hidup kristen yang sukses (4) - Orchard Road Presbyterian Church

advertisement
Edisi
MISI:
Dewan Redaksi : Penasihat: Pdt. Roy Tamaweol. Pem. Red: Andreas Jonathan. Editor: Pdt. Roy Tamaweol, Andreas
Jonathan. Reporter: Julianto(BB), Noni (KM), Lay out: Tanti, Yuyun, Printing/Distribusi: Habiba Samadi.
Email: [email protected]
oleh: Andreas Jonathan.
Kita telah mengetahui
kebenaran Alkitab yang
dengan jelas mengatakan
bahwa setiap orang yang
mengaku percaya dan
menerima
Kristus
sebagai satu-satunya
Tuhan dan juruselamat,
statusnya berubah. Dia berada di dalam
dunia bukan hanya untuk bertahan hidup,
tetapi untuk mengisi hidup. Statusnya adalah
misionaris Allah, yang diutus ke dalam dunia.
Setiap orang percaya, tidak terkecuali.
HIDUP
KRISTEN YANG
SUKSES (4)
Di sinilah kita mengetahui bahwa hidup yang
sukses bukan lagi ditentukan oleh ukuran
dunia, ukuran manusia; tetapi ditentukan oleh
ukuran Allah sang pencipta dan pengutus.
Kita akan memiliki hidup yang sukses
apabila kita dapat menjalankan tugas
pengutusan itu dengan baik, dengan tepat
sesuai kehendakNya. Hidup Kristen yang
sukses hanya akan terjadi apabila kita
dengan taat dipakai Tuhan untuk terlibat
dalam karya agungNya, keselamatan
manusia berdosa. Untuk itulah Yesus
mengutus kita dan memberikan Amanat
AgungNya.
Apabila kita hanya hidup baik-baik saja
tanpa terlibat dalam Amanat AgungNya,
maka hidup kita sesungguhnya sia-sia saja.
Kita akan khusus melihat dengan lebih
dalam makna dari Amanat Agung Tuhan
Yesus, sang Kepala gereja.
“.... pergilah, jadikanlah semua bangsa
muridKu dan baptislah mereka dalam
Diterbitkan oleh Gereja Presbiterian Orchard
3, Orchard Road, Singapore
Mei 2003
nama Bapa dan Putera
dan Roh Kudus, dan
ajarlah
mereka
melakukan
segala
sesuatu yang telah
Kuperintahkan
kepadamu. Ketahuilah,
Aku menyertai kamu
senantiasa sampai akhir
zaman.” Matius 28:19-20
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil
kepada segala makhluk” Markus 16:20
[bersambung ke hal. 2]
Dalam edisi Mei kali ini kita dapat
menikmati seri artikel Misi: Hidup
Kristen yang Sukses yang kembali hadir
untuk menjadi renungan yang baik di
akhir bulan Misi ini. Artikel kali ini
membuka wawasan kita tentang UPG
(Unreached People Group).
Kita juga akan melihat kehidupan
seorang aktivis gereja yang setia
melayani pemuda-pemuda di GPBB,
Anggle Sugianto. Simak kisah, beban
dan suka duka pelayanannya!
Mission Trip ke Lingka yang ke 5
juga telah dilaksanakan dalam rangka
program Bulan Misi. Saudara-saudara
kita yang telah kembali membagikan
kisah perjalanan mereka dalam edisi
kali ini. Simak pengalaman dan
berkat Tuhan yang mereka rasakan
selama pelayanan misi di
Pulau Lingka
1
renungan
“Dalam namaNya berita
tentang pertobatan untuk
pengampunan
dosa
harus
disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem.
Kamulah saksi-saksi dari semuanya
ini.” Lukas 24: 47-48
Dalam Matius 28:19-20 ada terdapat 4 kata
kerja: pergi, jadikan (murid), baptis, dan ajar.
Dalam bahasa aslinya (yunani), kata “pergi,
baptis dan ajar” berupa kata kerja participle,
sedangkan “jadikan murid” berupa kata kerja
imperative (perintah). Para ahli menafsirkan
bahwa ini berarti inti dari amanat agung itu
adalah menjadikan murid (making disciples
= mathetheusate), dan itu didukung oleh
pergi, baptis dan ajar. Pergi,
baptis dan ajar juga menjadi
sebuah perintah karena kata
“jadikan”.
1. Pergilah.
Kata “pergilah” adalah kata kerja
aktif; bukan pasif. “Pergi”
menunjukkan adanya perpindahan lokasi,
suatu gerakan, bukan hanya di tempatnya
saja. Dapat disimpulkan bahwa bila kita mau
taat pada perntah ini, kita harus pergi dari
tempat nyaman kita; pergi untuk mencari dan
menjadikan mereka menjadi murid. Kita tidak
hanya diam di tempat dan pasif menunggu.
