gambaran pengetahuan ibu mengenai

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DI KELURAHAN PETISAH TENGAH TAHUN 2009
Oleh :
CHINTAMI OCTAVIA
060100022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DI KELURAHAN PETISAH TENGAH TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
CHINTAMI OCTAVIA
060100022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Pengetahuan Ibu mengenai Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan
Petisah Tengah Tahun 2009
Nama : Chintami Octavia
NIM
: 060100022
Pembimbing
Penguji I
(dr. H. Soekimin, Sp.PA(K))
NIP: 19480801 198003 1 002
(dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ)
NIP: 19720501 199903 2 004
Penguji II
(dr. Almaycano Ginting, M.Kes)
NIP: 19750524 200312 1 001
Medan, 8 Desember 2009
Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)
NIP: 19540220 198011 1 001
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK
Pap smear merupakan salah satu jenis pemeriksaan skrining dalam
mendeteksi dini kanker serviks yang efektif, sederhana, dan murah. Di negeranegara maju, Pap smear telah terbukti menurunkan kejadian kanker serviks invasif
sebesar 46-76% dan mortalitas kanker serviks sebesar 50-60%. Namun, di
Indonesia tercatat hanya 5% penduduk wanita Indonesia yang melakukan
pemeriksaan Pap smear secara rutin. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai Pap smear.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu mengenai
pemeriksaan Pap smear.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi
cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 orang dengan tingkat ketepatan
relatif (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
proportional cluster random sampling. Sampel kemudian didistribusikan secara
merata. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis
data dilakukan dengan progam SPSS (Statistical Package for Social Science) versi
16.0.
Dari 110 responden, kelompok terbesar responden berusia 41-55 tahun
(18,2%) dan berpendidikan tinggi (36,4%)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang
berusia 21-55 tahun mengenai pemeriksaan Pap smear berada dalam kelompok
sedang, yaitu sebesar 62,7%.
Kata Kunci: pengetahuan, ibu, Pap smear, skrining, kanker serviks
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT
Pap smear is one of the method for cervical cancer screening which is
efficacious, simple, and cost-effective. By applying Pap smear in developed
countries, the incidence of invasive cervical cancer has been reduced around 4676% and the mortality has been decreased around 50-60%. Nevertheless, there are
only 5 percents of women population in Indonesia who have had regular Pap
smear screening. This may have been influenced by lack of public education about
Pap smear.
This study aimed to know the married women’s knowledge about Pap
smear.
This is a descriptive observationa study done throughl cross sectional
design method. The amount of the subjects was 110 people with the relative
accuracy (d) was 0,1 and propotional cluster random sampling was chosen as
sampling technique. Thereafter, sample was distributed equally. Questionnaiers
are used to collect the information from the subjects. Data was analyzed using
SPSS (Statistical Package for Social Science) program versi 16.0.
From 110 respondents, most of them were 41-45 years old (18,2%) with
high education level (36,4%).
Result of this study indicates that the knowledge of married women aged
21-50 years old on Pap smear is in medium category (62,7 %).
Key words: knowledge, married women, Pap smear, screening, cervical cancer
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN …….…………………..………................ i
ABSTRAK ……………………………………………………………
ii
ABSTRACT …………………………………………………………...
iii
DAFTAR ISI …………………….……………………………………
iv
DAFTAR TABEL ………...…………………………………………..
vi
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………..
vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………
viii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………..………..…………………....
1.1. Latar Belakang ………….………………………………..
1.2. Rumusan Masalah …………….………………………….
1.3. Tujuan Penelitian ……….…………………………………
1.3.1. Tujuan Umum ……….…………….………………
1.3.2. Tujuan Khusus ………………………………….…
1.4. Manfaat Penelitian …..........................................................
1.4.1. Bagi Masyarakat …………………………………...
1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan ………....………………...
1.4.3. Bagi Peneliti …………………………………….…
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pap smear ………………….………………………………
2.1.1. Definisi Pap smear ……………………....…………..
2.1.2. Manfaat Pap smear …………………………………
2.1.3. Akurasi Pap smear …………………………………
2.1.4. Petunjuk Pemeriksaan Pap smear …………………..
2.1.5. Prosedur Pemeriksaan Pap smear ………………….
2.1.6. Interpretasi Pap smear ……………………………..
2.2. Kanker Serviks …………………….…….………………..
2.2.1. Definisi Kanker Serviks ……………..………………
2.2.2. Penyebab Kanker Serviks …………………………..
2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks ………………………
2.2.4. Perkembangan Kanker Serviks ……………………..
2.2.5. Pencegahan Kanker Serviks ………………………...
2.3. Pengetahuan ……………………………………..................
2.3.1. Definisi Pengetahuan ………………………………..
2.3.2. Hal-hal yang Mempengaruhi Pengetahuan ………….
2.3.3. Pengetahuan dan Prilaku ……………………...…….
4
4
4
5
5
6
7
8
8
9
10
11
11
12
12
13
13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15
3.1. Kerangka Konsep Penelitian …………………………….… 15
3.2. Definisi Operasional ……………………………………..... 15
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 4 METODE PENELITIAN ………………………………….…
4.1. Jenis Penelitian ………………………..……...…………....
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………….
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………....
4.3.1. Populasi …………………………………………….
4.3.2. Sampel …………………..………………………….
4.4. Metode Pengumpulan Data …………………………..….…
4.4.1. Data Primer …………………………………………
4.4.2. Data Sekunder …………………………………….…
4.4.3. Uji validitas dan Reabilitas ………..………………..
4.5. Metode Analisis Data ……………………………………...
17
17
17
17
17
17
19
19
19
19
20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian …………………………………………....
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………….….
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ………………..
5.1.3. Hasil Analisa Data …………………………………
5.2. Pembahasan ……………………………………………….
21
21
21
23
26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ……………………………………………….
6.2. Saran ……………………………………………………..
29
29
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….
30
LAMPIRAN
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
4.1
Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner
20
5.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
22
kelompok usia
5.2
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
22
tingkat pendidikan
5.3
Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan
23
responden mengenai Pap smear
5.4
Distribusi jawaban responden mengenai Pap smear
24
5.5
Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan
25
berdasarkan kelompok usia
5.6
Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan
26
berdasarkan tingkat pendidikan
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
DAFTAR SINGKATAN
AGUS
Atypical Glandular Undetermined Significance
ASGUS
Atypical Squamous Cells Undetermined Significance
CIN
Cervical Intraepithel Neoplasm
Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DNA
Deoxyribonucleic Acid
HGSIL
High Grade Squamous Intraepithelial Lesions
HPV
Human papilomavirus
IVA
Inspeksi Visual dengan Asam asetat
LGSIL
Low Grade Squamous Intraepithelial Lesions
Pap
Papanicolaou
SPSS
Statistic Package for Social Science
WHO
World Health Organization
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Lembar Penjelasan (Informed Consent)
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Data Induk (Master Data)
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pap smear merupakan salah satu jenis pemeriksaan skrining dalam
mendeteksi dini kanker serviks yang sederhana, murah, praktis dan mudah.
