BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan, fungsi, otoritas
dan tanggung jawab1. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, maka diperlukan
komunikasi yang baik di dalam suatu organisasi, baik organisasi/perusahaan swasta
ataupun instansi pemerintah. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka tujuan suatu
organisasi tidak akan tercapai. Komunikasi yang baik dan efektif sangat menentukan
kelangsungan hidup suatu organisasi.
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan
kemajuan organisasi, karena komunikasi organisasi ini sangat berperan dalam
pembentukan dan penerjemahan informasi-informasi dalam organisasi yang
kompleks. Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi diharapkan dapat membawa
hasil pertukaran informasi, pengetahuan pengalaman dan adanya saling pengertian
diantara orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi.
Keberhasilan dalam menyampaikan informasi sangatlah ditentukan oleh sifat
dan mutu informasi yang diterima dan pada gilirannya ditentukan oleh sifat dan mutu
1
Muhammad Arni. Komunikasi Organisasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.2001 hal 23
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hubungan antara pribadi yang terlibat. Dimana bentuk komunikasi dalam organisasi
dapat terjadi secara formal maupun informal. Tanpa adanya komunikasi, baik
komunikasi secara formal maupun informal dalam suatu organisasi, maka
kesalahpahaman dapat terjadi sehingga menimbulkan perbedaan, pertentangan dan
ketidakpercayaan antar anggota organisasi. Dalam kondisi tersebut maka dapat
berkembang suatu iklim kerja yang kurang sehat dan suasana kerja yang tidak
kondusif.
Apabila kita memasuki suatu organisasi atau perusahaan, hal pertama yang
kita temui dan hadapi adalah budaya organisasi tersebut yaitu antara lain cara orangorang berpakaian, bagaimana cara mereka berkomunikasi satu sama lain dan juga
bagaimana kantor tersebut diatur. Suatu organisasi atau perusahaan berjalan dan
berkembang melalui suatu proses, dan proses perkembangan tersebut tidak lepas dari
pengaruh kondisi usaha organisasi dan budaya yang terbentuk dalam organisasi
tersebut.
Budaya dalam suatu organisasi pada hakekatnya mengarah pada perilakuperilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada di
dalamnya dan mengarahkan pada upaya mencari penyelesaian dalam situasi yang
ambigu2. Pengertian ini memberi dasar pemikiran bahwa setiap individu yang terlibat
di dalamnya akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja yang ideal agar
tercipta suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan.
2
Ibid hal 24
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Budaya merupakan fondasi bagi suatu organisasi. Jika fondasi yang dibuat tidak
cukup kokoh, maka betapapun bagusnya suatu bangunan, ia tidak akan cukup kokoh
untuk menopangnya.
Dalam menjalankan peranannya, manajemen dalam sebuah organisasi tidak
lagi mengandalkan pada wewenang keahlian, tetapi pada pengaruh yang ditandai
dengan ciri kekhasan antara lain komunikasi yang terbuka, saling percaya dan saling
menghargai. Untuk itu, maka diperlukan adanya nilai-nilai yang dianut bersama
(shared values) dan tujuan bersama (shared goals)3.
Ada sejumlah tahapan bagi sebuah organisasi untuk membentuk budayanya.
Pertama-tama sebuah organisasi harus melihat ke depan mengenai apa visinya dan
kemudian sistem nilai apa yang dimilikinya, selanjutnya bagaimana nilai-nilai itu
diterapkan dalam organisasi itu sendiri dan akhirnya melihat bagaimana sumber
dayanya.
Pada hakekatnya setiap perusahaan memerlukan dukungan dari dalam
perusahaan itu sendiri. Salah satunya adalah karyawan, karyawan merupakan salah
satu aset yang memiliki nilai sangat berharga baik maju atau mundurnya sebuah
perusahaan. Baik atau buruknya hasil dari suatu pekerjaan ditentukan oleh
baik/buruknya karyawan dalam melakukan pekerjaan itu.