Ini sesuai dengan apa yang diteladankan
Yesus sendiri di mana dia datang dari surga
ke dunia; dan ketika hidup di dunia, dia terus
aktif pergi mencari domba-domba yang
hilang.
Banyak orang mengira bahwa yang namanya
misi atau penginjilan itu cukup dengan
memberikan kesaksian hidup yang baik
melalui perbuatan dan amal, supaya orang
lain yang melihat kemudian bisa tertarik dan
kemudian ingin juga jadi orang Kristen. Ini
adalah konsep yang tidak benar. Misi ini akan
lebih banyak gagalnya karena kita sering
berjumpa dengan orang yang mengaku
Kristen tetapi kesaksian hidupnya buruk; atau
bahkan ada orang yang bukan Kristen
memiliki perilaku yang lebih baik dari orang
Kristen. Kesaksian hidup melalui perbuatan
2
baik adalah sangat penting, tapi itu belum
cukup membawa seseorang kepada
pengenalan akan Kristus. Kita harus memiliki
kesaksian hidup yang baik, dan kita juga
harus mencari domba-domba yang tersesat,
memberitakan kabar baik, dan mengajak
mereka datang kepada Kristus. Ini adalah
misi yang lengkap.
2. Jadikanlah (murid)
Kata “menjadikan murid” (mathetheusate)
diambil dari kata dasar mathethes, yang
artinya adalah murid. Murid dalam arti ini
bukan hanya orang yang belajar saja, tetapi
memiliki relasi dengan sang guru serta
mengimitasi/meneladani sang guru. Dengan
kata lain, menjadi murid adalah sebuah status
yang kemudian dilanjutkan dengan
proses untuk makin serupa
dengan Kristus. Leon Morris
mengatakan “In this Gospel a
disciple is both a learner and a
follower”.
Status murid Kristus hanya bisa didapat
ketika seseorang menerima Kristus sebagai
Tuhan dan juru selamat pribadinya, memiliki
relasi pribadi dengan sang Guru Agung.
Jadi tugas kita dalam misi adalah membawa
seseorang untuk memiliki relasi secara
pribadi dengan sang Guru Agung, Yesus
Kristus. Seseorang bukan hanya mendengar
dan setuju kepada pengajaran Yesus, tetapi
dia harus mengambil keputusan untuk
menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Gurunya. Tanpa hubungan dengan Yesus
secara pribadi, maka tidak mungkin
Daftar Isi
Renungan - Misi (4)..... hal 1
Wawancara - Anggle.....hal 4
Refleksi.....hal 8
Jurnal Mission Trip..... hal 9
Pengumuman.....hal 12
renungan
seseorang mampu untuk
meneladani dan menjadi
serupa dengan Dia. Kita tidak
hanya cukup memberitakan Injil
dan memperkenalkan Yesus
saja, tetapi kita harus
menantang atau mengajak
seseorang untuk menerima Yesus sebagai
Tuhannya. Kalau kita yakin bahwa Yesus
adalah satu-satunya jalan untuk mendapat
hidup kekal, maka seharusnya kita dengan
serius ingin agar orang-orang yang kita kasihi
menerima Kristus, dan menjadi muridNya.
3. Segala bangsa
Catatan yang perlu kita perhatikan adalah
bahwa perintah ini diberikan dengan scope
atau jangkauan global: segala bangsa. Tidak
ada satu bangsapun yang terkecuali untuk
menjadi sasaran misi dari Tuhan Yesus dan
para muridNya.
Bahasa asli yang dipakai untuk segala
bangsa adalah panta ta ethne, dengan akar
kata ethnos. Ethnos mengandung makna
suku atau kaum, bukan bangsa secara
geografis dan politis. Ethnos dapat
dimengerti juga sebagai kelompok
masyarakat yang memiliki budaya yang sama
atau dalam bahasa Inggris disebut “People
Group”.
Konsekuensi dari perintah ini membawa kita
untuk tidak hanya cukup memberitakan Injil
kepada orang-orang di sekeliling kita saja.
Sudah sewajarnya dan seharusnya kita
memberitakan Injil kepada orang-orang di
lingkungan kita; tetapi tidak berhenti di situ
saja. Kita juga punya tugas membawa Injil
kepada bangsa-bangsa atau suku-suku lain
yang belum pernah mendengar Injil sama
sekali. Tahukah Anda menurut survey
sementara ini, ada sekitar 8000 people group
yang masih belum pernah mendengar Injil,
yang dikenal dengan istilah Unreached
people Group (UPG). Mereka tidak pernah
mendengar bukan karena mereka berada di
pedalaman atau daerah terpencil yang sulit
dimasuki, tetapi banyak juga dari mereka
yang berada di kota-kota besar. Mereka
terabaikan oleh orang-orang Kristen.
