Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 1 DESAIN ALAT PENYIRAM BIBIT TANAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C52 DENGAN MELALUI SUMBER ENERGI MATAHARI (1) R.B. Moch. Gozali, ST.,MT (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jember Abstrak - Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bisa terhambat atau terganggu karena kebutuhan air pada tanaman tidak tercukupi atau keberadaan air tanah yang berlebihan, Suatu upaya yang dilakukan dalam manjaga kondisi tanah sebagai media tumbuh tanaman khususnya pada masa pembibitan agar tidak sampai mengalami kekeringan dan kelebihan air adalah dengan pembuatan alat penyiram tanaman dengan kontrol automatik (pompa irigasi otomatik), dimana alat ini khusus untuk irigasi /penyiraman tanaman pada masa pembibitan. Alat Penyiram Bibit Tanaman Secara Otomatis dengan Tenaga Surya merupakan rangkaian elektronik yang terdiri dari 8 bagian utama selain pompa irigasi sebagai alat yang di kontrol. Bagian tersebut antara lain : rangkaian kontrol yang berupa mikrokontroller, rangkaian sensor, rangkaian pengkonversi dari analog ke digital, modul surya dari transistor 2N3055 sebagai sumber tegangan, baterai , inverter sebagai pengubah tegangan DC ke AC, rangkaian saklar elektronik dan driver motor stepper. Alat ini dioperasikan dengan sumber listrik yang berasal dari sinar matahari yang telah dirubah ke tegangan bola-balik melalui Inverter. Jadi alat ini dapat diterapkan pada tempat yang tiadak terdapat aliran listrik. Pusat kontrol dari alat ini terletak pada Mikrokontroller AT89C52, dimana mikrokontroller ini bertugas untuk memantau cukup atau kurangnya persediaan air melalui sensor yang terbuat dari dua buah probe karbon, yang ditempatkan pada salah satu pollibag. Disamping itu mikrokontroller juga berfungsi untuk mengontrol arah dari modul surya melalui motor stepper agar modul surya dapat memperoleh sinar matahari secara optimal. Pada masa penanaman, tahap pembibitan adalah tahap yang menentukan baik dan tidaknya atau berkualitas baik. Sifat-sifat listrik seperti konduktansi, dan hasil dari bibit tanaman nantinya. Pada tahap ini, kapasitansi banyak digunakan untuk menunjukkan Salah satu faktor yang menunjang terhadap dalam tanah akan berpengaruh terhadap besaran pertumbuhan tanaman harus benar-benar dijaga. keberhasilan tahap pembibitan tersebut adalah irigasi. Dengan irigasi yang cukup dan terkontrol diharapkan dapat menghasilkan suatu bibit tanaman yang bermutu kadar air dalam tanah, karena perubahan kadar air sifat-sifat listrik tersebut. Sifat-sifat listrik tersebut, selanjutnya dapat diolah secara elektronik untuk menghasilkan suatu kontrol otomatis sehingga kadar Alamat Korespondensi: R.B. Moch. Gozali, ST.,MT, Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jember, Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111 2 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009 air dalam tanah dapat mencapai kondisi yang di inginkan. Untuk pembibitan yang dilakukan pada lahan yang jauh dari jaringan listrik, maka digunakan modul surya yang berfungsi menghasilkan listrik dengan cara mengubah energi matahari menjadi energi listrik. tenaga listrik pengoperasiannya Modul surya Transistor 2N3055 menjaga ketersediaan air