Senandung Pagi Salam Pembaca, Selamat berjumpa kembali dalam edisi Gema - 40 Tahun GPO! Di dalam edisi khusus ini Tim Gema berusaha menampilkan tulisan yang ada hubungannya dengan GPO, baik itu perjalanan GPO selama 40 tahun, keadaan GPO sekarang ini, rencana GPO kedepannya, juga tantangan-tantangan gereja khususnya di GPO di masa kini, dan beberapa tulisan ringan lainnya. Semua tulisan di dalam edisi ini merupakan sumbangan dari para hamba Tuhan yang (pernah) melayani di GPO dan GPBB, penatua dan jemaat GPO, kemudian di-edit dan di-design oleh Tim Gema, menjadi sebuah karya khusus Gema 40 tahun GPO yang anda pegang sekarang ini. Ketika di dalam rapat awal merencanakan edisi ini, seorang rekan mengeluarkan sebuah pertanyaan kepada kami semua, kurang lebih seperti ini, kondisi GPO saat ini jika diibaratkan sebagai manusia, kira-kira sudah di usia tahap mana? Anak-anakkah? Sudah remaja? Atau sudah dewasa? Bagi saya pribadi, belum berani atau sebut saja tidak pede, untuk mengatakan GPO sudah dewasa, saya cenderung mengibaratkan GPO di usia pemuda, usia yang memiliki banyak potensi yang masih bisa digali dan mencari peluang untuk menuju ke tahap berikutnya. Dilihat dari umur GPO yang sudah 40 tahun, jika masih diibaratkan sebagai pemuda, sepertinya sudah agak terlambat, tetapi di dalam tangan Tuhan tidak ada kata terlambat, bahkan banyak kejadian di dalam Alkitab memakai angka 40 (tahun atau hari), sebagai waktu yang harus dilalui, dan sesudah itu oleh Tuhan dipakai dengan lebih heran lagi. Semoga 40 tahun GPO menjadi sebuah awal untuk dipakai oleh Tuhan dengan lebih lagi, dan menjadi berkat bagi orangorang Indonesia di Singapura dan juga negara tercinta Indonesia. Jahja Daftar Isi 01 Senandung Pagi Pnt. Jahja Udaja Sudjiutama 04 Napak Tilas 40 Tahun Pnt. Rusmin Satiawijaya 11 Tantangan Gereja Masa Kini Pdt. Joseph Theo 14 Pemuridan, Seni yang Nyaris Hilang Pdt. Petrus Budi Setyawan 18 God’s Heart Pdt. Abraham Ruben Persang 24 Berbuah Banyak Pdt. Em. Johnvin Kiki Anugraha 30 Kesetiaan Dalam Hidup Beriman Ibu Henny Sutjioko 33 Kampung GPO Pnt. Jahja Udjaja Sudjiutama 33 Testimoni – 40 Tahun GPO Pdt. Chandra Koewoso & Ev. Fransiska Lilian Saputra Redaksi menerima kiriman dokumen (artikel, renungan, liputan, dan lain-lainnya) dari para pembaca, kirimkan ke [email protected]. Tim Redaksi akan mempertimbangkan dan memutuskan dokumen mana yang akan dimuat dalam Majalah GEMA. Penasehat Pdt. Abraham Ruben Persang dan Pdt Petrus Budi Setyawan Majelis Pendamping Boaz Y. Wibowo Tim Redaksi Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama, Jimmy Hng, Yosafat Tri Hanggoro, Angelina Kosasih Tim Layout Albert Wiyono, Jennifer Chandra Webmaster Nicky Sagitta Hiedajat Cetak & Distribusi Ratna Lie e-mail [email protected] website www.gema-gpo.sg GEMA 18/VII/16 NAPAK TILAS 40 TAHUN Oleh: Pnt. Rusmin Satiawijaya Empat puluh tahun di Alkitab melambangkan masa-masa persiapan dan ujian dan juga melambangkan satu generasi yang dipersiapkan untuk melakukan tugas panggilan yang besar. Musa selama 40 tahun pertama hidupnya tinggal di Mesir dipersiapkan 3 GEMA 18/VII/16 sebagai pangeran, dan 40 tahun berikutnya di padang gurun dipersiapkan untuk dipakai Tuhan memimpin umatNya keluar dari perbudakan. melihat campur tangan Tuhan membentuk dan mempersiapkan jemaat GPO untuk menjawab panggilanNya untuk “menjadikan semua bangsa murid”. Tuhan Bangsa Israel setelah hendak memakai GPO sebagai meninggalkan perbudakan di saluran berkat-Nya setelah Mesir terus bersungut-sungut 40 tahun Tuhan berikan dan dan memberontak kepada persiapkan. Beberapa hal dan Allah, sehingga Allah berjanji peristiwa yang Tuhan izinkan bahwa generasi terjadi untuk pertama yang mempersiapkan TUHAN YANG meninggalkan GPO menjadi EMPUNYA GEREJA Mesir tidak akan berkat bagi INI SENANTIASA memasuki tanah bangsa-bangsa: Kanaan (Ulangan MENYEDIAKAN 1). Bangsa Israel ORANG-ORANG YANG 1. Status GPO dari dipersiapkan Persekutuan Umat SIAP PAKAI DARI untuk masuk ke Kristen Berbahasa INDONESIA, YANG tanah perjanjian Indonesia (PUKBI) BISA LANGSUNG dengan berkelana berubah menjadi di padang gurun Jemaat Berbahasa TERLIBAT DAN selama 40 tahun, Indonesia MEMBUAT DAMPAK sebelum akhirnya (JBI) di tahun generasi baru mulai diizinkan 1995 menandakan bahwa untuk memasuki, mengambil persekutuan yang dimulai kecil, alih dan tinggal di tanah hampir 20 tahun sebelumnya, perjanjian tersebut. telah bertumbuh dan bahkan dapat menjadi suatu jemaat Melihat ke belakang di hari yang dapat mengatur dirinya ulang tahun GPO yang sendiri (self- governed). ke-40 ini, mari kita coba 4 GEMA 18/VII/16 2. Di tahun yang sama jemaat cabang di Bukit Batok (GPBB) dimulai. Jemaat GPO mulai menghasilkan buah. yang Maha Baik telah memberikan pertumbuhan. 6. Keterlibatan jemaat GPO di dalam berbagai kegiatan pelayanan di komisi dan jemaat umum memang belum maksimal. Sehingga mencari pelayan terkadang merupakan pergumulan tersendiri. Ditambah lagi natur jemaat GPO yang merupakan ‘jemaat transit’ sehingga mempersiapkan regenerasi adalah suatu hal yang belum berjalan optimal. Namun demikian Tuhan yang empunya gereja ini senantiasa menyediakan orang-orang yang siap pakai dari Indonesia, yang bisa langsung terlibat dan membuat dampak. 3. Terbentuknya Komisi Misi dan dimulainya program janji iman menunjukkan betapa Jemaat GPO rindu untuk menjadi saksi-Nya, membagi kasih-Nya di tengah dunia. 4. Berbagai paduan suara di komisi-komisi, pembentukan Tim Musik Gerejawi/Tim Ibadah, dan Malam Puji dan Doa juga menunjukkan kerinduan jemaat GPO untuk dapat menyembah dan memuliakan Tuhan dengan lebih lagi. 7. GPO senantiasa memiliki suasana persekutuan yang hangat, walaupun jemaatnya begitu heterogen. Ini merupakan salah satu ciri khas GPO. Terbentuknya Persekutuan Wilayah merupakan manifestasi dari kerinduan 5. Terbentuknya komisi-komisi, seperti komisi Maria Marta dan komisi Keluarga Muda membuktikan adanya kebutuhan khusus yang dirasakan GPO seiring bertumbuhnya dan berkembangnya kehidupan berjemaat di GPO. Tuhan 5 GEMA 18/VII/16 antar jemaat, antar komisi, maupun di kalangan majelis dan pengerja untuk menyucikan dan mendewasakan gerejaNya. Semata-mata karena anugerah dan kemurahan Tuhan maka konflik-konflik tersebut dapat diselesaikan secara Alkitabiah. Walau seringkali ada dampaknya, tetapi Tuhan memelihara gereja-Nya agar tidak sampai terpecah. jemaat dan majelis untuk memiliki persekutuan yang boleh lebih memperhatikan dan menguatkan anggota- anggotanya. 