analisis produksi iklan di radio alaikasalam jakarta

advertisement
ANALISIS PRODUKSI IKLAN DI RADIO
ALAIKASALAM JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh:
Rifanur Musthofa
107051002696
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil kaya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Juka kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 28 Mei 2011
Rifanur Musthofa
ANALISIS PRODUKSI IKLAN DI RADIO ALAIKASSALAM JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.kom.I)
Oleh
Rifanur Musthofa
107051002696
Pembimbing
Dra. Nunung Khoiriyah
NIP. 19730725 300701 2 018
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H./2011 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
berjudul
ALAIKASSALAM
ANALISIS
PRODUKSI
IKLAN
DI
RADIO
JAKARTA telah diujikan dalam siding munaqasyah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 15 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta, 15 Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
SekretarisMerangkap Anggota,
Drs. Study Rizal LK, M.A
NIP. 19640428 199303 1 002
Umi Musyarrofah, M.A
NIP. 19710816 199703 2 002
Anggota,
Penguji I,
Penguji II,
Drs. Azwar Chatib, M.Si
NIP. 19550501 198503 1 006
Dr. Armawati Arbi, M.Si
NIP. 19650207 199103 2 002
Pembimbing,
Nunung Khairiyah, MA
NIP. 19730725 300701 2 018
ABSTRAK
Rifanur Musthofa
Analisis Produksi Iklan di Radio Alaikassalam Jakarta
Dalam perkembangan zaman media massa merupakan wadah bagi setiap
orang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam jumlah banyak (massa).
Walaupun dibandingkan media cetak dan televisi, radio dianggap sebagai “anak
kecil”, namun menjelang dan sesudah reformasi, radio menjadi bagian yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.
Radio, selain memiliki fungsi sebagai media hiburan, radio juga
merupakan alat penyebar informasi dan bersifat persuasif yaitu iklan. Sebagai alat
kontrol, radio memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi yang bisa menggugat
kesewenang-wenangan bahkan malah sebaliknya,sebagai media hiburan radio
juga bisa menjadi media yang efektif bagi rakyat.
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk
memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu
produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan
publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.
Di radio, iklan merupakan hal yang sangat penting. Dari hasil pemasukan
yang di hasilkan dari iklan inilah, radio tersebut bisa dilihat perkembangannya.
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan
mempromosikan produk dan jasa kepada khalayak.
Dalam konstruksi sosial media massa, iklan radio dikemas melalui
beberapa tahap penting yang harus di lalui. Yaitu tahap penerapan unsur-unsur
komunikasi
dakwah,
tahap
pembingkaian
prolog/script
kasus,
tahap
pengungkapan diri/data, tahap pembentukan realitas subjektif, tahap pengemasan
simbolik dan tahap penetapan realitas objektif. Bentuknya bisa berupa tulisan,
musik ataupun gabungan dari seluruhnya.
i
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin, segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa
yang telah memberi kemudahan dalam segala urusan hingga terselesainya skripsi
ini.
Sholawat serta salam senantiasa penulis persembahkan kepada baginda
Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya
yang tetap beristiqomah mengikuti sunnah-Nya hingga akhir zaman.
Sekali lagi penulis ucapkan syukur Alhamdulillah, pada akhirnya usai
sudah perjalanan hidup penulis sebagai mahasiswa dengan berakhirnya tugas
akhir ini. Dengan empat tahun silam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah penulis telah banyak pengalaman serta ilmu dari para dosen untuk
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun dalam merintis sebagai
mahasiswa selama ini, cukup banyak rintangan yang menghadang seperti sifat
malas, sombong, tidak di disiplin waktu, tidak tekun dalam belajar, tetapi
semangat juang dari penulis sendiri yang ingin mengubah sifat buruk menjadi
baik serta dukungan dari teman-teman yang telah memberikan kontribusi yang
positif untuk kehidupan yang lebih maju demi masa depan gemilang.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerja keras dan bantuan dari semua
pihak. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Seluruh Dosen dan staf akademik fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta yang telah
memberikan Ilmu yang bermanfaat.
ii
4. Kepada dosen pembimbingku yang tercinta Nunung Khoiriyah M.A yang
tidak pernah bosan-bosan membimbing peneliti selama proses skripsi ini
berjalan dengan penuh sabar, cinta dan kasihnya.
5. Keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasi sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini: papa Zainal Musthofa dan mama Widya
Ningrum yang selalu mendoakan penulis.
6. Kakak dan adik ku yang selalu memberikan semangat bagi penulis, ka
iyos, ka imam, wahyu dan rofi.
7. Para Tim Kreatif Radio Alaikasalaam Jakarta, yang telah membantu
penulis untuk mengadakan penelitian dan memperoleh informasi yang
terkait dengan judul skripsi penulis.
8. Seluruh teman-temanku di KPI B angkatan 2007, terutama Aam, Mia,
Chuche, Maspupah, Iqbal, Bahri, Edy dan yang khususnya untuk Fuad
Faizin yang telah memberi semangat, support, saran, nasehat kepada
penulis.
9. Teman-teman KKN Remigio 2010.
10. Buat ka Roni dan Irvan yang membantu peneliti dalam kesulitan penulisan
skripsi.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
kesempurnaan adalah milik Allah semata. Maka dari itu, penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan di skripsi ini dan membuka harapan
masukan berupa saran, kritik terhadap skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga dengan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi diri sendiri, civitas akademika, dan para pembaca untuk menambah wawasan
cakrawala pemikiran yang lebih terdepan.
Wassaalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 29 Mei 2011,
Rifanur Musthofa
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 5
D. Tinjauan pustaka .......................................................................... 7
E. Kerangka Konsep ........................................................................ 8
F. Metodelogi penelitian .................................................................. 11
G. Sistematika penulisan .................................................................. 15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konstruksi Sosial Media Massa .................................................. 17
B. Realitas Media ............................................................................. 33
C. Dakwah Melalui Radio ................................................................ 37
BAB III PROFIL RADIO ALAIKASALAM JAKARTA
A. Profil RAS FM Jakarta ................................................................ 41
B. Sejarah Singkat RAS FM Jakarta ................................................ 43
C. Visi dan Misi RAS FM Jakarta ................................................... 45
D. Struktur Organisasi RAS FM Jakarta .......................................... 46
E. Bagian-Bagian di RAS FM Jakarta ............................................. 48
BAB IV ANALISIS KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA
PADA IKLAN PEGADAIAN SYARIAH
DI RADIO ALAIKASSALAM JAKARTA
A. Tahapan Produksi Iklan ............................................................... 53
1. Tahapan Penerapan Unsur-unsur Komunikasi Dakwah ......... 53
iv
2. Tahapan Pembingkaian Prolog/Skrip Kasus ........................... 58
3. Tahapan Pengungkapan Diri (Fakta) ...................................... 61
4. Tahapan Pembentukan Realitas Subjektif ............................... 62
5. Tahapan Pengemasan Realitas Simbolik ................................ 62
6. Tahapan Penetapan Realitas Objektif ..................................... 69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 72
B. Saran-saran .................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76
LAMPIRAN ...................................................................................................... 79
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman media massa merupakan wadah bagi setiap
orang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam jumlah banyak (massa).
Walaupun dibandingkan media cetak dan televisi, radio dianggap sebagai “anak
kecil”, namun menjelang dan sesudah reformasi, radio menjadi bagian yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.1
Di Indonesia, radio pertama kali diperkenalkan oleh perintah Belanda pada
tahun 1920. Ketika pecah revolusi radio memegang peranan penting dalam
mengorbarkan semangat perjuangan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Tak ada tanda-tanda bahwa radio kurang digemari oleh rakyat di
Indonesia, sebab radio memiliki audio yang khas dengan mengandalkan
perpaduan antara suara dan bunyi, misalnya dalam siaran olahraga yang
dipancarkan langsung dari arena pertandingan suara penyiar yang bisa meliuk-liuk
dan pendengar larut dalam keasyikan.
Sampai tahun 1994, diperkirakan sudah ada 34 juta pesawat radio di
Indonesia yang dilayani oleh 49 stasiun radio pemerintah (RRI), 670 stasiun radio
swasta niaga dan 133 stasiun radio pemerintah daerah, atau secara total 852 buah.
Padahal pada tahun 1975 baru terdapat 512 buah stasiun radio. Ini pertanda bahwa
radio siaran tetap mempunyai tempat di hati masyarakat Indonesia.2
1
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar (Yogyakarta:
LKis, 2004), h. 27.
2
A.Ius Yudo Triantanto, Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktik (Jakarta:
Pustaka Book Publisher, 2010), h. 27-29.
1
2
Dunia radio mungkin sudah menjadi hal biasa bagi yang menggeluti, akan
tetapi menjadi sesuatu yang luar biasa bagi banyak orang yang tidak tahu, bahkan
ingin sekali bergabung dengan salah satu radio favorit. Meski harus diakui, dari
ratusan radio yang ada ditanah air, sebagian besar para penyiarnya hanya
menjadikan radio sebagai salah satu tempat untuk menyalurkan hobby-nya yang
suka cuap-cuap, bergaul, cari pengalaman dan sebagainya.
Radio, selain memiliki fungsi sebagai media hiburan, radio juga
merupakan alat penyebar informasi dan bersifat persuasif yaitu iklan. Sebagai alat
kontrol, radio memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi yang bisa menggugat
kesewenang-wenangan bahkan malah sebaliknya,sebagai media hiburan radio
juga bisa menjadi media yang efektif bagi rakyat.
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk
memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu
produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan
publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pelanggan iklan.
Sedangkan menurut Paul Copley:
“advertising is by and large seen as an art – the art of persuasion –
and can be defined as any paid for communication designed to inform and/
or persuade”, dimana iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat
didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk
menginformasikan atau membujuk.3
Dari beberapa pengertian diatas, pada dasarnya iklan merupakan sarana
komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen
untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik,
khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain itu, semua iklan
3
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 379.
3
dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan membujuk
para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut,
dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.
Peranan iklan yaiatu, advertising can be used to build up a long-term
image for a product or trigger quick sales, artinya, iklan dapat digunakan untuk
membangun citra jangka panjang untuk suatu produk atau sebagai pemicu
penjualan-penjualan cepat. Disadari atau tidak, iklan dapat berpengaruh tetapi
juga dapat berlalu begitu cepat. Iklan sangat unik karena iklan dapat mencapai
tujuan
meskipun
disampaikan
dengan
panjang
lebar
dan
terkadang
membingungkan. Karena kita membayar iklan maka kita dapat memilih media
yang sesuai untuk pemasangan atau penayangan iklan, sehingga pesan di
dalamnya dapat sampai pada kelompok sasaran yang dituju.
Daya tarik iklan mempunyai karakteristik sebagai berikut: bermakna,
menunjukkan manfaat yang membuat produk itu lebih diinginkan atau lebih
menarik konsumen.Dapat dipercaya, konsumen harus percaya bahwa produk atau
jasa akan memberikan manfaat yang dijanjikan. Khas, harus menjelaskan
mengapa produk itu lebih baik ketimbang merek pesaing.
Iklan bisa dibilang adalah sesuatu hal yang menarik, karena hampir semua
orang senang diberi kata-kata indah meski memang yang di tampilkan belum
tentu sesuai dan menarik.
Membuat iklan juga memerlukan kreativitas dan
kemauan yang tinggi, karena dua hal tersebut dapat menentukan bagaimana
khalayak bisa di pengaruhi atau tidak atas tulisan dan bacaan yang di sajikan oleh
si penulis iklan, karena kemampuan membaca atau daya tangkap setiap orang itu
berbeda-beda.
4
Di radio, iklan merupakan hal yang sangat penting. Dari hasil pemasukan
yang di hasilkan dari iklan inilah, radio tersebut bisa dilihat perkembangannya.
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan
mempromosikan produk dan jasa kepada khalayak.
Iklan radio dikemas melalui beberapa tahap penting yang harus di lalui.
Yaitu dari tahap pra produksi, tahap produksi, sampai tahap pasca produksi. Iklan
bisa disebut juga sebuah tanggung jawab dalam proses penjualan dan pemasaran,
bentuknya bisa berupa tulisan gambar, film ataupun gabungan dari seluruhnya.
Karena sejatinya, iklan tidak bisa dipisahkan dari pemasaran, karena
bagaimanapun
juga
konsumen
sebagai
khalayak
tidak
mungkin
dapat
menggunakan suatu produk atau jasa tanpa adanya pemasaran atau promosi.
Seperti yang di ulas diatas, bahwa perlu kreativitas dan kemampuan yang besar
untuk menciptakan sebuah kata-kata atau bacaan sebuah iklan dan mengapa
peneliti mengambil Radio Alaikassalam Jakarta karena radio tersebut merupakan
satu-satunya radio di Jakarta yang mengemas secara khusus keselarasan antara
program dakwah dan informasi serta hiburan yang disajikan dengan kesejukan
dalam tutur kata sesuai dengan mottonya “Suara Penyejuk Nurani”.
Berdasarkan latar belakang inilah yang menarik peneliti untuk mengangkat
penelitian ini dengan judul, “ANALISIS PRODUKSI IKLAN DI RADIO
ALAIKASALAM JAKARTA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sebenarnya banyak hal yang dapat dibahas tentang “Radio Alaikassalam “,
meliputi program acara dan strategi dakwah, namun untuk terarahnya pembahasan
5
dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan masalah yang
akan dibahas yakni pada iklan Pegadaian Syariah yang di produksi oleh Radio
Alaikassalam Jakarta.
Adapun batasan dan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses komunikasi sosial media radio dalam produksi iklan
Pegadaian Syariah di program Bincang Pagi dan Salam Sore di RAS FM
Jakarta?
a. Bagaimana penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah pada program
Bincang Pagi dan Salam Sore?
b. Bagaimana pembingkaian prolog/skrip kasus pada iklan Pegadaian
Syariah?
c. Bagaimana pengungkapan diri dalam iklan Pegadaian Syariah?
d. Bagaimana pembentukan realitas subjektif dalam iklan Pegadaian
Syariah?
e. Bagaimana pengemasan realitas simbolik dalam iklan Pegadaian
Syariah?
f. Bagaimana penetapan realitas objektif dalam iklan Pegadaian Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses komunikasi sosial media radio dalam produksi
iklan Pegadaian Syariah di program Bincang Pagi dan Salam Sore di RAS
FM Jakarta.
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan unsur-unsur komunikasi
6
dakwah pada program acara Bincang Pagi dan Salam Sore.
b. Untuk mengetahui pembingkaian prolog/skrip kasus dalam iklan
Pegadaian Syariah.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengungkapan diri dalam iklan
Pegadaian Syariah.
d. Untuk mengetahui pembentukan realitas subjektif dalam iklan
Pegadaian Syariah.
e. Untuk mengetahui bagaimana pengemasan realitas simbolik dalam
iklan Pegadaian Syariah.
f. Untuk mengetahui bagaimana penetapan realitas objektif dalam iklan
Pegadaian Syariah.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat akademis
Hasil penelitian ini memperkaya proses konstruksi social media massa
radio sebagai perbedaan proses produksi iklan dengan Burhan Bungin dan
bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang proses tahapan- tahapan iklan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru bagi tim
produksi radio, khususnya bagi peneliti, praktisi periklanan dan umumnya
untuk mahasiswa dan masyarakat, selain itu pula diharapkan penelitian ini
dapat memberikan sebuah kontribusi yang nyata berupa aspirasi dan
informasi kepada pihak-pihak terkait.
7
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan langsung peneliti di Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi ada beberapa skripsi yang telah meneliti di stasiun
radio,namun skripsi yang telah ada hanya meneliti tentang program atau isi
program acaranya,diantaranya:
1. Analisis Proses Produksi Berita Siang Program Televisi Republik
Indonesia (TVRI), mahasiswa USNI Jurusan Jurnalistik tahun 2008.4
Masalah yang dibahas yaitu tentang bagaimana proses produksi pada
program acara Berita Siang di TVRI. Persamaannya dengan penelitian ini
adalah
pada
analisis
produksi
dalam
media
massa,
sedangkan
perbedaannya adalah penelitian ini lebih kepada proses konstruksi sosial
iklan Pegadaian Syariah di Radio Alaikassalam Jakarta.
2. Analisis Produksi Siaran Spirit in the Morning di Radio 104.2 FM,
Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2010.5 Masalah yang dibahas yaitu
tentang bagaimana Produksi Siaran Spirit in the Morning di Radio 104,2
FM. Persamaannya dengan penelitian ini adalah pada analisis produksi di
radio, sedangkan perbedaannya pada batasan masalahnya.
3. Analisis Format acara Titian Iman di O Channel, mahasiswi Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam 2007.6
Masalah yang dibahas yaitu tentang format acara pada acara Titian iman O
4
Pessi Andayani, Analisis Proses Produksi Berita Siang Program Televisi Republik
Indonesia (TVRI) (Jakarta: Skripsi, 2009), h. 8.
5
Sri Dewi Rahmadianti, Analisis Produksi Siaran Spirit in the Morning diradio 104.2
FM (Jakarta: Skripsi, 2010), h. 56-57.
