Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor)

advertisement
.
Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap
Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya :
Suatu Tinjauan Matematika
Dadi Rusdiana
Jurusan Fisika FPMIPA UPI , Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung (40154)
ABSTRAK
Telah dilakukan studi secara teoritis kebergantungan faktor pengisian sel surya
terhadap energi gap material semikonduktor. Pengkajian dimulai dari persamaan umum
untuk faktor pengisian yang meliputi, tegangan daya maksimum (Vm), arus daya
maksimum (Im), tegangan rangkaian terbuka (Voc), dan arus terhubung singkat (Isc).
Kemudian dengan mensubstitusi karakteristik I-V dari sel surya sambungan p-n untuk
kondisi daya maksimum dihasilkan persamaan yang dapat diinterpretasikan sebagai
representasi parameter dari fungsi FF (voc) dimana vm sebagai parameter. Dengan
menggunakan metoda deret pangkat, fungsi FF tersebut dapat diselesaikan dan hasilnya
menunjukkan bahwa faktor pengisian sel surya meningkat secara tajam hingga nilai
energi gap sekitar 1,5 eV, lebih dari itu naik relatif kecil dan hingga nilai energi gap
terbesar yang dihitung ternyata faktor pengisian nilainya relatif konstan. Gallium
Arsenide (GaAs) diperkirakan sebagai material sel surya yang mempunyai efisiensi
konversi paling tinggi dibandingkan dengan material lainnya.
Kata kunci : Faktor Pengisianr,Energi Gap, Material Semikonduktor,Deret pangkat
1. PENDAHULUAN
Sel surya merupakan divais yang dapat mengkonversi secara langsung energi
cahaya menjadi energi listrik, tanpa menghasilkan limbah atau residu yang dapat
menimbulkan polusi, sehingga sel surya ini benar-benar merupakan sumber energi yang
bersih. Agar sumber energi ini dapat lebih kompetitif dengan sumber energi lain, maka
perlu terus diupayakan peningkatan efisiensinya. Salah satu besaran yang menjadi
parameter unjuk kerja sel surya adalah faktor pengisian (fill faktor = FF). Fill faktor sel
surya merupakan besaran tak berdimensi yang menyatakan perbandingan
daya
maksimum yang dihasilkan sel surya terhadap perkalian antara Voc dan Isc, menurut
persamaan[1] :
FF =
Vm I m
Voc I sc
dengan Vm = tegangan pada titik kerja maksimum
Im = arus pada titik kerja maksimum
Voc = tegangan rangkaian terbuka (open circuit voltage)
.
(1)
.
Isc = arus hubung singkat (short circuit current)
Semakin besar harga FF suatu sel surya, maka unjuk kerja sel surya tersebut semakin
baik, dan akan memiliki efisiensi konversi energi yang semakin tinggi. Berdasarkan
persamaan (1) besarnya FF sangat tergantung pada nilai dari perkalian Voc dan Isc. Akan
tetapi harga Voc dan Isc ini berhubungan erat dengan besarnya celah pita energi (Eg)
material semikonduktor pembuatnya. Untuk suatu jenis material semikonduktor, terjadi
keterbalikan harga Voc dan Isc ini. Material semikonduktor yang memiliki Eg besar
akan memiliki harga Voc besar tetapi harga Isc nya kecil, dan sebaliknya. Adanya
keterbalikan harga Voc dan Isc ini menyebabkan sulitnya memprediksi material manakah
yang akan menghasilkan harga FF yang besar, apakah material yang memiliki Eg besar
ataukah yang kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian secara seksama untuk
mendapatkan gambaran serara grafis dari kebergantungan harga FF terhadap besarnya
Eg material semikonduktor.
2. KAJIAN TEORITIS
Struktur sel surya konvensional merupakan dioda sambungan p-n dengan luas
permukaan yang cukup besar. Dengan demikian karakteristik I-V dari sel surya
sambungan p-n identik dengan karakteristik I-V dari dioda. Akan tetapi karena energi
matahari dapat berperilaku sebagai tegangan bias maju, maka karakteristik I-V yang
berlaku untuk sel surya adalah bagian karakteristik I-V untuk dioda yang diberi bias
maju seperti terlihat pada gambar 1.
I
Voc
V
ISC
Gambar 1
Karakteristik I-V sel surya sambungan p-n
Persamaan untuk karakteristik I-V sel surya ideal dapat dirumuskan[2] ;
  qV  
I (V ) = I s exp
 − 1 − I ph
  kT  
.
(2)
.
dimana Iph merupakan arus yang timbul akibat penyinaran dan Is adalah arus saturasi.
Dari persamaan (2) dapat diturunkan ungkapan untuk arus hubung singkat (Isc) dan
tegangan rangkaian terbuka (Voc). Arus hubung singkat Isc terjadi ketika nilai V = 0,
sedangkan tegangan rangkaian terbuka (Voc) terjadi ketika tidak ada arus yang mengalir
(I=0), maka dari persamaan (2) dapat diperoleh ; :
(3)
Isc = - Iph
Voc =

