(unisnu) jepara 2015

advertisement
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA
SISWA KELAS VIII A DI MTs MAFTAHULFALAH SINANGGUL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
dalam Bidang Pendidikan Islam
Oleh :
ULIN NIKMAH
NIM : 131310000434
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
2015
i
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran
: 2 (Dua) eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Ulin Nikmah
Kepada Yth
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan UNISNU Jepara
di
Jepara
Assalamu`alaikum Wr Wb,
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan
naskah skripsi Saudari:
Nama
: Ulin Nikmah
NIM
: 131310000434
Fakultas
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: “Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs
Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015”
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat di munaqosahkan. Demikian
harap menjadikan maklum
Wassalamu`alaikum Wr Wb,
Jepara,
Agustus 2015
Pembimbing
Drs. H. Akhirin, M. Ag
ii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran – pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan dan disebutkan
dalam daftar purtaka.
Jepara,
Agustus 2015
Deklarator
Ulin Nikmah
iii
ABSTRAK
ULIN NIKMAH. (NIM: 131310000434). Penggunaan Strategi Pembelajaran
Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII
A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi strategi pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A
di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 dan mendeskripsikan
kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif
Penelitian ini dilaksanakan sejak Februari sampai Mei 2015, dilakukan di MTs
Maftahul Falah Sinanggul. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/ 2015, sebanyak 40 siswa terdiri dari 18 peserta didik laki-laki dan 22 peserta
didik perempuan. Seorang sebagai pengajar (guru Aqidah Akhlak) dan seorang sebagai
pengamat/observer (peneliti).
Analisis data menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil
belajar kondisi awal (kegiatan 1), hasil belajar setelah kegiatan 2, hasil belajar setelah
kegiatan 3 (post - tes). Kemudian dilanjutkan refleksi, menarik simpulan berdasarkan
deskriptif komparatif, membuat ulasan berdasar simpulan, dan menentukan tindak lanjut.
Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap kegiatan, dengan membandingkan proses pembelajaran
kondisi awal (kegiatan 1) dengan kegiatan 2, membandingkan proses pembelajaran kegiatan
2 dengan kegiatan 3. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi,
dokumentasi dan wawancara mengenai penggunaan strategi pembelajaran kooperatif.
Kondisi awal sebelum penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dengan kondisi
akhir sesudah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif nilai rata-rata tes dari 65 menjadi
87 mengalami peningkatan sangat bagus sehingga bisa disimpulkan bahwa penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif bisa meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada
siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
Kata kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Belajar Aqidah
Akhlak.
iv
MOTTO
Sesungguhnya kekayaan yang paling tinggi nilainya adalah pikiran,
kemiskinan yang paling rendah adalah kebodohan,
kesepian yang paling menakutkan adalah
ketika kita bangga pada diri sendiri,
nasib paling mulia adalah
budi pekerti yang luhur
(Ali Bin Thalib)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada
1. Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu membuatku tetap tegar,bersemangat,
sabar dalam menjalani hidup
2. Kakakku tercinta
3. Kakak, beserta keluargaku
4. Almamaterku, UNISNU Jepara
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Allah SWT. Berkat karunia dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi dengan
judul:” Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah
Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015” dengan tuntas dan tepat waktu. Shalawat
serta salam tak lupa saya berikan kepada Nabi Besar, Nabi akhir zaman Nabi
Muhammad SAW dan keluarganya.
Skripsi ini penulis susun dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (S.1) dalam ilmu tarbiyah jurusan
tarbiyah prodi PAI Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara.
Penulisan skripsi ini selesai berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis
tidak akan lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. ..………
, selaku Direktur Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ (UNISNU)
Jepara yang telah memberikan fasilitas sehingga skripsi ini bisa selesai
2. ……………, sebagai ketua Program studi tarbiyah yang telah telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai
3. …………………… sebagai Dosen Pembimbing I yang telah telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai
. 3. ………………, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. …………….., Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Kualitatif yang telah membekali ilmu pengetahuan sehingga memperlancar
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen jurusan Tarbiyah Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU)
Jepara yang telah membekali ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini selesai
6. Seluruh karyawan dan sekretariat ilmu tarbiyah jurusan tarbiyah prodi PAI
Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ (UNISNU) Jepara yang membantu
memperlancar penyusunan skripsi ini.
Semoga bimbingan maupun bantuan dari berbagai pihak diberkati Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan
dalam arti sebenarnya, untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun guna penyempunaan skripsi ini. Semoga pelaksanaan dan hasil
penelitian ini nantinya berguna bagi kita semua
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Jepara,
2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................................... iii
DEKLARASI ................................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... v
MOTO.............................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B. Penegasan Istilah .............................................................................................. 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pembelajaran kooperatif ..................................................................... 13
1. Pengertian Strategi Pembelajaran kooperatif ............................................... 13
2. Ciri - Ciri Pembelajaran kooperatif .............................................................. 14
3. Unsur - Unsur Pembelajaran kooperatif....................................................... 15
4. Langkah - Langkah Strategi Pembelajaran kooperatif ................................. 15
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak.......................................................................... 16
1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak ................................................... 16
2. Ruang lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................................ 17
3. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlak ........................................................ 17
4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak ........................................................ 18
C. Kemampuan Belajar Siswa ............................................................................. 20
1. Pengertian Kemampuan Belajar Siswa ....................................................... 21
2. Ruang lingkup Kemampuan Belajar Siswa................................................ 21
D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...................................................... 22
E. Kerangka Pemikiran Teoretis .......................................................................... 23
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................................................. 25
1. Jenis Penelitian............................................................................................. 25
2. Desain Penelitian ......................................................................................... 27
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 28
1. Jenis Data ..................................................................................................... 28
2. Sumber Data................................................................................................. 28
C. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 29
D. Metode Pengumpulan Data`............................................................................. 30
1. Observasi (pengamatan)............................................................................... 30
2. Wawancara ................................................................................................... 31
3. Dokumentasi ................................................................................................ 33
E. Validitas Data .................................................................................................... 34
1. Perpanjangan Pengamatan ............................................................................ 34
2. Meningkatkan Ketekunan ............................................................................. 35
3. Triangulasi .................................................................................................... 35
F. Metode Analisis Data ........................................................................................ 35
G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian................................................................................ 39
1. Deskripsi Informan ....................................................................................... 46
2. Deskripsi Hasil Temuan ................................................................................ 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….…….70
B. Saran – Saran……………………………………………………………..….71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Aqidah Akhlak sangat penting peranannya dalam upaya
melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, berbudi luhur dan
berbudaya. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari
dan mempraktikkan Akidah Akhlak dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan
perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini institusi pendidikan harus diupayakan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan bangsa.1 Maka dari itu sebagai guru khususnya guru
Aqidah Akhlak harus berupaya agar siswa meningkatkan kemampuan belajar
Aqidah Akhlak mengingat kemampuan belajar Aqidah Akhlak sangat penting
peranannya dalam Menumbuhkembangkan akidah Akhlak melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Akhlak sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Sekarang ini guru harus mampu mengelola pembelajaran,
menguasai materi dan mengevaluasi pembelajaran, memberikan bimbingan
1
Triatna Cepi, Guru sebagai Mentor (Bandung: CV Citra Praya, 2008), hlm 13
2
kepada peserta didik sehingga peserta didik bisa lebih meningkatkan kemampuan
belajar Aqidah Akhlak.2 Namun, sayangnya, pada kenyataannya kemampuan
belajar Aqidah Akhlak di kalangan siswa MTs Maftahul Falah Sinanggul, belum
seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran Aqidah
Akhlak di sekolah yang dinilai belum berhasil dalam membantu siswa menguasai
kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Sementara itu, hasil observasi empirik di
lapangan juga menunjukkan fenomena bahwa kemampuan belajar Aqidah
Akhlak siswa MTs Maftahul Falah Sinanggul berada pada tingkat yang rendah.
Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada hari
Kamis 4 Desember 2014, peneliti melihat bahwa kemampuan belajar Aqidah
Akhlak siswa kelas VIII MTs Maftahul Falah Sinanggul, hanya 20% (8 siswa)
dari 40 siswa yang dinilai sudah memiliki kemampuan belajar Aqidah Akhlak
dalam situasi formal di dalam kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur
kemampuan belajar Aqidah Akhlak, di antaranya mampu menjawab pertanyaan
terkait dengan Aqidah Akhlak, mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan
belajar Aqidah Akhlak, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk
faktor eksternal, diantaranya pengaruh kebiasaan di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Dari faktor internal, pendekatan pembelajaran, metode, media, atau
sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup
2
Taufani C.K, Wilkipedia untuk Guru (Bandung: PT Globalindo Universal Multikreasi,
2008), hlm 24
3
signifikan terhadap tingkat kemampuan belajar Aqidah Akhlak bagi siswa MTs.
Pada umumnya, guru Aqidah Akhlak cenderung menggunakan pendekatan yang
konvensional dan miskin inovasi sehingga kegiatan pembelajaran kemampuan
belajar Aqidah Akhlak berlangsung monoton dan membosankan. Para peserta
didik tidak diajak untuk belajar Aqidah Akhlak, tetapi cenderung diajak belajar
tentang Aqidah Akhlak. Artinya, apa yang disajikan oleh guru di kelas bukan
bagaimana siswa punya kemampuan belajar Aqidah Akhlak, melainkan diajak
untuk mempelajari teori tentang Aqidah Akhlak. Akibatnya, kemampuan belajar
Aqidah Akhlak hanya sekadar melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang
rasional dan kognitif belaka, belum manunggal secara emosional dan afektif. Ini
artinya, rendahnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak bisa menjadi hambatan
serius bagi siswa untuk menjadi siswa yang cerdas, kritis, kreatif, berbudi luhur
dan berbudaya. Jika kondisi semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak
mungkin kemampuan belajar Aqidah Akhlak di kalangan siswa MTs akan terus
berada pada posisi yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami
kesulitan dalam menguasai kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Dalam konteks
demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran kemampuan belajar Aqidah
Akhlak yang inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung
aktif, efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang
Aqidah Akhlak secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan
berlatih menerapkan Aqidah Akhlak dalam konteks dan situasi yang
sesungguhnya
dalam
suasana
yang
dialogis,
interaktif,
menarik,
dan
4
menyenangkan. Dengan cara demikian, siswa tidak akan terpasung dalam
suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Di dalam proses
belajar mengajar siswa harus diperhatikan dan diposisikan sesuai dengan
kemampuannya, guru hendaknya memegang peranan sebagai mediator dalam
belajar.3 Pembelajaran kemampuan belajar Aqidah Akhlak menjadi sajian materi
yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa. Fenomena-fenomena yang
terjadi di MTs Maftahul Falah Sinanggul menarik untuk dijadikan dasar
penelitian, berdasarkan itulah maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul: ” Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk
Meningkatkan Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di
MTs MaftahulFalah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor
internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan belajar
Aqidah Akhlak, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas dan kualitas guru dalam
menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran
kemampuan belajar Aqidah Akhlak berlangsung monoton dan membosankan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi
pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Melalui strategi pembelajaran
kooperatif, siswa diajak untuk belajar Aqidah Akhlak secara komprehensif.
Dalam strategi pembelajaran kooperatif, guru memberi kesempatan kepada siswa
3
Triatna Cepi, Guru sebagai Mentor (Bandung: CV Citra Praya, 2008), hlm 3
5
untuk mengembangkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Melalui strategi
pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, para siswa akan
mampu mengembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada
dalam dirinya, selain itu, mereka juga akan terlatih untuk menggunakan
kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya dalam menghadapi
berbagai persoalan yang muncul dalam dirinya. Pembelajaran sendiri pada
dasarnya di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta
didik dengan tanpa ada perasaan tertekan4. Yang tidak kalah penting, para siswa
akan mampu belajar Aqidah Akhlak secara efektif dan efisien.
Berdasarkan permasalahan tentang rendahnya kemampuan belajar Aqidah
Akhlak siswa maka peneliti melihat Bapak Nursalim sebagai guru Aqidah Akhlak
ingin
mencoba memecahkan masalah ini
dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif dalam proses belajar-mengajar. Dalam strategi
pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok kecil terdiri dari 4
atau 5 siswa, dengan memberi reward bila kelompok mereka berhasil. Masingmasing kelompok merupakan kelompok yang heterogen menurut kemampuan,
jenis kelamin, suku, dan ras. Mereka belajar sampai anggauta kelompoknya
semua mengerti materi yang sedang dipelajari. Strategi pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu cara yang paling sederhana dan paling fleksibel dalam
belajar bersama dalam kelompok, peserta didik termotivasi untuk saling
4
Khaeruddin, KTSP Konsep dan Implementasinya di Madrasah (Yogyakarta: Nuansa Aksara,
2007), hlm 220
6
mendukung dan saling tolong menolong satu sama lain dalam memahami materi
pelajaran dan berusaha agar menjadi kelompok super. Pada dasarnya peneliti
ingin mengetahui apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif mampu
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa klas VIII A MTs
Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini mengambil lokasi di MTs Maftahul Falah Sinanggul
Mlonggo Jepara, karena ada hal yang mendasari pemilihan lokasi ini yaitu:
1. Di MTs Mafthul Falah Sinanggul Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
belum pernah ada penelitian sebelumnya yang meneliti tentang penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar
Aqidah Akhlak
2. Mengetahui
penggunaan
strategi
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak siswa di MTs Maftahul Falah Sinanggul.
