ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL BERDASARKAN TARGET COSTING PADA PT BUMI SARANA BETON MAKASSAR Oleh : Astiara Sriwati Taufiq Hasan Email : [email protected] Pembimbing I : Firman Menne Email : [email protected] Pembimbing II : Thanwain Email : [email protected] Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT Astiara Sriwati Taufiq Hasan, 2016. List Pricing Analysis Based On Target Costing PT Bumi Sarana Beton Makassar. (Guided by the Firman Menne, SE., M.Sc., AK., CA as a supervisor I and Thanwain., SE., M.Si as Supervisor II). This study aims to: (1) To determine the determination of the cost of production so as to improve the achievement of profit targets at PT Bumi Sarana Beton in Makassar. (2 To analyze and identify the costs that became the basis for setting the selling price as well as how the projections for the company. In collecting data the author uses the method of writing such as research literature in order to obtain literature-literature books that support for scientific writing. Research Field authors direct observation Beton to PT Bumi Sarana Makassar. Technical analysis is a method that I use Target Costing. Based on the results of the discussions that the authors have described, the author concludes that in PT Bumi Sarana Beton Makassar Based on the analysis of the implementation of target costing, which indicates that the application of target costing in PT Bumi Sarana Beton much more efficient when compared to that done by the company over the years. -------------------Keywords : Determination of the sale price based Target Costing. Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 65 PENDAHULUAN Pendekatan perhitungan baiay target (target costing) ini dikembangkan oleh Garrison, (1998;542) “ yaitu dan biaya. Pertama adalah bahwa perusahaan tidak dapat mengendalikan harga,pasarlah ( penawaran dan permintaan ) yang menetukan harga. Oleh karena itu , harga pasar yang di antisipasi ditentukan sebagai sesuatu yang diberikan. Kedua adalah bahwa sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap desain. Sebagian besar kesempatan untuk mengurangi biaya ada pada tahap desain seperti menggunakan bahan yang murah tetapi dapat diterima oleh pelanggan. Jika pengendalian perusahaan kecil atas harga pasar dan atas biaya setelah produk dimasukkan ke dalam produksi,maka kesempatan besar untuk mempengaruhi laba datang dari tahap desain, tahap dimana spesifikasi yang pembeli bersedia membayarnya dapat ditambahkan dan dimana sebagian besar biaya benar-benar ditentukan. Meskipun tujuan langsung dalam biaya target (target costing) adalah biaya, namun biaya target (target costing) tetap dihubungkan dalam perencanaan perusahaan yaitu untuk meperoleh laba yang maksimal. PT Bumi Sarana Beton merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa kontruksi yang memperdagangkan Beton siap pakai ( Ready mix ). Perusahaan tersebut mengeluarkan sejumlah biaya produksi untuk menghasilkan Beton siap pakai. Dalam penetapan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan adalah menghitung besarnya biaya bahan baku yang digunakan,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Elemen-elemen biaya produksi tersebut merupakan dasar bagi perusahaan dalam menetapkan besarnya biaya produksi dan sebagian dasar dalam menetukan Harga Jual produksi. Biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung,biaya overhead pabrik tersebut merupakan unsur-unsur dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa inggris. Harga perolehan biasanya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis yang dilakukan untuk mendapatkan suatu aktiva. Termasuk dalam kelompok harga perolehan adalah harga beli dan pengorbanan lainnya yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang bersangkutan sampai siap digunakan. Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dikapitalisir nilainya. Beban merupakan biaya yang tidak dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 66 atau identik dengan biaya atau harga perolehan yang sudah habis masa manfaatnya. Berkenan dengan batasan yang terakhir ini dimana terdapat biaya yang konvensional,maka istilah biaya sering digunakan secara bergantian dengan istilah beban. Hansen dan Mowen (1999;38) mengemukakan bahwa :” Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dengan masa datang untuk organisasi”. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat di masa depan. Dalam perusahaan penghasilan laba,manfaat di masa depan biasanya berarti pendapatan. Karena biaya digunakan untuk kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa disebut beban. Klasifikasi Biaya Dalam teori akuntansi dijelaskan mengenai pengklasifikasian biaya berdasarkan unsur produksi, kaitannya dengan produksi, hubungan dengan volume, depertamen, yang dibebani,bidang fungsi, periode pembebanan terhadap pendapatan, kemampuan untuk ditelusuri, hubungannya dengan perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan. Pengkasifikasiaan biaya berdasarkan unsur produk dilakukan dengan melihat unsur biaya suatu produk, dimana unsur biaya suatu produk terdiri dari 1. Biaya bahan atau material, unsur biaya bahan atau material merupakan unsur penting yang digukana dalam proses produksi untuk diproses menjadi barang jadi dengan penambahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Harga pokok dari bahan baku ialah digunakan terdiri dari bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku ialah bahan yang dapat dilah menjadi produk akhir dan dapat di telusuri ke produk tersebut. Sedangkan bahan penolong adalah bahan yang melekat pada produk selain dari bahan baku. 2. Biaya tenaga kerja langsung,dalam teori akuntansi biaya mejelaskan bahwa tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari biaya produksi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan semua biaya tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang jadi, yang dapat dengan kerja utama didalam memproduksi suatu produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak terlibat dalam memproduksi suatu produk,tidak dapat diindentifikasi secara langsung biaya yang dikeluarkan untuk satu produk. Pengertian Biaya Produksi Sebagaimana diketahui bahwa biaya adalah merupakan bagian dari pada harga pokok produksi yang di korbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan, Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 67 sedangkan harga pokok dapat pula disebut dengan bagian dari pada harga pokok perolehan atau harga beli aktiva yang ditunda pembebanannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dengan demikian dapat disarankan bahwa dalam proses produksi dikorbankn sejumlah nilai. Bersadarkan penjabarannya ini dapat di tarik sebuah definisi tentang biaya. Yaitu satuan nili yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu hasil produksi. Dalam kaitan dengan produksi dan biaya ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan : 1. Kata produksi tidak hanya diartikan memproduksi barang dalam industri, melainkan lebih luas dari itu. Pengertian produksi mencakup produksi barang maupun memberikan jasa. Dengan begitu, perusahaan dagang juga melakukan proses produksi, yang terdiri pembelian,penyimpanan barang dagangannya. 2. Dalam definisi di atas pengertian biaya tidak terbatas pada pengorbanan yang dinyatakan dalam rupiah (RP), yang perlu dan tidak dapat dihindarkan.Kalau kita membatasnya pada pengertian ini saja,kita akan menyimpang dari gambaran umum yang berlaku didunia usaha. 