BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Jika kita membahas tentang komunikasi, seperti kita ketahui bahwa komunikasi bersifat omnipresent atau dapat hadir dimana saja dan bersifat multi disipliner, sehingga komunikasi dikenal dengan adanya kenyataan bahwa tidak mungkin manusia untuk tidak berkomunikasi. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan berinteraksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini (baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi), dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi1 Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan tentang komunikasi. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.2 1 2 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 2005. Hal.1.3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal.9 12 13 Theodore M. Newcomb dalam Deddy Mulyana menyatakan “Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”3 Carl I. Hovland dalam Deddy Mulyana menjelaskan ; Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (comunicate)4 Masih dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu pengantar Deddy Mulyana menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut ; 1. Komunikasi adalah sebagi proses simbolik. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. 3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan. 4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi[p 7. Komunikasi bersifat sistemik. 8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya, semakin efektiflah komunikasi. 9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. 11. Komunikasi bersifat Irreversible. 12. Komunikasi bukan panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan berbagai masalah.5 Menurut professor Wilbur Schramm dalam Hafied menyebutkan bahwa “komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.6 3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2007 hal.68 4 Ibid. hal 68 5 Ibid. hal 68 6 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,Jakarta ; PT.Raja Grafindo Persada, 2002 hal. 1 14 2.2. Komunikasi Organisasi Istilah Organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. ”Jika dilihat dari pendekatan subjektif, organisasi berarti proses, sedangkan pandangan objektif mengenai organisasi, organisasi berarti struktur”. Penekanan pada perilaku atau struktur bergantung pada pandangan mana yang dianut organisasi secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara pengorganisasian dianggap sebagai kata kerja.7 Kelangsungan hidup suatu organisasi bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Manusia dilihat sebagai pemproses informasi yang memberi respon terhadap informasi yang ditemukannya dalam lingkungan. 8 Ada beberapa pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi seperti dikemukakan oleh Schein (1982) dalam Arni Muhammad 9 mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi juga mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang di maksudkan Schein ini adalah merupakan suatu sistem. Seperti dijelaskan bahwa suatu organisasi memiliki struktur yang menjadi satu kesatuan antara satu bagian dengan bagian lainnya karena ini merupakan suatu sistem, dimana bila satu bagian mengalami masalah maka akan menggangu bagian lainnya, dan komunikasi orang-orang didalamnyalah yang membangun koordinasi aktivitas didalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. 7 Pace, R Wayne dan Faules Don F, 2006, Komunikasi Organisasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal.11 8 ibid hal.14 9 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, PT, Bumi Aksara, 2005, hal.23 15 Selanjutnya Kochler (1976) dalam Arni Muhammad mengatakan bahwa : organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat; Wright (1977) dalam Arni Muhammad; dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.10 Komunikasi merupakan bagian penting dalam organisasi. Berdasarkan analisis peneliti, komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau pesan dari komunikator ke komunikan melalui media/cara tertentu agar pesan atau informasi tersebut tersampaikan secara efektif sehingga menimbulkan dampak/efek yang diharapkan. Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai struktur yang di dalamnya terdiri dari berbagai tingkat jabatan. Ketika masing-masing orang dari berbagai jabatan itu mulai berkomunikasi maka akan berkembang dengan sendirinya “ siapa berbicara dengan siapa ”. Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberikan perhatian kepadanya guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan organisasi, baik organisasi kormersial seperti lembaga bisnis dan industri maupun organisasi-organisasi sosial seperti lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga-lembaga swasta. 