Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 2, 2010 ISSN: 2086-8944 Implementasi Inverter Sumber Tegangan (VSI) Modulasi Lebar Pulsa (PWM) untuk Kendali Motor Induksi Abraham Lomi dan Yusuf Ismail Nakhoda Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang e-Mail: [email protected] Keywords— Inverter sumber tegangan, Modulasi lebar pulsa, Harmonisa. I. PENDAHULUAN Inverter dengan kendali modulasi lebar pulsa (MLP) menggabungkan pengontrolah tegangan dan frekwensi dalam satu sistem [1]. Pengendali kecepatan sebagian besar motor induksi berukuran kecil dan sedang menggunakan inverter sumber tegangan (IST) untuk membentuk dan mengontrol tegangan keluaran tiga fasa dan frekwensi melalui suatu tegangan masukan yang konstan. Untuk memperoleh tegangan keluaran seimbang tiga fasa, sinyal gelombang segitiga akan dikomparasikan dengan tegangan tiga fasa sinusoida dengan beda fasa masing-masing 120olistrik. Struktur pengendali yang umum diadopsi oleh industri terdiri dari penyerah diode jembatan, link dc, dan inverter sumber tegangan modulasi lebar pulsa [2], seperti diperlihatkan Gambar 1. Pembangkitan gelombang yang curam merupakan salah satu dari karakteristik yang melekat pada operasioanl inverter sumber tegangan frekuensi tinggi. Keluaran dari pengendali MLP, baik frekuensi maupun besaran tegangan diatur dengan mengontrol operasi inverter. Teknologi inverter yang akan diteliti ini didasarkan pada teknologi komponen GTO (Gate Turn-Off Thyristor) dimana inverter dapat beroperasi dengan suatu pensaklaran (switching) frekuensi dengan kisaran antara puluhan hingga kilo Hz. Frekuensi pesaklaran yang paling umum digunakan pengendali MLP berkisar pada 1000 Hz hingga 5000 Hz. Waktu kenaikan dari pulsa untuk IST dengan komponen GTO ber-orde 10 mikrodetik hingga 0.1 mikrodetik [2]. Pada umumnya pengendali motor induksi dapat dibagi dalam dua kategori berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu dengan menggunakan (1) inverter sumber arus (ISA) dan inverter sumber tegangan (IST) [4]. Pengendali dengan sistem ISA menggunakan komponen daya thyristor dan GTO dengan frekwensi inverter terbatas pada sekitar beberapa ratus hertz dan banyak digunakan dalam pengendalian kecepatan motor induksi yang berkapasitas besar. 1000 T e g a n g a n ( v o lt ) Abstract—With the development in power semi-conductor components, adjustable speed drives with pulse width modulation technology become more important and popular in many sectors such as industry and commercial sector. Many facilities are used adjustable speed drives with pulse width modulation technology in driving induction motor to improve and enhance their efficiency process and control process in the system. Even pulse width modulation technology is used in many sector, this technology provides problems such as transient and harmonic. Those problems have to be eliminated in order to ensure the optimum operation of the system. This paper describes a model test system to study the characteristics performance of the system through simulating and investigate the effect of the application of the width pulse modulation voltage source inverter. PSCAD tool is used to simulate the system and mitigate the effect in order to improve the system over all. T e g a n g a n a n ta r S a lu r a n p a d a T e r m in a l M o to r d e n g a n P W M 500 0 -5 0 0 -1 0 0 0 0 .0 0 E le ctro te k Co n ce p ts® Vd Filter kapasitor 0 .0 3 0 .0 4 TO P , Th e O u tp u t P ro ce sso r® MI Penyearah diode 0 .0 2 W a ktu (d e tik) Gambar 2. Tegangan keluaran antar saluran pengendali dengan teknologi modulasi lebar pulsa. + Sumber AC 50/60 Hz 0 .0 1 Motor Induksi Mode inverter Gambar 1. Rangkaian topologi pengendali inverter. Link dc (bus kapasitor) untuk pengendali jenis IST mengandung riak kapasitor yang halus. Gelombang keluaran inverter yang dibangkitkan seperti fungsi seri. Sedangkan untuk motor induksi dengan ukuran kecil dan menengah kebanyakan menggunakan inverter sumber tegangan dengan konverter penyearah untuk dapat memberikan tegangan