3. MTs Mafthul Falah Sinanggul merupakan salah satu sekolah yang bagus di
Desa Sinanggul Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan untuk mewujudkan kesatuan
berpikir serta membatasi masalah, peneliti memberikan penjelasan dan penegasan
tentang arti dari beberapa istilah yang tercantum dalam judul penelitian, sebagai
berikut:
1. Strategi Pembelajaran Kooperatif
7
Strategi pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya sekedar
belajar dalam kelompok5. Strategi pembelajaran sendiri berarti cara dan seni
untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa.6
Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh
para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan
sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik,
karena proses pembelajaran itu memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna
menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif. Strategi
pebelajaran kooperatif menciptakan siswa berani bekerja sama saling
berkoordinasi dalam usaha melengkapi tugas. Dari pernyataan tersebut kita bisa
menyimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Kooperatif artinya proses belajar
mengajar dimana siswa mendiskusikan materi pelajaran bersama dalam
kelompok. Jika mereka punya masalah mereka akan mencari solusi bersama.
Siswa saling bertukar pendapat dan ide mereka dalam kelompoknya
2. Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah suatu usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap siswa dengan tujuan agar dapat memahami dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan kehidupan).
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma)
5
Anita lie, Cooperative Learning (Jakarta: Grasindo. PT Gramedia Widiasarana, 2010), hlm
29
6
Wena Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu tinjauan Konseptual
Operasional,(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), hlm 21.
8
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.7 Menurut bahasa, kata akhlak
berarti budi pekerti, watak, tabiat, dan perangai. Akhlak adalah perilaku yang
dipantulkan dari keadaan aqidah seseorang.8
3. Kemampuan Belajar Siswa
Kemampuan belajar siswa adalah kemampuan yang harus dicapai siswa
setelah mengikuti pembelajaran. Kemampuan tersebut adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kemampuan dalam
bidang tertentu bukan hanya mengetahui tetapi akan terpola dalam perilaku
sehari-hari. Kemampuan belajar siswa sendiri merupakan kemampuan
seseorang dalam melaksanakan kewajiban- kewajiban dalam belajar secara
bertanggung jawab dan layak9.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu banyaknya masalah pembelajaran maka dalam
penelitian yang peneliti laksanakan ini, peneliti membatasi permasalahan hanya
mengenai strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan
7
Musthafa Aris, Hikmah Akidah Akhlak,(Surakarta: Akik Pusaka, 2014), hlm 2
Muqoddas Ali, Membangun Karakter Bangsa melalui Akidah & Akhlak, (Semarang: Rafi
Sarana Perkasa, 2014), hlm 7
9
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan
Konsep Islami (Bandung: PT Rfika Aditama, 2010), hlm 44
8
9
belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah
Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat perumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana
strategi
pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs
Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015?
b. Bagaimana aplikasi strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs
Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
c. Apa kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A
di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk:
a. Mendeskripsikan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs
Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
10
b. Mendeskripsikan
aplikasi
strategi
pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A
di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
c. Mendeskripsikan
kelebihan
dan
kelemahan
strategi
pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada
siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran
2014/2015
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan tidak hanya sekedar bermanfat sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), tetapi juga
dapat bermanfaat bagi beberapa pihak baik bermanfaat secara teoretis maupun
bermanfaat secara praktis antara lain:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memperluas,
memperdalam teori dan konsep tentang strategi pembelajaran kooperatif
untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk peneliti
berikutnya khususnya peneliti yang melakukan penelitian berkaitan
dengan ruang lingkup strategi pembelajaran kooperatif khususnya, dan
ruang lingkup penelitian strategi pembelajaran pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
11
Penulis memperoleh pengalaman yang sangat berharga dan juga
pengetahuan baru tentang dunia pendidikan dan hal ini tentu saja berguna
bagi
penulis
untuk
mempersiapkan
diri
dalam
meningkatkan
profesionalisme dan meningkatkan rasa percaya diri di dunia kerja. Di
samping itu juga bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan mengenai strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak
b. Bagi Guru Aqidah Akhlak
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan
tentang strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan
siswa belajar Aqidah Akhlak, Sebagai bahan pertimbangan dalam
mengajar Aqidah Akhlak sehingga tercipta siswa yang berintelektual
islami dan memiliki skill yang memadai dan juga sebagai koreksi dalam
penerapan
strategi
pembelajaran
kooperatif
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul.
c. Bagi Kepala Sekolah
Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan
yang berkaitan dengan kemampuan belajar siswa dalam setiap mata
pelajaran, khususnya kemampuan belajar siswa dalam Aqidah Akhlak.
12
d. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya penelitian ini institusi pendidikan memperoleh
kajian berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna di
kalangan akademik. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu alat
evaluasi terhadap strategi pembelajaran dan bisa dijadikan sebagai bahan
kajian untuk mendukung proses pembelajaran agar mendapatkan output
yang lebih baik
e. Bagi Peneliti Lain:
Penelitian ini bisa digunakan sebagai tambahan referensi di dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori membahas tiga bagian penting yaitu landasan teori yang
menjelaskan teori-teori secara umum yang relevan dengan penelitian, menjelaskan
tentang hasil penelitian terdahulu yang relevan dan berkaitan erat dengan masalah
yang diteliti, dan menyajikan kerangka pemikiran teoretis. Landasan teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, dasar - dasar teoretis yang diperoleh dari literatur - literatur seperti buku buku maupun majalah yang berhubungan dengan penelitian
A. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Secara bahasa strategi sendiri bisa diartikan sebagai siasat, kiat, atau
cara.10 Pembelajaran sendiri merupakan suatu aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa berkaitan langsung dengan
aktivitas guru11. Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik mengajar
yang sangat dominan dalam meraih keberhasilan dalam mengajar. Secara
umum strategi diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
10
11
Sutikno Sobry, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm 3
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm 63
14
murid dalam perwujudan interaksi antara keduanya untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan. Istilah pembelajaran tidak lagi mengarah pada transfer materi,
tetapi lebih pada bagaimana mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal12. Pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran tidak hanya
sekedar belajar kelompok. Strategi pembelajaran kooperatif ini membuat guru
mengatur kelas seefektif mungkin karena dalam pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran Aqidah
Akhlak dan cara – cara bersosialisasi dalam belajar. Berdasarkan pernyataan di
atas bisa disimpulkan bahwa pengertian strategi pembelajaran kooperatif adalah
strategi belajar bekerja sama diantara siswa dalam kelompok.
2. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif
Ciri- ciri pembelajaran kooperatif adalah:
a. Adanya rasa tanggung jawab masing-masing anggauta kelompok
b. Masing - masing anggauta kelompok bisa berkomunikasi secara langsung
bertatap muka dan saling mengevaluasi dalam kelompoknya
c. Bisa lebih mengefektifkan tujuan pembelajaran
d. Bisa menambah pengetahuan, kemampuan, dan sikap bekerja sama dalam
belajar13.
12
Triatna Cepi, Guru Sebagai Mentor, (Bandung: CV Citra Praya, 2008), hlm 5
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2010), hlm 29
13
15
Berdasarkan pendapat Anita Lie mengenai ciri- ciri pembelajaran
kooperatif, penulis bisa menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu stra tegi pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak
3. Unsur - Unsur Pembelajaran Kooperatif
Ada 5 unsur dalam pembelajaran kooperatif, mereka adalah:
a. Saling bergantung secara positif
b. Tanggung – jawab secara individu
c. Saling tatap muka
d. Saling berkomunikasi dalam kelompok
e. Evaluation of group process14
4. Langkah – Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak
Dalam penelitian ini peneliti meneliti strategi pembelajaran koopratif.
Melalui strategi pembelajaran koopratif, guru dapat memotivasi siswa dalam
belajar Aqidah Akhlak dengan menarik. Siswa dapat memperkaya kemampuan
mereka
untuk
bisa menguasai pembelajaran Aqidah Akhlak. Siswa dapat
bekerja sama dengan teman sekelompoknya secara aktif. Di dalam strategi
14
hlm 31
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010),
16
pembelajaran kooperatif bisa digunakan sebagai dasar dalam belajar. Di dalam
strategi pembelajaran koopratif menggunakan langkah – langkah pembelajaran
sebagai berikut:
a. Guru menerangkan materi Aqidah Akhlak secara singkat
b. Membiarkan siswa mempelajarinya
c. Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi pembelajaran
d. Siswa diminta mendiskusikan pertanyaan- pertanyaan tersebut dalam
kelompoknya
e. Salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya15
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak
1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran
pendidikan agama yang diajarkan di MTs yang dikembangkan dari ajaranajaran dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang secara integratif
menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam
pengembangan keilmuan. Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya
mengantarkan siswa untuk menguasai pengetahuan Aqidah Akhlak tetapi
yang terpenting adalah menekankan keutuhan dan keterpaduan antara
pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga siswa dapat mengamalkan Aqidah
15
Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), hlm
31
17
Akhlak dalam kehidupan sehari-hari, untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan siswa serta pencegahan dari akhlak tercela16.
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak
Secara garis besar, ruang lingkup materi pokok pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut:
a. Hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliqnya (Allah SWT)
mencakup segi aqidah, meliputi: iman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat, serta Qadla dan
Qadar.
b. Hubungan horizontal antara manusia dengan manusia, meliputi: akhlak
dalam pergaulan sesama manusia, kewajiban membiasakan akhlak yang
baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.
c. Hubungan manusia dengan lingkungan, meliputi: akhlak manusia terhadap
alam lingkungan, baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup
selain manusia yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan17.
3. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlak
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
16
17
https://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/01-agama-islam-smp1.pdf
. http://library.walisongo.ac.id. Diakses Sabtu, 4 April 2015
18
c. Pencegahan, yaitu mencegah hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya
lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan menuju
manusia Indonesia seutuhnya
d. Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan
dan akhlak
4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak
a. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan akan hal-hal yang
harus diimani sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.
b. Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik
dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, maupun dengan alam lingkungannya.
c. Siswa memperoleh bekal tentang Aqidah Akhlak untuk mencapai baik SK
(Standar Kompetensi maupun) KD (Kompetensi Dasar) pembelajaran
Aqidah Akhlak. Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.18
Berikut ini adalah tabel Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar mata pelajaran Aqidah Akhlak.
18
. http://library.walisongo.ac.id. Diakses Sabtu, 4 April 2015
19
Tabel 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel Aqidah Akhlak
A.
Kelas VIII, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
1. Meningkatkan keimanan
kepada kitab-kitab
Allah SWT
2. Menerapkan akhlak
terpuji kepada diri sendiri
3. Menghindari akhlak tercela
kepada diri sendiri
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menjelaskan pengertian beriman
kepada
kitab-kitab Allah SWT
1.2 Menunjukkan bukti/dalil
kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT
1.3 Menjelaskan macam-macam, fungsi, dan isi
kitab Allah SWT
1.4 Menampilkan perilaku mencerminkan
beriman kepada kitab Allah SWT
2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya
tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan qana’ah
2.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh
perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar syukur dan
qana’ah
2.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari
tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur dan
qana’ah dalam fenomena kehidupan.
2.4 Menampilkan perilaku tawakal, ikhtiyar,
sabar, syukur dan qana’ah
3.1 Menjelaskan pengertian ananiah, putus
asa,ghadab, tamak dan takabur
3.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh- contoh
perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak
dan takabur
3.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat
perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak,
dan takabur
3.4 Membiasakan diri menghindari perilaku
ananiah, putus asa, ghadab, tamak, dan
takabur
Kelas VIII, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
4. Meningkatkan keimanan
kepada Rasul Allah
KOMPETENSI DASAR
4.1 Menjelaskan pengertian dan
pentingnya beriman kepada Rasul
20
Allah SWT
4.2 Menunjukkan bukti/dalil kebenaran
adanya Rasul Allah SWT
4.3 Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah
SWT
4.5 Menampilkan perilaku yang
mencerminkan beriman kepada
Rasul Allah dan mencintai Nabi
Muhammad SAW dalam kehidupan
5 Memahami mukjizat dan kejadian
luar biasa lainnya (karamah,
ma’unah, dan irhash)
6. Menerapkan akhlak terpuji kepada
sesama
7. Menghindari akhlak tercela kepada
sesama
5.1 Menjelaskan pengertian mukjizat dan
kejadian luar biasa lainnya (karamah
5.2 Menunjukkan hikmah adanya mukjizat
dan kejadian luar biasa lainnya
(karamah, ma’unah, dan irhash) bagi
Rasul Allah dan orang-orang pilihan
Allah
6.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya
husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh,
dan ta’aawun
6.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh
perilaku husnuzh-zhan, tawaadhu’
6.3 Menunjukkan nilai-nilai positif dari
husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh,
dan ta’aawun dalam fenomena
kehidupan
6.4 Membiasakan perilaku husnuzh-zhan,
tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun
dalam kehidupan sehari-hari
7.1 Menjelaskan pengertian hasad, dendam
ghibah, fitnah, dan namiimah
7.2 Mengidentifikasi bentuk perbuatan
hasad, dendam, ghibah, fitnah
7.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat
perbuatan hasad, dendam, ghibah, f
7.4 Membiasakan diri menghindari perilaku
hasad, dendam, ghibah, fitnah dan
namiimah dalam kehidupan seharihari19
C. Kemampuan Belajar Siswa
19
https://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/01-agama-islam-smp1.pdf
21
1. Pengertian Kemampuan Belajar siswa
Kemampuan Belajar siswa adalah sesuatu yang harus dimiliki siswa
sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu dalam hal ini tentu saja berkaitan dengan belajar.
