PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

advertisement
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus)
ISSN 2087-3557
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN
BILANGAN BULAT DENGAN PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH
Sri Bandiyah
SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran index card
match dapat meningkatkan kemampua siswa dalam menggunakan sifat-sifat operasi hitung
campuran bilangan bulat, (2) mengetahui apakah model pembelajaran index card match dengan alat
peraga kartu arisan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menghitung operasi campuran
bilangan bulat. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan
dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengambilan data
menggunakan metode tes dan non tes. Metode non tes yang digunakan yaitu observasi, dan
dokumentasi. Alat pengambilan data yang digunakan berupa soal-soal tes dan lembar observasi..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model Index Card Match dapat
meningkatkan kemampua siswa dalam menggunakan sifat-sifat operasi hitung campuran bilangan
bulat yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi pada siklus II. Penerapan pembelajaran Index Card
Match dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada saat pembelajaran matematika yang dilihat
dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
© 2016 Didaktikum
Kata Kunci: Bilangan bulat; Kemampuan; index card match
PENDAHULUAN
Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai
hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru
dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang memadai.
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi belajar. Prestasi belajar
matematika dikelas VI semester 1 pada Kompetensi Dasar operasi hitung campuran bilangan bulat
menunjukkan adanya kemampuan siswa dalam memahami operasi hitung campuran bilangan bulat
yang masih lemah. Operasi hitung bilangan bulat adalah salah satu materi yang dipelajari di kelas 6
SD semester 1, dimana materi tersebut membahas tentang bagaimana cara penyelesaian perhitungan
yang terdiri dari perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan.
Aturan untuk mengerjakan operasi hitung campuran bilangan bulat yaitu: operasi di dalam
tanda kurung didahulukan, penjumlahan dan pengurangan sama kuat, jadi yang dikerjakan terlebih
dahulu adalah yang berada di sebelah kiri, perkalian dan pembagian sama kuat, yang dikerjakan
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DENGAN
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH
Sri Bandiyah
1
terlebih dahulu adalah yang berada di sebelah kiri, perkalian/pembagian lebih kuat dari
penjumlahan/pengurangan, yang dikerjakan terlebih dahulu adalah operasi perkalian/pembagian
(www.rumusmatematika.net).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan di kelas 6 diperoleh gambaran kondisi
siswa pada saat proses pembelajaran Matematika berlangsung, di kelas menunjukan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar masih rendah dan pasif, yaitu siswa cenderung hanya sebagai penerima
saja. Pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan guru secara bersama-sama.
Seorang siswa akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab. Jika diberi
kesempatan untuk bertanya, siswa hanya berbisik-bisik dengan teman bahkan sebagian besar hanya
diam. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan.
Selain itu, pemahaman siswa terhadap materi operasi hitung campuran bilangan bulat juga
masih kurang dikarenakan guru tidak pernah menanyakan kesulitan siswa, dan setiap ada penugasan
baik tugas rumah maupun tugas sekolah tidak ada penilaian dari guru sehingga siswa merasa tidak
penting untuk belajar.
Hasil belajar kelas 6 pada pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat dilihat dari
hasil ulangan harian didapatkan masih banyak siswa yang tidak tuntas dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) dan ketuntasan belajar belum sesuai dengan indikator yang ditetapkan. KKM di
sekolah tersebut yaitu 72 dan ketuntasan belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku
yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya kurang lebih 75% (E. Mulyasa,
2006: 102).
Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru adalah metode ceramah dan tanya jawab.
Berdasarkan keterangan yang diberikan guru, guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif.
Siswa dikelompokkan dan diberikan tugas untuk mengerjakan soal. Hasilnya siswa lebih aktif dalam
kelas tetapi terdapat beberapa kendala, diantaranya guru mengalami kesulitan mengkondisikan siswa
karena siswa ingin selalu diperhatikan sementara guru harus berkeliling pada semua kelompok satu
persatu. Pada hal ini guru tidak merancang kegiatan pembelajaran kelompok sebelumnya sehingga
guru mengalami kesulitan. Guru tidak mempresentasikan materi terlebih dahulu sehingga waktu
banyak digunakan untuk menjelaskan materi pada setiap kelompok. Guru juga tidak mengadakan
evaluasi untuk mengetahui apakah siswa memahami materi yang dipelajari pada saat belajar
kelompok. Evaluasi dilaksanakan pada mid semester saja. Hal ini menunjukan guru belum
melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan baik.