10 Ibid, hal.24 16 Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat. Bahkan studi komunikasi organisasi sebagai landasan kuat bagi karir dalam manajemen, pengembangan sumber daya manusia, dan komunikasi perusahaan, dan tugas-tugas lain yang berorientasikan manusia dalam organisasi. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun juga, setidak- tidaknya ada satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan pesan. Secara tradisio nal (fungsionalis dan objektif) komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu ”batas organisasional (organizational boundary). Fokus utamanya adalah menerima, menafsirkan dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu konteks. Dimana tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka. Komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka, memberikan kebebasan dalam 17 mengambil resiko, memotivasi mereka, dan memberi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang cukup dan terbuka tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian, memperoleh informasi yang dapat dipercaya dan terus terang dari organisasi, secara aktif memberi informasi kepada anggota sehingga mereka tahu bahwa mereka berperan dan terlibat dalam penyusunan keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian terhadap pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Para anggota menentukan keberadaan pengaruh komunikasi, jadi melalui interaksi para anggota memeriksa dan mengevaluasi keberadaan kepercayaan, dukungan, keterbukaan, penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. Dengan demikian pengaruh komunikasi dapat berubah tergantung dari cara-cara pengaruh komunikasi itu ditentukan melalui interaksi diantara para anggota. Wayne Pace dalam bukunya mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran peran diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit- unit komuniksi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang diciptakan.11 Ketika terdapat suatu komunikasi di dalam organisasi maka yang menjadi salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagai mana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan 11 R. Wayne Pace Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005 hal.31-33 18 bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Proses aliran informasi merupakan proses yang rumit. Apa yang dikemukakan dalam struktur dapat saja bukan yang sebenarnya terjadi. Efisiensi dapat bergantung pada aliran informasi, tetapi ini bukan pertimbangan satu-satunya. Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya berpengaruh pada aliran informasi. Aliran informasi dalam suatu organisasi, sebenarnya adalah suatu proses dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan diinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan, artinya ; komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu.12 Aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan cara : serentak, berurutan, atau kombinasi dari kedua cara ini. Dengan berkembangnya teknologi yang ada sekarang semakin memungkinkan untuk menyampaikan pesan secara serentak atau bersamaan misalnya jika di dalam sebuah perusahaan atau organisasi memiliki jaringan intranet maka hanya dengan sekali pengiriman surat elektronik atau e-mail maka akan di terima oleh seluruh anggota-anggotanya, yang tetap berada di tempat kerja masing-masing. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum dan lebih efisien daripada cara lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi. 12 Ibid hal.170-171 19 Sementara peyampaian pesan secara berurutan adalah bentuk komunikasi yang paling umum atau lazim terjadi di dalam organisasi karena biasanya mengikuti hierakhi atau susunan struktur. Bila pesan disampaikan dengan cara yang berurutan maka pesan akan sampai dalam waktu yang berbeda pula, bisa terjadi berbagai kendala seperti masalah dalam koordinasi, kemungkinan ketelambatan pesan itu sampai, semakin banyak orang yang peru diberi informasi maka akan semakin lama waktu yang diperlukan untuk pesan tersebut sampai. Rochajat memerlukan 13 menambahkan komunikasi keatas bahwa yang Organisasi sama yang banyaknya efektif dengan kebutuhannya akan komunikasi ke bawah. 2.2.1. Tujuan Komunikasi Organisasi Komunikasi dalam organisasi dapat berjalan efektif bila setiap individu dalam organisasi dapat memahami tujuan dari komunikasi organisasi itu sendiri. Tujuan komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito dirumuskan menjadi 4 hal yaitu14 : 1. Untuk Penemuan Diri (Personal Discovery) Bila kita berkomunikasi dengan orang lain, maka kita belajar mengenai diri sendiri juga tentang orang lain. Penemuan diri juga dapat melalui proses perbandingan sosial, sebagian besar cara kita mengevaluasi diri sendiri adalah dengan cara membandingkan diri kita dengan orang lain. Berkomunikasi juga bisa memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang tidak sepenuhnya terjangkau oleh kita sebelumnya 13 Harun Rochajat, Komunikasi Organisasi, Bandung. Mandar Maju 2008 hal. 47 14 Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books, Jakarta. 