PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 48 GANTING KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Wery Zukmaiyanti Jamil1, Niniwati2, Syafni Gustina Sari1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidika Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected] ABSTRACT The low him is problem of result learn Mathematics in student of elementary school 48 ganting, district of koto tangah, field town because of study model which still have the character of conventionally. This research to ability of Mathematics Communications and result of learning student approach of contextual teaching and learning (CTL) to their students fourth grade elementary school48 Ganting, District of Koto Tangah, Town field. Subjec of this reseacrh is student fuorth grade, amounting to 20 people. Research instruments the used is sheets of observation the ability to communicate, sheets of observation activity teachers and about the result of student learning. The results of which have been executed can know that mean value final restating of cycle one is 60.83 with complate percentage learn 41,66 %. Increase in average score repeated the end of cycle teo be 77,70 with the ketuntasan learn 91,66 %.From our analysis sheets of observation the ability to communicate students obtained flattened percentage on cycle one is 33,18 % and cycle two the average a high percentage of obtained was 83,55 %.The results can be concluded that learning mathematics approach in contextual teaching and learning can increase the ability to communicate mathematical and study results students fourth grade land 48 Ganting, Kecamatan the Koto Tangah, city the field. Keyword : Mathematical Communication Skills, Learning Outcomes, Appoach, Mathematics Learning PENDAHULUAN pelajaran, matematika harus dapat Matematika merupakan sumber ilmu disajikan lebih menarik dan sesuai dengan dan sarana berpikir logis, analisis, dan kondisi dan keadaan siswa. Hal ini tentu sistematis. Sebagai mata pelajaran yang saja dimaksudkan agar dalam proses berkaitan dengan konsep-konsep yang pembelajran abstrak, maka dalam penyajian materi termotivasi untuk belajar. Untuk itulah siswa lebih aktif dan perlu adanya metode khusus yang cenderung menggunakan metode ceramah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran dan sedikit tanya jawab sehingga suasana matematika. mengajar terlihat bahwa peserta didik Pembelajaran matematika seorang guru terfokus pada guru, pasif dan tenang. harus kreatif dalam memilih metode, Interaksi antara guru dan siswa sanggat media atau strategi pembelajaran yang kurang karena saat pemberian materi guru sesuai dengan bahan dan meteri ajar, atau tidak melakukan penguatan timbal balik memperlihatkan dan dengan siswa. Kemampuan komunikasi abstrak dari pelajaran tersebut. Kenyataan siswa masih kurang. Kemudian guru yang pembelajaran kurang tampil dalam merancang dan Matematika jarang ditemukan hal tersebut. menerapkan teknik yang tepat dalam contoh ditemukan Dalam konkrit dalam kurikulum tingkat satuan proses belajar mengajar. Pada guru pendidikan (KTSP) mengisyaratkan agar menerangkan pelajaran banyak siswa setiap pembelajaran matematika disekolah menyelesaikan dimulai dengan memberikan soal-soal percaya diri, hal ini mempengaruhi hasil kentekstual dengan solusi atau strategi belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari serta kemampuan komunikasi antara guru hasil belajar siswa kelas IV yaitu dengan dan siswa. Akan tetapi, selama ini rata-rata 6,9. pembelajaran matematika dimulai dengan kegiatan guru menjelaskan tugas terlihat kurang Siswa yang mengalami kesulitan dalam dan pembelajaran matematika di dalam kelas memberikan contoh, sedangkan siswa menyebabkan siswa tersebut lambat dalam hanya mengikuti tersebut. Beberapa siswa di duduk diam mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru dan kelas kurangnya pembelajaran matematika, hal ini akibat kemampuan berkomunikasi antara guru dan siswa. Berdasarkan lambat kekurangnya kemampuan mengikuti komunikasi dalam kesempatan bertanya. Sehingga tanggal 24 november 2015 peneliti dengan dalam belajaran siswa banya yang tidak guru aktif, IV observasi dalam pada kelas hasil IV SDN 48 Ganting, siswa merasa belajar bosan sehingga menjadi kurang Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. suasana Pada saat guru pembelajaran berlangsung, menyenangkan, guru menyampaikan materi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hal ini berpengaruh hasil ujian mid semester 1 tahun ajaran a. 2015/2016 SD belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 75%. Tujuan Pembelajaran Matematika Menurut