dalam tanah dan untuk Sensor Cahaya membutuhkan kadar air yang cukup untuk dapat Motor Penggerak Modul Surya ADC secara otomatis dengan menggunakan tenaga surya.? Sensor Gerak kanan kiri Mikrokontroller Inverter Driver Motor Pompa Air M Motor Penggerak Alat Penyiran Tegangan Referensi Pokok permasalahan dari pembuatan alat ini 1. Desain miniatur alat penyiram bibit tanaman Switching circuit M Driver tumbuh dengan baik sesuai yang diharapkan. adalah sebagai berikut: Baterei M hal ini, sebagai bibit tanaman yang digunakan adalah tanaman tomat. Mengingat tanaman tersebut untuk Blok Diagram AT89C52 sebagai kontrol mikro yang berfungsi untuk menyerap energi matahari sacara maksimal, Dalam PLN PERENCANAAN ALAT Dalam penelitian ini digunakan Mikrokontroller mengontrol arah dari modul surya agar dapat dari Komparator Sensor Tanah Gambar 2.1 : Blok Diagram Penyiram Bibit Tanaman secara Otomatis. 2. Efektifitas penyiraman secara otomatis dibanding Prinsip Kerja Alat. 3. Spesifikasi sensor-sensor? Bertenaga Surya ini terdapat tiga sensor utama yaitu dengan cara manual?. 4. Bagaimana pembuatan software ? Adapun tujuan dari pembuatan alat ini adalah : 1. Dengan adanya alat penyiram bibit tanaman secara otomatis dengan menggunakan tenaga surya diharapkan dapat mempermudah proses irigasi pada masa pembibitan. 2. Dengan alat ini proses kegiatan irigasi dapat dilakukan dengan lebih baik, karena kebutuhan air pada tanaman dapat terpenuhi. 3. Dengan alat tersebut diharapkan dapat menghemat biaya karena tidak membutuhkan Pada rangkaian Alat Penyiram Otomatis sensor pendeteksi ada tidaknya air dalam tanah, sensor pendeteksi posisi arah matahari dan sensor untuk mengatur gerakan lengan penyiram. Semua kerja dari rangkaian ini dikendalikan oleh sebuah mikrokontroller tipe ATMEL 89C52. Mikrokontroler bertugas untuk mengolah masukan data dari sensor dan mengolahnya kemudian dikeluarkan pada rangkaian driver-driver yang akan mengaktifkan hardware. Mikrokontroller mempunyai dua fungsi utama yaitu untuk pembacaan keadaan tanah (kering atau basah) melalui sensor tanah dan yang kedua untuk Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 3 pembacaan posisi sinar matahari melalui tiga sensor yaitu sensor untuk pembacaan matahari dari sebelah timur, tengah, dan sebelah barat. Kedua sensor tersebut (sensor tanah dan sensor cahaya) terus menerus dibaca oleh mikrokontroller sampai Inverter tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Input DC + 12 V 12 47 K yang telah dimasukkan dalam memori mikrokontroller, bila data tersebut cocok maka mikrokontroller akan memberi perintah untuk menggerakkan hardware. 7 P1 100 K 10 K R2 perubahan tersebut selanjutnya mikrokontroller akan 220 V 6 2 5 1 C2 330n 10n C3 220 p AC Out put R4 470 R3 470 8 555 Misalnya sensor tanah mendeteksi tanah dalam keadaan kering, maka mikrokontroller akan membaca 4 D3 1N4004 C1 12 R1 D2 1N4004 ditemukan perubahan dan dicocokkan dengan data CT 2 N 3 0 5 5 C4 220 p 2 N 3 0 5 5 30V 0V 30V Gambar 3.1 Rangkaian Inverter Input DC - 12 V Pada rangkaian inverter diatas untuk pembangkit mengaktifkan rangkaian inverter untuk menyalakan frekuensi digunakan sebuah IC pewaktu 555 yang pula mikrokontroller memerintahkan driver motor multivibrator astabil ini diset pada