6
Ulfah Khoiriyah, Analisis Format acara Titian Iman di O Channel (Jakarta: Skripsi,
2007), h. 23.
8
channel. Persamaannya adalah pada format acara yang sama-sama
berkaitan dengan dakwah, sedangkan perbedaanya adalah pada perumusan
masalah dan objek penelitian.
E. Kerangka Konsep
Proses konstruksi atas realitas sosial, jika dilihat dari perspektif teori
Berger & Luckman berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga
bentuk realitas yang menjadi entry concept, yakni subjective reality, symbolic
reality dan objective reality. Selain itu juga berlangsung dalam suatu proses
dengan tiga momen simultan, eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi.7
Kemudian, Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L
Berger dan Luckmann telah direvisi oleh Burhan Bungin yang mengkritik
bahwasanya pada kenyataannya konstruksi sosila atas realitas berlangsung
lamban, membutuhkan waktu lama, bersifat spasial, dan berlangsung secara
hierarkis-vertikal, dimana konstruki sosial berlangsung dari pimpinan kepada
bawahannya, pimpinan kepada massanya, kiai kepada santrinya, guru kepada
muridnya, orang tua kepada anaknya, anak remaja kepada anak yang lebih muda,
dan sebagainya dengan melihat fenomena media massa sangat substantif dalam
proses eksternalisasi, subyektivasi dan internalisasi inilah yang kemudian dikenal
sebagai “konstruksi sosial media massa” yang menurut Burhan Bungin adalah
pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat dan luas sehingga kontstruksi sosial berlangsung
dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Menurut perspektif ini tahapan7
Dedy N Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran: Kerangka Teori Mengamati
Pertarungan di Sektor Penyiaran, Makalah dalam diskusi “UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan
Pers, di Salemba 8 Maret 2003.
9
tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa itu terjadi melalui: tahap
menyiapkan materi konstruksi; tahap sebaran kostruksi; tahap pembentukan
kosntruksi; tahap konfirmasi. 8
Kemudian Armawati arbi mengkritik Teori Burhan Bungin dalam hal
proses produksi, siaran langsung, lebih cepat dan programnya yang berbeda.
Perbedaannya adalah Armawati Arbi lebih membahas tentang kontruksi sosial
media massa pada program dakwah dan program konsultasi keluarga melalui
radio secara siaran langsung yang prosesnya lebih cepat, sedangkan Burhan
bungin lebih membahas kepada kontruksi sosial media massa pada produksi iklan
secara tapping. Produksi iklan tapping adalah bagian dari roda jam siar terdiri dari
beberapa log yaitu pembukaan dari penyiar, isi siaran, iklan, musik, jingle dan
penutup.
Model realitas sosial dibagi menjadi dua yaitu model peta analog dan
model refleksi realitas dan iklan pegadaian syariah ini termasuk kedalam model
peta analog, yang merupakan hasil karangan ide scriptwritter.
8
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h. 194.
10
Proses media massa atas realitas realitas sosial9
Produksi program menurut
Armawati Arbi :
Produksi iklan menurut Burhan
Bungin:
1. tahap menyiapkan materi
konstruksi iklan
1. tahap penerapan unsur-unsur
komunikasi dakwah
2. tahap pembingkaian prolog/skrip
kasus
2. tahap sebaran konstruksi
3. tahap pengungkapan diri
3. tahap pembentukan konstruksi
4. tahap pembentukan realitas
4. tahap konfirmasi
5. tahap prilaku keputusan
konsumen
subjektif
5. tahap pengemasan realitas
simbolik
6. tahap penetapan realitas objektif.
7. tahap penetapan realitas objektif
Produksi pogram dakwah menurut Armawati Arbi adalah:
1. Tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah yaitu: dimulai dari
persiapan semua komponen dakwah yang dilakukan oleh bagian
skripwritter, music director dan program director.
2. Tahap pembingkaian prolog/skrip kasus yaitu: menyiapkan naskah iklan
yang dibuat oleh scriptwriter dan memilih narrator yang tepat agar naskah
iklan menjadi lebih menarik ketika dibaca dan direkam.
3. Tahap pengungkapan diri/fakta yaitu: apakah naskah yang dibuat dari hasil
kisah nyata yang dikontruksi agar menjadi seolah-olah nyata dengan
menggunakan model refleksi realitas atau dibuat dengan hasil karangan
ide scriptwriter semata dengan menggunakan model peta analog.
9
Armawati Arbi, Dakwah Melalui Radio Konstruksi Radio Dangdut Jakarta atas
Realitas Program Keluarga (Surabaya: Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, 2010), dan
Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 135.
11
4. Tahap pembentukan realitas subjektif yaitu: penyeleksian terhadap naskah
yang akan direkam dan apa saja yang ingin ditonjolkan dari naskah itu
yang dilakukan oleh scripwritter dan narrator yang membacakan naskah
tersebut.
5. Tahap pengemasan realitas simbolik yaitu: berkaitan dengan roda jam siar
yaitu kapan iklan itu ditayangkan, diprogram, disegmen dan dimenit
keberapa. Tugas ini dilakukan oleh bagian traffic.
6. Tahap penetapan realitas objektif yaitu: berkaitan dengan strategi
penyampaian iklan itu, kemudian pencitraan yang ingin ditonjolkan dan
evaluasi terhadap iklan yang sudah dibuat yang dilakukan oleh program
director, scriptwriter dan music director.
F. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif berasal dari
pendekatan interpretatif atau subjektif. Pendekatan interpretatif ini mempunyai
dua varian, yakni kritis dan konstruktivis.10 Adapun penelitian ini berangkat
dari pendekatan kritis sebagaimana analisis framing pada umumnya. Dengan
metodologi kualitatif yang lebih menekankan pada persoalan kedalaman
(kualitas) data bukan pada banyaknya (kuantitas) data.
Sedangkan desain penelitiannya menggunakan deskriptif kualitatif,
bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat, yang
10
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 51.
12
menjadi objek penelitian. Dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran fenomena
tertentu. Sehingga penelitian ini bersifat mendalam karena kedalaman data
yang menjadi pertimbangannya sesrta menusuk sasaran penelitian.11
2. Subjek dan Objek
Subjek penelitian adalah Radio Alaikassalam Jakarta dan objek
penelitiannya adalah Proses Produksi Iklan dalam Radio tersebut.
3. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian akan dilaksanakan di radio Alaikassalam Jl. KH.
Abdullah Syafi'ie No. 21A, Tebet, Jakarta Selatan. Waktu rencana penelitian
sekitar dua bulan dari awal bulan Maret sampai dengan Akhir bulan April
2011.
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih baik hasilnya
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga mudah untuk
diolah. Adapun yang menjadi instrumen penelitian adalah:
1) Pedoman wawancara adalah suatu kegiatan dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini peneliti mewawancarai
pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan produksi iklan di Radio
11
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif;Komunikasi, Ekonomi, Kebijakanan Publik, dan
Ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 68.
13
Alaikasalam Jakarta.
2) Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah
dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencari data yang
sifatnya paten.
b. Teknik Pengumpulan Data
Untuk
menyelesaikan
penelitian
ini,
peneliti
melakukan
pengumpulan data agar lebih lengkap dengan melakukan beberapa
tekhnik, antara lain:
1) Data Primer
a) Wawancara (interview), yaitu metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara
langsung.12 Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung
berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga tidak
secara langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk
dijawab pada kesempatan lain.13 Wawancara akan membantu
mengungkapkan apa yang berkaitan dengan penelitian14 yaitu
dengan mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan
penelitian ini, yaitu pihak RAS FM Jakarta yang terlibat dalam
proses pembuatan iklan.
b) Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung dan
12
Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Research (Jakarta: Adi Offset, 1990), cet. ke-2, h.
193.
13
Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik, h. 51.
14
Jane Stokes, How To Do Media and Cultural Studies: Panduan Untuk Melaksanakan
Penelitian Dalam Kajian Media dan Budaya (Bandung: PT. Bentang Pustaka, 2006), cet. ke-1, h.
135.
14
sistematis terhadap gejala-gejala yang dihadapi.15 Teknik yang
peneliti gunakan dalam observasi ini adalah bersifat langsung.
Langsung yaitu dengan mengikuti pembuatan iklan langsung
yang sifatnya pengamatan.
2) Data Sekunder
Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.
Pengumpulan
data
ini
diperoleh
dari
dokumen-dokumen yang berupa catatatan formal dan dengan
mengumpulkan serta menela’ah beberapa literatur baik berupa
buku-buku,catatan-catatan dan dokumen atau diktat yang ada pada
redaksi.16 yaitu buku-buku,catatan-catatan dan dokumen yang
berhubungan dengan radio dan iklan radio.
5. Teknik Pengolahan Data
Selain penulis meneliti bagaimana suatu peristiwa dibingkai dalam
iklan penggadaian syariah, langkah selanjutnya penulis akan mengolah data
yang diperoleh dengan cara menafsirkan makna yang tersembunyi dalam iklan
tersebut. Tafsiran makna dari data yang diperoleh akan disesuaikan dengan
acuan analisis Framing model Robert N. Entman.
Adapun teknik penulisan yang digunakan yaitu berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Dan Disertasi) Yang
Disusun Oleh Tim UIN Syahid, UIN Press, 2007, Cetakan Ke-1.
15
Sutrisno Hadi, Metode Research (UGM,Yogyakarta), h.136.
Husni Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998), h 32.
16
15
6. Teknik Analisis Data
Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan
analisis framing model Robert N. Entman yang terdiri atas empat konsep:
Define problems (pendifinisian masalah), Diagnose Causes (memperkirakan
penyebab masalah), Make Moral Judgment (membuat pilihan moral), dan
Treatment
Recommendation
(menekankan
penyelesaiaany).17
Framing
memberi tekanan lebih pada bagaimana pesan dikemas dan bagian mana yang
lebih ditonjolkan oleh pembuat pesan.
Keabsahan data yaitu usaha peneliti untuk meningkatkan derajat
kepercayaan data dalam penelitian kualitatif. Dalam keabsahan data ada tujuh
teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu : perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan
pengamatan,
triangulasi,
pengecekan
sejawat,
kecukupan
referensial, kajian kasus negative, pengecekan anggota. Tapi dalam penelitian
ini peneliti menggunakan tringulasi dalam keabsahan data yang diteliti.
Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.18
G. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian,
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 172.
18
Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), h. 178.
16
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Membahas tentang konstruksi sosial media massa, realitas media
dan dakwah melalui radio.
BAB III
GAMBARAN UMUM
RAS FM, Profil RAS FM, sejarah dan perkembangan RAS FM,
visi misi RAS FM, struktur organisasi penyiaran publik RAS FM.
BAB IV
ANALISIS KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA
Membahas tentang tahapan produksi yang meliputi: penerapan
unsur-unsur komunikasi dakwah, pembingkaian prolog/skrip
kasus, pengungkapan diri, pembentukan realitas subjektif,
pengemasan realitas simbolik dan penetapan realitas objektif.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Konstruksi Sosial Media Massa
Burhan Bungin Meneliti Proses Produksi Iklan di TV
Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)
didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana
individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subyektif.
Asal usul kontruksi sosial dari filsafat Kontruktivisme yang dimulai
dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glasersfeld,
pengertian konstruktif kognitif muncul dalam tulisan Mark Baldwin yang
secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun apabila
ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagsan pokok Konstruktivisme sebenarnya
telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemologi dari Italia, ia
adalah cikal bakal Konstruktivisme.19
Dalam aliran filsasat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak
Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal
budi dan ide.20 Gagasan tersebut semakin lebih konkret lagi setelah Aristoteles
mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, subtansi, materi, esensi, dan
sebagainya. Ia mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk sosial, setiap
pernyataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah
19
Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1997), h.
20
Bertens K, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius. 1999), h. 89-106.
24.
17
18
fakta.21 Aristoteles pulalah yang telah memperkenalkan ucapannya „Cogito
ergo sum‟ yang berarti “saya berfikir karena itu saya ada”. Kata-kata
Aristoteles yang terkenal itu menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan
gagasan-gagasan konstruktivisme sampai saat ini. Pada tahun 1710, Vico
dalam „De Antiquissima Italorum Sapientia‟, mengungkapkan filsafatnya
dengan berkata „Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan
dari ciptaan‟. Dia menjelaskan bahwa „mengetahui‟ berarti „mengetahui
bagaimana membuat sesuatu ‟ini berarti seseorang itu baru mengetahui
sesuatu jika ia menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu.
Menurut Vico bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat mengerti alam raya ini
karena hanya dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari apa ia
membuatnya, sementara itu orang hanya dapat mengetahui sesuatu yang telah
dikontruksikannya.22
Sejauh ini ada tiga macam Konstruktivisme yakni konstruktivisme
radikal, realisme hipotesis, dan konstruktivisme biasa.23
1. Konstruktivisme radikal hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh
pikiran kita. Bentuk itu tidak selalu representasi dunia nyata. Kaum
konstruktivisme
radikal
mengesampingkan
hubungan
antara
pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.
Pengetahuan bagi mereka tidak merefleksi suatu realitas ontologisme
obyektif, namun sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman
seseorang. Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari individdu
yang mengetahui dan tdak dapat ditransfer kepada individu lain yang
21
Ibid., h. 137-39.
Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, h. 24.
23
Ibid., h. 25.
22
19
pasif karena itu konstruksi harus dilakukan sendiri olehnya terhadap
pengetahuan itu, sedangkan lingkungan adalah saran terjadinya
konstruksi itu.
2. Realisme hipotesis, pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur
realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang
hakiki.
3. Konstruktivisme biasa mengambil semua konsekuensi konstruktivisme
dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu.
Kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran yang
dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri.
Dari ketiga macam konstruktivisme, terdapat kesamaan dimana
konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk
menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara
individu dengan lingkungan atau orang di dekitarnya. Individu kemudian
membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat itu berdasarkan
pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya, inilah yang oleh Berger
dan Luckmann disebut dengan konstruksi sosial.
Jika ditelaah terdapat beberapa asumsi dasar dari Teori Konstruksi
Sosial Berger dan Luckmann. Adapun asumsi-asumsinya tersebut adalah:
1. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuataan
konstruksi sosial terhadap dunai sosial di sekelilingnya
2. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat
pemikiran itu timbul, bersifat berkembang dan dilembagakan
3. Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus
20
4. Membedakan antara realitas dengan pengetahuan. Realitas diartikan
sebagai kualitas yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui sebagai
memiliki keberadaan (being) yang tidak bergantung kepada kehendak
kita sendiri. Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian
bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang
spesifik.
Berger dan Luckman mengatakan institusi masyarakat tercipta dan
dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun
masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, namun pada
kenyataan semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses
interaksi. Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang
yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subyektif yang sama.
Pada tingkat generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam
makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh,
yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi
makna pada berbagai bidang kehidupannya.
Proses konstruksinya, jika dilihat dari perspektif teori Berger &
Luckman berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk
realitas yang menjadi entry concept, yakni subjective reality, symbolic reality
dan objective reality. Selain itu juga berlangsung dalam suatu proses dengan
tiga momen simultan, eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi.
1. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas
(termasuk ideologi dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan tingkah
21
laku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh
individu secara umum sebagai fakta.
2. Symblolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang
dihayati sebagai “objective reality” misalnya teks produk industri
media, seperti berita di media cetak atau elektronika, begitu pun yang
ada di film-film.
3. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki
individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas
subjektif yang dimiliki masing-masing individu merupakan basis untuk
melibatkan diri dalam proses eksternalisasi, atau proses interaksi sosial
dengan individu lain dalam sebuah struktur sosial. Melalui proses
eksternalisasi itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan
objectivikasi, memunculkan sebuah konstruksi objektive reality yang
baru.24
Melalui
sentuhan
Hegel
yakni
tesis-antitesis-sintesis,
Berger
menemukan konsep untuk menghubungkan antara yang subjektif dan objektif
melalui konsep dialektika, yang dikenal dengan eksternalisasi-objektivasiinternalisasi.
1. Eksternalisasi ialah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural
sebagai produk manusia. “Society is a human product”.
24
Dedy N Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran : Kerangka Teori Mengamati
Pertarungan di Sektor Penyiaran, Makalah dalam diskusi “UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan
Pers, di Salemba 8 Maret 2003.
22
2. Objektivasi ialah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang
dilembagakan atau mengalami institusionalisasi. “Society is an
objective reality”.
3. Internalisasi ialah individu mengidentifikasi diri di tengah lembagalembaga sosial atau organisasi sosial di mana individu tersebut
menjadi anggotanya. “Man is a social product”.25
Jika teori-teori sosial tidak menganggap penting atau tidak
memperhatikan hubungan timbal balik (interplay) atau dialektika antara ketiga
momen ini menyebabkan adanya kemandegan teoritis. Dialektika berjalan
simultan, artinya ada proses menarik keluar (eksternalisasi) sehingga seakanakan hal itu berada di luar (objektif) dan kemudian ada proses penarikan
kembali ke dalam (internalisasi) sehingga sesuatu yang berada di luar tersebut
seakan-akan berada dalam diri atau kenyataan subyektif.