Hal ini bisa ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan
bertindak sehubungan dengan belajar.
2. Ruamg Lingkup Kemampuan siswa
Ruamg lingkup kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan
yang termaktub di dalam silabus Aqidah Akhlak yang sudah mencakup
kemampuan siswa secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif maupun
aspek psikomotor. Adapun ruang lingkup kemampuan siswa secara umum
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak: (a) hafal surat-surat pilihan, mampu
membaca, menulis, mengartikan, dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an, serta
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari; (b) beriman dengan
mengenal, memahami, dan menghayati rukun iman serta mampu berperilaku
sebagai orang yang beriman; (c) terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji,
serta mampu menghindari sifat-sifat yang tercela, dan bertatakrama dalam
kehidupan sehari-hari; (d) mengenal, memahami, menghayati, mampu dan
mau mengamalkan ajaran-ajaran Islam tentang ibadah dan muamalah; (e)
memahami, menghayati, dan mampu mengambil manfaat yang terkandung
dalam tarikh Islam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
22
D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Sebagai perbandingan penulis kemukakan beberapa hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Iis Rostiawati, dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran
Membaca dan Menulis Al-Qur’an di SMU Islam 3 Sleman. Penelitian ini
bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisa tentang pelaksanaan
pembelajaran
membaca
dan
menulis
Al-Qur’an,
penerapan
strategi
pembelajaran dan faktor penghambat pembelajaran membaca dan menulis AlQur’an di SMU Islam 3 Sleman sekaligus cara mengatasinya. Dalam
penelitiannya, Iis Rostiawati memfokuskan penelitiannya pada strategi dalam
pembelajaran Al-Qur’an di SMA Islam 3 Sleman.
2. Ismail, dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam pada Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisa secara kritis tentang
penerapan strategi pembelajaran PAI pada kelas akselerasi di SMA Negeri 1
Yogyakarta.
Fokus
penelitiannya
mengenai
pelaksanaan
strategi
pembelajaran, evaluasi, dan hubungan antara strategi dengan evaluasi
pembelajaran PAI pada kelas akselerasi20.
20
2015
Media Pembelajaran, www.akhmadsudrajat.wordpress.com diakses Rabu, 17 Desember
23
3. Widyaningsih HI, dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di
SMK PIRI Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan
menganalisis secara kritis tentang strategi pembelajaran pendidikan agama
Islam berbasis kompetensi di SMK Piri Sleman. Dalam penelitiannya,
Widyaningsih lebih menitik beratkan pada strategi pembelajaran berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).21
Berdasarkan dari ketiga hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian-penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam pengkajian
tentang strategi pembelajaran. Namun dari masing-masing penelitian tersebut
memiliki perbedaan dalam variabel-variabel yang mengikutinya atau obyek
kajiannya. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada strategi pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak yang
termuat dalam silabus pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Objek
penelitiannya pada kelas biasa bukan kelas akselerasi yang pernah diteliti oleh
saudara Ismail.
E. Kerangka Pemikiran Teoretis
Kerangka pemikiran teoretis sebagai pedoman acuan dalam melaksanakan
penelitian tentang strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
21
http://www.ditpais.info. iqbalnurhadi.web.IdI diakses Rabu, 17 Desember 2015.
24
kemampuan belajar Aqidah Akhlak. Di sini akan terlihat bahwa strategi
pembelajaran kooperatif di MTs Maftahul Falah Sinanggul sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar Aqidah Akhlak untuk lebih jelasnya penulis
menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1
Alur Kerangka Pemikiran Teoretis
Strategi Pembelajaran
Kooperatif
Kemampuan Belajar Aqidah
Akhlak
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjudul strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah
Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang
pendidikan.
.
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam dunia
pendidikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositiveme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah22. Sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif maka penelitian ini
bersumber pada pengamatan kualitatif di lapangan (field research).
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Tetapi pada kenyataannya mungkin saja pada penelitian
kualitatif ada data berupa angka-angka, tetapi sebenarnya angka-angka
tersebut hanya berguna untuk menjelaskan sesuatu saja. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 15
26
perpektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara,
diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya.
Pehamanan diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan
melalui penguraian pemaknaan partisipan. Tentang situasi-situasi dan
peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ideide, pemikiran dan kegiatan dari partisipan
Dalam penelitian kualitatif penentuan sampel dilakukan saat peneliti
mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung dengan tehnik
purposive sampling yang didasari bahwa pada proposal masih bersifat
sementara dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan.
Dalam hal ini peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan
dapat dipercaya menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui
masalahnya secara lebih mendalam.
Berdasarkan pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa di penelitian
kualitatif, peneliti akan meneliti kejadian berkaitan dengan fokus penelitian.
Metode
penelitian
ini
menggunakan
metode
fenomologis/
metode
impresionistik. Berakar dari sebuah studi dalam bidang filsafat yang
mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Salah satu pendekatan dalam
ilmu sosial yang dipergunakan untuk membantu memahami berbagai gejala
sosial. Fenomenologi dalam penelitian diperlukan sebagai tahapan untuk
mengetahui dan menghasilkan pengertian mengenai benda/tempat/manusia.
Pengetahuan dan pengertian yang muncul pada persepsi personal/subjektif
27
bisa jadi berbeda-beda meski menunjuk pada tempat/orang yang sama.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan
penelitian non hipotesis yang berarti dalam langkah penelitiannya tidak perlu
merumuskan hipotesis karena tidak bersifat menguji melainkan memaparkan
temuan dari penelitian dan mencari jawaban terhadap permasalahan yang
ingin diketahui. Sejalan dengan metode di atas, maka informan yang peneliti
tetapkan sebagai sumber data informan adalah guru Aqidah Akhlak di MTs
Maftahul Falah Sinanggul23.
2. Desain penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan
studi yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan skripsi. Desain
penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
Penyusunan
Skripsi
Obyek
Guru MTs
Maftahul Falah
Sinanggul
Fokus
Penelitian
Proposal
Penelitian
Data Awal
Metode
Penelitian
Pengumpulan
Data
Analisis
Data
PERMASALAHAN
PEMECAHAN
OUTPUT
Gambar 2 Desain Penelitian
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 397
28
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak
pada Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran
2014/2015
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data-data penelitian diperoleh24. Dalam melaksanakan penelitian ini
peneliti memperoleh data-data penelitian dari dua sumber yaitu sumber data
primer dan data sekunder
a. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data-data penelitian yang diperoleh peneliti
secara langsung dari sumber data, baik yang dilakukan peneliti dengan atau
melalui cara wawancara, observasi dan alat lainya. Dalam penelitian ini
sumber data peneliti peroleh dari guru (Bapak Nursalim, S. Pd I dan kepala
sekolah Bapak Drs. Subur, M. Si
24
hlm172
Arikunto. S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
29
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung diperoleh
dari subjek penelitian. Data skunder berupa data dokumentasi yang bisa
terdiri dari foto siswa saat proses pembelajaran, buku-buku bisa berupa buku
paket atau LKS, maupun arsip-arsip resmi bisa berupa daftar nilai siswa.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yakni mulai bulan November
2014 dan diperkirakan berakhir pada bulan Maret 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian mengambil tempat di MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo
Jepara. Pemilihan tempat ini dilakukan secara purposive (sengaja), dengan
pertimbangan dan alasan sebagai berikut:
a. Di MTs Mafthul Falah Sinanggul belum pernah ada penelitian sebelumnya
yang meneliti tentang penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII A
di MTs Maftahul Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
b. Untuk mengetahui dan meningkatkan penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada
siswa kelas VIII A di MTs MaftahulFalah Sinanggul Tahun Pelajaran
2014/2015
30
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
sebuah penelitian, karena pada dasarnya tujuan utama dari sebuah penelitian
adalah mendapatkan data - data. Peneliti harus mengetahui metode pengumpulan
data karena tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka seorang peneliti
tidak akan mendapatkan data-data seperti yang diharapkan atau mendapatkan
data-data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan25. Adapun dalam
pengkajian skripsi ini penulis laksanakan ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data penelitian dengan menggunakan berbagai macam cara seperti
berikut :
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu teknik ataupun cara
mengumpulkan data-data dengan jalannya proses yaitu mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan atau aktivitas yang sedang berlangsung26.
Observasi ini peneliti gunakan sebagai instrumen pengumpul data, dan tentu
saja peneliti dalam melaksanakan observasi menggunakan lembar observasi
seperti yang terdapat dalam lampiran
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 308
26
Sukmadinata, Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), hlm 220
31
Penelitian ini menggunakan observasi non participant, karena peneliti
tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Instrumentasi
yang digunakan adalah observasi terstruktur, karena observasi yang dilakukan
sudah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan di
Langkah-langkah metode pengumpulan data dengan observasi di MTs
Maftahul Falah Sinanggul adalah sebagai berikut:
a). Peneliti menentukan pokok persoalan yang peneliti amati,
b). Khusus pengamatan pelaksanaan strategi pembelajaran Aqidah Akhlak,
peneliti mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung yang dilakukan guru
Aqidah Akhlak. Peneliti menulis hasil pengamatan secara sistematis
2. Metode Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau
dalam bentuk percakapan bertujuan memperoleh informasi. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui
dari responden
lebih mendalam27. Wawancara terhadap guru dan kepala
sekolah ( Bapak Nursalim, S. Pd I dan Bapak Drs. Subur, M. Si ), pertanyaan
beserta jawaban diberikan secara verbal. Komunikasi ini dilakukan dengan
keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan
melalui telepon. Wawancara dapat dilakukan secara tersusun maupun tidak
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 317
32
tersusun, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
menggunakan telepon. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
wawancara
tersusun.
Wawancara
tersusun
adalah
wawancara
yang
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya, tetapi pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada dua subyek, yakni Kepala
Sekolah dan Guru Aqidah Akhlak MTs Maftahul Falah Sinanggul. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Membuat daftar pertanyaan yang
peneliti gunakan sebagai pedoman wawancara, adapun daftar pertanyaan
(pedoman wawancara) sebagai berikut:
Tabel 2
Daftar Pertanyaan (Panduan Wawancara Tentang Pembelajaran)
No
1
Informan
Kepala Sekolah
2
Guru Aqidah akhlak
Pertanyaan
Bagaimana tanggapan Bapak mengenai strategi pembelajaran
yang diterapkan oleh guru Aqidah akhlak?
Apa kebijakan-kebijakan yang Bapak terapkan untuk
mengembangkan potensi guru-guru di MTs Maftahul Falah
terkait dengan pembelajaran
Apa saja yang biasanya menjadi kendala dalam kegiatan
belajar mengajar oleh guru-guru di MTs Maftahul Falah
Sinanggul, khususnya guru Aqidah akhlak?
Persiapan apa yang dilakukan bapak sebelum melaksanakan
pembelajaran aqidah akhlak?
Bagaimana Bapak menerapkan strategi pembelajaran Aqidah
akhlak dari awal sampai akhir untuk mencapai keberhasilan
peserta didik ?
Apa yang menjadi problem Bapak dalam menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif mata pelajaran Aqidah Akhlak ?
Apakah bapak selalu memberikan tugas kepada siswa?
33
Dalam wawancara ini peneliti menuliskan apa yang disampaikan baik
oleh kepala sekolah maupun oleh guru Aqidah Akhlak. Peneliti menulis hasil
wawancara secara cermat dan jujur apa adanya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dkumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang28. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari
sumber-sumber yang ada yaitu berupa dokumen-dokumen penting seperti
dalam tabel berikut:
Tabel 3
Pedoman Dokumentasi
1
2
3
4
5
6
Perangkat Pembelajaran
Silabus dan RPP
Buku ajar, LKS
Media Pembelajaran
Daftar Nilai
Jurnal Pembelajaran
Pelaksanaan dokumentasi dalam penelitian ini sangat penting untuk
mengetahui segala sesuatu seperti yang terangkum pada tabel 3 atau hal-hal
lain yang berhubungan dengan penelitian di MTs Maftahul Falah Sinanggul.
Untuk pelaksanaan dokumentasi ini peneliti akan cukup melihat data - data
yang ada di MTs Maftahul Falah Sinanggul. Misalnya, data-data yang
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 329
34
tersimpan dalam file-file komputer atau data-data yang bisa dilihat di papan
pengumuman
E. Validitas Data
Uji validitas data atau keabsahan terhadap data hasil penelitian kualitatif
dilakukan dengan cara:
1. Perpanjangan Pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap
orang asing, masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum
lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan.
Dengan adanya perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru29. Dalam pepanjangan pengamatan untuk
menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap
data yang pernah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek
kembali ke lapangan data sudah benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila
setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka
waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 369
35
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati
3. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi,
maka sebenarnya peneliti melakukan pengumpulan data yang sekaligus
menguji keabsahannya, yakni data yang valid dari berbagai sumber data.30
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk
mencari dan menemukan data menyusun transkip wawancara, catatan-catatan
lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D.
