BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki era

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Memasuki era perdagangan bebas, persaingan usaha diantara perusahaanperusahaan semakin kompetitif. Dimana dalam kondisi ini menuntut perusahaan
untuk meningkatkan daya saing perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan
yang semakin kompetetif. Untuk itu perusahaan harus bisa untuk selalu
mengembangkan strategi perusahaan supaya dapat mempertahankan eksistensinya
dan menjadi perusahaan yang besar dan kuat. Kondisi perekonomian saat ini
berkembang sangat pesat dan semakin kompetetif yang mengharuskan perusahaanperusahaan menjalankan usaha bisnisnya secara efektif dan efisien. Perusahaan
harus mampu mengelolah manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era
yang serba kompetetif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tujuan perusahaan.
Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak
dalam unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi
apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum,
mengingat sudah begitu kompleksnya permasalahan yang dapat menyebabkan
kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya menutup
perusahaan karena faktor keuangan yang tidak sehat. Perencanaan keuangan yang
baik akan memberi manfaat bagi perusahaan yaitu perusahaan dapat selalu
memantau pemasukan dan pengeluaran dana yang dimiliki. Dalam hal ini
perusahaan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk keuntungan
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
dan tindakan apa yang tidak perlu dilakukan apabila hasilnya merugikan
perusahaan.
Pada hakikatnya pendirian sebuah perusahaan haruslah memiliki tujuan yang
jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu
perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan
maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah
ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan
tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya. (Syardiana et al. 2015).
Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang
menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu
sendiri. Nilai perusahaan terjadi ketika harga saham berubah secara fluktuatif
sehingga membuat perusahaan tidak menunjukkan tingkat kemakmuran bagi
pemegang saham. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan karena bila
harga saham meningkat maka dapat diartikan nilai perusahaan meningkat dan
kesejahteraan pemegang saham juga meningkat. Semakin tinggi harga saham
semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat
kemakmuran pemegang saham yang juga tinggi (Keown, 2010) yang dikutip oleh
Tarima et al (2016).
Keadaan saat ini yang terdapat di Bursa Efek Indonesia menggambarkan bahwa
nilai perusahaan yang diproksi melalui nilai pasar saham mengalami suatu
perubahan meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang dilakukan perusahaan
(Hasnawati, 2005) yang dikutip oleh Hanipah (2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Berikut nilai tobin’s Q sektor beberapa perusahaan manufaktur tahun 20132015:
NILAI PERUSAHAAN
3.5
3
2.914
2.555
2.737
2.397
2.5
1.911
1.874
2
1.842
1.508
1.677
1.5
1
0.5
0
INTP
MYOR
2013
2014
TOTO
2015
Sumber: Hasil penelitian 2013-2015, (Data diolah)
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa nilai perusahaan yang dihitung
dengan Tobin’s Q dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan
perubahan setiap tahun yang sangat bervariasi dan menunjukkan fluktuasi naik
turun di tiap tahun yang berbeda dan menunjukkan gejala yang sama di beberapa
perusahaan seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menunjukkan nilai
perusahaan sebesar 2,555 pada tahun 2013 dan terjadi kenaikan menjadi 2,914 pada
tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi penurunan nilai perusahaan
menjadi 2,737. Hal yang sama juga terjadi pada PT Mayora Indah Tbk yang
menunjukkan nilai perusahaan yang fluktuatif. Data menunjukkan pada tahun 2013
nilai perusahaan tercatat sebesar 1,874. Berbeda dengan tahun 2014 terjadi
penurunan nilai perusahaan tercatat 1,508. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan nilai perusahaan lebih rendah dari dua tahun sebelumnya menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
1,911. Pada PT Surya Toto Indonesia Tbk terjadi hal yang sama dimana nilai
perusahaan berfluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2013 nilai perusahaan tercatat
sebesar 1,842. Pada tahun 2014 terjadi penurunan nilai perusahaan sebesar 1,677.
Sedangkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan nilai perusahaan menjadi 2,397.
Fenomena yang terjadi pada tiga perusahaan diatas bisa mengakibatkan menurunya
kepercayaan investor untuk menanamkan investasinya pada perusahaan sehingga
menurunkan nilai perusahaan.
Dalam upaya meningatkan nilai perusahaan, perusahaan dapat menggunakan
struktur modal dan profitabilitas (Pratama & Wirawati 2016). Menurut Hamidy et
al. (2015) meningkatnya nilai perusahaan disebabkan oleh penambahan hutang
yang akan meningkatkan harga saham dari perusahaan, karena dibeberapa
perusahaan yang bersangkutan masih berada dibawah titik optimalnya. Klimenok
(2014) mengungkapkan dua faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai saham perusahaan, yaitu ukuran dan nilai penggunaan hutang dalam struktur
modal.