8. Sebagai suatu jemaat Indonesia di luar negeri, tentunya mencari pengerja adalah suatu cabaran (tantangan). Namun Tuhan yang setia senantiasa menyediakan hambahamba-Nya untuk menjadi gembala bagi dombadomba-Nya di GPO. 11.Selain tantangan di dalam, beberapa ancaman dari luar, berupa ajaran-ajaran palsu dan gerakan-gerakan yang sempat melanda Singapura (misalnya: Toronto’s blessing) tidak dapat menggoyahkan landasan pengajaran GPO yang berlandaskan pada Firman Tuhan semata. 9. Penyertaan dan penyediaan Tuhan juga nyata dalam hal keuangan gereja ini. Dari jemaat yang selalu mengalami defisit, akhirnya Tuhan memampukan agar jemaat ini bisa mencukupi kebutuhannya sendiri, dan bahkan turut memberikan kontribusi kepada jemaat berbahasa Inggris di mana GPO JBI berada di bawah naungan Presbytery-nya. 12.Tuhan sendiri turut memperhatikan dan mempersiapkan generasigenerasi penerus, khususnya di komisi anak GPO, di mana yang 10.Tuhan memakai konflik yang terjadi di GPO, baik 6 GEMA 18/VII/16 memiliki kurang dari 10 orang guru hingga saat ini boleh memiliki sekitar 40 orang guru dan sekitar 100 anak yang dilayani setiap minggunya. murid. Aspek pemuridan ini yang masih belum berkembang secara optimal di GPO JBI dibandingkan dengan aspekaspek lainnya seperti Ibadah, Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan. Ini masih merupakan PR untuk kita bersama. Tidak dapat dipungkiri begitu banyak berkat, pemeliharaan, penyertaan dan campur tangan Tuhan dalam kehidupan bergereja di GPO dan jemaatnya selama 40 tahun semenjak GPO dimulai. GPO dipanggil untuk tetap setia, sama seperti Tuhan yang setia, untuk semakin bertumbuh dan mengenal Yesus, dan memperkenalkan-Nya kepada dunia. Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang adalah kepala gereja ini terus menolong kita semua untuk tetap setia menjawab panggilan-Nya. GPO dipanggil, sama seperti gereja-gereja lain dan segenap orang Kristen di dunia, untuk menjadikan semua bangsa 7 GEMA 18/VII/16 TANTANGAN GEREJA MASA KINI REFLEKSI HUT GPO KE 40 Oleh: Pdt. Joseph Theo 1. Kelesuan (kesuaman) Gereja Barat Saya tertarik dengan satu tulisan di http://ziaastrid. blogspot.sg/2010/07/gerejamasa-kini-dan-bagaimana.html, tentang wajah gereja dewasa ini. Sekilas tulisannya demikian: Gereja-gereja di dunia Barat telah “berjasa” besar bagi penyebaran iman Kristen ke seluruh dunia termasuk Asia, tetapi keadaannya kini justru terbalik. Gerejagereja di belahan dunia Barat mengalami kelesuan, kesuaman dan kebosanan. Gereja di dunia Barat telah kehilangan pondasi imannya. Hedonisme, 8 GEMA 18/VII/16 materialisme, LGBT dan gaya hidup bebas telah menjadi agama baru menggantikan kekristenan. Gereja kosong ditinggal umat. spiritual. Sebaliknya, banyak orang Timur (Asia) pergi ke Barat untuk menuntut ilmu. Kekristenan atau gereja-gereja di Asia termasuk di Indonesia mengalami kebangunan rohani, tetapi kebangunan rohani yang dangkal. Tuhan Yesus hanya diberitakan sebagai sumber berkat, tabib penyembuh, sekedar obat mujarab bagi orang-orang yang sakit. Solusi bagi yang terjerat berbagai persoalan dan musibah. 2. Kegairahan Gereja Asia yang dangkal Asia sejak dahulu kala adalah rumah dari sekumpulan tradisi agama. Inilah ironi: Banyak orang Barat pergi ke Timur untuk belajar nilai-nilai 9 GEMA 18/VII/16 Percaya Yesus akan bebas dari segala penderitaan dan kesusahan. Dijamin! pemimpin gereja yang tidak memiliki keteladanan. Bagi saya pada saat ini gereja di Asia khususnya di Indonesia justru mengalami fenomena Barat dan Timur. Artinya ada gereja-gereja yang sedang mengalami kelesuan tetapi ada juga gereja-gereja yang sedang mengalami ‘kebangunan’ atau kegairahan rohani, tetapi kegairahan yang dangkal. Kedua fenomena tersebut tidak akan pernah bisa menghasilkan orang Kristen dengan kualitas kedalaman iman yang kuat dan solid. Menjadi pertanyaan mendasar, gereja kita sedang mengalami fenomena yang mana? Nilai-nilai panggilan dan pengabdian sudah sirna. Terjadi pemisahan antara pekerjaan (pelayanan) dan kehidupan pribadi. Para rohaniwan dan pemimpin gereja lainnya memiliki skill dan knowledge yang mumpuni tetapi kehidupan pribadi yang amburadul. Hal ini menimbulkan kekecewaan di kalangan jemaat. 1.2. Relasi jemaat dengan Kristus dibangun secara asal-asalan. Jemaat melihat iman Kristen sudah expired date, sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan masa kini. TANTANGAN GEREJA MASA KINI 1. Kelesuan Gereja. 1.3. Ketidak beranian gereja menyatakan dosa sebagai dosa. Dosa dipandang hanya sebagai satu kelalaian atau kelemahan manusia yang harus diterima sehingga tidak diperlukan Gereja ditinggalkan oleh umat. Mengapa? Ada banyak faktor diantaranya, 1.1. Kehidupan para rohaniwan dan para 10 GEMA 18/VII/16 pertobatan. Ketakutan gereja ditinggalkan jemaat juga menjadi faktor gereja akhirnya bersikap kompromi. menyajikan semua program gereja yang memenuhi kebutuhan rohani jemaat. 2. Kegairah yang dangkal. Kekristenan ‘dipromosikan’ dan ‘dipasarkan’ dengan cara-cara duniawi. Ibadah ditata dengan sangat semarak seperti sebuah konser musik duniawi. Seharusnya kita dapat membedakan antara Bagaimana solusi ibadah dan GEREJA HARUS atas kelesuan perayaan. Ibadah gereja ini? Jawaban BERANI MENYATAKAN adalah sesuatu tentu kita ketahui SUARA KENABIANNYA: yang amat sakral, dari lawan kata penuh dengan DOSA ADALAH dari empat faktor hormat dan sikap TETAP DOSA kelesuan gereja tertib karena tersebut. Gereja kita datang ke tidak boleh mengalami hadapan TUHAN, Sang kelesuan. Para pemimpin gereja Pencipta langit, bumi dan harus memiliki keteladanan manusia. (1 Korintus 14:33; hidup. Relasi jemaat dengan 2 Timotius 1:7) Kita harus Kristus harus dibangun dengan berbeda sikap ketika datang ke membuktikan bahwa iman istana presiden dengan datang Kristen masih up-to-date sampai ke pesta perkawinan atau ke saat ini. Gereja harus berani konser musik. Kekristenan menyatakan suara kenabiannya: memang semakin menarik, dosa adalah tetap dosa. Para tetapi kedalaman teologia pemimpin gereja harus melatih dan pemahaman tentang dirinya dalam berkhotbah dan Yesus Kristus Juruselamat 1.4. Khotbahnya itu itu saja. Tidak semangat, tidak komunikatif, tidak akomodatif, tidak cerdas dan tidak sesuai dengan kebutuhan rohani jemaat. 