Bandung: Alfabeta, 2009 hlm 368
36
teknik-teknik pengumpulan data lainnya31. Sehubungan dengan hal tersebut di
atas dalam menganalisis hasil temuan ini menggunakan tiga macam analisis yaitu
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Langkah awal ini untuk memudahkan pemahaman terhadap data
penilaian yang sudah terkumpul, reduksi data dilakukan dengan cara
mengelompokan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan penelitian.
b. Penyajian Data (Data Display)
Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi
berdasarkan aspek-aspek dan penelitian, penyajian data dimaksudkan untuk
memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan pemahaman
terhadap data yang telah dikumpulkan, sesuai dengan hakekat penelitian
kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap, pertama
menarik kesimpulan sementara, namun seiring dengan bertambahnya data,
maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data
yang telah ada. Berdasarkan verifikasi data ini selanjutnya peneliti dapat
menarik kesimpulan akhir temuan penelitian.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D.
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 337.
37
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif dan
untuk memudahkan pemahaman kandungan isi skripsi, peneliti akan menjelaskan
sistematika penulisan secara garis besarnya. Skripsi terdiri dari lima bab yang
masing-masing bab saling terkait.
Bab Pertama: Pendahuluan berisi latar belakang masalah, penegasan
istilah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian
Bab Kedua: Landasan Teori Pada landasan teori memuat beberapa
pembahasan: A. Strategi Pembelajaran Kooperatif yang meliputi, 1. Pengertian
Strategi Pembelajaran Kooperatif, 2). Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif, 3.
Unsur - Unsur Pembelajaran Kooperatif, 4. Langkah – Langkah Strategi
Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak. B. Pembelajaran
Aqidah Akhlak, yang meliputi: 1.Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak, 2.
Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak, 3. Fungsi Pembelajaran Aqidah
Akhlak, 4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak. C. Kemampuan Belajar Siswa,
yang meliputi: 1. Pengertian Kemampuan Belajar siswa, 2. Ruamg Lingkup
Kemampuan Belajar Siswa. D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Bab Ketiga: Metode Penelitian. Dalam Metode Penelitian ini
membahas tentang Jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data, teknik analisis data,
sistematika penulisan
38
Bab Keempat, Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi:
Deskripsi objek penelitian, Pembahasan dan Hasil Penelitian
Bab Kelima: Penutup, berisi kesimpulan dan saran/rekomendasi
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyajikan deskripsi tentang objek
penelitian, sebagai berikut: MTs Maftahul Falah Sinanggul terletak merupakan
salah satu sekolah di Sinanggul yang berlokasi di Jln. Jepara-Bangsri Km-8
tepatnya di Desa Sinanggul RT: 30 RW: 06, Kecamatan Monggo, Kabupaten
Jepara. Perlu diketahui bahwa berdasarkan letak geografis MTs Maftahul Falah
Sinanggul berada di pinggiran kota jepara, berada di lingkungan pedesaan, tetapi
meskipun terletak di pedesaan namun banyak kemudahan-kemudahan yang bisa
diperoleh baik masalah transportasi maupun komunikasi, sehingga bisa dikatakan
bahwa MTs Maftahul Falah Sinanggul sangat strategis untuk pengembangan
kualitas sekolah.
MTs Maftahul Falah Sinanggul mempunyai guru sebanyak 21 guru, yang
terdiri dari 12 orang Guru tetap dan 9 orang Guru yang tidak tetap, dari jumlah
guru tersebut 19 orang yang lulusan S1, 1 orang lulusan D1 dan 1 orang lagi
lulusan S2, sedangkan jumlah guru yang sudah bersertifikat pendidik sebanyak 5
orang, MTs Maftahul Falah Sinanggul juga memiliki areal yang cukup luas untuk
pengembangan baik gedung maupun lapangan olah raga, sarana prasarana, MTs
Maftahul Falah Sinanggul MTs Maftahul Falah Sinanggul yang dimiliki adalah 7
40
ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah,
1 ruang multimedia.
(Dokumentasi MTs Maftahul Falah Sinanggul yang dikutip hari Selasa, 2 Pebruari 2015)
a. Sejarah Berdirinya MTs Maftahul Falah Sinanggul
MTs Maftahul Falah Sinanggul merupakan sebuah lembaga
pendidikan yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
Maftahul Falah, yang didirikan oleh H Abdul Bashir, BA dengan Akta
Notaris No 22/35/1985 karena beliau merasa terpanggil selaku seorang
muslim untuk mengabdikan dirinya dalam mengemban ajaran agama serta
menanamkannya kepada putera-puteri Islam selaku penerus perjuangan
Rasulullah S.A.W. Yayasan ini mulai mendirikan lembaga pendidikan
formal sejak tahun 1982 dengan konsep latar belakang berdirinya yaitu
bahwa pendidikan merupakan wahana penting dalam pembentukan
generasi penerus yang handal. MTs Maftahul Falah Sinanggul didirikan di
atas sebidang tanah dengan luas 2019 m2 dan beralamatkan di RT:30
RW:06 di Desa Sinanggul, Kecamatan Monggo, Kabupaten Jepara. Pada
waktu itu yang menjabat pertamakali sebagai kepala sekolah adalah Bapak
Edy showan. Beliau menjabat sampai tahun 1999. Selanjutnya Beliau
diganti dengan Bapak Kusirun Ampd sampai tahun 2009, selanjutnya
mulai tahun 2009 pimpinan kepala sekolah diganti oleh Bapak Muhammad
Subur sampai sekarang. MTs Maftahul Falah Sinanggul kini telah
mendapat tanggapan dan simpati yang besar dari masyarakat Sinanggul dan
41
sekitarnya.
Sebagaimana
lazimnya
setiap
organisasi,
yayasan
ini
mempunyai asas, dasar serta tujuan yang jelas bagi tercapainya sasaran
yang diharapkan. Untuk itu beliau (H Abdul Bashir, BA) memberi
petunjuk bahwa Yayasan Pendidikan Islam Maftahul Falah ini berasaskan
Islam Ahlisunnah Wal Jama`ah dan berdasarkan pada Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, serta bertujuan untuk turut membina puteraputeri Islam agar menjadi insan yang berilmu ilmiah dan beramal amaliah
yang dilandasi dengan akhlaqul karimah serta sanggup berbakti terhadap
nusa, bangsa dan agama Selain kegiatan intrakurikuler yang berisikan mata
pelajaran muatan nasional dan lokal, madrasah ini juga mengadakan
kegiatan ekstrakurikuler untuk para siswa, diantaranya muhadharah
(latihan berpidato), PRAMUKA, PLDK (Pendidikan dan Latihan Dasar
Kepemimpinan), pecinta alam, kesenian (marawis), pembelajaran kitab
kuning, kursus komputer dan bahasa. (Hasil wawancara dengan kepala
MTs Maftahul Falah Sinanggul pada hari Senin, 2 Pebruari 2015)
b. Tujuan Pendidikan MTs Maftahul Falah Sinanggul
Tujuan pendidikan MTs Maftahul Falah Sinanggul adalah untuk
mengembangkan pemahaman, sikap dan keterampilan yang memadai
dalam IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi), sehingga mampu menghasilkan tamatan/lulusan yang berilmu
pengetahuan, terampil, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, selain itu juga menyiapkan siswa untuk berperan
42
dalam masyarakat, menjadi pembelajar yang mandiri untuk keperluan
pendidikan agama (relegion education), pengembangan kepribadian
(personality development), dan pengembangan kognitif.
MTs Maftahul Falah Sinanggul juga bertujuan menyiapkan lulusan
untuk memasuki dunia global dimana di era globalisasi ini menyebabkan
terjadinya persaingan bebas di berbagai bidang, kemajuan teknologi
industri dan komunikasi begitu cepat sehingga membutuhkan sumber daya
manusia berkualitas yang memiliki kompetensi terutama di bidang agama
Islam yang bisa diandalkan agar dapat berkompetitif secara global.
Pendidikan merupakan kegiatan sadar untuk mengembangkan minat dan
bakat serta potensi peserta didik
(Data dokumen MTs Maftahul Falah Sinanggul diambil pada tgl 2 Pebruari 2015)
c. Data Guru, Staf TU dan Siswa MTs Maftahul Falah Sinanggul
1). Data Guru
Tenaga pengajar di MTs Maftahul Falah ini jumlahnya ada 21
orang. Dengan keberadaan guru yang berjumlah 21 orang ini harapan
MTs Maftahu Falah Sinanggul bisa berkompetensi dengan bagus baik
dalam hal akademik maupun dalam hal non akademik peserta didik.
Agar lebih jelas tentang nama guru, Jabatan/tanggung jawab yang
dipegang dan status pendidikannya maka penulis menyajikan tabel
daftar guru Maftahul Falah sebagai berikut:
43
Tabel 4
Daftar Guru MTs Maftahul Falah
No
Nama
Jabatan
Pendidikan
1
Muhammad Subur, S.Pd, M.Si
Kepala Sekolah
S2
2
Drs Junaidi
Waka Kurikulum
S1
3
Haris Budiawan, S.Pd
Waka Kesiswaan
S1
4
Nur Faqih, S.Pd
Waka Sarpras
S1
5
I`in Afidatun, S.Pd I
Pengelola Perpustakaan
S1
6
Nur Salim, S.Pd I
Guru
S1
7
Sutriyono, SH
Bendahara
S1
8
Nafi`ul Inayah, S.Pd
Guru
S1
9
Mustamir, S.Pd I
Guru
S1
10
Achmad Salim
Guru
D1
11
Muhlis, S.Pd I
Guru
S1
12
Akhsan Maskur, S.Pd I
Guru/Multi media
S1
13
Asiyah Nur H, S.Pd
Guru
S1
14
Fadlolin, S.Pd I
Guru/Waka Sekolah
S1
15
ddatun Nasriyah, S.Pd I
Guru
S1
16
Fatihul Khoir, S.Pd
Guru
S1
17
Novita Handayani, S.Pd
Guru
S1
18
Adib Dwi Rohman, S.Pd
Guru
S1
19
Hanafi, S.Pd I
Guru
S1
20
Drs Rosyidi Arif
Guru
S1
22
M Izudin, S.Ag, M.Pd
Guru
S2
22
Fatroni, S.Ag
Humas
S1
Data dokumen MTs Maftahul Falah Sinanggul diambil pada tgl 2 Pebruari 2015)
2). Data Staf TU
MTs
Maftahul
Falah
mempunyai
karyawan
atau
tenaga
administrasi 3 orang pegawai tetap, terdiri dari 1 orang kepala TU, dan 2
44
orang staf TU dan 1 orang penjaga sebagaimana yang tercantum dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 5
Data Staf TU MTs Maftahul Falah Sinanggul
No
Nama
Jabatan
Pendidikan
2
Dyah Kholifah, S.Pd
Kepala TU
S1
3
M. Syaiful
Staf TU
D2
4
Abdul Muis, S.Pd I
Staf TU
S1
5
Abdul Syukur
Penjaga
SD
(Data Dokumen MTs Maftahul Falah Pada Tgl 4 Pebruari 2015)
3). Data Siswa MTs Maftahul Falah
Siswa MTs Maftahul Falah tahun ajaran 2014/2015 pada bulan
Februari 2015 berjumlah anak terdiri dari:
Kelas VII ada 2 kelas : VIIA, VIIB
Kelas VIII ada3 kelas: VIIIA, VIIIB, VIIIC
Kelas IX ada2 Kelas : IX A, IXB
Tabel 6
Data Siswa MTs MTs Maftahul Falah tahun ajaran 2014/2015
Kelas
Putera
Puteri
Jumlah
VII
12
24
36
VIII
15
25
40
IX
11
28
39
Jumlah
38
77
105
(Data Dokumen MTs Maftahul Falah Pada Tgl 4 Februari 2015)
45
d. Lokasi Dan Sarana Prasarana
Luas lokasi yang digunakan oleh MTs Maftahul Falah adalah 2360
m2, dengan menggunakan tanah seluas ini didirikan beberapa ruang kelas,
kantor Tata Usaha, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat ibadah dan
sebagainya. Sesuai hasil pengamatan dan dokumen yang ada, didapatkan
data bahwa sekolah tersebut sampai akhir tahun berusaha melengkapi
sarana dan prasarana yang belum ada atau masih kurang. Kesemuanya
diusahakan dan disediakan agar kemajuan madrasah dapat terwujud.
Adapun sarana prasarana yang telah dimiliki oleh MTs Maftahul
Falah adalah sebagai berikut dalam tabel dibawah ini:
Tabel 7
Data Sarana Prasarana MTs Maftahul Falah
No
Jenis Ruang
Jumlah Ruang
Keterangan
1
Ruang Kelas
7
Baik
2
Ruang Kep. Madrasah
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Ruang TU
1
Baik
5
Ruang Perpustakaan
1
Baik
6
Masjid/Mushola
1
Baik
7
Ruang UKS
1
Baik
8
Ruang BP
1
Baik
9
Kamar Mandi/WC Guru
1
Baik
10
Kamar Mandi/WC Siswa
3
Baik
(Data Dokumen MTs Maftahul Falah Pada Tgl 4 Pebruari 2015)
Demikianlah gambaran umum MTs Maftahul Falah Sinanggul secara
singkat tentang keadaannya yang sebenarnya.
