MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Ibu Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Konsep Dasar Masa Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 1 SUB TOPIK 1. Pengertian masa nifas 2. Tujuan asuhan masa nifas 3. Tahapan masa nifas 4. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas 5. Kebijakan program nasional masa nifas OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Pengertian masa nifas 2. Menjelaskan tentang Tujuan asuhan masa nifas 3. Menjelaskan tentang Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas 4. Menjelaskan tentang Tahapan masa nifas 5. Menjelaskan tentang Kebijakan program nasional masa nifas REFERENSI 1. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 3. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 4. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 5. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 2 1. KONSEP DASAR NIFAS 1. Pengertian 1. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Prawirohardjo, 2002). 2. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). 3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kirakira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122). 4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281). 2. TUJUAN ASUHAN NIFAS Asuhan nifas bertujuan untuk : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya. b. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat. d. Memberikan pelayanan KB. e. Mempercepat involusi alat kandung. f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium. g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan. h. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 3 3. TAHAPAN MASA NIFAS Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode : a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu. c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan. Perubahan fisik masa nifas Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim (involusi) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia) Kelelahan krn proses melahirkan. Pembentukan ASI shg payudara membesar. Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan) Perubahan psikis masa nifas Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung stlh melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In) Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10) Ibu merasa percaya diri utk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting Go. (hari ke 10-akhir masa nifas). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 4 Pengeluaran lochea terdiri dari : 1). Lochea rubra : hari ke 1 – 2. Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisasisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium. 2). Lochea sanguinolenta : hari ke 3 – 7 Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan. 3). Lochea serosa : hari ke 7 – 14. Berwarna kekuningan. 4). Lochea alba : hari ke 14 – selesai nifas Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent. 4. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain : 1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. 3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. 4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi. 5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. 6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. 7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 5 8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional. 9. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya sebagai orang tua. 5. PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIS Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang terjadi. Tujuan kunjungan masa nifas yaitu: 1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. 2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. 3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. 4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Kunjungan masa nifas terdiri dari : 1). Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan Tujuannya : a). Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b). Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut. c). Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d). Pemberian ASI awal. e). Melakukan hubungan antara ibu dan bayi. f). Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi 2). Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan Tujuannya : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 6 a). Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b). Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal. c). Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat. d). Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit. e). Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari. 3). Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan. Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan ) 4). Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya : a). Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami. b). Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 7 EVALUASI 1. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama: a. 2 minggu – 4 minggu b. 4 minggu – 6 minggu c. 6 minggu – 8 minggu d. 8 minggu – 10 minggu Jawab C 2. Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, merupakan tahapan masa nifas: 1. Puerperium Dini 2. Puerperium intermedial 3. Remote puerperium 4. Post puerperium Jawab A 3. Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari ke 2, termasuk dalam fase a. Taking in b. Taking hold c. Letting go d. Depresi Jawab A 4. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya, termasuk dalam fase: a. Taking in Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Konsep Dasar Masa Nifas 8 b. Taking hold c. Letting go d. Depresi Jawab C 5. kebijakan program nasional kunjungan pada masa nifas dilakukan: a. 2 kali b. 4 kali c. 6 kali d. 8 kali Jawab B Asuhan Kebidanan Ibu Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Ibu Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Proses Laktasi dan Menyusui Proses Laktasi dan Menyusui 1 SUB TOPIK 1. Anatomi dan fisiologi payudara (review) 2. Dukungan bidan dalam pemberian ASI 3. Manfaat pemberian ASI 4. Komposisi gizi dalam ASI 5. Upaya memperbanyak ASI 6. Tanda bayi cukup ASI 7. ASI ekslusif 8. Cara merawat payudara 9. Cara menyusui yang benar 10. Masalah dalam pemberian ASI OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi payudara (review) 2. Menjelaskan tentang dukungan bidan dalam pemberian ASI 3. Menjelaskan tentang manfaat pemberian ASI 4. Menjelaskan tentang komposisi gizi dalam ASI 5. Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI 6. Menjelaskan tentang tanda bayi cukup ASI 7. Menjelaskan tentang ASI ekslusif 8. Menjelaskan tentang cara merawat payudara 9. Menjelaskan tentang cara menyusui yang benar 10. Menjelaskan tentang masalah dalam pemberian ASI Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 2 REFERENSI 1. Bobak, LJ Buku Ajar Keperawatan Maternitas alih bahasa, Maria A. Wijayarini.Jakarta : EGC; 2004 2. Cunningham, F Gary. Obstetri William. BAB XIII, Jakarta: EGC; 2006 3. Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan, BAB VII, Jakarta : YBPSP; 1999 4. Saifuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, N-23. Jakarta :YBPSP; 2002 5. Roesli Utami. Bayi Sehat berkat ASI Eksklusif, Jakarta. Gramedia; 2001 6. Ambarwati. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia; 2008 7. Program Manajemen Laktasi. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta; 2004 8. Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan Post Partum. 2003 9. Roesli, U. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara; 2005 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 3 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu : Korpus Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Areola Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 4 Papilla Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted). 2. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah : 1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya. 2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri. Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan : 1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. 2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. 3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. 4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung). 5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. 6. Memberikan kolustrum dan ASI saja. 7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 5 Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. 3. MANFAAT PEMBERIAN ASI Untuk Bayi 1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. 2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 3. Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 4. 6 ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi 5. Komposisi ASI ideal untuk bayi 6. Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI 7. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI. 8. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas 9. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan. 10. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. 11. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur. 12. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain. Ibu 1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 2. 7 Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali 3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara. 4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb 5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb 6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya. 7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril 8. Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional 9. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui. Keluarga 1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan. 2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit. 3. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat. 4. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia. 5. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll. Masyarakat dan Negara 1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya. 2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 3. 8 Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit. 4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian. 5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya. 6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru. 4. KOMPOSISI GIZI DALAM ASI Komposisi ASI terdiri atas berbagai macam faktor proteksi, yaitu : 1. Imunoglobulin : seperti lgA, lgM, lgD dan lgE. 2. Lisozim : Terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml/1.000 ml dan kadarnya bisa meningkat hingga 3.000 – 5.000 kal lebih banyak dibandingkan kadar lisozim dalam susu sapi. Enzim ini mempunyai fungsi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram (-), juga berperan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus. 3. Laktoperiodase : enzim ini bersama dengan perokdase hidrogen dan tiosianat membantu membunuh streptococcus. 4. Faktor bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen. Mempunyai konsentrasi di dalam ASI 40 kali lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi yang ada di susu sapi. Fungsi faktor ini untuk mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti kuman E.coli patogen. 5. Faktor anti stafilokokus : merupakan asam lemak dan melindungi bayi terhadap penyerbuan stafilokokus. 6. Laktdarierin dan transferin : protein-protein ini memiliki kapasitas mengikat Fe / zat besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman yang memerlukan. 7. Komponen komplemen : sistem komplemen terdiri dari 11 protein serum yang dapat dibedakan satu sama lain dan dapat diaktifkan oleh berbagai zat seperti antibodi, produksi kuman dan enzim. Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 9 ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3 lebih tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang berarti. 8. Sel makrdariag dan netrdariil dapat melakukan fagositosis itu terhadap Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans. 9. Lipase : merupakan zat antivirus. Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk setiap 100 ml ZAT-ZAT GIZI KOLOSTRUM ASI SUSU SAPI Energi (K.kal) 58.0 70.0 65.0 Protein (g) 2.3 0.9 3.4 1:1.5 1:0.2 -Kasein/Whay -Kasein (mg) 140.0 187.0 - -Laktalbumin (mg) 218.0 161.0 - -Laktdarierin (mg) 330.0 167.0 - -Lg A (mg) 364.0 142.0 - -Laktosa (g) 5.3 7.3 4.8 -Lemak (g) 2.9 4.2 3.9 -Vitamin A (µg) 151.0 75.0 41.0 -Vitamin B1 (µg) 1.9 14.0 43.0 -Vitamin B2 (µg) 30.0 40.0 145.0 -Asam Nikotinik -Vitamin B6 (µg) 75.0 160.0 82.0 (µg) - 12.0-15.0 64.0 -Asam Pantotenik -Biotin (µg) 183.0 246.0 340.0 (µg) 0.06 0.6 2.8 -Asam Folat (µg) 0.05 0.1 0.13 -Vitamin B12 (mg) 0.05 0.1 0.6 -Vitamin C (mg) 5.9 5.0 1.1 -Vitamin D (µg) - 0.04 0.02 -Vitamin E (µg) 1.5 0.25 0.07 Vitamin Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui -Vitamin K 10 (µg) - 1.5 6.0 -Kalsium (mg) 39.0 35.0 130.0 -Klorin (mg) 85.0 40.0 108.0 -Tembaga (mg) 40.0 40.0 14.0 -Zat Besi (Fe) (mg) 70.0 100.0 70.0 -Magnesium (mg) 4.0 4.0 12.0 -Fosfor (mg) 14.0 15.0 120.0 -Potassium (mg) 74.0 57.0 145.0 -Sodium (mg) 48.0 15.0 58.0 -Sulfur (mg) 22.0 14.0 30.0 Mineral Sumber : Food and Nutrition Board, National Research Council Washington DC, 1980 5. UPAYA MEMPERBANYAK ASI Pemberian ASI segera setelah lahir Tekhnik menyusui yang benar Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin Hindari susu botol Produksi ASI Tanpa melihat apakah seorang ibu kelak akan menyusui bayinya atau tidak, buah dada ibu telah dipersiapkan untuk laktasi oleh hormon-hormon yang disekresi selama kehamilan. Selama kehamilan ini jumlah alveoli meningkat dan mengalami perubahan-perubahan guna mempersiapkan produksi ASI. Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormon oksitosin yang disekresikan oleh glandula pituitaria posterior atas rangsangan isapan bayi. Oksitosin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli berkontraksi yang dengan demikian mendorong ASI menuju ductus. Proses ini disebut dengan “let down” reflex. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 11 Berdasarkan waktu diproduksinya, ASI dibagi menjadi 3, yaitu : A. Kolostrum Disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur. Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. B. Air susu masa peralihan (masa transisi) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Disekresi dari hari ke-4 sampai dengan hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5. C. Air susu matur ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 barulah komposisi ASI konstan. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi. Volume Produksi ASI Volume ASI yang dikeluarkan berkisar antara 0,5 – 1,5 liter/hari, terutama bergantung pada kebutuhan bayi, pola pemberian ASI dan status gizi. Komposisi ASI tidak tergantung pada status gizi ibu, kecuali status gizi ibu malnutrisi berat. Bahkan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 12 menyusui hingga 2 tahun pun, kualitas ASI masih dipertahankan meskipun jumlahnya menjadi sangat kurang. 6. TANDA BAYI CUKUP ASI Untuk mengetahui bayi memperoleh ASI yang cukup dari ibunya, dapat diketahui dari: a. Bayi banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda b. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji” c. Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, lalu melemah dan tidur d. Payudara ibu terasa lunak setiap kali selesai menyusui e. Bayi bertambah berat badannya 7. ASI EKSKLUSIF ASI ekslusif ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. (Purwanti, 2003 : 5). ASI ekslusif adalah Memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.( Depkes, 2002) Jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi. Bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungknkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori dalam usus bayi ini akantertutup Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 13 rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah berumur 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. 8. CARA MERAWAT PAYUDARA Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi 2. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet 3. Untuk menonjolkan puting susu 4. Menjaga bentuk buah dada tetap baik. 5. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan 6. Untuk memperbanyak produksi ASI 7. Untuk mengetahui adanya kelainan 8. Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan 2 kali sehari. Pelaksanaan Perawatan Payudara Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pasca persalinan, yaitu: 1. Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi. 2. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali. 3. 4. Penonjolan puting susu yaitu : 1) Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali 2) Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap 3) Memakai pompa puting susu Pengurutan payudara: 1) Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian diratakan 2) Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 3) 14 Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums. 4) Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap. 9. TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR Posisi dan pelekatan menyusui Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan kaki diatas. Menyusui bayi kembar dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh) bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak. Langkah-langkah Menyusui yang benar a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 15 Ibu duduk dan berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lusrus Ibu menatap bayi dengan kasih sayang c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja. d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara ; Menyentuh pipi dengan puting susu Menyentuh sisi mulut bayi Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui e. 16 Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan kemulut bayi Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga bayi f. Melepas isapan bayi Setelah menyusui pad satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. cara melepas isapan bayi : Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut Dagu bayi ditekan kebawah g. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terkahir) h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui i. 17 Menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemuadian punggungnya ditepuk perlahan-lahan Cara pengamatan teknik menyusui yang benar Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan : Bayi tampak tenang Badan bayi menempel pada perut ibu Mulut bayi terbuka lebar Dagu bayi menempel pada payudara ibu Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk Bayi nampak mengisap kuat dengan irama perlahan Puting susu ibu tidak terasa nyeri Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus Kepala agak menengadah Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 18 Pengisapan yang buruk dapat mengakibatkan : Puting susu menjadi luka dan sakit Air susu tidak mencukupi Bayi menolak untuk menyusui Lama dan frekuensi menyusui Sebaiknya bayi disusui nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayinya menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nirjadwal sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja diluar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 19 Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan pada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan Selama menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat. 10. MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), masa pascapersalinan dini (masa nifas / laktasi), dan masa pascapersalinan lanjut. Masalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan-keadaan khusus. Dalam tulisan ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut. a. Masalah menyusui pada masa antenatal 1. Putting susu datar atau terbenam. Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun putting susu yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 20 Bila dijumpai putting susu datar, dilakukan : usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa putting susu. jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk "dot" ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur. Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya. Bila dijumpai putting susu terbenam, diusahakan dengan cara : lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan). dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini. 2. Putting susu tidak lentur. Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 21 seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu yang terbenam. b. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan dini 1. Putting susu lecet. Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada putting susu, dikerjakan : kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi. putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan BH yang terlalu ketat. apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada putting susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar 24 jam. selama putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet, perhatikan beberapa hal di bawah ini : setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi dengan ASI. jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit / putting susu. lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 2. 22 Payudara bengkak Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi. Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah : bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar, serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam. Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan : a. bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak. b. setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong. c. gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman. d. kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak. e. rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik. f. ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering. g. beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda. 3. Saluran susu tersumbat Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu menyusui, pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak. Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan : perawatan payudara pasca persalinan secara teratur. memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 23 mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara masih terasa penuh. Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat dengan baik. 4. Mastitis dan abses payudara Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Temperatur badan ibu meninggi, kadang disertai menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran susu. Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus). Cara mengatasi mastitis : - dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri - kompres hangat - ibu cukup istirahat dan banyak minum - sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin. Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah : - merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus - pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomati analgesik/antipiretik - ibu harus cukup beristirahat Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui - 24 bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara yang sehat diteruskan. c. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan lanjut 1. Sindrom ASI kurang. Sindrom ASI kurang adalah keadaan di mana ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai alasan yang menurut ibu merupakan tanda tersebut, misalnya : - payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal (estrogen dan progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan. Hormon estrogen akan menyebabkan pertumbuhan saluran susu dan penimbunan lemak, sedangkan hormon progesteron memacu pertumbuhan kelenjar susu. Masukan makanan yang berlebihan terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara akan bertambah besar, sebaliknya penurunan masukan energi, misalnya karena penyakit, akan menyebabkan berkurangnya timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran payudara berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang wanita, tetap dianggap normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara ideal sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat. - ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah-ubah. - Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi, padahal ini suatu tanda bahwa produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi. - Bayi sering menangis disangka kekurangan ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui - 25 Bayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting : masalah menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan kasih sayang. - Bayi minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi memerlukan dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada malam hari akan memperbanyak produksi ASI dan mengurangi kemungkinan sumbatan payudara. - Bayi lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena bayi telah lebih terbiasa menyusu. Jika ada keluhan-keluhan semacam ini, cobalah mengadakan evaluasi dan pendekatan psikologis seperti tersebut di atas, serta coba dievaluasi juga halhal berikut : 1) ibu jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI, 2) kalau ibu menggunakan pil KB, cobalah berkonsultasi dengan dokter, 3) jangan menggunakan alat bantu putting susu, karena akan membingungkan dan melelahkan bayi, serta mengurangi produksi ASI, 4) teruskan menyusui dengan sabar dan sesering mungkin, karena akan memperbanyak produksi ASI, 5) cobalah menyusui dengan payudara pertama selama kurang lebih 10 menit, kemudian payudara kedua selama kurang lebih 20 menit, karena saat awal bayi lebh kuat menyusu, 6) menyusui dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara bergantiganti, 7) jangan memberikan susu buatan, karena akan membingungkan bayi, 8) ibu harus banyak beristirahat, 9) ibu harus lebih banyak minum, 10) perhatikan kecukupan gizi makanan, 11) ibu harus tenang, santai, jangan tegang / stress, karena ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI, Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 26 12) ibu harus menyusui dalam suasana yang nyaman. 2. Bingung putting. Bingung putting ("nipple confusion") adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu ibu. Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu berbeda dengan menyusu pada botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasif menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya. Tanda-tanda bayi bingung putting adalah : bayi mengisap putting seperti mengisap dot, lemah, terputus-putus, sebentar atau dapat juga bayi menolak menyusu Karena itu, untuk menghindari bayi bingung putting, perlu dilakukan : jangan menggunakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat. kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok atau pipet, jangan sekali-kali menggunakan botol atau kempengan. 3. Bayi sering menangis. Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis, perlu dicari sebabnya, yaitu dengan: perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik, atau karena sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang ibu keadaan-keadaan itu merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi karena produksi ASI berkurang. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 27 cobalah mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau bayi digendong dan dibelai. mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar waktu menyusu, akibatnya ASI tidak keluar dengan baik. Bayi menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya) karena sesuatu hal : lapar, ingin digendong dan sebagainya. Oleh sebab itu jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama. Bayi akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna, dan jika ibu cemas atau kesal, produksi ASI juga akan terganggu. Jika bayi menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis ini penting, karena bayi akan mempunyai kesan bahwa ibunya memperhatikannya. 4. Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya ASI adalah makanan pokok bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia 4-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan sekali. Bila ASI cukup, berat badan anak akan bertambah (anak tumbuh) dengan baik. Untuk memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan Kartu Menuju Sehat untuk anak. Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : perhatikan apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat. ibu jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi sudah cukup lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus menyusu. setelah bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan kembali dengan menidurkan bayi telentang, gosok Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 28 pelan perutnya atau gerakkan kaki atau tangannya, seringkali bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi. perhatikan teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki. Bila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran selanjutnya. 5. Ibu bekerja Sekarang banyak ibu yang bekerja, sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu yang bekerja, sebagai berikut : sebelum berangkat kerja, susuilah bayi. ASI yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian disimpan di lemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja. selama ibu bekerja, ASI dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari pendingin di tempat kerja, atau diantar pulang. beberapa kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan bayi dan anak. Ibu dapat memanfaatkannya untuk kelestarian menyusui. setelah ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari. kalau anak sudah mendapatkan makanan pendamping ASI, saat ibu tidak ada di rumah dapat dimanfaatkan untuk memberikan makanan pendamping, sehingga kemungkinan menggunakan susu formula lebih kecil. perawat bayi dapat membawa bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan hendaknya ibu banyak beristirahat, minum cukup, makan gizi cukup, untuk menambah produksi ASI.. Petugas rumah sakit yang menitipkan anaknya di tempat penitipan tidak perlu kuatir Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 29 menyusui bayinya, dengan alasan takut menularkan penyakit pada anaknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : tidak semua penyakit ditularkan melalui kontak langsung ibu yang sakit pun tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, apalagi ibu yang masih sehat dan bekerja sebagai petugas kesehatan. seharusnya ibu yang bekerja di bidang kesehatan mengerti tentang kebersihan diri setelah merawat pasien, untuk pencegahan infeksi / penularan. Masalah menyusui pada keadaan khusus a. Ibu melahirkan dengan sectio cesarea Pada beberapa keadaaan persalinan diperlukan tindakan sectio cesarea. Persalinan dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun bayi. Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai membaik / sadar, penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga perawat. Bayi pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu apabilatindakan tersebut menggunakan pembiusan umum, karena pembiusan yang diterima ibu dapat sampai ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga akan mendapat tambahan narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih belum sadar. Jika ibu dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat dilakukan perawatan gabung. Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut : ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu. apabila ibu dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah lengan ibu. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 30 dengan posisi memegang bola ("football position") yaitu ibu telentang, bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi. b. Ibu sakit Pada umumnya ibu sakit bukanlah alasan untuk menghentikan menyusui, karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. Kecuali itu ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit. Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah tangga, karena ibu juga memerlukan istirahat yang lebih banyak. Sebaiknya ibu mengatakan pada dokter yang mengobati penyakitnya, bahwa ibu sedang menyusui, karena banyak obat yang bisa terkandung dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi. c. Bayi kembar Ibu bayi kembar harus diyakinkan bahwa ia akan sanggup menyusui bayi-bayinya. Mula-mula ibu dapat menyusui seorang demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui ialah dengan posisi memegang bola ("football position"). Jika ibu menyusui bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara berganti-ganti, jangan hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberikan variasi kepada bayi, juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda, sehingga harus dicapai perangsangan putting yang optimal. Meskipun football position merupakan cara yang baik, ibu sebaiknya mencoba posisi lain secara berganti-ganti. Susuilah bayi secara lebih sering, selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya 1530 menit setiap kali menyusui. Kalau salah seorang bayi harus dirawat di rumah sakit, susukanlah bayi yang di rumah pada satu payudara, kemudian ASI diperas dari payudara lainnya untuk bayi yang dirawat itu. Ibu sebaiknya mempunyai pembantu, agar tidak lelah. d. Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 31 Bayi berat lahir rendah dan prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks mengisapnya masih lemah, karena itu susuilah bayi lebih sering, meski waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih untuk merangsang mengisap. Jika bayi dirawat di rumah sakit, seringlah ibu mengunjungi, melihat, mengusap bayi dengan kasih sayang, jika mungkin susukan juga secara langsung, atau ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa kemudian diberikan menggunakan sendok atau cangkir. e. Bayi sumbing Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidaklah benar. Bilamana bayi mengalami sumbing pada palatum molle, bayi dapat menyusu tanpa kesulitan dengan posisi khusus. Demikian pula bila bayi menderita sumbing pada bibir. Keadaan yang sulit adalah bila sumbing terjadi pada bibir, langit-langit keras dan lunak (palatum durum dan palatum molle) sehingga bayi sulit menyusu dengan baik. Ibu harus tetap mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih mungkin bisa menyusu dengan kelainan seperti ini. Keuntungan khusus untuk keadaan ini ialah, bahwa menyusu melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga membantu perkembangan bicara. Kecuali itu menyusu mengurangi kemungkinan terjadinya otitis media, yang umumnya mudah terjadi pada bayi dengan palatoskisis. Posisi menyusui yang dianjurkan pada bayi sumbing adalah : posisi bayi duduk pegang putting susu dan areola selagi menyusui, untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup. ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langit-langit (labiopalatoskisis), ASI dikeluarkan dengan manual / pompa, kemudian diberikan dengan sendok / pipet, atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 32 Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelah ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya. f. Bayi sakit Bayi yang sakit mungkin tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per oral dengan indikasi khusus, tetapi pada umumnya bayi masih diperbolehkan mendapatkan ASI. Dengan demikian, ASI harus tetap diberikan. Bahkan pada penyakit tertentu seperti diare, pemberian ASI justru penting. Bayi yang mendapat ASI jarang menderita mencret. Bayi normal buang air besar 6 kali sehari, lembek, hal itu bukanlah mencret. Tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI karena telah terbukti bahwa ASI tidak merugikan bagi bayi yang mencret, justru memberikan banyak keuntungan. Bayi yang mencret memerlukan cairan rehidrasi yang cukup, dan mungkin memerlukan tatalaksana khusus sesuai dengan keadaan anak. Telah dibuktikan, bahwa ASI dapat diterima dengan baik oleh anak yang muntah dan mencret. ASI mempunyai manfaat untuk anak dengan diare, karena : ASI dapat digunakan untuk mengganti cairan yang hilang. ASI mengandung zat-zat gizi yang berguna memenuhi kecukupan zat gizi selama diare yang dengan sendirinya diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan. ASI mengandung zat kekebalan terhadap kuman penyebab diare. ASI mengandung zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan sel selaput lendir usus yang biasanya rusak akibat diare. Anak menderita diare yang mendapat ASI, lamanya diare lebih pendek serta lebih ringan dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Kecuali diare, bayi seringkali menderita muntah. Muntah pada bayi dapat disebabkan berbagai hal. Tatalaksana khusus tergantung pada latar belakang penyebabnya. Menyusui bukanlah kontraindikasi untuk anak muntah, dan anak dengan muntah dapat menerima ASI dengan baik. Susuilah bayi dalam posisi duduk, sedikitsedikit tetapi lebih sering. Buat bayi bersendawa seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang-goyang badan bayi, karena dapat merangsang muntah kembali. Kalau ibu ingin menidurkan bayi, tidurkan dalam posisi Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 33 tengkurap atau miring, karena posisi telentang memungkinkan bayi tersedak akibat muntah yang terjadi. g. Bayi kuning / ikterik Ikterus adalah manifestasi hiperbilirubinemia yang bisa dilihat, yaitu pada kulit dan sklera. Pada orang dewasa ikterus terjadi bila kadar bilirubin serum mencapai 2 mg/dl atau lebih, sementara pada bayi baru lahir ikterus jarang timbul sebelum kadar bilirubin serum mencapai 7 mg/dl. Bilirubin berasal dari katabolisme protein heme, yang berasal dari hemoglobin, mioglobin, sitokrom, katalase dan triptofan pirolase. Sebagian besar berasal dari hemoglobin dalam eritrosit. Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin kirakira 8.5 mg/kgBB/hari, kira-kira 2 kali lipat produksi orang dewasa yang sekitar 3.6 mg/kgBB/hari. Beberapa faktor penyebab dinyatakan berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi mendapat ASI yaitu: aktifitas senyawa pregnane-3-a, 20-b-diol yang ditemukan dalam ASI. kadar lipoprotein lipase yang tinggi pada ASI bayi hiperbilirubinemia, diduga sebagai penghambat aktifitas konjugasi bilirubin. enzim glukoronil transferase diduga menghambat fungsi kandungan asam lemak rantai panjang non-ester dalam ASI keadaan kekurangan cairan maupun kalori pada bayi mendapat ASI pada harihari pertama setelah lahir diduga sebagai faktor penyebab hiperbilirubinemia. kandungan enzim b-glukoronidase dalam ASI, diduga memegang peranan dalam terjadinya hiperbilirubinemia. Enzim ini mengubah bilirubin indirek dalam intestinum menjadi bilirubin direk untuk diabsorpsi kembali. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 34 EVALUASI 1. Sinus laktiferus terdapat pada: a. Korpus b. Areolla c. Papilla d. Puting Jawab B 2. Alveolus terdapat pada: a. Korpus b. Areolla c. Papilla d. Puting Jawab A 3. Dukungan bidan dalam pemberian ASI yaitu: a. Menempatkan bayi terpisah dari ibunya b. Memberikan ASI pada bayi dengan terjadwal. c. Memberikan susu botol d. Menghindari susu botol dan “dot empeng”. Jawab D 4. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan, merupakan manfaat ASI, pada: a. Bayi b. Ibu c. Keluarga d. Masyarakat Jawab B Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Proses Laktasi dan Menyusui 5. 35 Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya, merupakan manfaat ASI pada: a. Bayi b. Ibu c. Keluarga d. Masyarakat dan negara Jawab D 6. Upaya memperbanyak ASI, kecuali a. Hindari susu botol b. Tekhnik menyusui yang benar c. Pemberian ASI 6 jam setelah lahir d. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin Jawab C 7. ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, disebut a. Kolostrum b. Air susu masa peralihan c. Air susu matur d. Air susu basi Jawab C Asuhan Kebidanan Ibu Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Ibu Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 1 SUB TOPIK 1. Respon ayah dan keluarga 2. Bounding attachment 3. Sibling Rivalry OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang respon orang tua terhadap bayi baru lahir 2. Menjelaskan tentang bounding attachment 3. Menjelaskan tentang sibling Rivalry REFERENSI 1. Bobak et all. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. EGC. Jakarta. 2004. 2. Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan Pospartum. WHO, JHPIEGO. Jakarta. 2004. 3. Ambarwati. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia; 2008 4. Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC;2009 5. Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009 6. Suherni.. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya; 2007 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 2 1. RESPON ORANG TUA A. DUA KOMPONEN PROSES MENJADI ORANG TUA Stelle & Pollack (1986) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan suatu proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama bersifat praktis dan mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik ; komponen kedua bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif. 1. Keterampilan Kognitif-Motorik Aktivitas perawatan anak, seperti memberi makan, menggendong, mengenakan pakaian, membersihkan bayi, dan menjaganya dari bahaya. 2. Keterampilan Kognitif-Afektif Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Respon Positif Respon positif dapat ditunjukkan dengan: 1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia. 2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik. 3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi. 4. Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi. Respon Negatif Respon negatif dapat ditunjukkan dengan: 1. Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan. 2. Kurang berbahagia karena kegagalan KB. 3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat perhatian. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 3 4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya. 5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat. 6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi keluarga. Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi: 1. Perilaku memfasilitasi. 2. Perilaku penghambat. Perilaku Memfasilitasi 1. Menatap, mencari ciri khas anak. 2. Kontak mata. 3. Memberikan perhatian. 4. Menganggap anak sebagai individu yang unik. 5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga. 6. Memberikan senyuman. 7. Berbicara/bernyanyi. 8. Menunjukkan kebanggaan pada anak. 9. Mengajak anak pada acara keluarga. 10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak. 11. Bereaksi positif terhadap perilaku anak. Perilaku Penghambat 1. Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh anak. 2. Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada anak. 3. Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai. 4. Tidak menggenggam jarinya. 5. Terburu-buru dalam menyusui. 6. Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 4 Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1. Faktor internal. 2. Faktor eksternal. Faktor Internal Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan. Faktor Eksternal Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama kehamilan, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya. Kondisi yang Mempengaruhi Sikap Orang Tua Terhadap Bayi 1. Kurang kasih sayang. 2. Persaingan tugas orang tua. 3. Pengalaman melahirkan. 4. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan. 5. Cemas tentang biaya. 6. Kelainan pada bayi. 7. Penyesuaian diri bayi pascanatal. 8. Tangisan bayi. 9. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran. 10. Gelisah tentang kenormalan bayi. 11. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi. 12. Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir Respon Antara Ibu dan Bayi Sejak 5 Kontak Awal Hingga Tahap Perkembangannya 1. Touch (Sentuhan). Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi. 2. Eye to Eye Contact (Kontak Mata). Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. 3. Odor (Bau Badan). Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu. 4. Bodi Warm (Kehangatan Tubuh). Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar si bayi tetap hangat. 5. Voice (Suara). Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suarasuara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga. 6. Entrainment (Gaya Bahasa). Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 7. 6 Biorhythmicity (Irama Kehidupan). Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar. B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON ORANG TUA Cara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai faktor : 1) Usia maternal lebih dari 35 tahun Beberapa ibu yang telah berusia merasa bahwa merawat bayi baru lahir melelahkan secara fisik. Tindakan yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot seperti latihan senam prenatal dan pasca partm sangat dianjurkan. 2) Jaringan sosial Primipara dan multipara memiliki kebutuhan yang berbeda. Multi para dapat lebih mudah beradaptasi terhadap peran, sedangkan primipara memerlukan dukungan yang lebih besar. Jaringan sosial dapat memberikan dukungan, diamana orang tua dapat meminta bantuan. Orang tua, keluarga mertua, yang membantu urusan rumah tangga dapat memberikan kritikan dan dihargai. 3) Budaya Budaya mempengaruhi interaksi orang tua dengan bayi, demikian juga dengan orang tua atau keluarga yang mengasuh bayi. Contohnya: wanita Vietnam hampir tidak mau merawat bayinya, menolak untuk menggendong bayinya. Penampakan luar yang sepertinya tidak ada perhatian terhadap bayi baru lahir dalam kelompok budaya mereka ialah upaya untuk menjauhkan roh-roh jahat. Dalam kepercayaan wanita ini justru sangat mengasihi dan khawatir terhadap keselamatan bayinya. 4) Kondisi Sosio ekonomi Keluarga yang mampu membayar pengeluaran tambahan dengan hadirnya bayi baru ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan. Keluarga yang Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 7 menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban financial dapat mengalami peningkatan stres. Stress ini mengganggu perilaku orang tua sehingga membuat masa transisi menjadi orang tua lebih sulit. 5) Aspirasi Personal Bagi beberapa wanita, menjadi orang tua mengganggu kebebasan pribadi atau kemajuan karir mereka. Kekecewaan yang timbul akibat tidak mencapai kenaikan jabatan, misalnya akan berdampak pada cara merawat dan mengasuh bayinya dan bahkan mereka bisa menelantarkan bayinya. Atau sebaliknya, hal tersebut membuat mereka menunjukkan rasa khawatir yang berlebihan atau menetapkan standar yang tinggi terhadap diri mereka dalam memberi perawatan. 2. BOUNDING ATTACHMENT Bonding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Bagian penting dari ikatan ialah perkenalan (Klaus, Kennel, 1982). Orang tua melakukan kontak mata, menyentuh, dan berbicara. Selama periode ini, keluarga mencari identifikasi bayinya melalui proses klaim. Mula-mula anak akan dicari kesamaannya dengan anggota keluarganya, kemudian perbedaannya, dan akhirnya keunikannya. Ikatan diperkuat melalui penggunaan respon sensual atau kemampuan kedua pasangan dalam melakukan interaksi orang tua-anak. Pengertian Bounding Attachment 1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir. 2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 8 individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab. 3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. 4. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu. 5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orangorang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama. 6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir. 7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi. 8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi. 9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum. 10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan. Tahap-Tahap Bounding Attachment 1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. 2. Bounding (keterikatan) 3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain. Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 9 Elemen-Elemen Bounding Attachment 1. Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. 2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. 3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. 4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik; Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya. 5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. 6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar. 7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak. Beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini : 1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat. 2. Reflek menghisap dilakukan dini. 3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 10 4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal). Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment 1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama). 