PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV Nurul Isnaini, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perhatian dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran make a match siswa kelas IV SD Negeri Sawunggaling semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, angket dan tes. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi, angket dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu rerata dan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rerata persentase perhatian siswa pada siklus I sebesar 57,33% meningkat menjadi 76,67% pada siklus II. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari 53,33% pada siklus I meningkat menjadi 73,33% pada siklus II. Kata kunci: make a match, perhatian, hasil belajar PENDAHULUAN Keberhasilan dalam pendidikan tidak lepas dari perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Semakin banyak siswa yang berhasil dalam memahami dan menguasai materi yang diajarkan maka semakin tinggi perhatian siswa dalam pembelajaran. Di Sekolah Dasar siswa wajib menempuh mata pelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di SDN Sawunggaling Kutoarjo. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas IV SDN Sawunggaling, diketahui bahwa matematika masih dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan, sulit, dan membosankan bagi siswa. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SDN Sawunggaling Kutoarjo diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang tidak memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Ada yang asyik sendiri Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV 211 mengobrol dengan temannya, ada yang tidur di kelas, ada siswa yang bergurau ketika proses pembelajaran berlangsung bahkan ada siswa yang diam tapi pikirannya tidak tertuju pada apa yang diajarkan oleh guru. Pada saat pembelajaran jarang sekali ada yang bertanya apabila mereka belum paham tentang materi yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan informasi dari guru matematika kelas IV SDN Sawunggaling Kutoarjo diketahui bahwa hasil belajar matematika rendah. Rata-rata nilai matematika adalah 60,33. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran matematika. Oleh sebab itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini akan digunakan model pembelajaran make a match. Tujuan dari model pembelajaran make a match menurut Miftahul Huda (2013: 251) yaitu pendalaman materi, penggalian materi dan edutainment. Pada pembelajaran dengan model pembelajaran make a match diawali dengan pembahasan materi terlebih dahulu kemudian masing-masing siswa mendapat karu soal dan jawaban lalu mereka mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Selanjutnya diadakan presentasi hasil dari permainan mencari pasangan tersebut. Menurut Abu Ahmadi (2009: 142) perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan pada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang menyertai suatu aktivitas. Objek yang berasal dari dalam dirinya, misalnya tanggapan, pengertian, perasaan dan lain sebagainya. Sedangkan objek yang berada di luar dirinya misalnya keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sawunggaling Kutoarjo tahun pelajaran 2014/2015. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Safitri Wakhyuningsih (2010) tentang penggunaan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa menyimpulkan bahwa adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match. 212 Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Desain penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sawunggaling Kabupaten Purworejo pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi perhatian belajar siswa, angket perhatian belajar siswa dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah rerata dan persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 siklus. Hasil observasi dan angket perhatian belajar siswa yang dilaksanakan selama 2 siklus menunjukkan bahwa rerata observasi perhatian belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Guru (peneliti) menyampaikan materi dengan langkah-langkah model pembelajaran make a match. Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data penelitian. Tahap refleksi merupakan tahapan untuk mengolah data dari hasil pengamatan. Dari hasil pengamatan dilakukan pencatatan semua kendala yang dihadapi pada setiap siklus. Pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan, dalam kegiatan belajar-mengajar diterapkan model pembelajaran make a match. Tahap pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yakni mengenai perhatian belajar siswa. Observasi ini dilakukan bersama dengan kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang bertugas mengamati perhatian siswa dan mencatatnya di dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Data hasil observasi perhatian belajar siswa pada siklus I baru mencapai 57,33%, yaitu Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV 213 dengan 52,33% pada pertemuan pertama dan 62,33% pada pertemuan kedua. Angket dibagikan kepada siswa pada pertemuan ketiga setelah tes berakhir. Data hasil angket perhatian siswa pada siklus I baru menccapai 65,5%. Rerata hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan. Sebelum tindakan dilakukan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 60,33 sedangkan setelah pelaksanaan tindakan rata-rata hasil belajar siswa menjadi 63,5 pada siklus I. Secara individual, masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 14 siswa belum mencapai KKM dan 16 siswa yang baru mencapai KKM. Dari data tersebut dapat diketahui persentase hasil belajar siswa siklus I yaitu sebesar 53,33%. Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai dilakukan. Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I, diketahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran make a match pada siklus I adalah siswa semakin memberikan perhatiannya dalam pembelajaran di bandingkan pada saat sebelum tindakan yang ditunjukan dengan hasil observasi. Ketuntasan hasil belajar belum mencapai indikator keberhasilan namun sudah meningkat jika dilihat dari data awal. Sesuai data yang diperoleh dari hasil observasi perhatian belajar matematika siswa pada siklus I diketahui bahwa siswa masih masih malu bertanya dan mengungkapkan pendapatnya apabila ada hal-hal yang belum dipahami, masih sedikit siswa yang menanggapi pertanyaan atau jawaban temannya, suasana pembelajaran di kelas kurang terkontrol karena masih ada siswa yang mengobrol saat pembelajaran berlangsung serta siswa masih kekurangan waktu dalam mengerjakan soal dalam kartunya. Sesuai dengan data angket perhatian siswa belum mencapai target yang ditentukan. Berdasarkan refleksi pada siklus I, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan/target yang ditentukan. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran siklus II, peneliti tetap menggunakan model pembelajaran make a match karena meskipun indikator penelitian belum tercapai 214 Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV perlu dilakukan beberapa upaya perbaikan agar pelaksanaan pembelajaran denga model make a match dapat lebih optimal. Pada siklus II, tahap-tahap yang dilakukan hampir sama dengan tahap-tahap pada siklus I. Pada siklus II dilkakukan perbaikan dengan memberikan poin bagi siswa yang mau menanggapi pertanyaan atau jawaban temannya, pengurangan poin bagi siswa yang ramai dan membuat keributan di kelas saat pembelajaran berlangsung agar suasana pembelajaran di kelas lebih terkontrol, selalu mengingatkan siswa untuk tidak malu bertany baik kepada guru maupun temannya apabila ada materi yang belum dipahami serta menambah waktu dalam pengerjaan soal dalam kartunya sehingga siswa dapat memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan dengan baik. Pada pertemuan pertama dalam siklus II hasil observasi perhatian siswa menunjukan peningkatan yaitu 72% dan pada pertemuan kedua data observasi perhatian yang diperoleh yaitu 81,33%. Dari data tersebut rata-rata persentase perhatian siswa pada siklus II sebesar 76,67%. Data hasil angket perhatian siswa pada siklus II telah mencapai 77,89%. Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dengan rerata 68,17 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 73,33%. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, maka refleksi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa siswa tidak malu dan mulai terbiasa untuk bertanya baik pada guru maupun teman tentang materi yang belum dipahami, siswa yang menanggapi pertanyaan atau jawaban temannya lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I, siswa yang memperhatikan penjelasan guru lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I, siswa tidak mengobrol dan bergurau dengan temannya saat pembelajaran berlangsung sehingga suasana pembelajaran di kelas lebih tekrontrol Perhatian dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator perhatian yang diharapkan oleh peneliti. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan oleh peneliti tercapai, baik dalam persentase perhatian belajar siswa maupun hasil belajar siswa. Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV 215 SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sawunggaling Kutoarjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Respon siswa terhadap model pembelajaran make a match secara umum positif. Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dalam peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Model pembelajaran make a match dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif pada mata pelajaran matematika karena sifatnya menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran matematika. Guru harus selalu memperhatikan perkembangan perhatian siswa pada pembelajaran matematika. Pada penelitian ini, kegiatan permainan mencari pasangan hanya dilaksanakan satu putaran. Untuk penelitian selanjutnya kegiatan permainan mencari pasangan dapat dikembangkan lebih dari satu putaran sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan lebih dari satu persoalan. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wakhyuningsih, Nur Safitri. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 9 Yogyakarta. Skripsi, http://eprints. Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam uny.ac.id/2099/1/Nur_Safitri_Wakhyuningsih.NIM.06301241003.pdf. Diakses 3 Mei 2014. 216 Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV