BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Anak Cacat Penderita Cerebral Palsy (CP) Masing – masing anak yang terserang penyakit cerebral palsy bervariasi dampaknya. Seorang anak yang terkena penyakit cerebral palsy ringan akan dapat berjalan dengan sedikit alat bantu keseimbangan. Anak yang mengalami penyakit cerebral palsy berat mungkin memerlukan bantuan untuk belajar duduk dan kesulitan berjalan walaupun sambil dipegangi dibawah ketiaknya karena anak tersebut tidak bisa menapakan kedua kakinya dipermukaan lantai. 2.1.1 Jenis – Jenis Cerebral Palsy (CP) A.Spastik Spastik adalah otot – otot yang kaku atau tegang. Kekakuannya membuat gerakan menjadi lambat dan sulit. Instruksi – instruksi yang diinginkan dari bagian otak ketubuh selalu tidak sesuai keinginan yang dipikirkan oleh penderita cerebral palsy menyebabkan tubuh dalam kondisi abnormal. Perlu diketahui kekakuan otot lebih parah bila anak sedang dipengaruhi oleh emosinya seperti dalam keadaan sedih, marah, senang. Seorang anak spastik digambarkan menurut bagian tubuh mana yang terkena. Spastik sendiri dibedakan menjadi 3 jenis : 1. Hemiplegia : Anak yang menderita Hemiplegia dapat dilihat dengan ciri – ciri sebagai berikut : Lengan tubuh dan tungkai pada satu terkena. Lengan terputar kedalam dan menekuk. Tangan terkepal. Tungkai terputar kedalam dan menekuk. Berdiri berjingkat. sisi 2. Diplegia Anak yang menderita Diplegia dapat dilihat dengan ciri – ciri sebagai berikut : 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Tungkai yang terkena lebih parah dari lengan. Lengan sedikit canggung. Tungkai merapat dan terputar kedalam. Berdiri berjingkat. 3. Kuadriplegia Anak yang menderita Diplegia dapat dilihat dengan ciri – ciri sebagai berikut : Seluruh tubuh terkena. Kontrol kepala kurang. Lengan terputar kedalam dan menekuk. Tangan terkepal. Tungkai merapat dan terputar kedalam. Berdiri berjingkat. Sumber Gambar : http://www.google.co.id/search?q=cerebral+palsy+hemiplegia&hl=id&gbv=2&i mgrefurl=http://wikieducator.org/Lesson_20:_Disability_and_Rehabilitation_Part _2&imgurl=http://wikieducator.org/images/f/fc/Plegia.jpg&w=1231&h=859&tb m=isch&tbs=simg:CAQSEglXVTLacGrMVSGBgWOS8NbUyg&sa=X&ei=0hb LT-H7BJDzrQfKmc3ADg&ved=0CAUQrBE&biw=1366&bih=60 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 B.Athetoid Athetisis adalah gerakan – gerakan yang tidak terkontrol pada gerakan – gerakan dibagian lengan, tungkai yang lambat, atau wajah yang berkedut kedut. Gerakan – gerakannya bisa menjadi buruk ketika anak terlalu bergairah atau bersemangat seperti sedang marah, sedih, senang. Lebih baik anak tersebut sedang diam atau tenang. Posisi tubuh yang abnormal menyebabkan ketegangan otot berubah - ubah secara cepat, sehingga keseimbangannya dibawah standar anak yang normal kondisinya. Jika wajah yang terkena sulit untuk berbicara jelas sehingga sulit dimengerti. Anak – anak yang terkena penyakit cerebral palsy jenis Athetoid umumnya seperti bayi yang lemah lunglai atau terkulai. Mereka biasanya mulai mempunyai gerakan – gerakan yang tidak terkontrol pada usia 2 tahun sampai 3 tahun, hal ini terjadi secara perlahan - lahan. Ciri – ciri anak yang menderita penyakit cerebral palsy jenis Athetoid, yaitu : Gerakan – gerakan dibagian tungkai lengan sangat sulit dikontrol. Tangannya kaku dibagian lengan. Dibagian wajah akan agak berbeda ketika sedang berbicara. Keseimbangan tubuhnya kurang baik. C.Ataksik Ataksia adalah gerakan – gerakan yang tidak sempurna atau labil. Gerakan – gerakan yang tidak sempurna atau labil ini terlihat ketika sedang menjaga keseimbangan ketika sedang berdiri atau mengambil sesuatu. Misalnya mau mengambil sesuatu harus berkali kali. Keseimbangan tubuhnya kurang begitu baik, maka mempengaruhi perkembangan tumbuh kembang anak untuk berjalan. Ciri – ciri anak yang menderita penyakit cerebral palsy jenis Ataksia, yaitu : Gerakan – gerakan gemetar tidak sempurna. Berjalan tidak sempurna. Keseimbangan tubuh kurang baik. Tubuh selalu kaku pada otot - ototnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 2.1.2 Pertanyaan Yang Cerebral Palsy. 1. Apakah operasi cerebral palsy? Diajukan dapat Oleh mengobati Keluarga penderita Mengenai penyakit Operasi tidak dapat menyembuhkan penyakit Cerebral Palsy. Tujuan operasi untuk membetulkan kontraktur (Otot – otot yang telah memendek), atau untuk melemahkan tarikan otot – otot spastik untuk mencegah timbulnya kontraktur. Tetapi operasi bisa juga membuat kesulitan bergerak semakin parah. Hanya anak – anak penderita cerebral palsy yang telah bisa berdiri dan berjalan walaupun harus dipegangi dibagian bawah lengannya atau lebih tepatnya dibawah ketiaknya baru dapat dipertimbangkan untuk operasi. Cara terbaik untuk membantu anak - anak penderita cerebral palsy ialah mencegah terjadinya kontraktur yang mendorong gerakan yang aktif sehingga dapat mencegah posisi tubuh yang baik. Membantu penyembuhannya dengan cara meregangkan otot – otot yang kaku melalui terapi pelemasan otot dengan cara direfleksi dengan orang yang berpengalaman atau yang memang lulusan sekolah fisiologi. 2. Apakah anak yang menderita cerebral palsy bisa berjalan? Banyak orang tua yang ingin anaknya bisa berjalan, anak yang menderita cerebral palsy mulai bisa berjalan ketika berusia 7 tahun atau lebih. Anak – anak yang tidak begitu parah terkena cerebral palsy akan bisa berjalan lebih cepat walaupun harus dipegangi kedua tangannya posisi lebih tepatnya dibawah ketiak anak tersebut. Anak – anak yang berdiri kaku dan berjingkat bila dipegangi, berarti belum siap untuk bisa berjalan. Langkahnya yang berkedut – kedut disebabkan oleh gerakan bayi yang disebut langkah refleks, yang harusnya hilang sebelum anak tersebut dapat berjalan dengan semestinya. 2.1.3 Organ Tubuh Yang Sering Bermasalah Pada Anak Anak Penderita Cerebral Palsy (CP). Masalah yang sering timbul dianak - anak penderita cerebral palsy (CP), biasanya : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 a) Penglihatan Masalah yang paling umum bila yang terserang dibagian organ dalam saraf bagian mata ialah posisi bola mata sulit digerakan oleh saraf - saraf diorgan mata. Maka terkadang posisi kedua bola mata tertuju satu tujuan sehingga akan terjadi matanya juling. Beberapa anak membutuhkan operasi mata. Bila yang ringan bisa terbantu dengan mengenakan kaca mata menurut resep dokter mata. Bila tidak terserang dibagian organ saraf mata maka kondisi kedua bola matanya seperti anak – anak normal. b) Pendengaran, Makan Dan Berbicara Bila yang terserang bagian saraf telinga, hidung, tenggorokan (THT) maka anak – anak tersebut yang menderita Cerebral Palsy jenis athetoid, ada yang pendengarannya kurang jelas, ada yang normal dalam pendengarannya, untuk mengendalikan cairan dihidung sangat kesulitan sehingga kadang - kadang cairan yang dihidung masuk kesaluran pernafasan maka sering tersedak. Makan dan berbicara keduanya saling tergantung pada kemampuan untuk mengontrol otot – otot lidah, bibir dan tenggorokan. Bila kontrol otot tidak berfungsi dengan baik mungkin ada kesulitan belajar mengunyah dan menelan. Makanan untuk penderita cerebral palsy boleh padat tetapi tidak boleh keras dan kenyal. Anak penderita cerebral palsy itu suka makanan yang suka manis – manis dan yang berasal dari tepung terigu, kalau bisa dikontrol untuk penggunaan gulanya karena bisa menyebabkan sakit gigi. Untuk membersihkan giginya jangan menyikat giginya pakai odol karena anak tersebut belum bisa mengumur. Dengan dukungan orang tua yang selalu memberikan kasih sayang bisa membuat anak ingin bisa berbicara, walapun bicaranya terpatah – patah. c) Pertumbuhan Anak - anak penderita cerebral palsy biasanya bisa dikenali sejak balita dengan cara memperhatikan perkembangan perilaku sejak balita pada umumnya. Bayi yang terkena penyakit cerebral palsy biasanya tidak bisa meminum asi. Karena organ saraf dibagian mulut tidak bisa memerintah otot - otot di organ bagian mulut. Banyak orang tua tidak sadar kalau anaknya menderita cerebral palsy. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Anak - anak penderita cerebral palsy biasanya mereka lebih kurus karena anak - anak tersebut tidak melakukan aktifitas seperti anak - anak lainnya. Pada anak - anak penderita cerebral palsy spastik hemiplegia pada bagian lengan dan tungkai yang terkena biasanya lebih kurus dan pendek daripada bagian lengan dan tungkai yang lain. d) Lambat Belajar Anak – anak yang tidak dapat berbicara dengan jelas atau tidak dapat mengontrol wajah mereka dengan baik, sering kali dikira lambat kemampuan mentalnya, namun tidak selalu demikian. Banyak anak – anak yang menderita cerebral palsy terutama jenis athetoid itu mempunyai kesulitan belajar, tetapi mempunyai kecerdasan rata – rata bagus atau mempunyai kelebihan mengingat sesuatu yang anak tersebut membuatnya tertarik. e) Kepribadian Dan Perilaku Penyakit Cerebral Palsy dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, karena mempunyai kesulitan bergerak dan berkomunikasi jadi lebih mudah frustasi dan marah ketika melakukan sesuatu yang mengakibatkan gampang menyerah dan tidak mau berusaha kembali. Hal yang penting adalah berusaha memahami kenapa dia marah – marah pasti ada alasannya, lalu membantunya sehingga anak tersebut ceria kembali. f) Penyakit Epilepsi Penyakit Epilepsi dapat terjadi pada usia berapapun tetapi tidak semua anak terkena. Penyakit Epilepsi pada anak – anak yang menderita penyakit Cerebral Palsy adalah hasil komplikasi penyakit yang dibiarkan selama pertumbuhan waktu balita, biasanya berasal dari : 1. Sisa makanan yang ada disaluran pernafasan dikarenakan seringnya kesalahan posisi dalam memberi makan dan minum ke anak tersebut sehingga anak memproses makanan atau minuman sering terjadi tersedak atau cegukan (berasal dari saluran pernafasan yang tidak sengaja terisi makanan yang mengakibatkan makanan terdorong keluar tetapi meninggalkan sisa disaluran pernafasan sehingga menyebabkan infeksi disaluran pernafasan. 2. Karena otot – ototnya tegang, terkadang mempengaruhi otot tulang belakang sampai ke otot leher sehingga aliran darah yang beredar kurang lancar sehingga anak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 tersebut sering kepalanya pusing – pusing, terasa berat dan air liurnya sering keluar. 2.2 Mengenali Kondisi Anak Cerebral Palsy 2.2.1 Perkembangan Anak Normal Dengan Anak Yang Menderita Cerebral Palsy Pada Usia 10 – 15 Tahun Tabel : 2.2 Perkembangan anak normal dengan anak yang menderita CP Usia Perkembangan CP Anak normal Anak yang menderita 10 – 15 Tahun Fisik Fisik -Sehat, Kuat, Normal. -Tubuh nya masing agak -Lincah, menarik. kaku, bisa di gerakkan -Bersahabat. dengan bantuan orang lain Mental Mental -Sekolah duduk di kelas -Lambat berfikir. 5 SD – 1 SMA. -Duduk di bangku kelas 4 -Suka belajar. SDLB. -Bicara nya terpatah-patah Dicampur dengan isyarat. Sosial -Suka menolong -Ego nya tinggi -Mengenal rasa cemburu -Pemalu -Sudah mau protes -Belum bersosialisasi Sifat -Perasaan nya stabil 2.3 Sosial Merencanakan Latihan 2.3.1 Prinsip – Prinsip Latihan A. Asesmen http://digilib.mercubuana.ac.id/ Sifat -Perasaan labil suka marah 13 Pengukuran perkembangan anak dengan menggunakan dari daftar perkembangan anak yang didapat dari dokter spesialis anak dan pengetahuan yang sudah diuraikan diatas, berbagai jenis cerebral palsy. Untuk memenuhi kebutuhan aktifitas anak, bikinlah daftar untuk aktifitas latihan menurut kebutuhan dengan melihat tahap – tahap perkebangan anak tersebut. B. Teknik Menangani Dan Melatih Ketika melatih anak, kita harus memberitahu anak tersebut apa saja yang akan dilatih, gerakannya seperti apa supaya anak tersebut tidak kaget atau mengkakukan otot – otot nya. Berilah pujian bila anak tersebut bisa melakukan apa yang sedang dilatih, tapi jangan membentaknya karena akan melabilkan emosinya sehingga otot – ototnya akan menjadi tegang. Seorang anak spastik tidak boleh menjadi kaku, gerakan – gerakan anak athetoid tidak boleh menjadi semakin tak terkontrol. C. Perkembangan Anak – Anak Cerebral Palsy Banyak anak – anak yang menderita cerebral palsy kemajuannya lambat, bisa juga karena yang bikin melambat kemajuannya dari beberapa faktor seperti : 1. Keluarga tidak yakin melatih dengan cara yang benar (bisa juga salah dalam latihan). 