EKSPLOITASI HIJAB DALAM IKLAN PRODUK

advertisement
EKSPLOITASI HIJAB DALAM IKLAN PRODUK
MUSLIMAHKOSMETIK SOPHIE PARIS DI TELEVISI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Erfa Dwi Jayanti
NIM. 1110051000111
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang disajikan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Komunikasi
Penyiaran Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau
merupakan plagiat dari karya ilmiah orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2014
Erfa Dwi Jayanti
ABSTRAK
Erfa Dwi Jayanti
1110051000111
EKSPLOITASI HIJAB DALAM IKLAN
KOSMETIK SOPHIE PARIS DI TELEVISI
PRODUK
MUSLIMAH
Televisi merupakan media komunikasi yang bersifat dengar-lihat (audiovisual), sehingga dapat memberikan pengaruh yang kuat kepada pemirsanya.
Besarnya pengaruh televisi bagi masyarakat, dimanfaatkan banyak pihak terutama
produsen barang dan jasa untuk menawarkan suatu produk kepada masyarakat,
yaitu dengan cara beriklan melalui televisi guna mempersuasi orang untuk
membeli. Iklan yang sering ditayangkan di televisi salah satunya yaitu, iklan
kosmetik. Iklan-iklan kosmetik yang ditayangkan di televisi pada umumnya akan
memvisualisasikannya dengan menampilkan seorang wanita berparas cantik dan
bertubuh sexy. Cantik merupakan salah satu perkara yang menjadikan seorang
wanita lebih percaya diri. Sebab, citra wanita di media elektronik adalah wanita
dapat menarik perhatian bagi konsumen karena wanita identik dengan kecantikan.
Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana makna
pemanfaatan hijab terhadap kecantikan wanita dalam iklan produk
Muslimahkosmetik Sophie Paris di televisi berdasarkan teori semiotika Charles
Sanders Peirce?
Selanjutnya, fokus penelitian adalah pada makna pemanfaatan hijab
terhadap kecantikan wanita yang terdapat dalam iklan produk Muslimah kosmetik
Sophie Paris di televisi dengan menggunakan model analisis semiotika Charles
Sanders Peirce. Yang mana dalam teorinya, dibagike dalam tiga elemen utama
yang disebut dengan teori segitiga makna (triangel meaning), terdiri dari
representamen meliputi ikon, indeks, dan simbol, objek, dan interpretant.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan
mengamati tayangan iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris, wawancara dengan
informan yang terkait, dan studi dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwaiklan dalam produk kosmetik
Muslimah Sophie Paris menggambarkan kecantikan seorang wanita seutuhnya,
baik kecantikan yang berasal dari luar maupun kecantikan yang berasal dari dalam
(inner beauty). Makna yang terkandung dalam iklan ini sesuai dengan model
semiotika Charles Sanders Peirce. Adapun kecantikan yang berasal dari luar, yaitu
kecantikan fisik berupa kecantikan wajah dan tubuh, sedangkan kecantikan yang
berasal dari dalam (inner beauty) yaitu kecantikan jiwa dan hati. Karena
kecantikan fisik bukanlah modal utama, maka inner beauty lah yang membuat
perempuan terlihat sempurna. Kemudian eksploitasi kecantikan fisik pada
akhirnya menimbulkan kontroversi pada pribadi seseorang dan lingkungan sosial
Keyword: Kecantikan, Eksploitasi, Iklan Produk Muslimah Kometik Sophie Paris,
dan Semiotika Charles Sanders Peirce
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
yang tak terhingga bagi penulis. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, kepada keluarganya, para
sahabatnya, serta kita umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Eksploitasi Hijab Dalam Iklan Produk Muslimah
KosmetikSophie Paris di Televisi” ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari banyak terdapat kesalahan, kekurangan, dan
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Namun, karena adanya semangat, doa, dan
bantuan dari berbagai pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu.
Sebuah kata yang tulus penulis
sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi H. Arief Subhan,
MA, Wakil Dekan I, Suparto, M. Ed.
Ph. D, Wakil Dekan II, Drs.
Jumroni, M. Si, dan Wakil Dekan III, Dr. Sunandar, MA.
2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
3. Fita Fathurokmah, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
4. Rubiyanah, MA selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan banyak
memberikan masukan yang bermanfaat, serta meluangkan waktu untuk
ii
membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi. Semoga Allah
Swt selalu memberikan keberkahan kepada beliau.
5. Orang tua tercinta, bapak H. Purnomo S. Pd dan ibu Surati, serta kakak
tercinta Nurlita Christyaningsih S. Pi yang telah banyak membantu
memberikan do’a, dukungan moril maupun materi, serta kasih sayangnya
yang tidak pernah putus. Terimakasih telah menjadi orang tua dan kakak
yang sempurna bagi penulis.
6. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan banyak memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di
UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta. Semoga penulis dapat mengamalkan
ilmu yang telah bapak dan ibu berikan.
7. Staff Tata Usaha, Perpustakaan, dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi serta
peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan skripsi.
8. Mba Neni Prianti Rahayu selaku Asisten Business Center Putra Sophie
Paris, yang telah berbaik hati meluangkan waktu dan kesabarannya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.
9. Teman-teman KPI angkatan 2010, terutama keluarga besar KPI D (Karlia
Zainul, Arista Rahma Pangastuti, Izzatunnisa, Rika Alisha, Inayatul Fitria,
Anggy Agustin, Dwi Novita Rahmi, Isyana Tungga Dewi, Intan Purwatih,
Yusrina Rahma Dewi, Cory Carolina, Itha Basitha, Nadia Pratama, Fitri
Silviah, Nurul Fazriah, Nurmalisa Nazarani, dan lain-lain) yang telah
memberikan warna di hari-hari penulis selama menempuh pendidikan di
iii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga kebahagiaan dan keberkahan
selalu mengiringi langkah kita dalam menggapai impian.
10. Sahabat terbaik (Putri Novianti, Siti Nur Khayati, almh. Rizka Febrina
Muas, Fitria Aryani Susanti, Fiska Vania Putri, Nada Nur Halizah, Dara
Oktavianti, dan Natasya Agustina) yang selalu memberikan do’a dan
semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.
11. Serta semua pihak yang mungkin lupa peneliti cantumkan namanya dan
telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Demikian pengantar dalam penelitian ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa
berkenan membalas segala kebaikan dan memberikan kebahagiaan bagi semua
pihak yang telah membantu. Selain itu penulis berharap, semogaskripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya, khususnya bagi
mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2014
Erfa Dwi Jayanti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................
v
DAFTAR TABEL..........................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah........................................................................
6
2. Perumusan Masalah .........................................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian .............................................................................
6
2. Manfaat Penelitian ...........................................................................
6
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian ......................................................................
7
2. Pendekatan Penelitian ....................................................................
8
3. Metodologi Penelitian ....................................................................
9
4. Subjek dan Objek Penelitian ..........................................................
10
5. Sumber Data ...................................................................................
10
6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
10
7. Teknik Analisis Data ......................................................................
11
8. Teknik Keabsahan Data .................................................................
11
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
13
F. Sistematika Penulisan ..........................................................................
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Semiotik
1. Teori Semiotik .................................................................................
17
2. Semiotika Charles Sanders Peirce ...................................................
19
v
B. Iklan
1. Pengertian Iklan ...............................................................................
23
2. Jenis Iklan ........................................................................................
27
C. Televisi .................................................................................................
30
D. Kecantikan............................................................................................
34
E. Kecantikan Dalam Islam ......................................................................
36
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sekilas Tentang Sophie Paris ...............................................................
42
B. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................................
43
C. Visi dan Misi Sophie Paris ...................................................................
47
D. Tim Sophie Paris ..................................................................................
47
E. Narasi Iklan Produk Muslimah Kometik .............................................
49
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Model Semiotika Charles Sanders Peirce ..............................
50
B. Interpretasi Penelitian...........................................................................
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
77
B. Saran .....................................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
79
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Semiotika Peirce ............................................................................
23
Tabel 2
Analisis Scene Satu (Wanita Memberikan Arahan) ......................
52
Tabel 3
Analisis Scene Dua (Wanita Berusaha Merangkul Anak-Anak) ..
54
Tabel 4
Analisis Scene Tiga (Wanita Sedang Berjalan di Labirin) ............
56
Tabel 5
Analisis Scene Empat (Wanita Sedang Mendampingi Anak-Anak) 58
Tabel 6
Analisis Scene Lima (Tulisan Merk Produk) ................................
60
Tabel 7
Analisis Scene Enam (Wanita Sedang Memakai Bedak) ..............
62
Tabel 8
Analisis Scene Tujuh (Wanita yang Sedang Menggunakan Lipstik) 64
Tabel 9
Analisis Scene Delapan (Wanita yang Tersenyum dengan Mata
Berbinar-binar) ..............................................................................
Tabel 10
Analisis Scene Sembilan (Wanita Tersenyum yang di Dampingi Dua
Anak Perempuan) ..........................................................................
Tabel 11
68
Analisis Scene Sepuluh (Wanita Tersenyum dengan Posisi
BadanSedikit di Miringkan) ..........................................................
Tabel 12
66
71
Analisis Scene Sebelas (Rangkaian Produk Muslimah Kosmetik
Sophie Paris) .................................................................................
vii
73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Semiotika Peirce .......................................................................
Gambar 2
Seorang Wanita Memberikan Arahan kepada Tiga Orang
22
Anak .........................................................................................
50
Gambar 3
Seorang Wanita Berusaha Merangkul Tiga Orang Anak .........
52
Gambar 4
Seorang Wanita Sedang Berjalan disebuah Labirin .................
54
Gambar 5
Seorang Wanita Sedang Mendampingi Empat Orang Anak
disebuah Labirin .......................................................................
56
Gambar 6
Tulisan Merk Produk Kosmetik ...............................................
59
Gambar 7
Seorang Wanita Sedang Menempelkan Spon Bedak di
Pipinya ......................................................................................
61
Gambar 8
Seorang Wanita Sedang Memakai Lipstik ...............................
63
Gambar 9
Seorang Wanita yang Tersenyum dengan Wajah BerninarBinar .........................................................................................
Gambar 10
Wanita Tersenyum dengan Dua Anak Perempuan disamping
Kanan dan Kirinya ....................................................................
Gambar 11
Gambar 12
65
67
Seorang Wanita Tersenyum dengan Posisi Badan Sedikit
dimiringkan...............................................................................
69
Rangkaian Produk Muslimah Kosmetik Sophie Paris..............
72
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi
manusia. Media massa kini telah menjadi salah satu alat yang penting sebagai
media penyampai pesan atau informasi kepada masyarakat karena melibatkan
penerima pesan dalam jumlah banyak serta tersebar dalam area geografis yang
luas, namun mempunyai perhatian minat dan isu yang sama. Karena itu, agar
pesan yang disampaikan dapat diterima serentak pada satu waktu yang sama,
maka digunakan perantara media seperti media elektronik dan ataumedia cetak.
Pada media elektronik, seperti televisi merupakan media yang paling
dominan dalam penyampaian pesan karena televisi adalah media komunikasi
yang bersifat dengar-lihat (audio-visual). Selain itu, dampak pemberitaan
melalui televisi bersifat power full karena melibatkan aspek suara dan gambar
sehingga lebih memberi pengaruh yang kuat kepada pemirsanya. 1 Dengan
menyajikan gambar bergerak, khalayak seakan merasa terlibat langsung dalam
situasi batin tertentu yang dapat lebih mendekatkan khalayak yang
bersangkutan dengan program yang tengah disajikan.
Kemudian, saat menonton televisi kita pasti akan melihat berbagai
tayangan iklan, baik iklan layanan masyarakat maupun iklan komersil yang
menawarkan produk dan jasa. Pertumbuhan kreativitas iklan berhubungan erat
dengan kompetisi antara pengiklan dan pertumbuhan media sebagai sarana
1
Indah Suryawati, Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori dan Praktik (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), h. 45
1
2
beriklan. Begitu dekatnya televisi dengan masyarakat, mengundang banyak
pihak terutama produsen barang dan jasa untuk memanfaatkan televisi sebagai
media yang efektif, guna menawarkan suatu produk yang ditujukkan kepada
masyarakat, sekaligus bertujuan untuk mempersuasi orang agar mau membeli.
Masyarakat Indonesia yang beragam agama dan budaya membuat warna
tersendiri bagi dunia pertelevisian di Indonesia. Baik industri televisi maupun
periklanan, membutuhkan ide-ide baru untuk mencari perhatian khalayak
maupun konsumen. Tidak hanya program-program televisi saja yang
menampilkan sesuatu yang berbeda sesuai dengan situasi yang ada ditengah
masyarakat, tetapi para pembuat iklan pun merasa perlu memanfaatkan peluang
dalam setiap waktu dan kesempatan.
Salah satu bentuk iklan yang paling menarik di televisi saat ini adalah
iklan yang menggambarkan atau merepresentasikan tentang perempuan. Ada
terdapat banyak nilai yang ditanam oleh pengiklan produk melalui tayangan
iklan tersebut. Dengan mengeksploitasi perempuan dalam iklan, seringkali
kecantikan dan keindahan wanita dipandang hanya melalui physical belaka dan
mengabaikan aspek-aspek kerohanian, perasaan, pikiran, dan spiritualitas.
Mayoritas perempuan dalam setiap kelompok mempersepsikan media
terlibat dalam menciptakan kecantikan sempurna. Media dilihat sebagai
sesuatu yang memberikan resep ketimbang netral dalam menggambarkan
kecantikan perempuan, dan dilukiskan oleh sebagian kaum perempuan sebagai
manipulator atau rekayasa suatu citra yang harus dipatuhi oleh kaum
perempuan. Kemudian, Gambar apapun yang Anda peroleh mengenai
3
perempuan melalui media pada dasarnya memberi pesan kepada Anda bahwa
seharusnya Anda terlihat seperti itu.2
Wanita pada dasarnya ingin selalu tampil cantik disegala situasi, ingin
terlihat menarik dan senantiasa terawat, serta ingin dan senang diperhatikan.
Banyak cara dilakukan dalam usaha untuk merawat dan menjaga kecantikan
wanita. Melihat fenomena yang ada pada kondisi demikian, perusahaan yang
bergerak dibidang fashion dan kosmetik dituntut jeli akan keinginan pasar dan
melakukan pemasaran yang gencar dalam usaha meraih pangsa pasar yang
lebih luas lagi.
Dalam tahun-tahun belakangan ini, tubuh telah muncul dalam perdebatan
teoritis, terutama dalam sosiologis. Peningkatan perhatian sosiologi terhadap
tubuh ini antara lain diawali oleh munculnya budaya konsumsi dalam paruh
kedua abad ke-20, yang menyoroti tubuh sebagai objek pameran, suatu
tampilan untuk dirancang, dipahat, dan dibentuk melalui aturan-aturan
„kecantikan‟, pakaian dan gaya hidup. Dua aspek penting hubungan yang baru
antara tubuh dan diri ini adalah pertama, penampilan tubuh meliputi suatu
ekspresi individualitas dan identitas pribadi. Kedua, aturan-aturan tubuh
meliputi strategi yang digunakan untuk mempertahankan, menciptakan, dan
mengendalikan penampilan tubuh seperti diet, latihan olahraga, pakaian, dan
pembedahan kosmetik. Kaum perempuan dihadapkan oleh citra-citra tubuh
ideal seperti yang digambarkan dalam iklan televisi.3 Nilai tentang tubuh ideal
sering dijumpai pada iklan suplemen, makanan, minuman, alat kesehatan,
ataupun iklan kosmetik.
2
Dedi Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h: 329
3
Dedi Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, h. 317
4
Salah satu produk kosmetik yang diiklankan di televisi saat ini adalah
Muslimah kosmetik Sophie Paris. Muslimah kosmetik Sophie Paris merupakan
salah satu produk kosmetik buatan dari Sophie Paris yang sudah dikembangkan
selama dua tahun belakangan ini. Berawal dari awareness akan kebutuhan
perempuan terhadap produk kecantikan yang tidak saja berbahan natural, tetapi
juga halal dan aman. Rangkaian produk ini telah mendapat sertifikasi halal dari
JAKIM (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia), lembaga sertifikasi halal milik
pemerintah Malaysia yang telah diakui oleh LPPOM MUI.4 Selain itu,
Muslimah kosmetik dari Sophie Paris ini adalah produk kosmetik halal pertama
di Indonesia yang dijual melalui sistem direct selling (MLM) sehingga
memudahkan konsumen dalam memperoleh produk ini.
