Senandung Pagi

advertisement
Senandung Pagi
Salam Pembaca,
Selamat berjumpa kembali dalam edisi Gema - 40 Tahun GPO!
Di dalam edisi khusus ini Tim Gema berusaha menampilkan tulisan yang ada
hubungannya dengan GPO, baik itu perjalanan GPO selama 40 tahun, keadaan
GPO sekarang ini, rencana GPO kedepannya, juga tantangan-tantangan gereja
khususnya di GPO di masa kini, dan beberapa tulisan ringan lainnya. Semua
tulisan di dalam edisi ini merupakan sumbangan dari para hamba Tuhan yang
(pernah) melayani di GPO dan GPBB, penatua dan jemaat GPO, kemudian
di-edit dan di-design oleh Tim Gema, menjadi sebuah karya khusus Gema 40
tahun GPO yang anda pegang sekarang ini.
Ketika di dalam rapat awal merencanakan edisi ini, seorang rekan mengeluarkan
sebuah pertanyaan kepada kami semua, kurang lebih seperti ini, kondisi GPO
saat ini jika diibaratkan sebagai manusia, kira-kira sudah di usia tahap mana?
Anak-anakkah? Sudah remaja? Atau sudah dewasa? Bagi saya pribadi, belum
berani atau sebut saja tidak pede, untuk mengatakan GPO sudah dewasa,
saya cenderung mengibaratkan GPO di usia pemuda, usia yang memiliki
banyak potensi yang masih bisa digali dan mencari peluang untuk menuju ke
tahap berikutnya.
Dilihat dari umur GPO yang sudah 40 tahun, jika masih diibaratkan sebagai
pemuda, sepertinya sudah agak terlambat, tetapi di dalam tangan Tuhan tidak
ada kata terlambat, bahkan banyak kejadian di dalam Alkitab memakai angka 40
(tahun atau hari), sebagai waktu yang harus dilalui, dan sesudah itu oleh Tuhan
dipakai dengan lebih heran lagi. Semoga 40 tahun GPO menjadi sebuah awal
untuk dipakai oleh Tuhan dengan lebih lagi, dan menjadi berkat bagi orangorang Indonesia di Singapura dan juga negara tercinta Indonesia.
Jahja
Daftar Isi
01 Senandung Pagi
Pnt. Jahja Udaja Sudjiutama
04 Napak Tilas 40 Tahun
Pnt. Rusmin Satiawijaya
11 Tantangan Gereja Masa Kini
Pdt. Joseph Theo
14 Pemuridan, Seni yang Nyaris Hilang
Pdt. Petrus Budi Setyawan
18 God’s Heart
Pdt. Abraham Ruben Persang
24 Berbuah Banyak
Pdt. Em. Johnvin Kiki Anugraha
30 Kesetiaan Dalam Hidup Beriman
Ibu Henny Sutjioko
33 Kampung GPO
Pnt. Jahja Udjaja Sudjiutama
33 Testimoni – 40 Tahun GPO
Pdt. Chandra Koewoso & Ev. Fransiska Lilian Saputra
Redaksi menerima kiriman dokumen (artikel, renungan, liputan, dan lain-lainnya)
dari para pembaca, kirimkan ke [email protected].
Tim Redaksi akan mempertimbangkan dan memutuskan dokumen mana
yang akan dimuat dalam Majalah GEMA.
Penasehat Pdt. Abraham Ruben Persang dan Pdt Petrus Budi Setyawan
Majelis Pendamping Boaz Y. Wibowo Tim Redaksi Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama,
Jimmy Hng, Yosafat Tri Hanggoro, Angelina Kosasih Tim Layout Albert Wiyono,
Jennifer Chandra Webmaster Nicky Sagitta Hiedajat Cetak & Distribusi Ratna Lie
e-mail [email protected] website www.gema-gpo.sg
GEMA 18/VII/16
NAPAK TILAS
40 TAHUN
Oleh:
Pnt. Rusmin Satiawijaya
Empat puluh tahun di Alkitab
melambangkan masa-masa
persiapan dan ujian dan juga
melambangkan satu generasi
yang dipersiapkan untuk
melakukan tugas panggilan
yang besar. Musa selama
40 tahun pertama hidupnya
tinggal di Mesir dipersiapkan
3
GEMA 18/VII/16
sebagai pangeran, dan 40
tahun berikutnya di padang
gurun dipersiapkan untuk
dipakai Tuhan memimpin umatNya keluar dari perbudakan.
melihat campur tangan
Tuhan membentuk dan
mempersiapkan jemaat GPO
untuk menjawab panggilanNya untuk “menjadikan
semua bangsa murid”. Tuhan
Bangsa Israel setelah
hendak memakai GPO sebagai
meninggalkan perbudakan di
saluran berkat-Nya setelah
Mesir terus bersungut-sungut
40 tahun Tuhan berikan dan
dan memberontak kepada
persiapkan. Beberapa hal dan
Allah, sehingga Allah berjanji
peristiwa yang Tuhan izinkan
bahwa generasi
terjadi untuk
pertama yang
mempersiapkan
TUHAN YANG
meninggalkan
GPO menjadi
EMPUNYA GEREJA
Mesir tidak akan
berkat bagi
INI SENANTIASA
memasuki tanah
bangsa-bangsa:
Kanaan (Ulangan
MENYEDIAKAN
1). Bangsa Israel
ORANG-ORANG YANG 1. Status GPO dari
dipersiapkan
Persekutuan Umat
SIAP PAKAI DARI
untuk masuk ke
Kristen Berbahasa
INDONESIA,
YANG
tanah perjanjian
Indonesia (PUKBI)
BISA LANGSUNG
dengan berkelana
berubah menjadi
di padang gurun
Jemaat Berbahasa
TERLIBAT DAN
selama 40 tahun,
Indonesia
MEMBUAT DAMPAK
sebelum akhirnya
(JBI) di tahun
generasi baru mulai diizinkan
1995 menandakan bahwa
untuk memasuki, mengambil
persekutuan yang dimulai kecil,
alih dan tinggal di tanah
hampir 20 tahun sebelumnya,
perjanjian tersebut.
telah bertumbuh dan bahkan
dapat menjadi suatu jemaat
Melihat ke belakang di hari
yang dapat mengatur dirinya
ulang tahun GPO yang
sendiri (self- governed).
ke-40 ini, mari kita coba
4
GEMA 18/VII/16
2. Di tahun yang sama
jemaat cabang di Bukit
Batok (GPBB) dimulai.
Jemaat GPO mulai
menghasilkan buah.
yang Maha Baik telah
memberikan pertumbuhan.
6. Keterlibatan jemaat GPO di
dalam berbagai kegiatan
pelayanan di komisi dan
jemaat umum memang
belum maksimal. Sehingga
mencari pelayan terkadang
merupakan pergumulan
tersendiri. Ditambah lagi
natur jemaat GPO yang
merupakan ‘jemaat transit’
sehingga mempersiapkan
regenerasi adalah suatu
hal yang belum berjalan
optimal. Namun demikian
Tuhan yang empunya gereja
ini senantiasa menyediakan
orang-orang yang siap
pakai dari Indonesia, yang
bisa langsung terlibat dan
membuat dampak.
3. Terbentuknya Komisi Misi
dan dimulainya program
janji iman menunjukkan
betapa Jemaat GPO rindu
untuk menjadi saksi-Nya,
membagi kasih-Nya di
tengah dunia.
4. Berbagai paduan
suara di komisi-komisi,
pembentukan Tim Musik
Gerejawi/Tim Ibadah, dan
Malam Puji dan Doa juga
menunjukkan kerinduan
jemaat GPO untuk
dapat menyembah dan
memuliakan Tuhan dengan
lebih lagi.
7. GPO senantiasa memiliki
suasana persekutuan
yang hangat, walaupun
jemaatnya begitu
heterogen. Ini merupakan
salah satu ciri khas GPO.
Terbentuknya Persekutuan
Wilayah merupakan
manifestasi dari kerinduan
5. Terbentuknya komisi-komisi,
seperti komisi Maria Marta
dan komisi Keluarga Muda
membuktikan adanya
kebutuhan khusus yang
dirasakan GPO seiring
bertumbuhnya dan
berkembangnya kehidupan
berjemaat di GPO. Tuhan
5
GEMA 18/VII/16
antar jemaat, antar komisi,
maupun di kalangan
majelis dan pengerja
untuk menyucikan dan
mendewasakan gerejaNya. Semata-mata karena
anugerah dan kemurahan
Tuhan maka konflik-konflik
tersebut dapat diselesaikan
secara Alkitabiah. Walau
seringkali ada dampaknya,
tetapi Tuhan memelihara
gereja-Nya agar tidak
sampai terpecah.
jemaat dan majelis untuk
memiliki persekutuan yang
boleh lebih memperhatikan
dan menguatkan
anggota- anggotanya.
