Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PENCIPTAAN LINGKUNGAN MUSIK TERPADU BAGI REMAJA KOTA BANDUNG MELALUI SARANA BANDUNG YOUTH MUSIC CENTER Nama Mahasiswa: Laksmi Hadyan W.S. Nama Pembimbing : Drs. Budi Isdianto, M.Sn. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: [email protected] Kata Kunci :musik, remaja, Bandung, gaya hidup, industri kreatif Abstrak (Latar Belakang, Metodologi, Analisis, Konklusi) Perkembangan industri musik Indonesia dalam beberapa dekade ke belakang sangat cepat, khususnya di Kota Bandung. Musik sudah menjadi rutinitas bahkan gaya hidup generasi muda Kota Bandung sekaligus sarana untuk menunjukkan identitas dan eksistensi mereka. Mengingat kondisi komunitas kreatif di Kota Bandung yang saat ini cenderung terfragmentasi bergerak masing-masing, didapatkan bahwa Kota Bandung dengan segudang remaja kreatifnya membutuhkan fasilitas untuk menunjang dan menyinergikan berbagai kebutuhan bermusik mereka sehingga tercipta komunikasi antar penggunanya dan semakin menguatkan potensi industri musik di Bandung itu sendiri. Pada akhirnya fasilitas ini akan mendukung fasilitas pendidikan formal maupun informal yang sudah ada sebelumnya. Abstract In a few decades, development of music industry in Indonesia was very quickly, especially in Bandung. Music has become a routine and eventually became a lifestyle for Bandung’s younger generation as well as a means to demonstrate their identity and existence. Refer to the condition of the creative community in Bandung, which is now likely to move fragmented respectively, means that Bandung with its myriad of creative teenagers need a facility to support and synergize the various needs of music activities in order to create communication between the users and further strengthen the potential of the music industry in Bandung itself . In the end, this facility will support both formal and informal educational facility that already exists. 1. Pendahuluan Bandung merupakan kota yang terkenal akan kreativitasnya di banyak bidang. Banyaknya kekuatan kreativitas yang ada di Kota Bandung menjadikan kota ini sentra industri kreatif Indonesia. Sejak tahun 2007, Kota Bandung sudah dikenal di wilayah asia timur sebagai kota yang memiliki industri kreatif karena memiliki 14 pasar unggulan yang mendominasi industri kreatif seperti kuliner, fashion, game, musik, dan multimedia lainnya. Bandung saat ini pun sudah masuk ke dalam kategori lima besar kota kreatif se-Asia. Musik merupakan salah satu bidang kreativitas yang cukup menonjol di Bandung. Bandung sudah sejak dahulu dikenal dengan gudangnya pemusik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya musisi terkenal yang lahir di kota ini. Kota Bandung juga berada di peringkat pertama sebagai kota di Indonesia yang melahirkan banyak musisi indie, yang disusul oleh Jakarta dan Yogyakarta. Selain itu, Kota Kembang juga didukung dengan hadirnya kampus-kampus ternama, seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lainnya yang membuat kreativitas semakin berkembang di Kota Bandung. Tidak hanya itu, dalam sarana pendidikan formal lainnya seperti sekolah menengah atas misalnya, pada umumnya memiliki kegiatan yang menunjang kegiatan bermusik dalam bentuk pelajaran wajib atau ekstrakurikuler. Banyak juga fasilitas pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah yang khusus untuk mereka yang ingin atau memiliki minat dalam belajar musik. Sebuah kegiatan bermusik sudah menjadi kegiatan yang tidak lagi asing di kalangan muda, khususnya di Kota Bandung. Kebutuhan akan sebuah hiburan dalam bentuk musik sekarang bukan hanya sekedar kebutuhan melainkan juga gaya hidup. Musik di kalangan remaja sudah memiliki fungsi lain yaitu sebagai identitas. Kegiatan tersebut akhirnya menjadi hobi dan bahkan rutinitas generasi muda tersebut. Berangkat dari hal itu, kita bisa melihat seberapa cintanya masyarakat Bandung untuk menikmati musik. Banyak ide dan gagasan kreatif dalam bermusik yang berasal dari kelompok-kelompok masyarakat. Keberhasilan mengembangkan citra Kota Bandung sebagai kota kreatif sendiri sangat tergantung pada sumber daya manusia yang ada yaitu komunitas kreatif. Namun komunitas kreatif di Kota Bandung cenderung terfragmentasi bergerak masing-masing sehingga tidak semua masyarakat mengetahui keberadaannya. Kebanyakan dari fasilitas tersebut juga dirasa masih kurang dapat memberikan sebuah apresiasi akan bakat mereka sehingga mereka hanya sebatas memainkan musik mereka di dalam sebuah studio musik atau hanya dalam ruang lingkup yang kecil. Ditambah lagi dengan kondisi remaja zaman sekarang yang merupakan generasi instan yang tidak terlalu mementingkan proses. Masyarakat muda yang belum terintegrasi dengan baik tersebut memang perlu sebuah wadah yang dapat menampung dan juga mengembangkan kreativitas mereka. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2011, jumlah penduduk Kota Bandung berjumlah 2.424.957 jiwa dengan pengelompokan berdasarkan jenis kelamin dan usia pada tabel berikut. Tabel 1. Penduduk Kota Bandung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin. Sumber : BPS Kota Bandung (Proyeksi Sensus Penduduk 2011) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Kelompok Umur 0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 Keatas Jumlah Laki-laki 107.470 107.571 96.517 110.010 128.532 130.519 115.963 100.496 85.834 69.880 59.367 45.447 26.754 20.972 13.478 11.775 1.230.615 Perempuan 102.001 101.349 93.047 112.628 121.678 120.388 107.334 95.308 83.846 71.280 58.768 42.668 28.116 22.887 15.354 17.690 1.194.342 Jumlah 209.471 208.920 189.564 222.638 250.210 250.907 223.297 195.804 169.680 141.160 118.135 88.145 54.870 43.859 28.832 29.469 2.424.957 Melihat dari tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Bandung di kelompok usia 15-19 tahun dan 20-24 tahun menempati peringkat pertama dan ketiga terbanyak diantara kelompok usia lainnya. Hal ini menandakan bahwa dari sekian banyak penduduk Kota Bandung, jumlah remaja nya memang cukup banyak. Kebutuhan akan sebuah hiburan dalam bentuk musik yang sekarang bukan hanya sekedar kebutuhan melainkan juga gaya hidup di Bandung yang memiliki sebutan kota dengan segudang kreativitas. Musik di kalangan remaja dapat dikatakan sudah dianggap sebagai identitas. Potensi yang besar pada generasi muda dalam kegiatan bermusik namun kurang didukung oleh pihak pemerintah daerah atau swasta sehingga kreativitas mereka kurang berkembang.Sebuah penelitian yang dilakukan beberapa waktu lalu mengatakan bahwa 80% remaja saat ini memiliki ketertarikan di bidang entertainment dan musik adalah salah satunya. Dengan melihat jumlah penduduk remaja kelompok usia 15-19 dan 2024 tahun yang dominan tersebut berarti Kota Bandung memang membutuhkan adanya sebuah sarana yang dapat mewadahi berbagai aktivitas di bidang musik dan juga tempat bagi remaja Kota Bandung tersebut dapat menyalurkan minat dan bakat music mereka dalam satu tempat yang terpadu dan pada akhirnya fasilitas ini akan mendukung fasilitas-fasilitas pendidikan formal juga informal serupa yang sudah ada sebelumnya seperti misalnya di sekolah menengah atas, pada umumnya memiliki kegiatan yang menunjang kegiatan bermusik dalam bentuk mata pelajaran wajib dan/atau ekstrakurikuler. 