3
Afdhal, Ahmad Fuad, Tips & Trik Public Relations, Jakarta : Grasindo, 2004 hal, 53-54
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Target akan dapat terealisasi dengan baik apabila karyawan memiliki
komitmen dan bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan. Setiap tugas atau
tanggung jawab yang diberikan dari atasannya dapat dikerjakan secara profesional.
Mujurlah suatu perusahaan mempunyai karyawan yang memiliki etos dan
semangat kerja yang tinggi. Dengan etos kerja yang tinggi segala pekerjaan dapat
dikerjakan dengan baik. Karyawan yang memiliki etos kerja yang tinggi harus
dipertahankan jangan sampai pindah perhatiannya ke perusahaan lain.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan terhadap karyawan cukup tinggi, untuk
itu harus diberdayakan secara optimal untuk mendapatkan hasil yang optimal pula
bagi perusahaan. Dengan kedisiplinan, kejujuran dan kerapihan dalam bekerja
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Apabila setiap karyawan mengikuti aturan tersebut maka perusahaan
tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu perusahaan harus
membudayakan budaya kerja yang baik dan disiplin.
Budaya kerja yang baik akan berdampak pada kualitas kerja yang baik pula.
Karena begitu pentingnya budaya kerja yang baik perusahaan dalam hal ini Blue Bird
menerapkan kepada karyawannya untuk memiliki jiwa dan semangat untuk
menjunjung tinggi budaya kerja dengan harapan setiap pekerjaan yang dikerjakannya
dapat terlaksana dengan baik.
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hal ini akan berdampak pada citra atau image blue bird itu sendiri. Blue bird
group harus memiliki budaya kerja yang baik karena perusahaan tersebut
berhubungan langsung dengan konsumennya. Selama ini pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dirasakan masih kurang dan belum memuaskan. Untuk itu blue
bird dalam memberikan pelayanan dan membangun image atau citra yang baik
kepada masyarakat harus dimulai dari blue bird itu sendiri. Salah satunyanya adalah
membudayakan budaya kerja yang baik kepada karyawannya sehingga kinerja dari
karyawan tersebut dapat optimal, dan masyarakat merasa dilayani dengan baik.
Budaya
harus
ditemukan
melalui
penglihatan
orang-orang
yang
membentuknya. Budaya bukan sesuatu yang konkret, tetapi merupakan perilakuperilaku yang muncul dan yang membentuk serta menyokong pola-pola yang disebut
budaya4.
Budaya kerja baru merupakan suatu penyempurnaan dari budaya kerja lama,
yaitu suatu usaha yang menekankan pada bagaimana pegawai melakukan tugas
dengan cara dan hasil yang lebih baik. Karena sikap dan perilaku pegawai dalam
bekerja dikembangkan secara lebih positif. Dari budaya kerja baru ini tercipta suatu
kondisi yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Demikian juga
budaya kerja pemimpin akan dapat mendorong dan membentuk budaya kerja
karyawan menjadi lebih baik karena pemimpin merupakan panutan bawahan, maka
R.Wayne Pace & Don F,Faules, Komunikasi Organisasi Strategis Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
PT.Remaja Rosdakarya,Bandung,2000,Hal 98
4
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
segala ucapan, sikap, perilaku pimpinan seharusnya mencerminkan nilai-nilai yang
positif yang ingin dilestarikan dalam organisasi.
Pada umumnya suatu perusahaan berjalan melalui suatu proses, dan proses
perkembangan tersebut tidak lepas dari pengaruh kondisi usaha organisasi dan
budaya yang terbentuk dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini budaya kerja
merupakan salah satu faktor yang mendukung perkembangan dan meningkatkan
kualitas perusahaan. Budaya kerja terbentuk dalam suatu perusahaan karena budaya
kerja dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan, gaya perusahaan, dan identitas
perusahaan. Dengan terbentuknya budaya kerja tersebut merupakan upaya dalam
menciptakan hasil kerja yang lebih baik sehingga akan meningkatkan dan
memperbaiki kinerja kerja karyawan pada perusahaan tersebut.