Menurut Yuliana et al. (2013) Struktur modal diperlukan untuk meningkatkan
nilai perusahaan karena penetapan struktur modal dalam kebijakan pedanaan
perusahaan menentukan profitabilitas perusahaan. Pemilik struktur modal yang
baik pada perusahaan adalah penting. Perbandingan modal pinjaman dengan modal
sendiri haruslah tepat karena perbandingan tersebut akan berakibat langsung
terhadap posisi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Marietta (2012), struktur
modal adalah campuran hutang, saham preferens dan ekuitas umum yang
cenderung untuk meningkatkan modal perusahaan. Esiemogie et al. (2014) juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
menjelaskan struktur modal adalah campuran dari berbagai jenis efek termasuk
hutang, saham dan ekuitas yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk
membiayai asetnya. Dengan kata lain struktur modal merupakan proporsi dalam
pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka
panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal.
Laba merupakan angka yang penting bagi perusahaan dengan laba, perusahaan
dapat memberikan kesejahteraan pengelola perusahaan maupun para pemegang
saham. Nilai perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh struktur modal saja
melainkan ada faktor lainnya yang dapat memengaruhi nilai perusahaan melalui
profitabilitas. Dewi (2013) besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat menunjukkan nilai perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Agustina
(2012) para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk
mendapatkan return yang terdiri dari yield dan capital gain.
Maria (2013) penilaian prestasi perusahaan dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba, karena laba merupakan elemen dalam
menciptakan nilai perusahaan. Rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto
adalah Return on Asset (ROA). Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi
kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah
akan menyebabkan para investor menarik dananya (Hermuningsih, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Menurut Analisa (2011), nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar
kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Dalam penelitian ini rasio
profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). Return on equity (ROE)
merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas terhadap pemegang saham.
Return on Equity (ROE) merupakan pengukuran dari penghasilan yang tersedia
bagi para pemegang saham atas modal yang telah mereka investasikan di dalam
perusahaan (Syamsuddin, 2009:64) yang dikutip oleh pasaribu et al. (2016).
Perhitungan ROE akan menggambarkan kemampuan pengembalian atas modal,
semakin tinggi return yang dihasilkan semakin baik reputasi yang dimiliki
perusahaan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari
perkembangan harga saham perusahaan di pasar saham. Harga saham yang tinggi
berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang bagus menjadi
prospek perusahaan yang positif di masa depan.
Corporate social reponsibility merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan
dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi
akibat
aktivitas
operasional
perusahaan.
Semakin
banyak
bentuk
pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, maka
image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan
yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra
perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga meningkat.
Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat
(Sholekah & Venusita, 2014).
Tanggung jawab sosial merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan
terhadap sosial atau terhadap seluruh lingkungan perusahaan. Termasuk di dalam
lingkungan perusahaan disini adalah mulai dari lingkungan internal, meliputi
tenaga kerja yang berada di bawah badan serikat pekerja, konsumen, lingkungan
masyarakat sekitar, dan lingkungan alam sekitar. Corporate social responsibility
timbul sejak munculnya kesadaran bahwa keberlanjutan usaha di masa yang akan
datang dalam jangka panjang adalah lebih penting daripada hanya usaha
memperoleh profit yang kecenderungannya merupakan pemikiran jangka pendek
saja, (Juniarti, 2009) yang dikutip oleh Imaningati & Vestari (2016).
Pada era masyarakat yang mulai peduli terhadap lingkungan, CSR merupakan
hal yang wajib dilakukan dan bukan sekedar pilihan sukarela bagi perusahaan.
Kewajiban perusahaan dalam menerapkan CSR diatur dalam Undang – Undang
Nomor 40 Tahun 2007. Pasal 74 Undang – Undang Perseroan Terbatas
menyatakan: (a) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (Pasal 74:1). (b) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran (Pasal 74:2). (c)
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
(Pasal 74:3). Dengan adanya peraturan tersebut menunjukkan bahwa corporate
social responsibility sudah merupakan kegiatan wajib dan bukan sekedar kegiatan
yang bersifat sukarela saja.
Riset terbaru menurut Centre for Governance, Institutions, and Organizations
National University of Singapore (NUS) Business School atau Direktur CGIO,
Lawrance Loh menyatakan perusahaan di Indonesia memiliki kualitas tanggung
jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) yang lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan asal Thailand. Riset itu memaparkan Thailand
menjadi negara dengan kualitas implementasi CSR paling tinggi dengan nilai 56,8
dari total 100, sementara Singapura mendapatkan 48,8. Indonesia dan Malaysia
sendiri masing-masing mendapatkan nilai 48,4 dan 47,7. Kriteria penilaian kualitas
tersebut diambil berdasarkan sejumlah indikator dari kerangka Global Reporting
Initiative (GRI). Sejumlah faktor di antaranya adalah tata kelola perusahaan,
ekonomi, lingkungan, dan sosial. Berdasarkan studi tersebut, Loh menyatakan,
pemerintah dan pemangku kepentingan industri memiliki peran dalam memastikan
pelaporan CSR yang berkelanjutan. (cnnindonesia.com, 2016).