Iklan-iklan kosmetik yang ditayangkan di televisi pada umumnya akan
mevisualisasikannya dengan menampilkan seorang wanita cantik yang
berpakaian minim, bertubuh tinggi dan langsing, berambut hitam lurus, serta
berkulit putih. Citra wanita dalam iklan di media elektronik adalah wanita
dapat menarik perhatian bagi konsumen karena wanita identik dengan
kecantikan. Namun, berbeda halnya dengan iklan Muslimah kosmetikSophie
Paris yang ditayangkan di televisi.
Dalam iklan produk kosmetik ini jelas menggambarkan konsep wanita
cantik yang diinginkan oleh wanita masa kini namun tidak melupakan ajaranajaran sebagai seorang muslim. Salah satunya adalah kewajiban menutup aurat
bagi kaum wanita. Yang mana dikatakan bahwa menutup aurat adalah sebuah
4
Artikel
ini
diakses
pada
https://m.facebook.com/sophieparisindonesia
tanggal
8
September
2014
dari
5
tuntutan syariat. Kewajiban agama yang tertuang dalam Al Qur‟an dan sunnah
Nabi. Allah berfirman pada Q.S Al Ahzab : 59
         
             
“Wahai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaknya mereka menutup
jilbabnya ke tubuhnya...”
Jilbab adalah pakaian seorang muslimah yang menutupi bagian-bagian
aurat kaum wanita. Islam mewajibkan kaum wanita untuk berhijab karena
memiliki banyak manfaat, seperti untuk memuliakan kaum wanita, untuk
kesehatan, dan untuk kecantikan. Selain itu, kewajiban menutup aurat
ditujukan untuk menjaga kehormatan. Kemudian, dampak dari jilbab adalah
untuk memperkenalkan manusia pada kecantikan yang sejati. Karena
kecantikan fisik bukanlah modal utama, maka inner beauty lah yang membuat
perempuan terlihat sempurna. Eksploitasi kecantikan fisik pada akhirnya
menimbulkan kontroversi pada pribadi seseorang dan lingkungan sosial.
Cantik merupakan salah satu perkara yang menjadikan seorang wanita
lebih percaya diri. Oleh karenanya, tidak salah apabila setiap wanita
“terobsesi” untuk menjadi cantik. Namun menjadi cantik bukan hanya harus
terlihat menawan dari sisi luarnya saja, melainkan juga dari dalam diri. Karena
sejatinya, cantik tidak hanya tertuju pada paras tetapi juga pada hati. Cantik
hati meliputi cantik akhlak, artinya menjadi pribadi yang senantiasa mengikuti
firman Allah dan sabda Rasulullah SAW.
6
Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengkaji lebih lanjut makna pesan
yang terdapat dalam iklan tersebut dengan menggunakan analisa semiotika
yang berjudul “Eksploitasi Hijab Dalam Iklan Produk Muslimah Kosmetik
Sophie Paris di Televisi.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi pada iklan Muslimah kosmetik
Sophie Paris yang ditayangkan di televisi.
2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana makna pemanfaatan hijab terhadap kecantikan wanita dalam
iklan produk Muslimah kosmetik Sophie Paris di televisi berdasarkan teori
semiotika Charles Sanders Peirce?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna
pemanfaatan hijab terhadap kecantikan wanita yang tersirat dalam iklan
Muslimah kosmetik Sophie Paris yang ditayangkan di televisi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian yang memberikan
gambaran mengenai kajian simbol yang terkandung dalam sebuah iklan
melalui pandangan semiotika.
7
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
khalayak yang menonton televisi tentang iklan dan pesan yang
terkandung dalam iklan tersebut.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma penelitian
Paradigma dapat dikatakan sebagai cara pandang yang digunakan
untuk memahami kompleksitas yang ada dalam dunia nyata. Paradigma
tertanam kuat dalam sosialisasi penganut dan praktisinya, paradigma
menunjukkan pada mereka apa yang penting, sah dan juga masuk akal.
Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan pada mereka mengenai apa
yang harus dilakukan tanpa harus melakukan pertimbangan eksistensial
ataupun epistimologis yang panjang.5
Paradigma konstruktivis menganggap komunikan bersifat aktif.
Komunikan merupakan mahluk hidup yang memiliki akal dan pikiran dalam
menentukan sikap, sehingga apabila seseorang menyampaikan pesan kepada
orang lain, pesan yang diterima oleh orang tersebut akan di maknai berbeda.
Konstruktivis memandang setiap orang akan berbeda saat memahami atau
memaknai suatu pesan. Manusia memiliki latar belakang yang berbeda satu
dengan lainnya, walaupun dia hidup dalam satu lingkungan yang sarna.
Karena manusia memiliki pengalaman secara psikologis dan sosiologis yang
5
2003), h.9
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
8
berbeda. Kedua hal ini yang membuat pemaknaan setiap orang berbedabeda.
Pandangan konstruktivis melihat realitas merupakan hasil bentukan
manusia. Realitas adalah bentuk penafsiran manusia. Realitas ada di dalam
pikiran manusia, bukan diluar pikiran manusia. Sehingga disebut realitas
subjektif.Dalam kajian media, konstruktivis tidak melihat media hanya
sebagai
alat
penyampaian
pesan.
Tetapi
media
merupakan
alat
mengkonstruksi pesan. Media bukan cermin yang merefleksikan peristiwa
begitu saja. Sehingga apa yang kita lihat dimedia merupakan realitas yang
dibentuk. Dan realitas hasil bentukan itu dibuat sedemikian rupa agar
khalayak menyakini kebenarannya.6
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam pelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif ialah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati.7 Metodologi kualitatif ialah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundametal bergantung
pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan dalam
peristilahannya.Kemudian, jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
6
Dani Verdiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar (Jakarta: Indeks, 2008),
cet-2 h. 50.
7
2005), h. 9
Lexy J. Moloeong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
9
ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.8 Fenomena
itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya.
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model semiotika Charles
Sanders Peirce. Semiotik menurut Peirce merujuk kepada doktrin formal
tentang tanda-tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun
oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri pun – sejauh terkait dengan
pikiran manusia – seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena jika tidak
begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.
Dalam teorinya, Peirce membagi tanda kedalam tiga elemen utama
yang disebut dengan teori segitiga makna (triagel meaning), yang pertama,
objek yaitu konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda-tanda yang
dirujuk tanda.9 Kedua, interpretant yaitu setiap tanda yang dipahami oleh
seseorang dalam membangkitkan atau berasosiasi dengan tanda lain di
dalam benaknya. Dan ketiga, representamen yaitu sesuatu yang bersifat
indrawi atau material yang berfungsi sebagai tanda. Kemudian dalam
representamen, dibagi lagi menjadi tiga bagian, yang terdiri dariikon yaitu
tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana dapat dikenali oleh
para pemakainya, indeks yaitu tanda yang memiliki keterikatan fenomenal
atau eksistensial diantara representamen dan objeknya, dan simbol yaitu
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2006), h. 72
9
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), h. 267
10
jenis tanda yang bersifat arbriter dan konvensional sesuai kesepakan atau
konvensi sejumlah orang atau masyarakat.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah tim kreatif pembuat iklan
Muslimah kosmetik Sophie Paris. Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris.
5. Sumber Data
Sumber data ialah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Kemudian, bahan penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris yang ditayangkan di
televisi.
6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris, peneliti
melihat tayangan iklan di televisi kemudian mengkopi file dari internet.
Iklan inilah yang selanjutnya dijadikan bahan untuk menganalisis penelitian
ini. Untuk melengkapi data penelitian dipergunakan pula studi kepustakaan
untuk mencari referensi yang sesuai dengan tujuan penelitian dan
melakukan wawancara dengan narasumber.
Adapun
pelaksanaan
penelitian
ini,
menggunakan
teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui :
a. Observasi
Observasi pada iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris dilakukan
dengan cara melihat televisi kemudian mengamati tayangan iklan
Muslimah kosmetik Sophie Paris pada tanggal 10 Juli 2014. Observasi,
yaitu secara langsung peneliti menonton dan mengamati gerak-gerik artis
11
pemeran dalam iklanMuslimah kosmetik Sophie Paris, kemudian
mencatat, memilih serta menganalisis sesuai dengan model penelitian
yang digunakan. Menurut Arikunto, observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.10
b. Wawancara
Wawancara dilakukan bersama Asisten Business Center PutraSophie
Paris, Neni Prianti Rahayu, yang dilaksanakan tanggal 2 Oktober 2014,
di kantor Business Center Putra Sophie Paris, pada pukul 18.40 WIB.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai halhal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda, dan sebagainya.11 Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang telah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, karya-karya
monumental dari seseorang. Jadi, dokumentasi merupakan sumber data
yang digunakan untuk melengkapi penelitian yang memberikan informasi
bagi proses penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengambil dokumentasi
iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris dengan mengunduh file video dari
website www.sophieparis.com
7. Teknik Analisis Data
Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan pertayaan penelitian yang telah ditentukan.
Setelah data terklasifikasi, dilakukan teknik analisis data menggunakan
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 145
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 206
12
teknik analisis semiotika model Charles S. Peirce. Pada penelitian ini,
peneliti hanya ingin melihat makna pemanfaatan hijab terhadap kecantikan
wanita melalui tanda-tanda yang terdapat dalam teks iklan, bukan untuk
mendeskontruksikan mitos yang ada pada teks iklan tersebut seperti dalam
tradisi semiotik Roland Barthes ataupun berfokus kepada semiotika
linguistik seperti dalam tradisi Ferdinand De Saussure. Pierce mengatakan,
sebuah tanda atau representamen ialah sesuatu yang bagi seseorang
mewakili interpretant (sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas)
yang mengacu kepada objek. Dengan kata lain, representamen memiliki
relasi „triadik‟ langsung dengan interpretan dan objeknya. Peirce
mengemukakan teori segitiga makna atau triagle meaning yang terdiri dari
tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.12 Tanda
menurut Pierce terdiri dari ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol)
yang didasari oleh relasi antara representamen dan objeknya.
8. Teknik Keabsahan Data
Dalam
memahami
kredibilitas
(derajat
kepercayaan)
suatu
keabsahan data dapat ditempuh dengan menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.13Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
12
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis dalam
Penelitian dan Skripsi Komunikasi(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 17
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 178
13
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara, yaitu:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Misalnya untuk mengetahui lebih detail mengenai iklan Muslimah
kosmetik Sophie Paris, maka peneliti melakukan wawancara dengan
Asisten BC Putra Sophie Paris.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dilakukannya secara pribadi. Dalam hal ini peneliti mengecek
validitas sebuah wawancara dengan satu pihak dan mengkrosceknya
kepada pihak yang bersangkutan soal apa yang dikatakannya terhadap
realitasnya dihadapan orang lain.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.Dalam hal ini, peneliti memanfaatkan dokumen atau data
sebagai bahan perbandingan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Representasi Maskulinitas Dalam Iklan Man Toiletries (Studi Semiotika
Iklan Televisi Serial Vaseline Men Body Lotion Versi „Pemotretan‟ Dan
Vaselin Men Face Moisturizer Versi „Gym‟) oleh Yoga Pradipta Ramadhan
tahun 2012, Ilmu Komunikasi, UI Depok.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
model analisis semiotik Charles S. Peirce. Dalam penelitian ini,si peneliti
ingin mencoba menggali tanda-tanda yang merepresentasikan maskulinitas
yang berada dalam iklan iklan produk man toiletries atau men‟s grooming
14
yang ditayangkan di televisi, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
representasi maskulinitas dalam kedua iklan tersebut menggunakan stereotip
lama dan mencoba membawa representasi baru yaitu sosok pria yang peduli
dengan kesehatan kulitnya.
2. Representai Kecantikan Dalam Iklan Parfum Elle Shocking (Studi Semiotik
Representasi Kecantikan Barat dalam Iklan Parfum Elle Shocking
“Yvessaintlaurent” Pada Majalah Cosmopolitan Edisi September 2009)
Oleh Mamik Triwindarti Tahun 2010, Ilmu Komunikasi, UPN Surabaya.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
model analisis semiotik Charles S. Peirce dengan tujuan untuk mempelajari
dan mengetahui representasi kecantikan barat pada iklan parfum Elle
Shocking. Kemudian, hasil yang diperoleh dalam penelitian representasi
kecantikan barat dalam iklan Elle Shocking “YvesSaintLaurent” yaitu dapat
dilihat dari gambar perempuan barat yang menunjukkan kecantikan ala barat
dan di dukung dengan diperlihatkan ciri-ciri fisiknya yaitu langsing, hidung
mancung, dagu lancip, mata berwarna, kulit putih serta gaya hidupnya (life
style). Kriteria ini dianggap oleh perempuan Indonesia sebagai suatu konsep
cantik yang benar dan apa adanya atau dapat dikatakan bahwa cantik itu
memang seperti itu.
3. Membaca Makna Di Balik Tiga Iklan Produk Pencoklatan Kulit Nivea :
Representasi Kecantikan Perempuan di Jerman Oleh Puti Parameswari
tahun 2012, Studi Jerman, UI Depok.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
model analisis semiotik Roland Barthes. Dalam penelitian ini, si peneliti
15
akan menganalisis kecantikan perempuan serta pergeseran mitos kecantikan
yang ditampilkan oleh tiga iklan produk pencoklatan kulit Nivea di Jerman,
khususnya warna kulit. Tujuannya adalah untuk menjabarkan representasi
kecantikan perempuan dan identitas masyarakat yang terdapat dalam iklan
produk pencoklat kulit Nivea. Kemudian hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa identitas budaya bagi masyarakat konsumen,
khususnya perempuan, dikonstruksikan secara hegemoni melalui media
iklan. Segala representasi kecantikan perempuan dalam iklan adalah hal
yang dikonstuksi oleh pihak dominan (patriarki).
F. Sistematika Penulisan
Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima Bab, setiap bab dirinci
dalam sub bab sebagai berikut:
BAB I
: Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian
(Paradigma
Penelitian,
Pendekatan
Penelitian,
Metodologi Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Sumber
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi, Teknik Analisis Data, serta Teknik
Keabsahan Data), Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Landasan Teori, meliputi Tinjauan Umum Semiotik yang meliputi
Teori Semiotik dan Semiotika Charles Sanders Peirce, Iklan yang
meliputi definisi, jenis, dan fungsi iklan, Televisi yang meliputi
definisi dan fungsi televisi, Definisi Kecantikan, dan Kecantikan
dalam Islam,
16
BAB III
: Gambaran Umum, membahas Sekilas Tentang Sophie Paris,
Sejarah Sophie Paris, Visi Misi Sophie Paris, Tim Sophie Paris,
serta Narasi iklan Produk Muslimah kosmetik Sophie Paris.
BAB IV
: Analisis Semiotik Iklan, bab ini membahas tentang Identifikasi
Makna yang Tersirat Pada Tayangan Iklan Muslimah kosmetik
Sophie Paris yang ditayangkan di Televisi Menggunakan Model
Semiotik Charles Sanders Peirce, serta Interpretasi Penelitian.
BAB V
: Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
Landasan Teori
A. Tinjauan Umum Semiotik
1. Teori Semiotik
Semiotika merupakan studi yang mempelajari makna atau arti dari
suatu tanda atau lambang.1 Menurut Saussure, semiotika merupakan sebuah
ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda ditengah masyarakat, dengan
tujuan untuk menunjukkan bagaimana terbentuknya tanda-tanda beserta
kaidah-kaidah yang mengaturnya. Menurut Barthes, semiotika atau
semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Sedangkan semiotik menurut Peirce
merujuk kepada doktrin formal tentang tanda-tanda. Kemudian yang
menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda-tanda: tak hanya
bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan
dunia itu sendiri pun – sejauh terkait dengan pikiran manusia – seluruhnya
terdiri atas tanda-tanda, karena jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa
menjalin hubungannya dengan realitas. Jadi, semiotika adalah suatu disiplin
yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana
signs „tanda-tanda‟ dan berdasarkan pada sign system (code) „sistem tanda‟.
