KABUPATEN TRENGGALEK I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah LUAS WILAYAH 1.261,40 KM2 JML KECAMATAN 14 KECAMATAN JML KELURAHAN 5 KELURAHAN JML DESA 152 DESA BATAS WILAYAH Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur UTARA KAB. TULUNGAGUNG DAN KAB. PONOROGO TIMUR KAB. TULUNGAGUNG BARAT KAB. PACITAN DAN KAB. PONOROGO SELATAN SAMUDERA INDONESIA 01 B. Letak dan Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111°24-112°11’ Bujur Timur dan 7°53’-8°34’ Lintang Selatan. Kabupaten Trenggalek juga mempunyai wilayah kepulauan yang tersebar di Kawasan Selatan Kabupaten Trenggalek. Jumlah pulau yang berada di wilayah Kabupaten Trenggalek sebanyak 57 pulau, yang keseluruhannya masih belum berpenghuni. Pulau terluar dari wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Pulau Panikan dan Pulau Sekel yang belum diketahui luasnya. Sedangkan luas wilayah laut (Zone Ekonomi Eksklusif) ± 35.558 km², termasuk 57 pulau kecil tidak berpenghuni. Pulaupulau di wilayah Kabupaten Trenggalek, selengkapnya disajikan dalam Tabel 1. Pantai dengan pulau kecil kecil t Tabel 1. Nama Pulau di Kabupaten Trenggalek NO NAMA PULAU WILAYAH KECAMATAN NO NAMA PULAU WILAYAH KECAMATAN 1 KELOMPOK KIDUL MUNJUNGAN 30 LUMBUNG PANGGUL 31 KARANG MALANG PANGGUL MUNJUNGAN PEMBAGIAN ADMINISTRATIF Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555 dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Dari 14 kecamatan hanya 5 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Karangan, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan. Sedangkan 9 kecamatan lainnya mayoritas desanya berupa pegunungan. 2 SASAH 3 CIGAR MUNJUNGAN 32 KUYON PANGGUL 4 ALES MUNJUNGAN 33 KONYELAN PANGGUL 5 ANAK CIGAR MUNJUNGAN 34 BANYUTARUNG PANGGUL 6 PANIKAN MUNJUNGAN 35 SRUWI LOR WATULIMO 7 WATUPAYUNG MUNJUNGAN 36 SRUWI KIDUL WATULIMO 8 PERCAK MUNJUNGAN 37 SEGUNUNG WATULIMO 9 PERCAK WETAN MUNJUNGAN 38 KARANGPEGAT WATULIMO 10 PERCAK TENGAH MUNJUNGAN 39 WATUDUKUN WATULIMO 11 PERCAK KULON MUNJUNGAN 40 NGEMBENG WATULIMO 12 KALONGAN MUNJUNGAN 41 WATULAJER WATULIMO 13 KALONGAN CILIK MUNJUNGAN 42 SRUWI WATULIMO 14 KLOMPOK LOR MUNJUNGAN 43 BENGGOLO WATULIMO 15 PRENJONO MUNJUNGAN 44 SIKLOPO WATULIMO 16 PRENJONO WETAN MUNJUNGAN 45 SOSARI WATULIMO No Kecamatan Ibukota 17 PRENJONO KULON MUNJUNGAN 46 SOSARI CILIK WATULIMO 1. PANGGUL WONOCOYO Jml Desa/ Kelurahan 17 18 WERU MUNJUNGAN 47 SOSARI LOR WATULIMO 2. MUNJUNGAN MUNJUNGAN 11 19 WATUPRAU MUNJUNGAN 48 SOLIMO WETAN WATULIMO 3. WATULIMO PRIGI 12 33 154,44 20 ENDASBAJUL MUNJUNGAN 49 SOLIMO TENGAH WATULIMO 4. KAMPAK BENDOAGUNG 7 23 79,00 21 KAPULOGO MUNJUNGAN 50 SOLIMO KULON WATULIMO 5. DONGKO DONGKO 10 53 141,20 22 KEMPONG MUNJUNGAN 51 SOLIMO WATULIMO 6. PULE PULE 10 35 118,12 23 WATUGAMPIRAN MUNJUNGAN 52 BOYOLANGU WATULIMO 7. KARANGAN KARANGAN 12 32 50,92 24 TEANG PANGGUL 53 TAMENGAN WATULIMO 8. SURUH SURUH 7 26 50,72 25 TEANG LOR PANGGUL 54 ANAKAN WATULIMO 9. GANDUSARI GANDUSARI 11 54 54,96 26 TEANG KIDUL PANGGUL 55 MBATANG WATULIMO 10. DURENAN KENDALREJO 14 47 57,16 27 GODO PANGGUL 56 BABATAN WATULIMO 11. POGALAN NGADIRENGGO 10 33 41,80 28 GODO CILIK PANGGUL 57 SEKEL WATULIMO 12. TRENGGALEK NGANTRU 8/5 35 61,16 15 45 74,72 PANGGUL 29 JARAN Tabel 2. Jumlah Desa, Dusun dan Luas Kecamatan di Kabupaten Trenggalek 13. TUGU GONDANG 14. BENDUNGAN DEMPYONG JUMLAH Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, 2012 02 Jml Luas Dusun (Km²) 66 131,56 44 154,80 8 29 90,84 152/5 555 1.261,40 Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek, 2012 Potensi Potensidan danProduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur Jarak terjauh dari ibukota kecamatan terhadap ibukota kabupaten adalah Kecamatan Panggul, sedangkan jarak ibukota kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tugu. Tabel 3. Jarak Pusat Ibukota Kecamatan JARAK DARI PUSAT KOTA NO KECAMATAN 1. PANGGUL 2. MUNJUNGAN 46 3. WATULIMO 44 4. KAMPAK 18 5. DONGKO 29 6. PULE 27 7. KARANGAN 7 8. SURUH 11 9. GANDUSARI 11 10. DURENAN 15 11. POGALAN 8 12. TRENGGALEK - 13. TUGU 7 14. BENDUNGAN 19 52 C. Topografi Kabupaten Trenggaleksecra ketinggian tempat terdiri dari 2/3 wilayah pegunungan dan 1/3 lainnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai dengan 690 meter di atas permukaan air laut. Dua pertiga wilayah Kabupaten Trenggalek yang merupakan kawasan pegunungan dataran rendah memiliki ketinggian antara 0 hingga di atas 100 meter di atas permukaan laut, dan ketinggian tersebut 53,8 % berketinggian 100-500 m. Kabupaten Trenggalek sebagian besar bertopografi terjal lebih dari 40% seluas ± 28.378 ha yang merupakan daerah rawan bencana longsor. Sebagian besar lahan ini merupakan lahan kritis yang rentan mengalami gerakan tanah. Kawasan ini tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Bendungan , Pule, Dongko, Watulimo, Munjungan dan Kecamatan Panggul. Luas dataran rendah dengan tingkat kemiringan antara 0-15% adalah ± 42.291 ha. Kawasan yang bertopografi datar se Potensi Potensi dan dan Produk Produk Unggulan Unggulan Jawa Jawa Timur Timur bagian besar terletak di Kabupaten Trenggalek bagian utara meliputi Kecamatan Trenggalek, Karangan, Pogalan, Durenan, dan Tugu. Kondisi kelerengan lahan di Kabupaten Trenggalek dapat diuraikan bahwa terdapat kondisi yang variatif dan datar hingga sangat curam, yaitu dengan kemiringan tanah 0%-7% untuk wilayah dataran rendah dan 7-40% untuk wilayah pegunungan. Hal inilah yang menyebabkan penguasaan penduduk atas tanah terkonsentrasi pada wilayah yang memiliki tingkat kelerengan lahan yang terkategori datar pada tanah-tanah yang lebih memiliki kemiringan lahan lebih dan 15% pemanfaatan tanah dilakukan dengan terasering. Kemiringan suatu lahan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah. Kondisi kemiringan tanah di Kabupaten Trenggalek dibedakan menjadi 4 (empat) kelas kemiringan, yang seluruhnya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dalam pemanfaatannya juga perlu dibedakan berdasarkan fungsinya, misalnya kawasan lindung. D. Geologi Secara geologis, Kbupaten Trenggalek memiliki beberapa batuan induk. Jenis batuan induk yang ada di Kabupaten Trenggalek antara lain : - Miosenne sedimentary : di semua kecamatan - Miosenne limostone : Kecamatan Panggul, Watulimo, Dongko dan Karangan - Andesit: Kecamatan Munjungan, Watulimo, Pogalan dan Karangan - Liat dan Pasir (Alluvium): di semua kecamatan kecuali Dongko, Pule dan Bendungan - Undifferentioned Vulcanik: di Kecamatan Bendungan Struktur tanah di Kabupaten Trenggalek meliputi andosol dan latosol di bagian utara. Batuan Mediteran, grumosol dan regusol yang terletak di bagian timur. Batuan mediteran di bagian selatan dan batuan alluvial di bagian barat kabupaten. Susunan explorasi tanah terdiri dari lapisan tanah andosol dan latosol, mediteran, grumosol, dan regosol, alluvial dan mediteran. Lapisan tanah alluvial terbentang di sepanjang aliran sungai di bagian wilayah timur dan merupakan lapisan tanah yang subur, luasnya berkisar antara 10% hingga 15% dari seluruh wilayah. Pada bagian lain, yaitu bagian selatan, barat laut dan utara, tanahnya terdiri dari lapisan mediteran yang bercampur dengan lapisan grumosol dan latosol. Lapisan tanah ini sifatnya kurang daya serapnya terhadap air sehingga menyebabkan lapisan tanah ini kurang subur. Kondisi Geologis Kabupaten Trenggalek Jenis Tanah Bagian Utara Andosol dan Latosol Bagian Timur Mediteran, Grumosol dan Regusol Bagian Barat Alluvial Bagian Selatan Mediteran 03 Ngemplak di Kecamatan Watulimo. E. Hidrologi Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang antara 2 km hingga 41,50 km dengan debit air antara 674 m³/detik (Kali Jati) sampai dengan 20.394 m³/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air sungai yang relative tinggi merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi aliran sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasi diperlukan pembangunan lebih banyak bangunan penampung air, baik bendungan, embung, dan dam. Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2011 tecatat sejumlah 318 sumber air. Sumber air di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya. Sumbersumber air tersebut perlu mendapatkan perhatian dengan menjaga kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber mata air sebagai kawasan lindung. Pada umumnya Kabupaten Trenggalek memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS yang arah alirannya bermuara ke Samudra Hindia. Pada wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar maupun kecil. Dibagian utara terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Bagong dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk Dam Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Brantas sebagian besar digunakan untuk irigasi, dan sebagian masuk ke PLTA Niyama. Sedangkan di bagian selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke Samudra Indonesia, yaitu Sungai Gedangan berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan Panggul. Sungai Tumpak Nongko di Kecamatan Munjungan; Sungai 04 Tabel 5. Nama, Pangjang dan Debit Air Sungai Panjang No. Nama Sungai Sungai (Km) 1. Bagong 22,5 2. Sukun 11 3. Prambon 13,5 4. Kedungmoro 8,5 5. Klumutan 4 6. Jolok 2,25 7. Ngasinan 41,5 8. Klitik 7,25 9. Munjungan 5,5 10. Anjok 2 11. Darungan 4,5 12. Ngepeh 8 13. Duren 7,5 14. Mlinjo 19 15. Jati 15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Tawing Gedangan Konang Ngulung Bungur Craken Tumpak Nongko Songo Karanggandu Bubuk Ngemplak Sowan Dongko 27 36,5 17 6 2 5 14 4 3,5 2 10,5 5,5 13,5 Debit Air (M3/Detik) 2010 2.275 Tidak ada alat ukur 705 185 Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur 3.064 Tidak ada alat ukur 2.030 Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur 451 Tidak ada alat ukur 869 2011 2.518 Tidak ada alat ukur 1.353 58 Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur 4.793 Tidak ada alat ukur 3.554 Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur 1.337 Tidak ada alat ukur 1.921 634 2.214 8.567 396 130 Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur 1.086 9.326 705 Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2012 Tabel 6. Jumlah Sumber Air dan Rata-rata Debit Air Lokasi Rata-rata debit air (Liter/detik) Jumlah Sumber Air 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Panggul 53 49 49 89 81 78 Munjungan 4 4 4 9,5 9 9 Watulimo 18 16 16 24 21 21 Kampak 6 6 6 63 60 60 Dongko 10 9 8 20,5 20 18 Pule 67 61 59 216 201 194 Karangan 14 13 12 13 10 9 Suruh 19 17 17 15 15 15 Gandusari 11 11 10 38 35 32 Durenan 6 6 6 16 16 16 Pogalan 9 9 8 12 12 10 Trenggalek 22 20 18 15 14 12 Tugu 72 65 65 66 61 58 Bendungan 50 47 45 61 56 54 Jumlah 361 333 318 658 611 586 Potensi Potensidan danProduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur F. Klimatologi Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis khatulistiwa, maka seperti kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan SeptemberApril merupakan musim penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei-Agustus. Namun akhir-akhir ini dengan perubahan anomail cuaca maka siklus hujan menjadi tidak menentu. Jumlah hari hujan di Kabupaten Trenggalek rata-rata 164 hari hujan pada tahun 2011 dengan ratarata curah hujan sebanyak 11 mm. Tabel 7. Rata-rata Curah Hujan 2009 s/d 2011 Hari Hujan (Hari) Rata-rata Curah Hujan (Mm) Kecamatan 2009 2010 2011 2009 2010 2012 Panggul 111 195 156 24,91 20 10 Munjungan 116 168 225 31,59 45 8 Watulimo - - - - - - Kampak 124 294 178 11,92 10 22 Dongko 122 215 225 17,44 21 11 Pule 95 171 219 21,51 23 10 Karangan 88 181 141 14,09 14 10 Suruh - - - - - - Gandusari 101 177 100 12,57 11 10 Durenan - - - - - - Pogalan 91 141 87 16,65 21 7 Trenggalek 105 186 130 12,19 21 10 Tugu 197 285 202 15,59 18 13 Bendungan 122 220 151 15,52 20 11 Rata-rata 9,64 212 164 17,63 20 11 Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan,2012 II. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Lahan pertanian pada tahun 2011 khususnya area sawah di Kabupaten Trenggalek sebesar 12.230 Ha atau 9,69 persen dari total luas wilayah. Area sawah di Kabupaten Trenggalek terdiri dari sawah irigasi teknis seluas 3.758 ha, sawah setangah Potensi Potensi dan dan Produk Produk Unggulan Unggulan Jawa Jawa Timur Timur t PanenKetela teknis seluas 3,291 ha dan sawah tadah hujan seluas 993 ha. Produksi padi sawah tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4,97 persen dibandingkan tahun 2010 dengan rata-rata produksi 58,17 kw/ha. Selain padi hasil pertanian di Kabupaten Trenggalek yang potensial adalah jagung, ubi kayu, ubi-ubian, kacang tanah dan kacang kedelai. Produksi ubi kayu terus mengalami peningkatan sampai tahun 2011 sebesar 350.463 ton dengan kenaikan produksi 6,8% dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Selain ubi kayu komoditas pertanian yang mengalami peningkatan produksi adalah ubi jalar. Pengembangan tanaman perkebunan di Kabupaten Trenggalek dituntut untuk tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, ekologi dan social yang merupakan indicator pengelolaan sumber daya perkebunan dan kehutanan yang lestari. Jenis komoditi perkebunan yang cukup potensial dan merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Trenggalek antara lain adalah tebu, kelapa, dan coklat. Produksi tanaman perkebunan yang mempunyai kontribusi tersbesar adalah produksi kelapa dan tebu masing-masing dengan produksi sebesar 10.690,75 ton dan 3.948,5 ton di tahun 2011. Dari total luas hutan 62.024,50 Ha tedapat 17.988,40 ha hutan lindung , dan 44.036,10 ha hutan produksi, setrta hutan wisata seluas 64,3 ha. Produksi dibidang kehutanan diantaranya adalah getah pinus, selama 2011 tercatat produksi getah pinus sebesar 6.850 ton. PETERNAKAN Dilihat dari populasi ternak selama 2011, jumlah ayam ras petelor menempati urutan pertama untuk ternak yang dibudidayakan masyarakat dengan jumlah 1.399.194 ekor, disusul ayam buras dengan populasi 575.682 ekor, berikutnya ayam ras pedaging, kambing dan itik. Sapi perah dengan populasi 5.405 ekor sebagian besar terdapat di Kecamatan Bendungan. Dari sejumlah sapi perah tersebut menghasilkan susu sebanyak 8.030.000,00 liter selama tahun 2011. 05 3 jenis yaitu obyek wisata alam, obyek wisata budaya dan obyek wisata minat khusus. Jenis obyek wisata di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Obyek Wisata Alam Di Kabupaten Trenggalek t Nelayan dengan tangkapan ikanlaut PERIKANAN Trenggalek memiliki pelabuhan ikan terbesar pada wilayah pantai selatan pulau jawa setelah Pelabuhan ikan Cilacap. Pengembangan potensi perikanan mulai direalisasikan dengan pembangunan Pelaabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Pantai Prigi kedepannya akan dikembangkan menjadi Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) yang didukung dengan pengembangan Jalan Lintas Selatan (JLS). Jumlah rumah tangga perikanan tercatat 5.772 rumah tangga terdiri dari 2.068 rumah tangga perikanan laut dan 3.754 rumah tangga perikanan darat. Rumah tangga perikanan laut terdapat pada 3 kecamatan yaitu Panggul, Munjungan dan Watulimo. Untuk produksi ikan darat tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 22,16 persen dari tahun sebelumnya, dimana produksi ikan lele menempati urutan