3. Kita harus membedakan dengan tajam antara biaya dan uang yang dikeluarkan. Kita berbincang mengenai biaya untuk alat-alat produksi yang dikorbankan dalam proses produksi. Sedangkan pengeluaran uang terjadi saat harga beli dari alat-alat produksi itu dibayarkan, walaupun masih belum dipakai dalam proses produksi. Pengertian Pengurangan Biaya Produksi Dalam situasi persaingan yang ketat menurut perusahaan agar dapat mengirim barang sesuai kehendak konsumen, tepat waktu dn biaya serendah mungkin. Hal ini berarti bahwa perusahaan secara terus menerus harus dilakukan penurunan biaya. Menurut Hariadi (2002:356) “Analisa aktivitas merupakan kunci untuk mencapai tujuan penurunan biaya”. Aktivitas dapat mengurangi biaya dalam empat cara sebagaimana yang dikemukakan oleh Hariadi (2002:356) 1.Pengurangan aktivitas (Activity Elimination), Pemilihan Aktivitas(Activity Selection), Pengurangan waktu dan sumber daya aktivitas, Pembagian Aktivitas (Activity Sharing) Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 68 Pengertian Laba Ikatan Akuntan Indonesia (2007:686) mendefinisikan laba adalah: 1. Perbedaan positif sebagai hasil penjualan produk-produk dan jasa-jasa dengan harga yang lebih tinggi dari pada biaya untuk menghasilkan barang tersebut. 2. Perbedaan antara harga jual dengan harga beli dari satu komodis/surat berharga apabila harga jualnya lebih tinggi. Karakteristik Target Costing Beberapa karakteristik Target costing adalah sebagai berikut. 1. proses pengurangan biaya menggunakan target cost dimulai dari riset pasar yang memiliki dua tujuan yaitu memahami kebutuhan konsumen dan melakukan riset harga kompetitif produk yang ada di pasar (berapa harga yang mau dibayar oleh konsumen atau harga produk yang sama milik kompetitor). 2. penentuan awal target profit margin selama perencanaan produk produk masa depan dan target profit total untuk produk di masa depan dapatberasal dari rencana laba jangka menengah dan data tersebut dapat diperoleh dari data bisnis strategi selama 35 tahun. 3. target costing adalah bahwa target biaya diatur pada awal proses pengembangan produk baru, sebelum desain dan pengembangan benar-benar mulai 4. target cost untuk fungsi-fungsi, perakitan, bagian, supplier dan desainer. 5. implementasi target cost membutuhkan kerjasama lintas departemen/fungsi. 6. informasi biaya yang rinci untuk mendukung proses pengurangan biaya. Process Target Costing Berdasarkan kualitasnya klasifikasi produk dibagi dua kelompok, yaitu produk yang fungsionalitasnya relative mudah ditambah/dikurangi dan produk yang fungsionalitasnya relative stabil. Produk yang fungsionalnya relative mudah ditambah/dikurangi merupakan kelompok produk yang sering berubah model (dapat dikatakan mengikuti trend dan sangat digemari oleh konsumen), contoh mobil, asesoris, elektronik, handphone. Karena cepat sekali berubah maka life cycle produk ini pendek sehingga produsen dituntut untuk dapat memiliki inovasi dan kreativitas. Value engineering yang dibutuhkan untuk produk ini adalah analisis fungsional yaitu melalui pengkajian kinerja dan biaya dari masingmasing fungsi produk. Proses benchmarking dapat dijalankan dalam proses ini. Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 69 Kelompok produk yang fungsionalitasnya relatif stabil contohnya adalah alat-alat kedokteran, peralatan pabrik, konstruksi. Jika perusahaan bergerak dalam industri ini maka mereka harus menghasilkan produk yang memiliki fungsional sebaik mungkin. Value engineering yang digunakan adalah analisis desain. Asumsi/kelemahan/kelebihan Target Costing Menurut Atkinson (2007) target costing memiliki beberapa kelemahan yaitu: “1.Kurangnya pemahaman konsep target costing, 2.Implementasi yang kurang dalam konsep teamwork , 3.Penyebab karyawan terlalu lelah, 4.Waktu pengembangan yang terlalu lama.” Asumsi Dasar Target Costing Target costing sangat mungkin sesuai bagi perusahaan yang Price Taker dalam suatu pasar yang heterogen, dimana kompetisi menetukan harga jual produk barang/jasa, yang ditandai dengan kharakteristik antara lain : 1. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan produk dengan harga yang tak terjangkau oleh para kompetitor. Bila perusahaan menawarkan produk yang tak tersaingi maka persaingan (potongan leher) oligopolistik akan muncul. 2. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menentukan arah dalam melakukan deferensial produk baru dari yang telah ada di pasaran, Misalnya: a. Cost Advantage produk yang sama/serupa namun dengan harga yang lebih murah b. Penambahan fungsi,misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga yang kompetitif. Pengertian Full Costing Menurut Hariadi (2002:445) mengemukakan bahwa: “Full costing merupakan metode yang memperhitungkan seluruh biaya proyek baik tetap maupun variable dalam menetukan nilai persediaan yang akan dijual perusahaan”. Full costing merupakan metode penetuan harga pokok proyek yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok proyek, yang terdiri dari biaya material proyek,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,baik yang berperilaku variabel maupun yang tetap. Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 70 Kendala Menetapkan Taget Costing Dari uraian di atas dapat dibayangkan bahwa penerapan target costing ternyata tidak mudah. Berikut ini adalah kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mencoba menerapkan target costing. 1.Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok, 2.Kenyataan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan, 3.Target tepat waktu penyelesaian yang terpaksa ditambahkan, 4.Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu keberhasilan target costing Variable Costing Penelitian prestasi manajer seringkali dikaitkan dengan kemampuannya dalam meningkatkan laba perusahaan atau suatu devisi yang dibawah kendalinya. Perubahaan laba dari satu periode ke periode berikutnya dan perbedaan antara budget laba dengan realisasi merupakan indikasi kemampuan manajemen. Secara umum,secara manajer mempunyai asumsi bahwa : 1. Jika penjulan meningkat disbanding periode sebelumnya, sedangkan biaya tidak berubah, maka laba seharunya ikut naik 2. Jika penjualan menurun disbanding periode sebelumnya,sedangkan biaya tidak mengalami perubahan ,maka laba seharusnya ikut turun. 3. Jika penjualan tidak berubah disbanding periode sebelumnya sedangkan biaya tidak mengalami perubahaan,maka laba seharusnya tetap. Menurut Samrym (1999:64) Pendekatan variable costing juga dikenal sebagai contribution approach adalah “ Variable costing merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya di mana biaya-biaya dipisahkan biaya menurut kategori biaya variable dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi atau administrasi dan penjualan. Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 71 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penetapan Harga Jual Berdasarkan Target Costing dari Hasil Penjualan pada PT Bumi Sarana Beton. Langkah-langkah yang ditempuh perusahaan dalam melakukan pencatatan atau penjualan adalah sebagai berikut : 1. Prosedur Penjualan : PT Bumi Sarana Beton dalam aktivitasnya sebagai perusahaan yang menjual / memperdagangkan beton siap pakai (Ready Mix) menggunakan penjualan secara tunai dan kredit. Prosedur penjualan beton siap pakai yang dilakukan PT Bumi Sarana Beton, yaitu : a. Bagian pemasaran adalah bagian yang melakukan penjualan dengan menggunakan dokumen faktur penjualan berisikan jumlah produk dan harga satuan b. Bagian pencatatan piutang adalah bagian yang mencatat faktur penjualan ke dalam kartu piutang. c. Bagian penagihan adalah bagian yang melakukan tagihan kepada pelanggan berdasarkan faktur penjualan. d. Bagian akuntansi adalah bagian yang membuat jurnal, buku besar dan laporan pencatatan pendapatan penjualan ke dalam jurnal penjualan. Agar pelaksanaan kegiatan penjualan berjalan dengan baik, maka perusahaan memfungsikan struktur pengendalian intern dengan maksud tidak terjadi fungsi ganda dari masing-masing bagian yang terlibat. Adapun struktur pengendalian intern terhadap pelaksaan penjualan adalah sebagai berikut : 1. Bagian pemasaran hanya bertugas memasarkan atau mengirim produk kepada pelanggan setelah ada persetujuan dari bagian akuntansi yang berwenang dalam menetapkan persetujuan penjualan kredit 2. Bagian pencatatan piutang hanya bertugas mencatat piutang berdasarkan faktur penjualan. 3. Bagian penagihan hanya bertugas menagih pembayaran piutang dari pelanggan dan menyetor kepada bendahara perusahaan. 4. Bagian akuntansi bertugas dan bertanggung jawab dalam pembuatan jurnal penjualan. Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 72 2. Prosedur Pencatatan Pencatatan merupakan kegiatan awal dari Akuntansi yang dilakukan setelah terjadi transaksi penjualan. Pencatatan dijadikan yang telah dicapai perusahaan dan sekaligus mengetahui pendapatan yang diakui perusahaan. Dalam kegiatan pencatatan penjualan,instrumen yang digunakan adalah faktur penjualan, yaitu dokumen yang berisi tentang tanggal penjualan, jumlah penjualan dan total biaya harga penjualan. Kemudian dilakukan pencatatan ke dalam buku daftar penjualan untuk mengetahui total keseluruhan penjualan kredit yang terjadi, sehingga memudahkan dilakukan pembuatan jurnal. Adapun daftar penjualan berlangsung pada PT Bumi Sarana Beton dapat dilihat pada tabel berikut ini : No TABEL 1 Daftar Penjualan PT Bumi Sarana Beton Bulan (2011) PENJUALAN NILAI PENJUALAN (RP) 1 2 Januari Februari Tunai 11.150.000 Kredit 1.850.000 Kredit 9.800.000 Tunai 10.120.000 3 Maret Tunai 8.450.000 4 April Kredit 13.000.000 5 Mei Tunai 12.000.000 6 Juni Kredit 12.980.000 7 Juli Tunai 13.475.000 8 Agustus Tunai 12.980.000 9 September Kredit 13.110.000 10 Oktober Kredit 13.115.000 11 November Tunai 8.475.000 12 Desember Kredit 9.590.000 Total 150.095.500 Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 73 Tabel daftar penjualan PT Bumi Srana Beton di atas memperlihatkan bahwa total penjualan sebesar Rp.150.095.500 yang terjadi periode 2011 yang terdiri dari penjualan tunai dan kredit. Pencatatan penjualan dilakukan penyerahan barang atas produk diserahkan kepada pembeli (Cash Basis) dan selesainya aktivitas produksi untuk Accrual basis. TABEL 2 JURNAL PENJUALAN PT BUMI SARANA BETON Jurnal Penjualan Tgl Keterangan No. No. Bukti Rek Debit Kredit Jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik kredit maupun penjualan tunai yang terjadi dalam perusahaan. Kolom tanggal diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan sesuai dengan kronologis terjadi transaksi. Sedangkan kolom keterangan diisi dengan keterangan lengkap mengenai transaksi yang terjadi, seperti nama rekening yang didebit dan kredit serta penjelasan ringkasan mengenai transaksi yang bersangkutan. Bersangkutan daftar penjualan PT Bumi Sarana Beton (Tabel 4.1) perusahaan membuat jurnal untuk penjualan tunai dan kredit sebagai berikut : Pada tanggal 1 Januari 2011 terjadi penjualan tunai kredit Kas Rp. 11.150.000 Pendapatan Piutang Rp.11.150.000 Rp.1.850.000 Pendapatan Rp.1.850.000 Pada tanggal 2 Februari 2011 terjadi penjualan tunai dan kredit Piutang Rp.9.800.000 Pendapatan Kas Rp.9.800.000 Rp.10.120.000 Pendapatan Rp.10.120.000 Pada tanggal 3 Maret 2011 terjadi penjualan tunai Kas Rp.8.450.000 Pendapatan Rp.8.450.000 Pada tanggal 5 Mei 2011 terjadi penjualan tunai Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 74 Kas Rp.8.450.000 Pendapatan Rp.8.450.000 Pada tanggal 7 Juli 2011 Kas Rp. 13.475.000 Pendapatan Rp. 13.475.000 Pada tanggal 8 Agustus 2011 terjadi penjualan tunai Kas Rp. 8.475.000 Pendapatan Rp.8.475.000 Tidak dilakukannya pembuatan jurnal untuk transaksi penjualan kredit, berarti akan memperkecil pendapatan diperoleh perusahaan, karena yang dimasukkan kedalam laporan perusahaan hanya hasil dari penjualan tunai. Analisis Klasifikasi Biaya Produksi dan Non Produksi PT Bumi Sarana Beton Suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri, termasuk industri, termasuk industri Beton, memiliki tujuan dan sasaran yang sama, yaitu meningkatkan laba guna mempertahankan kontinuitas usaha yang telah dikelola. Kegiatan produksi yang aktivitasnya mengubah bahan baku menjadi produk jadi merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan industri untuk memperoleh laba. Agar perusahaan dapat mendatangkan laba, perusahaan tersebut harus dikelola secara efektif dan efesien. Dalam pengelolaannya, perusahaan ini tidak terlepas dari biaya produksi yang meliput: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Masalah biaya produksi ini berkaitan dengan sejumlah biaya dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi. Pengguna biaya produksi dimaksudkan untuk dapat menunjang kelancaran produksi 3. Biaya produksi Sebelum masuk dalam perhitungan target costing, maka terlebih dahulu disajikan data biaya produksi PT Bumi Sarana Beton pada tahun 2015. 