Budaya yang terbentuk dari jalinan interaksi unsur-unsur tersebut, akhirnya
akan merupakan suatu yang tidak terlihat yang mempengaruhi baik pemikiran,
pembicaraan, maupun tindakan manusia yang bekerja dalam organisasi. Oleh karena
itu budaya kerja perusahaan merupakan pengaruh perilaku pegawai untuk terciptanya
tujuan organisasi.
Nilai-nilai dalam suatu budaya kerja akan membentuk perilaku manajemen
yang pada saatnya nanti akan menjadi kebiasaan dan keyakinan untuk bekerja dengan
lebih baik dan mendapatkan mutu yang diharapkan sekaligus membangun sumber
daya manusia yang berkualitas.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kebudayaan yang kuat akan membentuk kesuksesan atau keberhasilan
organisasi dalam jangka tertentu, dengan menuntun perilaku dan memberikan makna
bagi kegiatan-kegiatannya. Budaya yang kuat akan menarik, memberi imbalan dan
menjaga kesetiaan dari orang-orang yang melaksanakan peranan penting untuk
mencapai sasaran relevan.
Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang baik atau tidak jika
mereka dapat melakukan pekerjaan yang diberikan atas dasar target-target yang
dicapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dalam hal ini pimpinan adalah orang
yang paling bertanggung jawab dan sangat berperan penting dalam pengembangan
kinerja bawahannya. Selain dapat mengkoordinir pelaksanaan tugas dengan baik,
pimpinan harus mampu menghargai, bekerja sama, dan dapat menciptakan suasana
kerja yang baik, tanpa pendekatan seperti ini akan sulit bagi pegawai untuk dapat
memiliki kinerja yang baik. Dan pada hakekatnya pimpinan sudah dapat berbuat
seperti yang diharapkan dan dapat membina atau mengarahkan bawahannya, bahkan
berani mendelegasikan wewenang pada bawahannya dan percaya kepada kemampuan
bawahan.
Tingkat kemampuan kerja yang tinggi di semua tingkat pegawai atau hirarki
organisasi tidak saja akan memajukan kinerja pegawai secara keseluruhan tetapi juga
merupakan kontribusi yang berharga untuk tercapainya tujuan organisasi. Dalam hal
ini kinerja karyawan di dalam suatu perusahaan terutama pada kantor Blue Bird
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Group akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan sebaliknya bila kinerja karyawan
buruk maka akan mengakibatkan kinerja perusahaan pun menurun.
Masalah kinerja dan produktivitas sumber daya manusia adalah salah satu
kunci utama yang harus menjadi fokus perhatian perusahaan atau organisasi agar
mampu
menampilkan
kinerja
terbaiknya
sebagaimana
dicerminkan
pada
meningkatnya nilai riil yang secara langsung atau tidak langsung dapat dirasakan oleh
masyarakat luas dan terutama sekali bagi para pegawai dalam organisasi itu sendiri.
Meningkatnya kinerja sumber daya manusia melalui penerapan kebijakan
pada gilirannya akan meningkatkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya, karena
peningkatan kinerja perusahaan tersebut, nilai, manfaat, dan faedah langsung atau
tidak langsung dapat lebih dirasakan oleh para karyawan serta masyarakat luas. Maka
dari itu kinerja perusahaan wajib senantiasa diupayakan agar semakin meningkat
serta terjaga optimal tinggi dalam hal itu, maka baik atau buruknya kinerja perusahan
sebagai totalitas adalah meruapakan cerminan dari kinerja pegawai.
