BAB 2 LANDAS AN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem M enurut M cLeod (2007), Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegras i dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan kutipan-kutipan yang diambil dari beberapa pengarang, pada prinsipnya pengertian dari sistem adalah di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terintegrasi, dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan dalam menyelesaikan suatu sasaran tertentu. 2.1.2 Pengertian Data M enurut Inmon (2002), dikemukakan bahwa data merupakan sebuah catatan fakta, konsep atau instruksi pada tempat pnyimpanan untuk komunikasi, pengarsipan. Lebih jauh, menurut Laudon (2006), data yang sudah terkumpul dapat diproses, dalam artian diorganisir dan diubah menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh manusia. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, pada prinsipnya data merupakan rekaman fakta yang belum diolah menjadi informasi. Fakta-fakta tersebut berisi aktivitas, konsep dan benda. 6 7 2.1.3 Pengertian Informasi M enurut M cLeod (2007), informasi adalah data-data yang telah diproses sehingga data-data tersebut memiliki arti. Dengan kata lain, Informasi merupakan data-data yang telah diproses sehingga dapat dimengerti oleh manusia. Sasaran yang harus dicapai oleh suatu informasi adalah : 1. Akurasi Informasi harus benar, karena informasi yang tidak akurat akan berakibat fatal kepada pengguna. 2. Tepat waktu Informasi yang diterima tidak boleh terlambat kaena merupakan landasan dalam mengambil keputusan. 3. Relevan Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai. 4. Reliabilitas Tingkat kehandalan terhadap keakuratan informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan. 5. Lengkap Informasi yang disajikan harus utuh dan terperinci. 2.1.4 Pengertian Sistem Informasi M enurut Laudon (2006), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang saling bekerjasama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan 8 menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisa dan visualisasi dalam organisasi. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, prinsipnya sistem informasi adalah pengaturan peralatan yang mengumpulkan, memasukkan dan memproses data serta peralatan untuk menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi sehingga organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan utama dari sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses dan menukar informasi antar pelaku bisnis serta didesain untuk mendukung operasi sistem bisnis, Jeffrey L,Whitten, et.al., (2007). 2. 1.5 Pengertian Geografi M enurut Eddy Prahasta ( 2005), geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area yang berada di permukaan bumi. Kata geografi berasal dari kata geographika dari bahasa yunani yang dikemukakan oleh Eratosthenes sekitar abad ke-1 SM . Asal katanya adalah Geo yang berarti Bumi dan graphika yang berarti tulisan atau lukisan. Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan sebagai tulisan mengenai Bumi atau lukisan tentang Bumi. Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal-balik antara keduanya. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan permukaan bumi ialah tempat mahkluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan dan udara atau lapisan udara. 9 Dalam artian yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang memperlajari tentang permukaan bumi, penduduk serta hubungan timbal balik antar keduanya. 2.1.6 Sistem Informasi Geografis 2.1.6.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis M enurut ESRI tahun 1990, Sistem Informasi Geografi adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengubah, memanipulasi dan menampilkan semua bentuk informasi yang berkaitan dengan geografi. M enurut Bernhardsen (1992), Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan persentasi data dan analisa data. Sedangkan menurut Eddy Prahasta (2005) sistem informasi geografi merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi Sistem Informasi Geografi merupakan kumpulan data geografi (spasial) dan data dokumen (non-spasial) yang terorganisir dan dapat dimanipulasi. 10 2.1.6.2 S ubsistem Sistem Informasi Geografi (S IG) Sistem Informasi Geografi dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem Eddy Prahasta ( 2005), yaitu : 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografi. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data M anajemen Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki. 4. Data M anipulation and Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 11 Uraian dari subsistem-subsistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG 2.1.6.3 Komponen S istem Informasi Geografis Komponen-komponen SIG terdiri dari : 1. Perangkat Keras (hardware) SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. SIG dengan skala yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk menjalankannya, namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang lebih besar serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Ini dikarenakan penyimpanan data yang digunakan dalam SIG baik data raster maupun data vector membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital. 12 2. Perangkat Lunak (software) Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografi. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah : a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografi. b. Sistem M anajemen Basis Data. c. Tool yang mendukung manipulasi geografi, analisa dan visualisasi. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi. Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah M ap Info, Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya. 3. Data M enurut M cLeod (2004), data merupakan fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan Laudon (2003) mendeskripsikan data sebagai berkasberkas fakta yang masih mentah yang menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam perusahaan/organisasi atau di lingkungan fisik sebelum di susun dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh pemakai. Jenis data yang digunakan dalam sistem informasi geografi adalah data spasial (peta) dan data non-spasial (keterangan/atribut). Perbedaan antara 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut : a. Data Spasial Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial, yaitu : 13 1. Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya letak bangunan, kota, dan lain-lain. 2. Garis. Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, saluran buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya. 3. Poligon Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entitas yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara ketiga titik tersebut. Gambar 2.2 Komponen-komponen Data Spasial 14 b. Data Non-spasial (atribut) Data Non-spasial atau data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Contoh : data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid, jurusan, jenis kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih mungkin dimiliki dan diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya : sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya, populasi/jumlah siswa di suatu sekolah 500-600 siswa, berprestasi, jurusan, dan sebagainya. 4. M etode Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus direncanakan dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan. 5. M anusia Teknologi SIG tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan 15 serta menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai pada SIG terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari. 2.1.6.4 Analisa Data Pada Sistem Informasi Geografis Ada berbagai macam jangkauan fungsi untuk analisa data yang tersedia dalam kebanyakan paket Sistem Informasi Geografis, termasuk didalamnya adalah teknik pengukuran (measurement technique), query atribut (attribute query), analisa kedekatan (proximity analysis), operasi overlay (overlay operation), dan analisa model permukaan (surfaces) serta jaringan (networking). Langkah awal untuk memahami analisa data spasial dalam Sistem Informasi Geografi adalah mengetahui tentang terminologi yang digunakan. M encari istilah standard menjadi hal yang sulit sejak berbagai paket perangkat lunak Sistem Informasi Geografi sering kali menggunakan kata yang berbeda-beda untuk menjelaskan suatu fungsi yang sama, dan indifidu dengan latar belakang suatu bidang tertentu cenderung lebih senang menggunakan istilah-istilah sendiri. Adapun terminolgi yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Terminologi SIG Istilah Definisi Entitas Titik, garis, area indifidual dalam suatu database SIG. Data tentang entitas. Dalam SIG vector dapat disimpan dalam database, sedangkan dalam SIG raster nilai suatu sel dalam grid raster merupakan kode Atribute 16 Fitur Layer Data Gambar Sel Fungsi atau Operasi Algoritma 2.1.6.5 numeric yang digunakan untuk mewakili ada tidaknya suatu attribute. Suatu objek dalam dunia nyata yang akan diterjemahkan dalam database Sistem Informasi Geografi. Suatu set data untuk kepentingan SIG. Layer data dalam SIG biasanya mengandung data dari satu tipe entitas saja. Layer data dalam SIG raster harus diingat bahwa setiap sel dalam gambar raster akan membawa suatu nilai tunggal yang berfungsi sebagai kunci attribute yang ada didalamnya. Suatu titik atau pixel tunggal dalam gambar raster. Prosedur analisis data yang dilakukan oleh SIG. Implementasi komputer sebagai urutan aksi yang dirancang untuk memecahkan suatu masalah. Format Penyajian Data Bentuk penyajian data dalam Sistem Informasi Geografi (SIG), antara lain : 1. Format Vektor M enurut Eddy Prahasta (2005) format vector adalah format yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis, poligon beserta atributenya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam format vector didefinisikan oleh sistem kordinat dua dimensi. Istilah-istilah dalam format vector adalah : 17 a. Titik (Point) Digunakan untuk mereprensentasikan fitur yang terlalau kecil untuk dapat direpresentasikan sebagai area yang terdiri dari lokasi geografi dan rincian dari fitur tersebut. Contoh : Lokasi gunung berapi, hotel, rumah sakit, restoran dan sebagainya. b. Garis (line) Garis merupakan kumpulan dari