frekuensi 50 Hz. pompa air melalui saklar elektronik, bersamaan itu untuk menggerakkan motor dc. Selama proses ini dirangkai sebagai multivibrator astabil. Keluaran terjadi mikrokontroller tetap membaca perubahan dari f = sudah cukup air, maka mikrokontroller akan 1 f = = 50 Hz 1,7.90.330 alat penyiram tetap menyala, alat penyiran ini akan Output 555 dibuat untuk mengemudikan basis sensor tanah ( sudah basah atau belum). Bila tanah memerintahkan pompa air untuk berhenti, tetapi untuk berhenti apabila telah sampai pada posisi pertama kali start. Perancangan Rangkaian Elektronik. 1. Rangkaian Pengubah Tegangan AC ke DC ( Inverter). Pada pembuatan Proyek Akhir ini untuk memompa air dari tandon air ke alat penyiram digunakan pompa sekala kecil dengan tegangan 220 Volt, karena semua system pada Alat Peyiram Bibit Tanaman Otomatis ini disuplai dengan tegangan searah 12 Volt dari baterei, sedangkan untuk pompa air memerlukan tegangan bolak-balik maka diperlukan sebuah rangkaian Inverter untuk menyuplai tegangan AC ke motor pompa tersebut. Adapun rangkaian 1 1,7.R.C (3.1) T1 yang akan menswitch arus ke separuh primer trafo. T2 dikemudikan dari T1 dan dengan demikian akan menswitch arus ke separuh yang lain dari belitan primer trafo pada setengah putaran yang berlawanan dari gelombang pegemudinya. Dioda zener D4 dan D5 dipasang untuk melindungi T1 dan T2 dari loncatan (spike) tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh trafo. Trafo yang dipakai adalah trafo jala-jala standart dengan sadap tengah (center- tap) yang dikemudikan secara terbalik ( sekunder menjadi primer dan primer menjadi sekunder ) Transistor 2N3055 hfe =70 Ic = 4 A Ib = Ic hfe (3.2) 4 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009 I b= 4 = 0,05mA 70 I E = Ib + Ic (3.3) IE = 0,05 + 4 = 4,05 mA Vin 5 − 0,7 = 1,7 KW 0,025 adalah tegangan keluaran mikrokontroller = 5Volt. Vin − Vce 12 − 0,7 = = 226 W Rb = Ib 0,05 W Rb = Transistor 2N3055 hfe = 70 Untuk faktor keamanan maka Rb dipasang 470 Ib= = = 0,05 mA dari Ic = 4A IE = Ib + Ic = 0,05 + 4 = 4,05 mA Rb= = = 86W 2. Rangkaian driver Motor DC. 3. Rangkaian Driver Motor Stepper. membalik putaran motor ke kanan dan kekiri inputan menggunakan sebuah IC pembalik (inverter) dengan mikrokontroller. Untuk menjalankan motor berputar mikrokontroller dan selanjutnya dihubungkan dengan Rangkaian driver motor dc digunakan untuk dari basis transistor C 9014 dihubungkan pada kaki ke kanan atau berputar kekiri tergantung dari logika keluaran dari mikrokontroller. 330 1K M Tr1 C 9014 stepper Tipe ULN 2803. IC ini membalik outputan dari port motor stepper. Bila port mikrokontroller mengeluarkan output berlogika 1 maka pada output ULN akan akan berlogika 1, prinsip ini digunakan untuk Tr 4 Tr 2 IN motor mikrokontroller berlogika 0 maka pada output ULN 330 1K driver berlogika 0, sebaliknya jika pada output VCC VCC Rangkaian 1K 4x 2n3055 Tr 3 Tr 5 330 330 IN 1K Tr 6 C 9014 menggerakkan motor stepper, sehingga dapat bergerak per step. Out put ke Motor Stepper VCC V cc Motor Stepper VCC Gambar 3.2 Rangkaian Driver Motor DC 18 17 16 15 ULN 2803 Transistor C9014 hfe = 200 GND 1 Vcc 5 = = 5mA Rc 1 Ic 5 = = 0,025 mA Ib= hfe 200 Ic = Input Dari Mikrokontroller Vin − Vbe Ib 2 3 4 9 - 12 v + 12 V IE = Ic + Ib = 5 + 0,025 = 5,025 mA Rb= 10 vcc Gambar 3.3 Rangkaian Driver Stepper (3.4) 4. Rangkaian Sensor Matahari. Pada rangkaian sensor matahari digunakan Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 5 tiga buah photodioda untuk mendeteksi arah dari sinar matahari. Masing-masing sensor diatur sedemikian VTH = penangkapan sinar sebesar 60°. Karena rangkaian = rupa sehingga masing-masing menghasilkan sudut ini menggunakan tiga buah photodioda, dan keluaran dari ketiga sensor ini harus berbeda antara sensor yang satu dengan yang lain, maka dibuat satu sensor ITH = R2 x Vcc R1 + R 2 (3.5) 1000 x5 = 3,3 V 500 + 1000 VTH 3,3 = = 0,009 mA RTH 333 satu rangkaian, jadi terdapat tiga rangkaian. Prinsip 5. Rangkaian Sensor Tanah sebenarnya sama, hanya saja pada bagian transistor menggunakan dua buah probe karbon yang dipasang dipasang dioda, ini bertujuan agar didapat nilai output terdiri dari rangkaian pembagi tegangan, rangkaian kerja dari ketiga rangkaian tersebut paling belakang, nilai dari resistor ditambah dan juga yang berbeda dari masing-masing sensor. 1K 1K C 9014 1K keluaran rangkaian pembagi tegangan juga Out 10K (a) C 9014 10K -5V tersambung dengan terminal - Op-Amp2. Op-Amp pada rangkaian sensor ini berfungsi sebagai komparator (pembanding) tegangan yang masuk yaitu antara tegangan referensi dan tegangan keluaran dari +5V rangkaian pembagi tegangan. 47K 10K 1N4001 1K 500K komparator dan flip-flop RS. Pada gambar dibawah pembagi tegangan pada terminal + selain itu 1N4001 C 9014 dengan jarak tertentu. Rangkaian sensor tanah ini Op-Amp1 tersambung dengan keluaran rangkaian +5V 500K Pada rangkaian sensor tanah, untuk sensor Vcc C 9014 Out C 9014 (b) Vcc 10K C 9014 10K P 50 K -5V 1K 741 10K 1N4001 1K C 9014 Out C 9014 + + 1K 500K - - +5V (c) Sensor Dari probe karbon Vcc - - Output Sensor Ke Port Mikrokontroller 741 10K 10K C 9014 + P 50 K + -5V Gambar 3.4 a) Rangkaian Sensor Cahaya Timur. b) Rangkaian Sensor Cahaya Barat. c) Rangkaian Sensor Cahaya Tengah R1xR2 500 x1000 RTH = = = 333 KW R1 + R 2 500 + 1000 Gambar 3.6. Rangkaian Sensor Tanah 6. Rangkaian Sensor Gerak (kanan-kiri) Alat Penyiram. Rangkaian ini terdiri dari optocoupler resistor dan transistor tipe NPN. Rangkian ini berfungsi untuk 6 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009 mengatur gerak motor dc ke kanan dan ke kiri. Hasil keluaran dari sensor ini akan dikirim ke mikrokontroller kemudian diolah dan keluaran dari mikrikontroller akan dikirim ke driver motor dc untuk +5V VDD 18 17 16 6 Inputan dari sensor surya V in(+) 15 14 0.1 uf 16 V 8 Bit Keluaran ke mikrokontroller 13 7 V in (-) 12 8 11 19 mengatur gerak ke kanan dan ke kiri. 10 K ADC 0804 4 151 PF 3 + 5V 5 1 2 10 1K 330 Output Gambar 3.8 Rangkaian ADC 0804 100K BD 139 12 V 5V - 5V 330 Gambar 3.7 Rangkian Sensor Gerak Lengan Penyiram 100K 10 K 7. Rangkaian Pengubah Analog ke Digital (ADC 0804) Rangkaian ini dapat mengubah masukan analog (0-5Volt) dari sensor matahari menjadi keluaran digital, yang selanjutnya dimasukkan pada Input dari port mikrokontroller - Gambar 3.9 Rangkaian Saklar Elektronik masukan port mikrokontroller dan dikirim menuju 8. Pembuatan Modul Surya. steper sesuai dengan inputan sensor cahaya. cara memasang transistor 2N3055 secara seri sampai dari