ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA HAMIL BERSALIN NIFAS NEONATUS DAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS BANGSAL KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO NOVITA SARI 1311010075 SUBJECT: Terlalu Lama Hamil, Kehamilan Pertama, Ketuban Pecah Dini, Sc RINGKASAN: Asuhan kebidanan dengan cara continuity of care sangat penting dilakukan untuk mengkaji keadaan ibu pada saat kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan keluarga berencana guna mengetahui keadaan ibu dan bayinya. Asuhan kebidanan pada Ny”N” G1P0000I pada tanggal 25-2-2016 UK 35-36 minggu. Secara umum keadaan ibu baik tanda-tanda vital dalam batas normal tetapi kehamilan ibu tergolong anak mahal/ HSVB (High Social Value Baby) karena setelah usia perkawinan 7 tahun ibu baru hamil pertama. Pada trimester III ibu mengeluhkan sering buang air kecil, nyeri punggung, dan susah tidur, pada saat akan terjadi persalinan ibu mengeluh merembes semakin lama semakin banyak tetapi tidak merasakan kenceng-kenceng sama sekali, karena dicurigai ketuban pecah dini dan atas pertimbangan anak mahal/HSVB (High Social Value Baby) ibu dirujuk ke rumah sakit dan dokter menyarankan untuk SC dan disarankan untuk mengunakan kontrasepsi IUD yang di pasang pada saat proses SC. pada tanggal 25-3-2016 jam 07.30 WIB bayi lahir secara SC, segera mengis, jenis kelamin laki-laki, BB 300 gram, PB 50 cm, ketuban jernih, Pada kunjungan nifas dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali, pada kunjungan ke 1 samapai ke II ibu mengeluhkan nyeri luka SC dan ASI tidak keluar, pada kunjungan ke IV ibu mengatakan ASI tetap tidak keluar sehingga bayi di beri minum susu formula, kunjungan KB dilakukan 1 kali pada saat ibu nifas 40 hari ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan KB IUD nya. Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara continuity of care tidak ditemukan komplikasi pada ibu dan bayi. Asuhan dilakukan kurang lebih 3 bulan yang di mulai pada masa kehamilan trimester III sampai KB. Asuhan kebidanan ini sangat membantu sehingga klien dapat melewati proses kehamilan sampai KB tanpa masalah. Kata kunci : terlalu lama hamil, kehamilan pertama, ketuban pecah dini, SC, ABSTRACT: Midwifery care with continuity of care, is very important to examine the state of the mother at the time of pregnancy until family planning in order to know the state of mother and her baby. Midwifery care in Mrs N on 35-36 weeks of gestational age. In general the state of mother was good the mother’s vital signs were within normal limits but the pregnancy of mother belonged to HSVB (High Social Value Baby) because after 7 years of marriage she just got pregnant.. On the 3rd trimester mother complained of frequent urination, back pain, insomnia, 1 and before the parturition mother complained of a painless gush of fluid that leaked out of the vagina, because it was suspected as premature rupture of membrane than mother was admitted to the hospital and doctor suggested to do SC surgery and mother suggested to use IUD contraception that would be installed during the SC surgery on 25-3-2016 at 07.30 WIB infant was born through SC surgery, immediately cared, female sex, body weight was 300 grams body length 50 cm, post partum visits conducted four times on first and until second mother complained pain in SC wounds and breast milk was not produced on a fourth post partum visit the mother said breastmilk still not produced so baby was fed with formula milk, at the time of 40 days of post partum mother said no complaints with her IUD. After the midwifery care with continuity of care it was not found complications in the mother and the baby. This care done approximately 3 months started from the 3rd trimester of pregnancy , until family planning. This is very helpful so that the client can go through pregnancy until family planning without any problems. Key word : HSVB, premature rupture of membrane, sc Contributor : 1. Ika Yuni Susanti, MPH. 2. Dyah Permata Sari, S.ST,MM Date : 21 Juni 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Angka kematian ibu (AKI) menurut WHO, merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu hamil,bersalin, nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (rukmawati, 2012) Targer MDG’s di tahun 2015 untk menurunkan AKI dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan 23 per 1000 kelahiran hidup. (profil kesehatan jawa timur, 2012). sedangkan di Indonesia AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1000 