Berkaitan dengan masalah tersebut, maka guru sangat berperan penting dalam menentukan
strategi pembelajaran yang inovatif agar peserta didik lebih aktif dalam belajar dan termotivasi dalam
pembelajaran dikelas. Selain itu juga guru harus menggunakan alat peraga yang menyenangkan,
sehingga siswa kan tertarik untuk berfikir lebih aktif.
Untuk mengatasi masalah diatas, peneliti menggunakan model pembelajaran Index Card Match
yang merupakan salah satu model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sumantri (2003)
menyatakan bahwa model pembelajaran Index Card Match cukup efektif untuk mengentaskan siswa
dalam kemampuan menghitung bilangan bulat. Menurut Marwan, Bona (2011) Model Index Card
Match adalah model pembelajaran pemecahan masalah yang digunakan dalam meningkatkan
kemampuan dan aktifitas belajar siswa. Metode Index Card Match dapat memupuk kerjasama siswa
dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu indeks yang ada ditangan peserta didik.
Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pertanyaan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Agus Suprijono (2009) berpendapat,
2
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17. No. 2. Mei 2016 (Edisi Khusus)
metode index card match cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi pembelajaran yang telah
dilakukan sebelumnya.
Dalam metode ini siswa harus mengerjakan banyak tugas. Peneliti harus menggunakan otak,
mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar harus
gesit, sigap dan menyenangkan serta bersemangat penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan
tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir kritis. Dengan demikian metode ini membuat
siswa terbiasa aktif mengikuti pembelajaran sehingga aktifitas siswa meningkat.
Metode pembelajaran Index Card Match dapat melatih pola pikir siswa karena dengan metode
ini siswa dilatih kecepatan berfikirnya dalam mempelajari suatu konsep atau topik melalui kartu
jawaban atau kartu soal, setiap siswa pasti mendapat pasangan kartu yang cocok lalu mendiskusikan
hasil pencarian pasangan kartu yang yang sudah dicocokkan oleh siswa bersama pasangannya / siswa
lain (Hisyam Zaini, 2008).
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa metode index card match merupakan salah satu
tipe pembelajaran model kooperatif menggunakan metode pemecahan masalah yang menuntut siswa
untuk bekerja sama dan bertanggung jawab tentang materi yang telah dipelajari.
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah:
(1) apakah penerapan model pembelajaran index card match dapat meningkatkan kemampua siswa
dalam menggunakan sifat-sifat operasi hitung campuran bilangan bulat? (2) apakah model
pembelajaran index card match dengan alat peraga kartu arisan dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam menghitung operasi campuran bilangan bulat? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: (1)
mengetahui apakah penerapan model pembelajaran index card match dapat meningkatkan kemampua
siswa dalam menggunakan sifat-sifat operasi hitung campuran bilangan bulat, (2) mengetahui apakah
model pembelajaran index card match dengan alat peraga kartu arisan dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam menghitung operasi campuran bilangan bulat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan
menurut Suharsimi Arikunto (2009) secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1)
Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 01 Kedungwuni, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten
Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 01 Kedungwuni yang
berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilakukan
di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi:
metode tes, observasi, dan dokumentasi. Tes dilakukan disetiap akhir siklus untuk mengukur
pemahaman siswa setelah diterapkan metode index card match. Observasi dilakukan menggunakan
lembar observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dibantu oleh seorang observer.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas
belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut
dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I,
dan siklus II.
Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya kurang lebih 75% (E.Mulyasa, 2006).
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DENGAN
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH
Sri Bandiyah
3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus II
1. Perencanaan
Tahap pertama dalam siklus II adalah perencanaan. Peneliti menyusun rencana pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada siklus II, yaitu: menyiapkan rpp siklus II, meningkatkan pengarahan
kepada siswa untuk lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran, menyusun dan mempersiapkan
media pembelajaran yang akan digunakan, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi,
mempersiapkan soal individu siswa atau tes akhir siklus II.
2. Pelaksanaan
Pada kegiatan pembelajaran siklus II , peneliti akan menggunakan motode Index Card Match
dalam melakukan opersi hitung campuran bilangan bulat.
Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut : Guru memberikan evaluasi atas kegiatan
pembelajaran siklus I, Guru memberikan motivasi dalam melaksanakan Metode Index Card Match,
Guru membuat potongan kertas dua warna sejumlah siswa untuk dua kelompk, kelompok 1
mengambil warna merah untuk soal dan kelompok yang satu mengambil warna hijau untuk kertas
jawaban, setelah semua siswa mendapatkan kartu masing – masing, guru menyuruh siswa untuk
mencari pasangan dengan teman lain, setelah mendapatkan pasangan yang berupa soal dan jawaban
setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras. selanjutnya
soal tersebut dijawab oleh pasangannya dan seterusnya, akhir proses ini dengan klasifikasi dan
kesimpulan serta tindak lanjut.
3. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui
akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil
observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak.
Aktifitas siswa yang diamati adalah: pecahan konsep, kerjasama, keaktifan, kemandirian dan
hasil kerja. Berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan aktifitas siswa pada siklus II memperoleh ratarata nilai 77,62.
4. Refleksi
Refleksi merupakan aktifitas yang dilakukan guru untuk melihat berbagai kekurangan yang
dilaksanakan guru selama tindakan yaitu dengan menganalis hasil tes evaluasi dan lembar observasi
sehingga akan diketahui berhasil tidaknya yang sudah dilakukan. Siklus II menunjukkan terjadinya
peningkatan aktifitas siswa dibandingkan siklus I, karena siswa sudah terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Index Card Match. Siswa aktif bekerjasama dalam
mengerjakan evaluasi dan mencari pasangannya (soal dan jawabannya). Mereka saling bertukar
pikiran untuk menyelesaikan soal evaluasi dengan menggunakan kartu yang berupa soal dan kartu
jawaban
Dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran maka hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Hasil Tes Evaluasi Siswa
No
Keterangan
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1
Nilai Tertinggi
90
80
100
2
Nilai Terendah
30
40
50
3
Rata-rata
59,52
67,62
71,62
4
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17. No. 2. Mei 2016 (Edisi Khusus)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
120
100
90
100
Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa
80
80
60
71,62
67,62
59,52
50
40
40
30
20
0
Kondisi Awal
Nilai Tertinggi
Siklus I
Siklus II
Nilai Terendah
Rata-rata
Gambar 1. Grafik Peningkatan Pemahaman Siswa terhadap Materi
Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 dapat diketahui hasil yang diperoleh dari hasil evaluasi pada
kegiatan Pra siklus mencapai ketuntasan 29% dengan jumlah siswa 6, dan 15 siswa belum tuntas.
Pada kegiatan Siklus I mencapai ketuntasan 57% dengan jumlah siswa 12 dan 9 siswa belum tuntas.
Sedangkan pada siklus II sudah mencapai ketuntasan 76% dengan jumlah siswa 16 dan 5 siswa belum
tuntas.
Untuk peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 2:
Tabel 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Keterangan
Rata-rata
Siklus I
67,62
Siklus II
77,62
Peningkatan Nilai Rata-rata Aktivitas
Belajar Siswa
77,62
80
75
67,62
Siklus I
70
Siklus II
65
60
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DENGAN
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH
Sri Bandiyah
5
Dari tabel 2 dan gambar 2 dapat diketahui bahwa skor aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada kegiatan siklus I, skor rata-rata
aktivitas belajar siswa sebesar 67,62 kemudian mengalami peningkatan setelah tindakan siklus II
menjadi 77,62.
SIMPULAN
Model pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan kemampuan menghitung campuran
bilangan bulat. Pada kegiatan Pra siklus, aktifitas siswa masih rendah, ditandai rendahnya motivasi
tidak mengerjakan PR, sering membolos, kurang memperhatikan penjelasan guru, situasi belajar
kurang kondusif.
Saran yang dapat peneliti berikan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
memaksimalkan atau mengembangkan penggunaan model pembelajaran Index Card Match atau
dengan menggunakan model pembelajaran lain sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan hasil penelitian berikutnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Model pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan kemampuan menghitung campuran
bilangan bulat. Pada kegiatan Pra siklus, aktifitas siswa masih rendah, ditandai rendahnya motivasi
tidak mengerjakan PR, sering membolos, kurang memperhatikan penjelasan guru, situasi belajar
kurang kondusif. Terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Guru, Observer dan siswa kelas VI SD
Negeri 01 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.f
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hisyam Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Jogjakarta: Pustaka Insan Madani.
Suharsimi Arikunto. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumantri. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
www. Rumusmatematika.net. Oprasi Hitung Campuran pada Bilangan Bulat (diakses pada tanggal: 20 April 2016).
6
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17. No. 2. Mei 2016 (Edisi Khusus)
Download