8. Sebagai suatu jemaat
Indonesia di luar negeri,
tentunya mencari pengerja
adalah suatu cabaran
(tantangan). Namun Tuhan
yang setia senantiasa
menyediakan hambahamba-Nya untuk menjadi
gembala bagi dombadomba-Nya di GPO.
11.Selain tantangan di dalam,
beberapa ancaman dari
luar, berupa ajaran-ajaran
palsu dan gerakan-gerakan
yang sempat melanda
Singapura (misalnya:
Toronto’s blessing) tidak
dapat menggoyahkan
landasan pengajaran GPO
yang berlandaskan pada
Firman Tuhan semata.
9. Penyertaan dan penyediaan
Tuhan juga nyata dalam
hal keuangan gereja ini.
Dari jemaat yang selalu
mengalami defisit, akhirnya
Tuhan memampukan agar
jemaat ini bisa mencukupi
kebutuhannya sendiri, dan
bahkan turut memberikan
kontribusi kepada jemaat
berbahasa Inggris di mana
GPO JBI berada di bawah
naungan Presbytery-nya.
12.Tuhan sendiri turut
memperhatikan dan
mempersiapkan generasigenerasi penerus,
khususnya di komisi
anak GPO, di mana yang
10.Tuhan memakai konflik
yang terjadi di GPO, baik
6
GEMA 18/VII/16
memiliki kurang dari 10
orang guru hingga saat
ini boleh memiliki sekitar
40 orang guru dan sekitar
100 anak yang dilayani
setiap minggunya.
murid. Aspek pemuridan ini
yang masih belum berkembang
secara optimal di GPO JBI
dibandingkan dengan aspekaspek lainnya seperti Ibadah,
Persekutuan, Kesaksian dan
Pelayanan. Ini masih merupakan
PR untuk kita bersama.
Tidak dapat dipungkiri begitu
banyak berkat, pemeliharaan,
penyertaan dan campur tangan
Tuhan dalam kehidupan
bergereja di GPO dan
jemaatnya selama 40 tahun
semenjak GPO dimulai.
GPO dipanggil untuk tetap
setia, sama seperti Tuhan yang
setia, untuk semakin bertumbuh
dan mengenal Yesus, dan
memperkenalkan-Nya kepada
dunia. Kiranya Tuhan Yesus
Kristus yang adalah kepala
gereja ini terus menolong
kita semua untuk tetap setia
menjawab panggilan-Nya.
GPO dipanggil, sama seperti
gereja-gereja lain dan segenap
orang Kristen di dunia, untuk
menjadikan semua bangsa
7
GEMA 18/VII/16
TANTANGAN
GEREJA
MASA KINI
REFLEKSI HUT GPO KE 40
Oleh:
Pdt. Joseph Theo
1. Kelesuan (kesuaman)
Gereja Barat
Saya tertarik dengan satu
tulisan di http://ziaastrid.
blogspot.sg/2010/07/gerejamasa-kini-dan-bagaimana.html,
tentang wajah gereja dewasa
ini. Sekilas tulisannya demikian:
Gereja-gereja di dunia Barat
telah “berjasa” besar bagi
penyebaran iman Kristen
ke seluruh dunia termasuk
Asia, tetapi keadaannya
kini justru terbalik. Gerejagereja di belahan dunia Barat
mengalami kelesuan, kesuaman
dan kebosanan. Gereja di
dunia Barat telah kehilangan
pondasi imannya. Hedonisme,
8
GEMA 18/VII/16
materialisme, LGBT dan gaya
hidup bebas telah menjadi
agama baru menggantikan
kekristenan. Gereja kosong
ditinggal umat.
spiritual. Sebaliknya, banyak
orang Timur (Asia) pergi ke
Barat untuk menuntut ilmu.
Kekristenan atau gereja-gereja
di Asia termasuk di Indonesia
mengalami kebangunan rohani,
tetapi kebangunan rohani yang
dangkal. Tuhan Yesus hanya
diberitakan sebagai sumber
berkat, tabib penyembuh,
sekedar obat mujarab bagi
orang-orang yang sakit. Solusi
bagi yang terjerat berbagai
persoalan dan musibah.
2. Kegairahan Gereja Asia
yang dangkal
Asia sejak dahulu kala adalah
rumah dari sekumpulan
tradisi agama. Inilah ironi:
Banyak orang Barat pergi ke
Timur untuk belajar nilai-nilai
9
GEMA 18/VII/16
Percaya Yesus akan bebas
dari segala penderitaan dan
kesusahan. Dijamin!
pemimpin gereja
yang tidak memiliki
keteladanan.
Bagi saya pada saat ini gereja
di Asia khususnya di Indonesia
justru mengalami fenomena
Barat dan Timur. Artinya ada
gereja-gereja yang sedang
mengalami kelesuan tetapi ada
juga gereja-gereja yang sedang
mengalami ‘kebangunan’
atau kegairahan rohani, tetapi
kegairahan yang dangkal.
Kedua fenomena tersebut tidak
akan pernah bisa menghasilkan
orang Kristen dengan kualitas
kedalaman iman yang kuat
dan solid. Menjadi pertanyaan
mendasar, gereja kita sedang
mengalami fenomena
yang mana?
Nilai-nilai panggilan dan
pengabdian sudah sirna.
Terjadi pemisahan antara
pekerjaan (pelayanan) dan
kehidupan pribadi. Para
rohaniwan dan pemimpin
gereja lainnya memiliki
skill dan knowledge
yang mumpuni tetapi
kehidupan pribadi
yang amburadul. Hal ini
menimbulkan kekecewaan
di kalangan jemaat.
1.2. Relasi jemaat dengan
Kristus dibangun secara
asal-asalan. Jemaat
melihat iman Kristen
sudah expired date, sudah
tidak relevan lagi dengan
kehidupan masa kini.
TANTANGAN GEREJA
MASA KINI
1. Kelesuan Gereja.
1.3. Ketidak beranian
gereja menyatakan
dosa sebagai dosa.
Dosa dipandang hanya
sebagai satu kelalaian
atau kelemahan manusia
yang harus diterima
sehingga tidak diperlukan
Gereja ditinggalkan oleh
umat. Mengapa? Ada banyak
faktor diantaranya,
1.1. Kehidupan para
rohaniwan dan para
10
GEMA 18/VII/16
pertobatan. Ketakutan
gereja ditinggalkan
jemaat juga menjadi
faktor gereja akhirnya
bersikap kompromi.
menyajikan semua program
gereja yang memenuhi
kebutuhan rohani jemaat.
2. Kegairah yang dangkal.
Kekristenan ‘dipromosikan’
dan ‘dipasarkan’ dengan
cara-cara duniawi. Ibadah
ditata dengan sangat semarak
seperti sebuah konser musik
duniawi. Seharusnya kita
dapat membedakan antara
Bagaimana solusi
ibadah dan
GEREJA
HARUS
atas kelesuan
perayaan. Ibadah
gereja ini? Jawaban BERANI MENYATAKAN adalah sesuatu
tentu kita ketahui
SUARA KENABIANNYA: yang amat sakral,
dari lawan kata
penuh dengan
DOSA
ADALAH
dari empat faktor
hormat dan sikap
TETAP DOSA
kelesuan gereja
tertib karena
tersebut. Gereja
kita datang ke
tidak boleh mengalami
hadapan TUHAN, Sang
kelesuan. Para pemimpin gereja Pencipta langit, bumi dan
harus memiliki keteladanan
manusia. (1 Korintus 14:33;
hidup. Relasi jemaat dengan
2 Timotius 1:7) Kita harus
Kristus harus dibangun dengan
berbeda sikap ketika datang ke
membuktikan bahwa iman
istana presiden dengan datang
Kristen masih up-to-date sampai ke pesta perkawinan atau ke
saat ini. Gereja harus berani
konser musik. Kekristenan
menyatakan suara kenabiannya: memang semakin menarik,
dosa adalah tetap dosa. Para
tetapi kedalaman teologia
pemimpin gereja harus melatih
dan pemahaman tentang
dirinya dalam berkhotbah dan
Yesus Kristus Juruselamat
1.4. Khotbahnya itu itu
saja. Tidak semangat,
tidak komunikatif, tidak
akomodatif, tidak cerdas
dan tidak sesuai dengan
kebutuhan rohani jemaat.