2. Aktifitas latihan tidak sering diulang. 3. Banyak orang tua yang terburu – buru ingin anaknya cepat sembuh atau bisa lebih baik dari yang kemarin. (Tidak bersyukur dengan perkembangan yang sedikit tapi berarti bagi anak tersebut). 4. Anak yang menderita cerebral palsy sudah terlalu parah, dikarenakan terlambat dalam menangani sejak bayi. 5. Keluarga tidak ikut dalam proses latihan. berpatisipasi atau mendukung 2.3.2 Mengatur Posisi Tubuh Anak Penderita Cerebral Palsy Dalam Melakukan Aktifitas Sehari - Hari Posisi tubuh anak penderita cerebral palsy selalu berbeda dengan penderita cerebral palsy lainnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Beberapa contoh cara mengatur posisi duduk adalah : Posisi duduk yang baik : Kepala sedikit maju, punggung tegak, tidak condong kesatu sisi. Pantat rata bersandar Tungkai sedikit renggang Kaki menapak lantai atau disangga dengan alas kaki. Gambar 2.3.1 Posisi duduk yang salah : Panggul terlalu lurus Anak tersebut selalu mendorong meluncur keluar kursi Tubuhnya jatuh atau jatuh kedepan Panggul ditekuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ kebelakang dan 15 Gambar 2.3.2 Penanganan tungkai kaki anak penderita cerebral palsy : Jika otot - ototnya spastik jangan menarik tungkai kakinya agar terbuka, hal ini akan membuat tungkainya semakin rapat. Gambar 2.3.3 2.4 Cara Komunikasi Anak - Anak Penderita Cerebral Palsy Berbagai cara anak - anak penderita cerebral palsy melakukan komunikasi dengan orang tuanya untuk menyampaikan pesan - pesannya yang sedang dipikirkan, seperti kebutuhannya, keinginannya, serta perasaannya yang sedang anak tersebut sedang rasakan. Ciri - ciri anak penderita cerebral palsy sedang melakukan aktifitas komunikasi, sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Suara menangis yang berirama, merengek, tertawa. Gerakan tubuh, misalkan menganggukan kepala. Ekspresi wajah seperti tersenyum, sedih. Gerakan - gerakan tangan seperti melambai. Menunjuk dengan menggerakkan bola mata atau jarinya. Anak - anak yang mengalami kesulitan mengontrol gerakan kepala, wajah, mulut dan lidah akan mengalami kesulitan untuk mengucapkan kata - kata dengan jelas. Jika orang tuanya yang tidak mengerti apa yang sedang dikomunikasikan oleh anak tersebut maka anak tersebut sering menjadi frustasi dan terkadang berhenti berusaha. 2.5 Ergonomi Sutalaksana (1979) mendefinisikan istilah ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis, untuk memanfaatkan informasi informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Sistem kerja adalah suatu sistem hubungan manusia – mesin yang dipertimbangkan sebagai sistem integral, saat ini dengan ergonomi perancangan suatu peralatan dan fasilitas kerja telah memperlihatkan interaksi manusia secara lebih baik. Hal ini dimaksudkan untuk : 1) Memperbaiki performansi kerja; 2) Mengurangi waktu dan biaya pelatihan; 3) Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan yang diperlukan; 4) Mengurangi waktu yang terbuang sia – sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”, 5) Memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja. Berdasarkan berbagai pendefinisian ergonomi oleh beberapa pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain. Tujuan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 hendak dicapai adalah meningkatkan efektifitas kerja yang dihasilkan oleh system manusia dan alat - alat, mempertahankan unsur kenyamanan serta kesehatan kerja sebaik mungkin. Sedangkan pendekatan utama yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan data yang tersedia pada perancangan system maupun prosedur. Secara sederhana merancang suatu perangkat antara (interface) yang memungkinkan mengubah kebutuhan atas suatu pekerjaan berada dalam daerah kemampuan manusia. Disiplin ilmu yang terlibat dalam ergonomic, adalah: 1. Anatomi dan fisiologi 2. Antropometri 3. Fisiologi psikologi 4. Psikologi Eksperimen 2.5.1 : struktur dan fungsi pada manusia : ukuran - ukuran tubuh : sistim saraf dan otak : perilaku manusia Anatomi Dan Fisiologi Dapat dipahami tentang sistim lokomotor merupakan tentang prinsip dalam literatur keperawatan orthopedic dan asuhan individu - individu yang mengalami masalah mobilitas atau gerakan tubuh. Gerakan tubuh melibatkan biomekanika, sistim muskulos keletal, sendi dan pengungkit, sistim saraf, dan biokimia. Gabungan elemen tersebut dapat mempengaruhi manusia cara mempertahankan postur, bentuk, fungsi tubuh manusia. 2.5.1.1 Sistem Skeletal Sistem skeletal adalah kerangka tubuh. Kerangka tubuh terdiri atas tulang dan jaringan ikat yang berkaitan, seperti kartilago dan jaringan fibrosa padat. Tulang merupakan bentuk khusus dari jaringan ikat dan berguna pada fungsi mekanis dan pemeliharaan homeostasis mineral. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2.5.1.2 Fungsi Kerangka Fungsi kerangka adalah: 1. Penyangga tubuh, dengan ciri penyisipan otot. :kerangka memberi struktur untuk permukaan untuk pelekatan dan 2. Pelindung :kerangka mempertahankan bentuk tubuh, melindungi banyak organ internal, seperti otak, jantung, paru - paru, dan medulla spinalis dari cedera. 