ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN DI BAGIAN REKAM MEDIS RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO Timotius J. Sumampouw*, John Wantania**, John Porotuo** *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Salah satu jenis pelayanan yang diatur adalah pelayanan di bagian rekam medis. Terdapat 4 elemen penilaian yang dinilai dalam pelayanan di bagian rekam medis yaitu kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan, kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi yang jelas, waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan dan Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap. Observasi awal yang dilakukan di bagian rekam medis RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano mendapatkan bahwa pelayanan yang ada belum memenuhi standar pelayanan minimal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pelaksanaan standar pelayanan minimal di bagian rekam medis RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh gambaran pelayanan di bagian rekam medis RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano sesuai dengan 4 elemen penilaian standar pelayanan minimal. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang, yaitu Direktur Rumah Sakit 1 orang, Kasubag Program, Keuangan dan pelaporan 1 orang, Penanggung jawab Instalasi Rekam Medis 1 orang, Kepala Ruangan 1 orang, Petugas karcis 1 orang, Petugas Admisi 1 orang, Dokter Umum 1 orang, Perawat UGD 1 orang, Perawat Poliklinik 1 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan di bagian rekam medis RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano belum sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada. Kegiatan Wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan menunjukkan berkas rekam medis tidak selalu diisi dengan lengkap dan waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap masih terlalu lama. Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi yang jelas dan waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan sudah sesuai dengan standa pelayanan minimal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan di bagian rekam medis RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano tidak mencapai standar pelayanan minimal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dimana 2 dari 4 elemen penilaian belum terpenuhi. Rumah Sakit kiranya dapat meningkatkan pelayanan di bagian rekam medis dengan cara meningkatkan SDM dan sarana prasarana yang ada. Kata Kunci: Standar pelayanan Minimal, Rekam Medik ABSTRACT Minimum Service Standards are the provisions regarding the type and quality of basic services that are obligatory to a state to give to every citizen at a minimum standart. One type of service that is set is the service at the medical record department. There are four elements that are considered in service at the medical record department that is completeness of medical records within 24 hours after completion of health service, the completeness of informed consent after receiving clear explanation, time for provision of medical records of outpatient care and time for provision of medical records inpatient services. Preliminary observations made at the medical records of Dr. Sam Ratulangi Tondano Hospita show that existing services do not meet minimum service standards. This study was conducted to analyze the implementation of the minimum service at the medical records of Dr. Sam Ratulangi Tondano Hospital. This study used a qualitative approach to obtain the quality of medical record services at the Dr. Sam Ratulangi Tondano Hospital according to the 4 elements valuation in minimum service standards. Informants in this study amounted to 9, the Director of the Hospital 1, Head of Programme, Finance and reporting 1 person, the head of Medical Record department 1 person, the head of inpatient ward 1 person, ticket officer 1 person, Admission officer 1 person, General Practitioner 1 person, 1 ER nurse, clinic nurse 1 person. 