2. Sentuhan orang tua pertama kali. 3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak. 4. Kesehatan emosional orang tua. 5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan. 6. Persiapan PNC sebelumnya. 7. Adaptasi. 8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak. 9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman. 10. Fasilitas untuk kontak lebih lama. 11. Penekanan pada hal-hal positif. 12. Perawat maternitas khusus (bidan). 13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan. 14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment. Keuntungan Bounding Attachment 1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial. 2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi Hambatan Bounding Attachment 1. Kurangnya support sistem. 2. Ibu dengan resiko (ibu sakit). 3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik). 4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 11 3. SIBLING RIVALRY Sibling Rivalry adalah perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudara kandung yang baru dilahirkan. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Sibling Rivalry antara lain : 1. Informasikan kehamilan, dengan memperkenalkan kakaknya kepada bayi didalam kandungan, libatkan dia dalam kehamilan seperti : mengantar ke dokter, belanja baju bayi dll. 2. Jujurlah soal perubahan fisik dan mental seperti gampang lelah, disertai minta maaf karena tidak bisa mengendongnya sesuka hati 3. Dihari-hari pertama kelahiran bayi bersikaplah sewajarnya seperti biasanya dan libatkan ia dalam menyambut tamu dan tugas-tugas ringan perawatan bayi. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir 12 EVALUASI Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberikan tanda (X) pada jawaban yang benar 1. Menjadi orang tua merupakan satu proses yang terdiri dari dua komponen, yang termasuk kedalam komponen kognitif afektif adalah : a. Memberi makan bayi b. Membersihkan bayi c. Sikap yang lembut d. Mengenakan pakaian bayi Jawab C 2. Ikatan antara orang tua dan anak dapat diperkuat dengan pemberian respon sensual, respon sensual tersebut antara lain : a. Sentuhan, kontak mata, suara, aroma b. Sentuhan, kontak dini, bioritme, aroma c. Sentuhan, kontak mata, kontak dini d. Sentuhan, bioritme, aroma, kontak dini Jawab D 3. Ikatan batin adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan, merupakan definisi dari : a. Sibling Rivalry b. Bioritme c. Bonding Attachement d. Entrainment Jawab C 4. Perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudara kandung yang baru dilahirkan disebut dengan a. Sibling Rivalry Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir b. Bioritme c. Bounding Attachment d. Entrainment 13 Jawab A 5. Dibawah ini merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi respon orangtua terhadap bayi baru lahir, kecuali : a. Jaringan sosial b. Budaya c. Kondisi sosio ekonomi d. Aspirasi meconeal Jawab D Asuhan Kebidanan Ibu Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Ibu Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Perubahan Fisiologis Masa Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 1 SUB TOPIK 1. Perubahan sistem reproduksi 2. Perubahan sistem pencernaan 3. Perubahan sistem perkemihan 4. Perubahan sistem musculoskeletal/diastasis rectie abdominis 5. Perubahan sistem endokrin 6. Perubahan tanda-tanda vital 7. Perubahan sistem kardiovaskuler 8. Perubahan sistem hemotologi OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Perubahan fisiologis masa nifas REFERENSI 1. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 3. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 4. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 5. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 2 1. SISTEM REPRODUKSI Perubahan fisiologis terjadi sejak hari pertama melahirkan. Adapun perubahan fisik yang terjadi adalah : Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur– angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil. a. Corpus uterus Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi terlihat pada table: No. Waktu Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus 1. Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram 2. Plasenta lahir Dua jari bawah pusat 750 gram 3. 1 Minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 gram 4. 2 Minggu Tidak teraba di atas Simfisis 350 gram 5. 6 Minggu Bertambah kecil 50 gram 6. 8 Minggu Sebesar normal 30 gram Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 3 Gambar Proses Involusi Uterus b. Endometrium Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis di tempat inplantasi plasenta. Hari I : Endometrium setebal 2 – 5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami degenerasi. c. Involusi tempat plasenta. Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm. d. Perubahan pada pembuluh darah uterus. Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 4 partum otot – otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir. e. Perubahan servix Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri. f. Vagina dan pintu keluar panggul Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis. g. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. Payudara Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums banyak mengandung protein, yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 5 2. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN a. Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya makanan padat dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB. b. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu seringkali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episiotomi, laserasi, atau hemoroid. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali ke normal. 3. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN 1. Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Diuresis yang banyak mulaiPERKEMIHAN segera setelah persalinan PERUBAHAN SISTEM sampai 5 hari postpartum. Empat puluh persen ibu postpartum tidak mempunyai proteinuri yang patologi dari segera setelah lahir sampai hari kedua postpartum, kecuali ada gejala infeksi dan preeklamsi. 2. Dinding saluran kencing memperlihatkan oedema dan hyperaemia. Kadangkadang oedema dari trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing poenuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 6 4. PERUBAHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL 1. Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan. 2. Dinding abdominal lembek setelah proses persalinan karena peregangan selama kehamilan. Semua wanita puerperal mempunyai beberapa derajat tingkat diastasis recti, yang merupakan separasi dari otot rectus abdomen. Berapa parah diastasis ini adalah tergantung pada sejumlah faktor termasuk kondisi umum wanita dan tonus otot, apakah wanita berlatih dengan setia untuk memperoleh kembali kesamaan otot abdominalnya, pengaturan jarak kehamilan (apakah dia mempunyai waktu untuk memperoleh kembali tonus ototnya sebelum kehamilan selanjutnya) dan apakah kehamilannya mengalami overdistensi abdomen seperti kehamilan ganda. 3. Sakit punggung Biasanya pada persalinan lama dan sulit ibu akan merasakan lelah dan ngilu pada punggung bawah atau mungkin juga timbul ketegangan & rasa tdk nyaman pada punggung bagian atas, leher, dan bahu krn terus-menerus dalam posisi mendorong dalam waktu lama. Rasa nyeri pada tulang ekor juga bisa timbul krn adanya memar/retak y timbul karena penekanan tulang belakang ibu oleh bagian belakang kepala bayi pada presentasi posterior. Rasa nyeri pada tulang punggung juga bisa timbul setelah pembiusan epidural. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 7 5. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN a). Oksitosin Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi darah menyebabkan kontraksi otot uterus dan pada waktu yang sama membantu proses involusi uterus. b). Prolaktin Penurunan estrogen menjadikan prolaktin yang dikeluarkan oleh glandula pituitary anterior bereaksi terhadap alveoli dari payudara sehingga menstimulasi produksi ASI. Pada ibu yang menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan permulaan stimulasi folikel di dalam ovarium ditekan. c). HCG, HPL, Estrogen, dan progesterone Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, tingkat hormone HCG, HPL, estrogen, dan progesterone di dalam darah ibu menurun dengan cepat, normalnya setelah 7 hari. - Tabel Perubahan Sistem Endokrin pada Masa Nifas Hormon Perubahan Yang Terjadi Keadaan Terendah Hormon Placental Lactogen Menurun 24 jam Estrogen Menurun Hari ke-7 Progesteron Menurun Hari ke-7 FSH Menurun Hari ke 10-12 LH Menurun Hari ke 10-12 Prolaktin Menurun Hari ke-14 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 8 6. PERUBAHAN TANDA-TANDA VITAL Table perubahan tanda-tanda vital sebagai berikut : Tanda – Tanda Vital No. 1. Temperatur Temperatur kembali ke normal dari sedikit peningkatan selama periode intrapartum dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama postpartum Selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai 38 derajat celsius sebagai akibat efek dehidrasi persalinan. Setelah 24 jam wanita tidak harus demam. 2. Denyut nadi Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan. Setiap denyut nadi di atas 100 x/menit selama masa nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau haemoragic post partum. Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil. 3. Pernapasan Pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum melahirkan. 4. Tekanan Darah Seharusnya stabil dalam kondisi normal, sedikit berubah atau menetap. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 9 7. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER Sistem kardiovaskuler Sebagai kompensasi jantung dapat terjadi bradikardi 50-70 x/menit, keadaan ini dianggap normal pada 24-48 jam pertama. Penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg pada saat klien merubah posisi dari berbaring ke duduk lebih disebabkan oleh reflek ortostatik hipertensi. Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan tidak hamil.(Saifuddin, 2002). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 10 EVALUASI 1. Berat uterus pada 2 minggu masa nifas adalah: A. ± 50 gram B. ± 100 gram C. ± 150 gram D. ± 250 gram E. ± 300 gram 2. Di bawah ini adalah hormon yang berpengaruh pada sistem endokrin, kecuali : A. Oksitosin B. Estrogen C. Progesteron D. HCG E. Gonadotropin 3. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempercepat penurunan berat badan pada masa nifas, kecuali : A. Status pernikahan B. Primiparitas C. Merokok D. Peningkatan berat badan selama hamil E. Wanita yang bekerja kembali di luar rumah 4. Hyperpigmentasi kulit pada dinding perut yang berwarna putih mengkilap di sebut : A. Striae Livida B. Striae Albikan C. Striae Gravidarum D. Linea Nigra E. Linea Albikan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Perubahan Fisiologis Masa Nifas 11 5. Yang tidak termasuk lochea fisiologis adalah: A. Lochea pirulenta B. Lochea alba C. Lochea rubra D. Lochea serosa E. Lochea sanguilenta Asuhan Kebidanan Ibu Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 1 SUB TOPIK 1. Adaptasi psikologis ibu masa nifas 2. Post Partum Blues 3. Kesedihan dan duka cita OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Adaptasi psikologis ibu masa nifas 2. Menjelaskan tentang Post Partum Blues 3. Menjelaskan tentang Kesedihan dan duka cita REFERENSI 1. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 3. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 4. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 5. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999. Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 2 1. ADAPTASI PSIKOLOGI IBU Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengecasan postpartum adalah 2-6 jam, 2 jam-6 hari, 2 jam-6 minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari 6 minggu ). Berarti enam minggu pertama setelah ibu melahirkan yang mungkin kelihatannya agak mengejutkan hati dalam sebuah buku ingormal seperti ini. Meskipun demikian, sesungguhnya sampai dengan dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu ibu baru melahirkan didorong untuk menghindari kerja keras dan berbaring di tempat tidurselamaa seminggu agar rahinmnya tidak turun. Wanita sekarang beruntung apabila mereka diizinkan untuk berbaring di tempat tidur hanya sehari. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya adalah sebagai berikut a. menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi b. melaksanakan sekrining yang komrenshensif, mendeteksi masalah mengobatai, atau merujuk bila terjadi komlikasi pada ibu maupun bayinya c. memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehtan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imuniasasi pada saat bayi sehat d. memberikan pelayana KB gangguan yang sering terjadi pada masa nifas berupa gangguan psikologis seperti postpartum blues (PPS), depresi postpartum dan postpartum psikologi. 2. POSTPARTUM BLUES Pengertian Merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekita dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Gejala-gejala sebagai berikut: Cemas tanpa sebab Menangis tanpa sebab Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 3 Tidak sabar Tidak percaya diri Sensitif mudah tersinggung Merasa kurang menyayangi bayinya Penyebab Kekecewaan emosional (hamil, salin) Rasa sakit pada masa nifas awal Kelelahan, kurang tidur Cemas terhadap kemampuan merawat bayi Takut tidak menarik lagi bagi suami Jika hal ini dianggap enteng, keadaan ini bias serius dan bias bertahan dua minggu sampai satu tahun dan akan berkelanjutan menjadi postpatum syndrome. Cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas degan postpartum blues ada dua cara yaitu: 1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik 2. Dengan cara peningkatan suport Komunikasi Terapeutik Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara 1) mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi 2) dapat memahami dirinya 3) dapat mendukug tindakat konstruktif Meningkatkan Support Mental / Dukungan Keluarga Dalam Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Masa Nifas Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase berikut ini: a. fase taking ini yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan . pada saat itu fokus Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 4 pertahatian ibu terutama pada diri sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungan. b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah malahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri. c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merwat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalnya ibu mengalami perasaa sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues. Jika hal ini terjadi disaranka untuk melakukan hal-hal berikut ini: - minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan - beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah dukungan dan pertolongannya. - Buang rasa cemas dan kekhawatirnya akan kemampuan merawat bayi Karena semangkin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri - Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendri. Sementara yang lain lagi mungkin merasa cemas dan kaget menyaksikan orok yang beruur lemak, bisulan dan menangis yang kelihatannya begitu berbeda dari gambar-gambar bayi yang tengah menetek, tertidur pulas dan montok di poster-poster yang terpampang di antenatal clinic. Mereka mungkin bertanya-tanya dalam hati mengapa mereka begitu diharapkan untuk mencintai, atau bahkan sampai mencintai, makhluk kecil yang begitu mengerikan. Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 5 Depresi pasca melahirkan 1) Dialami lebih kurang 20% dari ibu yang melahirkan 2) Tidak berbeda dengan gejala keluhan pada depresi psikotiksedih/berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. 3) Gejala mungkin tampak lebih dini, biasanya 3 bulan pertama setelah melahirkan atau sampai bayi berusia setahun. 4) Gejala yang timbul tampak sama dengan gejala depresi : sedih, berduka yang berlebihan dan berkepanjangan Walaupun etiologi belum diketahui secara pasti tetapi menurut penelitian : 1) Faktor biologis karena perubahan hormon selama masa pasca melahirkan 2) Faktor psikologis termasuk sikap negatif sebelumnya tentang mengasuh anak dan keadaan kehidupan yang menegangkan 3) Faktor sosial seperti tidak mendapatkan dukungan dari suami, hubungan perkawinan yang tidak harmonis. 4) Depresi selama masa pasca melahirkan dapat timbul lagi dan gejala bisa berlanjut sampai satu tahun kemudian. Psikosa Pasca Melahirkan 1) Jarang terjadi 2) Gejala biasanya terlihat dalam 3 – 4 minggu setelah melahirkan berupa halusinasi dan perilaku yang tidak wajar 3) Penyebab mungkin berhubungan dengan perubahan tingkat hormonal, stres psikologis dan fisik serta sistem pendukung yang tidak memadai (Bobak & Jensen, 1987) 4) Sering dialami oleh ibu yang mengalami abortus, kematian bayi dalam kandungan maupun kemudian bayi dilahirkan. Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 6 3. KESEDIHAN DAN DUKA CITA Setelah ibu melahirkan tidak hanya perasaan gembira yang dirasakan ibu, akan tetapi ibu juga akan mengalami kesedihan dan duku cita, adapun kesedihan dan duka cita ibu sebagai berikut: Hari pertama, setelah persalinan umumnya merupakan satu hari istirahat, pemulihan, kesenangan dan kepuasan yang luar biasa. Kenangan akan persalinan mungkin menggemparkan begitu banyak pikiran, perasan dan sensasi bertumpuk dalam waktu yang relative begitu singkat kesakitan, kerja keras, ketakpastian, kejengkelan, kegembiraan, perasaan was-was, keharusan, reaksi orang lain, bayi lahir, dilihat dan digengong, rasa sakit mereda , getaran jiwa, keletihan dan kerinduan untuk tidurselamaa pertama itu semua penderitaan yang munculselamaa melahirkan sirna dan berganti oleh kebanggan akan prestasi dan kesenangan baru yang luar biasa akan bayinya sendri, entah elok atau tidak, yang berbaring di sampingnya, dengan wajah yang keriput dan jari-jari tangan dan kaki mungil, bernapas sendiri dan bergerak dan tidur dan hadir dengan tegas untuk disaksikan oleh semua orang. Tidur adalah sesuatu yang berharga pada hari pertam itu, dan sangat dibutuhkan setelah pengerahan tenaga pada hari itu dan hari-hari sebelumnya, dan ada kesadaran yang menyenangkan akan realitas kelahiran dan bayi itu. Bahkan tidakselamanya mudah bagi ibu untuk menerima apa yang telah terjadi. Rasa asing mengandung seorang bayi dalam diri seseorang, tetapi setelah berlangsungselamaa sembilan bulan rasa asing itu pudar dan menjadi biasa dan diterima. Kemudian, dalam tempo hampir tidak lebih daripada sehari atau bahkan kurang, bayi tiu dilahirkan, dua dalam satu telah menjadi dua orang, begitu terpisah sehingga meskipun ada keterikatan cinta dan ketergantungan dan kekeluargaan, jikalau salah satu misalnya meninggal yang lain dapat terus hidup. Oleh Karena itu, memasukkan makhluk baru ke dunia dapat menyedihkan maupun memuaskan. Beberapa ibu merasa begitu dekat dengan bayinya sehingga seolah-olah perpisaha itu tidak pernah terjadi, namun sudah terjadi. Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 7 Berkali-kali ibu-ibu lain merasakan kebutuhan untuk mencubit diri mereka sendiri untuk memperoleh kepastian bahwa mereka dalam keadaan terjaga! Hari kedua, setelah persalinan kenikmatan berbaring dalam rangka pemuasan diri, sambil menatap bayi dengan persasan kagum dan gembira, segera agak memudar begitu tekanan hidup selanjutnya dirasakan. Bayi tidak lahir hanya untuk dilihat dan dikagumi, tetapi harus diberi makan, dimandikan, diemong dan dijaga kebersihannya. Suami dan keluarga, di samping teman-teman yang jumlahnya banyak, sangat tertarik dan terlibat dan gelombang ucapan selamat datang silih berganti. Di rumah sakit kehadiran begit banyak orang, staf dan ibu-ibu lain, membuat kehadirannya sendiri dirasakan. Lingkungan tidak selamanya menyenangkan, kebiasaan sehari-hari mungkin dibenci. Hari ketiga, persalinan disertai oleh perubahan-perubahan tingkat hormon pada ibu, hampir sedramatis keluarga bayi dari dalam rahim . tingkat khususnya hormonhormon yang dikeluarkan oleh plasenta, turun sangat drastic segera setelah persalinan selesai. Sering ada orang yang berpendapat bahwa kesedihan hari ketiga (seperti setiap gangguan emosional lainnya setelah melahirkan) dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan hormon ini, atau oleh suatu perubahan dalam kesinambungan antara satu hormon dan hormon lainnya menyusul pergolakan yang terjadi selama persalinan. Meskipun demikian, kesedihan hari ketiga mustahil hanya dapat dikaitkan dengan hormon. Ada yang dapat dikaitkan dengan sikap dokter yang acuh tak acuh terhadap ibu begitu dia melahirkan dengan selamat, dengan dalih bahwa ibu-ibu yang beristirahat di rumah sakit setelah persalinan tidak memerlukan banyak perhatian medis. Berangkali benar-benar ada satu anti-klimaks, seperti kemungkinan besar mengikuti dampak dari setiap perubahan besar atau kritis dalam kehidupan kita. Getaran hati karena prestasi atau nasib baik karena lulus ujian. Memperoleh pekerjaan, memenangkan pertandingan dengan cepat sekali diikuti oleh kesadaran bahwa kehidupan berjalan terus, perubahan menuntut penyesuaian, dan bahwa untuk memperoleh satu teal sering berarti melepaskan yang lain. Ya, masa sembilan bulan kehamilan dan rintangan pada waktu persalinan sudah lewat. Ya saya telah Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas 8 melahirkan anak saya dan dia mengagumkan, elok, sekurang-kurangnya tidak mengalami cacat, toh baik, saya mengetahui yang paling buruk. Tetapi selama kehamilan bayi itu masih lebih merupakan makhluk yang potensial daripada yang sesungguhnya. Hubungan antara ibu dan anak pun masih merupakan angan- angan. Maka bayi yang telah lahir meskipun tampil dalam sosok yang kecil adalah sangat nyata. Dan jikalau tidak mendapat perhatian yang memadai ia akan mati. Kelahiran seorang bayi mengubah sebuah ide menjadi sebuah kenyataan dan segera ada komitmen penting. Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas halangan. 9 EVALUASI 1. Tujuan pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas, kecuali; a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi b. Melaksanakan sekrining yang komrenshensif, mendeteksi masalah mengobatai, atau merujuk bila terjadi komlikasi pada ibu maupun bayinya c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada saat bayi sehat d. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi Jawab D 2. kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekita dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi, disebut: a. post partum blues b. depresi post partum c. psikosa post partum d. kesedihan Jawab A 3. Salah satu penyebab post partum blues yaitu: a. Keletihan b. Gembira c. Kebahagiaan d. Dukungan keluarga yg baik Jawab A 4. Komunikasi yang terbaik untuk mengatasi post partum blues yaitu: Asuhan Kebidanan Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas a. Komunikasi interpersonal b. Komunikasi terapeutik c. Komunikasi intrapersonal d. Komunikasi verbal 10 Jawab B 5. Merupakan fase ketergantungan ibu segera setelah melahirkan yang menyerahkan sepenuhnya kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. a. Taking in b. Taking hold c. Letting go d. Taking on Jawab A Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 1 SUB TOPIK 1. Nutrisi dan cairan 2. Ambulasi 3. Eliminasi : bak/bab 4. Kebersihan diri/perineum 5. Istirahat 6. Seksual 7. Latihan/senam nifas OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang kebutuhan dasar ibu masa nifas 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menjelaskan tentang kebutuhan Nutrisi dan cairan ibu masa nifas Menjelaskan tentang kebutuhan Ambulasi ibu masa nifas Menjelaskan tentang kebutuhan Eliminasi : bak/bab ibu masa nifas Menjelaskan tentang kebutuhan Istirahat ibu masa nifas Menjelaskan tentang kebutuhan Seksual ibu masa nifas Menjelaskan tentang kebutuhan Latihan/senam nifas ibu masa nifas REFERENSI 1. 3. 4. Saifuddin Abdul Bari.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002 Huliana Meliyna. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara. Jakarta; 2003. Jones Derek L. Setiap Wanita. Dela Pratasa. Jakarta;2005 Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 5. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, 2. Jakarta. 6. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 7. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 2 1. NUTRISI DAN CAIRAN Pada 2 jam setelah melahirkan jika tidak ada kemungkinan komplikasi yang memerlukan anestesi, ibu dapat diberikan makan dan minum jika ia lapar dan haus. Konsumsi makanan dengan menu seimbang, bergizi dan mengandung cukup kalori membantu memulihkan tubuh dan mempertahankan tubuh dari infeksi, mempercepat pengeluaran ASI serta mencegah konstipasi. Obat-obatan dikonsumsi sebatas yang dianjurkan dan tidak berlebihan, selain itu ibu memerlukan : 1) Tambahan kalori 500 kalori tiap hari. Untuk menghasilkan setiap 100 ml susu, Ibu memerlukan asupan kalori 85 kalori. Pada saat minggu pertama dari 6 bulan menyusui (ASI ekslusif) jumlah susu yang harus dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap harinya. Dan mulai minggu kedua susu yang harus dihasilkan adalah sejumlah 600 ml, jadi tambahan jumlah kalori yang harus dikonsumsi oleh ibu adalah 510 kalori. 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, pedoman umum yang baik untuk diet adalah 2-4 porsi/hari dengan menu 4 kebutuhan dasar makanan (daging, buah, sayuran, roti/biji-bijian). 3) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. 4) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI 5) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setelah setiap kali selesai menyusui) 6) Hindari makanan yang mengandung kafein/nikotin. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 3 Perbandingan kebutuhan zat gizi Wanita tidak hamil,hamildan menyusui Makanan Kalori (kal) Normal 2500 Hamil 2500 Menyusui 3000 Protein (gram) 60 85 100 Kalsium (gram) 0,8 1,5 2 Feerum (Fe)(mg) 12 15 15 Vitamin A (IU) 5000 6000 8000 Vitamin B (mg) 1,5 1,8 2,3 Vitamin C(mg) 70 100 150 Vitamin D (SI) 2,2 2,5 3 Riboflavin 15 18 23 Asam nikotin - 600 700 Kebutuhan makan ibu menyusui dalam sehari Bahan makanan Bayi umur Ibu menyusui bayi/anak Bayi umur Bayi umur 0-6 bulan 7-12 bulan 13-24 bulan Nasi 5 piring 4 ½ piring 4 piring Ikan 2 ½ potong 2 potong 3 potong Tempe 5 potong 4 potong 5 potong Sayuran 3 mangkuk 3 mangkuk 3 mangkuk Buah 2 potong 2 potong 2 potong Gula 5 sdm 5 sdm 5 sdm Susu 1 gelas 1 gelas 1 gelas Air 8 gelas 8 gelas 8 gelas Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 4 Diet bagi ibu yang telah melahirkan harus banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh, bervariasi dan seimbang, protein yang adekuat, zat besi dan vitamin untuk mengatasi anemia. Serat untuk memperlancar ekskresi dan juga sejumlah cairan. Ibu menyusui harus : Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari Minum sedikitnya 3 liter setiap hari Pil zat besi harus diminum setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya. 2. AMBULASI Pemulihan mempercepat membalikkan tonus otot dan vena dari kaki dan mengencangkan perut juga mempercepat pengeluaran lochia. Pemulihan dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan dan kebanyakan ibu dapat berjalan kekamar mandi ±6jam postpartum 1. Jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. 2. Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam post partum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dini dilakukan paling tidak setelah 12 jam post partum setelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur). 3. Tahapan ambulasi: miring kiri atau kanan terlebih dahulu, kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan (mungkin ke toilet untuk berkemih) 4. Manfaat ambulasi dini: Faal usus dan kandung kencing lebih baik Menurunkan insiden tromboembolisme Memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina(lochea) Mempercepat mengembalikan tonus otot dan vena Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 5 3. ELIMINASI Buang air kecil (bak) Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai hari ke-5 post partum karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Sebaiknya, ibu tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan karena dapat menghambat uterus berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan perdarahan yang berlebihan. Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari post partum. Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam post partum. Pada ibu yang tidak bisa berkemih motivasi ibu untuk berkemih dengan membasahi bagian vagina atau melakukan kateterisasi. Setelah melahirkan, ibu harus berkemih dalam 6-8jam. Urin yang dikeluarkan pertama harus diukur untuk mengetahui apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan, setiap kali berkemih, urin yang keluar sekitar 150ml. Beberapa wanita mengalami kesulitan untuk mengosongkan kandung kemihnya. Hal ini kemungkinan akibat menurunnya tonus kandung kemih, adanya edema akibat trauma, rasa takut akan timbulnya rasa nyeri. Untuk mempercepat proses defekasi normal adalah memberi ibu penjelasan tentang upaya menghindari konstipasi. Tindakan tersebut mencakup upaya menjamin cukup serat kasar dalam makanan dan cukup minum serta melakukan latihan. Buang air besar (bab) Kesulitan buang air besar (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit,takut jahitan terbuka,atau karena haemorrhoid. Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini,mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum sehingga bisa buang air besar dengan lancar. Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa buang air besar. Jika sudah pada hari ketiga ibu masih belum bisa buang air besar, ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk supositoria sebagai pelunak tinja. Ini penting untuk menghindarkan gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran cairan vagina. Dengan melakukan pemulangan dini pun diharapkan ibu dapat segera BAB. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 6 4. KEBERSIHAN DIRI / PERAWATAN PERINEUM Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan maupun kulit, maka ibu harus menjaga kebersihan diri secara keseluruhan. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh a. Perawatan Perineum 1) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak menyentuh luka. 2) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. 3) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya b. Pakaian Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea. c. Kebersihan rambut Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 7 d. Kebersihan kulit Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering. e. Perawatan Payudara Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan perawatan payudara secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai BAB dan BAK. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari. Sarankan pada ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. 5. ISTIRAHAT o Istirahat membantu mempercepat proses involusi uterus dan mengurangi perdarahan, memperbanyak jumlah pengeluaran ASI dan mengurangi penyebab terjadinya depresi. o Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan o Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 8 o Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan o Sarankan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. o Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. 6. SEKSUAL Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan sexual sampai dengan 6 minggu post partum. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan. Hubungan seksual dapat dilanjutkan setiap saat ibu merasa nyaman untuk memulai, dan aktivitas itu dapat dinikmati. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 9 7. LATIHAN / SENAM NIFAS Banyak diantara senam postpartum sebenarnya sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu lalu semakin lama semakin sering/kuat. Memperkuat Dasar Panggul Senam yang pertama paling baik paling aman untuk memperkuat dasar panggul adalah Senam Kegel. Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut tetap mencobanya. Senam Kegel (untuk dasar panggul) : Lakukan senam ini kapan saja, tidak akan ada orang yang tau atau melihat anda melakukannya. Lakukanlah sampai 100 kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang BAK dan lalu anda anda tiba-tiba menahannya ditengah-tengah itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator; secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut. Manfaat senam Kegel Senam Kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul adalah, yaitu: 1) Membuat jahitan jahitan lebih merapat 2) Mempercepat penyembuhan 3) Meredakan haemoroid 4) Meningkatkan pengendalian atas urin Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 10 Caranya : Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi lagi latihan sebanyak 5 kali. Mengencangkan otot-otot abdomen : Otot-otot abdomen setelah melahirkan akan menunjukkan kebutuhan perhatian yang paling jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam dalam masa postpartum. Secara Umum : Pada minggu-minggu pertama para ibu sering mengalami penegangan yang terasa sakit dipunggung atas yang disebabkan oleh payudara yang berat serta pemberian ASI yang sering terpaksa dilakukan dengan posisi yang kaku dan lama diperhatikan. Senam tangan dan bahu secara teratur sangat penting untuk mengendurkan ketegangan ini, dan juga dengan menggunakan gerakan tubuh yang baik, sikap yang baik serta posisi yang nyaman pada waktu memberi ASI. Delapan gerakan dalam senam nifas yaitu: 1) Pernafasan perut 2) Sentuh lutut 3) Memutar kedua lutut 4) Putar tungkai 5) Pernafasan abdomen campuran dan supine pelvic 6) Angkat bokong 7) Memutar satu lutut 8) Angkat tangan 1. Pernafasan Perut Berbaringlah diatas tempat tidur/lantai dengan lutut ditekuk. Lakukan pernafasan perut dengan cara menarik nafas dalam dari hidung lalu keluarkan dari mulut secara perlahan-lahan selama 3-5 detik. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 2. 11 Pernafasan Abdomen campuran dan supine pelvic Berbaring dengan lutut ditekuk. Sambil menarik nafas dalam, putar punggung bagian pelvis dengan mendatarkan punggung bawah dilantai/tempat tidur. Keluarkan nafas dengan perlahan, tetapi dengan mengerahkan tenaga sementara mengkontraksikan otot perut dan mengencangkan bokong. Tahan selama 3-5 detik sambil mengeluarkan nafas. Rileks. 3. Sentuh Lutut Berbaring dengan lutut ditekuk. Sementara menarik nafas dalam, sentuhkan bagian bawah dagu kedada sambil mengelurkan nafas. Angkat kepala dan bahu secara perlahan dan halus upayakan menyentuh lutut dengan lengan direnggangkan.Tubuh hanya boleh naik pada bagian punggung sementara pinggang tetap berada dilantai atau tempat tidur. Perlahan-lahan turunkan kepala dan bahu keposisi semula. Rileks. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 4. 12 Angkat Bokong Berbaring dengan bantuan lengan lutut ditekuk, dan kaki mendatar. Dengan perlahan naikkan bokong dan lengkungkan punggung dan kembali perlahan-lahan keposisi semula. 5. Memutar kedua lutut Berbaring dengan lutut ditekuk. Pertahankan bahu mendatar dan kaki diam. Dengan perlahan dan halus putar lutut kekiri sampai menyentuh lantai/tempat tidur. Pertahankan gerakan yang halus, putar lutut kekanan sampai menyentuh lantai/tempat tidur dan kembali keposisi semula dan rileks. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 6. 13 Memutar satu lutut Berbaring diatas punggung dengan tungkai kanan diluruskan dan tungkai kiri ditekuk pada lutut. Pertahankan bahu datar, secara perlahan putar lutut kiri kekanan sampai menyentuh lantai/tempat tidur dan kembali posisi semula. Ganti posisi tungkai putar lutut kanan kekiri sampai menyentuh tempat tidur dan kembali keposisi semula. 7. Putar tungkai Berbaring dengan kedua tungkai lurus. Pertahankanbahu tetap datar dan kedua tungkai lurus , dengan perlahan dan halus angkat tungkai kiri dan putar sedemikian rupa sehingga menyentuh lantai dan tempat tidur disisi kanan dan kembali keposisi semula. Ulangi gerakan ini dengan tungkai kanan dan diputar menyentuh lantai/tempat tidur disisi kiri tubuh. Rileks Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 8. 14 Angkat tangan Berbaring dengan lengan diangkat sampai membentuk sudut 90 derajat terhadap tubuh. Angkat lengan bersama-sama sehingga telapak tangan dapat bersentuhan turunkan secara perlahan. Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 15 EVALUASI 1. Berapakah jumlah kalori tambahan yang harus dikonsumsi oleh ibu nifas yang menyusui…….. a. 200 kalori b. 300 kalori c. 500 kalori d. 750 kalori Jawab C 2. Sumber tenaga sangat dibutuhkan oleh ibu menyusui, salah satu fungsi dari karbohidrat adalah… a. Sumber pertumbuhan b. Pembentukan jaringan baru c. Proses pembakaran tubuh d. Pembentukan tulang Jawab C 3. Yang bukan merupakan manfaat dari pemberian vit A adalah… a. Meningkatkan kandungan vit A dalam ASI b. Mempercepat pemulihan setelah kelahiran c. Mencegah kerusakan pada mata bayi d. Mencegah pertumbuhan bayi Jawab D 4. Salah satu fungsi penting dari ambulasi dini adalah........... a. Mempercepat pengeluaran lochea b. Mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi c. Memperlambat proses involusi uterus d. Mempererat hubungan antara ayah dan bayi Jawab A Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 16 5. Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke5 setelah melahirkan,ini terjadi karena …….. a. Gangguan perubahan hormon b. Proses involusi uterus c. Gangguan pada kontraksi rahim d. Volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan Jawab D 6. Yang bukan termasuk kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas yaitu : a. Nutrisi dan cairan b. Ambulasi c. Rawat Gabung d. Kebersihan diri/perineum Jawab D 7. Ambulasi pada ibu postpartum dapat dilakukan setelah a. 5 jam postpartum b. 6 jam postpartum c. 8 jam postpartum d. 9 jam postpartum Jawab B 8. Setelah melahirkan ibu harus berkemih dalam .....jam a. 4-5 jam b. 5-6 jam c. 6-8 jam d. 9-10 jam Jawab C Asuhan Kebidanan Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 9. 17 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, kecuali : a. Mempengaruhi jumlah ASI b. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri d. Membuat ibu lebih sehat dan bersemangat Jawab D 10. Senam yang paling baik dan paling aman untuk memperkuat otot dasar panggul ialah: a. Senam kegel b. Senam kesegaran jasmani c. Yoga d. Senam Lantai Jawab A Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Asuhan Ibu Masa Nifas Normal Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 1 SUB TOPIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pengkajian data fisik dan psikososial Riwayat kesehatan ibu Pemeriksaan fisik - Tanda-tanda vital - Payudara - Uterus - Kandung kemih - Genetalia - Perineum - Extremitas bawah - Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu Merumuskan diagnosa/ masalah aktual Merumuskan diagnosa/ masalah potensial Merencanakan Asuhan kebidanan Pelaksanaan asuhan kebidanan Evaluasi dan asuhan OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Asuhan ibu masa nifas nornal REFERENSI 1. PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES. 2003. 2. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Jakarta : YBPSP.2002. 3. Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2005. 4. Johnson Ruth, Taylor Wendy. Buku Ajar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta. EGC. 2005. 5. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 6. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 7. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 8. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999 Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 2 ASUHAN IBU MASA NIFAS NORMAL 1. Penatalaksanaan kebidanan ibu pasca salin normal selama 2-6 jam pertama Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam awal masa pasca salin. Sebelum ibu dipulangkan dari klinik atau sebelum bidan meninggalkan rumah ibu proses penatalaksanaan kebidanan selalu dipakai untuk: a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi. d. Memulai dan mendorong pemberian ASI A. Langkah I (mengumpulkan data) Sebelum ibu dipulangkan atau bidan pulang dari rumah ibu, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan ibu sudah stabil. Komponen-komponen pemeriksaan fisik dan penilaian: 1. Kesehatan umum 2. Tanda-tanda vital 3. Fundus 4. Lochea 5. Kandung kemih parameter Penemuan normal Penemuan abnormal Kesehatan umum Letih Terlalu letih, lemah Tanda-tanda vital TD<140/90: TD >140/90 mungkin bisa naik Suhu tubuh ?38 drj C dari Denyut >100 tingkat pra persalinan 1-3 hari pasca salin Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 3 Suhu tubuh <38 drj C Denyut jantung 60100 Fundus Kuat, berkontraksi baik lochea Lembek Di atas ketinggian Tidak berada di atas fundus saat ketinggian pasca salin Merah terang (lochea rubra) Bau busuk Bau biasa Mengeluarkan Tidak ada gumpalan Merah kehitaman gumpalan darah darah masa Pendarahan berat Jumlah pendarahan (memerlukan yang penggantian pembalut ringan atau sedikit 9hanya perlu 0-2 jam) mengganti pembalut setiap 2-4 jam) B. Langkah 2 (mengevaluasi dan membuat diagnosa) Berdasarkan data yang dihimpun, bidan akan bisa memutuskan apakah masa pasca salin ibu adalah normal atau abnormal, jika semua parametet ternyata normal, maka diagnosanya adalah “pasca salin berjalan normal” C. Langkah 3 (berdasarkan diagnosa membuat rencana asuhan) Dengan diagnosa “pasca salin normal”, bidan bisa memutuskan bahwa ibu tersebut bisa dipulangkan, atau bahwa ibu tersebut aman ditinggal sendirian bersama keluarganya. Rencana asuhan untuk ibu yang normal pada pasca salin awal meliputi: 1. Petunjuk-petunjuk sebelum ibu pulang a. Kapan menghubungi bidan: jika tanda-tanda bahaya b. Dimana dan bagaimana cara menghubungi bidan Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 4 c. Perawatan perineum d. Perawatan payudara e. Kebersihan f. Istirahat g. Melanjutkan kegiatan seksual 2. Memberikan suplemen gizi 3. Pembahasan tentang kontrasepsi pasca salin 4. Menjadwalkan kunjungan ulang D. Langkah 4 (melaksanakan rencana) Untuk memastikan bahwa ibu akan bisa mengikuti rencana asuhan anda, selalu berupaya untuk mendiskusikan rencana asuhan tersebut dengan ibu dan keluarganya bersama-sama. penting sekali untuk melibatkan setiap orang yang akan bertanggung jawab dalam membeli obat, memberi ijin kepada ibu untuk beristirahat atau menambah makan dan minum, atau memastikan agar ibu kembali untuk asuhan rutin atau asuhan gawat darurat. E. Langkah 5 (Evaluasi efektivitas dan rencana asuhan) Ketika ibu kembali untuk kunjungan ulang, anda akan bisa mengevaluasi apakah rencana asuhan yang anda buat sudah efektif. 2. Pelaksanaan kebidanan 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah kelahiran Kunjungan post partum dilakukan 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6 minggu setelah melahirkan adalah hampir sama. Tujuan dari kunjungan itu adalah: 1. Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman 2. Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusui tanpa kesulitan dan sudah bertambah berat badannya. 3. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah terbentuk 4. Memprakarsai penggunaan kontrasepsi 5. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke unit kesehatan setempat untuk ditimbang dan di imunisasi. Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 5 Pengevaluasian dan asuhan untuk seorang ibu yang berada dalam proses 2-6 hari dan 2-6 minggu post partum dapat dirangkumkan sebagai berikut: A. Riwayat 1. Bagaimana perasaannya, termasuk suasana hati dan perasaannya tentang menjadi orang tua. 2. Keluhan atau masalah yang sekarang dirasakan 3. Kesulitan dalam buang air kecil atau buang air besar 4. Perasaannya tentang persalinan dan kelahiran bayinya 5. Penjelasan tentang kelahiran: adakah komplkasi, laserasi atau episiotomi 6. Suplemen zat besi: adakah dia makan tablet 7. Pemberian ASI: berhasilkah, adakah kesulitan B. Pemeriksaan fisik 1. Rupa pada umumnya 2. Tanda-tanda vital 3. Payudara: suhu, warna merah , nyeri puting, pembesaran. 4. Abdomen: tinggi fundus, konsistensi, bentuk 5. Lochea: warna, banyaknya, bekuan, baunya. 6. Perineum: edema, peradangan, jahitan, nanah. 7. Tungkai: tanda homan, gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri C. Rencana Asuhan Rencana asuhan untuk kunjungan dalam masa 2-6 hari dan 2-6 minggu pasca salin hampir sama dengan rencana asuhan untuk penilaian pasca salin 2-6 jam normal. Akan tetapi, pada kunjungan-kunjungan kemudian, ibu mungkin akan lebih bisa memahami serta melaksanakan petunjuk dan pembelajaran. Oleh karena itu, informasi-informasi ini hendaknya di ulang-ulang dan bidan harus mendorong ibu untuk mau bertanya (tentang hal yang belum dimengerti). Pada kunjungan 2-6 minggu, setiap ibu hendaknya di konseling secara cermat tentang kontrasepsi pasca salin serta diberi kebebasan dalam memutuskan metoda yang dipilih. Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 6 3. Tujuh Langkah Manajemen Menurut Helen Varney a. Pengkajian 1. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu. (pengkajian fisik dan psikososial) 2. Melakukan pemeriksaan awal postpartum 3. Meninjau catatan / rekam medis pasien a. Catatan perkembangan antepartum dan intra partum b. Berapa lama pasien post partum c. Catatan perkembangan pasien d. Suhu, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah pot partum e. Pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan tambahan f. Catatan obat-obatan g. Catatan bidan 4. Menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu a. Mobilisasi b. Buang air kecil c. Buang air besar d. Nafsu makan e. Ketidaknyamanan f. Kekhawatiran g. Hal yang tidak dimengerti h. Makanan bayi i. Reaksi pada bayi j. Reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran 5. Pemeriksaan fisik 1. Tekanan darah, suhu badan , denyut nadi 2. Tenggorakan jika diperlukan 3. Abdomen: kandung kencing, uterus 4. CVAT 5. Lochea: warna, jumlah, bau Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 6. Perineum: 7 edema, inflamasi, hematoma,pus, bekas luka episiotomi, jahitan, memar dan hemoroid. 7. Ekstremitas: varises, betis apakah panas, refleks b. Interpretesi data dasar Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu post partum dan nifas tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu. 1. Diagnosa a. Postpartum hari pertama b. Perdarahan nifas c. Sub involusio d. Anemia postpartum e. Pre eklamsia f. Post sectio caesaria 2. Masalah a. Ibu kurang informasi b. Ibu tidak pernah PNC c. Sakit pada luka episiotomi d. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman e. Buah dada bengkak dan sakit 3. Kebutuhan a. Penjelasan tentang pencegahan infeksi b. Tanda-tanda bahaya c. Kontak dengan bayi sesering mungkin d. Penyuluhan perawatan buah dada e. Bimbingan menyusui f. Penjelasan tentang metode KB g. Imunisasi bayi h. Kebiasaan yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan. Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 8 c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan. 1. Diagnosa potensial a. Hipertensi postpartum b. Anemia postpartum c. Sub involusio d. Perdarahan post partum e. Febris postpartum f. Infeksi postpartum 2. Masalah potensial 1. Potensial bermasalah dengan ekonomi 2. Sakit pada luka bekas episiotomi 3. Nyeri kepala 4. Mulas 3. Antisipasi tindakan 1. Pemberian tablet besi agar tidak terjadi anemia d. Identifikasi dan menetapkan tindakan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai dengan kondisi pasien Contoh: o Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang dan segera berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya o Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan pasien, misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tandatanda adanya sisa plasenta, segera berkolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuratase Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal e. 9 Membuat rencana asuhan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan langkah sebelumnya. Contoh: Manajemen asuhan awal puerperium - Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi - Mobilisasilistirahat baring di tempat tidur - Gizi (diet) - Perawatan perineum - Buang air kecil spontan/kateter - Obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan - Obat tidur, bila diperlukan - Obat pencahar, bila dipelukan - Pemberian methergine, bila diperlukan - Tidak dilanjutkan IV, bila diberikan Asuhan Ianjutan - Tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya bila diperlukan - Bebas dari ketidaknyamanan postpartum - Perawatan buah dada - Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan - Rencana KB - Rh immune globulin, jika diperlukan - Tanda-tanda bahaya - Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan f.Implementasi asuhan Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman. Kontak dini sesering mungkin dengan tenaga kesehatan Mobilsasi/istirahat baring di tempat tidur Pengaturan gizi (diet) Perawatan perineum Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 10 Buang air kecil spontan/kateter Pemberian obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan Pemberian obat tidur, bila diperlukan Pemberian obat pencahar, bila diperlukan Pemberian methergine, bila diperlukan Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan Pemberian tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika diperlukan Bebas dari ketidaknyamanan postpartum Perawatan buah dada Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan Rencana KB Rh Immune globulin, jika diperlukan Rubella vaccine 0,5 cc, jika diperlukan Tanda-tanda bahaya Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan g. Evaluasi Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal 11 EVALUASI 1. Proses asuhan kebidanan pada ibu nifas berguna untuk, kecuali:: a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. c. Menghalangi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi. d. Memulai dan mendorong pemberian ASI Jawab C 2. Penemuan Abnormal pada ibu masa nifas 2-6 jam yaitu: a. TD<140/90: mungkin bisa naik dari tingkat pra persalinan 1-3 hari pasca salin b. Suhu tubuh >38 drj C a. Denyut jantung 60-100 b. Fundus keras Jawab A 3. Penemuan normal pada ibu nifas 2-6 jam, yaitu: a. Merah terang b. Bau biasa c. Mengeluarkan gumpalan darah d. Pendarahan berat (memerlukan penggantian pembalut 0-2 jam) Jawab B 4. Tujuan dari kunjungan ibu nifas 2-4 hari, kecuali: a. Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman b. Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusui tanpa kesulitan dan sudah bertambah berat badannya. c. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah terbentuk Asuhan Kebidanan Nifas Asuhan Ibu Masa Nifas Normal d. 12 Memastikan pemilihan kontrasepsi oleh bidan Jawab D 5. Manajemen asuhan awal puerperium, kecuali: a. Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi b. Mobilisasil istirahat baring di tempat tidur c. Gizi (diet) d. Perawatan wajah Jawab D Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Persiapan Pasien Pulang Persiapan Pasien Pulang 1 SUB TOPIK 1. Membantu ibu untuk menyusui bayi 2. Memfasilitasi menjadi orang tua 3. Persiapan pasien pulang 4. Ancipatori guidance OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang membantu ibu untuk menyusui bayi 2. Menjelaskan tentang memfasilitasi menjadi orang tua 3. Menjelaskan tentang persiapan pasien pulang 4. Menjelaskan tentang ancipatori guidance REFERENSI 1. PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES. 2003. 2. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Jakarta : YBPSP.2002. 3. Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2005. 4. Johnson Ruth, Taylor Wendy. Buku Ajar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta. EGC. 2005. 5. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 6. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 7. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 8. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999 Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 2 1. MEMBANTU KEBERHASILAN MENYUSUI a. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya. Lakukan rawat gabung. b. Menginformasikan pada ibu bagaimana cara mengetahui bahwa bayinya cukup mendapatkan ASI (bayi kencing minimal 6 kali dalam 24 jam pertama dan warnanya jernih sampai kuning muda, bayi sering BAB seperti berbiji kekuningan, bayi tampak puas, bangun dan tidur cukup, bayi menyusui 10-12 kali dalam 24 jam, payudara kosong dan lembut setelah menyusui, ibu merasa geli karena aliran air susu setiap kali bayi menyusu, bayi bertambah berat badannya) ataupun ASI yang tidak cukup. c. Mengajarkan bagaimana cara meningkatkan suplai ASI Untuk bayi, menyusui bayi setiap 2 jam dengan lama menyusui 10-15 menit setiap payudara. Bangunkan bayi lepaskan baju agar tidak gerah dan duduklah selama menyusui. Pastikan bayi menempel yang baik pada saat menyusu dan dengarkan suara menelan yang aktif. Untuk ibu. Harus meningkatkan istirahat dan minum. Yakinkan ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI lebih banyak bila memperhatikan hal tersebut diatas. d. Mengajarkan cara menyusui yang benar. (bayi menghisap, rahangnya bergerak dan kadang telinga terlihat bergerak bersama dagu. Dagu dan puting bersentuhan tetapi hidung bebas. Bayi menghisap dan kemudian berhenti, pada saat berhenti beberapa detik. Bila sudah selesai menyusu bayi akan melepas payudara ibu secara spontan. Bayi akan merasa puas, tidur tenang diantara waktu menyusu). Mengamati ibu pada saat menyusui dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada penempelan dan posisinya. e. Mengajarkan cara perawatan payudara yang benar. f. Menginformasikan cara-cara mengatasi masalah payudara (puting susu lecet, puting susu bengkak). g. Meyakinkan ibu untuk pemberian ASI ekslusif dan menghindari penggunaan susu botol dan dot/empeng. Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 3 2. MEMPERSIAPKAN MENJADI ORANG TUA a. Mendorong pasangan orang tua untuk memegang dan memeriksa bayinya, memberikan komentar positif tentang bayinya, dengan meletakkan bayi disamping ibu. b. Membiarkan ibu untuk sendiri saja bersama dengan bayinya. c. Mengajarkan pada ibu yang baru pertama kali menggendong bayinya dan memposisikan sedemikian rupa agar matanya langsung berhadapan dengan bayi. d. Selalu mendorong pasangan orang tua untuk berinteraksi dengan bayinya. e. Kontak dini dan rooming in. 3. ANTISIPATORY GUIDENCE / BIMBINGAN ANTISIPASI Setiap ibu post partum harus diinformasikan mengenai hal ini / diberikan bimbingan dan kemudian diberikan instruksi apa yang harus mereka lakukan bila menemui hal-hal yang dirasakannya sebagai masalah dan kebutuhan. Tidak semua ibu post partum anak pertama tidak memahami parawatan masa nifas, ibu post partum dengan anak kedua atau lebih pun bisa tidak / kurang memahami perawatan ibu dan bayinya. Untuk itu, sebaiknya semua ibu post partum diberikan bimbingan antisipasi yang berhubungan dengan ibu, bayi, dalam hubungannya dengan orang lain. a. Ibu Nutrisi, Tambahan kalori yg dibutuhan o/ bufas yaitu 500 kalori/hari, diet berimbang untuk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vitamin, dan mineral yg cukup, minum sedikitnya 3 lt/hariPil zat besi sdktnya selama 40 hr pasca salin, minum kapsul vitamin A (200.000 unit), hindari makanan yg mengandung kafein/nikotin Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 4 Aktivitas sehari-hari, dilakukan secara bertahap sampai dengan ibu merasa cukup kuat melakukan kegiatan. Istirahat, dapat membantu involusi uterus, mengurangi perdarahan, mempercepat pengeluaran ASI, mencegah depresi PP. Anjurkan untuk istirahat cukup untuk mencegah kelehan, sarankan melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan- lahan, jika ibu menyusui maka ibu sering bangun di malam hari, anjurkan untuk mengambil masa istirahat pd siang hari / beristirahat pada saat bayi tidur Perawatan perineum dan personal higiene. Perawatan Perineum Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak menyentuh luka. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya Pakaian Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea. Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 5 Kebersihan rambut Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut. Kebersihan kulit Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering. Perawatan payudara bagi ibu menyusui, Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan perawatan payudara secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari. Perawatan payudara yang mengalami pembengkakan Latihan mengencangkan otot perut (senam nifas) Latihan mengencangkan otot perinerum (kegel exercise) Hubungi bidan bila ada tanda-tanda bahaya nifas (perdarahan berlebih, demam, nyeri perut atau lochea berbau busuk, sakit kepala terusmenerus, nyeri epigastrik, atau ada masalah pandangan /penglihatan, payudara tampak merah, panas dan atau nyeri, rasa nyeri, merah, & lembek, pembengkakan pd kaki, merasa sangat sedih, tidak bisa mengasuh diri dan bayi). Kunjungan ulang pada 6 hari post partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu post partum Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang b. 6 Bayi Jika diberi susu formula - Penyiapan susu formula (Lihat tanggal kadarluasa, cuci tangan dahulu, alat harus benar-benar baru di sterilkan dan siap untuk digunakan, air harus sudah masak dan dingin, pengambilan susu dengan sendok harus rata. Susu bubuk dimasukan kedalam botol, dot dan tutupnya dipasang kemudian dilakukan pengocokan. Ikuti petunjuk penakaran dengan tepat, setelah didinginkan tutup dan dinginkan dilemari es sampai saat diperlukan. Sebelum diberikan hangatkan dengan merendam botol dalam air panas, (periksa temperatur susu sebelum diberikan dengan meneteskan kepergelangan tangan ibu bagian dalam). Jaga agar dot bayi tidak tersentuh agar steril. Setelah bayi selesai minum, semua sisa susu dibuang dan botol,dot dan tutupnya dicuci dengan air sabun, bilas dan sterilkan, susu yang telah disiapkan dan tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang. - Perawatan dan penyiapan botol dan dot, dot yang sudah bersih direndam dalam air dingi, pastikan tidak ada gelembung udara yang terbentuk, lakukan perebusan selama 10 menit, jangan menambahkan apapun dalam panci, peralatan yang sudah disterilkan harus digunakan dalam 12 jam, gunakan jika sudah dingin. - Bagaimana memegang bayi selama pemberian susu formula, bayi digendong dengan baik, dekat dengan badan orang tua, seperti ketika disusui sehingga kontak mata antara ibu dan bayi terjaga. - Bagaimana memegang botol selama menyusui, dot harus diletakan diatas lidah bayi, botol dimiringkan sampai susu memenuhi dot agar udara keluar dari dot. Bayi akan menghisap dan berhenti jika ia sudah kenyang. Menyendawakan bayi, dengan cara mendudukan bayi secara tegak, mengelus atau menepuk punggung bayi. Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 7 Memandikan bayi, termasuk mengenakan dan mengganti popok setiap bayi BAB/BAK Mengenakan baju termasuk berapa baju yang harus disiapkan berhubungan dengan temperatur lingkungan dan tubuh yang ditentukan dengan merasakan badan bayi Pembersihan dan perawatan penis Perawatan perineum bagi bayi perempuan Perawatan tali pusat, ganti kasa yang sudah basah dengan kasa kering Bagaimana cara mengangkat, memegang dan menggendong bayi Pencegahan dan pengobatan diaper rash (ruam popok) Arti tangisan - Lapar - Tidak nyaman (popok basah) - Membutuhkan bersendawa - Membutuhkan perubahan posisi yang tidak nyaman - Tersakiti oleh sesuatu - Membutuhkan kasih saying (ingin dipegang atau dimomong) - Pakaian atau selimut terlalu sempit - Sakit Hubungi bidan bila terdapat tanda-tanda bahaya (pernafasan sulit atau cepat, terlalu panas/demam, ikterik, susah makan/menyusu malas dan banyak muntah, tali pusat bengkak atau merah, tanda infeksi, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja berwarna hijau tua, menggigil, tangis tidak biasa, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, menagis terus menerus, tidak bisa tenang). Bawa bayi atau 2-4 minggu kemudian untuk pemeriksaan kesehatannya dan juga imunisasi. Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang c. 8 Ibu dalam hubungannya dengan orang lain Sibling rivalry/persaingan saudara kandung Perhatian terhadap suami Transisi hubungan keluarga Perencanaan keluarga Memulai kembali hubungan seksual Perlu waktu bersama bila berpisah dari bayi dan jauh dari rumah SELALU LIBATKAN ANGGOTA KELUARGA DALAM BIMBINGAN INI SESUAIKAN TOPIK BIMBINGAN DENGAN DIAGNOSE IBU / MASALAH YANG DIHADAPI 4. PERSIAPAN PASIEN PULANG a. Yakinkan ibu dan bayi tidak mengalami masalah dalam masa ini. Kebutuhan bayi dan ibu terpenuhi dengan meninjau kembali catatan/rekam medis ibu dan bayi untuk melihat hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dsb. Obat-obatan yang diberikan ataupun yang akan dibawa pulang harus ditinjau kembali. b. Bila ibu lahir di rumah sakit. Dokter hanya dibutuhkan dalam perencanaan pulang seorang ibu dan bayi yang mengalami komplikasi persalinan atau pada awal masa pasca persalinan. c. Berikan informasi mengenai kebutuhan dan perawatan ibu dan bayi selama dirumah. Informasi mengenai tanda bahaya dan saat dimana ibu harus menghubungi tenaga kesehatan (Bidan) dan bagaimana cara menghubunginya. d. Informasi yang lengkap mengenai pendidikan kesehatan ibu dan bayi harus ditinjau kembali apakah ibu benar-benar mengerti atau tidak. e. Berikan kesempatan pada ibu atau keluarga untuk dapat menghubungi bidan atau petugas kesehatan terkait kapan saja ibu memerlukan (misalnya: Lewat telepon). Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang f. 9 Bila lahir dirumah sakit pastikan semua administrasi sudah lengkap, bendabenda ibu sudah disiapkan untuk dibawa pulang, gelang ibu dan bayi diperiksa untuk menyamakan identitas. g. Ingatkan ibu kapan harus control kerumah sakit atau klinik. h. Sebagian besar ibu walaupun ibu lahir di rumah sakit terutama yang berasal dari rujukan bidan komunitas, maka perawatan ibu dan bayi akan dikembalikan pada bidan dikomunitas, dengan surat rujukan balik/resume hasil perawatan ibu dan bayi diberikan pada bidan yang akan merawatnya dirumah. Dan ingatkan ibu atau keluarga agar segera menghubungi bidan tersebut sesampainya dirumah. Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 10 EVALUASI 1. Untuk meningkatkan suplai ASI ibu, dianjurkan: a. Membatasi minum b. Membatasi istirahat c. Beri ASI tanpa terjadwal d. Beri ASI 4 jam sekali Jawab C 2. Anjurkan ibu untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua dengan cara, kecuali: a. Membiarkan ibu untuk sendiri saja bersama dengan bayinya. b. Mengajarkan pada ibu yang baru pertama kali menggendong bayinya dan memposisikan sedemikian rupa agar matanya langsung berhadapan dengan bayi. c. Selalu mendorong pasangan orang tua untuk berinteraksi dengan bayinya. d. Meletakkan bayi di ruang yang berbeda Jawab D 3. Melakukan perawatan Perineum pada ibu dengan cara, kecuali: a. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. b. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. c. Sarankan ibu untuk tidak mengeringkan daerah kelamin setelah berkemih. d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya Jawab C Asuhan Kebidanan Nifas Persiapan Pasien Pulang 11 4. Bidan memberikan informasi kepada ibu sebagai persiapan pulang, kecuali: a. Yakinkan ibu dan bayi tidak mengalami masalah dalam masa ini. b. Berikan informasi mengenai kebutuhan dan perawatan ibu dan bayi selama dirumah. c. Informasi yang lengkap mengenai pendidikan kesehatan ibu dan bayi harus ditinjau kembali apakah ibu benar-benar mengerti atau tidak. d. Batasi kesempatan pada ibu atau keluarga untuk dapat menghubungi bidan atau petugas kesehatan terkait kapan saja ibu memerlukan (misalnya: Lewat telepon). Jawab D 5. Hubungi bidan bila terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, kecuali: a. pernafasan sulit atau cepat b. terlalu panas/demam, ikterik c. tidur nyenyak d. susah makan/menyusu Jawab C Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN Enny Yusriani, SST TOPIK Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 1 SUB TOPIK 1. 2. 3. 4. Tindak lanjut asuhan nifas di rumah Jadwal kunjungan rumah Asuhan lanjutan masa nifas di rumah Penyuluhan masa nifas - Gizi - Suplemen zat besi/vit A - Kebersihan diri/bayi - Istirahat/tidur - Pemberian ASI - Latihan/senam nifas - Hubungan seks dan keluarga berencana - Tanda-tanda bahaya OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Tindak lanjut asuhan nifas di rumah 2. Menjelaskan tentang Jadwal kunjungan rumah 3. Menjelaskan tentang Asuhan lanjutan masa nifas di rumah 4. Menjelaskan tentang Penyuluhan kesehatan yang diberikan masa nifas REFERENSI 1. PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES. 2003. 2. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Jakarta : YBPSP.2002. 3. Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2005. 4. Johnson Ruth, Taylor Wendy. Buku Ajar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta. EGC. 2005. 5. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 6. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 7. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 8. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999 Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 2 TINDAK LANJUT ASUHAN MASA NIFAS A. Tindak lanjut asuhan nifas di tumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah: a. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan) Tujuan: Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut Membenkan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri Pemberian ASI awal Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan) Tujuan: Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda tanda penyulit Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah c. 3 Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan) Tujuan: sama dengan kunjungan II d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan) Tujuan: Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami Memberikan konseling untuk KB secara dini B. Penyuluhan Masa Nifas 1. Kebersihan diri/bayi Anjurkan kebersihan seluruh tubuh a. Perawatan Perineum 1) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak menyentuh luka. 2) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. 3) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya b. Pakaian Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea. Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 4 c. Kebersihan rambut Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut. d. Kebersihan kulit Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering. e. Perawatan Payudara Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan perawatan payudara secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari. 2. Istirahat/tidur o Istirahat membantu mempercepat proses involusi uterus dan mengurangi perdarahan, memperbanyak jumlah pengeluaran ASI dan mengurangi penyebab terjadinya depresi. o Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan o Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. o Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah o 5 Sarankan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. o Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal: Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. 3. Pemberian ASI Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah : 1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya. 2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri. Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan : 1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. 2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. 3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. 4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung). 5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. 6. Memberikan kolustrum dan ASI saja. 7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah ibunya dengan tujuan dapat memberikan 6 kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. 4. Latihan/senam nifas Segera lakukan senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut tetap mencobanya Senam Kegel (untuk dasar panggul) : Lakukan senam ini kapan saja, tidak akan ada orang yang tau atau melihat anda melakukannya. Lakukanlah sampai 100 kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang BAK dan lalu anda anda tiba-tiba menahannya ditengah-tengah itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 7 panggul merupakan sebuah elevator; secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut. Manfaat senam Kegel Senam Kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul adalah, yaitu: 1) Membuat jahitan jahitan lebih merapat 2) Mempercepat penyembuhan 3) Meredakan haemoroid 4) Meningkatkan pengendalian atas urin Caranya : Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi lagi latihan sebanyak 5 kali. Mengencangkan otot-otot abdomen : Otot-otot abdomen setelah melahirkan akan menunjukkan kebutuhan perhatian yang paling jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam dalam masa postpartum. Secara Umum : Pada minggu-minggu pertama para ibu sering mengalami penegangan yang terasa sakit dipunggung atas yang disebabkan oleh payudara yang berat serta pemberian ASI yang sering terpaksa dilakukan dengan posisi yang kaku dan lama diperhatikan. Senam tangan dan bahu secara teratur sangat penting untuk mengendurkan ketegangan ini, dan juga dengan menggunakan gerakan tubuh yang baik, sikap yang baik serta posisi yang nyaman pada waktu memberi ASI. Delapan gerakan dalam senam nifas yaitu: 1) Pernafasan perut 2) Sentuh lutut Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 8 3) Memutar kedua lutut 4) Putar tungkai 5) Pernafasan abdomen campuran dan supine pelvic 6) Angkat bokong 7) Memutar satu lutut 8) Angkat tangan 5. Hubungan seks dan keluarga berencana Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan sexual sampai dengan 6 minggu post partum. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan. Hubungan seksual dapat dilanjutkan setiap saat ibu merasa nyaman untuk memulai, dan aktivitas itu dapat dinikmati. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 9 EVALUASI 1. Berdasarkan Program dan kebijakan teknis masa nifas, berapa jumlah kunjungan masa nifas yang dilakukan……….. a. 3 kali b. 4 kali c. 5 kali d. 6 kali 2. Memberikan konseling untuk KB secara dini merupakan asuhan yang dilakukan pada saat………. a. 6 -8 minggu post partum b. 6 hari post partum c. 2 minggu post partum d. 6 minggu post partum 3. Yang bukan merupakan komponen – komponen pengkajian data fisik pada ibu masa post partum adalah.............. a. Kesehatan umum b. Tanda-tanda vital c. Pemeriksaan dalam d. Payudara 4. Yang bukan merupakan jadwal kunjungan pada bayi baru lahir dan neonatus adalah............ a. 24 Jam setelah pulang awal b. 1 minggu setelah pulang c. 4 minggu setelah kelahiran d. 6 minggu setelah kelahiran 5. Yang bukan merupakan manajemen pada bayi baru lahir dan neonatus adalah….. a. Penilaian awal bayi baru lahir Asuhan Kebidanan Nifas Tindak Lanjut Asuhan Nifas Di Rumah 10 b. Pemberian ASI c. Menjaga bayi tetap hangat d. Memandikan bayi segera Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 1 SUB TOPIK 1. 2. 3. 4. 5. Perdarahan per vagina Infeksi masa nifas Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur Pembengkakan di wajah atau ekstrimitas Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang perdarahan per vagina 2. Menjelaskan tentang infeksi masa nifas 3. Menjelaskan tentang sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur 4. Menjelaskan tentang pembengkakan di wajah atau ekstrimitas 5. Menjelaskan tentang demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC. 1998. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2001. Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998. Halaman Cunningham FG. William obstetrics 22–nd edition. New York : Mc Graw-Hill. 2005. Cunningham, F.Gary et.al, 2006, Obstetri William Edisi 21 vol 1 dan 2. Jakarta : EGC POGI- JNPKKR. 2005. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes RI Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. Jakarta : EGC Wiknjosastro, Hanifa, 2002, Ilmu kebidanan, Jakarta : YBPSP Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 2 1. PERDARAHAN PER VAGINA Perdarahan nifas dinamakan sekunder bila terjadi 24 jam/lebih sesudah persalinan. Perdarahan ini bisa timbul pada minggu kedua masa nifas. Perdarahan sekunder ini ditentukan <1% dari semua persalinan. Perdarahan dari vagina atau lokhia berlebihan pada 24 jam sampai 42 hari sesudah persalinan dianggap sebagai perdarahan post partum sekunder dan memerlukan pemeriksaan serta pengobatan segera. Perdarahan post partum sekunder paling sedikit selama 10 hari pertama terhadap tanda-tanda awalnya. Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasanya disebabkan oleh adanya sub involusi uteri. Penderita disuruh tidur dan diberi tablet ergometrin, umumnya perdarahan berhenti. Bila perdarahan tetap ada, maka sebaiknya dilakukan kerokan untuk menyingkirkan kemungkinan sisa-sisa plasenta. 