Konstrusi sosialnya mengandung dimensi objektif dan subyektif. Ada
dua hal yang menonjol melihat realitas peran media dalam dimensi objektif
yakni pelembagaan dan legitimasi.
a. Pelembagaan dalam perspektif Berger terjadi mulanya ketika semua
kegiatan manusia mengalami proses pembiasaan (habitualisasi).
Artinya tiap tindakan yang sering diulangi pada akhirnya akan menjadi
suatu pola yang kemudian bisa direproduksi, dan dipahami oleh
pelakunya sebagai pola yang dimaksudkan itu. Pelembagaan terjadi
apabila suatu tipikasi yang timbal-balik dari tindakan-tindakan yang
25
Sukidin Basrowi, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro (Surabaya: Insan
Cendekian, 2002), h. 206.
23
sudah terbiasa bagi berbagai tipe pelaku. Dengan kata lain, tiap tipikasi
seperti itu merupakan suatu lembaga.26
b. Sementara legitimasi menghasilkan makna-makna baru yang berfungsi
untuk mengintegrasikan makna-makna yang sudah diberikan kepada
proses-proses kelembagaan yang berlainan. Fungsi legitimasi adalah
untuk membuat obyektivasi
yang sudah dilembagakan menjadi
tersedia secara obyektif dan masuk akal secara subyektif. Hal ini
mengacu
kepada
dua
tingkat,
pertama
keseluruhan
tatanan
kelembagaan harus bisa dimengerti secara bersamaan oleh para
pesertanya dalam proses-proses kelembagaan yang berbeda. Kedua
keseluruhan individu (termasuk di dalam media), yang secara berturutturut melalui berbagai tatanan dalam tatanan kelembagaan harus diberi
makna subyektif. Masalah legitimasi tidak perlu dalam tahap
pelembagaan yang pertama, dimana lembaga itu sekedar fakta yang
tidak memerlukan dukungan lebih lanjut . Tapi menjadi tak terelakan
apabila berbagai obyektivasi tatanan kelembagaan akan dialihkan
kepada generasi baru. Di sini legitimasi tidak hanya sekedar soal
“nilai-nilai” ia juga selalu mengimplikasikan “pengetahuan”.27
Kalau pelembagaan dan legitimasi merupakan dimensi obyektif dari
realitas, maka internalisasi merupakan dimensi subyektinya. Analisis Berger
menyatakan, bahwa individu dilahirkan dengan suatu pradisposisi ke arah
sosialitas dan ia menjadi anggota masyarakat. Titik awal dari proses ini adalah
internalisasi, yaitu suatu pemahaman atau penafsiran yang langsung dari
26
27
Ibid., h. 75-76.
Ibid., h. 132-134.
24
peristiwa objektif
sebagai suatu pengungkapan
makna. Kesadaran diri
individu selama internalisasi menandai berlangsungnya proses sosialisasi.
Gagasan konstuksi sosial telah dikoreksi oleh gagasan dekonstruksi
yang melakukan interpretasi terhadap teks, wacana, (1978) yang terkenal
dengan gagasan-gagasan deconstruction. Gagasan ini kemudian melahirkan
tesis-tesis keterkaitan antara kepentingan (interest) dan metode penafsiran
(interpretation) atas realitas sosial.28 Dalam dekonstruksi, kepentingan
tertentu selalu mengarahkan kepada pemilihan metode penafsiran.Derrida
(1978) kemudian menjelaskan,bahwa interpretasi yang digunakan individu
terhadap analisis sosial yang bersifat sewenang-wenang.
Gagasan-gagasan Derrida
itu sejalan dengan gagasan Habermas
(1972) bahwa terdapat hubungan strategis antara pengetahuan manusia (baik
empirik-analiti, historis hermeneutik, maupun kritis) dengan kepentingan
(tekhnis,praktis, atau yang bersifat emansifatoris) walau tidak dapat disangkal
bahwa yang terjadi juga bisa sebaliknya bahwa pengetahuan adalah produk
kepentingan.29
Menurut Berger dan Luckmann pengetahuan yang dimaksud adalah
realitas sosial masyarakat,seperti konsep,kesadaran umum, wacana publik,
sebagai hasil dari konstruksi sosial, realitas sosial dikonstruksi melalui proses
eksternalisasi, objectivasi, dan internalisasi. Menurut Berger dan Luckmann,
konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan
kepentingan-kepentingan.
28
Heru Nugroho, Konstruksi Sara, Kemajemukan dan Demokrasi, UNISIA,
No.40/XXII/1999., h. 123.
29
Ibid.
25
Jika konstruksi sosial adalah konsep, kesadaran umum dan wacana
publik, maka menurut Gramsci, negara melalui alat pemaksa, seperti birokrasi,
administrasi, maupun militer ataupun melalui supremasi terhadap masyarakat
dengan mendominasi kepemimpinan moral dan intelektual secara kontektual.
Kondisi dominasi ini kemudian berkembang menjadi hegemoni kesadaran
individu pada setiap warga masyarakat sehingga wacana yang diciptakan oleh
negara dapat diterima oleh masyarakat sebagai akibat dari hegemoni itu.
Sebagaimana dijelaskan oleh Nugroho bahwa menurut Marcuse
(1964), realitas penerimaaan wacana yang diciptakan oleh negara itu disebut
”Desublimasi represif”. Orang merasa puas dengan wacana yang diciptakan
oleh negara walaupun implikasinya dari wacana itu menindas intelektual dan
kultural masyarakat.30
Gejala seperti di atas tidak lain sebagai produk dari keberadaan rezim
pemaknaan (regime of significance) yang cenderung melakukan dominasi dan
hegemoni makna atas berbagai peristiwa, pengetahuan, kesadaran, dan
wacana.rezim dimaksud adalah sekelompok orang yang memiliki kekuasaan
formal sebagai representasi dari penguasa negara. Gagasan-gagasan Berger
dan Luckman tentang konstruksi sosial, bersebrangan dengan gagasan Derrida
ataupun Habermas dan Gramsci. Dengan demikian, gagasan-gagasan
membentuk dua kutup dalam satu garis linier atau garis vertikal. Kajian-kajian
mengenai realitas sosial dapat dilihat dengan cara pandang Derrida dan
Habermas, yaitu dekonstruksi sosial atau Berger dan Luckmann, yaitu
menekankan pada konstruksi sosial. Kajian dekonstruksi menempatkan
30
Ibid., h. 124.
26
konstruksi sosial sebagai objek yang didekonstruksi, sedangkan kajian
konstruksi sosial menggunakan dekonstruksi sebagai bagian analisisnya
tentang bagaimana individu memaknakan konstruksi sosial tersebut. Dengan
demikian, maka dekonstruksi dan konstrukksi sosial merupakan dua konsep
gagasan yang senantiasa hadir dalam satu wacana perbincangan mengenai
realitas sosial.
Tahap objektivasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif
masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada
pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckman
mengatakan, memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia
yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain
sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai
melampaui batas tatap muka dimana merka dapat dipahami secara langsung.
Dengan demikian individu melakukan objektivitas terhadap produk
sosial, baik penciptanya maupun individu lain. Kondisi ini kondisi ini
berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya, objectivasi itu bisa
terjadi tanpa melalui penyebaran opini sebuah produk sosial yang bekembang
di masyarkat melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial, tanpa
harus terjadi tatap muka antara individ dan pencipta produk sosial itu.
Hal terpenting dalam objectivasi adalah pembuatan signifikansi, yakni
pembuatan tanda-tanda oleh manusia. Berger dan luckmann mengatakan
bahwa, sebuah tanda (sign) dapat dibedakan dari objektivasi-objektivasi
lainnya, karena tujuannnya yang ekplisit untuk digunakan sebagai isyarat atau
27
indek bagi pemaknaan subjectif,maka objectivasi juga dapat digunakan
sebagai tanda, meskipun semula tidak dibuat untuk maksud itu.31
Sebuah wilayah penandaan (signifikasi)
menjembatani wilayah-
wilayah kenyataan, dapat didefinisikan sebagai sebuah simbol dan modus
linguistik, dengan apa trensedensi seperti itu dicapai,dapat juga dinamakan
bahasa simbol. Kemudian pada tingkat simbolisme, signifikasi linguistik,
terlepas secara maksimal dari ”disini dan sekarang” dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu, bahasa memegang peranan penting dalam objectivasi
terhadap tanda-tanda,dan bahkan tidak saja dapat memasuki wilayah de facto,
melainkan juga a priory yang berdasarkan kenyataan lain,tidak dapat dimasuki
dalam pengalaman sehari-hari,bagaikan kehadiran kawanan raksasa dari dunia
lain. Agama, Filsafat, Kesenian, dan ilmu pengetahuan, secara historis
merupakan sistem-sistem simbol paling penting semacam ini.32
Bahasa merupakan alat simbolis untuk melakukan signifikasi, yang
mana logika ditambahkan secara mendasar kepada dunia sosial yang di
objectivasi. Bangunan legitimasi disusun diatas bahasa dan menggunakan
bahasa sebagai instrumen utama. ”Logika” yang dengan cara itu, diberikan
kepada tatanan kelembagaan, merupakan bagian dari cadangan pengetahuan
masyarakat (Social stock of knowledge) dan diterima sebagai sudah
sewajarnya.33
Bahasa oleh Berger dan Luckmann menjadi tempat penyimpanan
kumpulan besar endapan-endapan kolektif, yang bisa diperoleh secara
monotetik,
31
artinya,
sebagai
Berger dan Luckmann, h. 50.
Ibid., h. 57.
33
Ibid., h. 92.
32
keseluruhan
yang
kohesif
dan
tanpa
28
merekonstruksikan lagi proses pembentukannya semula. Bahasa digunakan
untuk memberi signifikasi pada makna-makna yang dipahami sebagai
pengetahuan yang relevan dengan masyarakatnya, pengetahuan itu dianggap
relevan bagi semua orang dan sebagian lagi hanya relevan bagi tipe-tipe orang
tertentu saja.
Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan seseorang menuntun
tindakan
yang
spesifik
menjadi
tipikasi
dari
beberapa
anggota
masyarakat.Tipikasi itu kemudian menjadi dasar membedakan orang di dalam
masyaraktnya. Agar bentuk-bentuk tindakan dapat ditipikasi, maka bentukbentuk tindakan itu harus memiliki arti yang objektif yang pada gilirannya
memerlukan suatu objectivasi linguistik. Objektivasi linguistik yang
dimaksud, harus ada kosakata yang mengacu kepada bentuk-bentuk tindakan
itu. Objektivasi linguistik terjadi dalam dua hal, yaitu dimulai dari pemberian
tanda verbal yang sederhana sampai pada pemasukannya ke dalam simbolsimbol yang kompleks. Dalam konteks ini selalu hadir dalam pengalaman dan
pada suatu saat akan sampai kepada sebuah representasi yang oleh Berger dan
Luckmann dikatakan sebagai par exellence.
Susbtansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas dari
berger dan Luckmann
adalah pada proses simultan yang terjadi secara
alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas
promer dan semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah
transisi-modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an, dimana media massa
belum menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan. Dengan
demikian Berger dan Luckmann tidak memasukan media massa sebagai
29
variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas
realitas.
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L Berger dan
Luckmann telah direvisi dengan melihat fenomena media massa sangat
substantif dalam proses eksternalisasi, subyektivasi dan internalisasi inilah
yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media massa”. Menurut
perspektif ini tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa itu
terjadi melalui: tahap menyiapkan materi konstruksi; tahap sebaran kostruksi;
tahap pembentukan kosntruksi;
tahap konfirmasi.34 Penjelasannya adalah
sebagai berikut:
1. Tahap menyiapkan materi konstruks. Ada tiga hal penting dalam
tahapan ini yakni: keberpihakan media massa kepada kapitalisme,
keberpihakan
semu
kepada
masyarakat,
keberpihakan
kepada
kepentingan umum.
2. Tahap sebaran konstruksi. Prinsip dasar dari sebaran konstruksi
sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada
khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang
penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.
Segmen memiliki subkultur tertentu yang dipandang penting untuk
diperhatikan dalam perencanaan priklanan, terutama kelas sosial
memiliki subkultur yang bervariasi. Karakteristik kelas sosial utama
yaitu:
34
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h. 188-189.
30
a. Kelas atas yaitu elite sosial yang hidupnya dalam kekeayaan yang
diwariskan dan mempunyai keluarga yang terkenal.
b. Kelas
atas
bawah
yaitu
merupakan
orang-orang
yang
berpenghasilan atau berkekayaan besar melalui kemampuan luar
biasa dalam profesinya atau dalam dunia usaha.
c. Kelas menengah atas yaitu mereka yang pada umumnya
memerhatikan “karier”. Mereka mempunyai posisi sebagai
profesional,
usahawan
independent
dan
manajer-manajer
perusahaan.
d. Kelas menengah adalah pekerja berkerah dan biru dengan
penghasilan sedang yang hidup disisi kota yang lebih baik dan
berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik.
e. Kelas pekerja yaitu mereka yang berpenghasilan sedang dan
pekerja lain yang mempunyai gaya hidup kelas pekerja.
f. Kelas bawah atas yaitu kelompok pekerja yang tidak menerima
bantuan kesejahteraan pemerintah, walaupun standar kehidupan
mereka sedikit diatas kemiskinan.
g. Kelas bawah yaitu mereka yang menerima bantuan kesejahteraan
dari pemerintah, miskin dan biasanya mengganggur atau memiliki
pekerjaan yang paling kotor.
Ada beberapa kategori pendekatan penulisan naskah iklan yang
umumnya dapat dilihat dalam tayangan iklan, yaitu:
1) Pendekatan emosional dimaksudkan untuk membangkitkan emosi
pemirsa terhadap kebutuhan trtentu yang sangat mendesak.
31
2) Pendekatan khas yaitu yang menggunakan kerangka berfikir
AIDCA. Pendekatan ini dimaksudkan secara detail membimbing
pemirsa untuk melakukan tindakan-tindakan yang progresif kearah
produk yang ditawarkan.
3) Pendekatan informatif ini menekankan pada kesan informasi,
sehingga iklan lebih banyak menonjolkan hal yang baru yang
mungkin belum diketahui pemirsanya.
4) Pendekatan narasi menggunakan narasi sebagai model menyajikan
informasi menyerupai suatu cerita pendek tentang sebuah produk
barang atau jasa.
5) Pendekatan fakta lebih mengutamakan fakta dan argumenrasi. Hal
yang mendukung fakta dan argumentasi adalah fakta dan
argumentasi
ilmiah,
karena
itu
umumnya
pendekatan
ini
menggunakan alat bukti ilmiah.
6) Pendekatan testimonial menggunakan otoritas seseorang yang
sangat terkenal di masyarakat atau menggunakan testimoni orangorang yang talah berhasil menggunakan produk tertentu.
7) Pendekatan dialogis, pendekatan ini menghadirkan beberapa
karakter untuk mendiskusikan sebuah produk. Produk ini lebih
banyak menonjolkan kelebihannya tanpa cacat sehingga pemirsa
terkonstruksi.
8) Pendekatan hiburan lebih banyak menampilkan sebuah pentas seni
daripada iklan itu sendiri, namun ujung-ujung acara, baik diawal
32
atauu nama acara, biasa jadi diakhir sela-sela acara selalu
diselipkan produk perusahaan.
9) Pendekatan kuis mereka menggunakan acara-acara kuis untuk
mempromosikan produknya.
Selain itu ada beberapa kategori model strategi iklan yaitu penggunaan
kata klise, kata aksi, kata dan gambar yang menggugah persaan
menyenangkan, alliteration, kata singkatan, penggunaan kata bahasa
bebas, repitition, direction, dan penggabungan beberapa kategori.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas. Pembentukan konstruksi
berlangsung melalui: (1) konstruksi realitas pembenaran; (2) kedua
kesediaan dikonstruksi oleh media massa; (3) sebagai pilihan
konsumtif.
4. Tahap Konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa
maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap
pilihannya untuk terlibat dalam pembetukan konstruksi.
5. Tahap Prilaku Keputusan Konsumen. Pada tahap ini, selain
individu konsumen dipengaruhi oleh lingkungannya yang lebih luas
dan abstrak, namun dipihak lain, tahap ini pun bersifat lebih temporer,
sesaat, akan tetapi memberikan andil yang besar terhadap pilihan
konsumen.35
Pada kenyataanya, realitas sosial itu berdiri sendiri tanpa kehadiran
individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial
memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknai secara
35
Ibid., h. 14.