Slogan “Andal” dijadikan pedoman Blue Bird dalam memberikan service
kepada pelanggan5. Andal merupakan akronim dari: Aman, Nyaman, Mudah dan
Personalize. Slogan Andal tersebut diaplikasikan oleh karyawan BBG di semua
tingkatan. Tak terkecuali atasan dengan back office, frontliners maupun dengan
pelanggan. Jika semua karyawan—khususnya pengemudi—merasa nyaman dalam
5
Majalah Blue Bird Group tahun 2008 hal 20
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bekerja, maka hal ini akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan. Service vision yang diterapkannya mengacu pada sistem top-down.
Artinya, service yang baik harus dimulai pada tingkatan atas yang kemudian berlanjut
ke bawah. Praktisnya, seorang atasan harus memberikan contoh kepada bawahannya:
bagaimana memberikan pelayanan yang baik. Dengan harapan, bawahannya pun
melakukan hal yang sama kepada pelanggan Blue Bird. Proses utama yang harus
dilakukan sebelum memberikan service kepada pelanggan adalah peranan dari
manusia di perusahaan tersebut—khususnya para pengemudi.
Pedoman Blue Bird sendiri yaitu memberikan service kepada pelanggan,
dimana proses utama yang harus dilakukan sebelum memberikan service kepada
pelanggan adalah peranan dari manusia di perusahaan tersebut. Blue bird group yang
beralamat di jalan Mampang Prapatan Raya No.60 Jakarta Selatan. Perusahaan ini
mampu menciptakan image aman dan nyaman untuk siapa saja yang menggunakan
jasa perusahaan ini. Sapaan selamat siang, pagi, sore, apa kabar serta hendak kemana
(tentunya dengan bahasa yang sopan dan ramah) telah menjadi budaya para
pengemudi Blue Bird. Kemanapun kita pergi blue bird selalu siap mengantar. Faktor
inilah yang tidak dimiliki oleh perusahaan taksi yang lain.
Apakah budaya seperti blue bird tadi ada dengan sendirinya? tentu saja
tidak. Budaya yang berorientasi image tersebut pasti diciptakan dan dijaga oleh
sistem. Sistem dapat mendrive orang untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan kaidah sistem yang berlaku di organisasi tersebut. Beberapa contoh yang
mudah dilakukan adalah:
1. Pemberian reward dan punishment untuk siapa yang berprestasi dan yang
tidak berprestasi. Reward dan punishment harus tegas dan tidak mengenal
batas waktu.
2. Konsistensi sikap dari leader dari organisasi tersebut. Konsistensi ini
membuat aturan menjadi lebih jelas dan bawahan memiliki petunjuk untuk
bertindak.
3. Whistle blowing atau para “penggonggong” ini sangat berperan untuk
menjaga jangan sampai ada anggota organisasi yang menyimpang dari
kaidah etika dan sistem yang telah disepakati bersama. Jika ada whistle
blower secara internal maka tidak ada yang berani berbuat di luar batas
toleransi.
4. Rules jelas dan telah diketahui oleh semua orang dalam organisasi.
Kejelasan ini penting karena jika tidak maka semua orang akan mencaricari sendiri dengan cara-cara mereka sendiri. Contoh, jika tidak ada
standarisasi yang jelas mengenai penilaian kualitas pekerja dalam
organisasi maka orang akan melakukan cara-cara yang tidak etis untuk
naik posisi.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Kriteria tentang prestasi harus dirumuskan dengan jelas. Prestasi juga
harus terukur dan bisa dinilai secara vertikal maupun horizontal.
6. Harus ada history yang selalu mengingatkan akan apa yang pernah terjadi
sehingga setiap orang akan selalu dalam alam kesadaran. History atau
catatan sangat mutlak diperlukan agar permisifisme dapat ditekan dan
orang akan selalu ingat supaya tidak mengulang lagi kesalahan yang telah
dilakukan.