3. Pergerakan :tulang dan otot bertindak sebagai pengungkit, menghasilkan pergerakan tubuh melalui sendi. 4. Penyimpanan mineral :tulang seperti kalsium dan fosfor. menyimpan mineral, 5. Pembentukan sel darah :sumsum merah menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Proses ini disebut hematopoiesis 2.5.1.3 Jenis Tulang Densitas tulang bervariasi. Ada dua jenis tulang yang utama, yang memiliki berat, kekuatan, dan fungsi yang berbeda: a. Tulang padat (rapat) b. Tulang konselosa (spons) Tulang padat adalah jaringan tulang yang lebih rapat dengan rongga sedikit, sedangkan tulang konselosa memiliki rongga yang lebih besar berisi sumsum merah. Distribusi tulang padat dan tulang konselosa tampak pada gambar dibawah ini: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Gambar 2.5.1.3 Tulang panjang matur, yang dibagi dua (dari Waugh dan Grant, 2001). 2.5.1.4 Karakteristik Jaringan Otot Jaringan otot memiliki empat karakteristik utama. 1. Kontraktilitas : kontraksi otot bertanggung jawab terhadap pergerakan tubuh. Kontraktilitas adalah kemampuan jaringan otot untuk menghasilkan kekuatan secara aktif dengan memendek dan menebal sebagai respon terhadap stimulus. 2. Eksitabilitas : otot dikatakan peka rangsang jika merespons terhadap stimulus dari saraf, hormon, dan cedera. Stimulus adalah perubahan dalam lingkungan internal atau eksternal yang cukup kuat untuk menghasilkan impuls. 3. Ekstensibilitas : Kemampuan otot untuk dapat diregangkan. Otot bekerja dalam kelompok yang berlawanan (saat salah satu otot berkontraksi dan memendek, otot yang lain merelaksasi dan memanjang). 4. Elastisitas : Otot bersifat elastis dan dapat kembali kebentuk semula jika direnggangkan. 2.5.1.5 Fungsi Otot Otot skeletal meliputi sekitar 40% dari berat tubuh. Bersama dengan kerangka, otot melakukan tiga fungsi. 1. Pergerakan (refleks dan volunter) : pergerakan bergantung pada kerja sama antara tulang, sendi, dan otot skeletal yang melekat pada tulang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2. 3. Mempertahankan postur : kontraksi otot skeletal mempertahankan tubuh pada posisi stasioner. Produksi panas : kontraksi otot skeletal menghasilkan sebagian besar panas tubuh sehingga membantu mempertahankan suhu tubuh normal. 2.5.1.6 Fisiologi Otot Skeletal Kontraksi otot skeletal merupakan respons terhadap stimulus elektrokimia. Melalui sistim saraf pusat, sel saraf mengendalikan dan mengordinasikan kontraksi otot. 2.5.1.7 Sumber Energi Otot Kontraksi dan relaksasi otot memerlukan energi. Adenosin trifosfat (ATP) merupakan sumber energi tercepat dalam kontraksi. Didalam tubuh kita, 400 otot skeletal menggunakan ATP untuk menghasilkan pergerakan diseluruh bagian yang diaktifkan oleh kekuatan, gravitasi, friksi, dan inersia. Serabut otot skeletal berisi molekul berenergi tinggi yang disebut fosfokreatin. Fosfokreatin dan ATP merupakan sistim fosfagen yang memberi ATP yang cukup untuk aktifitas berat, sekitar 15 detik. Jika aktifitas dilanjutkan lebih lama lagi, suplai fosfagen tubuh menurun. Glukosa kemudian menjadi sumber energi, yang berasal dari pemecahan glikogen. Glikogen disimpan didalam otot dan hati. Pemecahan glikogen disebut glikosis. Glikosis dapat terjadi dengan atau tanpa adanya oksigen yang berkelanjutan. Saat suplai oksigen yang ada telah digunakan untuk respirasi aerob, kemudian respirasi anaerob terjadi dan asam laktat diproduksi. Sistem glikogen - asam laktat ini memberi ATP yang cukup untuk aktifitas otot yang berat selama 30 - 40 detik. Setelah itu, otot perlu istirahat atau secara signifikan menurunkan aktifitasnya untuk mengganti oksigen yang telah dipakai. Dalam aktifitas yang ringan dan lama, proses metabolic respirasi selular hanya terjadi dalam kondisi tersedia oksigen secara kontinu. Sistim aerob yang dikombinasikan dengan glikosis ini akan berlajut selama tersedia nutrien dan oksigen yang kuat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.5.1.8 Jenis Kontraksi Otot Kontraksi Otot skeletal dapat bersifat isometrik atau isotonik. Kontraksi isometrik terjadi saat panjang otot tidak berubah, tetapi jumlah tegangan selama kontraksi meningkat, misalnya kontraksi otot postural. Kontraksi isotonik terjadi saat otot menjadi lebih pendek, tetapi jumlah tegangan yang dihasilkan otot selama kontraksi bersifat konstan. Sebagian besar kontraksi otot cenderung mengkombinasikan kontraksi isometrik dan isotonic. 2.5.1.9 Otot Skeletal Dan Pergerakan Tubuh Pergerakan tubuh dihasilkan oleh aksi otot, tulang, saraf, dan sendi yang terkoordinasi. Ketika otot berkontraksi sebagai respon terhadap impuls saraf, suatu kekuatan digunakan pada tendon yang menarik tulang. Dalam pergerakan tubuh, tulang bertindak sebagai pengungkit dan sendi berfungsi sebagai tumpuan atau titik sumbu. Proses ini memungkinkan kekuatan dipindahkan sepanjang pengungkit kebeberapa titik lain pada pengungkit tersebut. Otot memberi kekuatan untuk menggerakkan pengungkit. 2.5.1.10Pengungkit Pengungkit dapat dikategorikan menjadi 3 jenis: 1. Pengungkit kelas satu: tumpuan diletakkan antara kekuatan (usaha) dan beban (tahanan), misalnya papan jungkat - jungkit atau kepala yang ada diatas tulang atlas dengan sendi atlantooksipital sebagai tumpuan, tengkorak sebagai beban, dan otot dibelakang leher sebagai kekuatannya. 2. Pengungkit kelas dua: beban (tahanan) berada antara kekuatan (usaha) dan tumpuan, misalnya kereta dorong beroda satu atau berdiri dengan satu kaki dengan tubuh sebagai beban, tumit sebagai tumpuan, dan otot betis yang berkontraksi sebagai kekuatannya. 3. Pengungkit kelas tiga: beban dan tumpuan berada pada ujung yang berlawanan dan kekuatan berada diantaranya. Ini merupakan bentuk pengungkit yang paling umum dalam tubuh. Misalnya, individu yang membawa beban dengan lengan bawah difleksikan pada siku, sedangkan tangan menahan beban, siku sebagai tumpuan dan otot bisep bertindak sebagai kekuatan yang menarik lengan bawah yang bertindak sebagai pengungkit. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Gambar 2.5.1.10 Klasifikasi Pengungkit 2.5.1.11Origo Dan Insersi Otot Origo otot biasanya merupakan pelekatan proksimal otot dan melekat pada dua tulang yang lebih stasioner. Pelekatan distal atau insersi adalah tempat otot melekat ke tulang, yang melakukan pergerakan terbesar. Beberapa otot memiliki pangkal yang berbeda - beda. Gambar 2.5.1.11 Gambar Pangkal Dan Insersi Otot Gastroknemius http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2.5.1.12Kelompok Aksi Sebagian besar otot skeletal bekerja dalam kelompok yang berlawanan, seperti abduktor dan adductor fleksor dan ekstensor. Otot atau kelompok otot yang bekerja sama untuk menghasilkan gerak disebut sinergis atau agonis, sedangkan otot atau kelompok otot yang bekerja berlawanan disebut antagonis. Otot dinamakan “penggerak utama” jika dominan dalam menghasilkan gerak. Terkadang penggerak utama dan antagonis bekerja bersama sebagai fiksator atau penstabil untuk memberi posisi yang sesuai sehingga penggerak utama yang lain dapat berfungsi. Misalnya bahu difiksasi posisinya oleh otot bahu sehingga memungkinkan gerakan sendi bahu. Istilah pokok yang digunakan dalam aksi otot dijelaskan oleh table dibawah ini: Tabel 2.5.1.12 Prinsip Aksi Otot 2.5.1.13 Sendi Posisi sendi terletak pada pertemuan dua tulang atau lebih. Sendi terdapat diantara tulang yang berdekatan atau area osifikasi. Area osifikasi meliputi struktur tengkorak yang setelah osifikasi tidak mungkin ada pergerakan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2.5.1.14 Klasifikasi Sendi Klasifikasi sendi berdasarkan ada atau tidak adanya rongga synovial dan jenis jaringan ikat yang mengikat tulang bersama. Klasifikasi sendi yang utama: 1. Sinovial 2. Fibrosa 3. Kartilaginosa. Tabel 2.5.1.14.1 Jenis Sendi Sinovial http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Tabel 2.5.1.14.2 Jenis Sendi Fibrosa Gambar 2.5.1.14.1 Gambar Sendi Fibrosa Sendi Fibrosa (Dari Waugh & Grant, 2001) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Tabel 2.5.1.14.3 Jenis Sendi Kartilaginosa 2.5.2 Antropometri Antropometri secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang secara khusus mempelajari hal yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia, digunakan untuk menetukan perbedaan pada individu, kelompok dan sebagainya. Hal ini dipandang hanya sebagai suatu pengukuran terhadap tubuh manusia, mungkin dapat dilakukan dengan mudah. Namun kenyataan yang ada banyak didapati factor kesulitan dalam menentukan alat kerja yang baik dan sehat. Secara umum pengukuran dimensi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1. tubuh manusia Dimensi Struktural (Dimensi Statis) Dimensi structural adalah pengukuran yang dilakukan pada saat diam (Statis), yang mencakup pengukuran tubuh, baik berupa kepala, dada, kaki, dan lain - lain dalam posisi standart. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Gambar 2.5.2.1 Dimensi Tubuh Struktural Sumber: Mc. Cormick, Human Factor In Engineering And Design 2. Dimensi Fungsional (Dimensi Dinamis) Dimensi fungsional atau dinamis adalah pengukuran yang ada suatu kondisi dimana tubuh sedang melakukan aktivitas fisik. Misalkan pada saat orang sedang menyetir mobil. Gambar 2.5.2.2 Dimensi Funfsional (Dinamis) Sumber: Mc. Cormick, Human Faktor in Engineering and Design http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 2.5.2.1 Data - Data Antropometri Antropometri adalah dari kata “antropos” yang artinya manusia dan kata “metrikos” yang artinya pengukuran. Gambar 2.5.2.3 Egyptian Law of Human Dimensions Sumber: (Braunfels, IEE - Aachen University, 2003) 2.5.2.1.1 Data - data antropometri yang digunakan dalam pengukuran tubuh pengguna alat bantu berjalan: 1. Posisi berdiri dalam keadaan diam (statis) dan bergerak (Dinamis) Definisi : Jarak ukuran panjang tubuh dari telapak kaki sampai bahu atau lebih tepatnya bagian tumpuan yang posisinya dibawah ketiak. Penerapan : Data ini diperlukan untuk pengukuran tinggi alat pada penyangga tubuh. Persentil : Pada perancangan alat ini tidak menggunakan persentil dikarenakan alat ini tidak bisa diproduksi secara masal. Karena setiap pengguna alat ini harus diukur terlebih dahulu sesuai keadaan bentuk tubuh. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Gambar 2.5.2.4 Posisi Berdiri http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 2. Posisi duduk anak - anak penderita cerebral palsy umumnya tidak statis atau diikuti oleh gerakan yang dinamis. Gambar 2.5.2.5 Posisi Duduk 2.5.2.1.2 Data - data antropometri yang digunakan dalam perancangan produk: 1. Popliteal gunanya untuk mendistribusikan berat badan tubuh pengguna alat keseluruh luas permukaan pantat, paha, lutut. Sehingga ketika posisi duduk dapat mengurangi tekanan pada pantat, paha, lutut. Definisi : pengukuran yang diukur secara vertical mulai dari telapak kaki sampai pada bagian bawah pantat dan pengukuran dilakukan pada posisi berdiri lalu dilanjutkan ke posisi duduk. Aplikasi : pengukuran ini digunakan untuk menetukan tinggi alat secara keseluruhan. Dan diketahui ukuran per parsial yang dimulai dari telapak kaki lalu ke engsel lutut, lalu dari lutut ke pinggang, lalu dari pinggang ke bahu atau lebih tepatnya posisi dibawah ketiak. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Gambar Popliteal 2.5.2.6 2. Elbow rest height (tinggi siku istirahat) Definisi duduk. : pengukuran dilakukan pada saat Aplikasi : digunakan untuk menentukan tinggi bahu atau lebih tepatnya posisi dibawah ketiak, sehingga pada saat memakainya tidak merasa sakit ketika posisi duduk. Karena sudah disesuaikan dengan ketinggian posisi dari pinggang ke bahu atau lebih tepatnya posisi dibawah ketiak pemakai. Gambar 2.5.2.7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 3. Ukuran Tubuh Anak - Anak Yang berumur 13 Tahun Gambar 2.5.2.8 Ukuran Tubuh Anak - Anak Yang Berumur 13 Tahun Sumber: Stewart Masberg, The Best Of Children Product Design 4. Bentuk posisi tubuh anak ketika menggunakan alat tongkat keseimbangan dengan catatan anak tersebut sebenarnya dalam keadaan normal yang mengalami cedera pada kaki lalu memakai alat tersebut untuk proses pemulihan otot - otot, dan posisi tulang persendiannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Gambar 2.5.2.9 Sumber: Julius Panero, Human Dimension And Interior Space 5. Bentuk posisi tubuh anak ketika menggunakan alat dalam posisi duduk. Gambar 2.5.2.10 Sumber: Julius Panero, Human Dimension And Interior Space 6. Rotasi pinggul (pelvis) posisi tubuh dalam keadaan berdiri dan keadaan duduk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Gambar 2.5.2.11 Sumber: Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. 2.5.3 Sistim Saraf Pusat Sistim saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis. Bagian terbesar otak adalah serebrum yang terbagi menjadi dua hemisfer. Salah satu hemisfer bersifat dominan karena melakukan peran utama mengakibatkan ekstremitas pada satu sisi tubuh menjadi dominan. Setiap hemisfer memiliki lapisan permukaan subtansia grisea dengan subtansia alba dibawahnya. Sebaliknya dengan medulla spinalis, subtansia alba menutup inti subtansia grisea. 2.5.3.1 Otak Korteks serebral berisi: 1. 2. 3. Area sensorik primer: merupakan area penerima impuls yang datang. Area motorik primer: mengirim impuls untuk menstimulasi respon aksi, seperti kontraksi otot dan sekresi kelenjar Area asosiasi : memiliki fungsi umum dalam memperlancar kerja antara pusat sensorik dan motoric http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Area motorik memicu semua gerakan volunter tubuh dan terdapat di lobus frontal, anterior terhadap fisura serebral. Secara umum, area motorik salah satu hemisfer mengendalikan pergerakan sisi tubuh yang berlawanan. Otot tubuh ditunjukkan pada jalur motorik dalam area fisura longitudinal Gambar 2.5.3.1 Area Motorik serebrum. (Dari Waugh Dan Grant, 2001.) Jumlah permukaan otak yang berkaitan dengan bagian tubuh tertentu sebanding dengan aktifitas, bukan ukuran bagian tubuh tersebut. Impuls sensorik yang berkaitan dengan sentuhan, tekanan, nyeri, suhu, dan posisi tubuh ditransmisikan ke lobus parietal yang terletak di posterior fisura sentral. Sama halnya dengan area motorik, sensasi tubuh bagian bawah diterima pada bagian tengah jalur http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 sensorik. Impuls dari kepala diterima pada bagian terbawah jalur tersebut. Gambar 2.5.3.2 Representasi tubuh pada area sensorik serebrum. (Dari Waugh Dan Grant, 2001.) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 2.5.3.2 Refleks Refleks merupakan mekanisme pertahanan melalui respons otomatis yang cepat terhadap keadaan yang menyakitkan dan atau akan membahayakan, contohnya reflek mengedip melindungi mata dari benda asing. Proses refleks berfungsi melalui lengkung refleks, suatu respons motorik yang diatur involunter terhadap stimulus sensorik. Gambar 2.5.3.3 Lengkung refleks tunggal pada satu sisi. (Dari Waugh Dan Grant, 2001.) Lengkung refleks terdiri atas: 1. 2. Neuron sensorik atau reseptor (saraf aferen) yang sensitive terhadap stimulus khusus dan menghubungkan pusat didalam SSP pada setiap tingkatan dibawah korteks serebral. Neuron motorik (saraf eferen) didalam jaringan otot atau kelenjar. 2.5.3.3 Proses Refleks Reseptor dirangsang oleh perubahan dalam lingkungan, misalnya saat meregangkan tendon atau ada tekanan atau perubahan suhu. Perubahan ini menghasilkan impuls pada serabut saraf aferen. Impuls berjalan melalui badan sel neuron sensorik dan sepanjang aksonnya menuju SSP. Impuls ini dapat berjalan melewati sejumlah neuron penghubung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 sebelum membangkitkan neuron eferen motorik yang aksonnya mengirimkan impuls keluar dari SSP menuju jaringan eferen atau organ. Oleh sebab itu, otot dapat berkontraksi atau kelenjar menghasilkan sekresi. Sentakan lutut merupakan contoh refleks regangan yang melibatkan dua neuron. Sel neuron motorik bawah (sel saraf motorik yang badan selnya berada diluar sistim saraf pusat) distimulasi oleh neuron sensorik yang berespons terhadap ketukan tendon dibawah lutut yang meregang. Tidak ada neuron penghubung yang terlihat. Saraf motorik bawah merangsang otot paha, yang berkontraksi, sehingga menendangkan kaki kedepan. Sentakan lutut adalah uji yang digunakan dibagian ortopedik untuk mengkaji integritas lengkung refleks. 2.5.3.4 Perubahan Keseimbangan Pemeliharaan keseimbangan bergantung pada respons integrasi dari sistim visual, sistim vestibular ditelinga bagian dalam, dan proprioseptor dalam otot dan sendi. Lansia memerlukan gerakan angular dalam sendi yang lebih sering untuk mencapai propriosepsi. Gangguan berjalan biasanya bukan gambaran penuaan, tetapi cenderung menjadi indikator patologi yang mendasari, seperti stroke, neuropati perifer, atau defisiensi vitamin B12. 2.5.4 Psikologi Eksperimen Psikologi eksperimen adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang menitik beratkan pada pengunaan metode penilitian eksperimen dalam meniliti dan mengembangkan ilmu psikologi. Observasi yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih factor divariasikan dan faktor lain dibuat konstan (Zimley dalam Christensen, 2001). 