kT  I ph
ln 
+ 1
q  Is

(4)
Kerja (daya) keluaran maksimum dari sel surya (dan juga efisiensi) hanya
dapat ditentukan dengan cara memaksimalkan daya P=VI(V). dari matematika kita tahu
bahwa daya maksimal dapat terjadi jika
dP
= 0 , sehingga dari persamaan (2)
dV
diperoleh;
 qVm 
 qV  I ph
+1
 exp m  =
1 +
kT 

 kT  I S
(5)
Persamaan ini dapat dipecahkan untuk mencari Vm (tegangan untuk daya maksimum),
dan jika hasilnya disubstitusikan ke persamaan (2) akan diperoleh ungkapan arus untuk
daya maksimum sebagai fungsi tegangan untuk daya maksimum, Im = I(Vm), dan
akhirnya dapat dirumuskan ungkapan untuk daya keluaran maksimum Pm = -ImVm.
Biasanya daya keluaran maksimum diungkapkan dalam ungkapan yang
mengandung arus hubung singkat (Isc) dan tegangan rangkaian terbuka (Voc) seperti
diungkapkan dalam persaman (1):
(6)
Pm = - FF x Isc x Voc
Untuk menyederhanakan pengkajian kita gunakan notasi-notasi tegangan tak
berdimensi sebagai berikut :
v =
qVm
qV
qVoc
, vm =
, dan v oc =
.
kT
kT
kT
Dengan menggunakan
notasi-notasi ini, ungkapan untuk tegangan rangkaian terbuka dapat diubah menjadi :
 I ph

voc = ln 
+ 1
 Is

(7)
dari persamaan ini dapat ditentukan persamaan untuk arus saturasi (Is) sebagai berikut :
Is =
I ph
exp(voc ) − 1
=
− I sc
exp(voc ) − 1
sehingga persamaan karakteristik I-V (pers. 2) dapat dituliskan sebagai :
.
(8)
.
I (v ) {exp(voc )} − {exp(v )}
=
I sc
exp(voc ) − 1
(9)
Kondisi untuk daya keluaran maksimum (pers.5) menjadi :
vm + ln (vm + 1) = voc
(10)
Jika hubungan ini digunakan dalam persamaan (9) menghasilkan :
I m vm {exp(voc )} + exp (voc ) − exp(voc )
=
(vm + 1)exp(voc ) − 1
I sc
(11)
Faktor pengisian sel surya (FF) dapat dicari dengan memasukan persamaan (10), dan
(11) ke persamaan FF ( persamaan 1), yang menghasilkan ;
vm2 exp(vm )
FF =
{(vm + 1)(exp(vm ) − 1)}{vm + ln (vm + 1)}
(12)
Persamaan ini dapat diinterpretasikan sebagai suatu representasi parameter dari fungsi
FF(voc) dimana vm sebagai parameter. Untuk melihat kebergantungan FF terhadap voc,
maka persamaan (12) dapat diekspansi dalam bentuk deret pangkat. Dari persamaan
(10) diketahui bahwa untuk harga voc yang besar, maka vm juga besar, dan karenanya
akan mendominasi
harga ln (vm + 1). Dengan demikian untuk voc yang besar
vm ≈ voc persamaan (10) di atas dapat ditulis dalam bentuk lain, yaitu :
vm = voc − ln (vm + 1)
(13)
jika vm pada ruas kanan persamaan (13) disubstitusi dengan keseluruhan ruas kanan
persamaan (13), akan diperoleh :

