01-Gozali (1-10)_e.pmd

advertisement
Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 1
DESAIN ALAT PENYIRAM BIBIT TANAMAN MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLLER AT89C52 DENGAN MELALUI SUMBER
ENERGI MATAHARI
(1)
R.B. Moch. Gozali, ST.,MT (1)
Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jember
Abstrak - Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bisa terhambat atau terganggu karena kebutuhan air
pada tanaman tidak tercukupi atau keberadaan air tanah yang berlebihan, Suatu upaya yang dilakukan
dalam manjaga kondisi tanah sebagai media tumbuh tanaman khususnya pada masa pembibitan agar tidak
sampai mengalami kekeringan dan kelebihan air adalah dengan pembuatan alat penyiram tanaman dengan
kontrol automatik (pompa irigasi otomatik), dimana alat ini khusus untuk irigasi /penyiraman tanaman pada
masa pembibitan. Alat Penyiram Bibit Tanaman Secara Otomatis dengan Tenaga Surya merupakan rangkaian
elektronik yang terdiri dari 8 bagian utama selain pompa irigasi sebagai alat yang di kontrol. Bagian
tersebut antara lain : rangkaian kontrol yang berupa mikrokontroller, rangkaian sensor, rangkaian
pengkonversi dari analog ke digital, modul surya dari transistor 2N3055 sebagai sumber tegangan, baterai
, inverter sebagai pengubah tegangan DC ke AC, rangkaian saklar elektronik dan driver motor stepper. Alat
ini dioperasikan dengan sumber listrik yang berasal dari sinar matahari yang telah dirubah ke tegangan
bola-balik melalui Inverter. Jadi alat ini dapat diterapkan pada tempat yang tiadak terdapat aliran listrik.
Pusat kontrol dari alat ini terletak pada Mikrokontroller AT89C52, dimana mikrokontroller ini bertugas
untuk memantau cukup atau kurangnya persediaan air melalui sensor yang terbuat dari dua buah probe
karbon, yang ditempatkan pada salah satu pollibag. Disamping itu mikrokontroller juga berfungsi untuk
mengontrol arah dari modul surya melalui motor stepper agar modul surya dapat memperoleh sinar matahari
secara optimal.
Pada masa penanaman, tahap pembibitan
adalah tahap yang menentukan baik dan tidaknya
atau berkualitas baik.
Sifat-sifat listrik seperti konduktansi, dan
hasil dari bibit tanaman nantinya. Pada tahap ini,
kapasitansi banyak digunakan untuk menunjukkan
Salah satu faktor yang menunjang terhadap
dalam tanah akan berpengaruh terhadap besaran
pertumbuhan tanaman harus benar-benar dijaga.
keberhasilan tahap pembibitan tersebut adalah irigasi.
Dengan irigasi yang cukup dan terkontrol diharapkan
dapat menghasilkan suatu bibit tanaman yang bermutu
kadar air dalam tanah, karena perubahan kadar air
sifat-sifat listrik tersebut. Sifat-sifat listrik tersebut,
selanjutnya dapat diolah secara elektronik untuk
menghasilkan suatu kontrol otomatis sehingga kadar
Alamat Korespondensi:
R.B. Moch. Gozali, ST.,MT, Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jember, Jl. Slamet Riyadi 62 Jember
68111
2 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009
air dalam tanah dapat mencapai kondisi yang di
inginkan.
Untuk pembibitan yang dilakukan pada lahan
yang jauh dari jaringan listrik, maka digunakan modul
surya yang berfungsi menghasilkan listrik dengan cara
mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
tenaga
listrik
pengoperasiannya
Modul surya
Transistor 2N3055
menjaga ketersediaan air dalam tanah dan untuk
Sensor
Cahaya
membutuhkan kadar air yang cukup untuk dapat
Motor
Penggerak
Modul Surya
ADC
secara otomatis dengan menggunakan tenaga
surya.?
Sensor
Gerak kanan
kiri
Mikrokontroller
Inverter
Driver
Motor
Pompa Air
M
Motor Penggerak
Alat Penyiran
Tegangan
Referensi
Pokok permasalahan dari pembuatan alat ini
1. Desain miniatur alat penyiram bibit tanaman
Switching
circuit
M
Driver
tumbuh dengan baik sesuai yang diharapkan.
adalah sebagai berikut:
Baterei
M
hal ini, sebagai bibit tanaman yang digunakan adalah
tanaman tomat. Mengingat tanaman tersebut
untuk
Blok Diagram
AT89C52 sebagai kontrol mikro yang berfungsi untuk
menyerap energi matahari sacara maksimal, Dalam
PLN
PERENCANAAN ALAT
Dalam penelitian ini digunakan Mikrokontroller
mengontrol arah dari modul surya agar dapat
dari
Komparator
Sensor
Tanah
Gambar 2.1 : Blok Diagram Penyiram Bibit Tanaman
secara Otomatis.
2. Efektifitas penyiraman secara otomatis dibanding
Prinsip Kerja Alat.
3. Spesifikasi sensor-sensor?
Bertenaga Surya ini terdapat tiga sensor utama yaitu
dengan cara manual?.
4. Bagaimana pembuatan software ?
Adapun tujuan dari pembuatan alat ini adalah :
1. Dengan adanya alat penyiram bibit tanaman
secara otomatis dengan menggunakan tenaga
surya diharapkan dapat mempermudah proses
irigasi pada masa pembibitan.
2. Dengan alat ini proses kegiatan irigasi dapat
dilakukan dengan lebih baik, karena kebutuhan
air pada tanaman dapat terpenuhi.
3. Dengan alat tersebut diharapkan dapat
menghemat biaya karena tidak membutuhkan
Pada rangkaian Alat Penyiram Otomatis
sensor pendeteksi ada tidaknya air dalam tanah,
sensor pendeteksi posisi arah matahari dan sensor
untuk mengatur gerakan lengan penyiram. Semua
kerja dari rangkaian ini dikendalikan oleh sebuah
mikrokontroller tipe ATMEL 89C52. Mikrokontroler
bertugas untuk mengolah masukan data dari sensor
dan mengolahnya kemudian dikeluarkan pada
rangkaian driver-driver yang akan mengaktifkan
hardware.
Mikrokontroller mempunyai dua fungsi utama
yaitu untuk pembacaan keadaan tanah (kering atau
basah) melalui sensor tanah dan yang kedua untuk
Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 3
pembacaan posisi sinar matahari melalui tiga sensor
yaitu sensor untuk pembacaan matahari dari sebelah
timur, tengah, dan sebelah barat. Kedua sensor
tersebut (sensor tanah dan sensor cahaya) terus
menerus dibaca oleh mikrokontroller sampai
Inverter tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
Input DC + 12 V
12
47 K
yang telah dimasukkan dalam memori mikrokontroller,
bila data tersebut cocok maka mikrokontroller akan
memberi perintah untuk menggerakkan hardware.
7
P1
100 K
10 K
R2
perubahan tersebut selanjutnya mikrokontroller akan
220 V
6 2
5
1
C2
330n
10n
C3
220 p
AC
Out put
R4 470
R3
470
8
555
Misalnya sensor tanah mendeteksi tanah dalam
keadaan kering, maka mikrokontroller akan membaca
4
D3
1N4004
C1
12
R1
D2
1N4004
ditemukan perubahan dan dicocokkan dengan data
CT
2
N
3
0
5
5
C4
220 p
2
N
3
0
5
5
30V
0V
30V
Gambar 3.1 Rangkaian Inverter
Input DC - 12 V
Pada rangkaian inverter diatas untuk pembangkit
mengaktifkan rangkaian inverter untuk menyalakan
frekuensi digunakan sebuah IC pewaktu 555 yang
pula mikrokontroller memerintahkan driver motor
multivibrator astabil ini diset pada frekuensi 50 Hz.
pompa air melalui saklar elektronik, bersamaan itu
untuk menggerakkan motor dc. Selama proses ini
dirangkai sebagai multivibrator astabil. Keluaran
terjadi mikrokontroller tetap membaca perubahan dari
f =
sudah cukup air, maka mikrokontroller akan
1
f =
= 50 Hz
1,7.90.330
alat penyiram tetap menyala, alat penyiran ini akan
Output 555 dibuat untuk mengemudikan basis
sensor tanah ( sudah basah atau belum). Bila tanah
memerintahkan pompa air untuk berhenti, tetapi untuk
berhenti apabila telah sampai pada posisi pertama
kali start.
Perancangan Rangkaian Elektronik.