11 GEMA 18/VII/16 dosa manusia menjadi berkurang. Gereja sering mengobral dirinya cuma untuk mengejar ‘laba’ atau supaya tidak ditinggalkan sendirian oleh umat. • Kristus yang bukan ‘ciptaan’ manusia. Bagaimana solusi atas kedangkalan iman ini? Kembalikan fokus pemberitaan gereja kepada: Galatia 1:11 dengan jelas Rasul Paulus berkata, “Sebab aku menegaskan kepadamu, saudarasaudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah Injil manusia.” • Kristus yang memberikan keselamatan kekal. 2.1.Kristus Centris. Bahwa khotbah dan pengajaran gereja harus Kristus centris, Ya dan benar. Tetapi Kristus yang seperti apa yang ingin kita khotbahkan dan ajarkan? Markus 16:8, “…Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan muridmuridNya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.” • Kristus Juruselamat satusatunya, yang mati disalib untuk menebus dosa manusia dan Kristus yang bangkit untuk menang atas kematian. • Kristus yang menghendaki pertobatan dan buah pertobatan. Yohanes 14:6, “Kata Yesus kepadanya, “Akulah Jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” 12 Kisah Para Rasul 26:20, “Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea dan juga kepada bangsa-bangsa lain bahwa GEMA 18/VII/16 mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaanpekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” akhirnya gereja berlombalomba untuk mencari jemaat (bukan mencari jiwa baru) dengan segala cara. Apakah gereja-gereja sering melakukan pengabaran Injil di gerejagereja lain? Apakah gerejagereja masa kini melakukan peluasan kerajaan Allah atau kerajaan denominasi? 2.2. Penyangkalan diri dan memikul salib. Bahwa setiap orang Kristen harus menyangkal diri dan memikul salib. Matius 16:24, “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” 4. Masalah-masalah dunia yang semakin rumit dan sulit. Isu-isu global seperti LGBT, materialism, hedonism, propaganda, terrorism dll. begitu seolah-olah menyudutkan gereja. Banyak gereja tidak tahu lagi bagaimana bersikap. Akibatnya banyak gereja melakukan kompromi dan menyatakan semua bentuk dosa sebagai bukan dosa. Gereja telah salah dalam menerapkan kasih. Kasih bukan hanya menerima tetapi juga menegur dan bisa juga menghukum. 3. ‘Persaingan’ tidak sehat antar Gereja. Lukas 9:46, “Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.” Apakah pertengkaran muridmurid Yesus pada waktu itu juga terjadi sekarang ini? Apakah gereja-gereja masa kini hanya menetapkan satu ukuran tunggal untuk kemajuan gereja yaitu jumlah anggota, sehingga Gereja harus kembali kepada apa yang Alkitab katakan dan berani menyampaikan 13 GEMA 18/VII/16 kebenaran itu walaupun kondisi ketagihan narkoba) jika dengan resiko gereja tidak membawa gadget (karena ditinggalkan. Gereja tidak tertinggal atau hilang) gelisah boleh memusuhi atau dan seolah tidak mampu mengucilkan mereka yang berbuat apa-apa. terlibat dengan dosa. Gereja Para pemilik gadget harus merangkul dan menerima nampaknya berasumsi bahwa mereka sebagai manusia apapun yang ciptaan Tuhan dan dihadapi dalam tetap melakukan SETIAP KITA HARUS kehidupan pembimbingan MENJADI TUAN ATAS sehari-hari, agar mereka dapat GADGET, BUKAN jawabannya ada keluar dari jebakan di sumber digital GADGET YANG dosa. Tetapi, tidak yang memang berarti gereja harus MENJADI TUAN ATAS sepertinya mengakui dosa yang HIDUP KITA tersedia banyak mereka lakukan sekali di situs jejaring. Seolah sebagai bukan dosa. semua yang tersedia dapat 5.Generasi Gadget. digunakan. Ketika seseorang mengalami derita sebuah Generasi gadget adalah penyakit atau mengetahui generasi yang memiliki orang lain menderita sakit, ketergantungan luar biasa pada bukan dokter yang ditanyai alat berteknologi komputer tetapi situs kesehatan. Untuk tersebut. Orang-orang dalam membeli sesuatu, kita tidak generasi ini sepertinya tidak lagi datang ke toko untuk bisa berbuat banyak dalam mengetahui harga benda tetapi kehidupannya tanpa kehadiran cukup mencari informasi itu di gadget di dekat mereka. lazada.com atau amazon.com. Bahkan banyak di antara Kebetulan juga, informasi dari mereka yang boleh disebut situs-situs ini memiliki daya seperti “sakau” (sedang dalam tarik berupa gambar dan cukup 14 GEMA 18/VII/16 detail. Bahkan mungkin lebih rinci dari pada jika menanyakan langsung ke toko. mengingatkan jemaatnya, “Matikan HP atau ubah ke silent mode selama kebaktian berlangsung.” Jemaat sudah jarang membawa printed bible sebab Alkitabnya sudah menjadi digital bible. Bahkan lebih menyedihkan selama kebaktian berlangsung tetap ber-chatting-ria melalui WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram, dll. Apakah gadget sudah menjadi ‘berhala’ model baru? Ketika seorang siswa atau mahasiswa mengerjakan tugas, mbah Google menjadi andalan utama sebagai bahan utama, bukan buku atau bahan tercetak lainnya. Mereka berasumsi (lagi) bahwa apa yang ada di situs ini sudah sangat benar. (Agus Rusmana, Generasi Gadget di Era Digital: Tantangan dan Kesiapan Perpustakaan, (http://www. academia.edu/12107920/ Generasi_Gadget_di_Era_ Digital_Tantangan_dan_ Kesiapan_Perpustakaan) Bagaimana solusinya? Gereja harus tidak pernah bosan untuk terus mengingatkan jemaatnya bahwa setiap orang harus memiliki perilaku yang benar atas gadget, yaitu, 5.1. Setiap kita harus menjadi tuan atas gadget, bukan gadget yang menjadi tuan atas hidup kita. Saya berpikir apa tidak mustahil satu saat nanti, kita tidak perlu lagi datang ke gereja untuk beribadah tetapi cukup dari rumah masing-masing dan ibadah melalui gadget. Dampak dari generasi gadget ini sangat terasa di gereja. Hampir setiap gereja memasang spanduk atau 15 Jika kita menjadi tuan atas teknologi maka teknologi akan mendatangkan manfaat. Jika teknologi menjadi tuan atas kita maka teknologi akan mendatangkan mudarat. GEMA 18/VII/16 5.2. Having a biblical high selfconcept as a user. melayani dan memberitakan Kristus, memiliki kerelaan menderita menyangkal diri dan memikul salib. Konsep Alkitabiah menjadi acuan utama dalam berbagai penggunaan gadget. Gereja harus tetap setia menjadi saksi Kristus ditengah kompleksitas persoalan dunia masa kini. Gereja jangan lesu atau bergairah tapi dangkal. Gereja harus tetap memiliki semangat dan bergairah dengan kualitas iman sejati. 