mikrokontroller. Bila port keluaran dari menghasilkan arus dipasang secara parallel. Untuk driver motor setepper untuk menggerakan motor Rangkaian ini bekerja dengan masukan 0 (L) mikrokontroller berlogika L (0) maka infra red akan menyala dan sinar tersebut akan ditangkap oleh photodioda, sehingga transistor pertama pada kaki basis tidak mendapat bias ( off ) oleh karena itu arus sumber dari kaki kolektor tidak bisa lewat ke emitor. Pada pembuatan sel surya ini dilakukan dengan di dapat tegangan 12 volt sedangkan untuk satu buah transistor 2N3055 bila terkena sinar matahari dapat menghasilkan tegangan sekitar kurang lebih 0,6 volt dan arus sekitar 0,006 Amp. Besarnya energi listrik yang di bangkitkan oleh modul surya ini bergantung : Jumlah dari elemen modul surya, Besar kecilnya intensitas cahaya sinar surya serta, Jenis transistor yang digunakan Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 7 Start Baca Sensor Tanah P3.0 - 12 Volt + Gambar 3.10 Modul Surya No P3.0 = Low Yes 9. Pembuatan Software. Aktifkan Inverter dan Motor DC Kanan P0.1) Adapun flowchart dari kedua program tersebut No dapat dilihat pada gambar di bawah ini : No P3.0 = High Yes P0.2 = Low Balik Putaran Motor DC Yes Matikan Inverter Matikan Inverter S ta rt P3.0 = High No Baca Sensor Kiri (P0.2) B a c a S e n s o r C a h a y a , h a s il k ir im k e a k u m u la to r No No P0.1 = Low P0.1 = Low Yes No Yes P0.2 = LOW N o A = F 3 H Y e s Yes Balik Putaran Motor DC A k t ifk a n s t e p e r ,p u ta r k e k iri 1 2 0 d ra ja t Baca Sensor gerak kiri (P0.1) B a c a S e n s o r C a h a y a , h a s il k irim k e a k u m u la to r No P0.1 = Low Yes N o A = D F H .Matikan Motor DC Y e s A k t ifk a n s t e p e r ,p u ta r k e k a n a n 6 0 d r a ja t B a c a S e n s o r C a h a y a , h a s il k irim k e a k u m u la to r N o A = D 7 H Y e s A k t ifk a n s t e p e r ,p u ta r k e k a n a n 6 0 d r a ja t E N D END Gambar 3.11 Flowchart Program IV. HASIL PENGUKURAN 1. Sensor Tanah Adapun data yang diperoleh dari pengukuran alat adalah sebagai barikut : Tabel 4.1 Tegangan Referensi dan keluaran Sensor Tanah Kondisi tanah Batas Bawah Batas Atas Tengan Referensi 7,76 8,38 Tegangan Output Sensor 7,56 8,58 8 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009 2. Sensor Cahaya Matahari. Data yang diperoleh dari pengukuran adalah sebagai berikut: 1 dimana T = T/D x Lebar Pulsa. T 1000 T = 5 x 4 = 20 ms F= = 50 Hz 20 Karena pada inverter ini menggunakan multivibrator yang mengeluarkan gelombang persegi Tabel 4.2 Keluaran Sensor Matahari Tegangan Tegangan Keluaran Output Output ADC No Sensor (ada (tidak ada (Hexa sinar) sinar) desimal) Sensor 1 4,2 Volt 0 Volt F3 Timur Sensor 2 2,2 Volt 0 Volt DF Tengah Sensor 3 2 Volt 0 Volt D7 Barat F= Keluaran ADC (biner) pada outputnya, maka pada inverter outputannya tidak berupa gelombang sinus, melainkan gelombang persegi dengan pemotongan yang agak landai. 