211 penerapan model pembelajaran make a match

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK
MENINGKATKAN PERHATIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
Nurul Isnaini, Bambang Priyo Darminto
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perhatian dan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran make a match siswa kelas IV SD Negeri Sawunggaling
semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan selama dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
observasi, angket dan tes. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi, angket
dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan yaitu rerata dan persentase. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan perhatian
dan hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rerata persentase perhatian
siswa pada siklus I sebesar 57,33% meningkat menjadi 76,67% pada siklus II. Sedangkan untuk
ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari 53,33% pada siklus I meningkat
menjadi 73,33% pada siklus II.
Kata kunci: make a match, perhatian, hasil belajar
PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam pendidikan tidak lepas dari perhatian siswa dalam proses
pembelajaran. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari
keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.
Semakin banyak siswa yang berhasil dalam memahami dan menguasai materi yang
diajarkan maka semakin tinggi perhatian siswa dalam pembelajaran. Di Sekolah Dasar
siswa wajib menempuh mata pelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di SDN
Sawunggaling Kutoarjo. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas IV SDN
Sawunggaling, diketahui bahwa matematika masih dianggap sebagai sesuatu yang
menakutkan, sulit, dan membosankan bagi siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SDN Sawunggaling
Kutoarjo diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas masih banyak siswa
yang tidak memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Ada yang asyik sendiri
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV
211
mengobrol dengan temannya, ada yang tidur di kelas, ada siswa yang bergurau ketika
proses pembelajaran berlangsung bahkan ada siswa yang diam tapi pikirannya tidak
tertuju pada apa yang diajarkan oleh guru. Pada saat pembelajaran jarang sekali ada
yang bertanya apabila mereka belum paham tentang materi yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan informasi dari guru matematika kelas IV SDN Sawunggaling Kutoarjo
diketahui bahwa hasil belajar matematika rendah. Rata-rata nilai matematika adalah
60,33. Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan kurangnya perhatian siswa
terhadap pelajaran matematika. Oleh sebab itu, diperlukan suatu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini akan
digunakan model pembelajaran make a match.
Tujuan dari model pembelajaran make a match menurut Miftahul Huda (2013:
251) yaitu pendalaman materi, penggalian materi dan edutainment. Pada
pembelajaran dengan model pembelajaran make a match
diawali dengan
pembahasan materi terlebih dahulu kemudian masing-masing siswa mendapat karu
soal dan jawaban lalu mereka mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Selanjutnya diadakan presentasi hasil dari permainan mencari pasangan tersebut.
Menurut Abu Ahmadi (2009: 142) perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan pada
sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya.Perhatian berhubungan erat
dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang menyertai suatu aktivitas. Objek
yang berasal dari dalam dirinya, misalnya tanggapan, pengertian, perasaan dan lain
sebagainya. Sedangkan objek yang berada di luar dirinya misalnya keadaan alam,
keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan lain sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri Sawunggaling Kutoarjo tahun pelajaran 2014/2015. Beberapa
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Penelitian yang
dilakukan oleh Nur Safitri Wakhyuningsih (2010) tentang penggunaan model
pembelajaran make a match untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
menyimpulkan bahwa adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a
match.
212
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Desain penelitian tindakan kelas
ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri Sawunggaling Kabupaten Purworejo pada semester gasal tahun
pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 30
orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, tes, dan
dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi perhatian
belajar siswa, angket perhatian belajar siswa dan soal tes. Teknik analisis data yang
digunakan adalah rerata dan persentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 2 siklus. Hasil observasi dan
angket perhatian belajar siswa yang dilaksanakan selama 2 siklus menunjukkan bahwa
rerata observasi perhatian belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I yang
terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada
tahap perencanaan peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan.
Tahap pelaksanaan, pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan. Guru (peneliti) menyampaikan materi dengan
langkah-langkah model pembelajaran make a match. Tahap pengamatan dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data penelitian. Tahap
refleksi merupakan tahapan untuk mengolah data dari hasil pengamatan. Dari hasil
pengamatan dilakukan pencatatan semua kendala yang dihadapi pada setiap siklus.
Pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Setiap
pertemuan, dalam kegiatan belajar-mengajar diterapkan model pembelajaran make a
match. Tahap pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yakni
mengenai perhatian belajar siswa. Observasi ini dilakukan bersama dengan kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang bertugas mengamati
perhatian siswa dan mencatatnya di dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Data hasil observasi perhatian belajar siswa pada siklus I baru mencapai 57,33%, yaitu
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV
213
dengan 52,33% pada pertemuan pertama dan 62,33% pada pertemuan kedua. Angket
dibagikan kepada siswa pada pertemuan ketiga setelah tes berakhir. Data hasil angket
perhatian siswa pada siklus I baru menccapai 65,5%. Rerata hasil belajar siswa pada
siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan.