5.3. Having a verbally stimulating home environment where verbal interaction takes place regularly. (Bintz, 19931; Walberg and Tsai, 1985: Walberg and Tsai (1985) Masih ingat semboyan Reformasi Gereja oleh Martin Luther (1517)? Secara regular, adalah indah jika kita menyingkirkan gadget dan berkomunikasi verbal dengan keluarga kita di rumah atau dengan sesama di tempat lain. ECCLESIA REFORMATA SEMPER REFORMANDA. Artinya gereja yang diperbarui akan terus diperbarui selalu. Gereja tidak boleh berhenti memperbarui dirinya. Gereja terus memperbarui dirinya agar tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubah oleh pembaruan budi (Roma 12:2) dan mampu menjawab semua tantangan zaman. Pada akhirnya marilah kita membangun gereja kita dengan semangat tidak gentar atau takut menghadapi berbagai perubahan dunia. Gereja harus terus memperbarui dan melengkapi diri, memiliki kadar kualitas iman yang bagus, memiliki roh yang menyala-nyala untuk Mari, kita memulai membangun paradigma baru agar nilai kekristenan berpengaruh di seluruh kehidupan kita. 16 GEMA 18/VII/16 PEMURIDAN, SENI YANG NYARIS HILANG Oleh: Pdt. Petrus Budi Setyawan Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Matius 28:19-20 17 GEMA 18/VII/16 Amanat Agung Tuhan Yesus Mestinya kalau gereja telah disampaikan lebih dari menghasilkan orang-orang 2000 tahun yang lalu. Namun Kristen yang bertumbuh dan kita melihat bahwa tugas dewasa, maka pekerja tidak menjadikan segala suku akan sukar untuk ditemukan. bangsa sebagai murid-Nya Naluri untuk turut mengambil masih jauh dari kenyataan. Misi bagian dalam gerakan menjangkau segala bangsa menjadikan segala bangsa masih menjadi pekerjaan murid-Nya, seharusnya rumah terbesar menjadi ciri bagi gereja sampai NALURI UNTUK TURUT wajar dari setiap sekarang. Kebutuhan MENGAMBIL BAGIAN orang percaya. dan suplai Kekurangan DALAM GERAKAN pekerja berada pelayan MENJADIKAN SEGALA dalam ketidakmenunjukkan BANGSA MURIDseimbangan yang ada yang masih luar biasa besarnya. NYA, SEHARUSNYA belum berjalan Kekurangan pekerja MENJADI CIRI sebagaimana dirasakan bukan saja mestinya dalam WAJAR DARI SETIAP untuk menjangkau pembinaan gereja. ORANG PERCAYA. dunia. Bahkan Sesungguhnya untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus pelayanan ke dalam-pun, memberikan pencerahan pekerja atau pelayan sangat tentang pelayanan yang sulit didapatkan. Regenerasi menyeluruh. Di dalamnya majelis atau pengurus menjadi tercakup SASARAN dan pokok doa yang dinaikkan STRATEGI yang seharusnya dengan kecemasan dari tahun menjadi acuan kita dalam ke tahun. Pertanyaan utama melakukan pelayanan. Hal kita adalah, mengapa tidak ini memberikan dasar atau cukup tersedia pekerja untuk esensi bagi sebuah pelayanan. menjangkau dunia ini? Metode harus dievaluasi dan 18 GEMA 18/VII/16 disesuaikan, namun esensi atau gagasan dasarnya haruslah tetap sama. Sayangnya banyak gereja atau persekutuan Kristen yang begitu terpesona dengan jumlah atau kerumunan orang. Kemudian pelayanan dianggap selesai dan berhasil ketika telah terkumpul sejumlah besar orang. Kemuridan yang sejati dan harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang murid, jarang dibukakan kepada jemaat. Kata John Stott: “Bagaimana Anda merangkum situasi kekristenan di dunia masa kini? Saya melihatnya sebagai paradoks aneh yang tragis dan mengganggu. Di satu sisi, di berbagai belahan dunia gereja bertambah secara luar biasa. Namun di sisi lain, kedangkalan terjadi di mana-mana. Itulah paradoksnya. Pertumbuhan tanpa kedalaman.” SASARAN PELAYANAN Amanat Agung menandaskan bahwa sasaran pelayanan kita adalah menghasilkan murid (aspek kualitas) di antara segala suku bangsa (aspek kuantitas). Keduanya perlu mendapatkan penekanan yang sama dan karenanya kita perlu memiliki pemahaman dan strategi yang benar mengenai hal-hal ini. Pada waktu Tuhan Yesus meminta kita menghasilkan murid, Dia tidak sedang berbicara mengenai mengumpulkan orang yang sekedar mengagumi ajaranNya. Murid adalah orang yang berjuang untuk mengikuti ajaran dan kehidupan gurunya. Artinya Dia menginginkan kita pergi dan menghasilkan orang-orang yang hidupnya mengutamakan Kristus, meniru watak Kristus, dan berani membayar harga untuk kehidupan yang seperti itu. Di sisi lain banyak gereja yang berkutat dengan urusan sendiri. Gerakan bermisi seringkali direspon dengan “urusan sendiri saja belum selesai, mengapa harus memperhatikan yang di luar sana?”. Allah merindukan segenap 19 GEMA 18/VII/16 kaum untuk mengenal-Nya dan jumlah itu masih jauh dari kenyataan. berbagai cara dan metode sesuai konteks masing-masing. Melalui strategi ini diharapkan akan muncul para petobat baru yang sungguh memahami dan mengalami karya Kristus lalu menggabungkan diri dalam komunitas orang percaya melalui dibaptis. Namun gereja tidak akan puas dengan menumpuk bayi rohani. Melalui strategi pembinaan yang disengaja dan teratur, setiap petobat baru akan ditolong mempelajari dan mengalami dinamika pertumbuhan menuju kedewasaan kearah Kristus. Cara yang banyak dipakai karena dipandang efektif adalah melalui kelompokkelompok kecil. Di dalam kelompok tersebut diharapkan ada seorang pembimbing yang mendampingi pertumbuhan dan pergumulan beberapa orang percaya lainnya untuk suatu periode tertentu. Kebersamaan yang didalamnya terdapat saling berbagi dan praktik akuntabilitas akan sangat menolong pertumbuhan orang percaya. STRATEGI Yang harus disadari bahwa murid-murid seperti itu tidak otomatis muncul hanya karena mereka sudah lulus katekisasi lalu rutin menghadiri ibadah di gereja. Harus ada upaya yang disengaja, berkesinambungan dan juga strategis untuk menghasilkan para murid. Istilah ‘pemuridan’ biasanya mengacu kepada sebuah tindakan sengaja untuk menolong orang menjadi murid Kristus yang semakin dewasa. Tuhan Yesus memberikan petunjuk mengenai bagaimana seorang murid akan dihasilkan. Dia meminta para murid untuk melakukan Penjangkauan (Baptislah), Pembinaan (Ajarlah) dan Pengutusan (Pergilah). Trilogi ini telah menjadi semacam rumusan logis untuk melakukan pelayanan pemuridan. Dalam pelaksanaannya kita bisa melakukannya dengan 20 GEMA 18/VII/16 Pertumbuhan yang sejati Fokus gereja bukanlah akan memberikan pengaruh. mengumpulkan massa dan Baik itu pengaruh kedalam karenanya sibuk memikirkan berupa perubahan karakter program-program yang atraktif. yang semakin menyerupai Juga bukan hanya sekedar Kristus, maupun dampak