pertama produksi terbesar yaitu 2.053,28 ton, disusul gurame 368,91 ton diurutan kedua. Berdasarkan kondisi wilayah Kabupaten Trenggalek yang berada di pesisir selatan Jawa Timur dengan daerah pantainya maka Kabupaten Trenggalek berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan minapolitan baik berbasis perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Potensi perikanan budidaya yang dapat dikembangkan di Kabupaten Trenggalek adalah budidaya ikan nila dan lele di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan sebagai pusat kegiatan minopolitan serta budidaya ikan lele di Desa Sambirejo Kecamatan Trenggalek sebagai kawasan hinterland. PARIWISATA Potensi pengembangan wisata di Kbaupaten Trenggalek terbesar hampi di seluruh kecamatan, namun jumlah obyek wisata yang layak jual di Kabupaten Trenggalek sebanyak tujuh obyek wisata, terdiri dari obyek pariwisata pantai, pemandian/kolam renang dan goa, yaitu Pantai Pelang di Kecamatan Panggul, Kolam Renang Tirta Jwalita di Kecamatan Trenggalek, empat obyek wisata di Kecamatan Watulimo yaitu Goa Lawa, Pantai Damas, Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih Karanggongso serta Pemandian Tapan. Obyek wisata di Kabupaten Trenggalek dapat dibedakan menjadi No. Obyek Wisata Jenis Wisata 1 Pantai Prigi Wisata Alam Lokasi Kecamatan Watulimo 2 Pantai Karanggongso Wisata Alam Watulimo 3 Pantai Damas Wisata Alam Watulimo 4 Pantai Pelang Wisata Alam Panggul 5 Pantai Konang Wisata Alam Panggul 6 Pantai Blado Wisata Alam Munjungan 7 Goa Lowo Wisata Alam Watulimo 8 Goa Suruban Wisata Alam Watulimo 9 Goa Ngerit Wisata Alam Kampak 10 Goa Gajah Wisata Alam Bendungan 11 Goa Kalimati Wisata Alam Dongko 12 Goa Pringapus Wisata Alam Dongko 13 Pemandian Tapan Wisata Alam Karangan 14 Wonowisata Wisata Alam Trenggalek 15 Agrowisata Dilem Wisata Alam Bendungan 16 Air Terjun Kalianak Wisata Alam Tugu 17 Air Terjun Jero Guih Wisata Alam Karangan 18 Telaga Beji Maron Wisata Alam Gandusari Sumber : Dinas Papora Kabupaten Trenggalek,2012 Tabel 9. Obyek Wisata Budaya No Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan 1 Upacara Larung Sembonyo Wisata Budaya Watulimo 2 Prasasti Kamulan Wisata Budaya Durenan 3 Tradisi Tiban Wisata Budaya 4 Jaranan Turonggo Yakso Wisata Budaya Dongko 5 Tradisi Baritan Wisata Budaya Dongko 6 Bersih Dam Bagong Wisata Budaya Trenggalek Sumber : Dinas Parpora Kabupaten Trenggalek, 2012 Tabel 10. Obyek Wisata Minat Khusus No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan 1 Panjat Tebing Gunung Linggo Minat Khusus Karangan 2 Panjat Tebing Gunung Sepikul Minat Khusus Watulimo Sumber : Dinas Parpora Kabupaten Trenggalek, 2012 Gambar Perkembangan Jumalah Kunjungan Wisata Tahun 2008-2011 Sumber : Dinas Parpora Kabupaten Trenggalek,2012 06 Potensi Potensidan danProduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur INDUSTRI Trend perkembangan industri kecil, menengah dan kerajinan selama periode 2009-2011 mengalami fluktuasi. Tahun 2011 jumlah industri kecil mencapai 546 unit, meningkat 56,9 % disbanding tahun 2009. Namun dibandingkan tahun 2010 jumlah industri kecil di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan. Gambar Perkembangan Jumlah Industri Kecil Sumber : Dinas Koperindagtamben Kabupaten Trenggalek, 2012 PERTAMBANGAN Kabupaten Trenggalek sebenarnya memiliki kekayaan tambang yang tersebar di beberapa lokasi tetapi belum dikembangkan secara optimal. Potensi tambang terbesar di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2011 adalah marmer sebesar 708,548 juta ton yang tersebar di Kecamatan Panggul sebesar 173 juta ton, Kacamatan Dongko sebesar 394 juta ton, Kecamatan Bendungan sebesar 127 juta ton. Selain marmer, potensi tambang lainnya adalah andesit diorite sebesar 157 juta ton yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Gandusari. Potensi