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani
„Semeion‟ yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu
yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara terminologis,
1
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 11
17
18
semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan
luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.2
Tujuan utama dari semiotika adalah mempelajari bagaimana media massa
menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri. 3 Tugas
utama peneliti semiotik adalah mengamati (observasi) terhadap fenomena
atau gejala disekelilingnya melalui berbagai “tanda” yang dilihatnya. Tanda
sebenarnya representasi dari gejala yang memiliki sejumlah kriteria, seperti:
nama (sebutan), peran, fungsi, tujuan, keinginan. Tanda tersebut berada
pada kehidupan manusia. Dan menjadi sistem tanda yang digunakannya
sebagai pengatur kehidupannya. Oleh karenanya tanda-tanda itu (yang
berada pada sistem tanda) sangatlah akrab dan bahkan melekat pada
kehidupan manusia yang penuh makna.
Semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang
tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda
sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.
Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai
konstruksi sosial di mana penggguna tanda tersebut berada.4
Dalam pandangan Saussure, makna sebuah tanda sangat dipengaruhi
oleh tanda yang lain. Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang
beranjak keluar kaidah tata bahasa dan yang mengatur arti teks yang rumit,
tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian
menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti
2
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 7
3
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: JALASUTA,
2010), h. 40
4
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), h. 262
19
penunjukan (denotative) kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan
diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda.
Sebagai metode kajian, semiotika memperlihatkan kekuatannya di
dalam berbagai bidang seperti, antropologi, sosiologi politik, kajian
keagamaan, media studies, dan culture studies. Sebagai media penciptaan,
semiotika mempunyai pengaruh pula pada bidang-bidang seni rupa, seni
tari, seni film, desain produk, arsitektur, termasuk desain komunikasi visual.
Pada dasarnya penjelasan semiotik sebagai sebuah kajian kedalam
berbagai cabang keilmuan dimungkinkan karena adanya kecenderungan
untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa.
Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial.
Berdasarkan pandangan semiotik, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap
sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat pula dipandang sebagai
sebagai tanda-tanda. Hal ini di mungkinkan karena luasnya pengertian dari
tanda itu sendiri.
2. Semiotika Charles Sanders Peirce
Charles Sanders Peirce ialah seorang ahli matematika dari Amerika
Serikat yang sangat tertarik pada persoalan lambang-lambang. Peirce lahir
pada 10 September 1839 di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat dan
meninggal pada 19 April 1914 di Milford, Pennsylvania Amerika Serikat. Ia
terkenal karena teori tandanya. Dilingkup semiotika, ia sering kali
mengulang-ngulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili
sesuatu bagi seseorang.
20
Sebuah tanda atau representament menurut Peirce adalah sesuatu yang
bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal dan
kapasitas. Sesuatu yang lain itu disebut interpretant.5Menurutnya, dalam
pengertian tanda terdapat dua prinsip, yaitu penanda (signifier) atau yang
menandai dan petanda (signified) atau yang merupakan arti tanda.
Semiotika memiliki tiga wilayah kajian:
1. Tanda. Wilayah ini meliputi kajian mengenai jenis tanda yang berbeda,
cara-cara berbeda dari tanda-tanda di dalam menghasilkan makna, dan
cara tanda tersebut berhubungan dengan orang yang menggunakannya.
2. Kode-kode atau sistem di mana tanda-tanda diorganisasi.
3. Budaya tempat di mana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi.
Peirce merujuk bagan tiga dimensi ini sebagai ke-pertamaan, keduaan, dan ke-tigaan. Tanda mulai sebagai struktur sensorik, yaitu sebagai
sesuatu yang dibuat untuk mensimulasi objek dalam kerangka properti
sensoriknya. Kemudian tanda digunakan oleh pengguna tanda untuk
membangun koneksi dengan objek, bahkan jika objek aktualnya tidak hadir
untuk dipersepsi indera (=ke-duaan). Dan terakhir, tanda itu sendiri menjadi
sumber pengetahuan mengenai dunia, saat ia memasuki dunia budaya dan di
distribusikan untuk penggunaan umum (=ke-tigaan).6
Peirce menandaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan medium
tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda. Ia dikenal
dengan grand teory, karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi
struktural dari semua sistem panandaan. Peirce mengidentifikasi partikel
5
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 18
6
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h.66
21
dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam
struktur tunggal.7
Upaya klasifikasi yang dikerjakan oleh Peirce terhadap tanda-tanda
sungguh tidak bisa dibilang sederhana, melainkan sangatlah rumit.
Meskipun demikian, pembedaan tipe-tipe tanda yang agaknya paling simpel
dan fundamental adalah diantara ikon (ikon), indeks (index), dan simbol
(symbol) yang didasarkan atas relasi diantara representament dan objeknya.
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sebagaimana
dapat dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon, hubungan antara
representamen dan objeknya terwujud sebagai “kesamaan dalam berbagai
kualitas”. Suatu peta atau lukisan misalnya, memiliki hubungan ikonik
dengan objeknya sejauh keduanya terdapat keserupaan.
Indeks yaitu tanda yang memiliki keterikatan fenomenal atau
eksistensial diantara representamen dan objeknya. Di dalam indeks
hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, aktual, dan biasanya
melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal (sebab akibat). Misalnya,
jejak kaki dipermukaan tanah, merupakan indeks dari seseorang yang telah
lewat disana.
Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbriter dan konvensional
sesuai kesepakan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tandatanda seperti kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol. Simbol
biasa diartikan sebagai suatu lambang yang ditentukan oleh objek
dinamisnya dalam arti ia harus benar-benar diinterpretasi. Interpretasi yang
7
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 13
22
dimaksudkan adalah satu upaya pemaknaan terhadap lambang-lambang
simbolik dengan
melibatkan unsur dari proses belajar, berdasarkan
pengalaman sosial dan kesepakatan dalam masyarakat tentang makna
lambang tersebut. Contoh, bendera disepakati sebagai lambang yang bersifat
simbolik dari suatu bangsa yang karenanya seluruh warga melakukan
penghormatan terhadapnya.
Representamen adalah sesuatu yang bersifat indrawi atau material
yang berfungsi sebagai tanda. Kehadirannya membangkitkan interpretan,
yakni suatu tanda lain yang ekuivalen (arti yang sama), di dalam benak
seseorang (interpreter).
Interpretan, setiap tanda yang dipahami oleh seseorang dalam
membangkitkan atau berasosiasi dengan tanda lain di dalam benaknya.
Tanda yang kemudian ini merupakan interpretan dari yang pertama. Contoh:
sebuah gambar mata menyebabkan munculnya kata mata sebagai interpretan
di dalam benak seseorang. Sering kali kita menginterpretasikan sebuah ikon
melalui simbol atau sebaliknya, simbol melalui ikon.
Gambar 1
Semiotika Peirce
Sign
Interpretant
Objek
Sumber:Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana,
2006), h. 268
23
Tabel 1
Semiotika Peirce
Jenis Tanda
(Representamen)
Ikon
Indeks
Simbol
Hubungan antar Tanda dan
Sumber Acuannya
Tanda
dirancang
untuk
merepresentasikan sumber acuan
melalui simulasi atau pesanan
(artinya, sumber acuan dapat
dilihat,
di
dengar,
dan
seterusnya).
Tanda
dirancang
untuk
mengindikasikan sumber acuan
atau saling menghubungkan
sumber acuan.
Tanda
dirancang
menyandikan sumber
melalui
kesepakatan
persetujuan.
Contoh
Segala macam gambar
(bagan, diagram, dan
lain-lain), photo, dan
seterusnya.
Jari yang menunjuk,
kata keterangan seperti
di sini, di sana, kata
ganti seperti aku, kau,
ia, dan seterusnya.
untuk Simbol sosial seperti
acuan mawar, simbol mateatau matika, dan seterusnya.
Sumber: Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2006), h. 266
B. Iklan
1. Pengertian Iklan
Iklan bagian sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas
kedalam kegerlapan yang memikat dan mempesona. Sebuah sistem yang
keluar dari imajinasi dan muncul kedalam dunia nyata melalui media.8
Iklan memiliki dasar yang kuat, di mana iklan televisi telah mangangkat
medium iklan kedalam konteks yang sangat kompleks namun jelas,
berimajinasi namun kontekstual, penuh dengan fantasi namun nyata.
Padahal televisi hanya mengandalkan kemampuan audiovisual dan prinsipprinsip komunikasi massa sebagai media konstruksi.
8
Burhan Bungin, Konstruksi Realitas Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 107
24
Istilah advertising (periklanan) berasal dari kata latin abad
pertengahan adventere, “mengarah perhatian kepada”. Istilah ini
menggambarkan tipe atau bentuk pengumuman public apa pun yang
dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan komoditas atau jasa, atau
untuk menyebarkan sebuah pesan sosial atau politik.9
Bovee mendeskripsikan iklan yaitu:
“Sebagai sebuah proses komunikasi, di mana terdapat: pertama,
orang yang disebut sebagai sumber munculnya ide iklan; kedua,
media sebagai medium; dan ketiga, adalah audiens”.10
Iklan merupakan sarana pengkomunikasian produk yang efektif
dengan salah satu fungsinya sebagai pengingat dan persuasif. Iklan adalah
publisitas atau penyiaran yang berupa reklame, pemberitaan, pernyataan
atau
tulisan
dengan
menyewa
suatu
ruangan
dengan
maksud
memperkenalkan atau memberitahukan sesuatu melalui media pers.11
Dengan iklan televisi diharapkan dapat menyampaikan informasi yang
dapat menimbulkan perhatian, pengingatan, kesadaran, dan keinginan
untuk membeli kembali.
Sedangkan iklan menurut kamus Komunikasi adalah:
“Pesan komunikasi yang disebarluaskan kepada khalayak untuk
memberitahukan sesuatu atau menawarkan barang jasa dengan
jalan menyewa media massa”.12
Menurut Kotler, periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian
dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor
9
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika
dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.362
10
Burhan Bungin, Konstruksi Realitas Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 108
11
Martin Moentadhim, Jurnalistik Tujuh Menit: Jalan Pintas Menjadi Wartawan dan
Penulis Lepas (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007), h. 17
12
Onong U. Effendi, Kamus Komunikasi (Bandung: CV Mandar, 1999), h. 8
25
tertentu yang memerlukan pembayaran. Dalam komunikasi periklanan, ia
tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat
komunikasi lainnya seperti gambar, warna, dan bunyi. Iklan disampaikan
melalui dua saluran media massa, yaitu (1) media cetak (surat kabar,
majalah, brosur, dan papan iklan aau billboard) dan (2) media elektronik
(radio, televisi, film). Pengirim pesan adalah, misalnya, penjualan produk
sedangkan penerimanya adalah khalayak ramai yang menjadi sasaran.13
Iklan sebagai salah satu perwujudan kebudayaan massa tidak hanya
bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk
membeli barang dan jasa. Iklan juga turut menbedahkan nilai tertentu yang
secara terpendam terdapat didalamnya. Oleh karena itu, iklan yang seharihari ditemukan dipelbagai media massa cetak dan elektronik dapat
dikatakan bersifat simbolik. Artinya, iklan dapat menjadi simbol sejauh
imaji yang ditampilkannya membentuk dan merefleksikan nilai hakiki.14
Pembeda iklan dengan teknik komunikasi pemasaran yang lain
adalah komunikasi yang non-personal, jadi, iklan memakai media dengan
menyewa ruang dan waktu. Disamping itu, peranan iklan antara lain
dirancang untuk memberikan saran pada orang supaya mereka membeli
suatu
produk
tertentu
membentuk
hasrat
memilikinya
dengan
mengkonsumsinya secara tepat.
Iklan, seperti media komunikasi massa pada umumnya, mempunyai
fungsi “komunikasi langsung”.15 Oleh sebab itu, di dalam iklan aspek-
13
14
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi(Bandung: Rosdakarya, 2003), h. 116
Yasraf Amir Piliang, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: JALASUTRA,
2009), h. 3
15
Untung Yuwono & T. Christomy, Semiotik Budaya Universitas Indonesia (Depok:
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Indonesia, 2004), h. 96
26
aspek komunikasi seperti “pesan” (message) merupakan unsur utama
iklan.
Iklan tidak menawarkan barang dan jasa pada seluruh khalayak
tetapi pada objek tertentu.Iklan adalah suatu kegiatan menyampaikan
berita, tetapi berita itu disampaikan atas pesanan pihak yang ingin produk
atau jasa yang dimaksud disukai, dipilih, dan dibeli. Iklan ditujukkan
kepada khalayak ramai. Dengan demikian, iklan bukan merupakan
komunikasi interpersonal, tetapi nonpersonal. Komunikasi semacam ini
digolongkan dalam komunikasi massa. Meskipun demikian, kita akan
melihat bahwa iklan biasanya ditujukan kepada seluruh khalayak ramai,
tetapi kepada bagian tertentu dari kahalayak itu.16
Batasan iklan sebagai “salah satu bentuk komunikasi yang terdiri
atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada
khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik. Iklan berusaha
untuk memberikan informasi, membujuk, dan meyakinkan”.17
Dari beberapa pengertian diatas, pada dasarnya iklan merupakan
sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan
atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa
kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa.
Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk
memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau
mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas
mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.
16
E.K.M. Masinabow & Rahayu s. Hidayat, Semiotik: Mengkaji Tanda dan Artifak
(Jakarta: balai Pustaka, 2001), h. 186
17
E.K.M. Masinabow & Rahayu s. Hidayat, Semiotik: Mengkaji Tanda dan Artifak, h.
187
27
2. Jenis Iklan
Iklan di media massa digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:18
a. Comercial Advertising (Iklan Komersial)
Adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa melalui
media massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang
diolah melalui film maupun berita. Misalnya iklan obat, pakaian, dan
makanan.
b. Public Service Advertising (Iklan Layanan Masyarakat)
Adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik, maupun
bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak sasaran agar berbuat
atau bertindak seperti yang dianjurkan iklan tersebut. Seperti iklan
pariwisata, sumbangan bencana, membayar iuran televisi, kesehatan,
dan sebagainya.
Iklan layanan masyarakat juga menyajikan pesan sosial yang
bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap
sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang dapat
mengancam keserasian dan kehidupan mereka secara umum. Pesan
tersebut dengan kata lain bermaksud memberikan gambaran tentang
peristiwa dan kejadian yang akan berakibat pada suatu keadaan tertentu,
baik yang bersifat positif maupun negatif.
Pada awal perkembangannya, iklan layanan masyarakat tidak
terlalu terikat pada penataan yang ketat, perencanaan pesan yang rumit,
18
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), h. 81
28
pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan target audiens
maupun pemilihan tempat dan waktu yang tepat.
Namun seiring berkembangnya dunia periklanan dan semakin
banyaknya perusahaan yang membuat iklan layanan masyarakat disertai
dengan perubahan paradigma dalam menciptakan pesa-pesan sosial
maka iklan layanan masyarakat juga harus dibuat secara profesional
seperti iklan komersial.
c. Corporate Advertising
Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada
akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau
jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan Corporate akan
efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan
masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan
dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan
Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah
perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai
korporatnya kepada publik.
Iklan Corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan
perusahaan,
komitmen
perusahaan
kepada
pengawasan
mutu,
peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau
mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sekitar.
29
Adapun fungsi periklanan, yaitu:19
a) Informasi, iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan
lokasi penjualannya serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang
positif.
b) Persuasif, iklan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli
merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau
perusahaan tersebut.
c) Pengingat, iklan terus menerus mengingatkan para konsumen tentang
sebuah produk hingga mereka akan tetap membeli produk yang
diiklankan tanpa mempedulikan merek pesaingnya.
d) Nilai
tambah,
memberikan
nilai
tambah
pada
merek
dengan
mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan
merek dipandang lebih elegan, bergaya, bergengsi, dan lebih unggul dari
tawaran pesaing.
e) Mendampingi, memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam
proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin
digunakan sebagai alat komunikasi untuk memunculkan promosipromosi penjualan seperti kupon-kupoon dan undian. Peran penting lain
dari periklanan adalah membantu perwakilan dari perusahaan.
C. Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing tele
19
Terence A. Shimp, Promotion Management and MarketingCommunication (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 357
30
(“jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin. Jadi
television berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini dapat mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia „televisi‟ secara tidak formal disebut dengan
TV, tivi, teve, atau tipi.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa televisi adalah suatu media yang
dapat dilihat dan di dengar (audio-visual). Televisi inilah yang menjadikan
sebuah iklan menjadi efektif dalam penyampaian pesannya. Ada dua unsur
dasar pembagian dalam pembuatan iklan televisi, yaitu: (1) Visual, yang
memperlihatkan gambar pada layar televisi, (2) Audio, yang membuat suara
pada kata, musik, suara lain atau efek suara. Karena sifatnya yang audio-visual
itu membuat televisi menjadi suatu media yang unik sebagai penyampaian
pesan iklan.