1997, hal 31-32 20 2. Untuk Berhubungan Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial. 3. Untuk Meyakinkan Dalam perjuampaan antar pribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain, yang menghabiskan banyak waktu untuk melakukan peruasi antar pribadi, baik sebagai sumber atau sebagai penerima. Hanya sedikit dari komunikasi antar pribadi kita yang tidak berupaya mengubah sikap atau perilaku. 4. Untuk Bermain Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita banyak mendengarkan pelawak, pembicaraan. Musik dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi dirancang untuk mengibur orang lain. 2.2.2. Pola komunikasi organisasi Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pola komunikasi merupakan suatu sistem penyampaian pesan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti tertentu dan pengoperan langsung untuk mengubah tingkah laku individu yang lain untuk tingkah laku individu yang lain. Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya, pendekatan dan sistim pesan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang 21 memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi. Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan mencapai tujuan tersebut maka dalam organisasi terdapat beberapa arah formal dan informal jaringan komunikasi dalam organisasi. Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat dalam suatu organisasi merupakan suatu keharusan. Pola komunikasi yang terjadi dalam organisasi dapat dilihat dalam bentuk aktivitas regular meeting. Dimana pola komunikasi yang terdapat dalam aktivitas regular meeting itu sendiri banyak dipengaruhi oleh jaringan komunikasi. Secara umum pola komunikasi yang terdapat dalam aktivitas regular meeting dikelompokkan menjadi jaringan komunikasi formal dan informal. 22 2.2.3. Komunikasi Informal Menurut Ivancevich, kelompok informal adalah pengelompokan alamiah yang dilakukan sejumlah orang dalam lingkungan kerja sebagai respons terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Dengan kata lain, kelompok-kelompok informal tidak dengan sengaja diciptakan. Mereka berkembang secara alamiah.15 Dengan demikian komunikasi informal dapat dilakukan oleh orang-orang yang ada dalam organisasi tanpa memperdulikan jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan, mereka dapat berkomunikasi secara leluasa. Hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti memperbincangkan tentang masalah ekonomi, politik, sosial sampai pada acara yang baru saja didengar atau dilihat di radio dan tivi seperti acara musik, film dan sinetron. Bahkan dapat juga berbicara mengenai masalah keluarga, anak-anak, kadang kala mereka juga membicarakan hal yang berkaitan denan situasi kerja dalam organisasinya. Bila mengindahkan pegawai berkomunikasi posisinya dalam satu sama berorganisasi, lainnya faktor-faktor tanpa yang mengarahkan aliran informasi lebih bersifat pribadi. Arah aliran informasi kurang stabil, informasi bisa mengalir ke atas, ke bawah, horizontal, dan melintasi saluran. Karena informasi informal/personal ini muncul dari interaksi diantara orang-orang, informasi ini tampaknya mengalir dengan arah yang tidak dapat diduga, dan jaringanya digolongkan sebagai sebagai selentingan (grapevine) 15 Ivancevich, Konopaske, Metteson, Perilaku Dan Manajemen Organisasi, 2005, Penerbit Erlangga. Hal 6. 23 Dalam komunikasi organisasi, aliran informasi mengalir dari berbagai arah. Hal seperti itu sangat sering kita temui di berbagai perusahaan, dimana komunikasi informal berperan lebih besar daripada komunikasi formal. Kurang efektifnya jaringan komunikasi formal dalam menyampaikan informasi menjadi salah satu pemicu penyebab jaringan komunikasi informal menjadi sarana mencari informasi. Jaringan komunikasi penting bagi suatu perusahaan karena terbukanya peluang sarana dan fasilitas komunikasi antar sesama karyawan maupun atasan. Dengan memahami dan memberikan perhatian tentang isu yang tengah berkembang didalam jaringan komunikasi informal ini pimpinan dapat segera mengetahui tentang apa yang terjadi dikalangan bawahnya. Peran jaringan komunikasi menjadi begitu penting sebagai sarana atau wadah untuk mewakili berbagai kepentingan maupun segala bentuk aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, jaringan