titik-titik. Digunakan untuk merepresentasikan batas wilayah sungai dan jalan. c. Bidang (area) M erupakan bidang tertutup oleh garis, biasanya disajikan dalam bentuk poligon digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah. Gambar 2.3 Format Data Vektor 2. Format Raster M enampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matrix atau pixel (Picture Element) yang membentuk grid. Setiap pixel memiliki attributenya masing-masing termasuk kordinatnya yang unik. tergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya dipermukaan bumi. Format ini sangat 18 M enurut Eddy Prahasta (2005), entitas spasial raster disimpan dalam layer secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber entitas spasial raster adalah citra satelit, citra radar dan model ketinggian. Kelebihan format raster yaitu dalam memperoleh data raster lebih mudah dan cepat serta memiliki struktur data yang lebih sederhana. Kekurangannya adalah memerlukan memori yang besar, transfer kordinat dan proyeksi serta representasi hubungan topologi lebih sulit dilakukan. 2.1.6.6 Queries M elakukan query dalam database SIG untuk menampilkan data adalah bagian dasar dan penting dalam proyek SIG. Query menawarkan metode untuk mendapatkan data, dapat dilakukan pada data yang menjadi bagian database SIG ataupun pada data prosedur baru hasil dari hasil analisis data. Query berguna pada setiap tahapan analisis SIG untuk memeriksa kualitas dan pengukuran SIG raster. Secara umum ada dua tipe query yang dapat dilakukan SIG, yaitu spasial dan nonspasial. Query non-spasial merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan attribute suatu fiture. M erupakan suatu query non-spasial karena baik pertanyaan ataupun jawabannya tidak melibatkan komponen analisa dari komponen spasial data. Query ini dapat dilakukan oleh komponen perangkat lunak database sendiri. M etode menspesifikasi query pada SIG dapat menjadi suatu hal yang sangat interaktif. Pengguna dapat memberikan pertanyaan pada peta lewat layar komputer atau menjelajah database lewat serangkaian pertanyaan didalam query. Query dapat menjadi kompleks dengan kombinasi pertanyaan mengenai area, keliling ataupun jarak terutama 19 dalam SIG vector dimana data disimpan sebagai atribut dalam database. Query tunggal dapat dikombinasikan untuk mengindetifikasi entitas dalam database yang bisa memenuhi kebutuhan dua atau lebih criteria spasial ataupun nonspasial. Operator Boolean seperti and, or, not, xor, juga bisa digunakan. 2.1.6.7 Reklasifikasi M erupakan variasi dalam ide query pada SIG, dapat digunakan pada query untuk SIG raster. Sebagai contoh : “Dimanakah semua area perkebunan ?”. Jawabannya dapat diperoleh dengan menggunakan query atau dengan mengklasifikasikan gambar. Reklasifikasi akan ditampilkan digambar yang baru dengan seluruh area perkebunan diberi kode 1 dan semua area yang bukan perkebunan diberikan kode dengan nilai 0. 2.1.6.8 Buffering and Neighbourhood Functions Ada berbagai fungsi dalam mempengaruhi sekitarnya, ataupun SIG yang sebaliknya memungkinkan dimana entitas lingkungan spasial sekitar mempengaruhi karakteristik entitas. Contoh yang paling umum adalah buffering yaitu pembuatan suatu daerah kepentingan (zone of interest) disekitar suatu entitas. Fungsi neighbourhood lainnya termasuk penyaringan data (data filtering) yang melibatkan rekalkulasi sel dalam gambar raster didasarkan pada karakteristik sekitarnya. Jika suatu titik dijadikan buffer (bufffering) maka akan terbentuk area lingkaran, buffering pada garis atau area akan menghasilkan suatu area yang baru (gambar). Buffering merupakan suatu konsep yang sederhana namun dengan operasi perhitungan yang rumit dan juga beragam. 20 M etode daerah buffer sering dipergunakan dalam SIG vector. Sedangkan untuk SIG raster digunakan metode lainnya yaitu dengan memperhitungkan pendekatan dan akana menghasilkan suatu layer data raster baru dimana atribut dari setiap sel merupakan suatu pengukuran jarak. Operasi lainnya dalam SIG raster dimana nilai dari sel tunggal dirubah sebagai dasar pendekatan disebut fungsi tetangga (Neighbourhood Function). Penyaringan (filtering) merupakan contoh yang digunakan untuk memproses perbandingan terpisah (remotely sensed imagery). Filterisasi akan mengubah suatu sel didasarkan pada attribute sel sekitarnya. Ukuran dan bentuk penyaringan ditentukan operator. Umumnya untuk filter berapa kotak, lingkaran dan bentuk tiga dimensi penyaringan menentukan banyaknya sel sekitar yang digunakan dalam proses penyaringan. Filter akan disebarkan ke seluruh bagian data raster dan digunakan untuk kalkulas i ulang nilai dari sel target yang ada dipusatnya. Nilai baru yang diberikan pada sel target diperhitungkan dengan menggunakan berbagai algoritma, misalnya nilai terbesar sel dan nlai yang sering muncul. Gambar 2.4 Operasi Filter Raster GIS 21 2.1.7 Pemetaan 2.1.7.1 Pengertian Peta Peta adalah sekumpulan titik, garis dan wilayah yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat. Peta biasanya direpresentasikan ke dalam dua dimensi, tetapi juga tidk menutup kemungkinan untuk dapat direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi (Burrough, 1986). Peta Topografi adalah peta dengan tujuan utama adalah mengiindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya menampilkan tanah lapang, keadaan tanah, jaringan transportasi, batas administrasi dan bentuk-bentuk buatan yang lain (Heywood, 2002). Kemajuan dalam ruang teknologi yang berbasiskan komputer memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga sebagai penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Data yang terkelola dalam model digital memiliki keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional serta garis cetakan (Hardcopy) dan keluwesan, kemudahan, penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media computer (Softcopy). 