BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Dengan adanya jenis tanah oprit yang semakin padat mengakibatkan nilai displasemen perletakan menjadi lebih besar walaupun nilainya sangat kecil dan tetap di bawah batas slip. Gaya horisontal tambahan pada abutmen bertambah besar sebanding dengan jenis tanah oprit yang semakin padat. begitu pula dengan pengurangan gaya pada pilar. gaya pada pilar semakin berkurang sebanding dengan jenis tanah oprit yang semakin padat. Gaya horisontal tambahan pada abutmen sampai 40%-50% (tanah loose), 200%-250%% (tanah medium), dan 75%120% (tanah dense). Pengurangan gaya horisontal pada pilar mencapai 47% (tanah loose), 55%-57% (tanah medium), dan 65%-67%% (tanah dense). Semua gaya horisontal yang terjadi baik pada struktur asli maupun setelah diretrofit masih dibawah nilai gaya horisontal rencana. Yaitu gaya gempa static ekivalen pada perencanaan bangunan bawah. T EQ pada abutmen sekitar 2500 kN. TEQ pada pilar sekitar 5000 kN. Penulangan link slab disain nonseismik masih aman jika diaplikasikan pada retrofitting jembatan terhadap beban seismik. Tegangan tarik yang terjadi pada tulangan link slab akibat beban mati dan gempa hanya sebesar 59,98% fy, lebih kecil dari persyaratan akibat beban nonseismik, sebesar 40%fy dan beban seismik sebesar 50% fy. Akibat kontribusi tanah oprit menyebabkan tegangan tulangan link slab menurut riwayat 5 wilayah gempa di atas angka dari metode simplikasi pada abutmen. Karena adanya distribusi gaya ke samping. 281 282 8.2 Saran Pengaruh tanah oprit perlu diperhitungkan untuk mengetahui respon spectrum yang lebih akurat dan kompetibel. Desain struktur jembatan dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi sebenarnya. Desain struktur jembatan disesuaikan dengan kondisi tanah dasar sebenarnya sesuai kondisi lapangan. Wilayah gempa rencana dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah jembatan sebenarnya. Untuk analisa seismik bisa menggunakan riwayat gempa yang lain.