Sederhana, artinya cukup dengan mengambil apusan sel leher rahim lalu
mengamatinya di bawah mikroskop, maka lesi prakanker dapat dideteksi bila
terlihat sel-sel yang tidak normal. Murah, karena pelaksanaannya hanya
memerlukan biaya ± Rp.30.000,-/pasien. Praktis, artinya dapat dilakukan dimana
saja, tidak memerlukan sarana khusus, cukup tempat tidur sederhana yang
representatif, spekulum dan lampu. Mudah, karena dapat dilakukan oleh dokter
umum, bidan dan perawat yang terlatih (DepKes RI, 2008).
Disamping itu, Pap smear juga memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi
dengan sensitivitas yang mencapai 50-98% dan spesifisitas yang mencapai 93 %
sehingga Pap smear terbukti mampu sebagai alat diagnosa dini kanker serviks
(Purwoto & Nuranna, 2002). Di negera-negara maju, Pap smear telah terbukti
menurunkan kejadian kanker serviks invasif sebesar 46-76% dan mortalitas kanker
serviks sebesar 50-60% (Suwiyoga, 2007). Bahkan, di Amerika Serikat, Pap smear
terbukti efektif dalam mencegah kanker serviks hingga mencapai 93 % (Rosevear,
2002).
Berbeda dengan di Indonesia, Pap smear yang telah dikenal sejak tahun 70an belum mampu menjawab permasalahan kanker serviks. Di Indonesia, kanker
serviks masih menduduki tingkat pertama dalam urutan keganasan pada wanita dan
sekitar 65% penderita berada dalam stadium lanjut (Suwiyoga, 2007). Disamping
itu, laporan dari 13 Pusat Patologi di Indonesia juga menunjukkan bahwa kanker
serviks masih merupakan kanker dengan frekuensi tertinggi, yaitu 36% dari
seluruh kanker yang diderita oleh seluruh wanita di Indonesia (Aziz, 2002).
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Salah satu alasan semakin berkembangnya kanker serviks tersebut
disebabkan oleh rendahnya cakupan deteksi dini kanker serviks, seperti Pap smear
di Indonesia. Berdasarkan estimasi data WHO tahun 2008, terdapat hanya 5%
wanita di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang mendapatkan
pelayanan Pap smear. Sedangkan di negara-negara maju, hampir 70% wanita
melaksanakan pemeriksaan Pap smear.
Adapun salah satu masalah pelaksanaan Pap smear sebagai alat diagnosa
dini kanker serviks di Indonesia adalah para wanita Indonesia yang sering enggan
diperiksa karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini
umumnya disebabkan karena
masih
rendahnya tingkat
pendidikan dan
pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap smear (Soepardiman,
2002). Untuk itu, sebagai langkah awal dalam memperbaiki cakupan Pap smear,
perlu diketahui sejauh mana pengetahuan wanita mengenai pemeriksaan Pap smear
tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana gambaran pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah mengenai
pemeriksaan Pap smear?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah
mengenai pemeriksaan Pap smear.
1.3.2. Tujuan Khusus
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah
Tengah mengenai pemeriksaan Pap smear sesuai dengan karakteristik usia dan
tingkat pendidikan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat memahami manfaat dan prosedur pemeriksaan Pap
smear, sehingga diharapkan cakupan Pap smear dapat ditingkatkan dan angka
kesakitan serta angka kematian akibat kanker serviks dapat menurun.
1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan
Data dan informasi dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
petugas kesehatan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu mengenai
pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Petisah Tengah sehingga dinas terkait dapat
merencanakan suatu strategi pelayanan kesehatan untuk menindaklanjutinya, baik
berupa advokasi, sosialisasi, maupun edukasi.
1.4.3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai pemeriksaaan Pap smear
dan mengembangkan kemampuan penelti di bidang penelitian serta melatih
kemampuan analisis peneliti.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pap smear
2.1.1. Definisi Pap smear
Pap (Papanicolaou) smear adalah pemeriksaan sitologi yang dilakukan
dengan cara mengamati sel-sel yang dieksfoliasi dari genitalia wanita bagian
bawah, khususnya serviks. Pap smear pertama sekali diperkenalkan tahun 1928
oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel dan mulai populer sejak tahun
1943 (Purwoto & Nuranna, 2002). Sel-sel yang berasal dari eksfoliasi serviks
diambil dan diwarnai secara khusus dan sel-sel yang abnormal dapat terlihat di
bawah mikroskop. Seorang spesialis sitologi mampu membedakan tingkat displasia
sampai kanker dengan pemeriksaan ini (Schoenstadt, 2006).
2.1.2. Manfaat Pap smear
Pemeriksaan Pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining)
dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan
prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah
(Hillegas, 2005). Menurut Manuaba (2005), manfaat pap smear dapat dijabarkan
secara rinci sebagai berikut:
a. Diagnosis dini keganasan
Pap smear berguna dalam mendeteksi kanker serviks, kanker korpus
endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
b. Perawatan ikutan dari keganasan
Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah
mendapatkan kemoterapi dan radiasi.
c. Interpretasi hormonal wanita
Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau
tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkinan
keguguran pada hamil muda.
d. Menentukan proses peradangan
Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi
bakteri atau jamur.
2.1.3. Akurasi Pap Smear
Menurut Purwoto dan Nuranna (2002), sensitivitas Pap smear untuk
mendeteksi CIN berkisar antara 50-98% dan spesifisitasnya adalah 91,3%. Angka
negatif palsu diperkirakan berkisar antara 5-50% dengan kesalahan terbanyak
disebabkan oleh pengambilan sediaan yang tidak adekuat (62%), kegagalan
skrining (15%), dan kesalahan interpretasi (23%). Angka positif palsu untuk Pap
smear adalah 3-15%.
2.1.4. Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear mulai dapat dilaksanakan
pada wanita yang telah 3 tahun
menikah atau aktif secara seksual, tetapi usianya tidak di bawah 21 tahun (Husain
& Hoskins, 2002) . Pap smear sebaiknya tidak dilakukan pada wanita yang baru
menikah atau aktif secara seksual kurang dari 3 tahun karena dapat menimbulkan
pengobatan yang berlebihan akibat gambaran sel abnormal yang bersifat
sementara.
Menurut rekomendasi terbaru dari American Collage of Obstetricans and
Gynecologist dan The American Cancer Society, pemeriksaan Pap smear
dianjurkan untuk diulang setahun sekali secara teratur seumur hidup. Bila
pemeriksaan tahunan tiga kali berturut-turut hasilnya normal, pemeriksaan
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
selanjutnya dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang atas kebijakan dokter
(Hillegas, 2005). Pada wanita yang telah berusia di atas 70 tahun tidak dilakukan
Pap smear lagi dengan syarat hasil 2 kali negatif dalam 5 tahun terakhir. Selain itu,
Pap smear juga tidak dilakukan lagi bagi wanita yang telah menjalani
pengangkatan seluruh rahim (histerektomi) dengan riwayat penyakit jinak dan
bukan merupakan lesi prakanker (Aziz, 2002).
Pap smear sebaiknya tidak dilaksanakan pada saat wanita menstruasi (haid).