2.1.7.2 Jenis peta Peta dapat dijeniskan berdasarkan isi, skala, objek serta kegunaannya. A. Peta Berdasarkan Isi: Peta umum melukiskan semua kenampakan suatu wilayah secara umum. Kenampakan 22 adalah keadaan alam atau daerah dalam berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung, daratan, lembah, sungai dan sebagainya yang merupakan satu kesatuan. Contoh : Peta Indonesia, Peta Eropa, Peta Dunia. Peta Umum terbagi dalam dua jenis, yaitu : 1. Peta Topografi : Peta topografi adalah peta yang menampilkan, semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia, sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman, permukaan es, salju, dan pasir (Prihandito 1989; Hascaryo dan Sonjaya 2000). 2. Peta Chorografi : Peta yang menggambarkan keseluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 – 1:1.000.000 atau lebih. Peta ini menggambarkan daerah yang luas, menampilkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah. Atlas merupakan kumpulan dari peta Chorografi. 3. Peta Tematik (Peta khusus) : M elukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data pada wilayah yang dipetakan. Contoh : Peta Iklim dan Peta Perhubungan. 4. Peta Kadaster : Peta Kadaster merupakan peta berskala ekstra besar, sebagai sumber data dan informasi dasar yang berguna dalam berbagai kepentingan. 23 B. Peta Berdasarkan Skala : 1. Peta Kadaster(Peta Teknik) : Skala peta antara 1:100 – 1:5.000. 2. Peta skala besar : Skala peta antara 1:5.000 – 1:250.000. 3. Peta skala sedang : Skala peta antara 1:250.000 – 1:500.000. 4. Peta skala kecil(Peta Geografi) : Skala peta antara 1:500.000 – 1:1.000.000 atau lebih besar. C. Peta Berdasarkan Objek: 1. Peta Stationer : M enggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan dalam keadaan tetap atau stabil. Contoh : Peta persebaran gunung berapi. 2. Peta Dinamik : M enggambarkan bahwa keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : Peta Urbanisasi dan peta arah angin. D. Peta berdasarkan kegunaannya(The World Book Encyclopedia, 2006): 1. General Reference M ap(Peta referensi umum) M erupakan peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi berbagai macam bentuk geografi, termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainya. 2. M obility M ap(Peta M obilitas) M erupakan peta yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya. Peta ini biasa digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara. 24 3. Thematic M ap(Peta Tematik) M erupakan peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu, seperti populasi, curah hujan dan sumber daya alam. 4. Inventory M ap(Peta Inventaris) M erupakan peta yang menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya : posisi semua gedung di wilayah Jakarta Timur. 2.1.7.3 Skala Peta Skala Peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya(Badan Standarisasi Nasional). Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai skala angka, skala verbal(Nominal), atau skala grafis (Heywood, 2002). Tabel 2.2 Penggambaran Skala. Angka 1 : 5000 1 : 1 000 000 Verbal 1 cm merepresentasikan 50 m 1 cm merepresentasikan 10 km Grafis 0 100 Km 200 0 10 20 Km 30 40 25 Peta Topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan grafis. Harus diingat bahwa peta skala kecil (Contohnya 1:250.000 atau 1:1.000.000) adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (Contohnya 1: 10.000 atau 1:25.000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting saat entitas spasial digunakan (Titik, garis dan area) untuk mempresentasikan versi umum dua dimensi dari fitur dunia nyata (Heywood, 2002). 2.1.7.4 Sistem Koordinat geografi Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan. Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur. 2.1.7.5 S truktur pemetaan Data pemetaan terdiri dari dua struktur, yaitu Struktur Data Vector dan Struktur Data Raster. Struktur Data Vector setiap titik pada peta dan setiap titik pada suatu wilayah berusaha digambarkan dengan tepat menjadi sebuah objek. Koordinat yang ada pada struktur data Vector diasumsikan terus berhubungan dan tidak dihitung seperti pada Struktur Data Raster. Struktur Vector mengijinkan semua posisi, panjang dan dimensi 26 dapat didefinisikan secara tepat (Burrough, 1986). Struktur Data Raster mempresentasikan secara nyata pemilihan susunan permukaan pada pola bidang. Secara nyata representasi dari struktur data raster diturunkan dalam suatu aturan yang sama. Sel-sel beraturan yang biasanya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang dapat juga berupa segitiga atau persegi enam. M odel ini disebut juga sebagai model kisi-kisi karena bentuk bujur sangkar atau persegi empat sering digunakan dan tergambar menyerupai kisi-kisi klasik dari persegi empat (Burrough, 1986). 