1
1 
vm = voc − ln voc − ln 1 −
ln (vm + 1) + 
voc 
 voc
(14)
dengan menggunakan uraian deret pangkat dari fungsi logaritma seperti berikut[2] :
ln (1 + x ) = x −
1 2 1 3 1 4
x + x − x + ......
2
3
4
persamaan (14) dapat diuraikan dalam bentuk sebagai berikut :
vm = voc − ln voc +
1
{ln (vm + 1) − 1} + 1 12 {ln (vm + 1)}2 − 2 ln (vm + 1) + 1 + ... (15)
voc
2 voc
[
]
dengan mensubstitusikan lagi setiap vm pada ruas kanan persamaan (15) dengan
vm = v oc − ln(vm + 1)
didapat :
.
dan mengekspansi kembali fungsi logaritmik yang muncul, akan
.
vm = voc − ln voc +
1
{ln voc − 1} + 12  1 (ln voc )2 − 2 ln voc + 3  +
voc
voc  2
2
+
1 1
(ln voc )3 − 5 (ln voc )2 + 5 ln voc − 17  +
3 
voc  3
2
16 
+
1 1
(ln voc )4 − 17 (ln voc )3 + 19 (ln voc )2 − 13 ln voc + 73  + .... (16)
4 
voc  4
6
2
12 
jika persamaan (16) ini disubstitusikan ke persamaan (11) dan (12) akan memberikan
bentuk-bentuk uraian untuk FF sebagai berikut :
FF =
exp(voc )
1
[1 −
(ln voc + 1) − 12 ln voc +
exp(voc ) − 1
voc
voc
+
1 1
(ln voc )2 − ln voc + 1  +
3 
voc  2
2
+
1 1
(ln voc )3 − 3 (ln voc )2 + 2 ln voc − 5  +
4 
voc  3
2
6
+
1
voc5
11
19 
1
4
3
2
 (ln voc ) − (ln voc ) + 4(ln voc ) − 4 ln voc +  + ...] (17)
6
12 
4
Untuk harga voc besar, uraian deret (persamaan 17) dapat dipotong setelah suku
ln v oc
2
v oc
.
pemotongan ini akan menghasilkan formula pendekatan untuk FF menjadi sangat
ringkas, yaitu :
 ln voc 
1 
1 −
{1 − exp(− voc )}−1
FF (voc ) ≈ 1 −
voc  voc 

(18)
Jika nilai-nilai FF untuk harga voc kecil diperlukan (yang sebenarnya sangat tak
mungkin), maka ungkapan deret yang diberikan oleh persamaan (18) dapat diganti
dengan dengan deret pangkat berikut :
jika voc → 0 maka dari persamaan (10) terlihat bahwa vm → 0, dan ruas kanan
persaman (10) dapat diuraikan dalam deret pangkat dalam vm seperti berikut :
1
1
1
voc = vm + vm − vm2 + vm3 − vm4 + .....
2
3
4
(19)
untuk membalikan ini, masing-masing vm pada ruas kanan persamaan (19) disubstitusi
dengan :
vm = a1voc + a2voc2 + a3voc3 + a4voc4 + .....
yang menghasilkan ;
.
(20)
.
1 
1  3


voc = 2a1voc +  2a2 − a12 voc2 +  2 a3 − a1a2 + a13 voc
+ ..... (21)
2 
3 


jika koefisien-koefisien yang bersesuaian dari voc yang pangkat sama pada kedua ruas
persamaan (21) disamakan, maka akan diperoleh harga-harga a1, a2, a3, dan seterusnya
sebagai berikut : a1= ½, a2 = 1/16, a3 = - 1/192 , dst . Sehingga persamaan (20) menjadi ;
vm =
1
1
1 3
1 4
13 5
voc + voc2 −
voc −
voc +
voc − .....
2
16
192
3072
61440
(22)
bila hasil ini disubstitusikan ke persamaan (11) dan (12), dengan menggunakan uraian
deret :
exp(voc )
1 1 1
1 2
=
+ + voc −
voc + ......
exp(voc ) − 1 voc 2 12
720
(23)
akan menghasilkan :
FF =
1 1
1 2
1 3
+ voc +
voc −
voc + ....
4 16
256
1024
(24)
Dengan demikian telah diperoleh ungkapan deret untuk FF yang berlaku untuk semua
nilai voc dalam rentang 0 sampai + ∞, yaitu gabungan dari persamaan (18) dan (24)
sebagai berikut :
FF (voc ) ≈
1 1
1 2
1 3
+ voc +
voc −
voc
4 16
256
1024
 ln voc 
1 
1 −
{1 − exp(− voc )}−1
FF (voc ) ≈ 1 −
voc  voc 

