BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Proyek pembangunan jaringan transmisi microwave pada jaringan telekomunikasi seluler mempunyai karakteristik pengadaan, pemasangan, pengetesan dan integrasi perangkat radio microwave dilakukan secara masif, cepat serta mempunyai proses implementasi yang panjang dan komplek. Model implementasi proyek seperti ini, telah meningkatkan munculnya faktor-faktor risiko proyek, yang dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek. Proyek pembangunan jaringan transmisi radio microwave “Axxxxx xx Project (XYZ) XXXX Xxxxxxx– Xxxx Xxxx” merupakan proyek pengadaaan dan jasa pemasangan, pengetesan serta integrasi perangkat radio microwave dalam rangka menyediakan kebutuhan kapasitas trafik voice dan data, untuk mendukung pengembangan dan perluasan cakupan Base Transceiver Station (2G-BTS) dan Node B (3G-BTS) dalam sistem jaringan telekomunikasi seluler milik PT. VWX. Dalam pelaksanaannya, waktu penyelesaian proyek mengalami keterlambatan signifikan dari baseline schedule proyek yang sudah ditetapkan oleh Project Manager, sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap proyek. Adanya keterlambatan penyelesaian proyek telah memberikan dampak signifikan kepada PT. XYZ sebagai pihak pelaksana proyek dan PT. VWX sebagai customer. PT. XYZ sebagai pihak pelaksana proyek harus menanggung kerugian antara lain tenaga, waktu, dan biaya operasional pelaksanaan proyek. Sementara itu, PT. VWX sebagai customer mengalami kerugian karena tidak tercapainya target peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan, peningkatan jumlah pelanggan 1 serta pendapatan perusahaan, karena pengembangan dan perluasan wilayah cakupan jaringan Base Transceiver Station (2G-BTS) atau Node B (3G-BTS) mengalami keterlambatan beroperasi secara komersial. Apabila faktor-faktor risiko yang menjadi sumber hambatan keterlambatan penyelesaian proyek tersebut tidak segera dikelola dengan manajemen risiko yang tepat, maka akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja, reputasi, dan keunggulan bersaing customer sebagai operator seluler dan pihak pelaksana pekerjaan sebagai penyedia perangkat dan jasa layanan telekomunikasi dalam menghadapi perkembangan kompetisi industri telekomunikasi seluler yang semakin ketat dan terbuka. Manajemen risiko sangat diperlukan dalam identifikasi dan pemetaan faktorfaktor risiko yang terjadi di proyek, sehingga dapat menentukan rencana mitigasi dan strategi respon risiko melalui perlakuan risiko yang tepat. Dengan demikian, faktor-faktor risiko proyek tersebut dapat dikelola dengan baik, terkontrol, dan bermanfaat untuk bahan pembelajaran pada proyek-proyek pada masa yang akan datang. Analisis resiko secara kualitatif dengan mengikuti tahapan standar manajemen risiko sesuai dengan ISO 31000 merupakan metode analisis yang akan digunakan dalam pengelolaaan faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek secara lebih efektif dan efisien. I.2 Rumusan Masalah Pelaksanaan proyek pembangunan jaringan transmisi radio microwave “Axxxxx xx Project (XYZ) XXXX Xxxxxxx– Xxxx Xxxx” mengalami keterlambatan penyelesaian proyek dari baseline schedule yang sudah ditetapkan oleh Project 2 Manager. Adanya keterlambatan pelaksanaan proyek telah mengakibatkan jaringan telekomunikasi seluler harus mengalami kemunduran beroperasi secara komersial dalam melayani para pelanggan sebagai pengguna akhir. I.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang menjadi dasar dilakukan penelitian adalah : a. Faktor-faktor risiko apa saja yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek pembangunan jaringan transmisi microwave “Axxxxx xx Project (XYZ) XXXX Xxxxxxx– Xxxx Xxxx” ? b. Bagaimana rencana mitigasi terhadap faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek? c. Bagaimana strategi respon risiko dengan cara memberikan perlakuan terhadap faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut? I.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai didalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek pembangunan jaringan transmisi radio microwave “Axxxxx xx Project (XYZ) XXXX Xxxxxxx– Xxxx Xxxx”. b. Memberikan rekomendasi rencana mitigasi terhadap faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek. 3 c. Menentukan strategi respon risiko dengan cara memberikan perlakuan terhadap faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sebagai tambahan pengetahuan bagi para akademisi tentang penerapan teori analisis risiko secara kualitatif dalam melakukan identifikasi faktor-faktor resiko proyek, cara memberikan rekomendasi rencana mitigasi sebagai langkah antisipasi terhadap resiko, serta menentukan strategi respon risiko dengan cara memberikan perlakuan terhadap faktor-faktor risiko yang sumber keterlambatan pelaksanaan proyek, sesuai dengan tahapan standar manajemen risiko ISO 3100. b. Bahan pembelajaran bagi para praktisi manajemen proyek terhadap pengelolaan dan penanganan faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan pelaksanaan proyek. Dengan demikian, para praktisi manajemen proyek mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghindari, memindahkan, mengendalikan atau mengatasi, serta menerima faktor-faktor resiko tersebut, sehingga dapat mendukung kelancaran dalam pelaksanaan proyek-proyek sejenis pada masa yang akan datang. I.6 Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4 a. Metode analisis faktor-faktor risiko sumber keterlambatan pelaksanaan proyek dilakukan secara kualitatif mengikuti tahapan manajemen risiko standar ISO 31000. b. Penelitian dilakukan hanya untuk menentukan faktor-faktor risiko yang menjadi sumber keterlambatan proyek, rencana mitigasi risiko, dan strategi respon risiko melalui perlakuan terhadap faktor-faktor risiko proyek. c. Penulis tidak melakukan analisis faktor-faktor risiko keterlambatan pelaksanaan proyek secara kuantitatif. 5