Susanto (2013:19), secara umum tujuan pembelajaran matematika di Saat dilakukan wawancara dengan sekolah dasar adalah agar siswa mampu wali kelas IV. Beliau mengatakan bahwa dan terampil menggunakan matematika. siswa 2. yang lambat mengikuti pembelajaran matematika, tidak pernah menjawab pembelajaran Kemampuan Komunikasi Matematika matematika, Menurut Subanindo (2012:811) tidak pernah menjawb sehingga siswa menyatakan kemampuan komunikasi yang aktf dan memang menyerapkan matematika adalah kemampuan pembelajaran yang bisa menjawab. Hal ini menggunakan bahasa matematika untuk sejalan dengan penelitian menyatakan ide-ide matematika yang dengan beberapa siswa yang tidak dapat disajikan dan strategi yang dipakai orang menjawab pertanyaan dan komunikasi lain, dan menyampaikan ide-ide atau lancar dalam pembelajaran matematika argumen-argumen bahwa mareka mengalami kesulitan dalam logis dan jelas. memahami pembelajaran matematika. a. KAJIAN TEORI a. Menulis matematika dan menafsirkan wawancara matematika secara Indikator Komunikasi makna Pembelajaran Matematika SD pembelajaran matematika adalah suatu Indikator : proses belajar mengajar yang diangun oleh i. Mengerjakan tugas diberikan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas guru berpikir siswa yang dapat meningkatkan ii. Memahami maksud dari soal kemampuan berpikir siswa, serta dapat iii. Mengerjakan soal dengan benar meningkatkan kemampuan mengkonstrusi pengetahuan meningkatkan baru sebagai penguasa yang upaya baik b. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka, terhadap materi pembelajaran (Susanto Indikator : 2013:186-187). i. Berani ke depan mengerjakan latihan. ii.Berani bertanya dengan pertanyaan yang kritis Menurut Wina (2009:255) CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang iii. Mampu mengemukakan ide-ide yang baru menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan kaitan antara materi yang c. Menggunakan kosa kata / bahasa, dipelajari notasi struktur secara matematika, sehingga mendorong siswa untuk dapat i. Menggunakan bahasa dalam simbol matematika dalam matematika iii. Menggunakan nakan kelas yang menggu- Pendekatan CTL, salah satunya adanya pemajangan hasil kerja siswa di simbol dalam bahasa matematika dinding kelas. Menurut Nasar (2006:110) Pendekatan CTL memiliki karakteristik sebagai berikut: Hasil Belajar 1) Pembelajaran merupakan proses Pengertian Hasil Belajar belajar siswa, b. Karakteristik Model CTL Karakteristik ii. Siswa dapat memahami simbol Hasil kehidupan menerapkan dalam kehidupan mereka”. Indikator : a. dengan penentu pengaktifan pengetahuan yang sudah keberhasilan siswa dalam proses belajar ada (activating knowledge) artinya mengajar. Hasil belajar merupakan sesuatu apa yang akan dipelajari tidak yang diperoleh, dikuasai atau dimiliki terlepas siswa sudah dipelajarinya. setelah merupakan proses pembelajaran dari pengetahuan yang berlangsung. Proses belajar yang aktif 2) Belajar dalam rangka memperoleh akan menjadikan hasil belajar lebih berarti dan menambah pengetahuan baru dan (acquiring knowledge). bermakna. (2012:22),“Hasil Menurut Sudjana belajar adalah 3) Pemahaman pengetahuan kemampuan-kemampuan yang dimiliki (understandisng knowledge) artinya siswa setelah ia menerima pengalaman pengetahuan yang diperoleh bukan belajarnya”. untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.4) Melakukan refleksi Hakekat a. Pendekatan Pengertian (reflecting CTL Pendekatan CTL knowledge) terhadap strategipengembangan pengetahuan. c. Langkah-langkah Pelaksanaan proses pembelajaran menyenangkan Pembelajaran Melalui Pendekatan karena menggunakan realitas kehidupan Contextual Teaching And Learning sehingga siswa tidak cepat bosan (CTL) belajar 5) Siswa merasa dihargai dan Ada beberapa langkah pelaksanaan semakin terbuka, karena setiap jawaban pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Menurut Wina (2009:264) siswa ada penilaiannya 6) Memupuk kerjasama dalam kelompok. ”Langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan METODOLOGI PENELITIAN pendekatan Contextual Teaching And a. Jenis Penelitian Learning (CTL) yaitu: kontruktivisme (constructivism), inkuiri (inkuiry), Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). bertanya (questioning), masyarakat belajar b. Lokasi Penelitian (learning community), refleksi (reflection), 1. Tempat Penelitian dan penilaian sebenarnya (authentic assesmen)”. d.Kelebihan Pendekatan Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 48 Ganting, Kecamatan Koto Tangah, dan Kekurangan Contextual Teaching Kota Padang. 