1. Rangkaian Pengubah Tegangan AC ke DC (
Inverter).
Pada pembuatan Proyek Akhir ini untuk
memompa air dari tandon air ke alat penyiram
digunakan pompa sekala kecil dengan tegangan 220
Volt, karena semua system pada Alat Peyiram Bibit
Tanaman Otomatis ini disuplai dengan tegangan
searah 12 Volt dari baterei, sedangkan untuk pompa
air memerlukan tegangan bolak-balik maka diperlukan
sebuah rangkaian Inverter untuk menyuplai tegangan
AC ke motor pompa tersebut. Adapun rangkaian
1
1,7.R.C
(3.1)
T1 yang akan menswitch arus ke separuh primer
trafo. T2 dikemudikan dari T1 dan dengan demikian
akan menswitch arus ke separuh yang lain dari belitan
primer trafo pada setengah putaran yang berlawanan
dari gelombang pegemudinya. Dioda zener D4 dan
D5 dipasang untuk melindungi T1 dan T2 dari loncatan
(spike) tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh trafo.
Trafo yang dipakai adalah trafo jala-jala standart
dengan sadap tengah (center- tap) yang dikemudikan
secara terbalik ( sekunder menjadi primer dan primer
menjadi sekunder )
Transistor 2N3055 hfe =70 Ic = 4 A
Ib =
Ic
hfe
(3.2)
4 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009
I b=
4
= 0,05mA
70
I E = Ib + Ic
(3.3)
IE = 0,05 + 4 = 4,05 mA
Vin
5 − 0,7
= 1,7 KW
0,025
adalah
tegangan
keluaran
mikrokontroller = 5Volt.
Vin − Vce 12 − 0,7
=
= 226 W
Rb =
Ib
0,05
W
Rb =
Transistor 2N3055 hfe = 70
Untuk faktor keamanan maka Rb dipasang 470
Ib= = = 0,05 mA
dari
Ic = 4A
IE = Ib + Ic = 0,05 + 4 =
4,05 mA
Rb= = = 86W
2. Rangkaian driver Motor DC.
3. Rangkaian Driver Motor Stepper.
membalik putaran motor ke kanan dan kekiri inputan
menggunakan sebuah IC pembalik (inverter) dengan
mikrokontroller. Untuk menjalankan motor berputar
mikrokontroller dan selanjutnya dihubungkan dengan
Rangkaian driver motor dc digunakan untuk
dari basis transistor C 9014 dihubungkan pada kaki
ke kanan atau berputar kekiri tergantung dari logika
keluaran dari mikrokontroller.
330
1K
M
Tr1
C 9014
stepper
Tipe ULN 2803. IC ini membalik outputan dari port
motor stepper. Bila port mikrokontroller mengeluarkan
output berlogika 1 maka pada output ULN akan
akan berlogika 1, prinsip ini digunakan untuk
Tr 4
Tr 2
IN
motor
mikrokontroller berlogika 0 maka pada output ULN
330
1K
driver
berlogika 0, sebaliknya jika pada output
VCC
VCC
Rangkaian
1K
4x
2n3055
Tr 3
Tr 5
330
330
IN
1K
Tr 6
C 9014
menggerakkan motor stepper, sehingga dapat
bergerak per step.
Out put
ke Motor Stepper
VCC
V cc
Motor Stepper
VCC
Gambar 3.2 Rangkaian Driver Motor DC
18 17 16 15
ULN 2803
Transistor C9014 hfe = 200
GND
1
Vcc 5
=
= 5mA
Rc 1
Ic
5
=
= 0,025 mA
Ib=
hfe 200
Ic =
Input
Dari Mikrokontroller
Vin − Vbe
Ib
2
3
4
9
- 12 v
+ 12 V
IE = Ic + Ib = 5 + 0,025 = 5,025 mA
Rb=
10
vcc
Gambar 3.3 Rangkaian Driver Stepper
(3.4)