33
subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara
obyektif. Individu mengkostruksi realitas sosial, dan merekonstruksinya dalam
dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan suyektivitas individu lain
dalam institusi sosialnya.36
Proses Konstruksi Sosial Media Massa37
Proses
Eksternalisas
i
M
E
D
I
A
Objektivasi
M
A
S
S
A
Internalisasi
Source
Effect
Sosial
Message
Simultan
- Objektif
- Subjetif
- Inter
Subjektif
Channel
Realitas Terkonstruksi:
- Lebih Cepat
- Lebih Luas
- Sebaran Merata
- Membentuk Opini Massa
- Massa Cenderung
Terkonstruksi
- Opini Massa Cenderung
Apriori
- Opini Massa Cenderung
Sinis
Receiver
B. Realitas Media
Framing itu pada akhimya menentukan bagaimana realitas itu hadir di
hadapan pembaca. Apa yang kita tahu tentang realitas sosial pada dasarnya
tergantung pada bagaimana kita melakukan frame atas peristiwa itu yang
memberikan pemahaman dan pemaknaan tertentu atas suatu peristiwa. Framing
dapat mengakibatkan suatu peristiwa yang sama dapat menghasilkan berita yang
secara radikal berbeda apabila wartawan mempunyai frame yang berbeda ketika
melihat peristiwa tersebut dan menuliskan pandangannya dalam berita.
36
37
Ibid., h. 188-189.
Ibid., h. 204.
34
Realitas media adalah realitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua
model. Pertama adalah model peta analog dan kedua adalah model refleksi
realitas. Model-model itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Model Peta Analog
Yaitu dimana realitas social dikonstruksi oleh media berdasarkan
sebuah model analog sebagaimana suatu realitas itu jadi secara rasinal. Jadi,
realitas peta analof adalah suatu konstruksi realitas yang dibangun
berdasarkan konstruksi social media massa, seperti sebuah analogi kejadian
yang seharusnya terjadi, bersifat rasional dan dramatis. Realitas konstruksi itu
begitu dahsyat karena pemberitaan itu lebih cepat diterima masyarakat luas,
lebih luas jangkauan pemberitaannya, sebaran merata, karena media massa
dapat ditangkap oleh masyarakat luas secara merata dimana-mana,
membentuk opini masyarakat, karena merangsang masyarakat untuk beropini
atas kejadian tersebut, massa cenderung terkonstruksi, karena masyarakat
mudah terkonstruksi dengan pemberitaan-pemberitaan yang sensitif, bahkan
opini masyarakat cenderung apriori sehingga mudah meyalahkan berbagai
pihak yang bertanggung jawab atas musibah tersebut, serta opini massa
cenderung sinis, karena peristiwa bencana ini amat tragis dan sering terjadi
dalam penerbangan di Indonesia.
2. Model Refleksi Realitas
Yaitu model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan
merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Pemandangan seram berkabut putih menyelimuti lereng
pengunungan Himalaya. Dari jauh, sesekali terdengar suara lengkingan
35
dan raungan hewan dinasaurus. Tiba-tiba serombongan petualangan
merunduk menghindari terjangan burung purba, salah satu jrnis
dinasaurus yang sangat ganas. Belum lagi hilang ketakutan…tiba-tiba
anggota rombongan lainnya berteriak histeris memeluk pimpinan
rombongan karena dihadapannya telah berdiri seekor dinasaurus jenis
tyrex.
Suatu penelitian yang dilakukan di Amerika, satu diantara warga
Amaerika Serikat akan meninggalkan televisi jika mereka diminta memilih
antara internet dan televisi. Menurut survey diumumkan, interenet memang
sudah mengalahkan televise, presentasenya menurut hasil survey itu, bahkan
membesar sekitar empat puluh satu persen bagi mereka yang menggunakan
video dan audio melalui internet, ungkap Arbitron, Edison Media Research
Internet Study. Karena akses internet relative baru, sangat mengagumkan
bahwa satu diantara tiga warga Amerika Serikat dengan akses internet di
rumah bersedia meninggalkan televisi yang sudah lama dan lebih dahulu ada,
ujar Bill Rose, Wakil Presiden dan General Arbitron Webcast Ratings.38
Contoh realitas media yang dikonstruksi melalui proses konstruksi
social media massa tersebut diatas adalah contoh menarik ketika elegi
Gutenberg pertama kali menemukan mesin cetak pada tahun 1450 dan muncul
sejumlah surat kabar. Maka, melalui tulisan, sengguhnya pencitraan sudah
dapat dibangun melalui tipografi.
Teknologi radio ternyata tak mampu membentuk pencitraan yang lebih
baik seperti yang diharapkan banyak orang, kecuali melebihi kemampuan
pencitraan yang dibangun oleh tipografi dan telepon. Sehingga kemudian
Farnworth pada tahun 1927 menemukan televisi, maka dunia pencitraan
materi mulai disempurnakan menjadi benar-benar sempurna. Kini radio,
38
Survei, “Internet Kalahkan TV”, Jawa Pos, Minggu 4 Februari 2001, h. 1.
36
telepon, radio, computer dan televisi sudah dapat digabung menjadi satu,
menandai teknologi yang disebut dengan internet. Jadi, apa yang sebenarnya
yang perlu dikhawatirkan dan media mana yang lebih unggul, karena ternyata
masing-masing media itu saling mendukung dan memiliki segemen yang
berbeda-beda.39
Hubungan antara Citra dan makna dalam iklan Televisi40
PENCITRAAN
1. Perempuan
PEMAKNAAN
Keibuan, kelembutan, kecantikan, ketulusan,
sumber informasi dan legimitasi, tulang
punggung keluarga, pendamping suami
2. Maskulin
Kejantanan,
ketangkasan,
keuletan,
kebaranian, keteguhan hati, pelindung dan
perkasa.
3. Kemewahan dan Ekskutif
Mewah, modern , trendi, beruang, konsumtif,
dekat dengan mal.
4. Kelas social atas
Bergengsi, dari kelas social atas, kepuasan,
gaya hidup modern, kesempurnaan.
5. Kenikmatan
Bagian dari kelas social atas, kepuasan, gaya
hidup modern, kesempurnaan.
6. Manfaat
Efisiensi, efektif, kemudahan, berguna.
7. Persahabatan
Gaya hidup modern, symbol pergaulan kasih
saying kedekatan batin.
8. Seksisme/seksualitas
Perasaan merendahkan lawan jenis, daya
tarik seks, kekuatan seks, gairah seks,
kenikmatan
seks,
,memancing
gairah,
menarik perhatian.
39
40
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h. 201-205
Ibid., h. 182.
37
C. Dakwah Melalui Radio
Kewajiban dakwah di dasarkan pada satu ajaran Islam yaitu agama
sebagaimana risalah ummat seluruhnya. Umat Islam adalah pendukung amanah
untuk menuruskan risalah itu kepada umat yang lain ataupun perseorangan di
manapun mereka berada, menurut kemampuan mereka masing-masing. Hal ini
juga senada dengan firman allah Swt dalam surat An-Nahl ayat 125 yang
berbunyi:
             
           
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah41 dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.”
Hal serupa juga diperkuat dengan argument Nabi Muhammad SAW
berdasarkan hadist Al-Bukhori yang berbunyi, “balligh „anni wa law ayat”,
menceritakan Muhammad bin yusuf kepada kami dari hasan bin athiyah, dari
Abdullah bin umar, bahwa Rasullah SAW bersabda,
“sampaikanlah apa yang kamu terima dari padaku walau satu ayat”
(HR Bukhori).42
Tersebarlah agama Islam keseluruh pelosok dunia adalah melalui dakwah
bukan melalui perang. Hal ini karena para Da‟i periode awal Islam tidak
41
Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
hak dengan yang bathil.
42
Imam Bukhori, Shohih Bukhori (Singapura: Juz 22, tt), h.50.
38
bermaksud menghancurkan peradaban generasi, tetapi menggunakan akal dan
hati.
Dapat dilihat bahwa kegiatan dakwah Islam itu selaras dengan ajaran
agama Islam yang berorientasi pad amal sholeh dan menghindarkan pemeluknya
dari perbuatan munkar. Amal sholeh yang dimaksud sudah barangakali sesuai
dengan tingkah laku yang selaras dengan pedoman-pedoman dasar agama, yaitu
Al-qur‟an dan sunnah Rasullah SAW.43
Setelah berlangsung dalam kurun waktu berabad-abad, dakwah Islamiyah
semakin mengalami perkembangan, dilihat dari periode penyebaran yang
dilakukannya, penyebaran siar Islam di era globalisasi ini diantaranya melalui
media yang semakin terbuka untuk tayangan-tayangan mancanegara (tayangan
barat yang tentu saja bertoalak belakang dengan norma-norma Islam) disamping
itu untuk meluruskan sasaran dakwah tentunya.44
Salah satu penyampaian dakwah adalah melalui media-media elektronik
yaitu radio siaran. Dakwah melalui radio siaran adalah sebuah urutan metode dari
salah satu kategori dakwah yaitu bil lisan. Penyampaian materi-materi dakwah
melalui radio siaran di era globalisasi merupakan tuntunan dari kedua institusi
yaitu radio siaran dan Islam, dalam melengkapi program acaranya demi
penyesuaian tujuan adil, radio siaran menyiarakan program-program keagamaan
meski dalam waktu yang terbatas dan bukan dalam waktu tayang utama (prime
time).45
43
MH.Israr, Rethorika dan Dakwah Islam Era Modern (Jakarta: Firdaus, 1986), cet. ke-1,
h. 54.
44
M. Muis, Komunikasi Islam (Bandung: Rosda, 2001), h. 155-156.
M. Muis, Islam dan Arus Globalisasi dalam Komunikasi Islam (Bandung: Rosda,
2001), h. 161-162.
45
39
Dalam hal ini media massa difungsikan sebagai media dakwah. Di mana
melihat fungsi komunikasionalnya. Maka jelaslah bahwa media seperti halnya
tersebut diatas menduduki peran yang sanagt penting dan menentukan dalam
kehidupan masyarakat, menyajikan informasi, edukasi, dan hiburan.46
Meskipun terdapat radio memiliki berbagai kekurangan , seperti sifatnya
yang unrepeatable (tak dapat diulang), terikat dengan waktu siaran, dan peka akan
gangguan teknis,47 namun pada umumnya media massa radio siaran tetap
dianggap sebagai media komunikasi yang efektif karena beberapa kelebihan
berikut:
1. Memeliki daya langsung. Pesan dakwah dapat disampaikan secara
langsung kepada khalayak yang sedang berada dimana saja, dikantor,
kamar tidur, mobil, pos ronda dan lain-lain.48 dan menyiarkan peristiwa
secara langsung dari tempat kejadian (on the spot reporting). Dialog
dengan telepon antara narasumber dan pendegar dapat terjadi dan di
dengar semua orang.
2. Memiliki daya tembus. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan.
Bagaimanapun jauhnya tempat yang dituju oleh tabligh melalui radio
siaran dapat ditembus, selama dalam jangkauan pemancar, digunung, di
lembah, padang pasir, rawa, hutan, pedalaman lautan, pedesaan apalgi
perkotaan.49
46
Rusjdi Hamka Rafiq, Islam dan Era informasi (Jakarta: Perpustakaan Pnji Mas, 1989),
cet. ke-7, h. 35.
47
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), cet. ke-7,
h. 26.
48
Asep Syamsul M. Ramli, Broadcasting Journalism, Panduan Menjadi Penyiar,
Reporter dan Writer (Bandung: Nuansa, 2004), cet. ke-1.
49
Ibid.
40
3. Memiliki daya tarik. Radio tetap bisa hidup dan diminati karena adanya
daya tarik, perpaduan suara manusia, suara muik dan bunyi tiruan. Itulah
yang menjadikan daya tarik tersedia bagi pendengar radio.
4. Musik. Tulang punggung tabligh lewat radio adalah musik. Kebayakan
orang menyetel radio terutama untuk mendengarkan musik, sebagai
hiburan untuk melepas kepenqtqn mereka. Karena itu, petugas radio siaran
siaran berusaha agar segala macama program diupayakan bernuansa
hiburan.
5. Radio merupakan bagian budaya masyarakat.
6. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki
alat itu.
7. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan
akurat.
8. Pesawat radio mudah dibawa ke mana saja dan kapan saja.50
Dengan kelebihan ini, sebetulnya dakwah melalui radio dapat berkembang
secara lebih efektif.
50
176-177.
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), h.
BAB III
PROFIL RADIO ALAIKASALAM JAKARTA
Radio Alaikassalam (RAS FM) hadir sebagai satu-satunya radio di Jakarta
yang mengemas secara khusus keselarasan antara program da’wah dan informasi
serta hiburan yang disajikan dengan kesejukan dalam tutur kata yang lembut.
RAS FM saat ini dikelola oleh HM. Alwy Rasyid S, Kom dan beliau memegang
dua station radio sekaligus di Jakarta yakni 95,5 RAS FM –Radio Alaikassalam
Jakarta (PT. Radio Alaikassalam Sejahtera), dan Station Radio am 792 Radio
Suara As Syafi’iyah Jakarta (PT. Radio Suara As Syafi'iyah). Bukan hanya di
Jakarta, RAS FM juga bisa didengarkan di delapan daerah seperti Samarinda,
Banjarmasin, Jawa Timur, Sukabumi, Batam , Jayapura, Medan dan Aceh karena
ke delapan daerah ini menjalin hubungan kuat dengan RAS FM untuk
mendistibusikan iklan sesuai dengan permintaan. Profil RAS FM disajikan di
tabel 1.
41
42
Tabel 1. Profil RAS FM Jakarta
Nama Perusahaan
: PT. Radio Alaikassalam Sejahtera
Alamat
: Graha ARRASYIDIYAH
Jl. KH. Abdullah Syafi'ie No. 21A Tebet
Jakarta Selatan
Telp
: +6221 8319219, 8292103, 8292433
Fax
: +6221 8319214
Email
: [email protected]
Website
: www.rasfmjakarta.com
Streaming
: http://stream.rasfmjakarta.com:8000/listen.pls
Station Id
: RAS FM Jakarta
Audience Call
: Sahabat RAS FM
Frekuensi
: FM 95.5 Mhz
No.Anggota PRSSNI : 392-11/1978
Tower
: Self Supporting 120 mtr
Pemancar
: RVR VJ 5.000-Italy
Antena
: Siera-USA 6 bay
Audio Processor
: Omnia 5 Band
Jangkauan
: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
dan Karawang
Sumber: RAS FM Jakarta, 2010
Pendengar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu radio.
Segmentasi yang jelas akan menentukan format siaran yang meliputi pemilihan
program dan gaya siaran sesuai dengan target yang meliputi jenis kelamin, kelas
43
sosial berdasarkan umur (kalangan atas umur pendengar berkisar antara 25-44
tahun, kalangan menengah berkisar antara 20-24 tahun dan kalangan bawah
berkisar 45+ tahun) serta pekerjaan. Data pendengar yang sudah dianalisa oleh
RAS FM, sebagai berikut (tersedia ditabel 2).
Tabel 2: Data Pendengar
Kategori Jenis Kelamin
Persentase (%)
Laki-Laki
60
Perempuan
40
Kategori Kelas Sosial
Persentase (%)
Kalangan Atas
70
Kalangan Menengah
15
Kalangan Bawah
10
Kategori Pekerjaan
Persentase (%)
Proffesional
40
Entepreuner
15
Staff
25
Housewife
20
Sumber: RAS FM Jakarta, 2010
A. Sejarah Singkat RAS FM Jakarta
Radio Alaikassalam (RAS FM) Jakarta berlokasi di Jl. KH. Abdullah
Syafi'ie No. 21A, Tebet, Jakarta Selatan, Indonesia. Sejarah RAS FM Jakarta
tidak terlepas dari Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta (PT. Radio Suara As
44
Syafi’iyah) sebagai sumber inspirasinya dan awal kelahirannya sebagai salah satu
radio yang berbadan hukum di DKI Jakarta.
Radio Alaikassalam (RAS FM) Jakarta saat ini dikelola oleh KH. Abdul
Rasyid AS beliau adalah putera tertua dari almarhum KH. Abdullah Syafi’ie
sebagai pendiri dan perintis dari Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta.
Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta sendiri mulai bersiaran sejak tahun
1967 yang berbadan hukum “Perkumpulan Radio Amatir”, selanjutnya tepat pada
tanggal 12 Maret 1972 terjadi perubahan badan hukum Radio Suara As Syafi’iyah
Jakarta yang sebelumnya “Perkumpulan Radio Amatir” menjadi Badan Hukum
Non Profit yakni “Perkumpulan Radio Siaran As Syafi’iyah” yang saat itu Radio
Suara As Syafi’iyah Jakarta dan waktu itu masih bersiaran di frekuensi AM 864
KHz dan lalu pada tanggal 12 Maret 1972 ditetapkan sebagai hari jadi Radio
Suara As Syafi’iyah Jakarta.
Sejak saat itu, perkembangan radio RAS FM menjadi tanggung jawab KH.
Abdul Rasyid AS putera tertua dari almarhum KH Abdullah Syafi’ie, yang
memang sejak awal radio ini bersiaran, ia aktif memberikan kontribusi da’wah
didalam perkembangan radio RAS FM.
Perkembangan serta kebutuhan da’wah di media radio semakin meningkat
setiap waktunya. Keadaan ini membuat KH. Abdul Rasyid terpacu dan
berinisiatif untuk membuat Radio FM di Jakarta, hal ini direalisasikan dan
terwujud pada tanggal 30 November 1995 dengan nama RAS FM yang saat itu
bersiaran di frekuensi 95,3 FM dan pada tanggal 30 November ditetapkan sebagai
hari jadi Radio RAS FM Jakarta.