Televisi adalah media periklanan yang ideal, kemampuannya untuk
menggabungkan gambar-gambar visual, suara, gerakan dan warna memberikan
kesempatan pengiklan membangun daya cipta (kreatif) yang paling hebat dan
daya tarik imajinasi aktif dibandingkan media lainnya.
Dengan adanya kombinasi warna, suara, dan gambar pada televisi,
membuat para pemasang iklan dan konsumen saling menguntungkan,
pemasang iklan dapat menanyangkan produknya dengan nyata begitu pula
dengan konsumen, dapat melihat produk yang dipasarkan secara menarik.
Dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah,
buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi
31
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif,
hiburan, pendidikan, maupun gabungan dari ketiga unsur tadi.20
Dari berbagai media kontemporer saat ini, televisi merupakan media
yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan pengaruh besar
kepada khalayak. Di Indonesia, televisi adalah media yang lahir pada masa
transisi (reformasi) bergulir. Industri televisi muncul tanpa desain tertentu yang
dapat membingkai kemana arah dan format yang dikehendaki. Secara tiba-tiba,
industri televisi mucul dan langsung memiliki posisi yang kuat, sehingga
memiliki power yang cukup kuat dalam kebijakan atau regulasi.
Televisi sebagai bagian dari komunikasi massa mengungkapkan bahwa
media massa memiliki beberapa fungsi, meliputi:
1. Fungsi pengawasan sosial (social surveillance) yakni upaya penyebaran
informasi yang objektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam
dam di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Fungsi korelasi sosial (social correlation) merujuk pada upaya pemberian
intrepretasi dan informasi yang menghubungkan antar kelompok sosial atau
antar pandangan dengan tujuan konsensus.
3. Fungsi sosialis merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi
ke generasi lainnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Komunikasi masa media televisi ialah proses komunikasi antara
komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi.
Komunikasi massa media televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi massa
20
Isandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment: Kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri
Televisi(Yogyakarta: Pilar media, 2006), h. 70
32
media tersebut, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan
melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta
pembiayaan yang besar. Karena media televisi bersifat transitory (hanya
meneruskan) maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa
media tersebut, hanya dapat didengar dan dilihat secara sekilas. Pesan-pesan
ditelevisi bukan hanya didengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang
bergerak (audiovisual).21
Perkembangan komunikasi media televisi, cukup membawa pengaruh
yang besar dalam kehidupan sistem komunikasi massa internasional,
khususnya terhadap sistem komunikasi massa media cetak dan radio.
Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur,
mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi.
Karena sifat komunikasi massa media televisi itu transitory, maka: (1) isi pesan
yang akan disampaikan, harus singkat dan jelas, (2) cara penyampaian perkata
harus benar, (3) intonasi suara dan artikulasi harus tepat dan baik.
Kesemua itu tentu saja menekankan unsur isi pesan yang komunikatif,
agar pemirsa dapat mengerti secara tepat tanpa harus menyimpang dari
pemberitaan yang sebenarnya (interpretasi berbeda). Ketika komponen pesan
dan komunikator dikaji secara mendalam, komunikasi akan terkait dengan
keilmuan psikologi dan semiotika. Ketika komponen komunikasi dikaji secara
mendalam, komunikasi akan terkait dengan keilmuan sosiologi, antropologi,
dan budaya. Demikian juga ketika komponen media menjadi sebuah studi,
21
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), h. 16
33
akan terkait dengan jurnalistik, manajemen, ekonomi, politik, dan teknologi.
Sementara komponen feedback sebuah studi, akan terkait dengan psikologi dan
sosiologi.22
Menurut sosiologi Marshall McLuhan, kehadiran televisi membuat
dunia menjadi desa global, yaitu suatu masyarakat dunia yang batas-batasnya
diterobos oleh media televisi.
Kesimpulan akhir dari keberadaan komunikasi massa media televisi
bahwa kehadiran televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana
untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut
perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi
dibelahan dunia.
Yang perlu diwaspadai dari komunikasi massa televisi adalah terjadinya
ketimpangan arus informasi dari negara maju yang memonopoli untuk
kepentingannya, tanpa melihat dunia ketiga sebagai subjek yang juga
membutuhkan sarana informasi untuk mengembangkan keadaan sosial politik
dan ekonominya.
Tetapi walaupun demikian, media televisi juga mempunyai banyak
kelebihan disamping beberapa kelamahan. Kekuatan media televisi ialah
menguasai jarak dan ruang karena teknologi.
22
Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Sibiosa
Rekama Media, 2007), h. 39
34
D. Kecantikan
Pada abad dua puluh, orang kembar percaya bahwa wajah
mencerminkan jiwa, dan bahwa kecantikan dan kebaikkan adalah satu,
direfleksikan dalam wajah, dan masih tetap ada seperti dulu.23 Kecantikan fisik
maupun wajah merupakan sesuatu yang ilahiah dan bermakna mistis karena
dalam Platonis dan filsafat Agustinian, ia dibawa menuju Allah dan melalui
pembalikan, mencerminkan Allah. Sedangkan wajah bersifat ilahiah dan
bermakna mistis karena karakter individual terpahat disana, dan keberuntungan
dimasa depan dapat dibaca disana oleh “para petapa” yang terlatih.24
Kata “cantik” berasal dari bahasa latin, Bellus. Sedangkan menurut
kamus lengkap bahasa Indonesia, cantik mempunyai arti indah, jelita, elok, dan
molek. Kemudian dalam penerapannya, pemaknaan seseorang terhadap
kecantikan itu berbeda dan bahkan selalu berubah dari waktu ke waktu. Konsep
kecantikan seseorang di daerah tertentu boleh jadi berbeda dari konsep
kecantikan seseorang di daerah lain.
Menurut Baldesar Castiglione, mendefinisikan kecantikan sebagai
sesuatu yang sakral. Ia muncul dari Tuhan dan terlihat seperti
sebuah
lingkaran, pusat kebaikan berasal. Kemudian, sama seperti orang yang tidak
dapat memiliki lingkaran tanpa pusat, maka orang tidak dapat memiliki
kecantikan tanpa kebaikan.
Kecantikan menurut Plato ialah kecantikan dalam bentuk yang paling
sederhana, adalah keyakinan bahwa kecantikan baik, dan kejelekan jahat; dapat
dibalik, moral yang baik berarti cantik secara fisik (atau “sedap dipandang
23
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
24
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat, h. 135
35
mata”), dan yang jahat berarti jelek. Dengan demikian fisik dan metafisik,
tubuh dan jiwa, penampakan dan realitas, dalam dan luar, adalah satu dan
masing-masing mencerminkan yang lain. Namun, menurut Aristoteles bentuk
utama kecantikan teratur, simetri, dan tertentu atau proporsional, karena
kebaikan hanya terlihat dalam hubungan antarmanusia sebagai subjek,
sedangkan kecantikan dapat ditemukan juga di dalam benda-benda mati.25
Kecantikan dibagi menjadi dua, kecantikan luar yang menyangkut fisik,
seperti kulit, wajah, dan bentuk, tetapi yang lebih penting lagi adalah
kecantikan dalam (inner beauty) yang berhubungan dengan seluruh
kepribadian dan dimensi psikis-rohani dan lebih abadi sifatnya.
Kendati begitu, baik kecantikan luar maupun kecantikan dalam
memiliki nilainya sendiri dan tidak perlu diabaikan, karena keseluruhan
kecantikan wanita terletak pada sifatnya yang tidak terduga. Wanita adalah
makhluk yang kaya akan dimensi. Karena itu, sudah sewajarnya wanita
merawat dan memperhatikan tubuhnya.
Citra kecantikan dikonstruksikan oleh kaum industri kapitalis
kecantikan seperti yang ditawarkan iklan dalam media massa. Padahal menurut
Wendy Chapkins, kecantikan seperti yang ditawarkan itu akan mengubah
bentuk wajah dan tubuh seseorang menjadi apa yang ingin dicitrakan suatu
merk kosmetika atau suatu program kecantikan.
25
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h.125
36
E. Kecantikan Dalam Islam
Kecantikan adalah sesuatu yang membuat manusia menjadi masyur dan
terangkat citranya, baik karena perilakunya, akhlaknya, kekayaannya, maupun
tubuhnya. Q.S at-Tin: 4
      
“Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
Dalam bahasa Arab, kecantikan diungkapkan dengan kata al-jamal
(kecantikan) dan al-husn (cantik). Al-jamal menurut Ibn Sayyidih adalah
kecantikan yang terdapat pada perilaku maupun rupa manusia. Sementara alhusn pada asalnya dipakai untuk menyifati perilaku atau akhlak.26
Kecantikan hakiki dan ideal adalah kecantikan yang bersumber dari
dimensi ilahiah (hati). Bagi muslimah dan mukminah sejati, keinginan untuk
menjadi cantik bak bidadari surga merupakan dambaan semua kaum wanita.
Dambaan untuk menjadi wanita cantik nan anggun yang menjadi incaran dan
simpanan bagi hamba-hamba Allah yang shalih dan bertakwa.
Menurut kaum filsuf, kecantikan adalah suatu sifat yang diletakkan
pada sesuatu yang bisa menimbulkan perasaan suka dan senang. Dalam dunia
filsafat juga dikenal sebuah disiplin ilmu yang bernama ilmu kecantikan („ilm
al-jamal), yakni ilmu yang secara khusus membahas kecantikan beserta
kriteria-kriteria dan teori-teorinya. Namun, Al-Husn yang biasa dikenal dan
dipergunakan kebanyakan orang adalah sesuatu yang dianggap bagus oleh
26
Ibn Taymiyyah al-Harrani & Ibn al-Qayyimah al-Jawziyyah, Cantik Luar Dalam
(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008), h. 11-12
37
panca indra, sementara yang dimaksudkan di dalam al-Quran adalah sesuatu
yang dianggap bagus oleh hati nurani (al-bashirah).27
Kecantikan secara umum terbagi menjadi tiga macam, yaitu:28
a. Kecantikan Jiwa dan Hati
Kecantikan jenis ini merupakan jenis kecantikan yang memberikan
kecantikan abadi kepada pemiliknya, yang tidak akan lapuk dimakan usia.
Yang dimaksudkan dengan kecantikan jiwa ini adalah cinta dan kebaikan
dengan segala macam bentuknya, seperti mendekatkan diri kepada Allah,
berbuat baik kepada orang lain, mempunyai sikap luhur, hati yang selalu
membawa kebaikan kepada orang lain, lidah yang selalu mengucapkan
perkataan baik, dan selalu berprasangka baik kepada lingkungan sekitar.
Kecantikan jenis ini merupakan jenis kecantikan yang memberikan
kecantikan abadi kepada pemiliknya, yang tidak akan lapuk dimakan usia.
b. Kecantikan pikiran dan akal
Kecantikan pikiran dan akal sangat penting untuk diketahui. Orang
yang memiliki jenis kecantikan ini memiliki sifat cerdas, kreatif, inovatif,
mengaplikasikan pemikiran dengan cerdas, kreatif dan benar, bijak
mengambil keputusan dan tepat dalam bertindak, sehingga memberikan
kecantikan yang khas kepada pemiliknya serta dapat melindunginya dari
sifat ceroboh dan menjauhkan diri dari rasa benci terhadap orang lain.
27
„abh al-Qadir Manshur, Buku Pintar FIKIH WANITA: Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 201
28
Hindun Abdullah Muhammad, Engkau Cantik: Engkau Memiliki Kecantikan dan
Kelebihan yang Tidak Diberikan Allah Kepada Orang Lain (Bandung: Irsyad Baitus Salam,
2009), h. 27-34
38
c. Kecantikan wajah dan tubuh
Tipe kecantikan ini merupakan anugrah Allah. Tetapi, jenis kecantikan
ini tidak bersifat abadi sepeti dua jenis kecantikan sebelumnya.
Tak berbeda jauh dari Hindun Abdullah Muhammad, Abdul Qadir
Manshur, guru besar ilmu al-Quran Universitas Sayf al-Dawlah menyatakan
bahwa kecantikan manusia meliputi tubuh (fisik), hati, pikiran, dan perilaku,
yang masing-masing mempunyai unsur-unsur tersendiri yang menguatkan
kecantikan.29
Jadi jelaslah bahwa agama islam tidak mengesampingkan keindahan
fisik dan penampilan. Akan tetapi, jangan sampai mengartikan keindahan
fisik sebagai satu-satunya aspek kecantikan. Keindahan fisik harus dipahami
sebagai sesuatu yang harusnya dijaga sebagai wujud rasa syukur kepada apa
yang yang telah diberikan Allah Swt. Maka, manusia harus memadukan
keindahan jasmani dengan keindahan rohani sebagaimana yang dianjurkan
oleh agama islam.
Quraish Shihab menyatakan bahwa tuntutan islam untuk memadukan
keindahan jasmani dan rohani tersebut disamping berkaitan dengan inner
beauty, yakni keindahan yang bersumber dari dalam seseorang, juga
keindahan luar. Kecantikan wajah atau luar hanya menyenangkan mata,
sedangkan yang bersumber dari dalam akan menawan hati.30
Dari hal-hal diatas dipahami bahwa kecantikan fisik juga merupakan
faktor kecantikan yang diperhitungkan dalam islam. Akan tetapi, kecantikan
29
„abh al-Qadir Manshur, Buku Pintar FIKIH WANITA; Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 195
30
M. Quraish Shihab, Perempuan: dari cinta sampai seks, dari Nikah Mut’ah sampai
Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru (Tanggerang: Lentera Hati, 2005), h. 71-72
39
jiwa atau batin menjadi hal yang paling utama dan merupakan faktor
kecantikan yang sifatnya abadi serta memiliki kriteria pasti, lain halnya
dengan kecantikan fisik yang memiliki perbedaan arti dan kriteria sesuai
selera masing-masing individu yang melihatnya. Kecantikan batin adalah
kecantikan yang akan dilihat Allah pada diri hamba-Nya dan letak
kecintaan-Nya. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk fisik dan harta kalian,
tetapi pada hati dan perbuatan kalian.” (HR Muslim)
Kecantikan batin akan mempercantik bentuk fisik, meskipun bentuk
fisik itu tidak cantik dan bagus. Kecantikan batin akan memberikan
keindahan, kecantikan dan kebagusan pada diri pemiliknya sesuai kadar
kecantikan batin yang dimiliki seorang mukmin akan diberikan kecantikan
dan keelokan sesuai kadar keimanannya. Siapa pun yang melihatnya pasti
akan menyukainya, dan siapapun yang bergaul dengannya pasti akan
mencintainya.31 Hati dalam diri tiap wanita seperti bunga yang
memancarkan cinta dan memberikan perasaan lembut dan kecantikan.32
Bahkan,
dengan
kebaikan
akhlak
yang
dimiliki,
Rasulullah
menggambarkan bahwa manusia dapat melebihi kecantikan bidadaribidadari surga. Jadi, dapat dipahami bahwa kecantikan jiwa dan hati
merupakan pokok dari segala kecantikan. Dalam sabda yang lain,
Rasulullah memberitahukan bahwa berbuat baik bisa menambah kecantikan:
31
„abh al-Qadir Manshur, Buku Pintar FIKIH WANITA; Segala Hal yang ingin Anda
Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam (Jakarta: Zaman, 2009), cet. Ke-1, h. 197-198
32
Hindun Abdullah Muhammad, Engkau Cantik: Engkau Memiliki Kecantikan dan
Kelebihan yang Tidak Diberikan Allah Kepada Orang Lain (Bandung: Irsyad Baitus Salam,
2009), h. 51
40
“Sesungguhnya kebaikan itu akan membuat wajah bersinar, hati
bercahaya; rizky menjadi lapang; fisik menjadi kuat; dan orang lain
menjadi senang.”
Sedangkan syukur nikmat dapat menjaga dan memperpanjang keindahan
yang dimiliki.