Waktu yang paling tepat untuk melakukan Pap smear adalah 10-20 hari setelah
hari pertama haid terakhir. Pada pasien dengan peradangan berat, Pap smear
ditunda sampai pengobatan selesai. Dua hari sebelum pemeriksaan Pap smear
dilakukan, pasien dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui vagina,
seperti spermicidal foams, creams, dan jellies. Hal ini perlu diperhatikan karena
obat-obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap smear. Wanita juga
dilarang untuk berhubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan Pap
smear. Setelah melaksanakan Pap smear, pasien dapat langsung kembali
mengerjakan aktivitasnya sehari-hari (Schoenstadt, 2006).
2.1.5. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Menurut Soepardiman (2002) dan Manuaba (2005), prosedur pemeriksaan
Pap smear adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi formulir konsultasi sitologi,
spekulum bivalve (cocor bebek) , spatula Ayre, kaca objek (object glass) yang
telah diberi tanda/label pada satu sisinya, dan wadah berisi larutan alkohol
95%.
b. Persiapkan pasien untuk berbaring dangan posisi ginekologi.
c. Pasang spekulum kering dan disesuaikan sehingga tampak dengan jelas vagina
bagian atas, forniks posterior, serviks uteri, dan kanalis servikalis.
d. Memeriksa serviks apakah normal atau tidak.
e. Spatula Ayre dengan ujung yang pendek dimasukkan ke dalam endoserviks,
dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360° searah jarum jam.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
f. Sediaan lendir serviks dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi
tanda dengan membentuk sudut 45° satu kali usapan.
g. Kemudian kaca objek dicelupkan ke dalam larutan alkohol 95% selama 10
menit.
h. Sediaan diletakkan pada wadah transpor kemudian dikirim ke ahli patologi
anatomi.
2.1.6. Interpretasi Pap smear
Dikenal beberapa sistem pelaporan hasil pemeriksaan Pap smear, yaitu
sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithel Neoplasm (CIN), dan sistem
Bethesda (Garcia, 2007).
Klasifikasi Papanicolaou adalah sistem yang pertama kali ditemukan oleh
Papanicolaou. Sistem ini membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas (Manuaba,
2005), yaitu:
a. Kelas I
: Tidak ada sel atipik atau sel abnormal
b. Kelas II
: Gambaran sitologi atipik, tetapi tidak ada bukti keganasan.
c. Kelas III : Gambaran sitologi dicurigai keganasan.
d. Kelas IV : Gambaran sitologi dijumpai sel ganas dalam jumlah sedikit.
e. Kelas V
: Gambaran sitologi dijumpai sel ganas dalam jumlah banyak.
Perkembangan sitologi di bidang diagnostik ahli menganjurkan untuk
mengganti
klasifikasi
Papanicoloau
karena
sistem
ini
dianggap
tidak
mencerminkan pengertian neoplasia serviks/vagina, tidak mempunyai padanan
dengan terminologi histopatologi, tidak mencantumkan diagnosis non kanker, tidak
menggambarkan interpretasi yang seragam, dan tidak menunjukkan suatu
pernyataan diagnosis.
Sistem
Cervical
Intraepithel
Neoplasm
(CIN)
pertama
sekali
dipublikasikan oleh Richart RM (1973) di Amerika Serikat. Klasifikasi tersebut
terdiri dari CIN grade I, CIN grade II, dan CIN grade III. CIN grade I sesuai
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
dengan displasia ringan, CIN grade II sesuai dengan displasia sedang, dan CIN
grade
III sesuai dengan displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem CIN
menegaskan kembali bahwa lesi prekursor kanker serviks ini membentuk
rangkaian berkelanjutan menuju karsinoma, sehingga semua derajat CIN wajib
diobati (Tierner & Whooley, 2002).
Sistem Bethesda pertama sekali diperkenalkan oleh Bethesda pada tahun
1988, dan disempurnakan oleh National Cancer Institute USA.
Menurut Rosevear (2002), klasifikasi sistem Bethesda adalah sebagai
berikut:
Untuk sel squamous dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Atypical Squamous Cells Undetermined Significance(ASCUS)
b. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesions (LGSIL), yang meliputi displasia
ringan (CIN I), koilositosis, dan flat condyloma.
c. High Grade Squamous Intraepithelial Lesions (HSGIL), yang meliputi CIN II
dan CIN III.
d. Squamous Cells Carcinoma.
Untuk sel glandular, sistem Bethesda dibagi menjadi:
a. Sel endometrial (pada wanita menopause)
b. Atypical Glandular Undetermined Significance (AGUS)
c. Lesi intraepitel glandular
d. Adenokarsinoma endoserviks
e. Adenokarsinoma endometrium
f. Adenokarsinoma ekstrauterin
g. Adenokarsinoma yang tidak dapat ditentukan asalnya.
Sistem Bethesda lebih sering digunakan karena sistem ini mampu
memfasilitasi komunikasi antara laboratorium dengan klinikus dan sistem ini juga
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
mampu menjelaskan derajat abnormalitas sel yang tidak jelas (Soepardiman,
2002).
2.2. Kanker Serviks
2.2.1. Definisi Kanker Serviks
Kanker
adalah
suatu
penyakit
yang
ditandai dengan
proliferasi
(pertumbuhan) sel-sel baru (neoplastic cells) yang tidak normal, cepat, dan tidak
terkendali
(Mills,
2002).
Sementara
kanker
serviks
merupakan
proses
keganasan/kanker yang berasal dari sel-sel leher rahim yang tidak normal akibat
pertumbuhan yang tidak terkendali (Cherath & Alic, 2006). Hampir 85%, kanker
serviks berasal dari epitel selapis pipih (squamous cell carcinoma) dan 15%
merupakan adenocarcinoma yang berasal dari sel penghasil mucus di endoserviks,
yaitu bagian dari serviks yang dekat dengan rahim. Jenis lain dari kanker serviks
adalah adenosquamous carcinoma yang merupakan gabungan dari kedua jenis
kanker tersebut (Crowder, Lee, and Santoso, 2001).
2.2.2. Penyebab Kanker Serviks
Penyebab pasti kanker serviks sampai saat ini belum sepenuhnya diketahui.
Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, penemuan biologi molekuler telah
menunjukkan bahwa HPV (Human papilomavirus) turut berperan dalam terjadinya
kanker serviks (Hillegas, 2005). Seperti yang dilaporkan oleh Hausen (1991)
dalam Nuryatuti (2007) bahwa infeksi HPV dapat dideteksi pada 80-90% pasien
displasia dan kanker leher rahim.
HPV adalah DNA virus yang menular secara seksual dan menimbulkan
proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa. Infeksi sering terjadi pada
wanita yang aktif secara seks. Dalam studi lebih lanjut, dibuktikan bahwa HPV
yang menginfeksi mukosa anogenital dibagi dalam 3 grup, yaitu tipe high risk
oncogenic (tipe 16, 18, 45, 56), tipe intermediate risk oncogenic (tipe 31, 33, 35,
51, 52, 54) dan tipe low risk oncogenic (tipe 6, 11, 42, 43, 44). Yang lebih berperan
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
dalam terbentuknya lesi prakanker dan kanker serviks adalah HPV tipe high risk
oncogenic (Doeberitz, et al., 1991). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bosch,
dkk pada tahun 1995 dalam Nuryastuti (2007) menunjukkan bahwa HPV tipe 18
merupakan tipe yang paling sering ditemukan pada pasien kanker serviks di
Indonesia (48,9%), kemudian disusul oleh HPV tipe 16 (31,9 %) dan HPV tipe 45
(8,5%).