Orang-orang
Kristen
tidak
memperdulikan mereka, dan asyik
menikmati kehidupan persekutuan
sendiri.
Jadi apakah kalau begitu saya harus menjadi
misionaris? Mungkin itu yang Anda tanyakan.
Jawabannya: Anda sudah menjadi
misionaris. Status Anda memang adalah
misionaris Allah yang diutus ke dalam dunia.
Jadi setiap kita yang telah menjadi murid
Kristus adalah misionaris. Kita harus
mengubah paradigma kita bahwa misionaris
adalah orang bule yang datang ke
pedalaman, ke suku-suku primitif. Itu konsep
yang salah!
Kita semua adalah misionaris, maka dari itu
kita harus siap kemana saja untuk
menjangkau segala bangsa bagi Kristus. Ini
tugas yang setelah 2000 tahun masih banyak
dilalaikan oleh banyak orang Kristen. Di tahun
2000, hasil survey mengatakan bahwa
perbandingan orang Kristen dan non Kristen
di dunia ini adalah 1:7. Jadi seandainya
seorang Kristen mau taat mengabarkan injil
kepada 1 orang saja dalam 1 tahun, maka
maksimal dalam 7 tahun seluruh penduduk
dunia sudah mendengarkan injil. Bahkan
survey mengatakan bahwa perbandingan
UPG dengan jumlah gereja di seluruh dunia
adalah 1 UPG: 600 gereja. Artinya kalau
semua gereja sadar akan tugas ini dan mau
fokus kepada 1 UPG saja, maka 1 UPG akan
dilayani oleh 600 gereja. Jelas ini bukan
sesuatu yang mustahil!
Kalau begitu apa yang dapat
saya lakukan secara pribadi?
(bersambung)
3
wawancara
Lebih Akrab
dengan Anggle
Data pribadi Anggle:
Nama: Anggle Sugianto
Tempat/tgl lahir: Jakarta/15 Juni
1976
Pekerjaan: Consultant
Pengalaman melayani di:
Indonesian Christian Fellowship
(Minnesota), NTU – KTB
(Kelompok Tumbuh Bersama)
Motto hidup: Life is a gift. It is
beautiful. Live it to the fullest.
GEMA (G): Sejak kapan Anggle
tinggal di Singapore dan
bagaimana
Anggle
dapat
bergabung dengan GPBB?
ANGGLE (A): Dari tahun 1988
sampe 1994 saya sekolah disini. Lalu
sempat
ke
Amerika
untuk
universitas. Tahun 1999 balik ke
Singapore untuk kerja. Pertama kali
ke GPBB tuh karena diajak cici saya.
G: Sejak bergabung dengan
GPBB, apa yang membuat
Anggle memutuskan memilih
GPBB sebagai home church
Anggle?
A: Banyak alasan kenapa akhirnya
aku memilih menetap di GPBB:
4
karena ladang pelayanan pemuda
yang besar, karena GPBB gereja
yang masih muda – it has a lot of
potentials to make a huge impact in
people’s lives. It is now going through
teething problems, and but this is
what makes it exciting to be a part
of a growing church. GPBB juga satu
gereja yang lumayan unik karena
komposisi dari jemaatnya yang
bervariasi sekali - dari bayi sampe
yang udah jadi kakek-nenek,
students, yang baru menikah, you
can find people from all walks of life.
Dan aku juga suka karena GPBB
enggak terlalu besar dan enggak
terlalu kecil.
G: Bagaimana ceritanya Anggle
memutuskan untuk menjadi
ketua Komisi Pemuda di GPBB?
Apa saja suka dan duka yang
Anggle alami selama melayani
di Komisi Pemuda?
wawancara
A: Ceritanya mulai terlibat di Komisi
Pemuda tuh karena diajakin oleh Ibu
Annie Gosana. Dia cerita sama aku
kalo Komisi Pemuda udah cukup
lama enggak ada aktivitas. Dia
merasa ada keperluan untuk
dibangkitkan lagi. Aku setuju sekali,
begitu banyak pemuda disana,
kesempatan pelayanan ini besar dan
penting. Aku pikir yah boleh juga
coba-coba. Ceritanya enggak gitu
dramatic sih, lebih seperti process
gitu.
