PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM 1211010055 Subject : Persepsi, Wanita Usia Subur, SADARI, Kanker Payudara DESCRIPTION: Tingginya angka kejadian kanker payudara dikarenakan kesadaran wanita dalam melakukan deteksi dini kanker payudara masih rendah, hal ini disebabkan karena persepsi negatif masyarakat tentang SADARI. Masyarakat meragukan bahwa SADARI tidak mengubah proses penyakit dan jika mengalami kanker payudara langsung pada pengobatan yang diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi wanita usia subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan kanker payudara. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survei. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi wanita usia subur tentang SADARI dan Kanker Payudara. Populasi dalam penelitian ini adalah 691 wanita usia subur dengan sampel sebanyak 253 responden. Tehnik sampling adalah cluster random sampling. Penelitian ini dilakukan di Poskesdes Anggrek Desa Banjar Tanggul Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tanggal 9 April-19 Mei 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi negatif tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan kanker payudara yaitu sebanyak 134 orang (51%). Persepsi wanita usia subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan kanker payudara di Ponkesdes Anggrek Desa Banjar Tanggul Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto adalah negatif. Wanita usia subur dapat termotivasi untuk melakukan SADARI dengan cara yang baik dan benar dan selalu rutin memeriksakan kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan. ABSTRACT: High incidence of breast cancer in women because of awareness of early detection of breast cancer is still low, it is due to the negative perception of public about BSE. Society doubt that BSE does not alter the disease process and if experience breast cancer that it directly required immediate treatment. The purpose of this study was to determine the perception of women in reproductive age about Breast Self Examination (BSE) and breast cancer. Type of research was descriptive with survey approach. The variable in this study was the perception of women in reproductive age about BSE and Breast Cancer. The population in this study was 691 women in reproductive age with number of sample was 253 respondents. Sampling technique was cluster random sampling. This research was conducted in Poskesdes Anggrek Banjar Tanggul Pungging Mojokerto on April 9th-May 1 19th 2015. The data was collected using a questionnaire. Data processed through editing, coding, scoring and tabulating. Data were analyzed using frequency distribution. The results showed that most of respondents had a negative perception about Breast Self Examination (BSE) and breast cancer which as many as 134 people (51%). Perception of women of reproductive age about Breast Self Examination (BSE) and breast cancer in Poskesdes Anggrek Banjar Tanggul Pungging Mojokerto was negative. Women in reproductive age may be motivated to perform BSE in good and proper way and always do health check regularly to the health service. Keywords: Perception, woman in reproductive age, breast self-examination, breast cancer Contributor : 1. Dyah Siwi Hety., S.SiT., S.KM.,M.Kes. 2. Dyah Permata Sari, SST., SKM., MM. Date : 19 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document SUMMARY : Latar Belakang Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Penderitanya ada yang baru berusia 18 tahun. Tingginya angka kejadian kanker payudara dikarenakan kesadaran wanita dalam melakukan deteksi dini kanker payudara masih rendah. Kebanyakan kanker payudara pada stadium awal, sehingga segera dapat diobati dan disembuhkan. Kasus kanker di Indonesia banyak ditemukan pada stadium lanjut, yaitu ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan. Mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Pemeriksaan payudara yang sering dilakukan, maka wanita akan semakin mengenal dan semakin mudah menemukan sesuatu kelainan pada payudaranya. Pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan SADARI adalah pemeriksaan payudara oleh diri sendiri untuk mendeteksi segala kelainan yang ada pada payudara (Astutik, 2014: 17). Kematian di dunia akibat kanker menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012 dari data badan internasional penelitian kanker khusus International Agency for Research on Cancer (IARC) kasus penderita kanker meningkat dari 1,4 juta menjadi 12,7 juta (Kusmiyati, 2013: 1). Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2012 menyebutkan prevalensi kanker payudara mencapai 4,3 banding 1.000 orang penderita kanker. Data sebelumnya menyebutkan prevalensinya hanya 1 banding 1.000 orang (Gondhowiardjo, 2014: 2). Penderita kanker di Jawa Timur pada tahun 2013 yakni sebesar 4.41%. Deteksi dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan dari 1.200 penderita jadi 1.700 (Ramayanti, 2014: 1). Desa Banjar Tanggul termasuk salah satu wilayah desa di Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto yang terdapat kejadian kanker payudara, dikarenakan kesadaran wanita usia subur dalam melakukan SADARI masih rendah. Rata-rata masyarakat mempunyai persepsi yang negatif tentang SADARI dan kanker payudara yang beranggapan bahwa kanker payudara tidak bisa disembuhkan dan SADARI bukan merupakan cara untuk mencegah kanker payudara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Banjar Tanggul Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tanggal 18 Maret 2015 dengan wawancara pada 10 wanita usia subur. Wawancara yang dilakukan didapatkan 7 orang (70%) mempunyai 2 persepsi negatif tentang SADARI yang beranggapan bahwa SADARI tidak perlu dilakukan karena SADARI hanya dilakukan untuk wanita yang sudah tua saja, sedangkan 3 orang (30%) mempunyai persepsi positif tentang SADARI yang menjelaskan bahwa SADARI baik dilakukan seorang wanita yang telah mencapai masa pubertas. Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Faktor resiko sebagai timbulnya kanker payudara antara lain konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi, terapi radiasi, memiliki anak di atas usia 35 tahun, dan anggota keluarga pernah terkena kanker payudara. Beberapa cara deteksi dini kanker payudara antara lain, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Mammografi, USG, Biopsi tanpa pembedahan, pemeriksaan klinis payudara oleh dokter (Purwanto, 2010 : 3). Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dianggap sebagai cara termurah, aman dan sederhana, dengan SADARI bukan tidak mungkin akan lebih banyak kanker payudara stadium dini yang dapat terdeteksi. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih dianggap belum efektif, hal ini dikarenakan ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi kenyataan, serta masih sedikit wanita yang memakai cara ini. Persepsi masyarakat tentang SADARI secara teknis masih buruk. Pada wanita muda masih sulit untuk melakukan deteksi kanker payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) karena payudara mereka masih berserabut (fibrouus), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai mendeteksi kanker payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut jaringan pada wanita sudah terbentuk sempurna (Purba, 2013: 5). Tenaga kesehatan atau bidan dapat melaksanakan program pengedalian penyakit kanker dengan cara pencegahan primer. Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi tentang SADARI dan kanker payudara. Masyarakat dapat melakukan pencegahan sekunder dengan cara deteksi dini (SADARI) dan melakukan pemeriksaan di bidan atau Puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan. Selain itu, intervensi berupa pelatihan juga sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) (Kemenkes RI, 2013: 43). Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang persepsi wanita usia subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan kanker payudara. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan survei. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi wanita usia subur tentang SADARI dan Kanker Payudara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur usia 1549 tahun di Poskesdes Anggrek Desa Banjar Tanggul Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tahun 2014 yaitu sebanyak 691 orang dengan sampel sebanyak 253 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan di Poskesdes Anggrek Desa Banjar Tanggul Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tanggal 9 April - 19 Mei 2015. Pengumpulan data dengan membagikan kuesioner untuk memperoleh data persepsi pasangan usia muda tentang kehamilan. Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Analisa data menggunakan analisa deskripti distribusi frekuensi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki persepsi negatif tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan kanker payudara yaitu sebanyak 134 orang (51%). 3 Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 102). Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor intern (kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan umum, penerimaan diri) dan faktor-faktor ekstern (intensitas, ukuran, kontras, gerakan, ulangan, keakraban, sesuatu yang baru (Sobur, 2011: 452-453). Persepsi tentang SADARI merupakan cara pandang seseorang tentang pemeriksaan payudara sendiri. SADARI mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Posisi tegak menghadap kaca dan berbaring. dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis (Purwoastuti, 2008: 23). Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010: 18). Hasil penelitian yang didapatkan menjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi negatif tentang SADARI dan kenker payudara. Pemahaman di masyarakat yang masih rendah tentang SADARI, sehingga mereka belum terpikirkan untuk melakukan SADARI untuk mencegah terjadinya kanker payudara. Saat penelitian banyak dari wanita usia subur yang belum pernah mendapatkan informasi tentang SADARI dan kanker payudara, sehingga ibu tidak mengetahui tentang manfaat dan cara melakukan SADARI dengan baik dan benar sehingga wanita usia subur mempunyai persepsi negatif tentang SADARI dan kanker payudara. Responden yang sudah mengerti tentang SADARI tetapi tidak melakukan SADARI dikarenakan mereka beranggapan pada usia produktif tidak akan mengalami kanker payudara sebelum berusia lebih dari 40 tahun sehingga ibu kurang termotivasi untuk melakukan SADARI. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa responden menjawab dengan skor paling rendah pada pernyataan tentang SADARI dilakukan mulai pada wanita yang mulai mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perubahan pada payudaranya. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-10 dari awal menstruasi) (Rasjidi, 2009: 79). Menurut Astutik (2014: 18) periksa payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan pada wanita usia >20 tahun yaitu setelah menstruasi selesai, yakni pada saat payudara tidak dalam keadaan membengkak dan tegang seperti pada waktu haid. Responden banyak yang mengatakan bahwa pemeriksaan payudara baik dilakukan setelah berumur >40 tahun, karena kanker paling banyak terjadi pada wanita yang berusia >40 tahun, sehingga responden yang sudah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perubahan pada payudaranya responden tidak perlu melakukan SADARI. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa responden mengatakan bahwa kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Menurut Indrawati (2009: 218) kanker payudara bisa ditangani dengan langkah operasi, terapi radiasi, kemoterapi, terapi hormon dan terapi biologis. Responden belum mengerti tentang penatalaksanaan kanker payudara sehingga responden beranggapan bahwa kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Responden mempunyai persepsi negatif tentang kanker payudara yang menyatakan bahwa pencerita kanker tidak bisa disembuhkan, hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang Kanker payudara dan pengobatan kanker payudara sehingga responden menganggap bahwa seseorang yang sudah terkena kanker tidak bisa disembuhkan dan cepat atau lambat akan berakibat buruk pada penderita seperti kematian. 4 Simpulan Persepsi wanita usia subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan kanker payudara di Ponkesdes Anggrek Desa Banjar Tanggul Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto adalah negatif yaitu sebanyak 134 orang (51%). Rekomendasi 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep atau melakukan penelitian tentang sikap dan tindakan wanita usia subur dalam melakukan SADARI untuk mencegah kanker payudara dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik. 2. Praktis a. Bagi Pelayanan Kesehatan Hendaknya pelayanan kesehatan atau bidan dapat memberikan konseling tentang SADARI dan kanker payudara serta memberikan penjelasan tentang manfaat SADARI, memberi fasilitas kepada ibu dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan kesehatan reproduksi seperti pelayanan tes kanker payudara serta memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart. b. Bagi Wanita Usia Subur Wanita usia subur dapat termotivasi untuk melakukan SADARI dengan cara yang baik dan benar dan selalu rutin memeriksakan kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan. 3. Teoritis Hendaknya institusi pendidikan dapat menambah sumber kepustakaan, literatur kebidanan dan bacaan khususnya tentang SADARI dan kanker payudara. Alamat Correspondensi : - Alamat : Desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang - Email : [email protected] - No. HP : 081233385374 5