Karsinogenesis bermula ketika DNA HPV tipe high risk oncogenic
berintegrasi dengan genome sel serviks yang menyebabkan kemungkinan
terjadinya mutasi. Bila mutasi terjadi pada gen p53, suatu gen yang menekan
proses pertumbuhan neoplasma, maka fungsi gen tersebut menjadi terganggu dan
neoplasma akan terbentuk (Tiro et al., 2007).
2.2.3. Faktor Risiko Kanker Serviks
Faktor risiko untuk kanker serviks adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan inisiasi transformasi atipik serviks dan perkembangan dari displasia.
Transformasi atipik merupakan daerah atipik (abnormal) yang terletak di antara
perbatasan sel-sel squamouscolumnar serviks yang asli dengan sel-sel yang baru
terbentuk akibat metaplasia sel columnar menjadi sel squamous (Aziz, 2002).
Faktor risiko tersebut terutama berhubungan dengan riwayat seksual. Dari studi
epidemiologi, kanker serviks berhubungan erat dengan perilaku seksual seperti
mitra seksual yang multipel dan usia pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual. Risiko meningkat lebih dari 10 kali bila wanita berhubungan seksual
dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seksual pertama di bawah umur
15 tahun (Dalirmatha, 2004). Selain itu, risiko juga meningkat bila berhubungan
seksual dengan pria berisiko tinggi (pria yang berhubungan seks dengan banyak
wanita), atau pria yang mengidap penyakit “jengger ayam” (kondiloma
akuminata).
Faktor risiko lainnya adalah usia, paritas, rokok, diet/nutrisi, pemakaian
kontrasepsi, sosial ekonomi rendah, dll. Menurut WHO (2005), wanita yang
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
berusia 40-45 tahun memiliki risiko tertinggi untuk mengidap kanker serviks. Dari
segi paritas, wanita yang multiparitas (jumlah anak > 4 orang) juga memiliki risiko
yang lebih tinggi. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lipat terhadap kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (Dalirmatha, 2004).
Sebuah penelitian pada tahun 2003 menunjukkan adanya hubungan antara wanita
yang obesitas dengan kejadian cervical adenocarcinoma. Akan tetapi, wanita yang
mengalami defisiensi asam folat, vitamin C, vitamin E, dan beta carotin/retinol
juga memiliki hubungan terhadap peningkatan risiko kanker serviks. Selain itu,
kanker serviks juga berhubungan dengan peningkatan kadar estrogen atau hormon
wanita lainnya. Hal ini terlihat pada peningkatan kejadian kanker serviks pada
wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral dalam jangka panjang
(Odle,
Cherath, and Alic, 2006).
2.2.4. Perkembangan Kanker Serviks
Kanker serviks didahului oleh lesi prakanker yang disebut displasia (CIN/
Cervical Intraepithel Neoplasm). Displasia ditandai dengan adanya perubahan
morfologi berupa gambaran sel-sel imatur, inti sel yang atipik, perubahan rasio
inti/sitoplasma dan kehilangan polaritas yang normal. Displasia bukan merupakan
suatu bentuk kanker tetapi akan mengganas menjadi kanker bila tidak diatasi
(Hacker, 2005).
Displasia dikelompokkan menjadi displasia ringan (CIN I), displasia
sedang (CIN II), dan displasia berat (CIN III). Pengelompokkan displasia dibagi
berdasarkan luas perubahan morfologi yang terjadi pada epitel leher rahim. Pada
CIN I, sel-sel yang mengalami perubahan morfologi hanya sebatas 1/3 bagian atas
dari lapisan epithelium serviks. CIN II ditandai dengan perubahan morfologi sel
yang telah mencapai 2/3 bagian dari lapisan atas epithelium serviks. Sementara itu,
CIN III ditandai dengan lebih banyaknya variasi dari sel dan ukuran inti, orientasi
yang tidak teratur, dan hiperkromasi yang telah melebihi 2/3 lapisan atas
epithelium serviks, namun belum menginvasi jaringan stroma di bawahnya. Bila
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
perubahan berlanjut hingga menginvasi jaringan stroma di bawahnya, maka
perubahan ini disebut karsinoma in situ (Aziz, 2002).
Interval waktu antara timbulnya lesi prakanker dan terjadinya kanker leher
rahim membutuhkan waktu yang cukup panjang. Menurut Robbins dan Kumar
(1995), diperkirakan 80 % dari displasia akan menjadi karsinoma in situ dalam
waktu 10-15 tahun. Selama interval waktu yang panjang tersebut dapat dilakukan
berbagai upaya pencegahan berupa pemeriksaan dan pemberian terapi secara dini
(Husain & Hoskin, 2002).
2.2.5. Pencegahan Kanker Serviks
Menurut Sukardja (2000), pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau menghilangkan
kontak individu dengan karsinogen untuk mencegah terjadinya proses
karsinogenesis. Pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan dengan
menghindari berbagai faktor risiko serta dengan memberikan vaksin pencegah
infeksi dan penyakit terkait HPV. Vaksin ini terbukti efektif dalam mencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang merupakan HVP tipe high oncogenic risk
untuk kanker serviks (Tiro et al., 2007).
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus dini kanker
serviks, sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Pencegahan
sekunder termasuk skrining dan deteksi dini, seperti Pap smear, kolposkopi,
servikografi, Pap net (dengan komputerisasi), dan inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA). Menurut WHO (2005), Pap smear merupakan standart emas
program skrining karena pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak
sakit serta dapat dilakukan setiap saat, kecuali pada masa haid. Selain itu, Pap
smear juga memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi, sehingga
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Pap smear mampu untuk mencegah kejadian kanker serviks hingga mencapai
93 % (Rosevear, 2002).
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier kanker serviks bertujuan untuk mencegah komplikasi klinik
dan kematian awal. Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan cara
memberikan pengobatan yang tepat baik berupa operasi, kemoterapi, dan
radioterapi.
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Defenisi Pengetahuan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan (knowledge)
didefenisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui; kepandaian. Pengetahuan
adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Suhartono,
2005).
2.3.2. Hal-Hal yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Meliono (2007), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, yang bertujuan untuk mencerdaskan manusia.
b. Media.
Media adalah sarana yang dapat dipergunakan oleh seseorang dalam
memperoleh pengetahuan. Contohnya: televisi, radio, koran, dan majalah.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
c. Paparan informasi
Informasi adalah data yang diperoleh dari observasi terhadap lingkungan
sekitar yang diteruskan melalui komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.3. Pengetahuan dan Perilaku
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lebih lama
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa
sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Tetapi, apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh
pengetahuan seperti ini, maka perilaku tersebut akan bersifat lebih tahan lama
(long lasting).
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengetahuan Ibu
Pap smear
3.2. Definisi Operational
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Pengetahuan merupakan apa yang diketahui responden mengenai
pengertian, manfaat, sasaran, dan petunjuk pemeriksaan Pap smear. Pengukuran
tingkat pengetahuan responden mengenai Pap smear berdasarkan jawaban
pertanyaan yang diberikan responden pada kuesioner, dengan menggunakan sistem
skoring. Menurut Arikunto (2007), penilaian terhadap pengetahuan responden
mengenai Pap smear yang dinilai dari 11 pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan skoring 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang
salah adalah sebagai berikut :
a. Skor
9-11
: baik
b. Skor
5-8
: sedang
c.
Skor
0-4
: kurang
Kelompok usia merupakan usia responden yang dikategorikan berdasarkan
cara penyusunan distribusi frekuensi data kuantitatif. Setelah dilakukan
perhitungan, diperoleh 7 kelompok usia dengan interval setiap kelas sebesar 5.
Tingkat pendidikan merupakan tingkat pendidikan responden
yang
didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang terakhir dijalani sampai tamat.
Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi:
a. Rendah
: apabila responden tidak sekolah sampai tamat SD sederajat
b. Sedang
: apabila responden tamat SMP sederajat
c. Tinggi
: apabila responden tamat SMA sederajat dan Perguruan Tinggi.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini
menggunakan
metode penelitian deskriptif, dengan
pendekatan “Cross Sectional” (studi potong lintang), yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah mengenai Pap
smear.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Petisah Tengah selama bulan Juni
2009.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi target penelitian ini adalah ibu-ibu yang berusia 21-60 tahun.
Populasi terjangkau adalah semua ibu-ibu yang berusia 21-60 tahun yang
merupakan penduduk Kelurahan Petisah Tengah selama tahun 2009.
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi terjangkau yang berada
di lingkungan Kelurahan Petisah Tengah selama penelitian berlangsung.
Teknik
pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan metode proportional cluster random sampling yang dilakukan
dengan cara memilih 20% dari kelompok populasi terjangkau, yaitu 4 dari 17
lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah secara acak (Notoatmodjo, 2005). Jumlah
subjek dari masing-masing lingkungan disesuaikan dengan jumlah rumah tangga
dari lingkungan tersebut.
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan besar
populasi dengan menggunakan rumus di bawah ini:
n =
__N_____
1 + N (d)2
n
: jumlah sampel.
N
: jumlah populasi.
d
: tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, dalam penelitian
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
ini digunakan 10 %.
n1 = _____6139_____ = 6139 ≈ 99
1 + 6139 (0,1)2
62,39
Besar sampel untuk antisipasi drop out
n2 = n1 + (10% x n1)
n2
: jumlah sampel minimal ditambah dengan susbsitusi 10% dari jumlah
sampel minimal. Subsitusi adalah jumlah subjek dalam persen yang
mungkin drop out.
n2 = 99+ (10 % x 99) ≈ 110
Berdasarkan rumus di atas, maka didapatkan jumlah sampel minimal dalam
penelitian ini adalah 110 subjek.
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengisian kuesioner oleh responden
yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pemerintah di Kelurahan
Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Madya Medan.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
4.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas
Instrumen penelitian yaitu berupa kuisioner yang dipergunakan dalam
penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik
korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha)
dengan
menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0.
Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang
hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas kuesioner
dilakukan di Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah pada bulan Mei 2009
dengan jumlah sampel sebanyak 10 subjek. Hasil uji validitas dan reabilitas yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner
Variabel
Pengetahuan
Nomor
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
Total Pearson
Correlation
Status
Alpha
Status
0.833
0.766
0.955
0.800
0.766
0.955
0.833
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0.790
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
8
9
10
11
0.766
0.800
0.833
0.766
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Setelah kuesinoner valid, peneliti akan mulai membagikan kuesioner pada
subjek penelitian yang telah diminta informed consent-nya terlebih dahulu secara
lisan. Apabila jumlah subjek penelitian sudah mencapai jumlah yang diinginkan,
yaitu 110 orang, pencarian subjek dihentikan.
4.5. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
software SPSS versi 16.0. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dengan
mean/rerata (data numerik) serta persentase (data kategorik). Hasil pengolahan
data akan disajikan dalam bentuk tabel.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Kelurahan Petisah Tengah. Kelurahan
Petisah Tengah merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan
Medan Petisah. Berdasarkan luas geografinya, Kecamatan Medan Petisah memiliki
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
luas wilayah sebesar 533 Ha yang terbagi menjadi 7 kelurahan dengan letak
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia.
Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Medan tahun
2008, jumlah penduduk di Kecamatan Medan Petisah adalah 66.896 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 32.333 orang dan wanita sebanyak 34.563 orang.
Sedangkan jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Petisah Tengah adalah 11.852
jiwa dengan luas wilayah sebesar 1,27 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 9.332
jiwa/km2. Sebagian besar penduduk di kelurahan Petisah Tengah adalah wanita,
yaitu sebanyak 6.139 orang (51,8%). Sementara laki-laki berjumlah 5.713 orang
(40,8%).
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Terdapat sebanyak 110 responden yang ikut serta dalam penelitian ini. Dari
keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi usia dan
tingkat pendidikan.
Ditinjau dari karakteristik usia, nilai tengah (median) dari usia responden
penelitian ini adalah 38 tahun dengan rentang usia berada diantara 21 tahun dan 55
tahun. Data lengkap mengenai distribusi frekuensi usia responden dapat dilihat
pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
Kelompok Usia
Jumlah
%
21-25
16
14,5
26-30
17
15,5
31-35
16
14,5
36-40
14
12,7
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
41-45
20
18,2
46-50
14
12,7
51-55
13
11,8
Total
110
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok usia terbesar berada pada
rentang usia 41-45 tahun, yaitu sebanyak 20 orang (18,2%) dan terendah pada usia
51-55 tahun, yaitu sebanyak 13 orang (11,8%).
Sedangkan distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan,
dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jumlah
%
Rendah
33
30
Sedang
37
33,6
Tinggi
40
36,4
Total
110
100
Dari tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden
tergolong pada kelompok yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, yaitu
sebanyak 40 orang (36,4%) dan yang paling sedikit berasal dari kelompok yang
rendah, yaitu sebanyak 33 orang (30%), sedangkan sisanya berada pada kelompok
dengan tingkat pendidikan yang sedang, yaitu sebanyak 37 orang (33,6%).
5.3. Hasil Analisa Data dan Pembahasan
5.3.1. Hasil Analisa Data
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Hasil uji terhadap pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah tengah mengenai
Pap smear yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel
5.3.
Tabel 5.3 Distribusi
frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan responden
mengenai Pap smear
Variabel
f
%
Pengetahuan Kurang
35
31,8
Sedang
69
62,7
Baik
6
5,5
110
100
Total
Kategori
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori
cukup memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 69 orang (62,7%), tingkat
pengetahuan yang dikategorikan kurang sebanyak 35 orang (31,8%) dan tingkat
pengetahuan yang dikategorikan kurang sebanyak 6 orang (5,5%).