menambah pengetahuan keluar berupa pelayanan yang anggotanya sehingga sibuk menguntungkan pekerjaan merancang banyak seminar Kristus. Orang doktrinal. Bukan Kristen yang pula menyuguhkan KESEHATAN SUATU semakin dewasa ibadah yang GEREJA DIUKUR akan dilatih dan menggugah BERDASARKAN dilibatkan dalam pengalaman KAPASITAS pelayanan. Tujuan emosional semata. dari pelayanan Fokus gereja PENGUTUSANNYA pemuridan (SENDING CAPACITY), haruslah untuk tidaklah berhenti menghasilkan BUKAN KAPASITAS pada pertobatan murid Kristus PENGUNJUNGNYA ataupun bahkan dan menyalurkan (SEATING CAPACITY). mereka ke pertumbuhan. Kita merindukan dunia sehingga munculnya para murid yang mereka dapat menghasilkan mengambil bagian dalam mata murid-murid lainnya. rantai untuk menjadikan segala Rick Warren mengatakan bangsa murid-Nya. Mereka bahwa kesehatan suatu diharapkan akan pergi menjadi gereja diukur berdasarkan pekerja Kristus yang memenuhi kapasitas pengutusannya tempat dan panggilannya (sending capacity), bukan masing-masing di dalam dunia kapasitas pengunjungnya untuk membawa orang-orang (seating capacity). memuliakan Tuhan. 21 GEMA 18/VII/16 Pemuridan yang kokoh akan menghasilkan murid-murid Kristus yang dewasa. Dan hanya murid-murid Kristus yang dewasa yang akan memiliki komitment untuk mengambil bagian dalam menjangkau seluruh suku bangsa. Murid Kristus yang dewasa bukan saja akan menjadi pekerja, namun mereka juga dapat menghasilkan pekerja. Melalui pelipatgandaan rohani, dunia akan lebih mudah untuk dimenangkan. Maka, jika gereja belum menjadikan pemuridan sebagai agenda utama, penginjilan dunia hanyalah sebuah angan-angan. Setiap fase dalam pelayanan pemuridan yang berhasil akan merupakan suatu kerugian bagi pekerjaan iblis. Karenanya ia akan bekerja aktif di setiap fase. Ia tidak akan membiarkan Penjangkauan, Pembinaan, Pemerlengkapan dan Pengutusan terjadi dengan demikian mudahnya di dalam pelayanan kita. Ia akan menabur benih kebencian atau kecurigaan, menyiraminya dengan pupuk pertengkaran dan berharap menuai perpecahan. Atau ia akan membuat kita sibuk dengan banyak kegiatan yang baik, sementara tanpa sadar kita sedang melupakan hal yang terbaik. Maka The Great Commission (Amanat Agung) akan menjadi The Great Omission (Pengabaian Terbesar). Dalam kesemuanya itu iblis sangat tahu potensi pelayanan pemuridan. Pelayanan pemuridan yang kokoh selalu merusak kepentingan iblis. 22 GEMA 18/VII/16 GOD’S HEART 1 Ya Allah yang Mahakudus, Pencipta dan Pemiliki kehidupan, Oleh: Pdt. Abraham Ruben Persang Ketika malam 9 Mei 2016, segera beranjak menjelang tengah malam dan masuk dini hari 10 Mei 2016, kami bertelut di hadapan hadirat-Mu penuh kekaguman yang besar dan syukur yang berlimpah... Judul ini merupakan pilihan saya untuk menyebut Visi GPO yang coba saya bagi dari perspektif saya sesuai kesempatan melayani di GPO dari tahun 15 Februari 2013 dan akan selesai pada 14 Januari 2017 1 23 GEMA 18/VII/16 Empatpuluh tahun lalu, Engkau yang Mahahadir dan setia, memberkati dan menyempurnakan persekutuan dari anak-anak-Mu yang rindu beribadah kepada-Mu, Bersama dalam keutuhan, jemaat-Mu, Engkau tuntun dan kokohkan untuk menapaki satu demi satu langkah perjalanan pelayanan... kadang ada tawa sukacita, dan kadang ada marah yang tidak ramah, serta tidak sedikit ada duka berurai airmata... “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengahtengah mereka.” (Matius 18:20). Namun, genggaman-Mu kuat... Engkau memegang kami, Engkau mendekap kami, Engkau menjaga dan melindungi kami, menguatkan kami ketika kami goyah dan mengarahkan kami ketika kami ragu jalan dan arah kami... Ya Engkau sungguh hadir dan ada di tengah-tengah persekutuan para pendahulu GPO di tahun 1976... Engkau ada di tengah-tengah persekutuan umat-Mu... Ya Allah yang Mahasetia, Penyelamat dan Pemelihara, Engkau setia, Engkau tidak pernah lelah, tidak pernah... Ketika hari ini, genap 40 tahun perjalanan persekutuan, pelayanan dan kesaksian Jemaat GPO, kami melihat begitu banyak karya kasih-Mu bagi persekutuan jemaatMu... Hamba-hamba-Mu Kau utus untuk melayani dan menggembalakan kawanan domba-domba-Mu... Engkau yang menyelamatkan kami, Engkau yang memelihara kami... Dengan syukur kami daraskan Mazmur Daud: “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku ... Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan 24 GEMA 18/VII/16 Kami dalam batas daya, hidup, ruang dan waktu, mengurai kerinduan tulus dan murni di hadapan-Mu... yang benar oleh karena namaNya... Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku... Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah....Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (Mazmur 23) Kami rindu terus diurus oleh Engkau ya Kristus... Kami mohon terus digendong oleh Engkau ya Allah Roh Kudus Penolong... Kami merajut harap, berserah dalam setia dan sedia, kepada Engkau Allah Bapa penuh rahmat... Jamah dan lawat dengan berkat, sehingga kami terus kuat, semangat dan ligat untuk menjadi alat dalam karya kuasaMu yang kuat... Ya Allah yang Mahahadir dan Mahakuasa, Penuntun dan Raja Kami, Iring dan bimbing dengan hikmat yang beriring di sepanjang perjalanan dan hidup sekeliling... Saat ini, ketika ungkapan syukur kami bergemuruh karena dahsyatnya karya kasih dan setia-Mu bagi kami, kami merendah di hadapan hadirat kasih dan kuasa-Mu... Karya-Mu, kasih-Mu, kuasa-Mu terus membuat kami dekat, erat dan melekat kepada-Mu... Kami merajut tekad dan akad, Engkau limpahkan tanpa henti berkat diiringi hikmat... Saat ini ketika kami berdiri di hari genap tahun 40 telah kami jalani dan menatap ke 25 GEMA 18/VII/16 depan hari-hari yang akan Kau sediakan bagi kami... kami mendaraskan rindu dan doa hamba-Mu, Rasul Paulus: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, ... aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:10, 13-14)... doa syukur di hari ulangtahun GPO ke 40 tahun Singapura, 9 Mei 2016; pkl. 11.32 pm Bersyukur untuk kemurahan dan penyertaan TUHAN dalam perjalanan pelayanan GPO di Singapura, hingga tahun ini memasuki usia yang ke 40 tahun. Doa di atas adalah doa yang juga merupakan refleksi, konfesi serta visi untuk GPO. Lintasan catatan separuh windu di GPO Terima kasih dan syukur kami kepada-Mu, Ya Allah TriTunggal Mahakudus... Sambut dan sempurnakan doa syukur dan pengharapan kami. Kami berdoa