searah konstan, sehingga variabel tegangan dan frekwensi keluaran yang diinginkan sebagai keluaran inverter modulasi lebar pulsa dapat diperoleh. Walaupun penggunaan inverter sumber tegangan dengan modulasi lebar pulsa ini sangat banyak digunakan, namun rangkaian ini juga membangitkan gelombang harmonisa yang dapat memberikan beberapa masalah terhadap unjuk 88 Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 2, 2010 ISSN: 2086-8944 kerja sistem. Secara umun tegangan keluaran antar fasa (line-to-line voltage) pengendali inverter dengan modulasi lebar pulsa pada terminal motor diperlihatkan oleh Gambar 2 [3]. II. MODEL RANGKAIAN UJI Pada penelitian ini akan digunakan inverter sumber tegangan dengan modulasi lebar pulsa sebagai pengendali kecepatan motor induksi. Disini akan diteliti dan dianalisis performa sistem dengan melakukan pengukuran pada titiktitik tertentu untuk melihat bagaimana perilaku arus, tegangan, harmonisa maupun besaran lain yang berpengaruh terutama sebagai keluaran dari rangkaian inverter melalui suatu simulasi dengan data-data pengukuran di Laboratorium. Secara garis besar model rangkaian inverter yang akan diteliti dapat diperlihatkan oleh Gambar 3. Untuk mengaktifkan komponen GTO dirancang suatu rangkaian kontrol dengan sinyal pembangkit gelombang segitiga yang dikomparasi dengan gelombang tegangan fasa dengan pergeseran sudut 120o listrik melalui komparator dengan rasio amplitudo modulasi sebesar 0.9, rasio modulasi frekwensi sekitar 15 dengan frekwensi keluaran inverter sebesar 200 untuk memperoleh frekwensi pensaklaran sebesar 3000 Hz. Dengan demikian akan menghasilkan sinyal gelombang segi empat sebagai sinyal pemicu pada gate GTO. Saluran kabel dari suplai sumber arus bolak-balik ke terminal konverter penyearah mempunyai impedansi yang relatif sangat kecil sehingga dapat dibaikan. Komparasi sinyal gelombang segitiga dengan tegangan tiga fasa melalui komparator menghasilkan gelombang segi-empat yang akan diberikan pada gate komponen GTO, seperti diperlihatkan Gambar 5. Gelombang gigi gergaji dan segi-empat 1.50 IST MLP 3000 Hz MI AC 380 V MI 10 HP [Mag] Bus DC Konverter penyearah Lokasi pengukuran Cos Mag Freq F1 VCONTA 240.0 PHB [Mag] SIGAP A SIGB Phase Cos Mag Freq VCONTB VCONTB 120.0 PHC B Comparator B Comparator SIGBP A SIGC Phase Cos VCONTC Mag Freq B Comparator SIGCP (A) MA Kontrol Tegangan SIGA VCONTA (A) Pulsa Pemicu Phase 0.0410 15.0 10.0 5.0 0.0 -5.0 -10.0 -15.0 0.0430 0.0440 ... ... ... 0.0450 15.0 10.0 5.0 0.0 -5.0 -10.0 -15.0 15.0 10.0 5.0 0.0 -5.0 -10.0 -15.0 0.100 Ia_ASDa Ia_ASDb Ia_ASDc 0.125 VCONTC Gambar 4. Rangkaian kontrol kendali inverter. 0.0420 Dalam simulasi yang dilakukan terlihat profil gelombang arus pada masing-masing fasa untuk pengendali yang disalurkan dari sumber arus bolak-balik ke rangkaian inverter seperti diperlihatkan oleh Gambar 6. FS A SIGCP III. HASIL PENGUJIAN DAN S IMULASI VTRI VTRI 1.20 0.90 0.60 0.30 0.00 SIGC Gambar 5. Sinyal pemicu GTO. Sinyal Gelombang Segitiga 0.0 PHA 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.50 0.0400 (A) Rangkaian yang diteliti terdiri dari sumber tegangan arus bolak-balik 380 V yang langsung di suplai pada rangkain konverter 6 pulsa yaitu rangkaian penyearah diode. Rangkaian penyearah ini dihubungkan dengan rangkaian inverter melalui bus dc kapasitor yang dihubungkan dengan rangkaian utama inverter untuk kendali motor induksi. Profil tegangan keluaran dari penyearahan dioda ini merupakan tegangan dan arus searah konstan yang diukur pada bus kapasitor. Komponen daya inverter akan menggunakan GTO (Gate Turn-Off Thyristor). Pemilihan komponen GTO ini karena inverter dapat beroperasi dengan frekwensi pesaklaran hingga ribuan kilo hertz dan mensuplai motor induksi dengan kapasitas 10 HP. Sebagai sinyal pemicu pada gate GTO menggunakan gelombang segitiga (triangular). Dari model rangkaian uji pada Gambar 3 akan dikembangkan dan dirancang secara lengkap dan detail dilengkapi dengan rangkaian kontrolnya dengan menggunakan software PSCAD, kemudian mengukur besaran-besaran keluaran baik pada sisi penyearah, inverter maupun motor, seperti diperlihatkan Gambar 4. [Mag] -1.50 Gambar 3. Model rangkaian uji inverter. F VTRI 0.150 0.175 0.200 ... ... ... Gambar 6. Arus fasa masukan. 