Untuk lebih jelasnya, data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner
responden mengenai Pap smear dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Distribusi jawaban responden mengenai pemeriksaan Pap smear
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Pertanyaan
Tahu
Tidak tahu
F
%
f
%
Pengertian pemeriksaan Pap smear
92
83,6
18
16,4
Tujuan pemeriksaan Pap smear
96
87,3
14
12,7
Tempat pemeriksaan Pap smear
37
33,6
73
66,4
7
6,4
103
93,6
Usia untuk melakukan Pap smear
61
55,5
59
45,5
Pap smear sebaiknya diulang 1 tahun sekali
92
83,6
18
16,4
11
10
99
90
77
70
33
30
Tenaga kesehatan yang mampu melakukan
pemeriksaan Pap smear
Tidak boleh mencuci bagian kewanitaan
sebelum melakukan Pap smear
Tidak boleh melakukan hubungan seksual min
1 hari sebelum melakukan Pap smear
Dari tabel 5.4 terlihat bahwa 83,6% responden mengetahui pengertian Pap
smear dan 87,3% mengetahui tujuannya. Namun, hanya 33,6% responden yang
mengetahui tempat pemeriksaan Pap smear dan hanya 6,4 % responden yang
mengetahui tenaga kesehatan yang mampu melakukan pemeriksaan Pap smear.
Sebanyak 55,5 % responden mengetahui usia yang terbaik untuk melakukan
pemeriksaan Pap smear dan 83,6% responden mengetahui bahwa Pap smear
sebaiknya diulang setiap 1 tahun sekali. Dalam persiapan pasien sebelum
melakukan Pap smear, hanya 10 % responden yang mengetahui bahwa pasien tidak
boleh mencuci bagian kewanitaannya sebelum melakukan Pap smear dan sebanyak
70 % responden mengetahui bahwa 1 hari sebelum pemeriksaan Pap smear
sebaiknya tidak dilakukan hubungan seksual.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah
mengenai pemeriksaan Pap smear berdasarkan karakteristik kelompok usia dapat
dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan
kelompok usia
Tingkat Pengetahuan
Kelompok
Usia
Baik
Sedang
Kurang
Total
f
%
f
%
F
%
21-25
0
0
11
15,9
5
14,3
16
26-30
0
0
9
13
8
22,9
17
31-35
0
0
12
17,4
4
11,4
16
36-40
0
0
7
10,1
7
20
14
41-45
1
16,7
13
18,8
6
17,1
20
46-50
3
50
8
11,6
3
8,6
14
51-55
2
33,3
9
13
2
5,7
13
Total
6
100
69
100
35
100
110
Dari tabel di atas terlihat bahwa proporsi terbesar, yaitu 50 % responden
yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaaan Pap smear
memiliki usia dalam rentang 46-50 tahun. Sementara untuk tingkat pengetahuan
yang sedang, mayoritas responden berusia 41-45 tahun, yaitu sebesar 18,8%.
Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebagian besar
berasal dari kelompok usia 26-30 tahun, yaitu sebesar 22,9%.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah
mengenai pemeriksaan Pap smear berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan
tingkat pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Tingkat
Pendidikan
Baik
Sedang
Kurang
Total
f
%
f
%
f
%
Rendah
1
16,7
18
26,1
14
40
33
Sedang
2
33,3
23
33,3
12
34,3
37
Tinggi
3
50
28
40,6
9
25,7
40
6
100
69
100
35
100
110
Total
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
pengetahuannya baik mengenai pemeriksaan Pap smear memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi, yaitu sebanyak sebesar 50%. Sementara proporsi terbesar
responden yang berpengetahuan sedang juga berasal dari tingkat pendidikan yang
tinggi, yakni sebesar 40,6%. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang paling banyak berpendidikan yang rendah, yakni sebesar 42,0%.
5.3.2. Pembahasan
Menurut Roger dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Apabila dilihat dari hasil penelitian, ternyata 5,5 % ibu di Kelurahan Petisah
Tengah memiliki pengetahuan yang baik mengenai Pap smear, sedangkan ibu yang
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
berpengetahuan sedang mengenai Pap smear terdapat sebesar 62,7% dan
selebihnya berpengetahuan kurang, yaitu sebesar 31,8%.
Sementara dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Moegni (2005) di
poliklinik RSUP-CM Jakarta, didapatkan hanya 2,9% responden yang memiliki
pengetahuan baik mengenai pemeriksan Pap smear, sedangkan responden yang
memiliki pengetahuan cukup sebesar 21,6% dan yang berpengetahuan kurang
sebesar
75,5%. Akan tetapi, dari hasil penelitian Wismer, et.al (1988) yang
dilakukan di Amerika Serikat pada warga negara Amerika keturunan Korea pada
bulan April 1998, diperoleh hasil yang sangat berbeda, yaitu sebesar 81,1%
responden memiliki pengetahuan baik mengenai Pap smear.
Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh
perbedaan kondisi masyarakat, seperti tingginya arus informasi yang diterima
masyarakat setempat. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan Pap smear di Indonesia
banyak disebabkan oleh
kurangnya tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks serta
informasi mengenai cara pencegahan dan deteksi dininya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan
bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai
sumber informasi sehingga dapat membentuk suatu keyakinan bagi seseorang.
Sehingga dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai Pap smear
perlu dilakukan sosialisasi mengenai Pap smear yang dapat diterima melalui
televisi, radio, majalah, serta kader ataupun petugas kesehatan dalam masyarakat.
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik usia dari
hasil penelitian ini diperoleh bahwa proporsi terbesar ibu yang memiliki
pengetahuan baik, yaitu 50% berusia 46-50 tahun. Sementara hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kayika, Wawalumaya, Darnindo, dkk (2006) di rumah susun
Klender Jakarta juga memperlihatkan hasil yang hampir sama, dimana 42,9% ibu
yang memiliki pengetahuan baik memiliki rentang usia 45-54.
Hal ini mungkin disebabkan karena risiko tertinggi bagi seorang wanita
untuk terkena kanker serviks adalah pada usia dekade 40-an (Husain dan Hoskins,
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
2002). Jadi, ibu yang berusia sekitar 40-50 tahun memiliki tingkat kewaspadaan
yang lebih tinggi untuk mencegah terjadinya kanker serviks, sehingga informasi
yang mereka cari dan peroleh mengenai pencegahan kanker serviks, termasuk
pemeriksaan Pap smear menjadi lebih baik.
Akan tetapi, berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Klug, Hetzer, Blettner, et al. (2005) di Jerman yang memperlihatkan bahwa 42,7%
wanita yang berusia 20-29 tahun memilki pengetahuan yang baik mengenai Pap
smear. Perbedaan ini jelas memperlihatkan bahwa masih kurangnya kesadaran
wanita Indonesia dalam mencegah terjadinya kanker serviks sedini mungkin
dibandingkan dengan wanita di negara Jerman.
Berdasarkan distribusi tingkat pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah
Tengah mengenai Pap smear berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan,
diperoleh bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai
pemeriksaan Pap smear sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi,
yakni sebesar 50%. Responden yang berpengetahuan sedang mayoritas juga
berasal dari kelompok dengan tingkat pendidikan yang tinggi, yakni sebesar
40,6%. Sedangkan, responden yang memilki pengetahuan yang kurang paling
banyak berpendidikan rendah, yakni sebesar 42,0%.
Penelitian yang dilakukan oleh Kayika, Wawalumaya, Darnindo, dkk
(2006) memperlihatkan hasil yang berbeda, dimana mayoritas responden yang
berpengetahuan baik, cukup, maupun kurang keseluruhannya berasal dari
kelompok responden yang memiliki tingkat pendidikan yang sedang. Hal ini
memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang mengenai Pap smear tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, namun lebih dipengaruhi oleh
paparan informasi yang diperolehnya.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Tingkat Pengetahuan ibu mengenai pemeriksaan Pap smear di Kelurahan
Petisah Tengah sebanyak 6 orang (5,5%) dikategorikan baik, 69 orang
(62,7%) dikategorikan cukup dan 35 orang (31,8%) dikategorikan kurang.