komunikasi telah disebutkan pula sebagai sistem penunjang dalam kehidupan sosial (social support systems). Orang-orang yang kita kenal dan kepada siapa kita bergantung, dapat mempengaruhi keberhasilan, keamanan dan kesejahteraan kita. Kita mungkin telah mengetahui bahwa jika didalam suatu organisasi yang memiliki komunikasi ke bawahnya tidak efektif, maka akan membuat informasi di dalam organisasi menjadi vakum atau tidak berkembang, dan hal ini dapat diisi dengan rumor-rumor(desas-desus) atau biasa juga dikenal dengan sebutan Grapevine Tubbs menyatakan bahwa 24 saluran komunikasi informal digunakan dalam organisasi, saluran-saluran seperti itu biasanya disebut dengan “rumor mills” dan “grapevine” informal channels of communication used in organizations. Such channels are often labeled “rumor mills” and the “grapevine”.16 Eric Foster seorang psikologi di Temple University menyatakan bahwa “rumor untuk melumasi roda-roda sosial, dan rumor diperlukan untuk tetap merasa nyaman, membuktikan kepercayaan, dan mengetahui segala macam yang terjadi sehari-hari “Gossip greases the social wheels. We need to gossip to establish the trust, to feel comfortable, to find out all kinds of things that allow us to operate effectively on an everyday basis.”17 Jaringan komunikasi informal lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Informasi yang mengalir dalam jaringan grapevine ini, kelihatannya berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat melalui jaringan komunikasi formal. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang dan kejadian-kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang bukan apa yang diumumkan oleh yang berkuasa. Jaringan komunikasi informal memiliki kelebihan dan kelemahan yang memberikan dampak kepada organisasi. Adapun kelebihannya adalah dapat berfungsi sebagai papan pengumuman yang menyuarakan kepenatan pegawai, membantu menyalurkan berita yang 16 Tubbs L Stewart, Moss Sylvia Human communication,McGraw-Hill,New York, Americas,2008 hal. 493 17 Ibid hal.494 25 tidak bisa dikirim lewat jaringan formal, memperlancar proses penyelesaian tugas-tugas pekerjaan dan membantu memperbaiki kehidupan sosial dan organisasi karena pegawai saling berbagi berita selentingan, sehingga satu sama lain menjadi pemain kelompok yang kompak. Sedangkan kelemahannya adalah meskipun akurasi berita bisa 75% sampai 95% kebenaran namun seringkali kesalahan terjadi juga, pegawai terkadang dapat mengubah fakta sesuai kepentingan pribadinya dari pada menyampaikan fakta sebenarnya dan sulit memastikan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap fakta selentingan tersebut dimana pesan dikirim secara tidak tepat. Efek negatif dari grapevine dapat dikontrol oleh pimpinan dengan menjaga jaringan komunikasi formal yang bersifat terbuka, jujur, teliti dan sensitif terhadap komunikasi, ke atas, ke bawah dan horizontal. Pimpinan dapat memanfaatkan kelebihan jaringan ini untuk menunjang dan melengkapi pesan yang diperlukan, seperti suasana emosi, sentimen dan sikap karyawan terhadap berbagai masalah organisasi dan menajemen yang berkaitan dengan kepentingan pegawai dan keluarganya yang sulit didapat melalui jaringan formal, sehingga pimpinan dapat lebih arif dalam mengambil keputusan. 26 2.2.4. Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Dua perspektif jaringan: 1. Kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimiliknya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. 2. Jaringan komunikasi dipandang sebagai struktur yang diformalkan, yang diciptakan organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi dan kelompok. 3. Jaringan komunikasi merupakan jenis umum pola komunikasi kelompok dan dapat dijumpai umumnya dalam organisasi dan kelompok. Struktur jaringan komunikasi terbagi kedalam beberapa model 18: 1. Model Lingkaran (Circle) Pada strukur jaringan ini, model lingkaran ini tidak memiliki pemimpin. Semua anggota klik memiliki posisi, wewenang dan kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok ataupun komunitas. Dan Antara anggota klik hanya berkomunikasi dengan dua anggota klik lainnya. 2. Model Roda (Wheel) Sistem jaringan komunikasi pada model roda terpusat pada satu orang pemimpin. Dan Pemimpin tersebut memiliki posisi di pusat. Hanya seseorang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota klik. Pesan komunikasi disampaikan melalui pemimpin dan yang ingin memberikan pesan kepada anggota klik yang lain harus disampaikan kepada pemimpin terlebih dahulu. 3. Model huruf “Y” Model jaringan komunikasi dalam kelompok ini tidak jauh berbeda dengan model rantai (chain), yaitu memiliki dua pemimpin. 