45
Bertepatan dengan pemerintah menetapkan perubahan frekuensi radio
secara massal se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) pada
gelombang frequency modulation (FM) atas dasar ketentuan Keputusan Direktur
Jenderal Pos dan Telekomunikasi pada tahun 2004 menyebabkan RAS FM yang
sebelumnya bersiaran di frekuensi 95,3 Mhz pindah ke frekuensi 95,5 Mhz. 95,5
RAS FM pada tahun yang sama juga berhasil mewujudkan impian untuk
melembagakan 95,5 RAS FM Jakarta sebagai salah satu Lembaga Penyiaran
Swasta dengan badan hukum dan mempunyai motto “Suara Penyejuk Nurani”,
diresmikannya radio RAS FM menjadi PT. Radio Alaikassalam Sejahtera tersebut
tepat pada tanggal 30 November 2004, yang bertepatan dengan hari ulang
tahunnya KH Abdul Rasyid Abdulah Syafi’i yang menjabat sebagai komisaris
RASfm Jakarta.
HM. Alwy Rasyid S, Kom sebagai Direktur Utamanya dalam rangka
menyebarkan syiar da’wah ke segala lapisan masyarakat, terus mengembangkan
dua station radio sekaligus di Jakarta
yakni 95,5 RAS FM (PT. Radio
Allaikassalam Sejahtera) dan Station Radio AM 792 Radio Suara As Syafi’iyah
Jakarta (PT. Radio Suara As Syafi'iyah).
B. Visi dan Misi RAS FM Jakarta
1. Visi
Menggerakan
dakwah
mentransformasikan
dan
artinya
menyebarkan,
mendistribusikan,
mensosialisasikan,
menyebarkan
nilai-nilai
dakwah, melalui aplikasi misi dalam visualisasi kemasan program ON
AIR maupun OFF AIR yang didalamnya selalu disisipkan nilai-nilai
46
dakwah, pendidikan , hiburan, pesan moral, tanpa menggurui, sehingga
tetap sejuk untuk diterima.
2. Misi
a. 95,5 RAS FM – Radio Alaikassalam Jakarta hadir sebagai satu-satunya
radio di Jakarta yang mengemas secara khusus keselarasan antara
program dakwah dan informasi serta hiburan yang disajikan dengan
kesejukan dalam tutur kata sesuai dengan Motonya “Suara Penyejuk
Nurani”.
b. 95,5 RAS FM – Radio Alaikassalam Jakarta kini telah menghimpun
masyarakat pendengar yang loyal, mulai dari himpunan jama’ah
pengajian, mahasiswa, karyawan, wiraswasta, profesional, dan ibu
rumah tangga merupakan pasar potensial untuk promosi usaha. 95,5
RAS FM – Radio Alaikassalam Jakarta adalah media yang tepat sebagai
mitra usaha untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap
produk anda.
C. Struktur Organisasi RAS FM Jakarta
Struktur organisasi merupakan hal yang paling penting bagi sebuah
perusahaan, karena tanpa adanya struktur organisasi, perusahaan tidak akan
berkembang bahkan bisa menimbulkan kerugian karena tidak ada yang memanage
tugas-tugas atas tugas-tugas yang dibebankan. Seluruh staff karyawan yang diberi
tugas
harus
mempertanggungjawabkan
dan
melaporkan
perkembangan
pekerjaannya kepada penaggung jawab perusahaan atau Direktur Utama. Berikut
adalah struktur organisasi RAS FM Jakarta
47
Penanggung
Jawab
Program
Manager
Promosi
Programmer
Off Air
Traffic
Fans Club
Umum
Administrasi
Keuangan
Produksi
Musik
Satpam
Reporter
Redaksi
Administrasi
Operato
r
Penyiar
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi RAS FM Jakarta
Sumber: RAS FM Jakarta, 2010.
Kebersihan
n
48
D. Bagian-Bagian di Ras FM Jakarta
Untuk mempermudah tugas masing-masing bagian, maka setiap bagian
mempunyai tanggung jawabnya masing-masing yaitu:
1. Program Manager bertanggung jawab atas usaha pengolaan Program dan
membuat rencana pola siar, memahami konsep radio the real moslem,
memobilisasi staff karyawan sesuai fungsinya dan membuat peraturan
program serta meningkatkan Sumber Daya Penyiar melalui pelatihan dan
pendidikan. Serta menjaga on air performance agar dapat menghasilkan
produk-produk bermutu yang layak jual dan membuat perencanaan
anggaran sesuai kebutuhan program, mendiskusikan dengan pemimpin
mengenai upaya peningkatan SDM dan kiat meningkatkan mutu program
yang variatif dan inovatif, bertanggung jawab atas segala aktivitas program
dalam pencapaian target pendengar serta mengkemas produk yang sesuai
dengan karakter acara, melakukan persentase dan membuat jaringan relasi
untuk pengembangan program RAS FM, melakukan evaluasi pada
aktivitas karyawan program setiap akhir semester, menentukan peraturan
atau tata tertib kerja dan membuat batasan-batasan hak dan kewajiban
karyawan diseluruh bagian, melakukan research pasar berkenaan dengan
penentuan program, bertanggung jawab atas setiap bentuk siaran dan
menjaga kesejukan acara agar dapat diterima dengan baik oleh pendengar
serta memelihara brand image (company).
2. Program Director bertugas mengatur, melaksanakan dan mengawasi
jalannya program Siaran Radio dan bertanggung jawab kepada Program
Manager dalam hal konten program dan penempatan penyiar serta
49
menjalankan tata tertib siaran, selanjutnya dapat bekerja sama dengan
bagian-bagian lain dalam menentukan positioning dan program unggulan.
Program Director juga bertugas membuat program acara (Daily, Weekly
dan Special Program) dan mengatur jadwal tugas penyiar dan operator,
membuat dan mengawasi Time Clock Siaran, mendelegasikan atau
menunjuk PO untuk Weekly dan Special Program, membuat perencanaan
kerja dan membuat laporan program siaran, mengawasi dan memberikan
arahan serta penilaian terhadap kerja tim program, selanjutnya mengawasi
dan menjalankan tata tertib siaran.
3. Traffic Marketing membuat dan menata setiap order iklan yang masuk
lalu mendistribusikannya ke program untuk dilakukan pemutaran iklan
sesuai kontrak yang telah ditandatangani. Sekaligus bertanggung jawab
atas kelancaran pelaksanaan pengiriman materi iklan ke RAS FM. Traffic
Marketing juga bertanggung jawab atas segala aktifitas dan usaha
penjualan jasa yang telah dilakukan team marketing, bertanggung jawab
atas pembuatan invoice serta faktur pajak RAS FM, secara umum
bertanggung jawab atas kelancaran serta pelaksanaan pemutaran spot iklan
yang telah disetujui di RAS FM, dan membantu pekerjaan lainnya yang
berkaitan dengan klien atau marketing.
4. Produksi memiliki tugas untuk membuat daftar koleksi Tune dan
mengupayakan kualitas produksi dan merencanakan serta membuat
produksi yang layak siar. Produksi juga menciptakan daya kreatifitas serta
mengikuti perkembangan teknologi, membuat daftar koleksi Smash, Tune,
Id, Spot, dan Promo, menjaga kebersihan, keutuhan, keberadaan barang-
50
barang produksi, mencatat tanggal penerimaan materi spot, smash, tune,
id, promo dan paket spesial program, mengecek kualitas materi spot,
smash, tune, id, promo, dan paket spesial program dan mengikuti
perkembangan teknologi dan kreativitas media radio dan televisi
5. Music Director bertugas mengatur pemutaran lagu untuk semua jam
siaran, memperbanyak pembendaharaan lagu dan menginventarisir data
lagu sesuai dengan klasifikasinya (Trend 0-12 bulan, Tengah 1-5 tahun,
Telat > 5 tahun) serta bertanggung jawab kepada mutu atau kualitas lagu
dan jenis musik lainnya. Music Director juga memiliki kewajiban untuk
melengkapi data lagu sesuai dengan klasifikasinya, menjaga keutuhan dan
keberadaan kaset, CD dan lain-lain, membuat daftar lagu dan mengatur
pemutaran lagu sesuai mekanisme program acara, membuat perencanaan,
pelaksanaan serta laporan kerja mingguan dan bulanan, memperbanyak
pembendaharaan (koleksi) lagu, mengikuti perkembangan lagu, artis serta
membuat akses ke perusahaan rekaman dan menentukan judul lagu yang
akan boleh masuk dalam daftar pemutaran.
6. Reporter bertugas membina kerjasama dengan berbagai lembaga atau
instansi, meliput seluruh kegiatan yang aktual untuk dijadikan sebagai
bahan siaran dan mengedit hasil liputan/rekaman sesuai petunjuk dan
pengarahan dari Program Manager dan berpegang pada UU Pers.
Reporter juga bertugas untuk membuat naskah wawancara, news, tips
sebagai materi siaran, mengumpulkan data, alamat artis, publik figur,
tokoh daerah dan sebagainya, melaporkan langsung atau mengedit hasil
rekaman wawancara dilapangan dan menjadi bahan siaran dengan
51
koordinasi Program Director, dan menentukan topik sumber berita,
mengikuti perkembangan publik serta membuat akses ke media cetak dan
elektronik, perusahaan swasta, Instansi pemerintah, serta hal-hal berkaitan
dengan sumber pemberitaan
7. Script Writer bertugas untuk melaksanakan tugas redaksi siaran seperti
membuat naskah siaran, mengedit iklan baca dan sebagainya. Script Writer
juga bertugas mengumpulkan koleksi materi siaran serta membuat daftar
pustaka baik berupa Majalah, Surat Kabar, dan lain-lain, sekaligus
memberikan informasi tentang berkembangnya berita kepada Team
Program, membuat naskah wawancara, news, tips sebagai bahan siaran,
menentukan naskah atau bahan siaran dan meminta masukan tentang
naskah atau materi yang akan di masukan ke agenda harian dan mingguan
kepada team program, mencatat dan mengumpulkan surat/ atensi yang
masuk dan menentukan pembacaan sesuai dengan penyiar yang
bersangkutan, dan mengedit iklan baca ataupariwara sesuai petunjuk dan
peraturan yang diberikan oleh Program Director atau Program Manager.
8. Operator bertugas mengecek kualitas sound, tape, mic, mixer, dan seluruh
perangkat siaran, memutar lagu, Smash, Promo dan iklan yang telah
ditentukan dan bertanggung jawab sebagai quality control. Operator juga
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengecek kualitas sound, tape,
mic, mixer, headphone, seluruh perangkat siaran dan melaporkan kepada
Program Director jika ada hal-hal yang menggangu kualitas siaran,
memutar lagu, smash, promo dan iklan yang telah ditentukan serta mengisi
log iklan, request dan siaran, memperhatikan relay acara dan pola siaran
52
sesuai jadwal yang ditentukan, bertanggung jawab sebagai quality control
dan mengikuti perkembangan tekhnologi dan kreativitas media radio.
9. Penyiar menjadi garda terdepan terealisasinya visi–misi radio melalui
program on air dengan tertranformasikannya program-program acara on
air kepada audience sehingga tercapainya tujuan dari program radio (on
air). Penyiar juga memilki tugas dan tanggung jawab untuk menghadiri
rapat-rapat atau musyawarah radio dan musyawarah yang diadakan
Program Director, membina hubungan baik dengan relasi/mitra siaran
radio terutama pelayanan terhadap nara sumber
yang mengisi acara,
menjaga nama baik atau citra radio dan citra diri melalui proses siaran dan
keseharin dengan meningkatkan ruhiah dan pengetahuan, melaksanakan
tugas dari Produser dan Program Director yang berhubungan dengan
bidangnya, mengembangkan inprovisasi /meningkatkan kemampuan style
proses siaran demi menariknya proses siaran dengan catatan tidak keluar
dari koridor yang ditetapkan
Program Director dan mengajukan ide-
ide/inovasi program acara pada Program Director.51
51
Dokumentasi Radio Alaikassalam Jakarta.
BAB IV
ANALISIS KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA PADA IKLAN
PEGADAIAN SYARIAH DI RADIO ALAIKASSALAM JAKARTA
A. Tahapan Produksi Iklan
1. Tahap Penerapan Unsur-unsur Komunikasi Dakwah
Dalam proses pembuatan produksi iklan maka harus mempersiapkan
segala hal yang berkaitan dengan pra produksi. Pertama adalah tim kreatif
yang bertugas membuat iklan yaitu:
1. Scripwritter
 Membuat naskah iklan
 Mengedit iklan baca atau pariwara sesuai
petunjuk dan peraturan yang diberikan oleh
program director atau program manager
 Menentukan narrator
2. Penyiar/Narrator
 Membacakan dan merekam naskah iklan yang
sudah disiapkan oleh scripwritter.
3. Music Director
 Mengatur pemutaran musik yang tepat untuk
penayangan iklan yang ingin disiarkan, jika tidak
ada yang cocok, music director harus mencarinya
dengan cara browser ke internet.
4. Bagian Traffic
 Mengupayakan kualitas produksi iklan dan
merencanakan serta membuat produksi layak siar.
5. Program Director
 Mengatur, melaksanakan dan mengawasi jalannya
program siaran radio
 bertanggung jawab kepada program manager
dalam hal konten program dan penempatan
penyiar serta menjalankan tata tertib siaran.
53
54
Dalam penulisan naskah, sebelumnya scriptwriter mempunyai
beberapa pilihan dalam ide naskah itu sendiri yaitu:
a. Ide naskah yang pertama: tentang dialog tiga orang perempuan yang
ingin meng-investasikan emasnya dengan cara yang tepat.
b. Ide naskah yang kedua: tentang dialog antara sosok ayah dan ibu, yang
mana sosok ibu ingin meng-investasikan uang belanjanya yang lebih di
tempat yang aman dan tepat.
Sampai pada akhirnya scriptwriter lebih memilih ide yang kedua
karena menurutnya lebih menarik dan sesuai sasaran audience dari iklan
pegadaian syariah itu sendiri dan pihak Pegadaian Syariahnya pun menyetujui.
Dalam pemilihan nararator ada beberapa kriteria yang ditentukan,
menurut scriptwriter pemilihan narrator harus memiliki: keterampilan dalam
membacakan naskah walaupun membaca, tapi jangan terlihat seperti
membaca, kemudian intonasinya tepat dan tidak terburu-buru dalam
membacakan naskah. Karena dalam iklan ini di perlukan dua orang narrator
yaitu sosok ayah dan ibu, maka scriptwriter memutuskan untuk memakai satu
narrator pria dari penyiar, dan satu sosok perempuan dari bagian public
relation.
Iklan ini di tayangkan pada program-program dakwah yang ada di
RAS fm, karena memang Pegadaian Syariah merupakan tempat yang tepat
untuk meng-investasikan barang atau uang, yang proses kerjanya sesuai
dengan syariat islam. Dalam hal ini iklan pegadaian Syariah ditayangkan pada
segmen program acara:
55
08:00 - 10:00 WIB
Program Sharing dan Solusi dengan berbagai
BINCANG PAGI
tema pilihan yang menarik dan hangat dalam
JUMAT DAN SABTU
format interaktif dengan pendengar.
16:00 - 18:00 WIB
Program dengan berbagai informasi terkini
SALAM SORE
dan aktual yang disajikan secara cerdas,
SENIN-MINGGU
dengan info seputar penjuru ibukota, agenda,
dunia Islam dan kisah inspirasi.
Efek yang diharapkan karena dijam-jam inilah banyak ibu yang sedang
ada dirumah dan ayah yang dalam perjalanan berangkat dan pulang dari
kantor, yang memungkinkan mereka bisa mendengarkan iklan ini di rumah
maupun di kendaraan pribadi mereka. Mengapa ditayangkan di programprogram dakwah karena menurut pak Yudi selaku bagian traffic mengatakan:
“pegadaian syariah mulia merupakan tempat yang bukan hanya
untuk menggadaikan barang ataupun emas, tapi juga bisa untuk tempat
menyimpan uang, emas, barang. Selain itu pegadaian syariah mulia
juga menjual jasa yang tentunya semuanya dilakukan sesuai dengan
syariat Islam”.
Iklan ini memiliki ke-khasan yaitu iklan ini hanya dibuat dan diputar di
RAS FM, beda dengan iklan-iklan lain yang bisa diputar di radio mana saja.
Selain itu ada beberapa peralatan yang penting yang digunakan pada
saat proses produksi berlangsung yaitu:
a. Komputer editing dengan software vegas dan adobe audition yang bisa
digunakan untuk program audio, baik vokal maupun musik. Vegas
menghasilkan format berbentuk MP3, baru lalu setelah itu ditransfer ke
56
adobe audition untuk diolah kembali menjadi WAV, karena tampilan
atau menu yang ditampilkan berbeda, sehingga saat mengedit hasil
produksi menggunakan dua software, yaitu vegas dan adobe audition,
adobe audition itu programnya lebih lengkap, bisa memproses
langsung 3 materi suara yang akan digunakan.