4. Biaya Non Produksi Biaya non produksi merupakan biaya yang dikelarkan oleh perusahaan untuk memperlancar aktivitas dalam mengolah perusahaan. Pada PT Bumi Sarana Beton Makassar, biaya non produksi terdiri dari atas biaya penjualan dan biaya administrasi. Besarnya biaya produksi untuk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 75 TABEL 3 Alokasi Biaya Non Produksi 2011 No Besarnya Biaya Non Jenis Biaya Non Produksi Produksi (Rp) 1 Biaya Penjualan 1.617.011.172 2 Biaya Administrasi/Umum 839.637.053,98 Total 2.456.648.225,98 Berdasarkan tabel di atas, terlebih dahulu di sajikan rata-rata volume penjualan beton yang diperoleh dari PT Bumi Sarana Beton Makassar yang dapat dilihat tabel 5.6 yaitu sebagai berikut: TABEL 4 Data Perincian Penjualan Beton Tahun 2011 Bulan Penjualan Beton (Ready mix) Januari 2600 Februari 3800 Maret 72600 April 121800 Mei 2800 Juni 121600 Juli 48258 Agustus 120880 September 127550 Oktober 109793 November 52966 Desember 98647 Total 883.294 Tabel 5 Data Produksi Tahun 2015 Tahun Total Produksi 2015 1.841.934 Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 76 Analisis Penerapan Target Costing Pelaksanaan kegiatan produksi diarahkan untuk dapat meningkatkan laba guna menunjang kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam kegiatan produksi bagi setiap perusahaan diperlukan adanya efisiensi dalam penggunaan biaya produksi dimana dengan adanya efisiensi dalam penggunaan biaya produksi maka akan mempengaruhi pencapaian laba yang optimal dalam produksi Beton (Ready Mix). Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mengoptimalkan laba adalah penerapan target costing, dimana target costing dapat ditetapkan sebagai alat penentuan harga pokok produksi dan dapat dijadikan sebagai dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan bisa tercapai. Perlu ditambahkan bahwa dari kalkulasi biaya yang dilakukan oleh PT Bumi Sarana Beton ternyata margin laba yang diperoleh tidak sesuai dengan margin laba yang diharapkan yaitu sebesar 30%. Oleh karena itu dilakukan perhitungan target costing. Yang dapat disajikan pada tabel berikut : TABEL 6 PERHITUNGAN TARGET COSTING DALAM PEJUALAN BETON (READY MIX) PT BUMI SARANA BETON TAHUN 2011 Uraian Jumlah Penjualan 7.364.658.920 Laba yang diharapkan 30% dari 2.209.397.676 penjualan Total Biaya (Biaya produksi dan biaya 5.155.261.244 non produksi) Sumber: hasil olahan data Berdasarkan tabel 5.10 di atas maka berdasarkan target costing dalam penjualan Beton (Ready mix) per liter untuk tahun 2011 sebesar Rp.5.155.261.244. dengan demikian maka target costing per liter dapat dihitung sebagai berikut: Target costing (liter)= = Rp.5.836.40 Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 77 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan menurut target costing, menunjukkan bahwa biaya per blok yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 2011 sebesar Rp.6.182,46, sedangkan menurut target costing sebesar Rp. 5.836.40 2. Berdasarkan hasil analisi mengenai penerapan target costing, yang menunjukkan bahwa penerapan target costing pada PT Bumi Sarana Beton jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh perusahaan selama ini, dimana dengan penerapan target costing maka perusahaan dapat memperoleh penghematan biaya sebesar Rp. 3.565.090.307,52 Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 78 DAFTAR PUSAKA Atkinson 2007, Akuntansi Biaya, Jilid 2. Wijaya Kusuma. Jakarta Garrison,Ray H 1998,Akuntansi Manajemen: konsep untuk perencanaan, Pengendalian dan pengembalian keputusan.ITB Bandung:Bandung. Hansen,Don R,Sb Maryanne M women, 1999. Akuntansi Manajemen. Terjemahan: Ancella, A Hermawan. Cetakan pertama, erlangga, Jakarta. Hariadi, Bambang, 2002. Akuntansi manajemen. BPFE: Yogyakarta Samrym,Hendri 1999, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Jakarta. Vol 3, No. 001 (2017) Astiara Sriwati Taufiq Hasan 79