18 Joseph A.Devito,Loc Cit.1997.Hal.344 27 Terdapat satu orang pemimpin, tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Satu anggota klik dapat menerima pesan dari dua orang anggota klik yang lainnya. Dan komunikasi terbatas, hanya dengan satu orang anggota klik lainnya. 4. Model Rantai (Chain) Model jaringan komunikasi ini terdapat lima tingkatan, anggota klik yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain. Dan Anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. 5. Model Semua Saluran / Saluran Bebas (All Channel) Model jaringan komunikasi system ini adalah pengembangan model lingkaran (circle) dimana dari semua level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Semua salauran komunikasi antar tingkatan jenjang hierarkinya tidak dibatasi dan setiap karyawan dapat bebas dapat melakukan interaksinya dengan karyawan lainya. Sumber : Joseph A. Devito, 1997 : 344 – 345 28 2.2.4.1. Jaringan Komunikasi Informal Jaringan komunikasi informal merupakan analisis jaringan yang menggambarkan hubungan atau korelasi orang-orang serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu sama lain dan tidak memandang jabatan atau posisi dalam organisasi. Dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan mendapatkan informasi dirinya. Dan juga terdapat individu yang menghubungkan kelompokkelompok tersebut. Mereka akan berkomunikasi secara berkesinambungan dan membentuk pola jaringan komunikasi yang khas dari masing-masing individu dan klik. Klik adalah bagian dari suatu sistem jaringan komunikasi yang anggotanya relatif lebih sering berhubungan dengan satu sama lain antar anggotanya.19 Syarat klik adalah sebagai berikut: a. Setiap klik paling sedikit terdiri dari tiga anggota b. Setiap anggota klik tidak memiliki 50% hubungan c. Semua anggota klik harus berhubungan satu sama lain secara langsung maupun tidak langsung artinya tidak memperhatikan arah hubungan. Rogers dan Agrawala mendefinisikan klik sebagai sub sistem yang anggotanya berinteraksi lebih banyak dibandingkan anggota lainnya. Rogers juga mengatakan kelompok kecil atau klik yang muncul akan membentuk suatu strukur organisasi formal, ‘perekat’ yang menghubungkan klik dalam suatu struktur jaringan adalah liason dan bridge, dimana mereka menjembatani hubungan interpersonal dalam suatu klik.20 19 Rogers and Kincaid, Communication Networks Toward a New Paradigm for Research, 1981.Hal:177) 20 Rogers and Agrawala Op.cit, 1976 hal : 113 29 Satu syarat bagi anggota klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak satu dengan yang lainnya bahkan dengan cara tidak langsung. Hal ini terjadi dalam klik, pada saat berkomunikasi mereka cenderung lebih suka melakukan komunikasi tatap muka Mengenai bentuk atau model klik, Alex Bavelas dalam bukunya membagi tiga yaitu : a. Bentuk Wheel (Roda), dimana dalam suatu klik terdapat individu yang menjadi pusat anggota lainnya untuk berdiskusi dan bertanya. b. Bentuk Circle (Lingkaran), pada model ini tidak terdapat pemusatan lembar informasi pada satu orang saja dalam klikm tetapi lebih merata kepada semua anggota klik. c. Bentuk All Channel (semua saluran), pada model ini hubungan antar anggota klik berlangsung secara maksimal karena setiap anggota.21 Sedangkan Laumann dan Rogers (1973) menggolonglan pola komunikasi dalam jaringan menjadi tiga yaitu : a) Tipe Interlocking, yaitu tipe komunikasi individu yang mengunci dimana satu sama lain saling memilih b) Tipe Mutual Pair, yaitu dimana antar individu saling memilih dan dipilih sehingga akan terjadi hubungan timbal balik. c) Tipe Radial, yaitu membuka keluar dimana anggota klik tidak saling memilik tapi memiliki pilihan lain.22 Meskipun tidak terbentuk secara formal namun jaringan komunikasi informal mempunyai beberapa kegunaan, yaitu : 1. Jaringan komunikasi informal dapat memuaskan salah satu kebutuhan karyawan, yaitu dapat memelihara dan menikmati hubungan persahabatan dengan rekan sekerjanya. 2. Jaringan komunikasi informal dapat membantu karyawan, dalam memahami lingkungan kerjanya terutama dalam menginterpretasikan perintah yang kurang jelas dari atasan. 3. Jaringan komunikasi informal dapat memastikan salah satu kebutuhan karyawan yaitu dapat memelihara dan menikmati hubungan 23 persahabatan dengan rekan sekerjanya 21 22 23 Ibid.hal.120 J.A Suparman, Pengantar Sosiometri, hal: 321 Jack Halloran, Applied Human Relation Organization Approach, New York, 1998, hal 77 30 2.2.4.2. Desas Desus (Grapevine) Bila karyawan berkomunikasi dengan karyawan yang lain tanpa memperhatikan posisi dan kedudukan mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Jaringan komunikasi informal dikatakan sebagai hubungan antara pengurus-pengurus dan anggota suatu organisasi yang terbentuk secara alami dimana terdapat proses penyampaian pesan, informasi dan isu-isu mengenai hal, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun intern. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas – desus (grapevine) atau kabar angin atau gosip. Menurut robbins “grapevine” adalah the organization’s informal communication network atau dengan kata lain grapevine adalah suatu jaringan akan komunikasi informal dalam suatu organisasi, layaknya tanaman anggur dengan ranting yang bercabang.24 Rosnow mendefinisikan desas–desus sebagai proposisi untuk dipercaya tersebar tanpa pembuktian resmi. Selain itu Rosnow juga beranggapan bahwa desas–desus merupakan sebuah fungsi ambiguitas situasi yang diperkuat oleh pentingnya sebuah isu Peneliti berteori bahwa desas –desus mengurangi ketegangan emosional dan biasanya timbul dari lingkungan yang ambigu25 24 James A. F Stoner dan R. Edward Freeman, Manajemen Jilid I, Jakarta : PT. Indeks Gramedia Group, 2003, hal 307 25 Deddy Mulyana, Konteks-konteks komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hal 188 31 Sifat grapevine (desas desus) yang digambarkan oleh W. L. Davis & Connor, adalah26 : 1. Selentingan berjalan terutama melalui interaksi mulut ke mulut 2. Selentingan umumnya bebas dari kendala – kendala organisasi dan posisi 3. Selentingan menyebarkan informasi dengan cepat 4. Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai suatu ”rantai kelompok” karena setiap orang yang menyampaikan selentingan cenderung mengabarkannya kepada sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja. 5. Para peserta dalam jaringan kerja selentingan cenderung menjalankan satu dari tiga peranan yaitu penghubung, penyendiri atau pengakhir. Mereka ini biasanya yang tidak melanjutkan informasi. 6. Selentingan cenderung lebih merupakan produk suatu situasi daripada produk orang – orang dalam organisasi tersebut. 7. Semakin cepat seseorang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi, semakin besar kemungkinan ia menceritakannya kepada orang – orang lainnya. 8. Bila suatu informasi yang disampaikan pada seseorang menyangkut sesuatu yang menarik perhatiannya, semakin besar kemungkinan ia menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain. 9. Aliran utama informasi dalam selentingan cenderung terjadi dalam kelompok-kelompok tersebut. 10. Umumnya, 75% - 90 % dari rincian pesan yang disampaikan adalah cermat. 11. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan bila rinciannya cermat. 12. Selentingan cenderung mempengaruhi organisasi, apakah untuk kebaikan atau keburukan, jadi pemahaman mengenai selentingan dan bagaimana selentingan ini dapat memberi andil positif kepada organisasi yang merupakan hal penting 2.2.4.3. Peran-peran dalam Jaringan Komunikasi Dalam jaringan komunikasi terdapat peran sebagaimana dikemukakan oleh Rogers. Terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan mendapatkan informasi dirinya. Beberapa peran-peran 26 R.Wayne and Don Faules, op.cit.,200 - 201 32 tersebut adalah Opinion Leader, Gate Keeper, Liason, Isolate dan Bridge.27 Peran-peran inilah yang nantinya mengubungkan individu satu dengan individu lainnya. Dalam hubungan antar klik terdapat peran-peran khusus yang dimainkan oleh individu tertentu adalah jaringan komunikasi. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peranperan individu akan didefiniskan sebagai berikut : 1. Opinion Leader adalah orang yang banyak dipilih sebagai sumber informasi., Pemimpin informal dapat memmpengaruhi sikap para anggota kelompok dengan membantu mereka menginterpretasikan informasi baru dan menentukan situasi dan kerja. Dan mereka bukanlah selalu orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. 2. Gate Keeper adalah orang yang berada dalam struktur jaringan komunikasi yang memungkinkan, dia melakukan kontrol arus komunikasi. Mereka berada ditengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Dalam hal ini penjaga gawang atau gate keeper mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi penting atau tidak. Jika penjaga gawang memutuskan bahwa informasi tersebut tidak penting, 27 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, hal: 102 kemudian seseorang harus 33 mendapatkan informasi tersebut, maka mungkin informasi tersebut tidak diberikan. Nyatalah bahwa peranan penjaga gawang ini sangat penting dalam jaringan komunikasi. 3. Kosmopolit adalah orang yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu diluar perusahan. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber–sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang – orang tertentu dalam lingkungannya. 