33 The results of this study indicate that medical record services at the Dr. Sam Ratulangi Tondano Hospital is not in accordance with the minimum service standards that exist. Interviews, observation and documentation carried out showed medical record file is not always complete and the time of provision of the medical record documents for inpatient are still too long. The ompleteness of informed consent after receiving information that is clear and the time of provision of the medical record documents for outpatient services are in accordance with the minimum service standart. The conclusion of this study is the medical record services at the Dr. Sam Ratulangi Tondano Hospital do not achieve the minimum service standards that have been set by the government for which two of the four elements of assessment has not been fulfilled. The hospitals shoulf improve services at the medical record by increasing human resources and escalate existing infrastructure. Keywords: Minimum standar of Service, Medical Record PENDAHULUAN Sakit Rumah sakit memiliki peranan penting perguruan dalam pelayanan kesehatan di sebuah Kesehatan (ADINKES), lintas sektor negara. Dalam praktek sehari – hari, dan lintas program terkait dalam Rumah Sakit melakukan beberapa menyusun jenis pelayanan diantaranya pelayanan menjadi tolak ukur layanan minimum medik, pelayanan penunjang medik, yang diberikan oleh rumah sakit pelayanan kepada perawatan, rehabilitasi, pelayanan pencegahan dan Daerah (ARSADA), tinggi, unsur Asosiasi suatu Dinas pedoman masyarakat yaitu Pelayanan Minimal untuk Standar Rumah peningkatan kesehatan, sebagai tempat Peraturan pendidikan dan atau pelatihan medik Indonesia dan tempat tentang pedoman penyusunan dan penelitian dan pengembangan ilmu dan penerapan standar pelayanan minimal teknologi di bidang kesehatan. Undang BAB I ayat 6 menyatakan bahwa – Undang Republik Indonesia Nomor Standar Pelayanan Minimal Rumah 44 Tahun 2009 menyatakan bahwa Sakit Rumah ketentuan tentang jenis dan mutu para medik, Sakit pelayanan sebagai adalah institusi kesehatan yang menyelenggarakan Pemerintah Sakit. nomor (SPM-RS) pelayanan dasar 65 Republik tahun adalah yang 2005 suatu merupakan pelayanan urusan wajib daerah yang berhak kesehatan perorangan secara paripurna diperoleh setiap warga secara minimal. yang menyediakan pelayanan rawat Standar ini berfungsi sebagai alat ukur inap, rawat jalan, dan gawat darurat mutu layanan rumah sakit yang dapat (Anonim, 2009). mendukung Departemen Kesehatan pencapaian indikator RI kinerja rumah sakit. SPM-RS bersifat berkerja sama dengan Asosiasi Rumah sederhana, konkrit, mudah diukur, 34 terbuka, terjangkau, dapat Dr. Sam Ratulangi Tondano sesuai dipertanggung jawabkan dan memiliki dengan 4 elemen penilaian standar batas waktu pencapaian. pelayanan RSUD Dr. Penelitian ini Ratulangi dilakukan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano merupakan Rumah Sakit Tondano. Waktu pelaksanaan Agusts – Tipe – C yang memiliki pelayanan November rekam tentang penelitian ini berjumlah 9 orang, yaitu standar pelayanan minimal di bagian Direktur Rumah Sakit 1 orang, Kasubag rekam medik belum pernah dilakukan Program, Keuangan dan pelaporan 1 sebelumnya di rumah sakit ini tetapi orang, observasi awal yang dilakukan oleh Rekam Medis 1 orang, Kepala Ruangan peneliti mendapatkan bahwa masih 1 orang, Petugas karcis 1 orang, Petugas terdapat beberapa kekurangan dalam Admisi 1 orang, Dokter Umum 1 orang, pelaksanaan Perawat medik. Sam minimal. Penelitian