4. Rangkaian Sensor Matahari.
Pada rangkaian sensor matahari digunakan
Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 5
tiga buah photodioda untuk mendeteksi arah dari sinar
matahari. Masing-masing sensor diatur sedemikian
VTH =
penangkapan sinar sebesar 60°. Karena rangkaian
=
rupa sehingga masing-masing menghasilkan sudut
ini menggunakan tiga buah photodioda, dan keluaran
dari ketiga sensor ini harus berbeda antara sensor
yang satu dengan yang lain, maka dibuat satu sensor
ITH =
R2
x Vcc
R1 + R 2
(3.5)
1000
x5 = 3,3 V
500 + 1000
VTH
3,3
=
= 0,009 mA
RTH
333
satu rangkaian, jadi terdapat tiga rangkaian. Prinsip
5. Rangkaian Sensor Tanah
sebenarnya sama, hanya saja pada bagian transistor
menggunakan dua buah probe karbon yang dipasang
dipasang dioda, ini bertujuan agar didapat nilai output
terdiri dari rangkaian pembagi tegangan, rangkaian
kerja dari
ketiga
rangkaian
tersebut
paling belakang, nilai dari resistor ditambah dan juga
yang berbeda dari masing-masing sensor.
1K
1K
C 9014
1K
keluaran rangkaian pembagi tegangan juga
Out
10K
(a)
C 9014
10K
-5V
tersambung dengan terminal “-” Op-Amp2. Op-Amp
pada rangkaian sensor ini berfungsi sebagai
komparator (pembanding) tegangan yang masuk yaitu
antara tegangan referensi dan tegangan keluaran dari
+5V
rangkaian pembagi tegangan.
47K
10K
1N4001
1K
500K
komparator dan flip-flop RS. Pada gambar dibawah
pembagi tegangan pada terminal “+” selain itu
1N4001
C 9014
dengan jarak tertentu. Rangkaian sensor tanah ini
Op-Amp1 tersambung dengan keluaran rangkaian
+5V
500K
Pada rangkaian sensor tanah, untuk sensor
Vcc
C 9014
Out
C 9014
(b)
Vcc
10K
C 9014
10K
P 50 K
-5V
1K
741
10K
1N4001
1K
C 9014
Out
C 9014
+
+
1K
500K
-
-
+5V
(c)
Sensor
Dari probe
karbon
Vcc
-
-
Output Sensor Ke Port
Mikrokontroller
741
10K
10K
C 9014
+
P 50 K
+
-5V
Gambar 3.4 a) Rangkaian Sensor Cahaya Timur.
b) Rangkaian Sensor Cahaya Barat.
c) Rangkaian Sensor Cahaya Tengah
R1xR2
500 x1000
RTH =
=
= 333 KW
R1 + R 2 500 + 1000
Gambar 3.6. Rangkaian Sensor Tanah
6. Rangkaian Sensor Gerak (kanan-kiri) Alat
Penyiram.
Rangkaian ini terdiri dari optocoupler resistor
dan transistor tipe NPN. Rangkian ini berfungsi untuk
6 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009
mengatur gerak motor dc ke kanan dan ke kiri. Hasil
keluaran dari sensor ini akan dikirim ke
mikrokontroller kemudian diolah dan keluaran dari
mikrikontroller akan dikirim ke driver motor dc untuk
+5V
VDD
18
17
16
6
Inputan
dari sensor
surya
V in(+)
15
14
0.1 uf
16 V
8 Bit
Keluaran
ke mikrokontroller
13
7
V in (-)
12
8
11
19
mengatur gerak ke kanan dan ke kiri.
10 K
ADC 0804
4
151
PF
3
+ 5V
5
1
2
10
1K
330
Output
Gambar 3.8 Rangkaian ADC 0804
100K
BD 139
12 V
5V
- 5V
330
Gambar 3.7 Rangkian Sensor Gerak Lengan Penyiram
100K
10 K
7. Rangkaian Pengubah Analog ke Digital (ADC
0804)
Rangkaian ini dapat mengubah masukan
analog (0-5Volt) dari sensor matahari menjadi
keluaran digital, yang selanjutnya dimasukkan pada
Input dari
port
mikrokontroller
-
Gambar 3.9 Rangkaian Saklar Elektronik
masukan port mikrokontroller dan dikirim menuju
8. Pembuatan Modul Surya.
steper sesuai dengan inputan sensor cahaya.
cara memasang transistor 2N3055 secara seri sampai
dari mikrokontroller. Bila port keluaran dari
menghasilkan arus dipasang secara parallel. Untuk
driver motor setepper untuk menggerakan motor
Rangkaian ini bekerja dengan masukan 0 (L)
mikrokontroller berlogika L (0) maka infra red akan
menyala dan sinar tersebut akan ditangkap oleh
photodioda, sehingga transistor pertama pada kaki
basis tidak mendapat bias ( off ) oleh karena itu arus
sumber dari kaki kolektor tidak bisa lewat ke emitor.