hanya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami, Ketika2 pertama kali saya datang di GPO, tepatnya pada saat kunjungan pertama sesuai undangan dari Tim Terpujilah nama-Mu yang kudus dari kekal hingga kekal. Amin. 26 GEMA 18/VII/16 Pencari Pengerja GPO pada bulan Februari 2012, saya mendapatkan kesan kagum campur penasaran terhadap Jemaat GPO. Mengapa kesan kagum dan penasaran? Ya, kagum karena persekutuan dan pelayanan bahkan misi yang dikerjakan oleh GPO – Jemaat yang terdiri dari orang-orang Indonesia ini – ada dan terjadi justru di luar Indonesia, yaitu di Singapura. yang para perintisnya justru kebanyakan berasal dari kalangan sekuler-profesional namun memiliki kerinduan yang sama untuk bersekutu dan melayani serta bersaksi. Pada saat bersamaan juga muncul rasa penasaran, karena memperhatikan ritme kehidupan masyarakat di Singapura yang begitu cepat atau serba cepat, dan seolah-olah tidak ada waktu lagi yang tersisa, apakah mungkin jemaat GPO ini dapat melaksanakan kegiatan pelayanan dan persekutuan serta kesaksiannya? Kekaguman itu semakin besar ketika memperhatikan dengan seksama sejarah berdirinya GPO ini sejak tahun 1976, 27 GEMA 18/VII/16 Ketika saya sudah masuk dalam tugas pelayanan di GPO, tahun 2013-2014, kesan saya terhadap jemaat GPO adalah makin kagum dan sudah tidak penasaran. Makin kagum karena melihat dan mengikuti pola serta format pelayanan yang menjangkau sangat luas, bukan hanya untuk kebutuhan internal jemaat namun juga menyatakan dan melakukan dukungan untuk berbagai pelayanan di Singapura dan teristimewa di Indonesia. Strategi pelayanan yang sangat dinamis, yang terus-menerus peka dengan berbagai kebutuhan pelayanan dan perkembangan jemaat, gereja serta masyarakat, juga merupakan karakter yang melekat pada Jemaat GPO. Dan saya tidak penasaran, karena ternyata di dalam segala keterbatasan waktu, tenaga dan kesempatan, semua komponen yang ada dalam keluarga besar GPO, memiliki komitmen semaksimal mungkin memberikan yang terbaik dalam segala keterbatasan demi pelayanan yang ada. Saat ini, dalam beberapa bulan ke depan - tepatnya 28 GEMA 18/VII/16 Menjadi “Hati Allah” 14 Januari 2017 - saya akan menyelesaikan tugas pelayanan di GPO, saya mendapatkan kesan bahwa pelayanan di jemaat GPO adalah pelayanan yang membanggakan dan mengagumkan! Mengapa? Bangga karena GPO walaupun secara jumlah anggota terdaftar tidak begitu besar, namun keutuhan persekutuan jemaat sangat terlihat ketika menggumuli dan menjalani tanggung jawab pelayanan (baik yang anggota, simpatisan tetap ataupun simpatisan). Bangga, karena dari semua yang memberi diri untuk pelayanan adalah pribadi dan keluarga yang sungguhsungguh untuk melayani TUHAN. Dan semakin mengagumkan, karena GPO atau tepatnya keluarga besar GPO (baik yang sudah lama tinggal di Singapura, atau yang hanya sesaat di Singapura), sama-sama memiliki kerinduan dan tekad untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, persekutuan dan kesaksiannya. Jemaat Gereja Presbyterian Orchard di Singapura Jemaat Berbahasa Indonesia memiliki beberapa kekhasan dalam karakter dan pelayanannya. Jemaat GPO adalah jemaat yang sangat dinamis, bahkan super dinamis dan berbeda dengan jemaat-jemaat Gereja pada umumnya. Maksudnya, mengingat bahwa keberadaan di Singapura yaitu negara asing, perantauan, maka jemaat GPO memiliki tingkat kemajemukan latar belakang yang sangat tinggi; dan bukan hanya itu, keberadaan jemaat pun juga sangat cepat berubah karena tidak semua dari jemaat yang ada, adalah orang-orang Indonesia yang tinggal dan menetap di Singapura, melainkan sebagian adalah orang-orang Indonesia yang hanya sebentar tinggal di Singapura sesuai masa tugas kerja atau studi yang dijalani; bahkan tidak sedikit dari mereka, yang sangat singkat dalam kunjungan di Singapura. Karenanya, suasana 29 GEMA 18/VII/16 a. Kebaktian Umum kehidupan jemaat GPO terasa begitu cepat; namun kondisi itu tidak mengurangi kehangatan perhatian satu dengan lainnya, komitmen untuk bersekutu, beribadah dan melayani. Malahan, ketika sudah saling berkenalan satu dengan yang lain, seolah energi dalam persekutuan menjadi bertambah dan tidak berkurang ketika di antara jemaat GPO harus meninggalkan Singapura karena ikatan emosional yang saat ini dapat difasilitasi dengan teknologi komunikasi yang canggih. Kebaktian Umum Minggu, yang dengan format Tata Ibadah baku, namun selalu dihadiri oleh simpatisan - khususnya turis-turis dari Indonesia; hal ini memberi warna bagi pola dan bentuk ibadah yang terus-menerus terbuka dan ‘menyapa’ semua yang hadir. Demikian pun dengan pemberitaan firman, yang tentunya juga menyapa bukan hanya berdasarkan konteks negara Singapura namun juga berdasar pada situasi terkini di tanah air. GPO telah menjadi ‘home church’ bagi setiap jemaat Kristen Indonesia yang beribadah dan bersekutu di GPO. GPO jelas menampilkan suasana pelangi nusantara dalam kehidupan berjemaatnya. Ya jemaat GPO di Singapura telah dan selalu – kalau boleh saya sebut – menjadi “hati Allah”, dengan kekhasan dalam pelayanannya, di antaranya: b. Persekutuan Wilayah Persekutuan Wilayah, yang saat ini ada 8 wilayah; mempunyai warna yang khas dalam hal suasana persekutuan itu sendiri yang tidak kaku dan formal, suasana kekeluargaan sangat terasa; kesempatan sharing yang saling menguatkan, serta diskusi atas topik yang diangkat yang dapat berkembang sedemikian rupa dan menjadi menarik bagi semua yang hadir. 