Blue bird Group sebagai perusahaan juga memiliki nilai-nilai yang
diterapkan kepada seluruh anggotanya. Blue Bird Group, yaitu kejujuran,
kedisiplinan, kerja keras dan kekeluargaan. Nilai-nilai yang telah diwariskan tersebut
tetap dipertahankan karena dilihat bahwa pesan moral ini tidak akan lekang ditelan
zaman. Keempat nilai tersebut bersifat universal, sehingga sampai kapanpun dan
dimanapun akan tetap berlaku. Keempat nilai ini adalah pondasi awal dari Blue Bird
Group dari semenjak didirikannya perusahaan tersebut oleh Bu Djoko (alm) yang
mana terinspirasi dari cerita rakyat Eropa. Berikut bentuk-bentuk penerapan keempat
nilai di Blue Bird Group6 :
1.
Penerapan Nilai Kejujuran
Blue Bird Group menempatkan nilai kejujuran sebagai nilai utama. Kejujuran
dilihat sebagai nilai yang lekang oleh waktu maupun tempat. Nilai kejujuran
6
Majalah Blue Bird Group tahun 2008 hal 10
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini diterapkan kepada seluruh lapisan pekerja, baik mereka yang berada pada
front liner (pengemudi) maupun mereka yang berada pada back office.
Penerapan nilai kejujuran ini, dapat dilihat dari kekonsistenan Blue Bird
Group dari awal pendiriannya hingga sekarang ini, dalam penggunaan
argometer. Argometer merupakan pedoman bagi penumpang, pengemudi
maupun perusahaan. Pertama untuk perusahaan, berkaitan dengan komisi
pengemudi dan pendapatan perusahaan. Kedua, untuk kepastian pembayaran
dari tamu, sehingga pengemudi tak bisa menentukan tarif seenaknya.
Bentuk lain dalam penerapan nilai kejujuran adalah pengembalian barang
ketinggalan atau dalam istilah Blue Bird Group biasa dikenal dengan istilah
barket (barang ketinggalan). Pengembalian barang ketinggalan ini adalah
salah satu aplikasi dalam penanaman nilai kejujuran kepada para pengemudi
Blue Bird Group. Tujuannya tidak lain adalah kepuasan para pelanggan Blue
Bird dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap pelayanan yang
diberikan. Adapun perusahaan memberikan bentuk apresiasi kepada mereka
yang telah dengan jujur mengembalikan barang ketinggalan milik tamunya
dengan memberikan penghargaan berupa sertifikat dan uang. Pemberian
penghargaan ini dilaksanakan rutin setiap tiga bulan sekali.
2.
Penerapan Nilai Kedisplinan
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nilai kedua yang ditekankan berikutnya dalam Blue Bird Group adalah nilai
kedisplinan. Disiplin dalam Blue Bird Group berarti disiplin terhadap diri
sendiri dan disiplin terhadap kepentingan perusahaan. Dengan berdisiplin diri
diyakini bahwa Blue Bird akan semakin dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat luas. Nilai kedisplinan terus dipertahankan hingga saat ini. Para
karyawan diwajibkan mematuhi jam kerja yang dimulai dari pukul 08.00
hingga 16.00. Keabsenan adalah hal yang sangat tidak diperbolehkan dalam
perusahaan. Bila seseorang absen dalam kerjanya maka akan berperngaruh
terhadap penilaian pekerjaannya. Selain disiplin dalam waktu, disiplin secara
penampilan pun sangat diperhatikan, khususnya bagi mereka yang adalah
pengemudi. Hal ini terlihat dari adanya semacam pengumuman yang
ditempatkan di ruang tunggu pengemudi saat menunggu Surat Izin Operasi
(SIO) dari bagian operasi.
Kedisiplinan sangat ditekankan juga kepada mereka pengemudi. Waktu keluar
dan masuk pengemudi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 05.00 pagi dan
00.00 dini hari, namun pukul 04.00 pagi pengemudi sudah diperbolehkan
membawa keluar mobil dari pool. Bagi para pengemudi terdapat keyakinan
bahwa semakin pagi mereka keluar dari pool maka akan semakin banyak uang
yang bisa mereka bawa ke pool. Untuk itu kemampuan mengatur waktu
sangat diperlukan di sini. Untuk waktu pengembalian mobil ke pool sangat
diatur ketat oleh perusahaan. Mobil sudah harus dikembalikan ke pool tepat
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pukul 12 dini hari. Bila melebihi jam yang telah ditetapkan maka pengemudi
akan dikenai denda.