11
GEMA 18/VII/16
dosa manusia menjadi
berkurang. Gereja sering
mengobral dirinya cuma untuk
mengejar ‘laba’ atau supaya
tidak ditinggalkan sendirian
oleh umat.
• Kristus yang bukan
‘ciptaan’ manusia.
Bagaimana solusi atas
kedangkalan iman ini?
Kembalikan fokus pemberitaan
gereja kepada:
Galatia 1:11 dengan jelas
Rasul Paulus berkata,
“Sebab aku menegaskan
kepadamu, saudarasaudaraku, bahwa Injil yang
kuberitakan itu bukanlah
Injil manusia.”
• Kristus yang memberikan
keselamatan kekal.
2.1.Kristus Centris.
Bahwa khotbah dan pengajaran
gereja harus Kristus centris, Ya
dan benar. Tetapi Kristus yang
seperti apa yang ingin kita
khotbahkan dan ajarkan?
Markus 16:8, “…Sesudah
itu Yesus sendiri dengan
perantaraan muridmuridNya memberitakan
dari Timur ke Barat
berita yang kudus dan
tak terbinasakan tentang
keselamatan yang kekal itu.”
• Kristus Juruselamat satusatunya, yang mati disalib
untuk menebus dosa
manusia dan Kristus yang
bangkit untuk menang
atas kematian.
• Kristus yang menghendaki
pertobatan dan buah
pertobatan.
Yohanes 14:6, “Kata Yesus
kepadanya, “Akulah Jalan
dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku.”
12
Kisah Para Rasul 26:20,
“Tetapi mula-mula aku
memberitakan kepada
orang-orang Yahudi di
Damsyik, di Yerusalem
dan di seluruh tanah
Yudea dan juga kepada
bangsa-bangsa lain bahwa
GEMA 18/VII/16
mereka harus bertobat
dan berbalik kepada Allah
serta melakukan pekerjaanpekerjaan yang sesuai
dengan pertobatan itu.”
akhirnya gereja berlombalomba untuk mencari jemaat
(bukan mencari jiwa baru)
dengan segala cara. Apakah
gereja-gereja sering melakukan
pengabaran Injil di gerejagereja lain? Apakah gerejagereja masa kini melakukan
peluasan kerajaan Allah atau
kerajaan denominasi?
2.2. Penyangkalan diri dan
memikul salib.
Bahwa setiap orang Kristen
harus menyangkal diri dan
memikul salib. Matius 16:24,
“Lalu Yesus berkata kepada
murid-muridNya: “Setiap
orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku.”
4. Masalah-masalah dunia
yang semakin rumit
dan sulit.
Isu-isu global seperti LGBT,
materialism, hedonism,
propaganda, terrorism
dll. begitu seolah-olah
menyudutkan gereja.
Banyak gereja tidak tahu lagi
bagaimana bersikap. Akibatnya
banyak gereja melakukan
kompromi dan menyatakan
semua bentuk dosa sebagai
bukan dosa. Gereja telah salah
dalam menerapkan kasih. Kasih
bukan hanya menerima tetapi
juga menegur dan bisa juga
menghukum.
3. ‘Persaingan’ tidak sehat
antar Gereja.
Lukas 9:46, “Maka timbullah
pertengkaran di antara
murid-murid Yesus tentang
siapakah yang terbesar di
antara mereka.”
Apakah pertengkaran muridmurid Yesus pada waktu itu
juga terjadi sekarang ini?
Apakah gereja-gereja masa kini
hanya menetapkan satu ukuran
tunggal untuk kemajuan gereja
yaitu jumlah anggota, sehingga
Gereja harus kembali kepada
apa yang Alkitab katakan
dan berani menyampaikan
13
GEMA 18/VII/16
kebenaran itu walaupun
kondisi ketagihan narkoba) jika
dengan resiko gereja
tidak membawa gadget (karena
ditinggalkan. Gereja tidak
tertinggal atau hilang) gelisah
boleh memusuhi atau
dan seolah tidak mampu
mengucilkan mereka yang
berbuat apa-apa.
terlibat dengan dosa. Gereja
Para pemilik gadget
harus merangkul dan menerima
nampaknya berasumsi bahwa
mereka sebagai manusia
apapun yang
ciptaan Tuhan dan
dihadapi dalam
tetap melakukan
SETIAP KITA HARUS
kehidupan
pembimbingan
MENJADI TUAN ATAS sehari-hari,
agar mereka dapat
GADGET, BUKAN
jawabannya ada
keluar dari jebakan
di sumber digital
GADGET YANG
dosa. Tetapi, tidak
yang memang
berarti gereja harus MENJADI TUAN ATAS
sepertinya
mengakui dosa yang HIDUP KITA
tersedia banyak
mereka lakukan
sekali di situs jejaring. Seolah
sebagai bukan dosa.
semua yang tersedia dapat
5.Generasi Gadget.
digunakan. Ketika seseorang
mengalami derita sebuah
Generasi gadget adalah
penyakit atau mengetahui
generasi yang memiliki
orang lain menderita sakit,
ketergantungan luar biasa pada
bukan dokter yang ditanyai
alat berteknologi komputer
tetapi situs kesehatan. Untuk
tersebut. Orang-orang dalam
membeli sesuatu, kita tidak
generasi ini sepertinya tidak
lagi datang ke toko untuk
bisa berbuat banyak dalam
mengetahui harga benda tetapi
kehidupannya tanpa kehadiran
cukup mencari informasi itu di
gadget di dekat mereka.
lazada.com atau amazon.com.
Bahkan banyak di antara
Kebetulan juga, informasi dari
mereka yang boleh disebut
situs-situs ini memiliki daya
seperti “sakau” (sedang dalam
tarik berupa gambar dan cukup
14
GEMA 18/VII/16
detail. Bahkan mungkin lebih
rinci dari pada jika menanyakan
langsung ke toko.
mengingatkan jemaatnya,
“Matikan HP atau ubah ke
silent mode selama kebaktian
berlangsung.” Jemaat sudah
jarang membawa printed
bible sebab Alkitabnya sudah
menjadi digital bible. Bahkan
lebih menyedihkan selama
kebaktian berlangsung tetap
ber-chatting-ria melalui
WhatsApp, Facebook, Twitter,
Instagram, dll. Apakah gadget
sudah menjadi ‘berhala’
model baru?
Ketika seorang siswa atau
mahasiswa mengerjakan
tugas, mbah Google menjadi
andalan utama sebagai bahan
utama, bukan buku atau bahan
tercetak lainnya. Mereka
berasumsi (lagi) bahwa apa
yang ada di situs ini sudah
sangat benar.
(Agus Rusmana, Generasi
Gadget di Era Digital:
Tantangan dan Kesiapan
Perpustakaan, (http://www.
academia.edu/12107920/
Generasi_Gadget_di_Era_
Digital_Tantangan_dan_
Kesiapan_Perpustakaan)
Bagaimana solusinya? Gereja
harus tidak pernah bosan untuk
terus mengingatkan jemaatnya
bahwa setiap orang harus
memiliki perilaku yang benar
atas gadget, yaitu,
5.1. Setiap kita harus menjadi
tuan atas gadget, bukan
gadget yang menjadi tuan
atas hidup kita.
Saya berpikir apa tidak mustahil
satu saat nanti, kita tidak perlu
lagi datang ke gereja untuk
beribadah tetapi cukup dari
rumah masing-masing dan
ibadah melalui gadget.
Dampak dari generasi
gadget ini sangat terasa di
gereja. Hampir setiap gereja
memasang spanduk atau
15
Jika kita menjadi tuan atas
teknologi maka teknologi
akan mendatangkan
manfaat. Jika teknologi
menjadi tuan atas kita
maka teknologi akan
mendatangkan mudarat.
GEMA 18/VII/16
5.2. Having a biblical high selfconcept as a user.
melayani dan memberitakan
Kristus, memiliki kerelaan
menderita menyangkal diri dan
memikul salib.
Konsep Alkitabiah
menjadi acuan utama
dalam berbagai
penggunaan gadget.