Melayani di Komisi Pemuda banyak
sih yang bisa disyukurin…melihat KP
bertumbuh, dari 2 orang, sampe 15
orang, sampe 20 orang, dan sekarang
sekitar 30 – 35 orang. Bersyukur bisa
dikelilingi dan bisa bekerja sama
dengan teman-teman yang sincerely
love God, sincerely wish to serve, and
blessed with a variety of talents.
Bersyukur juga karena lewat
pelayanan ini aku banyak belajar
dari pengurus yang lain, dari
tantangan-tantangan yang samasama kita hadapi, dari discussion,
dari rebuke and
sharing, wah banyak
deh. Belajar kalo
antar
pengurus
enggak cukup hanya
ada team spirit, lebih
penting lagi ada the
spirit of brotherhood
in Christ. Tali kasih
sesama saudara lah
yang selalu bikin kita
jadi lebih concerned
dengan satu sama yang lain –
concern yang melebihi arena
ministry. Bersyukur walaupun
kadang
merasa
bebannya
berat, aku
s e l a l u
melihat
bimbingan
d
a
n
topangan
dari Tuhan.
T u h a n
banyak
m e m b e r k a t i
pelayanan ini, lewat temen temen
yang dateng, yang melayani, yang
mengajar, lewat Badan Pengurus
gereja yang selalu supportive of KP
dan kedua pembimbing.
Duka…hm…Dukanya lebih dateng
dari diri aku sendiri…what I have not
been able to do. Tahun kemaren
kerjaan aku banyak required aku
untuk travel, dan kerjanya long
hours. Sering karena aku travel for
weeks, aku nya jadi enggak bisa ke
KP dan ke GPBB. Aku sering merasa
sedih dan bersalah karena aku
enggak bisa spend
banyak
waktu
untuk mikirin dan
plan banyak hal
untuk KP. Ada
banyak rencana,
impian untuk KP,
sayangnya enggak
cukup
waktu
untuk
aku
kerjakan…mudah
mudahan ketua
yang baru enggak akan menghadapi
“duka” yang sama.
5
wawancara
bersekutu dan bertumbuh bersamaG: Apakah yang Anggle impikan sama.
secara pribadi terhadap Komisi
Pemuda GPBB?
G: Bagaimana
menurut Anggle
A: Aku berharap KP bisa terus k e b e r a d a a n
bertumbuh dalam memainkan Komisi Pemuda
peran yang penting untuk d a p a t
pertumbuhan relationship setiap mendukung Visi
pemuda bersama Tuhan, to desire dan Misi GPBB,
God more, love Him more, to want m e n g i n g a t
to know Him more and enjoy the sebagian besar jemaat GPBB
fellowship with Him more. Di KP terdiri dari pemuda ?
banyak
kesempatan
untuk
membentuk hati, pemikiran dan A: Just like any other ministry at
skills kita semua. Aku berharap GPBB, KP plays an important role.
dengan pertumbuhan iman dan Kalau KP setia dalam pelayanannya
karakter, pemuda akan terus jadi dalam membantu dan membina
Godly influence, in all of their roles teman-teman untuk bertumbuh
(daughter/son,
student, dalam iman dan karakter, kita
professional, berarti
membina
pemimpin
f r i e n d , pemimpin gereja yang akan datang,
etc) and professionals with Godly values,
wherever future husbands and wives who are
they are Godly - imagine how good this is,
( h o m e , what great impact they will bring,
campus, what joy the Lord will have. With
workplace, each member of the family playing its
etc.). Not own part, the whole family will be
just be a blessed. Yang terpenting bukan ada
G o d l y berapa banyak pemuda di GPBB,
p e r s o n , tetapi, apa yang kita mau dan bisa
but
be lakukan untuk GPBB.
Godly influence. Aku juga berharap
KP bisa bear wonderful fruits for the G:
Bagaimana
keadaan/
growth of GPBB, tidak takut akan perkembangan Komisi Pemuda
mencoba hal-hal yang baru, untuk sekarang ini sejak dari mulai
pemuda lebih aktif dalam melayani pembentukannya? Menurut
community sekitar, dan kita juga Anggle, apa yang menjadi
harus bekerja lebih keras lagi untuk tantangan terbesar bagi Komisi
mengajak teman-teman yang lain Pemuda GPBB?
yang belum ikutan untuk ikut
6
wawancara
A:
Aku
bersyukur
akan
pertumbuhan KP. To me personally
even if just one or two people show
they have grown because of this
ministry, it already makes it all
worthwhile. I know there are more
than one or two who have been
blessed…all the more I am thankful.
Thankful that God has allowed me
to be a part of this whole experience,
allowed me to witness His amazing
work in us. Tentu aja
masih banyak hal yang
bisa diperbaiki, dan selalu
kita
belajar
dari
pengalaman…Untuk aku
sendiri,
tantangan
terbesar untuk semua
pelayanan is keeping the
fire burning for many
“generations” to come.
Karena itu penting sekali
untuk generasi yang
sekarang memberikan contoh yang
baik dalam kesetiaan dan sukacita
dalam pelayanan. Seperti anak
kecil yang belajar dari mengamati
orang tuanya, generasi yang akan
datang pun mengamati kita dan
belajar dari kita. Mudah-mudahan
kita semua mau menjadi contoh
yang baik, seperti yang dinyanyikan
oleh Steve Green, “Oh may all who
come behind us find us faithful, may
the fire of our devotions light
their way. May the
footprints that we leave,
lead them to believe, and
the lives we live inspire
them to obey.”
pemuda GPBB secara umum dan
juga secara khusus untuk para
pengurus Komisi Pemuda GPBB
yang akan datang?
A: Pesan aku kepada penguruspengurus baru: Look upon your
ministry not just as a responsibility,
but as a way and part of your life. Own
it and treasure it because it is a gift.
No matter how hard the going may
be, look unto God and
He will restore you. Dan
untuk teman-teman
pemuda:
Take
advantage of KP for
your spiritual growth
for that is why we are
here; treasure it too.
Together we can make
a difference.
G:
Terakhir,
bagaimana menurut Anggle
tentang keberadaan majalah
GEMA GPO sekarang ini? Adakah
saran dan kritik ?
A: Newsletter adalah satu pelayanan
yang perlu banyak waktu dan efforts.
I appreciate efforts dari tim redaksi
GEMA. Keep up the good work.
G: Apa pesan-pesan
Anggle
kepada
7
refleksi
Tante, Happy
Mother’s
Day!
Hari itu ……… 11 Mei 2003, dengan
perasaan malas dan loyo saya melangkahkan kaki
menuju ke GPO untuk beribadah. Akhir-akhir ini
perasaan saya bercampur aduk, kacau balau, saya
merasa bahwa dunia sekeliling saya begitu sepi dan
lengang, saya merasa tidak punya apa-apa lagi, hiruk
pikuk di sekitar saya malah semakin membuat hati
saya bertambah kosong, tiba-tiba saja dunia tempat
saya berpijak sepertinya ….Berhari-hari saya tidak
enak tidur, tidak berselera makan, saya kehilangan
jati diri saya, sepertinya roh dan jiwa saya juga pergi
entah ke mana, hubungan saya yang dekat dengan
Tuhan pun terasa hambar.
Pemberian tanda kasih kepada para ibu oleh anakanak sekolah minggu juga tidak meninggalkan kesan
apa-apa bagi saya. Tiba-tiba ………… tanpa saya
duga sebelumnya, ada seorang gadis menghampiri
saya, memberikan saya bunga, memeluk saya dan
mencium saya sambil mengucapkan Happy Mother’s
Day. Saya terpana karena merasa tidak siap
menerima perlakuan seperti ini dari gadis itu.
Belum hilang rasa ganjil ini, datang lagi seorang anak
remaja, menyalami saya sambil mengucapkan Happy
Mother’s Day juga dan dia memberikan sebuah kartu
kecil, saya buka dan baca, isinya singkat tapi sangat
menyentuh hati saya ! “Tante, Happy Mother’s Day,
terima kasih banget for everything. Saya bersyukur
banget kalo selama ini boleh dianggap anak sama
tante”, demikian bunyi tulisan itu. Saya tidak kuasa
lagi membendung air mata ini, saya sungguh-sungguh
tidak pernah menyangka kalau saya akan menerima
perlakuan istimewa dari ke dua orang ini.
Sudah hampir seminggu saya harus berpisah dengan
orang yang sangat dekat dengan kehidupan saya. Saya tidak mengerti apa yang membuat mereka
Sejak saat itu, setiap kali ingat kepadanya, tanpa berdua menyatakan kasih mereka pada saya pada
terasa air mata saya mengalir, setiap kali teringat hari itu, mengingat saya sudah cukup lama mengenal
mereka dan baru kali ini saya
waktu yang kami lewati bersama-sama,
mendapatkan perlakuan istimewa
“...tapi
saya
kembali hati saya tersayat dan ingin
yang mereka lakukan buat saya
rasanya saya menjerit, tapi tidak ada tidak
rela ini.Apa
nampaknya
sepele, bukankah
suarapun yang bisa keluar dari mulut
berpisah
dengan
memberikan
ucapan
selamat dalam
saya. Setiap kali melewati tempat-tempat
rangka
Mother’s
Day
adalah
hal yang
yang pernah kami datangi, pelupuk mata orang yang saya
lumrah
dilakukan
oleh
setiap
orang,
tapi
saya kembali basah, alangkah pahitnya
kasihi
“
yang
sepele
dan
lumrah
ini
ternyata
harus hidup terpisah dan jauh dengan
justru Tuhan pakai dengan herannya.
orang-orang yang kita kasihi.