11110011 11011111 11010111 3. Sensor Gerak Lengan Penyiram. Adapun data diperoleh adalah sebagai berikut : T/D = 2 V/D = 4 Gambar 4.3 Keluaran Inverter Tanpa beban Vrms = Tinggi Gel x V/D = 5 x 4 = 20 Pengali No Sensor Tegangan Output 1 Sensor Terhalang 0 Volt Probe (10) = 200 Volt. 2 Sensor tidak terhalang 4,8 Volt multimeter diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.3 Keluaran Sensor Lengan Penyiram Pada hasil pengukuran keluaran multivibrator dengan menggunakan oscilloscope di dapat data sebagai berikut : Pada pengukuran dengan menggunakan Tabel 4.4 Keluaran Inverter Tanpa Beban Tegangan Output Tanpa Beban 200 volt Arus Output Tanpa Beban 69,7 mA Daya yang diperoleh dari pengukuran inverter pada waktu tidak berbeban adalah : P = V. I = 220 . 0,0697 = 13, 94 Watt T/D = 5ms V/D = 2 V T/D = 2 V/D = 5 Gambar 4.2 Keluaran Oscilator Inverter Dari data diatas dapat dicari frekuensi keluaran pada multivibrator. Gambar 4.4 Keluaran Inverter Berbeban Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 9 Vrms = Tinggi Gel x V/D Pengali Probe (10) = 140 Volt. = 2,8 x 5 = 14 Pada pengukuran dengan menngunakan multimeter deperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.5 Keluaran Inverter Berbeban Tegangan Output Tanpa Beban 145 volt Arus Output Tanpa Beban 67,5 mA Daya yang diperoleh dari pengukuran inverter pada waktu berbeban adalah : 0,0675 = 9, 78 Watt P = V . I = 145 . Jadi daya yang diserap oleh motor pompa adalah: P pompa = P tidak berbeban P berbeban = 13,94 9-7 = 4,7 Watt SIMPULAN Dari percobaan alat yang telah dilakukan, hasilnya dapat dituliskan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Mikrokontroller dapat membaca sensor tanah, maupun sensor cahaya dan memberi keluaran sesuai dengan yang di inginkan. 2. Rancangan kontrol otomatik pada alat penyiram tanaman yang telah dibuat, mampu mengontrol pompa irigari untuk menyuplai air pada saat dibutuhkan secara otomatis. 3. Jumlah sel dan intensitas cahaya sangat mempengaruhi tingkat pembangkitan energi yang didapat. 4. Pembangkitan energi listrik yang paling optimal yaitu saat kondisi sinar matahari yang cerah yaitu antara jam 10.00 s/d 14.00. 5. Pada pembuatan modul surya hasilnya tidak bisa maksimal, ini dikarenakan semikonduktor pada keping transistor terdapat semacam bahan isolasi yang menghambat penyerapan sinar. RUJUKAN Anonim. 2001.Diktat Mesin-mesin elektrik. Jember. Barmawi, Malvino. 1985. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta : Erlangga. Berahim, H. 1991. Pengantar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta : Andi Ofset. Himawan, www.himaone.net. 2002. Dasar-dasar Motor Stepper. Surabaya. Leach, Malvino. 1992. Prinsip-prinsip dan Penerapan Digital. Jakarta : Erlangga. Malvino, A. P. 1994. Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor. Jakarta : Erlangga. Malik, Ibnu, Muhammad. 1997. Bereksperimen Dengan Mikrokontroller 8031. Jakarta : P.T. Alex Media Komputindo. Milman, Halkias. 1997. Elektronika Terpadu Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Paulus, A. N. 2003. Teknik Antar Muka dan Pemrograman Mikrokontroller AT89C5. Jakarta : P.T. Alex Media Komputindo. Roger, Tokheim,L. 1995. Elektronika Digital. Jakarta : Erlangga.. Stehr, Wilhelm. 1987. Elektronika Untuk Pendidikan Taknik Jilid 2. Jakarta : PT. Paradnya Paramita. Silabani Pantur, Ph.D. 1981, Dasar-dasar Elektro Teknik. Erlangga. Jakarta. Wasito, S. 1985. Data Sheet Book. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo. Woollard. 1999. Elektronika Praktis. Jakarta : PT. Paradnya Paramita. 10 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009