BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan satuan ruang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan (laporan laba-rugi, neraca, perubahan modal, dan perubahan kas) menurut Ellen, dkk (2002;1). Perencanaan (Planning) merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana yang baik adalah rencana yang didasarkan pada penelitian secara ilmiah yang bersumber dari masa lalu serta mempertimbangkan aspek politik, sosial dan lingkungan untuk kemudian di proyeksikan ke masa yang akan datang. Perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk atau format laporan yang dikenal dengan Anggaran (Budgeting). 2.1.1 Pengertian Anggaran Penganggaran (Budgeting) menunjukan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana tersebut. Hasil dari kegiatan penganggaran (Budgeting) adalah Anggaran (Budget). Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara terinci, sistematis, rasional dan formal, meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kuantitatif dan moneter berlaku untuk jangka waktu tertentu umumnya 1 (satu) tahun. Pengertian anggaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu pengertian anggaran menurut Ellen, dkk (2002;1), mendefinisikan: “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”. Menurut M. Nafarin (2004;12), mendefinisikan anggaran sebagai berikut: “Suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan”. Menurut Gunawan Adi Saputro & Marwan Asri (2003;6), mengungkapkan: “Business Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan”. Beberapa hal yang tercakup di dalam pengertian anggaran perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Adanya rencana Merupakan pernyataan atas apa yang diharapkan dan apa yang akan terjadi. 2. Bersifat formal dan sistematis Anggaran disusun secara resmi dan tertulis, disusun berdasarkan urutan dan fakta. 3. Tanggung jawab Merupakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan oleh manajer. 4. Dinyatakan dalam unit moneter Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan sangat beraneka ragam. Oleh karena itu, harus disusun dalam satuan unit yang sama agar dapat dicapai kemudahan penyusunannya serta dapat dilakukan perbandingan. 5. Meliputi semua kegiatan perusahaan Mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Menurut Tendi & Sri (2007;4), Menyusun anggaran harus diperhatikan syaratsyarat sebagai berikut: 1. Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai. 2. Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi. 3. Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental. 2.1.2 Tujuan dan Manfaat Anggaran Banyak perusahaan yang mampu beroperasi dan bisa berkembang tanpa menyusun anggaran. Akan tetapi, tanpa disusunnya suatu anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja dan kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperluas usahanya. Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan anggaran menurut Tendi & Sri (2007;5-6) adalah sebagai berikut: • Tujuan penyusunan anggaran 1. Untuk menyatakan harapan atau sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dapat dimengerti, didukung dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk mengkoordinasikan cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. 5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi. • Manfaat penyusunan anggaran 1. Di bidang Planning a) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan. b) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan. c) Membantu mengarahkan atau menunjang kebijaksanaan perusahaan. d) Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan. e) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. f) Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2. Di bidang Coordinating a) Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan. b) Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi. c) Membantu menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. d) Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi. 3. Di bidang Controlling a) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran. b) Membantu mencegah pemborosan. c) Membantu menetapkan standar baru. 2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran Tendi & Sri (2007;7), menjelaskan tentang beberapa keunggulan yang dapat diperoleh apabila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain: a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat sulit terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh. d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendali pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. e. Mengingat setiap manajer dilibatkan dalam penyusunan anggaran, memungkinkan terciptanya rasa ikut berperan serta (sense of participation). maka Kelemahan dalam menyusun anggaran menurut Ellen, dkk (2002;7) antara lain: a. Dalam menyusun anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. b. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda. c. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (human relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. d. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap atau cukup. 2.1.4 Pengelompokan Anggaran Menurut M. Nafarin (2004;22), anggaran dikelompokan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut: 1) Menurut Dasar Penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. 2) Menurut Cara Penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat. 3) Menurut Jangka Waktu, anggaran terdiri dari: a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. 4) Menurut Bidangnya Anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk (master budget)”. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: • Anggaran penjualan • Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik. • Anggaran beban usaha • Anggaran laporan laba rugi b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari: 5) • Anggaran kas • Anggaran piutang • Anggaran persediaan • Anggaran utang • Anggaran neraca Menurut Kemampuan Menyusun, anggaran terdiri dari: a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6) Menurut Fungsinya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran aproprisasi (appropriation budget), adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan). 2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Menurut Tendi & Sri (2007;8-9), faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran antara lain: 1) Faktor Intern (Controllable) Faktor-faktor intern (controllable), antara lain berupa: a. Data penjualan pada tahun-tahun yang lalu. b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, promosinya, pemilihan saluran distribusi atau sebagainya. c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya, maupun keterampilan dan keahliannya. e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan. f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan. g. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsifungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi maupun di bidang personalia. 2) Faktor Ekstern (Uncontrollable) Faktor-faktor ekstern (uncontrollable), antara lain berupa: a. Keadaan persaingan. b. Tingkat pertumbuhan penduduk. c. Tingkat penghasilan masyarakat. d. Tingkat penyebaran penduduk. e. Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. f. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. g. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya. 2.2 Biaya Biaya berkaitan dengan segala jenis usaha, baik manufaktur maupun penjualan. Dalam perencanaan dan pengendalian, manager memerlukan informasi mengenai keadaan organisasi. Dilihat dari sudut pandang akuntansi, kebutuhan akan informasi tersebut berkaitan dengan biaya dari suatu organisasi. Menurut Masiyah Kholmi & Yuningsih (2004;11), pengertian biaya yaitu: “Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapat barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat di masa yang akan datang”. Menurut Mulyadi (2005;8): “Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk tujuan tertentu, sedangkan biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”. Dari definisi tersebut terdapat empat unsur pokok biaya, yaitu: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi biaya, 2. Diukur dalam satuan uang. Biaya dapat berperan sebagai bagian akuntansi keuangan, 3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi. Biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai, 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Pengorbanan ekonomi baik sudah terjadi maupun secara potensial akan terjadi. 2.2.1 Pengelompokan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dalam berbagai macam cara menurut Mulyadi (2005;14), pada umumnya biaya digolongkan sebagai berikut: 1) Berdasarkan Fungsi a. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Yang termasuk dalam biaya produksi adalah biaya Bahan Baku, biaya Tenaga Kerja Langsung, biaya Overhead Pabrik. b. Biaya non produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan di luar proses produksi, diantaranya: • Biaya pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. • Biaya administrasi dan umum Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran. 2) Berdasarkan Perilaku a. Biaya tetap (fixed cost) Menurut Mulyadi (2005;15), bahwa pengertian biaya tetap yaitu: “Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume tertentu”. Menurut Hanson & Mowen (2005;84): “Biaya tetap adalah suatu bagian yang dalam jumlah total tetap konsisten dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah-ubah”. b. Biaya variabel (variable cost) Menurut Mulyadi (2005;86), bahwa pengertian biaya variabel yaitu: “Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan”. Menurut Hanson & Mowen (2005;86): “Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah totalnya bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output”. c. Biaya campuran (mixed cost) Menurut Hanson & Mowen (2005;87), pengertian biaya campuran: “Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel secara simultan”. 2.3 Biaya Operasional Biaya-biaya yang terdapat dalam proses untuk memperoleh pendapatan secara umum dapat diartikan sebagai biaya operasional mencakup biaya-biaya yang terjadi dan terdapat dalam lingkungan operasional perusahaan. Menurut Kamus Istilah Akuntansi (2002;104), pengertian biaya operasional adalah: “Biaya operasional (operating cost) adalah biaya produksi atau harga pokok pabrik ditambah biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya umum”. Total biaya operasional terdiri dari : 1. Biaya operasional (manufacturing cost) terdiri dari 3 unsur biaya, yaitu: a. Biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja langsung c. Biaya overhead pabrik 2. Biaya non operasional (commercial cost) terdiri atas: a. Biaya pemasaran b. Biaya Administrasi dan umum 2.3.1 Anggaran Biaya Operasional Untuk menekan dan menghindari terjadinya kelebihan pemakaian biaya operasional serta mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan terutama yang berhubungan dengan biaya operasional, maka diperlukan anggaran biaya operasional. Anggaran biaya operasional memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran, sehingga hasil yang diperoleh dapat dimaksimalkan. Pengertian biaya operasional menurut M. Munandar (2001;23), adalah: “Anggaran biaya operasional adalah anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) yang akan datang”. 