standar pelayanan 2016. Informan Penanggung UGD 1 dalam jawab Instalasi orang, Perawat minimal di bagian rekam medik RSUD Poliklinik 1 orang. Pemilihan sampel Dr. Sam Ratulangi. Waktu penyediaan pada penelitian ini berdasarkan prinsip dokumen kesesuaian rekam medik untuk pelayanan rawat inap dan rawat jalan (appropriatness) dan kecukupan (adequency). yang dirasakan terlalu lama oleh pasien menyebabkan pelayanan HASIL DAN PEMBAHASAN kesehatan dari dokter dan perawat Kelengkapan menjadi terhambat dan menimbulkan Medik perasaan Pelayanan. tidak puas dari pasien 24 Pengisian Jam Setelah Rekam Selesai terhadap pelayanan yang diberikan Dokter dan Perawat di RSUD Dr. Sam pihak rumah sakit, oleh sebab itu Ratulangi telah melakukan pengisian peneliti untuk dokumen rekam medis namun masih tentang terdapat banyak kendala yang membuat pelayanan pengisian tersebut belum memenuhi minimal di bagian rekam medis RSUD standar pelayanan minimal yang ada. Dr. sam Ratulangi Tondano. Rekam medis disebut lengkap apabila merasa tertarik melakukan penelitian pelaksanaan standar setiap tindakan konsultasi yang METODE PENELITIAN dilakukan terhadap pasien, selambat- Penelitian ini menggunakan metode lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam kualitatif untuk memperoleh gambaran harus ditulis dalam lembaran rekam pelayanan di bagian rekam medis RSUD medis, semua pencatatan harus ditanda 35 tangani oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan Petugas rekam medis membantu kewenangan dokter yang merawat dalam mempelajari klinis dan ditulis nama terangnya serta isi diberi tanggal, pencatatan yang dibuat kelengkapan isi dimaksudkan untuk oleh kedokteran/dan mencari hal-hal yang kurang dan masih mahasiswa lainnya ditandatangani dan diragukan, dan menjamin rekam medis menjadi tanggung jawab dokter yang yang lengkap dan akurat serta sesuai merawat dengan mahasiswa atau oleh dokter rekam medis. kebijakan Analisis dan peraturan. pembimbingnya, dokter yang merawat Menurut dapat memperbaiki kesalahan penulisan rendahnya mutu rekam medis dan yang seperti resume medis sangat dipengaruhi faktor- salah faktor sumber daya dalam rumah sakit, dengan jalan memberikan satu garis termasuk antara lain tenaga, sarana, lurus pada tulisan tersebut. Diberi inisial metode, tehnologi yang digunakan, dan (singkatan pembiayaan. terjadi mencoret dengan kata/kalimat nama) wajar yang orang yang menkoreksi tadi dan mencantumkan Huffman dari (1994), tinggi Kinerja seseorang salah satunya tanggal perbaikan dan melakukannya tergantung pada pengalaman (masa pada saat itu juga serta dibubuhi paraf. kerja) yang biasanya dikaitkan dengan Sesuai dengan Peraturan Menteri waktu mulai bekerja dimana semakin Kesehatan nomor 269 tahun 2008 lama masa kerja maka kecakapan akan tentang rekam medis dalam pasal 3 lebih baik karena sudah menyesuaikan menyebutkan butir-butir minimal yang diri dengan pekerjaannya. Seseorang harus dimuat untuk pasien rawat inap akan mencapai kepuasaan tertentu bila dan perawatan satu hari sekurang- sudah mampu menyesuaikan diri dengan kurangnya lingkungan. memuat catatan dan dokumen antara lain indentitas pasien, Indar dan Naiem (2013) meneliti hasil pemeriksaan, pengobatan yang faktor yang berhubungan dengan telah diberikan, serta tindakan dan kelengkapan Rekam Medis Di RSUD H. pelayanan lain yang telah diberikan Padjonga Ngalle kepada pasien. Rekam medis harus Penelitian ini dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas responden dan dalam bentuk teknologi informasi pengetahuan elektronik yang diatur lebih lanjut mengisi rekam medis tidak lengkap dengan peraturan tersendiri. yaitu 51,3% dibandingkan yang mengisi Takalar 2013. menunjukkan bahwa umumnya cukup mempunyai lebih banyak berkas rekam medis dengan lengkap 36 yaitu 48,7%. Responden yang menyimpulkan bahwa dengan mempunyai pengetahuan kurang, lebih bergesernya paradigma baru pengelolaan banyak mengisiberkas rekam medis rekam medik, sudah dituntut agar rekam dengan tidak lengkap yaitu 93,8% medik harus diolah secara profesional dibandingkan mengisi lengkap yaitu untuk 6,2%. Berdasarkan data ini dapat dilihat manajemen perbandingan mengisi perencanaan dan pengembangan rumah rekam medis dengan lengkap dari yang sakit, dan infornasi untuk pemberian berpengetahuan pelayanan asuhan keperawatan yang antara yang cukup dan yang berpengetahuan kurang sangat signifikan (dari total yang mengisi memperoleh yang baik informasi berguna untuk bermutu. rekam Penelitian Novayanti (2000) tentang medislengkap 63.6 %). analisis sistem informasi rekam medik Penelitian Setyawan (2005) tentang rawat inap studi kasus RS. Atang pengelolaan rekam medis rawat inap di Sanjaya, menyimpulkan bahwa sistem Rumah informasi rekam medik rawat inap yang Sakit Haji Jakarta menyimpulkan pengisian berkas rekam akan medis rawat inap di Rumah Sakit Haji prosedur Jakarta yang dilakukan oleh tenaga digunakan pelaksana belum dilaksanakan dengan penggunaan komputer dalam prosesnya. baik, karena masih ada beberapa tenaga Setelah ditemukan usulan sistem yang medik, maupun tenaga paramedik yang cocok, maka untuk diimplementasikan belum dan dioperasikan secara keseluruhan sempurna dalam melakukan dibangun dasar agar yang mengubah selama sejalan dengan harus ada. Untuk mengatasi hat tersebut, pembangunan fisik komputer dibeberapa prosedur pengelolaan rekam medis yang bagian dalam sistem rawat inap RS sudah bagus terutama untuk rawat inap Atang memang kali pengembangan yang akan dilakukan kepada terintegrasi dengan sistem-sistem yang tenaga pelaksana rekam medis di Rumah lain dalam rumah sakit agar penggunaan Sakit Haji Jakarta. teknologi komputer dapat dimanfaatkan disosialisasikan setiap khususnya Kodyat (2005) yang meneliti tentang pemanfaatan agar dengan baik dan memuaskan, serta dapat membantu rumah sakit untuk menjaga sumber informasi untuk pengambilan kualitas pelayanan dan memperoleh keputusan manajemen rawat inap di loyalitas pasien untuk berobat serta Sakit medik Disarankan tahap sebagai Rumah rekam Senjaya. dengan ini pengisian karena kendala-kendala yang perlu disertai harus Puri Cinere, 37 memperoleh potensial pasien yang meningkatkan banyak. pengisian Formulir rekam medis kualitas dan kelengkapan ketepatan waktu yang pengembalian maka disarankan untuk digunakan dan harus diisi oleh berbagai meningkatkan disiplin dari para petugas Rumah Sakit, semua formulir harus pengisi rekam medis dan dalam jangka memenuhi rekam panjang perlu kiranya dipikirkan untuk medis sendiri tidak memberikan jaminan memberikan penghargaan dan sanksi pencatatan data medis yang tepat dan kepada para petugas pengisi yang tidak baik, apabila para dokter dan staf melaksanakan pengisian sesuai dengan medisnya standar operasional prosedur yang telah standar. Formulir tidak secara seksama melengkapi informasi yang diperlukan ditetapkan. pada setiap lembaran rekam medis dengan baik dan benar. Purwaningtias Kelengkapan (2002) meneliti Setelah Informed Mendapatkan Consent Informasi Faktor-faktor yang berhubungan dengan Yang Jelas kelengkapan Setiap pasien yang ada di RSUD Dr. pengisian keterlambatan dan pengembalian berkas Sam Ratulangi Tondano harus rekam medis rawat map di RSUD Budhi menandatangani persetujuan informed Asih. Tujuan untuk mendapatkan consent sebelum mendapatkan suatu gambaran mengenai kelengkapan tindakan pengisian dan ketepatan waktu medis medis tersebut. inap di RSUD Budhi Asih tahun 2002 Suatu faktor-faktor dokter wajib memberikan penjelasan tentang tindakan pengembalian berkas rekam medis rawat serta dan berkas rekam medis yang mempunyai nilai administrasi, karena penelitian isinya menyangkut tindakan berdasarkan banyak wewenang dan tanggung jawab tenaga berkas rekam medis yang tidak diisi medis dan paramedis dalam mencapai dengan lengkap dibandingkan yang diisi tujuan pelayanan kesehatan. Menurut lengkap serta lebih banyak berkas rekam Gemala Hatta (2008), rekam medis medis yang kembali lebih dari 2 x 24 adalah jam. Faktor yang mempengaruhinya kehidupan yaitu formulir rekam medis, kelas penyakitnya, termasuk keadaan sakit, perawatan, perawatan, pengobatan saat ini dan saat lampau kedaruratan kasus dan jenis pembayaran. yang ditulis oleh para praktisi kesehatan Peneliti dalam menyebabkannya. menunjukkan Hasil bahwa ruang menyarankan lebih agar untuk 38 kumpulan fakta tentang dan riwayat seseorang upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. tersebut , alternatif lain yang tersedia, Menurut Sofwan Dahlan (2000), latar besarnya biaya yang akan dikeluarkan, belakang perlunya dibuat rekam medis persentase kegagalan, keadaan setelah adalah pengobatan, dan pengalaman dokter untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan tersebut. kesehatan pasien serta menyediakan Undang-Undang Nomor 29 Tahun media komunikasi di antara tenaga 2004 kesehatan bagi kepentingan perawatan disebutkan bahwa pada prinsipnya yang penyakitnya yang sekarang maupun berhak memberikan persetujuan atau yang akan datang. penolakan tindakan medis adalah pasien Menurut informed Munir consent Fuady (2005) adalah suatu tentang praktik kedokteran yang bersangkutan. Namun, apabila pasien yang bersangkutan berada persetujuan dari pihak pasien (atau dari dibawah pengampuan, persetujuan atau keluarga penolakan pasien mungkin jika pasien memberikan tidak tindakan medis dapat persetujuan) diberikan oleh keluarga terdekat antara secara bebas dan bernalar atas tindakan lain suami/ isteri/ ibu kandung, anak- yang akan dilakukan oleh dokter atas anak kandung atau saudara-saudara tubuhnya atau atas diagnostic terapeutik kandung. dan paliatif (menghilangkan rasa sakit), Konsil kedokteran Indonesia yang dilakukan oleh dokter, persetujuan menerbitkan peraturan tentang disiplin mana diberikan oleh pasien, setelah professional dokter dan dokter gigi yang kepada didalamnya menjelaskan beberapa poin pasien tersebut diberikan informasi yang cukup dengan bahasa penting yang dapat dimengerti oleh pasien Persetujuan (sehingga pasien dapat mengambil l (informed consent) dapat dinyatakan keputusan yang tepat) tentang segala secara tertulis atau lisan, termasuk sesuatu yang berkenaan dengan tindakan dengan menggunakan bahasa tubuh. yang Setiap akan dilakukan oleh dokter tentang informed consent. tindakan/asuhan tindakan/asuhan medis medis yang tersebut, termasuk informasi tentang mempunyai risiko tinggi mensyaratkan maksud dan tujuan diagnostik,pliatif persetujuan tertulis. dan tindakan/asuhan medis pengobatan, semua penting, resiko-resiko, samping, ataupun fakta-fakta Setiap yang akan dan efek dilakukan kepada pasien, mensyaratkan komplikasi yang persetujuan atau otorisasi dari yang mungkin akan terjadi, kerugian dan bersangkutan. Dalam kondisi dimana keuntungan pengobatan dengan cara pasien 39 tidak dapat memberikan persetujuan secara pribadi karena pasien terdapat hubungan yang saling dibawah umur atau keadaan fisik/mental menghargai dan menghormati hak dan tidak memungkinkan, maka persetujuan kewajiban masing- masing, sehingga dapat diberikan oleh keluarga yang kedudukan dokter dengan pasien secara berwenang yaitu suamilistri, bapak/ibu, hukum menjadi setara. anak, saudara kandung, wali, atau Penelitian Yuniarta (2011) tentang pengampunya (proxy). Dalam kondisi hubungan tingkat