30 GEMA 18/VII/16 c. Pelayanan untuk TKW dan Pelaut pada pendahulu-pendahulu yang bersekutu dan melayani di GPO. Dan di usia yang ke 40 tahun ini, saya melihat Visi untuk GPO adalah tetap menjadi “Hati Allah”; artinya: Pelayanan ini sangat terasa sekali ‘dunia’ nya; namun, GPO yang sejak awal sangat kental dengan keberadaan TKW dan Pelaut, sangat terbuka dengan pelayanan bagi TKW dan Pelaut, bahkan dari mereka pun terbuka untuk terpilih sebagai anggota Majelis Jemaat. Pelayanan ini adalah pelayanan yang sangat fundamental bagi jemaat GPO. Keluarga besar GPO tetap menjadi keluarga yang setia dalam relasi dengan Allah, dalam doa dan ibadah yang murni; tetap menjadi keluarga yang sedia untuk terus bertumbuh dan bertambah dalam mengetahui, mengerti, dan menghayati kebenaran firman TUHAN; serta tetap menjadi keluarga yang hangat dan taat dalam hidup persekutuan yang berlandaskan pada kasih TUHAN. d. Pelawatan orang Sakit Pelayanan pelawatan orang sakit, jika dilakukan survei sederhana, maka yang terjadi 60-70% pelawatan orang sakit yang datang dari Indonesia dari berbagai Gereja dan berobat di Singapura, dan sisanya, 30% pelawatan kepada anggota jemaat GPO sendiri. Pelawatan ini sangat berarti bagi yang dikunjungi, khususnya yang berasal dari Indonesia. Keluarga besar GPO tetap menjadi “hati Allah” karena keluarga besar GPO mempunyai hidup dan kehidupan yang dekat dan melekat dengan hati Allah. Dan karena keluarga besar GPO dekat dan melekat dengan hati Allah, maka keluarga besar GPO tentunya juga dapat terus menjadi (menyatakan dan mewujudkan apa yang Allah Dalam refleksi pelayanan saya di GPO, saya melihat Visi Besar untuk GPO, yang saya percaya telah TUHAN berikan 31 GEMA 18/VII/16 kehendaki) “hati Allah”. GPO TUHAN yang setia yang selalu bukan hanya menjadi “home hadir dan tidak pernah lelah church” tetapi ia juga menjadi membimbing serta melengkapi tempat kerinduan bahkan untuk bersekutu, menyempurnakan KELUARGA BESAR karena kepelbagaian GPO TETAP MENJADI setiap karya denominasi gereja dan gerak “HATI ALLAH” KARENA pelayanan GPO. asal, budaya, latar KELUARGA BESAR GPO belakang ekonomi, Jemaat GPO, sosial, tidak menjadi MEMPUNYAI HIDUP siapapun yang jurang satu dengan DAN KEHIDUPAN telah TUHAN yang lain, tetapi YANG DEKAT DAN hadirkan di sebaliknya justru dalamnya, dan MELEKAT DENGAN menjadi keutuhan saat ini ada di HATI ALLAH. warna yang saling dalamnya, maupun melengkapi satu nanti di masa depan, yang dengan yang lain menjadi TUHAN akan hadirkan, pastilah lukisan yang indah, yaitu jemaat yang terus-menerus lukisan “keluarga anak-anak merasakan keinitiman dengan Allah”. Keterbukaan dan hati Allah dan seiring dengan kepekaan yang dipelihara itu, Jemaat GPO juga akan dan ditingkatkan di tengah semakin besar, semakin dalam, situasi serta ritme hidup yang semakin lebar, ...apanya? demikian melesat, tentu gedungnya? jumlah orangnya? bukanlah perkara mudah; namun, visi dan keyakinan saya, ...bukan! tetapi yang semakin besar, dalam, dan lebar adalah TUHAN yang mempercayakan karya-karya iman dalam persekutuan jemaat GPO pelayanan, persekutuan, pada awalnya kepada pribadikesaksian yang memwujudkan pribadi di 40 tahun yang lalu, damai sejahtera Allah kepada dan yang memeliharanya di siapapun …semakin menjadi sepanjang perjalanan 40 tahun “hati Allah”. Amin! ini, adalah TUHAN yang sama, 32 GEMA 18/VII/16 BERBUAH BANYAK Oleh: Pdt. Em. Johnvin Kiki Anugraha Ketika penulis berkesempatan untuk mengamati pada masa-masa ini maka nyata sekali perubahan yang telah terjadi. Banyak wajah-wajah baru dan tidak ketinggalan pula ruangan-ruangan baru khususnya dibawah Dunman Empat puluh tahun telah lewat. Anggota-anggota jemaat pergi dan datang. 33 GEMA 18/VII/16 Hall. Belum lagi membaca dari warta minggu ditemui banyak program dari majelis dan komisi-komisi. Ini semua menggembirakan dan mengajak kita semua untuk mengembalikan segala puji syukur serta hormat kepada Tuhan Yesus Kristus. • Perapihan program dan organisasi dilakukan di sana-sini sehubungan dengan perubahan organisasi yang tadinya bernama Persekutuan Umat Kristen Berbahasa Indonesia menjadi Gereja Presbyterian Orchard berbahasa Indonesia. Dan tidak ketinggalan usaha pembinaan-pembinaan. Menengok kebelakang semasa pelayanan penulis sebagai pendeta jemaat GPO dari tahun 1989-2000 ada berbagai hal yang dapat diangkat ke permukaan. • Yang sangat signifikan adalah pembukaan gereja cabang di Bukit Batok pada tahun 1995. Yang senantiasa penulis nantikan dari waktu ke waktu adalah kapan GPO membuka gereja cabang yang baru di daerah atau wilayah timur Singapura. • Pelayanan perkunjungan ke rumah sakit. Ada lebih dari lima rumah sakit yang dari waktu ke waktu dikunjungi karena ada permintaan dari gereja Indonesia untuk mengunjungi anggota mereka yang sedang berobat. Bicara soal waktu, kadang-kadang tengah malam pun tidak ada halangan pergi kerumah sakit karena ada pasien yang menelepon. • Tentu ada dukanya juga dalam pengalaman pelayanan ini tetapi dalam kesempatan yang berbahagia ini hal tersebut tidak perlu diuraikan. Yang jelas lebih banyak sukacita 34 GEMA 18/VII/16 sehingga dapat bertahan melanjutkan pelayanan. Terima kasih kepada semua pihak jemaat dari level pimpinan sampai anggota jemaat untuk dukungan dan support anda selama masa pelayanan penulis. Terima kasih pula kepada pimpinan sekarang dan segenap jemaat yang masih meneruskan pelayanan jemaat. agar kita berbuah banyak agar nama Allah Bapa makin dipermuliakan. Untuk keperluan itu marilah kita tetap tinggal di dalam Dia ( Yoh 15:5). Dalam meneruskan perjalanan memasuki tahun-tahun dihadapan marilah kita makin berbuah banyak. Selamat Ulang Tahun ke 40. Soli Deo Gloria Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan Allah Ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai pokok anggur di Yohanes 15, Ia berharap Akhir April 2016 Pdt. Em. Johnvin Kiki Anugraha 35 GEMA 18/VII/16 KESETIAAN DALAM HIDUP BERIMAN S E T I A pada TUHAN dan percaya kepadaNYA di hati yang penuh sukacita menerima penggenapan JANJI KESELAMATAN DARI TUHAN IA SETIA SAMPAI MATI DI HARI KE TIGA YESUS BANGKIT KEMBALI DI HARI ULANG TAHUN GPO ke EMPAT PULUH TAHUN Kita bertemu dan bersekutu Syukur mengelus kalbu Kita mengenang kasih setia Tuhan Kisah kasih ini berlanjut tetap Tuhan mengantarkan berkat Kita bersyukur dan berterima kasih Itulah kunci kehidupan umat kristiani 36 GEMA 18/VII/16 Kesetiaan bagai air yang bergerak terus sekalipun ia mengalir melewati karang dan cadas “Setia” tetap mengalir ..tiada kenal batas “Setia” mengalir ... mengalir dan tiba nun jauh di sana ...samudera luas ... O... 40 tahun berlalu tuntas... Bagaimana kita membalasNYA ? KASIHILAH TUHAN DENGAN SEBULAT HATI DAN SEGENAP AKALBUDI ANUGERAH TUHAN PADA GPO disambut umat ramai-ramai dengan beragam sorak-sorai gembira ria Penuh rasa syukur – terima kasih setulus hati: “O... BETAPA KAMI TAK BERSYUKUR SETIAMU, KASIHMU TUHAN MENGHARUKAN KAMI SEKALIAN” “INI KAMI, UMAT YANG TUHAN SELAMATKAN” “PANJANG USIA .. BERKAT TUHAN MELIMPAH” “KASIHSETIA TUHAN MENGALIR TIADA BERAKHIR” “SELAMAT ULANG TAHUN KE 40” “TUHAN MEMBERKATI SELALU “ “HAPPY BIRTHDAY: 9 MEI 2016” H.S. 9 Mei 2016 37 GEMA 18/VII/16 KAMPUNG Kampung kami disebut kampung GPO, karena kampung kami letaknya di sudut dalam, dan untuk menuju kampung kami