46
1. Deskripsi Informan
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah
informan seperti yang tertera dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8
Deskripsi Informan
No
1
2
NAMA
Drs. Muhammad Subur, M.Si
Nur Salim, S.Pd I
USIA
48
34
JABATAN
Kepala sekolah
Guru Aqidah Akhlak
KET
2. Deskripsi Hasil Temuan
a. Wawancara dengan Kepala Sekolah Bapak Subur, S.Pd, M.Si (Kepala
Sekolah MTs Maftahul Falah)
1).Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah
Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015
Hasil wawancara dengan Bapak Subur, S.Pd, M.Si selaku Kepala
Sekolah MTs Maftahul Falah tentang tanggapan beliau mengenai
penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul.
Hasil
wawancara
menunjukkan
bahwa
penggunaan
strategi
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar
Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul memang terbukti hal
ini bisa dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak
47
setelah guru Aqidah akhlak menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif. Meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak bisa
dilihat dari hasil nilai siswa sebelum pembelajaran menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif dan sesudah menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif (data bisa dilihat pada lampiran). Sebelumnya
guru Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul biasanya
menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang sejak dulu
digunakan tanpa ada inovasi lebih lanjut. Strategi tersebut yaitu
ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Metode ceramah merupakan
metode yang paling dominan digunakan oleh guru Aqidah Akhlak di
MTs Maftahul Falah Sinanggul.
2). Kebijakan Bapak Subur, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Sekolah untuk
mengembangkan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait
dengan pembelajaran Aqidah Akhlak
Hasil wawancara dengan Bapak Subur, S.Pd, M.Si, selaku Kepala
Sekolah MTs Maftahul Falah mengenai kebijakan yang dterapkan
Bapak
Subur,
S.Pd,
M.Si,
selaku
Kepala
Sekolah
untuk
mengembangkan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan
pembelajaran Aqidah Akhlak. Menurut bapak Muhammad Subur, S.Pd,
M.Si selaku kepala MTs Maftahul Falah Sinanggul pengembangan
potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran
48
Aqidah Akhlak sangat penting. Dalam kesempatan ini Beliau berkata:
“Pengembangan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan
pembelajaran Aqidah Akhlak ini kami laksanakan melalui berbagai
kegiatan
misalnya
mengirim
guru
untuk
mengikuti
pelatihan,
mengadakan supervisi dan memberi kompensasi (pemberian reward).
Pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan harus kami lakukan
tidak hanya guru Aqidah Akhlak saja tetapi semua guru mulai dari level
tertinggi dan terendah, para staf atau guru baik yang masih baru maupun
yang sudah lama, kami lebih sering mengirim guru atau staf kami,
apabila ada pelatihan di tempat lain dibandingkan kami mengadakan
sendiri pelatihan di sekolah. Dengan melakukan hal-hal di atas kami
mengharapkan potensi guru tidak hanya guru Aqidah Akhlak tetapi juga
seluruh guru di MTs Maftahul Falah bisa berkembang dengan bagus
3). Kendala dalam Kegiatan Belajar Mengajar oleh Guru-Guru di MTs
Maftahul Falah Sinanggul, Khususnya Guru Aqidah akhlak
Hasil wawancara dengan Bapak Subur, S.Pd, M.Si, selaku Kepala
Sekolah MTs Maftahul Falah mengenai kendala yang biasanya terjadi
dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru-guru di MTs Maftahul Falah
Sinanggul, khususnya guru Aqidah akhlak. Menurut bapak Kepala
sekolah ada beberapa kendala diantaranya penggunaan media di MTs
Maftahul Falah Sinanggul terlihat masih terkesan sederhana. Media
49
elektronik yang berupa LCD, komputer, dan sebagainya belum
digunakan oleh guru Aqidah Akhlak. Sementara ini media yang sering
bersinggungan langsung dengan pembelajaran Aqidah akhlak adalah
media cetak. Misalnya buku paket Aqidah akhlak, buku-buku lain yang
mendukung materi pelajaran Aqidah akhlak. Sedangkan sarana tulisnya
menggunakan papan tulis dan kapur. Kendala lain adalah pengelolaan
kelas di MTs Maftahul Falah Sinanggul menunjukkan kondisi yang jauh
dari harapan. Pasalnya kebanyakan guru belum begitu memperhatikan
persoalan ini, sehingga keadaan kelas terkesan begitu-begitu saja tanpa
ada semangat untuk berubah. Kendala lain lagi yang paling urgen yang
dihadapi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah
Sinanggul adalah kurangnya SDM (guru) yang kreatif, inovatif,
penguasaan teknologi yang masih minim, dan ketersediaan sarana
prasarana pembelajaran yang belum memadai.
b. Wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I (Guru Aqidah Akhlak di
MTs Maftahul Falah Sinanggul)
1). Persiapan Bapak Nur Salim, S.Pd I sebelum melaksanakan
pembelajaran Aqidah Akhlak
Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru
Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan
persiapan yang dilakukan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah
50
Akhlak sebelum melaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas.
Menurut Bapak Nur Salim, S.Pd I persiapan sebelum melaksanakan
pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas itu penting karena mengajar
merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar
menyampaikan
informasi
dari
guru
kepada
siswa32
adalah
mempersiapkan:
a. Perangkat Pembelajaran berupa silabus dan RPP
b. Buku ajar, LKS (Lembar Kerja Siswa)
c. Media pembelajaran
d. Daftar nilai
e. Jurnal pembelajaran
. Disamping persiapan tersebut Bapak Nur Salim, S.Pd I juga
mempersiapkan diri mengenai penampilan harus rapi, kondisi kesehatan
fit, kondisi mental juga harus bagus dan penguasaan materi harus
mantap shingga peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam belajar.
B. Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Belajar Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah
Sinanggul
Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru
Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan
32
Pupuh Fathurrohman, Strategi BelajarMengajar,(Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm 7
51
penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah akhlak siswa kelas VIIIA di MTs Maftahul
Falah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar
Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah tepat, hal ini bisa dilihat dari
meningkatnya kemampuan belajar Aqidah Akhlak terutama Akhlak
terpuji dan tercela setelah guru Aqidah akhlak menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif. Meningkatnya kemampuan belajar Aqidah
Akhlak bisa dilihat dari hasil nilai siswa tidak maupun menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif. Berikut ini penjelasan mengenai
pembelajaran tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif,
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dan
pelaksanaan post tes.
a). Pembelajaran Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 28 Maret,
2015. Pada tahap pertama ini, guru menggunakan cara konvensional
(guru sebagai pusat belajar) dalam mengajar Aqidah Akhlak. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui nilai siswa dalam belajar Aqidah Akhlak
bilamana tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
Proses belajar mengajar dimulai dengan guru mengajar bagaimana
memahami pelajaran Aqidah Akhlak dengan seksama. Hal ini
membuat kelas tenang. Semua siswa sepertinya memperhatikan guru,
52
tetapi tidak bisa dipastikan bahwa semua siswa memperhatikan apa
yang telah dikatakan guru mereka. Hanya ada beberapa siswa yang
aktif bertanya kepada guru selama proses belajar mengajar. Seperti
yang terlihat dalam wawancara antara Peneliti yang dalam hal ini
bertindak sebagai pengamat (Observer) dan Guru Aqidh Akhlak
berikut ini:
O: Bagaimana respon siswa sehubungan dengan strategi mengajar
Ibu (tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif)?
G: Kelas relatif tenang. Beberapa siswa aktif menjawab pertanyaan
saya sehubungan dengan Aqidah Akhlak
O: Apa yang dilakukan siswa lainnya?
G: Sesungguhnya mereka (para siswa) memperhatikan saya, tetapi
ketika saya cek dengan pertanyan mereka tidak bisa menjawab
dengan baik.
O: Jadi, ini bisa dikatakan bahwa sesungguhnya mereka tidak
memperhatikan penjelasan Ibu tetapi mereka sedang memikirkan
yang lain.
G: Ya, mereka cenderung tenang dan malas selama pelajaran Aqidah
Akhlak dan hanya ada beberapa siswa yang rajin.
Berdasarkan pengamat (observer) yang sekaligus sebagai
peneliti, kondisi ini tidak menarik untuk kelas Aqidah Akhlak. Ini
merupakan kegiatan yang membosankan bagi siswa. Sehingga
53
hasilnyapun jauh dari harapan. Ini terbukti dengan nilai rata-rata
hanya 65, (lihat lampiran 1). Berdasarkan hasil belajar tidak
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang tercantum pada
lampiran 1 peneliti membuat tabel hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Belajar Siswa Tidak Menggunakan
Strategi Pembelajaran Kooperatif
No
Uraian
1
2
3
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
Hasil Belajar Siswa Tidak Menggunakan
Strategi Pembelajaran Kooperatif
80
60
65
Berdasarkan hasil nilai pada pembelajaran tidak menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif) belum memuaskan maka peneliti
memutuskan menggunakan strategi mengajar yang lain yang bisa
membuat siswa lebih aktif dan lebih interaktif di dalam kelas yaitu
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
b). Pembelajaran Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 April, 2015. Mengetahui
hasil tes siswa pada pembelajaran sebelum menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tidak cukup memuaskan, maka peneliti
memutuskan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif untuk
memecahkan
masalah
tersebut.
Perencanaan
pada
pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dengan cara menyiapkan
perangkat pembelajaran seperti; RPP yan berfokus pada kerja kelompok
54
dan materi Aqidah Akhlak yang selaras dengan silabus, dan soal-soal
yang terdiri dari 10 soal pilhan ganda tentang pertanyaan Aqidah Akhlak.
Disamping itu lembar skema observasi juga penulis siapkan dengan baik,
hal ini untuk mengamati partisipasi siswa dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak (hal ini dapat dilihat pada lampiran). Siswa tidak gaduh ketika
guru yang sekaligus peneliti masuk kelas. Sebelum pembeljaran dimulai,
guru memberi kesempatan siswa untuk membentuk kelompok. Aktivitas
ini membuat kelas gaduh karena mereka harus mengubah posisi tempat
duduk mereka agar bisa menjadi kelompok yang bagus. Siswa masih
sedikit
kebingungan
dan
memerlukan
pertolongan
guru.
Guru
memerankan perannya sebagai fasilitator. Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa peran guru di dalam strategi pembelajaran kooperatif adalah
sebagai fasilitator artinya guru memfasilitasi siswa selama proses belajarmengajar di dalam kelas. Dalam sudut pandang pembelajaran, guru harus
melatihkan kemampuannya dalam posisi sebagai fasilitator33. Sebagai
fasilitator, guru merencanakan proses belajar-mengajar, materi pelajaran
yang akan diajarkan, bagaimana cara menyampaikan pelajaran, apa
tujuannya, kemudian membantu dan membimbing siswa agar bisa belajar
sendiri. Guru membuat perubahan dalam menangani siswa, guru lebih
sering berjalan mengelilingi siswa. Hal ini membuat siswa merasa bahwa
33
Taufani C.K, Wikipedia untuk Guru, (Bandung: PT Globalindo Universal Multikreasi, 2008),
hlm1 5
55
mereka dibimbing dan diarahkan guru untuk melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya. Menurut observer, proses belajar-mengajar berjalan lancar.
Siswa bisa berdiskusi dengan baik. Pada dasarnya berdiskusi merupakan
proses interaksi antara dua atau lebih yang terlibat saling tukar menukar
pengalaman, informasi. Memecahkan masalah semuanya harus aktif,
tidak boleh ada yang pasif hanya sebagai pendengar saja34 Mereka aktif
bekerja dalam kelompoknya dan saling tukar pendapat
dalam
memecahkan masalah dalam kelompoknya agar tujuan tercapai. Mereka
menghemat waktu dengan membagi tugas untuk masing-masing angauta
kelompok. Usaha belajar siswa untuk meningkatkan belajar tampak pada
kegiatan pembelajaran ini. Tujuan tercapai dan usaha belajar sehubungan
dengan peningkatan keberhasilan kelompoknya agar menjadi kelompok
super dengan menerapkan aturan kelompoknya. Selanjutnya masiing –
masing kelompok menyajikan hasil diskusi mereka. Kelas menjadi gaduh
ketika guru mengumumkan penghargaan pada masing-masing kelompok.
Reward diumumkan dipapan pengumuman. Hal ini membuat mereka
senang dan tertarik. Penghargaan ini membuat mereka lebih termotivasi
untuk melakukan yang terbaik agar kelompoknya menjadi kelompok
super. Hal ini juga berdasarkan wawancara antara Peneliti dengan siswa
berikut ini:
P: Bagaimana dengan rewardnya, apakah kamu menyukainya?
34
Roestiyah N.K, Strategi BelajarMengajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm 5
56
S: Ya, tentu saja.
P: Mengapa?
S1: Karena itu memotivai saya dan kelompok saya bekerja giat agar
menjadi kelompok super. Reward juga juga berbentuk unik dan lucu.
Saya menyukainya.
S2: Itu sebenarnya memotivasi saya untuk memahami pelajaran Aqidah
Akhlak.
S3: Rewardnya kreatif dan kami juga bisa mengukur kemampuan kami
dalam memahami pelajaran Aqidah Akhlak karena adanya reward.
S4: Saya suka itu tetapi saya sesungguhnya tidak puas dengan penghargaan
kelompok kami, tetapi apa yang akan saya katakan, itu adalah usaha
maksimum kami.