Pada pembuatan sel surya ini dilakukan dengan
di dapat tegangan 12 volt sedangkan untuk
satu buah transistor 2N3055 bila terkena sinar
matahari dapat menghasilkan tegangan sekitar kurang
lebih 0,6 volt dan arus sekitar 0,006 Amp. Besarnya
energi listrik yang di bangkitkan oleh modul surya ini
bergantung : Jumlah dari elemen modul surya, Besar
kecilnya intensitas cahaya sinar surya serta, Jenis
transistor yang digunakan
Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 7
Start
Baca Sensor
Tanah P3.0
-
12
Volt
+
Gambar 3.10 Modul Surya
No
P3.0 = Low
Yes
9. Pembuatan Software.
Aktifkan Inverter dan
Motor DC Kanan P0.1)
Adapun flowchart dari kedua program tersebut
No
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
No
P3.0 = High
Yes
P0.2 = Low
Balik Putaran
Motor DC
Yes
Matikan Inverter
Matikan Inverter
S ta rt
P3.0 = High
No
Baca Sensor Kiri
(P0.2)
B a c a S e n s o r
C a h a y a ,
h a s il k ir im k e
a k u m u la to r
No
No
P0.1 = Low
P0.1 = Low
Yes
No
Yes
P0.2 = LOW
N o
A
=
F 3 H
Y e s
Yes
Balik Putaran Motor DC
A k t ifk a n s t e p e r ,p u ta r
k e k iri 1 2 0 d ra ja t
Baca Sensor
gerak kiri (P0.1)
B a c a S e n s o r
C a h a y a ,
h a s il k irim k e
a k u m u la to r
No
P0.1 =
Low
Yes
N o
A
=
D F H
.Matikan Motor DC
Y e s
A k t ifk a n s t e p e r ,p u ta r
k e k a n a n 6 0 d r a ja t
B a c a S e n s o r
C a h a y a ,
h a s il k irim k e
a k u m u la to r
N o
A
=
D 7 H
Y e s
A k t ifk a n s t e p e r ,p u ta r
k e k a n a n 6 0 d r a ja t
E N D
END
Gambar 3.11 Flowchart Program
IV. HASIL PENGUKURAN
1. Sensor Tanah
Adapun data yang diperoleh dari pengukuran
alat adalah sebagai barikut :
Tabel 4.1 Tegangan Referensi dan keluaran Sensor
Tanah
Kondisi tanah
Batas Bawah
Batas Atas
Tengan
Referensi
7,76
8,38
Tegangan Output
Sensor
7,56
8,58
8 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009
2. Sensor Cahaya Matahari.
Data yang diperoleh dari pengukuran adalah
sebagai berikut:
1
dimana T = T/D x Lebar Pulsa.
T
1000
T = 5 x 4 = 20 ms
F=
= 50 Hz
20
Karena pada inverter ini menggunakan
multivibrator yang mengeluarkan gelombang persegi
Tabel 4.2 Keluaran Sensor Matahari
Tegangan Tegangan Keluaran
Output
Output
ADC
No Sensor
(ada
(tidak ada (Hexa
sinar)
sinar)
desimal)
Sensor
1
4,2 Volt
0 Volt
F3
Timur
Sensor
2
2,2 Volt
0 Volt
DF
Tengah
Sensor
3
2 Volt
0 Volt
D7
Barat
F=
Keluaran
ADC
(biner)
pada outputnya, maka pada inverter outputannya tidak
berupa gelombang sinus, melainkan gelombang
persegi dengan pemotongan yang agak landai.
11110011
11011111
11010111
3. Sensor Gerak Lengan Penyiram.
Adapun data diperoleh adalah sebagai berikut :
T/D = 2
V/D = 4
Gambar 4.3 Keluaran Inverter Tanpa beban
Vrms = Tinggi Gel x V/D = 5 x 4 = 20 Pengali
No
Sensor
Tegangan Output
1
Sensor Terhalang
0 Volt
Probe (10) = 200 Volt.