2. Berdasarkan karakteristik usia, 3 orang (50%) ibu di Kelurahan Petisah
Tengah yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai Pap smear secara
umum berusia 46-50 tahun. Sementara 13 orang (18,8%) ibu yang
berpengetahuan sedang berusia 41-50 tahun dan 8 orang (22,9%) ibu yang
memiliki pengetahuan yang kurang berasal dari kelompok usia 26-30
tahun.
3. Tingkat pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah mengenai Pap smear
berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
yang memiliki pengetahuan yang baik
berpendidikan tinggi, yaitu
sebanyak 3 orang (50%). Sementara proporsi terbesar ibu yang
berpengetahuan sedang juga berasal dari kelompok tingkat pendidikan yang
tinggi, yaitu sebanyak 28 orang (40,6%). Sedangkan ibu yang memilki
pengetahuan yang kurang paling banyak berpendidikan rendah, yaitu
sebanyak 14 orang (40%).
6.2. Saran
1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan ibu di Kelurahan Petisah Tengah
mengenai pemeriksaan Pap smear. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan
arus informasi baik melalui Puskesmas, dokter praktik
pribadi, media elektronik, maupun penyuluhan-penyuluhan.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
2. Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M.F., 2002. Skrining dan Deteksi Dini Kanker Serviks. In: Ramli, H.M., et
al, eds. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 97-110.
Cherath,
L.
&
Alic,
M.,
2006.
Cervical
Cancer.
Available
from:
http://www.medical-encyclopedia-cid-2901203.html [Accessed 28 February
2009]
Crowder, S., Lee, C. and Santoso, J.P., 2001. Cervical cancer. In: Santoso, J.P. &
Coleman, R.L., eds. Gyn Oncology Handbook. New York: McGraw-Hill, 2531.
Dalimartha, S., 2004. Kanker Serviks. In: Deteksi Dini Kanker & Simplisia
Antikanker. Jakarta: Penebar Swadaya, 14-18.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Deteksi Kanker Leher Rahim.
Available
from:
http://www.depkes.go.id/en/2104ea.htm
[Accessed
3
February 2009]
Doeberitz, M., et al., 1991. Papilomaviruses and Human Cancer. In: Maza, L.M. &
Peterson,E.M., eds. Medical Virology. 10th ed New York: Plenum Press, 165179.
Garcia, A.A., 2007. Cervical Cancer, University of Southern California. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/253513-overview [Accessed 28
February 2009]
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Hacker, N.F., 2005. Cervical Cancer. In: Weinberg, R., ed. Practical Gynecologist
Oncology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins, 337-342.
Hillegas, K.B., 2005. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan. In: Hartanto, H.,
et al, eds. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses penyakit. Edisi 6.
Jakarta: EGC, 1295-1297.
Husain, A. & Hoskins, W.J., 2002. Screening for Cervical Cancer. In: Aziz, K. &
Wu, G.Y., eds. Cancer Screening: A Practical Guide for Physicians. Totowa:
Humana Press Inc., 27-41.
Kayika, I.P.G., et al. 2007. Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Perempuan yang Sudah
Menikah mengenai Pap smear dan faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah
Susun Klender Jakarta 2006. Majalah Kedokteran Indonesia, 57 (7): 57-64.
Klug J.S., et al. 2005. Screening for Breast and Cervical Cancer in Large German
City: Knowledge, Participation, and Motivation. Europe Public Health, 15 (I):
70-79.
Manuaba, I.B.G., 2005. Pemeriksaan Pap Smear. In: Rusmi & Sari, L., eds. DasarDasar Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta: EGC, 100-104.
Meliono, I., 2007. Pengetahuan. In: MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan
FEUI, 33-35.
Mills, K,, 2002. Molecular Analysis of cancer. In: Boultwood, J. & Fidler, C., eds.
Methods in Molecular Medicine, vol 68. Totowa: Humana Press, 1-4.
Moegni E.M. 2006. Penilaian Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Pasien Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tentang Pap
smear. Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia, 213 (8).
Notoatmodjo, S., 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. In: Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 121-122.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Notoatmodjo, S., 2005. Teknik Pengambilan Sampel. In: Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 79-92.
Nuryastuti, Titik, 2007. Deteksi Infeksi Human Papilomavirus (HPV) tipe 16 dan
18 pada Penderita kanker Leher Rahim (KLR) dari beberapa Rumah Sakit di
Yogyakarta. Jurnal kedokteran YARSI, 15 (2): 102-110.
Odle, T.G., Cherath, L., and Alic, M., 2006. Cervical Cancer. Available from:
http://www.oncology-encyclopedia-cid-2901203.html [Accessed 16 February
2009]
Purwoto, G. & Nuranna, L., 2002. Metode Skrining Alternatif Pada Kanker
Serviks . In: Ramli, H.M., et al, eds. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 142-143.
Robbins, S.L. & Kumar, V., 1995. Sistem Genitalia Wanita dan Payudara. In:
Oswari, J. et al, eds. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: EGC, 377-382.
Rosevear, S.K., 2002. Cervical Screening and Premalignant Disease of the Cervix.
In: Hand Book of Gynaecology Management. Osney Mead: Black Wall
Science Ltd, 80-83.
Schoenstadt,
A.,
2006.
Cervical
Cancer
Screening.
Available
from:
http://cervical-cancer.emedtv.com/cervical-cancer/cervical-cancerscreening.html [Accessed 18 March 2009]
Soepardiman, H.M., 2002. Tes Pap dan Interpretasi. In: Ramli, H.M., et al, eds.
Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 123-129.
Suhartono, S., 2005. Masalah Pengetahuan. In: Shaleh, A.Q., ed. Filsafat Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 65-72.
Sukardja, I.D.G., 2000. Prevensi Kanker. In: Tutiek, K., ed. Onkologi Klinik.
Surabaya: Airlangga University Press, 171-174.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Suwiyoga, I.K., 2007. Beberapa Masalah Pap Smear sebagai Alat Diagnosa
Kanker Serviks di Indonesia. Denpasar : Labaratorium Obstetri dan
Ginekologi
Fakultas
Kedokteran
Udayana.
Available
from:
http://ejournal.unud.ac.id/pap/pdf. [Accessed 8 April 2009]
Tierner, L.W., Saint,S., & Whooley, M.A., 2002. Cervical Dysplasia. In: Essentials
of Diagnosis & Treatment. 2nd ed. New York: McGraw-Hill, 415.
Tiro, J.A. et al., 2007. What do Women in the US Know about Human
papilomavirus (HPV)
and Cervical Cancer. Bethesda : National Cancer
Institute. Available from:
http://cebp.aacjournals.org/cgi/reprint/16/2/288
[Accessed 16 February 2009]
WHO, 2005. Cervical Cancer, Human Papilomavirus (HPV), and HPV Vaccines.
Available from:
http://www.who.int/healthinfo/statistics/bodprojections2030/en/index.html.
[Accessed 3 February 2009]
WHO,
2008.