89 Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 2, 2010 ISSN: 2086-8944 Rangkaian penyearah menyalurkan arus dan tegangan searah ke rangkaian inverter dengan komponen GTO. Mengingat nilai dc bus kapasitor yang dihasilkan mengandung harmonisa yang cukup besar, hal ini akan berpengaruh terhadap profil tegangan keluaran inverter modulasi lebar pulsa. Oleh karena itu nilai kapasitor harus diambil (diperbesar) agar tegangan dan arus searah yang di suplai ke rangkaian inverter modulasi lebar pulsa dengan komponen GTO merupakan arus searah yang minim harmonisa, sehingga tegangan keluaran terminal inverter dapat sesuai dengan yang diinginkan. Untuk melihat bagaimana pengaruh nilai kapasitansi dc buah kapasitor terhadapat harmonisa yang dibangkikan konverter penyearah, maka dipasang dua nilai kapasitansi yang berbeda. Untuk tahap pertama nilai dc bus kapasitor sebesar 1000µF dan menghasilkan tegangan arus searah yang mengandung konten harmonisa yang cukup besar. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada sistem kerja inverter sumber tegangan modulasi lebar pulsa yang dapat memperkuat konten harmonisa pada tegangan keluarannya. Mengingat kontribusi nilai dc bus kapasitor yang rendah terhadap konten harmonisa yang timbul, maka nilai dc bus kapasitor harus diperbesar menjadi 5000µF, sehingga tegangan keluaran inverter modulasi lebar pulsa minim konten harmonisa. Profil gelombang tegangan dc bus kapasitor dengan nilai kapasitor yang berbeda oleh Gambar 7. Komponen GTO yang digunakan pada inverter modulasi lebar pulsa ini mempunyai resitansi “on” state-nya sebesar 0.0001Ω, resistansi snubber dan kapasitansi-nya masingmasing 100Ω dan 1µF. Sedangkan tegangan breakdownnya cukup besar. Dari pengukuran pada terminal inverter modulasi lebar pulsa, profil dengan pada fasa A dan tegangan antar-fasa AB diperlihatkan oleh Gambar 8. Terminal inverter modulasi lebar pulsa dihubungkan dengan motor induksi tiga fasa melalui kabel sepanjang 1 m dengan impedansi yang relatif sangat kecil, sehingga tidak ada kerugian yang terjadi pada saluran kabel tersebut. Namun kabel tersebut di seri dengan suatu choke induktor yang berfungsi sebagai pembatas manakala terjadi tegangan lebih. Choke ini mempunyai nilai induktansi sebesar 1.8 mH dan motor yang digunakan mempunyai kapasitas 10 HP, 380 volt, 50 Hz. Terlihat dari hasil simulasi bahwa profil tegangan yang terukur pada terminal inverter lebar pulsa dengan tegangan pada terminal motor induksi identik mengingat kawat saluran yang menghubungkan dua peralatan tersebut relatif pendek dan mempunyai impedansi yang sangat kecil, sehingga tidak terjadi kerugian pada saluran. Sedangkan profil arus pada masing-masing fasa yang diserap oleh motor induksi masih mengandung harmonisa yang secara umum tidak terlalu berpengaruh dalam operasional motor diperlihatkan Gambar 9. C=5000uF IdcLinkR VdcLink Iamotor 8.0 0.50 6.0 0.40 4.0 0.30 2.0 (A) (pu) 0.60 0.20 Ibmotor Icmotor 0.0 -2.0 0.10 -4.0 0.00 -6.0 -8.0 -0.10 0.000 0.025 0.050 0.075 0.100 0.125 0.150 0.175 0.200 ... ... ... Gambar 7. Profil dengan pada bus kapasitor dengan nilai kapasitor yang berbeda. 0.1900 0.1920 0.1940 0.1960 0.1980 ... ... ... 0.2000 Gambar 9. Profil arus motor induksi tiga fasa. Suatu hal yang perlu kita perhatikan bahwa komponen GTO yang telah dipilih dengan kriteria yang sudah disebutkan diatas, kita dapat mengukur dan melihat profil arus pada resistansi snubber, tegangan dan arus pada komponen GTO seperti diperlihatkan Gambar 10. Arus dan tegangan bus kapasitor akan disuplai ke rangkaian inverter modulasi lebar pulsa dimana komponen GTO akan menghantar dengan adanya sinyal segi empat yang sudah dibangkitkan melalui komparator sebagai hasil komparasi antara sinyal gelombang segitiga dengan sumber tegangan tiga fasa. Profil tegangan dan arus pada GTO 0.150 Isnuber VPWMA 0.30 -0.020 0.00 6.0 -0.60 0.60 VPWMAB -1.0 0.30 0.100 Igto1 0.00 [Mag] (pu) Vgto1 -0.30 [Mag] (pu) 0.60 [Mag] C=5000uF -0.30 -0.60 0.1800 0.1840 0.1880 0.1920 Gambar 8. Profil tegangan pada terminal inverter. 