„Aidh bin „Abdullah Al-Qarni menyatakan betapa pentingnya menjaga
kecantikan batin:
Dengan menjadikan taqwa seperti pakaian, niscaya anda akan menjadi
wanita tercantik di dunia meskipun pakaian anda tambal sulam. Dengan
menjadikan rasa malu sebagai baju kurung anda, niscaya anda menjadi
perempuan paling anggun di dunia meskipun anda tak beralas kaki. Karena
perhiasan perempuan bukanlah emas, perak, maupun berlian yang
dikenakan. Melainkan pada dua raka‟at di penghujung malam, kehausan di
tengah hari yang terik sebab puasa karena Allah, shadaqah yang
tersembunyi tanpa ada yang mengetahuinya selain Allah, air mata hangat
yang memberikan dosa, sujud yang lama ditengah hamparan sajadah, dan
rasa malu kepada Allah saat dorongan kejahatan dan rayuan setan datang
menggoda.33
Lalu peliharalah kecantikan itu dengan iman, peliharalah keridhaan itu
dengan sikap qana‟ah, dan peliharalah kesucian itu dengan hijab.34 Dengan
melakukan hal-hal diatas, pikiran dan hati menjadi tenang dan nyaman, dan
33
„Aidh bin „Abdullah Al-Qarni, Jadilah Wanita yang Paling Bahagia: Wahai Kaum
Wanita, Jangan Bersedih, h. 100
34
„Aidh bin „Abdullah Al-Qarni, Jadilah Wanita yang Paling Bahagia, h. 99
41
mendapatkan kesan khusus kecantikan, yaitu menerima (qana‟ah) dan ikhlas
(ridha) dengan apa yang telah Allah berikan.35
Perempuan harus menghindari sifat tidak ikhlas terhadap bentuk
tubuhnya sekarang sehingga menyibukan diri secara berlebihan dengan
tema seputar kecantikan dan mengabaikan hal lain yang tak kalah indah dan
penting. Perempuan juga harus menghindari sikap menjadikan seseorang
menjadi figur yang terasa sulit untuk ditiru, yang mungkin kecantikan fisik
yang dimilikinya diperoleh dengan cara bedah plastik, memakai kolagen,
dan sebagainya, karena hal-hal tersebut bisa merusak kepribadian dan
kecantikan yang hakiki.
35
Hindun Abdullah Muhammad, Engkau Cantik: Engkau Memiliki Kecantikan dan
Kelebihan yang Tidak Diberikan Allah Kepada Orang Lain (Bandung: Irsyad Baitus Salam,
2009), h. 174
BAB III
Gambaran Umum
A. Sekilas Tentang Sophie Paris
Dengan selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama, sejak
didirikan di Jakarta tahun 1995, Sophie Paris telah tumbuh menjadi
perusahaan dengan metode penjualan langsung yang terkemuka di Asia.1
Dimulai dari usaha pembuatan tas rumahan oleh pendirinya Bruno Hasson
seorang pengusaha dari Prancis, kisah sukses Sophie Paris telah dikenal di
negara-negara lain, tidak hanya dikantor pusatnya di Jakarta, Indonesia.
Sophie Paris juga beroperasi di Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Maroko.
Dengan lebih dari 800 staff, 500 pusat bisnis, dan dua juta anggota, Sophie
Paris menjual 50.000 produk fashion setiap harinya.
Hal yang membuat Sophie Paris berbeda dari perusahaan sejenis
lainnya adalah budaya perusahaan yang kuat dan semangat kekeluargaan
yang bergairah dan menyenangkan. Kami menawarkan kesempatan untuk
mengubah hidup bagi staf dan anggota kami. Bukanlah rahasia bahwa Sophie
Paris berupaya menjadi tempat bekerja paling menarik di Indonesia. Produkproduk di balik kesuksesan ini adalah rangkaian tas, dompet, jam tangan,
aksesoris, kosmetik, sepatu, dan pakaian dengan rancangan Prancis yang unik
dengan harga terjangkau. Kemudian setiap 40 hari, Sophie Paris menerbitkan
katalog busana baru dengan lebih dari 1000 desain dan gaya pakaian baru.
1
Hasil wawancara dengan Asisten Business Center PutraSophie Paris, Neni Prianti
Rahayu pada 2 Oktober 2014 di kantor Business Center Putra Sophie Paris
42
43
B. Sejarah Singkat Perusahaan2
Bisnis Sophie Paris diawali dari sebuah industri rumahan dengan tiga
orang tukang jahit yang bekerja di loteng rumah dan menghasilkan tas-tas
cantik yang mencuri banyak perhatian. Karena penjualan yang semakin pesat,
Mr. Bruno Hasson merekrut karyawan, menyewa gedung dan menerapkan
sistem direct selling yang memanfaatkan tenaga penjual yang diberi insentif
untuk menjualkan produk Sophie Paris. Selanjutnya, Sophie Paris kemudian
dipasarkan melalui systemMulti Level Marketing (MLM) dengan merekrut
member dan Business Center sebagai mitra atau perpanjangan tangan untuk
memasarkan produk-produk Sophie hingga ke pelosok nusantara.
Dibalik setiap kesulitan pasti ada kesempatan. Krisis moneter
berkepanjangan di tahun 1998 ternyata mendatangkan peluang, orang mulai
beralih dari tas branded yang hargannya melonjak tajam ke tas Sophie Martin
yang lebih terjangkau.
PT Sophie ParisIndonesia mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun
1995. Sophie Paris berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Perusahaan ini tumbuh menjadi perusahaan penyedia produk fashion yang
mempunyai peranan penting di Indonesia. Sophie Martin terdaftar dalam
APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) dengan nama PT Sophie
Martin Indonesia dan member 0025/09/98. Klasifikasinya adalah produk
fashion dan kosmetik.
Sophie Paris tidak memiliki pabrik. Perusahaan ini menggunakan
sistem subkontrak dengan menjalin kerjasama dengan beberapa perajin tas
2
Artikel
ini
diakses
pada
http://www.sophieparis.com/id/index.php/history
tanggal
18
Agustus
2014
dari
44
dari berbagai wilayah di jabotabek untuk pengerjaan produksinya. Kualitas
produk senantiasa dijaga oleh Sophie Paris dengan melakukan quality control
yang cukup ketat secara periodik, mulai dari kontrol hard copy (seperti bahan
baku dan pola) sampai kontrol ke pabrikan.
Pada tahun 2002, Sophie Paris melakukan perluasan bisnisnya keluar
negeri dengan membuka kantor perwakilan di kota Manila-Filipina. Saat ini
sudah ada lebih dari 100 Business Center Sophie Paris yang tersebar
diseluruh Filipina. Kemudian, pada tahun 2008, meluncurkan program CSR
(Corporate Social Responsibility) –Sophie’s Love for Women and Children
dengan serangkaian programnya yang merupakan tanda kepedulian Sophie
Paris terhadap masa depan wanita dan anak Indonesia yang lebih baik.
Dengan menempati gedung Sophie Paris yang terdiri dari 7 lantai dan 2 lantai
basement, gedung ini menjadi kantor pusat dan training center yang setiap
harinya
membuka
berbagai
kelas
pelatihan
untuk
memaksimalkan
pengetahuan dan potensi para member-membernya.
Warehouse Sophie Paris yang menempati lahan 4 hektar, efektif
beroperasi untuk lebih meningkatkan pelayanan dan jalur distribusi
pengiriman barang ke seluruh Indonesia. Pada tahun 2009, meresmikan
flagship store pertama di Plaza Semanggi dan program Sophie Goes To Mall.
Sophie Paris kembali melebarkan sayapnya di negara Asia lainnya,
yaitu Vietnam di tahun 2010. Di tahun yang sama, Sophie Paris menempati
peringkat pertama dikategori tas wanita terfavorit. Prestasi ini mengukuhkan
Sophie dalam meraih berbagai penghargaan tertinggi antara lain Top Brand
Award, Woman Brand Award, dan Youth Brand Award.
45
Selanjutnya pada tahun 2011, Sophie Paris membentuk yayasan dan
rumah belajar Helena dengan misi sosialnya yang bertujuan untuk
memberikan pendidikan dasar dan keterampilan sebagai bekal hidup agar
anak-anak dapat mempunyai kehidupan yang produktif dan bermakna
sehingga tidak kepikir untuk lari ke jalan. Di tahun yang sama juga, Sophie
Paris kembali meraih penghargaan Top Brand Award, Woman Brand Award,
dan Youth Brand Award.
Tidak berhenti sampai disitu saja, pada tahun 2012 Sophie Paris
membuka perwakilannya di Malaysia dan saat ini sudah berhasil menjadi
MLM fashion nomer 1 di Malaysia. Selain meraih penghargaan Top Brand
Award, Woman Brand Award, dan Youth Brand Award untuk ketiga kalinya,
Sophie Paris juga mendapatkan The Most Recommended Brand Award,
Marketing Award, Digital Marketing Award dan The Most Original Brand
Award.
Kemudian pada tahun 2013, Sophie Paris meluncurkan visinya Sophie
Delivers Happiness yang melahirkan 5 Core Values untuk mendukung
tercapainya visi tersebut. Tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan para
member dan Business Center seluruh Indonesia, profesionalisme, kerjasama
tim, dan visi Sophie DeliversHappiness yang bertujuan untuk memberikan
kebahagiaan kepada semua orang guna meningkatkan taraf hidup,
merubahnya menjadi lebih baik, dan mewujudkan mimpi jutaan orang.
46
Perusahaan Sophie Paris memiliki tiga nilai (value), yaitu:
1. Tim kerja yang profesional
Tim kerja yang profesional yang bekerja dengan komitmen sesuai potensi
dan keahliannya untuk menciptakan produk berkualitas dan memberikan
pelayanan terbaik bagi pelanggan.
2. Semangat untuk maju
Sophie Paris didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, dan
semangat tinggi untuk maju menjadi perusahaan Multi Level Marketing
(MLM) fashion nomer satu di Indonesia dan Asia.
3. Inovasi terdepan
Sebagai leader dalam bisnis MLM fashion, Sophie selalu melakukan
inovasi baru untuk menciptakan peluang bisnis dan produk berkualitas
untuk kepuasan pelanggan.
Perusahaan Sophie Paris sukses membangun industri fashion melalui
Multi Level Marketing (MLM) di Indonesia karena selalu fokus mengelola
bisnisnya dan konsisten melakukan beberapa strategi marketing, diantaranya:
1. Menerbitkan katalog setiap dua bulan sekali.
2. Menampilkan produk yang terbaik pada setiap katalognya.
3. Design yang trendi
4. Harga yang kompetitif dan terjangkau.
5. Mengadakan promosi pada setiap penerbitan.
6. Fashion Show oleh Business Centre (BC) setiap enam bulan sekali.
7. Acara mall to mall
8. Memberikan sponsorship
47
Produk Sophie Martin yang merupakan produk fashion yang meliputi
tas, pakaian, aksesoris, dan kosmetik, serta produk perawatan kulit. Produkproduk tersebut telah memikat dan melekat kuat di hati masyarakat Indonesia
mulai dari ibu-ibu, profesional muda, remaja hingga anak-anak. Produk tas
menyumbang sebesar 60% dari total penjualan dalam satu tahun terakhir ini.
Sementara pakaian menyumbang sebesar 20%, aksesoris 10% dan kosmetik
10%.
C. Visi dan Misi Sophie Paris
1. Visi
Visi Sophie Martin adalah menjadi perusahaan Multi Level Marketing
(MLM) fashion nomor satu di Asia yang di dukung oleh sumber daya
manusia (SDM) profesional.
2. Misi
Misi Sophie Martin adalah menjadi terkenal di seluruh Asia dan tetap
menjadi leader di bidang Multi Level Marketing dengan membangun
member atau karyawan secara berkesinambungan.
D. Tim Sophie
Manajemen
Bruno Hasson (President Director)
Bruno Hasson adalah pendiri Sophie Paris dan kembali pada pertengahan
tahun 1990-an. penggemar tracking dan diving ini adalah lulusan Institute
Superieur Des Techniques D’Outre Mer dan kini memimpin PT Sophie Paris
48
Indonesia, bisnis fashion Multi Level Marketing (MLM) terbesar di
Indonesia. “jangan lakukan sesuatau kepada orang lain ketika kamu tidak
ingin orang lain melakukan sesuatu kepadamu” kata penulis buku How To be
Successful in Asia ini. Di bawah pimpinannya, kini Sophie Paris tak hanya
berkembang di Indonesia, namun juga berkembang sampai Maroko, Filipina,
Vietnam, dan Malaysia.
Thibault Menager (VP Sales & Marketing)
Lulusan I.E.A (Institute European des Affaires) Perancis dibidang Master
Degree Business & Management tahun 1989 ini bergabung dengan Sophie
Paris tahun 2001. Beliau bertanggung jawab terhadap pengembangan bisnis
Sophie Paris dan membuat Sophie Paris semakin dicintai oleh masyarakat
luas. Dengan motto “Duplikasi adalah investasi. Sophie Paris adalah solusi,
solusi adalah Sophie Paris”, beliau juga piawai dalam membangun tim yang
dapat mensupport Business Center Sophie Paris diseluruh Indonesia.
Arnaud Rocca (Creative Director)
Lulusan Esmond Paris dengan berbagai pengalaman dibidang fashion ini
bergabung dengan Sophie Paris sejak tahun 2003. Beliau bertanggung jawab
terhadap semua design produk fashion Sophie Paris dan juga berbagai
image&layout sehingga tercipta DNA brand Sophie Paris yang kuat.
Penggemar fotografi dengan bakat autodidak yang hasil karyanya dimuat di
majalah Vogue, 10Man,LA times dll ini juga menulis buku fashion ala
Prancis yang terjual 13ribu copy dalam hitungan minggu.
49
Benjamin Andres (Excecutive VP Finance and Admin)
Lulusan Grenovle Ecole de Management ini bergabung dengan Sophie Paris
sejak tahun 2006 dan bertanggung jawab terhadap divisi Finance, HR, IT dan
juga Legal Sophie Paris. Penggemar musik dan piawai memainkan beberapa
jenis alat musik ini mempunyai motto: Carpe Diem!
Guillame Richard (VP International)
Lulusan EM Lyon, Msc marketing & Sales dan Harvard Business School ini
memulai karirnya di Sophie Paris sejak tahun 2007. Beliau bertanggung
jawab dalam pengembangan pajak Sophie Paris di luar negeri, ekspansi
wilayah, dan menjadikan Sophie Paris sebagai perusahaan yang truly global.
Quotes: Nothing is impossible. Bersama Sophie Paris seseorang bisa menjadi
diri sendiri yang lebih baik dan mewujudkan mimpinya.
E. Narasi Iklan Muslimah Kometik
Kecantikan seorang wanita lahir dari kemurniannya
Karenanya kami menghadirkan semua kemurnian alam terbaik
Di dalam rangkaian kosmetik halal Muslimah
Untuk mewarnai, melindungi, dan menjaga kecantikan mu
Agar tampil sempurna di setiap keseharian mu
Muslimah kosmetik, semurni hatimu, secantik dirimu
BAB IV
Analisis Data
A. Analisis Model Semiotika Charles Sanders Peirce
1. Scene Satu
Gambar 2
Seorang Wanita Memberikan Arahan kepada Tiga Orang Anak
Pada scene ini terlihat seorang wanita menggunakan busana tertutup
lengkap dengan kerudung sedang berdiri sedikit membungkuk dengan
tangan kiri terangkat dan diarahkan ke samping kanan seraya tersenyum
kepada tiga orang anak kecil, terdiri dari dua anak perempuan dan satu
anak laki-laki yang sedang berlari. Diperkuat dengan background tanaman
berdaun hijau serta logo halal dan nama perusahaan di pojok atas kanan
dan kiri.
Tayangan ini ingin menggambarkan sosok wanita dengan kecantikan
sesungguhnya yang terpancar dari dalam hati, yaitu berupa kelembutan.