kelahiran hidup. (profil kesehatan indonesia , 2013). Di jawa timur pada tahun 2012 AKI mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 28,31 per 1000 kelahiran hidup. Di kabupaten mojokerto AKI pada tahun 2012 sebesar 116,89 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 25,54 per 1000 kelahiran hidup. (kemenkes, 2013). Sedangkan Target provinsi jawa timur untuk cakupan pelayanan ibu hamil K1 pada tahun 2012 adalah 92,14% di kabupaten mojokerto 89,23%. Capaian cakupan K1 provinsi jawa timur pada tahun 2012 adalah 92,14%. dan cakupan K4 provinsi 2 jawa timur pada tahun 2012 adalah 84,38%. Di kabupaten mojokerto 78,89% (profil kesehatan jawa timur, 2012) AKI di Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 0%, abortus 0%, lain-lain 40,8%. (profil kesehatan jawa timur, 2012). Faktor lain di karenakan 4 terlalu (terlalu tua hamil, terlalu muda hamil terlalu banyak anak dan terlalu dekat jarak kehamilannya) serta 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapatkan transportasi, dan terlambat pelayanan di tenaga kesehatan). (profil kesehatan kabupaten mojokerto , 2013) Upaya penurunan AKI dan AKB dengan ibu melakukan pemeriksaan ANC sedini mungkin untuk mengetahui atau mendeteksi terjadinya komplikasi dan mencegah terjadinya angka kematian ibu dengan asuhan yang berkelanjutan (continuity of care) yang dinilai dari masa kehamilan, persalinan, neonatus, nifas, dan keluarga berencana. Upaya menekan AKI adalah dengan pendekatan safe motherhood, dengan mengangap bahwa setiap kehamilan mengandung resiko, walaupun kondisi kesehatan ibu sebelum dan selama hamil dalam kondisi baik. (kemenkes, profil kesehatan indonesia , 2013). Peran bidan sangat besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, keberadaan bidan terutama bidan desa menjadi salah satu tolok ukur kesehatan. Kontribusi bidan untuk mensejahterakan kaum perempuan dalam pencapaian millennium development goals (MDG’s), tiga diantaranya terkait dengan kesehatan ibu dan anak. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan salah satu kompetensi utama bidan, oleh karena itu seluruh bidan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dan berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tanggap terhadap masalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. (rukmawati, 2012) Tujuan penelitian ini adalah memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. METODE PENELITIAN Proses manajemen kebidanan didokumentasikan dengan SOAP. Responden studi kasus adalah Ny “N” usia 28 tahun. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan di BPM Amirul Cholifah, Amd.Keb. Bangsal Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 Februari - 29 April 2016. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dilakukan sebanyak 3 kali, asuhan kebidanan pada ibu bersalin dilakukan mulai dari persalinan kala I - kala IV, asuhan kebidanan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali, asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali dan asuhan kebidanan pada keluarga berencana dilakukan sebanyak 2 kali. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kehamilan Hasil pengkajian Ny.“N” didapatkan selama 3x kunjungan ibu secara umum dalam keadaan baik. Pada kunjungan pertama saat usia kehamilan 35 minggu mengeluhkan punggungnya sakit, sering buang air kecil dan merasa kakinya bengkak. menurut Asrina,2010 sering kencing adalah suatu hal yang fisiologis pada kehamilan trimester 3 yang disebabkan oleh janin yang semakin membesar dan menekan kandung kemih. Maka untuk mengatasi sering kencing jangan dengan megurangi minum sepenuhnya, perbanyak minum disiang hari jangan kurangi minum dimalam hari kecuali menganggu tidur dan ibu merasa kelelahan, hindari minum kopi dan teh, usahakan berbaring miring saat tidur, dan tidar perlu menanganan dengan obat-obatan. Menurut hani,2011 sakit punggung disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang semakin menekan tulang belakang sehingga ibu akan sering merasa pungungnya 3 sakit, meminta suami untuk memebantu mengosok-gosong punggung ibu agar ibu merasa lebih nyaman dan psikologis ibu merasa di perhatikan sehingga ibu lebih bahagia. kemudian pada status perkawinan tercatat usia perkawinan ibu 7 tahun dan ini adalah kehamilan pertama sedangkan menurut KSPR kehamilan terlalu lama termasuk risiko tinggi dengan skor 6. Diharapkan ibu sangat berhati-hati dalam menjaga kehamilannya dan segera periksa jika ada keluhan. Pada kunjungan ke II ibu