tambang di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jenis dan Persebaran Tambang di Kabupaten Trenggalek No. Jenis Tambang Kandungan (Juta Ton) Persebaran 1 Marmer 708,548 2 Andesit diorite 157 Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko, Pule, Karangan, Suruh, Pogalan, Durenan, Trenggalek, Tugu, Bendungan 3 Batu Gamping 145 Panggul, Wataulimo, Kampak, Gandusari, Bendungan 4 Besi 190 5 Zeolit 2,78 6 Tanah Liat 20,40 7 Felspar 40,19 Kampak, Karangan, Suruh, Gandusari, Durenan, Trenggalek 8 Mangan 1,0301 Karangan, Gandusari, Pogalan 9 Bentonit 3,65 Dongko, Karangan, Suruh 10 Kalsit 0,18 Panggul, Gandusari 11 Kaolin 1,35 Suruh, Bendungan 12 Piropillite 25 Kampak 13 Batubara 18 Watulimo, Dongko, Suruh III. WILAYAH RAWAN BENCANA Sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek adalah daerah rawan bencana, terutama tanah longsor dan banjir. Selain itu di sebelah selatan kabupaten Trenggalek yaitu di kawasan pesisir merupakan wilayah rawan bencana tsunami dan gempa tektonik akibat tumbukan lempeng. Bencana tanah longsor sering terjadi di Kabupaten Trenggalek terutama jika musim hujan tiba. Terdapat beberapa 2 faktor yang menyebabkan sebagian besar kawasan di Trenggalek masuk kategori rawan bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama adalah factor alam yang terdiri dari aspek penutupan lahan (vegetasi). Kedua, adalah factor manusia yang memanfaatkan alam secara tidak bertanggungjawab. Pada tahun 2011, luas lahan kritis di Kabupaten Trenggalek mencapai ±30.363 ha. Dari luasan tersebut sebesar ±5678 ha termasuk kawasan dengan tingkat kerawanan longsor yang tinggi. Kecamatan yang termasuk kategori kerawanan tinggi untuk bencana tanah longsor adalah kecamatan Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Gandusari dan Bendungan (sebaagian wilayah keenam kecamatan tersebut). Daerah tersebut merupakan areal yang mempunyai derajat kerentanan relative besar untuk terjadinya longsor. Daerah tersebut baik secara fisik maupun non fisik memiliki potensi untuk terjadinya bencana longsor. Oleh karena itu diperlukan upaya perbaikan lingkungan yang rusak dan sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya longsor sehingga dapat meminimalisir dampak yang Panggul, Dongko, Pule, Karangan, Suruh Panggul, Munjungan, Dongko Pule Karangan, Suruh, Gandusari, Durenan, Trenggalek Sumber : Dinas Koperindagtamben Kabupaten Trenggalek, 2012 Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 07 Selain longsor, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Trenggalek adalah banjir di musim penghujan bahkan beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan intensitas banjir di sejumlah wilayah. Bencana banjir tentunya membawa kerugian yang tidak sedikit bahkan banyak infrastruktur yang rusak akibat banjir. Rusaknya infrastruktur akan mengganggu aktivitas masyarakat dan melumpuhkan perekonomian daerah. Kawasan banjir di Kabupaten Trenggalek dapat diidentifikasi menjadi beberapa tipologi yang terdiri dari kawasan dengan tingkat kerawanan banjir tinggi, tingkat kerawanan banjir menengah dan tingkat kerawanan banjir rendah. Luasan kawasan rawan banjir tinggi sebesar ± 4.217 ha yang tersebar di sebagian Kecamatan Panggul, Munjungan, Watulimo, Gandusari, Kampak, Trenggalek, Karangan, Tugu dan Pogalan. Luasan kawasan rawan banjir menengah sebesar ± 43.591 ha yang tersebar di hamper wilayah administrasi kecamatan yaitu Kecamatan Munjungan, Gandusari, Durenan, Pogalan, Trenggalek, Karangan, Bandungan, Tugu dan Pule. Selain itu luasan kawasan rawan banjir rendah sebesar ± 77.455 ha yang tersebar di semua kecamatan. Dengan teridentifikasinya kawasan rawan banjir tersebut maka kedepannya dapat dilakukan mitigasi bencana banjir melalui pemanfaatan ruang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, maka Kabupaten Trenggalek juga berpotensi mengalami tsunami yang dapat dipicu oleh gempa tektonik akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Kawsan yang berpotensi terkena tsunami adalah Kecamatan Watulimo seluas ±1.701 ha, Kecamatan Munjungan seluas ± 1.689 ha dan Kecamatan Panggul seluas ± 2.145 ha. IV. DEMOGRAFI Data penduduk sebagaimana data yang lain sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, terlebih lagi penduduk sebagai sumberdaya manusia adalah subyek sekaligus obyek pembangunan. Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk akhir tahun 2011 sebesar 813.418 jiwa. Dari jumlah seluruh penduduk tersebut sebanyak 50,52 persen merupakan penduduk laki-laki. Jumlah penduduk ini naik sebesar 1,04 % bila dibandingkan dengan keadaan akhir tahun 2010. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama 1 dasawarsa terakhir sebesar 0,38 %. Potensi sumber daya manusia dalam satu dae- 08 t Pelayanan posyandu rah juga dapat diketahui melalui indicator jumlah penduduk berusia produktif (15-64 tahun). Berdasarkan data BPS, dalam tahun 2011, tercatat sebesar 435.917 jiwa termasuk dalam usia produktif dan sebesar 213.966 jiwa termasuk usia tidak produktif sehingga menghasilkan angka dependency ratio sebesar 49. Hal ini berarti setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 49 jiwa penduduk yang tidak produktif. Jumlah penduduk mengandung dua konsekuensi bila dikaitkan dengan pembangunan, yaitu menjadi subyek dan obyek pembangunan. Sehingga, dalam banyak hal besarnya penduduk merupakan potensi dan modal dasar pembangunan apabila peranan keduanya bias diwujudkan. Kabupaten Trenggalek dengan luas wilayah 1.216,40 Km² pada tahun 2011 menurut hasil registrasi penduduk akhir tahun sebesar 813.418 jiwa. Jumlah penduduk ini naik sebesar 1,04 persen bila dibandingkan dengan keadaan akhir tahun sebelumnya. Dari jumlah seluruh penduduk tersebut sebanyak 49,85 persen merupakan penduduk laki-laki dan 50,15 persen penduduk perempuan. Tabel 12. Indikator Kependudukan Kabupaten Trenggalek Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Rumah Laki-laki Perempuan Jumlah 2007 336.190 338.430 674.620 535 197.981 2008 336.717 338.663 675.380 535 212.082 2009 336.840 338.925 675.765 536 215.260 (Jiwa/km²) Tangga 2010 406.450 398.632 805.082 626 215.373 2011 410.955 402.463 813.418 645 256.367 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek, HASIL Registrasi, 2012 Potensidan danProduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur Potensi Adapun berdasarkan sebaran penduduk pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Kecamatan Panggul merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 88.410 jiwa. Namun jika dilihat dari kepadatannya, kecamatan Pogalan dan Trenggalek memiliki kepadatan penduduk tertinggi, masingmasing 1.421 jiwa/km² dan 1.211 jiwa/ km². Sedangkan Kecamatan Bendungan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang terendah, yaitu 323 jiwa/km². Tabel 13. Kepadatan Penduduk Geografis Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Dengan adanya kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian untuk menekan laju pengurangannya. Tabel 14. Kepadatan Penduduk Agraris No Kecamatan Luas Areal Pertanian (Ha) Jumlah Penduduk Kepadatan/Ha 1 PANGGUL 1.269 88.410 70 2 MUNJUNGAN 853 55.646 65 3 WATULIMO 448 76.377 170 4 KAMPAK 337 40.389 120 5 DONGKO 532 72.611 136 665 60.578 91 1.346 54.894 41 No Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk Kepadatan/ Km² 6 PULE 1 PANGGUL 131,56 88.410 672 7 KARANGAN 2 MUNJUNGAN 154,80 55.646 359 3 WATULIMO 154,44 76.377 495 8 SURUH 311 28.673 92 4 KAMPAK 79,00 40.389 511 9 GANDUSARI 835 57.195 68 5 DONGKO 141,20 72.611 514 6 PULE 118,12 60.578 513 7 KARANGAN 50,92 54.894 8 