2.3.2 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Dalam suatu perusahaan prosedur anggaran biaya operasional pada umumnya sama dengan prosedur penyusunan anggaran secara umum. Namun yang perlu diperhatikan adalah adanya faktor-faktor yang terlibat yang berpengaruh terhadap tingkat pengeluaran operasional dalm proses penyusunan anggaran biaya operasional. Sofyan Syafri Harahap (2001;83), menuturkan proses penyusunan anggaran adalah: “Tahap kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya”. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001;83-84), prosedur penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 1) Otoriter (Top Down) Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. 2) Demokrasi (Bottom Up) Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Penyusunan anggaran yang akan dicapai di masa yang akan datang sepenuhnya diserahkan kepada karyawan. 3) Campuran (Top Down & Bottom Up) Dalam metode ini perusahaan menyusun anggaran yang di mulai dari atasan yang kemudian dilengkapi dan dilanjutkan karyawan bawahan. Secara umum prosedur penyusunan anggaran biaya operasional adalah sebagai berikut: 1. Mengenali informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. 2. Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program untuk menentukan tujuan perusahaan. 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal biaya operasional, strategis dan program-program kerja. 4. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi kegiatan, artinya memilih cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. 5. Menyerahkan revisi usulan anggaran kepada komite anggaran dievaluasi. 6. Menyerahkan revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran biaya operasional perusahaan. 7. Pengesahan revisi anggaran biaya operasional perusahaan. 2.3.3 Pengelompokan Anggaran Biaya Operasional Anggaran operasional merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan. Umumnya tujuan akhir perusahaan adalah mendapat keuntungan, sesuai yang telah direncanakan. Menurut Gunawan Adi Saputro & Marwan Asri (2005;64), anggaran operasional dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1) Anggaran proyek laba atau rugi Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang merupakan nilai keseluruhan. 2) Anggaran pembantu laporan laba atau rugi (Income Statement Supporting Budget) Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang mendukung penyusunan suatu laporan. Yang termasuk anggaran laba atau rugi: a. Anggaran penjualan Anggaran ini akhirnya akan menggambarkan beberapa revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjualan pada periode yang akan datang. b. Anggaran produksi Disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi yang diperlukan dapat menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. c. Anggaran biaya distribusi Anggaran mencakup semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan memasarkan produk. d. Anggaran administrasi dan umum Anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan staffnya, bagian keuangan dan bagian administrasi. 2.4 Realisasi Anggaran 2.4.1 Pelaporan Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pelaporan anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam pengendalian suatu perusahaan. Dalam hal ini, pelaporan anggaran biaya operasional merupakan informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan rencanarencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, laporan anggaran biaya operasional harus benar-benar dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dan menentukan kebijakan perusahaan. Laporan prestasi keuangan untuk pusat biaya harus selalu mencakup perbandingan antara biaya yang ditetapkan dalam anggaran dan biaya-biaya yang sesungguhnya dengan identifikasi selisih. Selisih dikatakan menguntungkan (selisih laba) jika biaya sesungguhnya lebih kecil dari anggaran biaya dan tidak menguntungkan (selisih rugi) jika terjadi sebaliknya. Perbandingan ini dilakukan baik untuk jumlah total maupun untuk setiap jenis biaya yang dapat dikendalikan. Dilihat dari pendapatan di atas, laporan keuangan untuk pusat biaya yang termasuk di dalamnya adalah laporan biaya operasional harus mencakup perbandingan antara biaya operasional yang sesungguhnya yang akan menghasilkan selisih laba atau selisih rugi. 2.4.2 Tujuan Pelaporan Realisasi Anggaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, tujuan dari pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara periode. Perhitungan antara anggaran dan realisasinya menunjukan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur biaya operasional dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan realisasi anggaran menyandingkan realisasi biaya operasional dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan realisasi anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam catatan atas laporan keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu disajikan. 2.4.3 Manfaat Informasi Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai anggaran biaya operasional dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. (www.ilmumanajemen.com/index.php, 17 Oktober 2010) Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi perusahaan, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan: a. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan. b. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dalam hal efisien dan efektivitas penggunaan anggaran (PP Nomor 24 tahun 2005 tentang SAP pernyataan No.2 paragraf 6). Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan perusahaan dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan pengguna sumber daya ekonomi perusahaan, yang: 1. Telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis, 2. Telah dilaksanakan sesuai dengan anggaran, 3. Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan atau prosedur yang berlaku dijalankan oleh perusahaan.