Gereja harus tetap setia
menjadi saksi Kristus ditengah
kompleksitas persoalan dunia
masa kini. Gereja jangan lesu
atau bergairah tapi dangkal.
Gereja harus tetap memiliki
semangat dan bergairah
dengan kualitas iman sejati.
5.3. Having a verbally
stimulating home
environment where verbal
interaction takes place
regularly. (Bintz, 19931;
Walberg and Tsai, 1985:
Walberg and Tsai (1985)
Masih ingat semboyan
Reformasi Gereja oleh Martin
Luther (1517)?
Secara regular,
adalah indah jika kita
menyingkirkan gadget
dan berkomunikasi verbal
dengan keluarga kita
di rumah atau dengan
sesama di tempat lain.
ECCLESIA REFORMATA
SEMPER REFORMANDA.
Artinya gereja yang diperbarui
akan terus diperbarui selalu.
Gereja tidak boleh berhenti
memperbarui dirinya. Gereja
terus memperbarui dirinya agar
tidak menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubah oleh
pembaruan budi (Roma 12:2)
dan mampu menjawab semua
tantangan zaman.
Pada akhirnya marilah kita
membangun gereja kita
dengan semangat tidak
gentar atau takut menghadapi
berbagai perubahan
dunia. Gereja harus terus
memperbarui dan melengkapi
diri, memiliki kadar kualitas
iman yang bagus, memiliki
roh yang menyala-nyala untuk
Mari, kita memulai membangun
paradigma baru agar nilai
kekristenan berpengaruh di
seluruh kehidupan kita.
16
GEMA 18/VII/16
PEMURIDAN,
SENI YANG NYARIS HILANG
Oleh:
Pdt. Petrus Budi Setyawan
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Matius 28:19-20
17
GEMA 18/VII/16
Amanat Agung Tuhan Yesus
Mestinya kalau gereja
telah disampaikan lebih dari
menghasilkan orang-orang
2000 tahun yang lalu. Namun
Kristen yang bertumbuh dan
kita melihat bahwa tugas
dewasa, maka pekerja tidak
menjadikan segala suku
akan sukar untuk ditemukan.
bangsa sebagai murid-Nya
Naluri untuk turut mengambil
masih jauh dari kenyataan. Misi
bagian dalam gerakan
menjangkau segala bangsa
menjadikan segala bangsa
masih menjadi pekerjaan
murid-Nya, seharusnya
rumah terbesar
menjadi ciri
bagi gereja sampai
NALURI UNTUK TURUT wajar dari setiap
sekarang. Kebutuhan MENGAMBIL BAGIAN orang percaya.
dan suplai
Kekurangan
DALAM GERAKAN
pekerja berada
pelayan
MENJADIKAN
SEGALA
dalam ketidakmenunjukkan
BANGSA
MURIDseimbangan yang
ada yang masih
luar biasa besarnya. NYA, SEHARUSNYA
belum berjalan
Kekurangan pekerja MENJADI CIRI
sebagaimana
dirasakan bukan saja
mestinya dalam
WAJAR DARI SETIAP
untuk menjangkau
pembinaan gereja.
ORANG PERCAYA.
dunia. Bahkan
Sesungguhnya
untuk melakukan
Amanat Agung Tuhan Yesus
pelayanan ke dalam-pun,
memberikan pencerahan
pekerja atau pelayan sangat
tentang pelayanan yang
sulit didapatkan. Regenerasi
menyeluruh. Di dalamnya
majelis atau pengurus menjadi
tercakup SASARAN dan
pokok doa yang dinaikkan
STRATEGI yang seharusnya
dengan kecemasan dari tahun
menjadi acuan kita dalam
ke tahun. Pertanyaan utama
melakukan pelayanan. Hal
kita adalah, mengapa tidak
ini memberikan dasar atau
cukup tersedia pekerja untuk
esensi bagi sebuah pelayanan.
menjangkau dunia ini?
Metode harus dievaluasi dan
18
GEMA 18/VII/16
disesuaikan, namun esensi atau
gagasan dasarnya haruslah
tetap sama.
Sayangnya banyak gereja
atau persekutuan Kristen yang
begitu terpesona dengan
jumlah atau kerumunan orang.
Kemudian pelayanan dianggap
selesai dan berhasil ketika
telah terkumpul sejumlah
besar orang. Kemuridan yang
sejati dan harga yang harus
dibayar untuk menjadi seorang
murid, jarang dibukakan
kepada jemaat. Kata John Stott:
“Bagaimana Anda merangkum
situasi kekristenan di dunia
masa kini? Saya melihatnya
sebagai paradoks aneh yang
tragis dan mengganggu. Di
satu sisi, di berbagai belahan
dunia gereja bertambah
secara luar biasa. Namun
di sisi lain, kedangkalan
terjadi di mana-mana. Itulah
paradoksnya. Pertumbuhan
tanpa kedalaman.”
SASARAN PELAYANAN
Amanat Agung menandaskan
bahwa sasaran pelayanan kita
adalah menghasilkan murid
(aspek kualitas) di antara segala
suku bangsa (aspek kuantitas).
Keduanya perlu mendapatkan
penekanan yang sama dan
karenanya kita perlu memiliki
pemahaman dan strategi yang
benar mengenai hal-hal ini.
Pada waktu Tuhan Yesus
meminta kita menghasilkan
murid, Dia tidak sedang
berbicara mengenai
mengumpulkan orang yang
sekedar mengagumi ajaranNya. Murid adalah orang yang
berjuang untuk mengikuti
ajaran dan kehidupan gurunya.
Artinya Dia menginginkan
kita pergi dan menghasilkan
orang-orang yang hidupnya
mengutamakan Kristus,
meniru watak Kristus, dan
berani membayar harga untuk
kehidupan yang seperti itu.
Di sisi lain banyak gereja yang
berkutat dengan urusan sendiri.
Gerakan bermisi seringkali
direspon dengan “urusan
sendiri saja belum selesai,
mengapa harus memperhatikan
yang di luar sana?”. Allah
merindukan segenap
19
GEMA 18/VII/16
kaum untuk mengenal-Nya
dan jumlah itu masih jauh
dari kenyataan.
berbagai cara dan metode
sesuai konteks masing-masing.
Melalui strategi ini diharapkan
akan muncul para petobat baru
yang sungguh memahami dan
mengalami karya Kristus lalu
menggabungkan diri dalam
komunitas orang percaya
melalui dibaptis. Namun
gereja tidak akan puas dengan
menumpuk bayi rohani. Melalui
strategi pembinaan yang
disengaja dan teratur, setiap
petobat baru akan ditolong
mempelajari dan mengalami
dinamika pertumbuhan menuju
kedewasaan kearah Kristus.
Cara yang banyak dipakai
karena dipandang efektif
adalah melalui kelompokkelompok kecil. Di dalam
kelompok tersebut diharapkan
ada seorang pembimbing yang
mendampingi pertumbuhan
dan pergumulan beberapa
orang percaya lainnya untuk
suatu periode tertentu.
Kebersamaan yang didalamnya
terdapat saling berbagi dan
praktik akuntabilitas akan
sangat menolong pertumbuhan
orang percaya.
STRATEGI
Yang harus disadari bahwa
murid-murid seperti itu tidak
otomatis muncul hanya karena
mereka sudah lulus katekisasi
lalu rutin menghadiri ibadah di
gereja. Harus ada upaya yang
disengaja, berkesinambungan
dan juga strategis untuk
menghasilkan para murid.
Istilah ‘pemuridan’ biasanya
mengacu kepada sebuah
tindakan sengaja untuk
menolong orang menjadi murid
Kristus yang semakin dewasa.
Tuhan Yesus memberikan
petunjuk mengenai
bagaimana seorang murid
akan dihasilkan. Dia meminta
para murid untuk melakukan
Penjangkauan (Baptislah),
Pembinaan (Ajarlah) dan
Pengutusan (Pergilah). Trilogi
ini telah menjadi semacam
rumusan logis untuk melakukan
pelayanan pemuridan.