2.5.4.1 Hukum Dasar Dalam Biomekanika Dalam biomekanika memakai hukum dasar yang dirumuskan oleh Isaac Newton (1643 - 1727) untuk mempelajari gerakan mekanik pada manusia dan hewan. Newton pada awalnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 hanya mengembangkan hukum gerakan dan menjelaskan gaya tarik gravitasi antara dua benda. Ada 3 hukum dasar mekanika yang diciptakan oleh Newton, yaitu: 1. Hukum Newton pertama Hukum Newton pertama sama dengan hukum inersia (hukum kelembaman) yang berarti benda tersebut mempunyai sifat mempertahankan keadaannya, apabila bendanya sedang bergerak maka bendanya bergerak terus, begitupun sebaliknya. Benda akan bergerak bila ada gaya yang mengakibatkan pergerakan tersebut. Pandangan ini disimpulkan sebagai hukum Newton yang berbunyi: “Setiap objek berlangsung dalam keadaan istirahat, atau gerakan yang sama pada suatu garis lurus. Kecuali benda itu dipaksa untuk berubah keadaan oleh gaya yang bekerja padanya” Hukum Newton pertama ini dipakai untuk mengukur suatu pengamatan. 2. Hukum Newton kedua Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda akan mengalami suatu percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya. Percepatan (a) dan gaya (F) adalah sebanding dalam besaran. Apabila kedua besaran ini sebanding maka salah satu adalah sama dengan hasil perkalian bilangan konstan. Maka hubungan gaya (F) adalah sebanding dalam besaran. Apabila kedua besaran ini sebanding maka salah satu adalah sama dengan hasil perkalian bilangan konstan. Maka hubungan gaya (F) dan percepatan (a) oleh Newton dirumuskan: F = m . a M = massa benda atau massa inisial. M dinyatakan 1 kg massa a = percepatan 1 F = 1 kg = 1 N. Massa benda berlainan dengan berat benda, massa benda adalah kuantitas skalar sedangkan berat benda http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut dan merupakan kuantitas vektor (Fg = gaya gravitasi, Fg = m.g). 3. Hukum Newton ketiga Bilamana suatu benda A memberi gaya F pada suatu benda B, pada waktu bersamaan benda B memberi gaya R pada benda A; gaya R sama dengan gaya F tetapi mempunyai arah yang berlawanan. Gambar 2.5.4.1 Hukum Newton ketiga 2.5.4.2 Gaya Pada Tubuh Dan Di Dalam Tubuh Gaya yang bekerja pada tubuh manusia dibagi alam menjadi 2 bagian, yaitu: 1. 2. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis 2.5.4.2.1 Gaya Pada Tubuh Dalam Keadaan Statis Tubuh dalam keadaan statis / Stasioner berarti objek / tubuh dalam keadaan setimbang berarti pula jumlah gaya dalam segala arah sama dengan nol, dan jumlah momen gaya terhadap sumbu juga sama dengan nol. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 Sistim otot dan tulang dari tubuh manusia bekerja sebagai pengumpil. Ada 3 macam sistim pengumpil yang bekerja dalam tubuh manusia, yaitu: 1. Klas pertama sistem pengumpil Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan gaya otot Gambar 2.5.4.2 Gambar 2.5.4.2 dikutip dari John R.Cameron And James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Halaman 17 O = Titik Tumpuan W = Gaya Berat M = Gaya Otot 2. Klas kedua sistem pengumpil Gaya berat diantara titik tumpuan dan gaya otot http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 Gambar 2.5.4.3 Gambar 2.5.4.3 dikutip dari John R.Cameron And James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Halaman 17 O = Titik Tumpuan W = Gaya Berat M = Gaya Otot 3. Klas ketiga sistem pengumpil Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Gambar 2.5.4.4 Gambar 2.5.4.4 dikutip dari John R.Cameron And James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Halaman 17 O = Titik Tumpuan W = Gaya Berat M = Gaya Otot Dari ketiga klas ini, maka klas ketiga sistem pengumpil ini yang terumum, kemudian klas kedua dan klas pertama. Beberapa contoh: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 1. Gambar 2.5.4.5 Gambar 2.5.4.6 Gambar 2.5.4.5 dan gambar 2.5.4.6 dikutip dari John R.Cameron And James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Halaman 18 R = Gaya reaksi humerus terhadap ulna M = Gaya otot W = Gaya berat Cg = Titik tengah gravitasi. (titik pusat gravitasi) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 2. Apabila lengan horizontal. depan membuat sudut terhadap bidang Gambar 2.5.4.7 Gambar a: sistem tulang dan otot Gambar b: arah gaya dan dimensi Gambar 2.5.4.7 dikutip dari John R.Cameron And James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Halaman 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 3. Tarikan otot deltoideus Gambar 2.5.4.8 T=2W1 +4W2 Sin ∝ Gambar 2.5.4.8 dikutip dari John R.Cameron And James G. Skofronick “Medical Physics” 1978, Halaman 21 2.5.4.3 Keuntungan Mekanik Keuntungan mekanik didefinisikan antara gaya otot dan gaya berat. Gambar 2.5.4.9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sebagai perbandingan 47 Keuntungan mekanik (K.M) = Oleh karena momen gaya terhadap titik tumpu = 0, maka W . = 0 M . = 0 Atau : W . = M . M = W = Keuntungan mekanik (K.M) = = 2.5.4.4 Pusat Gravitasi Tubuh (Center Of Gravity Of Humans) Titik yang dipakai gaya gravitasi pada tubuh dikenal sebagai pusat gravitasi. Pusat gravitasi ini merupakan bagian dari pusat massa. Penentuan pusat gravitasi tubuh manusia sangat berguna dalam pemakaiannya yaitu untuk menganalisa suatu perbandingan antara gerakan yang dihasilkan gaya otot dan gaya berat tubuh. Tehnik menentukan pusat gravitasi ada beberapa cara, yaitu: 1. Menggantungkan sebuah objek (yang akan ditentukan pusat gravitasi) pada dua titik yang berbeda. 2. Berdiri diatas sebuah papan dimana kedua ujung papan terletak diatas timbangan. 3. Metode Grafik. 