2. Proses Studi Kreatif Bandung Youth Music Center ini merupakan sebuah sarana yang baru dibentuk sebagai solusi dari permasalahan yang ada dengan jalan mengantisipasi kebutuhan akan musik bagi kalangan remaja di Bandung yang terkenal dengan kreativitasnya untuk berekspresi, berkomunikasi, dan bersosialisai dalam sebuah sarana yang terpadu dan lingkungan yang sinergis. Sarana ini juga merupakan hasil tinjauan dari beberapa lembaga terkait yang sudah ada di Bandung dengan pengembangan di dalam beberapa aspek yaitu data aktivitas dan program fasilitas. Tinjauan yang penulis lakukan merupakan studi literatur referensi dasar dan referensi desain terkait industri musik dan remaja sebagai Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2 Laksmi Hadyan Wirawati Sundara konsumennya, dan juga survey ke beberapa fasilitas serupa yang sudah ada guna mengumpulkan data tentang bagaimana fasilitas tersebut menjalankan program kegiatan yang ada dan menduga dan menyelesaikan masalah yang ada dalam program tersebut. Dipilihnya konsep umum atau tema yang akan diterapkan pada Youth Music Center ini selain bertujuan untuk dijadikan sebagai acuan dalam mendesain, juga untuk menunjukkan identitas dari para penggunanya yaitu remaja yang bergelut di dunia musik. Sedangkan untuk tema yang akan diangkat sendiri adalah Young and Freedom. Tema ini diangkat untuk menggambarkan salah satu citra dari remaja adalah kebebasan (freedom) yang artinya tidak dihambat oleh batas dan selalu berkreasi dan inovatif. Dari tema ruang Young and Freedom ini diharapkan memberikan kebebasan dalam beraksi dan berkarya dan tentunya tetap membawa semangat muda baik bagi seluruh penggunanya juga para pengelola gedungny, juga dengan harapan terbentuknya persepsi masyarakat bahwa fasilitas ini adalah tempat yang tepat untuk meyalurkan bakat maupun potensi di bidang musik agar kelak menjadi musisi yang lebih baik. 3. Hasil Studi dan Pembahasan Berdasar kepada konsep umum atau tema perancangan dari fasilitas ini yaitu Young and Freedom , maka konsep desain pun akan mengacu kepada konsep umum tersebut yang bertujuan untuk menggambarkan identitas dan karakter dari para pengguna fasilitas ini yaitu remaja yang bergelut di industri musik. Konsep desain yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut. Konsep kenyamanan dibagi menjadi dua bagian meliputi aspek pencahayaan dan akustik. Pencahayaan yang menciptakan nuansa nonformal dicapai dengan menggunakan pencahayaan merata. Lalu untuk dapat mengatur mood digunakan hidden light dan decorative lamp di beberapa titik dan untuk kesan terbuka dan luas dicapai dengan memaksimalkan cahaya matahari pada siang hari. Sedangkan untuk konsep akustik, penciptaan suasana nyaman dan menyenangkan dapat dicapai dengan diperdengarkannya musik-musik dari radio atau live performance namun diberikan accoustical treatment di beberapa area yang memiliki kemungkinan terciptanya bising. Konsep bentuk yang akan diterapkan pada fasilitas ini merupakan bentuk-bentuk yang mewakili karakter pengguna tanpa mengesampingkan kenyamanan visual juga dari faktor keamanan penggunanya, yaitu bentuk-bentuk yang dinamis dan tidak simetris seperti lingkaran, gelombang-gelombang, dan bentuk geometris lain dengan sudut-sudut tumpul. Bentuk tersebut dapat diimplementasikan pada interior surfaces dan juga furnitur. Sama halnya dengan konsep warna, pemilihan warna pada ruang selain didasarkan pada fungsi ruang, jangka waktu penggunaan ruang, dimensi ruang, luas permukaan yang akan diberi warna, juga didasarkan pada warna yang mewakili karakter pengguna tanpa mengesampingkan kenyamanan visual. Warna yang dapat menciptakan kesan modern, inspiratif dan membawa kegembiraan juga keceriaan seperti jingga, ungu, putih, abu-abu, dan merah dengan perpaduan yang disesuaikan kebutuhan dan karakter dari tiap-tiap warna. Pemilihan material dipilih berdasarkan karakter-karakter yang dapat menunjang keamanan dan kenyamanan pengguna seperti material yang mudah perawatannya, dapat meredam bising (di ruang dengan kebutuhan khusus), juga memiliki waktu terbakar yang tinggi. Material tersebut akan dipilih juga berdasarkan kesan yang akan ditonjolkan yaitu modern dan ceria tanpa pola yang monoton. Konsep furnitur yang disesuaikan dengan penggunanya yaitu remaja yang dinamis sehingga akan didominasi dengan sharing furniture yang loose dan knock-down agar lebih praktis. Beberapa konsep tersebut kemudian akan diterapkan pada fasilitas Bandung Youth Music Center ini dengan beberapa penyesuaian dari eksisting bangunan yang sudah ada. Berikut adalah hasil perancangan fasilitas dengan penerapan konsep-konsep yang sudah dijabarkan sebelumnya di atas. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3 Gambar 1. Denah Khusus. Dari semua fasilitas-fasilitas yang tersedia di Bandung Youth Music Center ini, dipilih area amphitheater dan multifunction gallery yang sekaligus juga merupakan café ini karena kegiatan atau aktivitas yang terjadi di area ini dirasa paling dapat mewakili dan menggambarkan identitas dari Bandung Youth Music Center sendiri berbagai aktivitas yang terjadi di dalamnya. Gambar 2. Tampak A-A’. Gambar ini merupakan gambar tampak setelah memotong area denah khusus dan meghadap ke arah barat.. Gambar 3. Tampak B-B’ bagian pertama. Gambar ini merupakan gambar tampak setelah memotong area denah khusus dan meghadap ke arah selatan. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4 Laksmi Hadyan Wirawati Sundara Gambar 3. Tampak B-B’ bagian kedua. Gambar ini merupakan gambar tampak setelah memotong area denah khusus dan meghadap ke arah selatan. 4. Penutup / Kesimpulan Bandung Youth Music Center ini merupakan sebuah sarana baru yang dibentuk dengan maksud untuk mengantisipasi kebutuhan akan musik bagi kalangan remaja di Bandung yang terkenal dengan kreativitasnya untuk berekspresi, berkomunikasi, dan bersosialisai dalam sebuah sarana yang terpadu dan lingkungan yang sinergis. Sarana ini juga merupakan hasil tinjauan dari beberapa lembaga terkait yang sudah ada di Bandung dengan pengembangan di dalam beberapa aspek yaitu data aktivitas dan program fasilitas. Bandung Youth Music Center ini diharapkan selain dapat menjadi wadah yang tepat bagi para musisi muda untuk menyalurkan bakat bermusiknya juga dapat membangun semangat dengan adanya komunikasi, interaksi, dan apresiasi yang terjalin di salam fasilitas tersebut bagi para remaja pengguna fasilitas ini. Fasilitas Youth Music Center ini membutuhkan sebuah desain yang dapat menciptakan dan membangun semangat penggunanya yaitu musisi usia remaja khususnya di Kota Bandung. Penerapan konsep yang sudah disebutkan di bab sebelumnya pada perancangan fasilitas Youth Music Center ini dirasa dapat banyak membantu untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan penggunanya tersebut. Gambar 4. Gambar perspektif. Gambar ini merupakan perspektif amphitheater. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5 Gambar 4. Gambar perspektif. Gambar ini merupakan perspektif amphitheater. Gambar 5. Gambar perspektif. Gambar ini merupakan perspektif open veranda dan garden area. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6 Laksmi Hadyan Wirawati Sundara Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Budi Isdianto, M.Sn.. Daftar Pustaka Referensi Buku Frith, Simon. 1981. Sound Effects : Youth, Leisure, and The Politics of Rock ‘n’ Roll. New York : Pantheon Books. Roederer, Juan G. 2008. The Physics and Psycophysics of Music. New York : Springer Science + Business Media, LLC. Referensi Jurnal Suprayoga, Angga. 2009. Tugas Akhir : Indie Music Center. S1 Program Studi Desain Interior ITB. Cahyadi, Argo. 2012. Tugas Akhir : Klub Musik Jazz Bandung. S1 Program Studi Arsitektur ITB. Referensi Situs http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif http://aa-industrikreatif.blogspot.com/ Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7