Dalam teorinya, Synnott mengungkapkan bahwawajah mencerminkan
50
51
jiwa, dan bahwa kecantikan dan kebaikan adalah satu kemudian
direfleksikan dalam wajah.1Kemudian adegan yang dilakukan dalam scene
ini berupa seorang wanita berhijab yang sedang tersenyum dengan tangan
kiri setengah tertekuk yang terangkat dan ditujukan kesebelah kanan
layaknya sedang memberi arahan dengan sangat sabar kepada tiga orang
anak yang sedang berada dihadapannya. Sebagai makhluk Tuhan yang
diciptakan paling sempurna di muka bumi ini, kewajiban tolong menolong
dalam
kehidupan
sehari-hari
sangatlah
dianjurkan
dengan
tidak
mamandang usia, jenis kelamin, waktu, tempat, serta status sosial yang
dimiliki dari masing-masing individu. Hal tersebut dapat dimulai dari cara
yang paling mudahseperti yang terlihat pada gambar diatas, yaitu dengan
membantu memberikan arahan agar ketiga anak berseragam tersebut dapat
memulai sebuah petualangan disebuah labirin dengan baik. Kemudian
diperkuat dengan ucapan sang narator yang mengatakan “kecantikan”, hal
ini menandakan bahwa bukan hanya wanita dengan rambut hitam, lurus,
dan panjang terurai, berkulit putih, serta menggunakan pakaian yang seksi
saja yang dapat dikatakan cantik, namun takaran kecantikan seorang
wanita sesungguhnya terletak pada hatinya, yang mana tidak semua wanita
memilikinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kecantikan seorang wanita tidak
semata-mata hanya di nilai dari fisik (luar) nya saja, melainkan juga dapat
di nilai melalui hatinya.
1
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
52
Tabel 2
Wanita Memberikan Arahan
No.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X)
Terlihat wanita berhijab sedang berdiri
Ikon
sedikit membungkuk dengan tangan kiri
terangkat dan diarahkan ke samping kanan
seraya tersenyum kepada tiga anak kecil
berseragam yang sedang berlari.
Indeks
- Adegan mengangkat tangan kiri dengan
diarahkan ke samping kanan sambil
tersenyum.
- Menjadi tanda sedang memberikan arahan
1.
dengan sabar.
Simbol
- Tanda
verbal
dari
narator
yang
mengucapkan “kecantikan”
- Memiliki makna bahwa sesungguhnya
menutup aurat tidak akan mengurangi
kecantikan
seorang
wanita
karena
kecantikan fisik akan terpancar dengan
sendirinya ketika ketulusan hati tetap
terjaga.
2.
Objek (Y)
Seorang wanita berhijab dengan tiga anak.
3.
Interpretant (X=Y)
Seorang wanita dengan kelembutan hati
Kecantikan hati berupa kelembutan akan
4.
Makna
memancarkan kecantikan fisik.
Sumber: Data Primer
2. Scene Dua
Gambar 3
Seorang Wanita Berusaha Merangkul Tiga Orang Anak
53
Pada scene ini terlihat seorang wanita berhijab dengan posisi setengah
membungkuk sedang menyambut empat orang anak kecil dengan tangan
kanan berusaha memegang salah satu anak dan tangan kiri direntangkan
kearah seorang anak yang berada dibarisan belakang sambil tersenyum
lebar.
Tayangan ini ingin memperlihatkan sosok wanita penyayang. Hal ini
dapat dilihat dari gerak gerik tubuh yang diperagakan oleh sang model
dengan adegan sedang berusaha merangkul salah satu anak yang berada
dibarisan paling belakang untuk bersama-sama memulai petualangan di
dalam labirin dengan terus mengumbar senyum bahagianya. Sifat
penyayang yang dimiliki oleh seorang wanita merupakan salah satu bentuk
dari kecantikan hati yang tidak bisa diperoleh dengan uang, maka
beruntunglah wanita yang terlahir dengan kecantikan alami lahir dan batin.
Sifat penyayang merupakan sifat yang pasti dimiliki oleh semua manusia.
Kemudian sang narator memberikan penekanan pada kalimat “seorang
wanita”. Wanita adalah manusia paling mulia dan bernilai karena memiliki
sifat kemanusiaan yang tinggi, sehingga wanita selalu diidentikan dengan
sosok yang sabar, lembut, dan penuh dengan kehangatan. Hal itulah yang
kemudian menjadikan wanita terlihat sempurna dengan kecantikan jasmani
dan rohani yang dimilikinya seperti terdapat dalam teori Synnott, di mana
wajah mencerminkan jiwa, dan bahwa kecantikan dan kebaikan adalah
satu kemudian direfleksikan dalam wajah. 2
2
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
54
Tabel 3
Wanita Berusaha Merangkul Anak-Anak
No.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X) Seorang wanita
dengan posisi setengah
Ikon
membungkuk sedang menyambut empat orang
anak kecil dengan tangan kanan berusaha
memegang salah satu anak dan tangan kiri
direntangkan kearah seorang anak yang berada
dibarisan belakang sambil tersenyum lebar.
Indeks
- Adegan seorang wanita yang sedang tersenyum
sambil merentangkan tangan kirinya ke salah
1.
seorang anak.
- Ini menunjukkan kecantikan dari dalam diri berupa
pribadi yang penyayang.
Simbol
- Tanda verbal dari narator yang mengucapkan
“seorang wanita”
- Menandakan bahwa Allah menciptakan manusia
khususnya seorang wanita dengan kecantikan yang
sempurna yang meliputi kecantikan lahir dan
kecantikan batin.
2. Objek (Y)
Wanita dengan tiga orang anak.
Kecantikan wanita sempurna yang terdiri dari
3. Interpretant (X=Y)
kecantikan lahir dan kecantikan batin
Gambaran wanita dengan pribadi yang penyayang
4. Makna
memperlihatkan kemurnian dari kecantikan
seorang wanita.
Sumber: Data Primer
3. Scene Tiga
Gambar 4
Seorang Wanita Sedang Berjalan disebuah Labirin
55
Pada scene ini terlihat seorang wanita berhijab yang sedang berjalan
disebuah
labirin
dengan
memiringkan
sedikit
kepalanya
sambil
mengembangkan senyum di wajahnya dan diperkuat dengan background
tanaman berdaun hijau rimbun.
Scene ini ingin menggambarkan bahwa untuk terlihat cantik bisa
dilakukan dengan cara yang sederhana tanpa harus mengorbankan banyak
uang, waktu, dan tenaga. Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah
dengan tersenyum. Terdapat teori yang mengatakan bahwa wajah
mencerminkan jiwa, dan bahwa kecantikan dan kebaikan adalah satu
kemudian direfleksikan dalam wajah.3 Dalam Islam, tersenyum dapat
dikategorikan ke dalam bentuk ibadah, karena dengan memberikan
senyum yang tulus kepada orang lain, maka sama hal nya dengan membagi
kebahagiaan. Tersenyum dapat diartikan dengan gerak bibir tersungging
karena senang.4 Tersenyum dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun.
Ada pepatah yang mengatakan, tersenyumlah, maka dunia juga akan ikut
tersenyum. Dari pepatah tersebut diatas, dapat diatikan dengan tersenyum
akan membawa banyak manfaat untuk diri sendiri juga orang lain sekitar.
Adapun manfaat tersenyum untuk diri sendiri yaitu kesehatan yang berupa
kesehatan jiwa dan raga. Di mana, dengan tersenyum akan melatih jiwa
untuk senantiasa bahagia agar bisa selalu melakukan kegiatan-kegiatan
yang positif. Sedangkan manfaat tersenyum untuk orang lain yaitu berupa
keceriaan, khususnya bagi orang-orang yang melihatnya.
3
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
4
Amran Y.S. Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 2000), h. 498
56
Tabel 4
Wanita Sedang Berjalan di Labirin
No.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X)
Terlihat seorang wanita berhijab
Ikon
sedang berjalan disebuah labirin
dengan
memiringkan
sedikit
kepalanya sambil mengembangkan
senyum di wajahnya dan diperkuat
dengan background tanaman berdaun
hijau rimbun.
1.
Indeks
- Ekspresi wajah sedang tersenyum.
- Menjadi
tanda
bahwa
untuk
memperoleh kecantikan lahir dan
batin yang di dambakan setiap insan
tidaklah mahal dan sulit untuk di
dapatkan.
Simbol
2. Objek (Y)
Wanita berhijab.
3. Interpretant (X=Y)
Sosok wanita solehah yang cantik hati
Seorang wanita yang tidak hanya
4. Makna
mementingkan
penampilan
fisik
semata
Sumber: Data Primer
4. Scene Empat
Gambar 5
Seorang Wanita Sedang Mendampingi Empat Orang Anak disebuah
Labirin
57
Pada scene ini telihat empat orang anak yang terdiri dari dua anak
laki-laki dan dua anak perempuan yang menggunakan seragam sedang
berlarian disebuah labirin tanaman berdaun hijau diikuti seorang wanita
berhijab dibelakangnya dengan posisi tangan kanan terangkat ke depan.
Dalam scene ini menggambarkan kepedulian seorang wanita kepada
anak-anak yang diaplikasikan ke dalam gambar dengan menjadi penunjuk
jalan agar tidak tersesat nantinya. Peduli diartikan sebagai merasa ikut
bertanggung jawab. Kemudian kepedulian memiliki arti sikap mau tahu
atau merasa ikut memikirkan. Meski tidak dapat terlihat oleh mata, namun
sikap peka terhadap lingkungan sekitar memiliki manfaat yang besar. Hal
tersebut dapat menjadi nilai tambah untuk sebuah kecantikan bagi seorang
wanita, yang mana kecantikan dan kebaikan direfleksikan melalui wajah. 5
Kemudian diperkuat dengan pernyataan sang narator berupa “lahir dari
kemurniannya”. Murni dapat dipahami dengan belum terpengaruh oleh
apa-apa. Maksud penggalan kalimat dalam scene diatas adalah sesuatu
yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kebahagiaan terlebih
untuk orang lain sekitar berdasarkan kehendak hati dengan tidak adanya
paksaan maupun pengaruh dari luar akan menjadikan kecantikan terlihat
semakin
alami
tanpa
harus dibuat-buat
dan dicari-cari.
Karena
sesungguhnya semua wanita terlahir untuk menjadi cantik.
5
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
58
Tabel 5
Wanita Sedang Mendampingi Anak-Anak
No.
Tipe Tanda
Representamen (X)
Ikon
Indeks
1.
Simbol
2.
Objek (Y)
3.
Interpretant (X=Y)
4.
Makna
Data
Telihat empat orang anak yang sedang
berlarian disebuah labirin tanaman berdaun
hijau diikuti seorang wanita berhijab
dibelakangnya dengan posisi tangan kanan
diangkat ke depan.
- Adegan mengangkat tangan kanan ke depan
bersamaan dengan telunjuk.
- Memperlihatkan kecantikan hati yang
ditandai dengan kepedulian terhadap sesama
untuk mau saling membantu.
- Suara narator yang menyebutkan “lahir dari
kemurniannya”
- kalimat ini menandakan bahwa kecantikan
seorang wanita akan terpancar dengan
sendirinya tanpa harus dibuat-buat.
Wanita berhijab dengan dengan empat orang
anak.
Kecantikan yang terpancar dengan tanpa
dibuat-buat.
Kepedulian
dengan
membantu
sesama
manandakan cantik hati yang tidak semua
wanita memiliknya.
Sumber: Data Primer
5. Scene Lima
Gambar 6
Tulisan Merk Produk Kosmetik
59
Pada scene ini terlihat tulisan yang diperbesar berwarna kuning emas
dengan background berwarna hijau tua serta dilengkapi label halal dan
nama perusahaan di pojok atas kanan dan kiri gambar.
Tayangan ini ingin memperkenalkan nama sekaligus menyakinkan
masyarakat akan produk kosmetik keluaran terbaru dengan pengambilan
gambar close-up pada tulisan merek kosmetik tersebut dan adanya label
halal serta nama perusahaan di pojok atas kanan dan kiri gambar, bahwa
kosmetik ini sangat aman dan cocok digunakan oleh wanita Indonesia
yang mayoritas penduduknya beragama muslim, selain itu juga cocok
digunakan oleh wanita yang beragama non muslim tentunya. Hal tersebut
ditegaskan dengan suara narator yang mengatakan “semua kemurnian alam
terbaik”. Maksud potongan kalimat tersebut adalah bahan yang digunakan
dalam pembuatan produk kecantikan ini murni berasal dalam alam,
sehingga sangat aman untuk kulit serta menciptakan kecantikan yang
natural setelah pemakaian produk tersebut.
Tabel 6
Tulisan Merk Produk
No.
1.
2.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X) Terlihat tulisan berwarna kuning emas dengan
Ikon
background berwarna hijau tua dan dilengkapi
label halal serta nama perusahaan di pojok atas
kanan dan kiri.
Indeks
- Tulisan yang digunakan sebagai merk pada
produk kecantikan.
- Menjadi tanda bahwa produk kecantikan
tersebut siap bersaing dipasaran dengan produk
kecantikan yang lainnya.
Simbol
- Narator yang mengucapkan “semua kemurnian
alam terbaik”
- Kalimat tersebut menyimbolkan bahwa dengan
menggunakan produk kecantikan yang terbuat
dari bahan alami akan menjadikan kecantikan
seorang wanita terlihat lebih natural.
Objek (Y)
Merk produk kosmetik.
60
3.
Interpretant (X=Y)
4.
Makna
Produk kecantikan yang terbuat dari bahan-bahan
alami.
Produk terbaru dengan bahan-bahan alami yang
akan menjadikan kecantikan seorang wanita
terlihat lebih narutral.
Sumber: Data Primer
6. Scene Enam
Gambar 7
Seorang Wanita Sedang Menempelkan Spon Bedak di Pipinya
Pada scene ini terlihat seorang wanita yang menggunakan kerudung
sedang malakukan aktivitas mengangkat tangan kanannya sejajar dengan
pipi selanjutnya menempelkan spon bedak di pipinya dengan tatapan yang
lurus dan sedikit tarikan pada garis bibirnya.
Dalam tayangan ini memaknai bahwa pada kodratnya wanita ingin
terlihat menarik disegala situasi, ingin dihargai, serta ingin dan senang
diperhatikan. Scene ini memperlihatkan aktivitas mempercantik diri yaitu
dengan berdandan namun tidak dengan cara yang berlebihan. Karena
sesuatu yang dilakukan secara berlebihan akan menghasilkan sesuatu yang
tidak baik juga pada akhirnya. Kemudian diperkuat dengan pernyataan
sang narator yang mengatakan “untuk mewarnai”. Maksud potongan
61
kalimat tersebut adalah kegiatan mempercantik diri dengan berdandan
seperti yang dilakukan wanita pada umumnya dalam menunjang
penampilan secara fisik, karena kecantikan fisik bersifat ilahiah dan
bermakna mistis memiliki karakter individual yang terpahat disana.6
Kemudian, tatapan lurus serta penuh kenyakinan yang diperlihatkan oleh
model wanita pada gambar diatas, menunjukkan kepercayaan diri untuk
tetap tampil cantik walau hanya dengan berdandan secara sederhana.
Karena Islam mencintai keindahan, maka menjaga kecantikan sangat perlu
dilakukan tetapi harus tetap pada batasan-batasan yang benar, dalam artian
tidak berlebihan.
Tabel 7
Wanita Sedang Memakai Bedak
No.
1.
2.
3.
4.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X) Terlihat seorang wanita berhijab yang sedang
Ikon
menempelkan spon bedak di pipinya dengan
tatapan yang lurus dan sedikit tarikan pada garis
bibirnya.
Indeks
- Adegan mengangkat tangan sejajar dengan pipi
- Menjadi tanda sedang melakukan aktivitas
mempercantik diri secara fisik, yaitu dengan
berdandan.
Simbol
- Suara narator yang mengucapkan “untuk
mewarnai”
- Menggambarkan bahwa bersolek untuk
mendapatkan kecantikan sah-sah saja namun
tetap pada tahap kesederhanaan.
Objek (Y)
Wajah model wanita berhijab
Mempercantik wajah dengan menggunakan
Interpretant (X=Y)
bedak.
Berdandan demi memperoleh kecantikan pada
Makna
tahap yang diperlukan akan menambah
kecantikan yang diidamkan.
Sumber: Data Primer
6
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 135
62
7. Scene Tujuh
Gambar 8
Seorang Wanita Sedang Memakai Lipstik
Pada scene ini terlihat potongan wajah dengan fokus perhatian pada
bibir bagian atas dan bawah yang terlihat dari bagian samping kiri serta
jari tangan yang sedang memegang pensil bibir berwarna merah muda
dengan kuku yang diberi cat warna merah muda.