Dalam perjalanan ke gereja pun saya
masih diliputi kesedihan dan perasaan
kehilangan sesuatu yang sangat amat berharga dalam
hidup ini, sampai-sampai saya meragukan kasih setia
Tuhan kepada saya, saya berdoa dalam hati: “Tuhan,
mungkin ini yang terbaik buat kami berdua, tapi saya
merasa tidak rela harus berpisah dengan orang yang
saya kasihi. Mengapa Tuhan tidak memberikan
kesempatan untuk saya berada dekat terus bersamasama dengan orang yang saya kasihi?” Saya duduk
di bangku gereja, mencoba meneduhkan suara hati
yang bergemuruh, “Tuhan, saya tahu perpisahan ini
tidak menyenangkan, saya betul-betul tidak siap
menghadapi kenyataan ini, seharusnya malam ini
kami merayakan Mother’s Day bersama-sama, tapi
ternyata kami harus berpisah sebelumnya, kenapa
ini harus terjadi dalam hidup saya Tuhan ? Di mana
Tuhan yang saya tahu Maha Adil itu ?”
Oh Tuhan, saya rindu sekali Tuhan mau memulihkan
saya dari keadaan ini, tapi doa saya sepertinya tidak
pernah sampai ke hadirat Tuhan, diam-diam saya
meneteskan air mata lagi.
Perayaan Mother’s Day di gereja berlangsung seperti
biasanya, rutin, tanpa makna bagi saya, apalagi kali
ini diperburuk dengan suasana hati saya yang galau.
8
Dalam kondisi saya yang sedang
kehilangan jati diri, pada saat saya
merasa sudah tidak tahan lagi menghadapi kesedihan
yang begitu mendalam dan membekas akibat
perpisahan ini, ketika saya merasa bahwa dunia
sekeliling saya begitu sepi dan lengang, ketika saya
merasa tidak punya siapa-siapa lagi, perhatian
mereka berdua yang tulus sungguh-sungguh
menyejukkan hati saya, menyentuh lubuk saya yang
terdalam, menghibur dan memulihkan keadaan
saya.Saya masih merasa kehilangan akibat
perpisahan ini, tapi sekarang saya lebih tegar, kini
………. saya bisa bersyukur karena Tuhan masih
menempatkan orang-orang lain yang memperhatikan
saya, bersyukur pada Tuhan karena memberikan
kesempatan untuk saya mengenal mereka berdua,
bersyukur karena Tuhan memakai mereka untuk
memulihkan keadaan saya,
bersyukur karena kasih setia
dan penyertaan Tuhan dalam
pergumulan saya ini.
Segala puji, hormat dan
kemuliaan saya kembalikan
semua hanya bagi Tuhan
saja ! [lt]
journal
Jurnal Mission Trip V
Pada hari rabu, hari
pertama mission
trip kami, kami
berangkat pada
jam 10 pagi waktu
di Singapore dan
sampai di Batam jam 10 pagi waktu Indonesia.
Sampai di pulau Lingka pada jam 12 siang.
Acara
Kaum
Taruna
Kami beramah tamah dahulu dgn Lenny, guru yang
mengajar penduduk Lingka, berbincang2 dan
berdiskusi tentang keadaan penduduk Lingka selama
ini. Dari perbincangan ini, kami mendapati bahwa
pada musim-musim bulan ini, mereka melaut pada
waktu jam 2 pagi untuk menangkap udang atau jam
11 pagi hingga 4 sore untuk menangkap nus(sotong)
atau ikan kecil. Kami juga mendapati bahwa KTB
Taruna berjalan dgn baik meskipun hanya beberapa
yang datang secara rutin, kira-kira 5-6 taruna yang
datang ke persekutuan KTB ini secara rutin. Setelah
berbincang-bincang, kami juga makan siang dan
beristirahat hingga jam 3 siang.
Kami mulai pembauran ke penduduk pada waktu
jam 3, karena banyak di antara
penduduk sedang melaut, kami hanya
bertemu dgn beberapa orang saja.
