran meggunakan alat medis. table=2.042. Dengan demikian, 1= 2, yaitu nilai alat ukur Arduino untuk data suhu sama dengan nilai ukur data temperature digital. Error yang dihasilkan tidak begitu signifikan yaitu sebesar 0.19%. • Variabel frekuensi napas : nilai |thit|= -1.4094 dan nilai t table=2.042. Dengan demikian, 1= 2. Secara lengkap, kita dapat menyimpulkan bahwa metode pengukuran dengan Arduino dan secara manual bisa dikatakan sama atau hanya memiliki nilai error yang kecil yaitu sebesar 0.568% Gambar 10 Grafik datta untuk 30 sampel Tabel 2. Hasil pengukuran dengan Arduino Data BPM2 0C 2 1 70 2 69 3 80 4 76 5 80 6 80 7 53 8 80 9 76 10 80 11 79 12 78 13 83 14 80 15 79 RR2 37 36 37 37 36 37 32 37 37 37 37 37 36 37 36 18 18 20 15 17 16 0 18 19 19 19 18 17 17 17 Data BPM2 0C 2 16 77 17 80 18 78 19 77 20 70 21 70 22 73 23 79 24 76 25 77 26 78 27 81 28 80 29 78 30 75 37 37 36 37 37 36 37 36 37 36 37 36 36 36 37 RR2 16 17 18 19 15 15 16 15 15 14 17 16 15 19 17 4. Kesimpulan 4.1 Kesimpulan Dari proses perancangan awal hingga akhir sampai pada tahap pengujian serta analisis sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kesalahan dalam pengukuran suhu tubuh dan detak jantung serta frekuensi napas terjadi akibat adanya noise pada sistem seperti sensor pulse sangat sensitif terhadap cahaya, sensor napas sangat sensitive terhadap angin. 2. Sistem mampu menampilkan peta lokasi penderita jika terjadi serangan berulang berdasarkan lokasi yang terdapat pada peta google maps. 3. Perancangan letak sensor pada mekanik alat sangat berpengaruh untuk keakuratan pengukuran dan penekanan noise. 4. Tingkat akurasi sistem hampir mendekati 98,742% dengan error terbesar terdapat pada pengukuran frekuensi napas yaitu sebesar 0.568%. Tabel 3. Hasil pengukuran dengan Alat Kedokteran Data BPM1 0C 1 RR 1 Data BPM1 OC 1 RR1 1 69 37.1 18 16 78 37.00 18 2 72 36.2 20 17 79 37.00 19 3 78 36.9 20 18 77 36.00 20 4 80 37 18 19 79 37.00 19 5 74 36.10 20 20 68 36.90 18 6 78 37.10 16 21 70 36.00 17 7 55 32.00 0 22 72 37.00 16 8 79 37.20 14 23 75 36.00 15 9 76 36.90 18 24 76 37.10 19 10 79 36.80 20 25 77 36.00 14 11 80 37.10 19 26 78 37.10 16 12 78 37.10 22 27 80 36.00 19 13 80 37.10 17 28 80 36.10 15 14 77 36.90 28 29 77 37.00 19 15 75 36.10 20 30 76 37.20 17 4.2 Saran Beberapa saran untuk pengembangan sistem kedepannya. Berikut saran-saran yang diharapkan dapat memperbaiki sistem kedepannya. 1. Antarmuka pengguna dibuat lebih menarik dan ditambahkan fitur tentang riwayat medis penderita. 2. Mekanik sistem sebaiknya dirancang khusus mengikuti anatomi tubuh manusia seperti sensor pulse dan sensor suhu dapat dirancang dalam bentuk gelang. Dari perhitungan error diatas terlihat bahwa nilai error yang diperoleh cukup kecil untuk ketiga nilai variable yang diukur. Pada gambar 11 terlihat grafik nilai data yang terukur di lapangan untuk 30 sampel yang diambil. Terlihat pada grafik untuk ketiga grafik dengan masing-masing variablel yang diukur menunjukkan tidak ada perbedaan 25 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2017 3. B4 [14] S. Shedge and A. Kale, “Remote Patient Monitoring Network Cluster,” Proceedings of the 2nd Makassar International Conference on Electrical Engineering and Informatics (MICEEI), Makassar Golden Hotel (MGH), Makassar, South Sulawesi, Indonesia, 27-28 October 