Gambar close-up diatas ingin menunjukkan bahwa produk kosmetik
yang dibuat khusus untuk jenis kulit di daerah tropis ini benar-benar sesuai
jika digunakan agar tetap terlihat cantik dalam menunjang aktivitasnya
sehari-hari. Namun, potongan gambar diatas juga memperlihatkan kuku
telunjuk sang model yang di cat dengan menggunakan cat kuku berwarna
merah muda, di mana dalam Islam, penggunaan pewarna kuku (kutek)
untuk wanita muslim pada dasarnya hanya diperbolehkan ketika seorang
wanita sedang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam,
yaitu sholat lima waktu. Selanjutnya, terdengar suara narator yang
mengatakan “untuk melindungi dan menjaga kecantikanmu”. Potongan
kalimat tersebut diatas menandakanbahwa dengan menggunakan kosmetik
63
bersertifikasi halal yang terbuat dari bahan-bahan alami berkualitas ini
akan dapat melindungi kulit dari sinar matahari langsung, debu dan asap
kendaraan serta akan membuat kecantikan seorang wanita tetap terjaga
sepanjang hari walausesibuk apapun kegiatannya. Memperhatikan
penampilan tubuh dengan merawatnya secara rutin, sangat penting
dilakukan. Tubuh wanita khususnya wajah memerlukan perhatian khusus,
karena ketika melakukan aktivitas diluar rumah, wajahlah yang paling
sering terkena dampak langsung dari debu dan paparan sinar matahari.
Maka, tidak berlebihan jika seorang wanita ingin mempercantik diri guna
menambah kepercayaan diri dalam melakukan aktivitas.
Tabel 8
Wanita yang Sedang Menggunakan Lipstik
No.
Tipe Tanda
Representamen (X)
Ikon
Indeks
1.
Simbol
2.
Objek (Y)
3.
Interpretant (X=Y)
4.
Makna
Sumber: Data Primer
Data
Close-up wajah dengan fokus perhatian pada
bibir bagian atas dan bawah serta jari tangan
yang sedang memegang pensil bibir berwarna
merah muda dengan kuku yang diberi warna
merah muda juga.
- Model yang menggunakan produk kosmetik
Muslimah
- Menjadi tanda kosmetik yang aman
digunakan.
- Suara narator yang mengatakan “melindungi
dan menjaga kecantikanmu”
- Ini menandai bahwa kecantikan seorang
wanita dapat terjaga bila menggunakan
produk kosmetik Muslimah.
Bibir seorang wanita dan lipstik.
Kecantikan wanita yang akan tetap terjaga
dengan menggunakan produk kosmetik
Muslimah.
Kosmetik muslimah merupakan produk
kosmetik yang aman digunakan serta mampu
menjaga kecantikan wanita bagi yang
menggunakannya.
64
8. Scene Delapan
Gambar 9
Seorang Wanita Sedang Tersenyum dengan Wajah Berninar-Binar
Pada scene ini, masih dengan seorang wanita menggunakan kerudung
berwarna coklat muda sedang tersenyum dengan mata berbinar-binar yang
terlihat dari samping kiri, disertakan tulisan halal di pojok kanan atas dan
tulisan nama perusahaan di pojok kiri atas.
Dalam tayangan ini kita bisa turut merasakan perasaan yang dirasakan
oleh model pada potongan gambar diatas. Dengan menampilkan ekspresi
wajah dengan mata yang berbinar-binar serta senyum yang mengembang
hampir sempurna, menandakan kebahagiaan seutuhnya yang tanpa dibuatbuat, di mana tidak ada beban yang dirasakan oleh model tersebut.
Kemudian dalam scene ini, potongan kalimat yang diucapkan oleh sang
narator adalah “agar tampil sempurna disetiap keseharianmu”. Tampil
sempurna dengan kecantikan merupakandambaan setiap wanita untuk
menambah rasa percaya diriketika sedang berada di keramaian, karena
sesungguhnya wanita merupakan insan yang senang jika mendapatkan
65
pujian, terlebih jika pujian tersebut diberikan oleh lawan jenis. Kemudian,
dengan mempercantik diri yang dimulai dari dalam akan mewakili
kecantikan fisik yang tersembunyi, karena kecantikan rohani akan
memancarkan kecantikan jasmani yang sedap jika di pandang mata, seperti
yang terdapat dalam teori Synnott bahwa wajah mencerminkan jiwa,
kemudian
kecantikan
dan
kebaikan
direfleksikan
dalam
wajah.7
Selanjutnya menggunakan pakaian tertutup dan ditambah dengan berhias
diri menggunakan makeup yang sepantasnya, merupakan cara untuk
menjadikan kecantikan seorang wanita terlihat semakin sempurna.
Tabel 9
Wanita yang Tersenyum dengan Mata Berbinar-Binar
No.
1.
1.
2.
3.
4.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X) Terlihat seorang wanita berhijab yang sedang
Ikon
tersenyum dengan mata berbinar binar dengan
tulisan halal di pojok kanan atas dan tulisan
perusahaan di pojok kiri atas.
Indeks
- Wajah tersenyum yang terlihat dari samping
- Menandakan bahwa kecantikan tidak hanya
bisa dilihat dari satu sisi saja melainkan dapat
dilihat dari segi apapun
Simbol
- Suara narator yang mengatakan “agar tampil
sempurna di setiap keseharianmu”
- Menjadi tanda bahwa inilah gambaran
kecantikan yang seimbang di mana seorang
wanita
tidak
hanya
mementingkan
penampilan jasmani belaka melainkan juga
memperhatikan penampilan rohani.
Objek (Y)
Wajah seorang wanita.
Kecantikan tidak hanya bisa dilihat dari satu
Interpretant (X=Y)
sisi saja, namun bisa dilihat dari berbagai sisi.
Menggambarkan kecantikan seimbang dengan
Makna
memperhatikan penampilan jasmani dan
rohani.
Sumber: Data Primer
7
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
66
9. Scene Sembilan
Gambar 10
Wanita Tersenyum dengan Dua Anak Perempuan disamping Kanan
dan Kirinya
Pada gambar terlihat wanita berhijab yang sedang tersenyum bahagia
pada posisi kepala menengadah dengan di dampingi dua anak perempuan
yang berdiri dan memakai seragam berwarna hijau disamping kanan dan
kirinya sambil mencium lembut kedua pipi sang model wanita.
Dalam scene ini ingin menggambarkan bahwa kewajiban menutup
aurat bukanlah sebuah kewajiban yang sulit untuk dilakukan. Hal ini
diperlihatkan pada potongan gambar yang diperagakan oleh model wanita
dengan mengenakan busana tertutup lengkap dengan kerudungnya sedang
tersenyum lepas. Dari adegan yang ada pada scene ini memperlihatkan
bahwa wanita itu mencerminkan kecantikan dan kebahagiaannya terlihat
dari senyum yang terpancar pada saat pipi sang model dicium oleh kedua
anak perempuan yang terlihat senang dan nyaman ketika berada di sisi
kanan dan kirinya. Selain itu, dengan berhijab pada dasarnya tidakakan
mengganggu semua aktivitas yang dilakukan, terlebih ketika keinginan
67
berhijab muncul dari hati sehingga membuat seorang wanita terlihat
semakin percaya diri dan lebih anggun. Sebagaimana telah dijelaskan
dalam QS. An-Nur: 31. “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara
kehormatannya;
janganlah
mereka
menampakkan
perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya”. 8
Tabel 10
Wanita Tersenyum yang di Dampingi Dua Anak Perempuan
No.
Tipe Tanda
Representamen (X)
Ikon
1.
Indeks
1.
Simbol
2.
Objek (Y)
3.
Interpretant (X=Y)
4.
Makna
Data
Terlihat wanita berhijab yang sedang
tersenyum
pada
posisi
kepala
menengadah dengan di dampingi dua
anak perempuan di kanan dan kirinya
sambil mencium kedua pipinya.
- Gestur tubuh dan ekspresi model yang
terlihat bahagia dengan dikelilingi dua
anak perempuan yang mencium kedua
pipinya
- Memberikan gambaran kecantikan
alami seorang wanita yang berhati
lembut dan penyayang terhadap sesama.
- Terdapat logo halal di pojok kanan atas
dan nama perusahaan di pojok kiri atas
- Ini
menandakan
bahwa
untuk
menunjang kecantikan fisik diperlukan
kehati-hatian dalam memilih produk
kecantikan
Seorang wanita dan dua anak perempuan.
Kewajiban menutup aurat bukanlah
sesuatu yang sulit dilakukan.
Berhijab tidak menjadi halangan untuk
seorang wanita dalam melakukan kegiatan
terlebih untuk memperoleh kecantikan.
Sumber: Data Primer
8
Departemen Agama RI, al- Quran dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2010)
68
10. Scene Sepuluh
Gambar 11
Seorang Wanita Tersenyum Dengan Posisi Badan Sedikit
Dimiringkan
Pada gambar terlihat seorang wanita lengkap dengan busana muslim
dan kerudung yang menutupi rambutnya dengan posisi badan sedikit
dimiringkan sedang tersenyum seraya menatap lurus ke depan, kemudian
dilengkapi logo halal di pojok kanan atas. Kemudian, pengambilan gambar
seperempat badan dari kepala sampai bawah bahu yang difokuskan pada
model wanita dengan latar belakang tempat berwarna hijau yang
disamarkan.
Scene ini ingin menggambarkan kecantikan terbaik seorang wanita
dengan hanya berhias sepantasnya namun tetap terlihat menarik dan
cantik. Kenyamanan yang terlihat dari posisi sang model berdiri sambil
melemparkan senyum dengan tatapan lurus kedepan, menjadikan tanda
bahwa kecantikan itu milik semua wanita. Selain itu, pengambilan gambar
closeup
seperempat
badan
dengan
menyamarkan
background
dimaksudkan agar memfokuskan perhatian pada model wanita yang
69
memberikan gambaran bahwa seorang wanita yang tampil dengan busana
muslim masih dapat terlihat cantik dan menarik. Kemudian, diperkuat
dengan suara narator yang mengatakan “Muslimah kosmetik” menjadikan
tanda bahwa produk ini mampu menjadi pilihan yang cocok untuk
menyempurnakan kecantikan fisik wanita muslimah yang ingin tetap
tampil cantik secara sederhana, diperkuat dengan logo halal yang
diletakkan di pojok kanan atas. Karena kecantikan dan kebaikan adalah
satu, dan direfleksikan dalam wajah.
Tabel 11
Wanita Tersenyum dengan Posisi Badan Sedikit di Miringkan
No.
Tipe Tanda
Data
Representamen (X)
Seorang wanita lengkap dengan
Ikon
busana muslim dan kerudungnya
sedang tersenyum seraya menatap
lurus kedepan dengan background
tanaman berdaun hijau.
Indeks
- Gestur tubuh, ekspresi wajah senang,
dan tatapan lurus ke depan yang
diperlihatkan oleh model wanita.
- Menjadi tanda kepercayaan diri
seorang wanita akan kecantikan
1.
sederhana yang dimilikinya
Simbol
- Background musik serta suara
narator yang mengatakan “Muslimah
kosmetik”
- Penekanan pada nama produk
memberikan
gambaran
bahwa
produk ini merupakan produk yang
cocok dalam menyempurnakan
penampilan fisik seorang wanita.
2.
Objek (Y)
3.
Interpretant (X=Y)
4.
Makna
Sumber: Data Primer
Model wanita berhijab
Produk ini merupakan produk yang
cocok untuk menciptakan kecantikan
muslimah.
Gambaran kepercayaan diri seorang
wanita akan kecantikan sederhana
yang dimilikinya.
70
11. Scene Sebelas
Gambar 12
Rangkaian Produk Muslimah Kosmetik Sophie Paris
Pada scene ini terlihat lima jenis peralatan kecantikan lengkap dengan
tulisan merk produk yang diperbesar dan diletakkan di depan produk
tersebut. Kemudian, terlihat gambar logo kecil halal disamping atas kiri
merk produk tersebut serta terdapat nama perusahaan di pojok kanan atas.
Dalam tayangan ini ingin memperkenalkan produk kecantikan
keluaran terbaru yang akan dipasarkan khusus untuk kaum hawa, dengan
memajang lima jenis kosmetik yang terdiri dari lipstick, duo blusher,
eyeshadow, compact powder, dan two way cake.9 Serta dapat digunakan
oleh para wanita
untuk mendapatkan kecantikan sesuai dengan yang
diinginkan. Selanjutnya, diperkuat dengan pernyataan sang narator yang
mengatakan “semurni hatimu, secantik dirimu”. Murni berarti masih polos
atau belum ternoda. Kemudian jika potongan kalimat tersebut diartikan
maka dapat berupa ketika seorang wanita mampu menjaga kesucian
9
Diakses pada 28 September 2014 dari www.muslimahbysophieparis.com /product
71
hatinya, dengan cara yang bersamaan pula dapat menambah kecantikan
diri yang menjadi dambaan bagi setiap insan wanita. Sebab, kecantikan
seorang wanita tidak boleh hanya ditunjang dari aspek luarnya saja,
melainkan juga harus ditunjang dari dalam.
Tabel 12
Rangkaian Produk Muslimah Kosmetik Sophie Paris
No.
Tipe Tanda
Representamen (X)
Ikon
Data
Terlihat peralatan kecantikan lengkap
dengan tulisan kecil halal disamping
atas kiri merk kosmetik tersebut serta
terdapat pula nama perusahaan di
pojok kanan atas.
Indeks
- Lima
jenis
kosmetik
yang
ditampilkan pada scane diatas.
- Menjadi tanda kecantikan wanita.
- Suara narator yang mengucapkan
“semurni hatimu, secantik dirimu”
- Kalimat tersebut menyimbolkan
bahwa kecantikan seorang wanita
tidak boleh hanya dimiliki dari
luarnya saja melaikan juga harus
dimiliki dari dalam.
Produk Kosmetik.
Sisi feminin wanita.
Kecantikan luar dan dalam seorang
wanita.
1.
Simbol
2.
3.
Objek (Y)
Interpretant (X=Y)
4.
Makna
Sumber: Data Primer
B. Interpretasi Penelitian
Iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris yang diperankan oleh seorang
model menggunakan busana muslim lengkap dengan kerudung ini merupakan
iklan yang dibuat untuk memperkenalkan produk kosmetik halal terbaru yang
dikeluarkan oleh PT Sophie Paris Indonesia. Iklan yang memiliki jalan cerita
dengan durasi 29 detik ini menampilkan sosok seorang wanita cantik yang
menggunakan busana muslimah namun masih tetap terlihat anggun dan
72
mempesona. Dalam iklan ini, sosok wanita berhijab dengan empat orang anak
yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan ini ditayangkan secara utuh
dari awal hingga akhir.
Tempat yang digunakan oleh model wanita dalam iklan ini ialah
disebuah labirin tanaman berdaun hijau dengan air mancur yang terdapat
ditengah-tengah labirin tersebut. Dengan jalan ceritanya yaitu seorang wanita
yang menggunakan hijab sedang bercengkrama bersama dengan empat orang
anak kecil yang menggunakan seragam berwarna hijau, terdiri dari dua anak
laki-laki dan dua anak perempuan. Kemudian bersama-sama mereka hendak
melakukan sebuah petualangan untuk menemukan sumber air mancur yang
terdapat di tengah-tengah labirin tersebut. Hal itu nampak dalam tayangan
iklan pada saat seorang wanita berhijab bersama dengan empat orang anak
berseragam yang terdiri dari dua anak perempuan dan dua anak laki-laki
sedang berada di depan sebuah labirin tanaman berdaun hijau yang hendak
memasukinya agar bisa segera memulai petualangan bersama-sama.
Dalam iklan ini, peneliti menemukan bahwa kalimat pernyataan yang
diucapkan menggambarkan kecantikan seorang wanita seutuhnya, baik
kecantikan yang berasal dari dalam (inner beauty) maupun kecantikan yang
berasal dari luar. Adapun kecantikan yang berasal dari dalam (inner beauty)
yaitu kecantikan jiwa dan hati, berupa mendekatkan diri kepada Allah, berbuat
baik kepada orang lain, mempunyai sikap luhur, hati yang selalu membawa
kebaikan kepada orang lain, lidah yang selalu mengucapkan perkataan baik,
dan selalu berprasangka baik kepada lingkungan sekitar. Sedangkan
kecantikan yang berasal dari luar, yaitu kecantikan fisik berupa kecantikan
wajah dan tubuh.
73
Dalam scene awal, digambarkan sebagai kecantikan sempurna akan
terpancar ketika ketulusan hati tetap terjaga tanpa harus dibuat-buat. Dalam
artian, dengan mempercantik hati yang dimulai dari ketulusan dan keikhlasan
maka akan memancarkan kecantikan fisik yang sesungguhnya. Ini dapat
dilihat dalam kalimat pernyataan yang pertama kali diucapkan oleh sang
narator dalam iklan ini, yaitu “kecantikan seorang wanita lahir dari
kemurniannya”. Yang mana pada dasarnya, menjadi cantik merupakan
dambaan
dari
setiap
wanita.