mengatakan tidak ada keluhan dan pada kunjungan ke III ibu membawa hasil USG untuk di beritahukan pada bidan menurut Mochtar,1998 manfaat USG adalah dapat mengkonfirmasi usia kehamilan, mengevaluasi pertumbukan janin, evaluasi letak janin dan keadaan plasenta, mengetahui presentasi janin, penilaian jumlah ketuban. Karena telah mengetahui secara langsung kesejahteraan janin di dalam kandungan ibu akan merasa lebih tenang dan kecemasan berkulang. Kunjungan antenatal care ibu sudah teratur, tercatat ibu melakukan pemeriksaan sebanyak 8 kali, pada trimester I : 1 kali, trimester II : 3 kali, trimester III : 4 kali menurut Wiknjosastro , 2008 yaitu kunjungan pemeriksaan kehamilan yang berfungsi untuk memantau dan mengawasi kesejahteraan ibu dan janin yang dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan antara lain sebagai berikut : trimester I : 1 kali, trimester II : 1 kali, trimester III : 2 kali kunjungan. Ibu sudah melakukan pemeriksaan dengan baik karena lebih dari 4 kali guna mengetahui kondisi janinnya baik-baik saja. Pada data obyektif di temukan data tekanan darah ibu pada kunjungan pertama 130/80 mmHg, pada kunjungan kedua 120/70 mmHg, dan pada kunjungan ketiga 120/80 mmHg, menurut teori (Romauli, 2011) batas normal tekanan darah ibu hamil adalah tidak lebih dari 140/90 mmHg. Hal ini berarti tekanan darah ibu masih dalam batas normal. Dan ditemukan data detak jantung janin pada kunjungan pertama 154 x/menit, pada kunjungan kedua 148 x/menit, dan pada kunjungan ketiga 152x/menit. Hal ini termasuk fisiologis dan keadaan janin tergolong baik karena sesuai dengan teori (Romauli, 2011) normalnya DJJ yaitu 120-160 x/menit. Artinya keadaan janin di dalam perut ibu baik. 2. Persalinan Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa Ny.”N” usia kehamilan 39 minggu datang ke bidan pada tanggal 24 maret 2016 pukul 23.00 WIB dengan keluhan merembes, mengeluarkan cairan putih jernih sejak pukul 05.00 WIB pada tanggal 24 maret 2016 dan semakin lama semakin banyak tetapi tidak merasakan kencengkenceng sama sekali. Dilakukan pemeriksaan oleh bidan secara umum keadaan ibu baik, TD : 110/80 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,8ºc, pernafasan : 22x/menit pada meperiksaan Leopold IV teraba bagian terendah divergen sudah masuk PAP 4/5 bagian DJJ 154x/menit, pada pemeriksaan dalam tercatat Ø 2 cm, eff 20%, presentasi kepala, denominator UUK, hodge 1, ketuban (-), tidak ada bagian yang menumbung. menurut Mochtar,1998 ketuban pecah dini adalah keadaan dimana pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm. Karna ibu adalah seorang primi dan pembukaan sudah 2cm beranti ibu sudah bias dikatakan ketuban pecah dini. dan keadaan ibu yang tidak merasakan adanya kencengkenceng menurut Sastrawinata, 1983 his adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai yang bersifat berkala dan terasa nyeri. Hal ini bertentangan dengan keadaan ibu yang sama sekali tidak merasa nyeri dan adanya kenceng-kenceng. bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah di khawatirkan akan terjadi infeksi dan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, karena ibu mengatan merembes sudah semakin banyak ibu disarankan untuk dirujuk kerumah sakit dan setelah sampai di rumah sakit dokter menyarankan untuk melakukan SC atas pertimbangan anak mahal dan keadan ketuban 4 ibu, ibu juga disarankan untuk menggunakan KB IUD dan dilakukan pemasangan pada saat proses secsio. Menurut Mochtar,1998 seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina berdasarkan indikasi. disini indikasi ibu adalah KPD dan anak mahal. Menurut Saifuddin dkk, 2006 AKDR dapat dilakukan juga pada saat seksio sesarea, peningkatan penggunaan AKDR akan mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan di masa depan, sehingga akan mengurangi angka kematian ibu di Indonesia. Karena nantinya ibu dengan luka SC harus menunggu 5 tahun untuk bida hamil lagi untuk mempermudah kontrasepsi ibu menyetujui saran dokter untuk dilakukan IUD post SC. 3. Nifas Kunjungan nifas dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan dalam setiap kunjungan tercatat keadaan umum ibu baik, hai ini di buktikan dengan tanda vital dalam batas normal dan tidak di temukan tanda bahaya nifas. Pada kunjungan nifas yang pertama ibu mengekuhkan nyeri pada perut dan belum berani bergerak, pada kunjungan yang ke II ibu mengeluhkan nyeri pada perut dan ASI tidak keluar, pada kunjungan ke III dan IV ibu mengatakan tidak ada keluhan tetapi ASI tetap tidak keluar karena puting susu ibu tenggelam. menurut Hartati,2015 selain mengalami perubahan fisiologis pada masa nifas seperti involusi dan laktasi, ibu dengan SC akan mengalami timbulnya rasa nyeri pada sekitar sayatan luka operasi setelah anastesi hilang, hal ini akan menyebabkan ibu takut untuk bergerak karena merasakan kesakitan. Keadaan ibu ini di karenakan luka SC masih baru sehingga ibu belum terbiasa dan merasa tidak nyaman penulis juga membantu ibu untuk melakukan perawatan payudara dengan menarik putting susu dengan spuit agar putting susu keluar. 