Sebelum tindakan dilakukan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 60,33 sedangkan setelah
pelaksanaan tindakan rata-rata hasil belajar siswa menjadi 63,5 pada siklus I. Secara
individual, masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 14 siswa
belum mencapai KKM dan 16 siswa yang baru mencapai KKM. Dari data tersebut dapat
diketahui persentase hasil belajar siswa siklus I yaitu sebesar 53,33%. Refleksi
dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai dilakukan.
Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I, diketahui kelebihan dan kekurangan
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kelebihan yang diperoleh dari
pelaksanaan pembelajaran make a match pada siklus I adalah
siswa semakin
memberikan perhatiannya dalam pembelajaran di bandingkan pada saat sebelum
tindakan yang ditunjukan dengan hasil observasi. Ketuntasan hasil belajar belum
mencapai indikator keberhasilan namun sudah meningkat jika dilihat dari data awal.
Sesuai data yang diperoleh dari hasil observasi perhatian belajar matematika siswa
pada siklus I diketahui bahwa siswa masih masih malu bertanya dan mengungkapkan
pendapatnya apabila ada hal-hal yang belum dipahami, masih sedikit siswa yang
menanggapi pertanyaan atau jawaban temannya, suasana pembelajaran di kelas
kurang terkontrol karena masih ada siswa yang mengobrol saat pembelajaran
berlangsung serta siswa masih kekurangan waktu dalam mengerjakan soal dalam
kartunya. Sesuai dengan data angket perhatian siswa belum mencapai target yang
ditentukan. Berdasarkan refleksi pada siklus I, dapat diketahui bahwa hasil yang
diperoleh belum sesuai dengan harapan/target yang ditentukan. Oleh karena itu,
peneliti memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan
melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Perbaikan yang dilakukan pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan perhatian dan
hasil belajar siswa. Pada pembelajaran siklus II, peneliti tetap menggunakan model
pembelajaran make a match karena meskipun indikator penelitian belum tercapai
214
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV
perlu dilakukan beberapa upaya perbaikan agar pelaksanaan pembelajaran denga
model make a match dapat lebih optimal.
Pada siklus II, tahap-tahap yang dilakukan hampir sama dengan tahap-tahap
pada siklus I. Pada siklus II dilkakukan perbaikan dengan memberikan poin bagi siswa
yang mau menanggapi pertanyaan atau jawaban temannya, pengurangan poin bagi
siswa yang ramai dan membuat keributan di kelas saat pembelajaran berlangsung agar
suasana pembelajaran di kelas lebih terkontrol, selalu mengingatkan siswa untuk tidak
malu bertany baik kepada guru maupun temannya apabila ada materi yang belum
dipahami serta menambah waktu dalam pengerjaan soal dalam kartunya sehingga
siswa dapat memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan dengan baik. Pada
pertemuan pertama dalam siklus II hasil observasi perhatian siswa menunjukan
peningkatan yaitu 72% dan pada pertemuan kedua data observasi perhatian yang
diperoleh yaitu 81,33%. Dari data tersebut rata-rata persentase perhatian siswa pada
siklus II sebesar 76,67%.
Data hasil angket perhatian siswa pada siklus II telah
mencapai 77,89%. Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu
dengan rerata 68,17 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 73,33%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, maka refleksi pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa siswa tidak malu dan mulai terbiasa untuk bertanya baik pada guru
maupun teman tentang materi yang belum dipahami, siswa yang menanggapi
pertanyaan atau jawaban temannya lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I,
siswa yang memperhatikan penjelasan guru lebih meningkat dibandingkan dengan
siklus I, siswa tidak mengobrol dan bergurau dengan temannya saat pembelajaran
berlangsung sehingga suasana pembelajaran di kelas lebih tekrontrol Perhatian dan
hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator perhatian
yang diharapkan oleh peneliti. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran make a match
dapat meningkatkan
perhatian dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan
bahwa target yang ditetapkan oleh peneliti tercapai, baik dalam persentase perhatian
belajar siswa maupun hasil belajar siswa.
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV
215
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran make a match
dapat meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sawunggaling
Kutoarjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Respon siswa terhadap model pembelajaran
make a match secara umum positif. Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan
dalam peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Model pembelajaran make a match
dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif pada mata pelajaran
matematika karena sifatnya menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan ketika
mengikuti
pembelajaran
matematika.
Guru
harus
selalu
memperhatikan
perkembangan perhatian siswa pada pembelajaran matematika. Pada penelitian ini,
kegiatan permainan mencari pasangan hanya dilaksanakan satu putaran. Untuk
penelitian selanjutnya kegiatan permainan mencari pasangan dapat dikembangkan
lebih dari satu putaran sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan
lebih dari satu persoalan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Isu-Isu Metodis
dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wakhyuningsih, Nur Safitri. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 9 Yogyakarta. Skripsi,
http://eprints.
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Dalam
uny.ac.id/2099/1/Nur_Safitri_Wakhyuningsih.NIM.06301241003.pdf. Diakses 3
Mei 2014.
216
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Perhatian dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV
Download