Melalui pemberian reward, siswa akan saling membantu dalam
kelompoknya untuk menguasai materi pelajaran. Pengaruhnya terhadap
peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Aqidah Akhlak dengan adanya
reward sangat bagus. Ada empat kelompok yang mendapat reward menjadi
kelompok super. Mereka adalah kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, dan
kelompok 7. Ada empat kelompok yang menjadi kelompok bagus, Mereka
adalah kelompok 4, kelompok 5, kelompok 6 dan kelompok 8. Selanjutnya
guru meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing untuk
mengerjakan tes secara individu. Setelah selesai lembar jawaban siswa
dikumpulkan. Guru mengatakan bahwa siswa lebih senang berada di
57
pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dari pada
di pembelajaran yang tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
Hal ini terbukti dengan perolehan hasil tes yang rata-ratanya lebih tinggi dari
sebelumnya. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 65 menjadi 77 (lihat
lampiran 2). Berdasarkan hasil nilai belajar pada pembelajaran yang
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang tercantum pada
lampiran 2 peneliti bisa membuat tabel hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 10
Hasil Belajar Siswa Sesudah Menggunakan
Strategi Pembelajaran Kooperatif
No
Uraian
1
2
3
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
Hasil
Belajar
Siswa
Sesudah
Menggunakan Strategi Pembelajaran
Kooperatif
90
70
77
1). Hasil Observasi:
a. Guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran bagus.
b. Guru memotivasi siswa dengan bagus.
c. Siswa melakukan diskusi dengan baik.
d. Siswa hanya sedikit yang memerlukan pertolongan guru.
e. Siswa lebih aktif untuk memecahkan masalah.
f. Proses pembelajaran lancer
.
58
2). Hasil Refleksi:
a. Guru seharusnya memberi sering motivasi pada siswa agar terbiasa belajar
Aqidah Akhlak.
b. Guru seharusnya lebih aktif memberi motivasi pada siswa agar berani
mengutarakan buah pikirannya, menyatakan secara obyektif, saling
mengerti dan tolong-menolong selama belajar kelompok.
c). Post-Tes
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2015. Siswa
bertanya kepada guru mengapa mereka tidak diajar dengan menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif lagi. Mereka (siswa) suka diajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Guru menerangkan pada
mereka
bahwa
strategi
pembelajaran
kooperatif
hanya
untuk
membuktikan peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Aqidah
Akhlak. Kelas menjadi tenang lagi ketika guru berjanji akan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif lagi lain waktu. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif mempunyai
pengaruh kuat terhadap siswa. Disamping peningkatan juga bisa membuat
proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, menyenangkan
dalam artian suasana pembelajaran membuat siswa memusatkan perhatian
secara penuh sehingga bisa meningkatkan hasil belajarnya35. Dalam post-
35
Dasim Budimansyah, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,dan Menyenangkan,(Bandung: PT
Genesindo, 2010), hlm 71
59
tes ini, guru menggunakan teknik konvensional dalam mengajar Aqidah
Akhlak (guru-pusat pembelajaran). Kemudian, murid juga mengerjakan
soal Aqidah Akhlak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai akhir
setelah siswa diajar menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Jika
ini dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelum menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif, maka hal ini akan menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata pada
pembelajaran yang belum menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
hanya 65, dan pada pos-tes, nilai rata-rata mengalami peningkatan
menjadi 87 (lihat lampiran 3). Berdasarkan hasil nilai belajar tindakan
post tes yang tercantum di lampiran peneliti bisa membuat tabel hasil
belajar tindakan post siklus sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil Tindakan Post - Tes
No
1
2
3
Uraian
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Rata-rata
Hasil Tindakan Post Tes
100
80
87
1). Problem Bapak Nur Salim, S.Pd I dalam Penggunaan Strategi
Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar
Aqidah akhlak Siswa Kelas VIII A di MTs Maftahul Falah Sinanggul
Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah
Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan problem Bapak Nur
Salim, S.Pd I dalam penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk
60
meningkatkan kemampuan belajar Aqidah akhlak siswa kelas VIII A di MTs
Maftahul Falah Sinanggul terletak pada siswa. Sebagus apapun strategi yang
saya gunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tetapi kalau siswa tidak
berkosentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran maka hasilnya tidak akan
memenuhi harapan. Sebagian besar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
ngantuk, dengan alasan kalau di rumah bekerja membantu kedua orang tua yang
dari segi ekonomi serba kekurangan, ada juga yang ngobrol sendiri, melamun,
sakit banyak pikiran karena korban dari broken home karena orang tuanya
menikah lagi. Jadi wajar saja kalau ada beberapa siswa yang mempunyai beban
di luar sekolah, sehingga menjadi beban pikiran ketika proses pembelajaran
yang mengakibatkan susah berkonsentrasi. Problem lain kemungkinan terletak
pada media pembelajaran yang belum memadai
2). Pemberian Tugas Kepada Siswa
Hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah
Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terkait dengan pemberian tugas
kepada siswa. Dalam kesempatan ini Bapak Nur Salim, S.Pd I berkata:
“Pemberian tugas kepada siswa itu sangat penting dan bermanfaat sekali karena
bisa untuk menanamkan dan sekaligus membudayakan siswa agar rajin belajar
di luar sekolah. Saya memberikan tugas kepada siswa setiap saya selesai
mengajar, hal ini saya maksudkan agar mau tidak mau siswa harus membuka
61
buku untuk mengerjakan tugas mereka, dengan mengerjakan tugas secara
otomatis mereka belajar
3). Deskripsi Hasil Observasi
a. Hasil Observasi di Kelas tentang Kegiatan Pembelajaran Aqidah
Akhlak yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif.
Hasil observasi peneliti tentang pembelajaran Aqidah Akhlak
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran diawali
dengan guru mengucapkan salam, dilanjutkan dengan membaca Asma’ul
Husna, pembacaan Asma’ul Husna ini merupakan budaya yang
dirutinkan setiap hari sebelum pelajaran dimulai, budaya ini untuk semua
mata pelajaran tak terkecuali. Sebelum pembelajaran dimulai, guru
memberi kesempatan siswa untuk membentuk kelompok. Aktivitas ini
membuat kelas gaduh karena mereka harus mengubah posisi tempat
duduk mereka agar bisa menjadi kelompok yang bagus. Siswa masih
sedikit
kebingungan
dan
memerlukan
pertolongan
guru.
Guru
memerankan perannya sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, guru
membantu dan membimbing siswa agar bisa belajar sendiri. Guru lebih
sering berjalan mengelilingi siswa. Hal ini membuat siswa merasa bahwa
mereka dibimbing dan diarahkan guru untuk melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya. Menurut observer, proses belajar-mengajar berjalan lancar.
Siswa bisa berdiskusi dengan baik. Mereka aktif bekerja dalam
kelompoknya dan saling tukar pendapat dalam memecahkan masalah
62
dalam kelompoknya. Usaha belajar siswa untuk meningkatkan belajar
tampak pada kegiatan pembelajaran ini. Selanjutnya masing – masing
kelompok menyajikan hasil diskusi mereka. Kelas menjadi gaduh ketika
guru mengumumkan penghargaan / reward pada masing-masing
kelompok. Reward diumumkan dipapan pengumuman. Hal ini membuat
mereka senang dan tertarik. Penghargaan ini membuat mereka lebih
termotivasi untuk melakukan yang terbaik agar kelompoknya menjadi
kelompok super. Pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan siswa
dalam belajar Aqidah Akhlak dengan adanya reward sangat bagus. Hal
ini terbukti dengan perolehan hasil tes rata-ratanya lebih tinggi dari
sebelum menggunakan strategi pembelajaran koopertif. Nilai rata-rata
siswa meningkat dari 65 menjadi 77 (lihat lampiran 2). Selanjutnya guru
meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing untuk
mengerjakan tes secara individu. Setelah selesai lembar jawaban siswa
dikumpulkan. Selanjutnya guru menutup pelajaran. Dalam kegiatan
penutup, guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran serta
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
b. Hasil Observasi di Kelas terkait dengan Penggunaan Media
Pembelajaran Aqidah Akhlak
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah
Sinanggul terlihat masih terkesan sangat sederhana. Guru pembelajaran
63
Aqidah Akhlak terkait dengan penggunaan media dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak belum bervariasi. Media elektronik yang berupa LCD,
komputer, dan lain sebagainya belum digunakan sama sekali oleh guru
pengampu pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah
Sinanggul Mlonggo. Padahal sudah beberapa tahun yang lalu media
elektronik tersebut disediakan oleh pihak sekolah, meskipun jumlahnya
masih sangat minim sekali. Media pembelajaran yang sering digunakan
guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah media cetak. Misalnya
buku paket Aqidah Akhlak, buku-buku lain yang mendukung materi
pelajaran Aqidah Akhlak. Sedangkan sarana alat tulisnya menggunakan
papan tulis dan kapur.
C. Pembahasan
1. Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan
Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIIIA di MTs Maftahul Falah
Sinanggul.
Strategi pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru Aqidah Akhlak
(Bapak Nur Salim, S. Pd I) adalah metode yang masih konvensional (guru
sebagai pusat pembelajaran) jadi tanpa ada inovasi lebih lanjut. Metode tersebut
yaitu ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Maka hasil belajar siswa tidak
seperti yang diharapkan. Melihat hasil belajar Aqidah Akhlak yang tidak bagus
maka Bapak Nur Salim, S. Pd I memutuskan menggunakan strategi
64
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan belajar Aqidah
Akhlak. Adapun kegiatan pembelajaran kooperatif terdiri dari:
a. Persiapan Pembelajaran
Di dalam persiapan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program pembelajaran36.
Persiapannya
berupa
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran),
mempersiapkan bahan ajar dan sumber belajar, media pembelajaran,
menentukan tugas yang akan diberikan kepada peserta didik.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya:
1). Kegiatan Awal:
Pada kegiatan awal ini guru memberi salam dilanjutkan dengan
pembacaan
asma’ulhusna
dan
tegur
sapa,
mengabsen
siswa,
menjelaskan tujuan pembelajaran, memberi apersepsi dan motivasi
kepada siswa misalnya dengan menjelaskan pentingnya materi yang
akan dipelari berikut kompetensi yang harus dikuasai siswa.
2). Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti guru memberi eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi melalui pemberian informasi tentang pelajaran Aqidah
Akhlak, memfasilitasi peserta didik dapat informasi untuk bahan
36
Abdul Majid, Perencanan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 21
65
diskusi, melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Kemudian guru mempersilahkan siswa berkelompok, tiap
kelompok terdiri 5 siswa, guru membagi lembar kerja siswa dan siswa
berdiskusi dengan kelompoknya untuk memecahkan masalah yang ada
di lembar kerja siswa, guru berkeliling untuk memastikan bahwa siswa
bekerja bersama dengan baik dan membuat kelas tidak kacau, guru
memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
Setelah selesai guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka, guru meminta siswa kembali ke
tempat duduknya masing-masing, guru membagi lembar kerja siswa
untuk dikerjakan secara individu. Pada dasarnya dalam pembelajaran
yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif guru berfungsi
sebagai narasumber dan fasilitator, guru memberi motivasi siswa yang
kurang atau belum berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, guru
memberi reward / tanda penghargaan berupa kartu kepada kelompok
yang berprestasi
3). Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama siswa membuat
rangkuman pelajaran, guru melakukan penilaian/refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan, guru memberi umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran, guru merencanakan kegiatan tindak
66
lanjut
dalam,
pengayaan,
memberikan
tugas
baik
tugas
individual/kelompok, guru juga menyampaikan rencana pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya, guru juga memberi kesempatan siswa
untuk bertanya. Kalau tidak ada yang bertanya maka guru yang balik
bertanya kepada siswa. Hal ini dipergunakan untuk menguji sejauh
mana pemahaman peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang
baru saja disampaikan. Dan yang terakhir guru menutup pembelajaran
dengan memberi salam.
2. Kebijakan Kepala Sekolah untuk Mengembangkan Potensi Guru di MTs
Maftahul Falah terkait dengan Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pengembangan potensi guru di MTs Maftahul Falah terkait dengan
pembelajaran Aqidah Akhlak dilaksanakan Kepala Sekolah melalui berbagai
kegiatan misalnya mengirim guru untuk mengikuti pelatihan baik di tingkat
kabupaten maupun propinsi, mengadakan supervisi dan memberi kompensasi
(pemberian penghargaan / reward). Pelatihan bagi tenaga pendidik dan
kependidikan harus kami lakukan tidak hanya bagi guru Aqidah Akhlak saja
tetapi bagi semua guru mulai dari level tertinggi sampa level terendah, para
staf atau guru baik yang masih baru maupun yang sudah lama mengabdikan
dirinya di MTs Maftahul Falah, Kepala Sekolah di MTs Maftahul Falah lebih
sering mengirim guru atau staf nya, apabila ada pelatihan di tempat lain
67
dibandingkan mengadakan sendiri pelatihan di sekolah, karena pelatihan di
tempat lain bisa memperluas cakrawala pengetahuan guru. Dengan melakukan
hal-hal di atas diharapkan potensi seluruh guru di MTs Maftahul Falah bisa
berkembang dengan bagus
3. Persiapan Bapak Nur Salim, S.Pd I sebelum Melaksanakan Pembelajaran
Aqidah Akhlak
Persiapan yang dilakukan Bapak Nur Salim, S.Pd I selaku guru Aqidah
Akhlak di MTs Maftahul Falah, sebelum melaksanakan pembelajaran sudah
bagus, karena Beliau sudah mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan
baik diantaranya, silabus, RPP (Rencana Program Pembelajaran), buku ajar,
Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran, daftar nilai, dan jurnal
pembelajaran. Disamping persiapan tersebut, Bapak Nur Salim, S.Pd I
mempersiapkan diri mengenai penampilan yang rapi, kondisi kesehatan fit,
kondisi mental yang bagus dan penguasaan materi yang mantap, hal ini
penting karena membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar
4. Pemberian tugas kepada siswa
Pemberian tugas kepada siswa itu sangat penting dan bermanfaat sekali
karena bisa untuk menanamkan dan sekaligus membudayakan siswa agar rajin
belajar di luar sekolah. Pemberian tugas kepada siswa dilakukn setiap selesai
pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar mau tidak mau siswa harus membuka
68
buku untuk mengerjakan tugas mereka, dengan mengerjakan tugas secara
otomatis mereka belajar
5. Hasil Observasi di Kelas tentang Kegiatan Pembelajaran Aqidah Akhlak
yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif.
Hasil observasi peneliti tentang pembelajaran Aqidah Akhlak,
pembelajaran sudah berjalan dengan bagus diawali dengan guru mengucapkan
salam, dilanjutkan dengan membaca Asma’ul Husna. Sebelum pembeljaran
dimulai, guru memberi kesempatan siswa untuk membentuk kelompok. Guru
memerankan perannya sebagai fasilitator. Guru lebih sering berjalan
mengelilingi siswa. Hal ini membuat siswa merasa bahwa mereka dibimbing
dan diarahkan guru untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Menurut observer, proses belajar-mengajar berjalan lancar. Siswa bisa
berdiskusi dengan baik. Selanjutnya masing – masing kelompok menyajikan
hasil diskusi mereka. Kelas menjadi gaduh ketika guru mengumumkan
penghargaan pada masing-masing kelompok. Reward diumumkan dipapan
pengumuman. Pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam
belajar Aqidah Akhlak dengan adanya reward sangat bagus. Selanjutnya guru
meminta siswa untuk kembali ketempat duduk masing-masing untuk
mengerjakan tes secara individu. Setelah selesai lembar jawaban siswa
dikumpulkan. Selanjutnya guru menutup pelajaran. Dalam kegiatan penutup,
guru bersama-sama siswa membuat rangkuman pelajaran; melakukan refleksi
69
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, merencanakan memberikan tugas
individu; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
6. Hasil Observasi di Kelas terkait dengan Penggunaan Media Pembelajaran
Aqidah Akhlak
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa penggunaan
media pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul terlihat
masih terkesan sangat sederhana. Guru pembelajaran Aqidah Akhlak terkait
dengan penggunaan media dalam pembelajaran Aqidah Akhlak belum
bervariasi. Media elektronik yang berupa LCD, komputer, dan lain sebagainya
belum digunakan sama sekali oleh guru pengampu pembelajaran Aqidah
Akhlak di MTs Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo. Padahal sudah beberapa
tahun yang lalu media elektronik tersebut disediakan oleh pihak sekolah,
meskipun jumlahnya masih sangat minim sekali. Media pembelajaran yang
sering digunakan guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah media
cetak. Misalnya buku paket Aqidah Akhlak, buku-buku lain yang mendukung
materi
pelajaran
Aqidah
Akhlak.
menggunakan papan tulis dan kapur.
Sedangkan
sarana
alat
tulisnya
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa:
1. Strategi
pembelajaran
kooperatif
lebih
efektif
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul
Falah Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya nilai disetiap kegiatan pembelajaran. Hasil nilai rata-rata
kegiatan 1 adalah 65, hasil nilai rata-rata kegiatan 2 adalah 77, dan hasil nilai
rata-rata kegiatn 3 (post tes) adalah 87. Hal ini membuktikan bahwa strategi
pembelajaran kooperatif adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan belajar aqidah akhlak siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah
Sinanggul, Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Aplikasi strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan
belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs Maftahul Falah
Sinanggul Tahun Pelajaran 2014/2015 sudah berjalan dengan bagus, suasana
belajar menjadi kondusif, baik siswa maupun guru bisa merasakan adanya
kemudahan dalam proses belajar mengajar
3. Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif
a. Kelebihan strategi pembelajaran kooperatif
71
1). Siswa dengan mudah memahami materi pelajaran
2). Partisipasi siswa dalam belajar lebih bagus.
3). Strategi pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama antar
siswa dalam kelompok.
4). Siswa lebih dominan dan lebih percaya diri dalam pembelajaran.
b. Kelemahan strategi pembelajaran kooperatif:
1). Membutuhkan banyak waktu
2). Membuat siswa tidak mengerti apa yang harus dilakukan terutama
ketika belajar kelompok.
3). Siswa yamg bekerja hanya siswa yang pandai.
B. Saran-saran
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran untuk siswa, guru, dan peneliti
yang akan datang.
1. Untuk Siswa
a. Siswa seharusnya terbiasa dengan penggunaan strategi pembelajaran
kooperatif yang diterapkan oleh guru Aqidah Akhlak.
b. Siswa seharusnya terbiasa aktif berpartisipasi selama kerja kelompok,
mengutarakan buah pikirannya, mengutarakan secara objektif, dan
bagaimana saling menghormati pendapat orang lain dalam forum.
72
2. Untuk Guru
a. Guru memerlukan strategi pembelajaran yang menarik dan bisa membuat
siswa memahami materi pelajaran yang diberikan. Guru bisa menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif sebagai salah satu alternatif strategi dalam
mengajar Aqidah Akhlak, karena kemungkinan siswa bisa merasa bosan
jika guru selalu menggunakan cara-cara konvensional dalam mengajar.
b. Guru seharusnya menggunakan strategi pembelajaran yang menarik agar
tidak membosankan dalam mengajar
3. Untuk Peneliti berikutnya
Peneliti berharap untuk peneliti-peneliti berikutnya yang tertarik dengan
penelitian yang memiliki fokus penelitian yang sama (mengajar Aqidah Akhlak
dan strategi pembelajaran kooperatif) punya input untuk mengembangkan
penelitian mereka melalui penelitian ini bahkan meskipun dari sudut pandang
yang berbeda. Peneliti juga berharap penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan
referensi bagi peneliti yang akan menganalisis mengajar Aqidah Akhlak dan
strategi pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini, 2006: Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Alwi Hasan. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Grasindo Jakarta.
Budimansyah Dasim 2008, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan,
PT Genesindo Bandung.
Hendy Hermawan, 2006 Model-Model Pembelajaran Inovatif, CV Citra Praya
Bandung.
Muqoddas Ali, 2014: Membangun Karakter Bangsa melalui Akidah & Akhlak, Rafi
Sarana Perkasa Bandung.
Musthafa Aris, 2014: Hikmah Akidah Akhlak, Akik Pusaka Surakarta.
Majid Abdul, 2009: Perencanaan Pembelajaran, PT Rosdakarya Bandung.
Nasir Karim, 2010: Strategi Pendidikan, Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Pupuh, 2010: Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama Bandung.
Sukmadinata, 2006: Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.
Sugiyono, 2009: Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R& D, Alfabeta Bandung.
Suharsimi
Arikunto,
2008
Penelitian
Tindakan
Kelas,
PT
Aksara Jakarta.
Sutikno Sobry, 2010: Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama Bandung.
Bumi
Taufani CK, 2008, Wikipedia untuk Guru, PT Globalindo Universal Multikreasi
Bandung
Triatna Cepi, 2008: Guru Sebagai Mentor, CV Citra Praya Bandung.
Wena Made, 2012, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu tinjauan
Konseptual operasional, PT Bumi Aksara Jakarta.
Lampiran 1
HASIL TES SISWA PADA KEGIATAN I (PEMBELAJARAN TIDAK
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF)
NO Nama
1
Koniatul Umah
2
Indah Saputri
3
Elsa Eviana
4
Fani Fadila
5
Elya Imroatul Nisa
6
Elsa Ayu Sofia
7
Yasmi Atika
8
Shinta Eka Rukmana
9
Muhammad Khoir
10
Riskina Oktavia
11
Abdi Nurhuda
12
Fandi Hermawan
13
Yuni Widianti
14
Ahmad Supriyanto
15
Ahmad Riski Maulana
16
M ferdi Maulidi
17
Jeki Adi Surya
18
Rian Faturrohman
19
Danang Ardiansyah
20
Fendrisna Septiawan
21
Roidiansyah
22
Muhammd Sodikun
23
Rian Eko Nurse
24
Erik Riansyah
25
Ayu Maulinda
26
Elinda Putri
27
Novia ramadni
28
Beni zefria
29
Silvia Saputri
30
Nadia husna
31
Risa Umami
32
Fitriani
33
Iwan Fauzan
34
Misdakul Ulum
35
Amirulatif Afudin
36
Syrifatul Ulya
37
Muhammad alvianto
38
Nesti Silviana
39
Ahmad Zaki Mubarok
40
Nanang Asrofi
Nilai rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Hasil Tes Siswa
60
60
70
70
60
70
60
70
60
80
60
60
60
80
60
70
60
60
70
70
60
70
70
60
70
60
70
70
70
70
60
70
80
60
60
70
70
60
70
60
65
70
60
Lampiran 2
HASIL TES SISWA PADA KEGIATAN 2 (PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF)
NO Nama
1
Koniatul Umah
2
Indah Saputri
3
Elsa Eviana
4
Fani Fadila
5
Elya Imroatul Nisa
6
Elsa Ayu Sofia
7
Yasmi Atika
8
Shinta Eka Rukmana
9
Muhammad Khoir
10
Riskina Oktavia
11
Abdi Nurhuda
12
Fandi Hermawan
13
Yuni Widianti
14
Ahmad Supriyanto
15
Ahmad Riski Maulana
16
M ferdi Maulidi
17
Jeki Adi Surya
18
Rian Faturrohman
19
Danang Ardiansyah
20
Fendrisna Septiawan
21
Roidiansyah
22
Muhammd Sodikun
23
Rian Eko Nurse
24
Erik Riansyah
25
Ayu Maulinda
26
Elinda Putri
27
Novia ramadni
28
Beni zefria
29
Silvia Saputri
30
Nadia husna
31
Risa Umami
32
Fitriani
33
Iwan Fauzan
34
Misdakul Ulum
35
Amirulatif Afudin
36
Syrifatul Ulya
37
Muhammad alvianto
38
Nesti Silviana
39
Ahmad Zaki Mubarok
40
Nanang Asrofi
Nilai rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Hasil Tes Siswa
70
70
80
80
80
80
70
80
80
90
70
80
70
90
70
80
70
70
80
80
70
80
90
70
80
70
80
80
90
80
70
80
90
70
70
80
80
80
80
70
77
90
70
Lampiran 3
HASIL TES SISWA PADA KEGIATAN (POST TES)