3.
Penerapan Nilai Kerja Keras
Prinsip nilai kerja keras adalah prinsip yang sejalan dengan nilai kedisplinan.
Dalam hal ini bekerja keras bukan diartikan sebagai kerja terus menerus tanpa
adanya waktu untuk beristirahat. Kerja keras dalam konteks BBG bisa
diartikan sebagai usaha untuk memenuhi target setiap hari kerja bahkan bila
memungkinkan melebihi target yang telah ditetapkan. Dari kerja keras ini pun
nantinya akan diberikan imbalan tersendiri dari perusahaan. Imbalan ini
tentuknya diadakan sebagai bentuk penghargaan dari perusahaan atas tenaga
dan pikiran yang telah dicurahkan sehingga kesuksesan perusahaan tetap
dapat dipertahankan. Bentuk imbalan pada pengemudi misalnya mereka akan
mendapatkan tambahan bonus. Ataupun untuk pengemudi dan karyawan yang
tetap konsisten dalam mempertahankan prestasi kerjanya, dapat diberikan
penghargaan berdasarkan masa kerjanya. Penghargaan tidaklah sebatas pada
lamanya pengabidan, tetapi juga melihat pada track record pekerjaannya.
4.
Penerapan Nilai Kekeluargaan
Dalam Blue Bird Group, nilai kekeluargaan pun sangata dijunjung tinggi. Hal
ini dikarenakan Blue Bird Group adalah perusahaan keluarga di mana para
pemilik saham yang ada masih memiliki hubungan kekerabatn. Hubungan
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kekerabatan ini pun yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan
perusahaan, baik dalam hubungan pekerjaan maupun hubungan personal antar
pekerja. Sistem manajemen yang diterapkan adalah sistem manajemen
kekeluargaan, yaitu sistem yang merumuskan penyelesaian-penyelesaian
segala permasalahan yang ada secara kekeluargaan dengan memperhatikan
seluruh kepentingan stakeholders, guna mencapai satu kesatuan dalam
pengemban perusahaan. Hal tersebut terkati dengan visi BBG, yaitu
memperoleh kesejahteraan untuk seluruh stakeholders, termasuk di dalamnya
karyawan dan pengemudi.
1.2
Rumusan Permasalahan
Dalam skripsi ini penulis membatasi permasalahan pada hal-hal yang
berkaitan dengan pengaruh budaya kerja perusahaan terhadap kinerja karyawan Blue
Bird, Yaitu :
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok permasalah
yang diangkat oleh penulis di dalam penelitian ini adalah :”Sejauhmana Pengaruh
Budaya Kerja Perusahaan Terhadap Kinerja Karyawan Blue Bird ?”
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tujuan Penelitian
1.3
Tujuan penulis melakukan peneilitan ini adalah untuk mengetahui
“Pengaruh Budaya Kerja Perusahaan Terhadap Kinerja Karyawan Blue Bird
Group”.
1.4
1.4.1
Signifikasi
Signifikansi Akademis :
Manfaat akademis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan nyata serta masukan bagi ilmu komunikasi khususnya bidang kehumasan
dalam pelaksanan komunikasi dengan pelanggan
(Customer Relations), dengan
pendekatan secara manusiawi (Human Relations) sehingga dapat memberikan
gambaran bahwa budaya kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan khususnya
karyawan blue bird group.
1.4.2 Signikansi Praktis :
Manfaat praktis penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai masalah-masalah yang dihadapi bagi karyawan blue bird dalam melakukan
pekerjaannya, untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik maka karyawan blue bird
harus memiliki budaya kerja yang baik pula, sehingga pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan dapat membentuk citra yang
baik di masyarakat.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download