4. Metode Analisa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 2.5.4.4.1 Menggantungkan objek pada titik yang berbeda Sebuah objek yang akan ditentukan pusat gravitasi digantungkan melalui sebuah titik (P). Pusat gravitasi akan berada dibawah titik gantung. Gambar 2.5.4.10 Kemudian objek tersebut digantung melalui titik pusat gravitasi akan berada dibawah titik . , Gambar 2.5.4.11 Dengan mengetahui garis vertical melalui P dan maka titik pusat gravitasi dapat dicari dengan mencari titik potong dari kedua garis tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 Gambar 2.5.4.12 2.5.4.4.2 Berdiri diatas papan yang kedua ujungnya terdapat timbangan. Gambar 2.5.4.13 Dikutip dari Joseph W. Kane, Morton M. Sternheim. “Physics” (Formerly Life Science Physics) John Wiley & Sons Inc, 1978, Halaman 78 Seseorang yang akan ditentukan pusat gravitasi berdiri diatas papan tersebut pada timbangan menunjukkan skala dan . Suatu metode untuk mencari pusat gravitasi dari tubuh seseorang. Pada keadaan ini torsi = 0 pada titik P, maka: -X ( ) + (L - X) ( ) = 0 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 X = .L Lakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan memutar posisi subjek 90 dan subjek ditelentangkan. Dengan demikian akan diperoleh pusat gravitasi. Dalam melakukan pengukuran massa, besar / luasnya dan pusat gravitasi terhadap masing - masing segmen (bagian) tubuh sangat sulit dan hasilnya bervariasi dari satu individu terhadap individu lainnya. Dibawah ini adalah contoh gambar data pusat gravitasi tiap segment tubuh sesuai dengan posisi tubuh (a dan b). Gambar 2.5.4.14 Dikutip dari Joseph W. Kane, Morton M. Sternheim. “Physics” (Formerly Life Science Physics) John Wiley & Sons Inc, 1978, Halaman 78, 79. Tabel: Mengenai massa dan pusat gravitasi bagi tiap segment tubuh pada posisi (a) dan posisi (b). Total massa adalah m dan tinggi adalah h. Sebagai contoh massa tubuh 70kg, sedangkan massa kepala dan punggung adalah 0,593 m, berarti 0,593 * 70 = 41,5 kg. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Tabel 2.5.4.1 Dari hasil laporan penelitian Borelli, Braune, Fischer dan Dempster mengenai berat relative tiap segment tubuh (lihat table) dapat dipakai untuk menentukan pusat gravitasi dari tiap - tiap segment tubuh melalui kalkulus. Tabel: Berat relatif dari segment tubuh manusia (Dikutip dari J.G.P Williams & P.N. Sperryn “Sport Medicine) 1979, halaman 120. Tabel 2.5.4.2 2.5.4.4.3 Metode Grafik Pusat gravitasi dapat ditentukan secara grafik melalui momen dari pusat gravitasi secara berantai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 Sebagai lengan. contoh: menentukan pusat gravitasi pada Mula - mula tentukan gaya pada lengan atas ( ) yaitu pertengahan antara titik A dan B, ini adalah yaitu 3% dari berat badan. Kemudian tentukan adalah 2% dari pertengahan antara titik B dan C, berat badan. Dengan cara yang sama dapat ditentukan yang merupakan 1% dari berat badan. Setelah memperoleh dan dapat menentukan dan gravitasi dari lengan. dapat ditentukan , yang merupakan pusat Gambar 2.5.4.15 Dikutip dari J.G.P Williams & P.N. Sperryn “Sport Medicine” 1979, halaman 122 Menghitung pusat gravitasi dari tiap segment tubuh. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 2.5.4.4.4 Metode Analisa Dasar yaitu untuk dalam metoda analisa adalah teorema dari Varignon “Jumlah dari momen suatu gaya dalam kaitan sebarang pole adalah sama dengan momen gaya kaitan pole yang sama. Menentukan pusat gravitasi tubuh manusia melalui kalkulus banyak memperoleh kesalahan. Hal ini disebabkan: 1. Pusat gravitasi tidak tepat pada aksis longitudinal. 2. Setiap individu mempunyai pusat gravitasi yang berbeda - beda. 3. Sistem biomekanika yang berubah bentuk (semasih ada pergerakan akan terjadi perubahan posisi dari gravitasi). Gambar 2.5.4.16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 Dikutip dari J.G.P Williams & P.N. Sperryn “Sport Medicine” 1979, halaman 122. Menentukan pusat gravitasi dengan menggunakan metode analisa. Berdasarkan teorema Varignon, menghitung masing - masing momen gaya terhadap sumbu X dan Y dengan demikian dapat menentukan pusat gravitasi tubuh manusia. Kegunaan pusat gravitasi: Dengan mengetahui dan dapat menentukan pusat gravitasi sangat membantu bagi olahragawan. 2.5.4.4.5 Keseimbangan Ada dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan labil dan keseimbangan stabil. 1. Keseimbangan labil Terjadinya keseimbangan labil disebabkan garis pusat gravitasi jatuh diluar dasar penyokong dan luas dasar penyokong terlalu kecil. Keseimbangan Labil Dasar penyokong kecil Gambar 2.5.4.17 Dikutip dari Pauline M.Scott & Claytons. “Electrotherapy and actinotherapy” seventh edition, Bailliere Tindal, London. 2. Keseimbangan stabil Keseimbangan stabil dapat benda dalam kedudukan: http://digilib.mercubuana.ac.id/ tercapai apabila 55 1. Kontak dengan dasar / permukaan pijakan luas. 2. Pusat gravitasi terletak rendah dan garis pusat gravitasi terletak didalam benda. Pusat gravitasi dekat dengan permukaan pijakan Efek permukaan pijakan terhadap kesetimbangan Gambar 2.5.4.18 Gambar 2.5.4.19 Efek pusat gravitasi terhadap kesetimbangan Gambar 2.5.4.18 dan gambar 2.5.4.19 dikutip dari Claytons dan Pauline M. Scott. “Electrotherapy and actinotherapy” seventh edition, Bailliere Tindal, London, 1977, halaman 358. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 2.5.4.4.6 Keseimbangan tubuh: Tubuh dalam status setimbang atau balans apabila gaya yang bekerja padanya saling meniadakan dan tubuh tetap dalam keadaan istirahat. Kalau dilihat dari segi pusat gravitasi dan luas kontak, keseimbangan tubuh bisa tercapai dan ditingkatkan apabila: 1. Letak pusat gravitasi direndahkan misalnya pada posisi duduk atau tidur. 2. Peningkatan luas permukaan penyangga misalnya dalam posisi tidur, posisi duduk waktu berjalan, bertinju kedua kaki dilebarkan. Keseimbangan tubuh dapat dikurangi dengan cara: 1. Meningkatkan pusat gravitasi, dengan cara angkat tangan ke atas, menjunjung barang diatas kepala. 2. Mengurangi dasar permukaan penyangga dengan cara menjinjit atau berdiri dengan satu kaki. Penilitian ini berdasarkan tinjauan pustaka secara literature dan pengalaman pribadi yang saya alami pada putri pertama saya yang berumur 13 tahun. http://digilib.mercubuana.ac.id/