NO Nama
1
Koniatul Umah
2
Indah Saputri
3
Elsa Eviana
4
Fani Fadila
5
Elya Imroatul Nisa
6
Elsa Ayu Sofia
7
Yasmi Atika
8
Shinta Eka Rukmana
9
Muhammad Khoir
10
Riskina Oktavia
11
Abdi Nurhuda
12
Fandi Hermawan
13
Yuni Widianti
14
Ahmad Supriyanto
15
Ahmad Riski Maulana
16
M ferdi Maulidi
17
Jeki Adi Surya
18
Rian Faturrohman
19
Danang Ardiansyah
20
Fendrisna Septiawan
21
Roidiansyah
22
Muhammd Sodikun
23
Rian Eko Nurse
24
Erik Riansyah
25
Ayu Maulinda
26
Elinda Putri
27
Novia ramadni
28
Beni zefria
29
Silvia Saputri
30
Nadia husna
31
Risa Umami
32
Fitriani
33
Iwan Fauzan
34
Misdakul Ulum
35
Amirulatif Afudin
36
Syrifatul Ulya
37
Muhammad alvianto
38
Nesti Silviana
39
Ahmad Zaki Mubarok
40
Nanang Asrofi
Nilai rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai Post Tes
80
90
90
80
100
80
80
90
90
70
90
90
90
90
90
90
80
80
80
90
90
90
90
90
90
90
90
80
90
90
90
80
100
80
90
90
80
100
80
80
87
100
70
Lampiran 4
HASIL NILAI TES KELOMPOK
Nama Anggauta
Kelompok 1
1. Koniatul Umah
2. Indah Saputri
3. Elsa Eviana
4. Elsa Eviana
5. Elya Imroatul Nisa
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta
Kelompok 2
1. Elsa Ayu Sofia
2 Shinta Eka Rukmana
3. Yasmi Atika
4. Muhammad Khoir
5. Riskina Oktavia
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta
Kelompok 3
1. Abdi Nurhuda
2. Fandi Hermawan
3. Yuni Widianti
4. Ahmad Supriyanto
5. Ahmad Riski Maulana
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta
Kelompok 4
1. M ferdi Maulidi
2. Jeki Adi Surya
3. Rian Faturrohman
4. Danang Ardiansyah
5. Fendrisna Septiawan
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
90
Kelompok Super
90
Kelompok Super
90
Kelompok Super
80
Kelompok Bagus
Nama Anggauta
Kelompok 5
1. Roidiansyah
2. Muhammd Sodikun
3. Rian Eko Nurse
4. Erik Riansyah
5. Ayu Maulinda
Penghargaan/reward
Nama Anggauta
Kelompok 6
1. Elinda Putri
2. Novia ramadni
3 Beni zefria
4. Beni zefria
5. Nadia husna
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
80
Kelompok Bagus
Nilai Tes Kelompok
80
Kelompok Bagus
Nama Anggauta
Kelompok 7
1. Risa Umami.
2. Fitriani
3. Iwan Fauzan
4. Misdakul Ulum
5. Amirulatif Afudin
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
Nama Anggauta
Kelompok 8
1. Syrifatul Ulya
2. Muhammad alvianto
3. Nesti Silviana
4. Ahmad Zaki Mubarok
5. Nanang Asrofi
Penghargaan/reward
Nilai Tes Kelompok
90
Kelompok Super
80
Kelompok Bagus
KARTU PENGHARGAAN/REWARD
Selamat kelompok anda menjadi
KELOMPOK SUPER
Kelompok
Berhasil
Penghargaan/reward bagi usaha yang berhasil
Nama Kelompok
Selamat kelompok anda menjadi
KELOMPOK BAGUS
Penghargaan/reward bagi usaha yang berhasil
Nama Kelompok
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PADA KEGIATAN 1
(Pembelajaran Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif)
Madrasah
: MTs Maftahul Falah Sinanggul
Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas/Semester
: VIII (Delapan) / 2
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: 7.1. Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku
qana`ah, zuhud, dan sabar
: 4 x 40 menit
1. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik:
- Mampu menyebutkan contoh sikap qana`ah, zuhud, dan sabar
- Mampu menunjukkan ciri-ciri sikap qana`ah, zuhud, dan sabar
 Karakter siswa yang diharapkan :
Religius, rasa ingin tahu, gemar membaca
 Kewirausahaan kreatif:
Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mampu mencari sumber belajar
sendiri, mendeskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri
2. Materi Pembelajaran: Akhlak terpuji (perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar )
3. Metode Pembelajaran: Ceramah
4. Langkah-langkah Pembelajaran
A.Kegiatan Awal
- Salam dan tegur sapa - Mengabsen siswa
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Apersepsi
: Guru bertanya tentang akhlak terpuji
Motivasi
: Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa mendengarkan informasi perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar
Elaborasi:
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Meminta siswa mempelajari akhlak terpuji (qana`ah, zuhud, dan sabar )
 Membagi lembar kerja siswa
 Meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan akhlak terpuji
 Meminta siswa mengumpulkan lembar jawab jika selesai mengerjakan
Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Kegiatan Penutup: Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman pelajaran;
 melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
 merencanakan memberikan tugas individu;
 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran
3. Sumber belajar: Buku – buku yang relevan
4.Penilaian
Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa
Religius, disiplin, peduli
social, tanggung jawab
Indikator Pencapaian
Mengidentifikasi sikap
perilaku qana`ah, zuhud,
dan sabar
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
Pilihan
ganda
Pilihlah jawaban
yang benar
Tes tulis
5. Pedoman Penilaian: 1. Untuk tiap nomor, tiap jawaban benar skor 1
2. Jumlah skor maksimal 10 x 1 = 10
3. Nilai maksimal = 10
6. Rubrik Penilaian
Uraian
Jawaban benar
Nilai maksimal = 10
Mengetahui;
Kepala MTs Sinanggul
Drs. Subur, M. Si
Skor
1
10
Mlonggo, 25 Pebruari 2015
Guru Mapel Aqidah Akhlak,
Nur Salim, S. Pd I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PADA KEGIATAN 2
(Pembelajaran Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif)
Madrasah
: MTs Maftahul Falah Sinanggul
Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas/Semester
: VIII (Delapan) / 2
Standar Kompetensi : 4. Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar
: 7.1.Mengidentifikasi hikmah menghindari
akhlak tercela (judi, zina, miras dan
mencuri)
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
1.Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik: Mampu menyebutkan hikmah
menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan mencuri)
Karakter siswa yang diharapkan :
- Religius, rasa ingin tahu, gemar membaca
Kewirausahaan kreatif:
Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mampu mencari sumber belajar
sendiri
2.Materi Pembelajaran:
Hikmah menghindari akhlak tercela: judi, zina, miras dan mencuri
3. Metode Pembelajaran:
Ceramah
4. Langkah-langkah Pembelajaran
A.Kegiatan Awal
- Salam dan tegur sapa
- Mengabsen siswa
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Apersepsi
: Guru bertanya tentang akhlak tercela
Motivasi
: Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari
B.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
Siswa mendengarkan informasi hikmah
menghindari akhlak tercela: judi, zina, miras dan mencuri
Elaborasi:
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 mempersilahkan siswa berkelompok, tiap kelompok terdiri 5 siswa
 membagi soal beserta lembar jawab siswa
 Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan jawaban yang benar
 Guru berkeliling untuk memastikan bahwa siswa bekerja bersama dengan
baik dan membuat kelas tidak kacau
 Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
 mempersilahkan tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
 Guru meminta siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing
 Guru membagikan lembar kerja yang lain dan diminta siswa
mengerjakannya secara individu / sendiri-sendiri
 Siswa mengumpulkan hasil kerjanya setelah selesai.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa yang menghadapi kesulitan
 Membei motivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi secara aktif
 Guru memberi reward / tanda penghargaan berupa kartu kepada kelompok
yang berprestasi
C. Kegiatan Penutup:
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama siswa membuat rangkuman pelajaran;
 melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
 merencanakan memberikan tugas individu;
 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran
5.Sumber belajar: Buku – buku yang relevan
6. Penilaian
Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa
Religius, disiplin,
peduli social,
tanggung jawab
Indikator Pencapaian
Mengidentifikasi hikmah
menghindari akhlak tercela: judi,
zina, miras dan mencuri
Teknik
Penilaian
Tes tulis
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
Pilihan
ganda
Pilihlah jawaban
yang benar
7. Pedoman Penilaian: 1. Untuk tiap nomor, tiap jawaban benar skor 1
2. Jumlah skor maksimal 10 x 1 = 10
3. Nilai maksimal = 10
8. Rubrik Penilaian
Uraian
Jawaban benar
Nilai maksimal = 10
Mengetahui;
Kepala MTs Sinanggul
Drs. Subur, M. Si
Skor
1
10
Mlonggo, 25 Pebruari 2015
Guru Mapel Aqidah Akhlak,
Nur Salim, S. Pd I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PADA KEGIATAN 3
(POST TES)
Madrasah
Mapel
Kelas/Smt
SK
: MTs Maftahul Falah Sinanggul
: Aqidah Akhlak
: VIII (Delapan) / 2
: 4. Menerapkan akhlak terpuji
3. Hikmah menghindari akhlak tercela
KD
: 7.1. Mengidentifikasi perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar
3. 2. Mengidentifikasi hikmah menghindari akhlak
tercela
Alokasi Waktu: 4 x 40 menit
4. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta didik:
- Mampu menyebutkan contoh sikap qana`ah, zuhud, dan sabar
- Mampu menunjukkan hikmah menghindari akhlak tercela
 Karakter siswa yang diharapkan :
Religius, rasa ingin tahu, gemar membaca
 Kewirausahaan kreatif:
Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, mampu mencari sumber belajar
sendiri, mendeskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri
5. Materi Pembelajaran:
- Akhlak terpuji (perilaku qana`ah, zuhud, dan sabar )
- Hikmah menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan narkoba)
3. Metode Pembelajaran: Ceramah
4. Langkah-langkah Pembelajaran
A.Kegiatan Awal: - Salam dan tegur sapa - Mengabsen siswa
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Apersepsi
: Guru bertanya tentang akhlak terpuji dan akhlak tercela
Motivasi
: Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi: Menjelaskan pemberian tes tentang Akhlak terpuji da hikmah
menghindari akhlak tercela
Elaborasi: Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Meminta siswa mempelajari akhlak terpuji: qana`ah, zuhud, dan sabar
serta menghindari akhlak tercela (judi, zina, miras dan narkoba)
 Membagi lembar kerja siswa
 Meminta siswa menjawab soal tentang akhlak terpuji dan hikmah
menghindari akhlak tercela
 Meminta siswa mengumpulkan lembar jawab jika selesai mengerjakan
Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru memberikan penguatan dan penyimpulan
C. Kegiatan Penutup: Dalam kegiatan penutup, guru:
 melakukan penilaian refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
 merencanakan memberikan tugas individu;
 Guru menutup kegiatan pembelajaran
6. Sumber belajar: Buku – buku yang relevan
7. Penilaian
Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa
Religius, disiplin,
peduli social,
tanggung jawab
Indikator Pencapaian
Mengidentifikasi sikap perilaku
qana`ah, zuhud, dan sabar
Mengidentifikasi hikmah
perbuatan tercela
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
Pilihan
ganda
Pilihlah jawaban
yang benar
Tes tulis
5. Pedoman Penilaian: 1. Untuk tiap nomor, tiap jawaban benar skor 1
2. Jumlah skor maksimal 10 x 1 = 10
3. Nilai maksimal = 10
6. Rubrik Penilaian
Uraian
Jawaban benar
Nilai maksimal = 10
Mengetahui;
Kepala MTs Sinanggul
Drs. Subur, M. Si
Skor
1
10
Mlonggo, 25 Pebruari 2015
Guru Mapel Aqidah Akhlak,
Nur Salim, S. Pd I
LEMBAR OBSERVASI
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
(Observasi dilakukan pada 10 April 2015)
NO
A.
B.
C.
AKTIVITAS
TINGKATAN
Persiapan Guru
1. RPP
1  3 4 5
2. Pemilihan Materi Pelajaran yang sesuai
1  3 4 5
3. Pemilihan media yang sesuai
1 2 3  5
Pengelolaan Kelas
1. Pendahuluan dan Penjelasan Materi Pelajaran
1  3 4 5
2. Mengatur Kelas
 2 3 4 5
3. Motivasi siswa
 2 3 4 5
Aktivitas Siswa
1. Konsentrasi siswa terhadap presentasi guru
1 2 4
2. Semangat siswa dalam belajar
1  3 4 5
3. Keseriusan siswa dalam memahami materi pelajaran
1  3 4 5
4. Kesenangan siswa selama diskusi
1  3 4 5
5. Siswa aktif memecahkan masalah
 2 3 4 5
6. Komunikasi siswa selama kerja kelompok
 2 3
Keterangan:
1 : Bagus sekali
2 : Bagus
3 : Rata-rata
4 : Buruk
5 : Buruk sekali
5
4 5
PANDUAN WAWANCARA
TENTANG PEMBELAJARAN
No
1
Informan
Kepala Sekolah
Daftar Pertanyaan
Bagaimana tanggapan Bapak mengenai strategi
pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru
Aqidah akhlak?
Apa
kebijakan
yang
Bapak
terapkan
untuk
mengembangkan potensi guru Aqidah akhlak di
MTs Maftahul Falah terkait dengan pembelajaran?
Apa saja yang biasanya menjadi kendala dalam
kegiatan belajar mengajar oleh guru-guru di MTs
Maftahul Falah Sinanggul, khususnya guru Aqidah
akhlak?
2
Guru Aqidah akhlak
Persiapan apa yang dilakukan bapak sebelum
melaksanakan pembelajaran aqidah akhlak?
Bagaimana
Bapak
menerapkan
strategi
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran
Aqidah akhlak yang Bapak ampu dari awal sampai
akhir untuk mencapai keberhasilan peserta didik ?
Apa
yang
menjadi
problem
Bapak
dalam
menerapkan strategi pembelajaran kooperatif mata
pelajaran Aqidah Akhlak ?
Apakah bapak selalu memberikan tugas kepada
siswa?
FOTO – FOTO DOKUMENTASI
KEGIATAN 1
(Pembelajaran tidak menggunakan strategi pembelajaran kooperatif)
Siswa sedang mengerjakan tes secara individu
Foto diambil pada 28 Maret 2015
FOTO – FOTO DOKUMENTASI
KEGIATAN 2
Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
Siswa sedang mengerjakan tes kelompok
Foto diambil pada 10 April 2015
Siswa sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok
Siswa sedang mengerjakan tes secara individu
FOTO – FOTO DOKUMENTASI
KEGIATAN 3
POST TES
Siswa sedang mengerjakan post tes secara individu
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
MTs MAFTAHUL FALAH SINANGGUL
WAWANCARA DENGAN GURU AQIDAH AKHLAK
MTs MAFTAHUL FALAH SINANGGUL
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama
: Ulin Nikmah
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jepara, 9 Juli 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Desa Sinanggul, RT 33 RW 06, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara
Orang Tua
: 1. Ayah : Surawi
2. Ibu
: Khotimah
Pendidikan Formal
1. MI Miftahul Falah Sinanggul Mlonggo lulus tahun 2005
2. MTs Miftahul Falah Sinanggul Mlonggo lulus tahun 2008
3. MA Miftahul Falah Sinanggul Mlonggo lulus tahun 2011
4. Masuk Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara tahun 2011
Jepara,
Agustus 2015
Hormat Saya,
Penulis
Ulin Nikmah
Download