Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS adalah organ

advertisement
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang memiliki kewenangan
ekslusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
Kewenangan RUPS, bentuk dan luasannya, ditentukan dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan.
Dalam bentuk kongkret-nya RUPS merupakan sebuah forum, dimana para
pemegang saham memiliki kewenangan untuk memperoleh keteranganketerangan mengenai Perseroan, baik dari Direksi maupun Dewan Komisaris.
Keterangan-keterangan itu merupakan landasan bagi RUPS untuk menentukan
kebijakan dan langkah strategis Perseroan dalam mengambil keputusan
sebagai sebuah badan hukum. Dalam forum RUPS, mekanisme penyampaian
keterangan dan keputusan itu disusun secara teratur dan sistematis sesuai
agendanya. Dalam forum RUPS, para peserta tidak dapat memberikan
keterangan dan keputusan diluar agenda rapat - kecuali RUPS itu dihadiri oleh
semua pemegang saham dan mereka menyetujui penambahan agenda rapat itu
dengan suara bulat.
Sebagai sebuah forum, pada prinsipnya RUPS harus diselenggarakan di
Indonesia. Penyelenggaraan itu dilakukan di tempat kedudukan Perseroan atau
di tempat Perseroan melakukan kegiatan utamanya. Selain di tempat
Perseroan, RUPS juga dapat diselenggarakan melalui media elektronik,
misalnya media telekonferensi atau video konferensi. Semua peserta RUPS
yang diselenggarakan dengan media elektronik harus bisa saling melihat dan
mendengar secara langsung serta berpartisipasi di dalam rapat. Meskipun
sifatnya telekonferensi, RUPS itu juga harus dibuatkan risalah rapatnya dan
ditandatangani oleh semua peserta rapat.
Jenis RUPS dapat terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya. RUPS
Tahunan wajib diselenggarakan Direksi minimal 6 bulan setelah tahun buku
Perseroan berakhir. Dalam RUPS Tahunan, Direksi mengajukan semua
dokumen dari laporan tahunan Perseroan. RUPS Lainnya dapat diadakan setiap
waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.
Permintaan Diadakannya RUPS
Sebelum diselenggarakannya RUPS, terlebih dahulu dilakukan Pemanggilan
RUPS, dan sebelum Pemanggilan RUPS para pemegang saham yang memiliki
hak suara mengajukan Permintaan RUPS. Permintaan diadakannya RUPS
dilakukan dengan surat tercatat beserta alasannya kepada Direksi – dan
tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris. Setelah Direksi menerima
surat tercatat, selanjutnya Direksi wajib melakukan Pemanggilan RUPS.
Pemanggilan itu dilakukan dalam jangka waktu 15 hari sejak tanggal
permintaan dengan surat tercatat itu diterima oleh Direksi.
Ada kalanya Direksi tidak melakukan Pemanggilan RUPS dalam jangka waktu
yang telah ditentukan – 15 hari sejak menerima surat tercatat. Jika Direksi
tidak juga melakukan Pemanggilan RUPS dalam batas waktu itu, maka
permintaan diadakannya RUPS diajukan kembali dengan surat tercatat oleh
pemegang saham, namun kali ini bukan kepada Direksi melainkan kepada
Dewan Komisaris. Selanjutnya, Dewan Komisaris yang melakukan Pemanggilan
RUPS – juga dengan jangka waktu 15 hari sejak penerimaan surat tercatat.
Ada kemungkinan juga baik Direksi maupun Dewan Komisaris, setelah
diajukannya Permintaan RUPS oleh pemegang saham, tidak melakukan
Pemanggilan RUPS. Jika hal ini yang terjadi maka pemegang saham dapat
mengajukan permohonan itu sekali lagi melalui pengadilan. Kepada ketua
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan
Perseroan, pemegang saham mengajukan permohonan untuk dibuat penetapan
pengadilan agar: memberikan izin kepada pemohon (pemegang saham)
untuk melakukan sendiri Pemanggilan RUPS. Pengadilan, setelah
mempelajari keterangan dan bukti dari pemegang saham, Direksi dan Dewan
Komisaris, selanjutnya menetapkan pemberian izin penyelenggaraan RUPS.
Permohonan dapat ditolak jika pemegang saham tidak dapat membuktikan
alasannya - persyaratan dan kepentingannya.