Kami membagi menjadi 2 tim dan
menyebar ke rumah-rumah
penduduk. Di sana kami mengajak
Taruna untuk mengikuti persekutuan
KTB taruna dan kami juga mengajak
para bapak dan ibu disana untuk mengikuti ibadah
malam atau renungan malam. Pada waktu malam,
kami membagi menjadi 3 tim lagi, Chandra, Ibu
Jeanie, dan Dwi mengikuti renungan malam yang
dibawakan oleh Chandra Koewoso. Dan Benny
mengikuti KTB Taruna. Suryanto membantu di
bidang anak, mengobati anak-anak yang terluka
disana. Setelah itu kami beristirahat di tempat
penduduk yang sudah disiapkan oleh Lenny.
Keesokan pagi, pada hari kamis, kami memulai
acara kami dgn renungan pagi yang dibawakan oleh
Kak Lenny sendiri. Setelah itu kami makan pagi
sambil evaluasi acara-acara kemarin dan juga
membahas program yang akan kami jalankan pada
hari itu. Sambil menunggu Tim 2 datang, kami
memantau kelas Lenny dan Suryanto memberikan
pelayanan dan pengobatan ke anak-anak yang
terluka. Chandra, Benny dan Dwi juga melihat-lihat
dan berkunjung ke pulau bertam. Disana kami
bertemu dengan satu keluarga yang memberi kami
beberapa alasan mengapa anak-anak yang beragama
Kristen segan untuk bersekolah. Pada saat tim kedua
datang, kami berdiskusi kembali untuk acara yang
sudah ditentukan dan konfirmasi dengan Pras tentang
acara anak-anak. setelah itu kami menemani tim
kedua untuk berkunjung ke rumah penduduk, dan
di saat yang bersamaan kami juga membaur ke
penduduk. Dan kami mendapatkan beberapa input
dari pak Sakti tentang pendidikan maupun juga
tentang hasil penangkapan dari melaut.
Menjelang sore, bersama dengan tim kedua yang
baru datang, pembauran dan survey diteruskan.
Kebanyakan penduduk menerima kami dengan
ramah dan pertanyaan yang dilontarkan pun dijawab
sehingga kami makin mengerti kondisi dari penduduk
Lingka, terutama pendidikan, kesehatan dan
kerohanian. Menjelang mandi
sore, beberapa dari kita sempat
bermain sepak bola dengan
taruna.
Setelah makan malam,
persiapan untuk dua acara,
9
journal
anak. Kami membagi menjadi 2 tim lagi, Tim anak
dan Tim Taruna. Tim anak terdiri dari 3 peserta
yaitu Prasetya, Silvina dan Suryanto. Mereka
memutar vcd dan Suryanto menjelaskan ke anakanak apa yang mereka sedang lihat. Kami memilih
Vcd tentang dokumentasi laut dan komodo. Dan
dari hasil pemutaran film ini, didapat bahwa anakanak sangat tertarik dgn kehidupan laut tapi tidak
tertarik oleh komodo.
games oleh tim anak. Setelah itu, permainan captain’s
ball antara Tim misi dan taruna Lingka cukup
membuat kedua pihak bersemangat, tapi tim misi
harus kembali menrima kekalahan dengan lapang
dada. Sementara semua ini berlangsung Suryanto
terus kedatangan pasien, terutama anak-anak yang
memang perlu diobati luka-lukanya.
Pembinaan umum yang dipimpin pak Roy pada
malamnya dihadiri oleh banyak keluarga Lingka,
Tim Taruna juga memantau kehidupan rohani taruna. bahkan ada yang menyeberang dari pulau tetangga
Benny memimpin KTB Taruna yang dihadiri 6 taruna, Kucing. Kursi gereja cukup terisi oleh penduduk
sementara Kak Lenny
yang mendengarkan
dan
Philips
khotbah tentang
mendampingi PA ini
bagaimana orang
yang diambil dari
kristen menghadapi
Kisah Para Rasul,
masalah-masalah
perikop-perikop yang
hidup. Sementara
menceritakan
itu Tim Anak
bagaimana Petrus
menjalankan indoor
adalah seorang nelayan
games untuk anakyang diubahkan Tuhan.
anak.
Selesai
Walaupun setengah
pembinaan,
tidak bisa membaca
beberapa anggota
dengan
lancar,
tim misi sempat
pembahasan
bercakap2 dengan
berlangsung cukup
penduduk sebelum
Bermain
lilin
malam
baik, dan dua orang
mereka pulang.
taruna menanggapi
pertanyaan-pertanyaan dengan cukup fasih. Hari Sabtu, Ibu Cheong sudah mempersiapkan
Pemutaran film fauna laut cukup menarik hati anak- acara membuat kue untuk Ibu-ibu setempat, yang
anak dan orang tau yang ikut menemani, walaupun dimulai pada jam 2 siang. Tim pemuda mengunjungi
ada kesan terlalu panjang untuk mereka. Semoga rumah penduduk untuk meneruskan survey,
dengan pemutaran film itu, pikiran mereka bisa pembauran, dan beberapa kesempatan untuk EE
menjadi makin luas dan bisa berkeinginan untuk lebih sebagai follow up dari survei kerohanian. Tim anak
maju lagi.
mempersiapkan acara untuk sekolah minggu, dan
setelah itu ikut bergabung berkeliling pulau Lingka.