pendidikan pasien dimana mampu terhadap kepuasan pemberian informed tidak consent di Rumah Sakit Umum Pusat memiliki pendamping, maka dengan Dr. Kariadi Semarang, dapat diketahui tujuan bahwa pasien dengan tingkat pendidikan pasien memberikan tidak persetujuan untuk dan penyelamatan hidup (lifesaving) atau mencegah kecacatan yang pasien yang berada dalam keadaan kepuasannya gawat darurat, tindakan/asuhan medis informed consent juga lebih tinggi dapat dibandingkan pasien dengan tingkat dilakukan tanpa persetujuan pasien. lebih tinggi, maka terhadap tingkat pemberian pendidikan yang lebih rendah. Hal ini Informed consent sudah merupakan dikarenakan semakin hal yang mutlak diperlukan dalam dunia pendidikan kedokteran semakin tinggi pula keinginan, harapan, seiring yang dengan semakin modern, perkembangan ilmu dan seorang tingginya kepercayaan dari pasien atau keluarga besar serta menjunjung tinggi terhadap penanganan medis yang dilakukan oleh harkat dan martabat manusia. Hubungan tim antara dokter dengan pasien terdapat kesembuhan pasien tersebut. Pasien suatu perkembangan yang sangat pesat, dengan pendidikan tinggi pun mampu yakni kalau sebelumnya pasien datang memahami dengan benar informasi- ke dokter dalam keadaan pasrah tanpa informasi yang diberikan dokter dan terlalu banyak tanya jawab, seakan-akan informed consentnya sehingga apabila pasien seorang kebebasan medis demi pasien terhadap maka kedokteran dan pengakuan yang lebih memberikan pasien pasien segala keselamatan kurang dan berkenan melakukan apa saja terhadap tubuh terhadap tindakan medis yang dilakukan pasien dan yang ada pada benak pasien oleh tim medis, maka pasien dapat hanyalah dan menolak tindakan medis tersebut. Pasien bebas dari sakit. Akan tetapi dalam dengan pendidikan rendah cenderung perkembangan sistem kedokteran yang kurang memahami makna dari informed modern, hubungan antara dokter dengan consent serta informasi-informasi yang harapan kesembuhan 40 diberikan terhadap penanganan medis Sedangkan yang pasien merupakan salah satu faktor yang tersebut. Sehingga tingkat kepuasannya menentukan didalam upaya pelayanan terhadap informed consent pun lebih kesehatan rendah dibandingkan dengan pasien Yanmed, 1993). akan dilakukan pada berpendidikan lebih tinggi. tertib di administrasi rumah sakit (Dirjen Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan Waktu Penyediaan yang Dokumen ramah, cepat, serta nyaman. Rekam Medis Pelayanan Rawat Pelayanan rekam medis rawat jalan Jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien Hasil mendalam sampai memperoleh dokumen rekam menyebutkan bahwa waktu penyediaan medis yang akan digunakan untuk dokumen rekam medis pelayanan rawat mendapatkan pelayanan jalan belum sesuai dengan standar Berdasarkan standar pelayanan yang ada tetapi obeservasi dokumen rekam medis pelayanan rawat yang dilakukan mendapatkan bahwa jalan adalah 10 menit. waktu wawancara penyediaan dokumen kesehatan. penyediaan rekam Waktu tunggu pasien merupakan medis pelayanan rawat jalan di RSUD salah satu komponen yang potensial Dr. Sam Ratulangi Tondano telah sesuai menyebabkan dengan standar pelayanan minimal. akan menganggap pelayanan kesehatan ketidakpuasan. Pasien jelek apabila sakitnya tidak sembuh – Rekam medis suatu rumah sakit harus lengkap, akurat, tepat waktu dan sembuh, memenuhi persyaratan hukum, serta kesehatan didukung oleh tenaga pengisi rekam profesional. (Wijono, 1999) medis, karena hal tersebut merupakan antri tidak lama, dan ramah petugas meskipun Penelitian Soebarto (2011) tentang cerminan terhadap mutu pelayanan yang faktor – faktor diselenggarakan. medis waktu tunggu pelayanan rekam medis di bertujuan untuk menunjang tercapainya pendaftaran rawat jalan RSUD. Datu tertib administrasi