Dalam pelaksanaannya kita
bisa melakukannya dengan
20
GEMA 18/VII/16
Pertumbuhan yang sejati
Fokus gereja bukanlah
akan memberikan pengaruh.
mengumpulkan massa dan
Baik itu pengaruh kedalam
karenanya sibuk memikirkan
berupa perubahan karakter
program-program yang atraktif.
yang semakin menyerupai
Juga bukan hanya sekedar
Kristus, maupun dampak
menambah pengetahuan
keluar berupa pelayanan yang
anggotanya sehingga sibuk
menguntungkan pekerjaan
merancang banyak seminar
Kristus. Orang
doktrinal. Bukan
Kristen yang
pula menyuguhkan
KESEHATAN SUATU
semakin dewasa
ibadah yang
GEREJA DIUKUR
akan dilatih dan
menggugah
BERDASARKAN
dilibatkan dalam
pengalaman
KAPASITAS
pelayanan. Tujuan
emosional semata.
dari pelayanan
Fokus gereja
PENGUTUSANNYA
pemuridan
(SENDING CAPACITY), haruslah untuk
tidaklah berhenti
menghasilkan
BUKAN KAPASITAS
pada pertobatan
murid Kristus
PENGUNJUNGNYA
ataupun bahkan
dan menyalurkan
(SEATING CAPACITY). mereka ke
pertumbuhan.
Kita merindukan
dunia sehingga
munculnya para murid yang
mereka dapat menghasilkan
mengambil bagian dalam mata murid-murid lainnya.
rantai untuk menjadikan segala
Rick Warren mengatakan
bangsa murid-Nya. Mereka
bahwa kesehatan suatu
diharapkan akan pergi menjadi
gereja diukur berdasarkan
pekerja Kristus yang memenuhi kapasitas pengutusannya
tempat dan panggilannya
(sending capacity), bukan
masing-masing di dalam dunia
kapasitas pengunjungnya
untuk membawa orang-orang
(seating capacity).
memuliakan Tuhan.
21
GEMA 18/VII/16
Pemuridan yang kokoh akan
menghasilkan murid-murid
Kristus yang dewasa. Dan
hanya murid-murid Kristus yang
dewasa yang akan memiliki
komitment untuk mengambil
bagian dalam menjangkau
seluruh suku bangsa. Murid
Kristus yang dewasa bukan
saja akan menjadi pekerja,
namun mereka juga dapat
menghasilkan pekerja. Melalui
pelipatgandaan rohani, dunia
akan lebih mudah untuk
dimenangkan. Maka, jika gereja
belum menjadikan pemuridan
sebagai agenda utama,
penginjilan dunia hanyalah
sebuah angan-angan.
Setiap fase dalam pelayanan
pemuridan yang berhasil
akan merupakan suatu
kerugian bagi pekerjaan iblis.
Karenanya ia akan bekerja aktif
di setiap fase. Ia tidak akan
membiarkan Penjangkauan,
Pembinaan, Pemerlengkapan
dan Pengutusan terjadi
dengan demikian mudahnya
di dalam pelayanan kita.
Ia akan menabur benih
kebencian atau kecurigaan,
menyiraminya dengan pupuk
pertengkaran dan berharap
menuai perpecahan. Atau
ia akan membuat kita sibuk
dengan banyak kegiatan
yang baik, sementara tanpa
sadar kita sedang melupakan
hal yang terbaik. Maka
The Great Commission
(Amanat Agung) akan
menjadi The Great Omission
(Pengabaian Terbesar).
Dalam kesemuanya itu iblis
sangat tahu potensi pelayanan
pemuridan. Pelayanan
pemuridan yang kokoh selalu
merusak kepentingan iblis.
22
GEMA 18/VII/16
GOD’S HEART
1
Ya Allah yang
Mahakudus, Pencipta dan
Pemiliki kehidupan,
Oleh:
Pdt. Abraham Ruben Persang
Ketika malam 9 Mei 2016,
segera beranjak menjelang
tengah malam dan masuk dini
hari 10 Mei 2016, kami bertelut
di hadapan hadirat-Mu penuh
kekaguman yang besar dan
syukur yang berlimpah...
Judul ini merupakan pilihan saya
untuk menyebut Visi GPO yang coba
saya bagi dari perspektif saya sesuai
kesempatan melayani di GPO dari tahun
15 Februari 2013 dan akan selesai pada
14 Januari 2017
1
23
GEMA 18/VII/16
Empatpuluh tahun lalu,
Engkau yang Mahahadir
dan setia, memberkati dan
menyempurnakan persekutuan
dari anak-anak-Mu yang rindu
beribadah kepada-Mu,
Bersama dalam keutuhan,
jemaat-Mu, Engkau tuntun dan
kokohkan untuk menapaki satu
demi satu langkah perjalanan
pelayanan... kadang ada
tawa sukacita, dan kadang
ada marah yang tidak ramah,
serta tidak sedikit ada duka
berurai airmata...
“Sebab di mana dua atau tiga
orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengahtengah mereka.” (Matius 18:20).
Namun, genggaman-Mu
kuat... Engkau memegang
kami, Engkau mendekap
kami, Engkau menjaga dan
melindungi kami, menguatkan
kami ketika kami goyah dan
mengarahkan kami ketika kami
ragu jalan dan arah kami...
Ya Engkau sungguh hadir
dan ada di tengah-tengah
persekutuan para pendahulu
GPO di tahun 1976... Engkau
ada di tengah-tengah
persekutuan umat-Mu...
Ya Allah yang Mahasetia,
Penyelamat dan Pemelihara,
Engkau setia, Engkau tidak
pernah lelah, tidak pernah...
Ketika hari ini, genap 40 tahun
perjalanan persekutuan,
pelayanan dan kesaksian
Jemaat GPO, kami melihat
begitu banyak karya kasih-Mu
bagi persekutuan jemaatMu... Hamba-hamba-Mu Kau
utus untuk melayani dan
menggembalakan kawanan
domba-domba-Mu...
Engkau yang menyelamatkan
kami, Engkau yang
memelihara kami...
Dengan syukur kami daraskan
Mazmur Daud: “TUHAN adalah
gembalaku, takkan kekurangan
aku ... Ia membaringkan aku di
padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air
yang tenang; Ia menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan
24
GEMA 18/VII/16
Kami dalam batas daya, hidup,
ruang dan waktu, mengurai
kerinduan tulus dan murni di
hadapan-Mu...
yang benar oleh karena namaNya... Sekalipun aku berjalan
dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya, sebab
Engkau besertaku; gada-Mu
dan tongkat-Mu, itulah yang
menghibur aku... Engkau
menyediakan hidangan
bagiku, di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku
dengan minyak; pialaku
penuh melimpah....Kebajikan
dan kemurahan belaka akan
mengikuti aku, seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam
rumah TUHAN sepanjang
masa.” (Mazmur 23)
Kami rindu terus diurus oleh
Engkau ya Kristus...
Kami mohon terus digendong
oleh Engkau ya Allah Roh
Kudus Penolong...
Kami merajut harap, berserah
dalam setia dan sedia,
kepada Engkau Allah Bapa
penuh rahmat...
Jamah dan lawat dengan
berkat, sehingga kami terus
kuat, semangat dan ligat untuk
menjadi alat dalam karya kuasaMu yang kuat...
Ya Allah yang Mahahadir dan
Mahakuasa, Penuntun dan
Raja Kami,
Iring dan bimbing dengan
hikmat yang beriring di
sepanjang perjalanan dan
hidup sekeliling...
Saat ini, ketika ungkapan
syukur kami bergemuruh
karena dahsyatnya karya kasih
dan setia-Mu bagi kami, kami
merendah di hadapan hadirat
kasih dan kuasa-Mu...
Karya-Mu, kasih-Mu, kuasa-Mu
terus membuat kami dekat, erat
dan melekat kepada-Mu...
Kami merajut tekad dan akad,
Engkau limpahkan tanpa henti
berkat diiringi hikmat...
Saat ini ketika kami berdiri
di hari genap tahun 40 telah
kami jalani dan menatap ke
25
GEMA 18/VII/16
depan hari-hari yang akan Kau
sediakan bagi kami... kami
mendaraskan rindu dan doa
hamba-Mu, Rasul Paulus: “Yang
kukehendaki ialah mengenal
Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana
aku menjadi serupa dengan
Dia dalam kematian-Nya, ...
aku melupakan apa yang
telah di belakangku dan
mengarahkan diri kepada
apa yang di hadapanku, dan
berlari-lari kepada tujuan untuk
memperoleh hadiah, yaitu
panggilan sorgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:10,
13-14)...
doa syukur di hari ulangtahun
GPO ke 40 tahun
Singapura, 9 Mei 2016;
pkl. 11.32 pm
Bersyukur untuk kemurahan
dan penyertaan TUHAN dalam
perjalanan pelayanan GPO
di Singapura, hingga tahun
ini memasuki usia yang ke 40
tahun. Doa di atas adalah doa
yang juga merupakan refleksi,
konfesi serta visi untuk GPO.