4. Liason adalah sama perannya dengan Bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Liason adalah seseorang yang mengubungkan dua atau lebih individu dalam suatu system yang menghubungkan dua tau lebih individu dalam suatu system tetapi ia tidak menjadi anggota dari klik-klik tersbut. 5. Isolate adalah individu yang berada dalam jaringan komunikasi tersebut, namun tidak melakukan pilihan ataupun terpilih oleh anggota lainnya. Individu ini menyembunyikan diri dan diasingkan oleh teman-temannya. Goldhaber merumuskan sifat-sifat khusus penyendiri. Penyendiri berbeda dengan anggota kelompok lainnya dalam arti kurang aman dalam konsep diri mereka diantaranya adalah: a. Kurang termotivasi oleh cita-cita b. Kurang bersedia berinteraksi dengan orang lain c. Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam system 34 d. Lebih jarang menduduki posisi yang kuat e. Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran informasi. f. Relatif tidak puas dengan system komunikasi g. Beranggapan bahwa system komunikasi tertutup bagi mereka. 2.3. Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations. Kegiatan public relations membutuhkan kepekaan terhadap peristiwa dan kecendrungan dalam masyarakat. masalah hubungan masyarakat sering timbul bila kelompok atau perorangan berkomunikasi dan menimbulkan kesalah fahaman satu sama lain. Beberapa pengertian mengenai Public Relations : “Public Relations adalah bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”28 Kebutuhan akan sebuah komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan berbagai publiknya baik eksternal maupun internal, telah meningkatkan perhatian terhadap Public Relations. Berawal dari kesuksesan yang dicapai Ivy Lee di Pennsylvania Railroad, kini penggunaan konsep dan kegiatan Public Relations modern telah sangat luas di berbagai bidang dan perusahaan. Meski fokusnya tetap pada pembentukan citra yang baik, konsep Public Relations menjadi salah satu komponen penting dalam pembuatan keputusan atau Policy Making. 28 Frank Jefkins. Effective Public Relations, edisi kelima. Jakarta, Erlangga: 2003, hal 10 35 Menurut Oemi dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public Relations mengemukakan bahwa : Public Relations dinyatakan sebagai kebijaksanaan dari perusahaan yang berhubungan dengan publik dalam usaha untuk membangun Good Will, menanamkan kepercayaan, pengertian dan penghargaan. Usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya adalah untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan atau perusahaan itu29, dan yang dikutip dari Bonham bahwa : ”Public Relations sebagai suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu organisasi atau badan”. 30 Adapun pengertian Public Relations adalah upaya yang sungguh-sungguh terencanakan dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dengan publiknya. Definisi menurut pakar Public Relations yang mengadakan pertemuan pada bulan agustus 1987 dinamakan The Statement of Mexico yang dikutip Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi berbunyi: “Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melakukan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi maupun publik atau umum”.31 Hubungan masyarakat merupakan segala bentuk komunikasi berencana keluar dan dalam antara sebuah organisasi dengan masyarakat untuk memperoleh sasaran tertentu yang berhubungan dengan saling pengertian (mutual understanding) 29 Abdurrachman Oemi, Dasar Dasar Public Relations,Bandung, Citra Aditya Bhakti1993, Hal 27 ibid hal 25 31 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo Perkasa: 1998 hal 18 30 36 Definisi tersebut menyatakan bahwa dalam Public Relations itu adalah suatu keinginan untuk menanamkan pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik kepada suatu badan khususnya masyarakat umum. Sekecil apapun penilaian dari publik dapat mempengaruhi eksistensi suatu perusahaan karena secara langsung dan tidak langsung kegiatan suatu perusahaan akan selalu berhubungan dengan publik. Baik publik ekternal maupun publik internal. Sedangkan menurut Ruslan mengutip, Edward. L Bernay, dalam bukunya Public Relations, University of Oklalahoma Press, yang menjelaskan bahwa humas tersebut mempunyai tiga fungsi utama sebagai berikut : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melaksanakan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.32 Pada dasarnya, Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non komersial. Karena Public Relations merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting Public Relations sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini. Definisi public relations yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan sebagai kegiatan komunikasi yang diadakan oleh suatu organisasi 32 ibid hal 19 37 atau perusahaan tertentu kepada khalayak internal dan eksternal perusahaan dengan maksud terjalinnya hubungan yang harmonis serta adanya saling pengertian dan kerja sama antara keduanya yang saling menguntungkan. 