dalam rangka upaya Sanggul Rantau menunjukkan bahwa peningkatan pelayanan kesehatan di faktor yang sangat mempengaruhi waktu rumah sakit. Tanpa adanya dukungan tunggu pelayanan rekam medis di dari suatu sistem pengelolaan rekam pendaftaran rawat jalan terdapat di medis yang baik dan benar, mustahil bagian tertib administrasi rumah sakit akan sumber daya manusia dan fasilitas yang berhasil sebagaimana yang diharapkan. ada. Penelitian ini mendapatkan rata – Rekam 41 yang mempengaruhi penyimpanan, pendidikan rata waktu tunggu untuk pasien baru Dokter mempunyai peranan besar dalam yaitu 7 menit 27 detik dan rata – rata penanganan waktu tunggu pasien lama yaitu 14 berkas rekam medis tersebut. menit 16 detik. Peneliti menyarankan dan pencatatan Anggraini (2001) meneliti tentang pada RSUD Datu Sanggul Rantau, untuk analisis menggunakan perundang-undangan sistem dalam komputerisasi, pelaksanaan peraturan rekam medis penggunaan kartu indeks utama pasien dalam pengisian rekam medis instalasi (KIUP) dioptimalkan dan penjajaran rawat inap di RSUP Persahabatan rekam medis sebaiknya dilakukan secara sebagai urut menurut ketentuan yang berlaku. hukum, menyimpulkan bahwa sebagian besar alat tenaga bukti dalam kesehatan tuntutan sebenarnya Dokumen mengetahui ada peraturan perundang- Rekam Medik Pelayanan Rawat undangan rekam medis namun isinya Inap belum Waktu penyediaan dokumen rekam penerapan medis pelayanan rawat inap di RSUD pengalaman selama dan masih ada Dr. Sam Ratulangi Tondano belum ketentuan yang belum dapat terlaksana sesuai dengan Waktu minimal Penyediaan dengan yang standar di baik. dipahami lapangan Peraturan sehingga berdasarkan perundang- Sama seperti undangan yang ada sekarang masih rekam medis cukup memadai, namun ke depan dalam pelayanan rawat jalan, faktor – faktor mengantisipasi perkembangan teknologi seperti banyaknya pasien dan kualitas perlu dibuat aturan yang baru baik hasil sumber daya manusia menyebabkan revisi peraturan yang sudah ada maupun proses penyediaan rekam membentuk peraturan yang baru. Salah medis pelayanan rawat tidak satu kegunaan rekam medis adalah penyediaan ada. pelayanan begitu dokumen dokumen inap berjalan dengan baik. aspek legal.Rekam medis dapat menjadi Unit rawat inap rumah sakit adalah alat bukti bagi dokter dan perawat yang salah satu unit pengguna rekam medis , terkena tuntutan kelalaian. Dokter dapat dokumen rekam medis digunakan untuk melindungi diri sendiri dari tuntutan mencatat semua kegiatan pelayanan ataupun gugatan melalui apa yang dia pasien yang dilakukan di unit tersebut. tulis. Rekam medis dapat menjadi alat Proses pengobatan dan terapi lainnya bukti yang kuat bagi dokter dan perawat yang diberikan akan dicatat dalam apabila berkas rekam tersebut, serta pemantauan tengkap, kondisi pasien setiap saat yang terjadi. 42 rekam akurat, medis tepat diisi waktu secara dan memenuhi persyaratan hukum (Budi, 2. Kelengkapan 2011). setelah Menurut mendapatkan consent informasi (2004), yang jelas sudah berjalan sesuai tepat dengan standar pelayanan minimal merupakan keinginan semua konsumen karena pasien telah mendapatkan baik informasi pelayanan Sabarguna informed yang cepat pemberi dan pelayanan maupun yang jelas penerima pelayanan. Penelitian Ulum memberikan (2013) tentang analisis kelengkapan suatu tindakan medis. pengisian dokumen rekam medis rawat 3. Waktu sebelum persetujuan penyediaan untuk dokumen inap di Rumah Sakit Bhayangkara rekam medis pelayanan rawat jalan Semarang sudah mendapatkan dari 239 berjalan sesuai dengan dokumen rekam medis yang diteliti standar pelayanan minimal yang terdapat 45 dokumen yang tidak lengkap berlaku dan194 dokumen yang diisi dengan beberapa kasus tertentu dimana lengkap. waktu Peneliti menyarankan rumah kemudian