Global
Health
Indicators.
Available
from:
http://www.who.int/whosis/2008/en/index.html. [Accessed 8 April 2009]
Wismer, B., et al. 1998. Rates and Independent Correlates of Pap smear Testing
among Korean-American Women. American Public Health, 88.(4): 656.
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pasfoto
Nama
:
Chintami Octavia
Tempat / Tanggal Lahir
:
Aek-kanopan/ 24 Oktober 1988
Agama
:
Buddha
Alamat
:
Jl. Dagan no.2L Medan
Riwayat Pendidikan
:
1.
TK Sultan Hasanuddin
Aek-kanopan
2.
SD Sultan Hasanuddin Aekkanopan
SMP Sultan Hasanuddin
Riwayat Organisasi
:
3.
Aek-kanopan
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
4.
SMA Sutomo 1 Medan
1.
Sekretaris OSIS SMP Sultan
Hasanuddin periode 20022003.
2.
Anggota
Keluarga
Besar
Mahasiswa Buddhis USU.
Lampiran 2
No. Subjek
:
Lokasi penelitian
:
Tanggal
:
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Kuesioner
Identitas Subjek (wajib diisi)
Usia
: ____________ tahun
Pendidikan terakhir (tamat)
Perguruan
:
Tidak sekolah / SD / SMP / SMA /
Tinggi *
(*) coret yang tidak perlu
II. Berilah tanda (√) pada SATU jawaban yang PALING BENAR menurut
Anda.
No Pertanyaan
Benar
Salah
Tidak
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Tahu
1.
Pap smear (tes pap) adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara membuat sediaan
apusan sel-sel leher rahim, kemudian dilakukan
pengamatan terhadap sel-sel tersebut.
2.
Tujuan dilakukan Pap smear ialah untuk
mendeteksi kanker leher rahim secara dini,
sehingga pengobatan dapat diberikan sesegera
dan seoptimal mungkin.
3.
Pemeriksaan Pap smear hanya tersedia di
Rumah Sakit besar dengan fasilitas yang
lengkap.
4.
Pap smear hanya dapat dilaksanakan dengan
bantuan dokter spesialis kandungan dan
kebidanan.
5.
Pemeriksaan Pap smear dapat dilakukan pada
wanita di segala usia.
6.
Pemeriksaan Pap smear sebaiknya diulang
setiap 1 tahun sekali secara teratur.
7.
Wanita yang sudah pernah melahirkan perlu
melakukan Pap smear lebih sering.
8.
Pada saat melakukan Pap smear, sebaiknya
wanita tidak sedang mengalami menstruasi
(haid).
9.
Sebelum dilakukan Pap’smear, pasien
diwajibkan untuk mencuci bagian
kewanitaannya terlebih dahulu.
10. Minimal 1 hari sebelum pemeriksaan Pap
smear, pasien dilarang untuk melakukan
hubungan seksual.
11. Setelah melakukan pemeriksaan Pap smear,
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
pasien diwajibkan untuk beristirahat total,
minimal 2 hari.
Lampiran 3
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya yang bernama Chintami Octavia / NIM 060100022 adalah mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang
mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu mengenai
Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009”. Penelitian ini
dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar
mengajar pada Block Community Research Programme.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
di Kelurahan Petisah Tengah mengenai pemeriksaan Pap smear. Untuk keperluan
tersebut saya memohon kesediaan Ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian
ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur
dan apa adanya. Jika Ibu bersedia silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai
bukti kesukarelaan Ibu.
Identitas pribadi Ibu sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua
informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Saya
berharap Ibu bersedia mengikuti penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang
dipahami, Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan
kesediaan Ibu menjadi pertisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima
kasih.
Medan, - - 2009
Partisipan,
( responden)
Peneliti,
( Chintami Octavia)
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah
Tengah Tahun 2009, 2009.
Lampiran 5
Master Data Uji Validitas dan Reabilitas
nama
usia
pddkn
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x9
x10
x11
x12
x13
x14
x15
x16
x17
x18
total
a
27
4
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
14
b
48
2
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
c
22
4
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
14
d
27
5
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
14
e
51
2
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
9
f
50
4
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
9
g
29
5
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
14
h
23
5
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
14
i
54
2
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
6
j
44
4
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
16
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
Master Data Hasil Penelitian
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
tanggal
22-Jun-09
22-Jun-00
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
22-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
usia
47
28
38
32
52
45
27
38
23
41
34
24
21
43
30
25
27
32
30
kel.usia
6
2
4
3
7
5
2
4
1
5
3
1
1
5
2
1
2
3
2
pendidikan
4
2
3
4
3
2
3
4
3
4
3
3
3
2
3
3
4
2
4
tngkt pddkn
tinggi
rendah
sedang
tinggi
sedang
rendah
sedang
tinggi
sedang
tinggi
sedang
sedang
sedang
rendah
sedang
sedang
tinggi
rendah
tinggi
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
p1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
p2
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
p3
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
p4
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
p5
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
p6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
p
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
23-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
24-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
55
34
27
42
38
52
28
54
34
37
29
49
31
29
42
25
22
33
23
22
34
36
31
29
7
3
2
5
4
7
2
7
3
4
2
6
3
2
5
1
1
3
1
1
3
4
3
2
2
3
3
2
4
2
4
2
3
4
3
1
4
3
1
4
3
3
4
5
4
2
3
3
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
rendah
sedang
sedang
rendah
tinggi
rendah
tinggi
rendah
sedang
tinggi
sedang
rendah
tinggi
sedang
rendah
tinggi
sedang
sedang
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
sedang
sedang
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
25-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
45
24
43
49
38
31
29
35
45
25
46
55
41
50
37
25
33
45
41
30
29
42
55
42
5
1
5
6
4
3
2
3
5
1
6
7
5
6
4
1
3
5
5
2
2
5
7
5
2
3
2
2
3
2
4
4
2
4
3
2
1
3
5
5
5
3
2
5
5
3
2
4
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
rendah
sedang
rendah
rendah
sedang
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
sedang
rendah
rendah
sedang
tinggi
tinggi
tinggi
sedang
rendah
tinggi
tinggi
sedang
rendah
tinggi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
68
69
70
72
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
26-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
27-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
45
24
39
50
30
34
23
51
36
40
21
26
44
43
35
30
49
32
43
54
36
30
52
53
5
1
4
6
2
3
1
7
4
4
1
2
5
5
3
2
6
3
5
7
4
2
7
7
2
3
2
3
3
5
4
2
4
3
4
3
2
2
4
4
2
4
3
2
5
2
3
2
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
rendah
sedang
rendah
sedang
sedang
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
sedang
tinggi
sedang
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
sedang
rendah
tinggi
rendah
sedang
rendah
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
29-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
29-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
30-Jun-09
40
22
39
45
41
46
46
47
55
43
52
54
47
35
50
49
39
48
23
4
1
4
5
5
6
6
6
7
5
7
7
6
3
6
6
4
6
1
4
4
4
1
3
2
4
4
1
4
3
3
3
4
4
4
3
2
3
Chintami Octavia : Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009, 2009.
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
sedang
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
sedang
sedang
sedang
tinggi
tinggi
tinggi
sedang
rendah
sedang
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
Download