Lintasan catatan separuh
windu di GPO
Terima kasih dan syukur kami
kepada-Mu, Ya Allah TriTunggal
Mahakudus...
Sambut dan sempurnakan doa
syukur dan pengharapan kami.
Kami berdoa hanya di dalam
nama Tuhan Yesus Kristus,
Juruselamat kami,
Ketika2 pertama kali saya
datang di GPO, tepatnya
pada saat kunjungan pertama
sesuai undangan dari Tim
Terpujilah nama-Mu yang kudus
dari kekal hingga kekal. Amin.
26
GEMA 18/VII/16
Pencari Pengerja GPO pada
bulan Februari 2012, saya
mendapatkan kesan kagum
campur penasaran terhadap
Jemaat GPO. Mengapa kesan
kagum dan penasaran? Ya,
kagum karena persekutuan dan
pelayanan bahkan misi yang
dikerjakan oleh GPO – Jemaat
yang terdiri dari orang-orang
Indonesia ini – ada dan terjadi
justru di luar Indonesia, yaitu
di Singapura.
yang para perintisnya justru
kebanyakan berasal dari
kalangan sekuler-profesional
namun memiliki kerinduan
yang sama untuk bersekutu
dan melayani serta bersaksi.
Pada saat bersamaan juga
muncul rasa penasaran,
karena memperhatikan
ritme kehidupan masyarakat
di Singapura yang begitu
cepat atau serba cepat, dan
seolah-olah tidak ada waktu
lagi yang tersisa, apakah
mungkin jemaat GPO ini
dapat melaksanakan kegiatan
pelayanan dan persekutuan
serta kesaksiannya?
Kekaguman itu semakin besar
ketika memperhatikan dengan
seksama sejarah berdirinya
GPO ini sejak tahun 1976,
27
GEMA 18/VII/16
Ketika saya sudah masuk
dalam tugas pelayanan di
GPO, tahun 2013-2014, kesan
saya terhadap jemaat GPO
adalah makin kagum dan
sudah tidak penasaran. Makin
kagum karena melihat dan
mengikuti pola serta format
pelayanan yang menjangkau
sangat luas, bukan hanya untuk
kebutuhan internal jemaat
namun juga menyatakan
dan melakukan dukungan
untuk berbagai pelayanan di
Singapura dan teristimewa di
Indonesia. Strategi pelayanan
yang sangat dinamis, yang
terus-menerus peka dengan
berbagai kebutuhan pelayanan
dan perkembangan jemaat,
gereja serta masyarakat, juga
merupakan karakter yang
melekat pada Jemaat GPO.
Dan saya tidak penasaran,
karena ternyata di dalam
segala keterbatasan waktu,
tenaga dan kesempatan, semua
komponen yang ada dalam
keluarga besar GPO, memiliki
komitmen semaksimal mungkin
memberikan yang terbaik
dalam segala keterbatasan
demi pelayanan yang ada.
Saat ini, dalam beberapa
bulan ke depan - tepatnya
28
GEMA 18/VII/16
Menjadi “Hati Allah”
14 Januari 2017 - saya akan
menyelesaikan tugas pelayanan
di GPO, saya mendapatkan
kesan bahwa pelayanan di
jemaat GPO adalah pelayanan
yang membanggakan dan
mengagumkan! Mengapa?
Bangga karena GPO walaupun
secara jumlah anggota
terdaftar tidak begitu besar,
namun keutuhan persekutuan
jemaat sangat terlihat ketika
menggumuli dan menjalani
tanggung jawab pelayanan
(baik yang anggota, simpatisan
tetap ataupun simpatisan).
Bangga, karena dari semua
yang memberi diri untuk
pelayanan adalah pribadi
dan keluarga yang sungguhsungguh untuk melayani
TUHAN. Dan semakin
mengagumkan, karena
GPO atau tepatnya keluarga
besar GPO (baik yang sudah
lama tinggal di Singapura,
atau yang hanya sesaat di
Singapura), sama-sama
memiliki kerinduan dan tekad
untuk terus meningkatkan
kualitas pelayanan, persekutuan
dan kesaksiannya.
Jemaat Gereja Presbyterian
Orchard di Singapura Jemaat
Berbahasa Indonesia memiliki
beberapa kekhasan dalam
karakter dan pelayanannya.
Jemaat GPO adalah jemaat
yang sangat dinamis, bahkan
super dinamis dan berbeda
dengan jemaat-jemaat Gereja
pada umumnya. Maksudnya,
mengingat bahwa keberadaan
di Singapura yaitu negara
asing, perantauan, maka
jemaat GPO memiliki tingkat
kemajemukan latar belakang
yang sangat tinggi; dan
bukan hanya itu, keberadaan
jemaat pun juga sangat cepat
berubah karena tidak semua
dari jemaat yang ada, adalah
orang-orang Indonesia yang
tinggal dan menetap di
Singapura, melainkan sebagian
adalah orang-orang Indonesia
yang hanya sebentar tinggal
di Singapura sesuai masa
tugas kerja atau studi yang
dijalani; bahkan tidak sedikit
dari mereka, yang sangat
singkat dalam kunjungan di
Singapura. Karenanya, suasana
29
GEMA 18/VII/16
a. Kebaktian Umum
kehidupan jemaat GPO
terasa begitu cepat; namun
kondisi itu tidak mengurangi
kehangatan perhatian satu
dengan lainnya, komitmen
untuk bersekutu, beribadah
dan melayani. Malahan, ketika
sudah saling berkenalan satu
dengan yang lain, seolah energi
dalam persekutuan menjadi
bertambah dan tidak berkurang
ketika di antara jemaat GPO
harus meninggalkan Singapura
karena ikatan emosional
yang saat ini dapat difasilitasi
dengan teknologi komunikasi
yang canggih.
Kebaktian Umum Minggu, yang
dengan format Tata Ibadah
baku, namun selalu dihadiri
oleh simpatisan - khususnya
turis-turis dari Indonesia;
hal ini memberi warna bagi
pola dan bentuk ibadah
yang terus-menerus terbuka
dan ‘menyapa’ semua yang
hadir. Demikian pun dengan
pemberitaan firman, yang
tentunya juga menyapa bukan
hanya berdasarkan konteks
negara Singapura namun juga
berdasar pada situasi terkini di
tanah air.
GPO telah menjadi ‘home
church’ bagi setiap jemaat
Kristen Indonesia yang
beribadah dan bersekutu
di GPO. GPO jelas
menampilkan suasana pelangi
nusantara dalam kehidupan
berjemaatnya. Ya jemaat GPO
di Singapura telah dan selalu
– kalau boleh saya sebut –
menjadi “hati Allah”, dengan
kekhasan dalam pelayanannya,
di antaranya:
b. Persekutuan Wilayah
Persekutuan Wilayah, yang saat
ini ada 8 wilayah; mempunyai
warna yang khas dalam hal
suasana persekutuan itu sendiri
yang tidak kaku dan formal,
suasana kekeluargaan sangat
terasa; kesempatan sharing
yang saling menguatkan, serta
diskusi atas topik yang diangkat
yang dapat berkembang
sedemikian rupa dan menjadi
menarik bagi semua yang hadir.
30
GEMA 18/VII/16
c. Pelayanan untuk TKW
dan Pelaut
pada pendahulu-pendahulu
yang bersekutu dan melayani
di GPO. Dan di usia yang ke
40 tahun ini, saya melihat
Visi untuk GPO adalah tetap
menjadi “Hati Allah”; artinya:
Pelayanan ini sangat terasa
sekali ‘dunia’ nya; namun, GPO
yang sejak awal sangat kental
dengan keberadaan TKW dan
Pelaut, sangat terbuka dengan
pelayanan bagi TKW dan
Pelaut, bahkan dari mereka pun
terbuka untuk terpilih sebagai
anggota Majelis Jemaat.
Pelayanan ini adalah pelayanan
yang sangat fundamental bagi
jemaat GPO.
