Produk Sampingan - Universitas Mercu Buana

advertisement
Produk Sampingan (By Product)
Dan Produk Gabungan (Joint Product)
Produk sampingan umumnya didefinisikan sebagai produk dengan total
nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan
dengan suatu produk yang total nilainya lebih besar (produk utama).
Contoh residu dan produk sampingan dalam industri perminyakan.
Produk gabungan diproduksi secara bersamaan melalui suatu
proses atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil
pemrosesan tersebut. Produksi bersifat simultan karena proses produksi
menghasilkan seluruh produk tanpa dapat dihindari. Peningkatan output
salah satu produk akan menyebabkan meningkatnya kuantitas produk
atau produk-produk lain, demikian sebaliknya, walaupun tidak harus
dalam proporsi yang sama.
Titik pisah didefinisikan sebagai titik dimana produk tersebut dapat
dipisahkan sebagai unit individual. Sebelumnya produk masih dalam satu
kesatuan yang homogen.
1. Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan
Asal mula produk sampingan:
-
Muncul dari pembersihan produk utama (bisa bernilai, atau bisa
menjadi sampah). Contoh gas dan tar dalam produksi arang, serbuk
gergaji di tempat penggergajian.
-
Muncul dari proses persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam
proses produksi produk utama. Contoh pemisahan biji kapas dari
kapas, pemisahan kulit dari biji coklat.
Klasifikasi produk sampingan menurut dapat dipasarkannya produk pada
titik pisah batas:
-
Dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut.
-
Butuh proses lebih lanjut agar dapat dijual.
Contoh produk gabungan:
-
Industri pengepakan daging; hewan asalnya satu biaya.
-
Produk bensin.
-
Produksi simultan berbagai jenis lem dan pemrosesan kedelai menjadi
minyak dan bahan pangan.
http://www.mercubuana.ac.id
Tata Hitung Ongkos
Pendapatan bersih dari produk sampingan (pendapatan penjualan
produk sampingan dikurangi biaya administratif dan pemasaran
untuk memasarkan produk sampingan, lalu dikurangi biaya proses
lanjutan setelah titik pisah batas) ditampilkan dalam laporan laba
rugi sebagai salah satu kategori seperti metoda 1.
2. Sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk tersebut. Nilai
persediaan didasarkan pada besarnya biaya gabungan yang dialokasikan ditambah biaya proses lanjutan setelah titik pisah batas.
Ada dua metoda:
o
Metoda biaya penggantian (disebut metoda 3).
o
Metoda nilai pasar (disebut metoda 4).
Lebih lengkap masing-masing metoda dapat kita lihat:
Metoda 1: Pengakuan Pendapatan Kotor
Biaya persediaan final dari produk utama dihitung terlalu tinggi karena
menanggung biaya yang seharusnya dibebankan ke produk sampingan.
Metoda 1a: Pendapatan produk sampingan sebagai pendapatan lainlain; misal (asumsi pendapatan kotor penjualan produk sampingan
Rp.15.000):
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @ Rp.20)
Rp. 200.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @ Rp.15)
Rp.15.000
165.000
Total biaya produksi (11.000 unit @ Rp.15)
Rp. 180.000
Tersedia untuk dijual
30.000
Persediaan akhir (2.000 @ Rp.15)
150.000
Rp.50.000
Laba kotor
20.000
Beban pemasaran dan administrasi
Laba operasi
Rp. 30.000
Pendapatan lain-lain: pendapatan penjualan produk sampingan
Rp. 15.000
Laba sebelum pajak
Rp. 45.000
Metoda
1b:
Pendapatan
produk
sampingan
sebagai
tambahan
pendapatan penjualan; disini laporan laba rugi menampilkan pendapatan
penjualan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan
produk utama (Rp.15.000). Sehingga total pendapatan jadi Rp.210.000.
laba kotor dan laba operasi meningkat.
Aifrid
http://www.mercubuana.ac.id
109
Tata Hitung Ongkos
Biaya persediaan awal menjadi Rp.13,5 per unit karena pendapatan penjualan produk sampingan perioda sebelumnya dikreditkan ke biaya produksi produk utama di perioda yang sama.
Metoda 1d tidak perlu jurnal yang rumit. Pendapatan dari penjualan produk sampingan didebit ke kas atau piutang.
Metoda 1a, 1b, dan 1c Pendapatan dari penjualan produk sampingan
dikreditkan.
Metoda 2: Pengakuan Pendapatan Bersih
Sadar bahwa dibutuhkan membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke
produk sampingan. Tapi metoda ini tidak berusaha mengalokasikan biaya
produksi gabungan ke produk sampingan.
-
Biaya yang terjadi setelah titik pisah batas untuk memproses maupun
memasarkan produk sampingan dicatat dalam akun yang terpisah dari
produk utama. Angka produk sampiangan tampil dalam laporan laba
rugi dengan salah satu tampilan metoda 1.
-
Jurnal metoda 2 melibatkan pembebanan biaya yang terjadi setelah
titik pisah batas ke pendapatan produk sampingan.
-
Biaya pemasaran dan administrasi juga dialokasikan ke produk
sampingan.
-
Adakalanya dibuat akun khusus produk sampingan, biaya setelah titik
pisah batas didebit dan pendapatan dikreditkan. Saldo ditampilkan
dalam laporan laba rugi.
-
Akumulasi biaya produksi yang dapat dibebankan ke persediaan
produk sampingan yang belum terjual tampil dalam neraca.
Metoda 3: Metoda Biaya Penggantian
-
Biasanya digunakan oleh perusahaan yang produk sampingannya
digunakan
oleh
perusahaan
itu
sendiri,
sehingga
mengurangi
pembelian bahan baku.
-
Biaya produksi produk utama dikreditkan, dan debitnya diposting ke
departemen yang menggunakan.
-
Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal merupakan biaya pembelian
atau biaya penggantiannya.
http://www.mercubuana.
111
ac.id
Aifrid
Download