untuk voc ≤ 4,17
untuk voc ≥ 4,17
(25)
batas 4,17 telah dipilih agar kedua formula pendekatan pada persamaan (25) menjadi
fungsi yang kontinu untuk voc, karena kedua formula pendekatan di atas akan
menghasilkan harga FF yang sama untuk harga voc = 4,17.
Seperti telah diungkapkan di muka bahwa :
voc =
qVoc
= 38,6 qVoc
kT
pada tempertur kamar (300 K).
Tegangan rangkaian terbuka (Voc) berkaitan erat dengan Eg material semikonduktor,
menurut hubungan[1] :
Voc =
I ph 
1
E g + kT ln

q
Is 
dalam notasi tanpa dimensi persamaan (26) dapat diubah menjadi :
.
(26)
.
voc =
1
kT
I ph 

 Eg + kT ln

Is 

untuk kasus injeksi rendah (low injection), harga
Iph
Is
(27)
sangat rendah [2], sehingga suku
kedua pada ruas kanan persamaan (27) dapat diabaikan, sehingga persamaan (27)
menjadi :
voc =
Eg
kT
= 38,6 Eg
(28)
dengan demikian jika persamaan (28) ini disubstitusikan ke persamaan (25) akan
diperoleh FF (Eg) seperti berikut ini :
FF (Eg ) ≈
1 1
1
(38,6E g )2 − 1 (38,6 Eg )3
+ (38,6 E g ) +
4 16
256
1024

ln 38,6 E g
FF ( Eg ) ≈ 1 −

38,6 E g


1 − 1
 38,6 E
g

untuk Eg ≤ 0,1 eV

{1 − exp(− 38,6 E g )}−1 untuk Eg ≥ 0,1 eV (29)


dari kedua formula pada persamaan 30 ini dapat di plot suatu grafik hubungan FF
terhadap Eg yang berlaku untuk nilai Eg dari 0 hingga +∞, seperti pada gambar 2.
.
Fill Faktor (FF)
1 .0
0 .5
0 .0
0 .0
0 .5
1 .0
1 .5
2 .0
2 .5
E n e rg i G a p (e V )
Gambar 2
Grafik fill faktor sebagai fungsi energi gap
3. PEMBAHASAN
Dari grafik hubungan faktor pengisian (FF) sel surya terhadap celah pita energi
(Eg) material semikonduktor (gambar 2) terlihat bahwa terjadi peningkatan harga FF
seiring dengan meningkatnya harga Eg bahan semikonduktor. Peningkatan FF secara
tajam terjadi hingga harga Eg 1,5 eV, lebih dari itu peningkatannya sangat kecil bahkan
.
.
cenderung konstan. Harga FF yang optimum diprediksi terjadi untuk rentang energi gap
1,0 eV hingga 1,5 eV. Karena meskipun terjadi peningkatan nilai FF untuk Eg lebih
besar dari 1,5 eV, tapi jika dibandingkan dengan besarnya biaya (cost) untuk pembuatan
material-material semikonduktor berenergi gap besar ( ≥ 1,5 eV), peningkatan yang
relatif kecil tersebut menjadi tidak berarti. Secara ekonomis dapat dikatakan tidak
efisien. Bahan-bahan semikonduktor yang harga Eg nya terletak antara 1,0 eV dan 1,5
eV adalah Silikon (Si), Galium Arsenat (GaAs), dan Indium Pospat (InP).
4. KESIMPULAN
Material-material semikonduktor yang memiliki celah pita energi antara 1,0 eV
hingga
1,5 eV antara lain Si, GaAs, InP dan CdTe sangat potensial untuk bahan
pembuat sel surya yang akan menghasilkan efisiensi konversi optimum. GaAs
merupakan material kompon yang diprediksi memiliki efisiensi konversi paling tinggi
jika dibuat sel surya sambungan
p-n.
REFERENSI
[1]. Hans Joachim Moller (1993), Semiconductors For Solar Cells, Artech House,
Inc., London.
[2]. Mary L. Boas (1983), Mathematical Methods In The Physical Sciences, John
Wiley & Sons, New York.
[3]. Alexis De Vos (1983), The Fill Factor of Solar Cell From a Mathematical Point
of View, Solar Cell, 8, pp. 283 – 296.
.
Download