2. INFEKSI MASA NIFAS Haid pertama sesudah persalinan kadang-kadang banyak, akan tetapi tidak jarang ini dapat diatasi dengan tidur. Bila serviks tidak hiperemik, meradang dan erosi; dan ada persangkaan kearah keganasan maka pengobatan dengan kauterisasi (kimiawi, elektrik) atau cryosurgeri sudah cukup untuk kelainan tersebut. Pemeriksaan sesudah 40 hari tidak merupakan pemeriksaan terakhir. Lebih-lebih bila ditemukan kelainan-kelainan meskipun sifatnya ringan. Hal ini akan banyak sekali manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit-penyakit yang makin lama makin berat hingga tidak dapat atau susah diobati. Misalnya bila ternyata ada gejala-gejala karsinoma serviks uteri stadium III-IV. a. Etiologi : 1. Kelainan kongenital uterus 2. Inversio uteri 3. Mioma uteri submukosum 4. Penghentian pengobatan dengan estrogen untuk menghentikan laktasi 5. Pengeluaran plasenta dan selaputnya tidak lengkap Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 3 Suatu bagian dari plasenta 1 atau lebih lobus tertinggal 6. Persalinan lama 7. Persalinan dengan komplikasi atau dengan menggunakan alat 8. Terbukanya luka setelah bedah sesar 9. Terbukanya luka setelah episiotomi 10. Infeksi 11. Koagulopati Bentuk patologipembekuan darah yang menyebabkan terjadinya perdarahan internal atau eksternal yang luas Takhikardia Diavoresis (keringat berlebihan) Penurunan trombosit, fibrinogen dan protrombin Subinvolusi : Merupakan keadaan dimana tidak kembalinya uterus padakeadaan normal sesudah partus. Uterus yang lunak dengan perlambatan atau tidak ada penurunan tinggi fundus Warna lokhia merah kecoklatan persisten atau berkembang lambat selama tahap-tahap lokhia diikuti perdarahan Perdarahan sedikit mungkin menimbulkan syok pada ibu yang menderita anemia berat. Syok harus segera diatasi dan cairan yang hilang harus segera diganti. Sedapat mungkin ibu dirujuk dengan anggota keluarganya yang akan menjadi donor darah. Berikan suplementasi zat besi setelah perdarahan. Perdarahan dapat terjadi kapan saja sesudah bayi lahir. Ruptura uteri dapat terjadi dalam persalinan tanpa tampak adanya perdarahan keluar. b. Penanganan : 1. Kaji adanya infeksi 2. Ergonovin (ergotrate) 0,2 mg peroral tiap 4 jam selama 3 hari atau metilergonovin (methergine) 0,2 mg peroral tiap 4 jam selama 3 hari 3. Observasi dan catat tanda-tanda vital secara teratur, catat dengan teliti riwayat perdarahan (kapan mulainya dan berapa banyak darah yang Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 4 sudah keluar → hal ini akan menolong dalam mendiagnosis secara cepat dan memutuskan tindakan yang tepat) 4. Berikan suplemen zat besi selama 90 hari kepada ibu yang mengalami perdarahan post partum sekunder ini 5. Berikan antibiotik (ampisilin 500 mg dan metronidazol 1 gr peroral, lanjutkan dengan ampisilin 500 mg peroral setiap 6 jam) 6. Buat catatan yang akurat 7. Bila kondisi ibu memburuk pasang infus dan segera rujuk (cairan IV guyur supaya nadi bertambah kuat, lalu tetesan dipelankan dan dipertahankan terus sampai ibu tiba dirumah sakit) 8. Jelaskan dengan hati-hati kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan terjadi 9. Uji pembekuan darah 10. Evaluasi kembali setiap 2 minggu 11. Rujuk ibu bersama bayinya (jika memungkinkan) dan anggota keluarganya yang dapat menjadi donor darah jika diperlukan kerumah sakit Dapat juga dimulai dengan pemberian 0,5 mg ergometrin IM, yang dapat diulang dalam 4 jam atau kurang. Perdarahan yang banyak memerlukan pemeriksaan tentang sebabnya. Apabila tidak ditemukan inversio uteri atau mioma submukosum yang memerlukan penanganan khusus, kerokan dapat menghentikan perdarahan. Pada tindakan ini perlu dijaga agar tidak terjadi perforasi. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 5 3. SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR 1. Sakit kepala Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah: 1. Sakit kepala hebat 2. Sakit kepala yang menetap 3. Tidak hilang dengan istirahat 4. Depresi post partum Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan. a. Gejala : 1. Tekanan darah naik atau turun 2. Lemah 3. Anemia 4. Napas pendek atau cepat 5. Nafsu makan turun 6. Kemampuan berkonsentrasi kurang 7. Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong 8. Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang pun mengerti 9. Serangan cemas 10. Merasa takut 11. Berpikir obsesif 12. Hilangnya rasa takut 13. Control terhadap emosi hilang 14. Berpikir tentang kematian Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 6 b. Penanganan 1. Informed consent 2. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga 3. Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari 4. Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik 5. Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih 6. Ukur keseimbangan cairan 7. Persiapan rujukan 8. Periksa Hb 9. Periksa protein urine 10. Observasi tanda-tanda vital 11. Lebih banyak istirahat 2. Nyeri epigastrium Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung, paru dan lainlain. Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan pre-eklamsia, yakni gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya kejang hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri epigastrium, dan hiperrefleksia. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain karena terjadi reimplantasi amnion ke dinding rahim pada trimester ke-3 kehamilan. Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang, reimplantasi tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade pembuluh darah setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi dapat dibuat jika kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 7 ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali perlu me-nimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Edema juga terjadi karena proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1g/liter atau lebih dalam air ken-cing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius. Tanda dan Gejala 1. Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah, 2. 65 persen dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah 3. 31 persen dengan sakit kepala. Penanganan : 1. Informed consent 2. Mengobservasi TTV 3. Persiapan rujukan 4. Pemeriksaan darah rutin 5. Tes fungsi hati. 6. Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia), 7. Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam kon-sentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan infus 2 g per jam. 8. Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v. 9. Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas 160/­110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 8 inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai atau kombinasi nifedipin dan MgSO4. 3. Penglihatan kabur Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) , berkunang-kunang. Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat. Pada preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia pada penderita preeklamsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada metabolisme air dan elektrolit menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume darah Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 9 berkurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh berkurang, dengan akibat hipoksia. Elektrolit, kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklamsia. Konsentrasi kalium, natrium, kalsium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas-batas normal. Gula darah, bikarbonat dan pH pun normal. Kadar kreatinin dan ureum pada preeklamsia tidak meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin globulin dan tekanan osmotic plasma menurun pada preeklamsia. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat dengan nyata dan kadar tersebut lebih meningkat lagi pada preeklamsia. Tanda dan Gejala : 1. Peningkatan tekanan darah yang cepat 2. Oliguria 3. Peningkatan jumlah proteinuri 4. Sakit kepala hebat dan persisten 5. Rasa mengantuk 6. Penglihatan kabur 7. Mual muntah 8. Nyeri epigastrium 9. Hiperfleksi Faktor resiko : 1. Primigravida 2. Wanita gemuk 3. Wanita dengan hipertensi esensial 4. Wanita dengan kehamilan kembar 5. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion 6. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan sebelumnya 7. Riwayat keluarga eklamsi Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 10 Peran Bidan : 1. Mendeteksi terjadinya eklamsi 2. Mencegah terjadinya eklamsi 3. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter 4. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi Penanganan : Informed consent Segera rawat Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya Persiapan rujukan Jika pasien tidak bernafas : Bebaskan jalan nafas Berikan oksigen Intubasi jika perlu Jika pasien tidak sadar atau koma : Bebaskan jalan nafas Baringkan pada satu sisi Ukur suhu Jika pasien syok atasi dengan penanganan syok Jika ada perdarahan atasi penanganan perdarahan Jika kejang : Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntah/darah Bebaskan jalan nafas Pasang spatula lidah untuk menghindari tergigitnya lidah Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 11 4. PEMBENGKAKAN WAJAH DAN EKSTREMITAS Pembengkakan wajah dan ektremitas atau yang sering disebut dengan udem sering ditemukan pada wanita hamil ataupun nifas. Baik karena perubahan fisiologis maupun perubahan yang patologis. Udem adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya gannguan keseimbangan. Udem dapat terjadi oleh : 1. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat 2. Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama albumin sangat rendah 3. Sumbatan pada aliran limfe 4. Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang melawan tekanan osmotik protein dalam aliran darah Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu lama, yang menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga membeku. Trombosis seperti ini terjadi akibat infeksi. Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas, sering menyertai kelainan – kelainan pada masa nifas, sebagai berikut 1. Preeklampsi 2. Syndrom Nefrotik EKLAMSI POSTPARTUM Selain pembengkakan wajah dan ekstremitas, adapun gejala – gejala yang sering menyertai eklamsi postpartum adalah 1. Peningkatan tekanan darah, diastolic > 90 mmHg 2. Oluguria 3. Peningkatan jumlah proteinuri ( karena vasospasme akut ) 4. Sakit kepala berat dan persisten Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 12 5. Rasa mengantuk 6. Penglihatan kabur 7. Mual muntah 8. Nyeri epigastrik 9. Hiperefleksi Faktor resiko : 1. Primigravida 2. Wanita dengan hipertensi esensial 3. Wanita dengan kehamilan kembar 4. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion 5. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan sebelumnya 6. Riwayat keluarga eklamsi Peran Bidan : 1. Mendeteksi terjadinya eklamsi 2. Mencegah terjadinya eklamsi 3. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter 4. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi SYNDROM NEFROTIK Syndrom nefrotik adalah suatu spektrum penyakit ginjal yang penyebabnya beragam. Pada gambaran mikroskopis ginjal, terdapat kelainan pada sawar dinding kapiler glomerulus, yang menyebabkan filtrasi protein plasma yang berlebihan. Gejala yang menyertai syndrom nefrotik ini selain dari pembengkakan wajah dan ekstremitas antara lain : 1. Proteinuria > 3 gr/hari 2. Hipoalbuminemia 3. Hiperlipidemia Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 13 4. DEMAM, MUNTAH DAN RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH Demam merupakan salah satu manifestasi dari gejala infeksi, dan rasa sakit waktu berkemih merupakan salah satu gejala dari Infeksi saluran kemih. Ibu pasca partum, merupakan individu yang beresiko tinggi mengalami hal ini, karena sensitivitas kandung kemih berkurang akibat peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu. INFEKSI SALURAN KEMIH Kebanyakan infeksi saluran kemih pascapartum disebabkan oleh organisme gram negatif seperti Escheria Coli, yang menginvasi uretra dan kandung kemih serta menyebabkan sistitis. Bakteri kandung kemih kemudian mungkin naik ke ginjal, karena aliran urin balik vesikouretral sewaktu berkemih, sehingga menyebabkan pielonefritis setelah beberapa hari. a.SISTITIS Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai peradangan bagian atas saluran kemih. Etiologi : Yang tersering adalah Escheria Coli Faktor predisposisi : 1. Uretra wanita yang pendek 2. Sistokel 3. Sisa air kemih yang tertinggal 4. Penggunaan kateter Tanda dan gejala : 1. Rasa sakit waktu berkemih 2. Meningkatnya frekuensi berkemih 3. Pada penekanan suprasimpisis, akan terasa nyeri lokal yang juga menyebar ke daerah lipat paha, prosedur pemeriksaan ini juga menyebabkan pasien ingin berkemih Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 14 4. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan lekosit dan eritrosit dan kadang – kadang ditemukan bakteri 5. Kadang – kadang terdapat hematuria b. PIELONEFRITIS AKUT Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal yang biasanya disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih bawah. Pyelonefritis terjadi akibat perubahan fisiologis dan anatomi yang diasosiasikan dengan kehamilan. Perubahan tersebut diantaranya : 1. Penekanan ureter pada pinggir pelvik oleh uterus 2. Penurunan kondisi kandung kemih saat nifas 3. Dilatasi dan penurunan kondisi ureter akibat efek hormonal Faktor predisposisi : 1. Penggunaan kateter pada saat kehamialn atau persalinan 2. Air kemih yang tertahan karena perasaan sakit waktu berkemih karena trauma persalinan atu luka pada jalan lahir Gejala dan tanda ; 1. Disuria 2. Demam tinggi 3. Sering kencing 4. Nyeri perut 5. Nyeri suprapubik 6. Nyeri pinggang 7. Nyeri dada belakang 8. Anoreksia Mual/muntah Peran bidan : 1. Melakukan deteksi dini pada kasus infeksi saluran kemih 2. Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih 3. Melakukan perawatan dengan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam penanganan kasus infeksi saluran kemih Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 15 Asuhan bidan : 4. Ambil sampel urin tengah, untuk pemeriksaan urin. Kaji frekuensi, urgensi, dan jumlah pengeluaran urin untuk menilai fungsi kandung kencing. Inspeksi warna urin ( hematuria ), bau, kekeruhan ( kental atau encer ) 5. Menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 – 4 jam, dan mengosongkan kandung kemih secara tuntas, sediakan kompres es untuk perineum selama 1 jam setelah kelahiran, untuk mengurangi pembentukan edema dan memfasilitasi berkemih. 6. Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas pada saat berkemih 7. Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya air setiap hari 8. Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada area suprapubik atau abdomen bagian bawah, nyeri punggung bagian bawah atau nyeri berat pada panggul. 9. Bila ibu mengalami demam, anjurkan mandi dengan air hangat dan berikan obat antipiretik 10. Menjelaskan pada ibu, bahwa obat – obatan yang diresepkan bisa merubah warna urin 11. Kaji tanda – tanda vital 4 jam dan bila ada pengaruh pada tanda sistemik 12. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene Rasa sakit, merah, lunak dan bengkak di kaki TROMBOFLEBITIS Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang – cabangnya sehingga menjadi tromboflebitis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embolus yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi. a. Pelviotromboflebitis/trombosis vena dalam Mengenai vena – vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 16 Tanda dan gejala : Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas Penderita tampak sakit berat, dengan gambaran karakteristik sebagai berikut - Menggigil berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat ( 30 – 40 menit ) dengan interval hanya beberapa jam sajadan kadang – kadang 3 hari. Pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas. - Suhu badan naik turun secara tajam ( 36 C- 40 C ), yang diikuti denga penurunan suhu dalam 1 jam. - Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan - Cenderung berbentuk pus, yang menjalar kemana – mana Gangguan darah : - Terdapat leukositosis ( meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia ) - Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat yang tepat sebelum mulai menggigil. Meskipun bakteri ditemukan di dalam darah selama menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya anaerob. Pada periksa dalam, hampir tidak ditemukan apa – apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika yang sukar dicapai pada pemeriksaan. Penanganan Rawat Inap Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum Terapi medik Pemberian antibiotik dan heparin jika terdapat tanda – tanda atau dugaan adanya pulmonum. Terapi Operatif Pengikatan vena kava invferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru – paru meskipun sedang dilakuakn heparinisasi. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 17 b. Tromboflebitis femoralis/tromboflebitis superfisial Mengenai vena – vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea dan vena safena. Tanda dan Gejala : Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari kemudian suhu mendadak naik, kira – kira pada hari ke 10 sampai 20, yang disertai dengan menggigil atau nyeri sekali. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda – tanda sebagai berikut : - Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi ke luar serta sukar bergerak lebih panas dibanding kaki lainnya - Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada lipat paha bagian atas - Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha. - Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin, pulsasi menurun - Edema kadang – kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari – jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas - Nyeri pada betis, yang akan terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo Achilles ( Tanda Homan ) Penanganan Perawatan Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompres pada kaki setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaus kaki panjang yang elastik selama mungkin. Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, sebaiknya jangan menyusui Terapi medik Pemberian antibiotika dan analgetika. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 18 Peran Bidan : 1. Melakukan deteksi dini pada kasus tromboflebitis 2. Melakukan perawatan dengan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam penanganan kasus tromboflebitis Asuhan bidan : 1. Pantau tanda – tanda vital. Waspada terhadap kenaikan suhu tubuh (tanda – tanda infeksi). 2. Inspeksi dan palpasi panas, warna, nyeri tekan dan nadi perifer dan tanda Homan positif 3. Bantu ibu untuk istirahat di tempat tidur dengan posisi kaki ditinggikan total di atas bantal. 4. Pakai kompres basah, yang hangat untuk kaki yang terkena ( vasodilatasi akan memfasilitasi aliran darah, serta mengurangi nyeri ) 5. Mulailah mobilisasi yang progresif setelah radang akut hilang 6. Pakailah stoking penyokong ( yang dapat menekan vena superfisial dan meningkatkan aliran vena profunda ) 7. Pantau dan laporkan adanya tanda emboli paru. Waspada terhadap tanda – tanda seperti nyeri dada yang samar, kecemasan, frekuensi pernapasan kira - kira < 16 kali permenit, pucat, takipnea. 8. Anjurkan ibu mengikuti langkah – langkah berikut untuk mencegah vena statis - Hindari menyilangkan kaki di dengkul saat duduk - Tinggikan kaki saat duduk, ketika memungkinkan - Hindari berdiri dalam waktu yang lama - Lakukan mobilisasi berkala sepanjang hari - Minum sedikitnya 240 ml air 6 kali setiap hari Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas Dan Penanganannya 19 Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan Nifas WAKTU DOSEN TOPIK Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 1 SUB TOPIK 1. 2. 3. 4. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan/atau terasa sakit Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya 2. Menjelaskan tentang payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan/atau terasa sakit 3. Menjelaskan tentang kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama 4. Menjelaskan tentang rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki. 5. Menjelaskan tentang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri REFERENSI 1. PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES. 2003. 2. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Jakarta : YBPSP.2002. 3. Varney H. Varney’s Midwifery Third Edition. Boston : Blackwell Scientific. 1997. 4. Henderson Ch. Jones K. Buku ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC. 2006 5. Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 2005. 6. Johnson Ruth, Taylor Wendy. Buku Ajar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta. EGC. 2005. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 2 DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS Puerperium (Nifas) 1. Waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan kepada keadaan yang normal 6 minggu (42 hari) 2. 2 kejadian penting pada kala nifas – Involusi Uterus – Proses Laktasi Pengeluaran Lokia 1. Lokia Rubra 1-3 hari, Berisi sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, sisa mekoneum, sisa darah 2. Lokia Sanginolenta 3-7 hari, berwarna putih bercampur darah 3. Lokia Serosa 7-14 hari, berwarna, kekuningan 4. Lokia Alba 14 hari, berwarna putih Infeksi Kala Nifas (Puerperium) Adalah infeksi-peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun Peningkatan suhu badan >38C, berturut turut selama 2 hari Faktor Predisposisi Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan lama(terlantar) Tindakan operasi persalinan Tertinggalnya plasenta/selaput ketuban /bekuan darah Ketuban pecah dini Perdarahan, anemia pada kehamilan Malnutrisi, kelelahan Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 3 Infeksi terdahulu pada saat kehamilan Gejala Klinis Infeksi A. B. Infeksi Lokal • Pembengkakan luka episiotomi • Pernanahan • Perubahan warna • Lokia bercampur nanah • Mobilisasi terbatas nyeri • Termperatur badan dapat meningkat Infeksi Umum • Tampak sakit dan lemah, temp > 39C • Nadi , RR , tekanan darah dapat • Keadaan gelisah sampai koma • Gangguan involusi uterus • Lokia berbau dan bernanah Pengobatan Infeksi Puerperalis 1. Perbaikan keadaan umum Tranfusi, Infus cairan, vitamin, penurun panas 2. Terapi Infeksi Antibiotika 3. Utero tonika Untuk mengeluarkan isi kavum uteri 4. Rujukan Kuretase / histerektomi Early mobilization 1. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi risiko infeksi 2. Mempercepat involusi kandungan 3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan traktus urinarius 4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 5. 4 Mempercepat fungsi produksi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme KEADAAN ABNORMAL LAIN PADA RAHIM – Subinvolusi uteri – Perdarahan kala nifas sekunder – Flemasia alba dolens PADA PAYUDARA – Bendungan ASI – Mastitis / Abses 1. DEMAM NIFAS Definisi : - Infeksi pada dan melalui traktus Genitalia, yang terjadi setelah persalinan/masa nifas - Ditandai dengan peningkatan suhu > 38oC pada hari ke 2-10 post partum, yang diukur secara peroral sedikitnya 4 kali sehari (morbiditas nifas) - Tidak ditemukan sumber infeksi lain pada ekstra genital FAKTOR PREDISPOSISI • Malnutrisi • Anemia • higiene • kelelahan • proses persalinan bermasalah: – partus lama/macet – korioamnionitis – persalinan traumatik – kurang baiknya proses pencegahan infeksi – periksa dalam yang berlebihan Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 5 PENANGANAN UMUM • Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor predisposisi). • Pengobatan yang rasional dan efektif. • Lanjutkan pengamatan dan pengobatan masalah / infeksi ulang dikenali pada saat kehamilan / persalinan. • Jangan pulangkan penderita bila masa kritis belum terlampaui. • Catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah. • Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir. • Berikan hidrasi oral / IV secukupnya. Pemberian cairan • Suhu Basal kebutuhan cairan 2000 ml /24 jam • Tambahan 500 ml untuk setiap peningkatan suhu 1 C 2. METRITIS • Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan, merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. • Dapat menjadi abses pelviks, peritonitis, syok septik, thrombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas. Penanganan • Berikan transfusi bila dibutuhkan (Packed Red Cell). • Berikan antibiotika spektrum luas dosis tinggi. – Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam – Gentamisin 5 mg/kg BB IV dosis tunggal/hari – Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam. • Pertimbangkan pemberian antitetanus profilaksis. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas • 6 Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital atau dengan kuret tumpul besar). • Bila ada pus lakukan drainase (kalau perlu kolpotomi), ibu dalam posisi Fowler. • Bila tak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata lakukan laparotomi dan keluarkan pus. • Bila pada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal. 3. BENDUNGAN PAYUDARA • Peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. • Bukan disebabkan overdistensi dari saluran sistem laktasi Bila ibu menyusui • Susukan sesering mungkin. • Kedua payudara disusukan. • Kompres hangat payudara sebelum disusukan. • Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui. • Sangga payudara. • Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui. • Bila demam tinggi berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. • Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya Bila ibu tidak menyusui • Sangga payudara. • Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. • Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. • Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara. • Pompa dan kosongkan payudara Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 4. 