Dengan adanya kasus yang rentan oleh akibat ketidakpedulian perusahaan
terhadap keadaan disekitar maka pengungkapan CSR sangatlah penting. Menurut
(Daniri,2008:27 yang dikutip oleh Nadiah Lutfi Wakid, et al. 2013) menyatakan
tiga alasan penting bagi perusahaan untuk merespon dan mengembangkan tanggung
jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Alasan pertama, perusahaan adalah
bagian dari masyarakat dan wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
masyarakat. Alasan kedua adalah kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya
memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Alasan ketiga adalah
kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau
bahkan menghindari konflik sosial.
Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) diterbitkan oleh berbagai
perusahaan di luar Laporan Tahunan (Annual Report). Keberadaan laporan ini
semakin diperhatikan oleh para stakeholder sehingga mendorong National Center
for Sustainability Reporting (NCSR) mengadakan penilaian terhadap laporan
tersebut secara tahunan yang diikuti oleh berbagai perusahaan, termasuk
perusahaan-perusahaan non publik. NCSR merupakan organisasi independen yang
mempromosikan dan mengembangkan sistem laporan keberlanjutan di Indonesia
melalui training yang diakreditasi oleh Global Reporting Initiative (GRI). GRI
sendiri merupakan sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori
perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan
dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di
seluruh dunia.
Global Reporting Initiative (GRI), yang merupakan panduan pelaporan
perusahaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang digagas oleh PBB
lewat Coalition for Environmental Economies (CERES) dan UNEP pada tahun
1997. GRI merupakan organisasi non-profit yang mempromosikan keberlanjutan
sosial, ekonomi dan lingkungan. GRI menyediakan kerangka pelaporan
keberlanjutan yang komprehensif bagi semua perusahaan dan organisasi yang
banyak digunakan diseluruh dunia. Pedoman pengungkapan GRI terdiri dari G3,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
G3.1 dan G4. G3 atau yang sering dikenal dengan G 3.0 merupakan versi awal dari
pedoman GRI yang terdiri dari 79 indikator danmerupakan pedoman yang sering
digunakan sampai saat ini. G3.1 merupakan versi pengembangan dari G3 yang
didalamnya terkandung 84 indikator termasuk 79 indikator yang digunakan
sebelumya pada G3 dengan beberapa perubahan dan tambahan-tambahan lainnya
yang dinilai lebih menyempurnakan pedoman GRI. Saat ini pedoman laporan
keberlanjutan terbaru yang dikeluarkan oleh GRI adalah GRI G4 yang menekankan
pada konsep materialitas yang terdiri dari 91 indikator. GRI G4 dirilis tahun 2013
dan sudah banyak perusahaan yang mengacu pada pedoman tersebut.
Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan struktur modal diantaranya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Hamidy et al. (2014), membuktikan bahwa
secara simultan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian menunjukan profitabilitas mampu memediasi pengaruh struktur modal
terhadap nilai perusahaan. Dan pada tahun berikutnya, penelitian dilakukan oleh
Syardiana et al. (2015), membuktikan struktur modal tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Rahmawati et al. (2015) menjelaskan bahwa variabel profitabilitas secara
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, Profitabilitas yang
diproksikan oleh Return on Earnings (ROE) berpengaruh signifikan dan dengan
arah positif terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Tarima et al. (2016), Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE),
menunjukkan secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Pratama & Wirawati (2016) menemukan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang berarti ketika laba perusahaan
tinggi maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ardimas et al. (2014), Hasil penelitian
menunjukkan Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil penelitian tersebut bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrina dan Lintang (2014), yang
menemukan adanya pengaruh Corporate Social Responsibility dengan nilai
perusahaan.
Ketidakkonsistenan dari hasil beberapa penelitian di atas memberikan motivasi
penulis untuk meneliti kembali pengaruh struktur modal, profitabilitas dan
corporate social responsibility pada dimensi waktu yang berbeda. Oleh sebab itu
peneliti mangambil judul “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas
dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan” (Studi
Empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015).
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
4. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengkaji secara empiris:
1) Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
2) Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan.
3) Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan.
4) Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai
perusahaan.
2. Kontribusi Penelitian
a. Konstribusi Praktik
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen
perusahaan dalam membuat kebijakan-kebijakan di perusahaan dan untuk
pengambilan keputusan di masa yang akan datang sehingga tujuan utama
perusahaan untuk mencapai laba yang ingin dicapai dan memperhatikan
tanggungjawab sosial lingkungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor untuk
mencermati laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan
manufaktur dan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan
aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam keputusan untuk
berinvestasi.
b. Konstribusi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan yang
berkaitan dengan struktur modal, profitabilitas dan corporate social
responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur, serta untuk penelitian yang akan datang diharapkan penelitian
ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitianpenelitian berikutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download