Gambar 4. Tampilan Software Adobe Audition
Sumber: Radio RAS FM Jakarta, 2010
b. Speaker, berfungsi sebagai alat pengontrol suara.
c. Microphone, berfungsi sebagai alat untuk menangkap suara menjadi
gelombang listrik yang bekerja dengan merubah sinyal suara menjadi
sinyal elektrik.
Gambar 5. Alat Pengontrol Suara
Sumber: Radio RAS FM Jakarta, 2010
57
d. Mixer, berfungsi sebagai alat produksi untuk mengolah dan merekam
suara agar dapat on air dan masuk dalam komputer. Biasanya suara
yang mengalami trouble atau adanya noise berasal dari mixer.
Gambar 6. Mixer
Sumber: Radio RAS FM Jakarta, 2010
e. Headphone, berfungsi untuk mendengarkan kualitas dari iklan yang
telah dihasilkan.
Gambar 7. Headphone
Sumber: Radio RAS FM Jakarta, 2010
Selain peralatan penting yang diperlukan dalam proses produksi, ada
beberapa elemen yang juga penting dalam mendukung proses produksi yaitu:
a. Musik
Musik adalah elemen penting, musik digunakan untuk backsound
dalam dialog sehingga harus diperhatikan jangan sampai ada suara
yang bertabrakan antara dialog dengan backsound.
58
b. Suara manusia
Suara manusia adalah elemen yang sangat penting, baik itu suara
pemeran percakapan atau suara penyiar. Suara-suara yang dikemas
tersebut berbentuk jingle, dialog, dan informasi atau pemberitahuan.
Kebanyakan iklan radio menyesuaikan suara penyiar, baik sebagai
suara utama maupun menjadipenutup iklan dengan informasi produk
yang diekspresikan oleh suara-suara yang dapat menggambarkan atau
mengimajinasikan produk atau jasa yang diiklankan.
c. Efek suara
Efek suara dapat membantu dalam pembuatan iklan. Efek suara ini
berupa suara pendukung yang dapat menarik perhatian dan memberi
kesan hidup kepada pendengar. Misalnya seperti iklan pegadain
syariah yang didukung oleh efek suara instrument musik yang tenang,
yang menggambarkan iklan ini di dalam suasana rumah yang tenang
dan tidak bising.
2. Tahap Pembingkaian Prolog/Skrip Naskah Iklan
Dalam pembuatan sebuah iklan, naskah adalah hal yang pokok yang
harus diperhatikan, yaitu naskah iklan karena naskah yang menarik, akan
mempengaruhi respon dari pendengar untuk mau terlibat dalam iklan yang
ditayangkan dan dalam hal ini adalah iklan pegadaian syariah mulia.
Disinilah peran penting scripwriter dalam menciptakan ide yang
dikembangkan dalam sebuah naskah iklan diperlukan dan inilah contoh
naskah Iklan Penggadaian Syariah mulia:
59
Ayah:
Assalamua’alaikum
Ibu:
Walaikumsalam, gini yah uang belanja yang ayah kasih kan
masih ada lebihnya nih, ibu bingung yah di investasikan untuk
apa ya yah?
Ayah:
Kenapa bingung bu, sekarang kan sudah ada pegadaian syariah
mulia
Ibu:
Pegadaian syariah mulia? Seperti apa tuh yah?
Ayah:
Pegadaian Syariah mulia memfalisitasi kepemilikan emas
batangan melalui penjualan logam mulia secara angsuran atau
tunai dengan proses yang mudah dan cepat.
Ibu:
Ada keuntungannya ga yah?
Ayah:
Ada, banyak malah, misalnya investasi untuk menjalankan haji
Ibu:
Ehmm iya, terus…
Ayah:
Biaya pendidikan anak, memiliki tempat tinggal dan kendaraan
pribadi, selain itu sebagai sarana alternative yang aman untuk
menjaga portofolio asset kita serta merupakan asset yang sangat
liquid dalam memenuhi kebutuhan dana yang mendesak,
memenuhi modal kerja, untuk mengembangkan usaha kita dan
untuk menyehatkan keuangan cash flow usaha kita bu.
Ibu:
Wah ibu tertarik yah, caranya yah?
Ayah:
Caranya mudah bu, cukup menyerahkan fotocopy KTP, isi
formulir, serahkan uang muka dan menandatangani akad mulia.
Ibu:
Berarti pegadaian syariah mulia merupakan tempat yang aman
untuk ber-investasi abadi.
Prolog: Mulia pilihan cerdas berinvestasi logam mulia
Pengadaian syariah mulia mengatasi masalah tanpa masalah.
Diputar : 24 Juni 2011 di Program Bincang Pagi dan Salam Sore.
Background yang di sajikan dalam iklan tersebut adalah suasana
rumah dimana ayah baru saja pulang dari bekerja dan kemudian ibu
menjelaskan keinginannya untuk meng-investasikan uangnya. Sedangkan
60
backsound yang digunakan adalah instrument dari sebuah alat musik. Dari
naskah iklan Pegadaian Syariah Mulia ini, sciptwritter lebih menggunakan
pendekatan informative yang mana pendekatan ini lebih menekankan pada
kesan informasi, sehingga iklan lebih banyak menonjolkan hal baru yang
mungkin belum diketahui pendengar.
Pencitraan yang ingin ditonjolkan scriptwriter dalam iklan ini adalah
pencitraan manfaat, dimana umumnya orang mempertimbangkan factor
manfaat sebagai hal utama dalam memutuskan prilaku pembelian, karena itu
manfaat menjadi “nilai” dalam keputusaan seseorang. Untuk memperkuat
keputusan pembelian, maka perlu pencitraan manfaat dalam sebuah iklan
seperti iklan di media elektronik.
Karakteristik dasar iklan dikelompokkan menjadi dua yaitu: kategori
isi naskah dan kategori strategi iklan. Dalam naskah iklan Pegadaian Syariah
Mulia ini, scriptwriter menerapkan kategori strategi pengulangan kata
“Pegadaian Syariah Mulia” dan pengulangan kemiripan kata yaitu “Mengatasi
Masalah Tanpa Masalah”. Strategi pengulangan kata ini digunakan untuk
memberi kekuatan tertentu pada sebuah iklan agar iklan itu mememiliki
kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi pendengar. Dipercaya pula kekuatan
media yang “dihempaskan” ke pedengar memiliki dampak yang luar biasa.
Efek pengulangan ini dipercaya secara tidak sadar mampu mengubah jalan
pikiran pendengar.
61
3. Tahap Pengungkapan Diri (Fakta)
Model realitas sosial dibagi dua yaitu Model Peta Analog dan Model
Refleksi Realitas. Model Peta Analog adalah suatu konstruksi realitas yang
dibangun berdasarkan konstruksi social media massa, seperti sebuah analogi
kejadian yang seharusnya terjadi, bersifat rasional dan dramatis. Sedangkan
Model Refleksi Realitas adalah model yang merefleksikan suatu kehidupan
yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di
dalam masyarakat hingga seolah-olah terjadi. Dalam iklan Pegadaian Syariah
ini, scripwriter menuliskan idenya berdasarkan peta analog. Dalam hal ini
scripwritter menuliskan ide yang ia dapatkan ia ambil dari motto Pegadaian
Syariah Mulia itu sendiri yaitu “Pegadaian Syariah Mulia Mengatasi Masalah
Tanpa Masalah”, dari motto itulah scripwriter tertarik dan memutuskan
menulis ide-ide materi iklan yang sesuai dengan motto tersebut dan
mengembangkannya menjadi sebuah naskah iklan. Scripwritter mengharapkan
dari naskah iklan yang ia buat mampu mengajak pendengar untuk
menggadaikan, meng-investasikan ataupun menyimpan emas dan barang
mereka di Pegadaian Syariah Mulia.
Jika iklan ini diambil dari pengalaman pelanggan setia Pegadaian
Syariah Mulia secara refleksi yang mendekati realitas mungkin akan lebih
menarik, daripada hanya mengambil dari motto yang tidak menonjolkan kisah
nyata dari pelanggan setianya.
62
4. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif
Dalam iklan Pegadaian Syariah Mulia ini, scripwritter ingin
menonjolkan bahwasanya Pegadaian Syariah mulia ini mempermudah
masyarakat dalam menggadaikan emas, menjual jasa, emas, ataupun penitipan
barang. Menurut scripwritter:
“iklan ini tidak berdasarkan kisah nyata, iklan ini dibuat hanya
berdasarkan ide yang saya dapat dari motto pegadaian syariah mulia
tersebut dan kemudian saya kembangkan menjadi sebuah naskah
iklan.”
Scriptwriter juga menjelaskan bahwasanya iklan ini tepat 60 detik dan
tidak mengalami kelebihan waktu penayangan, sehingga kebetulan tidak ada
yang harus dibuang ataupun di edit.
Scriptwriter memilih naskah dengan menggunakan sosok tokoh ayah
dan ibu, karena biasanya ayah dan ibu sering becengkrama disela-sela santai
mereka dan membicarakan masa depan untuk keluarga dan anak-anak mereka
kelak dan mencari alternatif yang tepat untuk meng-investasikan uang yang
mereka miliki.
5. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik
Dalam tahap ini adalah tugas bagian traffic untuk mengatur jadwal
penayangan iklan yang tepat agar iklan yang ditayangkan menuju sasaran
yang tepat.
Jadwal penayangan iklan penggadaian syariah mulia adalah:
63
Rundown
Program
08:00-09:00
BINCANG PAGI
INFO
1
IKLAN - MADINAH IMAN RINDU BAITULLAH
Q2
2
IKLAN - DAILY ENGLISH
(15' - 20')
3
IKLAN - PEGADAIAN SYARIAH
4
IKLAN - LAGZIS
1
IKLAN - HOBAT WAWANCARA
Q4
2
PROMO - SALAM SORE
(45' - 50')
3
PROMO - TALKSHOW TABLOID SUARA ISLAM
4
PROMO - TALKSHOW MAKARA WISATA
09:00-10:00
IKLAN - INSERT BUDAYA PAKUSADEWO
INFO
1
IKLAN - LAGZIS
Q2
2
IKLAN - HOBAT JINGLE
(15' - 20')
3
IKLAN - PEGADAIAN SYARIAH
4
PROMO - AJAKAN KHAIROT
1
IKLAN - MADINAH IMAN UMROH I'ITIKAF
Q4
2
PROMO - TALKSHOW VALENTINO
(45' - 50')
3
IKLAN ADLIBS – HOBAT
4
PROMO - CHY SORE Dr.Ali Toha
Rundown
Program
INFO
16:00-17:00
SALAM SORE
1
IKLAN - LAGZIS
Q2
2
PROMO – CHY SORE Dr.Ali Toha
(15' - 20')
3
IKLAN - HOBAT JINGLE
4
IKLAN - PEGADAIAN SYARIAH
1
IKLAN ADLIBS – HOBAT
Q4
2
PROMO - TALKSHOW TABLOID SUARA ISLAM
(45' - 50')
3
PROMO - TALKSHOW DAILY ENGLISH
4
IKLAN - MADINAH IMAN UMROH REGULER
64
17:00-18:00
INFO
1
Q2
2
IKLAN - PEGADAIAN SYARIAH
(15' - 20')
3
PROMO – CHY SORE KHOLIL NAFIS
4
PROMO - TALKSHOW DAILY ENGLISH
1
IKLAN - AL- JAZEERAH EVENT
Q4
2
PROMO – MTA KAMIS Pagi
(45' - 50')
3
4
PROMO - AJAKAN KHAIROT
Iklan Pegadaian Syariah ditayangkan diprogram-program ini karena
menurut bagian traffic dijam-jam itulah kebanyakan para ibu sedang ada
dirumah dan ayah sedang perjalanan menuju dan pulang dari kantor dengan
menggunakan kendaraan pribadi yang memungkinkan mereka mendengarkan
radio dan iklan Pegadaian Syariah Mulia ini dan memang ditujukan kepada
mereka yang berada dikelas menengah keatas yaitu mereka yang pada
umumnya memerhatikan karier. Mereka yang mempunyai posisi sebagai
professional, usahawan independent, dan manajer-manajer perusahaan.
Dibawah ini adalah roda jam siar pada program acara Bincang Pagi 24
Juni 2011:
65
08.00
Pembukaan penyiar
Assalamua’alaikum sahabat Ras
FM
08.10
Membuka layanan telepon
Dengan tema: istri idaman
interaktif
suami
08.15
Iklan
madinah iman rindu rasullah
08.16
Iklan
Daily english
08.18
Iklan
Pegadaian syariah mulia
08.19
Iklan
LAGZIS
08.20
Dialog interaktif antara
Penelpon pertama sharing
penelepon pertama
tentang istrinya yang menyuruh
suami mencuci baju mereka.
08.30
Penelepon kedua
Sharing: bagaimana menjadi
seorang istri yang tidak hanya
disayang suami tetapi juga
mertua.
08.35
Musik
Maher Zein-Insya Allah
08.40
Musik
Sakha - Ibu
08.45
Iklan
Hobat Wawancara
08.46
Promo
Salam Sore
08.47
Promo
Talkshow Tabloid Suara Islam
08.49
Promo
Talkshow Makara Wisata
08.55
Iklan insert
Budaya pakubuwono
09.00
Penyiar memberikan
Solusinya:
solusi penelepon pertama
dibicarakan baik-baik kepada
istri jika mencuci itu adalah
salah satu tugas seorang istri
dalam melayani suami.
09.10
Penyiar memberikan
Solusinya:
solusi penelepon kedua
- berbuat baik dan sayanglah
tidak hanya kepada suami
tetapi juga kepada mertua agar
mertua pun menyayangi kita
66
sebagai anaknya sendiri.
09.15
Iklan
LAGZIS
09.16
Iklan
Hobat jingle
09.18
Iklan
Pegadaian syariah Mulia
09.19
Iklan
Ajakan Khoirot
09.20
Pelepon ketiga
Sharing: bagaimana menyuruh
suami sholat padahal
seharusnya dia yang mengajak
anak-anaknya sholat.
09.30
Penelepon keempat
Sharing: bagaimana menjadi
contoh ibu yang baik untuk
anak-anak dalam urusan agama,
padahal saya tidak paham benar
tentang ilmu agama Islam
09.35
Musik
Opick - Alhamdulilah
09.40
Musik
Band Gigi- Pintu Surga
09.45
Iklan
Madinah iman rindu rasullah
09.46
Iklan
Talkshow Valentino
09.48
Iklan Adlibs
Hobat
09.49
Promo
Cahaya sore Dr. Ali Toha
09.50
Penyiar memberikan
Solusinya:
solusi penelepon ketiga
- istri memberikan pengertian
kepada suami bahwasanya
suami adalah pemimpin
rumah tangga yang
seharusnya memberikan
contoh yang baik kepada
anak-anaknya dan hendaknya
mendoakan suaminya agar
diberikan hidayah oleh Allah.
09.55-10.00
Penyiar memberikan
Solusinya:
solusi kepada penelepon
- cobalah mengundang guru
67
keempat
ngaji atau ustad kerumah agar
bisa mengajari bukan hanya
untuk anak-anaknya tetapi
kepada ibu dan ayah juga.
Penutup
Wassalamualaikum sahabat
RAS fm….
Dari roda siar pada program acara Bincang Pagi bisa dilhat bahwasanya:

Penelepon interaktif ada 4 orang

Musik ada 4 kali

Iklan ada 10 kali

Promo ada 6 kali
Dan iklan Pegadaian Syariah Mulia ditayangkan 2 kali yaitu pada jam
08.18 dan 09.18
Sedangkan roda jam siar pada program Salam sore tanggal 24 Juni
2011 adalah:
16.00
Pembukaan oleh penyiar
Assalamu’alaikum sahabat Ras
Fm……
16.10
Informasi pertama
Tentang
SBY
kumpulkan
Petinggi democrat di Cikeas
16.13
Informasi kedua
Polisi yang masih berjaga di
lokasi tawuran di Ambon
16.15
Iklan
LAGZIZ
16.16
Promo
Cahaya sore Dr.Ali Toha
16.18
Iklan
Hobat jingle
16.19
Iklan
Pegadaian syariah Mulia
16.20
Informasi ketiga
Indonesia harus belajar banyak
tentang Arsip pada Belanda
68
16.25
Informasi keempat
5 orang paling terkenal di dunia
yang
masih
ada
hubungan
sejarah dengan Indonesia
7
Bukit
Emas
dikabarkan
16.30
Informasi kelima
ditemukan di malang
16.35
Musik
Band Gigi- Akhinya
16.40
Musik
Opick-Subhanallah
16.45
Iklan Adlibs
Hobat
16.46
Promo
Talkshow Tabloid Suara Islam
16.48
Promo
Talkshow Daily English
16.50
Iklan
Madinah Iman Umroh Reguler
16.51
Informasi keenam
Braiwave, Teknologi manipulasi
m
otak bawah sadar
17.00
Informasi ketujuh
Warung internet bernuansa Tron
legacy
17.05
Informasi kedelapan
Pejabat
Israel:
pembebasan
Shalit dengan Militer belum
terlambat
17.10
Informasi kesembilan
Giliran
liga
Arab
kecam
penahanan Syekh Shalah di
Inggris
17.15
Iklan
Pegadaian syariah mulia
17.16
Promo
Cahaya sore Kholil Nafis
17.18
Promo
Talkshow Daily English
17.20
Informasi kesepuluh
Serangan Zionis ata fitur-fitur
Islam di tepi Barat al-Quds
meningkat
17.25
Informasi kesebelas
Truk NATO diledakkan, 3 tewa,
16 luka
17.30
Informasi duabelas
1.500 balita kupang menderita
gizi buruk
69
17.35
Musik
Hadad Alwi dan Sulis- ya
thoibah
17.40
Musik
Wali-Tobat
17.45
Iklan
Al-jazeerah event
17.46
Promo
MTA kamis pagi
17.48
Promo
Ajakan khoirot
17.50
Penutup
Wassalamualaikum
sahabat
RAS fm
17.55
Adzan
Adzan magrib
Dari roda jam siar pada program acara Salam Sore dapat dilihat
bahwasanya:
 Jumlah informasi ada 12 berita
 Musik ada 4 kali
 Iklan ada 7 kali
 Promo ada 7 kali
Dan iklan Pegadaian Syariah Mulia ditayangkan 2 kali pada jam 16.19 dan
17.15
6. Tahap Penempatan Realitas Objektif
Dalam tahap ini adalah dimana evaluasi dilakukan oleh tim kreatif dan
dari pihak Pegadaian Syariah itu sendiri. Apakah hasil produksi sudah sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pihak Pegadaian Syariah dan hasil evaluasi
itu diberikan dalam bentuk bukti penyiaran iklan.