Setiap
wanita
berlomba-lomba
ingin
mempercantik diri dengan melakukan perawatan ke salon-salon ternama,
memakai baju seseksi mungkin, dan membeli tas serta sepatu dengan merkmerk ternama hanya untuk terlihat cantik dan modis. Namun dibalik itu
semua, ada hal yang lebih sederhana yang membuat wanita agar bisa terlihat
cantik, yaitu dengan menjaga hati agar selalu megingat Allah serta selalu
berbuat
baik
dan
membantu
sesama
yang
membutuhkan.
Karena
sesungguhnya, wajah yang cantik akan tercermin dari jiwa yang cantik.
Sebagaimana yang terdapat dalam QS. At-Tiin: 4, yang artinya “Dan manusia
telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa”.10
Cantik sering diidentikan dengan kebagusan fisik, yang mempunyai
ciri-ciri tinggi semampai, kulit putih, serta rambut hitam yang lurus terurai.
Sedangkan di negara-negara kapitalis mematok kriteria cantik berdasarkan 3B,
yaitu: Brain, Behavior,and Beauty. Namun hal tersebut tidaklah menjanjikan
karena pada dasarnya, tidak ada takaran khusus untuk kecantikan seorang
wanita sebab kecantikan bergantung kepada siapa yang menyaksikan dan
menilainya.
10
Departemen Agama RI, al- Quran dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2010)
74
Kemudian dalam scene selanjutnya, ditampilkan gambar bertuliskan
merk yang diperbesar, dengan tujuan untuk memperkenalkan kosmetik
terbaru yang akan ditujukkan untuk wanita muslimah dalam menunjang
kepercayaan dirinya agar tetap terlihat cantik dan menarik secara fisik ketika
sedang melakukan aktivitas diluar rumah tanpa harus merasa takut akan
keamanan dari produk kosmetik tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
sang narator yang mengatakan bahwa “Karenanya kami menghadirkan semua
kemurnian alam terbaik di dalam rangkaian kosmetik halal Muslimah”. Yang
artinya, produk Muslimah kosmetik Sophie Paris ini terbuat dari bahan-bahan
alami yang bekualitas baik, serta telah teruji dan tidak akan membahayakan
kulit jika kosmetik ini digunakan. Selain itu, peletakan label halal disetiap
scenenya memberikan penekanan bahwa produk kosmetik ini benar-benar
aman digunakan untuk wanita Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama muslim dan sangat memperhatikan kandungan bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatannya. Sehingga membuat para muslimah menjadi
yakin akan keamanan produk kosmetik ini ketika memakainya.
Namun, ada yang berbeda dari scene-scene sebelumnya, di mana
dalam scene tujuh terdapat potongan gambar yang memperlihatkan kuku
telunjuk sang model di warnai dengan menggunakan cat kuku (cutek)
berwarna merah muda pada saat sang model sedang melakukan aktivitas
mempercantik diri dengan memberikan warna pada bibirnya untuk
menunjukan keamanan produk kosmetik ini. Sebenarnya, pewarna kuku
adalah bagian dari perhiasan wanita. Di mana hasrat untuk tampil cantik dan
menarik merupakan fitrah bagi wanita, karena Allah SWT memang telah
75
menjadikan mereka suka keindahan dan kecantikan.11Kemudian dalam Islam,
mewarnai kuku diperbolehkan, hanya saja dengan menggunakan bahan yang
mudah menyerap air sehingga tidak menghalangi air masuk ke anggota badan
atau tubuh. Jadi, hukum memakai pewarna kuku bisa menjadi ibadah sunnah
sekaligus bisa juga menjadi dosa, tergantung niat atau tujuan pemakainya dan
juga praktek dari niat itu
Kecantikan menjadi hal yang utama bagi seorang wanita dalam
menumbuhkan rasa percaya diri ketika berada di lingkungan luar. Karenanya,
berhias diri dengan sewajarnya tidak hanya menjadikan seorang wanita
terlihat menarik secara fisik, tetapi juga secara tidak langsung dapat
melindungi kulit dari bahaya langsung sinar matahari yang terkandung dalam
produk kosmetik tersebut. Seperti penggalan kalimat yang diucapkan sang
narator dalam scene selanjutnya, yaitu “untuk mewarnai, melindungi, dan
menjaga kecantikan mu agar tampil sempurna di setiap keseharian mu”.
Dengan potongan kalimat tersebut, Muslimah kosmetik Sophie Paris jelas
ingin meyakinkan masyarakat khususnya para wanita untuk tetap menjaga
kecantikannya dengan menggunakan produk kosmetik yang telah terjamin
mutu dan kualitasnya ini.
Namun, perlu dipahami bahwa kecantikan itu tidak hanya ditampilkan
melalui fisik semata, karena kecantikan itu juga perlu dibangun dalam diri
kita dengan kesempurnaan iman kepada sang pencipta. Hal tersebut juga
digambarkan dalam kalimat penutup iklan Muslimah kosmetik Sophie Paris
ini, di mana terdengar suara sang narator yang mengucapkan “Muslimah
kosmetik, semurni hatimu, secantik dirimu”. Yang memiliki arti bahwa,
11
Artikel diakses pada 28 September 2014 dari www.syariahonline.com/v2/fiqihwanita/memakai-cat-kuku
76
dengan menggunakan Muslimah kosmetik Sophie Paris yang telah
mendapatkan sertifikasi halal dari JAKIM, menjadikan kecantikan seorang
wanita akan terlihat seutuhnya. Karena Muslimah kosmetik Sophie Paris
hadir untuk menjadikan kecantikan seorang wanita tidak hanya terlihat cantik
secara jasmani saja melainkan juga menjadikan seorang wanita terlihat cantik
secara rohani seperti teori yangdiungkapkan Synnott bahwa wajah
mencerminkan jiwa, kemudian kecantikan dan kebaikkan adalah satu yang
direfleksikan dalam wajah.12
12
Anthony Synnott, Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat (Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007), h. 145
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan mengenai ekspsploitasi
hijab dalam iklan produk Muslimah kosmetik Sophie Paris di televisi, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Iklan ini menggunakan berbagai tanda mulai dari representamen, objek, dan
interpretan. Ikon yang sering dimunculkan adalah ikon seorang wanita yang
menggunakan hijab. Sebagai cara untuk memperkenalkan produk kosmetik
keluaran terbaru yang aman digunakan oleh wanita muslimah.
2. Pesan yang ingin ditunjukan dalam iklan ini ialah penggambaran kecantikan
seorang wanita berhijab yang berasal dari luar dan dalam diri dengan
diperkuat dari pernyataan narator yang mengatakan “Semurni hatimu,
secantik dirimu”. Selain itu, untuk dapat menunjang kecantikan dirinya,
wanita muslimah dapat menggunakan kosmetika yang terbuat dari bahanbahan alami dan memiliki sertifikasi halal.
B. Saran
1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
Untuk melakukan penelitian mengenai semiotika tidak hanya pada iklan di
media massa, tetapi juga pada film, design, musik, dan juga objek lain.
2. Dalam penelitian ini, penulis memberikan saran dalam pemuatan iklan pada
media massa khususnya televisi, sebaiknya yang sesuai dengan nilai-nilai
77
78
syariat Islam, seperti pada iklan kosmetik Muslimah Sophie Paris di televisi
ini. Selanjutnya, bagi para pengguna produk-produk kecantikan khususnya
para wanita muslimah agar dapat menggunakan kosmetika yang halal untuk
mempercantik dirinya, tidak hanya dari luar namun juga dapat
menumbuhkan kecantikan dari dalam jiwa dan tubuhnya (inner beauty).
DAFTAR PUSTAKA
al-Harrani, Ibn Taymiyyah &al-Jawziyyah, Ibn al-Qayyimah. Cantik Luar Dalam.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008
Al-Qarni, ‘Aidh bin ‘Abdullah. Jadilah Wanita yang Paling Bahagia: Wahai
Kaum Wanita, Jangan Bersedih
Aminuddin. Semantik. Bandung: Sinar Baru, 1998
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002
Bungin,
Burhan. Konstruksi Realitas Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008
Danesi,
Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:
JALASUTA, 2010
------------------------. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori. Yogyakarta: JALASUTRA, 2010
Effendi, Onong Uchana. Kamus Komunikasi. Bandung: CV Mandar, 1999
Fiske, John. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996
Manshur, ‘abh al-Qadir. Buku Pintar FIKIH WANITA: Segala Hal yang ingin
Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam. cet. Ke-1.
Jakarta: Zaman, 2009
Masinabow , E. K. M. & Hidayat Rahayu s. Semiotik: Mengkaji Tanda dan
Artifak. Jakarta: Balai Pustaka, 2001
Moentadhim, Martin. Jurnalistik Tujuh Menit: Jalan Pintas Menjadi Wartawan
dan Penulis Lepas. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007
Moloeong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005
Muhammad, Hindun Abdullah. Engkau Cantik: Engkau Memiliki Kecantikan dan
Kelebihan yang Tidak Diberikan Allah Kepada Orang Lain. Bandung:
Irsyad Baitus Salam, 2009
79
80
Mulyana, Dedi dan Solatun. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2007
Pateda, Mansoer. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Piliang, Yasraf Amir. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: JALASUTRA,
2009
Shihab, M. Quraish. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks, dari Nikah Mut’ah
sampai Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru. Tanggerang:
Lentera Hati, 2005
Shimp,
Terence A. Promotion Management and MarketingCommunication.
Jakarta: Erlangga, 2003
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2003
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suryawati, Indah. Jurnalistik: Suatu Pengantar Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011
Syahputra, Isandi. Jurnalistik Infotainment: kancah baru jurnalistik dalam
industri televisi. Yogyakarta: Pilar Media, 2006
Syahputra, Iswandi. Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan. Bandung:
Sibiosa Rekama Media, 2007
Synnott,Anthony. Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat. Yogyakarta:
JALASUTRA, 2007
Wahab, Abdul. Teori Semantik. Surabaya: Airlangga University Press, 1995
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013
Yuwono, Untung & T. Christomy. Semiotik Budaya Universitas Indonesia.
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset
dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
81
Sumber Yang di Dapat Dari Internet
Artiket ini diakses pada 8 September 2014 dari http://www.sophieparis.com
/id/index. php/history
Artikel ini diakses pada tanggal 8 September 2014 dari https://m.facebook.
com/sophiparisindonesiaphoto
Artikel ini diakses pada 28 September 2014 dari www.syariahonline.com/v2/fiqihwanita/memakai-cat-kuku
Al-Qur’an
Departemen Agama RI, al- Quran dan Terjemahnya. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2010
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/Fax : (021) 7432728 / 74703580
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 Indonesia
Nomor
Lampiran
Hal
website : www.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : dakwah@fdk_uinjakarta.ac.id
: UN.01/F5/PP.00.9/5406/2014
:
: Izin Penelitian (Skripsi)
Jakarta, 10 Juli 2014
Kepada YTH,
Pimpinan Sophie Paris
di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa:
Nama
Nomor pokok
Tempat/Tanggal Lahir
Semester
Jurusan/Konsentrasi
Alamat
Telp.
:
:
:
:
:
:
Erfa Dwi Jayanti
1110051000111
Jakarta, 10 Juli 1992
XIII (Delapan)
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Komp. Kemenag RI Jl. Sunan Muria I Blok F.9
RT 10/15 Pabuaran Bojonggede Bogor
: 08568102601
adalah benar mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data
dalam rangka penulisan skipsi berjudul ”Makna Cantik dalam Iklan Produk
Kecantikan Muslimah Kosmetik Sophie Paris di Televisi”.
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapat
menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan
kegiatan dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan
terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Dekan,
Dr. Arief Subhan, MA
NIP: 19660110 199303 1 004
Tembusan:
1. Wakil Dekan Bidang Akademik
2. Ketua Jurusan/Prodi. Komunikasi Penyiaran Islam
Wawancara Pribadi
Wawancara bersama Asisten Business Center Putra Sophie Paris, Neni
Prianti Rahayu, dilaksanakan tanggal 2 Oktober 2014, di kantor Business
Center Putra Sophie Paris, pada pukul 18.40 WIB
Tanya: Sophie paris merupakan perusahan fashion yang sistem penjualannya
adalah MLM, apa itu MLM? Dan bagaimana sistem penjualan melaui
sistem MLM?
Jawab: MLM adalah sistem Multi Level Marketing yang cara penjualannya adalah
dengan membentuk jaringan, sehingga terbentuk tim pemasaran secara
bertingkat. Jaringan-jaringan tersebutlah yang nantinya akan menarik
konsumen-konsumen baru yang akan menambah pendapatan.
Tanya: Sudah berapa lama bergabung dengan sophie paris?
Jawab: Untuk bergabung dengan Sophie Paris sebenarnya sudah lama, namun saat
itu kami hanya menjadi member, kemudian baru ditahun 2004 kami
memutuskan untuk menjadi BC (Business Center).
Tanya: Kemudian BC sendiri itu singkatan dari apa? Dan bagaimana cara
kerjanya?
Jawab: BC itu singkatan dari Business Center dengan cara kerjanya yaitu jadi
karena Sophie Paris tidak menjual barang-barangnya secara bebas, maka
ketika ada orang yang ingin membeli produk dari Sophie Paris harus
memesannya terlebih dahulu ke BC melalui katalog yang diterbitkan dari
Sophie Paris setiap 40 hari sekali. Kemudian BC tersebut akan membeli
barang yang di pesan oleh konsumen ke pusatnya, setelah itu barang baru
bisa sampai ke tangan konsumen.
Tanya: Baru-baru ini sophie paris mengeluarkan produk kosmetik terbaru
bernama Muslimah kosmetik, kapan tepatnya produk Muslimah kosmetik
ini diluncurkan ke pasaran?
Jawab: Iya, Sophie Paris selalu punya produk unggulan disetiap penerbitan
katalog, kemudian untuk produk Muslimah kosmetik sendiri ini
merupakan produk kosmetik edisi lebaran yang ditujukan untuk wanita
Muslim yang sangat memperhatikan keamanan akan bahan-bahannya,
selain itu momentnya tepat pada saat bulan Ramadhan dan lebaran, jadi
produk ini dikeluarkan sebelum lebaran tahun ini.
Tanya: Apa yang membedakan muslimah kosmetik dengan produk kosmetik yang
lain sebelum Muslimah?
Jawab: Keunggulan dari Muslimah kosmetik adalah dari segi kualitasnya, yang
mana produk ini memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding yang
sebelumnya, selain itu produk Muslimah kosmetik juga telah mendapat
lisensi halal dari Malaysia.
Tanya: Kemudian untuk iklan produk muslimah sendiri, kapan tepatnya iklan
tersebut ditayangkan?
Jawab: Di tayangkan pada pertengahan bulan Juni
Tanya: Dalam iklan tersebut, Sophie Paris menggunakan model berbusana muslim
lengkap dengan kerudung, apakah iklan tersebut merupakan iklan pertama
yang dikeluarkan oleh sophie paris dengan menggunakan model berhijab?
Jawab: Untuk penggunaan model berhijab dalam iklan yang dikeluarkan oleh
Sophie Paris sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya, karena
sebelumnya Sophie Paris juga pernah mengeluarkan iklan dengan
menggunakan model berhijab tetapi untuk produk pakaian pada edisi
lebaran. Kemudian, penggunaan model itu sendiri sebenarnya disesuaikan
dengan tema dan produk apa yang akan diluncurkan kepasaran.
Tanya: Lalu, pesan apa yang ingin disampaikan ke masyarakat melalui iklan
tersebut?
Jawab: Menurut saya, melalui iklan ini Sophie Paris ingin lebih meyakinkan
masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama muslim dan ingin
tetap tapil cantik agar mau menggunakan produk Muslimah kosmetik ini
tanpa perlu merasa takut akan keamanannya, karena Muslimah kosmetik
ini merupakan produk kosmetik yang terbuat dari bahan-bahan alami serta
telah mendapatkan sertifikasi halal yang lembaganya telah diakui di
Malaysia.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil wawancara ini adalah benar
Tanda Tangan Dibawah Ini Adalah Yang Bersangkutan
Jakarta, 2 Oktober 2014
Download