0.1960 0.2000 ... ... ... -0.040 0.1900 0.1920 0.1940 0.1960 0.1980 0.2000 Gambar 10. Profil arus snubber, arus dan tegangan GTO. 90 ... ... ... Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 2, 2010 ISSN: 2086-8944 Dengan demikian, untuk arus pengendalian yang terukur untuk harmonisa dasar, kelima, ketujuh, kesembilan dan kesebelas, masing-masing 6.825, 2.729, 0.636, 0.000 dan 0.000. Artinya bahwa konten harmonisa sudah tidak ada lagi pada orde ke-9 dan ke-11. Sedang untuk sudut fasanya, tingkat harmonisa dasar, kelima, ketujuh, kesembilan dan kesebelas, masing pada posisi 20.468o, 91.789o, 110.859o dan 45.662o dan 39.93o. Sedang total distorsi harmonisa (THD) sebesar 81.727, seperti yang diperlihatkan Gambar 11. C=5000uF 200 Fund - ... 5th har... 7th har... 9th har... 11th ha... 150 100 50 [Mag] Dari profil parameter yang terekam terlihat bahwa ada bentuk yang menyerupai yang terlihat pada arus GTO dimana mempunyai pola yang hampir sama dengan profil arus snubber namun dengan besaran yang sedikit berbeda. Tingkat penggunaan inverter sumber tegangan modulasi lebar pulsa yang kebanyakan digunakan dalam pengendalian motor induksi kecil menengah, juga membangkitkan harmonisa yang cukup mengganggu dan sangat tegantung pada nilai bus kapasitor yang dipasang. Dalam penelitian ini, juga ditemukan komponen harmonisa, baik pada tegangan dc yang seharusnya diharapkan konstan, namun dengan memperbesar nilai bus kapasitor, konten harmonisa ini bisa dieliminir. Disisi lain, tegangan pada terminal pada inverter pun masih mengandung unsur harminosa namun pada orde-orde tertentu, yang secara umum adalah kecil. Total distorsi harmonisa dari tegangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: 0 -50 -100 -150 -200 2 V V n, rms THD 0 V1 n 2,3,... V1,rms 0.000 2 dimana tegangan rms untuk harmonisa individu diperhitung dari persamaan: Vrms V 2 Vn2,rms (2) n 1 Sedangkan distorsi arus harmonisa, THDi I 02 I n2 (3) n 2,3,... Karena ω1 merupakan frekwensi sudut dari komponen dasar gelombang arus, maka persamaan (3) dapat ditulis, THDi 1 1 L V nn 0.075 0.100 0.125 0.150 0.175 0.200 Gambar 11. Profil harmonisa inverter sumber tegangan modulasi lebar pulsa. IV. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran di Laboratorium, tidak ada perbedaan yang signifikan antara beberapa besaran parameter seperti besaran arus amupun tegangan pada terminal yang diukur. Namun kelemahannya, bahwa peralatan ukur yang digunakan tidak dapat menampilkan secara grafis akan tetapi nilai absolut yang terukur menunjukkan hasil yang hampir sama. Hal lain yang bisa disimpulan dari penelitian ini, bahwa panjang kabel yang menghubungkan antara terminal inverter modulasi lebar pulsa dengan terminal motor sangat berpengaruh pada profil tegangan dengan konten harmonisa yang sangat berbeda. (4) REFERENSI n2 [1] Vn n1 L 0.050 2 Karena bentuk gelombang arus sangat tergantung pada impedansi beban, sehingga tidak bisa diprediksi, namun dalam beberapa aplikasi karakteristik beban dapat dikarakteristikkan oleh komponen induktansi yang relatif mempunyai nilai yang kecil. Oleh karena itu, amplitudo arus harmonisa dapat dikalkulasi dengan pendekatan persamaan, In 0.025 (1) n = 2, 3, 4, .. (5) [2] [3] [4] [5] D. Grahame Holmes and Thomas A. Lipo, Pulse Width Modulation for Power Converters, IEEE Press, Wiley-Interscience, 2003. Mohan, Undeland, and Robbins, Power Electronics: Converters, Applications, and Design, John Wiley & Sons, Inc., 1995. Christopher J. Melhron, Le Tang, Transient Effects of PWM Drives on Induction Motors, Electroteck Concepts, Inc. Knoxville, Tennessee. R. Mohan Mathur and Rajiv K. Varma, Thyristor-Based FACTS Controllers for Electrical Transmission Systems, John Wiley, 2002. PSCAD Ver. 4.2., Manitoba HVDC Research Center, Manitoba, Winnipeg, Canada. 91 ... ... ...