2.1.7.6 Komponen Peta Komponen peta terdiri dari : 1. Isi Peta Isi peta menunjukkan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan mengenai perbedaan curah hujan, isi peta tentunya berupa isohyet. 2. Judul Peta Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa isohyet, tentu judul petanya menjadi “Peta Distribusi Curah Hujan”. 3. Skala Peta dan Simbol Arah Skala peta sangat penting dicantumkan untuk melihat tingakat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta dengan skala 1 : 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan terlihat lebih rinci dan 27 detail pada peta berskala 1: 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazim nya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta menjadi nyaman untuk dibaca. Lebih jauh, arah juga penting sehingga pemakai peta dapat dengan mudah menyamakan objek dipeta dengan objek sebenarnya di lapangan. 4. Legenda atau Keterangan Peta Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan. 5. Inzet dan Index Peta Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan bumi. Sebagai contoh pada saat pembuat peta ingin memetakan Pulau Jawa, Pulau Jawa merupakan bagian dari Kepulauan Indonesia yang di Inzet. Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di sekitarnya. 6. Grid Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid sistem. Tujuan pembuatan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukkan letak sebuah titik diatas lembar peta. 28 Cara pembuatan grid yaitu adalah untuk membagi-bagi wilayah dunia yang luas ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan begitu juga dengan kode seterusnya. Salah satu jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia antara lain : Kilometering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotakkotak dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh Tentara Ingggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping Sistem). Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem UTM Grid Sistem dan UPS Grid Sistem. 7. Nomor Peta Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi. 8. Sumber / Keterangan Riwayat Peta Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal / tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan / pencetakan peta dan lain sebagainya yang memeperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan. 29 2.1.8 Basis Data (Database) 2.1.8.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah penggabungan dari sekumpulan usur data yang berhubungan secara logika. Basis data menggabungkan catatan lama yang disimpan dalam arsip terpisah ke dalam unsur data yang biasa menyediakan data untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2003). Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbgi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Basis data merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan departemen secara simultan (Connolly, 2002). 2.1.8.2 Pengertian Table Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris (Connolly, 2002). 2.1.8.3 Pengertian Field Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002). 2.1.8.4 Pengertian Record Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record serin g juga disebut dengan tuple (Connolly, 2002). 2.1.8.5 Pengertian Primary Key Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengindentifikasikan tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah table (Connolly, 2002). 30 2.1.8.6 Pengertian Foreign Key Foreign Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjukan hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya (Connolly, 2002). 2.1.8.7 Entitas Relationship Diagram (ERD) Entitas Relationship Diagram (ERD) adalah pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting, yang disebut sebagai entitas dan hubungan antara data harus digambarkan (Connolly, 2002). Batasan utama dalam relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin muncul dari entitas satu ke entitas lainnya yang mempunyai hubungan khusus. Hubungan yang paling umum adalah berpasangan (Connolly, 2002) seperti : 1. one-to-one(1:1) Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B. 2. one-to-many (1:*) Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A. 3. many-to-many (*:*) Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A. 31 2.1.8.8 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen proses, aliran data dan penyimpanan data (M cLeod, 2004). Proses adalah sesuatu yang mengubah masukan menjadi keluaran. Aliran data mengandung sekelompok elemen data yang saling berhubungan secara logika. Penyimpanan data bertugas mengambil data atau meng-update (O’Brien, 2007). Dengan pemakain DFD, pengguna dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem. Ada tiga keuntungan pemakaian DFD: 1. Terhindar dari satu usaha untuk mengimplementasikan sistem yang terlalu dini.Pengguna perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data sebelum memakai keputusan untuk merealisasikannya secara teknis. 