2. Subjek Penelitian subjek And Learning (CTL) penelitian ini adalah siswa Menurut Nasar (2006:115) kelebihan kelas IV SDN 48 Ganting, Kecamatan pendekatan Contextual Teaching And Koto Tangah, Kota Padang yang mana Learning (CTL) adalah sebagai berikut: dengan jumlah 24 orang yaitu perempuan 1) Dengan menggunakan model 9 orang dan 15 orang laki-laki . Contextual Teaching And Learning 3. (CTL) dalam Penilitian ini akan dilakukan pada pembelajaran 2) Menjadikan proses semester II tahun ajaran 2015/2016 di pembelajaran tersebut menyenangkan SDN 48 Ganting, Kecamatan Koto Tangah, dan lebih bermakna bagi siswa 3) Siswa Kota Padang. Pembelajaran matematika membangun sendiri pengetahuannya materi tentang bangun ruang sederhana. siswa akan aktif Waktu atau Lama Penelitian maka siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya 4) Suasana dalam c. Prosedur penelitian Penelitian mengacu ini pada dilakukan disain dengan PTK yang pembelajaran, evaluasi pembelajaran, prilaku guru dan dirumuskan Suhardjono, 2009;16 (dalam siswa sewaktu pembel Istarani;2013:151) yang terdiri dari empat ajaran. Data diperoleh dari : tahap, yaitu merencanakan, melakukan a. Siswa kelas IV SDN 48 tindakan, menggamati, mereflkesi. Ganting, Kecamatan Koto d. Data dan Sumber Data Tangah, Kota Padang untuk mendapatkan data tentang 1.Data penelitian Data tersebut berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan perencanaan, siswa pelaksanaan, dan hasil pembelajaran yang b. pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika. berupa informasi berikut: a. Pelaksanaan komunikasi untuk melihat tingkat keberhasilan berhubungan dengan perilaku guru pembelajaran matematika. dan siswa yang meliputi interaksi Satu orang mahsasiswa dan belajar-mengajar antara guru dan satu guru kelas untuk melihat siswa, siswa dengan siswa, siswa implementasi dengan komprehensif baik dari sisi guru dalam yang Observer, proses pembelajaran matematika. PTK secara siswa maupun penelitian. b. Evaluasi peningkatan kemampuan HASIL DAN PEMBAHASAN komunikasi dan hasil belajar berupa a. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran evaluasi proses maupun evaluasi Siklus I hasil. 1) Data Hasil Observasi Kemampuan c. Hasil tes siswa dilaksanakan sesudah pelaksanaan tindakan. Komunikasi Matematis Siswa Tabel 01. Hasil presentase kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran 2. Sumber data Sumber data penelitian adalah matematika di kelas IV dengan materi proses kegiatan belajar bangun ruang sederhana pada siklus I dengan kebutuhan dengan pendekatan Contextual Teaching matematika yang meliputi pembelajaran, perencanaan pelaksanaan and Learning. Data di atas dapat dilihat bahwa hasil Pada diamati persentase bahwa komunikasi prentase siswa dapat tes siklus I secara klasikal rata-rata hasil kemampuan tes siswa adalah 61,25, persentase siswa mencapai yang tuntas belajar 41,66 % . Hal ini tersebut belum indikator keberhasilan yang diinginkan menunjukkan 75%. ketuntasan belajara secara klasikal belum Rata-rata presentase hanya bahwa persentase mencapai 33.18% yang masih tergolong tercapai seperti ditargetkan yaitu 75% sedikit. 2. Deskripsikan Kegiatan Pembelajaran Siklus II 1) lembar Observasi Kemampuan 2) Data Hasil Observasi Guru Tabel 02: Persentase Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Siklus I Komunikasi Siswa Tabel 04 : Hasil Pengamatan Kemampuan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas IV dengan Materi Jaring-jaring Bangun Ruang di Siklus II dengan Pendekatan Contextual Teaching Berdasarkan tabel di atas, diketahui And Learning bahwa persentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata persentase 67,18 %sehingga belum dapat dikatakan baik. 3) Data Hasil Belajar Siswa Tabel 03: Rata-rata dan Persentase ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Berdasarkantabel di atas persentase proses kemampuan komunikasi matematis siswa mengalami peningkatan. Pada persentase tersebut dapat diamati bahwa persentase kemampuan Tabel 06: Rata-rata dan Persentase ketuntasan Belajar Siswa Siklus II komunikasi matematis siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan yaitu 75% bahkan melewatinya. Rata-rata persentase mencapai 83,55 % dalam kategori tinggi, sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa secara keseluruhan mulai meningkat melalui strategi bermain jawaban. Kemampuan komunikasi siswa dari siklus I mengalami peningkatkan ke siklus II. Data di atas dapat dilihat bahwa hasil tes siklus II secara klasikal rata-rata hasil tes siswa adalah 78,12, persentase siswa yang tuntas belajar 91,66 %. Hal ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajara secara klasikal belum 2) Data Hasil Observasi Guru tercapai