ISSN 1693-7945 Vol.VII No. 3A Jan 2016 FUNGSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon) Oleh: Susiyanti Hadibroto Guru SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMAN 1 Jambang Kabupaten Cirebon ternyata hasil belajar aspek kognitif pada pokok bahasan turunan fungsi Kelas XI IPA 2 masih rendah yaitu masih dibawah kriteria ketuntasan minimal 75. Rendahnya hasil belajar tersebut menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep materi fungsi turunan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam pembelajaran materi funggsi turunan sehingga siswa bisa aktif, salah satu pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif yakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu: Bagaimana penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan aspek kognitif belajar siswa?”. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yakni untuk menguji apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan aspek kognitif belajar siswa. Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aspek kognitif pada pokok bahasan turunan fungsi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Semua pihak harus segera menyadari akan perlunya segera mengadakan perubahan dalam pembelajaran khususnya untuk pelajaran matematika, agar kesan sulit dan menakutkan bagi siswa segera berakhir; (2) Beban materi matematika dengan alokasi waktu yang sangat sempit merupakan suatu permasalahan bagi guru untuk bisa menerapkan suatu metode pembelajaran, untuk itu perlu kiranya untuk dikaji kembali alokasi waktu yang disediakan. (3) Untuk meningkatkan aspek kognitif siswa dalam belajar matematika, guru dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. (4) Penelitian ini dapat ditindak lanjuti sampai siklus berikutnya sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih valid. Kata Kunci: Aspek Kognitif, Pembelajaran Kooperatif tipe STAD PENDAHULUAN Berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan pembelajaran tuntas (Mastery learning) dengan penilaian berkelanjutan yang mencakup 3 aspek penilaian yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Hasil pendidikan dianggap tinggi mutunya apabila pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh para lulusannya berguna bagi perkembangan selanjutnya, baik di lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun di masyarakat. Mutu yang tinggi itu baru mungkin dicapai apabila proses belajar mengajar diselenggarakan benar-benar efektif bagi pencapaian pemahaman pengetahuan, membentuk sikap dan menciptakan suatu keterampilan. Perjalanan KTSP menuntut guru untuk menerapkan system penilaian berbasis kompetensi yang berkesinambungan dan menyeluruh meliputi kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintensis, 20 Vol.VII No. 3A Jan 2016 ISSN 1693-7945 dan kemampuan mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Sedangkan ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, merangkai, menyusun, dan sebagainya. Untuk meningkatkan mutu, proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal ini aspek kognitif siswa perlu diperhatikan dan ditingkatkan sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih baik, tidak membosankan bagi siswa, dan terjadi interaksi yang lebih baik antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah pemahaman tentang bagaimana siswa belajar, serta dapat mengakrabkan matematika dengan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Madeden dan Salvin (dalam Sani 2000: 4) dalam penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa dengan belajar membuat siswa bersemangat untuk belajar. Dalam penulisan ini penulis hanya mengkaji tentang profil hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dapat digunakan oleh guru yang baru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menghendaki bagaimana siswa belajar secara perorangan untuk mempersiapkan diri berpartisipasi dalam belajar bersama di dalam kelompok kecil. Didalam kelompok kecil ini siswa dapat mengembangkan pengetahuannya (tutor sebaya) kepada teman-teman atau memperoleh pengetahuan dari teman-temannya. Sedangkan materi pelajaran yang dipilih adalah menghindari perilaku tercela. Berdasarkan pengalaman penulis