2
Sensor tidak
terhalang
4,8 Volt
multimeter diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.3 Keluaran Sensor Lengan Penyiram
Pada hasil pengukuran keluaran multivibrator
dengan menggunakan oscilloscope di dapat data
sebagai berikut :
Pada pengukuran dengan menggunakan
Tabel 4.4 Keluaran Inverter Tanpa Beban
Tegangan Output Tanpa Beban
200 volt
Arus Output Tanpa Beban
69,7 mA
Daya yang diperoleh dari pengukuran inverter
pada waktu tidak berbeban adalah :
P = V. I = 220 . 0,0697 = 13, 94 Watt
T/D = 5ms
V/D = 2 V
T/D = 2
V/D = 5
Gambar 4.2 Keluaran Oscilator Inverter
Dari data diatas dapat dicari frekuensi keluaran
pada multivibrator.
Gambar 4.4 Keluaran Inverter Berbeban
Gozali, Desain Alat Penyiram Bibit Tanaman Menggunakan Microcontroller AT89C52 9
Vrms = Tinggi Gel x V/D
Pengali Probe (10) = 140 Volt.
= 2,8 x 5 = 14
Pada pengukuran dengan menngunakan
multimeter deperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Keluaran Inverter Berbeban
Tegangan Output Tanpa Beban
145 volt
Arus Output Tanpa Beban
67,5 mA
Daya yang diperoleh dari pengukuran inverter
pada waktu berbeban adalah :
0,0675 = 9, 78 Watt
P = V . I = 145 .
Jadi daya yang diserap oleh motor pompa
adalah:
P pompa = P tidak berbeban – P berbeban =
13,94 – 9-7 = 4,7 Watt
SIMPULAN
Dari percobaan alat yang telah dilakukan,
hasilnya dapat dituliskan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Mikrokontroller dapat membaca sensor tanah,
maupun sensor cahaya dan memberi keluaran
sesuai dengan yang di inginkan.
2. Rancangan kontrol otomatik pada alat penyiram
tanaman yang telah dibuat, mampu mengontrol
pompa irigari untuk menyuplai air pada saat
dibutuhkan secara otomatis.
3. Jumlah sel dan intensitas cahaya sangat
mempengaruhi tingkat pembangkitan energi yang
didapat.
4. Pembangkitan energi listrik yang paling optimal
yaitu saat kondisi sinar matahari yang cerah yaitu
antara jam 10.00 s/d 14.00.
5. Pada pembuatan modul surya hasilnya tidak bisa
maksimal, ini dikarenakan semikonduktor pada
keping transistor terdapat semacam bahan isolasi
yang menghambat penyerapan sinar.
RUJUKAN
Anonim. 2001.Diktat Mesin-mesin elektrik. Jember.
Barmawi, Malvino. 1985. Prinsip-prinsip Elektronika.
Jakarta : Erlangga.
Berahim, H. 1991. Pengantar Teknik Tenaga Listrik.
Yogyakarta : Andi Ofset.
Himawan, www.himaone.net. 2002. Dasar-dasar Motor
Stepper. Surabaya.
Leach, Malvino. 1992. Prinsip-prinsip dan Penerapan
Digital. Jakarta : Erlangga.
Malvino, A. P. 1994. Aproksimasi Rangkaian
Semikonduktor. Jakarta : Erlangga.
Malik, Ibnu, Muhammad. 1997. Bereksperimen Dengan
Mikrokontroller 8031. Jakarta : P.T. Alex Media
Komputindo.
Milman, Halkias. 1997. Elektronika Terpadu Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Paulus, A. N. 2003. Teknik Antar Muka dan Pemrograman
Mikrokontroller AT89C5. Jakarta : P.T. Alex Media
Komputindo.
Roger, Tokheim,L. 1995. Elektronika Digital. Jakarta :
Erlangga..
Stehr, Wilhelm. 1987. Elektronika Untuk Pendidikan
Taknik Jilid 2. Jakarta : PT. Paradnya Paramita.
Silabani Pantur, Ph.D. 1981, Dasar-dasar Elektro Teknik.
Erlangga. Jakarta.
Wasito, S. 1985. Data Sheet Book. Jakarta : PT. Alex Media
Komputindo.
Woollard. 1999. Elektronika Praktis. Jakarta : PT.
Paradnya Paramita.
10 GEMATIKA JURNAL INFORMATIKA, VOLUME 11 NOMOR 1, DESEMBER 2009
Download