harus melalui sebuah gang yang letaknya di pinggir jalan Orchard, maka dari itu akhirnya kampung kami diberi nama kampung GPO, kependekan dari kampung di dalam Gang di Pinggir jalan Orchard. Kampung kami yang letaknya di tengah kota sangat startegis sekali, posisinya yang dekat dengan jalan Orchard, sehingga mudah dijangkau dan sangat dikenal oleh orangorang pada umumnya. pun bermacam-macam, dari yang kulitnya gelap hingga yang kulitnya terang, dari yang matanya sipit hingga yang matanya belo, dari yang pekerjaannya rendah hingga yang jabatannya tinggi, semuanya berkumpul menjadi satu di kampung Warga di kampung kami semuanya adalah orang-orang perantauan, yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia, latar belakang dan profesinya 38 GEMA 18/VII/16 GPO Oleh: Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama kami, itu sebabnya banyak yang menyebut kampung kami seperti “Taman Mini Indonesia”. tangan terbuka, apalagi jika tamu tersebut akan tinggal atau menetap lama, dan belum menemukan tempat tinggal yang tetap, kami pasti akan mengundang (dengan sedikit rayuan) tamu tersebut untuk tinggal menetap dan menjadi bagian di kampung kami. Selain itu penduduk di kampung kami sangat ramah terhadap siapapun, jika ada tamu dari Indonesia yang sedang berkunjung, kami pasti menyambutnya dengan 39 GEMA 18/VII/16 Biasanya rayuan kami cukup berhasil, tamu-tamu tersebut menetap dan kerasan tinggal di kampung kami, tentu saja ada juga yang gagal, ataupun tidak kerasan, tetapi itu hanyalah sebagian kecil saja, dan biasanya mereka yang tidak kerasan pindah ke kampung lain. Ada juga yang pindah ke kampung di ujung sebelah barat, yang letaknya di bawah kaki Bukit Batok, kampung Bukit Batok namanya, mempunyai hubungan persaudaraan yang erat dengan kampung kami, karena banyak dari mereka mulanya adalah penduduk di kampung GPO, kemudian mereka pindah ke tempat di bawah kaki Bukit Batok, pindah dari kampung kami bukan karena perselisihan, tetapi karena mereka lebih menyukai lokasinya yang di ujung Barat, di bawah kaki Bukit Batok, mungkin karena di sana udaranya lebih segar dan nyaman. adanya berbagai macam kegiatan di dalam kampung kami, seperti ibu-ibu PKK (bukan arisan loh) setiap hari Selasa berkumpul, kadang ada pelajaran masak-memasak, anak-anak mudanya setiap hari Sabtu sore berkumpul, kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama, kadang pergi ke bioskop untuk nobar (nonton bareng). Kampung kami juga mempunyai kegiatan untuk anak-anak kecil pada hari Minggu, dari yang umur 18 bulan hingga kelas 6 SD, kami membaginya ke dalam 8 kelas, tentu saja untuk anak-anak batita tetap harus ditemani oleh orangtuanya. Di Selain ramah, penduduk di kampung kami sangat energetik, bisa dilihat dengan 40 GEMA 18/VII/16 dalam kelas biasanya diajarkan menyanyi, kadang diselingi dengan gerakan (menari), mendengarkan cerita dan diajarkan prakarya. Masih ada banyak lagi kegiatan di dalam kampung kami, seperti tempat kumpul remaja, pertemuan para keluarga dll, jika diceritakan satu-satu, pasti ndak akan ada habisnya. menambah variasi kehidupan di dalam kampung kami, apalagi mayoritas penduduk kami itu orangnya simple sederhana, tidak neko-neko, maka tidaklah heran kehidupan di kampung kami itu selalu damai aman sentosa dan hati penuh riang gembira. Kampung kami baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-40, usia yang tidak muda lagi untuk seorang manusia. Baru-baru ini, di dalam perayaan ulang tahun kampung kami, seorang sesepuh di kampung kami mengeluarkan sebuah frase, yang kalau tidak salah bunyinya adalah “Life begins at forty”, tidak begitu jelas juga maksud dari frase tersebut, apakah maksudnya seperti bangsa Israel yang muter-muter di padang pasir selama 40 tahun dulu, setelah itu masuk ke tanah perjanjian memulai kehidupan dengan masa depan yang lebih pasti dan cerah, ataukah beliau sedang memberikan hint ke kami penduduk kampung GPO, Walaupun penduduk kampung kami yang sangat beragam, tetapi kami hidup dengan damai satu sama lainnya, sangat jarang terjadi perselisihan di antara kami, jika adapun itu hanyalah sebuah riak kecil yang tidak begitu berarti, sebaliknya 41 GEMA 18/VII/16 untuk siap-siap mengerjakan sebuah tugas besar di dalam tahun yang ke-40 ini. Ahhh… tidak tahulah, tetapi sebagai penduduk di kampung GPO, tentu saja kami mengharapkan kampung GPO makin hari makin berkembang, dan bisa memberikan dampak untuk kampung-kampung lainnya, termasuk juga kampung asal kami di Indonesia. Kampung GPO adalah kampung kami, kampung yang warganya berasal dari berbagai macam tempat, tetapi orangnya simple sederhana dan ndak macem-macem, kampung yang warganya hidup dengan damai aman sentosa dan hati penuh riang gembira, itulah kampung yang kami cintai kampung GPO. Singapura 20 Mei 2016 Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama Note: Tulisan ini terinspirasi dari sebuah gaya tulisan di sebuah blog Kristen. 42 GEMA 18/VII/16 Testimoni – 40 Tahun GPO Menurut kami, GPO adalah gereja yang dihadirkan Tuhan Allah secara unik di kota Singapura sebagai keluarga rohani bagi umatNya yang rindu bersekutu bersama sebagai sesama orang Indonesia yang berada di perantauan. Kehadiran GPO juga adalah sebagai gereja pengutus dimana sudah banyak dari jemaat GPO yang telah dibina imannya kemudian diutus Tuhan menjadi berkat di berbagai tempat di Indonesia maupun dunia. Doa kami agar GPO terus semakin diberkati Tuhan dan terus menjadi saluran berkatNya. Biarlah hanya nama Tuhan Yesus saja yang diberitakan, ditinggikan dan dimuliakan. Selamat ulang tahun ke-40, Tuhan Yesus memberkati keluarga besar GPO senantiasa, amin. 43 GEMA 18/VII/16 Kepada GPO yg berulang tahun ke empat puluh, Selamat! Jalan yg panjang sudah ditempuh Mungkin penat dengan peluh Namun Dia sebagai sauh Tidak pernah sedikit pun jauh Tantangan ke depan akan makin kisruh, Dengan adanya sang musuh Tapi jangan takut, bersandarlah penuh Kepada Tangan yang kekal sungguh FirmanNya menerangi sebagai suluh Memberi pedoman dan kekuatan teguh Menjadi penopang bagi yang butuh Menegakkan semangat patah sang buluh Sampai akhirnya mencapai kedewasaan penuh Mempelai wanita Kristus yang tangguh Beriman serta taat dan patuh Kiranya damai sorgawi memberi rasa teduh Ini salam dan doa kami dari jauh Bandung, 9 Mei 2016 Pdt. Chandra Koewoso Ev. Fransiska Lilian Saputra 44