2. Dapat mengerti lebih dalam hubungan sistem dengan subsistemnya. Pengguna dapat membedakan sistem dari lingkungan beserta batasan-batasannya. 3. Dapat menginformasikan sistem yang berlaku kepada dunia. DFD dapat digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan pengguna dalam bentuk representasi simbol-simbol yang digunakan. Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut : 1. Entitas Eksternal Entitas eksternal adalah entitas yang berada di luar sistem yang memberi data ke sistem atau menerima keluaran dari sistem dan tidak termasuk dalam bagian sistem. Entitas ini digambarkan dengan symbol 32 2. Proses M enggambarkan apa yang dilakukan sistem. Berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data input menjadi satu atau beberapa output sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dalam penamaan suatu proses digunakan kata kerja dan kata benda. Digambarkan dengan simbol 3. Aliran Data M enggambarkan aliran data dari suatu entitas ke entitas lain. Simbol anak panah menggambarkan arah aliran data. Digambarkan dengan simbol Penyimpanan Data(Storage) M erupakan data untuk menyimpan data. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke data store. Digambarkan dengan Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu : 1. Diagram Konteks a. M erupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan keluaran sistem b. 2. Diagram Nol a. Terdiri dari suatu proses yang tidak memiliki data store. M emiliki data store. 33 b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor. 3. Diagram Rinci a. M erupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya. b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh titik. 2.1.8.9 State Transaction Diagram (S TD) STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah State suatu sistem.STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dan beberapa jenis pesan dengan proses yang kompleks dan singkronisasi kebutuhan. STD memiliki komponen-komponen utama, yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap persegi panjang mewakili sebuah state, tempat sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut atau keadaan suatu sistem pada saat tertentu. 2.2 Gempa dan S istem Informasi Kegempaan 2.2.1 Pengertian Gempa Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik.gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga 34 digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempa bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif. Bencana akibat terjadinya aktivitas gempa yang berada di lempengan bumi lautan sering terjadi. Dampak yang paling dirasakan adalah bencana Tsunami, dalam penulisan ini kita akan memfokuskan dan mendalami mengenai bencana tsunami. 2.2.1.1 Pengertian Tsunami Tsunami (bahasa Jepang secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan. 35 Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. 36 Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter. Oleh karena itu Badan M eteorologi Krimitologi dan Geofisika membuat departemen khusus yang menangani masalah tsunami sebagai akibat terjadinya gempa. TEWS adalah bagian dari kelompok kerja yang menangai sebuah sistem peringatan dini terhadap potensi tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi. 2.2.2 Sistem Informasi Kegempaan Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. M eskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Lingkaran Api karena banyaknya gunung berapi. Seismologist adalah ilmuwan yang mempelajari sesar dan gempa. M ereka menggunakan peralatan yang disebut seismograf untuk mencatat gerakan tanah dan mengukur besarnya suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi mencatatnya dalam seismogram, Gelombang seismik, atau getaran, yang terjadi selama gempa tergambar 37 sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismologist menggunakan skala Richter1 untuk menggambarkan besaran gempa, dan skala M ercalli untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung dan manusia. Contoh sistem informasi kegempaan yang ada saat ini di BM KG Pusat : Gambar 2.5 Sistem Informasi kegempaan Sistem diatas menampilkan informasi-informasi sebagai berikut : • Informasi gempa terkini meliputi peta, tanggal terjadinya gempa, lokasi gempa, besaran kekuatan gempa, kedalaman, keterangan tambahan, keterangan pusat 38 gempa. • Catatan Informasi 60 gempa terkini meliputi peta, tanggal terjadinya gempa, lokasi, besaran kekuatan gempa, kedalaman, keterangan pusat gempa. • Informasi Cuaca, gempa yang dirasakan dan peringatan bahaya. 2.2.2.1 Istilah-istilah yang digunakan dalam mengukur parameter gempa a. M agnitude adalah ukuran kekuatan gempabumi, menggambarkan besarnya energi yang terlepas pada saat gempabumi terjadi dan merupakan hasil pengamatan Seismograf. b. M odifide M arcaly Intensity (MMI) adalah skala yang digunakan untuk mengukur intensitas gempa bumi dilambangkan dengan menggunakan angka romawi. c. Skala Richter didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) WoodAnderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.