SURUH 50,72 9 GANDUSARI 10 DURENAN 11 POGALAN 10 DURENAN 1.281 59.704 47 11 POGALAN 1.249 59.406 48 1.078 12 TRENGGALEK 1.033 74.039 72 28.673 565 13 TUGU 1.106 56.143 51 54,96 57.195 1.041 14 BENDUNGAN 279 29.353 105 57,16 59.704 1.044 41,80 59.406 1.421 12 TRENGGALEK 61,16 74.039 1.211 13 TUGU 74,72 56.143 751 14 BENDUNGAN 90,84 29.353 323 JUMLAH 1.261,40 813.418 645 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2012 JUMLAH 11.544 813.418 1.176 Sumber: BPS, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, diolah 2012 V. POTENSI UNGGULAN Beberapa sector yang menjadi unggulan di Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut: Daerah pegunungan di Trenggalek t A. PERTANIAN - Tanaman Pangan Ketela Pohon Produksi Ketela Pohon 350.463 Ton. Luas Areal Tanam 15.510 Ha Produktivitas 22,59 Ton/Ha Potensi di Kecamatan Pule, Bendungan dan Panggul - Padi Produksi Padi 149.220 Ton Luas Areal Tanam 26.812 Ton Produktivitas 5,57 Ton/Ha Potensi di Kecamatan Panggul, Karangan, Durenan dan Pogalan - Holtikultura Durian Produksi Durian 25.594 Kw Luas Areal Tanam 2.290 Ha Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur 09 Kantor Pelayanan Terpadu Kota Blitar t Potensi tanaman kakau t Buah manggis t t Jumlah Pohon 429.085 buah Potensi di Kecamatan Watulimo, Munjungan, Kampak dan Panggul Manggis Produksi Manggis 2.542 Kw Luas Areal Tanam 1.611 Ha Jumlah Pohon 161.106 buah Potensi di Kecamatan Watulimo B . PERKEBUNAN Kakao Produksi Kakao 759,25 Ton Luas Areal Tanam 3.237,50 Ha Produktivitas 0,24 Ton/Ha Potensi di Kecamatan Pule, Karangan, dan Kampak 10 Kelapa Produksi Kelapa 10.609,75 Ton Luas Areal Tanam 13.469,54 Ha Produktivitas 0,78 Ton/Ha Potensi di Kecamatan Karangan, Panggul, Tugu dan Watulimo Cengkeh Produksi Cengkeh 536,75 Ton Luas Areal Tanam 454,25 Ha Produktivitas 1,182 Ton/Ha Potensi di Kecamatan Pule, Watulimo, dan Panggul C. PETERNAKAN Sapi Perah Populasi 5.405 ekor Produksi Susu 8.030.000 liter Potensi di Kecamatan Bendungan Sapi Potong Populasi 42.560 ekor Produksi Daging sebanyak 7.992,10 Ton Potensi di Kecamatan Tugu dan Pogalan Kambing Populasi 226.470 ekor Produksi Daging sebanyak 891,9 Ton Potensi di Kecamatan Dongko dan Munjungan Potensi Potensidan danProduk ProdukUnggulan UnggulanJawa JawaTimur Timur D. PERIKANAN Perikanan Tangkap Produksi hasil tangkapan laut 41.085.702 Kilogram. Potensi Nelayan aktif berjumlah 9.656 orang Potensi Perikanan tangkap tersebar di 3 (tiga) kecamatan pesisir yaitu, Kecamatan Watulimo, Munjungan, dan Panggul. Perikanan Budidaya Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Trenggalek 2.433.197 Kilogram. Terbanyak adalah produksi ikan lele dengan 2.053.280 Kilogram dan disusul ikan gurame 368.910 Kilogram selebihnya ikan nila dan mujair. Potensi Pembudidaya ikan berjumlah 2.235 orang. Potensi perikanan budidaya terbesar di Kecamatan Watulimo, Munjungan dan Durenan. E. PERTAMBANGAN Marmer Hasil tambang marmer memiliki potensi 708,548 juta ton. Potensi terbanyak di Kecamatan Panggul Mangaan Hasil tambang mangaan memeiliki potensi 1,0301 juta ton Potensi di Kecamatan Gandusari, Pogalan, dan Watulimo Kaolin Hasil tambang kaolin memiliki 1,35 juta ton Potensi di Kecamatan Karangan, Bendungan dan Dongko Para nelayan menari jaring t P Potensi dan Produk Unggulan Pote Po otteens nsi dan dda an Produk Prod P Pr rod oduukk Unggulan U nggguula ng lan Jawa JJawa Ja awa wa Timur TTimur iim muurr Potensi t Hasil ikan tangkapan F. INDUSTRI Industri Tempe Kripik Sentra produksi tempe kripik berada pada Kelurahan Tamanan Kecamatan Trenggalek dan Desa Bendorejo Kecamatan Pogalan Industri Genteng Sentra produksi genteng berada pada desa Sukorejo, desa Wonorejo, Desa Wonoanti wilayah Kecamatan Gandusari dan Desa Kamulan Kecamatan Durenan Jumlah rumah produksi genteng 1.550 buah. 111 1 11