Dalam pelaksanaan setiap proses produksi pasti akan mengalami
hambatan-hambatan dan bagian traffic menjelaskan bahwasanya hambatanhambatan itu ialah:
70
a. Persediaan sound effect yang minim pada saat produksi, hal ini
membuat scripwritter harus browser sound effect yang tepat untuk
penayangan iklan ini.
b. Kerusakan pada alat teknis yang membuat proses produksi harus
melakukan pengulangan karena software isi rekaman iklan hilang
ketika mati lampu.
c. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan job description menjadi evaluasi
juga dalam pembuatan iklan ini.
d. Keterbatasan waktu produksi membuat tim kreatif berfikir bagaimana
cara membuat naskah iklan dan merekamnya tidak melebihi enam
puluh detik.
e. Terbatasnya narrator sebagai pengisi suara juga menjadi evaluasi
dalam iklan ini, karena iklan ini membutuhkan dua narrator yaitu
seorang pria dan wanita yang suaranya sesuai dengan naskah iklan
yang sudah dibuat.
Menurut program director, iklan Pegadaian Syariah mulia ini hanya
ditayangkan dalam waktu dua bulan karena hal ini juga atas bersetujuan dari
pihak Pegadaian Syariah Mulia itu sendiri. Mengapa tidak diteruskan karena
memang bughet yang sudah ditetapkan oleh pihak Pegadaian Syariah Mulia
untuk menayangkan iklannya di RAS FM hanya Dua Bulan, dan pihak
Pegadaian Syariah Mulia pun tidak memperpanjang penayangan iklan
tersebut. Walaupun dari hasil respon masyarakat yang cukup baik terhadap
iklan tersebut. Menurut bapak Rido yang merupakan pendengar setia RAS FM
mengatakan:
71
“saya telah meng-investasikan uang saya ke pegadaian syariah
mulia karena tahu dari iklan pegadaian syariah mulia yang ditayangkan
di RAS fm”
Hal ini pun juga di utarakan oleh pak Zainal yang juga pendengar setia
RAS FM. Pendapat Dua orang pendengar RAS FM ini sudah cukup
membuktikan bahwasanya Pegadaian Syariah mulia cukup sukses di
tayangkan di RAS FM.
Persamaan skripsi peneliti dengan konstruksi menurut Burhan bungin
dan Armawati Arbi adalah dimana kami sama-sama membahas tentang
konstruksi sosial media massa atas realitas social. Sedangkan perbedaannya
yaitu jika Burhan bungin membahas tentang produksi iklan televisi dalam
program acara yang tapping, dan Armawati Arbi membahas produksi program
acara dakwah yang siaran langsung, sedangkan peneliti lebih membahas
tentang produksi iklan dalam program acara yang siaran langsung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis Produksi Iklan di Radio Alaikassalam Jakarta
dan untuk menjawab rumusan masalah dalam skripsi ini, maka peneliti dapat
menarik beberapa kesimpulan dalam proses konstruksi social media massa pada
program Bincang Pagi dan Salam Sore sebagai berikut adalah:
1. Persiapan pra produksi yang dilakukan oleh scripwritter, music director,
narrator, traffic dan program director tentang komponen dakwah, yang
berupa naskah, music yang menjadi background iklan tersebut dan
pemilihan narrator yang tepat untuk membacakan naskah tersebut.
2. Dari naskah yang dibuat oleh scriptwriter dapat disimpulkan bahwasanya
scriptwriter ingin menciptakan iklan pegadaian syariah mulia ini adalah
iklan yang lebih informatif yang mudah dicerna tetapi tetap elegan karena
tujuan sasarannya adalah kelas menengah keatas. Srciptwritter juga
memberikan banyak pengulangan disetiap naskah iklan Pegadaian Syariah
Mulia ini, karena ia yakin kekuatan pengulangan kata mampu mengubah
pikiran pendengar.
3. Dalam ide yang didapatkan scripwritter lebih menggunakan peta analog
karena memang motto dari Pegadaian Syariah Mulia itu sudah kuat yaitu
“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Hal ini menurut penulis tepat
karena mottonya pun sudah mencerminkan bahwasanya pegadaian syariah
mulia
ingin
memberikan
kemudahan
72
kepada
masyarakat
untuk
73
menggadaikan barang dan men-investasikan uang mereka dengan tanpa
masalah dan yang pastinya sesuai dengan syariah Islam.
4. Dalam hal pemilihan narrator yaitu seorang ayah dan ibu, scriptwriter
ingin menonjolkan bahwasanya Pegadaian Syariah Mulia ini memang
sangat tepat dan cocok untuk pasangan suami istri dalam menginvestasikan uang mereka ketempat yang tepat, apalagi mereka pasti
memiliki keluarga yang pastinya Pegadaian Syariah Mulia sangat tepat
untuk perkembangan masa depan mereka dan scriptwriter mengharapkan
dari iklan Pegadaian Syariah Mulia akan banyak pasangan suami istri yang
akan meng-invesikan uang mereka ke Pegadaian Syariah Mulia.
5. Bagian traffic mengatur penayangan iklan diprogram acara Bincang Pagi
dan Salam Sore karena sesuai dengan sasaran pendengarnya adalah kelas
menengah keatas yang mana di jam-jam tersebut mereka pasti sedang
santai dirumah ataupun berada dikantor. Itulah strategi yang dilakukan
bagian traffic agar iklan yang ditayangkan mendapat respon yang baik dari
pendengar sasarannya.
6. Banyak evaluasi yang dilakukan oleh tim kreatif dan pihak Pegadaian
Syariah akan membuat RAS FM akan menjadi lebih baik lagi di proses
iklan selanjutnya. Karena setiap proses produksi tidak ada yang tidak
mengalami hambatan dan evaluasi inilah yang membuat pihak Pegadaian
Syariah mau meng-iklankan produk jasanya di RAS FM.
74
B. Saran-saran
1. Untuk RAS FM
a. Menurut peneliti hal-hal yang dilakukan tim kreatif produksi RAS fm
sudah baik, hanya saja perlu ditambah narrator agar setiap iklan yang
ingin dibuat, tidak harus mengambil narrator dari bagian yang lain.
b. Dalam menciptakan iklan sebaiknya scriptwriter tidak hanya
menggunakan pendekatan informatif tetapi juga hiburan, Karena
biasanya iklan yang mengandung hiburan atau euntertaiment akan
lebih menarik untuk didengar oleh para pendengar RAS FM.
c. Menurut peneliti sebaiknya di iklan Pegadaian Syariah Mulia ini
scriptwriter lebih mengambil ide naskah dari kisah nyata para
pelanggan setia Pegadaian Syariah Mulia, pasti akan lebih menarik,
karena iklan akan terkesan lebih nyata dan Real.
d. Sebaiknya narrator bisa lebih ditambah, agar tidak harus mengambil
narrator dari bagian pihak yang lain.
e. Kemudian untuk menanggulangi hambatan-hamabatan yang terjadi
sebaiknya RAS FM menambah lagi Sumber daya manusia (SDM)
dalam keorganisasian didalam RAS FM agar setiap karyawan
mendapatkan job description yang sesuai dengan keahlian atau
ketrampilan mereka. Hal ini akan membuat setiap karyawan lebih
fokus dalam mengerjakan tugas mereka masing-masing dan jika
mereka fokus mereka bisa menghasilkan perkerjaan yang lebih baik.
Kemudian RAS FM harus lebih memperbanyak pembendaharaan
sound effect, agar setiap memproduksi iklan bisa lebih mudah dan
75
cepat dalam mengerjakannya tanpa harus mencari-cari atau browsing
dahulu di internet dan selanjutnya RAS FM harus lebih memerhatikan
segala peralatan dan perlengakapan teknis yang digunakan dalam
setiap pembuatan iklan, agar hal-hal seperti kerusakan peralatan dan
perlengkapan teknis bisa lebih di antisipasi pada saat pembuatan iklan
berlangsung.
2. Untuk Peneliti, Mahasiswa, dan Pihak yang Bekerja di Stasiun Radio
Dan diharapkan untuk peneliti, para mahasiswa dan para pihak-pihak
yang bekerja di stasiun radio bisa mendapatkan pembelajaran, manfaat dan
informasi tentang apa yang peneliti tulis dan bahas dalam skripsi ini.
3. Untuk Akademik
Diharapkan kedepannya lebih memperbanyak lagi buku-buku bacaan
tentang periklanan ataupun advertising, walaupun tidak ada jurusannya, tetapi
peneliti rasa hal itu sangat penting untuk menambah bahan bacaan dan
pengetahuan untuk para mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi tentang ilmu periklanan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Pessi. “Analisis Proses Produksi Berita Siang Program Televisi
Republik Indonesia (TVRI)”. Skripsi S1, Jakarta, 2009.
Arbi, Armawati. Dakwah melalui Radio Konstruksi Radio Dangdut Jakarta atas
Realitas Program Keluarga. Surabaya: Program Pascasarjana IAIN Sunan
Ampel, 2010.
Bukhori, Imam. Shohih Bukhori. Singapura: Juz 22.tt.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana, 2008.
_____________. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakanan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
_____________. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2007.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
Hadi, Sutrisno. Metode Penelitian Research. Jakarta: Adi Offset, 1990.
Hidayat, N. Deddy. Konstruksi Sosial Industri Penyiaran: Kerangka Teori
Mengamati Pertarungan di Sektor Penyiaran. Makalah dalam diskusi
“UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan Pers”. Salemba: 8 Maret 2003.
Israr, MH. Rethorika dan Dakwah Islam Era Modern. Jakarta: Firdaus, 1986.
K, Bertens. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius, 1999
Khoiriyah, Ulfah. “Analisis Format Acara Titian Iman di O Channel”. Skripsi S1,
Jakarta, 2007.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009.
Masduki. Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.
Yogyakarta: LKis, 2004.
76
77
Moloeng, J. Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001.
Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Jakarta: Kencana, 2008.
Muis, M. Islam dan Arus Globalisasi dalam Komunikasi Islam. Bandung: Rosda
2001.
_______. Komunikasi Islam. Bandung: Rosda, 2001.
Nugroho, Heru. Konstruksi Sara, Kemajemukan dan Demokrasi. UNISIA:
No.40/XXII/1999
Rachmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik.
Rahmadianti, Sri Dewi. “Analisis Produksi Siaran Spirit in the Morning di Radio
104.2 FM”. Skripsi S1, Jakarta, 2009.
Ramli, Asep Syamsul M. Broadcasting Journalism, Panduan Menjadi Penyiar,
Reporter dan Writer. Bandung: Nuansa, 2004.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006.
Stokes, Jane. How To Do Media and Cultural Studies: Panduan Untuk
Melaksanakan Penelitian Dalam kajian media dan Budaya. Bandung: PT.
Bentang Pustaka, 2006.
Sukidin, Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan
Cendekian, 2002.
Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius,
1997.
Survei. “Internet Kalahkan TV”. Jawa Pos, Minggu 4 Februari 2001.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
78
Rafiq, Hamka Rusjdi. Islam dan Era Informasi. Jakarta: Perpustakaan Panji Mas.
1989.
Triantanto, A Ius Yudo. Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktik. Jakarta:
Pustaka Book Publisher, 2010.
Usman, Husni dan Akbar, Setiadi Purnomo. Metodelogi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara, 1998.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Program Acara RAS FM Jakarta
Sumber: Arsip Radio Alaikassalam, 2010
79
80
Lampiran 2. Sahabat RAS FM Jakarta
Sumber: Arsip Radio Alaikassalam, 2010
81
Lampiran 3. Rate Iklan
RATE CARD
Loose Spot 60
detik
Loose Spot 30
detik
Adlibs
Semi Blocking
60 menit
Semi Blocking
30 menit
Blocking Time
60 menit
Blocking Time
30 menit
Insert Quiz
Insert Non Quiz
Insert Live
Report
Prime Time
10.00 16.00
20.00 24.00
Reguler
Time
06.00 10.00
16.00 20.00
350.000
300.000
250.000
400.000
200.000
350.000
4.000.000
3.500.00
3.000.000
2.000.000
8.000.000
7.000.000
6.000.000
500.000
400.000
4.000.000
350.000
250.000
700.000
600.000
Sumber: Arsip Radio Alaikassalam, 2010
Dapatkan penawaran menarik kami untuk paket-paket iklan.
Hubungi Bagian Sales & Marketing :
Telp : 0218319219, 8292103, 8292433
email : [email protected]
82
Lampiran 4. Naskah Layanan Masyarakat
Script writer : Wenda
Materi
: Adlibs
Klien
: Ditlantas Polda Metro Jaya
PESAN-PESAN KESELAMATAN LALU LINTAS
I. PENGENDARA SEPEDA MOTOR
1.
Penggunaan Helm yang benar mencegah cidera yang fatal dikepala bila
terjadi kecelakaan
2.
Gunakan lajur kiri atau jalur lambat, dan sepeda motor tidak dibenarkan
menggunakan jalur bus way!
3.
Menyalakan lampu disiang hari merupakan deteksi dini bagi pengendara
lain dan sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakan.
4.
Biasakan berhenti dibelakang garis Stop pada saat lampu menyala merah,
menerobos kedepan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kemacetan
maupun kecelakan lalu lintas
5.
Jembatan penyeberangan merupakan sarana untuk pejalan kaki, dan ruas
tengah yang disemen disiapkan untuk poenyendang cacat, bukan jalan
pintas bagi pengendara sepeda motor.
6.
Mengganti lampu rem dari warna merah menjadi warna putih sangat
menyilaukan pengendara lain dan dapat memicu terjadinya kecelakan.
7.
Melawan arus sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kecelakan yang
fatal
8.
Membuka saringan knalpot dapat mengganggu ketentraman pengguna
jalan dan meicu pencemaran udara.
9.
Bila lelah atau ngantuk, istirahat ditempat yang aman!
Sumber: Arsip Radio Alaikassalam, 2010
83
Lampiran 5. Naskah Iklan spot
Script writer : wenda, wati, dan reza
Materi
: iklan spot
Klien
: Pegadaian Syariah
Iklan “ PEGADAIAN SYARIAH MULIA”
Bu Rina
: aku lagi bingung nih cari tempat yang aman buat
menginvestasikan emas hasil warisan orangtua aku..
Bu Eko
: kenapa bingung ?? sekarang kan sudah ada
“ PEGADAIAN SYARIAH MULIA”
Bu Rina
: “PEGADAIAN SYARIAH MULIAH “ apa tuh ??
Bu Eko
: disana itu memfasilitasi kepemilikan kepemilikan emas
batangan, melalui penjualan logam mulia secara tunai ataupun
angsuran dan dengan proses yang cepat.
Bu Rina
: wah sangat menarik,, ada keuntunagn lain ??
Bu Eko
: ada, misalnya menjadi investasi untuk menunaikan ibadah haji,,
biaya pendidikan anak, memiliki tempat tinggal dan kendaraan
pribadi. Selain itu juga sebagai alternatif investasi yang aman
untuk menjaga portofolio asset anda. Serta merupakan asset yang
sangat likuid dalam memenuhi kebutuhan dana yang mendesak,
memenuhi kebutuhan modal kerja untuk pengembangan usaha
atau menyehatkan cashflow keuangan bisnis anda.
Bu Rina
: wah sangat menarik,, lalu persyaratan’nya apa saja ??
Bu Eko
: mudah saja,, hanya menyerahkan copy KTP, mengisi formulir,
menyerahkan uang muka, dan menandatangani akad mulia.