7 INFEKSI PAYUDARA Mastitis • Payudara tegang / indurasi dan kemerahan • Kloksasilin 500 mg / 6 jam selama 10 hari. • Sangga payudara. • Kompres dingin. • Bila diperlukan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. • Ibu harus dimotivasi untuk tetap menyusui bayinya . • Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan. Abses payudara • Terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan. • Diperlukan anestesi umum (ketamin). • Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI. • Pecahkan kantung pus dengan klem jaringan (pean) atau jari tangan. • Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24 jam. • Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. • Sangga payudara. • Kompres dingin. • Berikan Parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila diperlukan. • Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI walau ada pus. • Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari. Abses pelvis • Bila pelviks abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-de-sac, lakukan kolpotomi atau dengan laparotomi. Ibu posisi Fowler. • Antibiotika spektrum luas dalam dosis yang tinggi – Ampisilin 2 g IV kemudian 1 g setiap 6 jam, ditambah Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 8 5. PERITONITIS • Lakukan pemasangan selang nasogastrik bila perut kembung akibat ileus. • Berikan infus (NaCL atau Ringer laktat) sebanyak 3000 ml. • Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam: • – Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam, – Gentamisin 5 mg/kg BB IV dosis tunggal/hari – Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. Laparotomi diperlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage) bila terdapat kantong abses. 6. INFEKSI LUKA PERINEAL DAN LUKA ABDOMINAL • Disebabkan keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik. • Wound abcess, wound seroma dan wound hematoma pengerasan yang tidak biasa dengan mengeluarkan cairan serous atau kemerahan dan tidak ada/sedikit erithema sekitar luka insisi. • Wound cellulitis didapatkan erithema dan edema meluas mulai dari tempat insisi. • Bila didapat pus dan cairan pada luka, buka jahitan dan lakukan pengeluaran serta kompres antiseptik. • Daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen. • Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika. • Bila infeksi relatif superfisial, berikan Ampisilin 500 mg per oral selama 6 jam dan Metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari. • Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkan nekrosis, beri Penisilin G 2 juta U IV setiap 4 jam (atau Ampisilin inj 1 g 4 x/hari) ditambah dengan Gentamisin 5 mg/kg berat badan per hari IV sekali ditambah dengan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam, sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada jaringan nekrotik harus dibuang. Lakukan jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi membaik. Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering ganti Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 9 TROMBOFLEBITIS • Suatu pembekuan darah dalam pembuluh darah balik dg kemungkinan timbulnya komplikasi emboli paru yg biasanya menyebabkan kematian • Suatu pembekuan darah dalam pembuluh darah balik, ditandai peradangan akut. • Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan cabang-cabangnya sehingga terjadi tromboflebitis PERADANGAN • Dipercaya dpt mengakibatkan daya lekat bekuandarah pada dinding pembuluh darah • Biasanya timbul bersamaan dengan trombosis • Perluasan/ invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 10 EVALUASI 1. Pengeluaran Lokia Sanginolenta terjadi pada: a. 1-3 hari, Berisi sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, sisa mekoneum, sisa darah b. 3-7 hari, berwarna putih bercampur darah c. 7-14 hari, berwarna, kekuningan d. 14 hari, berwarna putih Jawab B 2. Faktor predisposisi terjaninya infeksi nifas , kecuali: a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan lama(terlantar) b. Persalinan spontan c. Tertinggalnya plasenta/selaput ketuban /bekuan darah d. Ketuban pecah dini Jawab B 3. Dibawah ini merupakan fungsi early mobilitas, kecuali: a. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi risiko infeksi b. Mempercepat involusi kandungan c. Menghambat fungsi alat gastrointestinal dan traktus urinarius d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah Jawab C 4. Infeksi pada dan melalui traktus Genitalia, yang terjadi setelah persalinan/masa nifas, disebut: a. Bendungan Payudara b. Demam nifas c. Metritis d. Mastitis Jawab B 5. Peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Asuhan Kebidanan Nifas Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 11 a. Bendungan Payudara b. Demam nifas c. Metritis d. Mastitis Jawab A Asuhan Kebidanan Nifas MATA KULIAH Asuhan Kebidanan pada IbuNifas WAKTU DOSEN TOPIK Dokumentasi Asuhan Kehamilan Dokumentasi Asuhan Kehamilan 1 SUB TOPIK 1. Model-model dokumentasi asuhan 2. Prinsip dokumentasi 3. Aspek legal dokumentasi OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang model-model dokumentasi asuhan 2. Menjelaskan tentang prinsip dokumentasi 3. Menjelaskan tentang aspek legal dokumentasi REFERENSI 1. Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. 3. Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta. 4. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. 5. Prawirohardjo.Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP; 1999. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 2 DOKUMENTASI ASUHAN KEHAMILAN Konsep Dokumentasi KONSEP DASAR DOKUMENTASI berasal dari bahasa Inggris yaitu : Document satu/ lebih lembar kertas resmi (official) dengan tulisan diatasnya DOKUMENTASI : Berisi dokumen/ pencatatan yang memberi bukti/kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang sesuatu Pengertian Dokumentasi adalah : Proses pencatatan, penyimpanan informasi, data, fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan. Dokumentasi dalam bidang kesehatan : Suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Secara terminology dalam dokumentasi menurut Frances Talaska Fischbach 1991 sebagai berikut : a. Tulisan yang berisi komunikasi tentang kenyataan yang essensial untuk menjaga kemungkinan – kemungkinan yang bisa terjadi untuk suatu periode tertentu. b. Menyiapkan dan memelihara kejadian – kejadian yang diperhitungkan melalui lembaran, catatan / dokumen. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan c. 3 Membuat catatan pasien yang otentik tentang kebutuhan perawatan, mengidentifikasi masalah pasien, merencanakan, menyelenggarakan atau mengevaluasi dari hasil yang dilaksanakan tersebut. d. Memonitor catatan professional dan data dari pasien, kegiatan keperawatan, perkembangan pasien menjadi sehat / sakit dan hasil dari keperawatan. e. Melaksanakan kegiatan keperawatan misalnya : pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan dan perawatan, mengurangi penderitaan dan perawatan pada penderita sakarat. Tujuan Dokumentasi pasien merupakan aspek penting dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Semua instansi kesehatan mempunyai dokumen pasien yang dirawatnya, walaupun bentuk format dokumentasi masing – masing instansi berbeda. Tujuan dokumen pasien adalah untuk menunjang tertibnya administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di RS / Puskesmas. Prinsip Dokumentasi Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan padien itu sendiri serta mengandung arti penting sehingga perlu memperhatikan prinsip yang dapat ditinjau dari 2 segi : a. Ditinjau dari isi Mempunyai nilai administrative Mempunyai nilai hukum Mempunyai nilai ekonomi Mempunyai nilai edukasi Mempunyai nilai dokumentasi Mempunyai nilai penelitian Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan b. 4 Ditinjau dari tekhnik pencatatan Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan Selalu tulis nama jelas, jam serta tanggal tindakan dilaksanakan Menulis dengan tinta ( idealnya tinta hitam ) Menulis / menggunakan singkatan dan symbol yang telah disepakati oleh institusi untuk mempercepat proses pencatatan Menulis catatan selalu mencantumkan tanggal, jam tindakan atau observasi yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan interpretasi. Tidak mencatat tindakan yang belum dilaksanakan Hindarkan kata – kata yang mempunyai unsur penilaian, misal : tampaknya, rupanya dan yang bersifat umum Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda, gejala, warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi. Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu ditulis. Coretan harus disertai panah / tanda tangan disampingnya. ASPEK LEGAL DALAM DOKUMENTASI Kita hidup dalam era dimana perhatian dan pengetahuan tentang hak-hak legal secara umum. Sebagai advokasi klien, nakes harus memastikan bahwa hak-hak pasien mendapat perlindungan dari organisasi kesehatan Hukum dan etika terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk melindungi hak perorangan, meminimalisir kesalahan dan panduan dalam melakukan tindakan. Hukum merupakan pedoman yang harus dipatuhi agar tdk terjadi denda dan penahanan. Etika merupakan dasar pedoman dalam melakukan kewajiban Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 5 Empat prinsip etika yang diharapkan berhubungan dengan masalah pendokumentasian antara lain : Autonomy Beneficience Justice Fidelity Pedoman pencatatan data yang legal : 1. Harus mempunyai pengetahuan tentang hubungan yang legal tentang mal praktek kebidanan 2. Harus mempunyai informasi yang tepat tentang kondisi dan perilaku pasien 3. Memperlihatkan bukti yang konkrit dan akurat dari penggunaan manajemen kebidanan 4. Disadari bahwa situasi pelayanan kebidanan yang dibutuhkan pasien seringkali lebih dalam dan detail sebagai berikut : a. Pasien dengan masalah kesehatan yang kompleks yang membuat pelayanan intensif. b. Situasi pelayanan kebidanan yang dihubungkan dengan kemungkinan yang lebih intensif dari tuntutan kelalaian c. Pelayanan pasien yang sakit akut yang membuat pelayanan yang lebih intensif dari biasa d. Melaporkan informasi dengan jelas tentang asuhan / pelayanan kebidanan yang professional termasuk tanda tangan ( bukti diri ). e. Isi format dengan cermat untuk memudahkan informasi kepada pihak asuransi , keuangan , audit , pengajaran dan fungsi riset. f. Gambarkan faktor lingkungan yang penting yang mempengaruhi pasien, termasuk interaksi dengan keluarga dan lain – lain. g. Dokumentasi sebagai peran pendukung bidan dalam menghadapi pasien. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 6 MODEL-MODEL DOKUMENTASI PENDAHULUAN Manajemen informasi yang efektif memerlukan suatu system dokumentasi yang baik. TUJUAN Untuk memberikan informasi yang lengkap dan akurat tentang pasien dalam suatu catatan yang terorganisir secara baik dan mudah untuk dikoreksi / diperoleh kembali. MACAM – MACAM MODEL DOKUMENTASI a. POR ( Problem Oriented Record ) Merupakan model berorientasi pada masalah. Model ini memusatkan data tentang klien yang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Model dokumentasi ini terdiri dari 4 komponen yaitu : 1. Data Dasar Kumpulan dari data / informasi baik subjektif maupun objektif sejak klien pertama kali diperiksa. Data dasar ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Informasi ini digunakan untuk mengembangkan daftar masalah. 1. Daftar Masalah Ditentukan berdasarkan data riwayat kesehatan. Masalah dibuat berurutan berdasarkan prioritas masalah dengan nomor urut sehingga mudah dijadikan pedoman dalam catatan perawatan / kebidanan pasien. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 7 2. Rencana Asuhan Harus mencakup instruksi untuk memperoleh data tambahan. Berisi pedoman untuk implementasi masing – masing masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, ada tujuan jangka panjang dan pendek. 3. Catatan Perkembangan Berisikan urutan kronologis tentang evaluasi pengelolaan masalah kesehatan pasien, data tambahan, rencana baru dan modifikasi rencana yang lama. Catatan perkembangan ditampilkan dalam 3 bentuk : a. Flow Sheet, berisi hasil observasi dan tindakan tertentu b. Catatan bidan, memberi tempat untuk evaluasi kondisi pasien dan kemajuan dalam mencapai tujuan c. Catatan pulang dan ringkasan asuhan dan memudahkan follow up waktu pasien pulang. Catatan perkembangan berupa format khusus yang mendokumentasikan data masing – masing masalah pada daftar catatan yang berbentuk SOAPIER, yaitu : : Data subjektif Perkembangan keadaan yang didasarkan kepada apa yang dirasakan oleh pasien : Data Objektif Perkembangan keadaan yang bisa diamati, diukur oleh bidan atau tenaga kesehatan. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 8 : Analisis Kedua jenis data diatas dinilai, dianalisa apakah ada perkembangan kearah kebaikan / kemunduran, hasil analisa dapat menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi / berkembang menjadi masalah baru, maka akan timbul diagnosa baru. : Planning Rencana penanganan pasien dalam hal ini didasarkan pada hasil analisa diatas, berisi : Rencana sebelumnya apabila keadaan / masalah belum teratasi Membuat rencana baru bila rencana awal tidak efektif : Implementasi Tindakan yang dilakukan berdasarkan masalah : Evaluasi Berisi penilaian sejauh mana rencana tindakan dan implementasi yang telah dilaksanakan, sejauh mana masalah pasien teratasi. : Reassesment ( pengkajian ulang ) Bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi, pengkajian ulang perlu dilakukan yaitu kembali melakukan proses pengumpulan data subjektif, objektif, dst. Keuntungan POR : a. Perawatan atau asuhan dicatat dan difokuskan pada masalah pasien b. Data perawatan atau asuhan harus dicatat atau didokumentasikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 9 c. Data yang telah diorganisasikan menggambarkan masalah secara spesifik d. Masing – masing data masalah diberi tanda dan nomor, hal ini untuk mengingatkan kita pada hal yang perlu diperhatikan e. Masalah perlu intervensi yang dibuat pada data perencanaan Kerugian POR : a. Jika blanko untuk mendokumentasikan tidak tersedia maka tindakan kebidanan / asuhan yang kurang hati – hati dapat hilang dari catatan. b. Jika SOAPIER disingkat menjadi SOAP maka dapat terjadi kekacauan pada pencatatan intervensi dan implementasi. b. Source Oriented Record ( SOR ) Model ini menempatkan catatan atas dasar sumber yang mengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian tersendiri, DR.→ lembar untuk mencatat instruksi, riwayat penyakit, perkembangan penyakit, begitu juga disiplin lain mempunyai catatan masing – masing. Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari 5 komponen yaitu 1. Lembar penerimaan berisi biodata 2. Lembar order dokter 3. Lembar riwayat medik atau penyakit 4. Catatan perawat 5. Catatan dan laporan khusus Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 10 Format SOR Tanggal Waktu / Bln / Thn Waktu tindakan Sumber Catatan Perkembangan P Meliputi : 1. Pengkajian 2. Identifikasi masalah 3. Perlunya rencana tindakan 4. Rencana segera 5. Intervensi 6. Penyelesaian masalah 7. Evaluasi 8. Hasil Tanda tangan bidan O Meliputi : 1. Observasi keadaan pasien 2. Evaluasi kemajuan 3.Identifikasi masalah baru penyelesaian 4. Rencana tindakan dan pengobatan Tanda tangan dokter dan Dll Keuntungan SOR : 1. Menyajikan data secara berurutan dan mudah diidentifikasi 2. Memudahkan bidan secara bebas mencatat informasi 3. Format dapat menyederhanakan proses pencatatan masalah, kejadian, perubahan, intervensi dan klien / hasil Kerugian SOR : 1. Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi karena tidak berdasarkan urutan waktu 2. Kadang – kadang mengalami kesulitan untuk mencari data sebelumnya tanpa harus mengulang dari awal 3. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan pada klien 4. Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 11 5. Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam analisa 6. Perkembangan klien sulit dimonitor c. Charting By Exception ( CBE ) System dokumentasi yang hanya mencatat secara narrative dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal. Ada 2 komponen kunci yaitu : 1. Flow Sheet berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indicator pengkajian termasuk instruksi dokter atau perawat, grafik, dan lain – lain. 2. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standard praktek kebidanan sehingga mengurangi pencatatan hal rutin berulang kali. Keuntungan CBE : 1. Tersusunnya standard minimal untuk pengkajian dan intervensi 2. Data yang tidak normal nampak jelas 3. Data yang tidak normal mudah ditandai dan dipahami 4. Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu ditulis 5. Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi 6. Data klien dapat dicatat pada format klien 7. Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien 8. Jumlah halaman lebih sedikit dipakai dalam dokumentasi 9. Intervensi disimpan sebagai catatan yang permanent Kerugian CBE : 1. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong/tidak ada. 2. Pencatatan rutin sering diabaikan. 3. Adanya pencatatan yang tidak semua didokumentasikan. 4. Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 12 d. Problem Intervention & Evaluation ( PIE ) Sistem pencatatan dengan suatu pendekatan orientasi proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. Keuntungan: 1. Memungkinkan penggunaan proses keperawatan. 2. Intervensi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan. 3. Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang. Kerugian: 1. Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu. 2. Pembatasan rencana tindakan yang tidak aktifatif untuk beberapa situasi keperawatan. d. Kardeks Pelayanan kesehatan pendokumentasian yang tradisional dipergunakan diberbagai sumber mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku. Informasi yang didapat dalam kardeks: 1. Data pasien. Nama, alamat status perkawinan Tanggal lahir Social security sumber Agama dan kepercayaan 2. Diagnosa Kebidanan Daftar prioritas masalah 3. Pengobatan sekarang atau yang sedang dilakukan Perawatan dan pengobatan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan Diit Intravenus Therapy Konsultasi 13 4. Tes Diagnostik Jadwal Lengkap dengan hasilnya 5. Kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan Kegiatan sehari-hari Kelemahan sistem Kardeks: 1. Diisi tidak lengkap. 2. Tidak cukup tempat/ruang dalam memasukkan data yang diperlukan. 3. Tidak Up to date 4. Telah dibaca oleh bidan sebelum mereka memberikan pelayanan/asuhan. e. Komputerisasi Keuntungan : 1. Lebih mudah dibaca. 2. Kemungkinan kesalahan kecil, karena terprogram. 3. Hemat waktu dan biaya. 4. Pelayanan pasien bisa lebih cepat karena banyak pesanan dapat disampaikan melalui komputer dan komunikasi antar unit bisa dipantau lewat komputer. 5. Meningkatkan komunikasi antar tim kesehatan. 6. Lebih memudahkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan peningkatan mutu. Semua kecanggihan tidak terlepas dari kekurangan, yaitu; 1. Kurang terjaminnya kerahasiaan pasien. 2. Tidak semua institusi dan petugas siap untuk komputerisasi dan perlu latihan khusus. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 14 3. Modal awal sangat tinggi dan menuntut keahlian khusus untuk menciptakan program dan perangkat komputer. 4. Ketergantungan pada alat atau tegnologi tinggi. 5. Ada perhitungan atau perbandingan khusus untuk keperluan alat/unit komputer dan jumlah pasien. 6. Adanya kebisingan komputer yang dapat mengganggu pasien (printer yang terus disiagakan ). Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 15 EVALUASI 1. Sistem pencatatan dengan suatu pendekatan orientasi proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. a. POR ( Problem Oriented Record ) b. Source Oriented Record ( SOR ) c. Charting By Exception ( CBE ) d. Problem Intervention & Evaluation ( PIE ) Jawab D 2. Model ini menempatkan catatan atas dasar sumber yang mengelola pencatatan. a. POR ( Problem Oriented Record ) b. Source Oriented Record ( SOR ) c. Charting By Exception ( CBE ) d. Problem Intervention & Evaluation ( PIE ) Jawab B 3. Merupakan model berorientasi pada masalah. Model ini memusatkan data tentang klien yang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien, disebut: a. POR ( Problem Oriented Record ) b. Source Oriented Record ( SOR ) c. Charting By Exception ( CBE ) d. Problem Intervention & Evaluation ( PIE ) Jawab A Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 16 4. System dokumentasi yang hanya mencatat secara narrative dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal, disebut: a. POR ( Problem Oriented Record ) b. Source Oriented Record ( SOR ) c. Charting By Exception ( CBE ) d. Problem Intervention & Evaluation ( PIE ) Jawab C 5. Prinsip dokumentasi ditinjau dari isi, kecuali: a. Mempunyai nilai administrative b. Mempunyai nilai hukum c. Mencantumkan identitas d. Mempunyai nilai ekonomi Jawab C Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dokumentasi Asuhan Kehamilan 17 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD Nama Keterampilan : Breast Care pada Ibu Nifas Unit : Asuhan Kebidanan III Nifas Waktu : 30 menit Dosen : SITTI ALENGO Objektif Prilaku Siswa : Setelah mempelajari job sheet mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan perawatan payudara pada ibu nifas dengan benar. 2. Melakukan perawatan payudara pada ibu nifas secara sistematis. Referensi : Huliana Mellyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara. Jakarta. Hal. 37-40. Depkes. 1993. Asuhan Kesehatan Ibu dalam Konteks Keluarga. Hal. 29-31. Bobak at al. Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta. Hal. 468472. Dasar Teori : Breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas dengan tujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Keterampilan ini penting dimiliki mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas terutama yang mempunyai masalah pada masa laktasi. Breast care pada ibu nifas 1 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD Petunjuk : Baca dan pelajari lembar kerja yang telah tersedia. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai. Ikutilah petunjuk instruktur tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti Safety : Pastikan privasi klien benar-benar terjaga. Hati-hati melakukan pengurutan lihat mimik muka klien, jangan sampai klien merasa nyeri. Lakukan teknik dan jumlah pengurutan secara benar. Jangan menggunakan perhiasan pada tangan dan jari. Lakukan tindakan pada ruangan yang nyaman buat klien. Pekerjaan Laboratorium Peralatan : Kom kecil : 1 buah Baskom berukuran sedang : 2 buah Waslap : 2 buah Handuk : 1 buah Baki dan alas baki : 1 buah Bahan : Phantom Kapas Air dingin dan air hangat secukupnya Minyak kelapa/Baby oil Perlengkapan Kursi duduk Ruangan yang memenuhi standar Wastafel Breast care pada ibu nifas 2 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD Prosedur tindakan a. Persiapan 1) Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, serta susunlah secara ergonomis. 2) Siapkan lingkungan untuk menjaga privasi klien. b. Langkah-langkah NO 1. LANGKAH GAMBAR Siapkan alat/perlengkapan yang diperlukan. Key Point : Sebutkan nama masing-masing alat dan jelaskan fungsinya. Alat disusun secara sistematis dan mudah dijangkau oleh petugas. 2. Berikan salam dan beritahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Perhatikan usia ibu. Menyapa dengan sikap yang ramah. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh ibu. B. Pelaksanaan Cuci tangan di kran atau di air mengalir. Key Point : 4. Lakukan sebelum tindakan dan keringkan. Gunakan teknik mencuci tangan yang efektif. Buka semua perhiasan dan jam tangan. Siapkan posisi ibu Key Point : Baju bagian atas dibuka. Letakkan handuk di kedua bahu dan pangkuan Breast care pada ibu nifas 3 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD hingga menutupi sebagian perut ibu. Perhatikan privasi klien dalam dalam setiap tindakan. 5. Lakukan pengompresan pada kedua putting susu dan areola mamae dengan menggunakan kapas yang telah diolesi minyak kelapa/baby oil. Key Point : Tiap pengompresan dilakukan selama 2-5 menit. 6. Bersihkan putting susu dengan kapas. Key Point : 7. Bersihkan secara perlahan. Hindari penarikan putting susu keluar. Perhatikan ekspresi ibu. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak. Key Point : Minyak yang di gunakan secukupnya. 8. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara. Key Point : Jangan menggunakan perhiasan pada tangan dan jari seperti: gelang dan cincin. 9. Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah/ ke samping. Key Point : Peragakan posisi dan gerakan tangan yang benar. Hindari penggesekan di atas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit Breast care pada ibu nifas 4 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD payudara. 10. Selanjutnya, pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara. Key Point : Perhatikan pada saat tangan dilepaskan dari payudara secara perlahan-lahan. Gerakan no. 9-11 dilakukan secara bersambungan. 11. Gerakan dilakukan sebanyak 20-30 kali. Kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu diganti dengan waslap dingin selama 1 menit, pengompresan dilakukan secara bergantian selama 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat. Key Point : 12. Kompes secara perlahan. Semua bagian payudara harus terkompres. Bantu ibu untuk menggunakan kembali pakaiannya. Dan anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menyokong payudara. Key Point : 13. Tetap perhatikan privacy ibu. Bereskan semua alat-alat dan cuci. Key Point : Periksa kelengkapan alat. Simpan alat yang telah digunakan pada tempatnya. Breast care pada ibu nifas 5 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD 14. Cuci tangan di kran atau air mengalir setelah melakukan tindakan. Key Point : Gunakan teknik mencuci tangan yang benar. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk pribadi. Evaluasi : 1. Mahasiswa mendemonstrasikan breast care secara individu. 2. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperhatikan keamanan serta kenyamanan klien setiap prosedur tindakan. 3. Memperhatikan privasi klien setiap tindakan. 4. Penempatan alat-alat yang di gunakan mudah terjangkau dan telah diketahui fungsinya. 5. Pembimbing klinik menilai langkah-langkah breast care dengan menggunakan check list. Breast care pada ibu nifas 6 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD CHECK LIST Nama Keterampilan : Breast Care pada Ibu Nifas Nama Mahasiswa : Tanggal : Nama Penilai : PETUNJUK Nilai setiap kinerja/langkah-langkah yang dilakukan oleh mahasiswa dengan memberikan tanda cek ( ) pada skala sebagai berikut : 1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai prosedur standar. 2. Mampu : Langkah-langkah dikerjakan dengan benar tapi tidak berurutan. 3. mahir : Langkah-langkah dikerjakan dengan benar dan sesuai prosedur standar. NO LANGKAH SKALA 1 2 3 A. Persiapan 1. Alat/perlengkapan disiapkan sesuai kebutuhan. 2. Memberikan salam atau menyapa ibu. 3. Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan. B. Pelaksanaan 4. Kedua tangan dicuci di kran atau air mengalir sebelum melakukan tindakan dan keringkan. 5. Menyiapkan posisi ibu, baju bagian atas di buka dan meletakkan handuk di bahu dan pangkuan ibu. 6. Melakukan pengompresan pada kedua putting susu dan areola mamae dengan menggunakan kapas yang telah diolesi minyak kelapa/baby oil selama 2-5 menit. Breast care pada ibu nifas 7 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD 7. Membersihkan putting susu dan areola mamae dengan kapas. 8. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak. 9. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara. 10. Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah/ ke samping. 11. Selanjutnya, pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara secara perlahan-lahan. Gerakan no. 9-11 dilakukan secara bersambungan sebanyak 20-30 kali. 12. Kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu diganti dengan waslap dingin selama 1 menit, pengompresan dilakukan secara bergantian selam 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat. 13. Pakai BH khusus untuk menyusui. 14. Semua alat-alat dibereskan dan alat-alat yang telah digunakan dicuci. 15. Kedua tangan dicuci di kran atau air mengalir setelah melakukan tindakan dan keringkan. Jumlah Kriteria penilaian Bila jumlah nilai 1 – 15 : : Perlu perbaikan 16 – 30 : Mampu 31 – 45 : Mahir Breast care pada ibu nifas 8 SITTI ALENGO DIV Kebidanan UNPAD Breast care pada ibu nifas 9 Nama Keterampilan : Breast Care pada Ibu Nifas Unit : Asuhan Kebidanan III Nifas Waktu : 30 menit Referensi : Huliana Mellyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara. Jakarta. Hal. 37-40. Depkes. 1993. Asuhan Kesehatan Ibu dalam Konteks Keluarga. Hal. 29-31. Bobak at al. Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta. Hal. 468472. Objektif Prilaku Siswa : Setelah mempelajari job sheet mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan perawatan payudara pada ibu nifas dengan benar. 2. Melakukan perawatan payudara pada ibu nifas secara sistematis. Dasar Teori : Breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas dengan tujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Keterampilan ini penting dimiliki mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas terutama yang mempunyai masalah pada masa laktasi. 1 Petunjuk : Baca dan pelajari lembar kerja yang telah tersedia. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai. Ikutilah petunjuk instruktur tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti Safety : Pastikan privasi klien benar-benar terjaga. Hati-hati melakukan pengurutan lihat mimik muka klien, jangan sampai klien merasa nyeri. Lakukan teknik dan jumlah pengurutan secara benar. Jangan menggunakan perhiasan pada tangan dan jari. Lakukan tindakan pada ruangan yang nyaman buat klien. Pekerjaan Laboratorium Peralatan : Kom kecil : 1 buah Baskom berukuran sedang : 2 buah Waslap : 2 buah Handuk : 2 buah Baki dan alas baki : 1 buah Bahan : Phantom Kapas Air dingin dan air hangat secukupnya Minyak kelapa/Baby oil Perlengkapan Kursi duduk Ruangan yang memenuhi standar Wastafel 2 Prosedur tindakan a. Persiapan 1) Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, serta susunlah secara ergonomis. 2) Siapkan lingkungan untuk menjaga privasi klien. b. Langkah-langkah NO 1. LANGKAH GAMBAR Siapkan alat/perlengkapan yang diperlukan. Key Point : Sebutkan nama masing-masing alat dan jelaskan fungsinya. Alat disusun secara sistematis dan mudah dijangkau oleh petugas. 2. Berikan salam dan beritahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan. Perhatikan usia ibu. Menyapa dengan sikap yang ramah. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh ibu. 3. B. Pelaksanaan Cuci tangan di kran atau di air mengalir. Key Point : 4. Lakukan sebelum tindakan dan keringkan. Gunakan teknik mencuci tangan yang efektif. Buka semua perhiasan dan jam tangan. Siapkan posisi ibu Key Point : Baju bagian atas dibuka. Letakkan handuk di kedua bahu dan pangkuan 3 hingga menutupi sebagian perut ibu. Perhatikan privasi klien dalam dalam setiap tindakan. 5. Lakukan pengompresan pada kedua putting susu dan areola mamae dengan menggunakan kapas yang telah diolesi minyak kelapa/baby oil. Key Point : Tiap pengompresan dilakukan selama 2-5 menit. 6. Bersihkan putting susu dengan kapas. Key Point : 7. Bersihkan secara perlahan. Hindari penarikan putting susu keluar. Perhatikan ekspresi ibu. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak. Key Point : Minyak yang di gunakan secukupnya. 8. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara. Key Point : Jangan menggunakan perhiasan pada tangan dan jari seperti: gelang dan cincin. 9. Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah/ ke samping. Key Point : Peragakan posisi dan gerakan tangan yang benar. Hindari penggesekan di atas payudara karena 4 dapat menimbulkan rasa panas pada kulit payudara. 10. Selanjutnya, pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara. Key Point : Perhatikan pada saat tangan dilepaskan dari payudara secara perlahan-lahan. Gerakan no. 9-11 dilakukan secara bersambungan. 11. Gerakan dilakukan sebanyak 20-30 kali. Kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu diganti dengan waslap dingin selama 1 menit, pengompresan dilakukan secara bergantian selama 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat. Key Point : 12. Kompes secara perlahan. Semua bagian payudara harus terkompres. Bantu ibu untuk menggunakan kembali pakaiannya. Dan anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menyokong payudara. Key Point : 13. Tetap perhatikan privacy ibu. Bereskan semua alat-alat dan cuci. Key Point : Periksa kelengkapan alat. Simpan alat yang telah digunakan pada tempatnya. 14. Cuci tangan di kran atau air mengalir setelah melakukan tindakan. 5 Key Point : Gunakan teknik mencuci tangan yang benar. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk pribadi. Evaluasi : 1. Mahasiswa mendemonstrasikan breast care secara individu. 2. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperhatikan keamanan serta kenyamanan klien setiap prosedur tindakan. 3. Memperhatikan privasi klien setiap tindakan. 4. Penempatan alat-alat yang di gunakan mudah terjangkau dan telah diketahui fungsinya. 5. Pembimbing klinik menilai langkah-langkah breast care dengan menggunakan check list. 6 Nama Keterampilan : Breast Care pada Ibu Nifas Nama Mahasiswa : Tanggal : Nama Penilai : PETUNJUK Cara Penilaian Keterampilan Praktik pemeriksaan ibu post partum Nilai 3 : Sangat Memuaskan : Memperagakan langkah-langkah secara berurutan atau sesuai prosedur/pedoman. Nilai 2 : Memuaskan : Memperagakan langkah-langkah dengan benar tetapi tidak berurutan sesuai pedoman Nilai 1 : Cukup Memuaskan : memperagakan langkah-langkah tidak sesuai dengan prosedur atau tidak benar Nilai 0 : Tidak Memuaskan : Langkah-langkah tidak diperagakan/dihilangkan Nilai setiap kinerja/langkah-langkah yang dilakukan oleh mahasiswa dengan memberikan tanda cek (√ ) pada skala sebagai berikut : NO LANGKAH A. Persiapan 1. Alat/perlengkapan disiapkan sesuai kebutuhan. 2. Bengkok 3. Kom Baby oil Waslap 2 Handuk 2 Kassa 7 Memberikan salam atau menyapa ibu. Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan. B. Pelaksanaan 4. Kedua tangan dicuci di kran atau air mengalir sebelum melakukan tindakan dan keringkan. 5. Menyiapkan posisi ibu, baju bagian atas di buka dan meletakkan handuk di bahu dan pangkuan ibu. 6. Melakukan pengompresan pada kedua putting susu dan areola mamae dengan menggunakan kapas yang telah diolesi minyak kelapa/baby oil selama 2-5 menit. 7. Membersihkan putting susu dan areola mamae dengan kapas. 8. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak. 9. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara. 10. Lakukan pengurutan, dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah/ ke samping. 11. Selanjutnya, pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut ke depan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara secara perlahan-lahan. Gerakan no. 9-11 dilakukan secara bersambungan sebanyak 20-30 kali. 12. Kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2 menit, lalu diganti dengan waslap dingin selama 1 menit, pengompresan dilakukan secara bergantian selam 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat. 13. Pakai BH khusus untuk menyusui. 14. Semua alat-alat dibereskan dan alat-alat yang telah digunakan dicuci. 15. Kedua tangan dicuci di kran atau air mengalir setelah melakukan tindakan dan keringkan. 8 9 JOB SHEET NAMA PEKERJAAN : Melakukan Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas (Hari 2-6 hari dan 2-6 Minggu Pasca Salin ) UNIT : Asuhan Kebidanana III (Nifas) WAKTU : 30 Menit REFERENSI 1. Pusdiknakes, 2003, Buku IV Asuhan Kebidanan Post Partum, Jakarta 2. Varney H, 1997, Varney’s Midwifery, Jones & Bartlett Publishers, London. 3. McCall P, 1993, Midwifery,Juta & Co LTD, Kenwyn 4. Prodikeb Cirebon, Poltekkes Tasikmalaya, 2003, Buku Panduan Preseptor, Cirebon OBJEK PERILAKU SISWA: Setelah berlatih dengan menggunakan lembar kerja (job sheet) ini, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas ( 2-6 hari dan 2-6 Minggu Pasca salin) sesuai dengan standar pelayanan kebidanan post partum. DESKRIFSI SINGKAT Definisi Pemeriksaan fisik pada ibu post partum merupakan salah satu dari asuhan pada ibu nifas yang sangat diperlukan bagi wanita post partum, sebab masa nifas ini merupakan masa yang kritis baik bagi ibu maupun bagi bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu terjadi dalam masa nifas. Tujuan asuhan Kunjungan post partum yang dilakukan 2-6 hari dan 2-6 Minggu setelah melahirkan adalah hampir sama dengan pasca salin awal (6 jam pertama) . Tujuan dari kunjungan – kunjungan ini adalah untuk : 1. Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman 2. Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusui tanpa kesulitan dan sudah bertambah berat badannya 3. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah terbentuk 4. Memprakarsai penggunaan kontrasepsi 5. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke unit kesehatan setempat (posyandu) untuk ditimbang dan imunisasi. Dalam menggunakan proses penatalaksanaan kebidanan dengan ibu yang sudah 2-6 hari atau 2-6 Minggu pasca salin, pengumpulan data, diagnosa, serta pembuatan rencana asuhan adalah hampir sama dengan pasca salin awal (6 jam pertama). Pengevaluasian dan asuhan untuk seorang ibu yang berada dalam proses 2-6 hari dan 2-6 Minggu postpartum dapat dirangkum sebagai berikut: Pemeriksaan Fisik : Rupa pada umumnya Tanda – tanda vital Payudara : Kemontokan, warna merah, nyeri putting atau pecah ujungnya. Abdomen : Tinggi fundus, kekokohan, kelembutannya Lokia : warna, banyaknya, bekuan, baunya. Perineum : edema, peradangan, jahitan, nanah Tungkai : tanda – tanda Homan, gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri. Rencana asuhan Rencana asuhan untuk kunjungan dalam masa 2-6 hari dan 2-6 Minggu pasca salin adalah hampir sama dengan rencana asuhan pasca salin 2-6 jam normal. Akan tetapi pada kunjungan – kunjungan kemudian, ibu mungkin akan lebih bisa memahami serta melaksanakan petunjuk dan pembelajaran. Oleh karena itu, informasi – informasi ini hendaknya diulang – ulang dan bidan harus mendorong ibu untuk mau bertanya (tentang hal – hal yang belum jelas). Pada kunjungan 2-6 Minggu, setiap ibu hendaknya dikonseling secara cermat tentang kontraepsi pasca salin serta memberikan metoda yang menjadi pilihannya. PETUNJUK: 1. Pemeriksaan fisik ini dilakukan oleh mahasiswa per individu. 2. Baca dan pelajari lembar kerja (job sheet) ini secara seksama sebelum melakukan tindakan. 3. Ikutilah petunjuk lembar kerja (job sheet) ini, langkah demi langkah, jangan sampai ada yang terlewat. 4. Pergunakan alat bantu/alat peraga (berupa model-model alat kontrasepsi, dll). 5. Tanyakan pada pembimbing (Instructure) bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti. KESELAMATAN KERJA: Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan keadaan ibu Perhatikan keadaan umum ibu Lakukan pekerjaan secara hati – hati dan lembut Pakailah peralatan sesuai dengan fungsinya dan telah disterilkan terlebih dahulu Perhatikan teknik / prosedur pemeriksaan fisik dengan baik. PEKERJAAN LABORATORIUM Peralatan : - Model Phantom wanita - Pembalut Wanita Bahan Air, sabun Larutan Chlorin 0,5 % Cairan merah Perlengkapan * Perlengkapan Ibu : Alas Bokong * Perlengkapan Penolong : - Handscoon - Lampu sorot / senter *Tempat sampah *Formulir pencatatan Prosedur a. Persiapan pasien Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan Lakukan informed concent b. Persiapan pemeriksa/Bidan Mencuci tangan PELAKSANAAN LANGKAH KERJA 1. Amati tingkat tenaga dan emosi ibu selama dalam kunjungan. ( Lakukan secara cermat dan penuh perhatuan ). ILUSTRASI / GAMBAR 2. Periksa tekanan darah, suhu tubuh dan nadi. (Perhatikan psikologis ibu, jelaskan hasil temuan) 3. Jelaskan pada ibu saat melakukan pemeriksaan. 4. Cuci tangan keseluruhan dengan sabun dan air serta mengeringkan dengan handuk. (lakukan cuci tangan secara efektif) 5. Lakukan pemeriksaan payudra. Pasien berbaring dengan lengan kiri diatas kepala, payudara kiri kemudian secara palpasi sistematis sampai ketiak, catat adanya massa, benjolan yang membesar, pembengkakan atau abses Ulangi prosedur tersebut untuk lengan kanan, dan palpasi payudara kanan hingga ketiak. 6. Lakukan pemeriksaan abdomen Periksa bekas luka, jika operasi baru Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus di atas pubis Palpasi untuk mendeteksi massa, kelembekan. 7. Lakukan pemeriksaan kaki untuk : Vena Varises Kemerahan pada betis (tanda homan) Tulang kering, pergelangan kaki, kaki untuk edema 8. Kenakan sarung tangan pemeriksaan yang bersih/steril. ( Lakukan dengan hati – hati jangan sampai menyentuh bagian lateral posisi untuk hand schoen ). 9. Bantu klien pada pemeriksaan perineum. Tekuk setiap kaki klien untuk diperiksa nyeri betis (tanda – tanda homan) Periksa perineum untuk penyembuhan dari laserasi atau penjahitan episiotomi Perhatikan warna, konsistensi dan bau dari lokia ( Sebelumnnya beritahu ibu tentang prosedur yang akan dilakukan dan sesudah dilakukan beritahu mengenai temuan – temuannya ) 10. Lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam wadah berisis larutan klorin 0,5 %t. (Lakukan secara hati-hati agar tidak tersentuh permukaan kulit tangan). 11. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering. (Lakukan Cuci tangan ecara efektif). EVALUASI Mahasiswa mendemonstrasikan pemeriksaan fisik secara individu Instruktur membimbing dan menilai langkah – langkah pemeriksaan fisik sesuai dengan menggunakan ceklist Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan Privasi ibu selama melakukan prosedur Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan ibu selama melakukan prosedur Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan psikologis ibu Setiap langkah dilakukan dengan memperhatikan kebersihan / kesterilan dalam bekerja Memberitahukan hasil pekerjaan pada ibu setelah selesai melakukan prosedur 1 JOB SHEET TOPIK KETERAMPILAN SENAM NIFAS WAKTU 2 x 50 MENIT OBJEKTIF PRILAKU SISWA Setelah mengikuti demonstrasi ini mahasiswa dapat melaksanakan senam nifas secara berurutan sesuai dengan pedoman yang sudah diberikan dengan baik dan benar. ALAT DAN PERLENGKAPAN Matras / tempat tidur Bantal Musik 2 ALAT BANTU Job sheet, OHT, Multi media, flipchart BUKU SUMBER 1. Bobak, dkk. Buku ajar keperawatan maternitas: adisi ke-4. penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2003. hal.533. 2. Bonny dkk. 40 Hari Pasca-Persalinan; masalah dan solusinya. puspa swara. Jakarta. 2003. hal.100. 3. Ma’sum, Ma’ruf. 2003. Bayi Panduan lengkap Sejak dalam Kandungan hingga Merawat Bayi.surakarta. Ma’sum Perss. Hal.69. METODE DEMONSTRASI DOSEN DIANA NOVITA, SST 3 DASAR TEORI Kondisi yang kendor setelah melahirkan harus segera dipulihkan, karena selain bayi yang dilahirkan membutuhkan kasih sayang dari seorang ibunya, juga suami yang kita cintai. Untuk itulah pemulihan kondisi harus dilakukan seawal mungkin sesuai kondisi. Mobilisasi dan gerakan-gerakan sederhana sudah dapat dimulai selagi ibu masih berada di klinik atau Rumah Sakit, supaya involusi berjalan dengan baik dan otot-otot mendapatkan tonus, elastisitas dan fungsinya kembali. Manfaat senam nifas : Manfaat latihan secara umum 1. Membantu penyembuhan rahim,perut dan otot panggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal. 2. Menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehamilan dan persalinan serta mencegah pelemahan serta mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut. 3. Menghasilkan manfaat psikologis, menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan. Manfaat latihan secara khusus - Perineal : 1. membantu menghindari terjadinya mengompol akibat stres 2. mencegah turunnya organ-organ panggul 3. mengatasi masalah seksual - Perut : 1. Mengurangi resiko sakit punggung dan pinggang 2. Mengurangi varices vena 3. Mengurangi edema kaki 4. Mengatasi kram kaki 5. Mencegah pembentukan gumpalan darah dalam vena 6. Memperlancar peredaran darah 4 PERSIAPAN Siapkan bahan dan alat Jelaskan pada pasien tentang manfaat dari senam nifas Pastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih Lakukan pemanasan dengan gerakan-gerakan ringan KEAMANAN 1. Jangan berlatih lebih dari yang dianjurkan, meskipun anda merasa sanggup 2. Jangan melakukan latihan sit up penuh, menekuk lutut ke arah dada, atau pengangkatan dua kaki, selama enam minggu pertama pasca-persalinan. 3. Berhentilah sebelum lelah. PENYAJIAN No 1 KEYPOINT Susun alat secara ergonomis LANGKAH Siapkan alat dan bahan 5 2 3 Dilakukan setiap sebelum dan sesudah melakukan senam inti Lakukan pemanasan - Lakukan 15 x gerakan a. Latihan pernafasan iga-iga - Pakaian dilonggarkan Keluarkan nafas dari mulut, tangan menekan - Tidur dengan satu bantal iga ke dalam sehingga rongga dada mengempes - Tidur terlentang, lutut lurus - Lakukan 15 x gerakan - Lutut bagian belakang menekan kasur b. Latihan gerak pergelangan kaki - Latihan 1 (gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi) Tegakkan kedua telapak kaki, lutut bagian belakang menekan kasur. Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya - Lakukan 15 x gerakan - Posisi telapak kaki berhadapan - Latihan 2 Hadapkan kedua telapak kaki dengan lutut menghadap ke dalam. Posisi telapak kaki berhadapan, gerakkan 6 ke bawah, buka ke samping dan tegakkan kembali - Lakukan 15 x gerakan - Telapak kaki diturunkan ke Bawah - Lakukan 15 x gerakan - Telapak kaki kiri dan kanan diturunkan secara bergantian, seperti gerakan menggergaji. - Lakukan 15 x gerakan - Kerutkan pantat ke dalam - Kempeskan perut - Posisi berbaring dengan tangan di samping. - Latihan 3 Kedua telapak kaki diturunkan ke bawah, buka ke samping, dan tegakkan kembali 7 - Lakukan 4x gerakan c. Latihan kontraksi otot perut dan pantat - Lanjutkan ke latihan kedua secara ringan - Kepala menyentuh dada - Latihan 1 Angkat kepala dan bahu sehingga kepala menyentuh dada - - Tidur terlentang, kedua - Latihan 2 tangan di samping Tekuk lutut kiri, lalu luruskan dan Lakukan 4x gerakan untuk lakukan juga pada lutut kanan tiap sisi secara bergantian - Latihan 3 - Lakukan 15 x gerakan - Kerutkan pantat ke dalam Posisi berbaring satu kaki ditumpangkan - Kempeskan perut pada yang lainnya. Tundukkan kepala, - Posisi berbaring satu kaki kerutkan pantat ke dalam, kempeskan ditumpangkan pada yang perut sehingga punggung menekan lainnya kasur 8 LATIHAN HARI II 1. - Lakukan 15 x gerakan - Pakaian dilonggarkan - Tidur dengan satu bantal a. Latihan pernafasan iga-iga Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup sambil mendorongn kedua tangan, keluarkan nafas dari mulut, tangan menekan iga ke dalam sehingga rongga dada mengempes - - - Tidur terlentang, kedua b. Latihan otot perut lutut ditekuk setengah Kedua lutut ditekuk setengah tinggi dengan tinggi telapak kaki rata pada kasur, angkat kepala Telapak kaki rata pada dan bahu perlahan-lahan sehingga dagu kasur menempel di dada, turunkan kembali Lakukan 5x gerakan dengan lambat 9 - Ulangi gerakan tersebut dengan c. Latihan kaki bergantian arah, lakukan 5x ke Lutut ditekuk setengah tinggi, lurus dan kiri dan ke kanan dirapatkan. Putar pinggang dan ayunkan - Lutut ditekuk setengah tinggi, kedua lutut bersama-sama ke kiri sehingga lurus dan dirapatkan - Lakukan satu kali setiap hari menyentuh lantai, begitu juga sebaliknya d. Latihan untuk pengembalian rahim ke selama 3 – 5 menit bentuk dan tempat semula - Dua bantal menyangga perut, Tidur tengkurap dengan dua bantal satu bantal menyangga punggung menyangga perut, satu bantal menyangga kaki punggung kaki. Kepala menoleh ke samping kiri atau kanan, tangan sedikit dibengkokkan. - Lakukan gerakan ini 45 x. Setiap 15 x gerakan berhenti sebentar - Kedua lengan saling e. Latihan otot dada - Latihan 1 Kedua tangan saling berpegangan pada berpegangan pada lengan bawah lengan bawah dekat siku. Pegang tangan dekat siku erat-erat dan dorong jauh-jauh bersamaan 10 ke arah siku sampai otot dada terasa tertarik, lalu lepaskan. - Latihan 2 - Lakukan gerakan 45 x dan Angkat tangan hingga sejajar dengan kepala berhenti sebentar setiap 15 x - Lakukan sesuai kemampuan - Posisi duduk atau berdiri, f. Latihan sikap baik secara ringan lakukan 15 x gerakan dan Putar sendi bahu ke arah depan, ke atas, berhenti setiap 5 gerakan dan ke belakang,ke bawah, dan seterusnya. lakukan setiap selesai menyusui bayi. 11 - Putaran arah belakang tulang belikat mendekat satu sama lain. LATIHAN HARI KE III Berdiri dengan kaki sedikit Sikap baik dalam mengangkat dan diregangkan, tundukkan kepala, menggendong bayi dan ambil bayi dengan kepala Langkahkan kaki kanan ke depan, kempeskan tetap tegak. perut, bengkokkan lutut, jongkok sampai tumit. APLIKASI 1. Demonstrasi pertama dilakukan oleh dosen sebagai instruktur sesuai dengan job sheet. 2. Menunjuk dua orang mahasiswa untuk mempraktikkan senam nifas di bawah bimbingan dosen. 12 EVALUASI 1. Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok, kemudian mempraktikkan senam nifas secara individu sesuai dengan daftar tilik. 2. Setiap langkah dikerjakan secara sistematis dan memperhatikan kemampuan serta kenyamanan klien di setiap tindakan. 3. Penilaian dilakukan dengan menggunakan daftar tilik.