4. Neonatus Berdasarkan pengkajian bayi Ny”N” selama 4 kali kunjungan tidak di temukan kesenjangan antara fakta dan teori hal ini di buktikan dengan data selama 4 kali kunjungan keadaan umum bayi baik tanda vital dalam batas normal. Hanya saja bayi tidak di berikkan ASI oleh ibunya., hal ini bersenjangan dengan teori Arispurnomo,2009 pemberian ASI merupakan metode pemberian makanan yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu, ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang di butuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Di karenakan putting susu ibu tenggelam dan ASI tetap tidak keluar meskipun telah di coba di tarik menggunakan spuit dan menggunakan pompa ASI akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayinya karena khawatir kebutuhan nutrisi bayi tidak terpenuhi. 5. Keluarga Berencana Pengkaijan dilakukan 1 kali pada saat ibu nifas hari ke 40. Telah di ketahui bahwa ibu sudah mengunakan kontrasepsi IUD yang di pasang bersamaan pada saat ibu SC. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan IUD nya hanya saja ibu belum berani untuk melakukan hubungan seksual karena takut sakit dan suami tidak nyaman. Pendapat ibu ini bersenjangan dengan teori (Saifuddin, 2011) bahwa IUD tidak akan mempengaruhi hubungan seksual. Memberikan ibu penjelasan agar ibu memahami dan tidak lagi takut untuk berhubungan seksual. Simpulan 5 Asuhan kehamilan pada ibu uk 38 minggu dengan keluhan sering buang air kecil, nyeri punggung, dan susah tidur. Ny”N” melakukan persalinan secara secar di karenakan indikasi ketuban pecah dini dan kehamilan ini adalah anak mahal. Persalinan Ny”N” dilakukan dengan cara secar karena dipengaruhi factor anak mahal dan dengan adanya indikasi ketuban pecah dini. kehamilan pertama setelah usia pernikahan 7 tahun merupakan salah satu alasan untuk melakukan SC karena kehamilan ini sangat berharga. Pada masa nifas telah dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali yaitu pada 8 jam post partum, nifas 7 hari, ibu masih mengeluhkan nyeri abdomen dan ASI tidak keluar nifas 2 minggu, dan nifas 6 minggu, ibu mengeluhkan ASI tetap tidak keluar dan bayi tidak mau menyusu pada ibu. Asuhan neonatus di dapati bahwa bayi Ny”N” lahir cukup bulan, lahir pada tanggal 25-3-2016, pukul 07.30 WIB, secara SC, segera menagis, jenis kelamin lakilaki, BB 3800 gram, panjang badan 50cm, ketuban jernis, apgar skor 7-9. Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak 4 kali dan tidak ada keluhan. Asuhan keluarga berencana dilakukan kunjungan sebanyak 1 kali dan tidak ada keluhan, ibu mengunakan kontrasepsi IUD yang di pasang langsung ketika proses SC. Rekomendasi Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan bahan evaluasi dan memberikan materi kebidanan terkait dengan asuhan kebidanan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Hasil penelitian ini hendaknya dapat di pergunakan untuk bahan dasar dalam memeberikan asuhan pada ibu hamil secara menyeluruh sebagai upaya untuk melakukan evaluasi dalam memeberikan pelayanan asuhan kebidanan. Disarankan bagi klien untuk menjaga kondisi kehamilanya dan melakukan kunjungan sesuai dengan yang dianjurkan agar dapat mengetahui sejak dini adanya komplikasi selama kehamilan sampai keluarga berencana. Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan pengalaman dalam memberi asuhan kebidanan secara komperhensif, agar dalam melakukan pengabdian pada masyarakat menjadi bidan yang professional dan mengerti kebutuhan pasien sehingga tepat dalam melakukan tindakan. Daftar Pustaka Kemenkes. (2014) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes. (2013) Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya : Kemenkes Romauli, S (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika Saifuddin, A. B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. - Alamat Correspondensi Email : [email protected] No. HP : 082230401457 Alamat : Desa Sumberagung Kec. Pesanggaran, Kab. Banyuwangi 6