Bu Rina
: Wah mudah sekali,, kalo begitu “ PEGADAIAN SYARIAH
MULIA: merupakan tempat yang aman untuk berinvestasi !! ayo
segeralah berinvestasi di
“ PEGADAIAN SYARIAH MULIA”
merubah logam mulia untuk investasi Abadi.
VO
: MULIA Pilihan Cerdas Berinvestasi Logam Mulia, Pegadaian
Syariah mengatasi masalah tanpa masalah
Sumber: Arsip Radio Alaikassalam, 2010
84
Lampiran 6. Iklan talkshow
Script writer : Wenda
Promo Acara : Talkshow
Klien
: XP
Durasi
: max.60’detik
Bagaimana manfaat Internet bagi kehidupan , baik dalam pekerjaan dudunia
bisnis maupun hiburan ? Seberapa besar manfaat internet.....! Bagaimana Internet
yang sehat & Aman ?..! simak perbicangannya dalam OASE RASFM bersama
XP:
Hari/Tgl
: Rabu, 9 April 2010
Jam
: 9 – 10 pagi
Hanya di 95,5 RASFM Jakarta
Sumber: Arsip Radio Alaikassalam, 2010
85
Lampiran 7. Foto-foto
86
Lampiran 8. Hasil wawancara
1. Peneliti (A)
: Apa saja tujuan dari produksin iklan?
Pak taufik (B) : Tujuan produksi iklan ada dua yaitu produksiiklan yang
dibuat sendiri dan produksi iklan yang dibuat pihak lain atau pihak kedua
(pemasang iklan) tapi kita juga produksi sendiri, sesuai dengan permintaan
dari perusahaan pemasang iklan. Tujuannya adalah untuk mengenalkan
kepada klien atau masyarakat atau pendengar bahwa iklan tersebut dibuat
untuk diketahui
orang banyak. Karena iklan merupakan media yang
ehm…cukup efektif untuk mepblikasikan produk,instansi atau hal-hal yang
berkenaan tentang informasi.
2. A : Bagaimana sebuah ide didapat hingga menjadi sebuah produksi iklan?
B : ehm.. tentu kita sesuaikan dengan isi dari maksud isi pesan
tersebut.ehm… seperti apa, misalnya iklan sekolah atau kampus misalnya, nah
tentu mereka berharap bahwa iklan kampus tersebut bisa sesuai dengan
marketnya, pelajar dan menariknya didengar oleh orangtau, karena kan yang
namannya kampus, walaupun peminatnya mahasiswa tapi kan yang bayarin
orangtuanya, jadi fasilitasnya, sarana prasaranaada dari pihak kita adalah baik
itu sesuai dan tidak mengurangi isi pesan beriklan dan pihak kami, dari
peembuat iklan,kita sesuaikan dengan visi dan misi dari radio kami. Ehmm..
setiap radio mempunyai style yang berbeda-beda, ada kalau kita yahh agak
religius
ga
terlalu
santai
banged
tapi
ga
terlalu
serius
banget,
mengedepankankan bahwa iklan ini juga bisa diminati oleh dan dapat
dipahami baik itu para pelajar, mahasiswa dan orangtua.
3. A : Ada berapa tim kreatif di RAS FM?
B : Kita ada tim keratif dua,tapi yang laen ikut membantu.
4. A : Apa dasar pemilihan materi iklan?
B : Materi iklan menurut pangsa-pangsa iklan tersebut sesuai dengan
targetnya dan kemudian tutur bahasanya.
87
5. A : bagaimana format setiap iklan?
B : format iklan yang biasa kita lakukan adalah ehmm yang pasti durasi satu
menit maksimal, kemudian ada musik, kemudain naskah dari itu yang
durasinya ga lebih dari satu menit, kemudian juga sesuai dengan ehmm,,visi
misi radio ini.
6. A : apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan hambatan dalam setiap
produksi iklan?
B : kalo keberhasilan sih bisa jadi tolak ukur adalah ketika klien tersebut
merasa puas karena banyak yang merespon dari pendengar ataupun penelpon.
Kemudian hambatan yang terjadi yaa antara lain keterbatasan waktu produksi,
karena naskah yang dibuat dan dibacakan tidak boleh lebih dari satu menit,
kemudian kurangnya sound effect dan kami (RAS FM) harus mencari-cari di
internet sound effect yang sesuai dengan iklan yang ingin dibuat, kemudian
tugas yang tida sesuai dengan job Description karena pada dasarnya tim
kreatif RAS FM hanya dua orang tetapi yang lain ikut membantu dalam
pembuatan iklan tersebut, kurangnya narrator dalam pengisi suara, hal itu
yang membuat kami (RAS FM) hanya menggunakan satu narrator pada setiap
pembuatan iklan,dan terkadang hambatan terjadi pada kerusakan teknis”.
7. A : apakah ada perbedaan dan persamaan di setiap iklan satu dengan yang
lainnya?
B : semua proses produksi iklan semuanya sama, paling hanya yang beda di
musik backsoundnya, kalo iklan umroh atau haji pake lagu nasyid tentang haji
dan umroh. Kalau iklan restoran ada suara piring, atau kalo kampus atau
sekolah ada suara suasana kampus atau sekolah.
8. A : iklan apa saja yang sudah diproduksi di RAS FM ?
B : iklan yang sudah diproduksi ehm… penggadaian syariah,kemmudian
takaful, kemudian euterpreneur, kemudian restoran, acara kampus, sekolah
ataupun masjid.
9. A : hal apa saja yang yang dilakukan pada saat pra produksi, produksi dan
pasca produksi?
B : RAS FM melakukan tahapan produksi iklan mulai dari client briefing,
membuat naskah iklan, menentukan narrator, pembuatan iklan dan kemudian
88
hasilnya direkam dan didengarkan, jika ada kesalahan atau kelebihan waktu
dari satut menit, kami melakukan revisi ulang sehingga hasilnya sesuai dengan
yang diinginkan klien.
10. A : adakah perbedaan biaya disetiap iklan?
B : oh beda, kita ada beberapa versi iklan, dalam bahasa iklan yaitu spot
iklan. Ada spot iklan dengan durasi 30 dtik ada yang 60 detik. Kalau durasi 30
detik kisaran 300ribu jalau 60dtik kisaran 350ribu sampai 400ribu. Itu iklan
yang versi spot. Artinya yang kita produksi kita rekam kita mix dengan musik.
Tapi kalau iklan adlibs ehm..kita baca oleh sang penyiar ketika siaran. Iklan
adlibs atau iklan baca justru harganya lebih mahal karena dituntut untuk
penyiar pitar berkeasi dan penyiar jangan lupa membacakan script naskah
tersebut. Kalau spot lebih murah,karena sudah ada filenya,tinggal disiapkan
penyiar atau operator dan kemudian tinggal di klik saja. Itu saja perbedaanya.
dalam spot harga tidak selamanya mutlak, karena harga untuk spot iklan bisa
saja di nego. Hal ini dikarenakan persaingan iklan di Indonesia sangat berat
terutama dalam pangsa iklan di radio.
11. A : apakah kriteria iklan yang diproduksi RAS FM pernah mengandung
pornografi?
B : RAS FM tidak akan menerima klien yang ingin meng-iklankan produk
atau informasi yang berbau-bau pornografi, karena visi misi radio kami adalah
menyebarkan nilai-nilai dakwah melalui aplikasi misi dan visualisasi kemasan
program on air maupun off air.
Pertanyaan di atas diajukan juga kepada pendengar RAS FM.
 A (Peneliti)
: apakah RAs fm pernah menayangkan iklan pornografi?
 (Pendengar 1) : Ehmmm…setahu saya setiap mendengarkan RAS FM,
RAS FM ga pernah menayangkan iklan yang porografi, jangankan
pornografi mba, iklan rokok aja kayanya ga ada.
(Pendengar 2) : saya sih ga sering ya mba denger RAS FM, yaa tapi kalo
di mobil saya pasti setel RAS FM, karena banyak acara Islaminya, tapi kalo
iklannya setau saya gak ada poronografinya, yaa kan radio Islami mba, ya
ga mungkin ada pornografinya.
12. A : Apa saja tahapan produksi yang dilakukan RAS FM?
89
B : RAS FM melakukan tahapan produksi iklan mulai dari client briefing,
membuat naskah iklan, menentukan narrator, pembuatan iklan dan kemudian
hasilnya direkam dan didengarkan, jika ada kesalahan atau kelebihan waktu
dari satut menit, kami melakukan revisi ulang sehingga hasilnya sesuai dengan
yang diinginkan klien
13. A : Apa saja yang dilakukan pada saat client briefing?
B : kalau tugas client Briefing itu yaa pertama itu melakukan pertemuan
antara PD (Program Director) dengan klien dan bagian traffic. Biasanya sih
membahas jenis iklan apa yang mau dipasang dan kesepakatan harga dan
frekuensi pemutaran iklan.
14. A : Apa yang dilakukan pada ssat pembuatan naskah ?
B : kalau membuat naskah iklan pertama-tama Scriptwriter akan mentranskip
pesan dari creative breaf dari klien yang ingin mengiklankan produk atau
jasa. Creative Breaf itu dokumen yang dipersiapkan oleh seorang eksekutif
biro iklan terhadap seorang klien, untuk memberikan inspirasi kepada
copywriting untuk menyalurkan ide-ide kreatif. Creatif breaf
ini biasanya
berupa brosur atau fax dari klien. Naskah yang dikirim melalui fax berbentuk
press release dari Ditlantas Polda Metro Jaya, tentang himbauan-himbauan
untuk masyarakat.
15. A : apasaja kriteria narrator dalam produksi iklan di RAS FM?
B : narrator harus mampu mengimajinasikan tulisan kedalam bentuk suara
agar iklan menarik untuk didengar, mempunyai kekuatan suara yang tinggi
dan bisa bermain nada karena suara juga mempengaruhi kualitas
16. A : apa saja perbedaan pada iklan spot dan adlibs di RAS FM?
B : iklan yang versi spot Artinya yang kita produksi kita rekam kita mix
dengan musik. Tapi kalau iklan adlibs ehm..kita baca oleh sang penyiar ketika
siaran. Iklan adlibs atau iklan baca justru harganya lebih mahal karena dituntut
untuk penyiar pitar berkeasi dan penyiar jangan lupa membacakan script
naskah tersebut. Kalau spot lebih murah, karena sudah ada filenya,tinggal
disiapkan penyiar atau operator dan kemudian tinggal di klik saja. Itu saja
perbedaannya.
90
17. A : apa yang dilakukan RAS FM agar setiap iklan yang di produksi tidak
membosankan?
B : Sejauh ini, di RAS FM tidak memberlakukan atau menggunakan format
iklan yang sudah dipakai, kami (RAS FM) selalu berusaha selalu membuat
inovasi-inovasi terbaru agar para pendengar tidak merasa jenuh dan merasa
tertarik dengan iklan yang disiarkan.
18. A : mengulang-ngulangi slogan RAS FM biasanya digunakan pada jenis
iklan yang mana?
B : Biasanya, mengulang-ulangi slogan ini digunakan dalam bentuk iklan
spot, kecuali jika perusahaan pengiklan ingin iklannya langsung dibacakan
oleh penyiar (adlibs), harganya pun juga berbeda dengan kesepakatan iklan
spot.
19. A : Berapa kali biasanya iklan yang sama ditayangkan di RAS FM?
B : Iklan minimal diputar tiga kali sehari agar pendengar merasa paham dan
tergugah dengan iklan yang ditayangakan
20. A: apa saja hambatan-hambatan yang terjadi pada saat proses produksi?
B: Hal yang kadang menjadi sulit ialah ketika klien merasa tidak puas dengan
hasil rekaman iklan yang kami produksi, hal ini membuat kami harus
mengulang dari awal lagi untuk memproduksi yang sesuai dengan keinginan
klien.
21. A : apa saja yang mendukung proses produksi berlangsung?
B : Ada beberapa hal yang dapat mendukung berlangsungnya produksi di
RAS FM yaitu : musik, suara manusia (penyiar) dan efek suara.
22. A : apakah evaluasi sangat penting dilakukan?
B : Evaluasi ini sangat penting dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana berhasil atau tidaknya iklan dalam memberikan informasi yang
aktual bagi para pendengar dan sejauh mana keberhasilan tim produksi
mengemas sebuah iklan.
23. A : apakah ada perbedaan produksi dari satu produksi dengan produksi iklan
lainnya?
B : Semua proses produksi iklan di RAS FM dari satu iklan ke iklan lain
pada dasarnya sama. Perbedaannya hanya dari backsound disetiap iklan.
91
Contohnya saja iklan umroh dan haji lebih mnggunakan musik nasyid tentang
umroh dan haji. Jika iklan restoran lebih menggunakan suara piring atau suara
jalanan. Kemudian jika iklan kekampus atau sekolah menggunakan suara
suasana ramainya kampus atau sekolah.
24. A : iklan apa saja yang sering diminati klien?
B : radio kami memproduksi iklan yang sering diminati klien kami yaitu spot
iklan, adlibs dan sponsor program,sertta ada juga iklan layanan masyarkat,
iklan sponsor dan iklan program.
25. A : bagaimana contoh iklan layanan masyarakat yang diproduksi RAS FM?
B : Contoh iklan layanan masyarakat yang pernah dibuat adalah berasal dari
lembaran yang berbentuk press release yang dikirim melalui fax. Lembaran ini
dikirim oleh pihak Ditlantas Polda Metro Jaya yang berisi tentang informasi
umtuk para pendengar agar tidak melakukan hal-hal yang mebahayakan diri
sendiri maupun orang lain dijalan saat membawa kendaraan.
26. A : kalau iklan adlibs, bagaimana contohnya?
B : Contoh iklan yang pernah dibacakan oleh penyiar langsung adalah iklan
yang mempromosikan acara Mukhtamar Mubaligh Indonesia. Iklan ini
biasanya hanya menginformasikan seputar kapan acara ini dilaksanakan,
waktu, tempat, tema acara dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk
mendapatkan informasi lebih lengkap atau website yang bisa dikunjungi.
27. A : iklan apa saja yang sudah diproduksi RAS FM?
B : ontoh iklan yang pernah RAS FM proses untuk diproduksi adalah iklan
Pegadaian Syariah, iklan ini harus melewati beberapa proses pembuatan iklan,
proses ini meliputi tentang kesepakatan jenis iklan, biaya dan frekuensi
pemutaran iklan, pembuatan naskah, pemilihan narrator hingga akhir proses
rekaman berlangsung.
28. A : apa saja iklan talshow yang disajikan di RAS FM?
B : Acara talkshow yang disajikan di RAS FM yaitu membuka line telepon
untuk memberikan kesempatan berinteraksi bagi para pendengar yang ingin
bertanya atau berdiskusi seputar topik yang dibicarakan dan atau mengetahui
lebih banyak tentang produk yang diiklankan.
92
29. A : Apa saja iklan program acara yang diproduksi RAS FM?
B : Program acara yang dibuatkan iklannya oleh RAS FM yaitu program
acara salam sahabat, OASE, bincang pagi, salam sore, cahaya sore, dan
tadarus bittalifun.
30. A : Sifat iklan apa saja yang sudah diproduksi RAS FM?
B : Pada tahun lalu RAS FM menayangkan iklan untuk mengajak umat Islam
dalam demo menentang Israel ke Palestina. Tapi iklan persuasif sangat jarang
sekali dibuat oleh RAS FM karena kebanyakan klien menginginkan dibuatkan
iklan yang lebih kepada bentuk iklan yang informatif misalnya saja iklan
umroh dan haji, acara masjid, restoran ataupun acara sekolah.
31. A : hambatan apa saja yang terjadi saat proses produksi berlangsung?
B : hambatan yang terjadi yaa antara lain keterbatasan waktu produksi,
karena naskah yang dibuat dan dibacakan tidak boleh lebih dari satu menit,
kemudian kurangnya sound effect dan kami (RAS FM) harus mencari-cari di
internet sound effect yang sesuai dengan iklan yang ingin dibuat, kemudian
tugas yang tida sesuai dengan job Description karena pada dasarnya tim
kreatif RAS FM hanya dua orang tetapi yang lain ikut membantu dalam
pembuatan iklan tersebut, kurangnya narrator dalam pengisi suara, hal itu
yang membuat kami (RAS FM) hanya menggunakan satu narrator pada setiap
pembuatan iklan,dan terkadang hambatan terjadi pada kerusakan teknis.
32. A : Berapakah orang tim kreatifkah yang bertugas memproduksi iklan?
B : Pada dasarnya tim kreatif dalam pembuatan produksi iklan di RAS FM
hanya dua orang, namun ada pihak-pihak lain yang ikut terlibat atau ikut serta
dalam pembuatan produksi iklan di RAS FM.
33. A : bagaimana spot iklan yang berlaku di RAS FM?
B : alam spot harga tidak selamanya mutlak, karena harga untuk spot iklan
bisa saja di nego. Hal ini dikarenakan persaingan iklan di Indonesia sangat
berat terutama dalam pangsa iklan di radio.
Download