Keluarga besar GPO tetap
menjadi keluarga yang setia
dalam relasi dengan Allah,
dalam doa dan ibadah yang
murni; tetap menjadi keluarga
yang sedia untuk terus
bertumbuh dan bertambah
dalam mengetahui, mengerti,
dan menghayati kebenaran
firman TUHAN; serta tetap
menjadi keluarga yang
hangat dan taat dalam hidup
persekutuan yang berlandaskan
pada kasih TUHAN.
d. Pelawatan orang Sakit
Pelayanan pelawatan orang
sakit, jika dilakukan survei
sederhana, maka yang terjadi
60-70% pelawatan orang sakit
yang datang dari Indonesia dari
berbagai Gereja dan berobat
di Singapura, dan sisanya, 30%
pelawatan kepada anggota
jemaat GPO sendiri. Pelawatan
ini sangat berarti bagi yang
dikunjungi, khususnya yang
berasal dari Indonesia.
Keluarga besar GPO
tetap menjadi “hati Allah”
karena keluarga besar GPO
mempunyai hidup dan
kehidupan yang dekat dan
melekat dengan hati Allah. Dan
karena keluarga besar GPO
dekat dan melekat dengan hati
Allah, maka keluarga besar
GPO tentunya juga dapat terus
menjadi (menyatakan dan
mewujudkan apa yang Allah
Dalam refleksi pelayanan
saya di GPO, saya melihat Visi
Besar untuk GPO, yang saya
percaya telah TUHAN berikan
31
GEMA 18/VII/16
kehendaki) “hati Allah”. GPO
TUHAN yang setia yang selalu
bukan hanya menjadi “home
hadir dan tidak pernah lelah
church” tetapi ia juga menjadi
membimbing serta melengkapi
tempat kerinduan
bahkan
untuk bersekutu,
menyempurnakan
KELUARGA BESAR
karena kepelbagaian
GPO TETAP MENJADI setiap karya
denominasi gereja
dan gerak
“HATI ALLAH” KARENA pelayanan GPO.
asal, budaya, latar
KELUARGA BESAR GPO
belakang ekonomi,
Jemaat GPO,
sosial, tidak menjadi MEMPUNYAI HIDUP
siapapun yang
jurang satu dengan DAN KEHIDUPAN
telah TUHAN
yang lain, tetapi
YANG DEKAT DAN
hadirkan di
sebaliknya justru
dalamnya, dan
MELEKAT
DENGAN
menjadi keutuhan
saat ini ada di
HATI ALLAH.
warna yang saling
dalamnya, maupun
melengkapi satu
nanti di masa depan, yang
dengan yang lain menjadi
TUHAN akan hadirkan, pastilah
lukisan yang indah, yaitu
jemaat yang terus-menerus
lukisan “keluarga anak-anak
merasakan keinitiman dengan
Allah”. Keterbukaan dan
hati Allah dan seiring dengan
kepekaan yang dipelihara
itu, Jemaat GPO juga akan
dan ditingkatkan di tengah
semakin besar, semakin dalam,
situasi serta ritme hidup yang
semakin lebar, ...apanya?
demikian melesat, tentu
gedungnya? jumlah orangnya?
bukanlah perkara mudah;
namun, visi dan keyakinan saya, ...bukan! tetapi yang semakin
besar, dalam, dan lebar adalah
TUHAN yang mempercayakan
karya-karya iman dalam
persekutuan jemaat GPO
pelayanan, persekutuan,
pada awalnya kepada pribadikesaksian yang memwujudkan
pribadi di 40 tahun yang lalu,
damai sejahtera Allah kepada
dan yang memeliharanya di
siapapun …semakin menjadi
sepanjang perjalanan 40 tahun
“hati Allah”. Amin!
ini, adalah TUHAN yang sama,
32
GEMA 18/VII/16
BERBUAH
BANYAK
Oleh:
Pdt. Em. Johnvin Kiki Anugraha
Ketika penulis berkesempatan
untuk mengamati pada
masa-masa ini maka nyata
sekali perubahan yang telah
terjadi. Banyak wajah-wajah
baru dan tidak ketinggalan
pula ruangan-ruangan baru
khususnya dibawah Dunman
Empat puluh tahun telah
lewat. Anggota-anggota
jemaat pergi dan datang.
33
GEMA 18/VII/16
Hall. Belum lagi membaca
dari warta minggu ditemui
banyak program dari majelis
dan komisi-komisi. Ini semua
menggembirakan dan
mengajak kita semua untuk
mengembalikan segala puji
syukur serta hormat kepada
Tuhan Yesus Kristus.
• Perapihan program dan
organisasi dilakukan di
sana-sini sehubungan
dengan perubahan
organisasi yang tadinya
bernama Persekutuan
Umat Kristen Berbahasa
Indonesia menjadi Gereja
Presbyterian Orchard
berbahasa Indonesia. Dan
tidak ketinggalan usaha
pembinaan-pembinaan.
Menengok kebelakang semasa
pelayanan penulis sebagai
pendeta jemaat GPO dari
tahun 1989-2000 ada berbagai
hal yang dapat diangkat
ke permukaan.
• Yang sangat signifikan
adalah pembukaan gereja
cabang di Bukit Batok
pada tahun 1995. Yang
senantiasa penulis nantikan
dari waktu ke waktu adalah
kapan GPO membuka
gereja cabang yang baru di
daerah atau wilayah timur
Singapura.
• Pelayanan perkunjungan ke
rumah sakit. Ada lebih dari
lima rumah sakit yang dari
waktu ke waktu dikunjungi
karena ada permintaan
dari gereja Indonesia untuk
mengunjungi anggota
mereka yang sedang
berobat. Bicara soal waktu,
kadang-kadang tengah
malam pun tidak ada
halangan pergi kerumah
sakit karena ada pasien
yang menelepon.
• Tentu ada dukanya
juga dalam pengalaman
pelayanan ini tetapi
dalam kesempatan yang
berbahagia ini hal tersebut
tidak perlu diuraikan. Yang
jelas lebih banyak sukacita
34
GEMA 18/VII/16
sehingga dapat bertahan
melanjutkan pelayanan. Terima kasih kepada semua
pihak jemaat dari level
pimpinan sampai anggota
jemaat untuk dukungan
dan support anda selama
masa pelayanan penulis.
Terima kasih pula kepada
pimpinan sekarang dan
segenap jemaat yang
masih meneruskan
pelayanan jemaat.
agar kita berbuah banyak
agar nama Allah Bapa
makin dipermuliakan. Untuk
keperluan itu marilah kita tetap
tinggal di dalam Dia ( Yoh 15:5).
Dalam meneruskan perjalanan
memasuki tahun-tahun
dihadapan marilah kita makin
berbuah banyak.
Selamat Ulang Tahun ke 40.
Soli Deo Gloria
Segala Kemuliaan Hanya Bagi
Tuhan Allah
Ketika Tuhan Yesus berbicara
mengenai pokok anggur
di Yohanes 15, Ia berharap
Akhir April 2016
Pdt. Em. Johnvin Kiki Anugraha
35
GEMA 18/VII/16
KESETIAAN DALAM
HIDUP BERIMAN
S E T I A pada TUHAN
dan percaya kepadaNYA
di hati yang penuh sukacita
menerima penggenapan
JANJI KESELAMATAN DARI TUHAN
IA SETIA SAMPAI MATI
DI HARI KE TIGA YESUS BANGKIT KEMBALI
DI HARI ULANG TAHUN GPO ke
EMPAT PULUH TAHUN
Kita bertemu dan bersekutu
Syukur mengelus kalbu
Kita mengenang kasih setia Tuhan
Kisah kasih ini berlanjut tetap
Tuhan mengantarkan berkat
Kita bersyukur dan berterima kasih
Itulah kunci kehidupan umat kristiani
36
GEMA 18/VII/16
Kesetiaan bagai air yang bergerak terus
sekalipun ia mengalir melewati karang dan cadas
“Setia” tetap mengalir ..tiada kenal batas
“Setia” mengalir ... mengalir dan tiba
nun jauh di sana ...samudera luas ...
O... 40 tahun berlalu tuntas...
Bagaimana kita membalasNYA ?
KASIHILAH TUHAN DENGAN SEBULAT HATI
DAN SEGENAP AKALBUDI
ANUGERAH TUHAN PADA GPO
disambut umat ramai-ramai
dengan beragam sorak-sorai gembira ria
Penuh rasa syukur – terima kasih setulus hati:
“O... BETAPA KAMI TAK BERSYUKUR
SETIAMU, KASIHMU TUHAN
MENGHARUKAN KAMI SEKALIAN”
“INI KAMI, UMAT YANG TUHAN SELAMATKAN”
“PANJANG USIA .. BERKAT TUHAN MELIMPAH”
“KASIHSETIA TUHAN MENGALIR TIADA BERAKHIR”
“SELAMAT ULANG TAHUN KE 40”
“TUHAN MEMBERKATI SELALU “
“HAPPY BIRTHDAY: 9 MEI 2016”
H.S. 9 Mei 2016
37
GEMA 18/VII/16
KAMPUNG
Kampung kami disebut
kampung GPO, karena
kampung kami letaknya di
sudut dalam, dan untuk menuju
kampung kami harus melalui
sebuah gang yang letaknya di
pinggir jalan Orchard, maka
dari itu akhirnya kampung kami
diberi nama kampung GPO,
kependekan dari kampung di
dalam Gang di Pinggir jalan
Orchard. Kampung kami yang
letaknya di tengah kota sangat
startegis sekali, posisinya yang
dekat dengan jalan Orchard,
sehingga mudah dijangkau
dan sangat dikenal oleh orangorang pada umumnya.
pun bermacam-macam, dari
yang kulitnya gelap hingga
yang kulitnya terang, dari
yang matanya sipit hingga
yang matanya belo, dari
yang pekerjaannya rendah
hingga yang jabatannya
tinggi, semuanya berkumpul
menjadi satu di kampung
Warga di kampung kami
semuanya adalah orang-orang
perantauan, yang berasal dari
berbagai tempat di Indonesia,
latar belakang dan profesinya
38
GEMA 18/VII/16
GPO
Oleh:
Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama
kami, itu sebabnya banyak
yang menyebut kampung kami
seperti “Taman Mini Indonesia”.
tangan terbuka, apalagi jika
tamu tersebut akan tinggal
atau menetap lama, dan belum
menemukan tempat tinggal
yang tetap, kami pasti akan
mengundang (dengan sedikit
rayuan) tamu tersebut untuk
tinggal menetap dan menjadi
bagian di kampung kami.
Selain itu penduduk di
kampung kami sangat ramah
terhadap siapapun, jika ada
tamu dari Indonesia yang
sedang berkunjung, kami
pasti menyambutnya dengan
39
GEMA 18/VII/16
Biasanya rayuan kami cukup
berhasil, tamu-tamu tersebut
menetap dan kerasan tinggal
di kampung kami, tentu
saja ada juga yang gagal,
ataupun tidak kerasan, tetapi
itu hanyalah sebagian kecil
saja, dan biasanya mereka
yang tidak kerasan pindah ke
kampung lain. Ada juga yang
pindah ke kampung di ujung
sebelah barat, yang letaknya
di bawah kaki Bukit Batok,
kampung Bukit Batok namanya,
mempunyai hubungan
persaudaraan yang erat
dengan kampung kami, karena
banyak dari mereka mulanya
adalah penduduk di kampung
GPO, kemudian mereka pindah
ke tempat di bawah kaki Bukit
Batok, pindah dari kampung
kami bukan karena perselisihan,
tetapi karena mereka lebih
menyukai lokasinya yang di
ujung Barat, di bawah kaki
Bukit Batok, mungkin karena
di sana udaranya lebih segar
dan nyaman.
adanya berbagai macam
kegiatan di dalam kampung
kami, seperti ibu-ibu PKK
(bukan arisan loh) setiap hari
Selasa berkumpul, kadang ada
pelajaran masak-memasak,
anak-anak mudanya setiap
hari Sabtu sore berkumpul,
kemudian dilanjutkan dengan
makan malam bersama, kadang
pergi ke bioskop untuk nobar
(nonton bareng). Kampung
kami juga mempunyai kegiatan
untuk anak-anak kecil pada
hari Minggu, dari yang umur
18 bulan hingga kelas 6 SD,
kami membaginya ke dalam
8 kelas, tentu saja untuk
anak-anak batita tetap harus
ditemani oleh orangtuanya. Di
Selain ramah, penduduk
di kampung kami sangat
energetik, bisa dilihat dengan
40
GEMA 18/VII/16
dalam kelas biasanya diajarkan
menyanyi, kadang diselingi
dengan gerakan (menari),
mendengarkan cerita dan
diajarkan prakarya. Masih
ada banyak lagi kegiatan di
dalam kampung kami, seperti
tempat kumpul remaja,
pertemuan para keluarga dll,
jika diceritakan satu-satu, pasti
ndak akan ada habisnya.
menambah variasi kehidupan
di dalam kampung kami,
apalagi mayoritas penduduk
kami itu orangnya simple
sederhana, tidak neko-neko,
maka tidaklah heran kehidupan
di kampung kami itu selalu
damai aman sentosa dan hati
penuh riang gembira.
Kampung kami baru saja
merayakan ulang tahunnya
yang ke-40, usia yang tidak
muda lagi untuk seorang
manusia. Baru-baru ini, di
dalam perayaan ulang tahun
kampung kami, seorang
sesepuh di kampung kami
mengeluarkan sebuah frase,
yang kalau tidak salah bunyinya
adalah “Life begins at forty”,
tidak begitu jelas juga maksud
dari frase tersebut, apakah
maksudnya seperti bangsa
Israel yang muter-muter di
padang pasir selama 40 tahun
dulu, setelah itu masuk ke tanah
perjanjian memulai kehidupan
dengan masa depan yang lebih
pasti dan cerah, ataukah beliau
sedang memberikan hint ke
kami penduduk kampung GPO,
Walaupun penduduk kampung
kami yang sangat beragam,
tetapi kami hidup dengan
damai satu sama lainnya, sangat
jarang terjadi perselisihan di
antara kami, jika adapun itu
hanyalah sebuah riak kecil yang
tidak begitu berarti, sebaliknya
41
GEMA 18/VII/16
untuk siap-siap mengerjakan
sebuah tugas besar di dalam
tahun yang ke-40 ini. Ahhh…
tidak tahulah, tetapi sebagai
penduduk di kampung GPO,
tentu saja kami mengharapkan
kampung GPO makin hari
makin berkembang, dan bisa
memberikan dampak untuk
kampung-kampung lainnya,
termasuk juga kampung asal
kami di Indonesia.
Kampung GPO adalah
kampung kami, kampung yang
warganya berasal dari berbagai
macam tempat, tetapi orangnya
simple sederhana dan ndak
macem-macem, kampung
yang warganya hidup dengan
damai aman sentosa dan hati
penuh riang gembira, itulah
kampung yang kami cintai
kampung GPO.
Singapura 20 Mei 2016
Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama
Note: Tulisan ini terinspirasi dari sebuah gaya tulisan di sebuah blog Kristen.
42
GEMA 18/VII/16
Testimoni –
40 Tahun GPO
Menurut kami, GPO adalah
gereja yang dihadirkan Tuhan
Allah secara unik di kota
Singapura sebagai keluarga
rohani bagi umatNya yang
rindu bersekutu bersama
sebagai sesama orang
Indonesia yang berada di
perantauan. Kehadiran GPO
juga adalah sebagai gereja
pengutus dimana sudah
banyak dari jemaat GPO yang
telah dibina imannya kemudian
diutus Tuhan menjadi berkat di
berbagai tempat di Indonesia
maupun dunia.
Doa kami agar GPO terus
semakin diberkati Tuhan
dan terus menjadi saluran
berkatNya. Biarlah hanya
nama Tuhan Yesus saja yang
diberitakan, ditinggikan dan
dimuliakan. Selamat ulang
tahun ke-40, Tuhan Yesus
memberkati keluarga besar
GPO senantiasa, amin.
43
GEMA 18/VII/16
Kepada GPO yg berulang tahun ke empat puluh,
Selamat!
Jalan yg panjang sudah ditempuh
Mungkin penat dengan peluh
Namun Dia sebagai sauh
Tidak pernah sedikit pun jauh
Tantangan ke depan akan makin kisruh,
Dengan adanya sang musuh
Tapi jangan takut, bersandarlah penuh
Kepada Tangan yang kekal sungguh
FirmanNya menerangi sebagai suluh
Memberi pedoman dan kekuatan teguh
Menjadi penopang bagi yang butuh
Menegakkan semangat patah sang buluh
Sampai akhirnya mencapai kedewasaan penuh
Mempelai wanita Kristus yang tangguh
Beriman serta taat dan patuh
Kiranya damai sorgawi memberi rasa teduh
Ini salam dan doa kami dari jauh
Bandung, 9 Mei 2016
Pdt. Chandra Koewoso
Ev. Fransiska Lilian Saputra
44
Download