2.3.2. Tujuan dan Fungsi Public Relations 2.3.2.1. Tujuan Public Relations Adapun tujuan Public Relations secara umum adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’ maka organisasi pun harus dapat memahami publiknya. Oxley menurut Yosal tujuan PR sesungguhnya tidak bisa lepas dari tujuan organisasi, mengingat PR adalah fungsi manajemen satu organisasi dan PR pun bekerja di dalam organisasi itu. Dan ditegaskan bahwa prinsipnya Tujuan PR jelas dan mutlak memberi sumbangan pada objektif organisasi secara keseluruhan. Sedangkan tujuannya adalah mengikhtiarkan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Rincian tujuan PR itu ternyata begitu luas. Namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang baik yang terjalin bukan semata demi keuntungan dan kemaslahatan kedua belah pihak. Organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu publik organisasi bisa menikmati keuntungan dan manfaatnya. Tak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik. 38 2.3.2.2 Fungsi Public Relations Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Hubungan Masyarakat Suatu Studi Kriminologis, dirumuskan fungsi PR sebagi berikut33: 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 2.3.3 Lingkup Public Relations Pada umumnya kegiatan Public Relations ditujukan kepada dua jenis sasaran/publik yaitu Publik Internal dan Publik Eksternal. Kedua macam publik ini dapat pula dikenal dengan istilah Stakeholder. Publik Internal adalah publik yang berada di dalam organisasi dan yang dimaksud dengan Publik Eksternal yaitu Publik yang berada di luar organisasi. Berdasarkan pembagian tersebut, Public Relations harus senantiasa memelihara komunikasi yang baik kepada internal dan eksternal publiknya. 2.3.3.1. Public Internal Relation Konsep Public Relations bukan hanya menyangkut masalah hubungan antara perusahaan dengan pelanggan saja tetapi juga hubungan dengan publikpublik lainnya yang berhubungan dengan perusahaan, termasuk hubungan dengan 33 Onong Uchajana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studikomunikologis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Hal 24 39 karyawan. Karena hubungan antara perusahaan dengan para karyawan menjadi ujung tombak terhadap terbentuknya motivasi kerja para karyawan perusahaan. Sebagai suatu seni, Public Relations bukan sekedar teori dengan konsepnya, namun seperti halnya seni pada umumnya, melibatkan jiwa manusia dengan kompleksitasnya. Sebagai seni pendekatan yang digunakan harus mengandung unsur psikologi manusia. Pelaksanaan Public Relations sebagai seni tidak terbatas dari Human Relations. Dimana dalam pembangunan hubungan antara perusahaan dengan karyawan harus melihat sudut pandang bahwa karyawan adalah pribadi yang ingin diperlakukan dengan respect (hormat) dan dignity (penghargaan). Yulianita dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations, menyatakan hubungan yang terbentuk dalam publik internal pada suatu organasasi/perusahaan adalah sebagai berikut :34 1. Employee Relations, merupakan suatu kegiatan public realtions untuk memelihara hubungan antara pihak manajemen dan para karyawannya. Dapat dilakukan melalui berbagai hal misalnya memberikan upah yang cukup, perlakuan yang adil, memeberikan jaminan kesehatan, ketenangan dalam bekerja, memberikan penghargaan atas hasil kerja yang telah di raih. 2. Manajer Relations, merupakan suatu kegiatan public relations untuk memelihara hubungan baik antara para manajer di lingkungan perusahaan. 3. Labour Relations, merupakan suatu kegiatan public relations untuk memelihara hubungan antara pimpinan dengan serikat buruh yang berada di dalam di dalam perusahaan dan turut menyelesaikan maslah-masalah yang timbul diantara keduanya. 4. Stakeholder Relations, merupakan suatu kegiatan public relations untuk memelihara hubungan baik antar pemegang saham dengan tujuan membina hubungan dan untuk memajukan perusahaan. Contoh kegiatannya, 34 Yulianita,Neni, Dasar-Dasar Public Relations, Penerbit Pusat Penerbit Universitas (P2U), 2005. hal 57 40 menyatakan selamat kepada pemegang saham baru, memberikan laporan, mengirimkan majalah organisasi. 5. Human Relations, merupakan suatu kegiatan public retaions untuk memelihara hubungan antar sesama warga perusahaan dengan tujuan mempererat rasa persaudaraan dan meningkatkan kesejahteraan demi kepuasaan bersama. Kelima kegiatan yang tertulis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan Internal Relations yang mencakup hubungan antara manajemen dengan karyawan, para manajer