Pada hari ketiga (Jumat), hari kita dimulai dengan Saat hari mulai sore, persiapan untuk pemutaran film
renungan pagi bersama seperti biasa, diteruskan YESUS diselesaikan sebelum makan malam.
dengan evaluasi kegiatan hari sebelumnya.
Pemantauan kelas Kak Lenny berlangsung sampai
siang hari. Walaupun tidak semua anak-anak di
Lingka mengikuti kelas ini dengan berbagai alasan,
murid-murid Kak Lenny bisa mengikuti pelajaran
dengan baik dan perkembangan mereka nyata. Pak
Roy tiba pada siang hari, tepat waktu untuk
bergabung dengan acara makan siang, di mana Pak
Elias juga sudah hadir. Sore hari, acara pembauran,
survey, dan EE diteruskan ke rumah2 penduduk.
Anak-anak ikut bermain di lapangan dalam acara
10
journal
di sana. Semoga khotbah dengan
tema bagaimana orang Kristen
Lingka hidup, yang menyinggung
pendidikan dan kerohanian juga,
mengubah penduduk Lingka dan
tim misi dengan kuasa Tuhan.
cChandra membawakan kotbah
Pada jam 7, penduduk sudah berkumpul dan film
siap diputar. Dengan durasi lebih dari dua jam,
penduduk yang banyak sekali, mulai dari anak-anak
sampai bapak ibu, tetap menonton sampai selesai.
Bahkan setelah itu, masih ada percakapan dengan
satu dua keluarga, terutama survey tentang
kesehatan, di mana Suryanto banyak
menyumbangkan pengetahuannya.
Pada hari Sabat, hari yang baru dimulai dengan
renungan pagi, seperti pada hari-hari sebelumnya.
Setelah mandi dan disegarkan, tim
anak mulai menyelenggarakan sekolah
minggu pada jam 8 dengan tema cerita
kasih. Kak Chandra pun sudah
mempersiapkan khotbah untuk
kebaktian pada jam 10. Anggota tim
yang lain membantu sebisanya di mana
saja, dan pada jam 10 penduduk
sudah berkumpul untuk kebaktian
minggu. Walaupun kidung jemaat
kurang, setengah jemaat tidak bisa
membaca, lagu pun harus dinyanyikan
terputus karena dibacakan dahulu,
ditambah lagi suara anak-anak
berlarian, ibadah minggu tetap
berlangsung dalam hati setiap orang.
Di saat itupun tim bisa bersyukur
karena kasih, pekerjaan dan
kehadiran Tuhan nyata dalam setiap orang yang hadir
Perpisahan memang harus
dihadapi, tapi bukan akhir dari
segalanya. Sekitar jam 11.30
semua anggota tim sudah
berberes, dan Pak Amin yang
memiliki perahu bermotor
bersedia mengantar sampai ke
pelabuhan Sekupang. Tidak ada
yang menangis, tapi tim misi pasti
berat hati untuk meninggalkan
Lingka yang sudah menjadi
bagian dari kehidupan selama 4 hari. Dalam doa
kepada Tuhan, brothers and sisters di Lingka akan
selalu bersama2 dengan jemaat GPO dan GPBB.
Sekian jurnal dari LOVE LINGKA V, dan dengan
ini juga, kami tim misi ingin mengundang jemaat untuk
berpartisipasi dalam mission trip berikut, untuk turut
menyaksikan dan ikut dalam pekerjaan Tuhan untuk
pulau Lingka dan sekitarnya.
Tim Lingka 5, bersama
Pak Roy
11
pengumuman
Mengundang Saudara sekalian untuk
BERGABUNG dalam tim redaksi GEMA GPO.
Bagi yang berminat untuk ambil bagian dalam
pelayanan majalah gereja ini, silakan menghubungi
Noni [93850689] atau kirimkan email Saudara ke
[email protected]
Redaksi juga mengundang Saudara untuk menuliskan
artikel / renungan / refleksi untuk GEMA. Silakan kirimkan
buah tulisan Saudara ke meja redaksi di
[email protected]
12
[redaksi]
Download