sakit untuk tetapi masih penyediaan terdapat dokumen menjadi lama. mensosialisasikan kepada dokter dan 4. Waktu penyediaan dokumen tenaga medis lainnya agar melengkapi rekam medik pelayanan rawat inap dokumen rekam medis secara lengkap belum dan benar serta memberikan reward pelayanan kepada karyawan yang sudah melakukan banyaknya pengisisan medis dalam pelaksanaan pengelolaan dengan lengkap dan benar berupa uang rekam medis di RSUD Dr. Sam pembinaan terhadap karyawan tersebut. Ratulangi Tondano antara lain dokumen rekam sumber 1. Kelengkapan 24 pelayanan Ratulangi daya dengan minimal standar karena kenndala-kendala manusia, sarana prasarana. KESIMPULAN medik sesuai pengisian jam di setelah RSUD Tondano Dr. rekam selesai SARAN Sam 1. Prosedur/kelengkapan dokumen sudah pasien rawat inap RSUD Dr. Sam dilaksanakan namun belum sesuai Ratulangi Tondano di tingkatkan dengan standar pelayanan minimal melalui penambahan SDM yang yang ada karena beberapa kendala berkualitas dan sarana prasarana yang dihadapi antara lain sumber yang sesuai. daya manusia yang belum memadai. 43 2. Kegiatan pengelolaan rekam medis /Opac/Ui/Detail.Jsp?Id=90517 pasien rawat inap RSUD Dr. Sam &Lokasi=Loka Ratulangi 3. Tondano ditingkatkan Anonim. Keputusan Menteri melalui pelatihan kepada pengelola Kesehatan rekam medis. 1457/Menkes/SK/X/2003 Pelaksanaan kegiatan pengelolaan Tentang rekam medis pasien rawat inap Minimal Bidang Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten/Kota. dipercepat agar tidak menumpuk Menteri Kesehatan Republik dan membebankan pada petugas Indonesia. berikutnya. 4. 2003. No. Standar Pelayanan Jakarta. Indar, M dan M. N. Naiem. 2013. Kendala-kendala dalam Faktor pelaksanaan rekam Dengan Kelengkapan Rekam medis pasien rawat inap RSUD Dr. Medis Di Rsud H. Padjonga Sam Ratulangi Tondano seperti Dg. Ngalle Takalar. Jurnal SDM dan sarana prasarana diatasi AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, dengan hal pengelolaan perencanaan manajemen Yang 10-18. Berhubungan FKM Unhas. sumberdaya manusia dan material http://download.portalgaruda.o yang matang oleh jajaran manajer rg/article.php?article=94539& rumah sakit. val=2172 Kodyat, A. G. 2005. Pemanfaatan DAFTAR PUSTAKA Rekam Medik Sebagai Sumber Achadiat, C. 2007. Dinamika Etika & Informasi Untuk Pengambilan Hukum Kedokteran Tantangan zaman. Dalam Keputusan Manajemen Rawat Jakarta: Inap Di Rumah Sakit Puri Buku Kedokteran EGC Anggriani, R. 2001. Pelaksanaan Perundang-Undangan Medis Dalam Cinere Universitas Indonesia : Analisis http://lib.ui.ac.id/opac/themes/l Peraturan ibri2/detail.jsp?id=80367&lok Rekam asi=lokal Purwaningtias, E. 2002. Faktor – faktor Pengisian Rekam Medis Instalasi Rawat yang Inap Di RSUP Persahabatan kelengkapan Sebagai Alat Bukti Dalam keterlambatan Tuntutan Hukum. Universitas berkas rekam medis di RSUD Indonesia. Http://Lib.Ui.Ac.Id Budhi 44 berhubungan dengan pengisian dan pengembalian Asih. Jakarta. Universitas Indonesia : Sakit Bhayangkara Semarang. http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/ Universitas Dian Nuswantoro. abstrak-78296.pdf Jawa Tengah. Sabarguna, S dan Farian. 2008. Rekam Medis Wijono, D. 1999. Manajemen Mutu Terkomputerisasi. Jakarta: UI Setyawan, S. 2005. Pengelolaan rekam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Universitas Airlangga. medis rawat inap di rumah Yuniarta, E. 2011. Hubungan Tingkat sakit Haji Jakarta. Universitas Pendidikan Pasien Terhadap Indonesia : Kepuasan Pemberian Informed http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail Consent Di Bagian Bedah .jsp?id=72622&lokasi=lokal RSUP Dr. Kariadi Semarang. Ulum, M. 2013. Analisis Kelengkapan Universitas Diponegoro. Jawa Pengisian Dokumen Rekam Tengah. Medis Rawat Inap Di Rumah 45