2010, pp.55-58. [15] Syahwil, Muhammad, 2013, “Panduan Mudah Simulasi dan Praktek Mikrokontroler Arduino”, ANDI OFFSET, Yogyakarta [16] Ulfah, A., 2000, “Gejala Awal dan Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner”, http://www/pdpersi.co.id. diakses Nopember 2008. [17] Werner, David and Carol Thuman, 1980, “Where There is No Doctor”, Hesperian Foundation, USA. Terjemahan Prof. Dr. Januar Achmad, M.Sc.. Ph.D. 2010, “Apa yang Anda Kerjakan bila tidak ada Dokter”, Cetakan 1. ANDI OFFSET, Yogyakarta [18] Yayasan Jantung Indonesia, “Apakah Penyakit Jantung Itu ?”, http://id.inaheart.or.id/?p=3 22-03-2010. Penggunaan A-GPS untuk deteksi lokasi dalam ruangan dapat meningkatkan akurasi untuk deteksi keberadan manusia dalam ruangan. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada DIRJEN KEMENRISTEK DIKTI yang telah membiayai penelitian ini. REFERENSI [1] A. Ahmad Ilham, M. Niswar, A.Achmad, T. Waris, E. Palantei, 2013, “Pengembangan Sistem Pemantauan Kesehatan Pasien Menggunakan Sensor Nirkabel”, EIndonesia Initiatives (ell-forum), Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act. Bandung. [2] Arikunto, Suharsimi, 2010, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, PT Rajagrafindo Persindo, Jakarta. [3] Artanto, Dian, 2012, “Interaksi Arduino dan LabVIEW”, Elex Media Komputindo, Jakarta. [4] Cameron, John, 1999, “Physics of the Body Second Edition”, Medical Physics Publishing, Terjemahan Dra. Lamyarni I. Sardy, M.Eng., 2006, “Fisika Tubuh Manusia”, Cetakan 1, Sagung Seto, Jakarta. [5] Dwi Septiani, Anita, 2015, “Perancangan Alat Pemantau Kondisi Kesehatan Manusia”, Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang. [6] Eko, Jazi, 2014, “Pengantar Elektronika dan Instrumentasi”, : ANDI OFFSET, Yogyakarta. [7] E. Palantei, D. Utami, A.E.A Febriano, M. Agus. U. Umar, M. Baharuddin and Andani A. “2.5 GHz Wireless ECG System for Remotely Monitoring Heart Pulses” accepted or presentation at IEEE Antenna and Propagation Society (APS) Symposium/URSI/USNC Meeting 2012, July 8-14, Chicago, IL, USA. [8] Halbower, A.C., 2008, “Pediatric Home Apnea Monitor Coding, Billing, and Updated Prescribing Information for Practice Management”, Chest, Official Journal of the American College of Chest Physicians134;425-429.3 [9] Jevon, Philip and Beverley Ewens, 2007, “Monitoring the Critically Ill Patient”, Second Edition, Blackwell Publishing. Terjemahan dr. Vidhia Umami, 2009, Pemantauan Pasien Kritis, Cetakan 1, Erlangga. Jakarta [10] Kasron, 2012, “Kelainan dan Penyakit Jantung”, Nuha Medika, Yogyakarta. [11] Kurniawan, Adi Dwi, 2010, “Alat Pendeteksi Suhu Berbasis Mikrokontrole”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. [12] Pearce, Evelyn, 2000, “Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [13] Silvestri, J.M., Lister, G., et al., 2005, “Factors That Influence Use of a Home Cardiorespiratory Monitor for Infants”, Arch Pediatr Adolesc Med, 159:18 24. Musfirah Putri Lukman, memperoleh gelar S.T dan M.T dari Universitas Hasanuddin, Makassar tahun 2011 dan 2014. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Teknik Informatika STMIK Kharisma Makassar. Hendra Surasa, memperoleh gelar S.T dan M.T dari STMIK Kharisma Makassar, Makassar tahun 2006 dan 2014. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Teknik Informatika STMIK Kharisma Makassar. 26