seperti ditargetkan yaitu 75% Tabel 05 : Persentase Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching And B. Pembahasan 1) lembar Observasi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Learning Pada Siklus II Berdasarkan kemampuan komunikasi mengelola pembelajaran juga terdapat peningkatan dari siklus I dan siklus II. Rata-rata persentase proses pembelajaran guru pada siklus I adalah 33.18 % sehingga pada siklus I kemampuan komunikasi matematis siswa, sehingga pada siklus II Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata persentase 83,75 % sehingga belum dapat dikatakan baik. 3) Data Hasil Belajar Siswa rata-rata persentasenya mencapai 83,55% 2) Pelaksanaan Pembelajaran Guru menggunakan Kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran juga terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata persentase pada siklus I adala 67,18 % sehingga pada siklus I kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran belum dapat dikatakan baik, karena pembelajaran dengan menggunakan media gambar hal baru bagi guru. Sedangkan pada siklus II rata-rata persentase mencapai 83,75% sehingga kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran juga meningkat dan sudah dikatakan baik. Pada Pembelajaran Contextual Teaching And Learning telah berdampak positif terhadap siswa, yaitu proses pembelajaran melalui media gambar dapat meningkatan proses siswa serta bermuara kepada hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning yang dilaksanakan dapat terjadi peningkatan proses siswa. 3) Hasil Belajar Pada siklus I rata-rata persentase Tabel 5. Perbandingan Persentase Guru pendekatan ketuntasan belajar siswa mencapai 41,66% Saat Pelaksanaan dengan rata-rata nilai 60.83. Sedangkan Melalui Pendekatan pada siklus II persentase ketuntasan Contextual Teaching And Learning belajar siswa mencapai 91,66% dengan rata-rata nilai 77.70. Dengan beraktifitas siswa sudah menjadi subjek belajar, yaitu mengalami pengalaman belajarnya sendiri berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga dengan meningkatnya proses siswa dalam pembelajaran matematika, diharapkan Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa aspek siswa rata-rata persentase siklus I yaitu 67,18% dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,75%. Dan rata-rata pelaksanaan pembelajaran guru adalah 75%. Pembelajaran dengan hasil belajar atau nilai matematika siswa juga meningkat. Tabel 10. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Pendekatan Contextual Teaching And Learning 1. Bagi guru yang melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat pendekatan KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan, penelitian maka yang dapat disimpulkan bahwa melalui telah diambil kemampuan 2. Bagi proses dapat dalam pembelajaran matematika di SD pada siklus II menjadi 91,66%. Sedang rata-rata hasil belajar siswa I yaitu 60,83 meningkat di siklus II 78,12. b. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran dalam pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning sebagai berikut: komunikasi pembelajaran, karena menunjang penguasaan sedang dipelajari. pada siklus I rata-rata aktivitas guru belajar siswa siklus I 41,66% meningkat melakukan terhadap materi pelajaran yang Neger 48 ganting padang. Hal ini terlihat siklus II 83,55%. Pada ketuntasan hasil agar dengan melakukan aktivitas positif matematis dan hasil belajar siswa kelas IV kemampuan komunikasi 33,18% pada siswa, matematis lebih baik lagi dalam komunikasi dan pada siklus I rata-rata persentasi dalam pembelajaran kemampuan pendekatan 67,18% pada siklus II menjadi 83,75%, satu matematika. Contextual Teaching And Learning dapat ditingkatkan salah alternatif pelaksanaan a. Kesimpulan Dari dijadikan DAFTAR PUSTAKA Istarani, 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Media Persada Nasar. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indinesia Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja rosdakarya Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup Wina, Sanjaya. Pembelajaran Berorie 2009. Strategi ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 48 GANTING KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Oleh: WERY ZUKMAIYANTI JAMIL NPM: 1210013411042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2017 HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD 48 GANTING KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Disusun Oleh: Oleh: WERY ZUKMAIYANTI JAMIL NPM: 1210013411042 Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Pembimbing I Padang, Januari 2017 Pembimbing II Dra. Niniwati,M.Pd Syafni Gustina Sari,S.Pd, M.Pd