selama bertugas, guru selalu mengajar secara klasikal dengan menggunakan metode ceramah, dimana guru berupaya menjelakan materi sejelasjelasnya dengan harapan siswa dapat dengan capat memahami materi yang diajarkan. Sehingga hanya sebagian kecil waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan, siswa cenderung pasif dan takut untuk bertanya walaupun mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep matematika. Dengan demikian hasil belajar siswa pun tidak optimal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul penelitian “Peningkatan Aspek Kognitif Pada Pokok Bahasan Turunan Fungsi Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon)”. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan aspek kognitif belajar siswa?”. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan aspek kognitif belajar siswa?. METODE PENELITIAN Siklus Penelitian Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan terdiri dari perencanaan, pemberian tindakan, observasi, analisis, dan refleksi. Adapun alur tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: Plan Reflection Resived Plan 21 ISSN 1693-7945 Vol.VII No. 3A Jan 2016 Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut ini : 1. Langkah Persiapan a. Membuat instrumen tes sesuai dengan indikator atau rumusan tujuan pembelajaran khusus dan menentukan bobot dan pemarkahannya. b. Membimbing guru mata pelajaran untuk penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Langkah Pelaksanaan a. Memilih kelas yang dilibatkan dalam penelitian. b. Memberikan tes awal. c. Siswa dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang. d. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. e. Setiap sub pokok bahasan selesai diajarkan diberikan tes akhir. Teknik Analisa Data Data dari penelitian ini diolah dengan menggunakan analisa statistik diskritif. Langkah analisanya sebagai berikut: 1. a. Karena adanya perbedaan jumlah skor tes akhir belajar, maka penelitian tidak menggunakan skor, tetapi nilai sebagai acuan. Teknik penilaian yang digunakan adalah: 22 Vol.VII No. 3A Jan 2016 ISSN 1693-7945 Nilai = Jumlah skor siswa yang benar × 10 Jumlah skor total b. Menentukan nilai rata-rata tes hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri Jamblang Kabupaten Cirebon dengan rumus: 𝑥= 𝑥𝑖 𝑛 (Sujana, 1989: 67) Keterangan : 𝑥 = Mean atau rata-rata 𝑥𝑖 = Nilai data 𝑛 = banyaknya data c. Penggunaan statistik deskreptif sekaligus juga untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi Memecahkan Masalah Keuangan Dengan Konsep Matematika. Sebaran nilai taraf penguasaan siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan pedoman penilaian. Pedoman penilaian acuan patokan (PAP) menurut Arikuno (1993 : 294), seperti tabel berikut ini, Tabel 3. Pedoman Penilaian Acuan Patokan Nilai 8,0 – 10,0 6,6 – 7,9 5,6 – 6,5 4,0 – 5,5 0 – 3,9 Kualitas Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal Selanjutnya nilai tes awal dari setiap siswa dimasukan sebagai Nilai Dasar (ND) untuk sub pokok bahasan (SPB) 1, nilai tes hasil belajar di akhir SPB 1 disebut Nilai Akhir (NA) untuk SPB 1 dan sekaligus menjadi nilasi dasar (ND) untuk SPB 2. Nilai tes hasil belajar di akhir SPB 2, disebut nilai akhir untuk SPB 2 yang sekaligus menjadi nilai dasar untuk materi SPB 3, nilai tes hasil belajar diakhir SPB 3 disebut nilai akhir untuk SPB 3 yang sekaligus menjadi nilai dasar untuk materi pada SPB 4. Nilai tes hasil belajar diakhir SPB 4 disebut nilai akhir untuk SPB 4. Selanjutnya nilai dasar dan nilai akhir setiap siswa digunakan untuk menghitung nilai peningkatan individu untuk digunakan dalam pemberian penghargaan kelompok dengan petokan pada kriteria dari tabel 1 dan tabel 2. 2. Menyajikan nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 untuk setiap persamaan (RP) dalam bentuk diagram sehingga dapat dilihat profil belajar individu. 3. Menyajikan nilai rata-rata kelompok untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar untuk setiap pertemuan (RP) dalam bentuk diagram sehingga dapat dilihar profil hasil belajar kelompok. 4. Membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 Vol.VII No. 3A Jan 2016 ISSN 1693-7945 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama Penelitian pada siklus pertama ini dilakukan dengan menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Pelaksanaan pembelajaran materi menghindari perilaku tercela difasilitasi peneliti pada siswa SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon, Kelas XI IPA 2. Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada RPP. Deskripsi Pembelajaran Siklus Pertama Pada pembelajaran guru hanya menerangkan pengertian menghindari perilaku tercela, kemuadian memberikan latihan soal. Hasil dari latihan soal tersebut didiskusikan di kelas untuk menjawab permasalahan yang tertulis dalam indikator sebagai berikut. Siklus I Indikator o Menghitung limit fungsi yang mengarah ke konsep turunan. o Menghitung turunan fungsi yang sederhana dengan menggunakan definisi turunan. Langkah-langkah o Kegiatan Pendahuluan Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi. o Kegiatan Inti Guru menerangkan pelajaran Guru melakukan diskusi kelas Memberikan contoh soal Siswa mengerjakan tes o Kegiatan Penutup Guru memberikan kesimpulan Melakukan refleksi materi Dengan demikian dalam pembelajaran ini siswa melakukan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk menemukan sendiri jawaban terhadap indikator-indikator. Berikut peneliti sajikan hasil tes pembelajaran siklus I. Tabel 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Siklus I Tugas No 1 2 3 4 Hasil Belajar I 20 15 20 15 70 II 15 10 10 20 55 Kelompok III 15 15 10 15 55 Rata-rata IV 20 20 10 15 65 V 15 15 20 15 65 17 15 14 16 62 Komponen yang Perlu Diperbaiki Refleksi dilakukan bersama-sama dengan ketiga observer dengan tujuan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama diperoleh satu indikator yang belum dapat dikuasai oleh siswa. Indikator tersebut adalah menghitung turunan fungsi yang sederhana dengan menggunakan definisi turunan Solusi yang Digunakan 24 ISSN 1693-7945 Vol.VII No. 3A Jan 2016 Solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah sebagai berikut. Siklus I: Indikator o Menghitung limit fungsi yang mengarah ke konsep turunan. o Menghitung turunan fungsi yang sederhana dengan menggunakan definisi turunan. Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan: Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi. Kegiatan Inti: Guru menerangkan pelajaran Guru melakukan diskusi kelas Memberikan contoh soal Siswa mengerjakan tes Kegiatan Penutup: Guru memberikan kesimpulan Melakukan refleksi materi Siklus II: Indikator o Menentukan fungsi monoton naik dan turun dengan menggunakan konsep turunan pertama. o Menggambar sketsa grafik fungsi dengan menggunakan sifat-sifat turunan. Langkah-langkah : Kegiatan Pendahuluan: Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Rencana yang disusun harus sederhana dan fleksibel. Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi Kegiatan Inti: Diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru Mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan selang dimana suatu fungsi naik atau turun Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai cara menentukan selang dimana suatu fungsi naik atau turun Kegiatan Penutup: Guru memberikan kesimpulan Melakukan refleksi materi yang telah dibahas Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan perbaiakan pembelajaran materi menghindari perilaku tercela dilakukan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan pembuatan laporan dan presentasi kelompok pada siswa SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon, Kelas XI IPA 2. Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada RPP. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan: Guru menyusun RPP Memberi salam dan mengabsen. Apersepsi materi, Kegiatan Inti 25 ISSN 1693-7945 Vol.VII No. 3A Jan 2016 Melakukan Pembelajaran Kegiatan Inti: Diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru Mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan selang dimana suatu fungsi naik atau turun Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai cara menentukan selang dimana suatu fungsi naik atau turun Tabel 4.2 Penilaian Hasil Pembelajaran Siklus II Soal KeKel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 I 25 25 25 25 II 25 25 25 25 III 25 25 25 25 IV 25 25 25 25 Persentase 100 100 100 100 Benar Kel 5 20 25 25 25 95 Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup peneliti menjelaskan kesimpulan dari peningkatan hasil belajar konsep Turunan Fungsi, masukan dari setiap siswa tentang manfaat pelajaran setelah menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, proses pembelajaran, dan sistem penilaian yang baru dilakukannya sebagai refleksi terhadap pemberlajaran. Salah seorang murid berkata bahwa ia merasa lebih mengerti dan merasa menyenangkan belajar dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Pembahasan Hasil Penelitian Data hasil diskusi kelompok atau hasil tes setiap kelompok pada siklus pertama dan siklus kedua adalah data yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Karena teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif, data tersebut berupa angka. Sedangkan teknik kuantitatif yang digunakan peneliti dalam pembelajaran sehari-hari adalah mencari selisih hasil belajar atau hasil tes siklus pertama dan siklus kedua. Adapun selisih-selisih yang dicapai adalah: (1) Peneliti mencari selisih ketercapaian setiap tugas siklus kedua dengan siklus pertama, (2) Peneliti mencarai selisih ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok siklus kedua dan siklus pertama, (3) Hasil pengolahan data tersebut dibuat diagram batang dan diagram lingkaran. Ketercapaian Setiap Tugas Berdasarkan penjelasan diatas, berikut ini meneliti mencantumkan ketercapaian setiap tugas dari setiap kelompok pada siklus pertama dengan kedua. Pada tabel di bawah ini. 26 Vol.VII No. 3A Jan 2016 ISSN 1693-7945 Tabel 4.3 Skor KetercapaianTugas Tugas Ke1 2 3 4 Rata2 Hasil Belajar I II Siklus Pertama III IV 20 15 20 15 15 10 10 20 15 15 10 15 20 20 10 15 15 15 20 15 17.5 70 13.75 55 13.75 55 16.25 65 16.25 65 V Rata2 17 15 14 16 15.5 62 I II Siklus Kedua III IV 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 20 25 25 25 25 100 25 100 25 100 25 100 23.75 95 V Rata2 24 25 25 25 24.75 99 Selisih tugas no 1 adalah 24-17=7. Selisih tugas no 2 adalah 25-15=10. Selisih tugas no 3 adalah 25-14=11. Selisih tugas no 4 adalah 25 – 16 = 9. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 99 – 62 = 37. Berikut ini peneliti sajikan peningkatan ketercapaian tugas yang merupakan peningkatan hasil belajar dalam bentuk diagram batang sebagai berikut. Diagram 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Setiap Soal 12 10 8 6 Tugas 4 2 0 1 2 3 4 Tes yang digunakan adalah tes mengenai materi Turunan Fungsi. Tes dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyampaian materi pada siswa. Tes yang dilakukan berupa tes essai yang terdiri dari Empat soal. Setiap soal berbobot 25%. Nilai maksimal adalah 100. Peneliti membuat empat soal dalam tes, yaitu: 1. Tentukan turunan pertama dari fungsi-fungsi berikut : a. f ( x) 4 x3 3x2 55x 10 2 c. f ( x) x x 2 1 x 2. Tentukan gradien garis singgung kurva : a. y x 2 4 x 8 , di titik yang berbasis 2 b. y 3 x di titik (8, 2) 3. Tentukan titik stasioner dan jenisnya dari fungsi berikut. a. f ( x) 2 x 2 12 x 10 b. f ( x) x3 6 x 2 3 4. Tentukan interval agar fungsi : x2 3 3 a. f ( x) naik b. f ( x) 3 2 x turun x 1 b. f ( x) x 3 x 27 Vol.VII No. 3A Jan 2016 ISSN 1693-7945 Pada diagram 4.1 menunjukan peningkanan hasil belajar dari setiap soal, dapat dilihat bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat peningkatan hasil belajar setiap tugas menunjukan hasil yang merata. Hal ini berarti bahwa siswa telah memahami materi Turunan Fungsi secara keseluruhan karena keempat soal tersebut diambil berdasarkan indikator Turunan Fungsi. Indikator Turunan Fungsi terdiri dari: Siklus I Indikator o Menghitung limit fungsi yang mengarah ke konsep turunan. o Menghitung turunan fungsi yang sederhana dengan menggunakan definisi turunan. Siklus II Indikator o Menentukan fungsi monoton naik dan turun dengan menggunakan konsep turunan pertama. o Menggambar sketsa grafik fungsi dengan menggunakan sifat-sifat turunan. Selanjutnya peneliti mencari perbandingan ketercapaian seluruh tugas yang dijelaskan dalam bentuk diagram lingkaran, sebagai berikut. Diagram 4.2 Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Soal Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Selanjutnya peneliti akan mencari perbandingan ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut. Perbandingan ketercapaian tugas nomor 1 sampai 4 adalah 7:10:11:9=37. Selanjutnya masing-masing angka ketercapaian tugas dibagi 37 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (7/37 x 100% = 19%), (10/37 x 100% = 27%), (11/37 x 100% = 30%), (9/37 x 100% = 24%). Jadi perbandingan hasil ketercapaian terhadap tugas sebagai berikut: 19 : 27 : 30: 24 = 100. Ketercapaian Seluruh Tugas Berdasarkan tabel 4.3, berikut ini peneliti mencantumkan data ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada sik lus I dan siklus II. Ketercapaian hasil belajar kelompok I adalah 100– 70 = 30; kelompok II adalah 100 – 55 = 45; Kelompk III adalah 100 – 55 = 45; kelompok IV adalah 100 – 65 = 35; Kelompok V adalah 95 – 65 = 30. Data tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar konsep Turunan Fungsi dengan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Berikut ini peneliti sajikan diagram ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut. Diagram 4.3 Hasil Belajar Setiap Kelompok 28 Vol.VII No. 3A Jan 2016 ISSN 1693-7945 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Tugas I II III IV V Diagram 4.3 adalah diagram batang yang menjelaskan mengenai peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Diagram batang 4.3 berbeda dengan Diagram batang 4.1, pada Diagram batang 4.3 peneliti menjelaskan mengenai peningkatan hasil belajar setiap kelompok dan pada Diagram batang 4.1 peneliti menjelaskan mengenai peningkatan hasil belajar setiap soal. Telah terjadi peningkatan hasil belajar kelompok yaitu. ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar kelompok I adalah 30; kelompok II adalah 45; Kelompk III adalah 45; kelompok IV adalah 35; Kelompok V adalah 30. Perbandingan tugas hasil belajar kelompok I, II, III, IV, V adalah 30: 45: 45: 35: 30 = 185. Selanjutnya masing-masing ketercapaian tugas dibagi 185 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (30/185 x 100% = 16%), (45/185 x 100% = 21%), (45/185 x 100% = 21%), (35/185 x 100% = 21%), (30/185 x 100% = 21%). Berdasarkan data perbandingan tersebut, peneliti menyajikan diagram lingkaran sebagai berikut. Diagram 4.4 Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Kelompok Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V Pada diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Diagram lingkaran 4.4 berbeda dengan Diagram lingkaran 4.2, pada Diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok dan pada Diagram lingkaran 4.2 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap soal. 29 ISSN 1693-7945 Vol.VII No. 3A Jan 2016 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aspek kognitif pada pokok bahasan turunan fungsi. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Semua pihak harus segera menyadari akan perlunya segera mengadakan perubahan dalam pembelajaran khususnya untuk pelajaran matematika, agar kesan sulit dan menakutkan bagi siswa segera berakhir. 2. Beban materi matematika dengan alokasi waktu yang sangat sempit merupakan suatu permasalahan bagi guru untuk bisa menerapkan suatu metode pembelajaran, untuk itu perlu kiranya untuk dikaji kembali alokasi waktu yang disediakan. 3. Untuk meningkatkan aspek kognitif siswa dalam belajar matematika, guru dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 4. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti sampai siklus berikutnya sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih valid. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Proyek Sekolah Menengah Umum Jawa Timur. Fahrurazy. 2000. Pendekatan pembelajaran kooperatfi tipe stad dalam Proses Belajar Mengajar, Makalah Seminar Demokratisasi dan Desentralisasi Pendidikan, UM Malang. Gagne. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa Press Handayanto, D. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Psikomotor. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Suharsimi Arikunto. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wuryadi. 2000. Pradigma Baru Pendidikan Sains. Proceding Seminar Nasional di Yogyakarta. 30