Pemanggilan RUPS
Pemanggilan RUPS dilakukan oleh Direksi kepada para pemegang saham - atau
oleh Dewan Komisaris dan pemegang saham sendiri dalam hal Direksi tidak
melaksanakan pemanggilan. Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu
paling lambat 14 hari sebelum RUPS diselenggrakan. Selain dengan surat
tercatat, pemanggilan RUPS dapat juga dilakukan melalui surat kabar. Dalam
pemanggilan itu harus dicantumkan “tanggal”, “waktu”, “tempat”, dan “agenda”
rapat. Selain
deskripsi
rapat, dalam
pemanggilan
juga
wajib
disertakan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS
telah tersedia di kantor Perseroan sejak tanggal pemanggilan sampai dengan
RUPS diadakan. Perseroan wajib memberikan salinan bahan tersebut kepada
pemegang saham secara cuma-cuma jika diminta.
Hak Suara Pemegang Saham dalam RUPS
Pada prinsipnya setiap saham yang dikeluarkan oleh Perseroan memiliki
setidaknya satu hak suara. Namun, Perseroan juga dapat menentukan hak
suara itu lebih besar atau lebih kecil, selama hal itu ditentukan dalam
Anggaran Dasarnya. Meskipun setiap saham memiliki setidaknya satu hak
suara, namun hak suara itu tidak berlaku bagi saham-saham berikut:
a.
Saham yang dikuasai sendiri oleh Perseroan.
b.
Saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak Perseroannya –
baik langsung maupun tidak langsung.
c.
Saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain yang
sahamnya langsung atau tidak langsung telah dimiliki Perseroan.
Hak suara para pemegang saham dapat digunakan untuk mengambil keputusan
dalam RUPS – kecuali saham yang tidak memiliki hak suara. Dalam
pemungutan suara untuk mengambil keputusan, suara yang dikeluarkan oleh
pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya. Pemegang
saham tidak boleh memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk
sebagian dari saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda. Dalam
pemungutan suara, anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta karyawan
Perseroan, dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham. Dalam hal
pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa yang telah diberikan
untuk mewakili kehadirannya menjadi tidak berlaku untuk rapat tersebut.
Kuorum RUPS
RUPS baru dapat diselenggarakan jika 1/2 lebih dari seluruh saham dengan
hak suara menghadirinya - kecuali Anggaran Dasar menentukan jumlah
kuorum yang lebih besar. Jika kuorum tersebut tidak tercapai, Direksi dapat
melakukan Pemanggilan RUPS Kedua. Pemanggilan RUPS Kedua harus
menyebutkan bahwa RUPS Pertama telah dilaksanakan dan tidak mencapai
kuorum. RUPS Kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS itu
dihadiri oleh minimal 1/3 dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Jika
kuorum RUPS Kedua juga tidak tercapai, Perseroan dapat memohon kepada
ketua pengadilan negeri agar ditetapkan kuorum untuk RUPS Ketiga.
Selanjutnya, RUPS Ketiga itu dilangsungkan dengan dasar kuorum yang
ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri. Pemanggilan RUPS Ketiga harus
menyebutkan bahwa RUPS Kedua telah dilaksanakan dan tidak mencapai
kuorum. Pemanggilan RUPS Kedua dan RUPS Ketiga masing-masing dilakukan
dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sebelum RUPS Kedua atau RUPS
Ketiga itu dilaksanakan. RUPS Kedua dan RUPS Ketiga diselenggarakan dalam
jangka waktu paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari setelah RUPS
yang mendahuluinya dilangsungkan.
Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
upaya musyawarah untuk mufakat itu tidak tercapai, keputusan adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari 1/2 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. RUPS
untuk mengubah Anggaran Dasar dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling
sedikit 2/3 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau
diwakili, dan keputusannya sah jika disetujui paling sedikit 2/3 bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan - kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum
kehadiran yang lebih besar. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai, dapat
diselenggarakan RUPS Kedua. RUPS kedua sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam rapat paling sedikit 3/5 bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili, dan keputusannya sah jika
disetujui paling sedikit 2/3 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
Risalah Rapat
Dalam setiap penyelenggaraan RUPS, ketua rapat wajib membuat dan
menandatangani risalah RUPS. Selain ketua rapat, minimal 1 orang pemegang
saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS juga menandatangani risalah
tersebut. Tanda tangan itu tidak disyaratkan apabila risalah RUPS dibuat
dengan akta notaris. Selain dalam rapat, pemegang saham dapat juga
mengambil keputusan yang mengikat di luar RUPS dengan syarat semua
pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan
menandatangani usulan yang bersangkutan. (legalakses.com).
Download